PERAN GURU IPS DALAM MEMBENTUK KETERAMPILAN
SOSIAL PESERTA DIDIK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA
PEMBELAJARAN BERBASIS VLOG YOU-TUBE (STUDI KASUS
SMP NEGERI 1 DUKUHWARU KECAMATAN DUKUHWARU
KABUPATEN TEGAL)
TESIS
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan
Oleh: Sharfina Karamina
NIM: 0301517004
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
❖ Usaha tidak akan mengkhianati hasil asalkan Anda terus berjuang dan tidak
mengkhianati orang tuamu, keluargamu dan Tuhan.
.
Persembahan
Dengan mengucap Alhamdulillah dan atas kerja keras serta do’a
yang tiada henti, penulis mempersembahkan tesis ini kepada:
❖ Kedua Orang Tua terbaik yang telah Allah SWT berikan yang
senantiasa mendoakan dan mensupport setiap keputusan yang
penulis ambil, kakak dan adik-adik tercinta yang senantiasa
mendoakan selama proses penyelesaian tesis ini.
❖ Orang-orang tersayang Reni Alfiyah, Sylvia YunitaPrihatini,
Fitria Marlianawati, yang senantiasa menjadi pendukung
terbaik.
iv
ABSTRAK
Karamina, Sharfina. 2019. “Peran Guru IPS dalam Membentuk Keterampilan
Sosial Peserta Didik melalui Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Vlog You-
Tube (Studi Kasus SMP Negeri 1 Dukuhwaru Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten
Tegal)”. Tesis. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Pascasarjana.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Thriwaty Arsal, M.Si. dan
Pembimbing II Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si.
Kata kunci: keterampilan sosial, peran guru, vlog You-Tube.
Keterampilan sosial yang rendah disebabkan karena kemampuan anak mengatur
emosi dan perilakunya untuk menjalin interaksi yang tidak efektif dengan orang lain
atau lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk (1) menganalisis keterampilan
sosial peserta didik kelas; (2) menjelaskan dan menganalisis peran guru IPS dalam
membentuk keterampilan sosial peserta didik; (3) menjelaskan pemanfaatan media
pembelajaran berbasis Vlog You-Tube pada pembelajaran IPS.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus kualitatif, dengan lokasi
penelitian di SMP Negeri 1 Dukuhwaru, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara informan yang terdiri dari peserta
didik, guru IPS, guru Bimbingan Konseling dan Kepala Sekolah. Observasi dilakukan
pada proses pembelajaran IPS di dalam kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pembelajaran IPS yang menggunakan
metode ceramah menjadi metode pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa
untuk belajar secara mandiri. Peran guru IPS dalam pembelajaran IPS harus
dilakukan dengan optimal dan diperlukan kesadaran dari guru IPS untuk
mengevaluasi diri dan kerja sama dengan peserta didik dalam membentuk
keterampilan sosial. (2) pemanfaatan media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube
sebagai perantara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran serta salah satu
bentuk inovasi dari guru IPS dalam pemanfaatan media sosial. Media pembelajaran
berbasis Vlog You-Tube ini dapat memberikan contoh untuk peserta didik dalam
menyampaikan materi selain itu peserta didik juga dapat mengubah perilaku dalam
bermain media sosial menjadi media pembelajaran. (3) keterampilan sosial peserta
didik kelas VIII masih rendah yang dilihat berdasarkan dengan keterampilan sosial
peserta didik dapat dilihat dari cara berpakaian, bahasa yang digunakan, antuias
dalam pembelajaran di kelas, kontrol diri dan teman sebaya. Saran yang diajukan peneliti adalah guru IPS bersifat terbuka untuk selalu
berinovasi dalam pembelajaran IPS serta lebih memilih tayangan Vlog You-Tube
yang sesuai dengan karakter peserta didik.
v
ABSTRACT
Karamina, Sharfina. 2019. The Role of Social Studies Teacher in Forming Social
Skills Students Through The Use of The Media Based Learning You-Tube Vlog
(Case Study of Junior High School 1 Dukuhwaru, Dukuhwaru District, Tegal
Regency). Thesis. Educational Social Studies Study Program. Semarang State
University. Advisor I Dr. Thriwaty Arsal, M.Si. and Advisor II Dr. Tjaturahono Budi
Sanjoto, M.Si.
Keywords: Social skills, Teacher role, You-Tube vlog.
The social skills low because a generation of kids able set emotion and behavior
to interweave the interaction that ineffective by others or environment. The purpose
of this study is to (1) analyze students' social skills; (2) explain and analyze the role
of social studies teachers to form the social skills of classroom students (3) explain
the use of You-Tube Vlog based learning media on social studies learning. The research method used was a qualitative case study, with the location of the
research in junior high school 1 Dukuhwaru, Dukuhwaru District, Tegal Regency.
Data collection was carried out by interviewing informants consisting of students,
social studies teachers, guidance counseling teachers and school principals.
Observations were made in the social studies learning process in the classroom.
The results showed that (1) Social studies that uses a method of learning talk be
a method of learning a problem demanding the student to study independently. The
role of social studies teacher in learning social studies to do with optimal and
necessary consciousness of the social studies to evaluate yourself and cooperation
with students in forming social skills. (2) The use of media based learning vlog you-
tube as an intermediary teacher in given the lectures learning and one form of
innovation from teacher social studies in the use of social media. Media learning
based vlog you-tube it can give an instance of to students in the dissemination of
matter other than that students can also alter behavior in playing social media to be
the media learning. (3) Social skills students is still low who views based on with
social skills students can be seen from how to dress, the language used, enthusiastic
in learning in class, self control and peers.
Advice is the proposed researchers social studies is open to always innovate in
learning social studies and prefer impressions vlog you-tube according to students
character
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul : “Peran Guru IPS dalam Membentuk
Keterampilan Sosial Peserta Didik melalui Pemanfaatan Media Pembelajaran
Berbasis Vlog You-Tube (Studi Kasus SMP Negeri 1 Dukuhwaru Kecamatan
Dukuhwaru Kabupaten Tegal)”. Penelitian ini sebagai wujud inovasi dari pendidikan
IPS di SMP. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat meraih gelar Magister
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
UniversitasNegeri Semarang.
Peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini. Ucapan terimakasih pertama kali
peneliti sampaikan kepada para pembimbing: Dr. Thriwaty Arsal, M.Si sebagai
pembimbing I dan Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto sebagai pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan sabar membimbing, mengarahkan
dan memotivasi penulis dalam menyusun tesis ini.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyelesaian studi, diantaranya:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., RektorUniversitasNegeri Semarang yang
telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menempuh pendidikan di
Pascasarjana.
vii
2. Dr. Hamdan Tri Atmaja, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial S2 Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kesempatan, arahan dan bimbingan dalam penulisan tesis.
3. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
ilmu, pengajaran, bimbingan serta arahan selama menempuh pendidikan.
4. Bapak Kepala sekolah SMP Negeri 1 Dukuhwaru beserta guru-guru yang
telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di sekolah
tersebut.
5. Teman-teman S2 Pendidikan Ilmu PengetahuanSosial 2017 khususnya rombel
khusus yang menemani setiap perjalanan menuju gelar Magister Pendidikan.
Penulis menyadari adanya kekurangan dari tesis ini, sehingga kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Semoga hasil
penelitian ini memberikan manfaat dan mampu member kontribusi bagi
pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Semarang, 14 Oktober 2019
Sharfina Karamina
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PENGESAHAN UJIAN TESIS ....................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
ABSTRAK........................................................................................................ v
ABSTRACT....................................................................................................... vi
PRAKATA ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 8
1.3 Cakupan Masalah............................................................................... 9
1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 10
1.5 TujuanPenelitian ................................................................................ 10
1.6 ManfaatPenelitian .............................................................................. 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS
DAN KERANGKA BERPIKIR ........................................................... 13
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................... 13
2.2 KerangkaTeoritis ............................................................................... 37
2.2.1 Konsep Keterampilan Sosial ..................................................... 37
2.2.2 Teori Peran ............................................................................... 40
2.2.3 Konsep Media Pembelajaran ..................................................... 44
2.2.4 Teori Koneksionisme ................................................................ 46
ix
2.3 Kerangka Berpikir.............................................................................. 48
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 50
3.1 Pendekatan Penelitian ........................................................................ 50
3.2 Desain Penelitian ............................................................................... 51
3.3 Fokus Penelitian................................................................................. 52
3.4 Sumber Data Penelitian ...................................................................... 54
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 57
3.6 Teknik Keabsahan Data ..................................................................... 58
3.7 TeknikAnalisis Data........................................................................... 60
BAB IV GAMBARAN UMUM, HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 62
4.1 Gambaran Umum............................................................................... 62
4.1.1 Profil Sekolah Penelitian ........................................................... 62
4.1.2 Guru SMP Negeri 1 Dukuhwaru ............................................... 64
4.2
4.1.3 Profil Informan SMP Negeri 1 Dukuhwaru ...............................
Hasil Penelitian Peran Guru IPS dalam Membentuk
65
4.3
4.4
Keterampilan Sosial Peserta Didik .....................................................
Pembahasan Peran Guru IPS dalam Membentuk
Keterampilan Sosial Peserta Didik kelas VIII .....................................
Hasil Penelitian Pemanfaatan Media Penbelajaran Berbasis
67
83
Vlog You-Tube pada Pembelajaran IPS Kelas VIII
di SMP Negeri 1 Dukuhwaru .............................................................
106
4.5 Pembahasan Pemanfaatan Media Penbelajaran Berbasis
Vlog You-Tube pada Pembelajaran IPS Kelas VIII
4.6
Di SMP Negeri 1 Dukuhwaru ............................................................
Hasil Penelitian Keterampilan Sosial Peserta Didik
Kelas VIII di SMP Negeri 1 Dukuhwaru ............................................
117
130
x
4.7 Pembahasan Keterampilan Sosial Peserta Didik
IPS Kelas VIII di SMP Negeri 1 Dukuhwaru ..................................... 147
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 160
5.1 Simpulan ............................................................................................. 160
5.2 Saran ................................................................................................... 161
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 163
LAMPIRAN ................................................................................................... 168
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jurnal Penelitian .............................................................................. 36
Tabel 3.1 Daftar Informan Kunci .................................................................... 55
Tabel 3.2 Daftar Informan Pendukung ............................................................ 56
Tabel 4.1 Profil Informan SMP Negeri 1 Dukuhwaru...................................... 66
Tabel 4.2 Dimensi Keterampilan Sosial .......................................................... 154
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 48
Gambar 4.1 Gerbang Utama SMP Negeri 1 Dukuhwaru..................................... 62
Gambar 4.2 Peserta didik sedang menyanyikan lagu daerah ............................... 69
Gambar 4.3 Salah satu peserta didik yang tertidur di kelas ................................. 73
Gambar 4.4 Guru IPS sedang menjelaskan materi pembelajaran ........................ 75
Gambar 4.5 Guru IPS sedang menerangkan materi pembelajaran
menggunakan buku paket IPS........................................................ 77
Gambar 4.6 Peserta didik secara berkelompok sedang presentasi ....................... 79
Gambar 4.7 Guru IPS sedang membimbing proses diskusi kelompok................. 80
Gambar 4.8 Salah satu tayangan Vlog You-Tube ................................................ 107
Gambar 4.9 Salah satu tayangan motivasi Vlog You-Tube ................................ 109
Gambar 4.10 Salah satu tayangan ilustrasi materi “Tanam Paksa” ...................... 110
Gambar 4.11 Peserta didik sedang memperhatikan Vlog You-Tube .................... 112
Gambar 4.12 Kurangnya kerja sama antar peserta didik dalam diskusi ............... 131
Gambar 4.13 Peserta didik yang bandel tidak mendengarkan
pendapat dari peserta didik lainnya ................................................ 137
Gambar 4.14 Dwiki salah satu peserta didik yang mempunyai
keterampilan sosial yang baik ........................................................ 138
Gambar 4.15 Peserta didik yang tidak menggunakan dasi
saat memasuki sekolah .................................................................. 139
Gambar 4.16 Peserta didik menggunakan celana model pensil .......................... 140
Gambar 4.17 Peserta didik tidak menggunakan sepatu
pada saat pembelajaran sedang berlangsung................................... 142
Gambar 4.18 Stimulus dan respon dari media pembelajaran
berbasis Vlog You-Tube................................................................. 157
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Dokumentasi Penelitian................................................................... 157
Lampiran 2 Instrumen Penelitian........................................................................ 161
Lampiran 3 Data Informan Penelitian................................................................. 168
Lampiran 4 Kalender Pendidikan ....................................................................... 182
Lampiran 5 Jadwal Mengajar Guru IPS.............................................................. 183
Lampiran 6 Surat-surat Penelitian ...................................................................... 184
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi
efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, dimana keterampilan ini merupakan
perilaku yang dipelajari. Rendahnya keterampilan sosial disebabkan karena
kemampuan anak mengatur emosi dan perilakunya untuk menjalin interaksi yang
tidak efektif dengan orang lain atau lingkungan. Rendahnya keterampilan sosial
ini berpengaruh terdapat hubungan-hubungan sosial di lingkungan masyarakat,
apabila keterampilan sosial rendah sulit untuk menyelesaikan masalah -masalah
sosial yang terjadi selain itu penggunaan media sosial juga dianggap sebagai
pemicu rendahnya keterampilan sosial remaja.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian Nasarani (2016) facebook sebagai
media sosial yang dianggap penting bagi peserta didik ternyata membawa
pengaruh terhadap perilaku peserta didik. Perilaku negatif yang ditunjukkan
peserta didik ternyata tidak hanya dilakukan di dunia nyata saja tetapi juga
dilakukan di facebook. Peserta didik tidak mampu menyesuaikan diri dengan
produk masyarakat yang yang telah dibangun dalam penggunaan facebook
sehingga proses aktualisasi diri terhadap produk sosial masyarakat tidak dapat
belangsung dengan baik. Hal ini karena proses int ernalisasi terhadap produk
1
2
masyarakat yang diberikan oleh orang tua dan guru tidak berjalan dengan
semestinya. Peserta didik menganggap bahwa pengaruh nilai-nilai kehidupan
modern lewat media sosial facebook lebih penting daripada nilai-nilai yang
ditanamkan melalui sosialisasi primer keluarga dan sosialisasi skunder dari
sekolah.
Keterampilan sosial yang baik diharapkan dapat memberikan banyak
keuntungan bagi kehidupan manusia dan peserta didik di sekolah. Interaksi
dengan teman sebaya memiliki banyak keuntungan bagi perkembangan
keterampilan sosial anak, di antaranya mengatasi konflik, menentukan perilaku
yang dapat diterima oleh teman, dan menampilkan berbagai variasi perilaku yang
dapat diterima oleh teman. Peserta didik yang mempunyai keterampilan sosial
yang baik mampu berinteraksi secara efektif dengan teman-teman dan guru,
mampu menyesuaikan diri dengan aturan sekolah sehingga memungkinkan
berhasil dalam belajarnya. Kualitas hubungan peserta didik dengan teman-teman
dan gurunya mempengaruhi motivasi akademik dan prestasi akademik oleh
karena itu peran guru dalam membentuk keterampilan sosial peserta didik di
kelas dan di sekolah mempunyai peranan penting.
Peran guru sebagai pendidik dan pengajar ingin memajukan peserta didik,
bersikap realitas, dan terbuka, serta peka terhadap pengembangan, terutama
inovasi pendidikan. Peran guru akan tercapai apabila guru memiliki pengetahuan
yang luas, menguasai berbagai jenis bahan pembelajaran, menguasai teori dan
praktik pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran
3
(Darmadi, 2010: 53). Peran guru yang sentral dalam pendidikan kurang
berpengaruh terhadap pembelajaran peserta didik karena hubungan antara guru
dengan peserta didik sebatas hubungan formal yang tidak mendalam, sehingga
dalam membangun kesadaran peserta didik untuk belajar masih rendah. Oleh
karena itu, diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan kesadaran kritis
peserta didik, pembelajaran tersebut adalah dengan membuat peserta didik
menjadi pelaku dan berperan aktif dalam proses belajar. Peran aktif peserta didik
dapat dirangsang dan ditingkatkan dengan metode pembelajaran yang berfokus
pada kegiatan peserta didik untuk mengalami belajar (learning by doing). Peran
guru yang lebih tepat untuk membangun kesadaran kritis adalah sebagai
fasilitator, dan peserta didik sebagai subjek bukan objek pembelajaran
(Murwarni, 2006). Berdasarkan hal tersebut maka peran guru di sekolah
berpengaruh terhadap perubahan yang dialami oleh peserta didik sehingga guru
diharapkan pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi lebih kritis serta
dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan menarik sehingga
peserta didik akan mengalami perubahan.
Surahman (2017) guru mata pelajaran IPS tidak hanya memberikan materi
pada peserta didik saja, tetapi juga memberikan teladan pada peserta didik
dengan bersikap disiplin, mandiri serta berkepribadian baik sedangkan dalam
meningkatkan tanggung jawab sosial peserta didik, guru mengajarkan pada
peserta didik untuk mengakui kesalahan yang diperbuat, memberikan
kepercayaan pada peserta didik untuk menjadi pemimpin ketika diskusi
4
kelompok, melaksanakan tugas yang diberikan guru, serta membiasakan untuk
mengembalikan barang yang dipinjamnya. Berdasarkan hal tersebut peran guru
IPS dalam proses pembelajaran di kelas merupakan media yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk membentuk keterampilan sosial selain itu sejalan dengan
tujuan pendidikan IPS. Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah pada dasarnya
bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang
menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai
(attitudes and value) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil
keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar
menjadi warga negara yang baik (Sapriya, 2017: 12).
Guru berperan sebagai agen perubahan dapat mengubah paradigma
berpikirnya yaitu dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik maka
pembelajaran dibuat semenarik mungkin untuk memotivasi peserta didik
sehingga senang belajar, dengan demikian merangsang otak untuk dapat
menerima pengetahuan atau pemahaman baru lebih cepat. Media pembelajaran
juga yang dapat membantu peserta didik dalam memahami materi dan contoh
yang diberikan oleh guru. Melalui media pembelajaran guru diharapkan dapat
lebih efektif dan inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran IPS seperti
yang diungkapkan Arsyad (2007) mengenai media pembelajaran yang meliputi:
(a) media sebagai alat dan komunikasi sebagai alat komunikasi guna lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar; (b) fungsi media dalam rangka
5
mencapai tujuan pendidikan; (c) seluk beluk proses belajar; (d) hubungan antara
metode mengejar dan media pendidikan; (e) nilai dan manfaat media pendidikan
dalam pengajaran; (f) pemilihan dan penggunaan media pendidikan; (g) berbagai
jenis alat dan teknik media pendidikan; (h) media dalam setiap pembelajaran; (i)
usaha inovasi dan dalam media pendidikan.
Salah satu media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
berbasis audio-visual adalah dalam bentuk video. Media audio-visual adalah
media penyampai informasi yang memiliki karakteristik audio (suara) dan visual
(gambar). Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena
meliputi kedua karakteristik tersebut. You-Tube adalah sebuah situs jejaring yang
menawarkan sebuah pola interaksi yang agak unik, mengandalkan video sebagai
konten. Vlog yang menjadi salah satu contoh media pembelajaran di You-Tube
dapat dikatakan layak digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat
meningkatkan antusias belajar (Luhsasi, 2017).
Peran guru pada kegiatan belajar mengajar di kelas yaitu guru
memberikan ilustrasi mengenai suatu permasalahan, dengan guru menggunakan
media yang beragam dalam menyampaikan materi serta melibatkan peserta didik
dalam penggunakan media pembelajaran guna melatih keterampilan peserta
didik. Pembelajaran IPS di kelas diharapkan menjadi lebih menyenangkan,
peserta didik juga dapat lebih aktif serta berpikir secara kritis dalam menanggapi
Vlog You-Tube yang diperlihatkan oleh guru IPS, selain itu guru juga diharapkan
dapat membentuk keterampilan sosial peserta didik karena kecakapan mengolah
6
dan menerapkan informasi merupakan keterampilan yang penting untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang mampu berpartisipasi
secara cerdas dalam kehidupan bermasyarakat khususnya partisipasi sosial
peserta didik, interaksi dan kerjasama antar peserta didik, kerjasama antara
peserta didik dengan guru sehingga menciptakan suasana kelas yang baru,
peserta didik dapat lebih kreatif dan kritis serta guru yang lebih berinovasi.
SMP Negeri 1 Dukuhwaru meru pakan salah satu sekolah yang ada di
Kecamatan Dukuhwaru. Sekolah ini sebagaian besar peserta didik berasal dari
kondisi sosial ekonomi menengah kebawah dan rata -rata peserta didik yang
masuk di sekolah ini dengan rata -rata ± 19.00 nem dan jumlah guru di sekolah ini
ada 48 guru. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pembelajaran IPS di
kelas VIII masih menggunakan metode konvensional, karena terbatas oleh
fasilitas yang ada di sekolah, sumber daya guru minim teknologi dan masalah
waktu. LCD ada 6 buah sedangkan jumlah guru 48 orang sehingga keterbatasan
fasilitas ini membuat guru IPS mengajar tanpa menggunakan bantuan media
pembelajaran berupa LCD dan menggunakan bantuan media pembelajaran yang
digunakan hanya gambar yang ada di buku paket saja sehingga peserta didik
kurang minat pada materi yang disampaikan oleh guru karena dianggap hanya
hafalan.
Proses pembelajaran di kelas walaupun sudah menggunakan kurikulum
2013 beberapa guru masih menggunakan metode ceramah pada saat kegiatan
belajar mengajar. Hal tersebut menyebabkan peserta didik merasa proses
7
pembelajaran menjadi membosankan selain itu kurangnya guru memanfaatkan
media pembelajaran yang ada juga dapat merugikan peserta didik karena guru
menggunakan alat-alat yang masih tradisional. Seperti menggambar secara
manual di papan tulis sedangkan tidak semua peserta didik tidak dapat
memahami dengan jelas gambar apa yang ada di papan tulis tersebut sehingga
dapat menghambat waktu pembelajaran kelas dan menjadi tidak efektif oleh
karena itu pembelajaran materi IPS menjadi terbatas oleh waktu.
Pembelajaran di sekolah ini menggunakan metode ceramah dan kurang
menggunakan media pembelajaran sehingga peserta didik kurang berminat pada
proses pembelajaran dan kegiatan pembelajaran pasif di kelas. Pembelajaran IPS
yang berlangsung dalam kelas berpusat pada peran guru (teacher centered)
sehingga semua informasi dan pengetahuan bersumber dari guru dan buku paket
IPS, sedangkan peserta didik mendengarkan, mencatat dan mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru. Guru dalam memberikan tugas kelompok terhadap
peserta didik kurang pengawasan dan arahan kepada masing-masing kelompok
sehingga walaupun tugas kelompok hanya ada beberapa individu yang bekerja
atau kurang terjalin kerjasama dalam kelompok. Guru juga kurang mengaitkan
materi pembelajaran dengan contoh atau pengalaman dengan kehidupan peserta
didik sehingga materi yang dipelajari di sekolah seolah-olah terpisah dengan
kehidupan peserta didik. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti telah melakukan
penelitian di SMP Negeri 1 Dukuhwaru karena keterampilan sosial beberapa
peserta didik di sekolah tersebut masih rendah selain itu pemanfaatan media
8
pembelajaran yang juga masih kurang sehingga media pembelajaran berbasis
Vlog You-Tube dilakukan di SMP N 1 Dukuhwaru. Di SMP Negeri 1
Dukuhwaru mempunya visi dan misi akan tetapi antara visi dan misi yang ada
dengan keadaan yang sebenernya belum sesuai oleh karena itu penelitian
dilakukan di SMP tersebut. Diharapkan dengan adanya penelitian ini peran guru
IPS dapat membentuk keterampilan sosial peserta didik menjadi lebih baik
karena dengan mempunyai keterampilan sosial yang baik dapat kontribusi dalam
menyelesaikan masalah-masalah sosial dan akibat-akibat yang muncul sehingga
dalam mengambil keputusan dapat dilakukan dengan t epat, selain itu dalam
menggunakan media sosial dapat lebih bijak. Penggunakan media sosial sebagai
sumber belajar peserta didik dan media pembelajaran bagi guru merupakan
hubungan timbal balik yang dapat dilakukan sehingga pembelajaran IPS dapat
lebih menyenangkan, inovatif dan kreatif. Beberapa artikel hasil penelitian yang
telah dideskripsikan pada latar belakang menunjukkan bahwa SMP 1 Negeri 1
Dukuhwaru dapat dijadikan lokasi penelitian.
1.2. Identifikasi masalah
Rendahnya keterampilan sosial peserta didik diperlukan adanya peran
guru dalam membentuk keterampilan sosial yang lebih baik melalui
pembelajaran IPS di kelas. Guru dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas
sebaiknya mengurangi metode ceramah dan menggunakan media pembelajaran
sehingga proses pembelajaran di dalam kelas lebih kreatif dan inovatif serta
dapat meningkatkan motivasi peserta didik serta kegiatan pembelajaran yang
9
lebih menekankan pada keterampilan sosial peserta didik dan active learning.
Oleh karena itu peran guru menjadi semakin penting, keterampilan sosialpun
terbentuk dengan baik apabila peran guru dan peserta didik melakukan tugasnya
dengan baik selain itu keanekaragaman media pembelajaran dapat dikembangkan
atau dimanfaatkan oleh guru dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dapat
membantu peran guru IPS lebih optimal. Beberapa indentifikasi masalah dalam
penelitian ini disesuaikan dengan latar belakang yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh media sosial di era millenial yang menyebabkan sikap
individualitis
2. Masih rendahnya keterampilan sosial remaja
3. Implementasi pembelajaran IPS belum efektif
4. Pembelajaran di sekolah yang masih pasif dan kurangnya inovasi guru
dalam pembelajaran IPS
5. Pembelajaran di kelas masih teacher centered learning
6. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang di gunakan guru selama
kegiatan belajar mengajar
7. Vlog You-Tube sebagai media pembelajaran guru
1.3. Cakupan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada dalam penelitian ini maka
cakupan masalahnya adalah keterampilan sosial peserta didik kelas VIII di SMP
Negeri 1 Dukuhwaru, selain itu dikaji juga peran guru IPS dalam membentuk
10
keterampilan sosial peserta didik dan pemanfaatan media pembelajaran berbasis
Vlog You-Tube IPS kelas VIII di SMP Negeri 1 Dukuhwaru.
1.4. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di ata s, masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peran guru IPS dalam membentuk keterampilan sosial
peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Dukuhwaru?
2. Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube
pada pembelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 1 Dukuhwaru?
3. Bagaimanakah keterampilan sosial peserta didik kelas VIII di SMP
Negeri 1 Dukuhwaru?
1.5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan tersebut, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan dan menganalisis peran guru IPS dalam membentuk
keterampilan sosial peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Dukuhwaru
2. Menjelaskan pemanfaatan media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube
pada pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Dukuhwaru.
3. Menganalisis keterampilan sosial peserta didik kelas VIII di SMP Negeri
1 Dukuhwaru
11
1.6. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis. Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
1. Secara teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan bentuk kajian teori
sosial baik yang bersifat mendukung, mengkritik teori peran Biddle dan
Thomas untuk mengkaji peran guru dalam membentuk keterampilan
sosial, teori koneksionisme Thorndike untuk mengkaji pemanfaatan
media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube sebagai perantara dala m
membentuk keterampilan sosial peserta didik.
2. Secara praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
a. Bagi guru dapat digunakan sebagai evaluasi dalam pembelajaran
IPS di kelas dan masukan pada guru IPS agar dapat
mengoptimalisasi pembelajaran IPS dengan memperhatikan
keterampilan sosaial peserta didik serta memanfaatkan media
pembelajaran yang ada.
b. Bagi peserta didik yaitu dapat memberikan gambaran pemanfataan
media sosial Vlog You-Tube sebagai sumber belajar dan perlunya
membentuk keterampilan sosial baik di lingkungan sekolah maupun
di lingkungan teman bermain sehingga peserta didik mampu
12
menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi baik di
lingkungan sekolah maupun rumah serta menjadi warga negara
yang baik.
c. Bagi sekolah , penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan agar
guru dapat menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran di
kelas dengan memperhatikan aspek -aspek sosial peserta didik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian-penelitian yang relevan tentang keterampilan sosial sudah
banyak dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Maryani (2009)
"Pengembangan Program Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kompetensi
Keterampilan Sosial" menjelaskan bahwa pengembangan keterampilan sosial
sangat bergantung pada guru sebagai pengembang kurikulum melalui metode,
media, materi, dan evaluasi yang bervariasi. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang diteliti yaitu sama-sama meneliti keterampilan sosial dalam
pembelajaran IPS di kelas dan pebedaan terletak pada metode yang digunakan
penelitian ini menggunakan Pendekatan Research and Development sedangkan
peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu peran dan hakikat pendidikan, modal sosial dan keterampilan
sosial sedangkan peneliti menggunakan teori peran, konsep keterampilan sosial
dan konsep media pembelajaran.
Dodd, Jennifer, Heidi, et al (2011) dengan judul “Biased Self-Perception
of Social Skills in Anxious Children: The Role of State Anxiety ” menjelaskan
bahwa anak-anak dengan gangguan kecemasan menampilkan gangguan dalam
keterampilan sosial dan menunjukkan penurunan nyata dalam keterampilan
sosial. Tingkat kecemasan negara yang tinggi menyebabkan penilaian bia s
13
14
terhadap keterampilan sosial pada anak-anak yang cemas dan tidak cemas.
Perbedaan penelitian ini terletak pada tujuan penelitian yaitu memeriksa peran
kecemasan negara dan sifat pada peringkat pengamat keterampilan sosial dan
bias negatif persepsi diri keterampilan sosial sedangkan tujuan dari penelitian
yang dilakukan yaitu peran guru IPS dalam membentuk keterampilan sosial.
Persamaan penelitian ini yaitu mengenai keterampilan sosial peserta didik.
Perbedaan yang selanjutnya terletak pada teori yang digunakan yaitu kecemasan
sosial dengan peneliti keterampilan sosial, metode yang digunakan juga berbeda
yaitu penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sedangkan peneliti
mengggunakan metode kualitatif.
Olander dan Helen (2013) yang berjudul “Social Review as a Tool for
Developing Social Skills: Using Contrasing Cases” hasil penelitian menunjukkan
bahwa Penggunaan rekaman video pemantuan diri untuk mengembangkan
keterampilan sosial pada remaja autism spectrum disorder (ASD) terdapat
peningkatan kesadaran akan perilaku ASD dan mampu mempertahankan
perubahan, menurunkan perilaku menyimpang. Persamaan penelitian ini dengan
yang dilakukan peneliti yaitu membentuk keterampilan sosial pada remaja.
Perbedaan penelitian ini terletak pada teori yang digunakan yaitu teori belajar
teori variasi dan teori dugaan serta metode yang digunakan yaitu metode kajian
sosial sedangkan peneliti menggunakan teori peran dan keterampilan sosial serta
metode yang digunakan pendekatan kualitatif.
15
Perdani (2013) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Sosial melalui
Metode Bermain Permainan Tradisional pada Anak TK B” hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan
metode bermain permainan tradisional perlu adanya perhatian dan pemahaman
yang baik bagi guru untuk da pat melihat dan memberikan bimbingan, arahan,
dan motivasi serta penguatan berdasarkan kebutuhan dan karakter peserta didik.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti membahas
keterampilan sosial di sekolah dan teori yang digunakan sama yaitu keterampilan
sosial. Perbedaan terletak pada metode yang digunakan penelitian ini penelitian
tindakan sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian kualitatif
dan informan penelitian ini yaitu anak TK sedangkan peneliti anak SMP.
Penelitian menurut Alwansyah dan Partito (2015) yang berjudul
"Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta didik dengan Menggunakan Model
Simulasi" menunjukan bahwa penggunaan model simulasi dalam pembelajaran
IPS mampu memberikan alternatif pembelajaran yang aktif bagi peserta didik
dan penggunaan model simulasi dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan
keterampilan sosial peserta didik dengan memperhatikan indikator-indikator
keterampilan sosial. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
peneliti membahas keterampilan sosial di sekolah dan pembelajaran IPS.
Perbedaan terletak pada metode yang digunakan penelitian ini penelitian
tindakan kelas sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian
16
kualitatif dan teori yang digunakan dalam penelitian ini teori kognitivisme
sedangkan peneliti menggunakan teori peran dan konsep keterampilan sosial.
Diahwati, Hariyono dan Fattah (2016) yang berjudul “Keterampilan
Sosial Peserta didik Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Inklusi”
menjelaskan bahwa keterampilan sosial peserta didik berkebutuhan khusu s
berbeda-beda. Peserta didik autis cenderung memiliki keterampilan sosial yang
rendah. Peserta didik ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
cenderung memiliki beberapa aspek keterampilan sosial yang rendah. Peserta
didik tunagrahita memiliki keterampilan sosial yang sedang. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti membahas keterampilan
sosial di sekolah dan metode yang digunakan yaitu penelitian kualitatif serta teori
yang digunakan sama yaitu keterampilan sosial. Perbedaan terletak pada
informan pada penelitian ini yaitu peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah
dasar inklusi sedangkan peneliti peserta didik normal di SMP.
Puruhita, Suyahmo dan Hamdan ( 2016) yang berjudul “Perilaku Sosial
Anak-Anak Jalanan di Kota Semarang” Hasil penelitian menunjukan beragam
perilaku sosial anak-anak jalanan di Kota Semarang, yaitu sopan santun,
solidaritas, bergaul, dan interaksi dengan lawan jenis. Perilaku sosial anak
jalanan tidak selalu menyimpang seperti pandangan masyarakat umum, mereka
masih memegang nilai dan norma dalam masyarakat seperti sopan santun dan
solidaritas terlebih sesame anak jalanan. Persamaan penelitian ini yaitu berkaitan
17
dengan interaksi dan sopan santun sedangkan perbedaannya yaitu informan
penelitian yang dilakukan yaitu peserta didik SMP.
Zurohman, Tri dan Tjaturahono (2016) yang berjudul “Dampak
Fenomena Judi Online terhadap Melemahnya Nilai-nilai Sosial pada Remaja
(Studi di Campusnet Data Media Cabang Sadewa Kota Semarang)” hasil
penelitian ini menunjukkan, bahwa judi online berdampak terhadap melemahnya
nilai-nilai sosial pada remaja. Diantaranya adalah melemahnya nilai
material,yaitu ketika remaja mengalami kekalahan bermain judi online,uang
mereka habis. Nilaivital yaitu saat kalah bermain judi online, tindakan remaja
adalah menggadaikan barang yang mereka miliki. Serta,nilai kerokhanian yaitu
ketika remaja menang bermain judi online remaja gunakan untuk mabuk-
mabukan. Persamaan dalam penelitian ini yaitu membahas mengenai nilai sosial
sedangkan perbedaannya yaitu fokus dari penelitian yang dilakukan adalah
keterampilan sosial peserta didik di sekolah.
Lutfiana, Asma dan Thriwaty (2017) yang berjudul “Pengembangan
Nilai Karakter dan Kecakapan Hidup bagi Santri Ndalem di Pondok Pesantren
Roudlotul Jannah Kabupaten Kudus” hasil penelitian menjelaskan bahwa Proses
pengembangan nilai karakter dan kecakapan hidup dilakukan dengan cara
memberikan keteladanan bagi santri ndalem, tugas dan tanggung jawab pada
urusan domestik, dan melalui pembelajaran dan pembiasaan menghafal Al -
Qur’an. Proses pengembangan nilai karakter yang dikembangkan melalui tugas
sehari-hari itu, akan membuat kehidupan para santri menjadi terpola lalu
18
kemudian berkembang menjadi suatu kebiasaan. Persamaan penelitian ini yaitu
membahas mengenai nilai karakter sedangkan perbedaan dalam penelitian ini
yaitu informan. Informan dalam penelitian ini yaitu santri di Pondok Pesantres
sedang penelitian yang dilakukan yaitu peserta didik di SMP.
Oktarina, Thriwaty dan Asma (2017) yang berjudul “Relasi Kerja Mandor
Dan Buruh Perempuan Pada Pabrik Rokok PT. Unggul Jaya Di Kabupaten
Blora” hasil penelitian menunjukkan perlindungan yang diberikan mandor
berupa reward kepada buruh atau anak buah mereka agar lebih bersemanagat
dalam bekerja. Sedangkan buruh juga memberikan loyalitas memalui bantuan
tenaga serta kepedulian. Persamaan dalam penelitian ini yaitu membahas
megenai relasi sedangkan perbedaannya yaitu relasi dalam penelitian yang akan
dilakukan relasi teman sebaya yang merupakan bagian dari keterampilan sosial.
Yuniati, Suyahmo dan Juhadi (2017) yang berjudul “Perilaku
Menyimpang dan Tindak Kekerasan Siswa SMP di Kota Pekalongan Ani” hasil
penelitian mengatakan bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan siswa SMP
di Kota Pekalongan berupa tindak kekerasan/perkelahian dan pacaran melebihi
batas. Perilaku menyimpang tersebut disebabkan oleh fakt or internal dan faktor
eksternal. Peran guru IPS dan PKN dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan perilaku menyimpang siswa adalah memberikan pengarahan dan
nasihat melalui pembelajaran di dalam kelas dan menjadi sahabat siswa di luar
kelas yang dapat memberi masukan bagi siswa untuk menyelesaikan masalahnya.
Persamaan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode yang sama, dan
19
informan pada peserta didik SMP serta peran guru IPS. Perbedaan yaitu pada
penelitian ini perilaku menyimpang dan tindak kekerasan sedangka penelitian
yang dilakukan adalah keterampilan sosial pada peserta didik.
Ginanjar (2016) dengan judul “Penguatan Peran IPS dalam Meningkatkan
Keterampilan Sosial Peserta Didik” menjelaskan bahwa beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh guru dalam pengembangan keterampilan sosial dalam
pembelajaran IPS yaitu: (1) memahami tujuan IPS (2) menguasai keterampilan
sosial (3) mengintegrasi keterampilan sosial dalam RPP (4) menentukan metode
pembelajaran yang tepat. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan peneliti membahas keterampilan sosial di sekolah dan pembelajaran
IPS, metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif. Perbedaan terletak pada
teori yang digunakan dalam penelitian ini teori keterampilan sosial dan
pendidikan IPS sedangkan peneliti menggunakan tidak hanya menggunakan
keterampilan sosial akan tetapi juga menggunakan teori peran dan konsep media
pembelajaran.
Hutchins dan Hatton (2017) “Social Skils Interventions for Students with
Challenging Behavior: Evaluating the Quality of the Evidence Base” hasil
penelitian menunjukkan bahwa tiga perilaku paling umum di semua studi di
kedua kategori adalah ketidakpatuhan, interaksi verbal negative dan gangguan
kelas. Peserta didik dengan beresiko EBD (Emotional and Behavioral Disorder)
terutama berfokus pada keterampilan interaksi sosial bahwa agresi verbal dan
fisik seperti komentar selama percakapan. Persamaan penelitian ini dengan
20
penelitian yang dilakukan peneliti membahas keterampilan sosial di sekolah.
Perbedaan terletak pada metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain
intervensi dan eksperimen sedangkan peneliti menggunakan pendekatan
kaualitatif, informan pada penelitian ini yaitu peserta didik yang beresiko EBD
(Emotional and Behavioral Disorder) sedangkan peneliti peserta didik normal di
SMP.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan dapat dibedakan bahwa
sebagai informan pada beberapa penelitian sebelumnya informannya yaitu
peserta didik berkebutuhan khusus, peserta didik yang menderita gangguan
kecemasan, autism spectrum disorder (ASD), dan peserta didik yang mempunyai
resiko EBD (Emotional and Behavioral Disorders) sedangkan peneliti memilih
informan berdasarkan dengan kategori purposive sample. Berdasarkan berbagai
penelitian yang relevan maka dapat simpulkan bahwa untuk membentuk
keterampilan sosial pada peserta didik, guru juga mempunyai peran yang cukup
besar yaitu dengan cara mengembangkan kurikulum yang ada sesuai dengan
tujuan pembelajaran IPS, menanamkan nilai-nilai sosial pada materi
pembelajaran IPS khususnya IPS kelas VIII dan mengembangan metode
pembelajaran yang tepat dalam membentuk keterampilan sosial peserta didik.
Teachout and Mckoy (2010) “The Effect of Teacher Role Development
Training on Undergraduate Music Education Majors: A Preliminary Study ”
program pendidikan guru musik yang menerapkan pelatihan pengembangan
peran untuk mengidentifikasi poin-poin penting dalam program yang
21
mempengaruhi pengembangan peran. Putney and Broughton (2011) “Developing
Collective Classroom Efficacy: The Teacher’s Role as Community Organizer ”
keberhasilan kelas kolektif yang dikembangkan oleh peserta didik kelas lima
dimulai dan dipelihara oleh guru dalam peran pengorganisir komunitas kelas.
Guru dapat berfungsi sebagai pengajar komunitas dalam mengejar keberhasilan
kelas kolektif termasuk mendorong pengambilan risiko berdasarkan informasi
dengan (a) menciptakan rasa memiliki, (b) menetapkan dan bekerja untuk pribadi
dan pencapaian tujuan akademis, (c) mengambil tanggung jawab untuk
pembelajaran diri dan orang lain, dan (d) percaya pada kemampuan individu dan
kolektif. Persamaan kedua penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan yaitu
menfokuskan pada peran guru dalam pembelajaran dengan memperhatikan
pengambilan resiko dari peran. Perbedaannya terletak pada metode peneltian
yaitu pada kedua penelitian ini menggunkan metode pendidikan musik umum
dasar yang diajarkan oleh McKoy dan pendekatan orientasi etnografi
interaksional, sedangkan peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan
desain penelitian studi kasus. Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu
efektivitas mengajar dan pengembangan individu dan kolektif menurut
Vygotsky, sedangkan peneliti menggunakan teori peran dan keterampilan sosial.
Penelitian ini mengenai peran yang selanjutnya adalah Wibowo, Wasino
dan Dewi (2012) dengan judul “Kearifan Lokal dalam Menjaga Lingkungan
Hidup (Studi Kasus Masyarakat di Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten
Kudus)” hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peranan perlindungan
22
lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat desa Colo, yaitu adanya
ekonomistik, yaitu kegiatan yang menitikberatkan pada gerakan lingkungan
berkaitan dengan kearifan lokal yang berhubungan dengan kepercayaan
masyarakat setempat akan kekuatan diluar manusia yang turut menjaga
kelestarian lingkungan. Persamaan penelitan ini dengan yang dilakukan oleh
peneliti yaitu metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
sedangkan perbedaan penelitian ini dengan yaitu peran yang dalam penelitian ini
yaitu peran dari perlindungan lingkungan oleh masyarakat dan penelitian yang
dilakukan peran guru dalam pembelajaran IPS, teori yang digunak an mengenai
kearifan lokal sedangkan dalam penelitian menggunakan teori peran.
Cowan and Butler (2013) dengan judul “Article Using Activity Theory to
Problematize the Role of the Teacher During Mobile Learning” menjelaskan
bahwa peran guru berubah terutama selama tahun akademik ketika teknologi
seluler diterima di lingkungan pengajaran. Penggunaan mscape Thames yang
dibuat oleh guru sangat efektif dalam memberikan contoh praktik yang baik
dalam desain dan penggunaan m-learning, pengalaman m-learning ini menyoroti
kekuatan teknologi dalam pembelajaran dan menentukan tujuan serta dukungan
dan bimbingan dari guru mereka untuk menyelesaikan masalah kelompok dan
membantu dengan masalah teknis. Persamaan penelitian ini dengan peneliti yaitu
mengenai peran guru dengan memanfaatkan teknologi dalam lingkungan
pengajaran dan metode yang digunakan yaitu metode kualitatif sedangkan
perbedaannya terletak pada teori yang digunakan yaitu teori aktifitas. Penelitian
23
yang dilakukan menggunakan teori peran dan keterampilan sosial serta konsep
media pembelajaran.
Qomarudin (2013) dengan judul “Perubahan Sosial dan Peran Masyarakat
dalam Pengembangan Kawasan Wisata Kepulauan Karimun Jawa” hasil
penelitian menjelaskan bahwa peran serta masyarakat dalam pengembangan
kawasan wisata belum optimal dan sangat tergantung dari karakteristik sosial dan
budaya masyarakat, karakteristik ekonomi masyarakat dan ketersediaan sarana
prasarana serta wilayah pusat pengembangan. Persamaan penelitian ini yaitu
sama-sama menggunakan metode penelitian yang sama yaitu pendekatan
kualiatif, sedangkan perbedaan terletak pada teori yang digunakan yaitu dalam
penelitian ini teori perubahan sosial. Peneliti menggunakan teori peran serta
peran dalam penelitian yang dilakukan yaitu peran guru IPS.
Szczesiul and Huizenga (2015) yang berjudul “Bridging Structure and
Agency: Exploring the Role of Teacher Leadership in Teacher Collaboration ”
hasil penelitian menjelaskan adalah guru biasanya ditempatkan pada tim
kolaboratif berdasarkan afiliasi bidang studi pada tingkat kelas. Guru harus
melalui peran informal dan interaksi sosial untuk memenuhi kebutuhan sosial,
emosional, dan psikologis kelompok untuk merenungkan secara kritis dan
bereksperimen dengan praktik bersama kolega. Penelitian dari Kirchhoff and
Lawrenz (2015) yang berjudul “The Use of Grounded Theory to Investigate the
Role of Teacher Education on STEM Teachers’ Career Paths in High -Need
Schools” menjelaskan peran program pendidikan guru dalam memberikan
24
dukungan berkelanjutan dan persiapan khusus untuk pengaturan kebutuhan tinggi
berpengaruh pada jalur karir para sarjana.
Berdasarkan kedua penelitian tersebut mempunyai persamaan dengan
penelitian yang dilakukan yaitu peran guru dalam pembelajaran yang dapat
membentuk sikap sosial peserta didiknya, peran guru yang secara optimal
memerlukan persiapan yang khusus dan metode yang digunakan yaitu metode
kualitatif. Perbedaan penelitian yaitu pada teori yang digunakan dalam penelitian
ini teori kolaborasi terstruktur dan teori ground induktif, sedangkan peneliti
menggunakan teori peran dan terori keterampilan sosial.
Penelitian mengenai peran menurut Yuliastuti, Tri dan Mochamad (2017)
dengan judul “Peran PT. Dedy Jaya Lambang Perkasa terhadap Perubahan Sosial
Ekonomi Masyarakat Kabupaten Brebes” hasil penelitian menunjukkan bahwa
peran PT. Dedy Jaya Lambang Perkasa membawa perubahan sosial dan ekonomi
bagi karyawan dan masyarakat. Ditunjukkan dengan penyerapan tenaga kerja
lokal. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu
mengenai peran dan metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Perbedaan penelitian ini adalah teori yang
digunakan yaitu penelitian ini menggunakan teori fungsional Talcot Parson
sedangkan peneliti menggunakan teori peran serta peran dalam penelitian yang
dilakukan peneliti berfokus pada peran guru dalam membentuk keterampilan
sosial peserta didik.
25
Wright and Gottfried (2017) “A Kindergarten Teacher Like Me:The Role
of Student-Teacher Race in Social-Emotional Development” menjelaskan bahwa
pencocokan ras peserta didik-guru memainkan peran yang signifikan dalam
perilaku peserta didik pada awal sekolah. Sekolah dasar dapat menggunakan
informasi ini untuk membantu merancang lingkungan yang paling mendukung
perilaku peserta didik mengingat serangkaian populasi peserta didik dan sumber
daya pengajaran. Sutton and Shouse (2018) “Investigating the Role of Social
Status in Teacher Collaborative Groups” menyatakan guru berstatus tinggi ini
melakukan rutinitas kolaboratif inklusif yang memberi ruang bagi guru pemula
untuk memulai diskusi yang berfokus pada masalah praktik. Pada kelompok
kolaboratif di mana guru pemula dapat menawarkan kontribusi pada dinamika
dan budaya kelompok dan di mana guru yang lebih berpengalaman dapat
mengambil peran kepemimpinan yang membantu mendukung pertumbuhan guru
pemula.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan yaitu peran
guru dalam membentuk perilaku sosial peserta didik dan metode penelitian yang
digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus.
Perbedaan penelitian ini terletak pada teori yang digunakan dan informan
penelitian. Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu teori sinkronitas
budaya dan teori posisi, sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan teori
peran dan keterampilan sosial. Informan dalam penelitian yaitu peserta didik di
SD (Sekolah Dasar) sedangkan peneliti yaitu peserta didik di SMP.
26
Hasil penelitan pemanfaatan media pembelajaran sudah banyak dilakukan
dan menunjukkan berbagai keragaman media pembelajaran hal tersebut tampak
dari berbagai media pembelajaran yang digunakan antara lain komik, museum,
film documenter, facebook, media gambar, media visual dll. Hasil penelitian
tersebut menjelaskan pemanfaatan media pembelajaran khususnya pada materi
pembelajran IPS yaitu sebagai berikut:
Listiyani dan Widayati (2012) yang berjudul “Pengembangan Komik
sebagai Media Pembelajaran Akuntansi pada Kompetensi Dasar Persamaan
Dasar Akuntansi untuk Peserta Didik SMA Kelas XI”, hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengembangan komik sebagai media pembelajaran
akuntansi mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk mempelajari mata
pelajaran akuntansi, komik telah menambah pengetahuan mereka, komik
telah menambah wawasan mereka mengenai mata pelajaran akuntansi..
Warni (2012) yang berjudul “Pemanfaatan Koleksi Museum Sebagai
Media dan Sumber Pembelajaran IPS Sejarah” koleksi Museum Ronggowarsito
dan Museum Mandala Bhakti terdapat kesesuaian dengan SK dan KD IPS
Sejarah SMP dan SMA sehingga dapat dijadikan media dan sumber
pembelajaran IPS Sejarah dengan strategi memfungsian museum sesuai dengan
fungsinya sebagai sumber pembelajaran IPS Sejarah.
Warso (2012) dengan judul “Model Pembelajaran Geografi Berbasis
Toponim dengan Strategi Produksi Film Dokumenter Lingkungan”, strategi
pembelajaran geografi yang memberikan suasana petualangan dan tantangan
27
tertbukti meningkatkan minat dan kreativitas peserta didik. Strategi pembelajaran
melalui produksi film dokumenter pada pembelajaran mata pelajaran lain yang
bersifat investigatif, sehingga peserta didik mampu mengeksplorasi,
mengelaborasi dan mengkonfirmasi langsung pada sumber -sumber primer yang
terpercaya.
Rochmanto (2015) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran TGT
(Team Games Tournament) pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII dengan
Memanfaatkan Facebook sebagai Media Pembelajaran”, media facebook
berfungsi sebagai media pembelajaran di kelas dan sebagai pembelajaran online
di rumah serta sebagai sarana berbagi materi pembelajaran, sarana
berdiskusi secara online. Pembelajaran IPS berbasis media sosial dapat
meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik, hal ini dibuktikan
dengan hasil angket sebelum menggunakan dan sesudah mengguna kan
facebook terdapat peningkatan skor angket, hal ini juga dapat dilihat dari
hasil belajar peserta didik
Rohmah, Muhammad dan Setyo (2015) dengan judul “Penerapan Model
Make a Match Berbantuan Media untuk Meningkatan Motivasi Dan Hasil
Belajar IPS” Penggunaan model Cooperative Tipe Script dengan media
gambar terbukti dapat meningkatkan pembelajaran IPS peserta didik.
Penggunaan model pembelajaran Cooperative Tipe Script dengan media
gambar dapat menambah keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
dan meningkatkan hasil belajarnya sehingga kualitas pembelajaran akan
28
meningkat serta meningkatkan retensi memori karena lebih menarik dan mudah
diingat.
Wibowo, Wasino dan Dewi (2015) yang berjudul “Penerapan Model
Make a Match Berbantuan Media untuk Meningkatan Motivasi dan Hasil Belajar
IPS” hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model make a match berbantuan media dalam pembelajaran IPS
berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik. Hal ini dapat diketahui
dari peningkatan hasil rata -rata angket motivasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran IPS pada materi terkait. Peningkatan motivasi belajar peserta
didik berdasarkan hasil analisis angket motivasi yang diberikan pada
peserta didik.
Karyono (2016) dengan judul “Pengembangan History Room Berbasis
Media Visual Bertema Sejarah Lokal Semarang dalam Pembelajaran Sejarah” ,
pengembangan ruang sejarah merupakan satu hal yang dibutuhkan oleh guru
sejarah karena memberikan kesempatan bagi guru untuk memanfaatkan secara
optimal media-media visual untuk pembelajaran sejarah. Melalui ruang sejarah
dapat membangun dam memelihara atmosfer pembelajaran yang efektif, serta
dapat menghemat waktu pembelajaran karena media dalam ruang sejarah telah
tersedia dan dapat dimanfaatkan secara segera.
Fauzi, Sunarjan dan Syaiful (2017) yang berjudul “Pengembangan Materi
Ajar Sejarah Pokok Bahasan Kemerdekaan Indonesia dalam Penanaman Nilai
Nasionalisme Siswa Kelas XISMANegeri 1 Kroya Tahun 2016/2017 ” hasil
29
penelitian menjelaskan bahwa minimnya jumlah bahan ajar di SMA Negeri 1
Kroya sehingga dibutuhkan pengembangan bahan ajar selain LKS, dan buku
paket yang dapat digunakan untuk menambah referensi siswa, dan handout ini
dapat menjadi sumber belajar baru bagi siswa. Proses pengembangan bahan ajar
berbentuk handout dengan judul peristiwa penting sekitar proklamasi
kemerdekaan Indonesia 1945 meliputi beberapa tahap yaitu potensi dan masalah,
pengumpulan data, desain produk, validasi desain I, revisi desain, validasi desain
II dan uji coba produk. Persamaan penelitian ini yaitu menggunakan media
pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pembelajaran di kelas sedangkan
perbedaannya adalah media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian yang
dilakukan yaitu media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube.
Natakusuma, Suroso dan Puji (2017) yang berjudul “Pengaruh Cara
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Di Sma
Negeri 2 Pekalongan” hasil penelitian menunjukkan cara belajar siswa secara
keseluruhan sudah teratur, rata -rata nilai hasil belajar siswa belum mencapai nilai
KKM,pengaruh kenaikan cara belajar terhadap hasil belajar siswa sebesar 0,51
dengan koefisien regresinya positif. Simpulan adalah terdapatpengaruh cara
belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Saran adalah
siswa hendaknya memilih cara belajar yang tepat, guru hendaknya
memperhatikan hasil belajar siswa mata pelajaran geografi. Persamaan penelitian
ini membahas tentang hasil belajar siswa sedangkan perbedaannya penelitian
30
yang dilakukan membahas keterampilan sosial yang salah satu indikatornya
prestasi akademik siswa.
Pranoto, Tjaturahono dan Suroso (2017) yang berjudul “Efektivita s
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Visual Digital pada Pelajaran
Geografi Kelas XI IPS di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun Ajaran
2015/2016” hasil penelitian bahwa menunjukkan efektivitas penggunaan media
visual digital sebagai sumber belajar memiliki kriteria tinggi hal itu dikarenakan
tiap indikator dari sub variabel tersebut kebanyakan siswa sudah memenuhi
kriteria. Adapun indikator dari sub variabel penggunaan media sebagai sumber
belajar yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1.) mengumpulkan
data/informasi, 2.) merumuskan konsep, 3.) mengembangkan konsep. Persamaan
dalam penelitian ini yaitu mengggunakan media pembelajaran yang berbasis
visual digital. Perbedaannya yaitu metode yang digunakan dalam penelitian ini
kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif presentase
sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian kualitatif studi
kasus.
Pratiwi, Mochamad, Tjaturahono (2017) yang berjudul “Pemanfaatan
Laboratorium Alam Geologi Karang Sambung Dalam Kegiatan Outdoor Study
Materi Pokok Litosfer Kelas X Sma Negeri 1 Karangsambung Tahun Ajaran
2016/2017” hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
pembelajaran mencapai 83,9% sehingga masuk dalam kriteria sangat baik.
Aktivitas guru dalam pembelajaran mencapai 90,2% sehingga masuk dalam
31
kriteria sangat baik. Sedangkan, untuk kelengkapan perangkat pembelajaran
Silabus mencapai 94,4%, RPP mencapai 97,4% dan 89,7% sehingga masuk
dalam kriteria sangat baik. Persamaan dalam penelitian ini yaitu pemanfaatan
media pembelajaran sedangkan perbedaannya yaitu media pembelajaran pada
penelitian yang dilakukan berbasis Vlog You-Tube.
Pradana, Suwito dan Atno (2017) yang berjudul “Pengembangan Media
Pembelajaran Sejarah Menggunakan Video Dokumenter dengan Subtema
Pertempuran Palagan Ambarawa di Kelas XI SMAN 1 Ambarawa” hasil
penelitian menunjukkan pengembangan dalam penelitianini yaitu dari video yang
tidak tidak ada sistematika materi menjadi video yang mempunyai sistematika
materi alur ceritanya. Selanjutnya video juga dikembangkan dari videonya yang
tidak sesuai dengan materi pada suaranya menjadi video yang sesuai dengan
materi pada suaranya. Dari media yang hanya gambar berisi tulisan
dikembangkan menjadi video mempunyai gambar bergerak yang sesuai dengan
materi, dan antara video dan suara yang keluar juga sesuai. Persamaan dalam
penelitian ini yaitu menggunakan media pembelajaran yang berbasis video
sedangkan perbedaannya yaitu video yang digunakan dalam penelitian yang
dilakukan video blog atau yang sering disebut Vlog You-Tube.
Rokhim (2017) yang berjudul “Pemanfaatan Situs Masjid Agung Demak
sebagai Sumber Belajar Sejarah bagi Peserta didik SMA di Kabupaten Demak”
memberikan pengaruh yang positif terhadap pengetahuan, perilaku dan
kreatifitas peserta didik selain itu memperoleh pengetahuan dan pemahaman
32
terhadap sejarah perkembangan islam di pulau Jawa. Keadaan masyarakat
dan situs-situs peninggalan Masjid Agung Demak secara kritis, peserta didik
juga mampu mengimplemetasikan nilai-nilai yang terdapat pada materi sejarah
Kerajaan Demak.
Oktavia dan Azis (2017) dalam jurnal penelitian yang berjudul
“Hubungan Penggunaan You-Tube sebagai Sumber Belajar dan Keterampilan
Membaca Peta dengan Hasil Belajar IPS Terpadu Peserta didik Kelas VIII SMP
Negeri 17 Banda Aceh” menyatakan bahwa penggunaan You-Tube sebagai
sumber belajar dan keterampilan membaca peta dengan hasil belajar IPS terpadu
sebesar 0,41 yang berarti memiliki hubungan yang sedang. Terdapat hubungan
yang signifikan antara penggunaan You-Tube sebagai sumber belajar da n
keterampilan membaca peta dengan hasil belajar IPS Terpadu, penggunaan You-
Tube sebagai sumber belajar memiliki pengaruh positif sebesar 0,47 terhadap
hasil belajar peserta didik. Artinya setiap terjadi peningkatan satu satuan pada
variable maka hasil belajar akan ikut meningkat sebesar 0,47.
Khaerunnisa, Sunarjan, and Atmaja (2018) yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Media Power PointTerhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Bumiayu Tahun Ajaran 2017/2018” hasil penelitian menunjukkan
media pembelajaran power pointberpengaruh untuk meningkatkan minat belajar
siswa kelas X SMA Negeri 1 Bumiayu Tahun Ajaran 2017/2018. Pengaruh
tersebut dapat digambarkan dalam peningkatan minat siswabahwa perhitungan
secara deskriptif yang telah dilakukan pada skor skala minat belajar siswa, pada
33
kategori minat belajar siswa “sangat tinggi”, tidak ada siswa dari tahap pre tes
yang berada pada tingkat ini sedangkan dari tahap post -test ada 1(3 %) siswa
yang menempati kategori tersebut. Persamaan penelitian ini yaitu menggunakan
media pembelajaran power point sedangkan perbedaannya adalah media
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan yaitu media
pembelajaran berbasis Vlog You-Tube.
Fatmawati (2018) dalam jurnal yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar
Peserta didik dalam Pembelajaran Biologi dengan Menggunakan Media Youtube
Di MA Annajah Ponpes Al Halimy Sesela” hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar kelompok peserta didik A
(menggunakan media You-Tube) dengan kelompok B (tidak menggunakan media
You-Tube) dalam pembelajaran biologi di MA Annajah Ponpes Al Halimy
Sesela. Rata-rata hasil belajar peserta didik dengan menggunakan media You-
Tube lebih tinggi dibandingkan rata -rata hasil belajar peserta didik dengan tanpa
menggunakan media You-Tube. Rata-rata hasil belajar kelompok peserta didik
yang mengikuti pembelajaran biologi dengan media youtube adalah 61,68
sedangkan rata-rata hasil belajar kelompok peserta didik yang mengikuti
pembelajaran biologi dengan tanpa menggunakan media You-Tube adalah 59,23.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
pemanfaatan media sosial yang berdampak pada perilaku sosial, media sosial
yang digunakan bervariasi dari mulai facebook sampai You-Tube. Berdasarkan
berbagai penelitian-penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan
34
media sosial dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai sosial dalam kehidupan sosial
masyarakat. Pemanfaatan media sosial juga dapat digunakan sebagai sumber
belajar peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya terletak pada metode penelitian yang dilakukan,
penelitian sebelumnya menggunakan pendekatan kuantitatif dalam penelitian
untuk membuat keputusan berdasarkan data untuk menerima atau menolak
hipotesis. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk membangun
abstraksi atau untuk menggambarkan gambaran fenomena yang sedang
dipelajari.
Berdasarkan deskripsi tentang studi penelitian media pembelajaran yang
relevan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya dapat disimpulkan
penelitian bahwa bahwa pemanfaatan media pembelajaran pada materi IPS dapat
berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik, hasil belajar, minat terhadap
pembelajaran di kelas dan kreativitas peserta didik. Apabila guru dapat
memanfaatkan media pembelajaran dengan baik akan tercipta pembelajaran yang
efektif dan menyenangan di dalam kelas, namun penelitian-penelitian tentang
media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube masih jarang dilakukan. Padahal
berbagai macam bentuk Vlog saat ini banyak diminati oleh generasi millenial
kemudian bagaimana pemanfaatan media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube
pada materi IPS di SMP. Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan usaha -
usaha untuk menjawab dan mengungkap pertanyaan-pertanyaan yang belum
terjawab oleh penelitian-penelitian sebelumnya khususnya bagaimana
35
pemanfaatan media pembelaaran berbasis Vlog You-Tube pada pembelajaran IPS
di SMP dalam membentuk keterampilan sosial peserta didik dengan bantuan dari
guru IPS pada kegiatan belajar mengajar di kelas.
36
Tabel 2.1. Jurnal Penelitian
No. Nama dan
Tahun Tujuan Penelitian Metode Hasil penelitian
1. Warni (2012) Pemanfaatan museum sebagai sumber belajar
dan media pembelajaran IPS Sejarah Penelitian
kualitatif Pemanfaatan museum terdapat kesesuaian dengan SK dan KD IPS
Sejarah SMP dan SMA sehingga dapat dijadikan media dan sumber
pembelajaran IPS Sejarah dengan strategi memfungsian museum sesuai
dengan fungsinya sebagai sumber pembelajaran IPS Sejarah. 2. Cowan and
Butler (2013) Mempertimbangkan peran guru dalam m-
learning Penelitian
kualitatif Guru pada sistem kegiatan memancarkan daya dan kontrol untuk
menjaga keseimbangan antara komponen yang diperlukan untuk
pembelajaran yang efektif. 3. Olander (2013) Membandingkan cara-cara yang berbeda dari
dua kasus penggunaan video monitoring diri,
untuk mengembangkan keterampilan sosial
pada remaja dengan ASD
Kajian sosial Penggunaan rekaman video pemantuan diri untuk mengembangkan
keterampilan sosial pada remaja autism spectrum disorder (ASD)
terdapat peningkatan kesadaran akan perilaku ASD dan mempu
mempertahankan perubahan, menurunkan perilaku menyimpang. 4.. Perdani (2013) Mendapatkan informasi dan data tentang upaya
meningkatkan keterampilan sosial anak kelas B
melalui metode bermain permainan tradisional
bermain
Penelitian
tindakan Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
bermain permainan tradisional perlu adanya perhatian dan pemahaman
yang baik bagi guru untuk dapat melihat dan memberikan bimbingan,
arahan, dan motivasi serta penguatan berdasarkan kebutuhan dan
karakter siswa. 5. Rohmanto
(2015) Mengkaji penerapan model pembelajaran TGT
dengan memanfaatkan facebook sebagai media
pembelajaran mata pelajaran IPS kelas VIII
Research &
Development Media facebook berfungsi sebagai media pembelajaran di kelas dan
sebagai pembelajaran online di rumah serta sebagai sarana berbagi
materi pembelajaran, sarana berdiskusi secara online. 6. Szczesiul and
Huizenga
(2015)
Mengeksplorasi kepemimpinan guru sebagai
pengaruh informal yang muncul dari interaksi
dan diberikan melalui proses dan norma
kelompok
Penelitian
kualitatif Guru harus melalui peran informal dan psikologis kelompok untuk
dapat merenungkan secara kritis dan bereksperimen dengan praktik.
7. Ginanjar (2016) Mendeskripsikan peran IPS dalam
mengembangkan keterampilan sosial peserta
didik
Penelitian
kualitatif Beberapa hal yang perlu dilakuakn oleh guru dalam pengembangan
keterampilan sosial dalam pembelajaran IPS yaitu: (1) memahami
tujuan IPS (2) menguasai keterampilan sosial (3) mengintegrasi
keterampilan sosial dalam RPP (4) menentukan metode pembelajaran
yang tepat
37
2.2 Kerangka Teoritis
2.2.1 Konsep Keterampilan Sosial
Peserta didik dengan keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan
perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa
harus melukai oranglain (Merrell & Gimpel, 1998). Keterampilan sosial
membawa peserta didik untuk lebih berani berbicara, mengungkapkan setiap
perasaan atau permasalahan yang dihadapi dan sekaligus menemukan
penyelesaian yang adaptif, sehingga peserta didik tidak mencari pelarian ke hal-
hal lain yang justru dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Definisi
keterampilan sosial menurut Comb dan Slaby sebagai berikut:
“The social skill is the ability to interact with others in a given social
context in specific ways that are socially acceptable or valued at the
same time persobality benefecial, manually benefecial, or benefecial
primary to others”.
Keterampikan sosial merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan
orang lain dalam satu konteks sosial dengan suatu cara yang spesifik yang
secara sosial dapat diterima atau diniai dan menguntungkan orang lain.
Ciri-ciri keterampilan sosial menurut Gresham & Reschly (Merrell &
Gimpel, 1998) mengidentifikasikan keterampilan sosial dengan beberapa ciri,
antara lain:
38
a) Perilaku Interpersonal.
Perilaku interpersonal adalah perilaku yang menyangkut keterampilan
yang digunakan selama melakukan interaksi sosial yang disebut dengan
keterampilan menjalin persahabatan.
b) Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri.
Perilaku ini merupakan ciri dari seorang yang dapat mengatur dirinya
sendiri dalam situasi sosial, seperti: keterampilan menghadapi stress,
memahami perasaan orang lain, mengontrol kemarahan dan sebagainya.
c) Perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis
Perilaku ini berhubungan dengan hal-hal yang mendukung prestasi
belajar di sekolah, seperti: mendengarkan guru, mengerjakan pekerjaan
sekolah dengan baik, dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku di
sekolah.
d) Penerimaan teman sebaya
Hal ini didasarkan bahwa individu yang mempunyai keterampilan sosial
yang rendah akan cenderung ditolak oleh teman-temannya, karena
mereka tidak dapat bergaul dengan baik. Beberapa bentuk perilaku yang
dimaksud adalah: memberi dan menerima informasi, dapat menangkap
dengan tepat emosi orang lain, dan sebagainya.
39
e) Keterampilan berkomunikasi
Keterampilan ini sangat diperlukan untuk menjalin hubungan sosial
yang baik, berupa pemberian umpan balik dan perhatian terhadap lawan
bicara, dan menjadi pendengar yang responsif.
Dimensi keterampilan sosial Caldarella dan Merrell (Merrell & Gimpel,
1998) mengemukakan 5 (lima) dimensi paling umum yang terdapat dalam
keterampilan sosial, yaitu :
a) Hubungan dengan teman sebaya (Peer relation), ditunjukkan melalui
perilaku yang positif terhadap teman sebaya seperti memuji atau
menasehati orang lain, menawarkan bantuan kepada orang lain, dan
bermain bersama orang lain.
b) Manajemen diri (Self-management), merefleksikan seorang peserta
didikyang memiliki emosional yang baik, yang mampu untuk
mengontrol emosinya, mengikuti peraturan dan batasan-batasan yang
ada, dapat menerima kritikan dengan baik.
c) Kemampuan akademis (Academic), ditunjukkan melalui pemenuhan
tugas secara mandiri, menyelesaikan tugas individual, menjalankan
arahan guru dengan baik.
d) Kepatuhan (Compliance), menunjukkan seorang peserta didikyang dapat
mengikuti peraturan dan harapan, menggunakan waktu dengan baik, dan
membagikan sesuatu.
40
e) Perilaku assertive (Assertion), didominasi oleh kemampuan-kemampuan
yang membuat seorang remaja dapat menampilkan perilaku yang tepat
dalamsituasi yang diharapkan.
2.2.2 Teori Peran
Peran (role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (stasus),
artinya seseorang telah menjalankan hak -hak dan kewajiban-kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya maka orang tersebut t elah melaksanakan sesuatu
peran. Peran sangat penting karena mengatur perilakuan seseorang, disamping
itu peran menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada
batas-batas tertentu, sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilakunya
sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. Peran yang melekat pada
diri seseorang harus dibedakan dengan posisi atau tempat dalam pergaulan
kemasyarakatan (Narwoko, 2013: 158-159).
Dalam teorinya Biddle & Thomas (Sarwono: 215) membagi peristilahan
dalam teori peran menjadi empat golongan yaitu:
a) Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial
b) Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut
c) Kedudukan orang-orang dalam perilaku
d) Kaitan antara orang dan perilaku
Peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku karena fungsi
peran sendiri adalah sebagai berikut:
a) Memberi arah pada proses sosialisasi
41
b) Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan
pengetahuan
c) Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat
d) Menghidupkan sistem pengendali dan control sehingga dapat
melestarikan kehidupan masyarakat.
Peranan sosial yang ada dalam masyarakat dapat diklasifikasikan
menurut bermacam-macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandang.
Berbagai peranan dapat disebutkan sebagai berikut, berdasarkan
pelaksanaannya peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Peranan yang diharapkan (expected roles): cara ideal dalam pelaksanaan
menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan yang
diharapkan secermat-cermatnya dan peranan ini tidak dapat ditawar dan
harus dilaksanakan seperti yang ditentukan.
b) Peranan yang disesuaikan (actual roles) yaitu cara bagaimana
sebenarnya peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih
luwes dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu.
Menurut Zahroh (2015:157-186) guru sebagai profesi memiliki peran
dalam mencerdaskan peserta didik. Guru tidak hanya memainkan satu peran,
tetapi guru juga memainkan multi peran dalam proses pembelajaran yang
diselenggarakan. Peran guru yang multi peran tersebut adalah:
42
a) Guru sebagai pendidik dan pengajar
Peran guru sebagai pendidik yaitu mendidik diri peserta didik secara
utuh dan menyeluruh, baik aspek pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap agar tumbuh sebagai manusia yang berkepribadian dan
berdedikasi tinggi. Peran guru sebagai pengajar yaitu guru berperan
sebagai penyalur ilmu pengetahuan dan nilai, serta membantu peserta
didik agar dapat mengkontruksi pengetahuan yang diperoleh melalui
sumber belajar atau lingkungan.
b) Guru sebagai pembimbing
Guru harus membimbing peserta didik agar dapat menemukan potensi
yang dimilikinya sebagai bekal hidup, selain itu juga membimbing
peserta didik agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan sehingga dapat tercapat serta dapat tumbuh dan
berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan orangtua,
masyarakat, bangsa dan negara.
c) Guru sebagai motivator
Guru sebagai motivator berperan sebagai pembangkit motivasi peserta
didik agar semangat belajar dan menuntut ilmu pengetahuan. Sebagai
motivator yang baik, guru berusaha untuk mengarahkan peserta didik
kepada hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan, terutama saat KBM
berlangsung.
43
d) Guru sebagai inovator
Inovasi pendidikan adalah suatu bentuk perubahan yang belum pernah
dilakukan dan memang benar-benarsuatu yang baru serta berbeda dari
yang sebelumnya. Inovasi ini berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam mencapai tujuan. Inovasi dapat terwujud
apabila guru selalu kreatif dlam menghadirkan inovasi baru. Inovasi
harus dilakukan tanpa henti, tidak ada kata berhenti untuk berinovasi.
Berbagai inovasi yang dilakukan guru semata -mata hanya untuk
menjadikan pembelajaran menuai keberhasilan.
e) Guru sebagai pengelola pembelajaran
Peran guru sebagai pengelola pembelajaran yakni guru berperan dalam
menciptaan iklim belajar yang nyaman lagi menyenangkan peserta didik
untuk belajar. Pembelajaran yang nyaman lagi menyenangkan akan
terbentuk jika dipenuhi melalui pengelolaan kelas yang baik.
Pengelolaan kelas yang baik berfungsi untuk memenuhi tujuan dan
keberhasilan pembelajaran berupa hasil akhir.
f) Guru sebagai sumber belajar
Guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan terhadap
materi pelajaran. Baik tidaknya guru dapat dinilai dari penguasaan
materi pelajaran. Guru harus menguasai berbagai macam pengetahuan.
Sebagai sumber belajar yang baik, guru dijadikan pusat pengetahuan
bagi peserta didik. Posisi guru sebagai sumber belajar pada proses
44
pembelajaran, menuntut guru untuk melaksanakan hal -hal diantaranya
guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibanding siswa,
guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh
siswa, guru perlu melakukan pemetaan tentang materi yang dipelajari.
g) Guru sebagai pendorong kreativitas
Guru sebagai pendorong kreativitas, berarti guru bertugas dalam
mengembangkan imajinasi peserta didik melalui kekreatifan. Guru yang
kreatif secara langsung akan membuat dan ikut menstimulasi peserta
didik untuk aktif dalam mengembangkan ide-ide kreatif.
h) Guru sebagai evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan mengumpulkan berbagai data dan
informasi mengenai keberhasilan dari pembelajaran yang telah dicapai
oleh peserta didik. Evaluasi digunakan sebagai informasi untuk
mengetahui mengenai keberhasilan, kelemahan dan kekurangan proses
pembelajaran. Setelah mengetahui, maka dapat dilakukan umpan balik.
2.2.3 Konsep Pemanfaatan Media Pembelajaran
Menurut Sadiman (2009: 189) terdapat beberapa pola pemanfaatan
media pembelajaran. Berikut ini pola -pola pemanfaatan media pembelajaran
yang dapat dilakukan.
1. Pemanfaatan media dalam situasi kelas (classroom setting), media
pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapai tujuan tertentu.
Pemanfaatannya dapat dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam
45
situasi kelas. Perencanaan dalam pemanfaatan media guru harus dapat
melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung
tercapainya tujuan tersebut serta strategi belajar mengajar yang sesuai
untuk mencapai tujuan. Media pembelajaran yang dipilih harus sesuai
dengan ketiga hal itu, yang meliputi tujuan, materi dan strategi
pembelajarannya.
2. Pemanfaatan media di luar situasi kelas, pemanfaatan media di luar
kelas dibedakan menjadi dua kelompok utama:
1) Pemanfaatan secara bebas, media yang digunakan tanpa kontrol
atau diawasi. Pembuat media mendistribusikan program media, itu
di masyarakat pemakai media dengan baik dengan diperjualbelikan
maupun didistribusikan secara bebas. Pemakaian media digunakan
menurut kebutuhannya masing-masing dan biasanya secara
perorangan.
2) Pemanfaatan secara terkontrol, media yang digunakan suatu
rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai
tujuan tertentu. Apabila media itu berupa media pembelajaran,
sasaran didik (audience) diorganisasikan dengan baik. Sasaran didik
diatur dalam kelompok-kelompok belajar, setiap anggota kelompok
diketuai oleh pemimpin kelompok dan disupervisi oleh seorang
tutor.
46
2.2.4 Teori Koneksionisme
Teori belajar Thorndike disebut “connectionsm” karena belajar
merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon,
teori ini sering disebut juga dengan “triad and eror learning”. Individu yang
belajar melakukan kegiatan melalui proses “triad and eror” dalam rangka
memilih responn yang tepat bagi stimulus tertentu (Dalyono, 2015: 30).
Menurut Thorndike mengatakan bahwa belajar merupakan peristiwa penting
terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus
(S) dan dengan respon (R). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan
eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organism untuk beraksi atau
berbuat sedangkan respons adala h sembarang tingkah laku yang dimunculkan
kepada adanya perangsang (Wahab, 2015: 38-39). Setiap respons menimbulkan
stimulus baru selanjutnya stimulus baru ini akan menimbulkan respon lagi,
demikian selanjutnya, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:
S R S1 R1 dst
Supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons perlu adanya
kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui usaha -usaha atau
percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (eror) terlebih dahulu. Bentuk
paling dasar dari belajar adalah triad and eror learning atau selecting and
connecting learning dan berlangsung menurut hukun tertentu, oleh karena itu
47
teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori
belajar koneksionisme. Thorndike juga mengungkapkan hukum-hukum belajar
sebagai berikut:
1. Hukum Kesiapan (law of readiness) yaitu semakin siap suatu organism
memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah
laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi
cenderung diperkuat.
2. Hukum Latihan (law of exercise) yaitu semakin sering tingkah laku
diulang/dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.
3. Hukum Akibat (law of effect) yaitu hubungan stimulus respons
cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderu ng
diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan.
Berdasarkan hukum-hukum tersebut dapat disimpulkan bahwa teori
koneksionisme adalah belajar suatu kegiatan membentuk asosiasi (connection)
antara kesan pancaindra dengan kecenderungan bertindak.
V
Guru dan peserta
didik menjadi lebih
kreatif dan inovatif
serta mempunyai
keterampilan sosial
yang baik
Teori koneksionisme
Thorndike, stimulus
yang diberikan guru
IPS dan respon
peserta didik
48
2.3 Kerangka Berpikir
Teori Peran Biddle & Thomas
Guru IPS dalam
interaksi sosial
Perilaku guru
IPS dalam
interaksi sosial
Kedudukan
guru IPS dalam
berperilaku
Kaitan guru IPS
dengan perilaku
peserta didik
Konsep pemanfaatan media pembelajaran
Pemanfaatan
media dalam
situasi kelas
Pemanfaatan
media diluar
situasi kelas
Konsep keterampilan sosial
Perilaku
interpersonal
peserta didik
Perilaku yang
berhubungan
dengan peserta
didik
Kesuksesan
akademis
peserta didik
Penerimaan
teman sebaya
Keterampilan
komunikasi
peserta didik
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
49
Kerangka berikir pada gambar 2.1 menjelaskan bahwa peran yang
dilakukan oleh guru IPS dapat dijabarkan berdasarkan teori peran Biddle &
Thomas diantaranya guru IPS dalam interaksi sosial, perilaku guru IPS dalam
interaksi, kedudukan guru IPS dalam berperilaku dan kaitan guru IPS dengan
perilaku peserta didik. Peran guru IPS dalam pembelajaran di kelas mempunyai
peranan yang penting dalam membentuk keterampilan sosial yang dimiliki
peserta didik, oleh karema itu guru IPS menggunakan pemanfaatan media
pembelajaran berbasis Vlog You-Tube. Pembelajaran IPS di kelas diciptakan
menyenangkan dan menarik peserta didik sehingga atusias dalam proses
pembelajaran, kerjasama dan interakis sosial terjalin serta pembelajaran di kelas
menjadi active learning, melalui pemanfaatan media pembelajaran berbasis Vlog
You-Tube. Perubahan pembelajaran IPS yang terjadi dapat membentuk
keterampilan sosial peserta didik, dengan menggunakan stimulus yang diberikan
oleh guru yaitu media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube dan peran guru
maka kemudian melihat respon peserta didik yang dapat dijabarkan
menggunakan teori koneksionisme Thorndike. Tujuan akhir dari penelitiamn
pembelajaran IPS di kelas menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga
keterampilan sosial peserta didik dapat terbentuk dengan baik dan ketika berada
di lingkungan masyarakat dapat memecahkan masalah-masalah sosial sehingga
dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan tepat.
160160160
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Setelah penulis melaksanakan penellitian mengenai “Peran Guru IPS
dalam Membentuk Keterampilan Sosial Peserta Didik kelas VIII melalui
Pemanfaatan Media Pembelajaran IPS berbasis Vlog You-Tube (Studi Kasus
SMP Negeri 1 Dukuhwaru Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal)”, maka
dapat diambil simpulan pada rumusan masalah sebagai berikut:
1. Peran guru IPS dalam pembelajaran di kelas mempunyai peran yang
penting karena peserta didik masih membutuhkan guru walaupun guru
hanya berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran karena
pembelajaran IPS yang sebelumnya menggunakan metode ceramah
menjadi metode problem based learning menuntut peserta didik untuk
belajar mandiri. Guru IPS membimbing jalan proses diskusi di dalam
kelas, kegiatan diskusi sering dilakukan supaya antar peserta didik dapat
bekerja sama, melakukan tanya jawab, mengemukakan pendapat,
melatih kepimpinan dan kepatuhan sehingga sifat-sifat tersebut dapat
terbentuk keterampilan sosial yang baik. Peserta didik yang sudah
mempunyai keterampilan sosial yang baik diharapkan dapat memba ntuk
peserta didik yang masih mempunyai keterampilan sosial rendah dengan
cara diskusi kelompok pada pembelajaran IPS.
161161161
2. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube membantu
guru IPS menjadi guru yang lebih inovatif dan menciptakan susasana
belajar di kelas yang menyenangkan. Melalui pemanfaatan media
pembelajaran berbasis Vlog You-Tube ini mampu membentuk
keterampilan sosial peserta didik, karena dengan adanya vlog tersebut
kerja sama, interaksi sosial antar peserta didik dan ketaatan terhadap
aturan sekolah menjadi lebih bak dengan bantuan dari peran guru IPS di
dalam kelas yang selalu mengingatkan kembali makna dari setiap
tayangan vlog tersebut.
3. Keterampilan sosial peserta didik dapat dilihat dari cara berpakaian,
bahasa yang digunakan, antuias dalam pembelajaran di kelas, kontrol
diri dan teman sebaya. Peserta didik di lingkungan sekolah masih suka
melanggar aturan sekolah serta sopan santun terhadap guru masih
rendah sehingga dapat dikatakan bahwa keterampilan sosial peserta
didik masih rendah.
5.2. Saran
1. Bagi guru IPS, tidak membedakan antar peserta didik dan bersifat
terbuka untuk selalu berinovasi dalam pembelajaran IPS serta lebih
memilih tayangan Vlog You-Tube yang sesuai dengan karakter peserta
didik.
2. Bagi peserta didik, menggunakan media sosial sebaik mungkin dan
dapat menempatkan diri khususnya saat berada di lingkungan sekolah.
162162162
3. Bagi Sekolah, memberikan pelatihan bagi guru -guru khususnya yang
berhubungan dengan pembelajaran di kelas yang dilandasi dengan
IPTEK supaya misi sekolah dapat terlaksana dengan baik.
163163163
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Alwansyah., Edy Purnomo., Partito. 2015. “Meningkatkan Keterampilan Sosial
Peserta didik dengan Menggunakan Model Simulasi". Tesis. Lampung:
Program Pascasarjana Universitas Lampung.
Bali, M. 2017. Model interaksi sosial dalam mengelaborasi keterampilan sosial.
Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 4(2).
Cowan, Pamela and Ryan Butler. 2013. “Using Activity Theory to Problematize the
Role of the Teacher During Mobile Learning”. SAGE Open, 69–71.
Diahwati, Rina, Fattah Hanurawan. 2016. “Keterampilan Sosial Peserta didik
Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Inklusi”. Jurnal Pendidikan, 1(8).
Dalyono, M. 2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Dodd, Helen., et al. 2011. “Biased Self-Perception of Social Skills in Anxiou s
Children: The Role of State Anxiety”. Journal of Experimebtal
Psychopathology, 2(4).
Fatmawati, A., et al. 2018. “Perbedaan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Biologi dengan Menggunakan Media You-Tube di MA Annajah Ponpes Al
Halimy Sesela”. Jurnal Ilmiah Biologi, 6(1), 48-53.
Fauzi, Ma’mum., YYFR. Sunarjan dan Syaiful Amin. 2017. “Pengembangan Bahan
Ajar Berbentuk Handout Berbasis Sejarah Lokal dengan Materi Perjuangan
Rakyat Banyumas Mempertahankan Kemerdekaan dalam Agresi Militer
Belanda 1 Tahun 1947 terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri
4 Purwokerto”. Indonesian Journal of History Education, 5(2).
Ginanjar, Asep. 2016. “Penguatan Peran IPS dalam Meningkatkan Keterampilan
Sosial Peserta Didik”. Jurnal Harmony, 1(1): 118-126.
Hutchins, N., M. Burke., H. Hatton et al. 2017. “Social Skills Interventions for
Students with Challenging Behavior: Evaluating the Quality of the Evidence
Base”. Remedial and Special Education, 38(1): 13-27.
Jennings, Jennifer L. and Thomas A. Diprete. 2010. “Teacher Effects on Social and
Behavioral Skills in Early Elementary School”. Sociology of Education,
83(2): 135–159.
164164164
Karyono, Andi Suryadi. 2016. “Pengembangan History Room Berbasis Media
Visual Bertema Sejarah Lokal Semarang dalam Pembelajaran Sejarah”.
Jurnal Penelitian Pendidikan, 33(2).
Kirchhoff, Allison and Frances Lawrenz. 2015. “The Use of Grounded Theory to
Investigate the Role of Tea cher Education on STEM Teachers’ Career Paths
in High-Need Schools”. Journal of Teacher Education, 62(3): 246 –259.
Krisnaningrum, Iva. 2017. “Perilaku Sosial Remaja Era Globalisasi di SMK
Muhammadiyah Kramat, Kabupaten Tegal”. Journal of Educational Social
Studies, 6 (3).
Listiyani, I. M., & Widayati, A. 2012. “Pengembangan komik sebagai media
pembelajaran akuntansi pada kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi
untuk peserta didik SMA kelas XI”. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia,
10(2).
Luhsasi, D. I., & Sadjiarto, A. 2017. Youtube: Trobosan Media Pembelajaran
Ekonomi Bagi Mahasiswa. In Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis, 3(1).
Lutfiana, Hilma., Asma Luthfi dan Thriwaty Arsal. 2017. “Pengembangan Nilai
Karakter dan Kecakapan Hidup bagi Santri Ndalem di Pondok Pesantren
Roudlotul Jannah Kabupaten Kudus”. Solidarity, 6 (1).
Lodico, Marguerite G. 2006. Methods In Educational Research : From Theory To
Practice. America: United States.
Maryani, Elok dan Heulis Syamsudin. 2009. “Pengembangan Program Pembelajaran
IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial”. Jurnal Ilmu
Penelitian, 9(1).
Merrell, Kenneth W., Gretchen A Gimpel. 1998. Social Skills of Children and
Adolescents: Conceptualization, Assement, Treatment. New York and
London: Psychology Press.
Miles dan A. Mirachel Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Murwani, Elika Dwi. 2006. “Peran Guru dalam Membangun Kesadaran Krtis Peserta
didik”. Jurnal Pendidikan Penabur, 06.
Nasarani, Agitha Gaun Cakrapramesta. 2016. "Perilaku Sosial Peserta didik SMP
Kristen Widhodho Purworejo dalam Penggunaan Media Sosial". Journal of
Educational Social Studies, 5(2), 113–120.
165165165
Natakusuma, Adhitya., Suroso dan Puji Hardati. 2017. “Pengaruh Cara Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Di Sma Negeri
2 Pekalongan”. Edu Geography, 5 (3).
Narwoko, J. Dwi., Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi: Teks Pengantar & Terapan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Oktarina, Lisa Dwi., Thriwaty Arsal dan Asma Lutfi. 2017. “Relasi Kerja Mandor
dan Buruh Perempuan Pada Pa brik Rokok PT. Unggul Jaya Di Kabupaten
Blora”. Solidarity, 6 (2).
Oktavia, C. D., Abdi, A. W., & Azis, D. 2017. “Hubungan Penggunaan Youtube
sebagai Sumber Belajar dan Keterampilan Membaca Peta dengan Hasil
Belajar IPS Terpadu Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 17 Banda Aceh”.
Jurnal Ilmiah Mahapeserta didik Pendidikan Geografi, 2(4).
Olander, Mona Holmqvist and Helen Burman. 2013. “Social Review as a Tool for
Developing Social Skills: Using Contrasting Cases”. SAGE Open, 3(2): 1-8.
Perdani, Putri Admi. 2013. Peningkatan Keterampilan Sosial melalui Metode
Bermain Permainan Tradisional pada Anak TK B.” Jurnal Pendidikan Usia
Dini,7(2.)
Pradana, Angga., Suwito Eko Pramono dan Atno. 2017. “Pengembangan Media
Pembelajaran Sejarah Menggunakan Video Dokumenter dengan Subtema
Pertempuran Palagan Ambarawa di Kelas XI SMA N 1 Ambarawa”.
Indonesian Journal of History Education, 5 (2).
Pranoto, Edi., Tjaturahono Budi Sanjoto& Suroso. 2017. “Efektivitas Penggunaan
Media Pembelajaran Berbasis Visual Digital pada Pelajaran Geografi Kelas
XI IPS di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun Ajaran 2015/2016”.
Edu Geography, 5(1).
Pratiwi, Putri Inmas., Moch. Arifien & Tjaturahono Budi Sanjoto. 2017.
“Pemanfaatan Laboratorium Alam Geologi Karang Sambung Dalam
Kegiatan Outdoor Study MateriPokok Litosfer Kelas X Sma Negeri 1
Karangsambung Tahun Ajaran 2016/2017”. Edu Geography, 5(2).
Puruhita, Adhila Ayu, Suyahmo dan Hamdan Tri Atmaja. 2016. “Perilaku Sosial
Anak-Anak Jalanan Di Kota Semarang.” Journal of Educational Social
Studies 5(2).
Putney, Leann G. and Suzanne H. Broughton. 2011. “Developing Collective
Classroom Efficacy : The Teacher ’ s Role as Community Organizer”.
Journal of Teacher Education, 62(1): 93 –105
166166166
Qomarudin. 2013. “Perubahan Sosial Dan Peran Masyarakat dalam Pengembangan
Kawasan Wisata Kepulauan Karimun Jawa”. Journal of Educational Social
Studies, 2(1).
Rahman, A. A., & Yanti, S. 2016. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VII SMP Negeri 1
Peudada. Jurnal Pendidikan Almuslim, 4(2).
Rochmanto, Yanto. 2015. “Penerapan Model Pembelajaran TGT (Team Games
Tournament) pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII dengan Memanfaatkan
Facebook sebagai Media Pembelajaran”. Journal of Education Social
Studies, 4(1).
Rohmah, Tri Nur., Muh. Chamdani., & H. Setyo Budi. 2015. “Penggunaan Model
Cooperative Tipe Script dengan Media Gambar dalam Peningkatan
Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumingkir 01 Tahun
Ajaran 2014/2015”. Jurnal Kalam Cendekia, 3(3.1)
Rokhim, Muhammad Abdul dkk. 2017. “Pemanfaatan Situs Masjid Agung Demak
sebagai Sumber Belajar Sejarah bagi Peserta didik SMA di Kabupaten
Demak”. Journal of Education Social Studies, 6(3).
Sadiman, Arief S dkk. 2009. Media Pembelajaran, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Sapriya. 2017. Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdayakarya.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2017. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali
Press.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabet cv.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Surahman, Edy & Mukminan. 2017. “Peran Guru IPS sebagai Pendidik Dan Pengajar
dalam Meningkatkan Sikap Sosial dan Tanggung Jawab Sosial Peserta didik
SMP”. Jurnal Harmoni Sosial, 4(1): 1-13.
Sutopo, Heribertus. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Sutton, Paul S. and Andrew W. Shouse. 2018. “Investigating the Role of Social
Status in Teacher Collaborative Groups”. Journal of Teacher Education, 1 –
13
167167167
Szczesiul, Stacy Agee and Jessica L. Huizenga. n.d. “Bridging Structure and
Agency : Exploring the Role of Teacher Leadership in Teacher
Collaboration”. Journal of School Leadership, 25.
Teachout, David J. and Constance L. Mckoy. 2010. “The Effect of Teacher Role
Development Training on Undergraduate Music Educati on Majors : A
Preliminary Study”. Journal of Music Teacher Education, 20(1): 88 –104
Wahab, Rohmalina. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Warni. 2012. “Pemanfaatan Koleksi Museum Sebagai Media dan Sumber
Pembelajaran IPS Sejarah”. Journal of Education Social Studies, 1(1).
Warso dkk. 2012. “Model Pembelajaran Geografi Berbasis Toponim dengan Strategi
Produksi Film Dokumenter Lingkungan”. Journal Of Education Social
Studies, 1(2).
Wibowo, Hendro Ari., Wasino. Dewi Lisnoor S. 2012. “Kearifan Lokal dalam
Menjaga Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat si Desa Colo
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus)” Journal of Educational Social
Studies, 1(1).
Wibowo, K. P., & Marzuki, M. 2015. “Penerapan Model Make a Match Berbantuan
Media Untuk Meningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPS”. Jurnal
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, 2(2).
Wright, Adam and Michael A. Gottfried. 2017. “A Kindergarten Teacher Like
Me: The Role of Student-Teacher Race in Social-Emotional
Development” American Educational Research Journal, 54(1): 78S–101
Yuliastuti, D., Tri Marhaeni Pudji Astuti & Moch Amien., 2017. “ Peran PT. Dedy
Jaya Lambang Perkasa terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kabupaten Brebes”. Journal of Educational Social Studies, 6(3).
Yuniati, Ani., Suyahmo dan Juhadi. 2017. “Perilaku Menyimpang dan Tindak
Kekerasan Peserta didik SMP di Kota Pekalongan”. Journal of Educational
Social Studies, 6 (1).
Zahroh, Aminatul. 2015. Membangun Kualitas Pembelajaran Melalui Dimensi
Profesionalisme Guru. Bandung: Yrama Widya.
Zurohman, Achmad, Tri Marhaeni Pudji Astuti dan Tjaturahono Budi Sanjoto. 2016.
“Dampak Fenomena Judi Online Terhadap Melemahnya N ilai-Nilai Sosial
Pada Remaja (Studi Di Campusnet Data Media Cabang Sadewa Kota
Semarang)”. Journal of Educational Social Studies 5(2):156–62.
168168168
LAMPIRAN
169169169
LAMPIRAN 1
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan guru IPS Wawancara dengan Bapak Kepala Sekolah
Wawancara dengan guru IPS kelas VII Wawancara dengan guru BK kelas VIII
Wawancara dengan peserta didik kelas VIII A
Adit Faoji Abdul Navi
Putra Ahmad Rohim Bagas Abdi Rokhmandito
Devina Nurul Syahwani
170
171171171
Wawancara dengan peserta didik kelas VIII C
Muhammad Fatir Al Ghifari Irkham Rizki Maulana
Sigit Wibisono Akbar Bahtiar
Annisa Nurul Fadilah
172172172
Wawancara dengan informan pendukung
Love Fatra Kamalin Hadi Riyanto
Annisa Mei Hidayah Dwiki Suryo G.
173
LAMPIRAN 2
Instrumen Penelitian
PEDOMAN OBSERVASI
No SASARAN
PENGAMATAN
UNSUR
PENGAMATAN
INDIKATOR
PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
1. Guru IPS kelas VIII
1. Peran guru IPS pada kegiatan
pembelajaran di
kelas
1. Peran guru dalam pembelajaran a. Guru sebagai pendidik dan
pengajar b. Guru sebagai pembimbing
c. Guru sebagai motivator
d. Guru sebagai inovator
e. Guru sebagai pengelola f. Guru sebagai sumber belajar
g. Guru sebagai pendorong
kreativitas
h. Guru sebagai evaluator
2. Sikap peserta didik ketika
pembelajaran IPS dalam kelas.
3. Ketertarikan peserta didik dengan
media pembelajaran berbasis Vlog
You-Tube a. Materi dan contoh yang
disampaikan dalam Vlog b. Pemahaman terhadap materi dan
contoh
174
4. Hambatan yang dialami guru dalam
menjalankan perannya pada proses
pembelajaran IPS
2.
Peserta didik
kelas VIII
1. Kompetensi
keterampilan
sosial
1. Kompetensi keterampilan sosial di
dalam kelas a. Keterampilan mendengarkan
orang lain 1) Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru 2) Mengemukakan pendapat
3) Kritik dan saran yang
diberikan oleh guru dan
teman
b. Keterampilan bertanya
1) Cara bertanya ketika peserta
didik belum paham dengan
materi yang disampaikan 2) Cara bertanya kepada teman
dikelas pada saat presentasi
c. Keterampilan bekerja sama
1) Menyelesaikan tugas
kelompok
2) Mengerjakan tugas sesuai
dengan peran dalam
kelompok
175
d. Keterampilan mau berbagi
1) Memberikan informasi
kepada teman apabila teman
di kelas tidak hadir
2) Memberikan informasi ketika
teman belum paham apa yang
dijelaskan oleh guru
2. Komptensi keterampilan sosial di
luar kelas a. Keterampilan mendengarkan
orang lain 1) Pengetahuan peserta didik
mengenai Vlog You-Tube 2) Pengetahuan peserta didik
mengenai kaitan media
pembelajaran berbasis Vlog
You-Tube dengan materi IPS
kelas VIII
3) Memberikan tanggapan yan
baik
b. Keterampilan bertanya
1) Tidak malu bertanya ketika
paham 2) Sopan dalam bertanya
kepada sesama teman
176
c. Keterampilan menjalin dan
memelihara pertemanan
1) Memberikan dukungan
kepada teman apabila
mengalami kesulitan
2) Memperhatikan teman
3) Berinisiatif menawarkan
bantuan
4) Tidak membully teman
d. Keterampilan bekerja sama
1) Terlibat dalam kegiatan
kelompok
2) Sopan dalam berbicara dan
berperilaku
3) Berinteraksi dengan teman
4) Meminta maaf apabila
melakukan kesalahan 5) Percaya diri
6) Berperilaku jujur
Bertanggung jawab terhadap
peran dan tugas dalam
kelompok
e. Keterampilan mau berbagi
1) Mau berbagi atau
meminjamkan alat yang
dimiliki Berbagi makanan dengan
teman
177
PEDOMAN WAWANCARA
GURU KELAS VIII
Nama Informan :
Kelas Diampu :
Sekolah :
Pertanyaan :
A. Keterampilan sosial peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Dukuhwaru
1. Bagaimana interaksi dan kerjasama antara guru dengan peserta didik?
2. Pada saat peserta didik diberikan tugas kelompok, bagaimana pembagian
tugas tersebut diberikan kebebasan kepada peserta didik atau Bapak/ Ibu ikut
menentukan pembagian tugas tersebut?
3. Bagaimana kerjasama yang terjalin antar peserta didik dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Bapak/ Ibu?
4. Bagaimana Bapak/ Ibu memanajemen waktu agar penyampaian materi dapat
efisien dan efektif?
5. Bagaimana cara yang Bapak/ Ibu terapkan agar peserta didik mempunyai
sikap tanggung jawab terhadap tugasnya?
6. Bagaimana cara Bapak/ Ibu menyikapi apabila pada saat diskusi sedang
berlangsung kemudian terdapat peserta didik yang kesulitan menjawab
pertanyaan dari peserta didik lain?
7. Bagaimana cara Bapak/ Ibu guru lakukan untuk menerapkan nilai-nilai sosial
di kelas?
8. Bagaimana cara yang Bapak/ Ibu terapkan untuk melatih keterampilan dan
kreatifitas peserta didik?
9. Apakah dengan peserta didik membuat Vlog dapat memahami karakteristik
peserta didik lainnya?
10. Apakah Bapak/ Ibu guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk membuat menentukan keputusan sendiri?
11. Bagaimana cara yang Bapak/ Ibu terapkan agar peserta didik mampu
menentukan keputusan sendiri?
B. Peran guru IPS dalam membentuk keterampilan sosial peserta didik kelas VIII di
SMP Negeri 1 Dukuhwaru
1. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang peran guru dalam proses
pembelajaran?
178
2. Seberapa penting peran seorang guru dalam proses pembelajaran?
3. Dalam pembelajaran IPS, bagaimana Bapak/Ibu melakukan peran sebagai
seorang guru?
4. Metode pembelajaran apa yang digunakan selama ini dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas VIII pada mata pelajaran IPS?
5. Mengapa memakai metode pembelajaran tersebut?
6. Bagaimanakah cara ibu untuk membuat suasana pembelajaran IPS menjadi
lebih menyenangkan bagi siswa?
7. Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk menciptakan pembelajaran yang aktif
dalam proses pembelajaran IPS ?
8. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu memahami segala karakteristik yang dimiliki
siswa?
9. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengahadapi masalah kesulitan belajar/
pribadi siswa?
10. Upaya apa yang ditempuh Bapak/Ibu dalam mengatasi kesulitan belajar?
11. Bagaimana cara Bapak/ Ibu dalam menumbuhkan minat agar peserta didik
tertarik terhadap mata pelajaran IPS?
12. Bagaimana pemberian tugas yang Bapak/ Ibu lakukan untuk menghindari
peserta didik yang mencontoh tugas temannya?
13. Bagaimana perilaku siswa dalam pembelajaran?
14. Nilai-nilai sosial apa saja yang ditanamkan dalam kelas dan bagaimana
implementasinya?
15. Bagaimana sikap siswa dengan sesama teman?
16. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu untuk mengoptimalkan peran ibu sebagai
guru?
17. Apasajakah faktor penghambat Bapak/Ibu dalam menjalankan peran dalam
pembelajaran IPS?
18. Bagaimana cara mengatasi faktor penghambat peran guru dalam
pembelajaran IPS?
C. Pemanfaatan media pembelajaran IPS berbasis Vlog You-Tube pada materi IPS
kelas VIII di SMP Negeri 1 Dukuhwaru
1. Apakah fasilitas di sekolah ini dapat menunjang Bapak/ Ibu dalam
menggunakan media pembelajaran di kelas?
2. Apabila fasilitas di sekolah tidak dapat menunjang lalu apakah yang
dilakukan Bapak/ Ibu? Tetap menggunakan media pembelajaran secara
mandiri ataukah tidak menggunakan media pembelajaran?
179
3. Media pembelajaran apa saja yang pernah Bapak/ Ibu gunakan selama
mengajar materi IPS di kelas VIII?
4. Menurut Bapak/ Ibu seberapa penting penggunaan media pembelajaran di
kelas? Mengapa demikian?
5. Menurut Bapak/ Ibu media pembelajaran yang berkualitas itu yang
bagaimana?
6. Pernahkan Bapak/ Ibu menggunakan perkembangan teknologi sebagai media
pembelajaran di kelas? Misalnya saja Vlog You-Tube.
7. Menurut Bapak/ Ibu Vlog You-Tube dapat digunakan sebagai media
pembelajaran? Mengapa?
8. Pada saat menggunakan media pembelajaran IPS I berbasis Vlog You-Tube,
menurut Bapak/ Ibu apakah cukup efektif?
9. Apakah dengan pemanfaatan media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube
dapat meningkatkan semangat Bapak/ Ibu untuk memperdalam penguasaan
terhadap perkembangan teknologi sebagai bahan mengajar di kelas?
10. Bagaimana dengan minat belajar peserta didik di kelas pada saat
menggunakan media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube?
11. Menurut Bapak/ Ibu dengan adanya pembelajaran berbasis Vlog You-Tube,
apakah dapat memberikan meningkatkan motivasi peserta didik dalam
belajar baik di kelas maupun dirumah?
12. Apakah media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube dapat menumbuhkan
semangat belajar mandiri pada peserta didik?
13. Bagaimana partisipasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar pada
saat menggunakan media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube?
14. Pemanfaaatan media pembelajaran berbasis Vlog You-Tube pada materi IPS
kelas VIII dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk dapat
berdiskusi lebih kritis lagi?
15. Adakah kendala yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran IPS berbasis
Vlog You-Tube sebagai media pembelajaran? Jika ada, apa saja kendala
tersebut?
16. Bagaimana cara Bapak/ Ibu mengatasi kendala tersebut?
180
LAMPIRAN 3
Data Informan Penelitian
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
INFORMAN PENDUKUNG
191
192
193
194
LAMPIRAN 4
Kalender Pendidikan
195
LAMPIRAN 5
Jadwal Mengajar Guru IPS (Bu Ratna)
196
LAMPIRAN 6
Surat-surat Penelitian
197