Penentuan dan Pengembangan Komoditas UnggulanArgoindustri sub Sektor Perkebunan Berbasis Sistem Inovasi Daerah di Provinsi Aceh
TEKNIK INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Dosen Pembimbing:
Putu Dana Karningsih, ST, M.Sc, Ph.D
Co-Pembimbing:
Prof. Dr. Ir. Udisubakti C., M.Eng.Sc.
Khairul Anshar 2510100706
Latar BelakangPendahuluan
Provinsi Aceh 48,22% penduduk Aceh menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian
persentase luasan penggunaan lahan yang dimanfaatkan sebagai kegiatan industri di Aceh hanya 0,07 persen
RKPA menitikberatkan pembangunan ekonomi melalui bidang agroindustri komoditi utama sub sektor perkebunan
Jenis industri agro sektor perkebunan yang sudah ada ialah kelapa sawit, kopi, karet, dan coklat
Mempunyai 3 (2 dalam perbaikan) pelabuhan bebas yang sangat potensial untuk aktivitas ekspor-impor
Setiap pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
Sistem inovasi → pembangunan ekonomi dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berupaya memberikan
nilai tambah (added value)
Latar BelakangPendahuluan
Komoditas Unggulanmempermudah stakeholder mengambil langkah kebijakan strategis dalam pemajuan daerah.
Pembangunan ekonomi melalui peningkatan nilai tambah (added value) dapat lebih fokus sehingga mempermudah
pengambilan langkah kebijakan
Sistem InovasiProduk
UnggulanPenguatan
SIDa
Latar BelakangPendahuluan
ISU SAAT INI
Integrasi Komoditas Unggulan - Sistem inovasi
Latar BelakangPendahuluan
menentukan dan mengembangkan komoditas unggulan berbasis SIDa
Penelitian ini:
AgroindutriSektor
PerkebunanPeluang investasi
Nilai tambah produk
Latar BelakangPendahuluan
...bagaimana menentukan dan menyusun
pengembangan komoditas unggulan agroindustri sub
sektor perkebunan di Provinsi Aceh?
Perumusan MasalahPendahuluan
Mengidentifikasi kerangka kebijakan sistem inovasi daerah
provinsi Aceh
Menentukan komoditas unggulan sektor perkebunan provinsi
Aceh
Menyusun rencana pengembangan komoditas unggulan sektor
perkebunan untuk mendukung penguatan sistem inovasi daerah
provinsi Aceh
Tujuan PenelitianPendahuluan
Prioritas komoditas Unggulan
• masukan bagi pemda dalam penyusunan program pembangunan
Mendorong Sinergitas
• Memfasilitasi dan membina industri
Manfaat PenelitianPendahuluan
Ruang Lingkup PenelitianPendahuluan
BATASAN
Pengembangan argoindustri hanya difokuskan pada komoditas yang menjadi komoditas unggulan terpilih daerah
Peneliti hanya mengkaji rencana pengembangan komoditas dalam lingkup penelitian produksi dan pemasaran melalui usulan tema-tema riset.
Regulasi penguatan sistem inovasi merujuk pada Peraturan Bersama Menteri Riset dan Teknologi No. 3 Tahun 2012 dan Menteri Dalam Negeri no. 36 Tahun 2012.
ASUMSI
Tidak terjadi perubahan pada proses bisnis maupun metode kerja dari industri amatan (komoditas unggulan argoindustri) selama penelitian.
Sistem Inovasi
Daerah
Interaksi
Aktor Inovasi
Difusi
Teknologi
Litbangyasa
(kepakaran)
Usulan tema-
tema riset
Konsep Sistem Inovasi Landasan Teori
Produk Unggulan Landasan Teori
SUMBER DAYA
BERBASIS
KEUNGGULAN
LOKAL
Akses Pasar
(Daya Saing
Tinggi)
Unique ( Ciri
Khas Daerah,
tidak mudah
ditiru)
Berkontribusi
signifikan pada
ekonomi daerah
Mempermudah stakeholder
mengambil langkah
kebijakan strategis
Identifikasi rencana strategis SIDa
Identifikasi Potensi Kewilayahan
Penentuan komoditas unggulan
Penguatan SIDa melalui tema riset
Metodologi PenelitianMetodologi
Rencana Strategis SIDaPengumpulan dan
Pengolahan Data
5 fokus utama pembangunan Aceh 2012-2017 :
Fokus pengamatan dan penguatan SIDa pada Agroindustri
dan pemanfaatan lahan
Pembangunan ekonomi difokuskan kepada sektor
pertanian (perkebunan, perikanan, kehutanan) yang
berbasis potensi lokal masing-masing wilayah
Potensi Agroindustri AcehPengumpulan dan
Pengolahan Data
Pengukuran Potensi WilayahPengumpulan dan
Pengolahan Data
Nilai LQ>1
Tingkat
Produksi baik
Berswasembada
Alternatif
Komoditas
Unggulan
Metode LQmelihat kepadatan sektor usaha tertentu pada suatu wilayah dibandingkan dengan sektor yang sama secara agregat.
No Jenis Tanaman LQ
1 Karet 1,47075
2 Kelapa sawit 1,03474
3 Coklat 1,14628
4 Kopi 1,85152
5 Tebu 0,56337
6 Tembakau 0,09717
7 Kemiri 2,74713
8 Kelapa 0,44025
9 Cengkeh 0,43499
10 Pala 1,15532
11 Pinang 0,80751
Keterkaitan antar KriteriaPengumpulan dan
Pengolahan Data
DEMATEL Mengetahui hubungan kausal antar kriteria (faktor dominan)
1. Membangun skala evaluasi
2. Matriks hubungan langsung
(matriks Z)
3.Matriks Normalisasi Z
4. Matriks Hubungan total
5. Penjumlahan tiap baris (nilai D) dan kolom (nilai R)
6. Membuat network
relationship map
Keterkaitan antar KriteriaPengumpulan dan
Pengolahan Data
DEMATEL
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
-0,25
-0,20
-0,15
-0,10
-0,05
23 24 25 26 27 28 22
Kualitas Bahan Baku
Penyerapan Tenaga Kerja
Penggunaan teknologi
Ukuran Pasar
Kebutuhan Modal
Jenis Produk Olahan Ramah Lingkungan
Ciri Khas Daerah
0,30
D-R
D+R
Treshold value = 1,148
Perhitungan Bobot KriteriaPengumpulan dan
Pengolahan Data
ANPMenentukan bobot kriteria dalam pengambilan keputusan
Kriteria Bobot
Kualitas Bahan Baku 0,1869
Penggunaan Teknologi 0,1545
Ciri Khas Daerah 0,0737
Ramah Lingkungan 0,0887
Penyerapan Tenaga Kerja 0,1170
Ukuran Pasar 0,0613
Jenis Produk Olahan 0,0296
Kebutuhan Modal 0,2883
• Matriks hub total DEMATEL
Input
• Bobot Kriteria
Output
Perhitungan Bobot KriteriaPengumpulan dan
Pengolahan Data
TOPSIS
Menggunakan prinsip alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dengan solusi ideal positif dan jarak terjauh dari solusi ideal negatif
Kriteria Kedekatan Relatif
Kopi 0,56777
Karet 0,24378
Coklat 0,23403Kelapa Sawit 0,10046Kemiri 0,00004Pala 0,00004
Analisis SensitivitasAnalisis
Memahami konsekuensi dari perubahan bobot
kriteria (Vidal dkk, 2011)
Pengujian dengan One Way Method (trial and error)
Kriteria kandungan teknologi dan pasar menjadi kriteria
yang sensitif
Peningkatan nilai tambah KOPIAnalisis
Var
ieta
s Arabika
Robusta
Mit
ra k
elo
la Putra Darma
Sinar Lentera
Sen
tra
Uta
ma Bener
Meriah
Aceh Tengah
Gayo luwes
Peningkatan nilai tambah KOPIAnalisis
Peningkatan nilai tambah KOPIAnalisis
No Tema Riset Bidang kajian
Aktivitas Utama
1 Desain pengemasan produk olahan kopi Desain industri
2 Analisis segmenting, targeting, positioning produk olahan kopi Manajemen
3 Studi proses penyimpanan biji kopi Manajemen Industri
4 Studi kelayakan lahan untuk ekstensifikasi lahan perkebunan kopi Pertanian
5 Efisiensi dan efektifitas pola penanaman untuk setiap variansi kopi Pertanian
6 Efisiensi dan efektifitas pola pemupukan Pertanian
7 Studi kelayakan pemanfaatan ampas kopi untuk biogas Ekonomi
8 Manajemen persediaan pupuk untuk kelompok petani kopi Manajemen industri
9Peningkatan kualitas produk olahan kopi berbasis home industry (kopi sangrai)
Manajemen industri
10 Penjadwalan perbaikan mesin pabrik kopi Manajemen industri
11Perancangan model integrasi Argoindustri dan pariwisata dalam peningkatan ekonomi masyarakat
Manajemen
Usulan Tema Riset
Peningkatan nilai tambah KOPIAnalisis
Aktivitas Pendukung
12 Pengukuran komponen teknologi pada industri pengolahan kopi Manajemen Teknologi
13Analisis investasi pembangunan usaha pemanfaatan limbah pengolahan kopi
Ekonomi
14 Studi pembiayaan home industry produk olahan kopi Ekonomi
15 Penerapan manajemen pengetahuan pada unit usaha UKM Sumber Daya Manusia
16Analisis investasi pemanfaatan lahan dengan menambah perkebunan kopi
Ekonomi
17 Perancangan sistem informasi perkebunan kopi berbasis geografi Sistem Informasi
Simpulan dan SaranKesimpulan
Simpula
n
Saran
1. Sistem inovasi daerah di provinsi Aceh diarahkan pada pemanfaatan sumber daya alam dan
penggunaan lahan untuk kawasan industri.
2. Dari sederet perhitungan location quotient dan hybrid MCDM, diperoleh komoditas unggulan
argoindustri provinsi Aceh adalah Kopi
3. Rencana pengenbangan komoditas unggulan difokuskan pada peningkatan produktivitas
tanaman, penjagaan mutu hasil pengolahan kopi, dan pemanfaatan limbah kopi. Pengembangan
dilakukan melalui integrasi aktor inovasi daerah terutama pemerintah dan litbang untuk
mengusulkan riset-riset inovasi teknologi.
1. Diperlukan penelitian lanjutan berkenaan sistem inovasi daerah untuk menjelaskan peranan
masing-masing aktor inovasi daerah.
2. Tema-tema riset dapat difokuskan pada produksi untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi.
3. Perlu adanya penyesuaian/integrasi data yang baik antar lembaga karena masih terdapat
ketidaksesuaian data antar lembaga pemerintah.