Beberapa pakar memberikan pengertian mengenai inflasi.
Nopirin mendefinisikan inflasi sebagai proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu. Sementara
Samuelson dan Nordhaus menyatakan inflasi sebagai kenaikan harga secara umum.
Umumnya, inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus.
Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada
pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak
negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan
terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya
menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.
Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi
pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan
bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam
melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan
menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di
negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif
sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.
1. Kenaikan Harga yang berarti harga saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya,
2. kenaikan harga barang tersebut bersifat umum, artinya, bahwa semua harga mengalami kenaikan, dan
3. kenaikan harga berlangsung terus menerus (tidak terjadi sesaat), misalnya saja dalam periode minimal satu bulan.
Jadi, jika kenaikan harga hanya terjadi pada satu atau dua jenis barang saja (tidak bersifat umum), atau kenaikan harga hanya terjadi sesaat, maka kondisi tersebut belum cukup dikatakan telah terjadi inflasi. Kenaikan harga barang tertentu atau kenaikan harga karena panen yang gagal misalnya, tidak termasuk inflasi.
Inflasi dapat juga dikatakan sebagai penurunan daya beli uang. Makin tinggi kenaikan harga makin turun nilai uang.
Maret 2020 2.96 %
Februari 2020 2.98 %
Januari 2020 2.68 %
Desember 2019 2.72 %
Nopember 2019 3.00 %
Oktober 2019 3.13 %
September 2019 3.39 %
Agustus 2019 3.49 %
Juli 2019 3.32 %
Juni 2019 3.28 %
Mei 2019 3.32 %
April 2019 2.83 %
Maret 2019 2.48 %
Februari 2019 2.57 %
Januari 2019 2.82 %
1. Permintaan agregat adalah total permintaan barang dan jasa dalam suatu
perekonomian selama satu periode tertentu
Bentuk kurva permintaan agregat adalah sama seperti kurva permintaan
terhadap suatu komoditas tertentu, bedanya adalah tingkat harga merupakan
tingkat harga umum, biasanya dalam angka indeks angka indeks diperoleh
melalui perhitungan dengan menggunakan metode pembobotan
(WEGHTED)tertentu
a) Pengaruh kebijakan moneter terhadap permintaan agregat: kebijakan
moneter adalah kebijakan yang bertujuan menggerakkan ekonomi makro
ke kondisi yang diinginkan yang lebih baik, dengan mengatur jumlah
uang yang beredar. Kebijakan uang ketat atau kebijakan moneter
kontraktif akan mengurangi jumlah uang beredar dalam masyarakat
kebalikanya kebijakan moneter Ekspansif akan menambah jumlah uang
yang beredar
b) Pengaruh kebijakan fiskal terhadap permintaan agregat: kebijakan fiskal
adalah kebijakan ekonomi yang bertujuan menggerakkan ekonomi makro
ke kondisi yang diinginkan yang lebih baik dengan mengatur anggaran
pemerintah terutama sisi penerimaan dan pengeluaran utama. Kebijakan
fiskal pemerintah adalah pajak dan subsidi
2. Penawaran agregat: penjelasan tentang permintaan agregat mempermudah kita memahami penawaran agregat
3. inflasi dan keseimbangan ekonomi 4. inflasi tekanan permintaan (demand pull inflation):
adalah inflasi yang terjadi karena dominannya tekanan permintaan agregat
5. inflasi dorongan biaya (cost push inflation): terjadi karena kenaikan biaya produksi Stagflasi menerangkan kombinasi dari dua keadaan buruk itu stagnasi dan inflasi
6. Stagnasi: adalah kondisi di mana tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar 0% per tahun jumlah output tertib tidak bertambah
1. indeks harga konsumen (consumer price index) adalah angka indeks yang menunjukkan
tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga harga barang dan jasa utama yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu. Masing masing harga barang dan jasa tersebut diberi Bobot berdasarkan tingkat keutamaannya. Barang dan jasa yang dianggap paling penting diberi Bobot yang paling besar.
AKHIR
PERIO
DE IHK PERUBAHAN
IHK
2017 160,2 9,8 2018 177,4 10,7
2019 209,3 17,9
Jika IHK makin
besar, maka telah
terjadi inflasi
Kolom perubahan
IHK adalah angka
iflasi pertahun
inflasi 2018= 177,4-160,2 x100 =10,7
160,2
2. Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index Atau Producer Price Index)
jika IHK melihat inflasi dari Sisi konsumen maka indeks harga perdagangan besar IHPB Melihat inflasi dari Sisi produsen. Oleh karena itu IHPB sering juga disebut sebagai indeks harga produsen IHPB menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksi
AKHIR
PERIODE IHPB PERUBAHAN
IHPB
2017 240 11,62 2018 259 7,92
2019 282 8,88
inflasi 2018 259-240 x100 = 7,92 240
3. Indeks harga implisit ( GDP Deflator) walaupun sangat bermanfaat, IHK dan IHPB memberikan
gambaran yang sangat terbatas. Sebab, dilihat dari metode perhitungannya, kedua indikator tersebut hanya Melingkupi beberapa puluh atau mungkin 100 jenis barang jasa di beberapa puluh kota saja. Padahal dalam kenyataan, jenis barang dan jasa yang diproduksi atau dikonsumsi dalam sebuah perekonomian dapat mencapai ribuan, puluhan ribu bahkan mungkin ratusan ribu jenis. Kegiatan ekonomi juga terjadi tidak hanya di beberapa kota saja, melainkan seluruh pelosok wilayah. Untuk mendapatkan gambaran inflasi yang paling mewakili keadaan sebenarnya, Ekonom menggunakan indeks harga implisit atau disingkat IHI atau indeks harga implisit
AKHIR
PERIODE IHI PERUBAHAN
IHI
2017 100 9,05 2018 108,7 8,7
2019 116,7 7,36
inflasi 2018 108,7-100 X100= 8,7 100
4. Alternatif dari indeks harga implisit
Mungkin saja terjadi, pada saat ingin
menghitung inflasi dengan menggunakan
IHI, tidak dapat dilakukan karena tidak
memiliki data IHI.
Hal ini bisa diatasi. Inflasi dapat dihitung
jika memiliki data PDB Menurut harga
berlaku (PDB nominal) dan berdasarkan
harga konstan (PDB riil).
ANGKA INFLASI BISA DIHITUNG JIKA MEMILIKI DATA PDB NOMINAL(HARGA
BERLAKU) DAN PDB RIIL (HARGA KONSTAN)
TAHUN PDB
NOMINAL PDB RIIL
TD90
PERTUM
BUHAN
NOMINAL
(RN)
PERTUM
BUHAN
RIIL (RR) INFLASI
(RN-RR
1990 195597 195597 17 7,24 9,76
1991 227450 209192 16,29 6,95 9,34
1992 259884 222705 14,26 6,46 7,8
1993 329776 237172 28,89 6,5 20,39
Harus diakui, inflasi sampai tingkat tertentu, dibutuhkan untuk memicu pertumbuhan. Sebab kenaikan harga produsen untuk meningkatkan output nya. Kendatipun belum dapat dibuktikan secara matematis, ummumnya ekonom sepakat bahwa inflasi yang aman adalah sekitar 5% per tahun, jika terpaksa, maksimal 10% per tahun. Bagaimana jika angka inflasi melebihi 10%? Umumnya sudah mulai sangat mengganggu stabilitas ekonomi. Apalagi bila yang terjadi adalah hiper inflasi yaitu inflasi lebih dari 100% per tahun
Ada beberapa masalah sosial atau biaya
sosial yang muncul dari inflasi yang
tinggi atau lebih dari 10% per tahun.
1. Menurunnya Tingkat Kesejahteraan
Rakyat
2. Memburuknya Distribusi Pendapatan
3. Terganggunya Stabilitas Ekonomi
Definisi dan pengertian pengangguran: seseorang baru dikatakan menganggur jika dia ingin bekerja dan telah berusaha mencari kerja namun tidak mendapatkannya. Dalam ilmu kependudukan (demografi) orang yang mencari kerja masuk dalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja. Berdasarkan angkatan kerja adalah 15 sampai 64 tahun. Tetapi tidak semua orang yang berusia 15 sampai 64 tahun dihitung sebagai angkatan kerja. Itu sebagai angkatan kerja adalah penduduk berusia 15 sampai 60 tahun yang bekerja dan sedang mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja tidak masuk angkatan kerja. Tingkat pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidak atau belum mendapatkan pekerjaan
STRUKTUR PENDUDUK TAHUN 1971 1980 1990 PENDUDUK 119,2 147,5 179,3 A. BUKAN USIA KERJA 55,4 65,1 72,4 A. 0-14 TAHUN 52,4 60,3 65,4 B. >= 65 3 4,8 7 B. USIA KERJA (15-64) 63,8 82,4 106,9 B.1 BUKAN ANGKATAN KERJA 22,6 30 29,1 B.2 ANGKATAN KERJA 41,2 52,4 77,8 B.2.1 BEKERJA 37,6 51,6 75,9 B.2.2 MENGANGGUR 3,6 0,8 1,9 TINGKAT PENGANGGURAN/ TAHUN 8,7 1,5 2,4
TINGKAT PENGANGGURAN 1971 = 3,6 X100= 8,7 41,2
1. Pendekatan angkatan kerja (Labour Force Approach): Pendekatan ini mendefinisikan pengangguran sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja
2. Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja. (Labour Utilization Approach) a) menganggur (unemployment) yaitu mereka yang sama sekali
tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini sering disebut juga pengangguran terbuka (open unemployment). Berdasarkan definisi ini tingkat pengangguran di Indonesia umumnya relatif rendah yaitu tiga sampai 5%
b) Setengah menganggur (underemployment) yaitu mereka yang bekerja, tetapi belum dimanfaatkan secara penuh. Artinya jam kerja mereka dalam seminggu kurang dari 35 jam. Berdasarkan tingkat pengangguran di Indonesia relatif tinggi, karena Angkanya berkisar 35% per tahun
c) Bekerja penuh (employed) yaitu orang orang yang bekerja penuh atau jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu
1. Pengangguran Fiksional (Frictional Unemployment) apabila dalam suatu produk tertentu perekonomian terus menerus mengalami perkembangan yang pesat, pada akhirnya perekonomian dapat mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, yaitu apabila Pengangguran tidak melebihi 4%. Pengangguran ini dinamakan pengangguran fiksional
2. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment) dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar. Pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan oleh lowongan pekerjaan yang tersedia. Hal ini terjadi dalam perekonomian yang berkembang pesat. Makin tinggi dan rumitnya proses produksi dan atau teknologi produksi yang digunakan, menuntut persyaratan tenaga kerja kerja yang juga makin tinggi
3. Pengangguran Siklis (Cyclical Unemployment) atau pengangguran kunjungtur adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan -perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian
4. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment) pengguna ini berkaitan erat dengan kegiatan ekonomi terutama terjadi di sektor pertanian