1
PENGARUH PERTUMBUHAN ASET, PERTUMBUHAN PENJUALAN,
PROFITABILITAS DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN PROPERTI TAHUN 2011-2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Faiz Khaldun
NIM: 1113081000039
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H / 2017M
i
PENGARUH PERTUMBUHAN ASET, PERTUMBUHAN PENJUALAN,
PROFITABILITAS DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN PROPERTI TAHUN 2011-2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Faiz Khaldun
1113081000039
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H / 2017M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Kamis 09 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiwa:
Nama : Faiz Khaldun
NIM : 1113081000039
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Pengaruh Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Penjualan,
Profitabilitas dan Umur Perusahaan Terhadap Struktur
Modal pada Perusahaan Properti Tahun 2011-2015
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Senin 09 Maret 2017
1. Faizul Mubarok, SE., MM.
NIP.
2. Rahmat Gunawan, M.Si.
NIP.
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari Selasa, 25 Juli 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
Nama : Faiz Khaldun
NIM : 1113081000039
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Pengaruh Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Penjualan,
Profitabilitas dan Umur Perusahaan Terhadap Struktur Modal
pada Perusahaan Properti Tahun 2011-2015
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Juli 2017
1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( )
NIP. 1119731221 200501 2 002 Ketua
2. Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB. ( )
NIP. 19741127 200112 1 002 Sekretaris
3. Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA ( )
NIDN. 2004 1070 02 Penguji Ahli
4. Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB. ( )
NIP. 19741127 200112 1 002 Pembimbing
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Faiz Khaldun
NIM : 1113081000039
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Pengaruh Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Penjualan,
Profitabilitas, dan Umur Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Pada Perusahaan Properti Tahun 2011-2015
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Juli 2017
Yang Menyatakan
(Faiz Khaldun) NIM. 1113081000039
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Faiz Khaldun
2. Tempat & Tanggal Lahir : Cirebon, 19 Oktober 1995
3. Jenis Kelamin : Laki – laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : BTN Polri CBA Blok F nomor 1
RT02/RW06, Cempaka, Plumbon, Cirebon,
Jawa Barat 45155
6. No. Telepon : 0896 1377 1748
7. Email : [email protected]
B. PENDIDIKAN
1. SD (2001-2007) : SD Negeri 1 Sumber
2. SMP (2007-2010) : SMP Negeri 1 Sumber
3. SMA (2010-2013) : SMA Negeri 1 Sumber
4. S1 (2013-2017) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
C. DATA KELUARGA
1. Nama Ayah Kandung : Prof. Dr. H. Dedi Djubaedi, M.A
Tempat & Tanggal Lahir : Kuningan, 20 Maret 1959
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : BTN Polri CBA Blok F nomor 1
RT02/RW06, Cempaka, Plumbon, Cirebon,
Jawa Barat 45155
2. Nama Ibu Kandung : Hj. Hanifah, M.Pd.I
Tempat & Tanggal Lahir : Cirebon, 24 Juni 1959
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : BTN Polri CBA Blok F nomor 1
RT02/RW06, Cempaka, Plumbon, Cirebon,
Jawa Barat 45155
vi
D. ORGANISASI
1. Dewan Eksekutif Mahasiswa Tahun 2015-2016
(Departemen Penelitian dan Pengembangan)
2. Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Tahun 2014-2015
(Departemen Kemahasiswaan
3. Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Tahun 2013-2014
(Departemen Penelitian dan Pengembangan)
4. Majelis Perwakilan Kelas SMA N 1 Sumber Tahun 2012-2013
(Komisi E)
vii
ABSTRACK
The study aims to analyze the influence of Asset Growth, Sales Growth,
Profitability and Age of the Company to Capital Structure in property companies
period 2011-2015. Data’s study is annual financial report of 18 property
companies in Bursa Efek Indonesia (BEI) period 2011-2015. The study is using
the method of analysis of the regression panel data with a fixed effect model by
using program Eviews 9.0 and Microsoft Excel 2013.
The result show that according parcial Asset Growth positive significant
influence to Capital Structure with the sig. 0.0023<0.05. Profitability negative
significant influence to Capital Structure with the sig. 0.0009<0.05. Age of the
Company positive significant influence to Capital Structure with the sig.
0.0174<0.05. Sales Growth not influence to Capital Structure with the sig.
0.3756>0.05. The result show that according simultan Asset Growth, Sales
Growth, Profitability and Age of the Company significant influence to Capital
Structure with the sig. 0.00000<0.05.
Keyword: Capital Structure, Asset Growth, Sales Growth, Profitability and Age of
the Company
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Aset,
Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan Umur Perusahaan terhadap Struktur
Modal di perusahaan sektor properti tahun 2011-2015. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan tahunan 18 Perusahaan Properti
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Penelitian ini
menggunakan metode regresi panel data dengan pendekatan model fixed effect
model dengan menggunakan program Eviews 9 dan Microsoft Excel 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel Pertumbuhan
Aset berpengaruh positif signifikan terhadap Struktur Modal dengan nilai sig.
0,0023 <0.05. Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap Struktur
Modal dengan nilai sig. 0.0009 <0.05. Umur Perusahaan berpengaruh positif
signigikan terhadap Struktur Modal dengan nilai sig. 0.0174 <0.05. Pertumbuhan
Penjualan tidak memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal dengan nilai sig.
0.3756 >0.05. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan atau bersama-
sama variabel Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan
Umur Perusahaan berpengaruh terhadap Struktur Modal dengan nilai sig. 0.0000.
Kata kunci : Struktur Modal, Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Penjualan,
Profitabilitas dan Umur Perusahaan.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah
SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang
benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hifayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penysunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karuniaNya kepada
penulis dan telah memberikan kemudahan dalam kesulitan.
2. Kedua orangtua dan segenap keluarga penulis yang selalu memberikan
dukungan, motivasi dan dorongan kepada penulis, sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
3. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktu, membimbing dan terus memberikan
arahan dengan penuh kesabaran dan pengertian kepada penulis.
6. Ibu Titi Dewi Warnida, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengalaman belajar dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis
selama perkuliahan di kampus.
x
8. Seluruf jajaran Staff Tata Usaha, Karyawan, Office Boy, Cleaning Service,
Anak Magang dan tenaga kerja lainnya yang berada di kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menolong dan membantu segala
kebutuhan penulis selama kuliah di kampus.
9. Cindy Cinthia Devi dan segenap keluarganya yang telah banyak sekali
membantu, berbagi cerita, dan memberikan dukungan kepada penulis
mulai dari awal semester hingga saat ini.
10. Maya, Indi, dan Acong yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi penulis selama penyelesaian
skripsi.
11. Muhammad Iqbal Fattrah teman satu kosan penulis dari semester 1 yang
selalu menemani, melengkapi dan membantu segala kebutuhan selama
menjadi anak kosan.
12. Teman pejuang IP 4 (Dicky, Deni, Rio, Sandi, Irfan, Burhan) dan segenap
keluarga Manajemen Keuangan (Alman, Ikhlas, Gifari, Adel, Debby,
Dechy, Farah, Firly, Gita, Icha, Kumi, Laras, Lia, Luluk, Mae, Maryati,
Melani, Nelly, Putri, Riska, Shaumi, Shintya, Sri, Tika) yang telah
berjuang bersama – sama.
13. Segenap keluarga Manajemen A dan B yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu yang telah banyak memberikan pengalaman bagi penulis
selama berada di bangku perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai
tambahan informasi serta pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juli 2017
Penulis
Faiz Khaldun
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... v
ABSTRACK .............................................................................................................. vii
ABSTRAK .............................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................................... 13
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 13
D. Kegunaan Penelitian...................................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 15
A. Landasan Teori .............................................................................................. 15
1. Struktur Modal .......................................................................................... 15
2. Teori Struktur Modal ................................................................................. 17
3. Teori Struktur Modal Tradisional .............................................................. 18
4. Teori Struktur Modal Modern ................................................................... 20
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal .................................. 25
B. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen ..................... 32
C. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 34
D. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 43
E. Hipotesis ........................................................................................................ 45
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................... 46
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 46
xii
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................ 46
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 48
D. Metode Analisis Data .................................................................................... 49
1. Analisis Deskriptif ..................................................................................... 49
2. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 50
3. Model Estimasi Regresi Panel Data .......................................................... 54
4. Uji Signifikansi .......................................................................................... 58
5. Koefisien Persamaan Regresi Panel Data.................................................. 60
E. Operasional Variabel Penelitian .................................................................... 61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................... 64
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................. 64
B. Pengujian dan Pembahasan ........................................................................... 76
1. Deskriptif Variabel Penelitian ................................................................... 76
2. Uji Dasar Asumsi Klasik ........................................................................... 86
3. Estimasi Model Data Panel ....................................................................... 89
4. Uji Signifikansi .......................................................................................... 95
5. Analisis Regresi Panel ............................................................................... 99
6. Persamaan Model Regresi Setiap Perusahaan ......................................... 102
7. Interpretasi ............................................................................................... 108
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 115
A. Kesimpulan ................................................................................................. 115
B. Saran ............................................................................................................ 116
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 118
LAMPIRAN ........................................................................................................... 124
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Debt to Equity Ratio Sampel Perusahaan Sektor Properti yang Terdaftar
di BEI Periode 2011-2015 ....................................................................................... 6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 39
Tabel 3.1 Seleksi dan Pemilihan Sampel .............................................................. 47
Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan .................................................................... 48
Tabel 4.1 Data Pertumbuhan Aset tahun 2011-2015 ............................................ 77
Tabel 4.2 Data Pertumbuhan PenjualanTahun 2011-2015 ................................... 79
Tabel 4.3 Data Profitabilitas Tahun 2011-2015 .................................................... 81
Tabel 4.4 Data Umur Perusahaan Tahun 2011-2015 ............................................ 83
Tabel 4.5 Debt to Equity Ratio Tahun 2011-2015 ................................................ 84
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikoleniaritas ................................................................... 87
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 88
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 88
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Metode Diferensial .......................................... 89
Tabel 4.10 Regresi Data Panel Common Effect Model (CEM) ............................. 90
Tabel 4.11 Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM) .................................. 91
Tabel 4.12 Hasil Uji Chow.................................................................................... 92
Tabel 4.13 Regresi Data Panel Random Effect Model (REM) .............................. 93
Tabel 4.14 Hasil Uji Hausman .............................................................................. 94
Tabel 4.15 Uji T .................................................................................................... 95
Tabel 4.16 Uji F .................................................................................................... 97
Tabel 4.17 Uji R2 .................................................................................................. 99
Tabel 4.18 Fixed Effect Model ............................................................................100
Tabel 4.19 Model Regresi Setiap Perusahaan .....................................................102
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tren Pertumbuhan Penjualan Properti .............................................. 11
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 44
Gambar 4.1 Pertumbuhan Aset tahun 2011-2015 ................................................. 77
Gambar 4.2 Pertumbuhan Penjualan Tahun 2011-2015 ....................................... 78
Gambar 4.3 Profitabilitas Tahun 2011-2015 ......................................................... 80
Gambar 4.4 Umur Perusahaan Tahun 2011-2015 ................................................. 82
Gambar 4.5 Debt to Equity Ratio Tahun 2011-2015 ............................................ 84
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas.......................................................................... 86
Gambar 4.7 Grafik Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi persaingan era globalisasi saat ini, setiap perusahaan
dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting
yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan
dapat lebih unggul dalam pesaingan yang dihadapi. Tujuan utama di
dirikannya perusahaan adalah untuk mencari keuntungan, biasanya
mengutamakan keuntungn bagi pemiliknya atau pemegang saham. Pemegang
saham dengan membeli saham berarti mengharapkan return tertentu dengan
resiko minimal. Dengan tingginya tingkat return yang diperoleh pemegang
saham akan tertarik dan harga saham semakin tinggi, sehingga kesejahteraan
pemegang saham akan meningkat. Disamping itu juga bertujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan melakukan
pengembangan usahanya.
Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah
membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan kemampuan perusahaan.
Meningkatkan kemampua perusahaan salah satunya dapat dilakukan melalui
peningkatan kemakmuran kepemilikan atau para pemegang saham.
Keberadaan para pemegang saham dan peranan manajemen sangatlah penting
dalam menentukan besar keuntungan yang nantinya akan diperoleh.
Menghadapi kondisi demikian, setiap perusahaan dituntut untuk mampu
membaca dan melihat situasi yang terjadi sehingga dapat melakukan
2
pengelolaan fungsi-fungsi manajemen dengan baik di bidang pemasaran,
produksi, sumber daya manusia dan keuangan agar dapat lebih unggul dalam
persaingan.
Perusahaan pada umumnya berusaha meningkatkan nilai perusahaan dan
kemakmuran pemiliknya (Kesuma, 2009). Menurut Jensen dan Meckling
(2001), untuk memaksimumkan nilai perusahaan, klaim keuangan juga perlu
diperhatikan. Informasi-informasi yang relevan dan memadai diperlukan oleh
para investor dalam kegiatan analisis dan memilih saham melalui laporan
keuangan perusahaan terutama struktur modal perusahaan (Nurmalasari,
2009). Sulitnya menentukan bagaimana struktur modal yang optimal menjadi
masalah utama dalam keputusan pendanaan perusahaan.
Perusahaan yang berskala nasional maupun internasional sangat
membutuhkan modal yang besar untuk menjaga kelangsungan usahanya.
Dalam usaha meningkatkan modal dengan menarik dana dari luar, perusahaan
akan mempertimbangkan masalah jumlah dana jangka waktu untuk
memperolehnya. Disamping itu jenis dana yang ditarik tidak kalah penting
pula untuk pertimbangan. Apakah dana yang ditarik itu berasal dari pinjaman
atau modal sendiri (equity).
Struktur modal merupakan proposi dalam menentukan kebutuhan belanja
perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau
paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua
sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Ahmad
Rodoni dan Herni Ali, 2010:137).
3
Terdapat beberapa komponen struktur modal yaitu, diantaranya:
1. Utang Jangka Panjang
Jumlah utang di dalam neraca akan menunjukkan besarnya modal
pinjaman yang digunakan dalam oerasi perusahaan. Utang jangka panjang
menurut Sundjaja (2007:272) ialah “salah satu dari bentuk pembiayaan
jangka panjang yang memiliki jatuh temo lebih dari satu tahun, biasanya 5
– 20 tahun”.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan manajemen sehingga memilih
untuk menggunakan utang menurut Sundjaja et.al (2007:324) adalah
sebagai berikut:
a. Biaya utang terbatas, walaupun perusahaan memperoleh laba besar,
jumlah bunga yang dibayarkan besarnya tetap.
b. Hasil yang diharapkan lebih rendah daripada saham biasa.
c. Tidak ada perubahan pengendalian atas perusahaan bila pembiayaan
memakai utang.
d. Pembayaran bunga merupakan beban biaya yang dapat mengurangi
pajak.
e. Fleksibilitas dalam struktur keuangan dapat dicapai dengan
memasukkan peraturan penebusan dalam perjanjian obligasi.
2. Modal Sendiri
Modal menurut Sundjaja et al. (2007:240) ialah “dana jangka panjang
perusahaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham),
4
yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham preferen dan saham biasa)
serta laba ditahan”, ada 2 (dua) sumber utama dari modal sendiri yaitu:
a. Modal saham preferen
Saham preferen memberikan para pemegang sahamnya beberapa
hak istimewa yang menjadikannya lebih senior atau lebih
diprioritaskan daripada pemegang saham biasa. Maka, perusahaan
tidak memberikan saham preferen dalam jumlah yang banyak.
Beberapa keuntungan penggunaan saham preferen bagi manajemen
menurut Sundjaja et.al (2007:323) adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai kemampuan untuk meningkatkan pengaruh
keuangan.
2) Fleksibel karena saham preferen memperbolehkan penerbit untuk
tetap pada posisi menunda tanpa mengambil risiko untuk
memaksakan jika usaha sedang lesu yaitu dengan tidak
membagikan bunga atau membayar pokoknya.
3) Dapat digunakan dalam restrukturisasi perusahaan, merger,
pembelian saham oleh perusahaan dengan pembayaran melalui
utang baru dan divestasi.
b. Modal saham biasa
Pemilik perusahaan adalah pemehang saham biasa yang
menginvestasikan uangnya dengan harapan mendapat pengembalian
dimasa yang akan datang. Pemegang saham biasa kadang-kadang
5
disebut pemilik residual sebab mereka hanya menerima sisa setelah
seluruh tuntutan atas pendapatan dan aset telah dipenuhi.
Modal juga dapat diperoleh melalui donasi atau sumbangan.
Modal sumbangan ini timbul apabila perusahaan memperoleh aktiva
yang berasal dari sumbangan. Aktiva yang diterima dicatat dalam
rekening aktiva dengan cara diimbangi dengan pencatatan dalam
rekening modal sumbangan.
Modal merupakan salah satu elemen terpenting dalam peningkatan
pelaksanaan perusahaan disamping sumber daya manusia, mesin dan metode.
Perusahaan seringkali menghadapi masalah-masalah yang timbul dikarenakan
kesulitan dalam hal-hal permodalan baik dalam hal pembelanjaan maupun
dalam mengalokasikan modal. Pengelolaan aktiva yang dilakukan oleh
manajer tidak hanya terbatas pada penentuan jumlah modal yang dibutuhkan
dan menguasahakan modal tersebut, melainkan sekaligus menentukan cara
bagaimana modal yang telah diperoleh tersebut dialokasikan, serta
mengawasinya sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kombinasi
penggunaan modal yang seimbang.
Struktur modal dalam penelitian ini akan di fokuskan dengan
menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio antara sumber
dana pihak ketiga dengan hutang yang menggambarkan struktur perusahaan.
Rasio DER menunjukan tingkat resiko suatu perusahaan dimana semakin
tinggi rasio DER maka semakin tinggi reiko perusahaan. Hal ini memberikan
indikasi bahwa jumlah ekuitas perusahaan tidak mampu menutupi kuantitas
6
hutang perusahaan. Kesimpulannya semakin banyak laba operasi perusahaan
yang digunakan untuk membayar beban bunga tetap, semakin banyak aliran
kas yang digunakan untuk membayar angsuran tetap, sehingga laba bersih
setelah pajak (EAT) perusahaan akan banyak berkurang. Menurut Brigham
dan Houston (2009), para investor lebih tertarik pada tingkat DER tertentu
yang besaran rasionya kurang dari satu, karena nilai DER perushaan yang
menunjukan nilai lebih dari satu memberi arti bahwa koefisien hutang dalam
suatu perusahaan lebih tinggi dari jumlah modal sendiri. Berikut adalah tabel
1.1 yang merupakan data dari DER masing-masing perusahaan sektor
Properti periode 2011-2015.
Tabel 1.1
Debt to Equity Ratio Sampel Perushaan Sektor Properti yang Terdaftar di
BEI Periode 2011-2015
No Nama Perusahaan Debt to Equity Ratio Rata
-rata 2011 2012 2013 2014 2015
1 Agung Podomoro Land Tbk 1,15 1,39 1,73 1,80 1,70 1,55
2 Alam Sutera Ralty Tbk 1,16 1,31 1,71 1,66 1,83 1,53
3 Bekasi Asri Pemula Tbk 0,83 0,82 0,90 0,77 0,74 0,81
4 Bumi Serpong Damai Tbk 0,55 0,27 0,68 0,52 0,63 0,53
5 Ciputra Development Tbk 0,51 0,77 1,06 1,04 1,08 0,89
6 Duta Anggada Realty Tbk 0,83 0,51 0,63 0,58 0,67 0,64
7 Intiland Development Tbk 0,50 0,54 0,84 1,01 1,15 0,81
8 Megapolitan Developments Tbk 0,69 0,69 0,68 0,96 0,81 0,77
9 Gowa Makassar Tourism
Development Tbk
1,81 2,85 2,24 1,29 1,29 1,90
10 Perdana Gapuraprima Tbk 0,90 0,86 0,66 0,71 0,66 0,76
11 Jaya Real Property Tbk 1,14 1,25 1,30 1,09 0,83 1,12
12 Kawasan Industri Jababeka Tbk 0,59 0,78 0,97 0,82 0,96 0,82
13 Lippo Cikarang Tbk 1,49 1,31 1,12 0,61 0,50 1,01
14 Lippo Karawaci Tb 0,94 1,17 1,21 1,14 1,18 1,13
15 Metropolitan Land Tbk 0,28 0,3 0,61 0,60 0,64 0,49
16 Plaza Indonesia Realty Tbk 0,84 0,77 0,91 0,92 0,94 0,88
17 Pakuwon Jati Tbk 1,42 1,41 1,27 1,02 0,99 1,22
18 Summarecon Agung Tbk 2,27 1,85 1,93 1,57 1,49 1,82
Sumber: Data Idx yang diolah
7
Berdasarkan tabel 1.1 tersebut menunjukan bahwa perusahaan yang
memiliki struktur modal dengan perhitungan Debt to Equity Ratio yang
merupakan gambaran pengguna hutang suatu perusahaan dalam mendanai
kegiatan operasionalnya, yaitu perusahaan yang menggunakan hutang tidak
lebih dari modal sendiri dari suatu perusahaan, atau perbandingannya kurang
dari sama dengan 1, sehingga perusahaan tersebut memiliki struktur modal
yang dianggap baik.
Dari data diatas perusahaan yang mempunyai DER rata-rata lebih dari 1
antara lain Agung Podomoro Land Tbk, Alam Sutera Ralty Tbk, Gowa
Makassar Tourism Development Tbk, Jaya Real Property Tbk, Lippo
Cikarang Tbk, Lippo Karawaci Tbk, Pakuwon Jati Tbk dan Summarecon
Agung Tbk. Komposisi hutang dalam perusahaan-perusahaan tersebut lebih
besar dari total ekuitas yang dimiliki. Jadi menurut teori struktur modal,
perusahaan-perusahaan tersebut memiliki struktur modal yang tidak optimal,
artinya biaya modal yang besar sebanding dengan risiko yang dihadapi.
Sementara itu kebanyakan investor lebih tertarik menanamkan modalnya ke
dalam bentuk investasi pada perusahaan yang memiliki tingkat DER yang
besarnya kurang dari 1. Karena jika DER lebih besar dari 1 maka risiko yang
ditanggung investor akan meningkat.
Sebaliknya, untuk perusahaan yang mempunyai DER kurang dari 1 maka
menurut teori struktur modal dianggap optimal. Data dalam tabel 1.1 dapat
dilihat beberapa perusahaan yang mempunyai rasio penggunaan hutangnya
tidak lebih dari penggunaan ekuitas, perusahaan tersebut antara lain Bekasi
8
Asri Pemula Tbk, Bumi Serpong Damai Tbk, Ciputra Development Tbk,
Duta Anggada Realty Tbk, Intiland Development Tbk, Megapolitan
Developments Tbk, Perdana Gapuraprima Tbk, Kawasan Industri Jababeka
Tbk, Metropolitan Land Tbk dan Plaza Indonesia Realty Tbk.
Ada banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komposisi struktur
modal perusahaan, tetapi dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi
beberapa faktor yang akan diteliti yang diduga berpengaruh terhadap struktur
modal diantaranya pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas,
dan umur perusahaan. Berdasarkan fenomena yang telah dijabarkan diatas,
maka perlu diuji pengaruh dari keempat variabel independen (pertumbuhan
aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan umur perusahaan) dalam
mempengaruhi struktur modal pada perusahaan properti yang terdaftar di BEI
tahun 2011-2015. Selain fenomena gap yang terjadi, ditemukan pula
ketidakkonsistenan hasil dari beberapa penelitian terdahulu mengenai
pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan umur
perusahaan yang mempengaruhi strukur modal.
Penelitian mengenai pertumbuhan aset menurut Pacheco dan Tavarez
(2016) yang menyatakan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan menurut Eni dan Budiyano
(2015) menemukan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian mengenai pertumbuhan penjualan menurut Pacheco dan
Tavarez menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif
9
tidak signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan menurut Amirul dkk.
(2017) menemukan bahwa pertumbuhan penjualan tidak signifikan terhadap
struktur modal.
Penelitian mengenai profitabilitas menurut Waffa dan Muzaffar (2017),
Nadeem (2017), Farhan dan Avijit (2016), Pacheco dan Tavarez (2016), Eni
dan Budiyanto (2015), Damayanti (2013) dan Cahyani (2013) yang
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur
modal. Menurut Ditya dan Made (2016) menemukan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan
hasil yang berbeda ditemukan oleh Rosy dan Kapil (2016) yang menemukan
bahwa profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap struktur
modal.
Penelitian mengenai umur perusahaan menurut Arief (2016) yang
menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur
modal. Hasil yang berbeda ditemukan oleh Sugeng Haryanto (2015) yang
menemukan bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap
struktur modal. Selanjutnya hasil yang berbeda didapatkan oleh Pacheco
(2016) yang mnegmukakan bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap struktur modal.
Dalam penelitian ini, penulis mengangkat studi kasus perusahaan sektor
properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Properti
merupakan sektor yang cukup menarik perhatian oleh para investor di
Indonesia. Perusahaan properti yaitu perusahaan yang mengelola harta dalam
10
bentuk tanah dan gedung beserta sarana dan prasarana yang menggambarkan
elemen yang tidak terpisahkan pada tanah dan gedung. Untuk pelengkap
acuan, terdapat juga yang mengartikan makna properti selaku kuasa untuk
memiliki sebidang tanah dan menggunakan apa saja yang tersedia di atasnya,
sehingga usaha properti rata-rata berkiprah dalam pelaksanaan usaha pada
bentuk kekayaan. Selaku salah satu bentuk kekayaan, properti sudah
menemui beraneka macam kemajuan sejalan dengan perkembangan teknologi
dan kabar yang berlaku di Indonesia maupun di seantero bumi.
Namun, terlepas dari itu semua, terdapat beberapa alasan mengapa orang-
orang atau investor memilih properti selaku tumpuan penanaman modal,
diantaranya yaitu properti cukup stabil terhadap inflasi yang terjadi pada
suatu negara, inflasi merupakan kenaikan suatu harga secara terus menerus
tergantung dalam tingkat inflasi itu sendiri, alasan kedua yaitu properti dapat
disewakan, hal ini menjadikan harta yang dimiliki mampu berkembang jika
investor mampu mengelolanya dan alasan ketiga properti dapat digunakan
untuk jaminan untuk meminjam uang di bank, properti merupakan aset yang
cukup besar dan mampu dijadikan jaminan yang layak.
Dalam bidang usaha properti, terdapat Stakeholder yang terikat dengan
bidang usaha properti, orang-orang tersebut adalah pemerintah, pengguna,
penyumbang pinjaman dan pemilik ataupun penanam modal. Pemerintah di
dalam bidang usaha properti memiliki kekuasaan dan wilayah hukum selaku
bagian yang mengeluarkan tata tertib dan melaksnakan monitoring atas
bidang usaha properti yang berada di dalam wilayahnya. Pengguna ataupun
11
user merupakan orang yang membeli hak-hak untuk kepemilikan baik
kepemilikan tetap atau kepemilikan sesaat. Tergolong di dalam blok tersebut
yaitu mereka memiliki sertifikat atau sekedar selaku seorang penyewa.
Sedangkan pemilik modal sendiri ialah bagian dari yang membagikan biaya
agar kelangsungan kerjasama di dalam bidang properti tersebut. Penyumbang
pinjaman adalah bagian yang secara biasa memberikan hutang dan tidak
terkait secara langsung pada bidang usaha properti yang tengah berlangsung.
Gambar 1.1
Tren Pertumbuhan Penjualan Properti
Sumber: bi.go.id yang diolah
Pada bulan Desember 2016 penjualan properti pada tahun 2017 berada
dalam tren positif dan minat investor terhadap sektor properti pun masih
cukup tinggi sehingga akan mempercepat pertumbuhan pasar. Tren
pertumbuhan penjualan properti sudah terasa sejak kuartal III 2016, maka
kondisi itu diprediksi akan terus berlanjut di tahun 2017. Selain sejumlah
faktor positif ekonomi, gencarnya pembangunan infrastruktur pemerintah,
relaksasi LTV, tren penurunan suku bunga kredit, serta segera terbitnya
12
aturan penyederhanaan perizinan di sektor perumahan yang merupakan
amanah Paket Kebijakan Ekonomi.
Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan diatas, maka perlu diuji
pengaruh dari kelima variabel independen (pertumbuhan aset, pertumbuhan
penjuaan, profitabilitas dan umur perusahaan) dalam mempengaruhi struktur
modal pada perusahaan properti yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-
2015. Selain fenomena gap yang terjadi, ditemukan pula ketidakkonsistenan
hasil dari beberapa penelitian terdahulu mengenai pertumbuhan aset,
pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan umur perusahaan yang
mempengaruhi struktur modal.
Dari beberapa penelitian terdahulu masih terdapat perbedaan hasil
penelitian mengenai variabel yang mempengaruhi struktur modal, selain itu
masih sedikitnya penelitian yang di lakukan pada sektor properti.
Berdasarkan seluruh uraiain yang telah di paparkan diatas, maka penulis
mengambil judul “Pengaruh Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Penjualan,
Profitabilitas dan Umur Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada
Perusahaan Properti Tahun 2011-2015” Penelitian ini mencoba untuk
mengetahui bagaimana pengaruh dan seberapa besar pengaruh masing-
masing variabel terhadap struktur modal perusahaan.
13
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan,
permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan
Umur Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap Struktur
Modal?
2. Apakah Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan
Umur Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap Struktur
Modal?
3. Variabel manakah yang paling signifikan bepengaruh terhadap struktur
modal?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan di jelaskan, penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui pengaruh variabel pertumbuhan aset, pertumbuhan
penjualan, profitabilitas dan umur perusahaan secara parsial terhadap
struktur modal perusahaan properti.
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel pertumbuhan aset, pertumbuhan
penjualan, profitabilitas dan umur perusahaan secara simultan terhadap
struktur modal perusahaan properti.
3. Untuk mengukur dan menganalisis variabel yang paling signifikan
bepengaruh terhadap struktur modal.
14
D. Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dan manfaat:
1. Bagi manajemen perusaaan dapat dijadikan pertimbangan dalam
penentuan struktur modal yang optimal.
2. Bagi akademis penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap DER sehingga dapat
memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai
kebijakan struktur modal yang optimal.
3. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk
pengambilaan keputusan investasi pada perusahaan yang akan ditanamkan
dananya dengan melihat struktur modal perusahaan tersebut.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Landasan teori ini menjabarkan teori-teori yang mendukung hipotesis serta
sangat berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi
pemaparan teori serta argumentasi yang disusun sebagai tuntunan dalam
memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.
1. Struktur Modal
Menurut Weston dan Brigham (1990), struktur modal merupakan
kombinasi atau bauran segenap pos yang masuk kedalam sisi kanan
neraca sumber modal perusahaan. Pengertian struktur modal dibedakan
dengan struktur keuangan, diwestomana struktur modal merupakan
pembelanjaan permanen yang mencerminkan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri, sedangkan struktur keuangan
mencerminkan perimbangan antara seluruh hutang (baik jangka pendek
maupun jangka panjang) dengan modal sendiri.
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2012) mengatakan struktur
modal merupakan bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang
perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen dan
saham biasa dan struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang
meminimalkan biaya modal perusahaan sehingga memaksimalkan nilai
perusahaan.
16
Menurut Weston dan Copeland (2005), struktur modal adalah
pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham
preferen dan modal pemegang saham. Dengan tujuan manajemen struktur
modal adalah menciptakan bauran sumber dana permanen sedemikian
rupa agar mampu memaksimalkan harga saham dan agar tujuan
manajemen keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tercapai.
Menurut Rodoni dan Ali (2010), struktur modal adalah proprsi dalam
menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana
yang diperoleh menggunaan kombinasi atau paduan sumber yang
beraasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama,
yaitu berasal dari dalam dan luar perusahaan.
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan struktur modal adalah proporsi dalam pemenuhan
kebutuhan belanja perusahaan, dimana dana yang diperoleh
menggunakan kombinasi atau panduan sumber yang berasal dari dana
jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama, yaitu yang berasal
dari dalam dan luar perusahaan.
Target dari struktur modal adalah menciptakan suatu komposisi
hutang dan modal yang paling tepat dan yang paling menguntungkan dari
segi keuangan bagi perusahaan. Jika perusahaan memiliki hutang yang
besar maka modal perusahaan juga besar. Modal yang besar
menyebabkan perusahaan mampu menghasilkan laba yang besar dimana
disertai dengan risiko yang besar pula.
17
2. Teori Struktur Modal
Husnan (2002 : 299) menyatakan teori struktur modal menjelaskan
apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan,
kalau keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang konstan.
Dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti sebagian modal
sendiri dengan hutang (atau sebaliknya) apakah harga saham akan
berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan
keuangan lainnya. Deengan kata lain, kalau perubahan struktur modal
tidak merubah nilai perusahaan, berarti bahwa tidak ada struktur modal
terbaik. Semua struktur modal adalah baik, tetapi kalau dengan merubah
struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh
struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan
nilai perusahaan, atau harga saham adalah struktur modal yang terbaik.
Kecenderungan perusahaan yang makin banyak menggunakan hutang,
tanpa disadari secara berangsur-angsur akan menimbulkan kewajiban
yang makin berat bagi perusahaan saat harus melunasi (membayar
kembali) hutang tersebut. Tidak jarang perusahaan-perusahaan yang
akhirnya tidak mampu melunasi kewajiban tersebut, dan bahkan
dinyatakan pailit. Teori struktur modal yang dikembangkan oleh para ahli
memiliki pengaruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal, pada penelitian ini setiap variabel didasarkan pada teori yang ada.
18
3. Teori Struktur Modal Tradisional
Untuk mencapai struktur modal yang optimal, ada beberapa teori yang
menjelaskan tentang struktur modal. Kegunaan mempelajari teori tersebut
adalah untuk mengasah perspektif dan memudahkan perumusan suatu
kebijakan struktur modal yang baik.
Dalam teori struktur modal tradisional, struktur modal terbagi dalam
tiga kelompok, yaitu:
a. Pendekatan Laba Bersih (Net Income Approach)
Pendekatan laba bersih mengasumsikan bahwa investor
mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat
kapitalisasi yang konstan dan perusahaan dengan tingkat kapitalisasi
yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah hutangnya
dengan tingkat biaya hutang yang konstan pula.
b. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income Approach)
Pendekatan laba operasi bersih berlawanan dengan pendekatan
laba bersih, karena menurut laba operasi bersih, biaya hutang bersifat
tetap atau tidak berubah walaupun laverage bertambah. Dalam
pendekatan laba operasi diasumsikan bahwa investor akan meminta
premi karena adanya risiko keuangan akibat adanya penambahan
leverage sehingga mengakibatkan tingkat kapitalisasi akan naik secara
proporsional dengan kenaikan leverage. Artinya penambahan hutang
karena biayanya murah dan pengurangan saham karena biayanya
mahal tidak berpengaruh terhadap biaya modal rata-rata tertimbang,
19
walaupun ada efek yang menguntungkan dalam penambahan hutanga
akan tetapi diimbangi oleh kenaikan tingkat kapitalisasi.
Nilai total perusahaan tidak berubah walaupun adanya tambahan
leverage sehingga dalam pendekatan ini dapat dikatakan tidak ada
struktur modal yang optimal, berapapun pnggunaan leverage tidak
akan mengubah nilai perusahaan.
c. Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa tingkat leverage tertentu,
risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik biaya
modal sendiri maupun biaya hutang relatif konstan. Namun, demikian
setelah leverage rasio hutang tertentu, biaya hutang dan biaya modal
sendiri meningkat. Peningkatan biaya modal sendiri ini akan semakin
besar bahkan akan lebih besar daripada penurunan biaya karena
penggunaan hutang yang lebih murah. Akibatnya, biaya modal rata-
rata tertimbang yang pada awalnya menurun, setelah leverage tertentu
akan meningkat.
Oleh karena itu, nilai perusahaan mula-mula meningkat dan akan
menurun sebagai akibat dari penggunaan hutang yang semakin besar.
Dengan demikian menurut pendekatan ini, terdapat struktur modal
optimal untuk setiap perusahaan. Struktur modal yang optimal terjadi
pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang
mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang minimum. (Sjahrial,
2008 : 179).
20
4. Teori Struktur Modal Modern
a. Model Modigliani-Miller (MM) sebelum pajak
Franco Mondigliani dan Merton Miller (MM) memperkenalkan
model teori struktur modal secara sistematis, atas dasar penelitian
yang terus menerus, dengan beberapa asumsi sebagai berikut: (1)
Risiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba
sebelum bunga dan pajak, dan perusahaan yang memiliki risiko bisnis
yang sama dikatakan berada dalam kelas yang sama, (2) Semua
investor dan investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT
perusahaan di masa mendatang, dengan demikian semua investor
memiliki harapan ang sama tentang laba perusahaan dan tingkat resiko
perusahaan, (3) Saham dan Obligasi diperdagangkan dalam pasar
modal yang sempurna atau perfect capital market. Adapun kriteria
pasar modal yang efisien adalah informasi selalu tersedia bagi semua
investor (Symmetric Information) dan dapat diperoleh tanpa biaya,
tidak ada biaya transaksi dan investor bersikap rasional, investor dapat
melakukan diversifikasi investasi secara sempurna, tidak ada pjak
pendapatan perorangan. Investor baik individu maupun institusi dapat
meminjam dengan tingkat bunga yang sama seperti halnya perusahaan
sebesar tingkat bunga bebas resiko (Sartono, 2001 : 230).
b. Model Modigliani-Miller (MM) Efek Pajak
Husnan menyatakan (2002 : 326) Tahun 1963, MM menerbitkan
artikel sebagai lanjutan teori MM tahun 1958. Asumsi yang diubah
21
adalah adanya pajak terhadap penghasilan perushaan (cororate income
taxes). Dengan adanya pajak ini, MM menyimpulkan bahwa
penggunaan utang (leverage) akan meningkatkan nilai perusahaan
karena biaya bunga utang adalah biaya yang mengurangi pembayaran
pajak (a tax deductible expense).
c. Pecking Order Theory
Secara singkat teori ini menyatakan bahwa: (a) Perusahaan
menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan
berwujud laba ditahan), (b) Apabila pendanaan dari luar (Eksternal
financing) diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas
yang paling aman terlebih dulu, yaitu dimulai dengan penerbitan
obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik osi
(seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum
mencukupi, saham baru diterbitkan. Sesuai dengan teori ini, tidak ada
suatu target debt to equity ratio, karena ada dua jenis modal sendiri,
yaitu internal dan eksternal. Modal sendiri yang berasal dari dalam
perusahaan telah disukai daripada modal sendiri yang berasal dari luar
perusahaan. Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-
perusahaan profitable umumnya meminjam dalam jumlah yang
sedikit. Hal tersebut bukan disebabkan karena mereka mempunyai
target debt to equity ratio yang rendah, tetapi karena mereka
memerlukan external financing yang sedikit. Perusahaan yang
profitable akan cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena
22
dua alasan, yaitu (i) dana internal tidak cukup dan (ii) hutang
merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. (Husnan, 2002 : 325).
Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan
untuk tidak perlu “membuka diri lagi” dari sorotan pemodal luar.
Kalau bisa memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa
memperoleh “sorotan dan publisitas publik” sebagai akibat penerbitan
saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang
daripada modal sendiri karena dua alasan. Pertama adalah
pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi lebih murah dari biaya
emisi saham baru (Husnan, 2002 : 325), hal ini disebabkan karena
penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Kedua,
manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan
sebagai kabar buruk oleh pemodal, dan membuat harga saham akan
turun. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya
informasi asimetrik antara pihak manajemen dengan pihak pemodal.
d. Signaling Theory
Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 : 36)
adalah suatu tindakan yang diambil manajeen perusahaan yang
memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen
memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang
menguntukan akan mencoba menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal baru yang diperlukn dengan cara-cara
lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal
23
yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang
menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya.
Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumbya
merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang
prospek perusahaan tersebut suram.
Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru
lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan enurun, karena
menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang
kemudian dapat menekan harga saham sekalipun rospek perusahaan
cerah.
e. Asymmetric Information Theory
Asymmetric Information Theory atau ketidaksamaan informasi
menurut (Brigham dan houston, 2001 : 35) adalah situasi dimana
manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai
prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. Asimetris
informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi
yang lebih banyak dairpada para pemodal. Dengan demikian, pihak
manajemen mungkin berpikir bahwa harga saham saat ini sedang
overvalue (terlalu mahal). Kalau hal ini yang diperkirakan terjadi,
maka manajemen tentu akan berpikir untuk lebih baik menawarkan
saham baru sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari
seharusnya.
24
Tetapi pemodal akan menafsirkan kalau perusahaan menawarkan
saham baru, salah satu kemungkinannya adalah harga saham saat ini
sedang terlalu mahal (sesuai dengan persepsi pihak manajemen).
Sebagai akibatnya para pemodal akan menawar harga saham baru
tersebut dengan harga yang lebih rendah. Karena itu emisi saham baru
akan menurunkan harga saham.
Teori struktur modal ini penting karena (1) setiap ada perubahan
struktur modal akan mempengaruhi biaya modal secara keseluruhan,
hal ini disebabkan masing-masing jenis modal mempunyai biaya
modal sendiri-sendiri, (2) besarnya biaya modal secara keseluruhan
ini, nantinya akan digunakan sebagai cut of rate pada pengambilan
keputusan investasi. Oleh karena itu struktur modal akan
mempengaruhi keputusan investasi.
f. Trade off Theory
Brigham dan Houston (2001 : 34) menyatakan trade off theory
dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan
beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan
biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap
mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symetric information
sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang. Sjahrial (2008 :
203) menyatakan tingkat hutang yang optimal tercapai ketika
penghematan pajak (tax shields) mencapai jumlah yang maksimal
terhadap biaya kesulitan keuangan (costs of financial distress). Trade
25
off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam
kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan
keuangan dalam penentuan struktur modal.
g. Balancing Theory
Balancing Theories merupakan suatu kebijakan yang ditempuh
oleh perushaan untuk mencari dana tambahan dengan cara mencari
pinjaman baik ke perbankan atau juga dengan menerbitkan obligasi
(bonds). Obligasi (bonds) adalah sebuah surat berharga (commercial
paper) yang mencantumkan nilai nominal, tingkat suku bunga, dan
jangka waktu dimana itu dikeluarkan baik oleh perusahaan ataupun
goverment untuk kemudian dijual oleh publik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa menjual obligasi merupakan
berhutang kepada publik atau perusahaan dengan melakukan
penambahan long term liabilities-nya. Maka penerapan balancing
theories juga memungkinkan diterapkan oleh suatu pemerintahan
adalah dengan cara melakukan pinjaman ke pihak asing atau juga
kepada lembaga donatur internasional seperti World Bank,
International Monetary Fund, Asian Development Bank dan lembaga
lainnya. (Fahmi, 2013 :193).
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Dalam menentukan struktur modal berkaitan dengan pembiayaan,
pembiayaan dihadapkan pada dua pilihan, yaitu apakah pembiayaan itu
26
dilakukan menggunakan internal financial atau dengan menggunakan
external financial.
Menurut Brigham dan Houston (2001 : 40) faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal adalah : Sales stability, assets structure,
operating leverage, growth sales, profitability, taxes control, management
atitudes, lender and agency attitudes, market conditions, the firm internal
condition, financial flexibility.”
Suad Husnan (2002 : 334) menyatakan bahwa yang paling
mempengaruhi struktur modal adalah lokasi distribusi keuntungan,
stabilitas penjualan dan keuntungan, kebijakan deviden, pengendalian
dana risiko kebangkrutan. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001)
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain: tingkat
bunga, stabilitas pendapatan, susunan aktiva, besarnya jumlah modal yang
dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen dan besarnya suatu
perusahaan.
Atas pertimbangan beberapa hal diantaranya adalah keterbatasan
waktu dan kesulitan memperoleh data, maka faktor-faktor yang akan
dianalisis dalam penelitian ini hanya terdiri atas empat faktor yaitu
pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan dan umur perusahaan.
a. Pertumbuhan Aset
Menurut Fahmi (2013:82), rasio pertumbuhan yaitu rasio yang
mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
27
mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam
perkembangan ekonomi secara umum.
Pertumbuhan aset (Asset Growth) menunjukkan perubahan
(peningkatan atau penurunan) total aktiva yang dimiliki leh
perusahaan. Dapat dilihat seberapa besar pertumbuhan aktiva (Asset
Growth) mempengaruhi struktur modal dimana perusahaan yang
tumbuh pesat dengan tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi
cenderung mengandalkan modal dari luar perusahaan.pada perusahaan
dengan tingkat perumbuhan aktiva yang rendah kebutuhan modal baru
relatif kecil sehingga dapat dipenuhi dari laba ditahan. Lebih jauh lagi,
biaya pengembangan untuk penjualan saham lebih besar daripada
biaya penerbitan surat hutang. Namun, pada saat yang sama
perusahaan yang tumbuh dengan pesat sering menghadapi
ketidakpastian yang lebih besar, cenderung mengurangi keinginan
untuk menggunakan hutang (Brigham dan Houston, 2001:40).
Menurut Rodoni dan Ali (2010:147), pertumbuhan secara tidak
langsung berpengaruh pada pendanaan ekuitas yang signifikan,
walaupun pada keadaan dimana biaya kebangkrutan rendah, jadi
perusahaan dengan pertumbuhan tinggi akan memiliki rasio hutang
yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang
pertumbuhannya rendah. Pertumbuhan pada intinya adalah fitur dari
dunia nyata, sebagai hasilnya pendanaan dengan hutang tidak optimal.
28
b. Pertumbuhan penjualan
Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan atau penurunan jumlah
penjualan dari tahun ke tahun. Semakin meningkat penjualan suatu
perusahaan, maka laba yang diperoleh juga meningkat. Perusahaan
yang memiliki penjualan relatif stabil akan memiliki aliran kas yang
relatif stabil pula, maka dapat menggunakan hutang lebih besar lebih
besar daripada perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil (Agus
Sartono (2008:122).
Menurut Brigham dan Houston (2001:39), perusahaan dengan
penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman dalam memperoleh
lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang yang penjualannya tidak stabil.
Rumus pertumbuhan penjualan adalah membandingkan antara
penjualan tahun bersangkutan setelah dikurang dengan penjualan
tahun sebelumnya terhadap penjualan tahun sebelumnya. Hasil yang
positif menunjukkan bahwa terjadi kenaikan penjualan dari tahun
sebelumnya, begitu pula sebaliknya hasil yang negatif menunjukkan
bahwa terjadi penurunan penjualan dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan penjualan yang positif merupakan sinyal bagi para
kreditur untuk memberikan kredit kepada perusahaan.
c. Profitabilitas
Menurut Brigham dan Houston (2009), profitabilitas merupakan
hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang diambil oleh
29
perusahaan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba menggunakan sumber-sumber yang dimiliki
perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan (I Made
Sudana, 2011). Analisis profitabilitas menggambarkan kinerja
fundamental perusahaan yang ditinjau dari tingkat efisiensi dan
efektifitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba. (Harmono,
2014). Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal. Profitabilitas
menggambarkan pendapatan yang dimiliki perusahaan untuk
membiayai investasi perusahaan yang memiliki profitabilitas yang
tinggi cenderung menggunakan hutang yang relatif kecil karena laba
ditahan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan dalam kegiatan operasional perusahaan
termasuk investasi.
Untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan, dapat dilakukan
dengan menggunakan rasio profitabilitas. Profitabilitas merupakan
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan memberikan ukuran tingkat
efektivitas manajemen suatu perusahaan yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi. (Kasmir, 2010)
Menurut Kasmir (2010), rasio profitabilitas memiliki beberapa
manfaat bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, antara
lain:
30
1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode.
2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Rasio profitabilitas juga dapat digunakan sebagai bahan analisis
bagi penentuan kebijakan periode selanjutnya, karena setiap
perubahan yang terjadi akan berpengaruh terhadap pertimbangan
pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan.
d. Umur Perusahaan
Romagos dkk. (2012) mengungkapkan bahwa umur perusahaan
didefinisikan jumlah tahun sejak perusahaan didirikan, ini akan
dihitung untuk reputasi dari perusahaan publik yang mana berkaitan
dengan tingkat dari asimetri informasi yang diasosiasikan perusahaan.
Semakin lama berdirinya suatu perusahaan, semakin mampu untuk
mengakumulasi dana dan semakin sedikit melakukan pinjaman baik
jangka panjang maupun jangka pendek. Selain itu perusahaan yang
sudah lama berdiri akan mengurangi jumlah pemakaian hutang karena
kondisi perusahaan yang stabil dan cenderung memilih dana atau
31
pembiayaan yang berasal dari dalam perusahaan. Di sisi lain
perusahaan yang sudah lama berdiripun masih membutuhkan hutang
jangka panjang untuk pengeluaran yang cukup besar (Riki Sanjaya,
2014).
Semakin lama suatu perusahaan beroperasi atau semakin tua umur
perusahaan, maka perusahaan tersebut kemungkinan besar akan
menyediakan informasi tentang perusahaan yang lebih banyak dan
lebih luas daripada perusahaan yang baru berdiri. Perusahaan yang
lebih tua memiliki lebih banyak pengalaman di bidangnya dan lebih
banyak mengenal lingkungan, sehingga kemungkinan mengalami
kegagalan lebih kecil. Perusahaan yang belum lama berdiri akan lebih
sulit untuk berkembang dibandingkan perusahaan yang telah lama
berdiri (Berlinger dan Robbins, 1986). Demikian halnya dalam
kemampuan akses untuk memperoleh sumber pendanaan bagi
perusahaan yang memiliki umur lebih lama akan relative lebih mudah
dan lebih dipercaya dari pada perusahaan yang baru berdiri. Kreditur
akan mempertimbangkan pengalaman dan reputasi perusahaan dalam
pengambilan keputusannya. Perusahaan yang telah lama berdiri dan
memiliki reputasi akan mampu mengatasi isu-isu kelayakan kredit saat
perusahaan memutuskan menggunakan sumber pendanaan utang
(Arief dkk, 2016).
32
B. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
1. Pengaruh pertumbuhan aset terhadap struktur modal.
Penigkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin
menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan
meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor) terhadap perusahaan,
maka proporsi utang semakin besar daripada modal sendiri. Hal ini
didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan kedalam
perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan (Ang,
1997).
Di sisi lain peningkatan proporsi utang yang lebih besar daripada
modal sendiri menunjukkan debt to total assets ratio semakin besar.
Dengan demikian pertumbuhan aset diprediksi berpengaruh positif
terhadap struktur modal yang berarti semakin besar tingkat pertumbuhan
aset perusahaan, maka semakin besar pula tingkat utang pernilaian
asetnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Pacheco dan Tavarez
(2016) yang menyatakan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal.
2. Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat dikatakan aman
karena akan memperoleh lebih banyak pinjaman. Perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan penjualan yang stabil maka perusahaan tersebut
juga akan memperoleh keuntungan perusahaan dan dapat dikatan
perusahaan juga sudah mampu memenuhi kewajiban perusahaannya.
33
Maka dari itu pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap
struktur modal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Pacheco
(2016) yang menyatakan bahwa pertumbuhan berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal.
3. Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal.
Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan
tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang
yang relatif kecil dan tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan
hutang. Tingkat pengembaliannya yang tinggi memungkinkan mereka
untuk membiayai sebagian besar kebtuhan pendanaan mereka dengan
dana yang dihasilkan secara internal. Sehingga dapat dikatakan bahwa
terdapat pengaruh yang negatif pada variabel profitabilitas terhadap
struktur modal. Brigham dan Houston (2001). Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian oleh Waffa (2017), Nadeem (2017), Farhan dan Avijit (2016),
Pacheco (2016), Eni dan Budiyanto (2015), Damayanti (2013), dan
Cahyani (2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
negatif signifikan terhadap struktur modal.
4. Pengaruh umur perusahaan terhadap struktur modal.
Dengan umur dan pengalaman yang semakin panjang akan
memungkinkan bagi perusahaan untuk bisa memperoleh akses atas
sumber dana pinjaman yang lebih luas pula. perusahaan yang memiliki
umur lebih lama akan relative lebih mudah dan lebih dipercaya dari pada
perusahaan yang baru berdiri. Kreditur akan mempertimbangkan
34
pengalaman dan reputasi perusahaan dalam pengambilan keputusannya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif pada
variabel umur perusahaan terhadap struktur modal.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Arief dkk (2016) yang
menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap struktur modal.
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Wafa Farrukh dan Muzaffar Asad (2017)
dengan judul The Determinants of Capital Structure: A Study on Cement
Sector of Pakistan. Penelitian dilakukan pada tahun 2012-2016 dengan
sampel penelitian sebanyak 15 perusahaan sektor semen yang terdaftar pada
Karachi stock trade. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi data panel. Hasil dari penelitian ini adalah likuiditas dan
profitabilitas memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.
Sedangkan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Nadeem Ahmed Sheikh
Muhammad Azeem Qureshi (2017) dengan judul Determinants of capital
structure of Islamic and conventional commercial banks: evidence from
Pakistan. Penelitian dilakukan pada tahun 2004-2014 dengan sampel
penelitian sebanyak 20 Bank konvensional dan 5 Bank syariah yang terdaftar
pada Karachi Stock Exchange. Metodologi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis regresi data panel. Hasil dari penelitian ini adalah pada
Bank konvensional profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan struktur aset
35
berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan ukuran
perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap struktur modal, dan
earnings volatility berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
Pada Bank syariah profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap
struktur modal. Sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap struktur modal, dan earnings volatility berpengaruh negatif terhadap
struktur modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Amirul Akbar Indra, Raden Rustam
Hidayat, dan Devi Farah Azizah (2017) dengan judul Pengaruh Struktur
Aktiva, Tingkat Pertumbuhan Penjualan dan Kebijakan Dividen terhadap
Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). Penelitian dilakukan
pada tahun 2010-2014 dengan sampel penelitian sebanyak 6 perusahaan
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda. Hasil dari penelitian ini adalah struktur aktiva, tingkat
pеrtumbuhan pеnjualan dan kеbijakan dividеn sеcara bеrsama-sama
bеrpеngaruh signifikan tеrhadap struktur modal. Sеcara parsial hasil
pеnеlitian ini mеnunjukkan bahwa struktur aktiva bеrpеngaruh signifikan
tеrhadap stuktur modal. Sеdangkan tingkat pеrtumbuhan pеnjualan dan
kеbijakan dividеn bеrpеngaruh tidak signifikan tеrhadap struktur modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Rosy Dhingra dan Kapil Dev (2016)
dengan judul Determinants of Capital Structure – A Study of Oil Industry in
36
India. Penelitian dilakukan pada tahun 2006-2015 dengan sampel penelitian
sebanyak 10 perusahaan sektor industri perminyakan yang terdaftar di Bursa
Efek India. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi data panel. Hasil dari penelitian ini adalah financial strength
berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan sisa
variabel yang lain yaitu profitabilitas, struktur aktiva risiko bisnis dan
solvency berpengaruh positif tidak signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Pacheco dan Tavarez (2016) dengan judul
Capital Structure Determinants of Portuguese Footwear sector SMEs:
Empirical Evidence using a Panel Data. Penelitian dilakukan pada tahun
2010-2013 dengan sampel penelitian sebanyak 70 perusahaan sektor alas kaki
yang terdaftar di Bursa Efek Portugis. Metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil dari penelitian ini
adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aktiva dan structure ratio
berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan
profitabilitas dan solvency berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur
modal. Ukuran perusahaan dan Other tax benefits besides debt berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap struktur modal. Likuiditas dan umur
perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ditya Yudi Primantara dan Made Rusmala
Dewi (2016) dengan judul Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Risiko Bisnis,
Ukuran Perusahaan dan Pajak terhadap Struktur Modal. Penelitian dilakukan
pada tahun 2010-2014 dengan sampel penelitian sebanyak 2 perusahaan
37
rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metodologi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari
penelitian ini adalah likuiditas, ukuran perusahaan dan pajak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Risiko bisnis
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Arief Indra Wahyu Setyawan dkk (2016)
dengan judul Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Profitability,
Business Risk, Effective Tax Rate, Asset Tangibility, Firm Age Dan
Liquidity Terhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2014).
Penelitian dilakukan pada tahun 2009-2014 dengan sampel penelitian
sebanyak 31 perusahaan yang terdaftar pada sektor property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini
adalah Firm size, profitability, effective tax rate dan firm age secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, growth
opportunity, business risk dan asset tangibility secara parsial berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan liquidity secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Eni Yuliana Wati dan Budiyanto (2015)
dengan judul Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset dan Ukuran
Perusahaan terhadap Struktur Modal. Penelitian dilakukan pada tahun 2010-
38
2014 dengan sampel penelitian sebanyak 6 perusahaan sektor pertambangan
batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metodologi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari
penelitian ini adalah profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap struktur modal. Pertumbuhan aset berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif
signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Sugeng Haryanto (2015) dengan judul
Determinan Struktur Modal Bank. Penelitian dilakukan pada tahun 2008-
2013 dengan sampel penelitian sebanyak 24 Bank yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini profitabilitas, growth
opportunity dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Sedangkan risiko, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh
terhadap struktur modal bank. Risiko dan ukuran perusahaan berpengaruh
dengan arah positif, sedangkan umur perusahaan berpengaruh dengan arah
negatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Cahyani Nuswandari (2013) dengan judul
Determinan Struktur Modal dalam Perspektif Pecking Order Theory dan
Agency Theory. Penelitian dilakukan pada tahun 2010-2014 dengan sampel
penelitian sebanyak 75 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini profitabilitas dan
39
risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Ukuran
perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Peluang
pertumbuhan dan kepemilikan manajerial berpengaruh tidak signifikan
terhadap struktur modal.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti/Tahun Judul Metode Hasil
1. Waffa Farrukh
dan Muzaffar
Asad (2017)
The
Determinants of
Capital
Structure: A
Study on
Cement Sector
of Pakistan
Analisis
regresi
data
panel
Likuiditas dan
profitabilitas memiliki
pengaruh negatif
signifikan terhadap
struktur modal.
Sedangkan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh
positif signifikan
terhadap struktur modal.
Ukuran perusahaan dan
struktur aktiva
berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap
struktur modal. Dan
non-debt tax shield
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap
struktur modal.
2. Nadeem
Ahmed Sheikh
Muhammad
Azeem Qureshi
(2017)
Determinants of
capital structure
of Islamic and
conventional
commercial
banks: evidence
from Pakistan
Analisis
regresi
data
panel
Pada Bank konvensional
profitabilitas,
pertumbuhan perusahaan
dan struktur aset
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
struktur modal.
Sedangkan ukuran
perusahaan berpengaruh
positif tidak signifikan
terhadap struktur modal,
dan earnings volatility
berpengaruh positif
signifikan terhadap
struktur modal. Pada
Bank syariah
40
No Peneliti/Tahun Judul Metode Hasil
profitabilitas dan
struktur aktiva
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
struktur modal.
Sedangkan ukuran
perusahaan berpengaruh
positif signifikan
terhadap struktur modal,
dan earnings volatility
berpengaruh negatif
terhadap struktur modal.
3. Amirul Akbar
Indra, Raden
Rustam
Hidayat, dan
Devi Farah
Azizah (2017)
Pengaruh
Struktur Aktiva,
Tingkat
Pertumbuhan
Penjualan dan
Kebijakan
Dividen
terhadap
Struktur Modal
(Studi pada
Perusahaan
Makanan dan
Minuman yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Periode 2010-
2014)
Analisis
regresi
linier
berganda
Struktur aktiva, tingkat
pеrtumbuhan pеnjualan
dan kеbijakan dividеn
sеcara bеrsama-sama
bеrpеngaruh signifikan
tеrhadap struktur modal.
Sеcara parsial hasil
pеnеlitian ini
mеnunjukkan bahwa
struktur aktiva
bеrpеngaruh signifikan
tеrhadap stuktur modal.
Sеdangkan tingkat
pеrtumbuhan pеnjualan
dan kеbijakan dividеn
bеrpеngaruh tidak
signifikan tеrhadap
struktur modal.
4. Rosy Dhingra
dan Kapil Dev
(2016)
Determinants of
Capital
Structure – A
Study of Oil
Industry in
India
Analisis
regresi
data
panel
Financial strength
berpengaruh positif
signifikan terhadap
struktur modal.
Sedangkan sisa variabel
yang lain yaitu
profitabilitas, struktur
aktiva, risiko bisnis dan
solvency berpengaruh
positif tidak signifikan
terhadap struktur modal.
5. Pacheco dan
Tavarez (2016)
Capital
Structure
Determinants of
Portuguese
Analsis
regresi
data
panel
Pertumbuhan penjualan,
pertumbuhan aktiva dan
structure ratio
berpengaruh positif
41
No Peneliti/Tahun Judul Metode Hasil
Footwear sector
SMEs:
Empirical
Evidence using
a Panel Data
signifikan terhadap
struktur modal.
Sedangkan profitabilitas
dan solvency
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
struktur modal. Ukuran
perusahaan dan Other
tax benefits besides debt
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap
struktur modal.
Likuiditas dan umur
perusahaan berpengaruh
negatif tidak signifikan
terhadap perusahaan.
6. Ditya Yudi
Primantara dan
Made Rusmala
Dewi (2016)
Pengaruh
Likuiditas,
Profitabilitas,
Risiko Bisnis,
Ukuran
Perusahaan dan
Pajak terhadap
Struktur Modal
Analisis
regresi
linier
berganda
Likuiditas, ukuran
perusahaan dan pajak
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
struktur modal.
Profitabilitas
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
struktur modal. Risiko
bisnis berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap struktur modal.
7.. Arief Indra
Wahyu
Setyawan dkk
(2016)
Pengaruh Firm
Size, Growth
Opportunity,
Profitability,
Business Risk,
Effective Tax
Rate, Asset
Tangibility,
Firm Age Dan
Liquidity
Terhadap
Struktur Modal
Perusahaan
(Studi pada
Perusahaan
Sektor Property
dan Real Estate
Analisis
regresi
linier
berganda
Firm size, profitability,
effective tax rate dan
firm age secara parsial
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
struktur modal, growth
opportunity, business
risk dan asset tangibility
secara parsial
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
struktur modal,
sedangkan liquidity
secara parsial tidak
berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal.
42
No Peneliti/Tahun Judul Metode Hasil
yang Terdaftar
di BEI Tahun
2009-2014).
8. Eni Yuliana
Wati dan
Budiyanto
(2015)
Pengaruh
Profitabilitas,
Pertumbuhan
Aset dan
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Struktur Modal
Analisis
regresi
linier
berganda
Profitabilitas
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
struktur modal.
Pertumbuhan aset
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap
struktur modal. Ukuran
perusahaan berpengaruh
negatif signifikan
terhadap struktur modal.
9. Sugeng
Haryanto
(2015)
Determinan
Struktur Modal
Bank
Analisis
regresi
linier
berganda
profitabilitas, growth
opportunity dan
likuiditas tidak
berpengaruh terhadap
struktur modal.
Sedangkan risiko,
ukuran perusahaan dan
umur perusahaan
berpengaruh terhadap
struktur modal bank.
Risiko dan ukuran
perusahaan berpengaruh
dengan arah positif,
sedangkan umur
perusahaan berpengaruh
dengan arah negatif.
10. Cahyani
Nuswandari
(2013)
Determinan
Struktur Modal
dalam
Perspektif
Pecking Order
Theory dan
Agency Theory
Analisis
regresi
linier
berganda
Profitabilitas dan risiko
bisnis berpengaruh
negatif signifikan
terhadap struktur modal.
Ukuran perusahaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
struktur modal. Peluang
pertumbuhan dan
kepemilikan manajerial
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
struktur modal.
Sumber: data yang diolah
43
D. Kerangka Pemikiran
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel dependen dan
variabel independen. Variabel dependen yang berupa struktur modal
perusahaan yang diproksi dengan DER, variabel independen yaitu
pertumbuhan aset, pertumbuhan penjuala, profitabilitas dan umur perusahaan.
Berdasarkan landasan teori, tujuan penelitian dan hasil penelitian
sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar
untuk merumuskan hipotesis, kerangka pemikiran yang digunakan untuk
menunjukkan pengaruh variabel independen baik secara parsial maupun
simultan terhadap struktur modal perusahaan properti yang terdaftar di BEI
periode 2011-2015.
44
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan Perusahaan Properti
yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015
Variabel Independen (X):
Pertumbuhan Aset (X1)
Pertumbuhan Penjualan (X2)
Profitabilitas (X3)
Umur Perusahaan (X4)
Variabel Dependen (Y):
Struktur Modal
Uji Asumsi Klasik:
Uji Normalitas
Uji Autokorelasi
Uji Multikolineritas
Uji Heteroskedastisitas
Uji Hipotesis:
Uji T
Uji F
Koefisien Determinasi (R2)
Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
Regresi Data Panel:
Common Effect
Fixed Effect
Random Effect
Uji chow
Uji Hausman
45
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini merupakan pernyataan
singkat yang disimpulkan dari tinjauan pustaka yaitu uraian sementara dari
permasalahan yang perlu di ujikan kembali. Suatu hipotesis akan diterima
jika hasil analisis data empiris membuktikan bahwa hipotesis tersebut benar,
begitu pula sebaliknya.
Maka dapat dihasilkan beberapa hipotesis sebagai berikut:
1. Parsial
H0 : bi = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan umur
perusahaan terhadap struktur modal.
Ha : bi ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan umur
perusahaan terhadap struktur modal.
2. Simultan
H0 : b1–b6 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan umur
perusahaan terhadap struktur modal.
Ha : b1–b6 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan umur
perusahaan terhadap struktur modal.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan umur
perusahaan memiliki pengaruh terhadap struktur modal baik secara parsial
maupun simultan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan laporan keuangan
perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia)
periode 2011-2015.
B. Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (2010), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
terntentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dengan kata lain, populasi merupakan keseluruhan dari objek
penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
sektor properti yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
Pemilihan populasi pada perusahaan properti dikarenakan struktur modal
pada perusahaan properti yang berfluktuatif dan masih sedikitnya penelitian
yang dilakukan mengenai perusahaan pada sektor properti di Indonesia.
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi, Sugiyono (2010). Tujuan dilakukannya sampling
dalam penelitian ini adalah karena jumlah atau populasi yang terlalu banyak,
47
sehingga keterbatasan peneliti untuk dapat meneliti populasi. Teknik
sampling atau pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan atau karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti. Dalam
penentuan sampel penelitian, peneliti menentukan beberapa kriteria sebagai
berikut:
1. Perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sebagai emiten selama periode penelitian yaitu dari tahun 2011-2015.
2. Perusahaan sektor properti yang sudah IPO atau go public sebelum tahun
2011.
3. Perusahaan sektor properti yang mempublikasikan laporan keuangan
periodik terkait variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
dengan lengkap selama periode penelitian yaitu dari tahun 2011-2015.
4. Perusahaan sektor properti yang tidak merugi selama tahun 2011-2015.
Tabel 3.1
Seleksi dan Pemilihan Sampel
No Kriteria Sampel Jumlah
1 Perusahaan properti yang terdaftar di BEI periode
2011-2015 49
2 Perusahaan properti yang belum IPO atau go public
sebelum tahun 2011 (10)
3 Perusahaan properti yang tidak mempublikasikan
laporan keuangan periodik terkait variabel yang
digunakan dengan lengkap pada periode 2011-2015
(13)
4 Perusahaan properti yang merugi selama tahun
2011-2015 (8)
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 18
Sumber: data yang diolah
48
Dalam penelitian ini jumlah perusahaan properti yang memenuhi kriteria
berjumlah 18 perusahaan. Perusahaan – perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1. APLN Agung Podomoro Land Tbk
2. ASRI Alam Sutera Realty Tbk
3. BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
4. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
5. CTRA Ciputra Development Tbk
6. DART Duta Anggada Realty Tbk
7. DILD Intiland Development Tbk
8. EMDE Megapolitan Developments Tbk
9. GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk
10. GPRA Perdana Gapuraprima Tbk
11. JRPT Jaya Real Property Tbk
12. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
13. LPCK Lippo Cikarang Tbk
14. LPKR Lippo Karawaci Tb
15. MTLA Metropolitan Land Tbk
16. PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk
17. PWON Pakuwon Jati Tbk
18. SMRA Summarecon Agung Tbk
Sumber: Data Idx yang diolah
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk
yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain yang sudah
dalam bentuk publikasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang
bersumber dari laporan keuangan perusahaan properti yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
49
Selain itu, peneliti juga menggunakan studi kepustakaan yaitu metode
yang dilakukan dengan memperoleh berbagai data dari buku-buku, jurnal-
jurnal yang dipublikasikan, laporan penelitian sebelumnya yang berkaitan
dengan pembahasan dalam ruang lingkup penelitian ini. Peneliti juga
menggunakan media elektronik dalam pengumpulan data, yaitu dengan
menggunakan koneksi internet dalam mengakses data yang dibutuhkan
selama penelitian.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi panel data, Menurut
Baltagi, (Baltagi, 2005:1) regresi panel data adalah penelitian yang
menggabungkan antara cross section seperti rumah tangga, negara,
perusahaan, dan sebagainya dengan periode waktu analisis ini bertujuan
untuk melihat adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen yang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
program Microsoft Excel untuk membantu dalam melakukan proses
perhitungan dan program statistik Eviews 9 dalam melakukan pengujian.
Untuk membuktikan hasil literatur dibutuhkan beberapa analisis terdahulu,
analisis tersebut diantaranya:
1. Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kuantitatif. Analisis deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena
atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek berupa individu,
organisasional, industri atau perspektif lain. (Nur, 2002:88) Sedangkan
50
metode kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan pada
pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian
dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
dependen variabel, independen variabel ataupun keduanya
mempunyai distribusi yang normal atau tidak. (Ghozali, 2009:160).
Sementara itu Suliyanto, (Suliyanto, 2011) mengatakan bahwa uji
normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang
telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak.
Dalam melakukan uji nromalitas, terdapat beberapa metode yaitu uji
normalitas dengan analisis grafik, uji normalitas dengan metode
signifikansi Skewness dan Kurtois, uji normalitas dengan Jarque-Bera
(JB Test) dan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Dalam
penelitian ini menggunakan uji normalitas metode signifikansi
Skewness dan Kurtois. Adapun persamaan uji normalitas dapat ditulis
sebagai berikut:
𝐽𝐵 = 𝑁 [𝑆
𝑘2
6+
(𝐾−3)2
24]
keterangan:
N : Banyaknya data
Sk : Skewness (kemencengan)
K :Kurtosis (peruncingan)
51
dengan:
𝐾 =�̂�4
�̂�22 =
1
𝑁∑ (𝑥−�̅�)4𝑁
𝑖=1
(1
𝑁∑ (𝑥1−�̅�2)𝑁
𝑖=1 )2
𝑆𝑘 =�̂�3
�̂�2
32⁄
=
1𝑁
∑ (𝑥 − �̅�)3𝑁𝑖=1
1𝑁
∑ (𝑥 − �̅�)3
2⁄𝑁𝑖=1
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Suliyanto, (Suliyanto, 2011) multikolinearitas merupakan
peristiwa dimana terjadi linier yang mendekat sempurna antar dua
variable bebas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atauu sempurna
diantara variable bebas atau tidak. menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Adanya
multikolinieritas atau korelasi yang tinggi antar variabel independen
dapat dideteksi dengan beberapa cara, salah satunya yaitu Tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF). Dalam penelitian ini
menggunakan uji multikolinieritas metode Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF) dimana nilai batas korelasi antar variabel
independen tidak lebih dari 0.90. (Ghazali, 2013:80) Adapun
persamaan uji multikolinearitas sebagai berikut:
𝑉𝐼𝐹 = 1
(1−𝑅12)
52
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Suliyanto, (Suliyanto, 2011) Heteroskedastisitas berarti
ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Uji
heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu
homoskedastisitas yaitu kesamaan varians dan residual. (Ghozali,
2009) Ada dua cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
yaitu metode grafik dan metode statistik. Metode grafik rellatif lebih
mudah dilakukan namun memiliki kelemahan yang cukup signifikan
karena jumlah pengamatan mempengaruhi tampilannya. Semakin
sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterprestasikan hasil
grafik plots. Sementara itu, metode statistic memiliki beberapa cara
dalam mendeteksi heteroskedastisitas diantaranya yaitu Glesjer,
White, Breusch-Pagan-Godfrey, Harvey, Park. Dalam penelitian ini,
cara yang digunakan dalam mendeteksi heteroskedastisitas adalah
metode statistik cara Uji White. Adapun persamaan deteksi
heteroskedastisitas dengan Uji White dapat ditulis sebagai berikut:
Yi= B1 + B2X2i + B3X3 + µi.
53
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi
dengan residual observasi lainnya. (Winarno, 2015:145) Uji
autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama lainnya.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data rentet waktu (time series) karena “gangguan”
pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi
“gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode
berikutnya. Pada data crossection (silang waktu), masalah
autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi
yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
(Ghazali, 2013:137) Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi diantaranya yaitu metode
Durbin-Watson (DW test), metode Lagrange Multiplier (LM test),
metode Breusch-Godfrey (B-G test) dan metode Run Test. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM test)
untuk mendeteksi autokorelasi. Adapun rumus uji autokorelasi secara
umum dapat dituliskan sebagai berikut:
54
y = β0 + β1x + u
Sementara itu, untuk deteksi autokorelasi dengan uji Lagrange
Multiplier (LM test) dapat ditulis persamaan sebagai berikut:
LM = (n – q)R2u
3. Model Estimasi Regresi Panel Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis regresi
panel data. Regresi panel data merupakan penelitian yang
menggabungkan antara cross section (data silang) dengan time series
(runtut waktu). Dalam menganalisis data menggunakan metode analisis
regresi panel data, diawali dengan melakukan pooling data dalam bentuk
workfile. Berikut ini langkah-langkah dalam estaimasi model regresi
panel data, diataranya yaitu: (Ghazali, 2013:252)
a. Model dengan Semua Koefisien Konstan terhadap Waktu dan
Individu (Common Effect)
Model seperti ini diakatakan sebagai model paling sederhana,
dimana pendekatannya mengabaikan dimensi waktu dan ruang yang
dimiliki oleh data panel. Metode yang digunakan untuk mengestimasi
dengan pendekatan ini seperti metode regresi OLS (Ordinary Least
Square). sehingga sering disebut pooled OLS atau common OLS
model.
Bila kita punya asumsi bahwa α dan ß akan sama (konstan) untuk
setiap data time series dan cross section, maka α dan ß dapat
diestimasi dengan model berikut: (Suliyanto, 2011:231)
55
Yit= β0 + β1X1it + β2X2it + εit
Keterangan :
i : unit cross section
t : periode waktu
b. Koefisien Slope Konstan tetapi Intersep Bervariasi Antar Individu
(Fixed Effect Model)
Pendekatan ini merupakan cara memasukkan “individualitas”
setiap perusahaan atau setiap unit cross-sectional adalah dengan
membuat intersep bervarisi untuk setiap perusahaan tetapi masih tetap
berasumsi bahwa koefisien slope konstan untuk setiap perusahaan.
Model regresinya sebagai berikut: (Suliyanto, 2011:234)
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4D1i + β5D2i +…..+ Ɛit
Keterangan :
i : unit cross section
t : periode waktu
Istilah Fixed Effect menunjukkan walaupun intersep mungkin
berbeda untuk setiap individu tetapi intersep setiap individu tersebut
tidak bervariasi terhadap waktu (time invariant). Dalam model ini juga
disumsikan bahwa koefisien slope tidak bervariasi baik terhadap
individu maupun waktu (konstan). Pemikiran inilah yang menjadi
dasar pemikiran pembentukan model tersebut.
56
c. Uji Chow
Uji chow bertujuan untuk memilih model terbaik antara model
Common Effect dengan Fixed Effect Model. Nilai yang harus
diperhatikan pada uji chow adalah nilai probabilitas dari F-Statistik.
Hipotesis yang digunakan dalam uji chow adalah sebagai berikut:
Ho : Common Effect Model (CEM)
Ha : Fixed Effect Model (FEM)
Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikasi
(5%), maka tolak Ho. Begitu pula sebaliknya jika nilai probabilitas F-
statistik lebih besar dari tingkat signifikasi (5%), maka menerima Ho.
Dasar penolakan terhadap hipotesis nol adalah dengan menggunakan
F-statistik seperti yang dirumuskan sebagai berikut:
𝐶ℎ𝑜𝑤 = (𝑅𝑅𝑆𝑆 − 𝑈𝑅𝑆𝑆) / (𝑁 − 1)
(𝑈𝑅𝑆𝑆) / (𝑁𝑇 − 𝑁 − 𝐾)
Keterangan:
RRSS :Restricted Residual Sum Square ( diperoleh dari estimasi
data panel dengan metode pooled least square ).
URSS :Unrestricted Residual Sum Square ( diperoleh dari estimasi
data panel dengan metode fixed effect ).
N : Jumlah data cross section
T : Jumlah data time series
K : Jumlah Variabel bebas
57
d. Model Efek Random (Random Effect)
Bila pada Model Efek Tetap, perbedaan antar-individu dan atau
waktu dicerminkan lewat intercept, maka pada Model Efek Random,
perbedaam tersebut diakomodasi lewat error. Teknik ini juga
memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang time
series dan cross section. Model persamaan regresinya sebagai berikut:
(Suliyanto, 2011:243)
Yit = α + α1DX1 it + α2DX2 it + α3DX3 it + α4DX4 it + α5DX5 it + ß1X1 it
ß2X2 it + γ1 (X1) + γ2 (X2) + γ3 (X3) + γ4 (X4) + γ5 + µit
Keterangan :
I : unit cross section
t : periode waktu
e. Uji Hausman
Uji Hausman bertujuan untuk memilih antara Fixed Effect Model
(FEM) atau Random Effect Model (REM). Nilai yang harus
diperhatikan pada uji hausman adalah nilai probabilitas dari Cross-
section random. Hipotesis yang digunakan dalam uji hausman adalah
sebagai berikut:
Ho : Random Effect Model (REM)
Ha : Fixed Effect Model (FEM)
Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikasi
0.005 (5%), maka menolak Ho. Begitu pula sebaliknya jika nilai
probabilitas F-statistik lebih besar dari tingkat signifikasi (5%), maka
58
menerima Ho. Adapun persamaan uji hausman dapat ditulis sebagai
berikut:
H=(βRE - βFE)1 (ΣFE – ΣRE)-1 (βRE – βFE)
keterangan:
βRE : Random Effect Estimator
βFE : Fixed Effect Estimator
ΣFE : Matriks Kovarians Fixed Effect
ΣRE : Matriks Kovarians Random Effect
4. Uji Signifikansi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji hipotesis, diantanya
adalah uji hipotesis secara bersama-sama atau simultan (uji f), uji
hipotesis secara individual parsial (uji t) dan uji koefisien determinasi
(R2).
a. Uji T (Secara Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara
variabel X dan Y, apakah variabel X1,X2,X3,X4 dan X5 benar benar
berpengaruh terhadap variabel Y secara individual atau parsial.
(Algifari, 2013). Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.
Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan thitung lebih besar
dari ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, sedangkan jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 dan thitung lebih besar dari ttabel maka
59
Ho di terima dan Ha ditolak. Sedangkan untuk menentukan ttabel
dengan cara dk = n-1 (jumlah sampel-1). (Ghozali, 2013).
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
secara parsial variabel pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan,
profitabilitas dan umur perusahaan dengan menggunakan uji t. Jika t
hitung lebih besar dari t table maka terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap struktur modal.
b. Uji F (secara simultan)
Uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi yang mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat. Jika nilai probabilitas < 0,05 dan F hitung > F tabel, maka
dapat dikatakan terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama
antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun jika nilai
probabilitas > 0,05 dan F hitung < F tabel, maka tidak terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas
terhadap variabel terikat. Sedangkan cara menggunakan F tabel yaitu
N1= Jumlah vaariabel (dependen+independen) – 1 dan N2 = jumlah
sampel – jumlah variabel (dependen+ independen). (Ghozali, 2013).
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
secara bersama-sama variabel pertumbuhan aset, pertumbuhan
penjualan, profitabilitas dan umur perusahaan terhadap variabel
struktur modal dengan menggunakan uji F. Jika F hitung lebih besar
60
dari F table maka terdapat pengaruh yang signifikan terhadap struktur
modal.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013). Adapun persamaan koefisien
determinasi dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑅2 = 𝐸𝑆𝑆
𝑇𝑆𝑆
keterangan:
R2 : koefisien determinasi
ESS : Explained Sum of Square
TSS : Total Sum of Square
5. Koefisien Persamaan Regresi Panel Data
Persamaan regresi ini bertujuan untuk memprediksi besarnya
keterikatan dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah
diketahui besarnya. (Santoso, 2010:163) Variabel-variabel yang terdiri
dari variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X). Variabel terikat terdiri
61
dari satu variabel, yaitu struktur modal, dan variabel bebas yang terdiri
dari Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Penjuaan, Profitabilitas dan Umur
Perusahaan. Dari variabel-variabel tersebut akan diteliti suatu analisa
apakah adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam analisis
regresi panel data.
𝒀𝒊𝒕 = 𝜷𝟎 + 𝜷𝟏𝑿𝟏𝒊𝒕 + 𝜷𝟐𝑿𝟐𝒊𝒕 + 𝜷𝟑𝑿𝟑𝒊𝒕 + 𝜷𝟒𝑿𝟒𝒊𝒕+∈
keterangan:
α : Konstanta
Yit : Struktur Modal (DER)
β0-β5: Koefisien Regresi
𝑋1𝑖𝑡 : Pertumbuhan Aset (ASSET_G)
𝑋2𝑖𝑡 : Pertumbuhan Penjualan (SALES_G)
𝑋3𝑖𝑡 : Profitabilitas (ROA)
𝑋4𝑖𝑡 : Umur perusahaan (AGE)
E. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel terikat (Dependent Variable) dan
variabel bebas (Independent Variable) Variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
(Sugiyono 2010)
62
Dalam Penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Struktur Modal.
Struktur modal adalah perimbangan antara jumlah hutang jangka pendek yang
bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.
𝐷𝐸𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Sedangkan variabel bebasnya adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan Aset
Pertumbuhan Aset dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan
persentase kenaikan atau penurunan penjualan dari suatu periode (t-1) ke
periode berikutnya (t).
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡 − 1
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡 − 1
2. Pertumbuhan penjualan
Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun
ke tahun secara periodik. Perhitungan pertumbuhan penjualan yaitu dari
hasil pengurangan penjualan tahun sekarang dengan penjualan tahun
sebelumnya yang kemudian dibagi dengan penjualan tahun sebelumnya.
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ = 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡 − 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡 − 1
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡 − 1
3. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
Ukuran profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return
On Asset (ROA) yaitu perbandingan laba setelah pajak dengan total aset
𝑅𝑂𝐴 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
63
4. Umur Perusahaan
Umur perusahaan adalah umur sejak berdirinya hingga perusahaan
telah mampu menjalankan operasinya (Purnianti dan Putra, 2016). Umur
perusahaan diberi simbol AGE. Umur perusahaan pada penelitian ini
dihitung dengan pengurangan logaritma natural antara tahun observasi
dengan tahun berdiri perusahaan. Rumus ini menggunakan skala rasio.
Umur perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐴𝐺𝐸 = 𝐿𝑛 (𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑂𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 − 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑑𝑖𝑟𝑖)
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek yang diteliti penulis pada penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan yang bergerak pada sektor properti selama periode 2011-2015.
Berikut adalah profil singkat masing-masing perusahaan yang menjadi objek
penelitian. (Sumber: www.idx.co.id)
1. PT Agung Podomoro Land Tbk.
Agung Podomoro Land Tbk (APLN) didirikan tanggal 30 Juli
2004 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004. Kantor
pusat APLN beralamat di APL Tower, Jl. Letjen S. Parman Kav. 28,
Jakarta Barat 11470 – Indonesia. Pada tanggal 1 Nopember 2010, APLN
memperoleh pernyataan efektif Bapepam – LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham APLN (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 6.150.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham
serta harga penawaran Rp365,- per saham. Pada tanggal 11 Nopember
2010, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
(Agungpodomoroland, 2017).
2. PT Alam Sutera Realty Tbk
PT Alam Sutera Realty Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal
3 Nopember 1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal oleh
Harjanto Tirtohadiguno beserta keluarga yang memfokuskan kegiatan
65
usahanya di bidang properti. Perusahaan mengganti nama menjadi PT
Alam Sutera Realty Tbk dengan akta tertanggal 19 September 2007 No.
71 dibuat oleh Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Pada 18
Desember 2007, Perusahaan menjadi perusahaan publik dengan
melakukan penawaran umum di Bursa Efek Indonesia. Setelah lebih dari
19 tahun sejak didirikan, Perusahaan telah menjadi pengembang properti
terintegrasi yang memfokuskan kegiatan usahanya dalam pembangunan
dan pengelolaan perumahan, kawasan komersial, kawasan industri, dan
juga pengelolaan pusat perbelanjaan, pusat rekreasi dan perhotelan.
(alamsuterarealty 2017)
3. PT Bekasi Asri Pemula Tbk
PT. Bekasi Asri Pemula Tbk, merupakan perusahaan pengembang
perumahan di wilayah Bekasi dan Pamulang dengan fokus segmen
konsumen pada golongan menengah untuk perumahan Bumi Serpong
Residen dan golongan bawah untuk perumahan Taman Alamanda dan
Alamanda Regency. Daerah tersebut merupakan daerah industri
sekaligus daerah perumahan sehingga target pasar yang ada telah sesuai
dengan fokus pelanggan yang menjadi target pasar Perseroan. Selain itu
dengan masih luasnya lahan di kedua daerah tersebut membuat Perseroan
masih mempunyai potensi yang luas untuk mengembangkan usahanya di
masa mendatang.
Perkembangan sektor perumahan sangat dipengaruhi oleh tingkat
inflasi serta suku bunga terutama suku bunga KPR (Kredit Pemilikan
66
Rumah). Sebagian besar pembeli rumah Perseroan, yang merupakan
penduduk dengan tingkat pendapatan menengah dan bawah, bergantung
pada fasilitan KPR untuk mendapat rumah produk Perseroan. Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008, Perseroan berkomitmen untuk
menciptakan nilai bagi pemegang saham, pelanggan dan masyarakat
dalam menjalankan usahanya dan tanggung jawab yang tinggi.
(bekasiasripemula 2017)
4. PT Bumi Serpong Damai Tbk
Bumi Serpong Damai Tbk (BSD City) (BSDE) didirikan 16
Januari 1984 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989.
Kantor pusat BSD City terletak di Sinar Mas Land Plaza, BSD Green
Office Park, Tangerang. Proyek real estat BSDE berupa Perumahan
Bumi Serpong Damai yang berlokasi di Kecamatan Serpong, Kecamatan
Legok, Kecamatan Cisauk dan Kecamatan Pagedangan, Propinsi Banten.
Pada tanggal 28 Mei 2008, BSDE memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
BSDE (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.093.562.000 dengan nilai
nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp550,- per saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tanggal 06 Juni 2008. (britama, 2012)
5. PT Ciputra Development Tbk
Ciputra Development Tbk (CTRA) didirikan 22 Oktober 1981
dengan nama PT Citra Habitat Indonesia dan memulai kegiatan usaha
67
komersialnya pada tahun 1984. Kantor pusat CTRA berlokasi di Ciputra
World 1 DBS Bank Tower Lantai 39, Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 3-5,
Jakarta 12940 – Indonesia. Ciputra Development Tbk mengembangkan
dan mengoperasikan 33 properti perumahan, pusat perbelanjaan, hotel,
apartemen, pergudangan kompleks dan lapangan golf di 20 kota besar di
seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Februari 1994, CTRA memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham CTRA (IPO) kepada masyarakat sebanyak
50.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga
penawaran Rp5.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Maret 1994.
(ciputradevelopment, 2017).
6. PT Duta Anggada Realty Tbk
PT Duta Anggada Realty Tbk didirikan pada tahun 1983.
Perusahaan ini berkedudukan di Plaza Chase Lantai 21, Jl. Jend.
Sudirman Kav. 21, Jakarta 12920. Perusahaan memulai aktivitasnya
kurang lebih 30 tahun lalu dengan membangun sebuah kompleks hunian
di Jakarta Selatan. Properti ini ditujukan untuk segmen pasar para
ekspatriat yang lebih memilih Jakarta Selatan sebagai lokasi hunian
mereka. Kompleks hunian prestisius bagi para ekspatriat ini merupakan
inovasi baru di kota Jakarta saat itu sehingga membawa keberhasilan
bagi Perusahan. Langkah awal ini kemudian diikuti dengan langkah-
langkah selanjutnya dengan membangun beberapa gedung perkantoran
68
dan pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan akan gedung
perkantoran dan pusat perbelanjaan yang terus meningkat sehingga pada
awal dekade 1990-an, Perusahaan memperoleh reputasi sebagai salah
satu perusahaan properti yang terkemuka di Indonesia.
(dutaanggadarealty, 2012).
7. PT Intiland Development Tbk
Mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia sejak 1991, Intiland
dikenal sebagai inovator dan penggagas tren di industri properti
Indonesia. Dalam beberapa tahun, Intiland mengembangkan banyak
gedung yang menjadi ikon nasional, melalui Intiland Tower dua gedung
kebanggaan di Jakarta dan Surabaya yang dirancang oleh Paul Rudolph,
Regatta, kondominium tepi pantai yang mewah di Pluit, Jakarta Utara
dan perkantoran terpadu South Quarter di Jakarta Selatan yang dirancang
oleh Tom Wright (perancang Burj Al Arab). Pengembangan kawasan
pemukiman utama di Surabaya, Graha Famili telah menjadi salah satu
kawasan perumahan paling prestisius. Saat ini, Intiland memiliki
portofolio produk properti beragam, termasuk kawasan pemukiman,
gedung perkantoran, apartemen, pengelolaan gedung, kawasan industri,
serta pengelolaan sarana olah raga dan golf. Intiland telah menjadi
pengembang properti dengan konsep gaya hidup yang terkemuka.
Intiland juga aktif berkontribusi kepada masyarakat. Perseroan
merupakan salah satu perusahaan pendiri konsil bangunan hijau
Indonesia (Green Building Council Indonesia), terlibat dalam konsorsium
69
PT Pembangunan Kota Tua Jakarta, dan salah satu perusahaan donatur
Indonesia Health Fund yang digalang oleh Bill & Melinda Gates
Foundation. Intiland memiliki program bantuan rumah yang ditujukan
bagi masyarakat berpendapatan rendah, Intiland Teduh. (intiland 2016)
8. PT Megapolitan Developments Tbk
PT Megapolitan Developments, Tbk didirikan pada tahun 1976 dan
ini merupakan keunggulan kami yang telah berkarya lebih dari tiga
dekade di bidang property telah membuktikan dengan mengembangkan
kawasan Cinere dari sebuah kawasan yang tidak diperhitungkan menjadi
sebuah kawasan yang terintegrated, modern, dan elit sehingga menjadi
tempat destinasi favorit kalangan menengah atas Jakarta. Dengan
berbagai produk yang telah di luncurkan hingga saat ini, mulai dari mall,
apartemen, ruko, kondotel, hingga rumah berbagai tipe, tidak membuat
kami berhenti untuk berkreasi dan selalu memikirkan produk yang
inovatif. Selain menyediakan berbagai jenis produk dalam berbagai
ragam desain, dalam segi harga kamipun sangat bervariatif, sehingga
produk kami dapat terjangkau oleh seluruh golongan masyarakat. Tim
manajemen profesional & berpengalaman. Didukung dengan Tim yang
berpengalaman & profesional di yakini perusahaan mampu
menyelaraskan langkahnya, maju dan berkembang, seiring
perkembangan jaman. (Megapolitan Developments, 2016).
70
9. PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk
Gowa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD) didirikan
tanggal 14 Mei 1991 dengan nama PT Gowa Makassar Tourism
Development Corporation dan memulai kegiatan usaha komersialnya
pada tanggal 21 Juni 1997. Kantor pusat GMTD berlokasi di Jalan Metro
Tanjung Bunga Mall GTC GA-9 No. 1B Tanjung Bunga, Makassar
90134, Sulawesi Selatan – Indonesia. Proyek real estate dan property
yang dikembangkan GMTD berlokasi di Kawasan Pariwisata Tanjung
Bunga, Makassar dan kawasan terpadu St. Moritz Makassar yang
berlokasi di Panakkukang, pusat kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pada
tahun 2000, GMTD memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GMTD (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 35.538.000 dengan nilai nominal Rp500,-
per saham dengan harga penawaran Rp575,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11
Desember 2000. (Britama, 2012)
10. PT Perdana Gapuraprima Tbk
Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) didirikan tanggal 21 Mei 1987
dengan nama PT Perdana Gapura Mas dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1994. Kantor pusat GPRA terletak di The
Bellezza, Permata Hijau, Jl. Arteri Permata Hijau No. 34, Jakarta 12210.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GPRA
bergerak dalam bidang pemborongan bangunan (kontraktor) dengan
71
memborong, melaksanakan, merencanakan serta mengawasi pekerjaan
pembangunan rumah-rumah dan gedung-gedung serta real estate
termasuk pembangunan perumahan, jual beli bangunan dan hak atas
tanahnya. Saat ini GPRA memiliki perumahan Bukit Cimangu Villa dan
Taman Raya Citayam berlokasi di Bogor dan perumahan Metro Cilegon,
Taman Raya Cilegon dan Anyer Pallazo berlokasi di Cilegon, serta
apartemen Kebagusan City berlokasi di Jakarta. (Britama, 2012).
11. PT Jaya Real Property Tbk
Jaya Real Property Tbk (JRPT) didirikan tanggal 25 Mei 1979 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1980. Kantor pusat
Jaya Property terletak di CBD Emerald Blok CE/A No. 1, Boulevard
Bintaro Jaya Tangerang – 15227, Banten dan proyek berlokasi di Jakarta
dan Tangerang. Kegiatan Jaya Real Property terutama adalah
pembangunan perumahan dan pengelolaan usaha properti, meliputi
pembebasan tanah, pengembang real estat, persewaan pusat perbelanjaan
dengan proyek Bintaro Jaya, Graha Raya, Bintaro Trade Center, Plaza
Bintaro Jaya, Plaza Slipi Jaya, Pasar Senen V, Pusat Grosir Senen Jaya,
Jembatan Multiguna Senen Jaya, Bintaro Jaya Xchange, Pasar Modern
dan Pengelola Kawasan Bintaro serta melakukan investasi pada anak
usaha dan asosiasi. (Britama, 2012).
12. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
PT Jababeka Tbk didirikan pada tahun 1989 dan merupakan
perusahaan pengembang kawasan industri terbuka pertama di Indonesia,
72
yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya sejak tahun 1994.
Pengembangan utama Perseroan adalah kota terpadu seluas 5.600 hektar,
Kota Jababeka di Cikarang, dengan penduduk sekitar 1 juta orang. Kota
Jababeka telah berkembang dari sebuah lahan hijau menjadi sebuah
komunitas. Kota ini terletak 35 kilometer sebelah timur Jakarta, berlokasi
strategis sepanjang koridor Bekasi - Cikampek, terdiri dari kawasan
industri untuk indutri ringan, menengah, dan otomotif. Kota Jababeka
dapat diakses dengan jalan tol dan kereta api dengan jarak tempuh 45
menit dari pusat bisnis Jakarta. Kota Jababeka adalah daerah pemukiman
dengan kawasan industri yang mandiri dimana kini telah mempunyai
sekitar 1.650 perusahaan nasional dan multinasional dari 30 negara
(diantaranya Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda,
Australia, Jepang, China, Taiwan, Singapura, Malaysia, dll) dan telah
mempekerjakan lebih dari 700.000 pekerja dan 4.300 ekspatriat.
(Jababeka, 2014)
13. PT Lippo Cikarang Tbk
Lippo Cikarang Tbk (LPCK) didirikan tanggal 20 Juli 1987 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tanggal 20 Mei 1989. Kantor
pusat LPCK berdomisili di Easton Commercial Center, Jalan Gunung
Panderman Kav. 05, Lippo Cikarang, Bekasi 17550 – Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LPCK
adalah pengembangan kota (urban development) yang meliputi
pengembangan kawasan perumahan dan industri, pembangunan
73
infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung, serta
melakukan investasi, baik langsung dan tidak langsung melalui anak
usaha maupun patungan dengan pihak-pihak lain. Kegiatan usaha utama
Lippo Cikarang adalah pembangunan kawasan industri, perumahan dan
apartemen, dan komersial (ruko, ruang pameran dan pusat perbelanjaan)
serta penyediaan jasa-jasa penunjang lainnya. Pada tanggal 27 Juni 1997,
LPCK memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham LPCK (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 108.588.000 dengan nilai nominal Rp500,- per
saham dengan harga penawaran Rp925,- per saham. (Britama 2012)
14. PT Lippo Karawaci Tbk
Lippo Karawaci Tbk (LPKR) didirikan tanggal 15 Oktober 1990
dengan nama PT Tunggal Reksakencana. Kantor pusat LPKR terletak di
Jl. Boulevard Palem Raya No. 7, Menara Matahari Lantai 22-23, Lippo
Karawaci Central, Tangerang 15811, Banten – Indonesia. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LPKR adalah dalam
bidang real estat, pengembangan perkotaan (urban development),
pembebasan/pembelian, pengolahan, pematangan, pengurugan dan
penggalian tanah; membangun sarana dan prasarana/infrastruktur;
merencanakan, membangun, menyewakan, menjual, dan mengusahakan
gedung-gedung, perumahan, perkantoran, perindustrian, perhotelan,
rumah sakit, pusat perbelanjaan, pusat sarana olah raga dan sarana
penunjang, termasuk tetapi tidak terbatas pada lapangan golf, klub-klub,
74
restoran, tempat-tempat hiburan lain, laboratorium medik, apotik beserta
fasilitasnya baik secara langsung maupun melalui penyertaan (investasi)
ataupun pelepasan (divestasi) modal; menyediakan pengelolaan kawasan
siap bangun, membangun jaringan prasarana lingkungan dan
pengelolaannya, membangun dan mengelola fasilitas umum, serta jasa
akomodasi. (Britama, 2012)
15. PT Metropolitan Land Tbk
Metropolitan Land Tbk (Metland) (MTLA) didirikan tanggal 16
Pebruari 1994 dan mulai beroperasi secara komersial pada Desember
1994. Kantor pusat Metland beralamat di Gedung Ariobimo Sentral Lt.
10, Jl. HR. Rasuna Said Blok X-2 Kav. 5, Jakarta 12950 – Indonesia.
Proyek-proyek MTLA, meliputi: residensial (Metland Menteng, Metland
Puri, Metland Cyber City, Metland Tambun, Metland Transyogi,
Metland Cileungsi dan Metland Cibitung.), pusat perbelanjaan (Mal
Metropolitan, Grand Metropolitan dan Plaza Metropolitan), hotel
(Horison Bekasi, Horison Seminyak, @HOM Tambun dan Metland
Hotel Cirebon), gedung perkantoran dan apartemen (M Gold Tower).
(britama, 2012)
16. PT Plaza Indonesia Realty Tbk
Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) didirikan dengan nama PT
Bimantara Eka Santosa pada 05 Nopember 1983 dan mulai beroperasi
secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusat PLIN The Plaza Office
Tower Lt. 10, Jl. MH. Thamrin Kav. 28-30, Jakarta Pusat. Selain itu,
75
PLIN juga mengembangkan usaha properti melalui anak usaha, yakni PT
Plaza Indonesia Jababeka, PT Plaza Nusantara Realti, PT Plaza Indonesia
Urban (sebelumnya bernama PT Citra Asri Property) dan PT Sarana
Mitra Investama (SMI). Dimana SMI secara tidak langsung memiliki PT
Plaza Lifestyle Prima, perusahaan pemilik dan pengelola fX Sudirman
(pusat gaya hidup). (britama, 2012)
17. PT Pakuwon Jati Tbk
Pakuwon Jati Tbk (PWON) didirikan tanggal 20 September 1982
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada bulan Mei 1986. Kantor
Jakarta Pakuwon terletak di Gandaria 8 Office Tower, Lantai 32, Jl.
Sultan Iskandar Muda 8, Jakarta Selatan 12240 – Indonesia dan kantor
Surabaya berlokasi di Eastcoast Center Lt. 5, Pakuwon Town Square –
Pakuwon City, Jl. Kejawan Putih Mutiara No. 17, Surabaya 60112 –
Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan PWON bergerak dalam bidang pengusahaan 1). pusat
perbelanjaan (Tunjungan Plaza, Supermall Pakuwon Indah, Royal Plaza,
Blok M Plaza), 2). pusat perkantoran (Menara Mandiri, Gandaria 8
Office dan Eighty8), 3). hotel dan apartemen (Sheraton Surabaya Hotel
& Towers, Somerset dan Ascott Waterplace), serta 4). real estat
(Pakuwon City (dahulu Perumahan Laguna Indah), Gandaria City dan
kota Kasablanka). (britama, 2012).
76
18. PT Summarecon Agung Tbk
Summarecon Agung Tbk (SMRA) didirikan tanggal 26 November
1975 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Kantor
pusat SMRA berkedudukan di Plaza Summarecon, Jl. Perintis
Kemerdekaan Kav. No. 42, Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMRA bergerak dalam bidang
pengembangan real estat, penyewaan properti dan pengelolaan fasilitas
rekreasi dan restoran. Saat ini, Summarecon mengembangkan 3 proyek
pembangunan kota terpadu yaitu kawasan Summarecon Kelapa Gading,
Summarecon Serpong dan Summarecon Bekasi. Pada tanggal 1 Maret
1990, SMRA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana SMRA kepada masyarakat
sebanyak. (Britama, 2012).
B. Pengujian dan Pembahasan
1. Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu: Pertumbuhan Aset,
Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan Umur Perusahaan. Sedangkan
variabel dependennya adalah Struktur modal (Debt to Equity Ratio) yang
diambil selama periode tahun 2011-2015. Data yang dikelola oleh peneliti
merupakan data yang tersedia di Bursa Efek Indonesia (BEI). Deskriptif
variabel bertujuan untuk mengetahui perkembangan perusahaan selama
tahun penelitian dengan menggunakan tolak ukur rata-rata setiap variabel.
Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
77
a. Pertumbuhan Aset
Gambar 4.1
Pertumbuhan Aset tahun 2011-2015
Sumber: data yang diolah
Tabel 4.1
Data Pertumbuhan Aset tahun 2011-2015
Kode 2011 2012 2013 2014 2015 rata-rata
APLN 0,391 0,409 0,295 0,204 0,037 0,267
ASRI 0,309 0,822 0,318 0,173 0,105 0,346
BAPA 0,086 0,074 0,104 0,003 -0,002 0,053
BSDE 0,093 0,310 0,347 0,246 0,280 0,256
CTRA 0,229 0,304 0,339 0,158 0,056 0,217
DART 0,602 0,046 0,111 0,073 0,122 0,191
DILD 0,238 0,070 0,236 0,196 0,143 0,176
EMDE 0,351 -0,037 0,059 0,256 0,014 0,129
GMTD 0,357 0,849 0,452 0,166 -0,164 0,332
GPRA 0,044 0,060 0,017 0,139 0,037 0,059
JRPT 0,239 0,224 0,233 0,085 0,134 0,183
KIJA 0,678 0,264 0,166 0,030 0,145 0,257
LPCK 0,223 0,387 0,361 0,118 0,271 0,272
LPKR 0,130 0,362 0,259 0,206 0,094 0,210
MTLA 0,497 0,165 0,406 0,147 0,114 0,266
PLIN -0,045 -0,067 0,045 0,101 0,028 0,012
PWON 0,166 0,317 0,229 0,804 0,120 0,327
SMRA 0,319 0,343 0,256 0,126 0,220 0,253
rata-rata 0,273 0,272 0,235 0,179 0,097 0,211
Sumber: data yang diolah
0,000
0,050
0,100
0,150
0,200
0,250
0,300
0,350
0,400
rata-rata
78
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan aset
tahun 2011-2015 tertinggi antar perusahaan sektor properti dimiliki
oleh perusahaan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) sebesar 0,346
dan pertumbuhan aset terendah dimiliki oleh perusahaan PT Plaza
Indonesia Realty Tbk (PLIN) sebesar 0,012. Sedangkan jika dilihat
dari rata-rata pertumbuhan aset setiap tahunnya periode 2011-2015.
Pertumbuhan aset terbaik terjadi pada tahun 2011 sebesar 0,273 dan
pertumbuhan aset terburuk terjadi pada tahun 2015 sebesar 0,097.
Dapat dilihat seberapa besar pertumbuhan aset (Asset Growth)
mempengaruhi struktur modal dimana perusahaan yang tumbuh pesat
dengan tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi cenderung
mengandalkan modal dari luar perusahaan.
b. Pertumbuhan Penjualan
Gambar 4.2
Pertumbuhan Penjualan Tahun 2011-2015
Sumber: data yang diolah
-0,100
0,000
0,100
0,200
0,300
0,400
0,500
rata-rata
79
Tabel 4.2
Data Pertumbuhan PenjualanTahun 2011-2015
Kode 2011 2012 2013 2014 2015 rata-rata
APLN 0,972 0,226 0,045 0,081 0,127 0,290
ASRI 0,746 0,771 0,506 -0,014 -0,233 0,355
BAPA -0,438 -0,178 0,595 0,132 -0,469 -0,072
BSDE 0,133 0,328 0,540 -0,030 0,114 0,217
CTRA 0,287 0,525 0,528 0,250 -0,513 0,215
DART 0,200 1,020 -0,019 0,553 -0,346 0,282
DILD 0,114 0,344 0,196 0,214 0,200 0,214
EMDE -0,387 0,095 1,065 0,383 0,045 0,240
GMTD 0,597 0,268 0,255 0,052 0,008 0,236
GPRA 0,259 -0,084 0,455 0,090 -0,264 0,091
JRPT 0,155 0,234 0,194 0,472 0,110 0,233
KIJA 0,922 0,220 0,956 0,022 0,122 0,448
LPCK 1,230 0,123 0,311 0,350 0,183 0,439
LPKR 0,341 0,470 0,082 0,748 -0,253 0,278
MTLA 0,634 0,253 0,260 0,307 -0,026 0,286
PLIN 0,121 0,880 -0,185 0,092 0,081 0,198
PWON 0,204 0,465 0,399 0,278 0,194 0,308
SMRA 0,387 0,468 0,182 0,303 0,054 0,279
rata-rata 0,360 0,357 0,354 0,238 -0,048 0,252
Sumber: data yang diolah
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan penjualan
tahun 2011-2015 tertinggi pada perusahaan sektor properti dimiliki
oleh perusahaan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) sebesar
0,448 dan pertumbuhan penjualan terendah dimiliki oleh perusahaan
PT Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA) sebesar -0,072. Sedangkan jika
dilihat dari rata-rata pertumbuhan penjualan setiap tahunnya periode
2011-2015, pertumbuhan penjualan terbaik terjadi pada tahun 2011
sebesar 0,360 dan pertumbuhan penjualan terburuk terjadi pada tahun
2015 sebesar -0,048.
80
Bagi perusahaan dengan tingkat penjualan dan laba yang tinggi
kecenderungan perusahaan tersebut menggunakan hutang sebagai
sumber dana eksternal yang lebih besar dibandingkan perusahaan-
perusahaan yang tingkat penjualannya rendah. (Brigham dan Houston,
2009).
c. Profitabilitas
Gambar 4.3
Profitabilitas Tahun 2011-2015
Sumber: data yang diolah
0,000
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
rata-rata
81
Tabel 4.3
Data Profitabilitas Tahun 2011-2015
Kode 2011 2012 2013 2014 2015 rata-rata
APLN 6,350 5,540 4,730 4,150 4,547 5,063
ASRI 10,033 11,110 6,170 6,950 3,660 7,585
BAPA 3,990 2,820 2,860 4,000 0,788 2,892
BSDE 7,914 8,825 12,873 14,205 6,528 10,069
CTRA 4,290 5,650 7,030 7,710 2,780 5,492
DART 1,550 4,210 3,790 7,980 3,097 4,125
DILD 2,590 3,290 4,380 4,800 4,073 3,827
EMDE 0,270 0,470 3,620 3,820 5,123 2,661
GMTD 10,070 7,150 7,020 7,870 9,301 8,282
GPRA 3,630 4,300 7,990 6,040 4,631 5,318
JRPT 8,488 9,830 10,250 12,310 11,570 10,490
KIJA 5,827 6,470 2,470 6,580 3,540 4,977
LPCK 12,620 14,370 15,320 19,590 16,707 15,721
LPKR 4,459 5,320 5,090 8,300 2,480 5,130
MTLA 9,053 12,020 10,300 11,640 6,680 9,939
PLIN 1,960 5,942 0,808 7,899 5,988 4,519
PWON 6,589 10,130 12,220 15,500 7,460 10,380
SMRA 4,799 7,280 8,020 9,020 5,670 6,958
rata-rata 5,805 6,929 6,941 8,798 5,812 6,857
Sumber: data yang diolah
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata profitabilitas tahun
2011-2015 tertinggi pada perusahaan sektor property dimiliki oleh
perusahaan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) sebesar 15,721 dan
profitabilitas terendah dimiliki oleh perusahaan PT Megapolitan
Developments Tbk (EMDE) sebesar 2,661. Sedangkan jika dilihat dari
rata-rata profitabilitas setiap tahunnya periode 2011-2015,
profitabilitas terbaik terjadi pada tahun 2014 sebesar 9,798 dan
profitabilitas terburuk terjadi pada tahun 2011 sebesar 5,805.
Semakin tinggi nilai ROA suatu perusahaan, maka semakin tinggi
kemampuan perusahaan dalam mendanai kegiatan investasi
82
perusahaan jangka panjang (Elly Astuti, 2014). Dengan demikian,
perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi berarti
mampu dalam mengelola aset dengan baik, sehingga akan
memudahkan perusahaan dalam melakukan pembayaran hutang.
d. Umur Perusahaan
Gambar 4.4
Umur Perusahaan Tahun 2011-2015
Sumber: data yang diolah
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
rata-rata
83
Tabel 4.4
Data Umur Perusahaan Tahun 2011-2015
Kode 2011 2012 2013 2014 2015 rata-rata
APLN 1,946 2,079 2,197 2,303 2,398 2,185
ASRI 2,890 2,944 2,996 3,045 3,091 2,993
BAPA 2,890 2,944 2,996 3,045 3,091 2,993
BSDE 3,296 3,332 3,367 3,401 3,434 3,366
CTRA 3,401 3,434 3,466 3,497 3,526 3,465
DART 3,332 3,367 3,401 3,434 3,466 3,400
DILD 3,332 3,367 3,401 3,434 3,466 3,400
EMDE 3,555 3,584 3,611 3,638 3,664 3,610
GMTD 2,996 3,045 3,091 3,135 3,178 3,089
GPRA 3,178 3,219 3,258 3,296 3,332 3,257
JRPT 3,466 3,497 3,526 3,555 3,584 3,525
KIJA 3,091 3,135 3,178 3,219 3,258 3,176
LPCK 3,178 3,219 3,258 3,296 3,332 3,257
LPKR 3,045 3,091 3,135 3,178 3,219 3,134
MTLA 2,833 2,890 2,944 2,996 3,045 2,942
PLIN 3,332 3,367 3,401 3,434 3,466 3,400
PWON 3,367 3,401 3,434 3,466 3,497 3,433
SMRA 3,584 3,611 3,638 3,664 3,689 3,637
rata-rata 3,151 3,196 3,239 3,280 3,319 3,237
Sumber: data yang diolah
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata Umur Perusahaan
tahun 2011-2015 tertinggi pada perusahaan sektor properti dimiliki
oleh perusahaan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) sebesar 3,637
dan Umur Perusahaan terendah dimiliki oleh perusahaan PT Agung
Podomoro Land Tbk (APLN) sebesar 2,185. Sedangkan jika dilihat
dari rata-rata Umur Perusahaan setiap tahunnya periode 2011-2015,
Umur Perusahaan terbaik terjadi pada tahun 2015 sebesar 3,319 dan
Umur Perusahaan terburuk terjadi pada tahun 2011 sebesar 3,151.
Perusahaan yang sudah lama berdiri akan mengurangi jumlah
pemakaian hutang cenderung memilih dana yang berasal dari internal.
84
e. Debt to Equity Ratio
Gambar 4.5
Debt to Equity Ratio Tahun 2011-2015
Sumber: data yang diolah
Tabel 4.5
Debt to Equity Ratio Tahun 2011-2015
Kode 2011 2012 2013 2014 2015 rata-rata
APLN 1,150 1,390 1,730 1,800 1,707 1,555
ASRI 1,156 1,310 1,710 1,660 1,830 1,533
BAPA 0,830 0,820 0,900 0,770 0,741 0,812
BSDE 0,549 0,266 0,683 0,523 0,630 0,530
CTRA 0,510 0,770 1,060 1,040 1,080 0,892
DART 0,830 0,510 0,630 0,580 0,674 0,645
DILD 0,500 0,540 0,840 1,010 1,157 0,809
EMDE 0,690 0,690 0,680 0,960 0,812 0,766
GMTD 1,810 2,850 2,240 1,290 1,299 1,898
GPRA 0,900 0,860 0,660 0,710 0,662 0,758
JRPT 1,149 1,250 1,300 1,090 0,830 1,124
KIJA 0,598 0,780 0,970 0,820 0,960 0,826
LPCK 1,490 1,310 1,120 0,610 0,507 1,007
LPKR 0,941 1,170 1,210 1,140 1,180 1,128
MTLA 0,279 0,300 0,610 0,600 0,640 0,486
PLIN 0,842 0,770 0,911 0,921 0,941 0,877
PWON 1,421 1,410 1,270 1,020 0,990 1,222
SMRA 2,270 1,850 1,930 1,570 1,490 1,822
rata-rata 0,995 1,047 1,136 1,006 1,007 1,038
Sumber: data yang diolah
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
2,000
rata-rata
85
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata Debt to Equity Ratio
tahun 2011-2015 tertinggi pada perusahaan sektor properti dimiliki
oleh perusahaan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk
(GMTD) sebesar 1,898 dan Debt to Equity Ratio terendah dimiliki
oleh perusahaan PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) sebesar 0,486.
Sedangkan jika dilihat dari rata-rata Debt to Equity Ratio setiap
tahunnya periode 2011-2015, Debt to Equity Ratio terbaik terjadi pada
tahun 2013 sebesar 1,136 dan Debt to Equity Ratio terburuk terjadi
pada tahun 2011 sebesar 0,995.
Perusahaan dinilai berisiko apabila memiliki porsi hutang yang
besar dalam struktur modalnya, namun sebaliknya apabila perusahaan
menggunakan hutang yang kecil atau tidak sama sekali maka
perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal
eksternal yang dapat meningkatkan operasional perusahaan. Ketika
perusahaan menggunakan hutang yang terus meningkat maka akan
semakin besar kewajibannya. perusahaan yang memiliki struktur
modal dengan perhitungan Debt to Equity Ratio yang merupakan
gambaran pengguna hutang suatu perusahaan dalam mendanai
kegiatan operasionalnya, yaitu perusahaan yang menggunakan hutang
tidak lebih dari modal sendiri dari suatu perusahaan, atau
perbandingannya kurang dari sama dengan 1, maka perusahaan
tersebut memiliki struktur modal yang dianggap baik.
86
2. Uji Dasar Asumsi Klasik
Menurut Gujarati (2004), umumnya data panel melanggar asumsi
heteroskedastisitas dan autokorelasi. Kedua pelanggaran asumsi regresi
klasik tersebut berasal dari data jenis corss-section (heteroskedastisitas)
dan time series (autokorelasi), sehingga diperbolehkan untuk data panel
melanggar asumsi tersebut. Akan tetapi pada penelitian ini tetap digunakan
empat uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi dengan menggunakan Eviews 9.0,
hasilnya sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Gambar 4.6
Hasil Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2
Series: ResidualsSample 1 90Observations 90
Mean -2.43e-16Median -0.038992Maximum 1.266702Minimum -1.011754Std. Dev. 0.444682Skewness 0.568346Kurtosis 3.323586
Jarque-Bera 5.237909Probability 0.072879
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan tabel uji normalitas di atas dapat diketahui bahwa
nilai probability JB lebih > 0.05 (0.072879>0.05) sehingga dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
87
b. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikoleniaritas
ASSET_G SALES_G ROA AGE
ASSET_G 1.000000 0.297797 0.306471 -0.185867
SALES_G 0.297797 1.000000 0.286906 -0.090780
ROA 0.306471 0.286906 1.000000 0.044588
AGE -0.185867 -0.090780 0.044588 1.000000
Sumber : data yang diolah
Dari tabel diatas terlihat bahwa hubungan antara variabel
independen tidak ada yang menunjukkan nilai korelasi > 0,85
sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam
penelitian ini terbebas dari multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.7
Grafik Uji Heteroskedastisitas
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.00.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Residual Actual Fitted
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa grafik tidak
membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa data
tersebut tidak bersifat heteroskedastisitas. Selain dengan
menggunakan grafik, untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas
88
juga dapat digunakan dengan mengunakan uji statistik yaitu dengan
menggunakan uji white. Berikut ini hasil uji heteroskedastis
menggunakan metode uji white:
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.351304 Prob. F(14,75) 0.1990
Obs*R-squared 18.12899 Prob. Chi-Square(14) 0.2010
Scaled explained SS 21.39990 Prob. Chi-Square(14) 0.0918
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan tabel uji heteroskedatis dengan mengunakan uji
statistik di atas dapat diketahui bahwa probability chi-square sebesar
0.2010>0.05, dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0
diterima maka hasil uji white tersebut menunjukkan tidak adanya
masalah heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 34.22432 Prob. F(2,83) 0.0000
Obs*R-squared 40.67635 Prob. Chi-Square(2) 0.0000
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi di atas dapat diketahui
bahwa nilai probability Chi-Square < 0.05 (0.0000<0.05) maka dapat
disimpulkan bahwa terjadi gejala autokorelasi dalam model. Untuk
mengatasi adanya gejala autolokerasi, penulis menggunakan metode
89
Diferensial. (Ghozali, 2013). Berikut ini hasil pengolahan dengan
metode Diferensial:
Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi Metode Diferensial
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.183443 Prob. F(2,82) 0.3114
Obs*R-squared 2.496867 Prob. Chi-Square(2) 0.2870
Sumber : data yang diolah
Berdasarkan dari tabel tersebut, hasil uji autokorelasi dengan
metode diferensial dapat dilihat nilai Prob.F sebesar 0,3114, dimana
nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat masalah autokorelasi dalam penelitian ini.
3. Estimasi Model Data Panel
Dari analisa model panel data dikenal tiga macam pendekatan estimasi
yaitu pendekatan kuadrat terkecil atau Common Effect Model (CEM),
pendekatan efek tetap atau Fixed Effect Model (FEM) dan pendekatan efek
acak atau Random Effect Model (REM).
a. Common Effect Model (CEM)
Langkah pertama dilakukan pengolahan data menggunakan
pendekatan Common Effect Model (CEM) secara sederhana
menggabungkan (pooled) seluruh data times series dan cross section,
kemudian mengestimasikan model dengan menggunakan metode
Ordinary Least Square (OLS) sebagai salah satu syarat melakukan
Uji-F Restricted. Hasil pengolahan menggunakan program Eviews 9.0
didapatkan hasil analisis data sebagai berikut:
90
Tabel 4.10
Regresi Data Panel Common Effect Model (CEM)
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled Least Squares
Date: 08/02/17 Time: 18:56
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 18
Total pool (balanced) observations: 90 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ASSET_G? 1.020802 0.290971 3.508264 0.0007
SALES_G? -0.053547 0.157957 -0.338998 0.7354
ROA? -0.005917 0.014114 -0.419236 0.6761
AGE? 0.266464 0.032260 8.260010 0.0000 R-squared 0.018908 Mean dependent var 1.038420
Adjusted R-squared -0.015316 S.D. dependent var 0.472751
S.E. of regression 0.476357 Akaike info criterion 1.398128
Sum squared resid 19.51478 Schwarz criterion 1.509231
Log likelihood -58.91578 Hannan-Quinn criter. 1.442932
Durbin-Watson stat 0.345557
Sumber: data yang diolah
b. Fixed Effect Model (FEM)
Langkah kedua dilakukan pengolahan data menggunakan
pendekatan Fixed Effect Model (FEM) untuk membandingkan dengan
metode Common Effect Model (CEM). Hasil pengolahan
menggunakan program Eviews 9.0 didapatkan hasil analisis data
sebagai berikut:
91
Tabel 4.11
Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM)
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled Least Squares
Date: 08/02/17 Time: 18:58
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 18
Total pool (balanced) observations: 90 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.539387 1.550562 -1.637721 0.1061
ASSET_G? 0.563218 0.178170 3.161119 0.0023
SALES_G? 0.083180 0.093268 0.891838 0.3756
ROA? -0.047699 0.013712 -3.478533 0.0009
AGE? 1.163159 0.477145 2.437750 0.0174
Fixed Effects (Cross)
APLN--C 1.620655
ASRI--C 0.728502
BAPA--C -0.015915
BSDE--C -0.527474
CTRA--C -0.476787
DART--C -0.704666
DILD--C -0.540795
EMDE--C -0.858954
GMTD--C 1.032674
GPRA--C -0.277510
JRPT--C -0.059488
KIJA--C -0.274023
LPCK--C 0.319110
LPKR--C 0.125758
MTLA--C -0.095771
PLIN--C -0.346482
PWON--C 0.053787
SMRA--C 0.297379 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.806212 Mean dependent var 1.038420
Adjusted R-squared 0.746365 S.D. dependent var 0.472751
S.E. of regression 0.238087 Akaike info criterion 0.176229
Sum squared resid 3.854623 Schwarz criterion 0.787294
Log likelihood 14.06968 Hannan-Quinn criter. 0.422647
F-statistic 13.47134 Durbin-Watson stat 1.252159
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data yang diolah
Setelah melakukikan uji chow, dilakukan pengolahan data dengan
metode pendekatan Random Effect Model (REM) untuk dibandingkan
92
dengan Fixed Effect Model (FEM). Tabel diatas merupakan hasil
pengolahan program Eviews 9.0.
c. Uji Chow
Untuk memilih metode data panel yang digunakan, perlu dilakukan
Uji Chow untuk memilih antara Common Effect Model (CEM) atau
Fixed Effect Model (FEM). Di bawah ini adalah hasil Uji Chow,
sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: PERUSAHAAN
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 14.262827 (17,68) 0.0000
Cross-section Chi-square 136.671598 17 0.0000
Sumber: data yang diolah
Nilai yang harus diperhatikan pada uji chow adalah nilai
probabilitas dari F-Statistik. Hipotesis yang digunakan dalam uji chow
adalah sebagai berikut:
Ho : Common Effect Model (CEM)
Ha : Fixed Effect Model (FEM)
Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi
(5%), maka tolak Ho. Hasil uji Chow menunjukan nilai probabilitas F-
statistik model adalah 0.0000 maka menolak Ho, dengan demikian
metode data panel yang tepat antara Common Effect Model (CEM)
dengan Fixed Effect Model (FEM) adalah Fixed Effect Model (FEM).
93
d. Random Effect Model (REM)
Tabel 4.13
Regresi Data Panel Random Effect Model (REM)
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/02/17 Time: 19:01
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 18
Total pool (balanced) observations: 90
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.660072 0.824366 0.800703 0.4255
ASSET_G? 0.462638 0.167247 2.766200 0.0070
SALES_G? -0.015826 0.085847 -0.184349 0.8542
ROA? -0.032995 0.012333 -2.675387 0.0090
AGE? 0.157810 0.251149 0.628351 0.5315
Random Effects (Cross)
APLN--C 0.557083
ASRI--C 0.462186
BAPA--C -0.233031
BSDE--C -0.412846
CTRA--C -0.214553
DART--C -0.464763
DILD--C -0.315756
EMDE--C -0.401349
GMTD--C 0.812982
GPRA--C -0.247663
JRPT--C 0.160638
KIJA--C -0.263480
LPCK--C 0.217160
LPKR--C 0.046415
MTLA--C -0.399178
PLIN--C -0.161249
PWON--C 0.201376
SMRA--C 0.656029 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.389747 0.7282
Idiosyncratic random 0.238087 0.2718 Weighted Statistics R-squared 0.126755 Mean dependent var 0.273660
Adjusted R-squared 0.085662 S.D. dependent var 0.260028
S.E. of regression 0.248641 Sum squared resid 5.254906
F-statistic 3.084536 Durbin-Watson stat 0.900148
Prob(F-statistic) 0.020118 Unweighted Statistics
94
R-squared -0.019101 Mean dependent var 1.038420
Sum squared resid 20.27083 Durbin-Watson stat 0.233350
Sumber: data yang diolah
e. Uji Hausman
Untuk memilih metode data panel yang digunakan, perlu dilakukan
lagi Uji Hausman untuk memilih antara Fixed Effect Model (FEM)
atau Random Effect Model (REM). Di bawah ini adalah hasil Uji
Hausman, diantaranya sebagai berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: PERUSAHAAN
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 11.702621 4 0.0197
Sumber: data yang diolah
Nilai yang harus diperhatikan pada uji hausman adalah nilai
probabilitas dari Cross-section random. Hipotesis yang digunakan
dalam uji hausman adalah sebagai berikut:
Ho : Random Effect Model (REM)
Ha : Fixed Effect Model (FEM)
Jika nilai probabilitas < 0.05, maka menolak Ho, sebaliknya jika
nilai probabilitas > 0.05 maka menerima Ho. Nilai probabilitas
statistik hausman model adalah 0.0197, dengan demikian metode data
panel yang tepat antara Random Effect Model (REM) dengan Fixed
Effect Model (FEM) adalah Fixed Effect Model (FEM). Hal ini
95
dikarenakan hasil uji hausman menunjukkan tingkat signifikasi di
bawah 0.05 sehingga kesimpulan yang diambil adalah menolak Ho
dan model yang dipilih adalah Fixed Effect Model (FEM).
4. Uji Signifikansi
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Jika probabilitas <
0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga disimpulkan bahwa
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Sedangkan apabila probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.
Uji hipotesis secara parsial dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.15
Uji T
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled Least Squares
Date: 08/02/17 Time: 18:58
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 18
Total pool (balanced) observations: 90 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.539387 1.550562 -1.637721 0.1061
ASSET_G? 0.563218 0.178170 3.161119 0.0023
SALES_G? 0.083180 0.093268 0.891838 0.3756
ROA? -0.047699 0.013712 -3.478533 0.0009
AGE? 1.163159 0.477145 2.437750 0.0174
Sumber: data yang diolah
96
1) Pengaruh pertumbuhan aset (ASSET_G) terhadap Struktur Modal
(DER)
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas
menunjukkan nilai coefficient pertumbuhan aset sebesar 0.563218
menunjukkan bahwa arah koefisien positif, sedangkan
probabilitas pertumbuhan aset sebesar 0.0023<0.05 sehingga H0
ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan aset memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur
modal.
2) Pengaruh Pertumbuhan Penjualan (Sales_G) terhadap Struktur
Modal (DER)
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas
menunjukkan nilai coefficient Pertumbuhan Penjualan (Sales_G)
sebesar 0.083180 menunjukkan bahwa arah koefisien positif,
sedangkan probabilitas Pertumbuhan Penjualan (Sales_G) sebesar
0.3756>0.05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Maka dapat
disimpulkan bahwa Pertumbuhan Penjualan (Sales_G) tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.
3) Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap Struktur Modal (DER)
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas
menunjukkan nilai coefficient Profitabilitas (ROA) sebesar -
0.047699 menunjukkan bahwa arah koefisien negatif, sedangkan
probabilitas Profitabilitas (ROA) sebesar 0.0009<0.05 sehingga H0
97
ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
Profitabilitas (ROA) memiliki pengaruh signifikan terhadap
Struktur Modal.
4) Pengaruh Umur Perusahaan (Age) terhadap Struktur Modal (DER)
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas
menunjukkan nilai coefficient Umur Perusahaan (Age) sebesar
1,163159 menunjukkan bahwa arah koefisien negatif, sedangkan
probabilitas Umur Perusahaan (Age) sebesar 0.0174>0.05
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan
bahwa Umur Perusahaan (Age) memiliki pengaruh signifikan dan
negatif terhadap Struktur Modal.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung
dengan F-tabel. Berikut tabel persamaan fixed effect model:
Tabel 4.16
Uji F
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.806212 Mean dependent var 1.038420
Adjusted R-squared 0.746365 S.D. dependent var 0.472751
S.E. of regression 0.238087 Akaike info criterion 0.176229
Sum squared resid 3.854623 Schwarz criterion 0.787294
Log likelihood 14.06968 Hannan-Quinn criter. 0.422647
F-statistic 13.47134 Durbin-Watson stat 1.252159
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data yang diolah
98
Berdasarkan tabel di atas, nilai probabilitas F-statistik sebesar
13.47134, dengan menggunakan tingkat keyakinan = 5%, dimana
tingkat signifikansi prob(F-statistik) sebesar 0.000000 berarti
ditemukan siginifikasi antara variabel independen pertumbuhan aset,
pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan umur perusahaan secara
simultan terhadap variabel dependen struktur modal.
Maka, keputusan yang diambil adalah menolak H0 karena terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel independen pertumbuhan
aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan umur perusahaan
secara simultan atau secara bersama-sama terhadap variabel dependen
struktur modal.
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Di dalam regresi berganda kita juga akan menggunakan koefisien
determinasi untuk mengukur seberapa baik garis regresi yang kita
punya. Nilai R2 selalu naik ketika kita menambah variabel independen
X dalam model walaupun penambahan variabel dependen X belum
tentu mempunyai justifikasi atau pembenaran dari teori ekonomi
ataupun logika ekonomi. (Widarjono, 2013:70)
Berikut ini hasil adjusted R2 dengan variabel dependen struktur modal
ratio:
99
Tabel 4.17
Uji R2
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.806212 Mean dependent var 1.038420
Adjusted R-squared 0.746365 S.D. dependent var 0.472751
S.E. of regression 0.238087 Akaike info criterion 0.176229
Sum squared resid 3.854623 Schwarz criterion 0.787294
Log likelihood 14.06968 Hannan-Quinn criter. 0.422647
F-statistic 13.47134 Durbin-Watson stat 1.252159
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel menyatakan bahwa nilai koefisien determinasi
R-squared sebesar 0.806212 atau 80,62%. Hal ini menunjukkan
bahwa pengaruh variabel independen (Pertumbuhan Aset,
Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan Umur Perusahaan) adalah
sebesar 80,62% terhadap variabel dependen (Debt to Equity Ratio).
Sisanya sebesar 19,38% variabel Debt to Equity Ratio dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak terdapat pada model penelitian.
5. Analisis Regresi Panel
Dalam penelitian ini menguji pengaruh variabel independen
(Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan Umur
Perusahaan) terhadap variabel dependen Struktur modal (Debt to Equity
Ratio) pada perusahaan properti selama periode tahun 2011-2015. Setelah
dilakukan uji Chow dan uji Hausman, maka pemilihan model estimasi
yang paling tepat untuk diguanakan adalah dengan menggunakan model
Fixed Effect.
100
Tabel 4.18
Fixed Effect Model
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled Least Squares
Date: 08/02/17 Time: 18:58
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 18
Total pool (balanced) observations: 90 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.539387 1.550562 -1.637721 0.1061
ASSET_G? 0.563218 0.178170 3.161119 0.0023
SALES_G? 0.083180 0.093268 0.891838 0.3756
ROA? -0.047699 0.013712 -3.478533 0.0009
AGE? 1.163159 0.477145 2.437750 0.0174
Fixed Effects (Cross)
APLN--C 1.620655
ASRI--C 0.728502
BAPA--C -0.015915
BSDE--C -0.527474
CTRA--C -0.476787
DART--C -0.704666
DILD--C -0.540795
EMDE--C -0.858954
GMTD--C 1.032674
GPRA--C -0.277510
JRPT--C -0.059488
KIJA--C -0.274023
LPCK--C 0.319110
LPKR--C 0.125758
MTLA--C -0.095771
PLIN--C -0.346482
PWON--C 0.053787
SMRA--C 0.297379 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.806212 Mean dependent var 1.038420
Adjusted R-squared 0.746365 S.D. dependent var 0.472751
S.E. of regression 0.238087 Akaike info criterion 0.176229
Sum squared resid 3.854623 Schwarz criterion 0.787294
Log likelihood 14.06968 Hannan-Quinn criter. 0.422647
F-statistic 13.47134 Durbin-Watson stat 1.252159
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan model regresi
antara variabel dependen (Struktur Modal) dan variabel independen
101
(Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan Umur
Perusahaan) sebagai berikut:
DERit = -2.539387 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Berdasarkan persamaan regresi diatas, maka dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
a. Berdasarkan persamaan diatas diperoleh besarnya konstanta struktur
modal sebesar -2.539387. Hal ini mengindikasikan bahwa jika variabel
independen yang terdiri dari pertumbuhan aset (ASSET_G),
Profitabilitas (ROA) dan Umur Perusahaan (AGE) bernilai 0 maka
akan mengurangkan nilai variabel dependen Struktur Modal (DER)
sebesar -2.539387 atau -253.93%.
b. Besarnya koefisien regresi X1 Pertumbuhan Aset (ASSET_G) sebesar
0.563218 mengartikan bahwa jika variabel X1 atau Pertumbuhan Aset
mengalami kenaikan 1% sedangkan variabel lain diasumsikan bernilai
konstan atau tetap, maka akan meningkatkan nilai variabel Y atau
Struktur Modal (DER) sebesar 0.563218 atau 56.32%.
c. Besarnya koefisien regresi X3 Profitabilitas (ROA) sebesar -0.047699
mengartikan bahwa jika variabel X3 atau Profitabilitas (ROA)
mengalami kenaikan 1% sedangkan variabel lain diasumsikan bernilai
konstan atau tetap, maka akan menurunkan nilai variabel Y atau
Struktur Modal (DER) sebesar -0.047699 atau -4,77%.
102
d. Besarnya koefisien regresi X4 Umur Perusahaan (AGE) sebesar
1.163159 mengartikan bahwa jika variabel X4 atau Umur Perusahaan
(AGE) mengalami kenaikan 1% sedangkan variabel lain diasumsikan
bernilai konstan atau tetap, maka akan meningkatkan nilai variabel Y
atau Struktur Modal (DER) sebesar 1.163159 atau 116.31%.
6. Persamaan Model Regresi Setiap Perusahaan
Tabel 4.19
Model Regresi Setiap Perusahaan
Fixed Effects (Cross)
APLN—C 1.620655
ASRI—C 0.728502
BAPA—C -0.015915
BSDE—C -0.527474
CTRA—C -0.476787
DART—C -0.704666
DILD—C -0.540795
EMDE--C -0.858954
GMTD--C 1.032674
GPRA--C -0.277510
JRPT—C -0.059488
KIJA—C -0.274023
LPCK—C 0.319110
LPKR—C 0.125758
MTLA—C -0.095771
PLIN—C -0.346482
PWON--C 0.053787
SMRA--C 0.297379
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel di atas, maka didapat persamaan model regresi tiap
perusahaan properti sebagai berikut:
1. Persamaan Model Regresi (APLN) Agung Podomoro Land Tbk
DERit = 1.620655 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar 1.620655 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
103
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Agung Podomoro Land Tbk meningkat sebesar 1.620655.
2. Persamaan Model Regresi (ASRI) Alam Sutera Realty Tbk
DERit = 0.728502 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar 0.728502 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Alam Sutera Realty Tbk meningkat sebesar 0.728502.
3. Persamaan Model Regresi (BAPA) Bekasi Asri Pemula Tbk
DERit = -0.015915 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar -0.015915 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Bekasi Asri Pemula Tbk menurun sebesar -0.015915.
4. Persamaan Model Regresi (BSDE) Bumi Serpong Damai Tbk
DERit = -0.527474 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar -0.527474 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Bumi Serpong Damai Tbk menurun sebesar -0.527474.
104
5. Persamaan Model Regresi (CTRA) Ciputra Development Tbk
DERit = -0.476787 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar -0.476787 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Ciputra Development Tbk menurun sebesar -0.476787.
6. Persamaan Model Regresi (DART) Duta Anggada Realty Tbk
DERit = -0.704666 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar -0.704666 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Duta Anggada Realty Tbk menurun sebesar -0.704666.
7. Persamaan Model Regresi (DILD) Intiland Development Tbk
DERit = -0.540795 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar -0.540795 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Intiland Development Tbk menurun sebesar -0.540795.
105
8. Persamaan Model Regresi (EMDE) Megapolitan Development Tbk
DERit = -0.858954 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar -0.858954 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Megapolitan Development Tbk menurun sebesar -
0.858954.
9. Persamaan Model Regresi (GMTD) Gowa Makassar Tourism
Development Tbk
DERit = 1.032674 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar 1.032674 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Gowa Makassar Tourism Development Tbk meningkat
sebesar 1.032674.
10. Persamaan Model Regresi (GPRA) Perdana Gapuraprima Tbk
DERit = -0.277510 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar -0.277510 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
106
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Perdana Gapuraprima Tbk menurun sebesar -0.277510.
11. Persamaan Model Regresi (JRPT) Jaya Real Property Tbk
DERit = -0.059488 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar -0.059488 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Jaya Real Property Tbk menurun sebesar -0.059488.
12. Persamaan Model Regresi (KIJA) Kawasan Industri Jababeka Tbk
DERit = -0.274023 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar -0.274023 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Kawasan Industri Jababeka Tbk menurun sebesar -
0.274023.
13. Persamaan Model Regresi (LPCK) Lippo Cikarang Tbk
DERit = 0.319110 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar 0.319110 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
107
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Lippo Cikarang Tbk meningkat sebesar 0.319110.
14. Persamaan Model Regresi (LPKR) Lippo Karawaci Tbk
DERit = 0.125758 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar 0.125758 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Lippo Karawaci Tbk meningkat sebesar 0.125758.
15. Persamaan Model Regresi (MTLA) Metropolitan Land Tbk
DERit = -0.095771 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar -0.095771 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Metropolitan Land Tbk menurun sebesar -0.095771.
16. Persamaan Model Regresi (PLIN) Plaza Indonesia Realty Tbk
DERit = -0.346482 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar -0.346482 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Plaza Indonesia Realty Tbk menurun sebesar -0.346482.
108
17. Persamaan Model Regresi (PWON) Pakuwon Jati Tbk
DERit = 0.053787 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar 0.053787 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Pakuwon Jati Tbk meningkat sebesar 0.053787.
18. Persamaan Model Regresi (SMRA) Summarecon Agung Tbk
DERit = 0.297379 + 0.563218ASSET_Git - 0.047699ROAit +
1.163159AGEit + e
Konstanta sebesar 0.297379 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Umur Perusahaan)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Struktur
Modal pada Summarecon Agung Tbk meningkat sebesar 0.297379.
7. Interpretasi
Hasil Interpretasi penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Pertumbuhan Aset terhadap Struktur Modal
Koefisien regresi Pertumbuhan Aset menunjukkan hubungan yang
positif yaitu 0.563218 dan probabilitas pertumbuhan aset sebesar
0.0023<0.05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Pertumbuhan Aset memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap Struktur Modal.
109
Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Pacheco dan Tavarez (Pacheco, 2016) menyatakan bahwa
pertumbuhan aset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur
modal. Namun tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Eni Yuliana Wati dan Budiyanto (Eni, 2015) yang
menyatakan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap Struktur Modal.
Nilai koefisien ASSET_G yang positif menunjukkan semakin
tinggi pertumbuhan aset (ASSET_G) maka akan diikuti semakin
tinggi nilai struktur modal perusahaan (DER). Hasil penelitian ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan Sartono (2010) menyatakan
bahwa perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat
menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena
dari skalanya perusahaan besar akan mudah mendapatkan akses ke
sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian
besarnya asset tetap dapat digunakan sebagai jaminan utang
perusahaan.
Pemilihan jenis aktiva oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi
struktur modal perusahaan tersebut. Proporsi aktiva yang lebih besar
akan mendorong pemberi pinjaman untuk memberikan pinjaman yang
berarti perusahaan akan mempunyai tingkat leverage yang lebih
tinggi. Proporsi aktiva yang besar merupakan jaminan yang baik bagi
110
pemberi pinjaman. Sehingga kepemilikan aktiva tersebut juga dapat
menjaga nilai likuiditas perusahaan.
b. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal
Koefisien regresi Pertumbuhan Penjualan menunjukkan hubungan
yang positif yaitu 0.083180 dan probabilitas Pertumbuhan Penjualan
(Sales_G) sebesar 0.3756>0.05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.
Maka dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan Penjualan (Sales_G)
tidak memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap Struktur
Modal.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Pacheco dan Tavarez (Pacheco, 2016) menyatakan bahwa
pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
Struktur Modal. Namun tidak sejalan dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Amirul Akbar Indra, Raden Rustam Hidayat, dan
Devi Farah Azizah (Amirul, 2017) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan penjualan berpengaruh tidak signifikan terhadap
Struktur Modal.
Pengujian variabel peluang bertumbuh terhadap struktur modal
menunjukkan hasil bahwa peluang bertumbuh mempunyai pengaruh
yang signifikan dengan arah positif terhadap struktur modal. Semakin
meningkatnya pertumbuhan perusahaan khususnya adanya
pertumbuhan penjualan menyebabkan perusahaan membutuhkan
penambahan modal. Sedangkan para kreditur dalam memberikan
111
pinjaman cenderung melihat pertumbuhan perusahaan sebagai
pertimbangannya. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan
maka semakin mudah bagi perusahaan mendapatkan dana dalam
bentuk hutang.
c. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal
Koefisien regresi Profitabilitas menunjukkan hubungan yang
negatif yaitu -0.047699 dan menunjukkan tingkat signifikansi kurang
dari 0,05 yaitu sebesar 0.0009. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Struktur Modal. Profitabilitas mempunyai pengaruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal yang artinya bahwa perusahaan
mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi akan mengurangi
ketergantungan modal dari pihak luar, karena dengan tingkat
keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk
memperoleh sebagian besar pendanaanya yang dihasilkan dari internal
yang berupa laba bersih atau laba ditahan sebelum perusahaan
menggunakan sumber dana eksternal seperti hutang. Hal tersebut
dapat disebabkan semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan akan
semakin banyak dana yang akan diperoleh sebagai sumber dana
sehingga penggunaan hutang akan semakin sedikit, sehingga akan
lebih sedikit penggunaan hutang di dalam struktur modal. Perusahaan
lebih memilih pendanaan internal daripada menggunakan pinjaman
untuk mendanai investasi barunya maupun untuk tambahan modal.
112
Penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Waffa (2017), Nadeem (2017), Farhan (2016),
Pacheco (2016), Eni (2015), Damayanti (2013) dan Cahyani (2013)
yang menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Struktur Modal. Namun bertolak belakang dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rosy (2016) yang menunjukkan bahwa
Profitabilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
struktur modal, sedangkan menurut Ditya (2016) menyatakan
Profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Struktur Modal.
Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan
cenderung memilih sumber pendanaan yang bersumber dari internal
perusahaan. Hal ini disebabkan karena sumber dana dari internal
perusahaan lebih efisien dibandingkan sumber dana yang diperoleh
dari eksternal perusahaan seperti hutang atau penerbitan saham baru.
Membiayai perusahaan dengan modal sendiri yaitu laba ditahan juga
saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan landasan teori yaitu pecking
order theory yang menyimpulkan apabila dana internal telah
memenuhi kebutuhan sebagian besar dana maka perusahaan dapat
menekan hutang ke tingkat yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan
dana internal perusahaan telah memenuhi sumber pendanaan
perusahaan. Hasil ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
113
(Brigham dan Houston, 2009). Pengembalian yang tinggi atas
keputusan investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat
pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk
membiayai sebagian besar kebutuhan dana dengan dana yang
dihasilkan secara internal. Sehingga dapat dikatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.
d. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Struktur Modal
Koefisien regresi Umur Perusahaan menunjukkan hubungan yang
positif yaitu 1.163159 dan probabilitas Umur Perusahaan (AGE)
sebesar 0.0174>0.05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Maka dapat
disimpulkan bahwa Umur Perusahaan (AGE) memiliki pengaruh
signifikan dan positif terhadap Struktur Modal.
Nilai koefisien Umur Perusahaan (AGE) yang positif menunjukkan
bahwa semakin tinggi Umur Perusahaan (AGE) maka akan diikuti
semakin tinggi nilai struktur modal perusahaan (DER). Penelitian ini
sejalan dengan Arief (2016) yang menyatakan bahwa Umur
Perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan, namun tidak
sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sugeng
(2015) yang menunjukkan bahwa Umur Perusahaan (AGE) memiliki
pengaruh negatif signifikan. Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian terdahulu oleh Pachecho (2016) yang menunjukkan bahwa
Umur Perusahaan (AGE) tidak memiliki pengaruh terhadap struktur
modal.
114
Pada umumnya semakin berumur sebuah perusahaan maka makin
dewasa perusahaan tersebut. Perusahaan yang telah lama berdiri akan
mempengaruhi keputusan kreditur dalam memberikan utang, karena
kreditur akan menganggap perusahaan yang telah lama berdiri
memiliki pengalaman dan stabilitas yang tinggi selama perusahaan
tumbuh dan berkembang serta telah mengalami berbagai situasi
ekonomi. Berbekal pengetahuan dan pengalaman ini maka
memberikan dampak positif terhadap kepercayaan yang dibangun bagi
para kreditor atau calon kreditornya. Dampaknya adalah akan lebih
mudah untuk bisa mengakses perolehan sumber dana pinjaman
tersebut guna mendanai investasinya, sehingga meningkat Struktur
Modalnya.
115
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan data yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil uji regresi panel data ditemukan bahwa variabel independen
Pertumbuhan Aset (ASSET_G) dengan tingkat coefficient sebesar
0.563218 dan tingkat signifikan sebesar 0,0023 secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, Variabel
Umur Perusahaan (AGE) dengan tingkat coefficient sebesar 1.163159
dan tingkat signifikan sebesar 0.0174 secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas (ROA)
dengan tingkat coefficient sebesar -0.047699 dan tingkat signifikan
sebesar 0.0009 secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap struktur modal.
2. Hasil uji regresi panel data ditemukan bahwa variabel Pertumbuhan
Penjualan (SALES_G) dengan tingkat coefficient sebesar 0.083180
dan tingkat signifikan sebesar 0.3756 secara parsial berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal.
3. Hasil uji regresi panel data juga ditemukan bahwa variabel
independen Pertumbuha Aset, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas
dan Umur Perusahaan secara simultan atau bersama-sama
116
berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal dengan nilai
signifikan 0.00000.
4. Hasil uji regresi panel data, variabel yang paling dominan terhadap
struktur modal adalah Profitabilitas.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka peneliti mencoba mengemukakan implikasi yang dapat
bermanfaat, diantaranya sebaga berikut:
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan
referensi mengenai perusahaan sektor properti bagi peneliti maupun
bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang topik
sejenis yaitu independen Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Penjualan,
Profitabilitas dan Umur Perusahaan terhadap Struktur Modal.
Selain itu juga dapat dijadikan bahan referensi tambahan bagi
kepustakaan pihak kampus. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya
objek penelitian ditambahkan, disini hanya 18 perusahaan sektor
properti. Periode penelitian juga dapat diperbaharui atau lebih lama
agar hasil yang didapat lebih dapat menjelaskan berbagai fenomena
yang terjadi berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu, bisa
menggunakan metode analisis yang berbeda misalnya metode analisis
VAR VECM. Dengan metode analisis ini, peneliti dapat menganalisis
117
dampak dan pengaruh secara jangka panjang maupun jangka pendek
antara variabel independen terhadap variabel dependen yang diteliti.
2. Bagi Perusahaan atau Pemilik dan Manajer
Perusahaan atau pemilik dan manajer hendaknya mempertimbangkan
faktor return on assets dan pertumbuhan aset yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap struktur modal sehingga struktur modal yang
ditetapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan.
3. Bagi Investor
Dalam memberikan dana pinjaman hendaknya selalu memperhatikan
struktur modal dan tingkat return on assets yang dapat diperoleh
perusahaan serta pertumbuhan aset, jika pertumbuhan aset besar maka
investor tepat untuk melakukan investasi terhadap perusahaan tersebut,
karena perusahaan tersebut berarti memiliki struktur modal tinggi
dimana banyak pemodal yang memberikan utang kepada perusahaan
teersebut.
118
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja dan Lukas Setia. “Teori dan Praktik Manajemen Keuangan”. Yogyakarta:
Andi. 2008.
Baltagi. Econometric Analysis of Panel Data. London: John Wiley & Sons Ltd.
2005.
Bram Hadianto. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Dan
Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi
Periode 2000-2006: Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order.” Jurnal
Manajemen Volume 7 Nomor 2, hal 5-6. 2008.
Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. “Manajemen Keuangan”. Edisi Delapan,
Salemba Empat. Jakarta. 2006.
Brigham dan Houston. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”. Buku 1I edisi (11).
Jakarta : Salemba Empat. 2009.
Brigham dan Houston. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”. Buku 1I edisi (11).
Jakarta : Salemba Empat. 2001.
Damayanti. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Peluang Bertumbuh
dan Profitablitas Terhadap Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan Farmasi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1,
No.1, Juni 2013.
Dhingra, Rosy dan Dr. Kapil Dev. “Determinants of Capital Structure – A Study
of Oil Industry in India”, International Journal of Engineering and
Management Research, 2016.
Fahmi, Irham. “Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab”.
Bandung: Alfabeta. 2013.
119
Farrukh, Wafa dan Muzaffar Asad. “The Determinants of Capital Structure: A
Study on Cement Sector of Pakistan” International Journal of Management
Sciences and Business Research, Feb-2017.
Ghazali, I. Analisis Multivariat dan Ekonometrika. Semarang: UNDIP. 2013.
Ghozali, I. Aplikasi Analisis Multivariate. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. 2009.
Halim, Abdul. “Analisis Kelayakan Investasi Bisnis : Kajian Dari Aspek
Keuangan”. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009.
Harmono. “Manajemen Keuangan : Berbasis Balaced Scorecard, Pendekatan
Teori, Konsep dan Riset Bisnis”. Edisi I, Cetakan 3. Jakarta: Bumi Aksara.
2014
Husnan, Suad. “Manajemen keuangan : Teori dan terapan (Keputusan Jangka
Pendek)”. Buku 2, Edisi 4, BPFE Yogyakarta, 2002.
Imtiaz, Md. Farhan dan Khaled Mahmud. “Determinants of Capital Structure and
Testing of Applicable Theories: Evidence from Pharmaceutical Firms of
Bangladesh”, International Journal of Economics and Finance; Vol. 8, No. 3;
2016.
Indra, Arief Wahyu Setiawan dan Topowijono. “Pengaruh Firm Size, Growth
Opportunity, Profitability, Business Risk, Effective Tax Rate, Asset
Tangibility, Firm Age dan Liquidity Terhadap Struktur Modal Perusahaan
(Studi pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di
BEI Tahun 2009-2014)” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 31, Malang,
2016.
Indra, Amirul Akbar dan Raden Rustam Hidayat. “Pengaruh Struktur Aktiva,
Tingkat Pertumbuhan Penjualan dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur
Modal (Studi pada Perusahaann Makanan dan Minuman yang Listing Di
120
Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)”, Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB)|Vol. 42 No.1, Januari 2017.
Jensen, Michael C., dan William H. Meckling. “Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency and Ownership Structure‖. Journal of Financial
Economic”. Vol. V 3, No.4, October, pp. 305—360. 2001.
Kasmir. ”Pengantar Manajemen Keuangan”. Jakarta: Prenada Media Grup. 2010.
Kesuma, Ali. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go-
Public Di BEI”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. Vol. II. No. 1/Hal: 38–
45, 2009.
Moeljadi. “Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”. Jilid 1.
Malang: Bayu Media Publishing. 2006.
Nur, I. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. 2002.
Nurmalasari, Indah. “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap harga
saham emiten LQ45 yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2005-2008.
Jurnal Akuntansi dan keuangan”. Jakarta. Universitas Gunadarma. 2009.
Nuswandari, Cahyani. “Determinan Sruktur Modal dalam Perspektif Pecking
Order Theory dan Agency Theory”, Dinamika Akuntansi, Keuangan dan
Perbankan, Mei 2013.
Pacheco, L dan F. Tavares. “Capital Structure Determinants of Portuguese
Footwear sector SMEs: Empirical Evidence Using a Panel Data”, TÉKHNE
- Review of Applied Management Studies, 2016.
Primantara, A.A Ngr Ag Ditya Yudi dan Made Rusmala Dewi. “Pengaruh
Likuiditas, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan, dan Pajak
Terhadap Struktur Modal”, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 5, 2016.
121
Putri, Meidera Elsa Dwi. “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Makanan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Jurnal manajemen, 1(1). 2012.
Qureshi, Nadeem Ahmed Sheikh Muhammad Azeem. “Determinants of Capital
Structure of Islamic and Conventional Commercial Banks: Evidence From
Pakistan”, International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and
Management, 2017.
Riyanto, Bambang. “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Yogyakarta:
BPFE UGM. 2001
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana
Media. 2010.
Santoso. “Statistik Parametrik”. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2010.
Sartono, Agus. “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Yogyakarta. BPFE.
2008
Sjahrial, Dermawan. “Manajemen Keuangan”. Jakarta: Mitra Wacana Media.
2008.
Sugiyono. “Statistika Untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta. 2010.
Suliyanto. “Ekonometrika Terapan - Teori dan Aplikasi dengan SPSS”.
Yogyakarta: ANDI. 2011.
Sundjaja, Ridwan S dan Inge Barlian. “Manajemen Keuangan”. Edisi Keempat.
Klaten: PT. Intan Sejati, 2003.
Van Home, James C dan Wachowicz, John M. “Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan Edisi Indonesia Oleh Heru Sutojo”. Jakarta: Salemba Empat.
1997.
122
Wati, Eni Yuliana dan Budiyanto. “Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Asset
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal”, Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen Volume 4, Nomor 12, Desember 2015.
Weston, J. Fred dan Brigham, Eugene F. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”.
Jakarta : Erlangga. 1990.
Website:
Agungpodomoroland. “Company At Glance” artikel diakses tanggal 13 Mei 2017,
dari https://agungpodomoroland.com/page/About-Us/Company-At-Glance
Bekasi Asri Pemula. “Profil Perusahaan” artikel diakses tanggal 13 Mei 2017,
dari http://www.bekasiasripemula.com/?Perusahaan/Profil_Perusahaan
Britama. “Sejarah dan Profil Singkat GMTD (Gowa Makassar Tourism
Development Tbk)” artikel diakses tanggal 13 Mei 2017 dari
http://britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-gmtd/
Britama. “Sejarah dan Profil Singkat GPRA (Perdana Gapuraprima Tbk)” artikel
diakses tanggal 13 Mei 2017 dari
http://britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-gpra/
Britama. “Sejarah dan Profil Singkat JRPT (Jaya Real Property Tbk)” artikel
diakses tanggal 13 Mei 2017 dari
http://britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-jrpt/
Britama. “Sejarah dan Profil Singkat LPCK (Lippo Cikarang Tbk)” artikel
diakses tanggal 13 Mei 2017 dari
http://britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-lpck/
Britama. “Sejarah dan Profil Singkat LPKR (Lippo Karawaci Tbk)” artikel
diakses tanggal 13 Mei 2017 dari
http://britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-lpkr/
123
Ciputradevelopment. “Profil Perusahaan” artikel diakses tanggal 13 Mei 2017
dari www.ciputradevelopment.com
Intiland. “Tentang Kami: Intiland adalah pengembang properti terkemuka di
Indonesia dengan pengalaman lebih dari 40 tahun.” artikel diakses tanggal
13 Mei 2017 dari http://intiland.com/id/about-us
Jababeka. “Sejarah” artikel diakses tanggal 13 Mei 2017 dari
http://www.jababeka.com/id/sejarah
Megapolitan Developments. “Sekilas Megapolitan” artikel diakses tanggal 13
Mei 2017 dari http://www.megapolitan-group.com/tentang-kami/sekilas-
megapolitan
www.idx.co.id di akses pada tanggal 20 April 2017
www.bi.go.id di akses pada tanggal 20 April 2017
124
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Penelitian
Daftar perusahaan properti dalam penelitian
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1. APLN Agung Podomoro Land Tbk
2. ASRI Alam Sutera Realty Tbk
3. BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
4. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
5. CTRA Ciputra Development Tbk
6. DART Duta Anggada Realty Tbk
7. DILD Intiland Development Tbk
8. EMDE Megapolitan Developments Tbk
9. GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk
10. GPRA Perdana Gapuraprima Tbk
11. JRPT Jaya Real Property Tbk
12. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
13. LPCK Lippo Cikarang Tbk
14. LPKR Lippo Karawaci Tb
15. MTLA Metropolitan Land Tbk
16. PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk
17. PWON Pakuwon Jati Tbk
18. SMRA Summarecon Agung Tbk
Data yang diolah dari Ms. Excel
Perusahaan Tahun DER ASSET_G ROA SALES_G AGE
APLN 2011 1,150 0,391 6,350 0,972 1,946
APLN 2012 1,390 0,409 5,540 0,226 2,079
APLN 2013 1,730 0,295 4,730 0,045 2,197
APLN 2014 1,800 0,204 4,150 0,081 2,303
APLN 2015 1,707 0,037 4,547 0,127 2,398
ASRI 2011 1,156 0,309 10,033 0,746 2,890
ASRI 2012 1,310 0,822 11,110 0,771 2,944
ASRI 2013 1,710 0,318 6,170 0,506 2,996
ASRI 2014 1,660 0,173 6,950 -0,014 3,045
ASRI 2015 1,830 0,105 3,660 -0,233 3,091
BAPA 2011 0,830 0,086 3,990 -0,438 2,890
BAPA 2012 0,820 0,074 2,820 -0,178 2,944
BAPA 2013 0,900 0,104 2,860 0,595 2,996
BAPA 2014 0,770 0,003 4,000 0,132 3,045
BAPA 2015 0,741 -0,002 0,788 -0,469 3,091
125
Perusahaan Tahun DER ASSET_G ROA SALES_G AGE
BSDE 2011 0,549 0,093 7,914 0,133 3,296
BSDE 2012 0,266 0,310 8,825 0,328 3,332
BSDE 2013 0,683 0,347 12,873 0,540 3,367
BSDE 2014 0,523 0,246 14,205 -0,030 3,401
BSDE 2015 0,630 0,280 6,528 0,114 3,434
CTRA 2011 0,510 0,229 4,290 0,287 3,401
CTRA 2012 0,770 0,304 5,650 0,525 3,434
CTRA 2013 1,060 0,339 7,030 0,528 3,466
CTRA 2014 1,040 0,158 7,710 0,250 3,497
CTRA 2015 1,080 0,056 2,780 -0,513 3,526
DART 2011 0,830 0,602 1,550 0,200 3,332
DART 2012 0,510 0,046 4,210 1,020 3,367
DART 2013 0,630 0,111 3,790 -0,019 3,401
DART 2014 0,580 0,073 7,980 0,553 3,434
DART 2015 0,674 0,122 3,097 -0,346 3,466
DILD 2011 0,500 0,238 2,590 0,114 3,332
DILD 2012 0,540 0,070 3,290 0,344 3,367
DILD 2013 0,840 0,236 4,380 0,196 3,401
DILD 2014 1,010 0,196 4,800 0,214 3,434
DILD 2015 1,157 0,143 4,073 0,200 3,466
EMDE 2011 0,690 0,351 0,270 -0,387 3,555
EMDE 2012 0,690 -0,037 0,470 0,095 3,584
EMDE 2013 0,680 0,059 3,620 1,065 3,611
EMDE 2014 0,960 0,256 3,820 0,383 3,638
EMDE 2015 0,812 0,014 5,123 0,045 3,664
GMTD 2011 1,810 0,357 10,070 0,597 2,996
GMTD 2012 2,850 0,849 7,150 0,268 3,045
GMTD 2013 2,240 0,452 7,020 0,255 3,091
GMTD 2014 1,290 0,166 7,870 0,052 3,135
GMTD 2015 1,299 -0,164 9,301 0,008 3,178
GPRA 2011 0,900 0,044 3,630 0,259 3,178
GPRA 2012 0,860 0,060 4,300 -0,084 3,219
GPRA 2013 0,660 0,017 7,990 0,455 3,258
GPRA 2014 0,710 0,139 6,040 0,090 3,296
GPRA 2015 0,662 0,037 4,631 -0,264 3,332
JRPT 2011 1,149 0,239 8,488 0,155 3,466
JRPT 2012 1,250 0,224 9,830 0,234 3,497
JRPT 2013 1,300 0,233 10,250 0,194 3,526
JRPT 2014 1,090 0,085 12,310 0,472 3,555
JRPT 2015 0,830 0,134 11,570 0,110 3,584
126
Perusahaan Tahun DER ASSET_G ROA SALES_G AGE
KIJA 2011 0,598 0,678 5,827 0,922 3,091
KIJA 2012 0,780 0,264 6,470 0,220 3,135
KIJA 2013 0,970 0,166 2,470 0,956 3,178
KIJA 2014 0,820 0,030 6,580 0,022 3,219
KIJA 2015 0,960 0,145 3,540 0,122 3,258
LPCK 2011 1,490 0,223 12,620 1,230 3,178
LPCK 2012 1,310 0,387 14,370 0,123 3,219
LPCK 2013 1,120 0,361 15,320 0,311 3,258
LPCK 2014 0,610 0,118 19,590 0,350 3,296
LPCK 2015 0,507 0,271 16,707 0,183 3,332
LPKR 2011 0,941 0,130 4,459 0,341 3,045
LPKR 2012 1,170 0,362 5,320 0,470 3,091
LPKR 2013 1,210 0,259 5,090 0,082 3,135
LPKR 2014 1,140 0,206 8,300 0,748 3,178
LPKR 2015 1,180 0,094 2,480 -0,253 3,219
MTLA 2011 0,279 0,497 9,053 0,634 2,833
MTLA 2012 0,300 0,165 12,020 0,253 2,890
MTLA 2013 0,610 0,406 10,300 0,260 2,944
MTLA 2014 0,600 0,147 11,640 0,307 2,996
MTLA 2015 0,640 0,114 6,680 -0,026 3,045
PLIN 2011 0,842 -0,045 1,960 0,121 3,332
PLIN 2012 0,770 -0,067 5,942 0,880 3,367
PLIN 2013 0,911 0,045 0,808 -0,185 3,401
PLIN 2014 0,921 0,101 7,899 0,092 3,434
PLIN 2015 0,941 0,028 5,988 0,081 3,466
PWON 2011 1,421 0,166 6,589 0,204 3,367
PWON 2012 1,410 0,317 10,130 0,465 3,401
PWON 2013 1,270 0,229 12,220 0,399 3,434
PWON 2014 1,020 0,804 15,500 0,278 3,466
PWON 2015 0,990 0,120 7,460 0,194 3,497
SMRA 2011 2,270 0,319 4,799 0,387 3,584
SMRA 2012 1,850 0,343 7,280 0,468 3,611
SMRA 2013 1,930 0,256 8,020 0,182 3,638
SMRA 2014 1,570 0,126 9,020 0,303 3,664
SMRA 2015 1,490 0,220 5,670 0,054 3,689
127
Lampiran 2. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2
Series: ResidualsSample 1 90Observations 90
Mean -2.43e-16Median -0.038992Maximum 1.266702Minimum -1.011754Std. Dev. 0.444682Skewness 0.568346Kurtosis 3.323586
Jarque-Bera 5.237909Probability 0.072879
2. Uji Multikolinearitas
ASSET_G SALES_G ROA AGE
ASSET_G 1.000000 0.297797 0.306471 -0.185867
SALES_G 0.297797 1.000000 0.286906 -0.090780
ROA 0.306471 0.286906 1.000000 0.044588
AGE -0.185867 -0.090780 0.044588 1.000000
3. Uji Heteroskedastisitas
a. Heteroskedastis Grafik
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.00.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Residual Actual Fitted
128
b. Heteroskedastisitas Statistik (Metode White)
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.351304 Prob. F(14,75) 0.1990
Obs*R-squared 18.12899 Prob. Chi-Square(14) 0.2010
Scaled explained SS 21.39990 Prob. Chi-Square(14) 0.0918
4. Uji Autokorelasi
a. Autokorelasi Metode LM Test
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 34.22432 Prob. F(2,83) 0.0000
Obs*R-squared 40.67635 Prob. Chi-Square(2) 0.0000
b. Autokorelasi Metode Diferensial
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.183443 Prob. F(2,82) 0.3114
Obs*R-squared 2.496867 Prob. Chi-Square(2) 0.2870
129
Lampiran 3. Estimasi Model Data Panel
1. Common Effect Model (CEM)
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled Least Squares
Date: 08/01/17 Time: 18:48
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 18
Total pool (balanced) observations: 90 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ASSET_G? 1.020802 0.290971 3.508264 0.0007
ROA? -0.005917 0.014114 -0.419236 0.6761
SALES_G? -0.053547 0.157957 -0.338998 0.7354
AGE? 0.266464 0.032260 8.260010 0.0000 R-squared 0.018908 Mean dependent var 1.038420
Adjusted R-squared -0.015316 S.D. dependent var 0.472751
S.E. of regression 0.476357 Akaike info criterion 1.398128
Sum squared resid 19.51478 Schwarz criterion 1.509231
Log likelihood -58.91578 Hannan-Quinn criter. 1.442932
Durbin-Watson stat 0.345557
2. Fixed Effect Model (FEM)
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled Least Squares
Date: 08/01/17 Time: 18:49
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 18
Total pool (balanced) observations: 90 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.539387 1.550562 -1.637721 0.1061
ASSET_G? 0.563218 0.178170 3.161119 0.0023
ROA? -0.047699 0.013712 -3.478533 0.0009
SALES_G? 0.083180 0.093268 0.891838 0.3756
AGE? 1.163159 0.477145 2.437750 0.0174
Fixed Effects (Cross)
APLN—C 1.620655
ASRI—C 0.728502
BAPA—C -0.015915
BSDE—C -0.527474
CTRA—C -0.476787
DART—C -0.704666
DILD—C -0.540795
EMDE--C -0.858954
GMTD--C 1.032674
GPRA--C -0.277510
JRPT—C -0.059488
130
KIJA—C -0.274023
LPCK—C 0.319110
LPKR—C 0.125758
MTLA—C -0.095771
PLIN—C -0.346482
PWON--C 0.053787
SMRA--C 0.297379 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.806212 Mean dependent var 1.038420
Adjusted R-squared 0.746365 S.D. dependent var 0.472751
S.E. of regression 0.238087 Akaike info criterion 0.176229
Sum squared resid 3.854623 Schwarz criterion 0.787294
Log likelihood 14.06968 Hannan-Quinn criter. 0.422647
F-statistic 13.47134 Durbin-Watson stat 1.252159
Prob(F-statistic) 0.000000
3. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: PERUSAHAAN
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 14.262827 (17,68) 0.0000
Cross-section Chi-square 136.671598 17 0.0000
4. Random Effect Model (REM)
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/01/17 Time: 18:50
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 18
Total pool (balanced) observations: 90
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.660072 0.824366 0.800703 0.4255
ASSET_G? 0.462638 0.167247 2.766200 0.0070
ROA? -0.032995 0.012333 -2.675387 0.0090
SALES_G? -0.015826 0.085847 -0.184349 0.8542
AGE? 0.157810 0.251149 0.628351 0.5315
Random Effects (Cross)
APLN—C 0.557083
ASRI—C 0.462186
BAPA—C -0.233031
BSDE—C -0.412846
131
CTRA—C -0.214553
DART—C -0.464763
DILD—C -0.315756
EMDE—C -0.401349
GMTD—C 0.812982
GPRA—C -0.247663
JRPT—C 0.160638
KIJA—C -0.263480
LPCK—C 0.217160
LPKR—C 0.046415
MTLA—C -0.399178
PLIN—C -0.161249
PWON—C 0.201376
SMRA—C 0.656029 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.389747 0.7282
Idiosyncratic random 0.238087 0.2718 Weighted Statistics R-squared 0.126755 Mean dependent var 0.273660
Adjusted R-squared 0.085662 S.D. dependent var 0.260028
S.E. of regression 0.248641 Sum squared resid 5.254906
F-statistic 3.084536 Durbin-Watson stat 0.900148
Prob(F-statistic) 0.020118 Unweighted Statistics R-squared -0.019101 Mean dependent var 1.038420
Sum squared resid 20.27083 Durbin-Watson stat 0.233350
5. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: PERUSAHAAN
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 11.702621 4 0.0197
132
Lampiran 4. Uji Statistik
1. Uji T
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled Least Squares
Date: 06/11/17 Time: 14:40
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 12
Total pool (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.014203 2.632461 0.005395 0.9957
ASSET_G? 0.783955 0.242889 3.227622 0.0024
SALES_G? 0.118108 0.128444 0.919528 0.3629
ROA? -0.057502 0.023325 -2.465240 0.0178
STRUKTUR_A? -4.582106 1.839857 -2.490469 0.0167
SIZE? 0.100481 0.167817 0.598754 0.5525
2. Uji F
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.835907 Mean dependent var 1.074469
Adjusted R-squared 0.774849 S.D. dependent var 0.526050
S.E. of regression 0.249611 Akaike info criterion 0.295699
Sum squared resid 2.679150 Schwarz criterion 0.889097
Log likelihood 8.129032 Hannan-Quinn criter. 0.527809
F-statistic 13.69039 Durbin-Watson stat 1.387054
Prob(F-statistic) 0.000000
3. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.835907 Mean dependent var 1.074469
Adjusted R-squared 0.774849 S.D. dependent var 0.526050
133
S.E. of regression 0.249611 Akaike info criterion 0.295699
Sum squared resid 2.679150 Schwarz criterion 0.889097
Log likelihood 8.129032 Hannan-Quinn criter. 0.527809
F-statistic 13.69039 Durbin-Watson stat 1.387054
Prob(F-statistic) 0.000000