PEMODELAN DISPERSI SULFUR DIOKSIDA (SO2) DARI SUMBER GARIS MAJEMUK (MULTIPLE LINE SOURCES)
DENGAN MODIFIKASI MODEL GAUSS DI KAWASAN SURABAYA SELATAN
Oleh:
Wisnu Wisi N.3308100050
Dosen Pembimbing:
Abdu Fadli Assomadi, S.Si., M.T.
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGANFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2012
Latar Belakang
Peningkatan Ekonomi
Naiknya Arus Transportasi
Pencemaran Udara
Surabaya Selatan
Kebijakan Pemerintah Pemodelan
Rumusan Masalah
• Bagaimana menghitung konsentrasi SO2 darisumber garis majemuk dengan modifikasi model Gauss dipenerima ISPU?
• Berapakah nilai kontribusi konsentrasi dari sumber garis majemuk terhadap ambient?
Tujuan
• Menghitung konsentrasi SO2 ambient dengan menggunakan modifikasi model Gauss dari sumber garis majemuk ke penerima ISPU
• Menghitung nilai kontribusi SO2 dari model Gauss
Ruang Lingkup
• Penelitian ini dilakukan di kawasan Surabaya Selatan (Jalan Mastrip Raya dan Pagesangan) dalam radius 5 km dari detektor ISPU.
• Pemodelan dispersi SO2 dilakukan dengan mengestimasi konsentrasi SO2 berdasarkan data sekunder dari pemantauan kualitas udara Surabaya Selatan yang terdokumentasi dari ISPU selama 5 tahun.
• Modifikasi model Gauss dikelola dengan cara menggunakan rumus dasar sumber titik menjadi sumber garis
• Pemantauan atau pembuatan model didasarkan atas parameterpencemaran udara khususnya gas Sulfur Dioksida (SO2) .
• Pencemar dari sumber lain dihitung sebagai deviasi.• Variable yang digunakan adalah klasifikasi jalan dan jarak sumber ke
penerima.• Pengambilan data primer untuk validasi model.• Arah angin yang digunakan arah angin dominan dalam setahun.
Manfaat
• Mendapatkan model penyebaran kualitas udara pencemar SO2 kawasan Surabaya Selatan.
• Terjadinya penghematan biaya dengan pemakaian pemodelan dan bukan alat pengontrol kualitas udara.
• Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah baik untuk perencanaan Dinas Tata Kota dan juga untuk perencanaan jalan bagi Dinas Perhubungan.
Metodologi PenelitianIDE STUDI
STUDI LITERATURE
PENGUMPULAN DATA PRIMER
PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
PEMBANGUNAN MODEL
VALIDASI MODEL
KESIMPULAN DAN SARAN
Metodologi Penelitian
Pengambilan data sekunder•Peta Surabaya Selatan•Kualitas udara ambient ISPU 5 tahun•Data Meteorologi (kecepatan dan arah angin, suhu, curahhujan, dan tekanan atmosfir)•Data Dinas Perhubungan (klasifikasi jalan, jumlahkendaraan dan kepadatan lalu lintas)•Faktor emisi
Metodologi PenelitianPengambilan data Primer
Data primer yang diambil berdasarkan kordinat titik sampling (GPS), konsentrasi polutan SO2 (Sulphur analyzer), pengukuran arah dan kecepatan angin (anemometer), suhu (termometer), tekanan (barometer) dan jumlah kendaraan (counter). Data primer diambil di daerah Surabaya Selatan di diambil sebanyak 2 titik, yaitu:Jalan Kolektor Primer : Jalan Mastrip rayaJalan lokal : Jalan SimowanKetinggian alat adalah 1,5 m dari permukaan tanah, sesuai SNI 19-7119.9-2005.
Metodologi PenelitianLokasi Sampling
Metodologi PenelitianPembuatan Model
Data Sekunder
Pemodelan
Data Primer
Validasi
Perbandingan dengan data ISPU 4 tahun .
Perbandingan dengan data ISPU 1 tahun .
Perbandingan dengan data Sampling
Verifikasi
PembahasanBeban emisi
Contoh perhitungan kekuatan emisi pada jalan Mastrip tahun 2007.•n Jumlah kendaraan X Faktor konversi SMP•Sepeda Motor : 28830 x 0,25 = 7208•Mobil Pribadi : 3067 x 1,2 = 3680•Angkot : 1049 x 1,2 = 1259•Bus : 42 x 1 = 42•Box : 1296 x 1,2 = 1555•Truk : 4217 x 1 = 4217Dikarenakan sudah berada didalam satuan smp/jam maka dilakukan penjumlahan total dandikalikan dengan faktor emisi mobil pribadi, berbahan bakar bensin.•n X FE 17691 x 0,026 = 466,934 smp.g/jam.km•Q = 466,934 (smp.g/jam.km)= 0,466 /jam.m
PembahasanBeban emisi
PembahasanPerhitungan Jarak
Koordinat ujung jalan A pada pagesangan :•Latitude 112º 42’ 20,04’’ = 112,70557•Longitude 7º 20’ 11,84’’ = -7,33662Koordinat titik Sampling pada pagesangan :•Latitude 112º 42’ 20,29’’ = 112,70564•Longitude 7º 20’ 12,69’’ = 7,3369Koordinat ujung jalan A pada Mastrip raya :Latitude 112º 42’ 6,01’’ = 112,701 Longitude 7º 20’ 17,45’’ = -7,33667 Koordinat titik Sampling pada Mastrip raya :Latitude 112º 42’ 10,14’’ = 112,71028Longitude 7º 19’ 12,18’’ = -7,3381
PembahasanPerhitungan Jarak Pagesangan
Latitude A-Sampling = |(112,70557 – 112,710564| X 60 = 0,0041667
Longitude A-Sampling = |(-7,33662 – (-7,3369))| X 60 = 0,0141667 (0,0041667)1/2
Jarak kedua titik : = �(0,0041667)2 + (0,0141667)2 X 1852 (NM ke m) = 27,3 m x 2 = 54,7 Kemudian dilakukan perhitungan perpindahan dari titik A ke titik B untuk mengetahui kemiringan jalan. Contoh perhitungan untuk mengetahui kemiringan jalan adalah sebagai berikut. Kemiringan jalan (θ) : Tan-1 �0,004167
0,014167� = 73,61º
PembahasanPerhitungan Jarak Mastrip
Latitude A-B = |(112,701 – 112,71028| X 60 = 0,0688
Longitude A-B = |(-7,33667 – (-7,3381))| X 60 = 0,0878 Jarak kedua titik : = �(0,0688)2 + (0,0878)2 X 1852 (NM ke m) = 207 m x 2 = 414 Kemudian dilakukan perhitungan perpindahan dari titik A ke titik B untuk mengetahui kemiringan jalan. Contoh perhitungan untuk mengetahui kemiringan jalan adalah sebagai berikut. Kemiringan jalan (θ) : Tan-1 �0,0878
0,0688� = 53º
Pembahasan
Perhitungan Jarak x Pagesangan1. Perhitungan Jarak X Pada Pagesangan Koordinat penerima (ISPU) :
• Latitude 112º 42’ 59,65’’ • Longitude 7º 19’ 17,3’’
Koordinat titik Sampling pada Pagesangan : • Latitude 112º 42’ 20,29’’ • Longitude 7º 20’ 12,69’’
Jarak X antara Sampling dan penerima, = �(0,656)2 + (0,0768)2 X 1852 (konversi dari NM ke m) = 1223,2 m
Pembahasan
Perhitungan Jarak x Mastrip. Perhitungan Jarak X Pada Mastrip Koordinat penerima (ISPU) :
• Latitude 112º 42’ 59,65’’ • Longitude 7º 19’ 17,3’’
Koordinat titik Sampling pada Mastrip : • Latitude 112º 42’ 10,14’’ • Longitude 7º 20’ 12,18’’
Jarak X antara Sampling dan penerima, = �(0,825)2 + (0,08533)2 X 1852 (konversi dari NM ke m) = 1536,4 m
Pembahasan
Perhitungan Jarak y PagesanganPerhitungan jarak y didapat dari titik tengah jalan yaitu titik sampling ke titik ujung jalan. Dikalikan dengan kemiringan jalannya. Pada Pagesangan kemiringan jalan adalah 73,61º dan panjang setengah jalan adalah 27,3. Perhitungan dapat dilihat dibawah. y1 = sin 73,61º X 27,3 = - 26,7 y2 = 26,7 (dikarenakan terletak pada sebelah kanan dari penerima dan sampling maka jaraknya sama seperti y1 dan bernilai positif (+)).
Pembahasan
Perhitungan Jarak y MastripPerhitungan jarak y didapat dari titik tengah jalan yaitu titik sampling ke titik ujung jalan. Dikalikan dengan kemiringan jalannya. Pada pagesangan kemiringan jalan adalah 52º dan panjang setengah jalan adalah 207. Perhitungan dapat dilihat dibawah. y1 = sin 52º X 207 = -206 y2 = 206 (dikarenakan terletak pada sebelah kanan dari penerima dan sampling maka jaraknya sama seperti y1 dan bernilai positif (+)).
PembahasanPerhitungan Pengaruh arah angin
Dengan mengetahui derajat kemiringan jalanterlebih dahulu maka dapat mengetahuipengaruh arah angin terhadap posisi penerimadan kemiringan jalan. Posisi penerima terletaksearah arah angin terhadap jalan dan posisijalan mendekati 90º terhadap arah angin makasudut yang digunakan adalah sudut yangbertolak belakang antara arah utara dengankemiringan jalan sebesar 52,44º pada Mastripdan 73,61º pada Pagesangan
PembahasanPerhitungan σy
1. Diketahui Jalan Mastrip pada musim kemarau dan hujan,• a 156• b 0,894• X1536,36 m = 1,53 km• Stabilitas B
σy (meter) = axb (x dalam Km)= 156 x 1,536360,894
= 109,362. Diketahui Jalan Pagesangan pada musim kemarau dan hujan,
• a 156• b 0,894• X 1223 = 1,223• Stabilitas B
σy (meter) = axb (x dalam Km)= 156 x 1,2230,894 = 134,084
PembahasanPerhitungan σz
1. Diketahui Jalan Mastrip pada musim kemarau dan hujan, • c 108,2 • d 1,098 • f 2 • X 1536,36 m = 1,53636 km • Stabilitas B σz = 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑑𝑑 + 𝑓𝑓 σz = 108,2.1,536361,097 + 2 σz = 175,0584
2. Diketahui Jalan Pagesangan pada musim kemarau dan hujan, • c 108,2 • d 1,098 • f 2 • X 1223 m = 1,223 km • Stabilitas B σz = 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑑𝑑 + 𝑓𝑓 σz = 108,2.1,2231,097 + 2 σz = 136,7418
PembahasanPerhitungan koefisien B
Pembuatan model dengan menggunakan model FLLS dilakukan dengan penetuan nilai koefisien Bterlebih dahulu. Nilai y1 adalah panjang jarak antara titik sampling ke penerima (ISPU). Nilai y2adalah nilai y1 ditambah dengan y1. Contoh perhitungan penetuan koefisien B pada dapat dilihatdibawah.
1. Nilai B pada Jalan Pagesangan
244,03658,109
7,26y11 −=
−==
yB
σ 244,0
3658,1097,26y1
2 ===y
Bσ
2. Nilai B pada Jalan Mastrip
537,10584,175206y1
1 −=−
==y
Bσ
537,10584,175
206y12 ===
yB
σ
PembahasanPerhitungan koefisien K
1.Nilai K pada Jalan Mastrip,Q 1,86 g/jam.mσz 134,08σy 175,0584u musim hujan 3,4u musim kemarau 3,6B1 -1,537B2 1,537H 0Z 0
+−+
−−=
22
2)(exp
22
2)(exp
.
Q
z
Hz
z
Hzzu
Kσσσ
2.Nilai K pada JalanPagesangan,Q4tahun 0,273 g/jam.mQ1tahun 0,06 g/jam.mσz 109,3658 mσy 136,7418 mu musim hujan 3,4 m/su musim kemarau 3,6 m/sB1 -0,244B2 0,244H 0 mZ 0 m
PembahasanPerhitungan K pada Jalan Mastrip
+−+
−−=
22
2)(exp
22
2)(exp
.
Q
z
Hz
z
Hzzu
Kσσσ
+−+
−−=
208,134.2
2)00(exp
208,134.2
2)00(exp
08,134.4,3
1,86K
K musim hujan 4 tahun terakhir = 2,3.10-6 g/m3
+−+
−−=
208,134.2
2)00(exp
208,134.2
2)00(exp
08,134.7,3
0,48K
K musim Hujan 1 tahun terakhir = 4,1.10-7 g/m3
+−+
−−=
208,134.2
2)00(exp
208,134.2
2)00(exp
08,134.6,3
1,86K
K musim Kemarau = 2,1.10-6 g/m3
+−+
−−=
208,134.2
2)00(exp
208,134.2
2)00(exp
08,134.7,3
0,48K
K musim kemarau 1 tahun terakhir = 4,1.10-7 g/m3
PembahasanPerhitungan K pada Jalan
Pagesangan
+−+
−−=
22
2)(exp
22
2)(exp
.
Q
z
Hz
z
Hzzu
Kσσσ
+−+
−−=
23638,109.2
2)00(exp
23638,109.2
2)00(exp
3638,109.4,3
0,273K
K musim hujan 4 tahun= 3,3.10-7 g/m3
+−+
−−=
23638,109.2
2)00(exp
23638,109.2
2)00(exp
3638,109.7,3
0,06K
K musim Hujan 1 tahun = 0,7.10-7 g/m3
+−+
−−=
23638,109.2
2)00(exp
23638,109.2
2)00(exp
3638,109.6,3
0,273K
K musim Kemarau 4 tahun = 3,1.10-7 g/m3
+−+
−−=
23638,109.2
2)00(exp
23638,109.2
2)00(exp
3638,109.7,3
0,06K
K musim Hujan 1 tahun = 0,7.10-7 g/m3
PembahasanPerhitungan G
Diambil dari tabel G dengan memasukan nilai B pada lampiran 5 koefisien Dispersi
1. Pada Jalan MastripG1 B1 adalah maka 2 angka terdepan dilihat pada tabel bagian horizontal, dan nilai terkahirdiletakan pada vertikal sehingga nilainya menjadi 0,063G2 B2 adalah maka 2 angka terdepan dilihat pada tabel bagian horizontal, dan nilai terkahirdiletakan pada vertikal sehingga nilainya menjadi 0,937
2. Pada Jalan PagesanganG1 B1 adalah maka 2 angka terdepan dilihat pada tabel bagian horizontal, dan nilai terkahirdiletakan pada vertikal sehingga nilainya menjadi 0,4052G2 B2 adalah maka 2 angka terdepan dilihat pada tabel bagian horizontal, dan nilai terkahirdiletakan pada vertikal sehingga nilainya menjadi 0,5948
PembahasanPerhitungan konsentrasi Mastrip
)12
(2
KGGC −=
π
−= )063,0937,0(2
7-17.10
πC
Sehingga konsentrasi di Jalan Mastrip pada musim hujan 4 tahun menjadi 0,61 µg/m3
−= )063,0937,0(2
7-16.10
πC
Sehingga konsentrasi di Jalan Mastrip pada musim kemarau 4 tahun terakhir menjadi 0,57 µg/m3
−= )063,0937,0(2
7-4,1.10
πC
Sehingga konsentrasi di Jalan Mastrip pada musim hujan 1 tahun menjadi 0,144 µg/m3
−= )063,0937,0(2
7-4,1.10
πC
Sehingga konsentrasi di Jalan Mastrip pada musim hujan 1 tahun menjadi 0,144 µg/m3
PembahasanPerhitungan konsentrasi Pagesangan
)12
(2
KGGC −=
π
−= )4052,05948,0(2
7-3,3.10π
C
Sehingga konsentrasi di Jalan Pagesangan pada musim hujan 4 tahun menjadi 0,025 µg/m3
−= )4052,05948,0(2
6-1,6.10
πC
Sehingga konsentrasi di Jalan Pagesangan pada musim kemarau 4 tahun menjadi 0,023 µg/m3
−= )4052,05948,0(2
7-3,1.10π
C
Sehingga konsentrasi di Jalan Pagesangan pada musim hujan 1 tahun menjadi 0,005 µg/m3
−= )4052,05948,0(2
7-0,7.10π
C
Sehingga konsentrasi di Jalan Pagesangan pada musim kemarau 1 tahun menjadi 0,005 µg/m3
PembahasanValidasi
Validasi model dilakukan dengan menggunakan data primer hasil sampling dengan memakai alat gas analyzer dan counter. Gas analyzer digunakan sebagai alat untuk melakukan sampling udara ambient sedangkan counter digunkan untuk menghitung beban emisi. Alat GPS digunkan untuk menetukan lokasi tiap titik yang dibutuhkan. Alat anemometer digunakan untuk menghitung kecepatan angin. Penyamplingan dilakukan selama 1 jam untuk satu lokasi dan data trafic counting dikalikan dengan 16 jam
PembahasanData Primer pada Penerima
Menit ke-Kecepatan angin
(m/s)Arah angin Suhu udara (oC) SO2 (ppm) SO2 (µg/m3)
1 0 Tenggara 35,3 0,1 263,8037
2 1,49 Tenggara 35,3 0,1 263,8037
3 0,49 Tenggara 34,7 0,2 527,6074
4 0,81 Tenggara 35,14 0,1 263,8037
5 0,68 Tenggara 36,4 0,2 527,6074
Rata-Rata 369,3252
PembahasanPerhitungan Persen Kontribusi
Kemudian dilakukan perbandingan antara Cmodel 1 tahun untuk 2 musim kemarau dan hujan dengan Cambient pada ISPU % Kontribusi =100% - ��𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 −𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝑑𝑑𝐶𝐶𝐶𝐶
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶� x 100%�
% Kontribusi =100% - ��369,3262−0,149369,3262
� x 100%� % Kontribusi = 100% - 99,960% = 0,04%
PembahasanPerhitungan perbedaan ISPU dengan
Model1. Nilai selisih rata-rata konsentrasi selama 4 tahun pada musim
kemarau dengan arah angin ke timur adalah: C (point sources) + C (line sources) + C (alami) – C (reaksi + penyerapan) = C ISPU Dengan C (line source) + C (alami) – C (reaksi + penyerapan) = ΔC, maka; C (Line sources) + ΔC = C ISPU, 0,771 µg/m3 + ΔC = 64,58 µg/m3
ΔC = -63,993 µg/m3
2. Nilai selisih rata-rata konsentrasi selama 1 tahun pada musim kemarau dengan arah angin ke timur adalah: 0,149 µg/m3 + ΔC = 217.99 µg/m3
ΔC = - 157,551µg/m3
3. Nilai selisih rata-rata konsentrasi selama 4 tahun pada musim hujan dengan arah angin ke timur adalah: 0,816 µg/m3 + ΔC = 35,16 µg/m3
ΔC = -34,52 µg/m3
4. Nilai selisih rata-rata konsentrasi selama 1 tahun pada musim hujan dengan arah angin ke timur adalah: 0,149 µg/m3 + ΔC = 235,79 µg/m3
ΔC = - 235,645 µg/m3
PembahasanGrafik Perbandingan ISPU dengan
Model Musim Hujan
Jan Feb Mar April Mei Nov Des Jan Feb Mar Apri
l Mei Nov Des Jan Feb Mar April Mei Nov Des Jan Feb Mar Apri
l Mei Nov Des
2007 2008 2009 2010
C model 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,2 0,1 0,1 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,1 0,1 0,2 0,2 0,2 0,1 0,4 0,4 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,4
C Ispu (µg/m3) 0,0 0,0 0,0 0 0 12, 16, 0 0,0 18, 16, 35, 30, 7,9 0,0 0,0 65, 27, 0,0 49, 68, 66, 0,0 69, 91, 0,0 0,0 0
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
100,0
Kons
entr
asi
Musim Hujan
Pembahasan
Jun Jul Agu Sep Okt Jun Jul Agu Sep Okt Jun Jul Agu Sep Okt Jun Jul Agu Sep Okt
2007 2008 2009 2010
C model 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,2 0,1 0,1 0,1 0,2 0,2 0,2 0,1 0,1 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
C Ispu (µg/m3) 0 0 0,0 0,0 0,0 21 31,1 35,3 0,0 31,1 0,0 0,0 0,0 0,0 49,5 81,6 86,4 85,7 100, 91,1
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
kons
entr
asi
Musim Kemarau
Grafik Perbandingan ISPU dengan Model Musim Kemarau
Hasil PembahasanData primer hasil pengambilan sampling berada jauh dari baku mutu. Perbandingan tetap
dilakukan terhadap data primer yang didapat dengan pemodelan yang dilakukan dapat dilihat bahwa besarnya kontribusi pencemar SO2 melalui transportasi hanya sebesar 0,04% kemungkinan yang terjadi adalah ISPU menerima pencemar dari sumber lain seperti contohnya dari sumber industri yang lebih mendominasi pengaruh pencemar SO2 pada udara, hal ini diperkuat dengan banyak penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa sebagian besar pencemar SO2 pada suatu daerah lebih dipengaruhi oleh pencemar dari sumber titik yaitu pabrik dan industri. Pengaruh lainnya disebabkan oleh arah angin yang tidak menentu sehingga kemungkinan ISPU juga menerima pencemar dari arah angin lainnya
Dengan melihat grafik perbandingan antara C model dengan C ISPU dibawah maka dapat disimpulkan bahwa CISPU memiliki rata-rata yang lebih besar dibandingkan dengan Cmodel hal ini dikarenakan pembentukan konsentrasi secara matematis tidak melihat pengaruh pengaruh alam yang terjadi baik itu tingkat tinggal pencemar maupun reaksi pencemar diudara. Hal lain yang mempengaruhi konsentrasi pada ISPU adalah adanya RTH yang dapat menyerap sebagian pencemar. Untuk nilai-nilai ISPU yang berada diatas nilai model dan mencapai nilai ekstrim dapat diasumsi bahwa terjadi kecelakaan seperti kebakaran, dll.
Kesimpulan dan Saran
Dari penelitian ini didapat kesimpulan :1. Dengan pengaplikasian model Gauss yang terbangun didapat nilai
konsentrasi ambient pada penerima dilokasi ISPU:• Konsentrasi SO2 selama 4 tahun terakhir pada musim kemarau
0,771 µg/m3
• Konsentrasi SO2 selama 1 tahun terakhir pada musim kemarau0,149 µg/m3
• Konsentrasi SO2 selama 4 tahun terakhir pada musim hujan 0,816 µg/m3
• Konsentrasi SO2 selama 1 tahun terakhir pada musim hujan 0,149 µg/m3
2. Dari model Gauss ini juga didapat nilai kontribusi SO2 sebesar 0,04% dari sumber pencemar transportasi pada jalan Pagesangan dan Mastrip Surabaya
Kesimpulan dan Saran
Dari penelitian ini didapat saran :• Melakukan penelitian pada titik lain sehingga lebih memvalidasi model• Dilakukan penelitian dengan model dispersi yang dimodifikasi dengan
kinetika transfer di udara dan digabungkan dengan pemodelan ini sehingga mendapat nilai simpangan yang lebih pasti
• Dilakukan pemodelan dengan memperhatikan kemampuan penyerapan RTH sehingga didapat besarnya konsentrasi yang dapat terserap RTH dan digabungkan dengan pemodelan ini dan pemodelan terhadap kinetika transfer di udara sehingga mendapat niali yang lebih pasti
• Dilakukan penelitian pada sumber pencemar lain misalnya sumber titik dan sumber alami yakni proses penguraian zat organik yang menghasilkan gas yang mengandung sulfur dan gas lain atau dari proses pembakaran sampah dan kebakaran
• Dilakukan penelitian dengan jenis pencemar lain sehingga dapat dibuat pemodelan komunal terhadap suatu wilayah di Surabaya
Matur nuwun...