Membangun Infrastruktur
Maritim NusantaraJAKARTA, 31 AGUSTUS 2021
Rencana Pembangunan Konsep Tol LautSumber : RPJMN 2015-2019
Perkembangan Trayek Tol LautSumber : http://geraimaritim.kemendag.go.id/trayek
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Indonesia Singapore Malaysia
Thailand Philippines Vietnam
Sumber : World Bank 2018
Logistic Performance Index
Estimasi Biaya Logistik Nasional 2004-2015
Berdasarkan Model % PDB
Sumber: Prediksi Pesimist ik Biaya Logist ik Nasional Tahun 2014-2015, Pusat PengkajianLogist ik dan Rantai Pasok ITB, diolah (Asisten Deputi Moneter dan Sektor EksternalDeputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan - Kemenko BidangPerekonomian RI, 2021)
Alur Laut Kepulauan IndonesiaSumber : http://maritimnews.com/wp-content/uploads/2016/04/ALKI.jpg
Sumber : BPS, diolah
Kontribusi Angkutan Laut Terhadap Pembentukan PDB
-0.6
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
Triw
ula
n I
Triw
ula
n II
Triw
ula
n III
Triw
ula
n IV
Triw
ula
n I
Triw
ula
n II
Triw
ula
n III
Triw
ula
n IV
Triw
ula
n I
Triw
ula
n II
Triw
ula
n III
Triw
ula
n IV
Triw
ula
n I
Triw
ula
n II
Triw
ula
n III
Triw
ula
n IV
Triw
ula
n I
Triw
ula
n II
Triw
ula
n III
Triw
ula
n IV
Triw
ula
n I
Triw
ula
n II
Triw
ula
n III
Triw
ula
n IV
Triw
ula
n I
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Angkutan Darat Angkutan Laut Angkutan Udara
Perpres No.26 Tahun 2012 tentang
Cetak Biru Pengembangan Sistem
Logistik Nasional
Sislogda belum optimal mencapai
tujuannya. Masih banyak daerah yang
belum memiliki sislogda.
182
233
63
92
51
16115
24046 2382325559
32634
4282
9191 91227612 8237
0
50
100
150
200
250
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
2015 2016 2017 2018 2019
Charter Asing Nasional Keagenan Asing
Sumber: Stat istik Perhubungan 2019 (Buku I)Kementerian Perhubungan
Jumlah Armada Angkutan Laut Menurut Kepemilikan
27367
1649
160 3458
Angkutan Laut(pelayaran)
Pelayaran Rakyat
Perintis
Angkatan LautKhusus ( SIOPSUS)
Jumlah Armada Angkutan Laut
Menurut Jenis Pelayaran
Sumber: Stat ist ik Perhubungan 2019 (Buku I) Kementerian
Perhubungan
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
110.0
120.0Q
1 2
01
6
Q2 2
01
6
Q3 2
01
6
Q4 2
01
6
Q1 2
01
7
Q2 2
01
7
Q3 2
01
7
Q4 2
01
7
Q1 2
01
8
Q2 2
01
8
Q3 2
01
8
Q4 2
01
8
Q1 2
01
9
Q2 2
01
9
Q3 2
01
9
Q4 2
01
9
Q1 2
02
0
Q2 2
02
0
Q3 2
02
0
Q4 2
02
0
Q1 2
02
1
Indonesia Malaysia Singapura
Nilai Indeks Liner Shipping Connectivity
Sumber : UNCTAD
140030.0
27114.010392.1
9164.5
6701.3 6589.7
467.2
451.1
176.6
1.6
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Total fleet Oil tankers Bulk carriers
General cargo Container ships Other types of ships
Sumber: UNCTAD,2021
Merchant Fleet by Flag of Registration and by Type of Ship (DWT in thousand)
Sentralisasi Desentralisasi
Jumlah dan Persentase Pelabuhan Perikanan Menurut PulauSumber : Statistik Pelabuhan Perikanan 2019-BPS
Permasalahan yang dihadapi oleh pelabuhan barang di Indonesia diantaranya (Herdian, 2019):
Dwelling time yang masih lambat
Demurrage adalah batas waktu pemakaian peti kemas di dalam pelab
uhan (containeryard). Seringkali, waktu tunggu untuk berlabuh jauh lebih
lama daripada waktu untuk berlayar.
Peralatan penunjang aktivitas pelabuhan
Sumber daya manusia
Gambar : http://dephub.go.id/post/read/inaportnet,-sistem-informasi-standar-pelayanan-kapal-dan-barang
a.penyediaan fasilitas dan
b.interkonektivitas antar mo
da trasnportasi pendukungpada pelabuhan.
Gambar: https://www.republika.co.id/berita/p3gx3i428/pengguna-moda-transportasi-meningkat-selama-2017
Penataan Ruang dan Ego Sektoral Pelabuhan
Perkembangan Regional dan Pelabuhan
Gambar: http://dephub.go.id/post/read/dukung-pemanfaatan-it,-kemenhub-genjot-pengembangan-inaportnet
Penutup
Konektiv itas dan Tol Laut : Fungsi Tol Laut Belum Optimal
Pelabuhan : secara umum masih perlu perbaikan dari sisi fasilitas penunjang.
Pelabuhan Barang : Dwelling time; kapasitas SDM yang tidak memadai.
Pelabuhan Penumpang : Interkonektivitas Moda Transportasi
Pelabuhan Perikanan : Interkonektivitasdengan fasiltias off farm (cold storage, resi Gudang).
Asas cabotage disatu sisi menguntungkan, namun menyisakan permasalahan yang fundamental pada efisiensi dan kapasitas kapal sehingga biaya logistik menjadi mahal.
Harmonisasi aturan belum terjalin.