MATERI
PMK NOMOR 170/PMK.05/2010
TANGGAL 20 SEPTEMBER 2010
TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN
APBN PADA SATUAN KERJA
DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN
DITJEN PERBENDAHARAAN
LATAR BELAKANG
1. BELUM ADANYA KEBIJAKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN YANG MENGATUR MENGENAI BATAS WAKTU PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN PADA SATKER
2. BELUM ADANYA KEPASTIAN WAKTU PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN PADA SATKER YANG MENGAKIBATKAN RENDAHNYA DAYA SERAP ANGGARAN
3. BELUM ADANYA KEPASTIAN WAKTU PENYELESAIAN TAGIHAN BAGI PENERIMA HAK (KHUSUSNYA PIHAK KETIGA/REKANAN)
4. TINGGINYA VOLUME PENGAJUAN SPM PADA AKHIR TAHUN DI SELURUH KPPN
5. SUDAH CEPATNYA PENYELESAIAN SP2D DI KPPN
6. SUDAH CEPATNYA PENCAIRAN SP2D PADA BANK OPERASIONAL MITRA KERJA KPPN
7. PENGAJUAN SPM DILAKUKAN DALAM JANGKA WAKTU YANG TERLALU LAMA DARI WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN.
Pasal 18 ayat (2) :
Pengajuan SPPR/SPPP untuk Pembayaran Langsung (SPP-LS)
harus disertai dengan bukti yang sah dan diajukan selambat-
lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah diterimanya
tagihan yang memenuhi syarat dari pihak penagih
Pasal 19 ayat (2) :
KPKN menerbitkan SPM dalam waktu paling selambat - lambat
nya 2 (dua) hari kerja untuk anggaran rutin dan 1 (satu) hari
kerja untuk anggaran pembangunan setelah diterimanya SPPR/
SPPP disertai bahan-bahan yang memenuhi syarat
Pasal 19 ayat (3) :
Dalam hal KPKN menolak untuk membayar SPPR/SPPP, maka
KPKN harus menyatakan secara tertulis alasan penolakan
tersebut kepada bendaharawan yang bersangkutan selambat-
lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah diterimanya SPPR/SPPP
PENGATURAN TERDAHULU
KEPPRES NOMOR 16 TAHUN 1994 TENTANG
PELAKSANAAN APBN
RUANG LINGKUP
BATAS WAKTU PENYELESAIAN TAGIHAN MULAI DARI PENGAJUAN TAGIHAN YANG
LENGKAP DAN BENAR DARI PENERIMA HAK KEPADA KPA SAMPAI DENGAN SPM
DITERBITKAN DAN DISAMPAIKAN KE KPPN
Pasal 2
Penerima Hak adalah pejabat negara/pegawai negeri/ pihak ketiga/pihak lain yang berhak menerima pembayaran atas pelaksanaan kegiatan/tugas yang membebani APBN.
PENGAJUAN TAGIHAN
1. TAGIHAN ATAS PENGADAAN BARANG/JASA YANG MEMBEBANI APBN DIAJUKAN DENGAN SURAT
TAGIHAN OLEH PENERIMA HAK KEPADA KPA/PPK
PALING LAMBAT 5 (LIMA) HARI KERJA SETELAH TIMBULNYA HAK TAGIH KEPADA NEGARA;
2. APABILA 5 (LIMA) HARI KERJA SETELAH TIMBULNYA HAK TAGIH KEPADA NEGARA PENERIMA HAK BELUM MENGAJUKAN SURAT TAGIHAN , MAKA KPA/PPK HARUS SEGERA MEMBERITAHUKAN SECARA TERTULIS KEPADA PENERIMA HAK UNTUK MENGAJUKAN TAGIHAN;
3. DALAM HAL SETELAH 5 (LIMA) HARI KERJA
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT (2) PENERIMA HAK BELUM MENGAJUKAN SURAT TAGIHAN, MAKA PENERIMA HAK PADA SAAT MENGAJUKAN TAGIHAN HARUS MEMBERIKAN PENJELASAN SECARA TERTULIS KEPADA KPA/PPK ATAS KETERLAMBATAN PENGAJUAN TAGIHAN TERSEBUT;
Pasal 6
PENGAJUAN TAGIHAN
Tagihan sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1) didasarkan atas : a. Kontrak/Surat Perintah Kerja/ Surat Tugas/ Surat
Perjanjian / Surat Keputusan; dan/atau b. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan; dan/atau c. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; dan/atau d. Berita Acara Serah Terima barang/pekerjaan; dan/atau e. Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan.
Timbulnya hak tagih kepada Negara adalah pada saat dokumen b, c, d dan e di atas ditandatangani
(Penerima Hak telah memenuhi kewajibannya) Hak tagih adalah hak yang timbul akibat dari penerima hak telah memenuhi kewajibannya yang dinyatakan dalam berita acara atau dokumen lain yang dipersamakan
Pasal 6
PP-SPM PPK
DOKUMEN
PENDUKUNG
SPM-UP/TUP
BENDAHARA
PENGELUARAN
PERMINTAAN
UP/TUP
PROSES PENYELESAIAN SPP-UP/TUP S.D. SPM-UP/TUP (LAMPIRAN )
SPP-UP/TUP PERSETUJUAN
TUP
Ka.KANWIL
DJPBN/
Ka.KPPN
SPM-UP/TUP
DOKUMEN
PENDUKUNG
3.a
3.b 6
ADK
DOKUMEN
PENDUKUNG
1
4
KPPN
ADK
PENGEMBALIAN
SPP-UP/TUP PENGEMBALIAN
PERMINTAAN
UP/TUP
5 2
7
Keterangan Lampiran
1 : Bendahara pengeluaran menyampaikan permintaan UP/TUP
kepada PPK untuk diterbitkan SPP UP/TUP
2 : PPK menguji permintaan UP/TUP, apabila tidak lengkap dan
benar maka mengembalikan permintaan UP/TUP tersebut
kepada bendahara pengeluaran secara tertulis paling lambat
2 (dua) hari kerja setelah diterimanya permintaan tersebut
3.a : PPK menerbitkan SPP UP dan disampaikan kepada PP-SPM
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya permintaan
UP dari bendahara pengeluaran
3.b : PPK menerbitkan SPP TUP dan disampaikan kepada PP-SPM
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya persetujuan
TUP dari Kepala Kanwil DJPBN/Kepala KPPN
4 : PPK menyampaikan SPP UP/TUP yang lengkap dan benar kepada
PP SPM
5 : Apabila SPP UP/TUP tidak lengkap dan benar, maka PP-SPM
mengembalikan kepada PPK secara tertulis paling lambat
2 (dua) hari kerja setelah diterimanya SPP UP/TUP tersebut
6 : PP SPM melakukan pengujian SPP UP/TUP s/d menerbitkan SPM
UP/TUP paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPP UP/TUP
beserta dokumen pendukung diterima lengkap dan benar dari
PPK
7 : KPA atau pejabat yang ditunjuk menyampaikan SPM UP/TUP
beserta dokumen pendukung dan ADK SPM kepada KPPN paling
lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPM diterbitkan
PP-SPM KPPN Bendahara
Pengeluaran PENERIMA HAK
PPK
PENGEMBALIAN
SPP-GUP
PENGEMBALIAN
BUKTI-BUKTI
PENGELUARAN
6
ADK ADK
SPM-
GUP
SPM-
GUP SPP-
GUP
Dokumen
pendukung
Dokumen
pendukung
Dokumen
pendukung
2
4 7
5 8
PROSES PENYELESAIAN SPP-GUP S.D. SPM-GUP (LAMPIRAN)
Bukti-bukti
pengeluaran
Bukti-bukti
pengeluaran
1
3
Keterangan Lampiran
1 : Bukti-bukti pengeluaran disampaikan oleh Penerima Hak kepada
Bendahara Pengeluaran
2 : Dokumen pendukung SPP-GUP berupa bukti-bukti pengeluaran
disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran kepada PPK
3 : PPK menguji bukti-bukti pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran,
apabila tidak lengkap dan benar maka PPK mengembalikannya
kepada Bendahara Pengeluaran secara tertulis paling lambat
2 (dua) hari kerja setelah diterimanya bukti-bukti pengeluaran
tersebut
4 : PPK menerbitkan SPP-GUP dan disampaikan kepada PP-SPM paling
lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumenpendukung/bukti-bukti
pengeluaran diterima lengkap dan benar dari Penerima Hak dan/atau
Bendahara Pengeluaran
5 : PPK menyampaikan SPP-GUP beserta dokumen pendukungnya
kepada PP-SPM
6 : Apabila SPP-GUP dan dokumen pendukung tidak lengkap dan benar,
maka PP-SPM mengembalikannya kepada PPK secara tertulis paling
lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya SPP-GUP tersebut
7 : PP-SPM melakukan pengujian SPP-GUP s.d. menerbitkan SPM-GUP
paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah SPP-GUP beserta
dokumen pendukung diterima lengkap dan benar dari PPK
8 : KPA atau pejabat yang ditunjuk menyampaikan SPM-GUP beserta
dokumen pendukung dan ADK SPM kepada KPPN paling lambat
2 (dua) hari kerja setelah SPM diterbitkan
PP-SPM KPPN Bendahara
Pengeluaran PENERIMA HAK
PPK
PENGEMBALIAN
SPP-GUP
PENGEMBALIAN
BUKTI-BUKTI
PENGELUARAN
6 3
ADK ADK
SPM-
GUP
NIHIL
SPM-
GUP
NIHIL
SPP-
GUP
NIHIL
Dokumen
pendukung
Dokumen
pendukung
Dokumen
pendukung
1 2
4 7
5 8
Bukti-bukti
pengeluaran
Bukti-bukti
pengeluaran
PROSES PENYELESAIAN SPP-GUP NIHIL S.D. SPM-
GUP NIHIL ATAS TUP (LAMPIRAN)
Keterangan Lampiran
1 : Bukti-bukti pengeluaran disampaikan oleh Penerima Hak kepada
Bendahara Pengeluaran
2 : Dokumen pendukung SPP-GUP NIHIL berupa bukti-bukti pengeluaran
yang lengkap dan benar disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran
kepada PPK
3 : PPK menguji bukti-bukti pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran,
apabila tidak lengkap dan benar maka mengembalikannya kepada
Bendahara Pengeluaran secara tertulis paling lambat 2 (dua) hari
kerja setelah diterimanya dokumen pendukung tersebut
4 : PPK menerbitkan SPP-GUP NIHIL dan disampaikan kepada PP-SPM
paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum batas akhir
pertanggungjawaban TUP
5 : PPK menyampaikan SPP-GUP NIHIL beserta dokumen pendukungnya
kepada PP-SPM
6 : Apabila SPP-GUP NIHIL dan dokumen pendukung tidak lengkap dan
benar, maka PP SPM mengembalikannya kepada PPK secara tertulis
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya SPP-GUP NIHIL
tersebut
7 : PP-SPM melakukan pengujian SPP-GUP NIHIL s.d. menerbitkan SPM-
GUP NIHIL paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah SPP-GUP NIHIL
beserta dokumen pendukung diterima lengkap dan benar dari PPK
8 : KPA atau pejabat yang ditunjuk menyampaikan SPM-GUP NIHIL beserta
dokumen pendukung dan ADK SPM kepada KPPN paling lambat 2 (dua)
hari kerja setelah SPM diterbitkan
ADK ADK
PP-SPM KPPN PPABP
SPM-LS
SPM-LS
SPP-LS
PPK
Dokumen
Pendukung
PROSES PENYELESAIAN SPP-LS S.D. SPM-LS
BELANJA PEGAWAI (LAMPIRAN)
Dokumen
Pendukung
Dokumen
Pendukung
PENGEMBALIAN
SPP-LS
PENGEMBALIAN
TAGIHAN
3 6
TAGIHAN
Dokumen
Pendukung
4 7
5
2
1
Keterangan Lampiran
1 : PPABP menyampaikan tagihan dan dokumen pendukung SPP-
LS yang lengkap dan benar kepada PPK
2 : PPK menguji tagihan dan dokumen pendukung SPP-LS, apabila
tidak lengkap dan benar PPK mengembalikannya kepada
PPABP secara tertulis paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
diterimanya surat tagihan tersebut
3 : PPK menerbitkan SPP-LS dan disampaikan kepada PP-SPM
paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah dokumen pendukung
diterima lengkap dan benar dari PPABP
4 : PPK menyampaikan SPP-LS beserta dokumen pendukungnya
kepada PP-SPM
5 : Apabila SPP-LS dan dokumen pendukung tidak lengkap dan
benar, maka PP-SPM mengembalikannya kepada PPK secara
tertulis paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya
SPP-LS tersebut
6 : PP-SPM melakukan pengujian SPP-LS s.d. menerbitkan SPM-LS
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah SPP-LS beserta
dokumen pendukung diterima lengkap dan benar dari PPK
7 : KPA atau pejabat yang ditunjuk menyampaikan SPM-LS beserta
dokumen pendukung dan ADK SPM kepada KPPN paling lambat
2 (dua) hari kerja setelah SPM diterbitkan
ADK ADK
PP-SPM KPPN PENERIMA HAK
SPM-LS
SPM-LS
SPP-LS
PPK
Dokumen
Pendukung
PROSES PENYELESAIAN SPP-LS S.D. SPM-LS
NON BELANJA PEGAWAI (LAMPIRAN)
Dokumen
Pendukung
Dokumen
Pendukung
PENGEMBALIAN
SPP-LS
PENGEMBALIAN
TAGIHAN
3 6
TAGIHAN
Dokumen
Pendukung
4 7
5
2
1
Keterangan Lampiran
1 : Tagihan dan dokumen pendukung SPP-LS yang lengkap dan
benar diajukan oleh Penerima Hak kepada KPA/PPK paling
lambat 5 (lima) hari kerja setelah timbulnya hak tagih
2 : PPK menguji tagihan dan dokumen pendukung SPP-LS,
apabila tidak lengkap dan benar maka PPK mengembalikannya
kepada Penerima Hak secara tertulis paling lambat 2 (dua)
hari kerja setelah diterimanya surat tagihan tersebut
3 : PPK menerbitkan SPP-LS dan disampaikan kepada PP-SPM
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung
diterima lengkap dan benar dari Penerima Hak
4 : PPK menyampaikan SPP-LS beserta dokumen pendukungnya
kepada PP-SPM
5 : Apabila SPP-LS dan dokumen pendukung tidak lengkap dan
benar, maka PP-SPM mengembalikannya kepada PPK secara
tertulis paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya
SPP-LS tersebut
6 : PP-SPM melakukan pengujian SPP-LS s.d. menerbitkan SPM-
LS paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah SPP-LS beserta
dokumen pendukung diterima lengkap dan benar dari PPK
7 : KPA atau pejabat yang ditunjuk menyampaikan SPM-LS
beserta dokumen pendukung dan ADK SPM kepada KPPN
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPM diterbitkan
TANGGUNG JAWAB KPA
TERHADAP PENYELESAIAN TAGIHAN
1. MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP PROSES PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN PADA SATKERNYA MASING- MASING;
2. BERTANGGUNG JAWAB ATAS KETEPATAN WAKTU PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN PADA SATKERNYA MASING-MASING.
Pasal 10
Amanat Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa :
a. Pasal 4 ayat (2) huruf i : wewenang sekaligus
keharusan PA/KPA untuk mengawasi pelaksanaan
anggaran yang berada dalam penguasaannya.
b. Pasal 54 ayat (1) dan (2) : PA/KPA bertanggung
jawab secara formal dan material atas pelaksanaan
kegiatan yang berada dalam penguasaannya.
Cat: Tanggung jawab dimaksud PMK ini hanya bagi KPA
KPA, PPK DAN PP-SPM YANG TINDAKANNYA
MENGAKIBATKAN KETERLAMBATAN PENYELESAIAN TAGIHAN DARI KETENTUAN BATAS WAKTU
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PERATURAN MENTERI KEUANGAN INI DIKENAKAN SANKSI
DISIPLIN SESUAI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
SANKSI Pasal 11
Amanat Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010 tanggal 06 Juni
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang menyatakan bahwa:
a.Pasal 3 angka 14 : Pegawai Negeri Sipil wajib memberikan
pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat
b.Pasal 4 angka 10 : Pegawai Negeri Sipil dilarang melakukan
suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit
salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan
kerugian bagi yang dilayani
C.Pasal 8 angka 11 : Terhadap pelanggaran atas kewajiban dimaksud
Pasal 3 angka 14 di atas dijatuhkan hukuman disiplin ringan
PENGENAAN SANKSI PADA RPMK INI HANYA BERUPA SANKSI DISIPLIN PEGAWAI, NAMUN TIDAK MENUTUP KEMUNGKINAN PADA PERATURAN SELANJUTNYA DIKENAKAN SANKSI DENDA
DAN / ATAU BUNGA
SANKSI Pasal 11
KELAMBATAN PEMBAYARAN ATAS TAGIHAN YANG
BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN APBN DAPAT
MENGAKIBATKAN PENGENAAN DENDA DAN / ATAU
BUNGA
Penjelasan :
DENDA DAN/ATAU BUNGA DIMAKSUD DAPAT
DIKENAKAN KEPADA KEDUA BELAH PIHAK
Amanat Pasal 3 ayat (7) UU-RI No. 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara bahwa:
INSPEKTORAT JENDERAL/APARAT PENGAWAS INTERNAL MELAKUKAN PENGAWASAN
TERHADAP PELAKSANAAN BATAS WAKTU PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN
PADA SATKER KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MASING-MASING
PENGAWASAN TERHADAP BATAS
WAKTU PENYELESAIAN TAGIHAN
Pasal 12
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. BATAS WAKTU PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN MENYESUAIKAN DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN MENGENAI PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN DAN PERATURAN PELAKSANAANNYA
2. PENGATURAN PENYELESAIAN SPP DAN SPM PADA SATKER PERWAKILAN/ATASE DI LUAR NEGERI DIATUR DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN;
3. DOKUMEN PENDUKUNG SEBAGAI LAMPIRAN PENGAJUAN SPP SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 7 DAN DOKUMEN PENDUKUNG SEBAGAI LAMPIRAN PENGAJUAN SPM SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 8 MENGACU PADA KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR MENGENAI PEDOMAN PEMBAYARAN DALAM PELAKSANAAN APBN;
4. PROSES BATAS WAKTU PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN DITUANGKAN DALAM ROUTING SLIP ATAU DOKUMEN LAIN YANG MERUPAKAN ALUR PROSES PENYELESAIAN TAGIHAN PADA SATKER;
5. ALUR PROSES PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN PADA SATKER SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (4) SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM LAMPIRAN YANG TIDAK TERPISAHKAN DARI PERATURAN MENTERI KEUANGAN INI.
Pasal 13
PERATURAN MENTERI KEUANGAN INI MULAI
BERLAKU PADA TANGGAL
01 OKTOBER 2010
KETENTUAN PENUTUP
KETENTUAN LEBIH LANJUT YANG DIPERLUKAN DALAM RANGKA
PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN INI DITETAPKAN OLEH DIREKTUR
JENDERAL PERBENDAHARAAN
Pasal 15
Pasal 14