OPTIMASI PERTUMBUHAN Spirulina sp. PADA MEDIA WALNE
DENGAN VARIASI SUPLAI UREA DAN NaHCO3
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Progam Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Lusiana Novia Caturwati
NIM: 151434016
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
OPTIMASI PERTUMBUHAN Spirulina sp. PADA MEDIA WALNE
DENGAN VARIASI SUPLAI UREA DAN NaHCO3
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Progam Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Lusiana Novia Caturwati
NIM: 151434016
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dear me:
“It doesn’t matter how slowly you go as long as you don’t stop.”
Karya ini kupersembahkan untuk:
Diriku sendiri.
Tuhan Yesus, my Lord.
Mama Yustina Suwarti, terima kasih sudah selalu bertanya “Skripsimu arep
rampung ora, Vi?”.
Bapak Hadi Purwanto, seperti mama, terima kasih sudah menodongku pertanyaan
“Piye skripsine?” ketika aku baru saja sampai rumah.
Keponakanku, Bonano, you gow up so fast dude, slow down.
Keluarga dan sanak saudara, thank you for the support and pray.
Dosen pembimbingku, Ibu Nana, you are the best, bu, you taught me so many
things and I don’t know how to say thank you.
Teman-teman seperjuangan, Rain Chudori on her book Imanginary City said,
“the most beautiful thing you can do for a person is to remember them,” then I’ll
remember all of you.
dan
Para jomblo di luar sana, percayalah mblo, skripsi akan tetap selesai tanpa pacar-
pacaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Juni 2019
Penulis
Lusiana Novia Caturwati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama : Lusiana Novia Caturwati
NIM : 151434016
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
OPTIMASI PERTUMBUHAN Spirulina sp. PADA MEDIA WALNE
DENGAN VARIASI SUPLAI UREA DAN NaHCO3
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 11 Juni 2019
Yang menyatakan,
Lusiana Novia Caturwati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kasih-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Optimasi Pertumbuhan
Spirulina sp. pada Media Walne dengan Variasi Suplai Urea dan NaHCO3”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam meraih gelas sarjana
pada Progam Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini, penulis melibatkan banyak
pihak yang telah membantu, memberi dukungan/motivasi, kerja sama, serta
bimbingan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai dan melimpahkan kasih-Nya
selama penulis menyusun dan melaksanakan penelitian.
2. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku rektor Universitas
Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si. selaku dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kepala Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata
Dharma.
5. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Kepala Progam Studi
Pendidikan Biologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Ibu Retno Herrani Setyati, M.Biotech. selaku dosen pembimbing penulis
yang telah mendampingi, memberikan arahan, dan masukan dari awal hingga
akhir penulisan skripsi.
7. Kepala Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB)
Cangkringan yang telah berkenan memberikan izin pelaksanaan penelitian di
Laboratorium Pakan Alami BPTPB Cangkringan.
8. Mbak Latifah selaku karyawan Laboratorium Pakan Alami BPTPB
Cangkringan yang selalu memberi dukungan kepada penulis.
9. Bapak Agus selaku laboran dan Pak Marsono selaku karyawan Laboratorium
Pendidikan Biologi yang berkenan memfasilitasi penulis selama pelaksanaan
penelitian.
10. Lembaga Kesejahteraan Mahasiswa (LKM) Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan dukungan finansial pada penelitian ini.
11. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan doa dan
semangat selama penulisan skripsi ini.
12. Keluarga dan sanak saudara yang selalu memberikan dukungan doa dan
semangat selama penulisan skripsi ini.
13. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan Pendidikan Biologi 2015 yang
bersedia berproses bersama selama perkuliahan, memberikan semangat,
bantuan, dan dukungan selama pelaksanaan penelitian.
14. Fetty, Febi, Momon, Tari, Tania, Elvinta, Puspa, Shella, Vina, dan Yogi yang
bersedia menemani dan memberi dukungan pada penulis selama melakukan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
15. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan.
Maka dari itu, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat mengevaluasi dan
membangun untuk meningkatkan kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih kepada para pembaca semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.
Yogyakarta, 11 Juni 2019
Penulis,
Lusiana Novia Caturwati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
OPTIMASI PERTUMBUHAN Spirulina sp. PADA MEDIA WALNE
DENGAN VARIASI SUPLAI UREA DAN NaHCO3
Lusiana Novia Caturwati
151434016
Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan bahan bakar semakin
tinggi. Bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan manusia adalah jenis bahan bakar
fosil yang tidak dapat diperbaharui. Salah satu sumber energi alternatif yang dapat
digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil adalah bioetanol. Bioetanol
merupakan cairan hasil fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan
mikroorganisme. Spirulina sp. mengandung karbohidrat tinggi yaitu 17-25%
sehingga dianggap berpotensi menghasilkan bioetanol. Kultivasi Spirulina sp.
membutuhkan media pertumbuhan yang tepat untuk memenuhi kelangsungan
hidup Spirulina sp. Urea dan NaHCO3 dapat digunakan sebagai nutrien tambahan
yaitu sumber nitrogen dan karbon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh suplai urea dan NaHCO3 terhadap OD dan laju pertumbuhan Spirulina
sp., untuk mengetahui nilai laju pertumbuhan Spirulina sp. dengan variasi suplai
urea dan NaHCO3, untuk mengetahui nilai OD maksimum pertumbuhan Spirulina
sp. dengan variasi suplai urea dan NaHCO3,
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen skala laboratorium
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 1 kontrol
yaitu perlakuan A penambahan 0,36g/500ml urea tanpa penambahan NaHCO3,
perlakuan B penambahan 0,043g/500ml NaHCO3 tanpa penambahan urea,
perlakuan C penambahan 0,36g/500ml urea dan 0,043g/500ml NaHCO3, dan
kontrol tanpa penambahan urea atau NaHCO3.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian urea dan NaHCO3
tidak berpengaruh terhadap OD dan laju pertumbuhan Spirulina sp. Laju
pertumbuhan tertinggi pada perlakuan A yaitu 0,00906/hari diikuti oleh perlakuan
C yaitu 0,00865/hari, sedangkan perlakuan B dan perlakuan kontrol (K)
menunjukkan laju pertumbuhan rendah yaitu 0,00482/hari dan 0,00477/hari. Nilai
OD maksimum diperoleh pada perlakuan C yaitu 0,674 sel/ml pada hari ke-10.
Kata kunci : kultivasi, Spirulina sp., laju pertumbuhan, Optical Density (OD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
OPTIMIZATION OF Spirulina sp. GOWTH IN WALNE MEDIA WITH
VARIATIONS OF UREA AND NaHCO3 SUPPLEMENTS
Lusiana Novia Caturwati
151434016
Along with development of the times, the needs of fuels is highly
increasing. Fuels that is used to meet human needs are fossil fuels that cannot be
renewed. One alternative energy source to substitute for fossil fuels is bioethanol.
Bioethanol is a liquid fermented sugar from carbohydrate sources using
microorganisms. Spirulina sp. contains high carbohydrates which is 17-25%
considered to have the potential to produce bioethanol. Spirulina sp. cultivation
need the right growth media to meet the survival of Spirulina sp. Urea and
NaHCO3 can be used as additional nutrients namely sources of nitrogen and
carbon. The purpose of this research was to determine the effect of urea and
NaHCO3 supply on OD and Spirulina sp. growth rate, to determine the growth
rate value of Spirulina sp. with variations in the supply of urea and NaHCO3, and
to determine the value of the maximum OD of Spirulina sp. with variations in the
supply of urea and NaHCO3.
This was an experimental research with a laboratory scale method using
Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments and 1 control namely
treatment A addition of 0.36g/500ml urea without addition of NaHCO3, treatment
B addition of 0.043g/500ml NaHCO3 without addition of urea, treatment C
addition of 0,36g/500ml urea and 0.043g/500ml NaHCO3, and control without the
addition of urea or NaHCO3.
The results of this study indicated that addition of urea and NaHCO3 did
not affect to OD and Spirulina sp. growth rate. The highest growth rate in
treatment A was 0.00906/day followed by treatment C which was 0.00865/day,
while treatment B and control treatment (K) showed a low growth rate which was
0.00482/day and 0.00477/day. The maximum OD value obtained in treatment C
was 0.674 cells/ml on the 10th day.
Keywords: cultivation, Spirulina sp., growth rate, Optical Density (OD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KASLIAN KARYA .................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
ABSTRAK .............................................................................................................. x
ABSTRACT ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 8
A. Dasar Teori ................................................................................................... 8
1. Mikroalga ................................................................................................. 8
2. Kultivasi Mikroalga ................................................................................ 11
3. Sistem Pemanenan Mikroalga ................................................................ 18
4. Fase Pertumbuhan Mikroalga ................................................................. 19
5. Spirulina sp. ............................................................................................ 21
6. Media Walne .......................................................................................... 23
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 24
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 26
D. Hipotesis ..................................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 30
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Batasan Penelitian ...................................................................................... 30
C. Variabel Penelitian ..................................................................................... 31
D. Alat dan Bahan ........................................................................................... 32
E. Cara Kerja .................................................................................................. 32
F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data .............................................. 38
G. Analisis Data .............................................................................................. 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 40
A. Kepadatan dan Pola Pertumbuhan Spirulina sp. ........................................ 40
B. Laju Pertumbuhan Spirulina sp. ................................................................. 51
C. Fase Pertumbuhan Spirulina sp. ................................................................. 55
D. Optical Density (OD) Maksimum Pertumbuhan Spirulina sp. .................. 58
E. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Spirulina sp. .................. 59
F. Kekurangan, Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Penelitian ................... 63
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN 71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 73
A. Kesimpulan ................................................................................................ 73
B. Saran ........................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemanenan Mikroalga ................... 18
Tabel 2.2 Kandungan Nutrisi Spirulina sp. ........................................................... 22
Tabel 2.3 Komposisi Nutrien dalam Media Walne ............................................... 24
Tabel 3.1 Variasi Suplai Urea dan NaHCO3 pada Pra-penelitian Pertama ........... 33
Tabel 3.2 Variasi Suplai Urea dan NaHCO3 pada Pra-penelitian Kedua ............. 34
Tabel 3.3 Variasi Suplai Urea dan NaHCO3 pada Tahap Penelitian .................... 34
Tabel 4.1 Rerata Kepadatan Spirulina sp. pada Kontrol dan 3 Perlakuan ............ 40
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Kepadatan Spirulina sp. ..................................... 50
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Kepadatan Spirulina sp. .................................. 50
Tabel 4.4 Hasil Uji ANOVA Kepadatan Spirulina sp. ........................................ 51
Tabel 4.5 Laju Pertumbuhan Spirulina sp. pada Kontrol dan 3 Perlakuan ........... 52
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Laju Pertumbuhan Spirulina sp. ......................... 54
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Laju Pertumbuhan Spirulina sp. ..................... 54
Tabel 4.8 Hasil Uji ANOVA Laju Pertumbuhan Spirulina sp. ............................ 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Spirulina sp. ...................................................................................... 21
Gambar 2.2 Literatur Map .................................................................................... 28
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................. 29
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Kultivasi ................................................................. 36
Gambar 4.1 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-0 ............................................. 41
Gambar 4.2 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-1 ............................................. 42
Gambar 4.3 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-5 ............................................. 43
Gambar 4.4 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-6 ............................................. 43
Gambar 4.5 Pola Pertumbuhan Spirulina sp. Berdasarkan Rata-rata Kepadatan
pada Kontrol dan 3 Perlakuan .............................................................................. 44
Gambar 4.6 Aerasi Botol Kultur A3 Mati pada Hari ke-6 ................................... 46
Gambar 4.7 Aerasi Botol Kultur A3 Mati pada Hari ke-7 ................................... 46
Gambar 4.8 Aerasi Botol Kultur A3 Mati pada Hari ke-8 ................................... 47
Gambar 4.9 Perbandingan Rerata Laju Pertumbuhan Spirulina sp. pada Kontrol
dan 3 Perlakuan .................................................................................................... 53
Gambar 4.10 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-2 ........................................... 65
Gambar 4.11 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-4 ........................................... 66
Gambar 4.12 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-7 ........................................... 67
Gambar 4.13 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-8 ........................................... 67
Gambar 4.14 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-9 ........................................... 68
Gambar 4.15 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-10 ......................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus .............................................................................................. 77
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 83
Lampiran 3. Photometric Report Hari ke-0 ........................................................135
Lampiran 4. Photometric Report Hari ke-1 ........................................................137
Lampiran 5. Photometric Report Hari ke-2 ........................................................139
Lampiran 6. Photometric Report Hari ke-3 ........................................................141
Lampiran 7. Photometric Report Hari ke-4 ........................................................143
Lampiran 8. Photometric Report Hari ke-5 ........................................................145
Lampiran 9. Photometric Report Hari ke-6 ........................................................147
Lampiran 10. Photometric Report Hari ke-7 ......................................................149
Lampiran 11. Photometric Report Hari ke-8 ......................................................151
Lampiran 12. Photometric Report Hari ke-9 ......................................................153
Lampiran 13. Photometric Report Hari ke-10 ....................................................155
Lampiran 14. Foto Alat dan Bahan Penelitian ....................................................157
Lampiran 15. Foto Pelaksanaan Penelitian .........................................................161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan bahan bakar semakin
tinggi untuk memenuhi kebutuhan transportasi dan industri. Bahan bakar
yang kerap dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia adalah jenis
bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources)
seperti batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Kenyataannya, ketersediaannya
di alam semakin menurun. Sementara itu, kebutuhan manusia akan bahan
bakar terus meningkat, sehingga diperlukan sumber energi alternatif untuk
menggantikan bahan bakar fosil.
Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan
Energi Nasional, sumber energi alternatif dapat digunakan sebagai pengganti
bahan bakar fosil. Sumber energi alternatif dihasilkan dari sumber daya
energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika
dikelola dengan baik. Beberapa jenis sumber energi terbarukan yang dapat
diperbaharui antara lain panas bumi, bahan bakar nabati (biofuel), aliran air
sungai, panas surya, angin, biomassa, biogas, dan ombak laut. Salah satu
jenis bahan bakar nabati (biofuel) yang dapat digunakan adalah bioetanol.
Bioetanol merupakan cairan hasil fermentasi gula dari sumber
karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol banyak
dikembangkan dari limbah-limbah yang masih mengandung karbohidrat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(Seftian dkk, 2012). Menurut Dewi (2016), bioetanol juga dapat diproduksi
dari berbagai macam tanaman seperti jagung, singkong, kentang, tebu,
sorgum, selulosa, dan alga.
Mikroalga merupakan salah satu sumber energi yang berpotensi di masa
depan karena memiliki kandungan karbohidrat yang dapat diolah menjadi
beberapa jenis senyawa seperti biodiesel, bioetanol, dan methana (Melanie
dan Diini, 2015; Hadiyanto dan Maulana, 2012). Mikroalga merupakan
organisme uniseluler yang memiliki klorofil dan memanfaatkan proses
fotosintesis untuk menghasilkan biomassa. Pemanfaatan mikroalga selama ini
secara komersial banyak digunakan untuk memproduksi suplemen makanan
karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Kelebihan mikroalga
dibandingkan dengan organisme lain yakni mikroalga mampu menghasilkan
persediaan pangan dan energi dalam waktu singkat, tidak membutuhkan lahan
yang terlalu luas, dapat ditumbuhkan pada lahan non produktif, dan mudah
dibudidayakan karena memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi (Hadiyanto
dan Maulana, 2012).
Spirulina sp. merupakan salah satu jenis mikroalga yang mengandung
karbohidrat dan protein tinggi. Menurut Christwardana dkk (2012),
kandungan karbohidrat dan protein pada Spirulina sp. yaitu masing-masing
17-25% dan 56-62%. Kandungan karbohidrat yang cukup tinggi pada
mikroalga ini menyebabkan Spirulina sp. dianggap berpotensi menghasilkan
bioetanol sebagai produk energi terbarukan. Keunggulan yang dimiliki oleh
Spirulina sp. dari jenis mikroalga yang lain yaitu relatif cepat bereproduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
serta lebih mudah dilakukan pemanenan karena memiliki ukuran biomassa
yang lebih besar (Syaichurozzi dan Jayanudin, 2016).
Kultivasi Spirulina sp. dapat dilakukan menggunakan air laut, air tawar,
maupun air payau. Kultivasi membutuhkan media kultur yang tepat dan
mengandung nutrien yang diperlukan Spirulina sp. Salah satu media yang
dapat digunakan untuk kultivasi Spirulina sp. adalah air laut, karena air laut
merupakan habitat asli mikroalga ini untuk berkembang biak. Spirulina sp.
juga memerlukan nutrien tambahan baik makronutrien maupun mikronutrien
demi mendukung kelangsungan hidupnya. Makronutrien yang dibutuhkan
Spirulina sp. antara lain N, P, C, H, O, Ca, Mg, Na, dan K, serta mikronutrien
antara lain Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan sianokobalamin sebagai nutrisi tambahan
(Sari dkk, 2012).
Widianingsih (2008) menyebutkan bahwa unsur karbon (C) dan
nitrogen (N) merupakan unsur yang paling penting untuk pertumbuhan
Spirulina sp. Menurut Juneja et al. (2013), unsur karbon berperan untuk
proses respirasi, sebagai sumber energi, dan bahan baku pembentukan sel-sel
tambahan. Kekurangan unsur karbon pada media pertumbuhan dapat
menyebabkan penurunan tingkat pertumbuhan, sedangkan unsur nitrogen
berperan dalam pembentukan protein dan asam nukleat. Selain itu,
Ambarwati dkk (2018) juga menyatakan bahwa unsur nitrogen berperan
untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan meningkatkan jumlah sel.
Kekurangan unsur nitrogen dapat menyebabkan terjadinya perubahan enzim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dalam sel yang ditunjukkan melalui penurunan sintesis lipid dan sintesis
klorofil sehingga menyebabkan sel kelebihan karotenoid (Juneja et al., 2013).
Urea dan NaHCO3 merupakan dua senyawa yang dapat digunakan
sebagai nutrien tambahan untuk memenuhi kelangsungan hidup Spirulina sp.
Urea digunakan sebagai sumber nitrogen (N) sedangkan NaHCO3 digunakan
sebagai sumber karbon (C). Alasan penggunaan urea dan NaHCO3 sebagai
sumber N dan C karena keduanya lebih ekonomis dan mudah didapatkan
dibandingkan sumber N dan C yang lain. Pemberian urea dan NaHCO3 dalam
jumlah yang tepat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrien pada
Spirulina sp. agar dapat tumbuh dan menghasilkan biomassa yang melimpah
baik dari kuantitas maupun kualitasnya.
Pertumbuhan Spirulina sp. yang optimal dapat dilihat kepadatannya
melalui pengukuran OD (optical density) pada media pertumbuhan. Suyono
dan Winarto (2006) menyatakan bahwa pengukuran kepadatan berperan
untuk mengetahui tingkat pertumbuhan mikroalga. Semakin tinggi nilai OD
maka kepadatan Spirulina sp. juga semakin tinggi. Selain itu, pengukuran OD
juga dapat digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan sel Spirulina sp.
Menurut Prayitno (2016), perhitungan laju pertumbuhan digunakan sebagai
tolok ukur kecepatan pertambahan pertumbuhan sel mikroalga. Hasil
pengukuran OD selama masa kultivasi ini dapat ditunjukkan melalui kurva
pertumbuhan mikroalga. Kurva pertumbuhan digunakan sebagai penentu
kapan mikroalga memasuki puncak kepadatan tertinggi sehingga dapat
dilakukan pemanenan sesuai dengan waktu yang ditunjukkan pada kurva.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pengaplikasian pupuk urea dan NaHCO3 ini dapat dilakukan dengan
mencampurkannya pada media khusus Spirulina sp. pada beberapa takaran
tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan takaran yang optimum bagi
Spirulina sp. agar dapat berproduksi dengan baik sehingga dapat digunakan
untuk menghasilkan bioetanol yang berkualitas. Salah satu media
pertumbuhan Spirulina sp. adalah media Walne. Menurut Widianingsih
(2008), media Walne merupakan media kultur yang baik bagi pertumbuhan
Spirulina sp. karena media Walne mengandung komposisi nutrien yang
lengkap dibandingkan dengan media lain. Selain itu, diperlukan penambahan
vitamin B12 untuk mendukung pertumbuhan Spirulina sp. Widianingsih
(2008) juga menyebutkan bahwa penambahan vitamin B12 dapat
mempercepat pertumbuhan Spirulina sp. Oleh karena itu, judul penelitian
yang ingin diangkat pada penelitian ini adalah, Optimasi Pertumbuhan
Spirulina sp. pada Media Walne dengan Variasi Suplai Urea dan
NaHCO3.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh suplai urea dan NaHCO3 terhadap OD dan laju
pertumbuhan Spirulina sp.?
2. Bagaimana nilai laju pertumbuhan Spirulina sp. dengan variasi suplai
urea dan NaHCO3?
3. Berapakah nilai OD maksimum pertumbuhan Spirulina sp. dengan variasi
suplai urea dan NaHCO3?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh suplai urea dan NaHCO3 terhadap OD dan
laju pertumbuhan Spirulina sp.
2. Untuk mengetahui nilai laju pertumbuhan Spirulina sp. dengan variasi
suplai urea dan NaHCO3.
3. Untuk mengetahui nilai OD maksimum pertumbuhan Spirulina sp.
dengan variasi suplai urea dan NaHCO3.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan pengalaman dan pengetahuan baru
mengenai metode kultivasi Spirulina sp. yang tepat dengan berbagai
variasi suplai urea dan NaHCO3.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memberikan informasi
kepada masyarakat mengenai penggunaan urea dan NaHCO3 untuk
pertumbuhan Spirulina sp. agar dapat menghasilkan biomassa yang
melimpah dan berkualitas sehingga dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan bioetanol sebagai sumber energi alternatif terbarukan.
3. Bagi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu baru dan referensi
untuk diaplikasikan dalam bidang pendidikan. Penelitian ini dapat
digunakan untuk mendukung mata pelajaran Biologi khususnya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan kelas XII tentang
faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Mikroalga
a. Pengertian Mikroalga
Mikroalga merupakan sejenis makhluk hidup uniseluler
berukuran antara 1 µm – ratusan µm yang memiliki klorofil, hidup di air
tawar atau air laut, membutuhkan karbon dioksida, beberapa nutrien dan
cahaya untuk berfotosintesis. Jenis mikroalga di dunia sangat beragam
dan berada dalam kisaran jutaan spesies (Hadiyanto dan Maulana, 2012).
b. Sejarah Pemanfaatan Mikroalga
Mikroalga telah lama digunakan oleh suku Aztec di pedalaman
Meksiko dengan mengolah mikroalga menjadi cake. Hal ini diketahui
oleh bangsa Spanyol ketika menjajah Meksiko. Selain itu, mikroalga juga
telah dimanfaatkan oleh orang Kanembu di pesisir danau Chad. Orang
Kanembu mendapatkan mikroalga di sekitar danau Chad dan
mengeringkannya di bawah sinar matahari. Mikroalga yang telah kering
kemudian dijual di pasar sebagai makanan sehari-hari yang disebut
sebagai dihe (Hadiyanto dan Maulana, 2012).
Budidaya mikroalga secara modern diawali pada tahun 1890,
diperkenalkan pertama kali oleh Beijerinck dengan menggunakan jenis
Chlorella vulgaris, dan dikembangkan oleh Warburg pada tahun 1900,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
sedangkan budidaya untuk komersial dimulai pada tahun 1960 di Jepang
dengan menggunakan mikroalga Chlorella dan pada tahun 1970 dengan
menggunakan Spirulina.
Menurut Harun et al. (dalam Hadiyanto dan Maulana, 2012),
beberapa produk yang dapat dihasilkan dari mikroalga, di antaranya:
1) Produk Energi
a) Biodiesel
Mikroalga yang memiliki kandungan lemak nabati yang
tinggi dapat menghasilkan produk energi biodiesel. Kelebihan
mikroalga sebagai sumber biodiesel adalah dapat diperbaharui,
memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan sumber-
sumber lain, membutuhkan lahan dan air yang sedikit, serta
memiliki kandungan lemak tak jenuh yang lebih rendah
sehingga berpotensi sebagai pengganti minyak sayur (Hadiyanto
dan Maulana, 2012).
b) Bioetanol
Bioetanol merupakan cairan hasil fermentasi gula dari
sumber karbohidrat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi. Selain fermentasi, bioetanol juga dapat diproduksi
melalui gasifikasi. Pada umumnya, bioetanol diproduksi dari
tumbuhan jagung dan tebu. Namun, seiring dengan
perkembangan jaman, produksi bioetanol menggunakan jagung
dan tebu menjadi kendala seiring dengan krisis pangan dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Sumber lain yang dapat menghasilkan bioetanol adalah
mikroalga yang memiliki kandungan karbohidrat dan protein
tinggi (Hadiyanto dan Maulana, 2012).
2) Produk Pangan dan Organik
a) Omega 3
Mikroalga memiliki kandungan asam lemak Omega-3
yang dapat dimanfaatkan sebagai suplemen (Handayani dkk,
dalam Hadiyanto dan Maulana, 2012). Sumber Omega-3 dapat
ditemui dalam bentuk Eicossapentatonic acid (EPA) dan
Decosahexaenoic acid (DHA). EPA dalam bidang farmasi
digunakan sebagai obat migaine, jantung, asma, dan beberapa
penyakit berbahaya lainnya, sedangkan DHA digunakan untuk
melawan kanker, AIDS, serangan jantung, menurunkan
kolesterol, meningkatkan sistem imun, dan detoksifikasi
(Hadiyanto dan Maulana, 2012).
b) Klorofil
Klorofil pada mikroalga dapat digunakan sebagai
penawar racun pada organ hati, memperbaiki sel, meningkatkan
hemoglobin dalam darah, sebagai sumber pigmen pada produk
kosmetik dan pangan. Spirulina platensis merupakan salah satu
mikroalga yang banyak dimanfaatkan sebagai suplemen karena
mengandung kadar protein tinggi. Kandungan protein ini lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
tinggi dari daging, kedelai, ikan, dan telur (Hadiyanto dan
Maulana, 2012).
c) Karotenoid
Karotenoid dapat dihasilkan dari beberapa jenis
mikroalga yang dapat mengakumulasi senyawa karotenoid
dalam bentuk betakaroten, astaxanthin, dan canthaxanthin.
Karotenoid berfungsi sebagai antioksidan, penyedia vitamin A,
dan pewarna alami (Hadiyanto dan Maulana, 2012).
3) Mikroalga untuk Pengolahan Limbah
Mikroalga dapat digunakan untuk pengolahan limbah
organik. Menurut Hadiyanto dan Maulana (2012), mikroalga dapat
menyerap kandungan senyawa organik dan nutrien yang masih
tersisa dalam limbah dan menghasilkan oksigen yang dapat
menurunkan kadar COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD
(Biological Oxygen Demand) dalam limbah melalui bantuan bakteri
dan pengurai zat organik. Selain itu, mikroalga juga dapat menyerap
beberapa senyawa berbahaya yang terdapat dalam limbah.
2. Kultivasi Mikroalga
a. Scale Up Mikroalga
Budidaya mikroalga dilakukan secara tiga tahap yaitu tahap
pertama dengan skala laboratorium atau pembibitan, tahap kedua pada
skala semi massal, dan tahap ketiga pada skala komersial (skala massal).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1) Skala Laboratorium
Pada skala laboratorium, kultur mikroalga dapat diperoleh dari
beberapa laboratorium yang membudidayakan mikroalga jenis
tunggal. Menurut Hadiyanto dan Maulana (2012), pada tahap
inokulasi mikroalga yang digunakan sebagai bibit harus benar-benar
steril dan memiliki kepekatan yang tinggi. Kultivasi mikroalga dalam
skala laboratorium, dapat menggunakan Erlenmeyer atau gelas kaca
steril sebagai reaktor, dan dijaga kondisi lingkungannya seperti pH,
intensitas cahaya, nutrien, dan pertumbuhannya.
Kultivasi mikroalga skala laboratorium memerlukan air
conditioner untuk mengatur suhu ruangan. Cahaya sebagai sumber
energi untuk fotosintesis membutuhkan intensitas antara 5000 –
10.000 lux dan juga aerasi baik pada skala laboratorium, semi outdoor
maupun outdoor (Isnansetyo dan Kurniastuty, dalam Suyono dan
Winarto, 2006).
2) Skala Semi Massal
Skala semi massal digunakan untuk mempersiapkan mikroalga
ke skala komersial. Menurut Hadiyanto dan Maulana (2012) skala
semi massal baik dilakukan pada rumah kaca untuk menghindari
kontaminan dan air hujan. Pada tahap ini, mikroalga akan beradaptasi
ke lingkungan semi steril sebelum dijadikan skala komersial.
Kolam kultur untuk skala semi massal dibuat berbentuk bulat
dengan tinggi maksimum 50 cm dan diameter antara 2– 5 m. Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kultur yang diperlukan berkisar antara 10 – 15% total volume.
Intensitas cahaya berada pada kisaran 3500 – 5000 lux dengan
penambahan lampu Tube Light (TL) sebagai cadangan apabila terjadi
mendung atau hujan. Pengadukan kultur dilakukan untuk menghindari
pengendapan, menyebabkan nutrien menjadi merata, dan pencahayaan
yang seragam. Pada kurun waktu selama 6 – 10 hari, mikroalga sudah
dapat dipindahkan ke skala komersial (Hadiyanto dan Maulana, 2012).
3) Skala Komersial
Pada skala komersial, keberhasilan kultivasi mikroalga
bergantung pada cuaca luar, lingkungan, adanya kontaminan atau
mikroalga lain, durasi pemanenan, serta peremajaan media. Beberapa
metode kultivasi pada skala komersial yang umum digunakan adalah
Open Pond Raceways dan photobioreaktor (Hadiyanto dan Maulana,
2012).
b. Faktor Pertumbuhan
Kultivasi mikroalga dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan yang
berasal dari faktor lingkungan dan nutrien. Beberapa faktor yang dapat
memengaruhi pertumbuhan mikroalga adalah sebagai berikut:
1) Faktor Lingkungan
a) Cahaya
Cahaya dalam pertumbuhan mikroalga digunakan dalam
proses fotosintesis. Menurut Jeon et al. (dalam Hadiyanto dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Maulana, 2012) aktivitas fotosintesis pada mikroalga akan naik
seiring dengan kenaikan intensitas cahaya.
b) Suhu/Temperatur
Menurut Hadiyanto dan Maulana (2012), sebagian besar
alga dapat tumbuh pada suhu antara 15–40°C. Beberapa
mikroalga dapat tumbuh subur pada kondisi suhu kisaran 24–
26°C.
c) Oksigen
Proses fotosintesis pada alga menghasilkan oksigen yang
dapat menjadi faktor pengganggu dalam pertumbuhan alga.
Menurut Laman (dalam Hadiyanto dan Maulana, 2012) level
oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) dalam media yang semakin
tinggi dapat membahayakan proses fotosintesis. Kultivasi alga
secara terbuka (open ponds) lebih mudah dilakukan karena gas
oksigen akan menguap menuju ke atmosfer bumi, sedangkan
kultivasi secara tertutup menyebabkan gas oksigen terakumulasi
pada media dan menjadikan racun (Ganeli dan Salomon, dalam
Hadiyanto dan Maulana, 2012).
d) Karbon Dioksida
Mikroalga menggunakan karbon dioksida untuk proses
fotosintesis. Menurut Ugwu et al. (dalam Hadiyanto dan
Maulana, 2012) CO2 pada media memengaruhi laju pertumbuhan
mikroalga. Namun, semakin tinggi kadar CO2 dalam media dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
memengaruhi kondisi pH. Selain itu, Penelitian Kong et al.
(dalam Hadiyanto dan Maulana, 2012) menyebutkan bahwa
semakin tinggi kadar CO2 di atas 33% dari komposisi udara
normal, laju pertumbuhan mikroalga menjadi terhambat.
e) pH
Sebagian besar alga dapat tumbuh pada kondisi pH normal
antara 6 – 8. Beberapa jenis Cyanobacteria seperti Spirulina
platensis hanya dapat tumbuh pada kondisi alkali/basa (Hadiyanto
dan Maulana, 2012).
f) Salinitas
Salinitas berpengaruh pada perkembangbiakan mikroalga.
Menurut Widianingsih dkk (2008), salinitas yang tepat dalam
pertumbuhan mikroalga seperti Spirulina platensis pada kisaran
4-27 ppt, sedangkan Muyassaroh dkk (2018) menyebutkan bahwa
salinitas optimum bagi pertumbuhan Spirulina sp. adalah 15-25
ppt.
g) Pengadukan
Pengadukan pada media pertumbuhan mikroalga
dibutuhkan agar tidak terjadi pengendapan biomassa. Pengadukan
juga berfungsi untuk pencampuran nutrien dan meningkatkan
difusi gas CO2 (Hadiyanto dan Maulana, 2012).
2) Faktor Ketersediaan Nutrien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pertumbuhan mikroalga sangat berkaitan dengan ketersediaan
unsur hara makro dan mikro sebagai nutrien dan pengaruh kondisi
lingkungan (Isnansetyo dan Kurniastuty, dalam Suyono dan Winarto,
2006; Hadiyanto dan Maulana, 2012).
Kultivasi mikroalga membutuhkan berbagai senyawa
anorganik baik unsur makro yaitu N, P, K, S, Na, Si, dan Ca maupun
unsur mikro yaitu Fe, Zn, Mn, Cu, Mg, Co, dan B. Masing-masing
unsur hara memiliki peranan masing-masing bagi fisiologis mikroalga
yang dapat dilihat melalui pertumbuhan dan kepadatan selnya
(Isnansetyo dan Kurniastuty, dalam Suyono dan Winarto, 2006).
Isnansetyo dan Kurniastuty (dalam Suyono dan Winarto, 2006)
juga menyebutkan bahwa Unsur N, P, dan S berperan dalam
pembentukan protein, unsur K berperan dalam metabolisme
karbohidrat, unsur Fe dan Na berperan dalam pembentukan klorofil,
sedangkan Si dan Ca berperan dalam pembentukan dinding sel atau
cangkang. Vitamin B12 digunakan untuk memacu pertumbuhan
melalui rangsangan fotosintetik, sedangkan Juneja et al. (2013)
menyebutkan setidaknya ada 5 nutrien yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan mikroalga sebagai berikut:
a) Nitrogen
Nitrogen adalah elemen mendasar bagi pembentukan
protein dan asam nukleat. Sekitar 7%-20% berat kering alga
mengandung nitrogen. Nitrogen merupakan bagian yang tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
terpisahkan dari ATP dan sebagai pembawa energi dalam sel.
Kekurangan nitrogen dapat menyebabkan perubahan enzim dalam
sel alga yang ditunjukkan melalui adanya sintesis lipid dan
penurunan sintesis klorofil sehingga menyebabkan sel kelebihan
karotenoid.
b) Karbon
Karbon adalah salah satu nutrien penting bagi fotosintesis
untuk pertumbuhan dan reproduksi alga. Karbon ini akan
digunakan untuk respirasi, sebagai sumber energi, atau sebagai
bahan baku dalam pembentukan sel tambahan. Mengurangi suplai
karbon dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan alga. Alga
membutuhkan sumber karbon dalam bentuk CO2, karbonat, atau
bikarbonat untuk pertumbuhan autotrofik dan dalam bentuk asetat
atau glukosa untuk pertumbuhan heterotrofik.
c) Fosfat
Fosfat merupakan makronutrien yang berperan penting
dalam pertumbuhan dan metabolisme sel alga. Fosfat, merupakan
bagian dari DNA dan RNA yang mana merupakan makromolekul
penting bagi semua sel hidup. Selain itu, fosfat juga merupakan
komponen dalam pembentukan fosfolipid.
d) Fosfor
Fosfor merupakan salah satu komponen penting yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel-sel alga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Sekitar 1% dari berat kering alga biasanya mengandung fosfor.
Defisiensi fosfor menyebabkan penurunan sintesis dan regenerasi
substrat pada siklus Calvin-Benson dan menyebabkan terjadinya
penurunan tingkat pemanfaatan cahaya yang diperlukan untuk
proses fiksasi karbon.
e) Trace Metals
Trace metals dalam sel alga biasanya terkandung dalam
jumlah yang sedikit namun merupakan komponen esensial dalam
proses fisiologi. Beberapa trace metals yang penting bagi alga di
antaranya besi (Fe), mangan (Mn), kobalt (Co), seng (Zn),
tembaga (Cu), dan nikel (Ni). Kekurangan trace metals dapat
menurunkan pertumbuhan alga dan mengganggu fotosintesis.
3. Sistem Pemanenan Mikroalga
Sistem pemanenan mikroalga dapat dilakukan melalui beberapa cara
di antaranya sistem batch, sistem semi-kontinu, dan sistem kontinu. Adapun
kelebihan dan kelemahan masing-masing sistem pemanenan menurut
Prayitno (2016) dapat disajikan dalam tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemanenan Mikroalga
Sistem Kelebihan Kelemahan
Batch • Sederhana dalam sisi
konstruksi.
• Fleksibel dilakukan
pergantian spesies
mikroalga sewaktu-waktu.
• Jika terjadi kesalahan
segera dapat dilakukan
perbaikan.
• Produksi biomassa dalam
jumlah yang sama
memerlukan waktu yang
lama.
• Kualitas dan jumlah
biomassa yang dihasilkan
setiap pemanenan tidak
selalu sama.
• Memerlukan tenaga kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang banyak untuk
persiapan, pemeliharaan,
dan pemanenan.
Semi-
kontinu
• Pemanenan dapat
dilakukan di dalam
maupun di luar ruangan.
• Dapat memproduksi
biomassa yang lebih besar
dibandingkan dengan
sistem batch.
• Usia kultur tidak dapat
diprediksi.
• Memiliki peluang yang
lebih besar untuk
terjadinya kontaminasi.
Kontinu • Kualitas produksi harian
lebih terjaga.
• Memerlukan tenaga kerja
yang lebih sedikit karena
menggunakan sistem
otomatis.
• Lebih kompleks.
• Menghabiskan biaya
produksi yang lebih
mahal.
• Membutuhkan input
cahaya dan suhu yang
konstan sehingga sulit
untuk diaplikasikan di
luar ruangan.
4. Fase Pertumbuhan Mikroalga
Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (dalam Suyono dan Winarto,
2006), pertumbuhan mikroalga terjadi ketika ukuran sel atau jumlah sel
semakin bertambah. Ada 5 fase pertumbuhan mikroalga, sebagai berikut:
a. Fase Lag atau Fase Istirahat
Fase ini terjadi sesaat setelah penambahan inokulum ke dalam
media kultur. Pada fase istirahat, jumlah populasi sel mikroalga tidak
mengalami perubahan namun pada umumnya mengalami peningkatan
pada ukuran sel. Pada fase ini, mikroalga telah memulai proses sintesis
protein dan metabolisme.
b. Fase Logaritmik atau Eksponensial
Fase ini ditandai dengan mulainya pembelahan sel pada
mikroalga sehingga jumlah populasi sel akan bertambah dengan laju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pertumbuhan tetap. Kondisi kultur yang optimum menyebabkan laju
pertumbuhan pada fase logaritmik mencapai maksimal.
c. Fase Transisi
Fase ini merupakan keadaan dimana mikroalga telah mengalami
penurunan laju pertumbuhan, namun kepadatan sel pada fase ini sangat
tinggi. Proses metabolisme akan terhenti dan terjadi penghambatan
reproduksi sel. Penyebab utama penurunan laju pertumbuhan ini yaitu
terjadinya penurunan nutrien garam, karbon dioksida sedikit, hingga
terbatasnya pencahayaan. Saat biomassa mengalami peningkatan pada
fase logaritmik, aerasi hanya seimbang dengan pertumbuhan pada satu
titik tersebut. Ketika kepadatan sel berkurang, akan menyebabkan pH
menjadi menurun sehingga menekan pertumbuhan.
d. Fase Stasioner
Fase ini merupakan keadaan dimana laju reproduksi sama dengan
laju kematian sehingga tidak mengalami peningkatan pertumbuhan atau
tetap.
e. Fase Kematian
Fase ini merupakan keadaan dimana laju kematian berlangsung
lebih cepat daripada laju reproduksi. Jumlah sel menurun dan terjadi
perubahan kondisi optimum yang disebabkan oleh pengaruh cahaya,
temperatur, pH, nutrisi, dan beberapa kondisi lingkungan lain. Pada fase
ini, beberapa jenis kultur akan mengalami perubahan pigmen
(pigmentasi) dan terlihat pudar karena sel mengalami lisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
5. Spirulina sp.
a. Karakteristik Spirulina sp.
Spirulina sp merupakan organisme autotrof berwarna biru
kehijauan dengan sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai
spiral (helix) sehingga dapat disebut juga alga biru hijau berfilamen
(Cyanobacterium). Bentuk Spirulina sp yang menyerupai benang
merupakan rangkaian sel berbentuk silindris dengan dinding sel yang
tipis berdiameter 1 – 12 mikrometer. Adapun bentuk Spirulina sp.
disajikan dalam gambar 2.1 berikut:
Sili et al., 2013.
(a) Perbesaran 100 kali. (b) Perbesaran 400 kali.
Dokumentasi pribadi, 30/4/2019
Gambar 2.1 Spirulina sp.
Adapun klasifikasi Spirulina sp. menurut Bold dan Wynne (dalam
Robi, 2014) adalah sebagai berikut:
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Ordo : Nostocales
Famili : Oscillatoriaceae
Genus : Spirulina
Spesies : Spirulina sp.
Spirulina sp. merupakan salah satu pakan alami larva udang dan
ikan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Kandungan protein pada
Spirulina sp berkisar antara 63 – 68%, karbohidrat 18 – 20%, dan lemak
2 – 3% (Hariyati, 2008). Spirulina sp dapat tumbuh dengan baik di
danau, air tawar, air laut, dan media tanah. Alga ini mampu tumbuh
dengan baik pada media yang mempunyai alkalinitas tinggi (pH 8.5 –
11). Suhu terendah untuk Spirulina sp. adalah 15°C dan pertumbuhan
optimal berada pada suhu 35 – 40°C (Christwardana dkk, 2012).
b. Kandungan Spirulina sp.
Spirulina sp. mengandung banyak nutrisi sehingga sering
dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun sumber energi. Adapun
kandungan nutrisi yang terdapat pada Spirulina sp. menurut
Christwardana dkk (2012) disajikan dalam tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.2 Kandungan Nutrisi Spirulina sp.
Parameter Kandungan (% dalam 100 g)
Protein 56 – 62
Lemak 4 – 6
Karbohidrat 17 – 25
Asam Linoleat (gamma) 0.8
Klorofil 0.8
Fikosianin 6.7 – 11.7
Karotein 0.43
Zeaxanthin 0.1
Air 3 – 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c. Kultivasi Spirulina sp.
Menurut Christwardana dkk (2012), kultivasi Spirulina sp. bisa
menggunakan air tawar, air laut, maupun air payau.
1) Spirulina Air Laut
Spirulina yang dibudidayakan pada air laut mengandung
mineral lebih tinggi dibandingkan pada media air tawar atau air
payau. Air laut mengandung garam yang tinggi seperti NaCl, KCl,
dan MgCl. Alga yang hidup di air laut memiliki kandungan
fikosianin, polisakarida, dan inositol yang lebih tinggi
(Christwardana dkk, 2012).
2) Spirulina Air Tawar
Spirulina Air Tawar sering digunakan sebagai bahan
makanan manusia dan farmasi. Dalam media air tawar, NaHCO3,
fosfat, dan urea ditambahkan untuk memengaruhi laju pertumbuhan
mikroalga (Christwardana dkk, 2012).
6. Media Walne
Media Walne merupakan salah satu media teknis yang digunakan
dalam kultur massal sel mikroalga. Widianingsih (2008), dalam penelitiannya
menyatakan bahwa Media Walne merupakan media kultur yang baik bagi
pertumbuhan Spirulina plantensis terhadap densitas, kandungan protein,
lemak, karbohidrat dan air. Demikian pula menurut Suminto (2009),
kelebihan Media Walne dibandingkan dengan media lain yaitu merupakan
media yang terbaik untuk pertumbuhan Spirulina sp. terhadap hasil produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
atau kelimpahan sel dan kandungan nutrisinya di antaranya protein, lemak,
dan air. Adapun nutrien yang terkandung pada Media Walne menurut
Widianingsih dkk (2008) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Komposisi Nutrien dalam Media Walne
Komposisi Jumlah
Larutan nutrien per 1000 ml H2O
Na2EDTA 45,00 g
NaNO3 100,00 g
NaH2PO4.2H2O 20,00 g
FeCl3.6H2O 1,30 g
MnCl2.4H2O 0,36
H3BO3 33,60 g
Trace Metal Solution 1 ml dari 100 ml larutan
CuSO4.5H2O 2,0 g
ZnCl2 2,1 g
CoCl2.6H2O 2,0 g
(NH4)6.Mo7O24.4H2O 0,9 g
Vitamin dalam 100 ml
B1 100 g
B12 5 g
B. Penelitian yang Relevan
Costa et al. (2002), dalam penelitiannya yang berjudul “Spirulina
platensis Gowth in Open Raceway Ponds Using Fresh Water Supplemented
with Carbon, Nitrogen, and Metal Ions” menyatakan bahwa konsentrasi
biomassa maksimum yang dihasilkan dari percobaan yakni pada media
dengan penambahan NaHCO3 2,88 g/l tanpa penambahan urea, sedangkan
laju pertumbuhan maksimum yakni pada media dengan penambahan urea
0,35 g/l tanpa penambahan NaHCO3 dan media tanpa penambahan urea
maupun NaHCO3. Pada penelitian ini mikroalga yang digunakan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Spirulina platensis dengan media Zarrouk (1966) dan Vonshak (1982)
menggunakan air dari laguna Mangueira.
Suminto (2009), dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan
Jenis Media Kultur Teknis Terhadap Produksi dan Kandungan Nutrisi Sel
Spirulina platensis” menyatakan bahwa media Walne merupakan media
terbaik yang berpengaruh terhadap kemelimpahan sel Spirulina platensis
pada puncak populasi dan nilai nutrisi, khususnya kandungan protein dan
lemak.
Sari dkk (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Kultivasi
Mikroalga Spirulina platensis dalam Media POME dengan Variasi
Konsentrasi POME dan Komposisi Jumlah Nutrien” menyatakan bahwa
media POME berpengaruh terhadap laju pertumbuhan Spirulina platensis
dengan penambahan persediaan nutrien urea : TSP : NaHCO3 masing-masing
sebanyak 25 ppm : 50 ppm : 200 ppm. Pada penelitian ini mikroalga yang
digunakan adalah Spirulina platensis dengan media POME yang ditambahkan
dengan urea sebagai sumber nitrogen, TSP sebagai sumber fosfor, dan
NaHCO3 sebagai sumber karbon.
Widianingsih dkk (2008), dalam penelitiannya yang berjudul
“Kandungan Nutrisi Spirulina platensis yang Dikultur pada Media yang
Berbeda” menyatakan bahwa media Walne merupakan media kultur yang
baik bagi Spirulina platensis yang ditunjukkan dengan tingginya densitas, dan
kandungan/kadar protein, lemak, karbohidrat, air dan abu. Adapun bagan
literatur map disajikan pada gambar 2.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Kerangka Berpikir
Spirulina sp. merupakan salah satu jenis mikroalga yang saat ini
banyak diproduksi sebagai sumber pangan terutama karena memiliki
kandungan protein tinggi. Meskipun demikian Spirulina sp. juga memiliki
kandungan karbohidrat yang memungkinkan mikroalga ini untuk
dimanfaatkan sebagai sumber energi yaitu bioetanol. Kultivasi Spirulina sp.
membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhannya baik berupa makronutrien
maupun mikronutrien. Makronutrien terdiri dari C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan
Na sedangkan mikronutrien terdiri dari Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan lain-lain.
Kultivasi Spirulina sp. dalam skala laboratorium dapat dilakukan
menggunakan media air laut karena merupakan salah satu habitat alami
Spirulina sp. Kebutuhan nutrien makro bagi kultivasi Spirulina sp. dapat
dipenuhi dengan menambahkan urea dan NaHCO3 karena keduanya
mengandung nutrien yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan
Spirulina sp. Urea sebagai sumber nitrogen (N) dan NaHCO3 sebagai sumber
karbon (C). Urea dan NaHCO3 dapat digunakan sebagai nutrien alternatif
karena mudah didapatkan dan memiliki harga yang lebih terjangkau
dibandingkan dengan sumber N dan C yang lain. Penambahan urea dan
NaHCO3 yang tepat dalam kultivasi Spirulina sp. dalam media air laut
diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi biomassa
sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi. Adapun bagan kerangka
berpikir disajikan dalam gambar 2.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
D. Hipotesis
1. Suplai urea dan NaHCO3 berpengaruh terhadap OD dan laju
pertumbuhan Spirulina sp.
2. Laju pertumbuhan Spirulina sp. dengan variasi suplai urea dan NaHCO3
akan maksimum dengan penambahan urea sebanyak 0,36 g/500 ml dan
NaHCO3 sebanyak 0,043 g/500 ml. Laju pertumbuhan optimal pada
Spirulina sp. dapat dilihat menggunakan rumus yang dihitung melalui
pengukuran OD pada media pertumbuhannya.
3. Nilai OD maksimum pertumbuhan Spirulina sp. dengan variasi suplai
urea dan NaHCO3 diperoleh pada penambahan urea sebanyak 0,36 g/500
ml dan NaHCO3 sebanyak 0,043 g/500 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Penelitian Costa et al.
(2002).
Judul : Spirulina
platensis Gowth in
Open Raceways Ponds
Using Fresh Water
Supplemented with
Carbon, Nitrogen, and
Metal Ions.
Tujuan :
Mempelajari
pertumbuhan
Spirulina platensis
pada kolam kecil
terbuka menggunakan
fresh water dari
laguna Mangueira.
Menyelidiki pengaruh
penambahan nutrien
ke dalam air laguna
sebagai upaya
mencegah penurunan
nutrien dan
meningkatkan
produksi biomassa
Spirulina platensis.
Hasil :
Konsentrasi biomassa
maksimum yang
dihasilkan dari
percobaan yaitu
dengan penambahan
NaHCO3 2,88 g/l
tanpa penambahan.
urea.
Laju pertumbuhan
maksimum yakni
pada meda dengan
penambahan urea
0.35 g/l tanpa
penambahan
NaHCO3.
Penelitian Suminto
(2009).
Judul : Penggunaan
Jenis Media Kultur
Teknis Terhadap
Produksi dan
Kandungan Nutrisi Sel
Spirulina platensis.
Tujuan :
Mengetahui
perbedaan tiga jenis
komposisi media
kultur teknis terhadap
hasil produksi dan
kandungan nutrisi sel
Spirulina plantensis.
Mengetahui jenis
media terbaik dari
ketiga jenis
komposisi media.
Hasil :
Media Walne
merupakan media
terbaik yang
berpengaruh terhadap
kemelimpahan sel
Spirulina platensis
pada puncak populasi
dan nilai nutrisi,
khususnya kandungan
protein dan lemak.
Penelitian Sari dkk
(2012).
Judul : Kultivasi
Mikroalga Spirulina
platensis dalam Media
POME dengan Variasi
Konsentrasi POME dan
Komposisi Jumlah
Nutrien.
Tujuan :
Mengetahui potensi
POME sebagai media
kultivasi mikroalga.
Hasil :
Media POME
berpengaruh terhadap
laju pertumbuhan
Spirulina platensis
dengan penambahan
persediaan nutrien
urea:TSP:NaHCO3
masing-masing
sebanyak 25 ppm: 50
ppm: 200 ppm.
Penelitian
Widianingsih dkk
(2008).
Judul : Kandungan
Nutrisi Spirulina
platensis yang Dikultur
pada Media yang
Berbeda.
Tujuan:
Mengkaji kadar
karbohidrat, protein,
lemak, air, dan abu
dari Spirulina
platensis yang
Dikultur pada Media
Walne dan Media
Teknis.
Hasil :
Media Walne
merupakan media
kultur yang baik bagi
Spirulina platensis
yang ditunjukkan
dengan tingginya
densitas,
kandungan/kadar
protein, lemak,
karbohidrat, air dan
abu.
Kebaruan penelitian:
Judul : Optimasi Pertumbuhan Spirulina sp. pada Media Walne dengan Variasi Suplai Urea dan
NaHCO3.
Tujuan :
Untuk mengetahui pengaruh suplai urea dan NaHCO3 terhadap OD dan laju pertumbuhan
Spirulina sp.
Untuk mengetahui laju pertumbuhan Spirulina sp. dengan variasi suplai urea dan NaHCO3.
Untuk mengetahui nilai OD maksimum pertumbuhan Spirulina sp. dengan variasi suplai urea
dan NaHCO3.
Media yang digunakan merupakan media Walne.
Gambar 2.2 Literatur Map.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
Spirulina sp. merupakan salah satu jenis mikroalga yang saat ini banyak diproduksi sebagai sumber pangan
terutama karena memiliki kandungan protein tinggi.
Spirulina sp. juga memiliki kandungan karbohidrat yang memungkinkan mikroalga ini untuk dimanfaatkan
sebagai sumber energi yaitu bioetanol.
Kultivasi Spirulina sp. membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhannya
(makronutrien: C,H,O,N,P,K,Ca,Mg,Na ;
mikronutrien: Fe,Mn,Cu,Zn,B,dll).
Kultivasi Spirulina sp. dalam skala laboratorium dapat menggunakan
media dari air laut karena merupakan salah satu habitat alami mikroalga ini.
Kebutuhan nutrien dapat dipenuhi dengan menambahkan urea dan
NaHCO3 karena keduanya mengandung nutrisi yg diperlukan dalam pertumbuhan Spirulina sp.
Penambahan urea dan NaHCO3 yang tepat pada kultivasi Spirulina sp. dalam media pertumbuhan diharapkan dapat
meningkatkan produksi biomassa.
Urea sebagai sumber nitrogen.
NaHCO3 sebagai sumber
karbon.
Urea dan NaHCO3 dapat
digunakan sebagai nutrisi
alternatif bagi pertumbuhan
Spirulina sp., mudah didapat,
dan dapat mengurangi biaya
produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen skala
laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
B. Batasan Penelitian
1. Mikroalga yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spirulina sp. yang
berasal dari Laboratorium Pakan Alami
2. Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB)
Cangkringan, Yogyakarta.
3. Media yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan media teknis
Walne.
4. Kultivasi dilakukan selama 10 hari dalam skala laboratorium
menggunakan metode batch culture.
5. Standarisasi kepadatan Spirulina sp. pada awal kultivasi tidak dapat
diseragamkan, sehingga standarisasi dalam penelitian ini adalah volume
inokulan dan volume media.
6. Variasi penambahan urea dan NaHCO3 mengacu pada tahap pra-
penelitian yang disajikan pada tabel 3.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
7. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kepadatan sel
Spirulina sp. melalui pengukuran Optical Density (OD) selama 10 hari
kultivasi.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penambahan urea dan
NaHCO3 sesuai tabel 3.3 yang terdiri dari 3 perlakuan dan 1 kontrol
dengan masing-masing 5 kali pengulangan.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Optical Density (OD)
Spirulina sp. yang diukur setiap 24 jam sekali selama 10 hari kultivasi
dan Optical Density (OD) menggunakan Spektrofotometer UV-1800
Shimadzu dengan panjang gelombang 680 nm mengacu pada penelitian
Syaichurozzi dan Jayanudin (2016).
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah volume air laut untuk media
petumbuhan sebanyak 300 ml, volume inokulan sebanyak 200 ml, media
Walne dan vitamin B12 masing-masing 0,3 ml, pH 8,5, salinitas 27‰,
serta aerasi dan pencahayaan selama 24 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian antara lain Spektrofotometer
UV-1800 Shimadzu, perangkat komputer, aplikasi UVProbe versi 2.62
Shimadzu, disposable cuvete ukuran 1,5 ml, aerator, rak kultivasi, lampu
tube light 40 watt, air conditioner, air stone, selang aerasi, vortex mixer,
refraktometer salinitas, pH meter, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas
beker 500 ml, batang pengaduk panjang, pipet tetes, pipet volume 1 ml,
pipet volume 5 ml, pump, botol kultur 500 ml, toples plastik 8 l, kain
sablon ukuran T200, penyaring, gayung, dan alat tulis.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan antara lain air laut dan kultur mikroalga
Spirulina sp. yang diperoleh dari Laboratorium Pakan Alami Balai
Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Cangkringan,
usia kultur Spirulina sp. yang digunakan adalah 10 hari, Media Walne,
vitamin B12, urea, NaHCO3, alkohol 70%, akuades, larutan klorin, Natrium
Thiosulfat (Na2S2O3), aluminium foil, kertas timbang dan tissue.
E. Cara Kerja
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2019. Penelitian
dilakukan di 2 tempat. Tempat penelitian pertama di Laboratorium Pakan
Alami Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB)
Cangkringan, Yogyakarta, sedangkan tempat kedua Laboratorium Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Biologi dan Pendidikan Kimia, Universitas Sanata Dharma. Adapun
penelitian ini dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu tahap pra-penelitian dan tahap
pelaksanaan.
1. Tahap Pra-penelitian
Peneliti melakukan dua kali tahap pra-penelitian untuk
mendapatkan takaran penambahan urea dan NaHCO3 yang paling tepat
untuk media pertumbuhan Spirulina sp. Pada tahap pra-penelitian pertama,
penambahan urea dan NaHCO3 mengacu metode penelitian Costa et al.
(2002). Namun, peneliti melakukan modifikasi takaran urea dan NaHCO3
sehingga didapatkan jumlah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Variasi Suplai Urea dan NaHCO3 pada Pra-penelitian Pertama
No. Perlakuan Urea (g/500 ml) NaHCO3 (g/500 ml)
1 K (Kontrol) 0,0 0,0
2 A 2,88 0,0
3 B 0,0 0,35
4 C 2,88 0,35
Berdasarkan hasil dari pra-penelitian pertama, kultur Spirulina sp.
mulai mengalami fase kematian lebih cepat yaitu pada hari ke-1 dan ke-2
sehingga kultivasi tidak dapat dilanjutkan. Oleh karena itu, peneliti
mengambil tindakan untuk menurunkan takaran urea dan NaHCO3
menjadi ½ g/500 ml pada tahap pra-penelitian kedua. Adapun jumlah
penambahan urea dan NaHCO3 pada tahap pra-penelitian kedua adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 3.2 Variasi Suplai Urea dan NaHCO3 pada Pra-penelitian Kedua
No. Perlakuan Urea (g/500 ml) NaHCO3 (g/500 ml)
1 K (Kontrol) 0,0 0,0
2 A 1,44 0,0
3 B 0,0 0,175
4 C 1,44 0,175
Adapun hasil dari pra-penelitian kedua menunjukkan bahwa kultur
Spirulina sp. kembali mengalami fase kematian lebih cepat yaitu pada hari
ke-3 dan ke-4. Berdasarkan hasil ini, peneliti mengambil tindakan untuk
menurunkan kembali takaran urea dan NaHCO3 menjadi ¼ g/500 ml dari
tahap pra-penelitian kedua yang kemudian dijadikan sebagai dasar
penentuan jumlah penambahan urea dan NaHCO3 pada tahap penelitian,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3 Variasi Suplai Urea dan NaHCO3 pada Tahap Penelitian.
No. Perlakuan Urea (g/500 ml) NaHCO3 (g/500 ml)
1 K (Kontrol) 0,0 0,0
2 A 0,36 0,0
3 B 0,0 0,043
4 C 0,36 0,043
2. Tahap Penelitian
a. Persiapan
1) Persiapan Alat dan Bahan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang
digunakan.
2) Sterilisasi Alat
Sterilisasi alat digunakan untuk menghindari terjadinya
kontaminasi oleh mikroorganisme lain yang tidak diinginkan tumbuh
dalam kultivasi. Sebelum proses sterilisasi, alat-alat berupa botol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kultur 500 ml, toples plastik 8 l, selang aerasi dan air stone dicuci
bersih menggunakan sabun dan air mengalir, kemudian alat-alat
tersebut disterilisasi secara fisik menggunakan air mendidih dan
sterilisasi kimiawi menggunakan alkohol 70%.
3) Sterilisasi Media Air Laut
Sterilisasi media air laut dilakukan untuk menghindari
terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme lain yang tidak
diinginkan yang berasal dari air laut. Sterilisasi dilakukan
menggunakan larutan klorin sebanyak 1 ml/l ditambahkan ke dalam
wadah berisi air laut dan diaerasi selama 3 jam. Setelah 3 jam,
klorin dinetralisir menggunakan Natrium Thiosulfat (Na2S2O3)
dengan jumlah yang sama seperti penambahan larutan klorin yaitu
1 ml/l. Dalam penelitian ini, air laut yang digunakan dalam
penelitian telah dilakukan sterilisasi oleh Laboratorium Pakan
Alami Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya
(BPTPB) Cangkringan.
b. Pelaksanaan
1) Membuat Media
a) Air laut yang telah disterilisasi dengan larutan klorin disaring
menggunakan penyaring dan kain sablon ukuran T200 kemudian
dimasukkan ke dalam toples ukuran 8 l.
b) Air laut diukur sebanyak 300 ml dan dimasukkan ke dalam botol
kultur 500 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
c) Sebanyak 0,3 ml Natrium Thiosulfat dimasukkan ke dalam 300
ml air laut dan diaerasi selama 30 menit untuk menghilangkan
sisa klorin.
d) Media Walne dalam bentuk cair (tanpa vitamin B12) dan vitamin
B12 ditambahkan masing-masing sebanyak 0,3 ml.
e) Penambahan suplai urea dan NaHCO3 yang digunakan sebagai
nutrien tambahan untuk pertumbuhan Spirulina sp. ditimbang
sesuai dalam tabel 3.3.
2) Merangkai Alat Kultivasi
Alat kultivasi Spirulina sp. terdiri dari botol kultur, aerator,
lampu tube light 40 watt, dan selang aerasi, dirangkai seperti dalam
gambar 3.1. Pengacakan posisi botol kultur secara RAL dilakukan
berdasarkan tingkat kekuatan aerasi sehingga setiap perlakuan
mendapatkan kekuatan yang sama rata.
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Kultivasi.
C5 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
Aerator
K2
Lampu TL 40 watt
Lampu TL 40 watt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3) Inokulasi
Tahap inokulasi dilakukan menggunakan botol kultur 500 ml
yang telah berisi media pertumbuhan sebanyak 300 ml yang telah
disesuaikan kondisi lingkungan awalnya yaitu pH, suhu, salinitas,
aerasi dan pencahayaannya. Kultur Spirulina sp. yang didapatkan
dari Laboratorium Pakan Alami Balai Pengembangan Teknologi
Perikanan Budidaya (BPTPB) Cangkringan ditambahkan sebanyak
200 ml dalam media pertumbuhan 300 ml sehingga didapatkan
perbandingan media dan inokulum sejumlah 3 : 2. Penelitian ini
menggunakan inokulan dengan usia 10 hari.
c. Pengukuran Optical Density (OD)
Pengukuran OD dilakukan guna mengukur kepadatan
pertumbuhan Spirulina sp. pada masing-masing perlakuan. Kultur
Spirulina sp. pada hari ke-0 yang telah siap dikultivasi diambil
sampelnya sebanyak 5 ml setiap ulangan untuk mendapatkan kepadatan
ke-0 (OD0) pada hari ke-0 (t0), dan seterusnya hingga hari ke-10
kultivasi. Sampel Spirulina sp. pada setiap perlakuan dimasukkan ke
dalam disposable cuvete berukuran 1,5 ml dan diukur absorbansinya
menggunakan Spektrofotometer UV-1800 Shimadzu dengan panjang
gelombang 680 nm menggunakan perangkat komputer dan aplikasi
UVProbe versi 2.62 Shimadzu metode Photometric. Blanko yang
digunakan adalah air laut murni sebelum ditambahkan media Walne,
vitamin B12, dan kultur Spirulina sp. Setiap ulangan pada masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
masing perlakuan dilakukan pengukuran sebanyak 1 kali menyesuaikan
jumlah ulangan dan diambil rata-ratanya sehingga diperoleh OD akhir.
Pembuatan kurva pola pertumbuhan dilakukan dengan mengukur OD
setiap 24 jam sekali selama 10 hari kultivasi. Pengukuran dilakukan di
Laboratorium Pendidikan Biologi dan Pendidikan Kimia, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan adalah data yang diperoleh melalui
pengukuran OD setiap 24 jam sekali selama 10 hari kultivasi untuk melihat
kurva pola pertumbuhan Spirulina sp. pada masing-masing perlakuan
menggunakan Spektrofotometer UV-1800 Shimadzu dengan panjang
gelombang 680 nm. Peneliti menggunakan persamaan Hirata et al. (dalam
Kawaroe dkk, 2015) untuk menghitung laju pertumbuhan sebagai berikut:
dimana :
k = laju pertumbuhan (/hari)
N1 = kepadatan mikroalga pada waktu t
N0 = kepadatan mikroalga pada waktu 0
3.22 = konstanta Hirata
T1 = waktu pengamatan pada waktu ke t
T0 = waktu pengamatan pada waktu ke 0
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dan
statistik sederhana dengan menghitung nilai rata-rata Optical Density (OD)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan pembuatan kurva. Analisis data
untuk mendapatkan penambahan nutrien yang paling optimal bagi
pertumbuhan Spirulina sp. dilakukan secara kuantatif menggunakan uji
ANOVA pada IBM SPSS Statistics versi 20. Pada penelitian ini variabel X
merupakan penambahan urea dan NaHCO3, sedangkan variabel Y merupakan
nilai Optical Density (OD). Sebelum uji ANOVA dilakukan uji normalitas
dan uji homogenitas untuk memastikan bahwa data bersifat normal dan
homogen. Adapun hipotesis uji normalitas dan homogenitas adalah sebagai
berikut:
Jika nilai signifikan (p) > 0,05, maka data terdistribusi normal dan
homogen.
Jika nilai signifikan (p) < 0,05, maka data tidak terdistribusi normal
dan tidak homogen.
Jika data terdistribusi normal maka dapat dilakukan uji ANOVA. Adapun
hipotesis Uji ANOVA adalah sebagai berikut:
Ho: Pemberian urea dan NaHCO3 tidak berpengaruh terhadap OD
dan laju pertumbuhan Spirulina sp.
Hi: Pemberian urea dan NaHCO3 berpengaruh terhadap OD dan laju
pertumbuhan Spirulina sp.
Jika perlakuan yang diujikan memberikan pengaruh yang nyata maka
dilanjutkan uji wilayah ganda Duncan untuk mengetahui perbedaan antar
perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kepadatan dan Pola Pertumbuhan Spirulina sp.
Kultivasi Spirulina sp. pada penelitian ini menghasilkan data
kepadatan yang dihitung mulai dari hari ke-0 kultivasi hingga hari ke-10
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rerata Kepadatan Spirulina sp. pada Kontrol dan 3 Perlakuan.
Sampel Hari ke-
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 K 0.147 0.219 0.290 0.354 0.416 0.463 0.492 0.489 0.471 0.393 0.334
2 A 0.142 0.218 0.352 0.422 0.502 0.553 0.549 0.544 0.543 0.548 0.672
3 B 0.143 0.235 0.253 0.347 0.437 0.467 0.478 0.494 0.452 0.371 0.327
4 C 0.153 0.235 0.370 0.464 0.468 0.531 0.551 0.584 0.607 0.653 0.674
Keterangan: K = kontrol tanpa penambahan urea dan NaHCO3; A = Penambahan urea 0,36
g/500 ml tanpa penambahan NaHCO3; B = Penambahan NaHCO3 0,043 g/500 ml tanpa
penambahan urea; C = Penambahan urea 0,36 g/500 ml dan penambahan NaHCO3 0,043
g/500 ml.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa nilai kepadatan tertinggi
pada perlakuan K (kontrol) diperoleh pada hari ke-6 yaitu 0.492 sel/ml,
perlakuan A diperoleh pada hari ke-10 yaitu 0.672 sel/ml, perlakuan B
diperoleh pada hari ke-7 yaitu 0.494 sel/ml, dan perlakuan C diperoleh pada
hari ke-10 yaitu 0.674 sel/ml. Kepadatan kultur Spirulina sp. pada hari ke-0
tidak dapat diseragamkan sehingga memiliki nilai yang berbeda-beda pada
setiap perlakuan. Meskipun demikian, perbedaan kepadatan tidak jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
berbeda satu dengan yang lain. Adapun hasil kultivasi Spirulina sp. pada hari
ke-0 disajikan dalam gambar 4.1 berikut:
Dokumentasi pribadi, 24/04/2019.
Gambar 4.1 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-0.
Peningkatan kepadatan pada hari ke-0 menuju hari ke-1 menunjukkan
bahwa sel Spirulina sp. telah beradaptasi dengan media pertumbuhan yang
baru. Suyono dan Winarto (2006), menyebutkan dalam proses adaptasi sel
mikroalga telah memanfaatkan nutrien yang ada dalam media meskipun
belum optimal. Fase ini disebut dengan fase lag (induction phase). Adapun
hasil kultivasi Spirulina sp. pada hari ke-1 disajikan pada gambar 4.2 berikut:
C5 K2 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Dokumentasi pribadi, 25/04/2019.
Gambar 4.2 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-1.
Selain itu, Muyassaroh (2018), juga menyatakan bahwa peningkatan
pertumbuhan Spirulina sp. ditandai dengan warna hijau kebiruan pada media
pertumbuhan, sedangkan warna kekuningan pada media pertumbuhan
menunjukkan bahwa kultur Spirulina sp. telah mengalami fase kematian. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin pekat warna hijau kebiruan pada media,
maka pertumbuhan Spirulina sp. semakin meningkat baik dari segi ukuran
maupun jumlah sel. Pada penelitian ini, perubahan warna hijau kebiruan
menjadi kekuningan terjadi pada hari ke-5 dan 6 yang disajikan dalam
gambar 4.3 dan 4.4 berikut:
C5 K2 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dokumentasi pribadi, 29/04/2019.
Gambar 4.3 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-5.
Dokumentasi pribadi, 30/04/2019.
Gambar 4.4 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-6.
Berdasarkan data kepadatan Spirulina sp. pada tabel 4.1 dapat
disajikan kurva pola pertumbuhan pada masing-masing perlakuan adalah
sebagai berikut:
C5 K2 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
C5 K2 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 4.5 Pola Pertumbuhan Spirulina sp. Berdasarkan Rata-rata
Kepadatan pada Kontrol dan 3 Perlakuan. Keterangan: K = kontrol tanpa penambahan urea dan NaHCO3; A = Penambahan urea 0,36
g/500 ml tanpa penambahan NaHCO3; B = Penambahan NaHCO3 0,043 g/500 ml tanpa
penambahan urea; C = Penambahan urea 0,36 g/500 ml dan penambahan NaHCO3 0,043
g/500 ml.
Berdasarkan kurva pertumbuhan di atas, dapat diketahui bahwa
pertumbuhan Spirulina sp. pada masing-masing perlakuan memiliki pola
yang berbeda. Kepadatan Spirulina sp. pada perlakuan K (kontrol) terus
meningkat sejak hari-1 kultivasi dan mengalami puncaknya pada hari ke-6,
namun menurun mulai hari ke-7 hingga hari ke-10. Kepadatan Spirulina sp.
pada perlakuan A terus meningkat sejak hari-1 kultivasi hingga hari ke-5,
kemudian turun hingga hari ke-9, dan meningkat lagi pada hari ke-10.
Kepadatan Spirulina sp. pada perlakuan B terus mengalami peningkatan sejak
hari-1 kultivasi dan mengalami puncaknya pada hari ke-7, kemudian
mengalami penurunan dari dari ke-8 hingga hari ke-10, sedangkan kepadatan
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Op
tica
l D
ensi
ty 6
80
nm
(se
l/m
l)
hari ke-
K
A
B
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Spirulina sp. pada perlakuan C mengalami peningkatan sejak hari-1 kultivasi
dan terus meningkat hingga hari ke-10. Pada perlakuan A dan C, puncak
populasi tertinggi diperoleh pada hari ke-10 namun kemungkinan masih dapat
meningkat hingga hari yang belum diketahui. Kultur Spirulina sp. akan tetap
hidup selama nutrien dalam media pertumbuhan masih tersedia. Penurunan
kepadatan sel Spirulina sp. pada perlakuan A di hari ke-6 hingga hari ke-9
disebabkan karena aerasi pada botol kultur A3 mati sehingga menurunkan
nilai rata-rata kepadatan. Adapun nilai kepadatan pada perlakuan A hari ke-6
hingga hari ke-9 dapat dilihat pada lampiran (lampiran 9 – lampiran 12).
Berdasarkan gambar 4.5, kepadatan sel Spirulina sp. perlakuan A pada
hari ke-6 mengalami penurunan hingga hari ke-8. Penurunan kepadatan ini
disebabkan karena aerasi pada botol A3 mati pada hari ke-6 sampai hari ke-8,
sehingga kultur Spirulina sp. mulai menggumpal pada hari ke-6 dan
mengendap pada hari ke-7 hingga hari ke-8. Hal ini menyebabkan rata-rata
kepadatan pada perlakuan A menurun. Aerasi yang mati pada botol A3
kembali hidup pada hari ke-9, sehingga menyebabkan Spirulina sp. dalam
botol kultur kembali homogen dan kurva pertumbuhan kembali meningkat.
Hal ini diduga karena dalam media pertumbuhan masih mengandung nutrien
yang dapat menunjang pertumbuhan Spirulina sp. Selain itu, pada hari ke-7
aerasi pada botol C3 juga mati yang menyebabkan kultur Spirulina sp.
mengendap dan kembali hidup pada hari ke-8 sehingga kultur kembali
homogen. Meskipun demikian, kematian botol pada salah satu perlakuan C
tidak menurunkan rata-rata kepadatan Spirulina sp. Adapun kultivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Spirulina sp. pada hari ke-6, ke-7, dan ke-8 masing-masing disajikan pada
gambar 4.6, 4.7, dan 4.8 sebagai berikut:
Dokumentasi pribadi, 30/04/2019.
Gambar 4.6 Aerasi Botol Kultur A3 Mati pada Hari ke-6.
Dokumentasi pribadi, 01/05/2019.
Gambar 4.7 Aerasi Botol Kultur A3 Mati pada Hari ke-7.
C5 K2 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
C5 K2 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dokumentasi pribadi, 02/05/2019.
Gambar 4.8 Aerasi Botol Kultur A3 Mati pada Hari ke-8.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan A dan C merupakan
perlakuan dengan nilai OD tertinggi dibandingkan dengan perlakuan K
(kontrol) dan B. Nilai rata-rata kepadatan Spirulina sp. tertinggi terjadi pada
perlakuan C dan diikuti dengan perlakuan A. Perlakuan A mengandung
penambahan nutrien urea sebagai sumber N (nitrogen). Kandungan nitrogen
dalam urea yang ditambahkan dalam perlakuan A terbukti dapat
meningkatkan pertumbuhan populasi sel Spirulina sp. jika dibandingkan
dengan perlakuan kontrol (K). Menurut Ambarwati dkk (2018), penambahan
unsur N dalam kultivasi mikroalga dengan jumlah yang tepat dapat
meningkatkan populasi mikroalga secara optimum. Rauf et al. (dalam
Ambarwati dkk, 2018) juga menyatakan bahwa pada pertumbuhan mikroalga,
unsur N berperan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan
meningkatkan jumlah sel mikroalga. Peningkatan pertumbuhan yang terlihat
C5 K2 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dalam kurva pertumbuhan pada perlakuan A membuktikan adanya
peningkatan pertumbuhan populasi sel Spirulina sp. hingga hari terakhir
kultivasi. Sesuai dengan pernyataan Fauzia dan Hatta, dalam Ambarwati dkk
(2018), proses pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya jumlah sel
mikroalga tersebut. Artinya, penambahan nitrogen dalam kultivasi Spirulina
sp. dapat meningkatkan pertumbuhan dan kepadatan sel Spirulina sp.
Perlakuan B mengandung penambahan nutrien NaHCO3 sebagai
sumber karbon (C) dalam bentuk ion bikarbonat. Menurut Juneja et al.
(2013), karbon merupakan salah satu nutrien penting dalam pertumbuhan
mikroalga yang akan dimanfaatkan dalam proses fotosintesis. Pemanfaatkan
NaHCO3 sebagai sumber karbon didukung oleh penelitian Hariyati (2008),
bahwa Spirulina sp. dapat memanfaatkan ion bikarbonat untuk melakukan
fotosintesis. Karbon ini akan digunakan sebagai sumber energi dalam proses
respirasi dan sebagai komponen dalam pembentukan sel mikroalga.
Penambahan unsur nitrogen dalam perlakuan B tidak dilakukan sebab dalam
media Walne, unsur nitrogen sudah tersedia dalam bentuk NaNO3 sebanyak
100g/L.
Berdasarkan hasil pengamatan, nilai kepadatan pada perlakuan B
masih lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan A, namun tidak jauh
berbeda jika dibandingkan dengan kontrol (K). Artinya, unsur nitrogen dalam
media Walne masih rendah sehingga belum mendukung Spirulina sp. untuk
mencapai kepadatan populasi yang optimal. Hal ini dapat dibuktikan melalui
kurva pola pertumbuhan pada gambar 4.5 bahwa pertumbuhan Spirulina sp.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pada perlakuan A lebih tinggi dibandingkan perlakuan B. Selain itu,
perlakuan A dan perlakuan B mengandung penambahan nutrien yang
berbeda. Sesuai dengan pernyataan Widianingsih dkk (2008), perbedaan nilai
kepadatan sel Spirulina sp. dapat disebabkan oleh perbedaan kandungan
nutrien pada media pertumbuhan. Sari dkk (2012), juga menyebutkan bahwa
selain karbon, Spirulina sp. juga membutuhkan penambahan nitrogen guna
mendukung pertumbuhannya. Oleh karena itu, penambahan NaHCO3 harus
diimbangi dengan penambahan urea agar pertumbuhan Spirulina sp. dapat
optimum.
Perlakuan C mengandung penambahan nutrien NaHCO3 sebagai
sumber karbon (C) dan penambahan urea sebagai sumber nitrogen (N).
Penambahan kombinasi nutrien NaHCO3 dan urea diharapkan dapat
meningkatkan kepadatan sel Spirulina sp. Berdasarkan hasil pengamatan,
kepadatan Spirulina sp. pada perlakuan C merupakan kepadatan tertinggi
dibandingkan dengan kontrol dan 2 perlakuan lainnya dengan nilai 0.674
sel/ml yang diperoleh pada hari ke-10. Hal ini sesuai dengan teori yang telah
disebutkan sebelumnya, bahwa pemanfaatan karbon untuk pertumbuhan
Spirulina sp. harus diimbangi dengan penambahan urea. Selain itu,
Widianingsih (2008) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa unsur
karbon dan nitrogen merupakan unsur yang paling penting untuk
pertumbuhan sel Spirulina sp.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, data kepadatan sel
Spirulina sp. bersifat normal dan homogen (p>0.05) yang masing-masing
ditunjukkan dalam tabel 4.2 dan 4.3 berikut:
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Kepadatan Spirulina sp.
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Kepadatan Spirulina sp.
Namun, hasil analisis menggunakan uji ANOVA menunjukkan nilai
signifikan 0.132 (p>0.05), sehingga, uji lanjut tidak dapat dilakukan. Hasil ini
menunjukkan bahwa penambahan nutrien berupa urea dan NaHCO3 tidak
berpengaruh terhadap kepadatan sel Spirulina sp. sehingga peningkatan
kepadatan dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang dijelaskan pada poin D
pembahasan. Adapun hasil uji ANOVA disajikan dalam tabel 4.4 sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.4 Hasil Uji ANOVA Kepadatan Spirulina sp.
B. Laju Pertumbuhan Spirulina sp.
Dalam penelitian ini, perhitungan laju pertumbuhan (gowth rate/hari)
digunakan untuk mengetahui kecepatan pertambahan pertumbuhan sel
Spirulina sp. per hari yang menggunakan rumus Hirata et al. (dalam Kawaroe
dkk, 2015) .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Adapun hasil perhitungan laju pertumbuhan disajikan dalam tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Laju Pertumbuhan Spirulina sp. pada Kontrol dan 3 Perlakuan.
Sampel
Hari ke-
ẋ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K 0.02302 0.01650 0.01157 0.00943 0.00618 0.00356 -0.00043 -0.00214 -0.01058 -0.00941 0.00477
A 0.02501 0.02804 0.01045 0.01015 0.00566 -0.00042 -0.00049 -0.00017 0.00060 0.01183 0.00906
B 0.02904 0.00416 0.01852 0.01342 0.00382 0.00133 0.00192 -0.00510 -0.01156 -0.00736 0.00482
C 0.02518 0.02629 0.01328 0.00052 0.00727 0.00218 0.00343 0.00227 0.00422 0.00188 0.00865
Keterangan: ẋ = rata-rata; K = Kontrol; A = Penambahan urea 0,36 g/500 ml tanpa penambahan NaHCO3; B = Penambahan NaHCO3 0,043 g/500 ml
tanpa penambahan urea; C = Penambahan urea 0,36 g/500 ml dan penambahan NaHCO3 0,043 g/500 ml.
Adapun rata-rata laju pertumbuhan Spirulina sp. pada masing-masing perlakuan secara lebih jelas dapat disajikan dalam
gafik pada gambar 4.9 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 4.9 Perbandingan Rerata Laju Pertumbuhan Spirulina sp. pada
Kontrol dan 3 Perlakuan. Keterangan: K = kontrol tanpa penambahan urea dan NaHCO3; A = Penambahan urea 0,36
g/500 ml tanpa penambahan NaHCO3; B = Penambahan NaHCO3 0,043 g/500 ml tanpa
penambahan urea; C = Penambahan urea 0,36 g/500 ml dan penambahan NaHCO3 0,043
g/500 ml.
Hasil pengamatan laju pertumbuhan (k) Spirulina sp. pada masing-
masing perlakuan memiliki hasil yang berbeda-beda. Rata-rata laju
pertumbuhan tertinggi Spirulina sp. adalah pada perlakuan A yaitu
0.00906/hari diikuti perlakuan C yaitu 0.00865/hari, sedangkan rata-rata laju
pertumbuhan terendah Spirulina sp. adalah pada perlakuan kontrol (K) yaitu
0.00477/hari diikuti oleh perlakuan B yaitu 0.00482/hari.
Berdasarkan hasil normalitas dan homogenitas, data laju pertumbuhan
Spirulina sp. bersifat normal dan homogen (p>0.05) yang masing-masing
disajikan dalam tabel 4.6 dan 4.7 berikut ini:
0.00477
0.00906
0.00482
0.00865
0
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
0.006
0.007
0.008
0.009
0.01
K A B C
La
ju P
ertu
mb
uh
an
(/h
ari
)
Perlakuan
Rerata Laju Pertumbuhan
Spirulina sp. pada Kontrol
dan 3 Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Laju Pertumbuhan Spirulina sp.
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Laju Pertumbuhan Spirulina sp.
Namun, hasil analisis menggunakan uji ANOVA menunjukkan nilai
signifikan 0.707 (p>0.05), sehingga uji lanjut tidak dapat dilakukan.
Berdasarkan hasil uji ANOVA, penambahan nutrien berupa urea dan
NaHCO3 tidak berpengaruh terhadap laju pertumbuhan Spirulina sp. Laju
pertumbuhan Spirulina sp. kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain yang
dijelaskan pada poin D pembahasan. Adapun hasil uji ANOVA disajikan
dalam gambar 4.15 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.8 Hasil Uji ANOVA Laju Pertumbuhan Spirulina sp.
Hasil pengamatan laju pertumbuhan Spirulina sp. yang diperoleh
memiliki hasil yang berbeda dengan hasil pengamatan kepadatan. Laju
pertumbuhan tertinggi dalam penelitian ini diperoleh pada perlakuan A
sedangkan kepadatan tertinggi diperoleh pada perlakuan C. Hal ini karena
konsep kepadatan dan laju pertumbuhan berbeda. Kepadatan adalah
pertumbuhan mikroalga yang dapat dinyatakan sebagai pertambahan jumlah,
densitas atau populasi sel, sedangkan laju pertumbuhan adalah kecepatan
pertambahan suatu pertumbuhan biomassa per satuan waktu. Dalam
penelitian ini, satuan kepadatan yang digunakan sel/ml, sedangkan laju
pertumbuhan menggunakan satuan sel/hari (Prayitno, 2016).
C. Fase Pertumbuhan Spirulina sp.
Berdasarkan kurva pola pertumbuhan Spirulina sp. pada gambar 4.5
dapat dianalisis adanya fase-fase pertumbuhan sel Spirulina sp. yaitu antara
lain:
1. Fase lag / induction phase
Menurut Suyono dan Winarto (2006), fase lag juga disebut
sebagai fase istirahat. Pada kurva pola pertumbuhan Spirulina sp. pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
gambar 4.5 fase lag pada setiap perlakuan terjadi pada hari ke-0 dan hari
ke-1. Kepadatan kultur Spirulina sp. pada perlakuan kontrol (K) pada
hari ke-0 diperoleh sebesar 0.147 sel/ml, pada perlakuan A diperoleh
sebesar 0.142 sel/ml, pada perlakuan B diperoleh sebesar 0.143 sel/ml,
dan pada perlakuan C diperoleh sebesar 0.153 sel/ml. Kepadatan masing-
masing perlakuan meningkat pada hari ke-1 kultivasi dimana pada
perlakuan kontrol (K) mencapai 0.219 sel/ml, pada perlakuan A
mencapai 0.218 sel/ml, pada perlakuan B mencapai 0.235 sel/ml dan
perlakuan C mencapai 0.235 sel/ml. Selisih pertambahan kepadatan pada
masing-masing perlakuan yaitu perlakuan kontrol (K) sebesar 0.072
sel/ml, perlakuan A sebesar 0.076 sel/ml, perlakuan B sebersar 0.092
sel/ml, dan perlakuan C sebesar 0.082 sel/ml. Peningkatan kepadatan
pada hari ke-0 hingga hari ke-1 menunjukkan bahwa kultur Spirulina sp.
telah beradaptasi dengan media dan lingkungan kulturnya. Adapun
menurut Suyono dan Winarto (2006), lama fase lag bergantung pada
viabilitas sel, yaitu kemungkinan sel untuk dapat hidup menyesuaikan
kondisi lingkungannya. Pada usia inokulan yang masih muda (fase
eksponensial), sel Spirulina sp. kemungkinan masih bersifat viabel dan
lebih cepat beradaptasi dengan lingkungannya, sedangkan pada usia
inokulan yang lebih tua (fase stasioner), fase lag akan berlangsung lebih
lama. Kultur Spirulina sp. yang digunakan sebagai inokulan pada
penelitian ini adalah inokulan dengan usia 10 hari yang kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
berada pada fase eksponensial, sehingga fase lag hanya berlangsung
selama 1 hari.
2. Fase eksponensial / logarithmic phase
Pada fase ini, jumlah sel Spirulina sp. mengalami peningkatan
secara cepat. Menurut Suyono dan Winarto (2006), fase ini menjadi bukti
bahwa sel mikroalga telah berhasil beradaptasi dengan media
pertumbuhan yang baru dan memanfaatkan nutrien yang terkandung di
dalam media. Berdasarkan pola pertumbuhan Spirulina sp. pada gambar
4.5, fase eksponensial pada perlakuan kontrol (K) berlangsung sejak hari
ke-1 hingga hari ke-5, pada perlakuan A berlangsung sejak hari ke-1
hingga hari ke-5, perlakuan B berlangsung sejak hari ke-1 hingga hari ke-
6, dan perlakuan C berlangsung sejak hari ke-1 hingga hari yang belum
diketahui jika waktu kultivasi dilanjutkan.
3. Fase stasioner / stationary phase
Pada fase ini, pertumbuhan sel Spirulina sp. bersifat stasioner
atau tetap. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan sel Spirulina
sp. sama dengan laju kematiannya. Berdasarkan pola pertumbuhan
Spirulina sp. pada gambar 4.5, fase stasioner pada perlakuan kontrol (K)
berlangsung sejak hari ke-6 hingga hari ke-7, pada perlakuan A
berlangsung sejak hari ke-5 hingga hari ke-9, pada perlakuan B
berlangsung pada hari ke-7, dan perlakuan C diduga belum mencapai
fase stasioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4. Fase kematian / death
Pada fase ini, penurunan pertumbuhan jumlah sel Spirulina sp.
lebih tinggi dibandingkan dengan fase stasioner, sehingga pola
pertumbuhan cenderung menurun. Berdasarkan pola pertumbuhan
Spirulina sp. pada gambar 4.5, fase kematian pada perlakuan kontrol (K)
berlangsung sejak hari ke-8 hingga hari ke-10, pada perlakuan A diduga
belum mengalami fase kematian karena kepadatan sel kembali meningkat
pada hari ke-10, pada perlakuan B fase kematian berlangsung sejak hari
ke-8 hingga hari ke-10, dan perlakuan C belum mengalami fase kematian
karena kepadatan sel masih terus meningkat hingga hari terakhir
kultivasi.
D. Optical Density (OD) Maksimum Pertumbuhan Spirulina sp.
Dalam penelitian ini, kepadatan Spirulina sp. diukur setiap 24 jam
sekali setiap hari selama 10 hari kultivasi. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan kepadatan maksimum (OD maksimum) dari masing-masing
perlakuan. Berdasarkan hasil pengamatan, kepadatan maksimum kultur sel
Spirulina sp. pada masing-masing perlakuan memiliki nilai yang berbeda-
beda dan berada pada waktu yang berbeda-beda pula.
Pada perlakuan kontrol (K), kepadatan Spirulina sp. berada pada hari
ke-6 dengan nilai 0.492 sel/ml. Pada perlakuan A, kepadatan Spirulina sp.
tertinggi berada pada hari ke-10 dengan nilai 0.672 sel/ml. Pada perlakuan B,
kepadatan tertinggi Spirulia sp. berada pada hari ke-7 dengan nilai 0.494
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sel/ml, sedangkan pada perlakuan C, kepadatan tertinggi Spirulina sp. berada
pada hari ke-10 dengan nilai 0.674 sel/ml. Perbedaan kepadatan ini
disebabkan karena setiap perlakuan pada media pertumbuhan adalah berbeda-
beda yang menyebabkan kandungan nutrien dalam media pertumbuhannya
juga berbeda-beda. Dengan demikian, hal ini sesuai dengan pernyataan
Widianingsih (2008), bahwa perbedaan kepadatan sel disebabkan oleh
perbedaan kandungan nutrien dalam media pertumbuhannya.
Pada kontrol (K) dan perlakuan B, kepadatan Spirulina sp. mencapai
puncaknya masing-masing pada hari ke-7 dan ke-6 kemudian mengalami
penurunan hingga hari ke-10. Hal ini disebabkan nutrien dalam media Walne
dan penambahan senyawa NaHCO3 sebagai sumber karbon yang terkandung
dalam media pertumbuhan tidak dapat memenuhi kebutuhan Spirulina sp.
pada hari ke-8 dan hari ke-7. Menurut Kawaroe dkk (2015), kepadatan
mikroalga dapat mengalami penurunan jika nutrien pada media pertumbuhan
tidak mencukupi untuk pertumbuhan mikroalga hingga hari terakhir kultivasi.
E. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Spirulina sp.
Ada banyak faktor yang memengaruhi pertumbuhan Spirulina sp.
selama proses kultivasi. Faktor-faktor ini meliputi faktor yang sudah
dikendalikan namun tidak memengaruhi hasil perlakuan, diantaranya yaitu
faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi nutrien, suhu, cahaya,
salinitas, pH, aerasi, dan faktor lain yaitu sterilisasi botol kultur dan
pengukuran kualitas air sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
1. Nutrien
Ketersediaan nutrien yang berbeda-beda dalam setiap perlakuan
menyebabkan hasil kepadatan sel Spirulina sp. juga berbeda-beda.
Penentuan jumlah penambahan urea dan NaHCO3 mengacu pada tahap
pra-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya bahwa semakin tinggi
jumlah urea dan NaHCO3 yang ditambahkan maka semakin cepat kultur
sel Spirulina sp. mengalami fase kematian. Hal ini diduga karena sel
Spirulina sp. mengalami kelebihan nutrien. Penambahan urea dan
NaHCO3 dalam penelitian ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan
unsur nitrogen dan karbon bagi pertumbuhan Spirulina sp. Menurut
Juneja et al. (2013), unsur nitrogen berperan dalam pembentukan protein
dan asam nukleat. Selain itu, menurut Ambarwati dkk (2018) unsur
nitrogen berperan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan
meningkatkan jumlah sel, sedangkan unsur karbon menurut Juneja et al.
(2013) berperan untuk proses respirasi, sebagai sumber energi, dan bahan
baku pembentukan sel-sel. Penambahan vitamin B12 dalam penelitian ini
juga dilakukan mengacu pada Laboratorium Pakan Alami Balai
Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Cangkringan
sebab selain media Walne, Spirulina sp. yang dikultur pada laboratorium
ini juga menggunakan vitamin B12 untuk meningkatkan pertumbuhan. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Widianingsih (2008), bahwa vitamin B12
yang ditambahkan dalam media dapat mempercepat pertumbuhan
Spirulina sp.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2. Suhu
Selama proses kultivasi, pengaturan suhu dilakukan menggunakan
air conditioner LG dan berada pada kisaran 18 – 22°C yang merupakan
suhu optimum pertumbuhan Spirulina sp. mengacu pada suhu yang
digunakan oleh Laboratorium Pakan Alami Balai Pengembangan
Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Cangkringan. Menurut
Hadiyanto dan Maulana (2012), mikroalga dapat tumbuh pada suhu
kisaran 15 - 40°C, sedangkan Syaichurrozi dan Jayanudin (2016),
menyatakan bahwa Spirulina sp. dapat tumbuh optimum pada suhu 18 -
40°C. Dengan demikian, suhu dalam penelitian ini dapat digunakan
karena berada dalam suhu optimum.
3. Cahaya
Menurut Muyassaroh dkk (2018), cahaya merupakan sumber energi
utama bagi Spirulina sp. untung melangsungkan proses fotosintesis.
Menurut Hadiyanto dan Maulana (2012), intensitas cahaya optimum
berada pada kisaran 3500 – 5000 lux. Kelemahan dari penelitian ini
adalah tidak diketahui taraf intensitas cahaya yang digunakan karena
keterbatasan luxmeter. Oleh karena itu, sumber cahaya yang digunakan
adalah lampu tube light 40 watt mengacu pada penelitian Hariyati (2008).
Selain itu, Laboratorium Pakan Alami Balai Pengembangan Teknologi
Perikanan Budidaya (BPTPB) Cangkringan juga menggunakan lampu
tube light dengan kekuatan yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4. Salinitas
Kultivasi Spirulina sp. yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan media air laut yang diperoleh dari Laboratorium Pakan
Alami Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB)
Cangkringan. Pengaturan salinitas tidak dilakukan sebab salinitas air laut
yang digunakan telah berada pada kisaran salinitas optimum untuk
pertumbuhan mikroalga yaitu 27 ppt. Pengukuran salinitas media air laut
dilakukan menggunakan Refractometer Salinity merk ATAGO Manual.
Penentuan salinitas mengacu pada penelitian Widianingsih dkk (2008),
yaitu pada kisaran 4 – 27 ppt.
5. pH
Selama kultivasi, pengaturan pH dibutuhkan oleh Spirulina sp.
untuk menjaga keseimbangan pertumbuhannya. Dalam penelitian ini,
penentuan pH dilakukan berdasarkan pH kontrol pada media air laut.
Pengaturan pH secara spesifik tidak dilakukan sebab pH telah berada pada
kisaran optimum untuk pertumbuhan Spirulina sp. yaitu 8 – 9. Selain itu,
Hadiyanto dan Maulana (2012), juga menyatakan bahwa Spirulina sp.
dapat tumbuh pada kondisi alkali atau basa. Kelemahan dalam penelitian
ini adalah peneliti mengukur pH media pertumbuhan kultur Spirulina sp.
saat pengukuran Optical Density (OD) pada hari ke-0 kultivasi
menggunakan kertas indikator universal. Hal ini menyebabkan
pembacaan pH pada setiap botol kultur memiliki akurasi yang lebih
rendah dibandingkan dengan pH meter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
6. Sterilisasi Botol Kultur
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan sterilisasi
botol kultur sebagai reaktor yang akan digunakan selama kultivasi.
Sterilisasi fisik menggunakan autoclave tidak dapat dilakukan karena
botol kultur yang digunakan menggunakan botol plastik 500 ml yang
memiliki harga lebih murah dibandingkan dengan botol kaca. Oleh sebab
itu, peneliti melakukan sterilisasi fisik menggunakan metode air panas
untuk menghindari adanya kontaminan yang dapat mengganggu proses
kultivasi. Selain itu, peneliti juga tidak melakukan sterilisasi secara
kimiawi menggunakan larutan klorin pada botol kultur untuk menghindari
kelebihan zat kimia terlarut dalam media pertumbuhan.
7. Kualitas Air
Kualitas air dalam media kultur juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan sel Spirulina sp. meliputi pH, salinitas, suhu, kadar COD
dan BOD.
F. Kekurangan, Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Penelitian
Selama pelaksanaan penelitian, peneliti mengalami beberapa hambatan
yang dapat memengaruhi hasil penelitian antara lain:
1. Kekuatan Aerasi Tidak Dapat Disama-ratakan
Kekuatan aerasi yang tidak dapat di sama-ratakan menyebabkan
beberapa botol kultur memiliki aerasi yang kuat dan aerasi yang lemah.
Aerasi (pengadukan) dilakukan pada media pertumbuhan agar tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
terjadi pengendapan sel Spirulina sp. dan meningkatkan difusi gas CO2
untuk proses fotosintesis. Menurut Juneja et al. (2013), karbon
merupakan salah satu nutrien utama yang harus tersedia karena akan
digunakan untuk fotosintesis, pertumbuhan, dan reproduksi mikroalga.
Karbon ini akan dimanfaatkan oleh mikroalga untuk proses respirasi,
sebagai sumber energi, dan sebagai bahan baku dalam pembentukan sel-
sel tambahan. Mengurangi tingkat fiksasi karbon dapat menyebabkan
terjadinya penurunan tingkat pertumbuhan mikroalga. Karbon dalam
bentuk CO2, karbonat dan bikarbonat akan digunakan untuk pertumbuhan
autotrof, sedangkan dalam bentuk asetat atau glukosa akan digunakan
untuk pertumbuhan heterotrofik dalam proses fotosintesis. Dengan
demikian, penurunan difusi gas CO2 terbukti dapat menurunkan
pertumbuhan mikroalga.
Aerasi pada penelitian ini dilakukan selama 24 jam mengacu pada
Laboratorium Pakan Alami Balai Pengembangan Teknologi Perikanan
Budidaya (BPTPB) Cangkringan. Kelemahan dari sistem aerasi pada
penelitian ini adalah kekuatan aerasi tidak dapat disama-ratakan antar
botol kultur. Berdasarkan hasil pengamatan, kekuatan aerasi yang tidak
sama menyebabkan kultur sel Spirulina sp. tidak homogen pada media
pertumbuhannya. Aerasi menjadi faktor yang paling penting dalam
penelitian ini sebab jika terjadi masalah pada sistem aerasi maka kultur
Spirulina sp. tidak dapat tumbuh dengan baik dan mengalami kematian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
lebih cepat. Peneliti mengantisipasi dengan mengacak formasi botol
kultur agar setiap perlakuan memiliki kekuatan yang rata.
Selama pelaksanaan penelitian, aerasi pada beberapa botol kultur
mati. Pada hari ke-2 kultivasi, aerasi pada botol kultur perlakuan A4 mati.
Tindak lanjut peneliti untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
membuka klep aerasi semakin besar agar difusi udara ke dalam botol
kultur tidak terhambat. Adapun hasil kultivasi pada hari ke-2 disajikan
dalam gambar 4.10 sebagai berikut:
Dokumentasi pribadi, 26/04/2019.
Gambar 4.10 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-2. Keterangan: Aerasi pada botol A4 mati yang ditandai oleh lingkaran merah.
Pada hari ke-4 kultivasi, beberapa botol kultur mengalami
penurunan kekuatan aerasi sehingga menyebabkan kultur Spirulina sp.
menggumpal. Botol-botol kultur tersebut di antaranya K2, A5, C3, A3,
A1, C1, A4, C4 dan K5. Dalam situasi ini, tindak lanjut untuk membuka
klep aerasi semakin membesar tidak dilakukan karena memungkinkan
C5 K2 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
terjadinya penurunan kekuatan aerasi pada botol-botol lain. Hal ini dapat
terjadi diduga karena aerator juga digunakan oleh Laboratorium Pakan
Alami Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB)
Cangkringan sehingga kekuatan aerasi menjadi tidak stabil. Adapun hasil
kultivasi pada hari ke-4 disajikan dalam gambar 4.11 berikut:
Dokumentasi pribadi, 28/04/2019.
Gambar 4.11 Kultivasi Spirulina sp. pada hari ke-4.
Pada hari ke-5 kultivasi, aerasi pada semua botol kultur kembali
seperti semula tanpa dilakukan tindak lanjut. Pada hari ke-7 kultivasi,
aerasi pada botol kultur A3 dan C3 mati. Hal ini menyebabkan kondisi
kultur Spirulina sp. pada kedua botol kultur menggendap. Adapun hasil
kultivasi pada hari ke-7 disajikan dalam gambar 4.12.
Kondisi aerasi pada botol kultur A3 terus berlanjut hingga hari ke-9
kultivasi, sedangkan kondisi aerasi pada botol kultur C3 kembali hidup
pada hari ke-8. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terjadinya
peristiwa ini diduga disebabkan karena aerator digunakan bersama dengan
C5 K2 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Laboratorium Pakan Alami BPTPB Cangkringan sehingga aerasi menjadi
tidak stabil. Adapun hasil kultivasi pada hari ke-8 dan 9 masing-masing
disajikan dalam gambar 4.13 dan 4.14.
Dokumentasi pribadi, 01/05/2019.
Gambar 4.12 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-7. Keterangan: Aerasi pada botol C3 dan A3 mati yang ditandai oleh lingkaran merah.
Dokumentasi pribadi, 02/05/2019.
Gambar 4.13 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-8. Keterangan: Aerasi pada botol C3 kembali hidup dan A3 mati yang ditandai dengan
lingkaran merah.
C5 K2 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
C5 K2 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dokumentasi pribadi, 03/05/2019.
Gambar 4.14 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-9. Keterangan: Aerasi pada botol A3 kembali hidup yang ditandai dengan lingkaran
merah.
Pada hari ke-10 kultivasi, semua aerasi pada setiap botol kultur
hidup meskipun kekuatan aerasi tidak sama yang disajikan dalam gambar
4.15 berikut:
Dokumentasi pribadi, 04/05/2019.
Gambar 4.15 Kultivasi Spirulina sp. pada Hari ke-10. Keterangan: Aerasi pada semua botol kultur hidup.
C5 K2 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
C5 K2 B5 C2 A5 B2 K3 C3 A3 B4
A1 C1 K1 A4 K4 B3 C4 K5 A2 B1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Penyebab kekuatan aerasi tidak dapat disama-ratakan diduga antara
lain:
a. Merk dan tipe aerator yang digunakan di Laboratorium Pakan Alami
Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB)
Cangkringan merupakan aerator yang tidak dapat ditentukan
kekuatannya.
b. Selain digunakan oleh peneliti, aerator juga digunakan oleh pihak
Laboratorium Pakan Alami BPTPB Cangkringan untuk kultivasi
mikroalga lain sebagai pakan alami ikan budidaya yang dikultur
dalam jumlah yang tidak sedikit. Hal ini dapat menjadi penyebab
utama kondisi aerasi yang tidak sama.
2. Pengukuran pH Kultur
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan botol kultur berukuran
500 ml dengan ukuran diameter mulut botol 3,25 cm. Pengukuran pH
media pertumbuhan yang telah diisi dengan kultur Spirulina sp. pada hari
ke-0 kultivasi tidak dapat dilakukan menggunakan pH meter yang
hasilnya lebih akurat karena mulut botol terlalu kecil, sedangkan
pengukuran pH media pertumbuhan sebelum diisi dengan kultur
Spirulina sp. dapat dilakukan menggunakan pH meter sebab media air
laut sebagai pertumbuhan diletakkan dalam wadah ember.
3. Blanko yang Digunakan Tidak Sesuai
Pada penelitian ini, blanko yang digunakan oleh peneliti
merupakan air laut murni yang belum ditambahkan media Walne dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
vitamin B12. Hal ini disebabkan karena penggunakan media Walne dan
vitamin B12 untuk mahasiswa yang melakukan penelitian di
Laboratorium Pakan Alami Balai Pengembangan Teknologi Perikanan
Budidaya (BPTPB) Cangkringan terbatas. Adapun penggunaan media
Walne dan vitamin B12 dapat memengaruhi absorbansi pada
Spektrofotometer UV-1800 Shimadzu.
4. Pengukuran Kualitas Air
Selama masa kultivasi, peneliti tidak melakukan pemeriksaan
kualitas air secara lengkap setiap hari meliputi pH, salinitas, suhu, kadar
COD dan BOD. Pemeriksaan kualitas air hanya dilakukan pada hari ke-0
kultivasi yang dapat mendukung data hasil penelitian meliputi salinitas
dan pH.
5. Taraf Intensitas Cahaya Tidak Diketahui
Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak diketahui taraf intensitas
cahaya yang digunakan karena keterbatasan luxmeter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Penelitian yang telah dilakukan dengan judul “Optimasi Pertumbuhan
Spirulina sp. pada Media Walne dengan Variasi Urea dan NaHCO3” dapat
diimplementasikan dalam proses pembelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas
(SMA) khususnya pada kelas XII semester 1 mengenai materi Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan. Berikut ini adalah Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar yang dapat digunakan.
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan
dan peradapan terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang lebih
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar :
KD 3.1 : Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada Makhluk Hidup
berdasarkan hasil percobaan.
KD 4.1 : Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang
memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan
melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tatacara penulisan
ilmiah yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian urea dan NaHCO3 tidak berpengaruh terhadap OD dan laju
pertumbuhan Spirulina sp.
2. Laju pertumbuhan Spirulina sp. dengan variasi suplai urea dan NaHCO3
pada setiap perlakuan menunjukkan perbedaan. Perlakuan A
menunjukkan laju pertumbuhan tertinggi yaitu 0.00906/hari, diikuti oleh
perlakuan C 0.00865/hari, sedangkan perlakuan B dan perlakuan kontrol
(K) menunjukkan laju pertumbuhan rendah yaitu 0.00482/hari dan
0.00477/hari.
3. Nilai OD maksimum pertumbuhan Spirulina sp. dengan variasi suplai
urea dan NaHCO3 diperoleh pada perlakuan C yaitu 0.674 sel/ml pada
hari ke-10.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran
penulis untuk penelitian yang relevan selanjutnya sebagai berikut:
1. Perlu dipastikan kekuatan pada aerator yang digunakan dalam penelitian
sehingga kekuatan aerasi dapat disama-ratakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2. Perlu digunakan botol kultur yang memiliki diameter mulut botol lebih
besar sehingga pengukuran pH dapat menggunakan pH meter yang
hasilnya lebih akurat.
3. Pengukuran Optical Density (OD) kultur sel Spirulina sp. sebaiknya
menggunakan blanko yang terdiri dari air laut, media Walne, dan vitamin
B12 agar hasil pengukuran dapat optimal.
4. Perlu dilakukan pengukuran kualitas air secara lengkap selama kultivasi
untuk mengontrol pertumbuhan sel Spirulina sp. meliputi pH, salinitas,
suhu, kadar COD dan BOD.
5. Perlu dilakukan pengukuran taraf intensitas cahaya menggunakan
luxmeter untuk mendapatkan nilai intensitas cahaya untuk hasil yang
lebih optimum.
6. Perlu digunakan botol kultur yang menggunakan bahan dasar kaca
sehingga sterilisasi botol kultur dapat dilakukan menggunakan autoclave
untuk hasil yang lebih optimum.
7. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan
urea dan NaHCO3 terhadap kandungan karbohidrat pada kultur Spirulina
sp. sehingga dapat diolah menjadi bioetanol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Diyah Putri, Ervia Yudiati, Endang Supriyantini, dan Lilik Maslukah.
2018. Pola Pertumbuhan, Biomassa dan Kandungan Protein Kasar pada
Kultur Mikroalga Skeletonema costatum Skala Massal dengan Konsentrasi
Kalium Nitrat (KNO3) yang Berbeda. Buletin Oseanogafi Marina. 2 (7) pp
75-80.
Christwardana, Marcellinus, Muhamad Maulana Azimatun Nur, dan H.
Hadiyanto. 2012. Spirulina platensis: Potensinya Sebagai Bahan Pangan
Fungsional. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 1 (2) pp 1-4.
Costa, Jorge Alberto Vieira, Luciane Maria Colla, and Paulo Duarte Filho. 2002.
Spirulina platensis Gowth in Open Raceway Ponds Using Fresh Water
Supplemented with Carbon, Nitrogen and Metal Ions. Fundacao
Universidade Federal do Rio Gande. pp 76-80.
Dewi, Sri Suminar. 2016. Teknologi Membran dalam Produksi Bioetanol. Institut
Teknologi Bandung. pp 1-6.
Hadiyanto, dan Maulana Azim. 2012. Mikroalga: Sumber Pangan dan Energi
Masa Depan. Semarang: UPT UNDIP Press. Pp 1-18.
Hariyati, Riche. 2008. Pertumbuhan dan Biomassa Spirulina sp dalam Skala
Laboratoris. Jurnal Bioma. 1 (10) pp 19-22.
Juneja, Ankita, Ruben Michael Ceballos, and Ganti S. Murthy. 2013. Effect of
Environmental Factors and Nutrien Availability on the Biochemical
Composition of Algae for Biofuels Production. Journal Energies. (6) pp
4607-4638.
Kawaroe, Mujizat, Tri Prartono, dan Ganjar Saefurahman. 2015. Kepadatan dan
Laju Pertumbuhan Spesifik Nannochloropsis sp. pada Kultivasi
Heterotropik Menggunakan Media Hidrolisat Singkong. Jurnal Omni-
Akuatika. 11 (2) pp 15-19.
Melanie, Susiana dan Diini Fithriani. 2015. Rendemen Minyak dari Mikroalga
Spirulina sp. dan Chlorella sp. dengan Teknik Pemecahan Dinding Sel.
Jurnal Widyariset. 1 (1) pp 61-70.
Muyassaroh, Rini Kartika Dewi, dan Dwiana Anggorowati. 2018. Kultivasi
Mikroalga Spirulina platensis dengan Variasi Pencahayaan Menggunakan
Lampu TL dan Matahari. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains &
Teknologi (SNAST) 2018. Pp 381-386.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pemerintah Indonesia. 2006. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional. Jakarta: Pemerintah
Indonesia. Pp 2.
Prayitno, Joko. 2016. Pola Pertumbuhan dan Pemanenan Biomassa dalam
Fotobioreaktor Mikroalga untuk Penangkapan Karbon. Jurnal Teknologi
Lingkungan. 1 (17) pp 45-52.
Robi, Nur Hidayati. Pemanfaatan Ekstrak Tauge Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus) Sebagai Pupuk untuk Meningkatkan Populasi Spirulina sp.
Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga. Pp 22.
Sari, Fitria Yuli Anggita, I Made Aditya Suryajaya, dan Hadiyanto. 2012.
Kultivasi Mikroalga Spirulina platensis dalam Media POME dengan Variasi
Konsentrasi POME dan Komposisi Jumlah Nutrien. Jurnal Teknologi Kimia
dan Industri. 1 (1) pp 487-494.
Seftian, Deky, Ferdinand Antonius, dan M. Faizal. 2012. Pembuatan Etanol dari
Kulit Pisang Menggunakan Metode Hidrolisis Enzimatik dan Fermentasi.
Jurnal Teknik Kimia. 1 (18) pp 10-16.
Sili, Claudio, Giuseppe Torzillo, and Avigad Vonshak. 2013. Ecology of
Cyanobacteria II: Their Diversity in Space and Time (Ed.). Berlin: Springer
Science+Bussines Media. Pp 25.
Suminto. 2009. Penggunaan Jenis Media Kultur Teknis Terhadap Produksi dan
Kandungan Nutrisi Sel Spirulina platensis. Jurnal Saintek Perikanan. 2 (4)
pp 53-61.
Suyono, Eko Agus, dan Winarto Haryadi. 2006. Optimasi Media untuk Produksi
Biomassa Mikroalga Chaestoceros sp dan Skeletonema sp Isolat Jepara dan
Analisis Kandungan Asam Lemaknya. Jurnal Sains dan Teknologi. Pp 6-8.
Syaichurozzi, Iqbal, dan Jayanudin. 2016. Kultivasi Spirulina platensis pada
Media Bernutrisi Limbah Cair Tahu dan Sintetik. Jurnal Bahan Alam
Terbarukan. 5 (2) pp 68-73.
Widianingsih, Ali Ridho, Retno Hartati, dan Harmoko. 2008. Kandungan Nutrisi
Spirulina platensis yang Dikultur pada Media yang Berbeda. Jurnal Ilmu
Kelautan. 3 (13) pp 167-170.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 1. Silabus
SILABUS PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XII
Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
3.1 Menganalisis
hubungan antara
faktor internal dan
eksternal dengan
proses pertumbuhan
dan perkembangan
Makhluk Hidup
berdasarkan hasil
percobaan.
1. Pertumbuhan
dan
Perkembangan
• Faktor eksternal
dan internal
pada
pertumbuhan
dan
perkembangan
1. Konsep
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Mengamati
• Mengamati
pertumbuhan pada
tumbuhan.
• Membaca konsep
pertumbuhan pada
tumbuhan.
Menanya
• Siswa diberi stimulus
untuk membuat
pertanyaan yang
menuntut berpikir
kritis tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan
makhluk hidup dan
faktor-faktor yang
memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan.
Mengumpulkan Data
• Menggali informasi
tentang konsep
Tugas
• -
Observasi
• -
Portofolio
• Lembar
Diskusi
Peserta Didik
(LDPD)
Tes
• Ulangan
Harian
4
Pertemuan
@8 JP
• Video
pertumbuhan
dan
perkembangan
• Buku Biologi
SMA/MA
Kelas XII
• Buku Campbel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pertumbuhan dan
perkembangan
makhluk hidup
dengan menggunakan
video.
• Melakukan diskusi
mengenai konsep
pertumbuhan dan
perkembangan
menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS).
• Melakukan diskusi
tentang faktor-faktor
yang memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan.
Mengasosiasikan
• Membaca dan
menganalisis gafik
pertumbuhan
menggunakan KMS
untuk mendapatkan
konsep pertumbuhan
dan perkembangan.
• Menarik kesimpulan
mengenai konsep
pertumbuhan dan
perkembangan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
faktor-faktor yang
memengaruhinya dan
mempresentasikannya
dengan menggunakan
berbagai media
pembelajaran.
• Presentasi hasil kajian
dan diskusi tentang
konsep pertumbuhan
dan perkembangan.
4.1 Merencanakan dan
melaksanakan
percobaan tentang
faktor eksternal yang
memengaruhi proses
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman dan
melaporkan secara
tertulis dengan
menggunakan tata
cara penulisan ilmiah
yang benar.
2. Merencanakan
dan
melaksanakan
percobaan
• Mengkaji hasil
kerja ilmiah
(contoh kerja
ilmiah).
2. Merencanakan dan
melakukan
percobaan tentang
Pertumbuhan dan
Perkembangan pada
tumbuhan
Mengamati
• Mekaji hasil kerja
ilmiah dari berbagai
sumber.
Menanya
• Menyusun pertanyaan
terkait langkah-
langkah percobaan
eksperimen dan
penyusunan laporan
hasil percobaan.
Mengumpulkan Data
Tugas
• -
Observasi
• Kerja ilmiah,
sikap ilmiah,
dan
kerjasama.
Portofolio
• Laporan
percobaan.
• Membuat
outline
perencanaan
percobaan dan
jadwal
pelaksanaan
percobaan.
• Pemahaman
• Buku Biologi
untuk
SMA/MA
Kelas XII
• Buku Biologi
Campbel
• Karya
Ilmiah/Jurnal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
• Melakukan diskusi
mengenai rancangan
dan usulan percobaan
tentang faktor
eksternal yang
memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan.
• Melaksanakan
percobaan sesuai
dengan usulan yang
telah disusun oleh
setiap kelompok.
• Melakukan percobaan
dan mencatat data
yang diperoleh.
Mengasosiasikan
• Mengolah data sesuai
hasil percobaan.
• Menjawab pertanyaan
yang telah disusun.
• Menyimpulkan hasil
percobaan.
Mengkomunikasikan
• Menyusun laporan
hasil percobaan
dalam bentuk laporan
tentang hasil
percobaan dan
kesimpulan.
• Pemahaman
mengenai hal-
hal yang harus
dilakukan
selama
melakukan
percobaan.
• Pemahaman
mengenai
faktor
eksternal dan
faktor internal
yang
berpengaruh
terhadap
percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
tertulis.
• Melaporkan hasil
percobaan dalam
sebuah presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII MIPA/Gasal
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Alokasi Waktu : 4 Pertemuan @8 JP
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradapan terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang lebih spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis hubungan antara
faktor internal dan eksternal
dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada Makhluk
Hidup berdasarkan hasil
percobaan.
4.1
Merencanakan dan
melaksanakan percobaan
tentang faktor luar yang
memengaruhi proses
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, dan
melaporkan secara tertulis
dengan menggunakan tatacara
penulisan ilmiah yang benar.
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.1.1
3.1.2
3.1.3
Menjelaskan perbedaan
pengertian pertumbuhan dan
perkembangan pada makhluk
hidup.
Menjelaskan proses pertumbuhan
dan perkembangan pada
tumbuhan.
Menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
4.1.1
4.1.2
4.1.3
Merancang sebuah eksperimen
tentang pengaruh faktor
eksternal terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
Melakukan eksperimen tentang
pengaruh faktor eksternal
terhadap pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
Menyajikan hasil eksperimen
ke dalam sebuah laporan
tertulis maupun lisan melalui
presentasi tentang pengaruh
faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan saintifik,
model pembelajaran kooperatif, metode pembelajaran diskusi kelompok,
eksperimen dan presentasi, siswa dapat menjelaskan perbedaan pengertian
pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup, menjelaskan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, mendeskripsikan
faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
tumbuhan, mendeskripsikan faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan melalui simulasi dan diskusi kelompok, dan
merancang sebuah eksperimen tentang pengaruh faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, melakukan eksperimen tentang
pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan, dan menyajikan hasil eksperimen ke dalam sebuah laporan tertulis
maupun lisan melalui presentasi tentang pengaruh faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, serta menunjukkan sikap ilmiah,
teliti, jujur sesuai data dan fakta, dan kerjasama selama pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
Materi : Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Faktual : Perkecambahan pada biji, pertambahan tinggi dan diameter
batang hasil percobaan.
Konseptual : Pengertian pertumbuhan dan perkembangan, persamaan
dan perbedaan biji dikotil dan monokotil, tipe-tipe
perkecambahan, faktor internal dan eksternal yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan.
Prosedural : Proses pertumbuhan dan perkembangan (perkecambahan,
pertumbuhan primer, pertumbuhan sekunder).
Metakognitif : Percobaan pertumbuhan dan perkembangan menggunakan
mikroalga Spirulina sp.
E. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Kontekstual dan saintifik
Model : Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning
(PjBL)
Metode : Diskusi kelompok, eksperimen, dan presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
F. Media dan Sumber Pembelajaran
Media : Gambar/foto/video, power point, lembar diskusi peserta
didik (LDPD).
Sumber Belajar Irnaningtyas. 2015. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta: Erlangga.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 × 45 menit)
Sub Materi : Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan Keterangan
1. Pendahuluan (15 menit)
Orientasi
• Mengucapkan salam
pembuka, memeriksa
kehadiran siswa
sebagai sikap disiplin.
• Menyiapkan fisik,
psikis, dan kesiapan
siswa dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Karakter
Apersepsi • Mengaitkan materi
pembelajaran yang
akan dilakukan dengan
pengalaman peserta
didik dalam kehidupan
sehari-hari.
• Menanyakan konsep-
konsep terkait materi
pembelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi • Ditayangkan
gambar/foto tumbuhan
yang dapat ditemukan
di sekitar.
• Diajukan pertanyaan:
Apa yang dapat
kalian identifikasi
dari gambar-gambar
berikut ini?
Bagaimana
peristiwa ini dapat
terjadi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Pemberian Acuan/
Mengorganisasi
• Memberitahukan
materi pembelajaran
yang akan dibahas
yaitu pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan.
• Menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran
yang akan dilakukan
yaitu diskusi kelompok
menggunakan Lembar
Diskusi Peserta Didik
(LDPD).
• Siswa dibentuk dalam
beberapa kelompok
belajar yang terdiri dari
3-4 orang.
2. Kegiatan Inti
(60 menit)
Problem
Statement/
Orientation
• Guru memberi
pendahuluan/ pengantar
tentang materi yang
akan dipelajari.
• Siswa diminta untuk
membaca buku atau
sumber belajar lain
terkait pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan.
• Siswa dipandu untuk
memunculkan
pertanyaan terkait
materi yang akan
diperlajari
(Menanya).
• Diajukan pertanyaan :
Apa yang kamu
ketahui tentang
pertumbuhan?
Apa yang kamu
ketahui tentang
perkembangan?
Apa perbedaan
keduanya?
Bagaimana proses
yang terjadi dalam
pertumbuhan dan
perkembangan pada
4C :
Critical
Thinking
(Berpikir Kritis)
HOTS
Critical
Thinking
(Berpikir Kritis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Hypothesis
Generation
Hypothesis
Testing
Conclusion
manusia?
• Siswa diminta
berdiskusi merumuskan
dugaan untuk
menjawab pertanyaan
(Menalar).
• Siswa berdiskusi
mencoba untuk
memecahkan masalah
dengan menjawab
beberapa pertanyaan
terkait pertumbuhan
dan perkembangan
menggunakan LDPD
dan dilakukan secara
berkelompok
(Mencoba).
• Siswa menyimpulkan
hasil diskusi dari
LDPD yang telah
dikerjakan.
• Setiap kelompok
diminta untuk
mempresentasikan/
menyampaikan hasil
diskusinya dalam
forum.
• Kelompok yang lain
menanggapi
(Mengkomunikasikan).
• Guru memberikan
klarifikasi bila ada
yang belum tepat dan
memberi penguatan
pada hasil yang sudah
benar.
• Siswa diberi
kesempatan untuk
bertanya jika ada hal-
hal yang dirasa belum
jelas
(Menanya).
Collaboration
(Kerjasama)
Critical
Thinking,
Communication,
Collaboration
(Berpikir Kritis,
Komunikatif,
Kerjasama)
Critical
Thinking,
Communication
(Berpikir Kritis,
Komunikatif)
Communication
(Komunikatif)
3. Penutup
(15 menit)
Merangkum
Regullation
• Siswa diminta untuk
menyimpulkan poin-
Critical
Thinking,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Evaluasi
Refleksi
Arahan/Tindak
Lanjut
poin penting terkait
materi yang telah
dipelajari.
• Siswa menjawab
beberapa pertanyaan
terkait materi yang
telah dipelajari.
• Siswa diminta untuk
mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh
setelah mempelajari
materi.
• Siswa diminta untuk :
Melakukan
percobaan dengan
menanam biji-
bijian seperti
jagung, kacang
tanah, kacang
merah, dll dan
menumbuhkannya
pada kapas basah,
dan diamati
pertumbuhannya
hingga pertemuan
berikutnya.
Membaca materi
yang akan
dipelajari pada
pertemuan
berikutnya terkait
proses
pertumbuhan dan
perkembangan
pada tumbuhan.
Creativity
(Berpikir Kritis,
Kreatif)
Creativity,
Communication
(Kreatif,
Komunikatif)
Pertemuan 2 (2 × 45 menit)
Sub Materi : Proses Pertumbuhan dan Perkembangan
Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan Keterangan
1. Pendahuluan (15 menit)
Orientasi
• Mengucapkan salam
pembuka, memeriksa
kehadiran siswa
sebagai sikap disiplin.
Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
• Menyiapkan fisik,
psikis, dan kesiapan
siswa dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apersepsi • Mengingatkan tugas
percobaan yang
disampaikan oleh guru
pada pertemuan
sebelumnya.
• Menanyakan hasil
percobaan yang
dilakukan dan
mengaitkannya dengan
materi pembelajaran
yang akan dilakukan
pada pertemuan ini.
Motivasi • Ditayangkan gambar
tanaman kedelai,
kacang tanah, dan
jagung.
• Diajukan pertanyaan:
Bagaimana proses
pertumbuhan ketiga
tanaman tersebut?
Pemberian Acuan/
Mengorganisasi
• Memberitahukan
materi pembelajaran
yang akan dibahas
yaitu proses
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan.
• Menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran
yang akan dilakukan
yaitu diskusi kelompok
menggunakan Lembar
Diskusi Peserta Didik
(LDPD).
• Siswa dibentuk dalam
beberapa kelompok
belajar yang terdiri dari
3-4 orang.
2. Kegiatan Inti
(60 menit)
Problem
Statement/
Orientation
• Guru memberi
pendahuluan/ pengantar
tentang materi yang
akan dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Hypothesis
Generation
Hypothesis
Testing
Conclusion
• Siswa diminta untuk
membaca buku atau
sumber belajar lain
terkait proses
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan.
• Siswa dipandu untuk
memunculkan
pertanyaan terkait
materi yang akan
diperlajari
(Menanya).
• Diajukan pertanyaan :
Bagaimana proses
yang terjadi dalam
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan?
• Siswa diminta
berdiskusi merumuskan
dugaan untuk
menjawab pertanyaan
melalui Lembar
Diskusi Peserta Didik
(Menalar).
• Siswa berdiskusi
mencoba untuk
memecahkan masalah
dengan menonton
video mengenai proses
pertumbuhan dan
perkembangan
(Mencoba).
• Siswa menyimpulkan
hasil diskusi dari
LDPD yang telah
dikerjakan.
• Setiap kelompok
diminta untuk
mempresentasikan/
menyampaikan hasil
diskusinya dalam
forum.
• Kelompok yang lain
menanggapi
4C :
Critical
Thinking
(Berpikir Kritis)
HOTS
Critical
Thinking
(Berpikir Kritis)
Collaboration
(Kerjasama)
Critical
Thinking,
Communication,
Collaboration
(Berpikir Kritis,
Komunikatif,
Kerjasama)
Critical
Thinking,
Communication
(Berpikir Kritis,
Komunikatif)
Communication
(Komunikatif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
(Mengkomunikasikan).
• Guru memberikan
klarifikasi bila ada
yang belum tepat dan
memberi penguatan
pada hasil yang sudah
benar.
• Siswa diberi
kesempatan untuk
bertanya jika ada hal-
hal yang dirasa belum
jelas
(Menanya).
3. Penutup
(15 menit)
Merangkum
Evaluasi
Refleksi
Arahan/Tindak
Lanjut
Regullation
• Siswa diminta untuk
menyimpulkan poin-
poin penting terkait
materi yang telah
dipelajari.
• Siswa menjawab
beberapa pertanyaan
terkait materi yang
telah dipelajari.
• Siswa diminta untuk
mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh
setelah mempelajari
materi.
• Siswa diminta untuk
membaca materi yang
akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
terkait faktor-faktor
yang memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan.
Critical
Thinking,
Creativity
(Berpikir Kritis,
Kreatif)
Creativity,
Communication
(Kreatif,
Komunikatif)
Pertemuan 3 (2 × 45 menit)
Sub Materi : Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Tumbuhan
Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan Keterangan
1. Pendahuluan (15 menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Orientasi • Mengucapkan salam
pembuka, memeriksa
kehadiran siswa
sebagai sikap disiplin.
• Menyiapkan fisik,
psikis, dan kesiapan
siswa dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Karakter
Apersepsi • Mengaitkan materi
pembelajaran yang
akan dilakukan dengan
pengalaman peserta
didik dalam kehidupan
sehari-hari.
• Menanyakan konsep-
konsep terkait materi
pembelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi • Disajikan dua buah
tanaman dalam polybag
yang memiliki ukuran
yang berbeda.
• Diajukan pertanyaan:
Mengapa kedua
tanaman tersebut
memiliki ukuran
yang berbeda?
Pemberian Acuan/
Mengorganisasi
• Memberitahukan
materi pembelajaran
yang akan dibahas
yaitu faktor-faktor yang
memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan.
• Menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran
yang akan dilakukan
yaitu menggunakan
kartu konsep dan
presentasi.
• Siswa dibentuk dalam
beberapa kelompok
belajar yang terdiri dari
3-4 orang.
2. Kegiatan Inti Problem • Guru memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
(60 menit) Statement/
Orientation
Hypothesis
Generation
Hypothesis
Testing
Conclusion
pendahuluan/ pengantar
tentang materi yang
akan dipelajari.
• Siswa diminta untuk
membaca buku atau
sumber belajar lain
terkait faktor-faktor
yang memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan.
• Siswa dipandu untuk
memunculkan
pertanyaan terkait
materi yang akan
diperlajari
(Menanya).
• Diajukan pertanyaan :
Faktor-faktor
apakah yang
memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan
kedua tanaman
tersebut sehingga
memiliki ukuran
yang berbeda?
• Siswa diminta
berdiskusi merumuskan
dugaan untuk
menjawab pertanyaan
melalui Lembar
Diskusi Peserta Didik
(Menalar).
• Siswa berdiskusi
mencoba untuk
memecahkan masalah
dengan menggunakan
kartu konsep yang
dibagikan oleh guru
kepada setiap
kelompok (Mencoba).
• Siswa menyimpulkan
hasil diskusi dari kartu
konsep yang telah
dibagikan.
4C :
Critical
Thinking
(Berpikir Kritis)
HOTS
Critical
Thinking
(Berpikir Kritis)
Collaboration
(Kerjasama)
Critical
Thinking,
Communication,
Collaboration
(Berpikir Kritis,
Komunikatif,
Kerjasama)
Critical
Thinking,
Communication
(Berpikir Kritis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
• Setiap kelompok
diminta untuk
mempresentasikan/
menyampaikan hasil
diskusinya dalam
forum.
• Kelompok yang lain
menanggapi
(Mengkomunikasikan).
• Guru memberikan
klarifikasi bila ada
yang belum tepat dan
memberi penguatan
pada hasil yang sudah
benar.
• Siswa diberi
kesempatan untuk
bertanya jika ada hal-
hal yang dirasa belum
jelas
(Menanya).
Komunikatif)
Communication
(Komunikatif)
3. Penutup
(15 menit)
Merangkum
Evaluasi
Refleksi
Arahan/Tindak
Lanjut
Regullation
• Siswa diminta untuk
menyimpulkan poin-
poin penting terkait
materi yang telah
dipelajari.
• Siswa menjawab
beberapa pertanyaan
terkait materi yang
telah dipelajari.
• Siswa diminta untuk
mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh
setelah mempelajari
materi.
• Siswa diminta untuk
merancang sebuah
eksperimen tentang
faktor eksternal yang
memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan dengan
menggunakan
mikroalga Spirulina sp.
Critical
Thinking,
Creativity
(Berpikir Kritis,
Kreatif)
Creativity,
Communication
(Kreatif,
Komunikatif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Pertemuan 4 (2 × 45 menit)
Sub Materi : Merancang Eksperimen Faktor Eksternal yang Memengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan
Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan Keterangan
1. Pendahuluan
(15 menit)
Orientasi
• Mengucapkan salam
pembuka, memeriksa
kehadiran siswa
sebagai sikap disiplin.
• Menyiapkan fisik,
psikis, dan kesiapan
siswa dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Karakter
Apersepsi • Mengaitkan materi
pembelajaran yang
akan dilakukan dengan
pengalaman peserta
didik dalam kehidupan
sehari-hari.
• Menanyakan konsep-
konsep terkait materi
pembelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi • Disajikan beberapa
tumbuhan dalam
polybag yang dapat
ditemukan di sekitar.
• Diajukan pertanyaan:
Bagaimana
tumbuhan-tumbuhan
ini dapat tumbuh?
Bagaimana
tumbuhan-
tumbuhan ini dapat
berkembang?
Apakah hanya
tumbuhan yang
memiliki akar,
batang, dan daun
yang dapat
mengalami proses
pertumbuhan dan
perkembangan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Pemberian Acuan/
Mengorganisasi
• Memberitahukan
materi pembelajaran
yang akan dibahas
yaitu Proses
Perkembangan dan
Pertumbuhan pada
Tumbuhan.
• Menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran
yang akan dilakukan
yaitu melakukan
eksperimen tentang
pengaruh faktor
eksternal terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
menggunakan Spirulina
sp. yang telah
dirancang oleh siswa
sebelumnya.
2. Kegiatan Inti
(60 menit)
Starts with
the Essential
Question.
Design a
Plan for the
Project
Creates a
Schedule,
Monitor the
Students and
the Progess
of the Project
• Siswa dipandu untuk
memunculkan
pertanyaan ilmiah
(merumuskan tujuan)
terkait percobaan yang
akan dilakukannya.
• Siswa diminta untuk
melakukan kajian
teoritis dari percobaan
yang akan
dilakukannya dan
membuat hipotesis
sementara dari teori
yang diperoleh.
• Guru memandu siswa
untuk melakukan
diskusi dalam
merumuskan hipotesis.
• Siswa dipandu untuk
membuat jadwal
pelaksanaan percobaan,
mulai dari perencanaan,
pelaksanaan,
pengambilan data,
hingga penyusunan
HOTS, Critical
Thinking
(Berpikir Kritis)
Communication,
collaboration
(Komunikatif,
Kerjasama)
Creativity,
Communication,
Collaboration
(Kreatif,
Komunikatif,
Kerjasama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Assess the
Outcome
Evaluate the
Experiences
laporan tertulis dan
presentasi hasil akhir.
• Guru memantau
perkembangan
pelaksanaan percobaan
dengan menanyakan
progess siswa.
• Siswa dipandu untuk
menganalisis data hasil
percobaan yang
diperolehnya bersama
kelompok dan
dituliskan dalam
pembahasan laporan
tertulis.
• Siswa dipandu untuk
merumuskan
kesimpulan dari hasil
percobaan.
• Siswa diminta untuk
mempresentasikan
hasilnya di depan kelas
dan membuat laporan
akhir hasil percobaan
dalam bentuk hardcopy
kepada guru.
• Siswa diberi
kesempatan untuk
bertanya dan saling
menanggapi pada hasil
presentasi teman
kelompok lain.
• Guru memberikan
klarifikasi pada hasil
presentasi yang belum
tepat dan memberikan
penguatan pada hasil
presentasi yang sudah
benar.
Critical
Thinking,
Creativity,
Communicative
(Berpikir Kritis,
Kreatif,
Komunikatif)
Creativity,
Communicative,
Collaboration
(Kreatif,
Komunikatif,
Kerja sama)
Creativity,
Communicative
(Kreatif,
Komunikatif)
3. Penutup
(15 menit)
Merangkum
Assess the
outcome
• Siswa diminta untuk
menyimpulkan poin-
poin penting terkait
materi yang telah
dipelajari.
Critical
Thinking,
Creativity
(Berpikir Kritis,
Kreatif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Evaluasi
Refleksi
Arahan/Tindak
Lanjut
Evaluate the
Experiences
• Siswa menjawab
beberapa pertanyaan
terkait materi yang
telah dipelajari.
• Siswa diminta untuk
mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh
setelah mempelajari
materi.
• Siswa diminta untuk
memperlajari seluruh
materi pertumbuhan
dan perkembangan
yang telah dipelajari
untuk mempersiapkan
ulangan harian yang
akan dilaksanakan pada
pertemuan berikutnya.
Creativity,
Communication
(Kreatif,
Komunikatif)
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
No. Aspek Teknik Penilaian Instrumen
1. Penilaian Sikap • Observasi • Lembar observasi
2. Pengetahuan • Non Tes
• Tes
• Portofolio (LDPD)
• Laporan percobaan
• Tes obyektif pilihan
ganda dan uraian
3. Keterampilan • Observasi • Lembar observasi
I. Lampiran
1. Lembar Diskusi Peserta Didik (LDPD)
2. Bahan Ajar
3. Kisi-kisi Soal Evaluasi
4. Soal Evaluasi
5. Instrumen Penilaian
…., …………….. 2019
Guru Mata Pelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 1.1 LDPD Pertemuan 1
LEMBAR DISKUSI PESERTA DIDIK (LDPD)
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Nama Kelompok :
1) ____________________
2) ____________________
3) ____________________
4) ____________________
Judul Kegiatan : Mengidentifikasi konsep pertumbuhan dan
perkembangan dan struktur biji pada tumbuhan.
Tujuan :
1. Melalui kegiatan ini siswa mampu menentukan mengidentifikasi konsep
pertumbuhan dan perkembangan, dan mengetahui struktur biji pada
tumbuhan.
2. Selama melakukan diskusi siswa mampu menunjukkan teliti, jujur sesuai data
dan fakta, dan kerjasama.
Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Buatlah kelompok belajar sesuai dengan instruksi guru!
2. Perhatikan penjelasan guru untuk melakukan diskusi!
3. Diskusikan dengan kelompokmu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang
disajikan pada Lembar Diskusi Peserta Didik dibawah!
4. Carilah informasi dari sumber apapun yang dapat dipertanggungjawabkan
(buku, ebook, jurnal, karya ilmiah, dan lain-lain!
5. Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada Lembar Diskusi Peserta Didik (LDPD)
pada kolom yang telah disediakan!
Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Apakah perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Ambilah beberapa biji yang telah disediakan oleh guru di depan kelas,
kemudian belahlah dengan pisau atau cutter tepat di antara kedua keping biji
tersebut. Amati dan gambarlah biji yang kelompok Anda dapatkan dan
sebutkan bagian-bagian biji tersebut!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 1.2 LDPD Pertemuan 2
LEMBAR DISKUSI PESERTA DIDIK (LDPD)
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
Nama Kelompok :
1) ____________________
2) ____________________
3) ____________________
4) ____________________
Judul Kegiatan : Mengidentifikasi proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
Tujuan :
1. Melalui kegiatan ini siswa mampu menjelaskan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
2. Selama melakukan diskusi siswa mampu menunjukkan teliti, jujur sesuai data
dan fakta, dan kerjasama.
Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Buatlah kelompok belajar sesuai dengan instruksi guru!
2. Perhatikan penjelasan guru untuk melakukan diskusi!
3. Diskusikan dengan kelompok Anda untuk menjawab beberapa pertanyaan
pada LDPD!
Pertanyaan :
1. Bagaimanakah proses perkecambahan berdasarkan percobaan yang telah
kelompok Anda lakukan!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
2. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi percobaan perkecambahan yang
telah kelompok Anda lakukan sehingga mendapatkan hasil demikian?
Jelaskan secara singkat dan jelas!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
3. Coba bandingkan dengan hasil percobaan kelompok lain, apakah perbedaan
yang kelompok Anda lakukan dengan hasil percobaan kelompok lain?
Ceritakan hasil perbandingannya terutama pada tipe perkecambahannya!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
4. Setelah Anda selesai melakukan percobaan tersebut, Anda pasti menyadari
bahwa ujung akar, batang, dan daun dari biji yang Anda tanam semakin hari
semakin bertambah panjang dan ukurannya hingga membentuk sebuah
tanaman. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Apa yang menyebabkan ujung
akar dan ujung batang dapat bertambah panjang dan besar? Kemukakan hasil
diskusi dengan kelompok Anda secara lengkap!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 1.3 LDPD Pertemuan 3
LEMBAR DISKUSI PESERTA DIDIK (LDPD)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN
Nama Kelompok :
1) ____________________
2) ____________________
3) ____________________
4) ____________________
Judul Kegiatan : Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
Tujuan :
1. Melalui kegiatan ini siswa mampu menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
2. Selama melakukan diskusi siswa mampu menunjukkan teliti, jujur sesuai data
dan fakta, dan kerjasama.
Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Buatlah kelompok belajar sesuai dengan instruksi guru!
2. Perhatikan penjelasan guru untuk melakukan diskusi!
3. Setiap kelompok akan diberikan 2 buah kartu konsep. Setiap kelompok akan
mendapatkan kartu konsep yang berbeda-beda!
4. Diskusikan dengan kelompok Anda terkait pengaruh faktor yang kelompok
Anda dapatkan pada tanaman!
5. Carilah informasi dari sumber apapun yang dapat dipertanggungjawabkan
(buku, ebook, jurnal, karya ilmiah, dan lain-lain!
6. Isikan jawaban yang kelompok Anda dapatkan pada tabel berikut ini,
kemukakan hasilnya dalam kelas, dan lengkapilah tabel yang masih kosong
dari presentasi kelompok lain!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Tumbuhan
1. Faktor Eksternal
a. Nutrisi
b. Air
c. Derajat
Keasaman (pH)
d. Kadar Garam
e. Oksigen
f. Cahaya
g. Suhu
h. Gavitasi
i. Sentuhan
j. Organisme
parasit dan
herbivora
2. Faktor Internal
a. Auksin
b. Giberelin
c. Gas Etilen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
d. Sitokinin
e. Asam Absisat
f. Kalin
g. Asam
Traumalin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 1.4 LDPD Pertemuan 4
MODUL PRAKTIKUM
PERCOBAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Judul Kegiatan : Merancang dan melaksanakan percobaan mengenai
faktor eksternal yang dapat memengaruhi pertumbuhan
dan perkembagan menggunakan mikroalga Spirulina sp.
Tujuan :
1. Melalui kegiatan ini siswa mampu merancang percobaan dan melaksanakan
percobaan mengenai faktor eksternal yang dapat memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan menggunakan mikroalga Spirulina sp.
2. Selama melakukan percobaan siswa dapat mengetahui adanya pengaruh
faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan menggunakan
mikroalga Spirulina sp.
3. Selama melakukan diskusi siswa mampu menunjukkan sikap ilmiah, teliti,
jujur sesuai data dan fakta, dan kerjasama selama pembelajaran.
4. Setelah melakukan percobaan siswa mampu menyajikan hasil yang diperoleh
ke dalam sebuah laporan tertulis maupun lisan melalui presentasi tentang
pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan
menggunakan mikroalga Spirulina sp.
Alat dan Bahan
Alat
1. Botol 500 ml 10. Pipet ukur 5 ml
2. Gelas beker 500 ml 11. pH meter
3. Tabung reaksi 12. Refraktometer
4. Rak tabung reaksi 13. Kuvet 1,5 ml
5. Batang pengaduk 14. Aerator
6. Ember 15. Airstone
7. Selang plastic 16. Rak kultivasi
8. Lampu tube light 40 watt 17. Timbangan digital
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
9. Pipet ukur 1 ml 18. Alat tulis
Bahan:
1. Air laut 6. NaHCO3
2. Spirulina sp. 7. Na-thio
3. Media Walne 8. Alkohol 70%
4. Vitamin B12 9. Akuades
5. Urea 10. Klorin
Langkah-langkah Percobaan :
1. Buatlah kelompok percobaan sesuai dengan instruksi guru!
2. Perhatikan penjelasan guru sebelum melakukan percobaan!
3. Setiap kelompok harus mempersiapkan alat yang tertera dalam modul dengan
bantuan laboran di laboratorium. Bahan-bahan yang diperlukan akan
dipersiapkan bersama guru!
4. Sebagai panduan selama melakukan percobaan, carilah informasi dari sumber
apapun yang dapat dipertanggungjawabkan (buku, ebook, jurnal, karya
ilmiah, dan lain-lain.)!
Cara Kerja :
1. Sterilkan meja percobaan dan tangan dengan menyemprotkan alkohol 70%.
Pada meja percobaan hasil semprotan alkohol dilap menggunakan tissue
kering.
2. Sterilkan alat-alat percobaan seperti botol, tutup botol, selang, dan airstone
dengan menggunakan air mendidih, sedangkan alat-alat percobaan seperti
gelas beker, piper ukur 1 ml, pipet ukur 5 ml, batang pengaduk disterilkan
dengan disemprot alkohol 70%.
3. Masukkan sebanyak 300 ml air laut sebagai media pertumbuhan Spirulina sp.
ke dalam botol yang sudah disterilkan.
4. Masukkan sebanyak 0,3 ml Na-thio dan lakukan aerasi selama 30 menit untuk
menghilangkan sisa klorin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
5. Tambahkan media teknis Walne dan vitamin B12 masing-masing sebanyak
0,3 ml ke dalam botol berisi air laut.
6. Timbang pupuk urea dan NaHCO3 menggunakan timbangan digital dengan
rincian sebagai berikut:
Botol 1 : Kontrol
Botol 2 : Urea 0,36 gam
Botol 3 : NaHCO3 0,043 gam
Botol 4 : Urea 0,36 gam dan NaHCO3 0,043 gam
Masukkan pupuk urea dan NaHCO3 kedalam botol yang telah berisi air laut,
media walne, dan vitamin B12.
7. Tambahkan inokulan Spirulina sp. sebanyak 200 ml ke dalam masing-masing
botol.
8. Pasang kembali selang aerasi dan airstone yang berfungsi sebagai
pengadukan agar Spirulina sp. tidak menjendal.
9. Letakkan botol yang siap dikulturkan ke dalam rak, lakukan secara aseptis
dan lakukan dengan rapi agar tidak terjadi kontaminasi.
10. Amati pertumbuhan kultur Spirulina sp. pada hari pertama, terutama warna
pada masing-masing botol kultur pada setiap perlakuan.
11. Tumbuhkan kultur Spirulina sp. selama 7 hari dan lakukan poin 10 setiap hari
bersama guru Anda.
12. Catat perubahan warna yang terjadi dan buatlah form hasil pengamatan
seperti pada tabel berikut bersama kelompok Anda dalam laporan tertulis.
No. Nama
Sampel.
Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7
1. …
2. …
3. …
4. …
Keterangan: tambahkan tanda (+) setiap hari bila terdapat peningkatan
kepekatan warna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 2. Bahan Ajar
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PADA TUMBUHAN
Sumber: istockphoto.com
Gambar 1. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
I. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup
Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada
seluruh makhluk hidup berupa pertambahan ukuran, volume, tinggi, dan massa
yang bersifat irreversible1. Proses pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif
dalam satuan ukuran panjang dan berat.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan. Proses
perkembangan tidak dapat diukur secara kuantitatif, melainkan kualitatif.
Perkembangan dapat juga dinyatakan sebagai proses perubahan dalam bentuk
(morfogenesis).
II. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terjadi melalui 3 tahap,
sebagai berikut:
1. Pembelahan sel, pada tahap ini sel bertambah banyak jumlahnya karena sel
melakukan pembelahan secara terus menerus. Proses pembelahan sel ini
terjadi secara mitosis sehingga semua sel memiliki sifat yang sama.
1 Sifat irreversible artinya perubahan yang sudah terjadi tidak akan kembali lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
2. Pembesaran ukuran sel, pada tahap ini ukuran sel bertambah besar karena
sel menerima suplai zat dari lingkungan yang menyebabkan pembesaran pada
organel-organel sel.
3. Diferensiasi sel, pada tahap ini semua sel mengalami perubahan sifat dan
fungsi sebagai penyusun jaringan atau organ tertentu.
Sebelum mempelajari lebih lanjut mengenai pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan, Anda harus memahami struktur biji yang menjadi
awal proses ini.
A. Struktur Biji
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dimulai dari biji. Biji
adalah hasil fertilisasi antara spermatozoid dengan ovum yang tumbuh menjadi
zigot. Zigot merupakan hasil pembuahan sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina di dalam bakal biji. Zigot kemudian tumbuh menjadi embrio dalam biji dan
dilengkapi dengan endosperma2. Embrio telah dilengkapi dengan akar, batang,
dan daun pada tahap awal. Embrio akar disebut sebagai radikula, embrio batang
disebut hipokotil, embrio pucuk disebut epikotil, dan embrio daun disebut
plumula.
Biji tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu biji monokotil
(berkeping satu) dan biji dikotil (berkeping dua). Perhatikan gambar struktur biji
dan kecambah tumbuhan dikotil dan dikotil disamping ini untuk mempelajari
struktur biji monokotil dan dikotil.
Sumber: sciencebooth.files.
2 Endosperma adalah cadangan makanan embrio dalam biji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
B. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terjadi melalui
tahap, yakni:
1) Perkecambahan
Proses perkecambahan dimulai ketika biji menyerap air (imbibisi). Adanya
air menyebabkan pecahnya lapisan luar biji serta memicu hormon dan enzim
bekerja. Dalam hal ini, enzim mulai memecah nutrisi yang terdapat di dalam biji
(kotiledon atau endosperma) dan mengirimnya ke bagian titik tumbuh dari
embrio. Selanjutnya, radikula keluar setelah memecahkan kulit biji yang
kemudian akan tumbuh menjadi akar. Sementara, hipokotil akan tumbuh ke atas
menembus lapisan tanah dengan membawa kulit biji dan keping bijinya. Keping
biji menyediakan nutrisi pertama bagi pertumbuhan yang baru berkecambah
sampai daun pertama tumbuh dan mengambil alih tugas selanjutnya.
Proses perkecambahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya air,
oksigen, suhu, dan cahaya. Air diperlukan dalam perkecambahan untuk
mengaktifkan enzim. Oksigen diperlukan dalam proses oksidasi sel untuk
menghasilkan energi. Suhu optimum diperlukan dalam aktivitas enzim karena
enzim tidak dapat bekerja pada suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Hormon yang bekerja saaat perkecambahan adalah auksin. Hormon auksin
mudah mengalami kerusakan jika terkena cahaya yang berintensitas tinggi namun
dapat bekerja lebih cepat ketika tidak ada cahaya atau dalam kondisi gelap.
Ada 2 tipe perkecambahan, yaitu perkecambahan epigeal dan
perkecambahan hipogeal. Perkecambahan epigeal ditandai dengan munculnya
keping biji (kotiledon) ke permukaan tanah, sedangkan perkecambahan hipogeal
ditandai dengan kotiledon tetap berada di bawah permukaan tanah. Pada
umumnya, perkecambahan hipogeal terjadi pada tumbuhan monokotil.
Perkecambahan Pertumbuhan
Primer Pertumbuhan
Sekunder
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2) Pertumbuhan Primer
Setelah biji berkecambah, selanjutnya akan membentuk akar, batang, dan
daun. Pada ujung akar dan ujung batang terdapat jaringan yang tersusun atas sel-
sel yang aktif membelah secara mitosis yang disebut sebagai meristem apikal.
Aktifitas meristem apikal menyebabkan tumbuhan mengalami pertambahan
panjang yang disebut pertumbuhan primer.
Zona pertumbuhan primer pada akar dan batang dibagi menjadi zona,
yaitu sebagai berikut:
1. Zona pembelahan zona ini berada pada daerah meristem apikal dan sel-sel
derifatnya. Pada zona pembelahan, sel membelah secara cepat.
2. Zona pemanjangan pada zona ini terjadi pemanjangan dan pembesaran sel.
3. Zona diferensiasi (pematangan) pada zona ini sel-sel mengalami
diferensiasi sehingga terbentuk beberapa laposan jaringan dengan struktur
yang berbeda seperti epidermis, korteks, floem, dan xylem.
3) Pertumbuhan Sekunder
Diameter batang yang semakin besar disebabkan adanya pertumbuhan
sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas jaringan meristem
sekunder yaitu kambium. Terdapat 2 macam kambium, yaitu kambium pembuluh
(vaskular) dan kambium gabus (felogen). Jaringan kambium pembuluh terletak di
antara xylem dan floem. Aktivitas kambium pembuluh ke arah dalam akan
membentuk xylem sekunder sedangkan ke arah luar akan membentuk floem
sekunder dengan formasi melingkar yang disebut sebagai lingkaran tumbuh
(lingkaran tahun), sedangkan aktivitas kambium gabus akan menghasilkan
jaringan gabus yang berfungsi sebagai pelindung. Jaringan ini akan
menggantikan jaringan epidermis yang telah mengelupas membentuk kulit kayu.
C. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Tumbuhan.
Proses pertumbuhan dan perkembangan diperngaruhi oleh 2 faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang
berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan
faktor yang berasal dari lingkungan tempat tumbuhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Faktor Internal
Faktor Eksternal
• Gen
• Hormon pertumbuhan
• Auksin
• Giberelin
• Sitokinin
• Etilena (Etena - CH2CH2)
• Asam Absisat
• Kalin
• Air
• Oksigen
• Karbon dioksida
• Suhu
• Cahaya
• Unsur hara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi
KISI-KISI SOAL EVALUASI
MATERI: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN
Jenjang Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Kelas/Semester : XII/Gasal
Jumlah soal : 20 butir
Alokasi waktu : 2 × 45 menit
Kompetensi Dasar :
KD 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada Makhluk
Hidup berdasarkan hasil percobaan.
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) :
3.1.1 Menjelaskan perbedaan pengertian pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup.
3.1.2 Menjelaskan proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
3.1.3 Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
No. Kompetensi Dasar Materi IPK Indikator Soal Ranah
Kognitif
No Soal Kunci
Jawaban PG Uraian
3.1 Menganalisis hubungan
antara faktor internal dan
eksternal dengan proses
pertumbuhan dan
perkembangan pada
Makhluk Hidup
berdasarkan hasil
percobaan.
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Tumbuhan
3.1.1 Menjelaskan pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan pada makhluk
hidup dengan benar.
C2
C2
C2
1
2
16
Terlampir
Terlampir
Terlampir
3.1.2 Menjelaskan struktur biji.
Mengurutkan tahapan
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
Menjelaskan konsep
perkecambahan.
Menganalisis faktor-faktor
yang memengaruhi
perkecambahan.
Menjelaskan macam-macam
tipe perkecambahan.
Menjelaskan konsep
pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder.
C2
C2
C3
C2
C2
C2
C2
C2
C2
3
4
5
6
7
8
9
10
17
Terlampir
Terlampir
Terlampir
Terlampir
Terlampir
Terlampir
Terlampir
Terlampir
Terlampir
3.1.3 Menganalisis gejala
pertumbuhan abnormal pada
tumbuhan.
Menganalisis faktor internal
yang memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan pada
C4
C2
C2
11
12
13
Terlampir
Terlampir
Terlampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
tumbuhan.
Menganalisis faktor eksternal
yang memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan.
C2
C2
C4
C4
C4
14
15
18
19
20
Terlampir
Terlampir
Terlampir
Terlampir
Terlampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN
I. Pilihan Ganda
No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban
1. A 6. D 11. C
2. A 7. E 12. A
3. C 8. E 13. C
4. E 9. B 14. D
5. D 10. C 15. B
II. Uraian
16. Pertumbuhan: peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada seluruh
makhluk hidup berupa pertambahan ukuran, volume, tinggi, dan massa
yang bersifat irreversible. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif
dalam satuan ukuran panjang dan berat.
Perkembangan: proses menuju tercapainya kedewasaan.
Perkembangan tidak dapat diukur secara kuantitatif, tetapi kualitatif.
17. Perkecambahan epigeal: ditandai dengan bagian hipokotil tumbuh
memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke atas
permukaan tanah.
Perkecambahan hipogeal: ditandai dengan terbentuknya bakal batang
yang muncul ke permukaan tanah, tetapi kotiledon tetap berada di dalam
tanah.
18. Berdasarkan gambar pola pertumbuhan di atas, pertumbuhan Spirulina
sp. pada masing-masing perlakuan memiliki pola yang berbeda. Puncak
kepadatan Spirulina sp. pada perlakuan K mengalami puncaknya pada
hari ke-6 sebesar 0.492 sel/ml, perlakuan A mengalami puncaknya pada
hari ke-10 sebesar 0.672 sel/ml, perlakuan B mengalami puncaknya
pada hari ke-7 sebesar 0.494 sel/ml, dan perlakuan C mengalami
puncaknya pada hari ke-10 sebesar 0.674 sel/ml. Kepadatan tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Spirulina sp. diperoleh pada perlakuan A dan perlakuan C.
19. Tumbuhan akan membelok ke arah cahaya matahari karena hormon
pertumbuhan auksin sebagian akan rusak jika terkena cahaya matahari.
Pertumbuhan bagian batang yang terkena cahaya akan lambat dan tidak
seimbang dengan pertumbuhan yang cepat pada bagian batang yang
tidak terkena cahaya matahari sehingga batang tersebut tumbuh
membelok.
20. a. Gafik pertumbuhan berdasarkan data dalam tabel:
b. Kesimpulan berdasarkan data:
Berdasarkan percobaan pertumbuhan tanaman tersebut, hasil gafik
menunjukkan bahwa tanaman yang ditumbuhkan di tempat gelap
tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang
ditumbuhkan di tempat terang. Hal ini disebabkan karena pada
proses pertumbuhan, tanaman membutuhkan hormon auksin untuk
memacu pertumbuhan memanjang pada batang sehingga tanaman
dapat tumbuh tinggi dengan cepat, sedangkan tanaman dapat
tumbuh lambat jika terkena cahaya karena cahaya dapat merusak
hormon auksin sehingga pertumbuhan tanaman akan melambat.
0
1
2
3
4
5
6
7
1 2 3 4 5 6 7
Tin
gg
i ta
na
ma
n (
cm)
Waktu (hari)
Grafik Pertumbuhan Tanaman
Terang
Gelap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 4. Soal Evaluasi
SOAL EVALUASI
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN
I. Pilihan Ganda
Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan
memberi tanda silang (X) pada kertas lembar jawab!
1. Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pengertian
pertumbuhan ialah…
a. Proses pertambahan volume dan jumlah sel secara irreversible
b. Suatu proses yang tidak dapat diukur kecepatannya
c. Proses perubahan dari muda menjadi dewasa
d. Gejala hidup yang selalu memerlukan cahaya dan air
e. Sarana untuk melestarikan keturunannya
2. Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan. Kedewasaan pada
tumbuhan ditandai dengan…
a. Bertambahnya diameter batang
b. Tumbuh bunga dan buah
c. Munculnya tunas di ketiak daun
d. Kulit batang mengelupas
e. Daun berguguran
3. Pembelahan sel yang berlangsung secara terus menerus akan berkembang
membentuk embrio. Bagian embrio yang menjadi bakal (calon) akar
disebut…
a. Zigot
b. Plumula
c. Radikula
d. Hipokotil
e. Epikotil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
4. Perhatikan gambar dibawah ini!
Bagian yang ditunjukkan oleh nomor 4 adalah…
a. Zigot
b. Plumula
c. Radikula
d. Hipokotil
e. Kotiledon
5. Proses pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari tahap embrio hingga
menjadi tumbuhan lengkap (tumbuhan dewasa). Tahapan proses
pertumbuhan dan perkembangan agar dapat menjadi tumbuhan dewasa
secara berurutan, yaitu…
a. Pertumbuhan primer, pertumbuhan sekunder, pertumbuhan tersier
b. Pertumbuhan awal, pertumbuhan primer, pertumbuhan sekunder
c. Perkecambahan, pertumbuhan awal, pertumbuhan primer
d. Perkecambahan, pertumbuhan primer, pertumbuhan sekunder
e. Perkecambahan, pertumbuhan sekunder, pertumbuhan tersier
6. Agar biji dapat berkecambah, maka biji akan melakukan proses imbibisi.
Imbibisi ialah…
a. Pemecahan pati menjadi maltosa oleh enzim maltase
b. Menyerap zat-zat makanan dari endosperma
c. Masaknya biji sehingga siap untuk dibuahi
d. Terserapnya air ke dalam sel-sel biji
e. Rusaknya hormon giberelin oleh cahaya dengan intensitas tinggi
7. Proses perkecambahan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini
faktor-faktor yang memengaruhi perkecambahan yang tepat adalah…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
a. Air, oksigen, kualitas media dan aerasi
b. Cahaya, air, kualitas media dan aerasi
c. Kualitas biji, air, cahaya, dan kontaminasi
d. Kualitas media, kualitas biji, suhu dan air
e. Oksigen, suhu, air dan cahaya
8. Perhatikan gambar berikut ini!
Tipe perkecambahan yang ditunjukkan oleh gambar tersebut adalah…
a. Epigeal, kotiledon dan plumula terdorong ke atas permukaan
tanah
b. Epigeal, posisi kotiledon tetap berada di dalam tanah dan plumula
keluar
c. Epigeal, bagian epikotil tumbuh memanjang dan plumula keluar
d. Hipogeal, kotiledon di atas permukaan tanah, bagian hipokotil
memanjang
e. Hipogeal, kotiledon tetap di bawah tanah dan bagian epikotil
memanjang
9. Aktivitas sel-sel jaringan yang aktif membelah secara mitosis
menyebabkan pertumbuhan memanjang pada bagian ujung batang
maupun ujung akar. Proses memanjang pada ujung akar dan ujung batang
disebut pertumbuhan…
a. Meristem
b. Primer
c. Sekunder
d. Lateral
e. Kambium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
10. Tumbuhan yang tumbuh selama bertahun-tahun akan membentuk kayu
dengan formasi melingkar yang disebut dengan lingkaran tahun. Peristiwa
terbentuknya lingkaran tahun disebabkan oleh aktivitas…
a. Protoplasma
b. Lentisel
c. Kambium
d. Epidermis
e. Kotiledon
11. Apabila tanaman ditumbuhkan di tempat yang gelap, akan menunjukkan
gejala etiolasi dengan ciri-ciri…
a. Daun berwarna hijau tua
b. Batang menjadi kerdil
c. Batang tumbuh tinggi
d. Batang keras dan kuat
e. Akar berjumlah sedikit
12. Pada saat musim kemarau, tanaman jati menggugurkan daunnya. Hal ini
disebabkan oleh akumulasi suatu hormone pada kuncup ketiak, yaitu
hormon…
a. Asam absisat
b. Asam traumalin
c. Etilen
d. Sitokinin
e. Auksin
13. Budi memetik buah yang masih berwarna hijau, kemudian Budi
membungkusnya dengan kantong plastik agar buahnya cepat masak.
Peristiwa ini disebabkan oleh hormon…
a. Asam absisat
b. Asam traumalin
c. Etilen
d. Sitokinin
e. Auksin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
14. Cahaya diperlukan oleh tumbuhan, tetapi cahaya yang berlebihan dapat…
a. Menyebabkan hangusnya pucuk-pucuk daun
b. Menyebabkan tumbuhan cepat layu
c. Mematikan sel-sel pada jaringan meristematik
d. Menguraikan hormon auksin sehingga menghambat pertumbuhan
e. Mempercepat terbentuknya hormon auksin sehingga mempercepat
pertumbuhan
15. Air diperlukan oleh tumbuhan dalam jumlah besar. Tanpa air tumbuhan
tidak bisa hidup. Fungsi air bagi tumbuhan adalah sebagai berikut,
kecuali…
a. Pelarut zat-zat yang diperlukan oleh tumbuhan
b. Menghasilkan bunga dan buah
c. Bahan dasar untuk reaksi biokimia
d. Berperan dalam proses transportasi unsur hara dari tanah ke daun
e. Untuk proses transpirasi dan fotosintesis
II. Uraian
16. Jelaskan perbedaan pertumbuhan dengan perkembangan pada makhluk
hidup!
17. Jelaskan perbedaan perkecambahan epigeal dan hipogeal!
18. Perhatikan gambar pola pertumbuhan Spirulina sp. berdasarkan rata-rata
kepadatan pada kontrol dan 3 perlakuan selama 10 hari berikut!
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K 0.147 0.219 0.290 0.354 0.416 0.463 0.492 0.489 0.471 0.393 0.334
A 0.142 0.218 0.352 0.422 0.502 0.553 0.549 0.544 0.543 0.548 0.672
B 0.143 0.235 0.253 0.347 0.437 0.467 0.478 0.494 0.452 0.371 0.327
C 0.153 0.235 0.370 0.464 0.468 0.531 0.551 0.584 0.607 0.653 0.674
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
Op
tica
l D
en
sity
68
0 n
m (
sel/
ml)
Hari ke-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Keterangan:
K = Kontrol
A = Penambahan urea 0,36 g/500 ml tanpa penambahan NaHCO3
B = Penambahan NaHCO3 0,043 g/500 ml tanpa penambahan urea
C = Penambahan urea 0,36 g/500 ml dan penambahan NaHCO3 0,043
g/500 ml.
Buatlah kesimpulan berdasarkan gambar pola pertumbuhan di atas!
19. Jelaskan mengapa tumbuhan selalu tumbuh membelok ke arah cahaya
matahari!
20. Dalam suatu percobaan pertumbuhan tanaman didapatkan data sebagai
berikut:
Kondisi Panjang kecambah (pada hari ke-)
1 2 3 4 5 6 7
Terang 0 0,3 0,9 1,3 2,1 3,0 4,2
Gelap 0 0,5 1,1 2,0 3,1 4,3 5,8
a. Buatlah gafik pertumbuhan berdasarkan data dalam tabel.
b. Tentukan kesimpulannya berdasarkan data-data tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 5. Instrumen Penilaian
INSTRUMEN PENILAIAN
A. Penilaian Sikap Ilmiah dan Sosial (Aspek Afektif)
Indikator :
2.1.1 Menunjukkan perilaku teliti dalam menganalisis masalah.
2.1.2 Menunjukkan perilaku jujur dalam melaporkan hasil analisis.
2.1.3 Menunjukkan perilaku kerjasama saat mengerjakan tugas diskusi.
Teknik Penilaian : Observasi kinerja
Instrumen Penilaian : Lembar observasi/daftar cek
1. Penilaian Sikap Teliti dan Jujur
No. Nama Teliti Jujur
3 2 1 3 2 1
Rubrik Penilaian
Sikap 3
(Baik)
2
(Cukup)
1
(Kurang)
Teliti Penulisan tidak
banyak kesalahan.
Terdapat penulisan
yang kurang tepat.
Banyak
ditemukan
kesalahan
penulisan.
Jujur Mencatat
langsung data
yang diperoleh
apa adanya dan
melaporkan data
sesuai dengan
yang diperoleh.
Tidak mencatat
langsung hasil yang
diperoleh tetapi
melihat dulu pada
kelompok lain,
melaporkan data
sesuai hasil
pengamatan.
Mencatat atau
melaporkan
data tidak
sesuai dengan
hasil yang
diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
2. Instrumen Penilaian Sesama Teman untuk Sikap Kerjasama:
Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai untuk menilai
kerjasama masing-masing teman dalam kelompokmu dengan panduan
seperti rubrik di bawahnya.
No. Nama Teman
Kelompok
Kerjasama
3
(Baik)
2
(Cukup)
1
(Kurang)
Rubrik Penilaian:
Sikap
4
(Amat
Baik)
3
(Baik)
2
(Cukup)
1
(Kurang)
Kerjasama :
1. Berbagi
tugas.
2. Memberi
kesempatan
pada teman.
3. Mau
membantu
teman yang
membutuh-
kan
4. Menghargai
pendapat
lain.
Memenuhi
ke-4 aspek
yang
ditentukan.
Memenuhi
ke-3 aspek
dari 4 aspek
yang
ditentukan.
Memenuhi
2 aspek dari
4 aspek
yang
ditentukan.
Hanya
memenuhi 1
aspek saja
dari 4 aspek
yang
ditentukan.
B. Penilaian Pengetahuan (Aspek Kognitif)
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.1.1 Menjelaskan perbedaan pengertian pertumbuhan dan
perkembangan pada makhluk hidup.
3.1.2 Menjelaskan proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
3.1.3 Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
Teknik Penilaian: Non-tes Portofolio (LDPD)
Tes Tes Pilihan Ganda dan Uraian
Intrumen Penilaian
a. Portofolio : Pengisian LDPD
1) Rubrik Penilaian LDPD Pertemuan 1:
Kriteria
4
(Sangat
Baik)
3
(Baik)
2
(Cukup)
1
(Kurang)
1. Ketepatan
menjelaskan
pengertian
pertumbuhan.
2. Ketepatan
menjelaskan
pengertian
perkembangan.
3. Ketepatan
menentukan
perbedaan
pertumbuhan
dan
perkembangan.
4. Ketepatan
menentukan
bagian-bagian
biji.
Memenuhi
ke-4 aspek
yang
ditentukan.
Memenuhi
ke-3 aspek
dari 4
aspek yang
ditentukan.
Memenuhi
ke-2 aspek
dari 4
aspek yang
ditentukan.
Hanya
memenuhi
1 aspek
dari 4
aspek yang
ditentukan.
2) Rubrik Penilaian LDPD Pertemuan 2:
Kriteria
4
(Sangat
Baik)
3
(Baik)
2
(Cukup)
1
(Kurang)
1. Ketepatan
menentukan
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan
berdasarkan
Memenuhi
ke-4 aspek
yang
ditentukan.
Memenuhi
ke-3 aspek
dari 4
aspek yang
ditentukan.
Memenuhi
ke-2 aspek
dari 4
aspek yang
ditentukan.
Hanya
memenuhi
1 aspek
dari 4
aspek yang
ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
percobaan yang
telah dilakukan.
2. Ketepatan
menentukan
faktor-faktor
yang
memengaruhi
percobaan yang
telah dilakukan.
3. Ketepatan
merumuskan
perbandingan
dengan hasil
percobaan
dengan
kelompok lain.
4. Ketepatan
merumuskan
hasil diskusi
kelompok
berdasarkan
ketentuan dalam
soal.
3) Rubrik Penilaian LDPD Pertemuan 3:
Kriteria Skor
1. Ketepatan merumuskan
pengaruh faktor-faktor yang
memengaruhi pertumbuhan dan
menuliskannya dalam tabel.
2. Penulisan tidak banyak
kesalahan.
5
5
4) Rubrik Penilaian Laporan Hasil Percobaan Pertemuan 4:
Kriteria Skor
1. Judul Percobaan
2. Waktu Pelaksanaan
3. Tujuan Percobaan
4. Landasan Teori
5. Alat dan Bahan
6. Langkah Kerja
7. Hasil Percobaan
8. Pembahasan
9. Kesimpulan
5
5
5
20
10
10
10
20
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
10. Pustaka 5
Total 100
b. Tes Pilihan Ganda dan Uraian
Pilihan Ganda:
Skor benar = 1
Skor salah = 0
Nilai total skor benar = total jawaban benar × 2
= 30
Uraian:
No Soal Keterangan Skor
16. Jelaskan perbedaan
pertumbuhan dengan
perkembangan pada
makhluk hidup!
Siswa mampu menjelaskan
perbedaan pertumbuhan dan
perkembangan dengan
benar.
10
Siswa mampu menjelaskan
salah satu yakni
pertumbuhan atau
perkembangan saja.
5
Siswa tidak mampu
menjelaskan perbedaan
pertumbuhan dan
perkembangan dengan
benar.
0
17. Jelaskan perbedaan
perkecambahan epigeal dan
hipogeal!
Siswa mampu menjelaskan
perbedaan perkecambahan
epigeal dan hypogeal
dengan benar.
10
Siswa hanya mampu
menjelaskan salah satu dari
epigeal atau hipogeal saja.
5
Siswa tidak mampu
menjelaskan perbedaan
perkecambahan epigeal dan
hipogeal.
0
18. Buatlah kesimpulan dari
gambar kurva pertumbuhan
Spirulina sp. berdasarkan
rata-rata kepadatan pada
kontrol dan 3 perlakuan.
Siswa mampu
menyebutkan:
1. Pola bertumbuhan setiap
perlakuan berbeda-beda.
2. Kepadatan (OD)
maksimum yang
diperoleh dari masing-
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
masing perlakuan
3. Kepadatan (OD) tertinggi
pada kurva pertumbuhan
tersebut.
Siswa hanya mampu
menyebutkan 2 dari 3 poin
dengan benar.
10
Siswa hanya mampu
menyebutkan 1 dari 3 poin
dengan benar.
5
Siswa tidak mampu
menjawab dengan benar. 0
19. Jelaskan mengapa
tumbuhan selalu tumbuh
membelok ke arah cahaya
matahari?
Siswa mampu menjelaskan
jawaban dengan benar. 10
Siswa tidak mampu
menjelaskan jawaban
dengan benar.
0
20. a. Buatlah gafik
pertumbuhan
berdasarkan data dalam
tabel!
Siswa mampu membuat
gafik pertumbuhan
berdasarkan data dalam
tabel dengan benar.
10
Siswa tidak mampu
menjawab pertanyaan. 0
20. b. Tentukan
kesimpulannya
berdasarkan data-data
tersebut!
Siswa mampu merumuskan
kesimpulan berdasarkan
data dalam tabel dengan
benar.
10
Siswa tidak mampu
merumuskan kesimpulan
berdasarkan data dalam
tabel dengan benar.
0
Jumlah Skor 65
C. Penilaian Psikomotorik (Aspek Keterampilan)
Indikator:
4.1.1 Merancang sebuah eksperimen tentang pengaruh faktor eksternal
terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
4.1.2 Melakukan eksperimen tentang pengaruh faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
4.1.3 Menyajikan hasil eksperimen ke dalam sebuah laporan tertulis
maupun lisan melalui presentasi tentang pengaruh faktor eksternal
terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Teknik Penilaian : Observasi
Rubrik Penilaian : Lembar Observasi Presentasi
Kriteria
4
(Sangat
Baik)
3
(Baik)
2
(Cukup)
1
(Kurang)
1. Power point
menarik dan
mudah dicermati.
2. Tidak ada
kesalahan
penulisan.
3. Mantap / tidak
ragu-ragu.
4. Suara jelas dan
lantang.
Memenuhi
ke-4 aspek
yang
ditentukan.
Memenuhi
ke-3 aspek
dari 4
aspek yang
ditentukan.
Memenuhi
ke-2 aspek
dari 4
aspek yang
ditentukan.
Hanya
memenuhi
1 aspek
dari 4
aspek yang
ditentukan.
Instrumen Penilaian:
No. Kriteria Kelompok
… … … … … … … …
1 Power point menarik
dan mudah dicermati.
2 Tidak ada kesalahan
penulisan.
3 Mantap / tidak ragu-
ragu.
4 Suara jelas dan
lantang.
Skor Total
Rubrik Penilaian : Lembar Observasi Kinerja Praktikum
No. Indikator Ya Tidak
1. Melakukan sterilisasi meja kerja dan
tangan menggunakan alkohol 70%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
sebelum melakukan percobaan.
2. Membersihkan alat-alat percobaan
menggunakan sabun dan alkohol 70%
sebelum melakukan percobaan.
3. Menimbang urea dan NaHCO3 sesuai
takaran dengan tepat.
4. Menggunakan media Walne tidak sesuai
dengan ukuran yang dianjurkan.
5. Menyiapkan media pertumbuhan secara
aseptis.
6. Menambahkan inokulan ke dalam media
dengan ukuran yang sesuai.
7. Menyusun botol kultur dalam rak tidak
dengan formasi yang rapi.
8. Mengamati perkembangan percobaan
setiap hari dengan cermat.
9. Selalu mencatat hasil yang diperoleh
sesuai dengan percobaan.
10. Tidak membersihkan alat-alat setelah
percobaan selesai.
Jumlah Score
Score untuk pernyataan positif (+):
Ya = 2
Tidak = 0
Jumlah = 7 × 2
= 14
Score untuk pernyataan negatif (─):
Ya = 0
Tidak = 2
Jumlah = 3 × 2
= 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Instrumen Penilaian: Lembar Observasi Kinerja Praktikum
Nama : …………….
No. : …………….
Kelas/kelompok : …………….
No. Indikator Ya Tidak
1. Melakukan sterilisasi meja kerja dan
tangan menggunakan alkohol 70%
sebelum melakukan percobaan.
2. Membersihkan alat-alat percobaan
menggunakan sabun dan alkohol 70%
sebelum melakukan percobaan.
3. Menimbang urea dan NaHCO3 sesuai
takaran dengan tepat.
4. Menggunakan media Walne tidak sesuai
dengan ukuran yang dianjurkan.
5. Menyiapkan media pertumbuhan secara
aseptis.
6. Menambahkan inokulan ke dalam media
dengan ukuran yang sesuai.
7. Menyusun botol kultur dalam rak tidak
dengan formasi yang rapi.
8. Mengamati perkembangan percobaan
setiap hari dengan cermat.
9. Selalu mencatat hasil yang diperoleh
sesuai dengan percobaan.
10. Tidak membersihkan alat-alat setelah
percobaan selesai.
Jumlah Score
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 3. Photometric Report Hari ke-0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 4. Photometric Report Hari ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 5. Photometric Report Hari ke-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 6. Photometric Report Hari ke-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 7. Photometric Report Hari ke-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 8. Photometric Report Hari ke-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 9. Photometric Report Hari ke-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 10. Photometric Report Hari ke-7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lampiran 11. Photometric Report Hari ke-8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 12. Photometric Report Hari ke-9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 13. Photometric Report Hari ke-10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 14. Foto Alat dan Bahan Penelitian
(1) Urea (2) NaHCO3
(3) Botol kultur 500 ml dan toples 8 L (4) Botol kultur 500 ml, airstone,
selang, dan sambungan plastik T.
(5) Alkohol 70% (6) Tissue
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
(7) Gelas beker 500 ml (8) Pipet ukur
(9) pH meter (10) Refraktometer salinitas
(11) Indikator Universal (12) Penyaring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
(13) Kultur Spirulina sp. BPTPB
Cangkringan
(14) Timbangan digital
(15) Disposable cuvette
(16) Vitamin B12 (warna merah muda) dan Media Walne (warna kuning)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
(17) Aerator (18) Spektrofotometer UV-1800
Shimadzu dan perangkat
komputer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 15. Foto Pelaksanaan Penelitian
(1) Proses penimbangan urea. (2) Proses penimbangan NaHCO3.
(3) Botol kultur telah disterilisasi
dengan air panas.
(4) Proses penyaringan air laut
sebelum digunakan.
(5) Air laut sebanyak 300 ml
dimasukkan ke dalam botol kultur.
(6) Proses sterilisasi selang dan
airstone.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
(7) Persiapan media Walne dan
vitamin B12
(8) Merangkai alat kultivasi.
(9) Proses aerasi untuk menghilangkan
sisa klorin.
(10) Hasil kultivasi hari ke-0.
(11) Pengukuran pH media air laut. (12) Pengukuran salinitas media air
laut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI