YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Pengukuran Benda Padat

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

Pengukuran Dasar pada Benda Padat

Disusun Oleh:

Nama : Ruth Virgine

NPM : 240210110019

Hari/Tgl : Jumat/ 6 Oktober 2011

Waktu : 15.00 - 16.40

Asisten : Tiwi

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2011

Page 2: Pengukuran Benda Padat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran untuk

mendapatkan nilai dalam suatau satuan yang dibutuhkan dengan

menggunakan alat bantu yaitu alat ukur.

Ketelitian suatu alat ukur tergantung dari beberapa hal. Tingkat

ketelitian alat, serta ketelitian dan keahlian pengamat dalam menentukan tepat

atau tidaknya pembacaan skala. Dalam praktikum pengukuran kali ini alat

ukur yang digunakan hampir mendekati teliti. Alat yang digunakan adalah

jangka sorong dan mikrometer sekrup. Jangka sorong dan mirometer sekruo

memiliki tingkat ketelitian hingga 0,1 mm.

Besaran-besaran pengukuran sangat erat kaitannya dalam aplikasi di

kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kerap kali kita melakukan

pengukuran mulai dari teknik sederhana sampai dengan menggunakan alat

ukur, misalnya mengukur panjang meja belajar dengan jengkal tangan dan

mendapatkan panjang meja 5 jengkal. Dalam pengukuran tersebut kita sudah

mengambil jengkal sebagai acuan satuan panjang. Hal ini membuktikan dalam

kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan pengukuran terhadap besaran

tertentu menggunakan alat ukur.

Pengukuran begitu penting dalam fisika. Kita harus dapat melakukan

pengukuran dengan besaran-besaran dasar agar dapat memberikan data yang

tepat dan akurat dalam merumuskan suatu permasalahan.

1.2 Tujuan

1.Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dasar

2.Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti dan hasil pengukuran/

perhitungan

3. Menghitung besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar

Page 3: Pengukuran Benda Padat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu

standar atau satuan pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi

juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa

dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau tingkat ketelitian. Jadi,

pengukuran sebenarnya merupakan proses pembandingan nilai besaran yang

belum diketahui dengan nilai standar yang sudah ditetapkan. Pengukuran juga

dapat diartikan sebgai proses atau prosedur untuk mengkuatifikasikan atribut

dalam sebuah kontinum.

Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka.

Ini dimulai dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai ke

mikroskop elektron dan pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan luas

dalam pengembangan alat pengukur modern.

Alat ukur dasar yang biasanya digunakan dalam pengukuran panjang dan

digunakan juga dalam praktikum ini adalah :

1. Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur mempunyai ketelitian mencapai

seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian

bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan

ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi

dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah

0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30 cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.

Kegunaan jangka sorong adalah:

Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit.

Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang

(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur.

Page 4: Pengukuran Benda Padat

Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara

"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak

terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.

Jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam

digunakan untuk mengukur diameter -dalam atau sisa- dalam suatu benda. Rahang

luar untuk mengukur diameter –luar atau sisi luar- suatu benda. Sedangkan

penduga digunakan untuk mengukur kedalaman. Pada waktu digunakan rem harus

dalam keadaan bebas yang diputar adalah tombol roda bebas (roda kecil).

Gambar1. Alat ukur jangka sorong

2. Mikrometer Sekrup

Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka

sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm.

Mikrometer terdiri dari:

- Poros tetap

- Poros geser / putar

- Skala utama

- Skala nonius

- Pemutar

- Pengunci

Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur ketebalan suatu

benda. Misalnya tebal kertas. Selain mengukur ketebalan kertas, mikrometer

sekrup digunakan untuk mengukur diameter kawat yang kecil.

Page 5: Pengukuran Benda Padat

Gambar 1. Mikrometer Sekrup

Page 6: Pengukuran Benda Padat

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat

1. Jangka Sorong

2. Mikrometer sekrup

3.2 Bahan

Plat besi berbentuk :

Bujur sangkar

Persegi panjang

Lingkaran

3.3 Prosedur Praktikum

1. Siapkan semua alat-alat yang diperlukan.

2. Ukur panjang, lebar, dan/ atau diameter pelat besi dengan jangka sorong.

3. Amati dan catat hasil pengukurannya.

4. Lakukan pengukuran hingga sepuluh (10) kali

5. Ukur ketebalan semua jenis pelat. Masing-masing pelat diukur sebanyak

sepuluh (10) kali.

6. Catat hasilnya.

Page 7: Pengukuran Benda Padat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan

A. Bujur Sangkar

No.

Panjang

cm

Lebar

cm

Tebal

cm

1. 12,11 12,11 0,08

2. 12,025 12,025 0,09

3. 12,045 12,045 0,05

4. 12,08 12,08 0,08

5. 12,05 12,05 0,06

6. 12,10 12,10 0,10

7. 12,09 12,09 0,06

8. 12,08 12,08 0,12

9. 12,05 12,05 0,10

10. 12,03 12,03 0,08

Rata -

rata

12,066 cm ± 12,066 cm ± 0,082 cm ±

Tabel 1. Hasil Pengukuran Bujur Sangkar

Page 8: Pengukuran Benda Padat
Page 9: Pengukuran Benda Padat

=

= 0,03396

12,066 cm ±

Page 10: Pengukuran Benda Padat

12,066 cm ±

0,082 cm ±

Page 11: Pengukuran Benda Padat

B. Persegi Panjang

No.Panjang

(𝐏±∆𝐏)cm

Lebar

(𝐋±∆𝐋)cm

Tebal

(𝐭±∆𝐭)cm

1.11,71 5,94 0,051

2.11,72 5,92 0,052

3.11,81 5,91 0,053

4.11,72 5,95 0,054

5.11,83 5,93 0,056

6.11,81 5,89 0,056

7.11,83 5,92 0,053

8.11,82 5,91 0,051

9.11,84 5,96 0,056

10.11,81 5,92 0,052

Rata -

rata11,79 cm ± 0,016232

cm5,925 cm ± 0,00654

cm0,0534 cm ± 0,00635

cmTabel 2. Hasil Pengukuran Persegi Panjang

Page 12: Pengukuran Benda Padat
Page 13: Pengukuran Benda Padat

= 0,04491417

Page 14: Pengukuran Benda Padat

C. Lingkaran

No.

Tebal

cm

Diameter

1. 0,53 312,01

2. 0,51 12,02

3. 0,63 12,02

4. 0,64 12,01

5. 0,54 12,00

6. 0,61 12,03

7. 0,53 12,01

8. 0,56 12,01

9. 0,62 12,01

10. 0,57 12,01

Rata -rata 0,57 12,01 cm ±0,05 mm

Tabel 3. Hasil Pengukuran Lingkaran

Page 15: Pengukuran Benda Padat
Page 16: Pengukuran Benda Padat

4.2 Pembahasanetiap alat yang digunakan untuk mengukur mempunyai nilai satuan

terkecil yang berbeda-beda. Nilai satuan terkecil ini pun dapat dihitung berdasarkan bahan atau alat yang diteliti. Untuk itulah setiap alat mempunyai kegunaannya masing-masing. Jika kita lihat dari segi bentuk, terlihat bahwa jangka sorong mempunyai skala yang lebih banyak dari mikrometer sekrup sehingga ukurannya pun lebih panjang. Karena ukurannya yang lebih panjang dari mikrometer sekrup inilah, jangka sorong mempunyai kegunaan untuk mengukur panjang dan lebar suatu benda. Tetapi di lain pihak, mikrometer sekrup mempunyai kelebihan dibandingkan jangka sorong. Mikrometer sekrup mempunyai nilai satuan terkecil yang lebih teliti dibandingkan jangka sorong. Oleh sebab itu, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu alat. Namun yang alat yang dapat diukur oleh kedua alat ini juga terbatas karena masing-masing alat mempunyai ukurannya masing-masing. Jangka sorong dapat mengukur alat yang mempunyai panjang maksimum 13,5 cm sedangkan mikrometer dapat mengukur tinggi benda yang memiliki ukuran maksimum 2,5 cm.

Adapun kesalahan yang terjadi baik dalam perhitungan maupun pengambilan data dikarenakan faktor-faktor pengganggu seperti :

Kesalahan yang berasal dari alat a) Kesalahan kalibrasi yaitu pemberian nilai pada skala waktu alat

diproduksib) Alat yang digunakan sudah lama digunakan sehingga tingkat

keakuratannya berkurang.c) Keterbatasan alat menjadi suatu kendala khususnya mikrometer

sekrup. Mikrometer sekrup yang tersedia tidak banyak seperti jangka sorong. Sehingga pada waktu penelitian, peneliti hanya bisa menggunakan satu alat saja. Sehingga peneliti tidak dapat mempelajari cara pemakaian alat yang lain.

Kesalahan yang berasal dari penelitia) Peniliti tidak dapat membaca skala yang ada pada jangka sorong

ataupun mikrometer sehingga dalam pengambilan data tidak benar.b) Keakuratan penglihatan peneliti khususnya bagi yang menggunakan

kacamata. Kesalahan laina) Keterbatasan waktu sehingga membuat peneliti gugup atau grogi

sehingga pengukuran pun menjadi tidak maksimal.

Pembulatan saat perhitungan yang mengakibatkan hasil perhitungan berbeda


Related Documents