BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
System saraf mengintegrasikan dan memantau aksi yang tak terbilang
banyaknya yang terjadi secara serentak di seluruh tubuh manusia. Karena itu, setiap
tugas, tidak peduli berapapun kecilnya yang dikerjakan oleh seseorang merupakan
hasil langsung dari komponen system saraf. Aksi-aksi ini dapat berada dalam kendali
sadar, seperti menekan tombol computer, atau dapat terjadi secara tidak sadar,
seperti mencerna makan, melepas enzim dari pancreas atau aksi tidak sadar
lainnya.
Sulit untuk memahami seluruh system saraf yang rumit karena bidang ilmu
saraf berkembang dengan cepat selama dua puluh tahun terakhir. Selain itu,
jawaban- jawaban atas pertanyaan baru ditemukan hamper setiap hari. Walaupun
demikian, pengetahuan menyeluruh tentang komponen tunggal dari system saraf
dan fungsi- fungsinya akan menentukan pada pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana tubuh manusia bekerja dan memudahkan kita untuk memiliki
pengetahuan dikemudia hari.
System saraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk
menyelenggarakan kerja sama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan
tubuh. Dengan pertolongan saraf kita dapat mengisap suatu rangsangan dari luar
pengendalian pekerja otot.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembentukan system persarafan pada embrio?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi sel-sel saraf?
3. Bagaimana anatomi dan fisiologi system saraf pusat?
4. Bagaimana anatomi dan fisiologi system saraf perifer?
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pembentukan system persarafan pada embrio.
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sel-sel saraf
3. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi system saraf pusat
4. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi system saraf perifer
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. EMBRIOLOGI PEMBENTUKAN SISTEM PERSARAFAN
Sistem syaraf berasal dari penebalan ectoderm embrional pada hari ke‐
18 yang akan berkembang menjadi neural plate. Selanjutnya, neural plate
akan membentuk plica neuralis dan crista neuralis. Plica neuralis akan
mengalami neurulasi pada somit ke 4‐6 sehingga akan mengalami fusi kearah
cranial dan caudal, dan membentuk tuba neuralis yang tersusun atas dinding
tuba neuralis dan canalis neuralis (bagian lumen).
Pada awalnya, bagian paling cranial dan caudal dari tuba neuralis
belum mengalami penutupan, sehingga dikenal sebagal neuroporus cranial
dan neuroporus caudal, dimana selanjutnya neuroporus cranial akan
mengalami penutupan pada hari 25 & neuroporus caudal akan mengalami
penutupan pada hari 27. Selain itu lumen tuba neuralis juga akan membentuk
hubungan dengan cavitas amnion.
• Dinding tuba neuralis akan menjadi CNS, dimana dilapisi oleh epitel
pseudostratificatum columnare (sebagai penyusun ventricular zone / sel
ependymal)
Fusi kearah cranial dari sommit 4 (2/3 superior) akan menjadi otak
Fusi kearah caudal dari sommit 4 (1/3 inferior) akan menjadi medulla spinalis
• Lumen tuba neuralis / canalis neuralis
Lumen akibat fusi pada bagian otak, akan menjadi sistem ventricular otak
Lumen akibat fusi pada bagian medulla spinalis, akan menjadi canalis
centralis medulla spinalis.
• Crista neuralis akan menjadi PNS
3
Nervus craniales (V, VII, VIII, IX, X)
Nervus spinalis
Serabut motoris (akan terbentuk pada akhir minggu ke‐4)
Ganglion spinale (merupakan Krista neuralis yang mengalami
migrasi menuju dorsolateral)
Nervus otonomik
Simpatis, pada minggu ke‐5 sel Krista neuralis mengalami
migrasi dari bagian thorax menuju sisi lateral Medulla Spinalis.
Sel kromafin
Melanoblast
Medulla suprarenal
• Pembentukan vaskularisasi CNS terjadi bersamaan dengan penutupan
neuroporus
B. ANATOMI FISIOLOGI SEL-SEL PADA SISTEM SARAF
SEL NEURON
Neuron adalah unit fungsional system saraf yang terdiri dari badan sel dan
perpanjangan sitoplasma.
Badan sel atau perikarion
Meruoakan suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan
neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut:
Satu nukleus tunggal, nukleus yang menonjol, organel lain
seperti kompleks golgi dan mitokondria, tetapi nukleus ini tidak
memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
Badan nissl, terdiri dari reticulum endoplasma dan ribosom-
ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein.
Neurofibril , yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat
dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarna dengan
perak.
4
Dendrit
Merupakan perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan
pendek. Serta berfungsi untuk menghantarkan impuls ke sel tubuh.
Permukaan dendrit penuh dengan spina dendrit yang
dikhususkan untuk berhubungan dengan neuron lain.
Neurofibril dan badan nissl memanjang kea rah dendrit
Akson
Merupakan suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebuh panjang
dari dendrit. Bagian ini mengahantarkan impuls menjauhi badan sel ke
neuron lain, ke sel lain (sel otot dan kelenjar), atau ke badan sel neuron
yang menjadi sel akson.
Origo Akson, akson berasal dari badan sel pada hillock akson,
yaitu regia yang tidak mengandung badan Nissl.
Ukuran Akson, panjang akson mungkin berukuran kurang dari
1mm samapai 1m lebih (1 mm= 0,04inci; 1 m= 3,28 kaki).
Dibagian ujungnya sebuah akson dapat bercabang banyak.
Percabangan akhir memiliki suatu pembesaran yang di
sebut kenop simpatik, terminal presinaptik(terminal
bouton).
Sisi percabangan (kolateral), yang berujung pada akhir
yang sama dengan pembesaran dapat juaga terjadi di sisi
distal.
Pelapisan Akson
Semua akson dalam system saraf perifer di bungkus oleh
lapisa schwan, di sebut juga neurilema, yang di
hasilkan sel-sel Schawnn.
Aksodalam SSP tidak memiliki lapisan neurilema
Terminasi akhir dari akhir semua serabut saraf tidak
semua memiliki neurilema dan myelin.
5
Regenerasi, neuron yang rusak memiliki neurilema.
Neuron dalam SSP tidak memilik neurilema dan tidak
bergenerasi.
KLASIFIKASI NEURON
Fungsi
Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi
impulsnya.
Neuron Sensorik (aferen), menghantarkan impuls listrik
dari reseptor pada kulit, organ indera, atau suatu organ
internal ke SSP.
Neuron Motorik, menyampaikan impuls dari SSP ke
efektor.
Interneuron (neuron yang berhubungan), di temukan
seluruhnya dalam SSP. Neuron ini menghubungkan neuron
sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke
interneuron lain.
Struktur
Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah
prosesusnya.
Neuron Multipolar, memiliki satu akson dan dua dendrit
atau lebih. Medulla spinalis, masuk dalam golongan ini.
Neuron Bipolar, memiliki satu akson dan satu dendrit.
Neuron ini di temukan pada organ indera, seperti mata,
telinga, hidung.
Neuron Unipular ( pseudounipolar), kelihatannya memiliki
sebuah prosesus tunggal, tetapi neuron ini sebenarnya
bipolar.
6
SEL NEUROGLIAL
Biasanya disebut sel glia, sel neuroglial adal sel penunjang tambahan pada SSP
yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glial dapat menjalani
mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas terjadinya tumor
system saraf.
Astrosit
Sel ini berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang.
Sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel
atau kaki vaskuler.
Oligodendroglia (oligodendrosit)
Sel ini menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
Microglia
Di temukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan di percaya memiliki
peran fagostik. Sel glia berukuran kecil dan prosesusnya lebih sedikit
dari jenis sel glia lain.
Sel ependimal
Membentuk membrane epithelial yang melapisi rongga selebral (otak)
dan rongga medulla spinalis.
KELOMPOK NEURON
Nukleus :kumpulan badan neuron yang terletak di dalam SSP
7
Ganglion : kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian
luar SSP dalam saraf perifer
Saraf : kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di
luar SSP. Serabut ini di satukan dan di tunjang oleh jaringan
ikat, yang membawa pembuluh darah dan pembuluh limfatik.
o Endoneurium: melapisi serabut saraf individual.
o Perineurium : melapisi sekelompok serabut yang
menyatu dalam berkas fesikel.
o Epineurium : lapisan terluar, melapisi beberapa
kelompok fasikel yang membentuk saraf atau batang
saraf.
Saraf gabungan : sebagian besar saraf perifer adalah saraf
gabungan, saraf ini mengandung serabut aferen dan eferen
yang ternielinisasi.
Traktus : kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla
spinalis yang memiliki origo dan tujuan yang sama.
Komisura : pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi
yang berlawanan pada otak atau medulla spinalis
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF PUSAT
8
Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (bahasa Latin: 'ensephalon') dan
sumsum tulang belakang (bahasa Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan
organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu
perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3
lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang
yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1. Durameter ; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak
sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah
dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater
terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater ; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang
labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis;
semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi
selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya kerusakan mekanik.
9
3. Piameter . Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan
lipatan-lipatan permukaan otak.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di
dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian
tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks
berupa materi putih.
OTAK
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.
Serebrum (Otak besar)
10
Mempunyai dua belahan yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan yang dihubungkan
oleh masa substansi alba (subtantia alba) yang disebut korpus kalosum (corpus
callosum). Tiap- tiap hemisfer meluas dari os frontal sampai ke os oksipital. Dia atas
fossa kranii anterior, media, dan posterior hemisfer dipisahkan oleh celah yang besar
di sebut fisura longitudinalis serebri.
Serebrum (telencepalon) terdiri atas korteks serebri, basal ganglia ( corpora striate)
dan system limbik (rhinencephalon)
1. Korteks serebri
Lapisa permukaan hemisfer disusun oleh substansi grisea. Korteks serebri yang
berlipat-lipat disebut girus, sedangkan celah di antara dua lekuk disebut sulkus
(fisura)
Pada tahun 1909, Brodmann seorang neuropsikiater bangsa jerman. Peta Brodman
merupakan petunjuk umum yang sangat berguna bagi pembahasan korteks.
Lapisan korteks terdiri atas bagian-bagian berikut :
a. Lamina molekularis
b. Lamina granularis eksterna
11
c. Lamina piramidalis
d. Lamina granularis interna
e. Lamina ganglionaris
f. Lamina multiformis
Bagian- bagian dari korteks menurut Brodmann
1. Lobus Frontalis
Lobus frontalis adalah area dari korteks serebrum yang terletak di depan
sulkus sentralis (suatu fisura atau alur) dan didasar sulkus lateralis. Bagian-
bagian ini mengandung daerah-daerah motorik dan pramotorik.
Daerah Broca terletak di lonus frontalis dan mengendalikan ekspresi bicara.
Lobus frontalis bertanggung jawab untuk perilaku bertujuan menentukan
keputusan moral, dan pemikiran yang kompleks.
2. Lobus Parietalis
Lobus parietalis adalah daerah korteks yang terletak dibelakang sulkus sentralis,
didasar fisura lateralis, dan meluas kebelakang menuju fisura parieto-oksipitalis.
Lobus ini merupakan daerah sensorik primer otak untuk sensasi peraba dan
pendengaran. Sel-sel lobus parietalis bekerja sebagai area asosiasi sekunder untuk
menginterpretasikan rangsangan-rangsangan yang datang. Lobus parietalis
menyampaikan informasi sensorik ke banyak daerah yang lain di otak, termasuk
daerah asosiasi motorik dan visual di sebelahnya.
3. Lobus Oksipitalis
Lobus oksipitalis adalah lobus posterior korteks serebrum. Lobus ini terletak
disebelah posterior dari lobus parietalis dan di dasar fisura parieto-oksipitalis, yang
memisahkannya dari serebellum. Lobus ini adalah pusat asosiasivisual utama. Lobus
ini menerima informasi yang berasal dari retina mata.
12
3. Lobus Temporalis
Lobus temporalis mencakup bagian korteks serebrum yang berjalan ke bawah dari
fisura lateralis dan ke sebelah posterior dari fisura parieto-oksipitalis. Lobus
temporalis adalah area asosiasi primer untuk informasi auditorik dan mencakup area
Wernicke tempat interpretasi bahasa. Lobus ini juga terlibat dalam interpretasi bau
dan penyimpanan ingatan
Cerebellum (Otak Kecil)
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung
leher bagian atas. Serebellum terdiri atas bagian tengah, vermis, dan dua hemisfer
lateral. Serebellum dihubungkan dengan batang otak oleh tiga berkas serabut yang
dinamakan pendikuli. Semua aktivitas serebellum berada dibawah kesadaran.
Fungsi utama serebellum yaitu :
a. Mengatur otot-otot postural tubuh. Serebellum mengoordinasikan
penyesuaian secara tepat dan otomatis dengan memelihara keseimbangan
tubuh.
b. Melakukan program akan gerakan-gerakan pada keadaan sadar dan bawah
sadar
13
Serebellum sebagai pusat refleks yang mengoordinasidan memperhalus gerakan
otot serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan
keseimbangan dan sikap tubuh.
Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut
tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu
mengancingkan baju.
Brainstem (Batang Otak)
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala
bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang
belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan,
denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan
sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya
bahaya.
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu,
batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur “perasaan
teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau
terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.
Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian
teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil.
Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan
mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri
badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla
mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah,
pernafasan, dan pencernaan.
14
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula
spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan,
refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan
respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti
bersin, batuk, dan berkedip.
Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian
kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang.
Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak
bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga
atau tertidur.
SISTEM LIMBIK
Sistem limbik terletak dibagian tengah otak,membungkus batng otak ibarat
kerahbaju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini
sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak
mamalia.Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala,
hipocakapus dan kortes limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan,
mengatur produksi hormon,memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar,
dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka
panjang.
Bagian terpenting dari limbik sistem adalah hipotalamus yang slah satunya
berfungsi adalah bagian pemutus mana yang perlu mendapat perhatian dan
mana yang tidak. Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh
oleh indra.
ANATOMI DAN FISIOLOGI HIPOTALAMUS
15
Hipotalamus adalah bagian otak yang berisi sejumlah nukleus kecil dengan
berbagai fungsi. Salah satu fungsi yang paling penting dari hipotalamus adalah
untuk menghubungkan sistem saraf dengan sistem endokrin melalui kelenjar
pituitary (hipofisis).
Hipotalamus terletak di bawah thalamus, tepat di atas batang otak. Dalam
terminologi neuroanatomy, membentuk bagian ventral diencephalon tersebut.
Semua otak vertebrata yang mengandung hipotalamus. Pada manusia, itu adalah
kira-kira ukuran badam.
Hipotalamus bertanggung jawab untuk proses metabolisme tertentu dan kegiatan
lain dari Sistem Saraf otonom. Ini mensintesis dan mengeluarkan
neurohormonnya, sering disebut hipotalamus-melepaskan hormon, dan ini pada
gilirannya merangsang atau menghambat sekresi hormon hipofisis.
16
SUMSUM TULANG BELAKANG (MEDULA SPINALIS)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada
penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk
ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang
melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui
tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori
dan akan menghantarkannya ke saraf motor
D. ANATOMI dan FISIOLOGI SISTEM SARAF PERIFER
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar
(sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur
oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak
antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
17
Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya
SARAF KRANIAL
Saraf-saraf kranial merupakan saraf yang datang dari batang otak. Jumlah saraf ini
ada dua belas, sepuluh di antaranya (saraf III-X) berasal langsung dari batang otak.
Saraf-saraf ini terdiri dari N. olfaktori (I), N. optikus (II), N. okulomotoris (III), N.
troklearis (IV), N. trigeminus (V), N. abducens (VI), N. facialis (VII), N.
vestibulokoklearis (VIII), N. glosofaringeus (IX), N. vagus (X), N. asesorius (XI), dan
N. hipoglosus (XII). Digolongkan secara arah penghantaran impulsnya, saraf I, II,
dan VIII merupakan berkas saraf sensoris, saraf III, IV, VI, XII merupakan saraf
motoris, sedangkan saraf V, VII, IX, X, dan XI merupakan saraf sensoris-motoris.
No Saraf Sensoris/motoris Nuklei Fungsi
I Olfaktori Sensoris Nuklei olfaktori
anterior
Mentransmisikan
informasi penciuman
II Optikus Sensoris Nuklei geniculate
lateral
Mentransmisikan
informasi pendengaran
III Okulomotoris Motoris Nuklei
okulomotor,
nuklei Edinge-
Westphal
Mengatur pergerakan bola
mata
IV Troklearis Motoris Nuklei troklear Depresi dan rotasi lateral
bola mata
V Trigeminus Sensoris-motoris Nuklei trigeminal Menerima sensasi bagian
wajah
VI Abducens Motoris Nuklei abducens Mempersarafi rektus
larteral yang menjauhi
mata
VII Facialis Sensoris-motoris Nuklei facialis Menerima sensasi 2/3
18
bagian lidah dan
mempersarafi kelenjar
saliva
VIII Akustikus Sensoris Nuklei vestibular,
nuklei koklear
Sensitif terhadap bunyi,
rotasi dan gravitasi
IX Glosofaringeus Sensoris-motoris Nuklei ambiguus,
nuklei saliva
inferior, nuklei
solitari
Menerima sensasi 1/3
bagian lidah,
mempersarafi kelenjar
parotis
X Vagus Sensoris-motoris Nuklei ambiguus,
nuklei motor
vagal dorsal,
nuklei solitari
Mempersarafi laringeal
dan faringeal,
mempersarafi secara
parasimpatis visera toraks
dan abdominal
XI Asesorius Sensoris-motoris Nuklei ambiguus,
nuklei asesoris
spinal
Mengontrol pergerakan
leher
XII Hipoglosus Motoris Nuklei
hipoglossal
Mempersarafi lidah,
penting untuk mengunyah
dan artikulasi
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Spinal
Saraf Spinal
Tiga puluh satu pasang saraf spinal
keluar dari medula spinalis dan kemudian
dari kolumna vertabalis melalui celah sempit
antara ruas-ruas tulang vertebra. Celah
tersebut dinamakan foramina 19
intervertebrelia. 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal
(posterior) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua
radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf
gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke korda melalui neuron
aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen. Berdasarkan asalnya, saraf
sumsum tulang belakang yang berjumlah 31 dibedakan menjadi:
a) 8 pasang saraf leher (saraf cervical), C1-C8
b) 12 pasang saraf punggung (saraf thorax), T1-T12
c) 5 pasang saraf pinggang (saraf lumbar), L1-L5
d) 5 pasang saraf pinggul (saraf sacral), S1-S5
e) 1 pasang saraf ekor (saraf coccyigeal).
Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf
kemudian bercabang menjadi empat divisi yaitu : cabang meningeal, ramus dorsal,
cabang ventral dan cabang viseral.
Otot – otot representative dan segmen – segmen spinal yang bersangkutan serta
persarafannya:
1. Otot bisep lengan C5 – C6
2. Otot trisep C6 – C8
3. Ototbrakial C6 – C7
4. Otot intrinsic tangan C8 – T1
5. Susunan otot dada T1 – T8
6. Otot abdomen T6 – T12
7. Otot quadrisep paha L2 – L4
8. Otot gastrok nemius reflek untuk ektensi kaki L5 – S2
Kemudian diantara beberapa saraf, ada yang menjadi satu ikatan atau
gabungan(pleksus)membentuk jaringan urat saraf. Pleksus terbagi menjadi 3
macam,yaitu:
1) Plexus cervicalis (gabungan urat saraf leher )
2) Plexus branchialis (gabungan urat saraf lengan)
3) Plexus lumbo sakralis (gabungan urat saraf punggung dan pinggang)
20
Cabang-cabang belakang saraf spinal mempersarafi otot-otot punggung sejati
dan sebagian kecil kulit punggung. Cabang-cabang depan mempersarafi semua otot
kerangka batang badan dan anggota-anggota gerak serta kulit tubuh kecuali kulit
punggung. Cabang-cabang depan untuk persarafan lengan membentuk suatu
anyaman (plexus), yaitu anyaman lengan (plexus brachialis). Dari anyaman inilah
dilepaskan beberapa cabang pendek ke arah bahu dan ketiak, dan beberapa cabang
panjang untuk lengan dan tangan. Demikian pula dibentuk oleh cabang-cabang
depan untuk anggota-anggota gerak bawah dan untuk panggul sebuah anyaman
yang disebut plexus lumbosakralis, yang juga mengirimkan beberapa cabang pendek
ke arah pangkal paha dan bokong, serta beberapa cabang panjang untuk tungkai
atas dan tungkai bawah. Yang terbesar adalah saraf tulang duduk. Saraf ini terletak
di bidang posterior tulang paha.
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang
bekerja tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum
tulang belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang
mengatur kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar
keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah. Berdasarkan
sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik dan
21
saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang
tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki
serabut pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut pra-
ganglion yaitu serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut saraf yang
keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf parasimpatik berupa
susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan mempunyai sinaps pada sebuah
ganglion. Saraf parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan
serabut post-ganglion pendek. Sistem saraf otonom disusun oleh saraf sensorik dan
saraf motorik.
Sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik umumnya akan bekerja pada
organ target yang sama dengan sifat bertolak belakang. Sistem saraf
parasimpatetik mengatur banyak sistem kerja tubuh, seperti mengendurkan laju
detak jantung, penyempitan pupil, dan kontraksi kandung kemih. Sementara itu,
saraf simpatetik bekerja sebaliknya, seperti mempercepat detak jantung, pelebaran
pupil, dan relaksasi kandung kemih.
Konsep Gerak
22
Refleks merupakan kejadian involunter dan tidak dapat dikendalikan oleh
kemauan. Tindakan dari sebuah (reflex action) merupakan gerakan motorik
involunter atau atau respons sekretorik yang diperlihatkan jaringan terhadap stimulus
sensorik, seperti refleks menarik diri, bersin, batuk dan mengedip (Sue HInchliff,
1999).
Secara fisiologis dengan ringkas dapat dijelaskan bahwa suatu respons refleks
terjqsi bila suatu otot rangka dengan persarafan utuh diregangkan, otot ini akan
kontraksi. Respons seperti ini disebut refleks reganf. Rangsang yang
membangkitkan refleks regang adalah regangan pada otot, dan responsnya adalah
kontraksi otot yang diregangkan itu. Reseptornya adalah kumparan otot dihantarkan
ke SSP melalui serat saraf sensorik penghantar cepat. Impuls kemudian diteruskan
ke neuron-neuron motorik yang mempersarafi otot yang teregang itu.
Neurotransmitter di sinaps pusat adalah glutamat.
Refleks-refleks regang merupakan refleks monosinaptikyang paling banyak
digunakan dalam pemeriksaan neurologis, seperti pada ketukan di tendo patela yang
akan membangkitkan refleks patela, suatu refleks regang otot kuadriseps femoris,
karena ketukan pada tendo akan meregang otot. Kontraksi serupa akan timbul bila
otot kuadriseps diregang secara manual (Ganong,1999). Tahanan otot terhadap
regangan kerap disebut tonus. Bila neuron (saraf) motorik di suatu otot dipotong, otot
itu memberikan tahanan yang lemah dan disebut flaksid. Otot yang hipertonik
(spastik) adalah otot yang mempunyai tahanan yang tinggi terhadap regangan
karena adanya refleks regang yang hiperaktif. Diantara keadaan flaksid dan spastis
terdapat area yang salah diartikan sebagai area tonus normal. Otot umumnya
hipotonik bila pelepasan impuls eferennya rendah dan hipertonik bila tinngi.
Temuan lain yang khas untuk keadaan peningkatan impuls eferen adalah klonus .
Tanda neurologis ini merupakan peristiwa kontraksi otot yang teratur dan berirama
akibat regangan yang tiba-tiba dan bertahan. Klonus pergelangan kaki merupakan
contoh yang khas. Klonus ini dimulai dengan dorsifleksi kaki yang cepat dan mantap,
dan responsnya adalah plantar fleksi pergelangan kaki berirama.
Sensibilitas
23
Sensibilitas adalah kemampuan untuk menafsirkan rangsangan dari luar atau
dari dalam tubuh.Informasi mengenai lingkungan dalam dan lingkunagn luar dapat
mencapai SSP melalui berbagai reseptor sensorik. Reseptor sensorik sering kali
bersatu dengan sel-sel nonsaraf yang melingkupinya dan membentuk alat indra.
Bentuk-bentuk energi yang diubah oleh neurotransmitter, misalnya mekanisme(raba-
tekan), suhu(derajat sensasi hangat,), elektromagnetik (cahaya), dan energi kimia
(bau, kecap, dan kandungan oksigen dalam darah ).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (bahasa Latin: 'ensephalon') dan sumsum
tulang belakang (bahasa Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang
sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain
tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput
meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut
meningitis.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh
otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak
antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
24
Daftar Pustaka
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta:Salemba Medika
Sloane, Ethel. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:EGC
Syaifuddin.(2009).Anatomi tubuh manusia untuk Mahasiswa
keperawatan.Jakarta:Selemba Medika
25