PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR
MARETA ELISABETH BUTARBUTAR
1404405107
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat dan kasih karunia serta pertolongan-Nya yang selalu melimpah,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA NUKLIR”.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan Listrik.
Selain itu juga untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai
betapa pentingnya bahan nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik dimasa yang
akan datang.
Penulis menyadari, bahwa tanpa bantuan dari beberapa pihak, sangatlah
sulit untuk menyelesaikan makalah ini. Untuk itu, penulis meminta yang sebesar –
besarnya apabila ada kesalahan maupun kekurangan didalam makalahini. Penulis
juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, agar
kedepannya pembuatan makalah ini dapat terus ditingkatkan dan dapat menjadi
lebih baik lagi.
Demikian pengantar dari penulis, apabila terdapat kata-kata yang kurang
berkenan maupun tidak disengaja, penulis mohon maaf. Atas perhatian pembaca,
penulis ucapkan terima kasih.
Denpasar,
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
- Apa itu nuklir................................................................................ 1
- Indonesia punya tambang nuklir................................................... 3
BAB II TENAGA NUKLIR SEBAGAI SUMBER ENERGI........................ 4
- Bahan bakar nuklir....................................................................... 6
- Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)..................................... 6
- Desain PLTN................................................................................ 7
BAB III PENGGUNAAN NUKLIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK...... 9
- Energi nuklir................................................................................. 10
- Prinsip kerja PLTN....................................................................... 12
- Jenis-jenis reactor nuklir............................................................... 16
BAB IV SEJARAH PLTN DI INDONESIA................................................... 18
- Pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia....................................... 20
- Isu proyek pembangunan PLTN................................................... 21
- Pemanfaatan tenaga nuklir............................................................ 22
- PLTN butuh lokasi yang tepat...................................................... 22
- Indonesia telah siap...................................................................... 23
BAB V DAMPAK DAN PENANGANAN DARI PEMAMFAATAN
NUKLIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK............................... 24
- BAPETEN- Badan pengawas tenaga nuklir di Indonesia............ 32
- Penanganan limbah radioaktif oleh BATAN................................ 32
BAB VI PENUTUP..........................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................36
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Reaksi pemisahan inti (reaksi fisi)............................................... 2
Gambar 2 : Bahan tambang uranium.............................................................. 3
Gambar 3 : Proses pengolahan uranium......................................................... 6
Gambar 4 : Salah satu desain PLTN............................................................... 7
Gambar 5 : Reaksi D-T Fusion....................................................................... 10
Gambar 6 : Skema reactor nuklir.................................................................... 15
Gambar 7 : Bentuk nyata dari inti reactor...................................................... 16
Gambar 8 : Data distribusi izin yang diberikan pada kegiatan medis tiap
propinsi di nusantara ........................................................................................ 20
Gambar 9 : Data distribusi izin yang diberikan pada kegiatan industri tiap
propinsi di nusantara ........................................................................................ 20
Gambar 10 : Para pekerja sedang menangani sampah nuklir........................... 25
Gambar 11 : Penyimpanan sampah nuklir........................................................ 26
Gambar 12 : Daur ulang limbah nuklir............................................................. 26
Gambar 13 : Pengolahan limbah nuklir pada balai BATAN............................ 33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat
dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi
baru, pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi
minyak bumi terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan
banyak didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan
memasuki tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak
penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak
bumi memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru.
Salah satu alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir.
Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri
bahwa energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak
diperhitungkan.
Isu energi nuklir yang berkembang saat ini memang berkisar
tentang penggunaan energi nuklir dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk
tentang musibah hancurnya reaktor nuklir di Chernobyl. Isu-isu ini telah
membentuk bayangan buruk dan menakutkan tentang nuklir dan
pengembangannya. Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan
terkendali atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus
memberikan solusi atas masalah kelangkaan energi.
Apa Itu Nuklir?
Apa yang terbayangkan dalam benak kita ketika mendengar kata “nuklir”?
Sepertinya sebagian besar orang berpikir bahwa nuklir itu sesuatu yang
mengerikan dan berbahaya, identik dengan bom dan dampak radiasi yang
ditimbulkannya. Bagi kebanyakan orang, nuklir dianggap sebagai sesuatu yang
tidak baik dan berbahaya. Apakah itu benar? Jika kita bersikap terbuka dan
mencoba untuk mengenal nuklir lebih dalam lagi, ternyata kita dapat menemukan
1
“kebaikan-kebaikan” yang dapat diberikan nuklir bagi kesejahteraan hidup
manusia. Dengan berlandaskan asumsi bahwa nuklir dapat bermanfaat bagi
manusia, para peneliti dan orang-orang yang bergelut di bidang nuklir telah
banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan pengembangan teknologi nuklir. Di
zaman ini, manusia sudah banyak melakukan berbagai upaya dan penelitian dalam
rangka pemanfaatan energi nuklir. Berikut ini akan dibahas secara lebih
mendalam lagi mengenai berbagai pemanfaatan energi nuklir yang telah dilakukan
manusia sampai saat ini.
Nuklir adalah sebutan untuk bentuk energi yang dihasilkan melalui reaksi
inti, baik itu reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi fusi (penggabungan). Sumber
energi nuklir yang paling sering digunakan untuk PLTN adalah sebuah unsur
radioaktif yang bernama Uranium. Bagaimana caranya sebuah unsur radioaktif
mampu menghasilkan panas yang besar? Tentu saja bukan dengan dibakar.
Namun melalui reaksi pemisahan inti (reaksi fisi). Biar tidak terlalu rumit
penjelasannya, perhatikan gambar berikut :
Gambar 1 : Reaksi pemisahan inti (reaksi fisi)
Atom uranium (U-235) (digambarkan dengan warna hitam merah di
sebelah kiri) memiliki inti yang tidak stabil ketika ada neutron (warna hitam di
paling kiri) yang ditembakkan pada inti atom tersebut, maka inti atom uranium
akan membelah menjadi dua buah inti atom, yakni atom Barium (Ba-141) dan
atom Kripton (Kr-92) serta tiga neutron (warna hitam di kanan). Massa atom
sebelum pembelahan lebih besar dari pada massa atom setelah pembelahan, maka
selisih massa (disebut defek massa) tersebut berubah menjadi energi panas yang
2
besarnya sekitar 200 MeV (Mega elektron volt), ini baru satu buah inti atom. satu
gram uranium saja tentu memiliki banyak inti. Sehingga panas yang dihasilkan
pun luar biasa besar.
Karena Uranium bahan tambang, maka bentuknya juga padat
Gambar 2 : Bahan tambang Uranium
Indonesia Punya tambang uranium?
"Indonesia memiliki cadangan uranium 53 ribu ton yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN),
yakni sebanyak 29 ribu ton di Kalimantan Barat dan 24 ribu ton sisanya ada di
Bangka Belitung."Selain itu Papua juga diindikasikan memiliki cadangan uranium
yang cukup besar. Tapi soal ini masih akan diteliti dulu," kata Deputi
Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa Badan Tenaga Nuklir
Nasional (Batan) Dr Djarot S Wisnubroto kepada pers di Jakarta,.
Perkiraan bahwa Pulau Papua menyimpan cadangan uranium atau bahan baku
nuklir dalam jumlah besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan Papua dengan
batuan Australia yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di
dunia, ujarnya. Jika suatu PLTN seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton
Uranium per tahun, maka dengan cadangan di Kalbar saja yang mencapai 29 ribu
ton Uranium, urai Djarot, itu berarti bisa memasok Uranium selama 145 tahun"
(Dikutip dari Antara)
3
BAB II
TENAGA NUKLIR SEBAGAI SUMBER ENERGI
Seiring dengan perkembangan dunia di mana populasi semakin bertambah,
perkembangan teknologi yang semakin pesat, dan naiknya gaya hidup di negara-
negara maju, maka dibutuhkan banyaknya sumber energi listrik. Sumber energi di
dunia yang tersedia saat ini meliputi energi batu bara, nuklir, bensin, angin,
matahari, hidrogen, dan biomassa. Dari masing-masing jenis energi di atas,
terdapat kelebihan dan kelemahan masing-masing.
a. Batu Bara
Kelebihan : Tidak mahal bahan bakarnya, mudah untuk didapat.
Kelemahan : Dibutuhkan kontrol untuk polusi udara dari pembakaran batu
bara tersebut, berkontribusi terhadap peristiwa hujan asam dan
pemanasan global.
b. Nuklir
Kelebihan : Bahan bakarnya tidak mahal, mudah untuk dipindahkan
(dengan sistem keamanan yang ketat). Energi yang dihasilkan
sangat tinggi, dan tidak mempunyai efek rumah kaca dan hujan
asam.
Kelemahan : Butuh biaya yang besar untuk sistem penyimpanannya,
disebabkan dari bahaya radiasi energi nuklir itu sendiri.
Masalah kepemilikan energi nuklir, disebabkan karena
bahayanya nuklir sebagai senjata pemusnah massal dan produk
buangannya yang sangat radioaktif.
c. Bensin
Kelebihan : Sangat mudah untuk didistribusikan, mudah untuk didapatkan,
energinya cukup tinggi.
Kelemahan : Untuk sekarang, sumber bahan bakarnya sudah tinggal sedikit.
Berkontribusi terhadap pemanasan global, dan harganya
semakin mahal seiring dengan ketersediaannya.
4
d. Matahari
Kelebihan : Energi matahari bebas untuk didapatkan.
Kelemahan : Tergantung pada cuaca, waktu, dan area. Untuk teknologi saat
ini, masih dibutuhkan area yang luas untuk meletakkan panel
surya dan energi yang dihasilkan dari panel surya tersebut
masih sangat sedikit.
e. Angin
Kelebihan : Angin mudah untuk didapatkan dan gratis. Biaya perawatan
dan meregenerasi energinya semakin murah dari waktu ke
waktu. Sumber energi ini baik digunakan di daerah pedesaan
terutama pada daerah pertanian.
Kelemahan : Membutuhkan banyak pembangkit untuk menghasilkan energi
yang besar. Terbatas untuk area yang berangin saja,
membutuhkan sistem penyimpanan energi yang mahal. Pada
saat musim badai, angin dapat merusak instalasi pembangkit
listrik.
f. Biomassa
Kelebihan : Masih dalam tahap pengembangan, membutuhkan instalasi
pembangkit yang tidak terlalu besar.
Kelemahan : Tidak efisien jika hanya sedikit instalasi pembangkit yang
dibangun, berkontribusi terhadap pemanasan global.
g. Hidrogen
Kelebihan : Mudah dikombinasikan dengan oksigen untuk menghasilkan
air dan energi.
Kelemahan : Sangat mahal untuk biaya produksi, membutuhkan energi yang
lebih besar untuk membuat hidrogennya sendiri.
Dengan berdasarkan fakta di atas, dapat dilihat sumber energi dari nuklir
sangat dibutuhkan, karena terdapat beberapa sumber energi (seperti bensin dan
batu bara) yang ketersediaannya di alam semakin sedikit, sehingga dibutuhkan
sumber energi yang baru.
5
Bahan Bakar Nuklir
Bahan bakar nuklir adalah semua jenis material yang dapat digunakan
untuk menghasilkan energi nuklir, demikian bila dianalogikan dengan bahan
bakar kimia yang dibakar untuk menghasilkan energi. Hingga saat ini, bahan
bakar nuklir yang umum dipakai adalah unsur berat fissil yang dapat
menghasilkan reaksi nuklir berantai di dalam reaktor nuklir. Bahan bakar fossil
yang sering digunakan adalah 235U dan 239Pu, dan kegiatan yang berkaitan dengan
penambangan, pemurnian, penggunaan, dan pembuangan dari material-material
ini termasuk dalam siklus bahan bakar nuklir. Siklus bahan bakar nuklir penting
adanya karena terkait dengan PLTN dan senjata nuklir.
Gambar 3 : Proses pengolahan Uranium
Bahan bakar nuklir tradisional yang digunakan di USA dan beberapa
negara yang tidak melakukan proses daur ulang bahan bakar nuklir bekas
mengikuti empat tahapan seperti yang terdapat dalam gambar di atas. Proses di
atas berdasarkan siklus bahan bakar nuklir. Pertama, uranium diperoleh dari
pertambangan. Kedua, uranium diproses menjadi “Yellow Cake”. Langkah
berikutnya adalah mengubah “Yellow Cake” menjadi UF6 untuk proses
pengkayaan dan kemudian diubah menjadi uranium dioksida, atau tanpa proses
pengkayaan untuk kemudian langsung ke tahap ke-4 sebagaimana yang terjadi
untuk bahan bakar reaktor nuklir pada umumnya.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menyediakan sekitar 17 persen
dari total tenaga listrik dunia. Beberapa negara membutuhkan tenaga nuklir yang
6
lebih besar daripada negara lain. Di Prancis, menurut International Atomic Energy
Agency (IAEA), 75 persen tenaga listriknya dihasilkan oleh reaktor nuklir. Jumlah
pembangkit tenaga listrik di dunia diperkirakan lebih dari 400 buah dengan 100
buah di antaranya berada di Amerika Serikat.
Desain PLTN
Salah satu jenis PLTN adalah Pressurized Water Reactor (PWR), Reaktor
jenis ini adalah reaktor paling umum, 230 PLTN di seluruh dunia menggunakan
jenis ini. gambar skemanya :
Gambar 4 : Salah satu desain PLTN
Pada gambar diatas dapat dilihat, air yang bersuhu tinggi dan yang
bersentuhan langsung dengan bahan bakar Uranuim (warna merah) selalu berada
di dalam containment, containmentnya sendiri dibuat dengan bahan struktur yang
tidak mampu ditembus oleh radiasi yang dipancarkan saat terjadi reaksi inti. di
dalam reactor vessel juga terdapat control rod yang berfungsi sebagai batang
pengendali reaksi inti.
7
Di dunia ini sudah ada berapa banyak PLTN?
Tabel 1 : Status PLTN di Dunia
8
BAB III
PENGGUNAAN NUKLIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK
Secara umum yang dimaksudkan dengan PLTN adalah pembangkit
listrik tenaga nuklir yang merupakan suatu kumpulan mesin yang
dapat membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan tenaga nuklir
sebagai tenaga awalnya. Sebelum melanjutkan ke prinsip kerja dari PLTN
ini, ada baiknya penyusun terangkan sedikit tentang Proses Fisi dan Fusi
Nuklir.
Fisi Nuklir
Proses fisi adalah proses utama pada reaktor nuklir terjadi ketika
sebuah inti bermassa berat. Pada reaksi fisi, inti senyawa yang terangsang
terbelah menjadi dua inti massa yang lebih rendah, disebut produk isi, dan
produk ini disertai oleh dua atau tiga neutron dan radiasi fisi gamma. Adapun
tiga bahan bakar yang dapat berfisi antara lain : Uranium-235 (U235),
Uranium-233 (U233) dan Plutonium-239 (Pu239). Ketiga bahan bakar ini
besifat radioaktif tetapi mereka mempunyai massa paruh yang sangat lama.
- Fusi Nuklir
Proses fusi pada dasarnya adalah sebuah anti tesis dari proses fisi.
Dalam proses fisi, inti bermasa berat membelah menjadi inti bermasa ringan,
sambil melepaskan kelebihan energi pengikatan. Sedangkan pada reaksi fusi,
inti bermasa ringan bergabung dalam rangka melepaskan kelebihan energi
pengikatan. Jadi reaksi fusi adalah reaksi umum yang “meminyaki” matahari
dan telah dipakai di bumi untuk melepaskan energi dalam jumlah yang besar
didalam termonuklir atau bom hydrogen.
Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana
dua inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan
melepaskan energi. Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan
bintang bersinar, dan senjata nuklir meledak. Proses ini membutuhkan energi
yang besar untuk menggabungkan inti nuklir, bahkan elemen yang paling
ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang ringan, yang membentuk inti atom
9
yang lebih berat dan netron bebas, akan menghasilkan energi yang lebih besar
lagi dari energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan mereka maka sebuah
reaksi eksotermik yang dapat menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.
Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi kimia,
karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari
energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh: energi ionisasi yang
diperoleh dari penambahan elektron ke hidrogen adalah 13.6 elektron volt
lebih kecil satu per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi Deuterium
Tritium (D-T) fusion seperti gambar di bawah ini.
Gambar 5 : Reaksi D-T Fusion
Energi Nuklir
Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa
besarnya. Tenaga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses
pembakaran bahan bakar nuklir. Proses ini sangat berbeda dengan
pembakaran kimia biasa yang umumnya sudah dikenal, seperti pembakaran
kayu, minyak dan batubara. Besar energi yang tersimpan (E) di dalam inti
atom adalah seperti dirumuskan dalam kesetaraan massa dan energi oleh Albert
Einstein :
E = m C
dimana
m : massa bahan (kg)
C : kecepatan cahaya (3 x 108 m/s).
Energi nuklir berasal dari perubahan sebagian massa inti dan keluar
10
dalam bentuk panas. Dilihat dari proses berlangsungnya, ada dua jenis reaksi
nuklir, yaitu reaksi nuklir berantai tak terkendali dan reaksi nuklir berantai
terkendali. Reaksi nuklir tak terkendali terjadi misal pada ledakan bom nuklir.
Dalam peristiwa ini reaksi nuklir sengaja tidak dikendalikan agar dihasilkan
panas yang luar biasa besarnya sehingga ledakan bom memiliki daya rusak
yang maksimal. Agar reaksi nuklir yang terjadi dapat dikendalikan secara
aman dan energi yang dibebaskan dari reaksi nuklir tersebut dapat
dimanfaatkan, maka manusia berusaha untuk membuat suatu sarana reaksi
yang dikenal sebagai reaktor nuklir. Jadi reaktor nuklir sebetulnya hanyalah
tempat dimana reaksi nuklir berantai terkendali dapat dilangsungkan. Reaksi
berantai di dalam reaktor nuklir ini tentu sangat berbeda dengan reaksi
berantai pada ledakan bom nuklir.
Untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya energi yang dapat
dilepaskan oleh reaksi nuklir, berikut ini diberikan contoh perhitungan
sederhana.
Ambil 1 g (0,001 kg) bahan bakar nuklir U235. Jumlah atom di dalam bahan
bakar ini adalah :
N = (1/235) x 6,02 x 1023 = 25,6 x 1020 atom U235.
Karena setiap proses fisi bahan bakar nuklir U235 disertai dengan pelepasan
energi sebesar 200 MeV, maka 1 g U235 yang melakukan reaksi fisi
sempurna dapat melepaskan energi sebesar :
E = 25,6 x 1020 (atom) x 200 (MeV/atom) = 51,2 x 1022 MeV
Jika energi tersebut dinyatakan dengan satuan Joule (J), di mana
1 MeV = 1.6 x
10-13 J, maka energi yang dilepaskan menjadi :
E = 51,2 x 1022 (MeV) x 1,6 x 10-13 (J/MeV) = 81,92 x 109 J
Dengan menganggap hanya 30 % dari energi itu dapat diubah menjadi
energi listrik, maka energi listrik yang dapat diperoleh dari 1 g U235 adalah :
E listrik = (30/100) x 81,92 x 109 J = 24,58 x 109 J
Karena 1J = 1 W.s ( E = P.t), maka peralatan elektronik seperti pesawat tv
dengan daya (P) 100 W dapat dipenuhi kebutuhan listriknya oleh 1 g U235
selama : t = E listrik / P = 24,58 x 109 (J) / 100 (W) = 24,58 x 107 s
11
Angka 24,58 x 107 sekon (detik) sama lamanya dengan 7,78 tahun terus-
menerus tanpa dimatikan. Jika diasumsikan pesawat TV tersebut hanya
dinyalakan selama
12 jam/hari, maka energi listrik dari 1 g U235 bisa dipakai untuk
mensuplai kebutuhan listrik pesawat TV selama lebih dari 15 tahun.
Prinsip Kerja PLTN
Proses kerja PLTN sebenarnya hampir sama dengan proses
kerja pembangkit listrik konvensional seperti pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU), yang umumnya sudah dikenal secara luas. Yang membedakan
antara dua jenis pembangkit listrik itu adalah sumber panas yang digunakan.
PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi nuklir, sedangkan PLTU
mendapatkan suplai panas dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara
atau minyak bumi.
Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN.
Reaktor daya hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi
fisi, sedang kelebihan neutron dalam teras reaktor akan dibuang atau
diserap menggunakan batang kendali. Karena memanfaatkan panas hasil
fisi, maka reaktor daya dirancang berdaya thermal tinggi dari orde ratusan
hingga ribuan MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan
energi listrik di dalam PLTN adalah sebagai berikut :
1. Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi
dalam bentuk panas yang sangat besar.
2. Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air
pendingin, bisa pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe
reaktor nuklir yang digunakan.
3. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan
energi gerak (kinetik).
4. Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator
sehingga dihasilkan arus listrik.
12
Secara ringkas dan sederhana, rancangan PLTN terdiri dari air mendidih,
boiling water reactor bisa mewakili PLTN pada umumnya, yakni setelah
ada reaksi nuklir fisi, secara bertubi-tubi, di dalam reaktor, maka timbul
panas atau tenaga lalu dialirkanlah air di dalamnya. Kemudian uap panas
masuk ke turbin dan turbin berputar poros turbin dihubungkan dengan
generator yang menghasilkan listrik.
Reaktor Nuklir adalah suatu alat dimana reaksi berantai dapat
dilaksanakan berkelanjutan dan dikendalikan. Atau dengan kata lain reaktor
nuklir merupakan suatu wadah bahan-bahan fisi dimana proses reaksi
berantai terjadi terus menerus tanpa berhenti atau tempat terjadinya reaksi
pembelahan inti (nuklir). Bagian utama dari reaktor nuklir yaitu: elemen
bakar (batang-batang bahan bakar), perisai (perisai termal), moderator dan
elemen kendali.
Bahan bakar yang digunakan didalam reaktor nuklir ada tiga jenis antara lain :
- Uranium-235 (U235),
- Uranium-233 (U233),
- Plutonium-239 (Pu239).
Dari ketiga jenis bahan bakar diatas, yang paling sering digunakan sebagai
bahan bakar reaktor adalah Uranium-235 (U235).
Reaksi fisi berantai terjadi apabila inti dari suatu unsur dapat belah
(Uranium-235, Uranium-233) bereaksi dengan neutron termal/lambat yang
akan menghasilkan unsur-unsur lain dengan cepat serta menimbulkan energi
panas dan neutron-neutron baru. Untuk mengendalikan reaksi berantai dalam
reaktor nuklir maka digunakanlah bahan yang dapat menyerap neutron,
misalnya Boron dan Cadmium. Yang bertujuan untuk mengatur kerapatan
dari neutron. Dengan mengatur kerapatan neutron ini maka tingkat daya
raktor nuklir dapat ditentukan, bahkan reaksi dapat dihentikan sama sekali
(sampai 0) pada saat semua neutron terserap oleh bahan penyerap.
Perangkat pengatur kerapatan neutron pada reaktor nuklir ini disebut
dengan elemen kendali. Jika elemen kendali disisipkan penuh diantara
elemen bakar, maka elemen kendali akan menyerap neutron secara maksimum
sehingga reaksi berantai akan dihentikan dan daya serap batang kendali akan
13
berkurang bila batang kendali ditarik menjauhi elemen bakar. Di sini
pengendalian dilakukan terhadap pelepasan dan penyerapan neutron
selama berlangsungnya reaksi berantai.
Neutron yang dilepaskan dalam suatu reaksi berantai dapat dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu :
1. Meninggalkan material fisi.
2. Tidak berfisi, ditangkap oleh U238 membentuk Pu239.
3. Tidak berfisi, ditangkap oleh material batang kendali (control-rod).
4. Berfisi, ditangkap oleh U239 dan U233.
Apabila jumlah nutron yang dilepaskan oleh proses fisi sama dengan jumlah
empat bagian nutron diatas, maka energi panas yang dihasilkan adalah
konstan. Atau sebaliknya jika jumlah nutron yang dihasilkan lebih kecil,
maka reaksi berantai akan berhenti. Apabila lebih besar, maka laju fisinya
naik dan menjadi tidak terkendali. Gambar dibawah menunjukkan skema
sebuah reaktor nuklir.
Gambar 6 : Skema reactor nuklir
Komponen utama reaktor nuklir antara lain :
1. Inti reactor 5. Tangki Reaktor
2. Moderator 6. Fluida Pendingin
3. Perisai Termal 7. Perisai Biologi
4. Reflektor 8. Batang-batang kendali
1. Inti reaktor : Dibuat dari batang-batang bahan bakar yang berisi uranium
alam, uranium yang dipercaya, plutoium, atau U-233.
14
Batang-batang bahan bakar tersebut dapat dicampur dengan
material-material tidakberfisi.
2.Moderator : Berfungsi untuk memperlambat kecepatan nutron sehingga
berkecepatan termal. Biasanya dibuat dari granit yang
membungkus bahan bakar, tetapi mungkin juga air berat, air
ringan (normal), atau berilium. Moderator dapat juga
dicampur dengan bahan bakar.
3. Perisai Termal : Berfungsi menyerap radiasi (parikelb , nutron yang Makalah
PLTN2005 12 terlepas, dan sinar gamma) yang terjadi karena
proses fisi. Karena itu perisai menyelubungi inti reaktor,
biasanya dibuat dari besi, menyerap energi dan menjadi
panas.
4. Reflektor : Berfungsi untuk memantulkan kembali nutron yang
meninggalkan inti bahan bakar. Pada gambar diatas
menunjukkan bahwa tepi moderator juga berfungsi sebagai
reflektor, selain reflektor yang diletakkan di dalam perisai
termal dan menyelubungi inti reaktor.
5. Tangki Reaktor : Berfungsi untuk membungkus seluruh inti reaktor, reflektor
dan perisai termal. Dengan demikian tangki reaktor
membentuk pula saluran untuk mengatur aliran pendingin
melalui dan mengelilingi inti reaktor.
6. Fluida Pendingin: Membawa panas yang dihasilkan dari proses fisi untuk
berbagai keperluan, antara lain sebagai pemanas air ketel
pada pusat tenaga uap. Menjaga agar bahan bakar reaktor dan
perlengkapannya ada pada temperature yang diperbolehkan
(aman dan tidak rusak).
7. Perisai Biologi : Membungkus reaktor untuk menahan dan melemahkan semua
radiasi yang mematikan sebagai akibat dari proses fisi.
Perisai biologi dapat dibuat dari besi, timah hitam atau beton
tebal dicampur oksida besi.
8. Batang-batang kendali: Berfungsi mengendalikan proses fisi (pembangkitan
panas) di dalam reaktor, yaitu dengan menyerap nutron
15
berlebihan yang terjadi dari proses fisi. Batang-batang
kendali biasanya terbuat dari boron atau hafnium yang dapat
menyerap nutron.
Gambar 7: Bentuk nyata dari inti reaktor
Jenis-jenis Reaktor Nuklir
Teknologi PLTN dirancang agar energi nuklir yang terlepas dari proses
fisi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam kehidupan sehari-
hari. PLTN merupakan sebuah sistim yang dalam operasinya menggunakan
reaktor daya yang berperan sebagai tungku penghasil panas. Dewasa ini ada
berbagai jenis PLTN yang beroperasi. Perbedaan tersebut ditandai dengan
perbedaan tipe reaktor daya yang digunakannya. Masing-masing jenis PLTN /
tipe reaktor daya umumnya dikembangkan oleh negara-negara tertentu,
sehingga seringkali suatu jenis PLTN sangat menonjol dalam suatu negara,
tetapi tidak dioperasikan oleh negara lain. Perbedaan berbagai tipe reaktor
daya itu bisa terletak pada penggunaan bahan bakar, moderator, jenis
pendinging serta perbedaan-perbedaan lainnya.
Perbedaan jenis reaktor daya yang dikembangkan antara satu negara
dengan negara lain juga dipengaruhi oleh tingkat penguasaan teknologi
yang terkait dengan nuklir oleh masing-masing negara. Pada awal
pengembangan PLTN pada tahun 1950-an, pengayaan uranium baru bisa
dilakukan oleh Amerika Serikat dan Rusia, sehingga kedua negara tersebut
pada saat itu sudah mulai mengembangkan reaktor daya berbahan bakar
uranium diperkaya. Sementara itu di Kanada, Perancis dan Inggris pada
saat itu dipusatkan pada program pengembangan reaktor daya berbahan
bakar uranium alam. Oleh sebab itu, PLTN yang pertama kali beroperasi di
ketiga negara tersebut menggunakan reaktor berbahan bakar uranium alam.
16
Namun dalam perkembangan berikutnya, terutama Inggris dan Perancis juga
mengoperasikan PLTN berbahan bakar uranium diperkaya.
Macam-Macam Reaktor Nuklir :
a. LWR : Light Water Reactor / Reaktor air Ringan.
PWR : Presured Water Reactor / Reaktor Air Tekan.
BWR : Boiling Water Reactor / Reaktor Air Mendidih.
b. HWR : Heavy Water Reactor / Reaktor Air Berat.
c. HTGR : High Temperatur Gas Reactor / Reaktor Gas Suhu Tinggi.
d. LMFBR : Liquit Metal Fast Breder Reactor / Reaktor Pembiak Cepat Logam
Cair.
e. GCFBR : Gas Coold Fast Breder Reactor / Reaktor Pembiak Cepat Pendingin
Gas.
f. LWBR : Light Water Breder Reactor / Reaktor Pembiak Air Ringan.
g. SGHWR : Steam Generating Heavy Water Reactor / Reaktor Air Berat
Generator Uap.
h. MSBR : Molten Salt Breder Reactor / Reaktor Pembiak Garam Meleleh.
17
BAB IV
SEJARAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
DI INDONESIA.
Sejarah pemanfaatan energi nuklir melalui Pusat Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN) dimulai beberapa saat setelah tim yang dipimpin Enrico Fermi
berhasil memperoleh reaksi nuklir berantai terkendali yang pertama pada
tahun 1942. Reaktor nuklirnya sendiri sangat dirahasiakan dan dibangun di
bawah stadion olah raga Universitas Chicago. Mulai saat itu manusia
berusaha mengembangkan pemanfaatan sumber tenaga baru tersebut. Namun
pada mulanya, pengembangan pemanfaatan energi nuklir masih sangat terbatas,
yaitu baru dilakukan di Amerika Serikat dan Jerman. Tidak lama kemudian,
Inggris, Perancis, Kanada dan Rusia juga mulai menjalankan program energi
nuklirnya.
Listrik pertama yang dihasilkan dari PLTN terjadi di Idaho,
Amerika Serikat, pada tahun 1951. Selanjutnya pada tahun 1954 PLTN skala
kecil juga mulai dioperasikan di Rusia. PLTN pertama di dunia yang
memenuhi syarat komersial dioperasikan pertama kali pada bulan Oktober
1956 di Calder Hall, Cumberland. Sistim PLTN di Calder Hall ini terdiri atas
dua reaktor nuklir yang mampu memproduksi sekitar 80 juta Watt tenaga
listrik. Sukses pengoperasian PLTN tersebut telah mengilhami munculnya
beberapa PLTN dengan model yang sama di berbagai tempat. Proses
rencana pembangunan PLTN di Indonesia cukup panjang. Tahun1972, telah
dimulai pembahasan awal dengan membentuk Komisi
PersiapanPembangunan PLTN. Komisi ini kemudian melakukan pemilihan
lokasi dan tahun 1975 terpilih 14 lokasi potensial, 5 di antaranya terletak di
Jawa Tengah. Lokasi tersebut diteliti Badan Tenaga Nuklir Nasional
(BATAN) bekerjasama dengan NIRA dari Italia. Dari keempat belas lokasi
tersebut, 11 lokasi di pantai utara dan 3 lokasi di pantai selatan.
18
Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia
Berlawanan dengan kebanyakan pendapat orang, tenaga nuklir
memberikan banyak manfaat bagi peradaban manusia. Berbagai macam
penggunaan tenaga nuklir muncul dalam kehidupan kita. Selama lebih dari seratus
tahun, tenaga nuklir telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kontribusi nyata tampak dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Dalam
bidang pertanian, kita menggunakan teknik nuklir untuk menghasilkan varietas
padi unggul dan murah, sehingga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi kita. Selain
itu, teknologi radiasi juga telah banyak digunakan industri, terutama untuk
memeriksa volume produk minuman dalam kemasan, ketebalan kertas, kualitas
pipa dan lain sebagainya.
Sinar radiasi juga dapat digunakan sebagai teknik perunut, diagnosa proses
industri, analisa komposisi dan uji bahan tak rusak. Radiasi sinar gamma juga
banyak digunakan untuk membasmi bakteria dalam proses sterilisasi makanan. Di
berbagai belahan dunia, tenaga nuklir telah dan akan menjadi alternatif penting
dalam menyediakan tenaga listrik tanpa menghasilkan gas rumah kaca, sehingga
bisa mengurangi efek rumah kaca di planet kita ini.
Tabel 2 :Produk Pelayanan Perizinan
Bidang Pemanfaatan Jumlah
FRZR Medis/Kesehatan 5421
FRZR Industri 4659
FRZR Penelitian 49
Surat Izin Bekerja ( SIB) 3500
Bahan Nuklir 38
Juli 2008
19
Peta Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia
Gambar 8: Peta distribusi izin yang diberikan pada kegiatan medis di tiap provinsi di Indonesia
Gambar 9. Peta distribusi izin yang diberikan pada kegiatan industri di tiap provinsi di Indonesia
Memandang hal di atas, pemerintah Indonesia, bersama dengan Dewan
Perwakilan Rakyat, membuat UU No 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran,
yang menunjukkan pentingnya energi nuklir bagi kesejahteraan kita dan perlunya
20
keselamatan dalam penggunaanya. Usaha untuk meningkatkan manfaat dari
energi nuklir dilaksanakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN),
sedangkan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) diberikan wewenang dan
tanggung jawab melalui tugas pengawasan untuk meminimalisasi resiko yang
berkaitan dengan penggunaan tenaga nuklir di Indonesia.
Pengawasan penggunaan tenaga nuklir dimaksudkan untuk menjamin pemakaian
yang baik dan benar dengan tetap menjaga penggunaan khusus untuk tujuan
damai dan memberikan manfaat dan kesejahteraan pada masyarakat seluas-
luasnya.
Isu Proyek Pembangunan PLTN
Tenaga Nuklir kian ramai dibicarakan dalam setiap pertemuan-pertemuan
penting di berbagai belahan dunia. Indonesia pun turut andil dalam
pengembangannya. Bila dilihat dari sejarah dan pengalaman bangsa Indonesia,
sebenarnya nuklir bukanlah barang baru bagi Indonesia. Terbukti pada tahun 50-
an Presiden pertama Indonesia Soekarno sudah mulai mewujudkan visi tentang
energi nuklir, dengan harapan Indonesia akan diakui oleh dunia internasional di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Alasan utama Indonesia dalam
pengembangan PLTN adalah kebutuhan energi yang besar oleh masyarakat
Indonesia dengan populasi penduduk yang sangat padat.
Banyak masyarakat Indonesia yang menentang pembangunan PLTN karena
dianggap hanya akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan.
Setiap permasalahan memiliki solusi, sikap optimistis perlu diterapkan untuk
proyek besar seperti ini. Para peneliti yang bekerja pada BATAN (Badan Peneliti
Atom Nasional) melalui sarana dan fasilitas yang ada melakukan riset teknologi
nuklir untuk pengembangan industri nuklir seperti teknologi reaktor dan
keselamatan nuklir dengan menggunakan reaktor riset berdaya 30 MWth,
fabrikasi bahan bakar nuklir, pengelolaan limbah radioaktif, keselamatan radiasi
dan lingkungan dilakukan dalam rangka persiapan pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).Adapun dasar pertimbangan pemanfaatan energi
nuklir untuk pembangkit listrik yang lebih jelas dan tegas, tercantum pada
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Nasional
21
Jangka Panjang. Cukup jelas keseriusan pemerintah dalam perencanaan
pembangunan PLTN maka masyarakat tidak perlu merasa takut berlebih karena
pastinya para peniliti berpikir panjang mengenai pengelolaan limbah nuklir.
Pemanfaatan Tenaga Nuklir
Tenaga nuklir diharapkan bisa menjadi sumber energi masa depan
Indonesia. Karena tenaga nuklir memiliki manfaat yang sangat banyak. Dengan
adanya tenaga nuklir, diyakini bisa menambah pasokan listrik di Indonesia,
terutama di pulau padat penduduk seperti yang ada di pulau Jawa. Selain itu
diharapkan masyarakat Indonesia tidak memiliki ketergantungan yang tinggi
terhadap petroleum, dengan demikian Indonesia dapat memproduksi minyak bumi
lebih banyak. Selain itu, emisi gas dapat berkurang. Tenaga nuklir juga
dimanfaatkan pada bidang-bidang lainnya seperti bidang pertanian, peternakan,
hidrologi, industri, kesehatan, penggunaan zat radioaktif dan sinar-X untuk
radiografi, logging, gauging, analisa bahan, kaos lampu, perunut (tracer) dan lain-
lain. Dalam bidang penelitian terutama banyak dilakukan oleh BATAN mulai dari
skala kecil sampai dengan skala besar. Pemanfaatan dalam bidang kesehatan dapat
dilihat seperti untuk diagnosa, kedokteran nuklir, penggunaan untuk terapi dimana
radiasi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker.
PLTN butuh lokasi yang tepat
Salah satu hal penting dalam perencanaan adalah lokasi pembangunan.
Ada beberapa hal yang dikhawatirkan, yakni secara geografis cukup banyak
wilayah Indonesia yang berada di atas patahan-patahan tektonik yang rentan akan
gempa bumi. Sehingga lokasi yang tepat adalah lokasi yang tidak rawan terhadap
gempa bumi. Badan Peneliti Atom Nasional telah meneliti sejumlah wilayah di
pulau Jawa yang kira-kira tepat untuk proyek pembangunan PLTN, dan berita
terakhir menyebutkan bahwa Semenanjung Muria adalah lokasi yang dituju. Pihak
BATAN berpendapat, wilayah Jepara dinilai aman dari patahan-patahan tektonik
yang menyebabkan gempa, dan juga letak geografisnya yang di ujung pantai juga
strategis dalam mendukung teknologi pendingin sisi nuklir yang akan
menggunakan air laut. Namun sepertinya hal itu kurang tepat mengingat populasi
22
penduduk yang padat di pulau Jawa dan dipastikan lokasi pembangunan tidak
jauh dari pemukiman penduduk, kita pun perlu mengingat limbah nuklir yang
sangat berbahaya. Di samping itu pembangunan PLTN berarti membuka lapangan
kerja baru yang mendorong masyarakat berbondong-bondong pergi ke pulau Jawa
dan akan menambah kepadatan penduduk. Sehingga program transmigrasi
pemerintah akan terhambat. Hal penting lainnya adalah, kondisi tanah Jawa sangat
subur untuk pertanian dan masih produktif. Rasanya kurang bijaksana apabila
harus mengorbankan sisi produktifitasnya. Lokasi yang cukup tepat adalah seperti
lokasi reaktor nuklir di Gorontalo, karena menurut penelitian lahannya sudah
tidak produktif lagi dan jauh dari pemukiman penduduk.
Indonesia Telah siap
Menurut BATAN, diantara negara-negara berkembang dan pendatang baru
di bidang pemanfaatan energi nuklir untuk pembangkit listrik, Indonesia dinilai
yang paling maju terutama dari kesiapan SDM dan infrastruktur, termasuk dalam
aspek safeguards. Amerika Serikat dan Rusia pun telah menandatangani
perjanjian kerjasama dengan Indonesia dalam proyek pembangunan reaktor
nuklir, hal ini menunjukkan kepercayaan mereka terhadap potensi nuklir yang
dimiliki Indonesia. Kini hanya tinggal menunggu kesiapan masyarakat Indonesia.
Oleh karenanya, Pemerintah dan peneliti harus segera melakukan publikasi dan
sosialisasi mengenai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Karena
masyarakat Indonesia masih kurang akan pengetahuan tenaga nuklir. Diharapkan
agar masyarakat dapat melihat berbagai macam perspektif dan dapat berpikir
kritis untuk kepentingan bersama. Situasi berubah cepat mengikuti alur waktu.
Masyarakat Indonesia harus jeli melihat kemajuan teknologi yang dan berpikir
terbuka terhadap hal-hal baru namun tetap selektif.
23
BAB V
DAMPAK DAN PENANGANAN DARI PEMANFAATAN NUKLIR
SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK
Dampak positif adanya PLTN
Dampak positif dari adanya PLTN ini, adalah dapat menghasilkan daya
listrik yang cukup besar sehingga pada saat terjadi beban puncak pemakaian
daya listrik, kita tidak perlu kuatir lagi akan adanya pemadaman bergilir.
Dampak negatif adanya PLTN
Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa
manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua, yaitu :
a. Radiasi Langsung yaitu radiasi yang terjadi bila radio aktif yang
dipancarkan mengenai langsung kulit atau tubuh manusia.
b. Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan
dan minuman yang tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air,
maupun media lainnya.
Baik radiasi langsung maupun tidak langsung, akan
mempengaruhi fungsi organ tubuh melalui sel-sel pembentukannya.
Organ-organ tubuh yang sensitif akan dan menjadi rusak. Sel-sel tubuh bila
tercemar radio aktif uraiannya sebagai berikut: terjadinya ionisasi akibat
radiasi dapat merusak hubungan antara atom dengan molekul-molekul sel
kehidupan, juga dapat mengubah kondisi atom itu sendiri, mengubah fungsi
asli sel atau bahkan dapat membunuhnya.Pada prinsipnya, ada tiga akibat
radiasi yang dapat berpengaruh pada sel, antara lain :
a. Sel akan mati.
b. Terjadi penggandaan sel, pada akhirnya dapat menimbulkan kanker.
c. Kerusakan dapat timbul pada sel telur atau testis, yang akan
memulai proses bayi-bayi cacat.
Masalah lain juga ditimbulkan oleh limbah/sampah nuklir terhadap
tingkat kesuburan tanah limbah/sampah nuklir merupakan semua sisa
bahan (padat atau cair) yang dihasilkan dari proses pengolahan uranium,
24
misalnya sisa bahan bakar nuklir yang tidak digunakan lagi, dan bersifat
radioaktif, tidak bisa dibuang atau dihilangkan seperti jenis sampah domestik
lainnya (sampah organik dan lain-lain.) Sampah nuklir ini harus ditimbun
dengan cara yang paling aman. Hal yang saat ini dapat dilakukan oleh
manusia hanyalah menunggu sampai sampah nuklir tersebut tidak lagi
bersifat radioaktif, dan itu memerlukan waktu ribuan tahun.
Selain itu ada 3 metode lain yang dapat digunakan untuk
membuang limbah radioaktif yaitu:
1. Pengenceran dan penyebaran (Dilute and Disprese): Limbah dengan
konsentrasi rendah dilepas ke udara, air atau tanah untuk diencerkan atau
dilarutkan sampai ke tingkat yang aman.
2. Penundaan dan Perusakan (Delay and Decay): Dapat digunakan untuk
limbah radioaktif dengan waktu paro (half-lives) relatif singkat. Zat-zat
tersebut disimpan dalam bentuk cair atau lumpur di dalam tangki. Setelah
10-20 kali waktu paronya, zat-zat tersebut mengalami perusakan atau
pmbusukan ke tingkat yang tidak berbahaya atau kemudian dapat
diencerkan dan disebarkan ke lingkungan.
3. Konsentrasi dan Pengepakan (Concentration and Containment):
digunakan untuk limbah radioaktif yang sangat toksik dengan dengan
waktu yang panjang. Limbah tersebut harus disimpan dalam puluhan,
ratusan bahkan ribuan tahun, tergantung dari komposisinya. Zat-zatnya
tidak hanya sangat radioaktif tapi juga bersuhu yang sangat panas.
Gambar 10: Para pekerja sedang menangani sampah nuklir
25
Gambar 11 Tempat penyimpanan sampah Nuklir
Gambar 12 : Daur ulang Limbah Nuklir
26
Ada beberapa bahaya lain dari PLTN yang perlu dipertimbangkan, antara lain :
a. Kesalahan manusia (human error) yang bisa menyebabkan kebocoran,
yang jangkauan radiasinya sangat luas dan berakibat fatal bagi lingkungan
dan makhluk hidup.
b. Salah satu yang dihasilkan oleh PLTN, yaitu Plutonium memiliki hulu
ledak yang sangat dahsyat. Sebab Plutonium inilah, salah satu bahan baku
pembuatan senjata nuklir. Kota Hiroshima hancur lebur hanya oleh 5 kg
Plutonium.
c. Limbah yang dihasilkan (Uranium) bisa berpengaruh pada genetika. Di
samping itu, tenaga nuklir memancarkan radiasi radio aktif yang sangat
berbahaya bagi manusia.
Tabel 3 Beberapa kecelakaan yang pernah terjadi pada PLTN di beberapa
lokasi Industri di dunia yang berkisaran pada tahun 1976 – 1986.
27
28
Tetapi tahukah anda? bahwa pembangkit listrik tenaga batubara (yang saat ini kita
pakai) pun mengandung bahaya yang tidak kalah dengan bahaya radiasi nuklir.
pembakaran batu bara menghasilkan gas-gas berbahaya, juga gas-gas yang
termasuk gas rumah kaca penyebab global warming, hujan asam, gangguan
pernafasan dan lain-lain. parahnya lagi, gas-gas ini kebanyakan dibuang begitu
saja ke lingkungan, berbeda dengan teknologi PLTN yang senantiasa menjaga
agar radiasinya tetap berada di dalam reaktor. Data yang ane dapat nih,
pembakaran batubara di seluruh dunia menciptakan sekitar 9 milyar ton CO2 per
tahun. Perbandingan dengan sumber energi lain ane tampilkan dalam gambar
Berikut :
Tabel 4 : Jumlah pengeluaran CO2
International Atomic Energy Agency (IAEA) telah memperkenalkan 8
level skala kejadian kecelakaan nuklir agar menjadi informasi yang tepat terhadap
masyarakat luas. Level level tersebut dikatagorikan berdasarkan tingkatan
pengaruh/efek baik dalam PLTN itu sendiri maupun keluar PLTN. Delapan level
tersebut adalah :
29
Tabel 5 : Tingkat bahaya pada nuklir
Level 7
Level ini mengkatagorikan kecelakaan nuklir yang mengakibatkan efek yang
sangat besar terhadap kesehatan dan lingkungan di dan sekitar PLTN. Yang
termasuk dalam level ini adalah kecelakaan Chernobyl yang terjadi di Negara
bekas Uni Soviet, sekarang Ukraina pada tahun 1986. Level ini bisa disamakan
dengan kasus kecelakaan non-nuklir di Bhopal, India pada tahun 1984 dimana
ribuan orang dikabarkan meninggal dunia.
Level 6
Pada level ini, kecelakaan nuklir diindikasikan dengan keluarnya radioaktif yang
cukup signifikan, baik PLTN maupun kegiatan industri yang berbasis raioaktif.
Contohnya adalah kecelakaan di Mayak, bekas Negara Uni Soviet pada tahun
1957.
Level 5
Level ini mengindikasikan kecelakaan yang mengeluarkan zat radioaktif yang
terbatas, sehingga memerlukan pengukuran lebih lanjut. Contoh dari level ini
yaitu kecelakaan/kebakaran pada rekator nuklir di Windscale, Inggris tahun 1957.
30
Contoh lainnya yaitu kecelakaan di Three Mile Island yang merusak inti reaktor
pada tahun 1979
Level 4
Level ini mengelompokkan kecelakaan nuklir yang mengakibatkan efek yang
kecil terhadap lingkungan sekitar, inti reaktor dan pekerja (sesuai dengan batas
limit yang diizinkan). Beberapa contoh kejadian kecelakaan dalam level ini yaitu
kecelakaan pada :
Sellafield (Inggris), terjadi sebanyak 5 kali dari 1955 sampai 1979
PLTN Saint-Laurent (Perancis) tahun 1980
Buenos Aires (Argentina) tahun 1983
PLTN Tokaimura (Jepang ) tahun 1999.
Level 3
Kecelakaan yang dikelompokkan dalam level ini yaitu kecelakaan yang
mengakibatkan efek yang sangat kecil dimana masih dibawah level/batas yang
diizinkan, namun tidak ada perangkat keselamatan yang memadai. Contoh dari
kecelakaan level ini yaitu kecelakaan pada THORP plant Sellafield di Inggris
tahun 2005.
Level 2
Kecelakaan pada level ini tidak mengakibatkan efek apapun keluar larea, namun
tetap ada kontaminasi didalam area. Level ini juga mengindikasikan kecelakaan
yang disebabkan oleh kegagalan untuk memenuhi syarat syarat keselamatan yang
seharusnya ada. Contoh kecelakaan dalam level ini adalah kecelakaan pada PLTN
Forsmark Swedia pada bulan Juli 2006 yang lalu.
Level 1
Pada level ini, dikatagorikan kecelakaan yang merupakan anomaly dari
pengoperasian sistem .
Level 0
Pada level ini tidak memerlukan tingkat keselamatan yang signifikan dan relevan.
Disebut juga sebagai “out of scale”.
31
BAPETEN - Badan Pengawas Tenaga Nuklir di Indonesia
Pengawasan tenaga nuklir di Indonesia tidak bisa dihindari dan sangat
diperlukan. Dengan makin berkembangnya teknologi nuklir dan penggunaannya
di masyarakat makin meluas, pengawasan ditujukan untuk memastikan
keselamatan masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan Undang-Undang,
BAPETEN melaksanakan kewajiban pemerintah dalam mengawasi penggunaan
tenaga nuklir.
UU Tenaga Nuklir tahun 1997 memberikan mandat pada BAPETEN untuk
membuat peraturan, menerbitkan izin, melakukan inspeksi dan mengambil
langkah penegakan peraturan untuk menjamin kepatuhan pengguna tenaga nuklir
terhadap peraturan dan ketentuan keselamatan.
Penanganan Limbah Radioaktif Oleh Batan
Kita mulai dari sejarah pemanfaatan zat radioaktif di Indonesia. Penggunaan zat
radioaktif di negeri kita dimulai pada era akhir tahun 50an, yaitu pemanfaatan
sumber radiasi untuk industri dan rumah sakit. Pemanfaatan di industri antara lain
untuk kendali ketebalan, kerapatan produk, menentukan tinggi permukaan cairan
dalam suatu wadah terutup dan banyak lagi. Pemanfaatan di Rumah Sakit antara
lain untuk diagnosis dan radiotherapy. Selain itu tentu saja laboratorium di
BATAN juga memanfaatkan zat radioaktif dalam dalam eksperimennya. Sampai
saat ini terdapat lebih dari 300 perusahaan atau institusi yang terdaftar sebagai
pengguna zat radioaktif. Pertanyaan kemudian adalah, akan dibawa kemana dan
diapakan zat radioaktif yang sudah tidak digunakan lagi? Jawabnya adalah dikirim
ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif dan mengalami proses yang dinamakan
pengelolaan limbah radioaktif. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1997
tentang Ketenaganukliran maka tugas pengelolaan limbah radioaktif adalah
tanggung jawab BATAN, dan dalam hal ini dilaksanakan oleh Pusat Teknologi
Limbah Radioaktif (PTLR). Jadi Pusat ini merupakan satu-satunya institusi di
Indonesia yang wajib mengelola limbah radioaktif.
32
Gambar 13 : Pengolah limbah nuklir oleh Batan
PTLR berdiri sejak tahun 1988 berlokasi di kawasan PUSPIPTEK Serpong
Tangerang sekitar 30 km dari Jakarta, dan telah mengelola limbah radioaktif
dari kegiatan reaktor riset dan fasilitas serta industri dan rumah sakit. Limbah
radioaktif yang berasal dari era sebelum 1988 tersimpan pula di pusat ini. Karena
sifat radioaktif yang tidak dapat dimusnahkan maka limbah radioaktif diproses
dengan prinsip-prinsip: diisolasi radiasinya dari pekerja, masyarakat dan
lingkungan, bila memungkinkan dikurangi volumenya (misalnya limbah cair
dengan proses penguapan, limbah padat dimampatkan) sehingga volume total
limbah yang dikelola selama ini di PTLR relatif kecil, dan dipadatkan serta
diwadahi untuk jangka waktu yang lama. Selama 50 tahun pemanfaatan zat
radioaktif di Indonesia, saat ini tersimpan sekitar 900 ton limbah di PTLR,
bandingkan misalnya dengan sampah perkotaan DKI Jakarta 6000 ton perhari atau
limbah industri konvensional yang dalam beberapa kasus mempunyai volume
besar dan tidak dikelola.
Bagaimana nasib akhir dari limbah radioaktif? Salah satu prinsip utama
pengelolaan limbah radioaktif adalah, limbah radioaktif tidak boleh menjadi
beban bagi generasi mendatang atau undue burden for the next generation.
Sebagian besar limbah radioaktif yang tersimpan di PTLR mempunyai umur yang
pendek sehingga diharapkan untuk waktu yang tidak terlalu lama menjadi bahan
yang tidak radioaktif, hanya sebagian kecil saja mempunyai usia yang panjang
dari puluhan sampai ribuan tahun. Untuk limbah usia panjang ini, PTLR telah
mengembangkan teknologi penyimpanan akhir, yaitu penyimpanan limbah di
kedalaman tertentu di bawah tanah. Teknologi penyimpanan akhir ini mirip
33
dengan yang sudah diaplikasikan di banyak negara maju, dan terbukti aman
sampai saat ini dan diperhitungkan tidak membahayakan generasi mendatang baik
menggunakan model komputasi maupun analogi kejadian alam.
Pada Desember 1989, Badan Koordinasi Energi Nasional (BAKOREN)
memutuskan agar BATAN melaksanakan studi kelayakan dan terpilihlah
NewJec (New Japan Enginereering Consoltan Inc) untuk melaksanakan studi
tapak dan studi kelayakan selama 4,5 tahun, terhitung sejak Desember
1991 sampai pertengahan 1996.
Pada 30 Desember 1993, NewJec menyerahkan dokumen Feasibility Study
Report (FSR) dan Prelimintary Site Data Report ke BATAN. Rekomendasi
NewJec adalah untuk bidang studi non-tapak, secara ekonomis, PLTN
kompetitif dan dapat dioperasikan pada jaringan listrik Jawa – Bali di awal
tahun 2000-an. Tipe PLTN direkomendasikan berskala menengah, dengan
calon tapak di Ujung Lemahabang, Grenggengan, dan Ujungwatu.
34
BAB VIPENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pembangkit listrik tenaga nuklir diatas, dapat ditarik
kesimpulan antara lain :
1. Krisis energi adalah sebuah kondisi dimana terjadi defisit energi yang
terjadi karena kurangnya sumber energi yang ada.
2. Reaktor nuklir adalah tempat/perangkat dimana reaksi nuklir berantai
dibuat, diatur dan dijaga kesinambungannya pada laju yang tetap.
3. Energi nuklir dapat dimanfaatkan sebagai salah satu solusi terjadinya
krisis energi. Salah satunya dengan memanfaatkannya melalui pembangkit
listrik tenaga nuklir.
4.2 Saran
Pengembangan PLTN di Indonesia sangat penting bagi kemajuan ekonomi
bagi Negara tersebut.
Sebaiknya pengembangan PLTN dibuat berdasarkan kebutuhan yg diperlukan.
Oleh karena itu, pemerintah mampu menyokong dalam pengembangan PLTN di I
ndonesia.
35
DAFTAR PUSTAKA
http://scholar.google.com/ (27 September 2014)
https://www.scribd.com (30 September 2014)
http://www.slideshare.net/ (30 September 2014)
www.lib.ui.ac.id (30 September 2014)
http://www.forumsains.com (30 September 2014)
http://www.batan.go.id (30 September 2014)
www.books.google.co.id (30 September 2014)
36