PENGEMBANGAN KARTU KARIR SEBAGAI MEDIA DALAM BIMBINGAN KARIR SISWA SD NEGERI SAMIRONO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Zati Hanani
NIM 11104244045
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JULI 2016
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
And the life of this world is nohing but play and amusement. And the abode of the
Hereafter is better for those who fear (Allah). Will you not then understand?
– Translation Q.S. Al-An’aam, 6 : 32 –
Khairunnas anfa’uhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi
yang lain.
– Terjemahan H.R. Bukhari dan Muslim –
Climbing to the top demands strength, whether it is to the top of Mount Everest or
the top of your career.
– Abdul Kalam –
Dare to be yourself, be better, be more than you are.
– writter –
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Keluarga tercinta: Ibunda, Ayahanda, Ayunda, dan Ananda.
2. Almamater tercinta Universitas Negeri Yogyakarta
3. Agama, Nusa, dan Bangsa.
vii
PENGEMBANGAN KARTU KARIR SEBAGAI MEDIA DALAM
BIMBINGAN KARIR SISWA SD NEGERI SAMIRONO
Oleh
Zati Hanani
NIM 11104244045
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul pengembangan kartu karir sebagai media dalam
bimbingan karir siswa SD bertujuan untuk menghasilkan permainan kartu karir
sebagai media bimbingan karir yang sesuai dengan karakter dan layak digunakan
siswa Sekolah Dasar.
Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Tahap
pengembangan yang dilakukan adalah penelitian awal dan pengumpulan
informasi, perencanaan, pengembangan draf produk awal, uji validasi ahli, revisi
validasi ahli, uji coba lapangan awal, revisi uji coba lapangan awal, uji coba
lapangan utama, revisi hasil uji coba lapangan utama, uji lapangan operasional,
dan revisi produk akhir. Setelah melalui tahap pengembangan produk awal maka
dihasilkan produk awal yang telah divalidasi oleh ahli materi dan media.
Selanjutnya roduk diujicobakan kepada siswa melalui tiga tahap, yaitu uji coba
lapangan awal yang terdiri dari 6 siswa, uji coba lapangan utama yang terdiri dari
15 siswa, uji lapangan operasional ang terdiri dari 30 siswa. Subyek uji coba
produk adalah siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono, Yogyakarta. Data
dikumpulkan melalui angket pada saat uji coba.
Hasil penelitian ini adalah kartu karir sebagi media bimbingan karir yang
layak berdasarkan uji materi dan media. Hasil uji ahli materi yang meliputi 19
item pernyataan terkait dengan kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan tujuan
bimbingan karir, maka diperoleh rata-rata skor 1 dengan kategori baik dan
dinyatakan telah layak untuk digunakan. Hasil uji ahli media yang meliputi 47
item pernyataan terkait dengan tampilan desain grafik kartu karir, tampilan fisik
kemasan, tampilan desain grafik kemasan, tampilan fisik kartu karir, kemudahan
penggunaan, konsistensi, formasi artistik, kemanfaatan, daya dukung, aturan
penggunaan, dan logo produsen dengan kategori baik dan dinyatakan telah layak
untuk digunakan.
Kata kunci: kartu karir, media permainan bimbingan karir.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr Wb.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata‟ala yang telah
melimpahkan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul
“PENGEMBANGAN KARTU KARIR SEBAGAI MEDIA PERMAINAN
DALAM BIMBINGAN KARIR SISWA SD NEGERI SAMIRONO” ini dapat
terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan paripurna bagi umat manusia.
Penyelesian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi kesempatan
belajar di Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Dekan FIP Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin
penelitian.
3. Dr. Suwarjo, M.Si., selaku Wakil Dekan III FIP Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan izin ujian.
4. Fathur Rahman, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIP, Universitas
Negeri Yogyakarta yang telah menyetujui judul penelitian.
5. Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si., selaku Dosen Pembimbing sekaligus Validator
Materi yang dengan penuh kesabaran membimbing, menasehati,
memotivasi dan meluangkan waktunya hingga skripsi ini terselesaikan.
6. Agus Triyanto, M.Pd., selaku Validator Media yang telah memberi
masukan, membimbing dan mengarahkan.
7. Ariyadi Warsito, M.Pd., selaku Penasehat Akademik yang telah
membersamai selama pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.
8. Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd., Diana Septi Purnama, Ph.D., Yulia Ayriza,
Ph.D., yang telah memberikan pengetahuan yang bermakna dan berharga.
9. Seluruh Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah
berbagi pengetahuan dan pengalaman.
ix
x
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
PERSETUJUAN............................................................................................... ii
PERNYATAAN................................................................................................ iii
PENGESAHAN................................................................................................ iv
MOTTO............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN............................................................................................. vi
ABSTRAK......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR...................................................................................... viii
DAFTAR ISI..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah................................................................................. 8
D. Rumusan Masalah..................................................................................... 8
E. Tujuan Pengembangan.............................................................................. 8
F. Manfaat Pengembangan............................................................................ 8
G. Spesifikasi Produk yang Diharapkan........................................................ 9
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan................................................ 13
BAB II KAJIAN TEORI
A. Media........................................................................................................ 14
1. Pengertian Media.............................................................................. 14
2. Jenis-jenis Media.............................................................................. 15
3. Karakteristik Media.......................................................................... 18
xi
4. Kriteria dan Prinsip Media............................................................... 19
5. Kegunaan Media.............................................................................. 21
6. Kelebihan dan Kekurangan Media.................................................. 25
B. Kartu Karir sebagai Media Bimbingan Karir .......................................... 26
1. Pengertian Kartu Karir..................................................................... 26
2. Materi Kartu Karir........................................................................... 27
3. Tujuan Kartu Karir.......................................................................... 31
4. Komponen Kartu Karir .................................................................... 34
5. Isi Kartu Karir........................................................................... 36
6. Penggunaan Kartu Karir .................................................................. 38
7. Desain Kartu Karir ........................................................................... 43
8. Kelebihan dan Kekurangan Kartu Karir .......................................... 46
C. Alat Permainan Edukatif......................................................................... 48
1. Pengertian Alat Permainan Edukatif................................................ 48
2. Jenis Alat Permainan Edukatif ......................................................... 51
D. Bimbingan Karir di Sekolah Dasar .......................................................... 52
1. Pengertian Bimbingan Karir di Sekolah Dasar................................. 52
2. Tujuan dan Manfaat Bimbingan Karir di Sekolah Dasar................. 57
3. Prinsip-prinsip Bimbingan Karir di Sekolah Dasar.......................... 60
4. Pelaksanaan Bimbingan Karir di Sekolah Dasar.............................. 63
5. Penelitian tentang Karir Anak Sekolah Dasar.................................. 67
E. Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah ............................. .......................... 70
1. Pengertian Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah............................... 70
2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah........................... 71
3. Ciri-ciri Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah................................... 74
4. Tugas Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah .............. 75
5. Perkembangan Karir Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah ............... 77
6. Perkembangan Kognitif Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah .......... 78
7. Perkembangan Sosial Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah .............. 79
F. Kerangka Berpikir .................................................................................... 80
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan.............................................................................. 85
B. Prosedur Pengembangan.......................................................................... 86
C. Tempat dan Waktu Pengembangan........................................................ 90
D. Uji Coba Produk...................................................................................... 90
E. Jenis Data ................................................................................................. 94
F. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 95
G. Instrumen Uji Kelayakan Ahli Materi .................................................... 95
H. Instrumen Uji Kelayakan Ahli Media....................................................... 97
I. Instrumen Uji Kelayakan Media oleh Siswa ........................................... 100
J. Teknik Analisis Data ............................................................................... 102
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.......................................................................................... 105
1. Penelitian Awal dan Pengumpulan Informasi..................................... 105
2. Perencanaan......................................................................................... 113
3. Pengembangan Draf Produk Awal..................................................... 114
4. Uji Lapangan Awal............................................................................ 119
5. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan Awal.............................................. 128
6. Uji Coba Lapangan Utama................................................................. 128
B. Pembahasan............................................................................................... 129
C. Keterbatasan Penelitian............................................................................. 132
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................................. 133
B. Saran........................................................................................................... 134
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
135
LAMPIRAN....................................................................................................... 140
xiii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi............................................................ 96
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Ahli Media............................................................. 98
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Angket Penilaian oleh Siswa................................. 101
Tabel 4. Kategori Penilaian Skala 5.................................................................... 103
Tabel 5. Kriteria Penilaian Produk Uji Coba....................................................... 103
xiv
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Kesesuaian antara Media dan Aktivitas Beragam Kelompok Usia.. 39
Gambar 2. Kesesuaian antara Media dan Aktivitas bagi Beragam Situasi…... 40
Gambar 3. Kesesuaian antara Media dan Aktivitas untuk Mencapai Tujuan… 41
Gambar 4. Kesesuaian Sifat Media dan Aktivitas…………………………… 42
Gambar 5. Alur Prosedur Pengembangan Kartu Karir………………………. 89
Gambar 6. Alur Desain Uji Coba Pengembangan Kartu Karir………………. 93
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Permohonan Evaluasi Media oleh Ahli Media
2. Lembar Permohonan Evaluasi Media oleh Ahli Materi
3. Alur Desain Uji Coba Pengembangan Kartu Karir
4. Surat Perijinan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
informasi yang pesat dan universal berdampak pada semua aspek
perkembangan manusia. Indonesia harus siap bersaing dalam kompetisi antar
negara yang semakin ketat di segala bidang. Oleh karena itu, Indonesia
membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan tinggi dalam
menghadapi tantangan dan kecakapan hidup yang unggul. Salah satu upaya
antisipasi adalah mempersiapkan sumber daya manusia pada usia sedini
mungkin karena anak sebagai generasi penerus memiliki peran strategis untuk
menentukan eksistensi bangsa di masa depan (Muryono, 2011: 19).
Indonesia memerlukan upaya untuk menghadapi perubahan dan
perkembangan dunia yang sangat dinamis, cepat dan produktif. Upaya tersebut
dapat dilakukan melalui perbaikan sistem pendidikan nasional. Pembaharuan
pendidikan juga mengalami percepatan siklus dari sepuluh tahunan menjadi
lima tahunan. Perbaikan sistem pendidikan nasional adalah mewujudkan
sumber daya manusia yang mampu mengembangkan potensi dan keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Paradigma
pembaharuan dilaksanakan melalui demokratisasi pendidikan yang melibatkan
berbagai pihak terutama peserta didik, pendidik, orang tua dan masyarakat
dalam berbagai aspek pelaksana pendidikan. Salah satu hal yang dapat
dilakukan pendidik adalah memberikan bimbingan karir.
Bimbingan karir di SD penting untuk diberikan agar anak memiliki
2
gambaran tentang kehidupannya di masa depan, yaitu kehidupannya sebagai
pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara. Akan tetapi, secara formal
bimbingan karir belum dikenal dalam dunia pendidikan dasar di Indonesia.
Bimbingan karir berfungsi penting dalam rangka perkembangan karir
manusia.
Perkembangan karir merupakan sebuah proses yang menuntut diri
untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya
tentang diri sendiri kemudian digunakan untuk memasuki dunia kerja (Perry
dan Vand Zandt, 2006: 12).
Anak usia SD mulai membatasi pilihan karir berdasarkan pada
informasi yang mereka dapatkan dari lingkungan mereka (Brown dan
Associates, 2002: 36). Informasi tentang karir menjadi penting untuk dipahami
anak-anak SD. Akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa pembaharuan informasi
karir merupakan tantangan yang besar bagi negara dengan pendapatan
perkapita relatif rendah (OECD, 2004: 41) dan negara berkembang. Referensi
dan studi pengembangan karir anak Indonesia dalam hal jumlahnya dan
variasinya belum memadai. Referensi penting tentang perkembangan vokasi
pada masa kanak-kanak lebih sulit ditemukan daripada masa remaja dan
dewasa (Hartung, Porfeli, dan Vondracek, 2005: 386-387). Sejatinya,
bimbingan karir perlu diberikan kepada anak SD bahkan dimulai sebelum
taman kanak-kanak dengan asumsi bahwa perkembangan karir
mempertimbangkan proses sepanjang hayat; program karir komprehensif
disesuaikan usia, dan termasuk kegiatan pengalaman (Zunker, 2006: 386-387).
3
Pengenalan karir pada anak usia SD perlu disesuaikan dengan
perkembangan karir. Ginzberg, Ginsberg, Axelrad dan Herma, 1951;
Havighurst, 1951, 1964; Roe, 1956; Super, 1957 (Hartung et al, 2005: 386)
mengartikan masa kanak-kanak sebagai periode pertumbuhan penting untuk
perkembangan karir. Menurut Ginzberg et al (Patton dan McMahon, 2014: 64)
menjelaskan bahwa selama masa ini pemilihan karir berada pada fase fantasi
(fantasy), pilihan pekerjaan secara umum mengenali peranan orang dewasa
yang mereka kenal dan tidak realistis. Selama fase fantasi, dari saat lahir
sampai 9 tahun anak-anak mula-mula hanya bermain-main dan permainan ini
dianggap tidak mempunyai kaitan dengan dunia kerja (Winkel dan Hastuti,
2006: 627-628). Super (1980, 1990, 1992 dalam Patton dan MacMahon, 2014:
72) menggambarkan konsep rentang dan jangka waktu kehidupan karir, anak
berada pada fase perkembangan (growth), anak mengeksplorasi dunia sekitar
untuk mengembangkan fokus masa depan. Saat anak lahir sampai umur 14/15
tahun, anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat,
dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri
(Sunaryo dan Sugandi, 2002: 187-188).
Bimbingan karir yang efektif merupakan sebuah proses yang bertujuan
untuk melengkapi individu dengan pemahaman yang jelas terhadap diri
mereka sendiri dan kekuatan mereka bagi perkembangan karir masa depan
(Ali dan Graham, 1996: 1).
Di Yogyakarta terdapat sejumlah SD. Peneliti melakukan observasi
awal di SD Negeri Samirono pada tanggal 19 Maret 2015. Hasil observasi
4
menunjukkan bahwa bimbingan karir belum diberikan di sekolah tersebut.
Bimbingan yang diberikan hanya bimbingan pribadi, sosial, dan belajar.
Adapun bimbingan yang diberikan masih dilaksananakan oleh guru kelas,
sehingga layanan bimbingan belum optimal. Hal tersebut berdampak pada
kurangnya pengetahuan siswa SD terkait dengan informasi karir. Peneliti juga
melakukan wawancara dengan siswa SD. Hasil wawancara dengan siswa
menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang karir yang seharusnya sudah
diketahui oleh anak SD tetapi masih belum memadai.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, siswa SD perlu diberikan
layanan bimbingan karir agar dapat mengembangkan karir. Gibson dan
Mitchell (2011: 85) menjelaskan bahwa pentingnya pengembangan karir di
tahun-tahun SD sebagai fondasi bagi keputusan penting berikutnya yang
melandasi naiknya atensi terencana pada perkembangan karir siswa SD.
Bimbingan karir menunjuk pada pelayanan dan aktivitas yang diharapkan
membantu individu, di segala usia dan tujuan sepanjang hidup mereka, untuk
mengarahkan pendidikan, pelatihan, dan pilihan okupasi dan mengatur karir
mereka (OECD, 2004: 11). Arti penting bimbingan karir di SD agar
tersedianya informasi yang akurat dan tepat tentang pekerjaan. Dalam
bimbingan karir, informasi karir merupakan bahan yang vital untuk
pembuatan rencana karir (Munandir, 1996: 71-213). Anak-anak perlu
mengembangkan karirnya untuk mempersiapkan kehidupannya di abad ke-21.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat dipahami bahwa
bimbingan karir perlu dilaksanakan agar anak sadar diri dan karir sejak dini.
5
Pelaksanaan di SD kelas rendah dilakukan dengan menggunakan gambar
berwarna, beraneka permainan dalam kelompok kecil (Winkel dan Hastuti,
2010: 138). Metode yang dipilih harus dapat menciptakan situasi bimbingan
yang menarik, menyenangkan, merangsang rasa ingin tahu, mendidik,
mengaktifkan minat, serta mengembangkan kreativitas. Bagi siswa SD, belajar
adalah bermain dan bermain adalah belajar (Munif Chatib, 2011: 21).
Guru dapat mengembangkan sendiri bahan informasi karir. Bahan
informasi karir tersebut disesuaikan dengan usia SD kelas rendah. Siswa usia
SD menurut Piaget (Sugihartono, Kartika Nur Fathiyah, Farida Harahap,
Farida Agus Setiawati, Siti Rohmah Nurhayati, 2013: 109) berada dalam
operasional konkret, anak terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap
oleh panca indera. Guru harus kreatif dalam membuat siswa memahami
informasi karir yang bersifat abstrak. Bagi siswa SD, aktivitas mental terfokus
pada objek-objek nyata atau berbagai kejadian yang pernah dialaminya
(Novan Ardy Wiyani: 2013, 72). Guru harus memenuhi kompetensi
profesional yaitu kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media
dan sumber belajar (Wina Sanjaya, 2013: 19).
Media menjadi sarana bimbingan yang tidak hanya berkonotasi
sebagai media penyampaian informasi dan komunikasi, tetapi juga sebagai
sumber aktivitas bimbingan karir bagi siswa dalam eksplorasi karir. Selain itu,
media harus menarik, menkonkretkan pesan, dan sesuai dengan karakteristik
perkembangan anak. Media harus membantu siswa memahami materi
bimbingan karir berupa informasi seputar dunia kerja. Media menjadi sesuatu
6
yang sangat signifikan sehingga kualitas layanan bimbingan dapat efektif dan
efisien. Media yang dipilih yaitu kartu karir karena belum terdapat di sekolah-
sekolah. Sasaran penggunaan kartu karir adalah anak SD kelas rendah.
Aktivitas perlu dibersamai dengan prosedur penunjang seperti permainan.
Permainan merupakan cara yang menarik untuk memperkaya pengalaman dan
pembelajaran pada pendidikan anak-anak (Tsiapis dan Gikopoulou, 2008: 93).
Kebutuhan pengembangan karir bagi siswa sekolah dasar diperkuat
dengan penelitian unggulan perguruan tinggi yang dilakukan oleh tim dosen
UNY, Yulia Ayriza, dkk yang dilakukan selama tiga tahun sejak tahun 2015,
yaitu berjudul “Pengembangan Karir Anak Sekolah Dasar Kelas Rendah”.
Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah tersusunnya kartu kuartet
sebagai media pengembangan karir bagi siswa SD kelas rendah berdasarkan
analisis kebutuhan dan konstruk yang diperoleh pada tahun pertama penelitian
melalui uji model. Selain itu, pentingnya penggunaan gambar dalam
bimbingan karir bagi siswa SD kelas rendah diperkuat dengan penelitian yang
dilakukan oleh mahasiswa IKIP Malang atau sekarang Universitas Negeri
Malang pada tahun 1993, Edi Purwanta dengan tesisnya yang berjudul
“Penggunaan Gambar sebagai Teknik Bimbingan Karir di Sekolah Dasar”,
yang menghasilkan produk berupa gambar berbagai macam pekerjaan sebagai
media bimbingan karir di sekolah dasar.
Atas dasar latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan pengembangan media yang mengenalkan berbagai macam
pekerjaan dalam bentuk kartu karir dengan penelitian yang berjudul
7
“Pengembangan Kartu Karir sebagai Media Bimbingan Karir Siswa SD
Negeri Samirono Kelas Rendah”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini:
1. Bimbingan karir belum diberikan bagi siswa SD Negeri Samirono kelas
rendah sehingga terdapat keterbatasan informasi karir.
2. Guru belum menyediakan informasi karir.
3. Kurangya pengetahuan siswa terkait dengan informasi karir.
4. Siswa belum memahami jenis-jenis pekerjaan.
5. Belum ada pengembangan kartu karir sebagai media bimbingan karir yang
sesuai dengan karakteristik siswa SD kelas rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian
ini dibatasi pada pengembangan permainan kartu karir sebagai media
bimbingan karir bagi siswa SD Negeri Samirono kelas rendah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana menghasilkan permainan kartu karir
sebagai media bimbingan karir yang sesuai dengan karakter siswa SD Negeri
Samirono kelas rendah?
8
E. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
menghasilkan permainan kartu karir sebagai media bimbingan karir yang
sesuai dengan karakter siswa SD Negeri Samirono kelas rendah.
F. Manfaat Pengembangan
Kartu karir sebagai media bimbingan karir ini diharapkan akan
memberikan manfaat, antara lain:
1. Manfaat teoritis:
a. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bimbingan
karir bagi siswa SD kelas rendah.
b. Sebagai gambaran dan pedoman bagi penelitian dan pengembangan
selanjutnya.
c. Sebagai model pengembangan media bimbingan karir yang sesuai
dengan karakteristik siswa SD kelas rendah.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi peserta didik, memfasilitasi siswa memahami informasi karir
melalui kartu karir.
b. Bagi pendidik, menjadi referensi dalam pengembangan media
sejenis; menjadi media informasi bimbingan karir melalui
permainan secara kelompok.
c. Bagi peneliti, menyumbang pemikiran berupa media informasi
bimbingan karir melalui permainan berkelompok melalui kartu
karir; meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam
9
mengembangkan media bimbingan dan konseling khususnya
bidang bimbingan karir.
G. Spesifikasi Produk Pengembangan
Produk yang diharapkan dalam penelitian ini terdapat spesifikasi
sebagai berikut:
1. Kartu karir merupakan media dua dimensi yang terbuat dari kertas,
berbentuk media cetak visual bergambar kartun dan berwarna.
2. Kartu karir terdiri dari dua sisi yaitu sisi depan dan sisi belakang.
a) Sisi depan terdiri dari 6 kolom, perinciannya meliputi:
i. kolom atas (1) merupakan nama jenis karir.
ii. kolom tengah (4), terdiri dari: “Aku” yaitu pakaian atau
perlengkapan atau seragam atau topi pengaman atau topeng atau
sepatu khusus kerja; “Alat” yaitu alat atau mesin atau bahan,
“Tempat” yaitu tempat berkerja, dan “Siapa Aku?” yaitu definisi.
iii. kolom bawah (1) merupakan hal yang berkaitan dengan kolom
tengah, yaitu terdiri dari gambar berwarna, baik alat maupun
tempat, atau definisi karir.
b) Sisi belakang berisi identitas atau logo pengembang.
3. Kartu karir disesuaikan dengan teori karir Anna Roe. Kartu karir terdiri
dari 10 seri pekerjaan: lima pekerjaan orientasi manusia atau person
oriented, yaitu guru, polisi, dokter, musisi, dan tentara. Lima pekerjaan
orientasi bukan manusia atau non person oriented, yaitu ilmuwan,
astronot, koki, pilot, dan desainer. Masing-masing seri pekerjaan terdiri
10
dari empat bagian sehingga kartu karir terdiri dari 40 lembar. Kartu karir
person oriented berwarna merah dan non person oriented berwarna
kuning.
4. Kartu karir berbentuk persegi panjang berukuran 5 cm x 7,5 cm.
5. Jenis huruf yang digunakan adalah arial ukuran 24 pt untuk kolom atas
atau nama jenis karir, arial ukuran 11 pt untuk kolom tengah. Kartu karir
menggunakan jenis huruf dan warna yang menarik agar terlihat
menyenangkan.
6. Bagian belakang kartu bergambar kartun semuanya yang disusun acak
dengan latar belakang berwarna merah, kuning, hitam, dan putih.
7. Paket kartu karir terdiri dari kemasan dan isi kartu. Kemasan berbahan
ivory 260 gram dan isi kartu karir berbahan ivory 230 gram.
8. Kartu karir disertai dengan kartu karir kesukaan. Kartu karir kesukaan
digunakan siswa untuk mengisi identitas diri, pilihan pekerjaan kesukaan
dan alasan pemilihan.
9. Kartu karir dilengkapi dengan aturan permainan untuk pembimbing dan
siswa.
10. Kartu karir merupakan kartu karir yang baik dan layak.
11. Inti permainannya yaitu siswa harus mencari dan mencocokan masing-
masing seri kartu karir yang dimiliki siswa lain atau masih berada
ditumpukan kartu di tengah pemain.
12. Aturan permainan dibuat sesederhana mungkin sehingga siswa tidak
mengalami kesulitan dalam menggunakan. Permainan ini mengajarkan
11
siswa dalam memahami materi dasar bimbingan karir bagi siswa SD kelas
satu, dua, dan tiga.
13. Petunjuk permainan kartu karir:
a) Bentuk kelompok kecil antara 5 - 8 anak.
b) Pemain memeriksa semua kartu karir, jumlah totalnya 10 seri karir.
c) Kocok kartu, lalu bagikan pada masing-masing pemain mendapat 4
kartu.
d) Sisa kartu diletakkan ditengah meja dengan posisi tertutup.
e) Permainan dimulai dari pemain pertama, giliran berlawanan arah jarum
jam.
f) Pemain harus mengumpulkan 4 kartu setiap seri karir agar menjadi
pemenang.
g) Pemain meminta seri kartu untuk digenapkan (4 kartu) pada pemain
lain, dengan bertanya apakah dia mempunyai kartu tersebut.
i. Jika jawaban “tidak”, pemain tersebut selesai gilirannya, lalu
mengambil satu kartu ditengah dan permainan dilanjutkan ke
pemain berikutnya.
ii. Jika jawaban “ya”, pemain tersebut menerima kartu yang dicari.
Pemain berkesempatan untuk bermain lagi sampai mendapatkan
jawaban “tidak”.
h) Permainan kemudian dilanjutkan pada pemain berikutnya.
i) Kartu karir yang lengkap, dikumpulkan untuk dihitung pada akhir
permainan.
12
j) Permainan berakhir ketika semuanya (10 seri kartu karir) telah
dikumpulkan oleh para pemain.
k) Pemenang adalah pemain yang paling banyak menggenapkan seri kartu
karir.
Kartu karir terdiri atas 40 kartu yang terbagi menjadi 10 seri karir, yaitu:
guru, polisi, tentara, astronot, pilot, ilmuwan, dokter, desainer, musisi,
dan koki.
Setiap seri kartu karir terdiri dari empat hal:
1.“Aku”, yaitu gambar fisik atau model pekerja yang menggunakan
seragam.
2.“Alat”, yaitu alat yang digunakan ketika bekerja.
3. “Tempat”, yaitu tempat bekerja.
4.“Siapa aku?”, yaitu deskripsi pekerjaan.
Pemain yang terbanyak mengumpulkan seri pekerjaan kartu karir
dinyatakan sebagai pemenang dan permainan selesai.
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
1. Asumsi Pengembangan
Siswa SD kelas rendah perlu memperoleh bimbingan karir melalui
layanan informasi yang sesuai dengan karakteristik siswa SD.
Pengembangan kartu karir karena kurangnya kesadaran dan pemahaman
informasi karir oleh siswa SD kelas rendah serta keterbatasan media
bimbingan karir. Hal ini menyebabkan pendidik membutuhkan media
bimbingan karir sehingga kartu karir didesain sesuai dengan karkteristik
13
siswa SD kelas rendah, yaitu dapat digunakan untuk bermain sekaligus
belajar.
2. Keterbatasan Pengembangan
Terdapat berbagai macam pekerjaan untuk dipahami siswa SD, tetapi
penelitian ini hanya membatasi pada siswa SD kelas rendah.
Pengembangan yang dilakukan masih sederhana, subyek penelitian ini
hanya siswa SD kelas rendah, sehingga kartu karir ini hanya didesain
untuk digunakan siswa SD kelas rendah.
14
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Media
1. Pengertian Media
Pendidikan merupakan proses melaksanakan kegiatan,
penyampaian pesan berupa materi dari pendidik sebagai pemberi
pesan kepada peserta didik sebagai penerima pesan. Untuk
memudahkan pemahaman dan penerimaannya, materi tersebut
dikemas dalam bentuk media. Menurut Azhar Arsyad (2011: 3) kata
media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti
„tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Pengertian media menurut
Arif Sadiman, dkk (2006: 6) adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Sudarwan Danim (2010:
7), media merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang
digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi
dengan siswa atau peserta didik. Briggs (dalam Arif Sadiman, 2003:
6) juga menjelaskan pengertian media sebagai segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Gagne dan Briggs (dalam Azhar Arsyad, 2006: 4)
mengatakan bahwa media meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang termasuk di
dalamnya adalah gambar. Menurut Gerlach (Wina Sanjaya, 2013:
163) yang termasuk jenis media antara lain, orang, bahan, peralatan
atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
15
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Lebih lanjut lagi, Aryadi Warsito dan Agus Triyanto (2010:
7) menyatakan media sebagai perantara untuk menyampaikan pesan
dari komunikator atau pemberi pesan kepada komunikan atau
penerima pesan sehingga ide dari komunikator dapat tersampaikan
kepada komunikan dengan baik.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, media dapat
dipahami sebagai alat bantu perantara yang mengantar isi pesan dari
komunikator atau pendidik kepada komunikan atau peserta didik
agar dapat tersampaikan dengan baik sehingga memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
2. Jenis-jenis Media
Pengelompokan media diklasifikasikan oleh beberapa ahli dengan
kriterianya masing-masing. Arif Sadiman, dkk (2006: 5-7) menggolongkan
sumber belajar jenis orang, pesan, bahan, alat, teknik, dan lingkungan.
Pengelompokan berbagai jenis media juga dilakukan oleh Lehsin, Pollock,
dan Reigeluth (Azhar Arsyad, 2002: 36) mengklasifikasikan media ke
dalam lima kelompok, yaitu:
a. Media berbasis manusia, yaitu guru, instruktur, tutor, main
peran, kegiatan kelompok, dan field trip.
b. Media berbasis cetak, yaitu buku, penuntun, buku latihan atau
workbook, alat bantu kerja, dan lembaran lepas.
c. Media berbasis visual, yaitu buku, alat bantu kerja, charts,
grafik, peta, gambar, transparasi, dan slide.
d. Media berbasis audio visual, yaitu video, film, program, slide-
tape, televisi.
e. Media berbasis komputer, yaitu pengajaran dengan bantuan
komputer, interactive video, dan hypertext.
16
Kemp dan Dayton (Azhar Arsyad, 2011: 37) mengelompokkan
media dalam delapan jenis, yaitu: media cetakan; media panjang; overhead
transparacies; rekaman audio tape; seri slide dan film strips; penyajian
multi image; rekaman video dan film hidup; dan komputer.
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya (Wina Sanjaya, 2013:
172-173).
a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau
media yang hanya memiliki unsur suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara.
3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke
dalam:
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak.
2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas.
c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat pula dibagi ke
dalam:
1) Media yang diproyeksikan.
2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, dan lukisan.
Klasifikasi media menurut Rowntree (1994), Heinich, dkk (1996),
17
Ellington dan Recae (1997), (dalam Tian Belawati, 2003: 1.12-1.13) dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: media cetak, media
non cetak, dan media display. Yuhdi Munadi (2013) membagi media
menjadi tiga kelompok besar, yaitu media audio, media visual, dan media
audio visual.
Kemp dan Dayton (Tian Belawati, 2003: 1.14) menjelaskan lebih
lanjut, media cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas
yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian
informasi.
Lebih lanjut lagi, Yuhdi Munadi (2013: 81), memaparkan bahwa
media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat
dua jenis pesan yang dimuat, yaitu verbal dan non verbal. Pesan verbal-
visual terdiri atas kata-kata atau bahasa verbal dalam bentuk tulisan, dan
pesan nonverbal-visual terdiri atas simbol-simbol non verbal visual.
Simbol-simbol non verbal visual sebagai pengganti bahasa verbal.
Yuhdi Munadi (2013: 85-88) menambahkan bahwa gambar secara
garis besar dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sketsa, lukisan, dan foto. Sketsa
atau bisa disebut juga sebagai gambar garis atau stick figure, yaitu gambar
sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok suatu
objek tanpa detail. Karena sketsa disebut sebagai draft kasar, maka sketsa
dikembangkan menjadi karikatur dan kartun. Kartun merupakan salah satu
bentuk komunikasi grafis, yaitu suatu gambar interpretatif yang
menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara
18
cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-
kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian,
mempengaruhi sikap maupun perilaku. Kartun biasanya hanya menangkap
esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam
gambar sederhana, tanpa detail dengan menggunakan simbol-simbol serta
karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Kalau kartun
mengena, pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya
akan tahan lama di ingatan.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengembangkan media
berbentuk kartu karir yang termasuk dalam kategori media berbasis cetak,
visual, dan gambar. Kartu karir sebagai media yang diproduksi secara
tercetak, penyalur pesan visual, dan berbentuk gambar kartun.
3. Karakteristik Media
Kartu karir merupakan media hasil teknologi cetak. Teknologi
cetak menurut Azhar Arsyad (2006: 29-30) adalah cara untuk
menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual
statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis.
Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau
representasi fotografik dan reproduksi. Materi cetak dan visual merupakan
dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran
lainnya. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak.
Dua komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal dan materi
visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan
19
persepsi visual, membaca, memproses informasi, dan teori belajar.
Teknologi cetak memiliki ciri-ciri berikut:
a. Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati
berdasarkan ruang;
b. Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah
dan reseptif;
c. Teks dan visual ditampilkan statis atau diam;
d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip
kebahasaan dan persepsi visual;
e. Baik teks maupun visual berorientasi atau berpusat pada siswa;
f. Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.
Kartu karir termasuk media visual. Media visual menurut Arif
Sadiman, dkk (2006: 28), maksudnya pesan yang disampaikan dituangkan
ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol perlu dipahami dengan
benar agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien.
Berdasarkan paparan di atas, media penelitian ini berbentuk kartu karir
yang merupakan media hasil teknologi cetak berisi materi visual statis dan
dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
4. Kriteria dan Prinsip Media
Penggunaan media cetak diperlukan dan berpengaruh pada proses
bimbingan khususnya layanan informasi karir bagi siswa sekolah dasar.
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 5), terdapat beberapa
kriteria dalam memilih media yang digunakan antara lain: ketepatannya
dengan tujuan; dukungan terhadap isi bahan atau materi; kemudahan
dalam memperoleh media; keterampilan guru dalam menggunakannya;
tersedia waktu untuk menggunakannya; dan sesuai dengan taraf berpikir
siswa.
20
Pendidik SD membutuhkan bahasa yang tepat dalam memberikan
layanan informasi bimbingan karir bagi siswa sekolah dasar. Menurut
Yudhi Munadi (2013: 185), pendidik harus memilih “bahasa apa” yang
paling mudah dipahami dan dimengerti siswanya. Apakah pesan tersebut
disampaikan melalui bahasa verbal, bahasa visual, atau bahasa non verbal
lainnya; apakah pesan itu disalurkan melalui peralatan atau pengalaman
langsung.
Traver (Yudhi Munadi, 2013: 185-187) berpandangan bahwa
realisme tidak menjamin bahwa informasi yang berguna dapat dipersepsi
atau dirasakan, dipelajari dan diingat. Jadi, ada kemungkinan bahwa suatu
objek gambar garis yang sederhana atau sketsa lebih baik dari sebuah
objek sebenarnya dan karyawisata. Kriteria yang menjadi fokus pemilihan
media antara lain karakteristik siswa; tujuan pendidikan; serta sifat
pemanfaatan media, yaitu media primer dan media sekunder.
Wina Sanjaya (2013: 173-174) memaparkan adanya prinsip yang
harus diperhatikan, meliputi:
a. Media yang digunakan harus sesuai dan diarahkan untuk
mencapai tujuan.
b. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi.
c. Media harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi
siswa.
d. Media yang digunakan harus memerhatikan efektivitas dan
efisien.
e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru
dalam mengoperasikannya.
Dari uraian beberapa pendapat, maka dapat dipahami bahwa
kriteria dan prinsip media dalam penelitian ini harus sesuai sekaligus tepat
21
dengan tujuan dan materi bimbingan; sesuai dengan taraf berpikir, minat,
kebutuhan dan karakteristik siswa SD; efektivitas dan efisien dengan
ketersediaan waktu; sesuai dengan keterampilan guru saat menggunakan;
dan sifat pemanfaatan media.
5. Kegunaan Media
Media berperan penting dalam aktivitas bimbingan siswa SD
apalagi dalam pemberian layanan informasi tentang karir, karena karir
termasuk sesuatu yang masih asing bagi siswa, sehingga siswa
membutuhkan rangsangan. Wina Sanjaya (2013: 60, 169) menyatakan
bahwa media walaupun fungsinya sebagai alat bantu, akan tetapi memiliki
peran yang tidak kalah pentingnya. Lebih lanjut lagi, Yusuf Hadi Miaso
(1984: 50) memaparkan bahwa peran media sarana dapat memberikan
pengalaman visual kepada siswa untuk mendorong motivasi belajar;
memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak; dan memperjelas
daya serap atau retensi belajar.
Arif Sadiman (2003: 16-17) menambahkan bahwa penyampaian
informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbulkan
verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk menangkap
pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diajak berpikir dan
menghayati pesan yang disampaikan, padahal untuk memahami sesuatu
perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis. Arif Sadiman (2003: 16-
17) menjelaskan lebih lanjut bahwa media mempunyai kegunaan sebagai
berikut:
22
a. Media dapat memperjelas penyajian pesan sehingga tidak terlalu
bersifat verbalistis, yaitu tidak semata berbentuk kata-kata tertulis atau
lisan.
b. Media dapat mengatasi keterbatasan ruang; waktu dan daya indera;
misalnya, objek yang terlalu besar; objek yang kecil; gerak yang
terlalu lambat dan cepat; kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa
lalu; objek yang terlalu kompleks; konsep yang terlalu luas.
c. Penggunaan media yang tepat dapat mengatasi sifat pasif siswa,
karena media menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan
interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan nyata, dan
memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minat.
d. Berdasarkan sifat yang unik setiap siswa dan lingkungan serta
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materinya
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru bisa jadi mengalami
kesulitan bila semua itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar
belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini
dapat diatasi dengan media, yaitu dengan kemampuannya dalam
memberikan perangsang yang sama, menyamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Kartu karir sebagai media bimbingan karir. Kemp dan Dayton
(Azhar Arsyad, 2006: 19), media dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila
media itu digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok pendengar
23
yang besar jumlahnya, yaitu: memotivasi minat atau tindakan; menyajikan
informasi; dan memberi instruksi. Kartu karir yang digunakan oleh
kelompok memenuhi fungsi untuk memotivasi minat atau tindakan dan
menyajikan informasi terkait dengan karir. Kemp dan Dayton (Azhar
Arsyad, 2006: 21-23) juga mengemukakan beberapa hasil penelitian yang
menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral
pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung
sebagai berikut:
a. Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku.
b. Pembelajaran menjadi lebih menarik.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
d. Lama waktu pembelajaran dapat dipersingkat.
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
f. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan
atau diperlukan.
g. Sikap positif dari siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan
terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.
Informasi yang terdapat di kartu karir yang diberikan pendidik dapat
dianalogikan dengan materi pengajaran oleh guru kelas. Menurut Wina
Sanjaya (2013: 169), pendidik dalam memberikan pengalaman langsung
kepada siswa bukan sesuatu yang mudah. Guru dapat menggunakan gambar
untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada siswa. Melalui media
hal yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi konkret.
Lebih lanjut lagi, Ariyadi Warsito dan Agus Triyanto (2010: 12)
menjelaskan manfaat media pendidikan yaitu membantu dalam
penyampaian bahan pengajaran kepada siswa, pengajaran tidak terkesan
monoton dan lebih variatif. Yusuf Hadi Miaso (1984: 49) memaparkan
24
bahwa media yang dirancang dengan baik dalam batas tertentu dapat
merangsang timbulnya semacam dialog internal dalam diri siswa.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 2) menjelaskan lebih lanjut
bahwa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pengajaran dan diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang
dicapainya. Manfaat media pengajaran antara lain: pengajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran
lebih baik; metode mengajar akan lebih berkomunikasi tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa
tidak bosan; siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru.
Dari uraian beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa media bermanfaat untuk menjadikan informasi pengenalan yang
bersifat abstrak menjadi nyata; memperbesar perhatian siswa; dapat
mengganti kata-kata dengan gambar; penyajian pesan tidak terlalu
berbentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka sehingga lebih menarik;
mengatasi sifat pasif anak sehingga anak lebih aktif-interaktif; menyajikan
informasi secara praktis dan mudah; dan menjadikan pelaksanaan
bimbingan karir menjadi pengalaman nyata dan bervariasi.
6. Kelebihan dan Kekurangan Media
Kartu karir merupakan media cetak bergambar. Media cetak
25
bergambar memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan media bergambar
menurut Arif Sadiman, dkk (2006: 29-30), antara lain:
a. Sifatnya konkret; gambar lebih realistis menunjukkan pokok
masalah dibandingkan media verbal semata.
b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
Peneliti menyimpulkan bahwa kelebihan kartu karir yang merupakan
media cetak bergambar adalah sesuai dengan karakteristik siswa SD, yaitu
bersifat konkret dengan gambar yang imajinatif dan fantastis.
Media cetak bergambar selain memiliki beberapa kelebihan di atas
juga memiliki kelemahan. Kelemahan media cetak menurut Tian Belawati
(2003: 1.15), yaitu sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang
mengalami kesulitan memahami bagian tertentu dari media tersebut, dan
sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan,
yang memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang
membutuhkan jawaban kompleks dan mendalam. Menurut Arif Sadiman,
dkk, (2006: 31), gambar juga memiliki kelemahan, antara lain:
a. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata;
b. Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
belajar;
c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Berdasarkan pendapat tersebut kartu karir yang bergambar
memiliki kekurangan yaitu perlu bimbingan kepada pembaca yang
berkesulitan memahami bagian tertentu dari media tersebut; hanya
menekankan pada penglihatan; apabila gambar terlalu kompleks kurang
efektif; dan terbatas bagi kelompok besar.
26
B. Kartu Karir sebagai Media Bimbingan Karir
1. Pengertian Kartu Karir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 510), kartu
adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang untuk berbagai
keperluan, hampir sama dengan karcis. Menurut Chaplin (2006: 74),
card sorting atau memilih kartu merupakan suatu tes untuk
membedakan atau belajar, yaitu dengan jalan menyuruh subjek
memilih atau menyortir dan memisah-misahakan kartu dalam
tumpukan-tumpukan atau gundukan menurut sampelnya.
Pengertian karir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005: 508) adalah perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan,
pekerjaan, dan jabatan. Menurut Bratsch (2001: 41) karir adalah
keseluruhan pekerjaan yang dialami seumur hidup seseorang. Secara
lebih terbatas karir diartikan sebagai pengalaman kerja di dalam suatu
pekerjaan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kartu karir adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang yang berisi
tentang pekerjaan. Kartu karir merupakan media komunikasi dan
informasi visual.
2. Materi Kartu Karir
Kartu karir digunakan oleh pendidik –khususnya pembimbing
SD kelas rendah– sebagai media informasi bimbingan karir untuk
membantu siswa memahami informasi karir demi pengembangan
27
karirnya. Media seperti itu umumnya langka. Pembimbing yang
melaksanakan program bimbingan dan konseling komprehensif sangat
penting untuk mengembangkan dan menyusun media. Penyusunan dan
penilaian media perlu dilakukan sebelum media digunakan. Menurut
Munandir (1996) terdapat Pedoman Penyusunan dan Penilaian Bahan
Informasi Karir. Berikut ini pokok-pokok yang dapat dipergunakan
konselor sebagai dasar untuk menyusun informasi karir, atau
melakukan penilaian atas bahan informasi karir yang diperolehnya.
a. Nama jabatan atau okupasi: nama resmi, yaitu menurut
Kualifikasi Kerangka Kerja Nasional Indonesia (KKNI);
lebih baik nama awam, yaitu nama yang lebih dikenal
siswa.
b. Definisi: menurut undang-undang dan/atau organisasi
profesi.
c. Perincian tugas: rinci, spesifik, dan lengkap mencakup sifat
tugas, mandiri atau di bawah pengawasan-bimbingan;
alat/mesin/bahan yang dipergunakan; rutin
mekanis/berubah-ubah sehingga menuntut keterampilan
mengambil keputusan; banyak menggunakan otak-
pikiran/tangan/kaki/jari, penginderaan; gerak/posisi tubuh
tertentu, misalnya berdiri/duduk; pakaian/perlengkapan
kerja tertentu, misalnya seragam/topi pengaman/topeng
gas/pakaian/sepatu khusus.
d. Di mana dipekerjakan: kantor, pabrik, kebun, bengkel;
negeri atau swasta; kalau pemerintah, pusat atau daerah; di
dalam negeri atau luar negeri.
e. Syarat memasuki pekerjaan
1) Umum
2) Jenis kelamin: lelaki, perempuan atau bisa kedua jenis;
kecenderungannya, banyak dari jenis mana.
3) Usia: berapa usia minimum, berapa maksimumnya.
4) Status perkawinan: gadis/belum berkeluarga atau
sembarang.
5) Bakat/kemampuan/keterampilan tertentu; kemampuan
atau bakat khusus, misalnya bahasa asing.
6) Ciri fisik tertentu: tinggi badan; wajah/penampilan;
mata/penglihatan; telinga/pendengaran dan keadaan
28
indera lain; berat badan; cacat/tuna; telapak kaki
normal/leper; suara keras/nyaring, kelembutan.
7) Kesehatan: pelamar dengan penyakit tertentu apa yang
tidak bisa diterima, misalnya asma, tekanan darah
tinggi, wasir.
8) Pribadi/kepribadian: sifat/ciri pribadi tertentu seperti
tegas; menarik; pandai bergaul; jujur; tanggung jawab;
baik dalam pertimbangannya; intelegensi perlukah
tinggi; kefasihan berbicara; sifat/minat tertentu,
misalnya penyayang anak/binatang/tanaman.
9) Suku, bangsa, kewarganegaraan.
10) Undang-undang: misal ketentuan perburuhan,
perpajakan, imigrasi.
11) Pengalaman kerja: bidang yang dilamar, bidang lain
yang berhubungan; berapa lama; yang diperlukan, yaitu
syarat minimum; yang lebih dikehendaki.
f. Cara melamar, cara masuk: surat lamaran kerja, wawancara,
kelengkapan syarat administrasi, ada tidaknya ujian/tes
seleksi, termasuk skrining “besih diri/bersih lingkungan”,
ada-tidaknya perjanjian/kontrak kerja yang harus
ditandatangani, termasuk perjanjian tentang masa percobaan
kalau diterima, perlu tidaknya izin orang tua/wali.
g. Syarat pendidikan: rendah/menengah/tinggi; gelar tertentu;
pendidikan/pelatihan, berapa lama; pendidikan
umum/kejuruan; mata pelajaran/kuliah tertentu; ijazah atau
sertifikat keahlian; pendidikan/latihan setelah diterima atau
pelatihan on the job; yang diperlukan berupa syarat
minimum, yang lebih dikehendaki.
h. 1) keadaan/kondisi kerja di tempat kerja: di dalam ruangan,
di luar atau lapangan; sendirian/bersama beberapa orang
atau banyak rekan sekerja; terbuka, yaitu kelihatan dari luar,
dan berhubungan langsung dengan nasabah, pengguna jasa,
atau tertutup, yaitu tidak langsung kelihatan/berhubungan
oleh/ dengan orang luar/nasabah; udara, misalnya berdebu,
berasap, bersih, panas, dingin, udara alam atau AC; dibawah
terik matahari; bau gas/obat-obatan, penerangan
alam/buatan; risiko, mislnya jiwa, cedera, kesehatan;
tuntutan tubuh fisik, yaitu kuat, tahan angin, karena
perjalanan jauh/lama dan sering, karena pekerjaan berat;
tempat kerja tetap atau bisa berpindah-pindah.
2) keadaan/kondisi kerja, waktu, jam kerja: harian, mingguan,
tidak menentu; tetap dengan beberapa hari kerja lalu libur,
giliran, lembur, kerja siang/malam, libur; cuti umum, haid,
hamil/melahirkan; musiman atau tetap atau berkelanjutan.
3) keadaan/kondisi kerja atau keteraturan: apakah jabatan itu
tetap atau tidak, jika tidak bagaimana ketidakaturannya,
29
misalnya ditutupnya pabrik sementara sampai adanya
permintaan barang yang perlu diproduksi, rampungnya
proyek sampai dibuka proyek baru.
i. Organisasi: adakah organisasi, yaitu organisasi profesi,
serikat buruh; bagaimana keanggotaannya bersifat
wajib/pasif atau aktif.
j. Penghasilan: harian/mingguan/bulanan; gaji pokok,
tunjangan-tunjangan, bonus, persen; gaji/upah permulaan,
maksimum, bagaimana skala gaji dan kepangkatannya;
kenaikan berkala, mislanya setiap berapa lama; apa
dasarnya, yaitu pengalaman kerja, pendidikan; tetap atau
bisa berkurang/naik, bersih, atau ada potongan, misalnya,
pajak, pakaian seragam dan perlengkapan, makan siang,
asuransi, pensiun, iuran organisasi.
k. Kenaikan pangkat/promosi: dari pangkat apa ke apa, sampai
pangkat tertinggi apa bisa dicapai, dalam waktu beberapa
lama, apa syarat kenaikan pangkat, apakah kenaikan
pangkat/jabatan mengharuskan pekerja pindah bagian atau
pindah kota.
l. Statistik dan prospek: berapa banyak dipekerjakan waktu
ini, misalnya, nasional, regional, lokal; bagaimana
peluangnya di waktu yang akan datang, misalnya makin
banyak dibutuhkan, berapa banyak, atau sebaliknya,
cenderung menciut kebutuhannya; perubahan kebutuhan
bersifat tetap yang akan datang atau musiman.
m. Sumber informasi lebih lanjut: ke mana kalau memerlukan
keterangan tambahan/lebih jauh; sumber pemerintah; seperti
Depnaker, Biro Pusat Statistik, Departemen Perindustrian,
intansi-instasi resmi lain di tingkat pusat atau daerah;
Kamar Dagang dan Industri, industri, perguruan tinggi,
sekolah.
Materi kartu karir disesuaikan dengan materi layanan
bimbingan karir. Menurut Anak Agung Nugraha (2013: 37) materi
layanan bimbingan karir secara kelompok berupa pemahaman tentang
dunia kerja dan pilihan jabatan serta perencanaan masa depan dan
pemahaman tentang pendidikan lanjutan. Materi kartu karir juga
disesuaikan dengan bimbingan karir bagi siswa usia SD. Isi
bimbingan karir yang hendaknya dikembangkan di SD menurut Buku
30
Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan di SD (1994, dalam Sunaryo
Kartadinata dan Nani M Sugandi, 2002: 192-193), isi bimbingan karir
untuk kelas rendah (kelas I, II, dan III), mencakup:
a. Mengenalkan perbedaan antara kawan sebaya.
b. Menggambarkan perkembangan diri siswa.
c. Menjelaskan bahwa bekerja itu penting bagi kehidupan
sesuai dengan tuntutan lingkungan.
d. Mengenalkan keterampilan yang dimiliki.
e. Menjelaskan macam-macam pekerjaan yang ada di
lingkungan sekolah.
f. Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang dilakukan
orang dewasa.
g. Mengenalkan kegiatan-kegiatan yang menarik.
h. Mengenalkan mengapa orang memilih suatu pekerjaan, dan
pilihan itu masih dapat berubah.
i. Menjelaskan bahwa kehidupan masa depan dapat
direncanakan dari sekarang.
j. Mengenalkan bahwa seseorang dapat memiliki banyak
peran.
k. Menjelaskan bahwa pekerjaan seseorang dipengaruhi oleh
minat dan kecakapannya.
Berdasarkan pendapat tersebut materi yang terdapat dalam
kartu karir adalah nama pekerjaan, definisi atau pengertian,
alat/mesin/bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan, dan
pakaian/perlengkapan kerja, misalnya seragam/topi pengaman/topeng
gas/pakaian/sepatu khusus.
3. Tujuan Kartu Karir
Tujuan penggunaan kartu karir disesuaikan dengan tujuan
layanan bimbingan karir di SD. Menurut Depdikbud (1994, dalam
Sunaryo Kartadinata dan Nani Sugandi, 2002: 184) tujuan layanan
bimbingan karir di SD adalah membantu agar murid-murid dapat:
mengenal macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan
31
yang ada; merencanakan masa depan; membantu arah pekerjaan;
menyesuaikan keterampilan; membantu mencapai cita-cita.
Prayitno dan Erman Amti (2004: 256-257) juga menjelaskan
bahwa pemberian untuk anak-anak SD pada umumnya dimaksudkan
untuk:
a. Mengembangkan sikap terhadap segala jenis pekerjaan.
Guru/konselor sekolah benar-benar berhati-hati. Jangan sampai
melalui kata atau tindakan, menunjukkan prasangka ataupun
kecenderungan positif/negatif terhadap jenis pekerjaan
tertentu.
b. Membawa anak-anak untuk menyadari betapa luasnya dunia
kerja yang ada, terentang dari pekerjaan yang dijabat orang tua
anak-anak itu sampai ke segala macam pekerjaan di
masyarakat luas.
c. Menjawab berbagai pertanyaan anak-anak tentang pekerjaan.
Dorongan ingin tahu anak-anak akan membawa mereka
menanyakan segala sesuatu tentang pekerjaan. Dalam hal ini
jawaban atau informasi yang tepat dan benar atau tidak dibuat-
buat atau disamarkan dan harus segera diberikan kepada anak
setiap waktu mereka bertanya.
d. Menekankan jasa dari masing-masing jenis pekerjaan kepada
kesejahteraan hidup rumah tangga dan masyarakat, maksudnya
tidak hanya mengemukakan gaji atau penghasilan yang
32
diperoleh melalui pekerjaan itu. Perlunya bakat atau
kemampuan atau ketrampilan khusus untuk jenis-jenis
pekerjaan tertentu, terutama yang bermanfaat bagi pemberian
bantuan kepada sesama manusia, perlu disampaikan dan
ditonjolkan kepada anak-anak.
e. Informasi pekerjaan untuk anak-anak kelas tinggi SD perlu
diperluas dan diperkuat. Hal ini bertujuan agar mereka
memahami bahwa: pekerjaan ada di mana-mana, di tingkat
desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara, dan bahkan
dunia. Pada tingkat perkembangan itu, anak-anak mulai
membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang ada di desa dan di
kota, di daerahnya sendiri dan di daerah lain, bahkan di
negaranya sendiri dan di negara lain. Anak dirangsang untuk
mulai menyadari bahwa ada seribu satu macam cara yang
dilakukan oleh manusia untuk mencari penghidupan dan
memenuhi kebutuhan hidupnya melalui berbagai jenis
pekerjaan.
f. Saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang
lainnya. Pada anak-anak perlu dikembangkan bahwa untuk
terlaksananya suatu pekerjaan dengan baik, para pekerja saling
bekerja antara yang satu dengan yang lainnya; oleh karena itu
mereka harus saling membantu dan bekerja sama.
33
g. Baik kemampuan khusus maupun ciri-ciri kepribadian tertentu,
diperlukan untuk keberhasilan atau kesuksesan bagi sebagian
besar jenis pekerjaan.
h. Untuk memilih suatu pekerjaan diperlukan informasi yang
tepat, yaitu tentang hakikat pekerjaan itu sendiri, latihan yang
diperlukan, kondisi kerja.
i. Ada berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh orang-
orang yang menginginkan pekerjaan tertentu, seperti peralatan
yang diperlukan untuk pekerjaan itu mahal, biaya untuk
program pendidikan dan latihan mahal dan waktunya lama,
kondisi kerja dalam pekerjaan itu kurang menyenangkan.
j. Untuk memilih pekerjaan atau karir di masa depan perlu
kehati-hatian dan pertimbangan yang matang.
Tujuan penggunaan kartu karir disesuaikan dengan program
bimbingan yang ada di SD. Sekedar bahan pembanding berikut ini
disajikan program bimbingan di SD Florida (dalam Sunaryo
Kartadinata dan Nani Sugandi, 2002: 194-195), meliputi:
a. Pengetahuan Diri
1) Memperoleh pengetahuan tentang pentingnya konsep
pengembangan karir.
2) Mengembangkan keterampilan untuk berinteraksi
dengan yang lain.
3) Mengembangkan kesadaran pentingnya akan
pengembangan emosi dan fisik dalam membuat
keputusan karir.
b. Pengembangan Pendidikan Jabatan:
1) Mengembangkan kesadaran pentingnya prestasi
pendidikan untuk memperoleh peluang karir.
34
2) Mengembangkan kesadaran hubungan kerja untuk
belajar.
3) Mengembangkan kesadaran pentingnya tanggung
jawab dalam melakukanhubungan antar pribadi,
memiliki kebiasaan bekerja dengan sebaik-baiknya dan
peluang karir.
4) Memperoleh keterampilan dalam memahami dan
mengungkapkan informasi karir.
5) Memperoleh kesadaran bagaimana hubungan karir
terhadap kebutuhan dan fungsi masyarakat.
c. Perencanaan dan Eksplorasi Karir
1) Mengembangkan kesadaran hubungan antarperan
kehidupan, gaya kehidupan dan karir.
2) Mengembangkan kesadaran perbedaan pekerjaan dan
perubahan peran jenis kelamin.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan kartu karir adalah untuk membantu siswa mengenal macam-
macam jenis pekerjaan dan keterangan terkait jenis pekerjaan.
4. Komponen Kartu Karir
Kartu karir memiliki komponen materi yang disesuaikan
dengan teori karir menurut Anna Roe (dalam Sunardi, 2008: 5),
sekalipun keputusan dan pilihan jabatan ditentukan sesudah masa
dewasa, tetapi sangat ditentukan oleh pengalamannya pada masa kecil
dalam keluarga, terutama pola asuh dan iklim yang berkembang dalam
keluarga. Dikatakan bahwa pengalaman masa kecil akan menghasilkan
dua orientasi pilihan pekerjaan, yaitu yang berkaitan dengan orang
(person oriented) dan bukan orang (non person oriented).
Menurut Mark Hughes karir dibagi menjadi enam belas
kelompok karir, meliputi:
a. Pertanian, pangan, dan sumber daya alam (agriculture, food
and natural resources);
35
b. Seni, teknologi audio/visual, dan komunikasi (arts, a/v
technology and communications);
c. Bisnis, manajemen, dan administrasi (bussines, management
and administration);
d. Arsitektur dan bangunan (architecture and construction);
e. Pendidikan dan pelatihan (education and training);
f. Keuangan (finance);
g. Ilmu kesehatan (health science);
h. Keramah-tamahan dan kepariwisataan (hospitality and
tourism);
i. Layanan jasa kemanusiaan (human services);
j. Teknologi informasi (information technology);
k. Hukum, keamanan dan perlindungan masyarakat (law, public
safety and security);
l. Transportasi, distribusi, dan logistik (transportation,
distribution and logistics);
m. Perusahaan pabrik (manufacturing).
n. Pemerintahan dan administrasi publik (government and
public administration);
o. Ilmu pengetahuan, teknologi, keahlian teknik, dan
matematika (science, technology, engineering and
mathematics);
p. Pemasaran, penjualan, dan pelayanan (marketing, sales, and
service).
Komponen kartu karir merupakan perpaduan dua teori tersebut,
sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Person oriented:
Pendidikan dan pelatihan (education and training),
misalnya guru. Hukum, keamanan dan perlindungan
masyarakat (law, public safety and security), misalnya polisi
dan tentara. Ilmu kesehatan (health science), misalnya dokter.
Seni, teknologi audio/visual, dan komunikasi (arts, a/v
technology and communications), misalnya musisi.
36
b. Non person oriented:
Ilmu pengetahuan, teknologi, keahlian teknik, dan
matematika (science, technology, engineering and
mathematics), misalnya ilmuwan dan astronot. Transportasi,
distribusi, dan logistik (transportation, distribution and
logistics), misalnya pilot. Pemasaran, penjualan, dan
pelayanan (marketing, sales, and service), misalnya desainer.
Keramah-tamahan dan kepariwisataan (hospitality and
tourism), misalnya koki.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
komponen kartu karir disesuaikan dengan teori karir Anna Roe. Kartu
karir terdiri dari 10 seri pekerjaan: lima pekerjaan orientasi manusia
atau person oriented, yaitu guru, polisi, tentara, dokter, dan musisi.
Lima pekerjaan orientasi bukan manusia atau non person oriented,
yaitu ilmuwan, astronot, pilot, desainer, dan koki. Masing-masing seri
pekerjaan terdiri dari empat bagian sehingga kartu karir terdiri dari 40
lembar.
5. Isi Kartu Karir
Isi kartu karir bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
karir siswa yang sesuai dengan karakteristik siswa SD kelas rendah.
Menurut Sciarra (dalam Yulia Ayriza, Farida Agus Setiawati, dan
Agus Triyanto, 2014: 11-12), pengembangan kompetensi karir secara
umum adalah menyadari karakteristik, minat, dan keterampilan
37
dirinya sendiri; mengembangkan kesadaran dan rasa respek terhadap
berbagai macam dunia kerja; memahami hubungan antara pelajaran di
sekolah dengan pilihan karir di masa depan; mengembangkan sikap
positif terhadap pekerjaan. Adapun Kompetensi Karir Anak Usia SD
kelas rendah menurut Sciarra (dalam Yulia Ayriza, dkk, 2014: 11-12)
dirincikan sebagai berikut:
a. Siswa kelas 1:
1) Menggambarkan karir atau pekerjaan yang disukai dan
tidak disukai;
2) Mengidentifikasi para pekerja dari berbagai setting;
3) Mengidentifikasi kewajiban-kewajiban mereka di rumah
dan disekolah;
4) Mengidentifikasi keterampilan yang sebelumnya tidak
mereka miliki, tapi sudah mereka miliki saat ini.
b. Siswa kelas 2:
1) Menggambarkan keterampilan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas di rumah dan di sekolah;
2) Membedakan berbagai aktivitas pekerjaan di lingkungan
sekolah yang dikerjakan oleh orang-orang secara khusus;
3) Mengenali keanekaragaman pekerjaan di berbagai
setting.
c. Siswa kelas 3:
1) Membuat batasan dan arti istilah “masa yang akan
datang”;
2) Mengenali dan menggambarkan berbagai peran hidup
yang dimiliki orang;
3) Mendemonstrasikan kemampuannya untuk mencurahkan
pendapat tentang nama-nama pekerjaan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa isi
informasi karir antara lain untuk menggambarkan karir atau pekerjaan
yang disukai dan tidak disukai; mengidentifikasi para pekerja di
berbagai setting; membedakan berbagai aktivitas pekerjaan di
lingkungan sekolah yang dikerjakan oleh orang-orang secara khusus;
38
mengenali keanekargaman pekerjaan di berbagai setting, membuat
batasan dan arti istilah “masa yang akan datang”; mengenali dan
menggambarkan berbagai peran hidup yang dimiliki orang;
mendemonstrasikan kemampuannya untuk mencurahkan pendapat
tentang nama-nama pekerjaan.
6. Penggunaan Kartu Karir
Bimbingan karir siswa SD kelas rendah perlu disesuaikan
dengan karakter siswa. Bimbingan karir dilaksanakan dengan media
dan aktivitas penunjang. Geldard dan Geldard (2011: 270-295)
mengungkapkan bahwa konselor perlu memilih secara tepat media dan
aktivitas yang akan digunakan. Media dan aktivitas tersebut dapat
berbentuk permainan yang menarik bagi anak. Pemilihan aktivitas ini
sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak-anak.
Berikut ini beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk
memilih media dan aktivitas yang sesuai untuk anak SD kelas rendah:
a. Kesesuaian antara media dan aktivitas bagi beragam kelompok usia
Setiap kelompok usia perkembangan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Pemilihan media dan aktivitas yang digunakan
untuk bimbingan disesuaikan dengan karakteristik anak usia SD
kelas rendah. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 1.
39
Gambar 1. Kesesuaian antara Media dan Aktivitas bagi Beragam Kelompok Usia
No
Usia Prasekolah Sekolah Dasar Remaja Awal Remaja Akhir
Media
2-5 tahun 6-10 tahun 11-13 tahun 14-17 tahun
1 Buku (cerita)
2 Tanah liat
3 Konstruksi
4 Gambar
5 Melukis dengan jari
6 Permainan (games)
7 Perjalanan imajinatif
8 Permainan imajinatif
9 Hewan miniature
10 Lukisan (kolase)
11 Boneka (mainan)
12 Bak pasir
13 Simbol (patung)
14 Kertas kerja
Sangat sesuai Sesuai Kurang sesuai Diadaptasi dari Geldard, K & Geldard, D. (2011). Konseling Anak-anak
Panduan Praktis. Ed 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa gambar, permainan,
dan simbol merupakan media dan aktivitas yang sangat sesuai
dengan karakteristik anak usia SD kelas rendah.
b. Kesesuaian antara media dan aktivitas bagi beragam situasi
Pemilihan media dan aktivitas yang digunakan untuk
bimbingan disesuaikan dengan situasi. Hal ini ditunjukkan pada
Gambar 2.
40
Gambar 2. Kesesuaian antara Media dan Aktivitas bagi Beragam Situasi
No
Usia Konseling Individual Konseling Keluarga Kelompok Kerja
Media
1 Buku (cerita)
2 Tanah liat
3 Konstruksi
4 Gambar
5 Melukis dengan jari
6 Permainan (games)
7 Perjalanan imajinatif
8 Drama imajinatif
9 Hewan miniature
10 Lukisan (kolase)
11 Boneka (mainan)
12 Bak pasir
13 Simbol (patung)
14 Kertas kerja
Sangat sesuai Sesuai
Kurang sesuai Diadaptasi dari Geldard, K & Geldard, D. (2011). Konseling Anak-anak
Panduan Praktis. Ed 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa gambar dan
permainan merupakan media dan aktivitas yang sangat sesuai
dengan situasi kelompok kerja.
c. Kesesuaian antara media dan aktivitas untuk mencapai tujuan
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
dan aktivitas bagi anak adalah tujuan yang ingin dicapai. Pemilihan
media dan aktivitas yang digunakan untuk bimbingan disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini ditunjukkan pada Gambar
3.
41
Gambar 3. Kesesuaian antara Media dan Aktivitas untuk Mencapai Tujuan No
Media
Usia
Men
gu
asa
i M
asa
lah
dan
Per
isti
wa
Men
dap
atk
an
Kek
uata
n m
elalu
i
Ek
spre
si F
isik
Men
doro
ng a
nak
men
gek
spre
sik
an
em
osi
nya
Masa
lah
dan
Pen
gam
bil
an
Kep
utu
san
Men
gem
ban
gk
an
Kem
am
pu
an
Men
gata
si
Men
gem
ban
gk
an
Ket
eram
pil
an
Sosi
al
Sel
f-E
stee
m (
Pen
gh
arg
aan
Dir
i)
Mem
ban
gu
n S
elf-
Con
cept
(Kon
sep
Dir
i)
Men
ingk
atk
an
Kem
am
pu
an
Ber
kom
un
ikasi
Men
gem
ban
gk
an
In
sigh
t
(Pem
ah
am
an
An
ak
)
1 Buku (cerita)
2 Tanah liat
3 Konstruksi
4 Gambar
5 Melukis dengan jari
6 Permainan (games)
7 Perjalanan imajinatif
8 Drama imajinatif
9 Hewan miniature
10 Lukisan (kolase)
11 Boneka (mainan)
12 Bak pasir
13 Simbol (patung)
14 Kertas Kerja
Sangat sesuai
Sesuai
Kurang sesuai
Diadaptasi dari Geldard, K & Geldard, D. (2011). Konseling Anak-anak Panduan Praktis.
Ed 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa gambar, mainan,
simbol merupakan media dan aktivitas yang sangat sesuai untuk
menguasai masalah dan peristiwa; mengembangkan insight dan
pemahaman anak. Permaianan merupakan media dan aktivitas yang
sangat sesuai untuk mengembangkan insight dan pemahaman anak.
42
d. Sifat media dan aktivitas
Sifat media dan aktivitas juga menjadi pertimbangan
penting bagi pendidik, khususnya konselor atau guru pembimbing.
Hal ini dikarenakan keterkaitan layanan bimbingan yang diberikan
harus disesuaikan dengan setting dan kurikulum di sekolah. Hal ini
ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Sifat Media dan Aktivitas
Diadaptasi dari Geldard, K & Geldard, D. (2011). Konseling Anak-anak
Panduan Praktis. Ed 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Permainan kartu karir sebagai media dan aktivitas
bimbingan karir siswa SD kelas rendah bersifat fungsional dan
memiliki muatan; familier dan stabil; dan mendidik. Sifat
fungsional dan memiliki muatan dipilih karena tujuan
No Media Sifat
Tak
Terbatas
dan Luas
Fungsional dan
Memiliki
Muatan
Familier
Stabil Bersifat Mendidik
1 Buku (cerita)
2 Tanah liat
3 Konstruksi
4 Gambar
5 Melukis dengan jari
6 Permainan (games)
7 Perjalanan imajinatif
8 Drama imajinatif
9 Hewan miniature
10 Lukisan (kolase)
11 Boneka (mainan)
12 Bak pasir
13 Simbol (patung)
14 Kertas Kerja
Sangat sesuai Sesuai
Kurang sesuai
43
pengembangan kartu karir adalah untuk memberikan pemahaman
informasi tentang dunia pekerjaan. Sifat familier dan stabil dipilih
karena kartu karir merupakan sesuatu yang sederhana dan dapat
diduga, pengulangan, dan kadang interaksi yang biasa. Saat
menggunakan permainan kartu karir, pola permainan telah dikenal
dan stabil. Siswa SD kelas rendah juga telah diberitahu aturan
permainan dan dapat dilakukan berulang secara berkelompok. Sifat
mendidik dipilih karena permainan kartu karir ini dilakukan dalam
setting sekolah dan sekaligus bertujuan untuk memberikan
kesempatan anak untuk berpikir tentang konsep baru bagi mereka.
Berdasarkan uraian tentang kesesuaian media dan aktivitas
dengan kelompok usia, situasi dan tujuan yang ingin dicapai serta
sifatnya maka, peneliti menyimpulkan bahwa kartu karir
merupakan media dan aktivitas yang sesuai untuk bimbingan karir
siswa SD kelas rendah.
7. Desain Kartu Karir
Kartu karir disusun berdasarkan Pedoman Penyusunan dan
Penilaian Bahan Informasi Karir, disesuaikan dengan Kompetensi
Karir Anak SD kelas rendah, dan mengambil Teori Karir Anna Roe.
Desain kartu karir juga disusun berdasarkan petunjuk praktis dalam
menyiapkan media visual menurut Asri Budiningsih (2003: 112),
meliputi:
44
a. Bentuk dan garis
Bentuk dan garis gambar sederhana tetapi jelas. Bentuk
tidak perlu naturalis. Hindari bentuk dan garis yang ruwet. Garis
luar jelas. Gambar kartun lebih tepat digunakan karena bentuknya
sederhana tetapi jelas dan menggugah kegembiraan, sehingga
proses belajar semakin tinggi. Pembuatan bentuk harus disesuaikan
dengan bidang gambar serta jaraknya sehingga mudah ditangkap.
b. Warna
Gambar dibuat berwarna. Warna gambar diusahakan jangan
terlalu banyak dan berbaur satu sama lain. Batas warna yang satu
dengan lainnya diusahakan jelas. Pergunakan dua atau tiga warna
saja untuk satu bentuk atau obyek atau orang. Warna yang terlalu
banyak dan saling berbaur, bentuk dan garis yang banyak
dipergunakan apalagi bila garis-garis bersimpang siur akan sangat
melelahkan mata yang melihatnya.
c. Huruf
Huruf pada judul sebaiknya jelas dibaca. Huruf sebaiknya
menonjol khususnya judul bentuk huruf yang dipilih serta kontras
antara huruf dengan latar belakangnya.
d. Keseimbangan
Agar karya seni (art work) media visual tampak indah,
menarik, dan mencapai sasaran visual maka semua unsur: bentuk,
garis, warna, huruf disusun dengan simetris. Susunan asimetris pun
45
dapat dirasakan seimbang, misalnya dengan meletakkan suatu
bentuk yang masif atau besar sekali di sebelah kiri dan kanan yang
kosong, dapat diisi atau ditempati dengan beberapa bentuk yang
kecil atau diberi suatu warna yang kuat, sehingga bentuk-bentuk
yang kecil atau warna yang kuat, sehingga bentuk kecil atau warna
kuat tersebut dapat mengimbangi bentuk besar di sebelahnya.
Susunan simetris memberikan kesan tenang, statis, dan dapat
menimbulkan rasa jemu, sedangkan susunan yang memberikan
kesan gerak tidak akan memberikan rasa bosan.
e. Kontras
Pemberian warna kontras seperti hitam-putih, kuning-hitam,
oranye-kuning, dan sebagainya akan memperjelas bentuk yang satu
terhadap yang lain atau dapat juga menonjolkan salah satu bentuk.
Kontras yang paling kuat adalah antara hitam dan putih. Pemakaian
warna-warna yang kontras akan dapat menarik perhatian dan
memberikan kesan meriah. Namun harus diingat, gunakan kontras
ini bila diperlukan saja, bila ada satu maksud tertentu, sebab bila
terlalu banyak dan kuat digunakan dapat melelahkan mata.
f. Penekanan
Ada bagian yang dipentingkan dalam membuat karya seni
(art work), yaitu yang mengandung pesan pokok, dapat berupa
gambar atrau huruf. Hal ini harus dibuat menyolok dari bentuk
lain. Namun harus tetap sederhana sehingga mudah dimengerti.
46
Contohnya, kita ingin mengungkapkan bahwa penting minum susu
satu gelas tiapa hari selain makanan lain. Hal ini dijelaskan dengan
sebuah gambar. Maka dapat diletakkan segelas susu di tengah
gambar dan sekelilingnya diletakkan makanan lain. Karena warna
susu itu lemah (putih) bila dibandingkan dengan makanan lain,
maka dapat diberikan latar belakang yang mencolok, sehingga
gelas susu memperlihatkan kontras dengan warna latar
belakangnya.
g. Kesatuan (unity)
Hasil karya seni akan sangat komunikatif bila ada kesatuan
antara bentuk atau unsur yang satu dengan lainnya. Hendaknya
tampak jelas hubungan unsur satu dengan lainnya. Judul yang
dibuat agar memungkinkan penonton dapat menerka apa yang
tersirat dalam media visual. Dengan kata lain, hendaknya judul
yang dibuat benar-benar senyawa dengan apa yang akan dijelaskan.
h. Layout (susunan, tata letak)
Unsur-unsur visual seperti gambar, kata, bentuk simbol,
dan lainnya harus direncanakan lebih dahulu bagaimana
susunannya dalam medan visual yang akan disajikan. Supaya
dibuat rencana lebih dahulu pada sehelai kertas. Rencana ini dapat
berubah sampai pada suatu susunan yang dianggap paling baik,
dalam arti ada yang ditonjolkan dan penempatan semua unsur
sudah harmonis. Rencana terakhir yang sudah didapatkan
47
merupakan layout untuk media visual yang akan dibuat. Kemudian
barulah membuat atau mengumpulkan gambar, tulisan, bentuk
simbol-simbol yang diperlukan.
8. Kelebihan dan Kekurangan Kartu Karir
Kartu karir adalah media komunikasi dan informasi visual.
Aspek terpenting dalam komunikasi visual adalah persepsi visual.
Komunikasi visual menggunakan indera penglihatan. Penggunaan
bahan-bahan visual sebagai sarana bimbingan memiliki kelebihan dan
kekurangan. Pentingnya penggunaan bahan-bahan visual sebagai sarana
komunikasi visual dikemukakan oleh Francis Dwyer (Asri Budiningsih,
2003: 112) sebagai berikut:
a. Memudahkan mengkomunikasikan pesan secara tepat dan
terstandar.
b. Menunjukkan ke dalam kelas proses, peristiwa, situasi,
materi dan perubahan fase yang tidak mungkin dapat dibawa
ke kelas karena keterbatasan ruangan dan waktu.
c. Menggambarkan, menjelaskan, dan memperkuat komunikasi
secara lisan verbal maupun tertulis hubungan kuantitatif,
detail yang bersifat khusus, konsep abstrak dan hubungan
yang bersifat ruangan.
d. Memberikan hal-hal konkret dalam situasi belajar.
e. Meningkatkan minat, rasa ingin tahu dan konsentrasi siswa
untuk belajar.
f. Memberikan kepada siswa kesempatan untuk mengamati
suatu benda, proses atau situasi dari berbagai segi yang
menguntungkan.
g. Memberikan umpan balik pembelajaran kepada siswa.
Penggunaan kartu karir sebagai media bimbingan dan konseling
karir siswa sekolah dasar kelas rendah tentu tidak memungkiri adanya
kelemahan. Adapun kelemahan yang terdapat pada kartu karir sebagai
media pembelajaran menurut Atwi Suparman (2012: 286), yaitu:
48
Biaya pengembangan tinggi.
a. Waktu pengembangan lama. Selain itu juga membutuhkan
tim pendesain instruksional yang berketerampilan tinggi.
c. Peserta didik dituntut memiliki disiplin belajar yang tinggi.
d. Fasilitator dituntut tekun dan sabar membantu peserta belajar.
C. Alat Permainan Edukatif
1. Pengertian Alat Permainan Edukatif
Mayke (dalam Wulandari, 2001: 22) mengatakan alat permainan
edukatif adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk
kepentingan pendidikan dan mempunyai beberapa ciri, antara lain: (a) dapat
digunakan dalam berbagai cara, maksudnya dapat dimain-mainkan dengan
berbagai tujuan, manfaat dan menjadi bermacam-macam bentuk, (b)
ditujukan terutama untuk anak-anak usia prasekolah dan berfungsi
mengembangkan berbagai aspek perkembangan kecerdasan serta motorik
anak, (c) segi keamanan sangat diperhatikan baik dari bentuk maupun
penggunaan cat, (d) membuat anak terlibat secara aktif, dan (e) sifatnya
konstruktif.
Mayke mengungkapkan bahwa sebagian alat permainan edukatif
dikenal sebagai alat manipulatif. Manipulatif berarti menggunakan secara
terampil, dapat diperlakukan menurut kehendak dan pemikiran serta imajinasi
anak. Belajar mengelolanya dengan baik akan memberikan kepuasan dan
manfaat bagi anak, ia juga merasa dapat menguasai permainannya seperti
benar-benar memahami konsep-konsep yang terkandung di dalam alat
permainan edukatif tersebut.
49
Kartu karir merupakan alat permainan edukatif. Anak-anak bermain
tanpa paksaan sehingga permainan yang dilakukan anak berdasarkan atas
motivasi yang muncul dalam dirinya. Alat permainan edukatif selalu
dirancang dengan pemikiran mendalam, karena melalui bermain alat tersebut
anak mampu mengembangkan penalarannya.
Conny R Semiawan (Wulandari, 2012: 23) mengatakan bahwa
permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajah dunianya, dari yang tidak
ia kenali sampai pada yang ia ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya,
sampai mampu melakukannya. Jadi bermain mempunyai nilai dan ciri yang
penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari seorang anak.
Conny R Semiawan menambahkan arti bermain bagi anak-anak antara lain:
a. Pada permulaan setiap pengalaman bermain memiliki unsur resiko.
Terdapat resiko yang ditimbulkan dimulai dari resiko yang kecil
hingga resiko yang besar.
b. Unsur lain adalah pengulangan.
Dengan pengulangan, anak memperoleh kesempatan
mengembangkan keterampilannya yang harus diwujudkannya dalam
berbagai permainan dengan berbagai nuansa yang berbeda. Sesudah
pengulangan itu berlangsung, anak akan meningkatkan
keterampilannya yang lebih kompleks. Melalui berbagai permainan
yang diulang, ia memperoleh kemampuan tambahan untuk
melakukan aktivitas lain.
50
Permainan kartu karir mendorong anak untuk memikirkan strategi agar
memenangkan permainan. Selain itu juga, ketika anak bermain permainan
kartu karir anak-anak juga dapat meningkatkan ingatan, tentang teman-
temannya yang juga memiliki kartu dengan jenis karir yang dimilikinya.
c. Fakta bahwa aktivitas permainan sederhana dapat menjadi kendaraan
(vehicle) untuk menjadi alat permainan yang begitu kompleks, dapat
terlihat dan terbukti manakala mereka menjadi remaja. Permainan kartu
kariryang mengadopsi sistem permainan kartu kwartet, kemudian peneliti
mengembangkan permainan tersebut disesuaikan dengan karakteristik
dan kebutuhan anak Sekolah Dasar.
d. Melalui bermain anak secara aman dapat menyatakan kebutuhannya
tanpa terkena teguran, misalnya: anak bermain peran sebagai guru, polisi,
tentara, dokter, astronot, koki, desainer, pilot, ilmuwan, dan musisi.
Anak-anak tidak perlu merasa takut atau pun malu, sebaliknya anak-anak
dapat merasakan bahagia. Ketika anak-anak selesai bermain kartu karir,
anak yang kalah tidak akan membenci pemenang.
Dari beberapa pendapat ahli di atas tentang pengertian alat permainan
edukatif maka dapat disimpulkan bahwa setiap alat permainan edukatif dapat
difungsikan secara multiguna. Sekalipun masing-masing alat permainan
edukatif memiliki kekhususan penggunaan, dengan manfaat yang spesifik,
misalnya untuk mengembangkan aspek perkembangan tertentu pada anak,
tidak menutup kemungkinan bahwa satu jenis permainan dapat meningkatkan
berbagai jenis aspek perkembangan sekaligus.
51
2. Jenis Alat Permainan Edukatif
Mayke (Wulandari, 2001: 27) mengemukakan beberapa contoh alat
permainan edukatif antara lain, (a) lotto-lotto berwarna, (b) puzzle yang
terdiri dari 3-12 keping, (c) papan-papan pasak, (d) papan-papan hitung, (e)
papan paku (dengan pengawasan cermat), (f) biji untuk meronce, (g) kartu
berpasangan, sejenis, atau sama, dan (h) permainan dengan kartu.
Terdapat juga alat permainan edukatif ciptaan Montessori. Montessori
menciptakan sejumlah alat permainan yang memudahkan anak untuk
mengingat konsep-konsep yang akan dipelajari anak tanpa perlu dibimbing.
Permainan ini juga memungkinkan anak bekerja secara mandiri. Alat
dirancang sedemikian rupa sehingga anak dapat bermain sendiri, anak-anak
dapat bermain mandiri tanpa bantuan orang dewasa.
Beberapa contoh alat permainan ciptaan Montessori (dalam
Wulandari, 2001: 28) antara lain: (a) alat timbangan, (b) silinder dengan
ukuran serial sepuluh ukuran, (c) tongkat-tongkat desimeter, meter, (d)
gambar-gambar untuk contoh, bahan untuk menggambarkan motorik halus,
(e) bentuk-bentuk tiga dimensi, kerucut, kubus, prisma, bujur telur limas, dan
sebagainya.
Dari pemaparan beberapa ahli mengenai jenis-jenis alat permainan
edukatif tersebut maka dapat disimpulkan bahwa alat permaianan kartu karir
sebagai media bimbingan karir bagi siswa kelas I, II, dan III siswa SD
termasuk dalam permainan edukatif. Selain itu juga kartu karir termasuk
dalam alat permainan Montessori karena berisi gambar-gambar untuk contoh
52
sepuluh macam jenis karir untuk dijadikan materi bimbingan karir bagi siswa
SD sebagai layanan informasi tentang karir.
D. Bimbingan Karir di Sekolah Dasar
1. Pengertian Bimbingan Karir di Sekolah Dasar
Bimbingan karir merupakan salah satu bidang bimbingan, untuk
mengkaji pengertian bimbingan karir maka perlu mengkaji bimbingan
terlebih dahulu. Menurut Depdiknas (2008: 197) bimbingan adalah suatu
pelayanan yang diberikan kepada konseli yang bertujuan sebagai bantuan
untuk merencanakan studi, pengembangan karir, mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin,
menyesuaikan diri dengan lingkungan, mengatasi hambatan dan kesulitan
yang dihadapi konseli dalam studi, dan membantu konseli dalam
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja.
Prayitno (2001: 5), memaparkan bimbingan berdasarkan PP No.
28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, Bab X Pasal 25 ayat (1)
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya
menemukan pribadi, mengenali lingkungan dan merencanakan masa
depan.
Menurut Crow & Crow (Edi Purwanta, 2012: 18) bimbingan
adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita
yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan
yang memadai kepada seseorang individu dari semua usia untuk
53
membantu mengatur kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri,
mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusannya
sendiri, dan menanggung bebannya sendiri.
Tatiek Romlah (2006: 3) mengartikan bimbingan sebagai suatu
proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan
sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan
khusus untuk itu, dan dimaksudkan agar individu dapat memahami
dirinya dan lingkungannya, dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, dan dapat mengembangkan dirinya secara
optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan
merupakan suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu untuk
mengetahui, mengenali, mengerti, serta memahami diri dan lingkungan
sekitar secara berkesinambungan agar individu berkembang sehingga
individu sejahtera dan dapat pula menyejahterakan masyarakat.
Setelah mengkaji istilah bimbingan, kajian selanjutnya adalah
karir. Karir, jabatan atau okupasi atau vokasi, dan pekerjaan merupakan
istilah yang memiliki kedekatan arti tetapi memiliki ciri khas yang
berbeda. Sunaryo Kartadinata dan Nani Sugandi (2002: 174-180)
mengidentifikasi beberapa istilah khusus yang berkaitan dengan
bimbingan karir, yaitu:
a. Karir merupakan keseluruhan pekerjaan yang dialami seseorang
dalam keseluruhan hidupnya. Secara lebih terbatas karir
diartikan sebagai pengalaman kerja di dalam suatu pekerjaan
tertentu.
54
b. Jabatan atau okupasi atau vokasi merupakan suatu pekerjaan
khusus atau kegiatan kerja tertentu.
c. Perkembangan karir merupakan keseluruhan perkembangan
individu menekankan kepada proses persiapan, memasuki dan
kemajuan dalam dunia pekerjaan.
d. Pendidikan karir merupakan kegiatan yang direncanakan untuk
memberikan kemudahan perkembangan karir.
Hal yang perlu dikaji lagi yaitu bimbingan karir. Bimbingan
menekankan keterlibatan variabel emosi dan kepribadian dalam pemilihan
karir, dan yang menekankan kepada proses pengambilan keputusan dalam
konteks perkembangan. Super (1951, dalam Sunaryo Kartadinata dan Nani
Sugandi, 2002: 181) merumuskan bimbingan karir sebagai proses
membantu seseorang untuk mengembangkan dan menerima gambaran diri
secara terintegrasi dan adekuat dan peranan lainnya dalam dunia kerja,
menguji konsep tersebut terhadap kenyataan, mengkonversikan ke dalam
kenyataan dengan memberikan kepuasaan keadaan diri sendiri dan
manfaat bagi masyarakat.
Para ahli mendefinisikan bimbingan karir sebagai bantuan untuk
mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, seperti definisi yang
dikemukakan oleh Winkel dan Sri Hastuti (2010: 114) bahwa bimbingan
karir merupakan bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia
pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu
serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam
menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaaan
yang telah dimasuki.
55
Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2009: 16), bimbingan karir
merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai
bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan
perkembangan kemampuan kognitif, afektif, ataupun keterampilan
individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses
pengambilan keputusan, ataupun perolehan pengetahuan dalam
keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistem kehidupan
sosial-budaya yang terus menerus berubah.
Menurut McMahon dan Patton (2001: 1), bimbingan karir meliputi
sejumlah aktivitas yang didesain untuk membantu individu membuat dan
mengimplementasikan pilihan-pilihan yang telah diketahui yang
berhubungan dengan perkembangan karir. Simmonsen (McMahon dan
Patton, 2001: 2) menyatakan bahwa perkembangan karir merupakan akibat
dari perencanaan karir seseorang dan pengaturan untuk menentukan
dukungan dan kesempatan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan
bahwa bimbingan karir adalah suatu proses pemberian bantuan kepada
siswa dalam mengembangkan karir berdasarkan potensi dan kekuatan
yang dimilikinya seoptimal mungkin, menekankan kepada proses
pengambilan keputusan dalam konteks perkembangan, serta membekali
diri supaya menyiapakan jabatan dan menyesuaikan diri dengan berbagai
tuntutan dari lapangan pekerjaaan kelak.
56
Prayitno dan Erman Amti (2004: 302), menyatakan bahwa
pelayanan bimbingan dan konseling tetap sangat diperlukan bagi mereka
yang masih sangat muda sekalipun. Setelah mengkaji tentang bimbingan
karir, kajian selanjutnyaadalah prinsip penting bimbingan dan konseling di
sekolah dasar. Menurut Munandir (1996: 86), pemilihan pekerjaan dan hal
memutuskan karir bukanlah peristiwa sesaat melainkan proses yang
panjang. Hal ini yang mendasari bahwa bimbingan karir perlu
diselenggarakan di berbagai jenjang pendidikan.
Menurut Abu Bakar Luddin (2010: 43-44), pelayanan bimbingan
dan konseling perlu diselenggarakan di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah
agar pribadi dan segenap potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang
secara optimal. Pelayanan bimbingan di SD, terutama yang menyangkut
karakteristik siswa, tujuan pendidikan dan kemampuan dilaksanakan oleh
guru kelas. Pedoman bimbingan dan konseling di SD tahun 1995/1996,
layanan bimbingan dan konseling bertujuan agar para siswa dapat
mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, pelajar
kreatif dan pekerja produktif.
2. Tujuan dan Manfaat Bimbingan Karir di Sekolah Dasar
Bimbingan karir memiliki beberapa tujuan dan manfaat. Depdiknas
(2008: 197) memaparkan bahwa pelayanan bimbingan bertujuan agar
konseli dapat: merencanakan kegiatan pelayanan studi, perkembangan
karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin;
57
penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya; mengatasi hambatan dan kesulitan yang
dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat maupun lingkungan kerja. Menurut Achmad Juntika
Nurihsan (2009: 16-17) bimbingan karir sebagai upaya bantuan terhadap
individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia
kerjanya, dan mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan
bentuk kehidupannya yang diharapkan. Tujuan bimbingan karir juga
dijelaskan oleh Munandir (1996: 71), adalah agar siswa memperoleh
pemahaman dunia kerja dan akhirnya mereka mampu menentukan
pilihan kerja dan menyusun perencanaan karir.
Winkel dan Sri Hastuti (2010: 137) menyatakan bahwa
perencanaan bimbingan karir ditekankan pada upaya memahami dunia
kerja dan mengembangkan kemampuan untuk mengambil keputusan.
Perencanaan bimbingan ditujukan pada penyiapan siswa untuk
melanjutkan ke pendidikan menengah atau memasuki lapangan
pekerjaan. Sunaryo Kartadinata dan Nani Sugandi (2002: 183)
memaparkan bahwa bimbingan karir di SD diarahkan untuk
menumbuhkan kesadaran dan pemahaman siswa akan ragam kegiatan
dan pekerjaan di dunia dan sekitarnya, pengembangan sikap positif
terhadap semua jenis pekerjaan dan orang lain, dan mengembangkan
kebiasaan hidup yang positif. Bimbingan karir di SD juga terkait serta
dengan upaya membantu peserta didik memahami apa yang disukai dan
58
tidak disukai, kecakapan diri, disiplin, mengontrol kegiatan sendiri.
Pelayanan bimbingan dan konseling perlu diselenggarakan di SD.
Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2009: 16-17) tujuannya agar pribadi
dan segenap potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang secara
optimal. Pelayanan bimbingan di SD perlu disesuaikan dengan berbagai
kekhususan pendidikan di SD, terutama yang menyangkut karakteristik
peserta didik, tujuan pendidikan, dan kemampuan para pelaksananya,
yaitu guru kelas.
Bimbingan karir memiliki beberapa manfaat. Menurut Achmad
Juntika Nurihsan (2009: 16) bimbingan karir membantu individu
mengembangkan karirnya sepanjang hayat. Menurut Keegan dan
Lewkowitz (2000: 2), bimbingan karir membantu semua siswa
mengembangkan keterampilan yang mempersiapkan mereka untuk
pembelajaran sepanjang hayat. Keterampilan ini termasuk kemampuan
untuk menemukan dan menggunakan informasi karir, mengidentifikasi
jalan setapak karir, menggunakan keterampilan membuat keputusan dan
memilih karir, dan mengembangkan sikap dan keterampilan untuk
menjadi sukses di tempat kerja.
Anak Agung Ngurah Adhiputra (2013: 35) dan Achmad Juntika
Nurihsan (2009: 52) menyatakan bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling karir membantu siswa-siswa SD mengenali dan mulai
mengarahkan diri untuk karir masa depan. Selain itu, menurut Dewa
Ketut Sukardi (2008: 59) bidang bimbingan karir membantu siswa
59
merencanakan dan mengembangkan masa depan karir.
Ditinjau dari pendapat beberapa ahli di atas maka dapat dipahami
bahwa tujuan dan manfaat bimbingan karir SD secara umum yaitu agar
siswa SD dapat menyadari, mengenali, dan memahami dirinya: kondisi
dan kemampuan diri terhadap lingkungan, memahami apa yang disukai
dan tidak disukai, kecakapan diri, disiplin, mengontrol kegiatan sendiri;
membantu individu untuk mengenali dan menyadari perkembangan karir
serta arah kehidupan masa depan: mengenal macam-macam dan ciri-ciri
dari berbagai jenis pekerjaan yang ada, merencanakan masa depan,
membantu arah pekerjaan, menyesuaikan keterampilan, membantu
mencapai cita-cita dan segenap potensi yang dimiliki siswa berkembang
secara optimal; penyelesaian masalah karir: perencanaan dan
pengembangan karir, dan pemahaman terhadap jabatan dan tugasnya
membantu individu mengembangkan karirnya sepanjang hayat.
3. Prinsip-prinsip Bimbingan Karir di Sekolah Dasar
Prinsip merupakan pedoman yang digunakan dalam pelaksanaan
sesuatu kegiatan. Pada dasarnya, menurut Robert Gibson dan Marianne
Mitchell (2011: 58) bimbingan siswa dilihat sebagai proses berkelanjutan
di seluruh pendidikan formal anak.
Forwell (dalam Edi Purwanta, 2012: 46) membuat prinsip
yang spesifik dalam dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah.
Prinsip tersebut adalah:
a. Bimbingan adalah konsep bantuan yang diberikan kepada
seluruh siswa pria dan wanita.
60
b. Bimbingan sebagai seperangkat fungsi khusus dari konselor
sekolah berusaha membantu kegiatan belajar sehingga siswa
mencapai perkembangan yang lebih maju untuk mencapai
kematanagan.
c. Bimbingan adalah proses utama membantu mencapai tahap
perkembangan yang sesuai dan merupakan bantuan yang
berkelanjutan yang ditentukan oleh konselor dan siswa.
d. Bimbingan menekankan pada perkembangan potensi individu
secara maksimum.
e. Guru kelas merupakan partner kerja dalam proses bimbingan.
f. Petugas sekolah yang lain yaitu dokter sekolah, ahli psikologi,
pekerja sosial, ahli terapi merupakan mitra kerja konselor
sekolah.
g. Administrator sekolah adalah pendukung proses bimbingan.
h. Guru, administrator, petugas bimbingan dan petugas sekolah
yang lain bersama-sama menyusun program bimbingan.
i. Bimbingan perkembangan membantu individu dalam
mengenal dirinya, memahami dirinya, menerima dirinya, dan
mengembangkan dirinya.
j. Bimbingan perkembangan berorientasi pada tujuan.
k. Bimbingan perkembangan menekankan pembuatan keputusan.
l. Bimbingan perkembangan berorientasi masa depan.
m. Bimbingan perkembangan melakukan asesmen secara periodik
tentang kemajuan siswa sebagai totalitas pribadi.
n. Bimbingan perkembangan berfokus pada individu dalam
masyarakat yang berkembang.
o. Bimbingan perkembangan berfokus pada usaha individu.
p. Bimbingan perkembangan berfokus proses penemuan diri.
Dewa Ketut Sukardi (2008: 59) merinci pokok-pokok bidang
karir, meliputi:
a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan
karir yang hendak dikembangkan.
b. Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya,
khususnya karir yang dikembangkan.
c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha
memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
d. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi,
khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangakan.
Berdasarkan pendapat ahli maka dapat disimpulkan bahwa
prinsip bimbingan karir di SD, meliputi:
61
a) Bimbingan merupakan bantuan yang berpusat pada siswa yang
bernaluri alamiah baik, unik, dan bertumbuh-kembang secara
berkesinambungan.
b) Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing yang merupakan tenaga
ahli terlatih, sanggup bekerjasama, dan bersedia mempergunakan
sumber-sumber berasal dari dunia luar sekolah.
c) Bimbingan merupakan pertolongan bukan paksan, siswa berhak
memilih.
d) Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan dan fleksibel
terhadap kebutuhan siswa.
e) Bimbingan merupakan usaha membantu siswa memenuhi harapan
masyarakat dan kehidupan.
f) Bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian teratur untuk
mengetahui keefektifan hasil dan manfaat yang diperoleh.
g) Bimbingan karir berprinsip untuk memantapkan pemahaman diri,
orientasi dan informasi karir terhadap dunia pekerjaan sesuai dengan
yang hendak dikembangakan.
4. Pelaksanaan Bimbingan Karir di Sekolah Dasar
Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2009: 52), pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah dasar mengacu pada perkembangan
siswa SD yang tengah beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas dan
belajar bersosialisasi dengan mengenal berbagai aturan, nilai, dan norma-
norma. Menurut Nugent (1981, Prayitno dan Erman Amti, 2009: 302-303),
62
anak-anak SD merupakan subjek sasaran layanan yang masih amat muda
membawa konsekuensi bahwa konselor harus menyesuaikan segenap
kemampuannya dalam konseling terhadap kondisi perkembangan anak-
anak tersebut. Konselor yang bertujuan memberikan layanan konseling di
sekolah dasar harus memiliki khasanah teori dan teknik konseling yang
justru lebih kaya daripada mereka di lingkungan sekolah yang lebih tinggi.
Layanan bimbingan karir merupakan bagian dari bimbingan dan
konseling. Menurut Tidjan, Farozin, Abdulkahar, Sayekti Pudjosuwarno,
Syamsudin, Sugihartono, Sumadi, Sri Iswanti, Yosef Ilmoe, Ariyadi
Warsito, Tri Marsiyanti (1993: 84), ada beberapa jenis layanan bimbingan
karir, keharusan minimal dalam layanan bimbingan dan konseling di
sekolah, meliputi orientasi; pengumpulan data siswa; pemberian informasi
atau bimbingan; penempatan dan penyaluran; konseling; dan hubungan
masyarakat.
Tim Dosen PPB FIP UNY (1993: 84–85) menambahkan bahwa
layanan pengumpulan data siswa untuk mengumpulkan keterangan atau
informasi tentang individu, antara lain identitas diri, keluarga, kesehatan
dan pertumbuhan jasmani, proses perkembangan, lingkungan masyarakat
sekitar, pendidikan, kemajuan belajar, intelegensi, bakat, minat, kegiatan
di luar sekolah, penyesuaian sosial, cita-cita, dan kebiasaan sehari-hari.
Anak Agung Ngurah Adhiputra (2013: 35-36) dan Achmad Juntika
Nurihsan (2009: 53) menyatakan bahwa layanan informasi bertujuan untuk
membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang
63
berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan
masyarakat. Achmad Juntika Nurihsan (2009: 53) menambahkan bahwa
pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi digunakan sebagai
acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan
cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dan mengambil
keputusan. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis layanan
informasi adalah fungsi pemahaman dan pencegahan.
Menurut Anak Agung Ngurah Adhiputra (2013: 37; 269),
bimbingan karir yang diberikan melalui layanan informasi dapat
diselenggarakan antara lain: ceramah, diskusi panel, wawancara, tanya
jawab, diskusi yang dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan foto,
film, atau video/VCD, dan peninjauan ke tempat-tempat atau obyek yang
dimaksudkan, karyawisata, alat-alat peraga dan alat-alat bantu lainnya,
buku panduan, kegiatan sanggar karir, sosiodrama. Pelaksanaan bimbingan
karir untuk siswa sekolah dasar disesuaikan dengan karakteristik
perkembangan anak. Perencanaan pelaksanaan bimbingan karir untuk anak
menurut Winkel dan Sri Hastuti (2010: 138) dapat dilakukan dengan
menggunakan simulasi, cerita lisan, gambar berwarna, beraneka
permainan dalam kelompok kecil, uraian singkat, dan slides.
Berdasarkan karakter khas pada siswa SD yang berada pada
tahapan operasional konkret, siswa memerlukan media berupa benda-
benda konkret, untuk memanipulasi, menyentuh, meraba, melihat dan
64
merasakannya. Menurut Marsh (dalam Rita Eka Izzaty, dkk, 2013: 116-
117) strategi guru dalam pembelajaran pada masa kanak-kanak akhir
adalah: menggunakan bahan-bahan yang konkret; menggunakan alat
visual; menggunakan contoh-contoh yang sudah akrab dengan anak dari
hal yang bersifat sederhana ke yang bersifat kompleks; menjamin
penyajian yang singkat dan terorganisasi dengan baik; memberi latihan
nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan. Selain itu menurut
Prayitno dan Erman Amti (2004: 303), sasaran layanan untuk siswa
sekolah dasar, terlebih-lebih lagi untuk anak-anak yang umurnya lebih
muda, penyelenggaraan layanan perlu dibarengi dengan prosedur
penunjang seperti permainan, boneka, cerita, dan prosedur media lainnya.
Semua prosedur itu dimaksudkan agar anak-anak mampu
mengekspresikan diri mereka sendiri.
Bimbingan karir diberikan melalui layanan informasi dan
merupakan layanan bimbingan kelompok. Menurut Anak Agung Nugraha
(2013: 37) fungsi utama layanan bimbingan kelompok adalah fungsi
pemahaman dan pengembangan. Achmad Juntika Nurihsan (2009: 53)
menguraikan bahwa layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk
memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan
dari narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, baik
sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga, dan
masyarakat. Bahan yang dimaksudkan dapat juga dipergunakan sebagai
acuan untuk mengambil keputusan. Lebih jauh dengan layanan bimbingan
65
kelompok para siswa dapat diajak untuk bersama-sama mengemukakan
pendapat tentang sesuatu dan membicarakan topik-topik penting,
mengembangkan nilai-nilai yang berhubungan dengan hal tersebut, dan
mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani
permasalahan yang dibahas di dalam kelompok. Dengan demikian, selain
dapat membuahkan hubungan yang baik di antara anggota kelompok,
kemampuan berkomunikasi antarindividu, pemahaman berbagai situasi,
dan kondisi lingkungan, juga dapat mengembangkan sikap dan tindakan
nyata untuk mencapai hal-hal yang diinginkan sebagaimana terungkap
dalam kelompok. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan
bimbingan kelompok adalah fungsi pemahaman dan pengembangan.
Berdasarkan peninjauan terhadap beberapa pendapat ahli di atas,
peneliti menyimpulkan bahwa konselor SD melaksanakan program
perencanaan, pengenalan dan pengembangan karir, tugas agen
pembaharuan yang melakukan penelitian lokal, menunjang sarana dan
prasarana di sekolah khususnya yang berhubungan dengan bimbingan
karir. Layanan bimbingan dan konseling dapat berupa bimbingan karir
melalui layanan informasi dengan menggunakan metode bimbingan
kelompok untuk membekali siswa agar dapat: menyadari, mengenali, dan
memahami diri; menyadari perkembangan karir dan kehidupan
mendatang; mengenal luasnya dunia kerja, macam-macam dan ciri-ciri
pekerjaan, jasa dari masing-masing pekerjaan, jabatan dan tugas kerja; dan
mengembangkan cita-cita sesuai dengan bakat, minat dan kreativitas.
66
Pelaksanaan bimbingan karir di SD disesuaikan dengan
pengembangan karir siswa SD kelas rendah dengan teknik bimbingan
melalui alat bantu permainan berupa media bimbingan karir yang
mengenalkan profesi disertai gambar-gambar. Proses bimbingan karir
dilaksanakan dalam kelompok kecil. Prosedur permainan melalui media
dimaksudkan agar pelaksanaan bimbingan karir bagi siswa sekolah dasar
kelas rendah menjadi praktis, mudah, menyenangkan, dan menarik minat
siswa. Selain itu, siswa dapat mengekspresikan diri sehingga guru
pembimbing dapat meminimalkan peran dan siswa dapat memaksimalkan
peran.
5. Penelitian tentang Karir Anak Sekolah Dasar
Penelitian tentang karir anak Sekolah Dasar telah banyak dilakukan
oleh berbagai ahli dengan melibatkan berbagai variabel. Edi Purwanta
(1993, 18-20) merangkum beberapa hasil penelitian menurut Rich (1979),
Holland (1981), Miller (1979), Herr & Cramer (1984), dan Hunt (1961).
Hasil penelitian Rich (1979, dalam Edi Purwanta, 1993: 18-20)
menunjukkan bahwa anak-anak lebih mengetahui pekerjaan yang terdapat
dalam masyarakatnya. Misalnya, apabila mereka datang dari daerah
pertanian yang jenis pekerjaannya tidak banyak biasanya dengan status
rendah, maka aspirasinya tentang pekerjaan juga rendah. Situasi semacam
ini tidak menguntungkan bagi anak-anak desa dibanding dengan anak kota.
Oleh sebab itu, informasi tentang pekerjaan terutama pekerjaan yang
berstatus menengah dan tinggi, dapat membantu anak pedesaan untuk
67
mengenal yang akhirnya memperoleh kesempatan yang sama untuk
membuat pilihan pekerjaan yang bervariasi.
Penelitian tentang pengaruh status sosial ekonomi dilakukan oleh
Holland (1981, dalam Edi Purwanta, 1993: 18-20) di dalam penelitiannya
terhadap 300 anak kelas 6 dari 22 sekolah negeri yang dipilih secara acak,
menemukan bahwa status sosial ekonomi lebih berguna untuk
memprediksi kematangan sikap pekerjaan daripada konsep diri, ras, jenis
kelamin, tempat tinggal, dan umur. Data tersebut menunjukkan bahwa
makin tinggi skor skala kematangan karir yang dicapainya.
Keadaan lingkungan lainnya yang mempunyai pengaruh besar
terhadap sikap kerja anak adalah hubungan mereka dengan orang tuanya
terhadap pekerjaan. Miller (1979, dalam Edi Purwanta, 1993: 18-20)
meneliti pengaruh masa kanak-kanak terhadap sikap kematangan karir
pada mahasiswa. Ia menemukan bahwa sikap dan perilaku orangtuanya
pada waktu mereka dalam masa kanak-kanak mempunyai hubungan positif
dengan sikap kematangan karir mahasiswa. Sikap dan perilaku orangtua
mempengaruhi perkembangan pada umumnya ditemukan mempunyai
hubungan dengan sikap kematangan karir. Orangtua yang tidak
mempunyai pekerjaan (menganggur) dalam waktu yang lama juga
cenderung dihubungkan dengan meningkatnya kecemasan, kecanduan obat
pada anak-anak, keretakan perkawinan, dan rasa tidak aman. Keadaan
semacam ini mempengaruhi pandangan anak terhadap pekerjaan.
68
Sepuluh tahun pertama dari kehidupan manusia menurut Herr &
Cramer (1984, dalam Edi Purwanta, 1993: 18-20) disebut sebagai „nursery
human nature’. Masa ini merupakan periode kehidupan di mana individu
membentuk tujuan, motivasi berprestasi, dan persepsi terhadap dirinya.
Konsep-konsep yang diperoleh anak melalui lingkungan selama periode
ini secara langsung mempengaruhi keberhasilan sekolahnya di kemudian
hari, identitas karirnya, minatnya pada waktu dewasa, dan pandangannya
tentang kehidupan pada umumnya.
Herr & Cramer (1984) menambahkan bahwa tidak semua
informasi dan pengaruh yang diterima anak yang mempengaruhi
ketertarikannya kepada pekerjaan itu sesuai. Seringkali terjadi karena
pengaruh sikap orang tua dan masyarakat yang kurang tepat, anak
membuat rencana karir yang kurang realistis. Misalnya, persepsi sebagian
orang tua dan masyarakat yang memandang bahwa pekerjaan yang
terpandang hanyalah pekerjaan yang memerlukan syarat pendidikan tinggi;
atau persepsi adanya stereotif dalam pekerjaan antara anak laki-laki
menjadi manajer, sedang kan anak perempuan menjadi sekretaris, laki-laki
menjadi dokter dan wanita menjadi perawat.
Meskipun semua anak mempunyai model yang diperoleh dari
lingkungannya yang menjadi identifikasinya, tetapi kemungkinan mereka
tidak mempunyai model yang menunjukkan variasi perilaku yang luas dan
tidak menunjukkan identitas pekerjaan yang konsisten yang akan menjadi
dasar kokoh bagi eksplorasi diri dan karirnya. Hunt (1961, dalam Edi
69
Purwanta, 1993: 18-20) menyatakan bahwa makin bervariasi situasi yang
disediakan sekolah dalam mengenal kehidupan di sekitar anak, termasuk
lingkungan pekerjaan, makin terdiferensiasi dan dinamis perilaku anak.
Jadi makin banyak hal baru yang dikenal, dilihat, didengar, dan dialami
anak, makin bervariasi realitas yang dihadapinya dan makin besar
kemampuannya untuk menghadapi kenyataan.
E. Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
1. Pengertian Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Siswa SD berada pada masa kanak-kanak. Menurut Sri Rumini dan
Siti Sundari (2004: 37) dan Syamsu Yusuf (2012: 24), masa kanak-kanak
dibagi menjadi dua periode, yaitu awal masa kanak-kanak, sekitar umur 2–
6 tahun, dan akhir masa kanak-kanak sekitar umur 6–12 tahun. Rita Eka
Izzaty, dkk (2013: 103, 106) menjelaskan bahwa masa kanak-kanak akhir
sering disebut sebagi masa usia sekolah atau masa SD. Masa kanak-kanak
akhir dibagi menjadi dua fase, yaitu pertama, fase SD kelas rendah (6/7
tahun – 9/10 tahun), mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3 SD. Kedua, fase SD
kelas tinggi (9/10 tahun – 12/13 tahun), mereka duduk di SD kelas 4, 5,
dan 6.
Sri Rumini dan Siti Sundari (2004: 37); Syamsu Yusuf (2012: 24);
Anak Agung Ngurah Adhiputra (2013: 23) mengungkapkan bahwa siswa
SD berada pada akhir masa kanak-kanak sekitar umur 6–12 tahun.
Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2009: 52) siswa sekolah dasar adalah
mereka yang berusia sekitar 6–13 tahun yang sedang menjalani tahap
70
perkembangan masa anak-anak dan memasuki masa remaja awal. Rita Eka
Izzaty, dkk (2013: 103) dan Anak Agung Ngurah Adhiputra (2013: 23)
menyatakan bahwa masa ini dialami anak pada usia 6 tahun sampai masuk
ke masa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11–13
tahun. Masa SD kelas rendah, yaitu usia 6/7-9/10 tahun.
Dari pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pengertian
siswa SD kelas rendah adalah anak yang pada umumnya berusia 7 sampai
dengan 9 atau 10 tahun yang duduk di SD kelas satu, dua, dan tiga.
2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Siswa SD memiliki karakter khas anak-anak. Berdasarkan tahap
perkembangan kognisi menurut Piaget (Lusi Nuryanti, 2008: 20, 23, 25-
27), anak berada pada tahap periode operasional konkret, perkiraan usia 7–
11 tahun. Tahap perkembangan psiko-seksual menurut Sigmund Freud,
anak berada pada tahap laten, perkiraan usia 5 tahun–awal masa puber.
Tahap perkembangan psiko-sosial menurut Erikson, anak berada pada
tahap 4 dengan ciri khas perkembangan industry vs. inferiority (tekun vs.
rasa rendah diri), perkiraan usia 5/6–12 tahun.
Potter dan Perry (2005: 679), menjelaskan bahwa anak usia 6 tahun
dihadapkan pada figur autoritas baru, guru, dan juga aturan serta batasan
baru. Mereka harus bekerja dan bermain secara kooperatif dalam
kelompok besar anak-anak dari berbagai latar belakang budaya. Selama
“pertengahan tahun” masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran
dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Sekolah
71
atau pengalaman pendidikan memperluas dunia anak dan merupakan
transisi dari kehidupan yang secara relatif bebas bermain ke kehidupan
dengan bermain, belajar, dan bekerja yang terstruktur. Anak harus belajar
menghadapi peraturan dan harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman
sebaya. Menurut Anak Agung Ngurah Adhiputra (2013: 23), pada periode
ini anak menampakkan kepekaan untuk belajar, makin meluasnya daerah
eksplorasi, sikap anak terhadap lingkungan keluarga tidak lagi egoisentris,
melainkan obyektif dan empiris, dan telah ada sikap intelektualistis.
Sri Rumini dan Siti Sundari (2004: 37-38) menjelaskan bahwa
pada akhir masa kanak-kanak, mereka tidak lagi mau menuruti perintah
orang tua, dan lebih senang mengikuti aturan kelompoknya. Untuk akhir
masa kanak-kanak, bukan karena banyak waktu bermain, karena anak
sudah sekolah, tetapi karena luasnya minat dan kegiatan bermain. Psikolog
memberi sebutan usia kelompok karena pada saat itu anak berusaha
bermain-main secara kelompok. Psikolog juga memberi sebutan usia
menjelajah, karena anak ingin mengetahui keadaan sekitarnya, dengan
cara bertanya. Dengan demikian anak juga disebut usia bertanya. Karena
anak pada saat itu senang meniru, maka anak juga disebut usia meniru.
Dalam penelitian lebih lanjut, ternyata selama bermain, anak lebih
menunjukkan kreatifitasnya dibandingkan dengan saat-saat bermain pada
masa sebelumnya. Pendidik memberi sebutan anak masa akhir kanak-
kanak dengan masa sekolah karena mereka sudah saatnya sekolah untuk
memperoleh dasar-dasar pengetahuan. Psikolog memberi nama usia
72
berkelompok, karena mereka menghendaki diterima oleh teman-teman
sebaya sebagai anggota kelompok. Anak yang berumur sekitar 7–8 tahun,
lebih tunduk pada kelompoknya dari pada kedua orang tua, guru, maupun
kehendaknya sendiri. Seperti pada awal masa kanak-kanak, pada akhir
masa kanak-kanak, anak juga diberi sebutan usia kreatif.
Meuman (Syamsu Yusuf, 2000: 98) menyatakan bahwa pada usia
7–8 tahun termasuk dalam fase sintese fantasi yaitu anak-anak akan
memberikan kesan secara total terhadap apa yang dilihat atau ditangkap
secara jelas selanjutnya akan dilengkapi dengan fantasi-fantasi anak-anak
sendiri. Sedangkan pada usia 8-9 tahun masuk dalam fase analisa, yaitu
anak-anak mulai memperhatikan macam-macam benda di sekitarnya dan
pada tahap ini fantasi anak berkurang dan diganti dengan pemikiran yang
lebih rasional. Menurut Stern (Syamsu Yusuf, 2000: 53) menyatakan
bahwa anak usia 8-9 tahun menaruh minat besar terhadap pekerjaan dan
perbuatan orang-orang dewasa, serta tingkah laku binatang.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa anak
SD kelas rendah memiliki fantasi-fantasi terhadap apa yang dilihatnya,
baik dalam bentuk benda maupun peristiwa yang sifatnya subjektif dan
seiring pertambahan usia akan berganti menjadi objektif. Lebih lanjut,
peneliti menganalisis bahwa pada usia 7–9 tahun, anak masih terkungkung
dengan kebiasaan bersama keluarga. Anak memiliki minat yang tinggi
untuk mendapatkan sesuatu pengetahuan dan pengalaman baru. Siswa SD
kelas rendah memiliki keingintahuan yang besar mengenai segala hal
73
yang konkret dan akrab dengan mereka dalam kehidupan, termasuk
berbagai macam pekerjaan orang dewasa. Jadi, informasi mengenai segala
hal penting diberikan, termasuk bimbingan karir yang sesuai
perkembangan karir anak melalui kartu karir.
3. Ciri-ciri Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Syamsu Yusuf (2012: 24-25) merinci beberapa sifat siswa SD kelas
rendah, antara lain:
a. Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani
dengan prestasi (apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang
diperoleh).
b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang
tradisional.
c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama
sendiri).
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain.
e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu
dianggap tidak penting.
f. Pada masa ini (terutama usia 6-8 tahun) anak menghendaki nilai
(angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya
memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa ciri-ciri
siswa SD kelas rendah (usia 6/7 – 9/10 tahun) adalah ada hubungan tinggi
antara keadaan jasmani dan prestasi, tunduk pada aturan-aturan permainan
tradisional, suka memuji diri sendiri, suka membandingkan diri dengan
yang lain, suka meremehkan orang lain, apabila tidak dapat menyelesaikan
suatu tugas maka tugas itu dianggap tidak penting, anak (terutama usia 6-8
tahun) menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat
prestasinya memang sepantasnya baik atau tidak.
74
4. Tugas Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Rita Eka Izzaty, dkk (2013: 102-103) menyatakan bahwa anak SD
kelas rendah sudah semakin luas lingkungan pergaulannya. Anak sudah
banyak bergaul dengan orang-orang di luar rumah, yaitu dengan teman
bermain di sekitar rumah dan di sekolah. Masyarakat mengharapkan agar
anak menguasai tugas perkembangannya agar diterima dengan baik oleh
lingkungannya.
Siswa SD memiliki tugas perkembangan yang harus diselesaikan.
Tugas perkembangan tersebut terdiri dari berbagai aspek, antara lain:
aspek fisik, kognisi, dan sosial. Collins (Lusi Nuryanti, 2008: 51)
mengungkapakan tugas perkembangan berupa:
a. aspek fisik: meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot, yaitu
meningkatkan kemampuan beberapa aktivitas dan tugas fisik;
b. aspek kognisi: pada taraf operasional konkret, berfokus pada
kejadian „saat ini‟, menambah pengetahuan dan keterampilan baru,
mengembangkan perasaan mampu (self efficacy); dan
c. aspek sosial: mencapai bentuk relasi yang tepat dengan keluarga,
teman dan lingkungan; mempertahankan harga diri yang sudah
dicapai; mampu mengkompromikan antara tuntutan
individualitasnya dengan tuntutan konformitas; dan mencapai
identitas diri yang memadai atau adekuat.
Achmad Juntika Nurihsan (2009: 51-52) dan Abu Bakar M. Luddin
(2010: 43-44) juga menguraikan tugas-tugas perkembangan yang hendak
75
dicapai oleh siswa SD, meliputi:
a. Menanamkan serta mengembangkan kebiasaan dan sikap
dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca,
menulis, dan berhitung;
c. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan
sehari-hari;
d. Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya;
e. Belajar menjadi pribadi yang mandiri;
f. Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang diperlukan,
baik untuk permainan maupun kehidupan;
g. Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai sebagai
pedoman perilaku;
h. Membina hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungan;
i. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis
kelaminnya;
j. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-
lembaga sosial; dan
k. Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk
perencanaan masa depan.
Berdasarkan pemaparan beberapa ahli peneliti menyimpulkan
tugas perkembangan siswa SD, meliputi: menanamkan serta
mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa; belajar keterampilan fisik untuk permainan umum;
membangun sikap mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang
tumbuh; belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya; mulai
mengembangkan peran sosial pria atau wanita; mengembangkan
pengertian-pengertian yang perlu dalam kehidupan sehari-hari;
mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan
berhitung; mengembangkan pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari; mengembangkan kata hati, moral, dan nilai; mengembangkan
sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial belajar; menjadi pribadi yang
76
mandiri; mencapai kebebasan pribadi.
5. Perkembangan Karir Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Sunaryo Kartadinata dan Nani Sugandi (2002: 184-186)
menyatakan bahwa perkembangan karir merupakan bagian dari
perkembangan manusia, karena:
a. perkembangan terjadi sepanjang hidup manusia;
b. perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan
lingkungan;
c. perkembangan adalah proses yang kontinu;
d. sekalipun perkembangan itu kontinu ada aspek-aspek yang
dominan dalam berbagai periode perkembangan, program
pengembangan karir harus memperhatikan aspek-aspek dominan
pada tahap perkembangan tertentu;
e. perkembangan individu mencakup diferensiasi dan integrasi
konsep diri dan persepsi tentang dunianya, dan
f. perkembangan individual, sehingga adanya keragaman
individual.
Ginzberg, Ginsberg, Axeirad dan Herma (1951, dalam Sunaryo
Kartadinta dan Nani Sugandi, 2002: 187-188; Winkel & Hastuti, 2006:
627-628, 631-632) berpandangan bahwa pilihan jabatan tidak hanya sekali
saja, melainkan mengalami suatu proses perkembangan yang meliputi
jangka waktu antara 6 sampai 15 tahun. Periode fantasi (fantasy periode)
dari saat lahir sampai 11 tahun, selama fase fantasi anak anak mula-mula
hanya bermain-main saja dan permainan ini dianggap tidak mempunyai
kaitan dengan dunia kerja. Super (1981, dalam Winkel & M. Sri Hastuti,
2006) memberikan label perkembangan karir pada usia 4 s.d. 14 tahun
sebagai periode tentatif, yaitu fase pengembangan (growth) dari saat anak
lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun, di mana anak mengembangkan
berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan
77
yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure).
Namun demikian kedua pandangan tersebut menunjuk kepada hal yang
sama yaitu penggunaan fantasi dalam memainkan peranan karir orang
dewasa sebagai bagian dari perkembangan karir siswa SD.
6. Perkembangan Kognitif Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Menurut Potter and Perry (2005: 685) perubahan kognitif pada
anak usia SD adalah pada kemampuan untuk berpikir dengan cara logis
tentang di sini dan saat ini dan bukan tentang abstraksi. Pemikiran
anakusia sekolah tidak lagi didominasi oleh persepsinya dan sekaligus
kemampuan untuk memahami dunia secara luas. Sekitar 7 tahun, anak
memasuki tahap Piaget ketiga yaitu perkembangan kognitif, yang dikenal
sebagai operasional konkret, ketika mereka mampu menggunakan simbol
secara operasional (aktivitas mental) dalam pemikiran bukan kerja.
Mereka mulai menggunakan proses pemikiran yang logis dengan materi
konkret (objek, manusia dan peristiwa yang dapat mereka lihat dan
sentuh). Pada tahap operasi konkret, menurut Sudarwan Danim (2013: 64)
anak-anak tidak dapat berpikir baik secara logis maupun abstrak. Anak
usia ini dibatasi untuk berpikir konkret –nyata, pasti, tepat, dan uni-
direksional– istilah yang lebih menunjukkan pengalaman nyata dan
konkret dari pada abstraksi.
Anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual. Menurut
Syamsu Yusuf (2012: 178), pada periode ini ditandai dengan tiga
kemampuan atau kecakapan baru, yaitu mengklasifikasikan
78
(mengelompokkan), menyusun, atau mengasosiasikan (menghubungkan
atau menghitung) angka-angka atau bilangan. Anak dapat diberikan
pengetahuan tentang manusia, hewan, lingkungan alam sekitar dan
sebagainya.Rita Eka Izzaty, dkk (2013: 104-105), menambahkan bahwa
pada periode ini anak berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial.
Terjadi peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai mau
memelihara alat permainannya. Mengelompokkan benda-benda yang sama
ke dalam dua atau lebih kelompok yang berbeda.
7. Perkembangan Sosial Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Syamsu Yusuf (2012: 180) mengemukakan bahwa perkembangan
sosial pada anak-anak SD ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di
samping dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan
teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak
hubungan sosialnya telah bertambah luas. Pada usia ini, anak mulai
memiliki kesanggupan menyesuaikan diri-sendiri (egoisentris) kepada
sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau
memperhatikan kepentingan orang lain). Anak dapat berminat terhadap
kegiatan-kegiatan teman sebayanya. Dia merasa tidak senang bila tidak
diterima dalam kelompoknya.
Menurut Rita Eka Izzaty, dkk (2013: 112-114) bermain secara
kelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk
beriteraksi dan bertenggang rasa dengan sesama. Permaianan yang disukai
cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara kelompok. Minat
79
terhadap kegiatan kelompok sebaya timbul. Mereka memiliki teman-teman
sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Keinginan untuk diterima
dalam kelompoknya sangat besar.
Selain itu, Sudarwan Danim (2013: 66) menambahkan bahwa anak-
anak dapat mengingat lebih banyak ketika berpartisipasi dalam
pembelajaran kooperatif, di mana pendidikan di awasi oleh orang dewasa
bergantung pada rekan-rekan berinteraksi, berbagi, merencanakan dan
mendukung satu sama lain.
Siswa SD kelas rendah yang berada pada priode anak-anak akhir
mengalami perubahan dari sebelumnya, yaitu pada masa kanak-kanak
awal, seperti yang dikemukakan oleh Lusi Nuryanti (2008: 43-44)
perubahan yang terjadi pada masa kanak-kanak lanjut antara lain: anak
semakin mandiri dan mulai menjauh dari orang tua dan keluarga; anak
lebih menekankan pada kebutuhan untuk berteman dan membentuk
kelompok dengan sebaya; dan anak memiliki kebutuhan yang besar untuk
disukai dan diterima oleh teman sebaya. Mengacu pada teori Erikson (Lusi
Nuryati, 2008) tentang perkembangan psiko-sosial, masa kanak-kanak
akhir berada pada tahap 4, yaitu industry vs inferiority. Pada tahap ini
anak-anak ingin memasuki dunia yang lebih luas dalam hal pengetahuan
dan pekerjaan. Kejadian yang paling penting dalam tahap ini adalah ketika
mereka mulai masuk sekolah. Masuk sekolah membuat mereka
berhadapan dengan banyak hal baru yang harus dipelajari. Menurut Miller
(1993, Lusi Nuryati, 2008), pengalaman yang berhasil akan membuat anak
80
menumbuhkan „sense of industry‟, yaitu perasaan akan kompetensi dan
keahlian yang dimiliki anak.
Potterr and Perry (2005: 686) menambahkan bahwa anak usia
sekolah yang mendapat keberhasilan positif merasa adanya perasaan
berharga. Anak-anak yang menghadapi kegagalan dapat merasakan
mediokritas atau biasa saja atau perasaan tidak berharga, yang dapat
mengakibatkan menarik diri dari sekolah dan sebaya.
F. Kerangka Berpikir
Bimbingan karir merupakan kegiatan yang direncanakan dan berfungsi
penting dalam rangka memudahkan perkembangan karir manusia. Bimbingan
karir di SD penting untuk diberikan agar anak memiliki gambaran tentang
kehidupan di masa depan, yaitu kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan warga negara. Bimbingan karir yang belum diberikan oleh
guru SD mengakibatkan keterbatasan informasi karir sehingga pengetahuan
siswa SD terkait informasi karir menjadi rendah maka rendah pula kesadaran
diri dan karir sejak dini.
Perkembangan karir anak SD berada pada fase fantasi (fantasy), yaitu
anak-anak mula-mula hanya bermain-main dan permainan ini dianggap tidak
memiliki kaitan dengan dunia kerja. Selain itu, anak berada pada fase
perkembangan (growth), yaitu anak mengeksplorasi dunia sekitar untuk
mengembangkan fokus masa depan. Anak juga berada dalam fase identifkasi
(identification), yaitu anak mengenal pekerjaan melalui significant others.
Guru merupakan significant others bagi anak, sehingga kemampuan untuk
81
memberikan stimulasi agar anak mengenal pekerjaan yang lebih luas sangat
diperlukan. Perkembangan karir merupakan bagian dari perkembangan
manusia karena terjadi sepanjang hidup manusia serta dipengaruhi oleh faktor
pembawaan dan lingkungan. Lingkungan yang terdekat dari anak adalah orang
dewasa yaitu orang tua di rumah dan guru di SD melalui bimbingan karir.
Bimbingan karir yang efektif merupakan sebuah proses yang bertujuan
untuk melengkapi individu dengan pemahaman yang jelas terhadap diri dan
kelebihan anak bagi perkembangan karir masa depan. Siswa SD merupakan
subjek sasaran layanan yang masih sangat muda sehingga layanan disesuaikan
dengan karakteristik perkembangan anak. Siswa SD berada pada tahap
konkret sehingga memerlukan media berupa benda konkret, alat visual, dan
hal-hal. Layanan informasi dapat diberikan dengan menggunakan gambar
berwarna, permainan, dan dalam kelompok kecil. Berdasarkan penelitian
terdahulu, pengenalan karir dibutuhkan oleh anak SD. Informasi tentang karir
dapat diberikan melalui media dalam bentuk gambar berbagai macam
pekerjaan sebagai media bimbingan karir di SD. Untuk dapat memberikan
informasi karir yang efektif dan efisien, guru dituntut untuk mendesain media
yang sesuai dengan karakter anak tersebut. Media yang dihasilkan dapat
menciptakan situasi bimbingan yang menarik, menyenangkan, mendidik,
mengaktifkan minat dan mengaktifkan rasa ingin tahu. Berdasarkan masalah
tersebut, dengan dikembangkannya kartu karir sebagai media permainan
dalam bimbingan karir anak SD diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
diri dan kesadaran karir sejak dini.
82
Secara singkat alur kerangka berpikir dapat digambarkan pada gambar 1.
Faktanya:
Pengetahuan informasi karir dibutuhkan anak SD
Masalahnya:
Bimbingan karir belum diberikan di SD
Keterbatasan informasi karir di SD
Rendahnya kesadaran diri dan karir sejak dini
Solusinya:
Layanan disesuaikan perkembangan karir pada
tahap fantasy, growth, dan identification oleh
significant ohers.
Layanan disesuaikan perkembangan karir pada
tahap operational concret
Melalui:
Bimbingan karir di SD
Hasil:
Media bimbingan karir berupa kartu karir
83
BAB III
METODE PENELITIAN
Pengembangan kartu karir sebagai media permainan dalam bimbingan
karir siswa SD Negeri Samirono kelas rendah ini menggunakan metode penelitian
dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Menurut Borg and
Gall (Punaji Setyosari, 2012: 215), Research and Development adalah suatu
proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Menurut Sugiyono (2013: 407) memaparkan bahwa penelitian dan pengembangan
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
dan menguji keefektifan produk tersebut. Jadi, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang dipakai
untuk mengembangkan, menghasilkan, memvalidasi, dan menguji produk
pendidikan.
Menurut Pulitjaknov-Balitbang Depdiknas, metode penelitian dan
pengembangan memuat tiga komponen utama, yaitu: model pengembangan,
prosedur pengembangan, uji-coba produk (Zainal Arifin, 2012: 127). Pada metode
pengembangan kartu karir sebagai media bimbingan karir bagi siswa SD Negeri
Samirono kelas rendah akan membahas tentang model pengembangan, prosedur
pengembangan, tempat dan waktu pengembangan, uji coba produk yang meliputi
desain uji coba, subyek uji coba, jenis data, teknik pengumpulan data, instrumen
pengumpulan data, validitas intrumen dan teknik analisis data.
84
A. Model Pengembangan
Menurut Sugihartono (2005: 7) terdapat tiga macam model pengembangan
meliputi model prosedural, konseptual, dan teoritik. Model prosedural merupakan
model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus
diikuti untuk menghasilkan suatu produk. Model konseptual merupakan model
yang bersifat analitis yang memberikan komponen-komponen produk yang akan
dikembangkan dan keterkaitannya antar komponen. Model teoritik merupakan
model yang menunjukkan hubungan antar peristiwa.
Model pengembangan kartu karir sebagai media bimbingan karir siswa SD
Negeri Samirono kelas rendah menggunakan model prosedural karena bersifat
deskriptif, yaitu mengikuti langkah-langkah yang harus diikuti supaya
menghasilkan kartu karir.
Model penelitian dan pengembangan yang digunakan mengacu pada
model penelitian yang dikembangkan oleh Borg and Gall (Nana Syaodih
Sukmadinata, 2009: 169), terdapat sepuluh langkah pelaksanaan strategi
penelitian pengembangan. Sepuluh langkah tersebut meliputi:
1. Penelitian awal dan pengumpulan informasi (research and information
collecting);
2. Perencanaan (planning);
3. Pengembangan draf produk awal (develop preliminary form of
product);
4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing);
5. Revisi hasil uji coba lapangan awal (main product revision);
6. Uji coba lapangan utama (main field testing);
7. Revisi hasil uji coba lapangan utama (operational product revision);
8. Uji lapangan operasional (operational field testing);
9. Revisi produk akhir (final product revision); dan
10. Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation).
85
Dalam pengembangan kartu karir sebagai media bimbingan karir bagi
siswa Sekolah Dasar Negeri Samirono kelas rendah, peneliti hanya mengikuti
sampai langkah ke sembilan karena peneliti memiliki berbagai keterbatasan. Pada
langkah ke sepuluh, diseminasi dan implementasi yaitu peneliti mendiseminasikan
(menyebarluaskan) produk untuk disosialisasikan kepada seluruh subjek
(kabupaten/kota atau provinsi atau juga nasional) melalui pertemuan dan jurnal
ilmiah, bekerja sama dengan penerbit jika sosialisasi produk tersebut bersifat
komersial, dan memantau distribusi dan kontrol mutu (quality control). Setelah
didiseminasikan, maka setiap sekolah dapat melaksanakan produk ditempatnya
masing-masing (Zainal Arifin, 2012: 132). Hal tersebut membutuhkan waktu
yang sangat lama dan biaya yang sangat besar. Pada penelitian dan pengembangan
ini, peneliti mengimplementasikan kartu karir sebagai media bimbingan karir
siswa SD Negeri Samirono kelas rendah.
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan Borg and Gall digunakan peneliti sebagai acuan
dalam mengembangkan kartu karir sebagai media bimbingan karir bagi siswa SD
Negeri Samirono kelas rendah adalah sebagai berikut:
1. Penelitian awal dan pengumpulan informasi
Langkah pertama penelitian ini, peneliti melakukan penelitian awal untuk
mengetahui permasalahan dan kebutuhan subyek terhadap pembimbingan karir
yang sesuai dengan tugas perkembangan karir siswa SD kelas rendah melalui
media yang akan dikembangkan. Peneliti melakukan observasi di sekolah dan
wawancara kepada kepala sekolah, guru serta beberapa siswa untuk
86
mengumpulkan data. Peneliti menganalisis kondisi sekolah yaitu sudah atau
belum terdapat guru pembimbing, sudah atau belum terdapat layanan dan media
bimbingan karir. Pada langkah ini peneliti mengetahui seberapa dibutuhkan kartu
karir sebagai media bimbingan karir siswa SD Negeri Samirono kelas rendah.
2. Perencanaan
Perencanaan yang peneliti lakukan meliputi perumusan tujuan dalam
pengembangan, yaitu menghasilkan kartu karir sebagai media bimbingan karir
sebagai media bimbingan karir siswa SD N Samirono kelas rendah.
3. Pengembangan draf produk awal
Pembuatan kartu karir sebagai media bimbingan karir bagi siswa SD
Negeri Samirono kelas rendah sebagai informasi pengenalan berbagai macam
pekerjaan yang dikembangakan secara jelas, lugas, khusus, bergambar, berwarna,
menarik dan praktis. Layanan bimbingan karir di SD Negeri Samirono
dilaksanakan oleh guru kelas.
4. Uji validasi ahli
Peneliti menguji coba kartu karir sebagai media bimbingan karir siswa SD
kelas rendah kepada para ahli yaitu ahli materi dan media.
5. Revisi validasi ahli
Kartu karir yang telah dibuat dan divalidasi oleh para ahli kemudian
direvisi sesuai dengan tanggapan para ahli (draft 2).
6. Uji coba lapangan awal
Menguji cobakankartu karir (draft 2) kepada guru dan 6 siswa kelas I, II,
dan III SD Negeri Samirono.
87
7. Revisi hasil uji coba lapangan awal
Kartu karir yang telah diuji cobakan kepada guru dan 6 siswa kemudian
direvisi sesuai dengan tanggapan, kritik, dan saran (draft 3).
8. Uji coba lapangan utama
Mengujicobakan kartu karir (draft 3) dalam skala kelompok kecil, yaitu 15
siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono.
9. Revisi hasil uji coba lapangan utama
Apabila pada uji coba lapangan utama terdapat hasil yang kurang
memuaskan atau materi yang kurang tepat pada uji coba lapangan utama maka
kartu karir direvisi kembali sesuai tanggapan, sarang dan kritik yang disampaikan
para subjek (draft 4).
10. Uji Lapangan Operasional
Media kartu karir diberikan kepada subjek dalam skala kelompok besar,
yaitu 30 siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono. Hal ini bertujuan untuk
mengevaluasi penampilan dan isi kartu karir (draft 4).
88
11. Revisi Produk Akhir
Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan operasional yang telah
dievaluasi. Peneliti menampilkan bagan prosedur pengembangan kartu karir
sebagai media bimbingan karir bagi siswa SD Negeri Samirono kelas rendah,
berikut ini:
Gambar 5. Alur Prosedur Pengembangan Kartu Karir sebagai Media
Bimbingan Karir Siswa SD N Samirono Kelas 1, 2, dan 3.
Penerapan model penelitian dan penerapan Borg and Gall dalam pengembangan
kartu karir sebagai media permainan dalam bimbingan karir siswa SD Negeri
Samirono diuraikan pada penjelasan sebelumnya.
1.Penelitian awal dan pengumpulan
informasi
2.Perencanaan
3.Pengembangan draft produk awal (draft 1)
4.Uji Validasi Ahli
5.Revisivalidasi ahli
(revisi 1)
6. Uji coba lapangan
awal (6 siswa, draft 2)
7. Revisi hasil uji coba
lapangan utama (revisi
2)
8.Ujicoba lapangan
utama (15 siswa, draft 3)
9.Revisi hasil uji coba
lapangan utama (revisi
3)
10.Uji lapangan
operasional (30 siswa,
draft 4)
11.Revisi produk akhir
(revisi 4)
Produk akhir Kartu Karir sebagai
Media Permainan dalam Bimbingan
Karir Siswa SD N Samirono
89
C. Tempat dan Waktu Pengembangan
1. Tempat
Pengembangan kartu karir ini dilaksanakan di SD Negeri Samirono pada
siswa kelas I, II, dan III setelah terlebih dahulu mengadakan observasi dan
wawancara untuk memperoleh data tentang layanan bimbingan yang terdapat di
sekolah, khususnya bimbingan karir. SD Negeri Samirono dipilih karena belum
terdapat guru pembimbing. Bimbingan dilaksanakan oleh guru kelas tetapi
sekolah belum melaksanakan bimbingan karir.
2. Waktu
Pengembangan kartu karir ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 - Maret 2016.
D. Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba
Peneliti mengembangkan kartu karir sebagai media bimbingan karir bagi siswa
SD N Samirono kelas rendah dengan melakukan empat kali pengujian meliputi uji
validasi ahli, uji coba lapangan awal, uji coba lapangan utama, dan uji lapangan
operasional guna menghasilkan kartu karir yang baik dan layak. Kartu karir
sebagai media bimbingan karir harus diujicoba, dianalisis, direvisi, dan diujicoba
kembali.
a. Uji Validasi Ahli
Setelah mengembangkan produk kemudian uji validasi ahli dilakukan
dalam skala terbatas. Uji coba pertama dilakukan kepada para ahli validasi, yaitu
ahli materi bimbingan dan konseling dan ahli media kartu karir. Ahli materi
bimbingan dan konseling adalah dosen jurusan Psikologi FIP UNY, yaitu Dr. Rita
90
Eka Izzaty, M. Si. Ahli media kartu karir adalah dosen jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY, yaitu Agus Triyanto, M.Pd. Kedua ahli
tersebut dipilih karena ahli dalam bidang masing-masing. Validasi media kartu
karir dilakukan untuk menempuh tahap uji lapangan. Hasil validasi ahli dijadikan
dasar untuk merevisi produk awal. Masukan dari para ahli dianalisis dan direvisi.
Hasilnya dijadikan bahan utama untuk revisi draft 2 hingga revisi produk akhir
tersebut dinyatakan valid.
b. Uji Coba Lapangan Awal
Uji coba lapangan awal ini, peneliti mengujikan kartu karir (draft 2)
kepada 6 siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono yang diplih secara acak.
Tujuan dari uji coba ini adalah untuk memperoleh bukti-bukti empiris tentang
kelayakan produk awal secara terbatas. Hasil evaluasi lapangan awal akan
dianalisis dan direvisi sehingga menghasilkan kartu karir yang lebih baik.
c. Uji Coba Lapangan Utama
Uji coba lapangan utama ini, peneliti mengujikan kartu karir (draft 3)
dalam skala kelompok kecil, yaitu 15 siswa kelas I, II, dan III SD Negeri
Samirono yang diplih secara acak. Siswa berperan sebagai penilai sehingga
peneliti tahu bagian-bagian yang lemah dan perlu untuk diperbaiki. Hasil evaluasi
uji coba lapangan utama dianalisis dan revisi sehingga menghasilkan kartu karir
yang lebih baik.
d. Uji Lapangan Operasional
Uji lapangan operasional ini, peneliti mengujikan kartu karir (draft 4) dalam
skala kelompok besar, yaitu 30 siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono.
91
Hasil evaluasi uji lapangan operasional ini mempertimbangkan sudut pandang
siswa, guru, dan dosen seputar penampilan, isi, dan penggunaan kartu karir. Uji
lapangan operasional ini bertujuan untuk memperoleh data kuantitatif dan
kualitatif kemudian dianalisis dan direvisi sehingga produk yang dihasilkan baik
dan layak untuk digunakan. Berikut ini akan digambarkan alur desain uji coba
pengembangan kartu karir sebagai media bimbingan karir
92
Gambar 6. Alur Desain Uji Coba Pengembangan Kartu Karir sebagai Media
Permainan dalam Bimbingan Karir
2. Subjek Uji Coba
Subjek dalam pengembangan kartu karir adalah siswa kelas I, II, dan III
SD Negeri Samirono. Subyek dipilih dengan teknik random sampling. Menurut
Suharsimi Arikunto (2006: 134), dalam teknik random sampling ini setiap subjek
dianggap sama. Dengan demikian peneliti memilih acaksetiap subjek untuk dipilih
Kartu karir sebagai media
permainan dalam bimbingan karir
siswa SD Negeri Samirono kelas
rendah
Validasi ahli
materi dan media
Analisis
Revisi 1
Kartu karir sebagai media
bimbingan karir siswa SD Negeri
Samirono kelas rendah
Uji coba lapangan
awal
Analisis
Revisi 2
Kartu karir sebagai media
bimbingan karir siswa SD Negeri
Samirono kelas rendah
Uji coba lapangan
utama
Analisis
Revisi 3
Kartu karir sebagai media
bimbingan karir siswa SD Negeri
Samirono kelas rendah
Uji lapangan
operasional
Revisi 4
Produk akhir kartu karir sebagai media
permainan dalam bimbingan karir
siswa SD Negeri Samirono kelas rendah
93
menjadi sampel. Berdasarkan rancangan uji coba, untuk subjek dalam penelitian
pengembangan kali ini adalah sebagai berikut:
a. Uji lapangan awal
Subjek uji coba lapangan awal adalah sebanyak 6 orang siswa kelas I, II, dan III
SD Negeri Samirono.
b. Uji coba lapangan utama
Subjek uji coba lapangan utama dalam skala kelompok kecil adalah ke sebanyak
15 orang siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono.
c. Uji lapangan operasional
Subjek uji lapangan operasional dalam skala kelompok besar adalah sebanyak 30
orang siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono.
E. Jenis Data
Jenis data yang diperoleh merupakan data kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif diperoleh dari masukan, tanggapan, kritik dan saran dari para ahli serta
pengguna kartu karir sebagai media bimbingan karir bagi siswa SD Negeri
Samirono kelas rendah. Data kuantitatif diperoleh dari hasil uji coba lapangan
awal, subjek uji coba lapangan utama, dan subjek uji coba lapangan operasional
yang berupa penilaian kartu karir secara umum. Data kuantitaif selanjutnya
diterjemahkan ke dalam kualitatif deskriptif, sehingga diketahui tingkat
kelayakannya. Seluruh data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh akan
digunakan untuk merevisi keseluruhan kartu karir sebagai media bimbingan karir
bagi siswa SD Negeri Samirono kelas rendah sehingga baik dan layak.
94
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini berupa
angket atau kuesioner untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Secara khusus
akan digunakan angket. Instrumen ditujukan untuk mengetahui kualitas media
bimbingan karir yang dikembangkan. Dalam hal ini peneliti membuat kisi-kisi
angket untuk uji kelayakan ahli materi dan media serta kisi-kisi angket
pemanfaatan media oleh siswa.
G. Instrumen Uji Kelayakan Ahli Materi
Instrumen berupa angket, angket dibuat dan dikembangkan untuk
mengetahui kualitas media pembelajaran dari aspek bimbingan karir. Angket yang
dibuat dan digunakan oleh ahli materi akan ditinjau dari beberapa aspek, yaitu:
1. Kelayakan isi, antara lain, kesesuaian dengan taraf berpikir; kesesuaian
dengan karakteristik perkembangan; kesesuaian dengan pengetahuan
pengguna; kesesuaian dengan kebutuhan bimbingan karir; kebenaran
substansi materi; dan kebermanfaatan bagi pengguna.
2. Kebahasaan, antara lain: keterbacaan; kejelasan informasi; dan efektivitas dan
efisiensi penggunaan bahasa.
3. Penyajian, antara lain: kejelasan tujuan; keruntutan penyajian;
komunikativitasrangsangan dan tanggapan; dan kelengkapan materi.
4. Tujuan bimbingan, antara lain: efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan;
pencapaian tugas perkembangan karir; perangsangan fantasi pengguna; dan
interaktif dalam kelompok.
95
Kisi-kisi instrumen yang akan digunakan dalam uji kelayakan oleh ahli
materi ditunjukkan dalam Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi
No Aspek Komponen Pernyataan
1 Kelayakan Isi Kesesuaian dengan taraf
berpikir
Materi sesuai dengan taraf berpikir siswa SD
kelas 1, 2, dan 3
Kesesuaian dengan
karakteristik
perkembangan
Materi sesuai dengan karakteristik
perkembangan siswa SD kelas 1, 2, dan 3
yang bercirikan sesuatu yang konkrit
Kesesuaian dengan pengetahuan anak usia SD
kelas 1, 2, dan 3
Materi sesuai dengan pengetahuan anak usia SD kelas 1, 2, dan 3
Kesesuaian dengan
kebutuhan bimbingan karir
Materi sesuai dengan kebutuhan bimbingan
dan konseling karir anak usia
1.Kelas 1 SD
2.Kelas 2 SD
3.Kelas 3 SD
Substansi materi Substansi materi sesuai dengan bimbingan
karir bagi anak usia SD kelas 1, 2, dan 3
Kebermanfaatan bagi anak
usia SD kelas 1, 2, dan 3
Manfaat untuk penambahan wawasan karir
anak usia SD kelas 1, 2, dan 3
2 Kebahasaan Keterbacaan Keterbacaan huruf yang disajikan dalam
materi
Kejelasan materi Materi yang disajikan jelas sesuai dengan
kemampuan anak usia SD kelas 1, 2, dan 3
Efektivitas dan efisiensi
penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan efektif dan efisien
3 Penyajian Kejelasan tujuan Penyajian kartu karir memiliki tujuan yang
jelas
Keruntutan penyajian Keruntutan penyajian materi dalam kartu
karir
Bahasa dan tanggapan yang komunikatif
Materi yang disajikan dalam kartu karir komunikatif sehingga menimbulkan
rangsangan dan/atau tanggapan
Kelengkapan materi Materi yang disajikan lengkap
4 Tujuan
Bimbingan
Efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan
Materi kartu karir efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan bimbingan karir siswa SD
kelas 1, 2, dan 3
Pencapaian tugas
perkembangan karir
Materi dapat membantu mencapai tugas
perkembangan karir
Perangsangan fantasi siswa Kartu karir merangsang fantasi tentang masa
depan karir
Interaktif dalam kelompok Kartu karir sebagai media yang menciptakan
interaksi kelompok
96
H. Instrumen Uji Kelayakan Ahli Media
Ahli media merupakan orang yang berkompeten dalam bidang media dan
kegrafikan. Dalam uji kelayakan ini, ahli media akan menilai kualitas media
pembelajaran yang dibuat. Angket dibuat dan dikembangkan berdasarkan
beberapa aspek, antara lain:
1. Tampilan desain grafik, antara lain: bentuk dari jenis huruf kartu karir;
ukuran huruf; warna tulisan; komposisi warna tulisan terhadap latar belakang;
gambar; teks dari gambar; dan desain sisi belakang.
2. Tampilan fisik kemasan, antara lain: bahan kemasan; jenis kertas kemasan;
bahan kemasan; kemasan yang memuat judul, sasaran dan tujuan pada
kemasan; dan bentuk kemasan.
3. Tampilan desain grafik kemasan, antara lain: tulisan kemasan; warna
kemasan; gambar kemasan; bentuk kemasan; ukuran kemasan; dan warna
huruf kemasan.
4. Tampilan fisik kartu karir, antara lain: bahan kartu karir; bentuk kartu karir;
ukuran kartu karir; jenis kertas kartu karir; dan ketebalan kartu karir.
5. Kemudahan penggunaan, anatara lain: penyajian kartu karir; pemanfaatan
kartu karir; pemilihan kata; dan pengaksesan kartu karir.
6. Konsistensi, antara lain: kata, istilah, dan kalimat; jenis, bentuk dan ukuran
huruf; bentuk dan ukuran bangun ruang dua dimensi; dan penggunaan gambar
ilustrasi.
7. Formasi artistik, antara lain: tata letak tulisan; tata letak gambar; dan
keseimbangan letak antar tulisan.
97
8. Kemanfaatan, antara lain: kemudahan penyampaian bimbingan; efektivitas
dan efisiensi kartu karir; dan ketercapaian tugas perkembangan karir.
9. Daya dukung, yaitu daya dukung media dalam proses bimbingan karir bagi
pengguna.
10. Aturan penggunaan, antara lain: ketersediaan aturan penggunaan media; dan
aturan penggunaan media.
11. Logo produsen, yaitu ketersediaan logo produsen.
Kisi-kisi instrumen yang akan digunakan dalam uji kelayakan oleh ahli
media ditunjukkan dalam Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Ahli Media
No Aspek Komponen Pernyataan
1 Tampilan
Desain Grafik
Kartu karir
Bentuk huruf Bentuk huruf jelas
Jenis huruf Jenis huruf yang digunakan kartu karir
sesuai
Ukuran huruf Ukuran huruf yang digunakan kartu karir
jelas
Warna tulisan Warna tulisan yang digunakan kartu karir
menarik bagi anak usia SD kelas 1, 2, dan 3
Komposisi warna tulisan
terhadap latar belakang
Kesesuaian komposisi warna tulisan
terhadap latar belakang
Gambar Gambar desain kartu karir menarik bagi
anak usia SD kelas 1, 2, dan 3
Teks dan gambar Teks dan gambar jelas
Desain sisi belakang kartu
karir
Desain sisi belakang kartu karir menarik
2 Tampilan Fisik
kemasan
Bahan kemasan Bahan kemasan kartu karir yang digunakan
awet
Jenis kertas kemasan Jenis kertas kemasan kartu karir sesuai
Bahan kemasan Bahan kemasan aman digunakan bagi
pengguna
98
Informasi dalam kemasan
kartu karir
Kelengkapan informasi yang diperlukan
dalam kemasan yaitu memuat judul, sasaran
dan tujuan
Bentuk kemasan kartu karir Bentuk kemasan kartu karir menarik
3 Tampilan
Desain Grafik
Kemasan
Tulisan Tulisan yang digunakan dalam kemasan
jelas
Warna latar belakang Warna yang digunakan dalam kemasan
menarik
Gambar kemasan Gambar yang digunakan dalam kemasan
sesuai
Bentuk huruf Bentuk huruf jelas
Ukuran huruf Ukuran huruf jelas
Warna huruf Bentuk huruf sesuai
4 Tampilan Fisik
Kartu Karir
Bahan kartu karir Bahan kartu karir awet
Bahan kartu karir aman
Bentuk kartu karir Bentuk kartu karir sesuai dengan
pemahaman anak usia SD kelas 1, 2, dan 3
Bentuk kartu karir menarik bagi anak usia
SD kelas 1, 2, dan 3
Ukuran kartu karir Ukuran kartu karir sesuai
Jenis kertas kartu karir Jenis kertas kartu karir tepat
Ketebalan kartu karir Ketebalan kartu karir sesuai
5 Kemudahan
Penggunaan
Penyajian kartu karir Urutan penyajian kartu karir sudah
sistematis
Pemanfaatan kartu karir Kemudahan pemanfaatan kartu karir
Pemilihan kata Pemilihan kata yang digunakan kartu karir
sesuai untuk anak SD kelas 1, 2, dan 3
Pengaksesan kartu karir Kemudahan dalam mengakses kartu karir
6 Konsistensi Pemilihan kata Pemilihan kata yang digunakan kartu karir
konsisten
Jenis huruf Jenis huruf yang digunakan konsisten
Bentuk huruf Bentuk huruf yang digunakan konsisten
Ukuran huruf Ukuran huruf yang digunakan konsisten
Bentuk bangun ruang dua
dimensi
Bentuk bangun ruang dua dimensi yang
digunakan kartu karir konsisten
Ukuran bangun ruang dua Ukuran bangun ruang dua dimensi yang
99
dimensi digunakan kartu karir konsisten
Penggunaan gambar
ilustrasi
Gambar ilustrasi yang digunakan kartu karir
konsisten
4 Formasi artistik Tata letak tulisan Letak penempatan tulisan dalam kartu karir
artistik
Tata letak gambar Letak penempatan gambar dalam kartu karir
artistik
Keseimbangan letak antar
tulisan
Keseimbangan letak antar tulisan seri kartu
yang terdiri darisub seri kartu dan sub
bagian kartu
5 Kemanfaatan Proses penyampaian
bimbingan
Kartu karir memudahkan penyampaian
bimbingan karir bagi pengguna
Efektivitas dan efisiensi
kartu karir
Kartu karir merupakan media bimbingan
karir bagi pengguna yang efektif dan efisien
Ketercapaian tugas
perkembangan karir
Kartu karir dapat membantu pengguna
mencapai tugas perkembangan karir
6 Daya dukung Daya dukung media dalam
proses bimbingan karir
bagi anak usia SD kelas 1,
2, dan 3
Daya dukung media untuk membantu proses
bimbingan dan konseling karir
7 Aturan
penggunaan
Aturan penggunaan media Terdapatnya aturan penggunaan atau
petunjuk pemakaian
Aturan penggunaan kartu karir atau petunjuk
pemakaian jelas
8 Logo produsen Ketersediaan logo
produsen
Ketersediaan logo produsen yang jelas
I. Instrumen Uji Kelayakan Media oleh Siswa
Instrumen berupa angket akan ditujukan kepada siswa, untuk mengetahui
keefektifan media jika diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Intrumen ini akan
meliputi aspek:
100
1. Tampilan media, antara lain: judul media; desain kartu karir; desain
kemasan; komposisi warna; komposisi huruf; ukuran gambar; ukuran huruf;
warna huruf; warna gambar kartu karir; warna gambar kemasan kartu; latar
belakang; dan tampilan desain setiap lembar.
2. Materi bimbingan karir, antara lain: penyajian materi; penggunaan bahasa;
dan kebermaknaan gambar.
3. Penggunaan kartu karir, antara lain: media; kemudahan penggunaan;
kemudahan pemahaman materi; petunjuk penggunaan; efektivitas dan
efisiensi dalam merangsang fantasi pengguna; jenis pekerjaan yang disukai;
jenis pekerjaan yang tidak disukai; permaianan interaktif dalam kelompok;
dan kebermanfaatan media.
Kisi-kisi intrumen yang akan digunakan dalam angket penilaian oleh siswa
ditunjukkan dalam Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Kisi-kisi Angket Penilaian oleh Siswa
N
o
Aspek Komponen Pernyataan
Menurut adik-adik, apakah:
1 Tampilan
Media
Judul media judul media kartu ini jelas?
Desain kartu karir desain kartu ini menarik?
Desain kemasan desain kemasan ini menarik?
Komposisi warna kartu
karir
komposisi warna kartu ini menarik?
Komposisi warna
kemasan
komposisi warna kemasan ini
menarik?
Huruf kartu karir huruf kartu ini mudah dibaca?
Huruf kemasan huruf kemasan ini mudah dibaca?
Ukuran gambar ukuran gambar kartu ini mudah
dilihat?
Ukuran huruf ukuran huruf kartu ini mudah dibaca?
Warna huruf warna huruf kartu ini menarik?
Warna gambar kartu
karir
warna gambar kartu ini menarik?
101
Warna gambar
kemasan
warna gambar kemasan kartu ini
menarik?
Latar belakang kartu
karir
warna latar belakang kartu ini
menarik?
Tampilan desain setiap
lembar
tampilan desain setiap lembar kartu
ini menarik?
2 Materi
Bimbingan
Karir
Penyajian materi penyajian materi kartu ini jelas?
Penggunaan bahasa penggunaan bahasa kartu ini jelas?
Gambar gambar pada kartu ini bermakna?
3 Penggunaan
Kartu Karir
Media media ini menanrik?
Penggunaan media ini mudah digunakan?
Pemahaman materi penyajian materi kartu ini mudah
dipahami?
Petunjuk penggunaan petunjuk penggunaan kartu ini jelas?
Efektivitas dan
efisiensi dalam
merangsang fantasi
pengguna
kamu mulai memikirkan tentang
masa depanmu?
Jenis pekerjaan yang
disukai
kamu menyukai pekerjaan tertentu?
Pekerjaan apa?
Jenis pekerjaan yang
tidak disukai
kamu tidak menyukai pekerjaan
tertentu? Pekerjaan apa?
Permaianan interaktif
dalam kelompok
kamu senang bermain bersama
teman-temanmu?
Kebermanfaatan bagi
pengguna
penggunaan media ini bermanfaat
untukmu?
J. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam melakukan analisis terhadap data yang
diperoleh aadalah teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu memaparkan hasil
pengembangan produk yang berupa kartu karir sebagai media bimbingan karir
setelah diimplementasikan, diuji tingkat validasinya, dan kelayakan produk.
Lembar penilaian ahli media, ahli materi, guru kelas, serta respon siswa disusun
dengan skala 1-5.Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif kuantitatif.Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
102
a. Mencari skor rata-rata dari penilaian produk dengan menggunakan rumus:
Dengan keterangan:
= skor rata-rata
= jumlah skor butir
= jumlah butir b. Mengkonversi skor rata-rata menjadi data kualitatif.
Setelah melakukan perata-rataan penilaian produk, maka dilakukan
pengkonversian ke dalam data kualitatif.Pengkonversian dilakukan untuk
mengetahui kategori yang diperoleh dari penilaian ahli media, ahli materi, serta
guru. Pedoman konversi ditunjukkan pada tabel 9 di bawah ini.
Tabel 4. Kategori Penilaian Skala Lima
Interval Skor Nilai Kategori
X > + 1,8 Sbi A Sangat Baik
+ 0,6 SBi< X ≤ + 1,8 Sbi B Baik
- 0,6 SBi< X ≤ + 0,6 Sbi C Cukup
- 1,8 SBi< X ≤ - 0,6 Sbi D Kurang
X ≤ - 1,8 SBi E Sangat Kurang
Keterangan:
: skor aktual
: rerata skor ideal = ½ (skor maksimal ideal+skor minimal ideal)
SBi : simpangan baku ideal = 1/6 (skor maksimal ideal-skor minimal ideal)
Dalam analisis data dalam penelitian ini, skor tertinggi adalah 5 dan skor
terendah adalah 1.
c. Analisis data respon ahli materi, ahli media, siswa, dan guru terhadap kartu
karir
Tabel 5. Kriteria Penilaian Produk Uji Coba
Skor rata-rata Kriteria Konversi
0,5 < ≤ 1 Setuju Layak
0 < ≤ 0,5 Tidak Setuju Tidak Layak
Jika dianalisis data respon ahli materi, media, respon siswa dan guru yang
dihasilkan menunjukkan konversi kategori “layak” atau memperoleh skor
rentang nilai 0,5 < ≤ 1 maka kartu karir dapat digunakan dan layak untuk
digunakan. Apabila data respon siswa yang dihasilkan menunjukkan
103
konversi kategori “tidak layak” atau memperoleh skor rata-rata rentang 0 <
≤ 0,5 maka kartu karir belum layak untuk digunakan dan perlu dilakukan
revisi. Setelah setiap aspek kartu karir sebagai media bimbingan karir dinilai
oleh ahli media, ahli materi, guru serta siswa, selanjutnya harus ditentukan
nilai kartu karir secara keseluruhan.
Untuk menilai kartu karir secara keseluruhan, terlebih dahulu harus
ditentukan skor rata-rata seluruh aspek. Kemudian diubah menjadi nilai
kualitatif modul dengan menggunakan kriteria kategori penilaian di atas.
Setelah data dianalisis dan diketahui bagaimana kelayakan modul
pembelajaran yang dibuat.
104
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengembangan kartu karir yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
sembilan tahap pengembangan yang dikemukakan oleh Borg & Gall (Nana
Syaodih Sukmadinata, 2009: 169), terdapat sepuluh langkah pelaksanaan
strategi penelitian pengembangan, meliputi: penelitian awal dan pengumpulan
informasi (research and information collecting); perencanaan (planning);
pengembangan draf produk awal (develop preliminary form of product); uji
coba lapangan awal (preliminary field testing); revisi hasil uji coba lapangan
awal (main product revision); uji coba lapangan utama (main field testing);
revisi hasil uji coba lapangan utama (operational product revision); uji
lapangan operasional (operational field testing); revisi produk akhir (final
product revision); dan diseminasi dan implementasi (dissemination and
implementation). Akan tetapi langkah kesepuluh tidak dilaksanakan.
1. Penelitian awal dan pengumpulan informasi (research and information
collecting);
a. Analisis potensi dan masalah
Tahap awal dalam penelitian ini yaitu dilakukan observasi awal
dengan wawancara kepada guru dan siswa untuk menemukan potensi dan
masalah. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada siswa
kelas I, II, dan III, guru, dan kepala SD Negeri Samirono menunjukkan
bahwa bimbingan karir belum diberikan di sekolah tersebut. Bimbingan yang
105
diberikan hanya bimbingan pribadi, sosial, dan belajar. Adapun bimbingan
yang diberikan masih dilaksanakan oleh guru kelas, sehingga layanan
bimbingan, terutama bimbingan karir belum optimal. Hal tersebut berdampak
pada kurangnya pengetahuan siswa SD terkait dengan informasi karir.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa. Hasil wawancara
dengan siswa menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang karir yang
seharusnya sudah diketahui oleh siswa SD masih belum memadai. Padahal,
siswa SD penting diberikan bimbingan karir agar siswa memiliki gambaran
tentang kehidupannya di masa depan, yaitu kehidupannya sebagai pribadi,
anggota masyarakat, dan warga negara.
Guru SD menyampaikan bahwa anak-anak menyukai situasi
bimbingan yang menarik dan menyenangkan. Siswa juga menyukai objek
konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Maka dari itu, media
menjadi sarana bimbingan yang efektif dan efisien. Akan tetapi, SD belum
menyediakan media bimbingan karir yang sesuai dengan karakteristik siswa
SD kelas rendah agar siswa memahami informasi karir yang bersifat abstrak.
Hasil wawancara dengan beberapa siswa SD N Samirono kelas
rendah, mereka menyukai senang dengan apabila bermain sambil belajar.
Media permaianan sekaligus pembelajaran mereka dilengkapi dengan gambar
berwana yang menarik apalagi jika bisa dimainkan sendiri atau bersama
teman sebaya tanpa bantuan orang dewasa.
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, guru, siswa dan
orang tua, ditemukan masalah bahwa minimnya ketersedian media bimbingan
106
terutama bimbingan karir yang sesuai dengan karakteristik siswa SD Negeri
Samirono kelas rendah. Akhirnya peneliti menganalisis masalah dan
merumuskan solusi agar anak sadar diri dan karir sejak dini, yaitu
pelaksanaan bimbingan karir di SD kelas rendah dilakukan dengan
menggunakan gambar berwarna, permainan dalam kelompok kecil. Jadi,
peneliti mengembangkan kartu karir sebagai media permainan dalam
bimbingan karir siswa SD N Samirono kelas rendah. Kartu karir dipilih
karena menyimpulkan bahwa kartu karir adalah permainan yang
membelajarkan dengan cara menarik dan menyenangkan.
b. Studi literatur
Peneliti mempelajari literatur bacaan yang berhubungan dengan
variabel penelitian yaitu kartu karir sebagai media permainan dalam
bimbingan karir. Adapun literatur yang digunakan dalam penyusunan kartu
karir tersebut adalah sebagai berikut:
1) Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
a. Pengertian Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari (2004: 37); Syamsu Yusuf (2012:
24); Anak Agung Ngurah Adhiputra (2013: 23) mengungkapkan
bahwa siswa SD berada pada akhir masa kanak-kanak sekitar umur 6–
12 tahun. Rita Eka Izzaty, dkk (2013: 103, 106) menjelaskan bahwa
fase SD kelas rendah (6/7 tahun – 9/10 tahun) berada pada fase anak-
anak pertama, mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3 SD.
107
b. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Berdasarkan tahap perkembangan kognisi menurut Piaget (Lusi
Nuryanti, 2008: 20, 23, 25-27), anak berada pada tahap periode
operasional konkret, perkiraan usia 7–11 tahun. Tahap perkembangan
psiko-seksual menurut Sigmund Freud, anak berada pada tahap laten,
perkiraan usia 5 tahun – awal masa puber. Tahap perkembangan psiko-
sosial menurut Erikson, anak berada pada tahap 4 dengan ciri khas
perkembangan industry vs. inferiority (tekun vs. rasa rendah diri),
perkiraan usia 5/6–12 tahun.
Menurut Meuman (Syamsu Yusuf, 2000: 98) menyatakan bahwa pada
usia 7–8 tahun termasuk dalam fase sintese fantasi yaitu anak-anak
akan memberikan kesan secara total terhadap apa yang dilihat atau
ditangkap secara jelas selanjutnya akan dilengkapi dengan fantasi-
fantasi anak-anak sendiri. Sedangkan pada usia 8-9 tahun masuk dalam
fase analisa, yaitu anak-anak mulai memperhatikan macam-macam
benda di sekitarnya dan pada tahap ini fantasi anak berkurang dan
diganti dengan pemikiran yang lebih rasional. Menurut Stern (Syamsu
Yusuf, 2000: 53) menyatakan bahwa anak usia 8-9 tahun menaruh
minat besar terhadap pekerjaan dan perbuatan orang-orang dewasa.
c. Ciri-ciri Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Menurut Syamsu Yusuf (2012: 24-25) siswa SD kelas rendah memiliki
beberapa sifat, salah satunya adalah sikap tunduk kepada peraturan-
peraturan permainan yang tradisional.
108
d. Tugas Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2009: 51-52) dan Abu
Bakar M. Luddin (2010: 43-44) juga menguraikan tugas-tugas
perkembangan yang hendak dicapai oleh siswa SD, diantaranya adalah
(i) menanamkan serta mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (ii)
mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan
berhitung; (iii) mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam
kehidupan sehari-hari; (iv) belajar bergaul dan bekerja dengan
kelompok sebaya; (v) belajar menjadi pribadi yang mandiri; (vi)
mempelajari keterampilan fisik sederhana yang diperlukan, baik untuk
permainan maupun kehidupan; (vii) mengembangkan kata hati, moral,
dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku; (viii) membina hidup sehat
untuk diri sendiri dan lingkungan; (ix) belajar menjalankan peranan
sosial sesuai dengan jenis kelaminnya; (x) mengembangkan sikap
terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial; dan (xi)
mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa
depan.
e. Perkembangan Karir Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Menurut Ginzberg, Ginsberg, Axeirad dan Herma (1951, dalam
Sunaryo Kartadinta dan Nani Sugandi, 2002: 187-188; Winkel &
Hastuti, 2006: 627-628, 631-632) anak berada pada periode fantasi
109
(fantasy periode) dari saat lahir sampai 11 tahun, selama fase fantasi
anak anak mula-mula hanya bermain-main saja dan permainan ini
dianggap tidak mempunyai kaitan dengan dunia kerja. Super (1981,
dalam Winkel & M. Sri Hastuti, 2006) memberikan label
perkembangan karir pada usia 4 s.d. 14 tahun sebagai periode tentatif,
yaitu fase pengembangan (growth) dari saat anak lahir sampai umur
lebih kurang 15 tahun, di mana anak mengembangkan berbagai
potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang
dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure).
f. Perkembangan Kognitif Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Menurut Potter & Perry (2005: 685) kognitif anak usia SD adalah
kemampuan untuk berpikir dengan cara logis tentang di sini dan saat
ini dan bukan tentang abstraksi. Sekitar 7 tahun, anak memasuki tahap
Piaget ketiga yaitu perkembangan kognitif, yang dikenal sebagai
operasional konkret, ketika mereka mampu menggunakan simbol
secara operasional (aktivitas mental) dalam pemikiran bukan kerja.
Menurut Sudarwan Danim (2013: 64) anak-anak tidak dapat berpikir
baik secara logis maupun abstrak. Anak usia ini dibatasi untuk berpikir
konkret –nyata, pasti, tepat, dan uni-direksional– istilah yang lebih
menunjukkan pengalaman nyata dan konkret dari pada abstraksi.
Menurut Rita Eka Izzaty, dkk (2013: 104-105), menambahkan bahwa
pada periode ini anak berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial.
Terjadi peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai mau
110
memelihara alat permainannya.
g. Perkembangan Sosial Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Menurut Syamsu Yusuf (2012: 180), anak-anak SD meluaskan
hubungan, di samping dengan keluarga juga dia mulai membentuk
ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas,
sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas. Anak
dapat berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya. Menurut
Rita Eka Izzaty, dkk (2013: 112-114) anak bermain secara kelompok.
Permaianan yang disukai cenderung kegiatan bermain yang dilakukan
secara kelompok.
2) Bimbingan Karir di Sekolah Dasar
PP No. 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, Bab X Pasal 25
ayat (1) bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa
dalam upaya menemukan pribadi, mengenali lingkungan dan
merencanakan masa depan.
Menurut Abu Bakar Luddin (2010: 43-44), pelayanan bimbingan
dan konseling perlu diselenggarakan di sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah agar pribadi dan segenap potensi yang dimiliki siswa
dapat berkembang secara optimal. Pelayanan bimbingan di SD,
terutama yang menyangkut karakteristik siswa, tujuan pendidikan
dan kemampuan dilaksanakan oleh guru kelas. Pedoman bimbingan
dan konseling di SD tahun 1995/1996, layanan bimbingan dan
konseling bertujuan agar para siswa dapat mewujudkan diri sebagai
111
pribadi yang mandiri, bertanggungjawab, pelajar kreatif dan pekerja
produktif.
Menurut Sunaryo Kartadinata dan Nani Sugandi (2002: 183)
memaparkan bahwa bimbingan karir di SD diarahkan untuk
menumbuhkan kesadaran dan pemahaman siswa akan ragam
kegiatan dan pekerjaan di dunia dan sekitarnya, pengembangan
sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan dan orang lain, dan
mengembangkan kebiasaan hidup yang positif. Bimbingan karir di
SD juga terkait serta dengan upaya membantu peserta didik
memahami apa yang disukai dan tidak disukai, kecakapan diri,
disiplin, mengontrol kegiatan sendiri.
Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2009: 16-17) tujuan
pembimbingan karir di SD adalah agar pribadi dan segenap potensi
yang dimiliki siswa dapat berkembang secara optimal. Pelayanan
bimbingan di SD perlu disesuaikan dengan berbagai kekhususan
pendidikan di SD, terutama yang menyangkut karakteristik peserta
didik, tujuan pendidikan, dan kemampuan para pelaksananya, yaitu
guru kelas.
Menurut Anak Agung Ngurah Adhiputra (2013: 35) dan Achmad
Juntika Nurihsan (2009: 52) menyatakan bahwa pelayanan
bimbingan dan konseling karir membantu siswa-siswa SD
mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk karir masa depan.
Selain itu, menurut Dewa Ketut Sukardi (2008: 59) bidang
112
bimbingan karir membantu siswa merencanakan dan
mengembangkan masa depan karir.
Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2009: 52), pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah dasar mengacu pada
perkembangan siswa SD yang tengah beradaptasi dengan
lingkungan yang lebih luas dan belajar bersosialisasi dengan
mengenal berbagai aturan, nilai, dan norma-norma.
Menurut Marsh (dalam Rita Eka Izzaty, dkk, 2013: 116-117) strategi
guru untuk kanak-kanak dengan menggunakan bahan-bahan yang
konkret; menggunakan alat visual; menggunakan contoh-contoh
yang sudah akrab dengan anak dari hal yang bersifat sederhana ke
yang bersifat kompleks; menjamin penyajian yang singkat dan
terorganisasi dengan baik; memberi latihan nyata dalam
menganalisis masalah atau kegiatan. Selain itu menurut Prayitno dan
Erman Amti (2004: 303), sasaran layanan untuk siswa sekolah dasar,
terlebih-lebih lagi untuk anak-anak yang umurnya lebih muda,
penyelenggaraan layanan perlu dibarengi dengan prosedur
penunjang seperti permainan.
2. Perencanaan (planning);
Setelah menganalisis potensi dan masalah kemudian peneliti
mengembangkan kartu karir sebagai media permainan dalam bimbingan karir
siswa SD Negeri Samirono kelas rendah. Peneliti mengembangkan kartu karir
berdasarkan pengumpulan data tentang analisis kebutuhan dan masalah siswa
113
menunjukkan bahwa siswa membutuhkan media bimbingan karir yang
terdapat banyak gambar visual yang berwarna dan menarik, dapat digunakan
secara berkelompok dengan teman sebaya tanpa ditemani orang dewasa, dan
model permainan yang menyenangkan.
Berdasarkan data-data tersebut kemudian ditentukan komponen yang dipilih
yaitu disesuaikan dengan Pedoman Penyusunan dan Penilaian Bahan
Informasi Karir (Munandir, 1994), meliputi:
a. Nama jabatan atau okupasi: nama resmi, yaitu menurut Kualifikasi
Kerangka Kerja Nasional Indonesia (KKNI); lebih baik nama awam, yaitu
nama yang lebih dikenal siswa.
Selanjutnya dalam kartu karir yaitu nama pekerjaan.
b. Definisi: menurut undang-undang dan/atau organisasi profesi. Nama
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Selanjutnya dalam kartu karir disebut “siapa aku?”.
c. Perincian tugas: pakaian/perlengkapan kerja tertentu, misalnya
seragam/topi pengaman/topeng gas/pakaian/sepatu khusus.
Selanjutnya dalam kartu karir disebut “aku” dan “alat”.
d. Di mana dipekerjakan: kantor, pabrik, kebun, bengkel; negeri atau swasta;
kalau pemerintah, pusat atau daerah; di dalam negeri atau luar negeri.
Selanjutnya dalam kartu karir disebut “tempat”.
3. Pengembangan draf produk awal (develop preliminary form of product);
Pada tahap ini peneliti menyusun kartu karir berdasarkan Pedoman
Penyusunan dan Penilaian Bahan Informasi Karir (Munandir, 1994) yang
114
sudah disebutkan di atas sebagai media berbasis visual berupa gambar yaitu
jenis sketsa berbentuk kartun. Kartun dalam kartu karir merupakan bahan
konkret dengan gambar yang imajinatif dan fantastis. Kartu karir
mengenalkan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah dan
orang dewasa. Kartu karir disesuaikan dengan Kompetensi Karir Anak Usia
SD kelas rendah (Sciarra, 2004) yaitu menggambarkan karir atau pekerjaan
yang disukai atau tidak disukai sehingga disertai dengan kartu karir pilihan.
Komponen kartu karir disesuaikan dengan teori Anna Roe yaitu membagi
pilihan pekerjaan menjadi dua yaitu yang berkaitan dengan orang atau person
oriented dan bukan orang atau non person oriented. Kartu karir non person
oriented meliputi guru, polisi, tentara, dokter, dan musisi. Kartu karir person
oriented meliputi ilmuwan, astronot, desainer, koki, dan pilot.
Di bawah ini gambar desain perencanaan kartu karir sebelum validasi ahli
materi dan media.
115
116
Gambar . kartu karir 1 tampak depan
14. Petunjuk permainan kartu karir:
l) Bentuk kelompok kecil antara 5 - 8 anak.
m) Pemain memeriksa semua kartu karir, jumlah totalnya 10 seri karir.
n) Kocok kartu, lalu bagikan pada masing-masing pemain mendapat 4
kartu.
o) Sisa kartu diletakkan ditengah meja dengan posisi tertutup.
p) Permainan dimulai dari pemain pertama, giliran berlawanan arah jarum
jam.
q) Pemain harus mengumpulkan 4 kartu setiap seri karir agar menjadi
pemenang.
r) Pemain meminta seri kartu untuk digenapkan (4 kartu) pada pemain
lain, dengan bertanya apakah dia mempunyai kartu tersebut.
117
iii. Jika jawaban “tidak”, pemain tersebut selesai gilirannya, lalu
mengambil satu kartu ditengah dan permainan dilanjutkan ke
pemain berikutnya.
iv. Jika jawaban “ya”, pemain tersebut menerima kartu yang
dicari. Pemain berkesempatan untuk bermain lagi sampai
mendapatkan jawaban “tidak”.
s) Permainan kemudian dilanjutkan pada pemain berikutnya.
t) Kartu karir yang lengkap, dikumpulkan untuk dihitung pada akhir
permainan.
u) Permainan berakhir ketika semuanya (10 seri kartu karir) telah
dikumpulkan oleh para pemain.
v) Pemenang adalah pemain yang paling banyak menggenapkan seri kartu
karir.
Kartu karir terdiri atas 40 kartu yang terbagi menjadi 10 seri karir, yaitu:
guru, polisi, tentara, astronot, pilot, ilmuwan, dokter, desainer, musisi,
dan koki.
Setiap seri kartu karir terdiri dari empat hal:
1.“Aku”, yaitu gambar fisik atau model pekerja yang menggunakan
seragam.
2.“Alat”, yaitu alat yang digunakan ketika bekerja.
3. “Tempat”, yaitu tempat bekerja.
4.“Siapa aku?”, yaitu deskripsi pekerjaan.
Pemain yang terbanyak mengumpulkan seri pekerjaan kartu karir
118
dinyatakan sebagai pemenang dan permainan selesai.
4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing);
Peneliti menguji coba kartu karir sebagai media permainan dalam bimbingan
karir kepada para ahli yaitu ahli materi dan media. Validasi terhadap kartu
karir dilakukan oleh satu ahli materi dan satu ahli media. Validasi bertujuan
untuk mengetahui kelayakan kartu karir dan digunakan sebagai pedoman
revisi kekurangan yang ditemukan. Validasi ahli materi dilakukan oleh dosen
Psikologi FIP UNY, yaitu Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si. Validasi ahli media
dilakukan oleh dosen jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNY, yaitu
Agus Triyanto, M.Pd. Adapun hasil dari validasi ahli materi dan media adalah
sebagai berikut:
a. Validasi Ahli Materi
1) Data penilaian ahli materi
No Aspek Komponen Pernyataan Skor Kategori
1 Kelayakan
Isi
Kesesuaian dengan taraf
berpikir
Materi sesuai dengan
taraf berpikir siswa SD
kelas 1, 2, dan 3
1 Sesuai
Kesesuaian dengan
karakteristik
perkembangan
Materi sesuai dengan
karakteristik
perkembangan siswa
SD kelas 1, 2, dan 3
yang bercirikan sesuatu
yang konkrit
1 Sesuai
Kesesuaian dengan
pengetahuan anak usia
Materi sesuai dengan
pengetahuan anak
1 Sesuai
119
SD kelas 1, 2, dan 3 usiaSD kelas 1, 2, dan 3
Kesesuaian dengan
kebutuhan bimbingan
karir
Materi sesuai dengan
kebutuhan bimbingan
dan konseling karir
anak usia SD:
1.Kelas 1
1 Sesuai
2.Kelas 2 1 Sesuai
3.Kelas 3 1 Sesuai
Substansi materi Substansi materi sesuai
dengan bimbingan karir
bagi anak usia SD kelas
1, 2, dan 3
1 Sesuai
Kebermanfaatan bagi
anak usia SD kelas 1, 2,
dan 3
Manfaat untuk
penambahan wawasan
karir anak usia SD kelas
1, 2, dan 3
1 Sesuai
2 Kebahasaan Keterbacaan Keterbacaan huruf yang
disajikan dalam materi
1 Sesuai
Kejelasan materi Materi yang disajikan
jelas sesuai dengan
kemampuan anak usia
SD kelas 1, 2, dan 3
1 Sesuai
Efektivitas dan efisiensi
penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan
efektif dan efisien
1 Sesuai
3 Penyajian Kejelasan tujuan Penyajian kartu karir
memiliki tujuan yang
jelas
1 Sesuai
Keruntutan penyajian Keruntutan penyajian
materi dalam kartu
karir
1 Sesuai
120
Bahasa dan tanggapan
yang komunikatif
Materi yang disajikan
dalam kartu karir
komunikatif sehingga
menimbulkan
rangsangan dan/atau
tanggapan
1 Sesuai
Kelengkapan materi Materi yang disajikan
lengkap
1 Sesuai
4 Tujuan
Bimbingan
Efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan
Materi kartu karir
efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan
bimbingan karir siswa
SD kelas 1, 2, dan 3
1 Sesuai
Pencapaian tugas
perkembangan karir
Materi dapat membantu
mencapai tugas
perkembangan karir
1 Sesuai
Perangsangan fantasi
siswa
Kartu karir merangsang
fantasi tentang masa
depan karir
1 Sesuai
Interaktif dalam
kelompok
Kartu karir sebagai
media yang
menciptakan interaksi
kelompok
1 Sesuai
Jumlah skor 19
Rata-rata 1 Sesuai
Berdasarkan hasil penilaian ahli materi secara keseluruhan memperoleh skor rata-
rata 1 dan mendapatkan kategori layak digunakan.
121
b. Validasi Ahli Media
1) Data penilaian ahli media
No Aspek Komponen Pernyataan Skor Kategori
1 Tampilan
Desain
Grafik Kartu
karir
Bentuk huruf Bentuk huruf jelas 1 Sesuai
Jenis huruf Jenis huruf yang
digunakan kartu karir
sesuai
1 Sesuai
Ukuran huruf Ukuran huruf yang
digunakan kartu karir
jelas
1 Sesuai
Warna tulisan Warna tulisan yang
digunakan kartu karir
menarik bagi anak usia
SD kelas 1, 2, dan 3
0 Tidak
Sesuai
Komposisi warna
tulisan terhadap
latar belakang
Kesesuaian komposisi
warna tulisan terhadap
latar belakang
0 Tidak
Sesuai
Gambar Gambar desain kartu
karir menarik bagi anak
usia SD kelas 1, 2, dan
3
1 Sesuai
Teks dan gambar Teks dan gambar jelas 1 Sesuai
Desain sisi
belakang kartu
karir
Desain sisi belakang
kartu karir menarik
0 Tidak
Sesuai
2 Tampilan
Fisik
kemasan
Bahan kemasan Bahan kemasan kartu
karir yang digunakan
awet
0 Tidak
Sesuai
Jenis kertas Jenis kertas kemasan 0 Tidak
122
kemasan kartu karir sesuai Sesuai
Bahan kemasan Bahan kemasan aman
digunakan bagi
pengguna
0 Tidak
Sesuai
Informasi dalam
kemasan kartu karir
Kelengkapan informasi
yang diperlukan dalam
kemasan yaitu memuat
judul, sasaran dan
tujuan
1 Sesuai
Bentuk kemasan
kartu karir
Bentuk kemasan kartu
karir menarik
1 Sesuai
3 Tampilan
Desain
Grafik
Kemasan
Tulisan Tulisan yang digunakan
dalam kemasan jelas
1 Sesuai
Warna latar
belakang
Warna yang digunakan
dalam kemasan menarik
1 Sesuai
Gambar kemasan Gambar yang
digunakan dalam
kemasan sesuai
1 Sesuai
Bentuk huruf Bentuk huruf jelas 1 Sesuai
Ukuran huruf Ukuran huruf jelas 1 Sesuai
Warna huruf Bentuk huruf sesuai 1 Sesuai
4 Tampilan
Fisik Kartu
Karir
Bahan kartu karir Bahan kartu karir awet 0 Tidak
Sesuai
Bahan kartu karir aman 0 Tidak
Sesuai
Bentuk kartu karir Bentuk kartu karir
sesuai dengan
pemahaman anak usia
SD kelas 1, 2, dan 3
0 Tidak
Sesuai
Bentuk kartu karir 1 Sesuai
123
menarik bagi anak usia
SD kelas 1, 2, dan 3
Ukuran kartu karir Ukuran kartu karir
sesuai
1 Sesuai
Jenis kertas kartu
karir
Jenis kertas kartu karir
tepat
0 Tidak
Sesuai
Ketebalan kartu
karir
Ketebalan kartu karir
sesuai
0 Tidak
Sesuai
5 Kemudahan
Penggunaan
Penyajian kartu
karir
Urutan penyajian kartu
karir sudah sistematis
1 Sesuai
Pemanfaatan kartu
karir
Kemudahan
pemanfaatan kartu karir
1 Sesuai
Pemilihan kata Pemilihan kata yang
digunakan kartu karir
sesuai untuk anak SD
kelas 1, 2, dan 3
1 Sesuai
Pengaksesan kartu
karir
Kemudahan dalam
mengakses kartu karir
1 Sesuai
6 Konsistensi Pemilihan kata Pemilihan kata yang
digunakan kartu karir
konsisten
1 Sesuai
Jenis huruf Jenis huruf yang
digunakan konsisten
1 Sesuai
Bentuk huruf Bentuk huruf yang
digunakan konsisten
1 Sesuai
Ukuran huruf Ukuran huruf yang
digunakan konsisten
1 Sesuai
Bentuk bangun
ruang dua dimensi
Bentuk bangun ruang
dua dimensi yang
digunakan kartu karir
1 Sesuai
124
konsisten
Ukuran bangun
ruang dua dimensi
Ukuran bangun ruang
dua dimensi yang
digunakan kartu karir
konsisten
1 Sesuai
Penggunaan
gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi yang
digunakan kartu karir
konsisten
1 Sesuai
4 Formasi
artistik
Tata letak tulisan Letak penempatan
tulisan dalam kartu
karir artistik
1 Sesuai
Tata letak gambar Letak penempatan
gambar dalam kartu
karir artistik
1 Sesuai
Keseimbangan
letak antar tulisan
Keseimbangan letak
antar tulisan seri kartu
yang terdiri darisub seri
kartu dan sub bagian
kartu
1 Sesuai
5 Kemanfaatan Proses
penyampaian
bimbingan
Kartu karir
memudahkan
penyampaian
bimbingan karir bagi
pengguna
1 Sesuai
Efektivitas dan
efisiensi kartu karir
Kartu karir merupakan
media bimbingan karir
bagi pengguna yang
efektif dan efisien
0 Tidak
Sesuai
Ketercapaian tugas
perkembangan
Kartu karir dapat
membantu pengguna
1 Sesuai
125
karir mencapai tugas
perkembangan karir
6 Daya dukung Daya dukung
media dalam proses
bimbingan karir
bagi anak usia SD
kelas 1, 2, dan 3
Daya dukung media
untuk membantu proses
bimbingan dan
konseling karir
1 Sesuai
7 Aturan
Penggunaan
Aturan penggunaan
media
Terdapatnya aturan
penggunaan atau
petunjuk pemakaian
1 Sesuai
Aturan penggunaan
kartu karir atau
petunjuk pemakaian
jelas
1 Sesuai
8 Logo
produsen
Ketersediaan logo
produsen
Ketersediaan logo
produsen yang jelas
0 Tidak
Sesuai
Jumlah skor 34
Rata-rata 0,723 Sesuai
Berdasarkan data hasil penilaian oleh ahli media secara keseluruhan
memperoleh skor rata-rata 0,723 termasuk kategori sesuai digunakan
dengan revisi sesuai saran yang diberikamn oleh ahli media.
2) Komentar dan saran dari ahli media
a. Hurufnya diganti dengan font yang jelas.
b. Warna menyesuaikan foto atau gambar agar lebih menarik.
c. Belum disertakan desain sisi belakang kartu karir.
d. Bahan kemasan kartu karir tebal
e. Jenis kertas kemasan kartu karir belum terlihat.
126
f. Sebaiknya font terdiri dari satu atau dua jenis saja.
g. Bahan kartu karir yang awet, bukan kertas hvs.
h. Sebaiknya menggunakan gambar umum agar lebih baik.
i. Kertas kartu karir menggunakan kerta yang tebal.
j. Urutan kartu karir didasarkan Pedoman Penyusunan dan Penilaian
Bahan Informasi Karir dan Kompetensi Karir Anak Usia SD kelas
rendah.
k. Konsistensi jenis, bentuk, dan ukuran huruf terdiri dari satu atau
dua jenis.
l. Gambar ilustrasi yang digunakan membuat sendiri atau download
internet.
m. Kartu karir belum terbukti sebagai media bimbingan karir yang
efektif dan efisien.
n. Belum tersedia logo produsen.
3) Revisi
a. Person oriented atau pekerjaan orientasi manusia
- Polisi
Aku: Polisi secara umum adalah laki-laki bukan perempuan
- Dokter
Alat: gambar komputer detak jantung ditambah jarum suntik dan
pembedahan
b. Non-person oriented atau pekerjaan orientasi bukan manusia
- Astronot
127
Alat: gambar belum mewakili roket atau pesawat ulang alik.
Tempat: gambar belum mewakili stasiun ruang angkasa.
- Desainer
Tempat: gambar belum mewakili butik perlu tambahan tulisan.
- Koki
Tempat: gambar belum mewakili dapur.
Uji coba lapangan awal dilakukan setelah kartu karir direvisi berdasarkan
penilaian oleh ahli materi dan ahli media. Peneliti mengujicobakan kartu karir
kepada guru dan 6 siswa kelas I, II, dan III. Kartu karir mendapatkan kritik
dalam pelaksanaan uji lapangan awal. Kritik yang disampaikan oleh salah
satu siswa adalah pemilihan warna kartu karir yang kurang cerah.
5. Revisi hasil uji coba lapangan awal (main product revision);
Revisi tahap 2 atau draf 3 yaitu kartu karir yang sudah diujicobakan kepada
guru dan 6 siswa direvisi sesuai dengan tanggapan, kritik, dan saran.
Perubahan yang dilakukan adalah merubah warna background menjadi lebih
cerah.
6. Uji coba lapangan utama (main field testing);
Uji lapangan utama ini dilakukan setelah modul direvisi berdasarkan data dari
hasil uji lapangan awal. Peneliti mengujicobakan kartu karir atau revisi tahap
2 (draf 3) dalam skala kelompok kecil yaitu 15 siswa kelas I, II, dan III SD
Negeri Samirono.
7. Revisi hasil uji coba lapangan utama (operational product revision);
Peneliti melakukan revisi kartu karir berdasarkan tanggapan, kritik, dan saran
128
dari siswa.
8. Uji lapangan operasional (operational field testing);
Uji lapangan operasional dilakukan setelah kartu karir direvisi berdasarkan
data hasil uji lapangan utama. Kartu karir yang telah direvisi kemudian
diajukan kepada 30 siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono dengan
perwakilan masing-masing kelas sebanyak 10 siswa.
9. Revisi produk akhir (final product revision); dan
Hasil uji lapangan operasional menunjukkan tidak adanya revisi pada
komponen yang diujikan. Uji lapangan utama ini dilakukan setelah kartu karir
direvisi berdasarkan data dari hasil uji lapangan awal. Peneliti
mengujicobakan kartu karir atau revisi tahap 3 (draf 4) 30 siswa kelas I, II,
dan III SD Negeri Samirono.
B. Pembahasan
Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa kartu karir
yang layak digunakan oleh siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono.
Pembuatan kartu karir ini melalui 9 tahapan penelitian pengembangan model Borg
dan Gall. Tahap pertama yang dilakukan adalah penelitian awal dan pengumpulan
informasi kemudian potensi dan masalah. Peneliti melakukan observasi dan
wawancara kepada siswa kelas I, II, dan III, orang tua siswa, guru, dan kepala SD
Negeri Samirono. Hasil dari kegiatan observasi dan wawacara awal terkumpul
informasi bahwa siswa kelas SD Negeri Samirono masih kurang memahami dan
membutuhkan informasi mengenai karir yaitu berbagai macama pekerjaan. Akan
tetapi belum tersedia media bimbingan karir yang sesuai dengan karakteristik
129
siswa kelas I, II, dan III Sekolah Dasar. Akhirnya, peneliti memutuskan untuk
mengembangkan kartu karir yang dapat digunakan oleh guru pembimbing.
Guru bimbingan dan konseling yang juga merupakan guru kelas SD N
Samirono belum pernah menggunakan kartu karir sebagai media permainan dalam
strategi atau teknik layanan bimbingan dan konseling karir. Penggunaan media
dalam layanan bimbingan dan konseling karir dapat mempermudah guru dalam
menyampaikan informasi karir kepada siswa. Media yang digunakan dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling bisa bermacam-macam seperti
papan bimbingan, poster, dan lain-lain. Media yang dikembangkan berupa kartu
karir sebagai media permainan dalam bimbingan karir siswa Sekolah Dasar kelas
I, II, dan III. Tahap selanjutnya adalah mengembangkan kartu karir sebagai media
permainan dalam bimbingan karir siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono
sesuai dengan hasil analisis kebutuhan.
Satu paket kartu karir ini berisi 2 macam kartu, kartu yang pertama adalah
kartu karir dan kartu karir pilihan. Kartu karir terdiri dari 10 seri kartu terbagi
dalam 2 jenis. Jenis yang pertama adalah person oriented atau pekerjaan orientasi
orang yang terdiri dari guru, polisi, dokter, tentara, dan musisi. Jenis yang kedua
adalah non person oriented atau pekerjaan orientasi bukan orang yang terdiri dari
ilmuwan, astronot, pilot, koki, dan desainer. Materi yang disajikan dalam modul
adalah “aku”, “alat”, “tempat”, dan “siapa aku?”. Kartu karir pilihan menyediakan
kolom pilihan pekerjaan yang disukai siswa dan alasan pemilihan. Seperti
pendapat yang dikatakan oleh Sciarra bahwa siswa SD kelas rendah sudah perlu
memilih jensi pekerjaan yang disukai dan tidak disukai.
130
Kartu karir yang telah dikembangkan kemudian diuji validitasnya oleh ahli
materi dan ahli media. Hasil uji ahli materi yang meliputi 42 item pernyataan,
diperoleh rata-rata skor 3,214 dengan kategori baik dan dinyatakan telah layak
untuk digunakan. Hasil uji validasi ahli materi yang meliputi 19 item pernyataan,
diperoleh rata-rata skor 1 dengan kategori sesuai dan dinyatakan telah layak untuk
digunakan. Hasil uji validasi ahli media yang meliputi 47 item pernyataan,
diperoleh rata-rata skor 0,723 dengan sesuai dan dinyatakan telah layak untuk
digunakan. Setelah kartu karir mendapatkan penilaian dari para ahli materi dan
media dinyatakan telah layak untuk digunakan, maka selanjutnya dilakukan uji
coba kepada siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono.
Uji coba dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu uji lapangan awal, uji
lapangan utama, dan uji lapangan operasional. Uji lapangan awal yang dilakukan
oleh 6 siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono jadi masing-masing kelas
diwakili oleh 2 siswa dengan kategori baik. Uji lapangan utama yang dilakukan
oleh 15 siswa kelas kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono jadi masing-masing
kelas diwakili oleh 5 siswa dengan kategori baik. Uji lapangan operasional yang
dilakukan oleh 30 siswa kelas I, II, dan III SD Negeri Samirono jadi masing-
masing kelas diwakili oleh 10 siswa dengan kategori baik..
Berdasarkan tahapan dan hasil uji coba yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian pengembangan ini telah mencapai tujuan yang
diinginkan, yaitu menghasilkan kartu karir yang layak digunakan sebagai media
permainan dalam bimbingan karir bagi siswa kelas I, II, dan III SD Negeri
Samirono.
131
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian dan pengembangan kartu karir yang sudah dilakukan
terdapat banyak keterbatasan yang dialami, antara lain:
1. Keterbatasan referensi untuk studi literatur terkait dengan bimbingan dan
konseling di Sekolah Dasar, khususnya bimbingan karir bagi anak-anak
Indonesia.
2. Kartu karir hanya divalidasi oleh dua orang ahli, yaitu satu ahli materi dan
satu ahli media.
3. Penelitian pengembangan ini hanya sebatas menilai kualitas kelayakan
kartu karir, sehingga untuk mengetahui pengaruhnya dalam meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi atau infomasi dalam bimbingan karir
perlu dilakukan penelitian lanjutan.
4. Pengembang hanya melakukan 9 langkah pengembangan Borg & Gall
dengan tidak melakukan tahapan implementasi dan diseminasi, karena
keterbatasan waktu dan biaya untuk melaksanakan tahapan tersebut.
5. Belum diujicobakan dalam mengukur efektivitas dan efisiensi pengenalan
karir terhadap siswa Sekolah Dasar.
132
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kartu karir merupakan media penyampai informasi karir dalam
bimbingan karir bagi siswa Sekolah Dasar kelas rendah yaitu berada dalam
kategori layak. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan kartu karir
dapat digunakan sebagai pemberian informasi di SD kelas rendah. Hasil ini
sesuai dengan hasil hasil uji validasi materi dengan rata-rata (1) yaitu
mendapatkan kategori layak digunakan dan uji coba ahli media dengan rata-
rata (0,723) termasuk kategori layak digunakan dengan resvisi sesuai yang
diberikan ahli media. Hasil uji coba lapangan utama mendapatkan kategori
layak digunakan. Hasil uji lapangan operasional mendapatkan kategori layak
digunakan. Maka diperoleh kesimpulan setelah pengujian kartu karir di
Sekolah Dasar selama tiga kali sehingga menghasilkan kartu karir yang baik
dan layak sebagai media.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah
diuraikan dalam rangka pengembangan kartu karir sebagai media permainan
dalam bimbingan karir bagi siswa SD Negeri Samirono maka peneliti
menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, guru dapat memanfaatkan kartu karir sebagai media permainan
dalam bimbingan karir bagi siswa kelas I, II, dan III Sekolah Dasar.
133
2. Bagi siswa, siswa dapat lebih aktif memanfaatkan kartu karir sebagai
media permainan dalam bimbingan karir bagi siswa kelas I, II, dan III SD
sehingga dapat secara mandiri bersama teman-teman sebaya sehingga
tidak melibatkan bantuan orang dewasa.
3. Bagi peneliti selanjutnya, kartu karir yang dikembangkan masih terdapat
beberapa keterbatasan dalam pengembangannya. Peneliti lain diharapkan
dapat mengembangkan kartu karir terutama pada segi jenis pekerjaan,
materi, dan gambar yang lebih beragam. Kartu karir bisa dikembangkan
agar tidak hanya ditujukan bagi siswa SD kelas rendah di SD Negeri
Samirono saja tetapi seluruh anak Indonesia bisa mengaskses. Selain itu,
peneliti lain diharapkan dapat mengetahui pengaruh dan keefektifan kartu
karir dalam bimbingan karir.
134
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Juntika Nurihsan. (2009). Bimbingan dan Konseling dalam berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Ali, Lynda & Graham, Barbara. (1996). The Counseling Approach to Career Guidance.
New York: Routledge.
Anak Agung Ngurah Adhiputra. (2013). Bimbingan dan Konseling: Aplikasi di Sekolah
Dasar dan Taman Kanak-kanak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arif Sadiman, dkk. (2006). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arif Sadiman. (2003). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.
Aryadi Warsito dan Agus Triyanto. (2010). Pengembangan Media Bimbingan dan
Konseling. Kementrian Pendidikan Nasional, Program Studi Bimbingan dan
Konseling, UNY. Makalah. Tidak diterbitkan.
Asri Budiningsih. (2003). Desain Pesan Pembelajaran. Yogyakarta: UNY.
Atwi Suparman M. (2012). Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga.
Azhar Arsyad. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.
Bratsch, K.S. (2001). Career Choice: A Career Exploration Guide. USA: American
Book Business Press.
Brown, Duane & Associates. (2002). Career Choice and Development Fourth Edition.
San Fransisco: Wiley & Sons, Inc.
Chaplin, James P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (Penerjemah Kartini Kartono).
Jakarta: PT Raja Grasindo Persada
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Depdiknas. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan
dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional bekerjasama dengan
ABKIN.
Dewa Ketut Sukardi. (2008). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Edi Purwanta. (2012). Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus. PLB FIP
UNY. Buku Ajar. Tidak Diterbitkan.
Edi Purwanta. (1993). Penggunaan Gambar sebagai Teknik Bimbingan Karir di Sekolah
135
Dasar. Tesis. Malang: IKIP Malang.
Geldard, K. & Geldard, D. (2011). Konseling Anak-Anak Panduan Praktis. Ed 3.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gibson, Robert L dan Mitchell, Marianne H. (2011). Bimbingan dan Konseling.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hartung, P.J., Porfeli, E.J., & Vondracek, F.W. (2005). Child Vocational Development:
A Review and Reconsideration. Journal of Vocational Behavior. 66 (2005),
385-419.
Hughges, Mark. (). Career Are Everywhere; Activities Workbook; Be Alert, Be Aware!
Texas: Labor Market and Career Information.
Hurlock, E B. (1980). Child Development. Tokyo: Mc Graw Hill, Kogakusha Ltd.
Keegan, Lisa Graham dan Lewkowitz, Mary. (2000). Arizona Career Pathways Guide:
Classroom Activities and Projects for Grade K-12. Arizona: Arizona State
University.
Lusi Nuryanti. (2008). Psikologi Anak. Jakarta: PT Indeks.
McMahon, Marry dan Patton, Wendy. (2006). Career Counseling: Constructivist
Approaches. New York: Routledge.
Munandir. (1996). Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Jalan Pintu Satu.
Munif Chatib. (2011). Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di
Indonesia. Bandung: Kaifa.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Novan Ardy Wiyani. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang
Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Organisation for Economic Co-opeartion and Development. (2004). Career Guidance: A
Handbook for Policy Makers. Paris: OECD.
Patton, Wendy & McMahon, Mary. (2014). Career Development and Systems Theory;
Connecting Theory and Practice Third Edition Volume 6. Queensland
Australia: Sense Publisher.
Perry, Nancy & VanZandt, Zark. (2006). Exploring Future Options: A Career
Development Curriculum for Middle School Students. New York: Idebate Press
Books.
136
Potter, Patricia & Anne Griffin Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan.:
Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Prayitno & Erman Amti. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Prayitno. (2001). Panduan Kegiatan dan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Punaji Setyosari. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana.
Rita Eka Izzaty, dkk. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Sigit Muryono. (2011). Bimbingan dan Konseling dalam Antologi. Yogyakarta: Gala
Ilmu Semesta.
Sri Rumini & Siti Sundari. (2004). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV.
Maulana.
Sudarwan Danim. (2010). Media Komunikasi Pendidikan: Pelayanan Profesional
Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar: Proses Belajar Mengajar di Perguruan
Tinggi). Jakarta: Bumi Aksara.
Sugihartono, dkk. (2013). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sumadi Suryabrata. (1995). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sunardi. (2008). Hakekat Karir. PLB FIP UPI. Makalah. Tidak Diterbitkan.
Sunaryo Kartadinata & Nani Sugandi. (2002). Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar. Bandung: CV Maulana.
Syamsu Yusuf dan Achmad Juntika Nurihsan. (2010). Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syamsu Yusuf. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Tatiek Romlah. (2006). Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: Penerbit
Universitas Negeri Malang.
Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan.
Tim Dosen PPB FIP UNY. (1993). Bimbingan dan Konseling untuk Sekolah Menengah.
Yogyakarta: UNY Press.
Tsiapis, Giannis & Gikopoulou, Nora. (2008). Career Guide for School: Report on
137
Effective Career Guidance. Europe: Epinoia S.A.
Wina Sanjaya. (2013). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Winkel & Sri Hastuti. (2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
Yuhdi Munadi. (2013). Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Referensi.
Yulia Ayriza, dkk. (2015). Pengembangan Karir Anak Sekolah Dasar Kelas Rendah.
Artikel Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi. Yogakarta: UNY.
Yusuf Hadi Miaso, dkk. (1984). Teknologi Komunikasi Pendidikan: Pengertian dan
Penerapannya. Jakarta: Rajawali.
Zainal Arifin. (2012). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Zunker, Vernon G. (2006). Career Counseling: A Holistic Approach Seventh Edition.
USA: Thompson Brooks/Cole
138
LAMPIRAN
139
LEMBAR PERMOHONAN RESPON PENGGUNAAN MEDIA BIMBINGAN
DAN KONSELING KARTU KARIR UNTUK SISWA
Adik-adik sekalian,
Kami mohon bantuannya untuk mengisi angket yang disampaikan ini. Angket ini
ditujukan untuk mengetahui pendapat adik-adik tentang media kartu karir. Penilaian
tentang media kartu karir. Penilaian dari adik-adik akan sangat membantu untuk
perbaikan media ini. Atas perhatian dan kesediannya untuk mengisi angket ini, kami
ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Januari 2016
Zati Hanani
NIM. 111042440445
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin : L / P (lingkari yang dipilih)
Tanggal :
Usia :
Sekolah :
1. Petunjuk
a. Petunjuk Umum
1. Sebelum mengerjakan angket ini pastikan Adik-adik telah menggunakan
media kartu karir untuk mengenal berbagai macam karir.
2. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dalam angket ini sebelum Adik-
adik memilih jawaban.
3. Jika ada yang tidak Adik-adik mengerti, bertanyalah pada guru atau
peneliti.
b. Petunjuk Penilaian
1) Isilah tanda check (v) pada kolom penilaian apakah sesuai atau tidak
sesuai.
2) Atas kesediannya untuk mengisi angket ini kami ucapkan terima kasih.
140
2. Angket untuk penilaian Adik-adik
No Pernyataan Penilaian Siswa
Menurut adik-adik, apakah: Sesuai Tidak sesuai
1 judul media kartu ini jelas?
desain kartu ini menarik?
desain kemasan ini menarik?
komposisi warna kartu ini menarik?
komposisi warna kemasan ini menarik?
huruf kartu ini mudah dibaca?
huruf kemasan ini mudah dibaca?
ukuran gambar kartu ini mudah dilihat?
ukuran huruf kartu ini mudah dibaca?
warna huruf kartu ini menarik?
warna gambar kartu ini menarik?
warna gambar kemasan kartu ini menarik?
warna background kartu ini menarik?
tampilan desain setiap lembar kartu ini menarik?
2 penyajian materi kartu ini jelas?
penggunaan bahasa kartu ini jelas?
gambar pada kartu ini bermakna?
3 media ini menanrik?
media ini mudah digunakan?
penyajian materi kartu ini mudah dipahami?
petunjuk penggunaan kartu ini jelas?
kamu mulai memikirkan tentang masa
depanmu?
pekerjaan apa yang kamu sukai?
pekerjaan apa yang tidak kamu sukai?
kamu senang bermain bersama teman-temanmu?
penggunaan media ini bermanfaat untukmu?
141
142
143
144