1
PERBEDAAN PENGARUH SENAM AQUATIC ZUMBA DAN SENAM ZUMBA TERHADAP PENINGKATAN
VO2 MAX PADA REMAJA PUTRI DI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
Nama : Nurraodatul Aini
NIM : 201310301035
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2017
2
PERBEDAAN PENGARUH SENAM AQUATIC ZUMBA DAN SENAM ZUMBA TERHADAP PENINGKATAN
VO2 MAX PADA REMAJA PUTRI DI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Fisioterapi pada Program Studi Fisioterapi S1
Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Disusun oleh :
Nama : Nurraodatul Aini NIM : 201310301035
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
3
4
PERBEDAAN PENGARUH SENAM AQUATIC ZUMBA DAN SENAM ZUMBA TERHADAP PENINGKATAN
VO2 MAX PADA REMAJA PUTRI DI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
Nurraodatul Aini*, Dika Rizki Imania*
*Fisioterapi S1 Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Abstrak
Latar Belakang : Remaja sama halnya dengan perkembangan untuk menjadi seorang
yang dewasa dimana peralihan dari manusia dari anak-anak menuju dewasa yang
ditandai dengan adanya perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan
yang drastic. VO2 Max adalah jumlah maksimal oksigen yang digunakan pada tingkat
selular pada seluruh tubuh yang berhubungan dengan tingkat kondisi fisik yang
menggambarkan kebugaran kardiorespirasi. Daya tahan otot menjadi unsur penting bagi
individu untuk menghindari kelelahan yang berlebihan dalam menjalani aktifitas fisik.
Prevalensi didapatakan dari beberapa negara menunjukan status tingkat VO2 Max orang
indonesia merupakan yang terendah. Sebuah survei di Amerika Serikat (AS) ditemukan
nilai rata-rata VO2 Max pada perempuan usia 18-29 sebesar 37,96 ml. Kg-1. Mnt-. Tujuan
: untuk mengetahui perbedaan pengaruh senam aquatic zumba dan senam zumba.
terhadap peningkatan VO2 Max pada remaja putri di Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian menggunakan metode Quasi Eksperimental dengan pre
and post test two group design. Sampel penelitian ini mahasiswi Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta berusia 18-21 tahun berdasarkan rumus pocock didapatkan 14 orang
kelompok perlakuan aquatic zumba dan 14 orang kelompok perlakuan senam zumba.
Dilakukan selama 4 minggu, latihan 3 kali seminggu. Pada penelitian ini alat ukur six
menute walking test, Pengolahan data uji normalitas menggunakan shapiro-wilk test, uji
homogenitas menggunakan lavene test. Hasil : Uji Kelompok 1 dengan menggunakan
wilcoxon menunjukan hasil p=0,001 (p< 0,05). Uji Kelompok II dengan wilcoxon
menunjukkan hasil 0,001 (p< 0,05). Uji Beda dengan Mann whitney (nilai p) sebesar
0,839. Hal ini berarti nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Kesimpulan :
tidak ada perbedaan pengaruh senam aquatic zumba dan senam zumba terhadap
peningkatan VO2 Max pada remaja putri di Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Saran :
Untuk peneliti selanjutnya dapat sebaiknya mengontrol aktifitas respondennya.
Kata Kunci : Senam Aquatic Zumba, Senam Zumba, Peningkatan VO2 Max, Six Minute
Walking Test.
5
Abstract
Background: Teenagers are developing to be adults, and the transition from being kids to be adults is indicated with quick physical changes and drastic increase of weight and height. VO2 Max is the amount of oxygen used in cellular level throughout the body which is related to the level of physical condition that shows cardiorespiratory fitness. The endurance of muscles becomes an important element for individuals in order to prevent excessive fatigue when doing physical activities. The prevalence from some countries shows that the VO2 Max level of Indonesians is the lowest. A survey conducted in the U.S. shows that the average rate of VO2 Max on women aged 18-29 years old is as much as 37.96 ml. Kg-1. Sec. Aim: To find out differences in the effect of Aquatic Zumba gymnastic and Zumba gymnastic towards the increase of VO2 Max on female students of Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Research method: This research employed quasi experiment method with pre and post test of two groups design. The samples were female students of Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta aged 18-21 years old. Based on Pocock formula, 14 students (group 1) got treatment of Aquatic Zumba gymnastic, while 14 other students (group 2) got treatment of Zumba gymnastic. The treatment was given for 4 weeks, with 3 times of practices a week. The measuring instrument of this research was six minute walking test. The data processing of normality test was using Shapiro-Wilk test, and the homogenity test was using Lavene test. Results: The test of group 1 using Wilcoxon shows that p=0.001 (p<0.05). The test result of group 2 using Wilcoxon test is 0.001(p<0.05). Difference test using Mann Whitney (p value) is 0.839. It means the probability value is bigger than 0.05 (p>0.05). Conclusion: There is no differences in the effect of Aquatic Zumba gymnastic and Zumba gymnastic towards the increase of VO2 Max on female students of Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Suggestion : The researcher should control the respondents’ activities. Key words: Aquatic Zumba gymnastic, Zumba gymnastic, the increase of VO2 Max, six minute walking test
6
PENDAHULUAN
Remaja sama halnya dengan
perkembangan untuk menjadi seorang yang
dewasa dimana peralihan dari manusia dari
anak-anak menuju dewasa yang ditandai
dengan adanya perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang
drastic. Dikatakan remaja saat memasuki
umur belasan tahun, Dimana usia tersebut
merupakan perkembangan untuk menjadi
dewasa. Sifat khas pada remaja yaitu
mempunyai rasa keingintahuan yang besar,
menyukai pertualangan, dan tantangan serta
cenderung berani menanggung resiko atas
apa yang meraka lakukan tanpa didahului
dengan pertimbangan yang matang.
Latihan fisik atau olahraga
merupakan aktivitas fisik terstruktur yang
dapat meningkatkan kemampuan seseorang
untuk melakukan kegiatan fisik dan dapat
diukur dengan berbagai tes spesifik. Latihan
fisik dapat meningkatkan kebugaran jasmani
seseorang. Unsur terpenting dalam
kebugaran jasmani adalah ketahanan
kardiorespirasi. Ketahanan kardiorespirasi
adalah kesanggupan jantung dan paru
serta pembuluh darah untuk berfungsi secara
optimal dalam keadaan istirahat serta latihan
untuk mengambil oksigen kemudian
mendistribusikannya ke jaringan yang aktif
untuk digunakan pada proses metabolisme
tubuh. Salah satu cara untuk mengukur
ketahanan kardiorespirasi adalah dengan
mengukur volume konsumsi oksigen
maksimal atau biasanya disebut dengan VO2
Max. VO2 Max adalah jumlah maksimum
oksigen dalam mililiter, yang dapat
digunakan dalam satu menit per kilogram
berat badan. Seseorang dengan kebugaran
yang baik akan memiliki nilai VO2 Max
yang lebih tinggi dan dapat melakukan
aktivitas lebih kuat (Steele,et,al 2008 dalam
Izzaty 2015 ).
Prevalensi didapatakan dari beberapa
negara menunjukan status tingkat VO2 Max
orang indonesia merupakan yang terendah.
Sebuah survei di amerika serikat (AS)
ditemukan nilai rata-rata VO2 Max pada
perempuan usia 18-29 sebesar 37,96 ml. Kg-
1. Mnt-1 (Munzirin dan Khotimah 2016).
Di Indonesia, senam merupakan
latihan fisik yang popular saat ini. Salah
satunya adalah senam. Zumba sendiri
diadaptasi dari tari latin yang pertama
kali dikembangkan di Columbia oleh
seorang pelatih kebugaran Alberto “Beto”
Perez. Gerakan zumba merupakan
gabungan antara tarian salsa, cumbia,
reggaeton, mambo, chachacha, soca,
bhangra, belly dance, flamenco, hip hop,
7
tango dan samba. Perbedaan antara zumba
dengan latihan fisik aerobik lainnya
adalah senam zumba tidak ditentukan oleh
musiknya tetapi individu diminta untuk
menikmati musik. Oleh karena itu, senam
zumba mengacu pada prinsip enjoy the
music sementara bertujuan untuk
mencapai peningkatan daya tahan
kardiorespirasi, daya tahan otot,
keseimbangan tubuh dan koordinasi
(Okonkwo NM, 2012).
Senam zumba dapat dibagi menjadi
dua macam berdasarkan media yang
digunakan, yaitu zumba dan aqua zumba.
Senam zumba dilakukan di dalam ruangan
tertutup maupun terbuka dengan sirkulasi
yang cukup. Gerakan pada senam zumba
merupakan gerakan peregangan tubuh yang
didasari oleh empat irama dasar yaitu salsa,
merengue, cumbia, dan reggaeton.
Sedangkan senam aqua zumba adalah senam
zumba yang dilakukan di dalam medium air
(kolam renang) dengan gerakan yang sama
seperti senam zumba pada umumnya. Aqua
zumba memiliki gerakan yang lebih lambat
daripada zumba karena dipengaruhi oleh
beberapa sifat air, seperti daya apung /
buoyancy, resistensi, dan tekanan
hidrostatik. Ketiga sifat air tersebut akan
memberikan perubahan kardiorespirasi
dalam tubuh. 10, 11 (Kurniadi,2014 dan
Luettgen,et al,2012). Gerakan zumba
merupakan gabungan antara tarian salsa,
ramba dan merengue dengan menggunakan
otot-otot tubuh seperti otot pinggul,
pinggang, dan kaki. Zumba juga
dikombinasikan dengan gerakan
pengencangan otot-otot tubuh seperti otot
perut, punggung, paha, betis, otot tebal di
bagian dada (pectoralis) dan sebagainya.
Zumba termasuk tarian yang dapat dengan
cepat membakar kalori dan lemak pada
tubuh karena gerakan dalam tarian zumba
ini bersifat kardio seperti meloncat,
berputar, bergerak cepat dan sebagainya.
para peneliti menemukan bahwa Zumba
kebugaran membakar rata-rata 369 kalori
atau sekitar 9,5 kkal per menit .
Rata-rata HR adalah 154 denyut per menit
(bpm). Rata-rata VO2 Max (ml . kg-1
. min-1
)
47,2. Latihan Zumba ini dilakukan 32-52
menit dalam sekali latihan. Saat berlatih
tarian Zumba akan mengeluarkan keringat
dan pembakaran kalori lebih banyak.
Dengan latihan Zumba tiga kali seminggu
dalam satu bulan dapat menurunkan 3 kg
berat badan (Luettgen,et al,2012).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimental semu (quasi experimental).
8
Sedangkan rancangan penelitiannya dengan
pre test and post testdesign two group
dengan membandingkan antara kelompok
perlakuan kesatu diberikan Senamaquatic
zumba dan kelompok perlakuan kedua
diberikan senamzumba. Sebelum diberikan
perlakuan, kedua kelompok sampel di ukur
frekuensi VO2 Max dengan menggunakn Six
Minute Walking Test terlebih dahulu untuk
mengetahui tingkat frekuensi VO2 Max.
Kemudian setelah menjalani perlakuan, 3
kali seminggu selama 4 minggu kedua
kelompok perlakuan di ukur kembali tingkat
frekuensi VO2 Max. Analisis Data yang
diperoleh dianalisa dengan langkah-langkah
sebagai berikut : Statistik Diskriptif
digunakan untuk menggambarkan
karakteristik fisik sampel yang meliputi usia,
berat badan, tinggi badan, index massa
tubuh, aktivitas tubuh yang datanya diambil
sebelum, dan sesudah perlakuan 4 minggu.
Uji Normalitas Untuk mengetahui
normalitas distribusi data dengan
menggunakan Shapiro Wilk test, jika nilai p
> 0,05 maka data normal, jika nilai p < 0,05
maka data tidak normal (Machfoedz, 2009).
Hasil uji normalitas terhadap kelompok 1
sebelum perlakuan diperoleh nilai p =
0,040maka dapat disimpulkan bahwa data
tidak berdistribusi normal (p<0,05 ) dan
setelah perlakuan nilai p = 0,191 maka dpat
disimpulkan bahwa data tersebut
berdistribusi normal ( p>0,05 ) . Sedangkan
pada kelompok2 sebelum perlakuan nilai p
= 0,061dapat disimpulkan bahwa data
tersebut berdistribusi normal ( p>0,05 ) dan
sesudah perlakuan nilai p = 0,009 dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak
normal (p<0,05 ) . dan uji statistik yang
akan digunakan untuk hipotesis 1 dan 2
adalah wilcoxon. Uji Homogenitas
digunakan untuk mengetahui apakah
beberapa varian populasi adalah sama atau
tidak. Untuk melakukan uji homogenitas
dengan menggunakan Lavene test, jika p >
0,05 maka homogen, jika p < 0,05 maka
tidak homogen (Machfoedz, 2009). Hasil uji
homogenitas data nilai pengukuran vo2 max
dengan Lavene’s test sebelum perlakuan
pada kedua kelompok adalah p = 0,230 dan
sesudah perlakuan adalah p = 0,056. Dengan
demikian data bersifat homogen, karena
nilai p lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).
Uji Hipotesis I Uji Hipotesis I
adalah untuk mengetahui pengaruh senam
zumba terhadap peningkatan vo2
max.Pengujian hipotesis Ho diterima apabila
nilai p > 0,05, sedangkan Ho ditolak apabila
p < 0,05 dan untuk menguji hipotesis I
digunakan uji wilcoxon. Hasil perhitungan
wilcoxon adalahp= 0,001 (p< 0,05) yang
berarti bahwa Ho ditolak, sehingga hipotesis
9
I yang menyatakan bahwa ada pengaruh
senam aquatic zumba terhadap peningkatan
vo2 max. Hipotesis II Uji Hipotesis II adalah
untuk mengetahui pengaruh senamaquatic
zumba terhadap peningkatan VO2
Max.Pengujian hipotesis Ho diterima apabila
nilai p> 0,05 sedangkan Ho ditolak apabila p
< 0,05 dan untuk menguji hipotesis II
digunakan wilcoxon. Hasil perhitungan
wilcoxon adalahp = 0,001 (p< 0,05) yang
berarti bahwa Ho ditolak, sehingga hipotesis
II yang menyatakan bahwa ada pengaruh
senamaquatic zumbaterhadap terhadap
peningkatan VO2 Max Uji Hipotesis IIIUji
hipotesis III adalah untuk mengetahui
perbedaan pengaruh senam aquatic zumba
dan senam zumba terhadap peningkatan VO2
Max. Pengujian Hipotesis Ho diterima
apabila nilai p >0,05 sedangkan Ho ditolak
apabila p <0,05 dan untuk hipotesis III
menggunakan Mann Whitney. Berdasarkan
tabel 4.11 diperoleh nilai probabilitas (nilai
p) sebesar 0,839. hal ini berarti nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05 (p>0,05)
maka Ho diterima dan Ha ditolak, dari
pernyataan tersebut berarti tidak ada
perbedaan pengaruh senam zumba dengan
senam aquatic zumba terhadap terhadap
peningkatan VO2 Max pada remaja putri,
sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian
ini ditolak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Umur
Mahasiswi prodi S1 Fisioterapi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Hasil dari tabel 4.1 bahwa responden
pada kelompok latihan senam aquatic
zumba berjumlah 14 orang. dan Sehingga
responden pada kelompok latihan senam
zumba air berjumlah 14 orang.
Tabel 4.2
Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Berat
Badan Mahasiswa Prodi S1 Fisioterapi Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta
Usia (Tahun)
Kelompok 1 Kelompok 2
Frekuensi % Frekuensi %
19 6 42,9 1 71
20 5 35,7 5 35,7
21 3 21,4 7 50,0
22 0 0 1 7,1
Jumlah 14 100 %
14 100 %
Mean SD
19,78 0,80
20,57 0,75
Berat
Badan
(kg)
Kelompok 1 Kelompok 2
Frekuensi % Frekuensi %
52-56 6 42.9 5 35.7
57-61 6 42.9 5 35.7
62-66 1 7.1 2 14.3
67-71 1 7.1 2 14.3
Jumlah 100
%
12 100
%
Mean
SD
1.7857
0.89258
2.0714
1.07161
10
Hasil pada tabel 4.2 menunjukan
bahwa Sehingga responden pada kelompok
latihan senam aerobic intensitas sedang
berjumlah 14 orang dan responden pada
kelompok latihan senam aerobicintensitas
sedang berjumlah 14 orang.
Tabel 4.3
Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Tinggi
Badan Mahasiswa Prodi S1 Fisioterapi
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Hasil dari tabel 4.3 bahwa responden
pada kelompok latihan senam aquatic
zumba berjumlah 14 orang, dan responden
pada kelompok latihan senamaquatic zumba
berjumlah 14 orang.
Tabel 4.4 Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan IMT
Mahasiswa Prodi S1 Fisioterapi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Hasil tabel 4.4 menunjukan jika responden
pada kelompok latihan senam aquatic
zumba berjumlah 14 orang, dan responden
pada kelompok latihan senam zumba
berjumlah 14 orang.
Tabel 4.5 Nilai pengukuran VO2 Max kelompok
senam aquatic zumba Sebelum dan sesudah perlakuan
Hasil dari tabel 4.5 bahwa menunjukan
rerata latihan senam aquatic zumba pada
kelompok 1 sebelum perlakuan adalah 40,46
dan nilai simpang baku 1,277 sedangkan
rerata sesudah perlakuan 65,21 dan nilai
simpang baku 1,251.
Tinggi Badan (cm)
Kelompok 1 Kelompok 2
Frekuensi % Frekuensi %
147-151 2 14.3 2 14.3
152-156 8 57.1 10 71.4
162-166 2 14.3 1 7.1
167-171 2 14.3 1 7.1 Jumlah 14 100
% 14 100
% Mean
SD 2.2857
0.91387 2.2143
1.05090
Index masa tubuh
(kg/m2)
Kelompok 1 Kelompok 2
Frekuensi % Frekuensi %
Overweigth 8 57.1 4 28.6
Obesitas 6 42.9 10 71.4 Jumlah 14 100
% 14 100
% Mean
SD 1.4286
0.51355 1.7143
0.46881
Responden
Kelompok 1 Nilai pengukuran
VO2 Maxsebelum
perlakuan
Nilai pengukuran VO2 Max sesudah
perlakuan
EC 40 53 DW 39 54 WL 38 55 SY 40 55 DD 41 57 YN 42 56 AD 41 56 PT 42 54 FT 42 55 IN 40 55 RT 40 57 RN UC SN
40 42 42
57 54 55
Mean ± SD
40,46±1,277 55,21± 1,251
Maximum
38 53
Minimun
42 57
11
Tabel 4.6 Nilai pengukuran VO2 Max kelompok senam zumba Sebelum dan sesudah
perlakuan
Hasil dari tabel 4.6 menunjukan jika rerata
latihan senamaquatic zumba pada kelompok
1 sebelum perlakuan adalah 41,29 dan nilai
simpang baku 0,994 sedangkan rerata
sesudah perlakuan 55,07 dan nilai simpang
baku 0,730.
HASIL
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan pengaruh senam aquatic
zumbadengan senam zumba terhadap
peningkatan Vo2 Max pada remaja putri
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Data
hasil Vo2 Max di ukur dengan Six Minute
Walking Test sebelum dan setelah diberikan
senam aquatic zumba dengan senam zumba.
Sampel dalam penelitian ini diambil dari
mahasiswi prodi S1 Fisioterapi Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan teknik
randomisasi yaitu pengambilan sample
secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu. Secara
keseluruhan sampel berjumlah 24 orang
sampel yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu
kelompok perlakuan I diberi perlakuan
senam aquatic zumba dan kelompok
perlakuan II diberi perlakuan senam zumba.
Pembagian kelompok pada sampel adalah
dengan cara mengambil undian dengan
tujuan pembagian secara acak yang
memungkinkan tiap subyek mendapatkan
perlakuan yang sama. Dan penelitian ini di
lakukan 3 kali seminggu selama 4 minggu
pada bulan Mei sampai Juni.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
Ada pengaruh senam aquatic zumba
terhadap peningkatan VO2 Max pada remaja
putri di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Ada pengaruh senam zumba terhadap
peningkatan VO2 Max Universitas ‘Aisyiyah
Responden
Kelompok 2 Nilai
pengukuran VO2 Max sebelum
perlakuan
Nilai pengukuran VO2 Maxsesudah
perlakuan
LA 40 55 MF 41 56 MG 41 55 EN 40 55 NF 41 56 IP 42 54 SN 42 56 AI 42 55 NN 41 55 NM 43 54 JL 43 55 LL SF
WD
41 41 40
55 56 54
Mean ± SD
41,29±0,994 55,07± 0,730
Maximum 40 54 Minimun 43 56
12
Yogyakarta. Tidak Ada perbedaan pengaruh
senam aquatic zumba dengan senam zumba
terhadap peningkatan VO2 Max di
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
mengenai perbedaan pengaruh senam
aquatic zumba dengan senam zumba
terhadap peningkatan VO2 Max pada
mahasiwi di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta. Maka penulis mengemukakan
saran. Bagi Institusi Pendidikan Fisioterapi
Memberikan tambahan keilmuan serta
referensi tentang senam aquatic zumba
dengan senam zumba terhadap peningkatan
VO2 Max pada mahasiswi di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta. Bagi Responden
Tambahan pengetahuan bagi responden
tentang senam aquatic zumba dengan senam
zumba dapat meningkatkan VO2 Max Peneliti
Mengetahui adanya perbedaan pengaruh
senam aquatic zumba dengan senam zumba
terhadap peningkatan VO2 Max. Peneliti
selanjutnya Memberikan saran kepada
peneliti selanjutnya untuk dapat mengontrol
secara langsung aktifitas sehari-hari
responden dan meneliti factor sehari-hari
responden yang dapat mempengaruhi
penurunan VO2 Max.
DAFTAR PUSTAKA
1. Izzaty. (2015). PerbandinganNilai Vo2 Max Pada Kelompok Pesenam Aqua Zumba Dengan Kelompok Pesenam Zumba Media Medika Muda Volume 4, Nomor 4 Mei 2017
2. Munzirin,R. (2016). Perbedaan Pengaruh Senam Aerobic Intensitas Sedang Dengan Senam Zumba Di Air Terhadap Peningkatan Vo2 Max Pada Remaja Putri Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. SKRIPSI.
3. Okonkwo.NM. (2012). Energy Expenditure and Physiological Responses to 60 Minute Zumba Aerobic Sessions (Group Class Versus Home) In Healthy Adult Females. United Kingdom: University of Chester. 2012.
4. Luettgen, M. Foster, C, Doberstein S, Zumba : Is the "Fitness-Party" a Good Workout? Journal of Sport Science and Medicine. 2012;11:357-8.
5. Machfoedz. (2009). Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan. Fitramaya Yogyakarta. diakses pada tanggal 27 maret 2017