7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
1/21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Retardasi mental menurut Diagnostic and Statical Manual of Mental
Disorder) merupakan gangguan yang ditandai oleh fungsi intelektual yang secara
signifikan di bawah rata-rata (IQ kira-kira 70 atau lebih rendah) yang bermula
sebelum usia 18 tahun disertai penurunan fungsi adaptif. Fungsi adaptif ialah
kemampuan individu tersebut untuk secara efektif menghadapi kebutuhan untuk
mandiri yang dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. Gangguan ini mencakup
tentang fungsi kognitif dan sosial. Orang-orang yang secara mental mengalami
keterbelakangan, memiliki perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih
rendah dan mengalami kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial.
3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan mental.
Sayangnya pasien yang mengalami retardasi mental dan tidak dapat
beradaptasi dan bersosialisasi dapat melakukan tindakan-tindakan yang
mengganggu ketertiban umum dan meresahkan masyarakat. Namun dalam
menciptakan ketertiban umum aparat kepolisisan tidak dapat menangkap dan
menghukum orang yang megalami retardasi mental tersebut, yang mana orang
yang mengalami retardasi mental tersebut akan dimasukkan ke rumah sakit jiwa
sebagai usaha dalam pengobatan pasien yang, mengalami mental retardasi
tersebut.
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
2/21
Hal tersebutlah yang melatarbelakangi kami untuk mengangkat tema
retardasi mental pada makalah ini, yaitu dengan menganalisis sebuah kasus
retardasi mental yang terjadi pada Musa di mana retardasi mental yang
dialaminya membuat Musa melakukan tindakan yang meresahkan masyarakat
sehingga musa di masukkan ke rumah sakit jiwa.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah kasus ini bisa dikatakan termasuk kasus mental retardasi?2. Bagaimana tinjauan mental retardasi pada kasus ini dilihat dari KUHP?3. Bagaimana tinjauan mental retardasi pada kasus ini dilihat dari Undang-
Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan?
1.3.Tujuan
1. Mengetahui apakah kasus ini bisa dikatakan termasuk kasus mental retardasi?2. Mengetahui tinjauan mental retardasi pada kasus ini dilihat dari KUHP?3. Mengetahui tinjauan mental retardasi pada kasus ini dilihat dari Undang-
Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan?
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
3/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Retardasi Mental
DEFINISI
Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental,RM) adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai
dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berpelilaku adaptif),
yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun.
Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki
perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami
kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial.
3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan mental.
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
4/21
PENYEBAB
Tingkat kecerdasan ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.
Pada sebagian besar kasus RM, penyebabnya tidak diketahui; hanya 25% kasus
yang memiliki penyebab yang spesifik.
Secara kasar, penyebab RM dibagi menjadi beberapa kelompok:
1. Trauma (sebelum dan sesudah lahir)- Perdarahan intrakranialsebelum atau sesudah lahir
- Cedera hipoksia (kekurangan oksigen), sebelum, selama atau sesudah
lahir
- Cedera kepala yang berat
2. Infeksi (bawaan dan sesudah lahir)-Rubella kongenitalis
-Meningitis
- Infeksisitomegalovirus bawaan
-Ensefalitis
- Toksoplasmosis kongenitalis
-Listeriosis
- InfeksiHIV
3. Kelainan kromosom- Kesalahan pada jumlah kromosom (Sindroma Down)
-Defekpada kromosom (sindroma X yang rapuh,sindroma Angelman,
sindroma Prader-Willi)
- Translokasi kromosom dansindroma cri du chat
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
5/21
4. Kelainangenetikdan kelainan metabolik yang diturunkan- Galaktosemia
- Penyakit Tay-Sachs
-Fenilketonuria
- SindromaHunter
- SindromaHurler
- Sindroma Sanfilippo
-Leukodistrofi metakromatik
-Adrenoleukodistrofi
- SindromaLesch-Nyhan
- SindromaRett
- Sklerosis tuberosa
5. Metabolik- SindromaReye
-Dehidrasi hipernatremik
-Hipotiroid kongenital
-Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik)
6. Keracunan- Pemakaian alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil
- Keracunan metilmerkuri
- Keracunan timah hitam
7. Gizi-Kwashiorkor
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
6/21
-Marasmus
-Malnutrisi
8. Lingkungan- Kemiskinan
- Status ekonomi rendah
- Sindroma deprivasi.
GEJALA
Tingkatan Retardasi Mental
Tingkat
Kisaran
IQ
Kemampuan
Usia
Prasekolah
(sejak lahir-5
tahun)
Kemampuan
Usia Sekolah
(6-20 tahun)
Kemampuan
Masa Dewasa
(21 tahun keatas)
Ringan 52-68
Bisa
membangun
kemampuan
sosial &
komunikasi
Koordinasi
otot sedikit
terganggu
Seringkali
Bisa
mempelajari
pelajaran kelas
6 pada akhir
usia belasan
tahun
Bisa
dibimbing ke
arah pergaulan
Biasanya bisa
mencapai
kemampuan
kerja &
bersosialisasi yg
cukup, tetapi
ketika
mengalami stres
sosial ataupun
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
7/21
tidak
terdiagnosis
sosial
Bisa dididik
ekonomi,
memerlukan
bantuan
Moderat 36-51
Bisa
berbicara &
belajar
berkomunikasi
Kesadaran
sosial kurang
Koordinasi
otot cukup
Bisa
mempelajari
beberapa
kemampuan
sosial &
pekerjaan
Bisa belajar
bepergian
sendiri di
tempat-tempat
yg dikenalnya
dengan baik
Bisa
memenuhi
kebutuhannya
sendiri dengan
melakukan
pekerjaan yg
tidak terlatih
atau semi terlatih
dibawah
pengawasan
Memerlukan
pengawasan &
bimbingan ketika
mengalami stres
sosial maupun
ekonomi yg
ringan
Berat 20-35
Bisa
mengucapkan
beberapa kata
Bisa
berbicara atau
belajar
Bisa
memelihara diri
sendiri dibawah
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
8/21
Mampu
mempelajari
kemampuan
untuk
menolong diri
sendiri
Tidak
memiliki
kemampuan
ekspresif atau
hanya sedikit
Koordinasi
otot jelek
berkomunikasi
Bisa
mempelajari
kebiasaan hidup
sehat yg
sederhana
pengawasan
Dapat
melakukan
beberapa
kemampuan
perlindungan diri
dalam
lingkungan yg
terkendali
Sangat
berat
19 atau
kurang
Sangat
terbelakang
Koordinasi
ototnya sedikit
sekali
Mungkin
memerlukan
perawatan
khusus
Memiliki
beberapa
koordinasi otot
Kemungkinan
tidak dapat
berjalan atau
berbicara
Memiliki
beberapa
koordinasi otot
& berbicara
Bisa merawat
diri tetapi sangat
terbatas
Memerlukan
perawatan
khusus
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
9/21
Anak dengan MR ringan (IQ 52-68) bisa mencapai kemampuan membaca sampai
kelas 4-6. Meskipun memiliki kesulitan membaca, tetapi mereka dapat
mempelajari kemampuan pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Mereka memerlukan pengawasan dan bimbingan serta pendidikan dan pelatihan
khusus.
Biasanya tidak ditemukan kelainan fisik, tetapi mereka bisa menderita epilepsi.
Mereka seringkali tidak dewasa dan kapasitas perkembangan interaksi sosialnya
kurang.
Mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru
dan mungkin memiliki penilaian yang buruk.
Mereka jarang melakukan penyerangan yang serius, tetapi bisa melakukan
kejahatan impulsif.
Anak-anak dengan RM moderat (IQ 36-51) jelas mengalami kelambatan dalam
belajar berbicara dan keterlambatan dalam mencapai tingkat perkembangan
lainnya (misalnya duduk dan berbicara). Dengan latihan dan dukungan dari
lingkungannya, mereka dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu.
Anak-anak dengan RM berat (IQ 20-35) dapat dilatih meskipun agak lebih susah
dibandingkan dengan RM moderat.
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
10/21
Anak-anak dengan RM sangat berat (IQ 19 atau kurang) biasanya tidak dapat
belajar berjalan, berbicara atau memahami.
Angka harapan hidup untuk anak-anak dengan RM mungkin lebih pendek,
tergantung kepada penyebab dan beratnya RM. Biasanya, semakin berat RMnya
maka semakin kecil angka harapan hidupnya.
DIAGNOSA
Seorang anak RM menunjukkan perkembangan yang secara signifikan lebih
lambat dibandingkan dengan anak lain yang sebaya.
Tingkat kecerdasan yang berada dibawah rata-rata bisa dikenali dan diukur
melalui tes kecerdasan standar (tes IQ), yang menunjukkan hasil kurang dari 2 SD
(standar deviasi) dibawah rata-rata (biasanya dengan angka kurang dari 70, dari
rata-rata 100).
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal
mungkin.
Sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi
pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi
senormal mungkin.
Pendekatan perilaku sangat penting dalam memahami dan bekerja sama dengan
anak RM.
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
11/21
PENCEGAHAN
Konsultasi genetik akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang
tua dari anak RM mengenai penyebab terjadinya RM.
VaksinasiMMR secara dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella
(campak Jerman) sebagai salah satu penyebab RM.
Amniosentesis dan contoh vili korion merupakan pemeriksaan diagnostik yang
dapat menemukan sejumlah kelainan, termasuk kelainan genetik dan korda
spinalis atau kelainan otak pada janin.
Setiap wanita hamil yang berumur lebih dari 35 tahun dianjurkan untuk menjalani
amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki resiko
melahirkan bayi yang menderita sindroma Down.
USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak.
Untuk mendeteksi sindroma Down danspina bifida juga bisa dilakukan
pengukuran kadaralfa-protein serum.
Diagnosis RM yang ditegakkan sebelum bayi lahir, akan memberikan pilihan
aborsi atau keluarga berencana kepada orang tua.
Tindakan pencegahan lainnya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
RM:
Genetik
Penyaringanprenatal(sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
12/21
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
13/21
(1)Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
padanya, disebabkan oleh jiwanya cacat dalam tumbuhnya atau terganggu karena
penyakit, tidak dipidana
(2)Jika ternyata bahwa perbuatan tidak dapat dipertanggungjawabkan padanya
disebabkan karena jiwanya cacat dalam tumbuhnya atau terganggu karena
penyakit, maka hakim dapat memerintahkan supaya orang itu dimasukkan
kedalam rumah sakit jiwa, paling lama satu tahun sebagai waktu percobaan.
(3)Ketentuan tersebut dalam ayat (2) hanya berlaku bagi Mahkamah Agung,
Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri
2.3. Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Bagian Ketujuh
Kesehatan Jiwa
Pasal 24
(1) Kesehatan jiwa diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang schat
secara optimal baik intelektual maupun emotional.
(2) Kesehatan jiwa meliputi pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
jiwa, pencegahan dan penanggulangan masalah psikososial dan
gangguan jiwa, penyembuhan dan pemulihan penderita gangguan
jiwa.
(3) Kesehatan jiwa dilakukan oleh perorangan, lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat,
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
14/21
didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana lainnya.
Pasal 25
(1) Pemerintah melakukan pengobatan dan perawatan, pemulihan, dan
penyaluran bekas penderita gangguan jiwa yang telah selesai
menjalani pengobatan dan atau perawatan ke dalam masyarakat.
(2) Pemerintah membangkitkan, membantu, dan membina kegiatan
masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan masalah
psikososial dan gangguan jiwa, pengobatan dan perawatan penderita
gangguan jiwa, pemulihan serta penyaluran bekas penderita ke dalam
masyarakat.
Pasal 26
(1) Penderita gangguan jiwa yang dapat menimbulkan gangguan terhadap
keamanan dan ketertiban umum wajib diobati dan dirawat di sarana
pelayanan keschatan jiwa atau sarana pelayanan kesehatan lainnya.
(2) Pengobatan dan perawatan penderita gangguan jiwa dapat dilakukan
atas permintaan suami atau istri atau wali atau anggota keluarga
penderita atau atas prakarsa pejabat yang bertanggung jawab atas
kcamanan dan ketertiban di wilayah setcmpat atau hakim pengadilan
bilamana dalam suatu perkara timbul persangkaan bahwa yang
bersangkutan adalah penderita gangguan jiwa.
Pasal 27
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
15/21
Ketentuan mengenai kesehatan jiwa dan upaya penanggulangannya ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 84
Barang siapa :
1. mengedarkan makanan dan atau minuman yang dikemas tanpa
mencantumkan tanda atau label sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 ayat (2);
2. menyelenggarakan tempat atau sarana pelayanan umum yang tidak
memenuhi ketentuan standar dan atau persyaratan lingkungan yang
sehat sebagamna dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4);
3. menyelenggarakan tempat kerja yang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3);
4. menghalangi penderita gangguan jiwa yang akan diobati dan atau
dirawat pada sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1);
5. menyelenggarakan sarana kesehatan yang tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) atau
tidak memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1);
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau
pidana denda paling banyak Rp 15.000.000,00 (lima belas juta
rupiah).
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
16/21
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Kasus
Liputan6.com, Medan: Kesibukan di Rumah Sakit Jiwa Pusat Medan
bertambah sejak 10 Juni 2003. Rumah sakit jiwa terbesar di Sumatra Utara ini
kedatangan pasien istimewa bernama Musa. Anak berumur 14 tahun ini
berada di sana atas permintaan Polsekta Medan Baru yang ingin mendapatkan
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
17/21
kepastian tentang kondisi kejiwaannya.
Menurut para perawat di RSJ Medan, secara sederhana Musa bisa menjawab
pertanyaan tentang kondisi keluarganya. Bahkan dia mampu mengingat secara
rinci tentang perbuatannya membongkar kuburan dan mengambil tulang-
belulang di dalamnya. Namun demikian, para perawat mengaku kesulitan
berkomunikasi karena seringkali Musa tak peduli dengan ucapan orang lain.
Dia hanya bisa berkomunikasi dengan adiknya, Ranjani.
Musa terpaksa berurusan dengan polisi dan berada di rumah sakit jiwa karena
perbuatannya membongkar sebelas kuburan di Pemakaman Kristen Padang
Bulan Medan pada 7 Juni 2003. Tak hanya membongkar, dia juga mengambil
tulang-belulang manusia dari kuburan-kuburan itu untuk dikoleksi. Anehnya,
Musa berlaku seolah tak terjadi apa-apa kendati terlibat kasus kriminal yang
menggemparkan warga Medan.
Penjaga kuburan Padang Bulan Medan Temanta Tarigan menuturkan, awalnya
dia mendengar suara berisik di dekat rumahnya yang bersebelahan dengan
kompleks pemakaman. Karena curiga, Temanta keluar rumah untuk
mengetahui asal suara tersebut. Namun, saat itu dia tidak melihat sesuatu yang
mencurigakan.
Sekitar pukul delapan pagi, seorang penjaga kuburan lainnya melihat seorang
anak tak dikenal berada di areal pekuburan. Anak yang tengah berusaha
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
18/21
melubangi sebuah makam itu ternyata Musa. Penjaga kuburan pun
memberitahu warga sekitar dan teman-temannya. Akhirnya warga mengepung
dan menangkap Musa tanpa perlawanan.
Setelah menangkap tersangka, Temanta melaporkan kasus tersebut ke
Polsekta Medan Baru dan menyerahkan Musa. Di kantor polisi, Musa sempat
diinterogasi. Tapi jawaban-jawaban yang diberikannya sulit dipahami. Polisi
akhirnya membawa Musa ke rumah sakit jiwa karena menduga kuat kondisi
kejiwaannya tidak normal.
Perbuatan Musa membongkar kuburan dan mengambil fosil manusia memang
telah menggemparkan masyarakat kota tersebut. Tapi yang paling terkejut
adalah Sejahtera Ginting dan Maidah, orangtua angkat Musa. Warga Dusun
Dua, Kampung Sei Beras Sekata, Deli Serdang, Medan, ini mengasuh Musa
sejak bayi setelah menerima dari orangtuanya yang juga kakak kandung
Maidah.
Sejahtera dan Maidah menuturkan, sebenarnya Musa diberi nama Sahibana
dengan panggilan Sahi oleh orangtua kandungnya. Karenanya, nama tersebut
yang dikenal keluarga dan warga sekitar. Sejak bayi, Musa memang sering
sakit. Bahkan, dia pernah terserang kejang-kejang dengan panas badan tinggi
yang oleh warga disebut sakit step. Selain sakit, menurut mereka, tingkah laku
Musa selama ini juga aneh. Meski demikian, dia tetap berperangai baik dan
bersedia membantu orangtua dengan kemampuan yang sangat terbatas. Musa
juga bisa berinteraksi dengan tiga adiknya serta bergaul dengan anak-anak
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
19/21
sebaya di lingkungan setempat.
Ketika masih kecil, Musa sempat bersekolah. Tapi baru sebulan duduk di
bangku kelas satu sekolah dasar, pihak sekolah mengeluarkannya karena
dianggap berperilaku ganjil. Selain bersikap aneh, Musa juga diakui sering
meninggalkan rumah tanpa alasan jelas. Biasanya, dia menghilang selama dua
atau tiga hari dan kemudian pulang sendiri tanpa dicari. Jika ditanya ke mana
perginya, Musa tak pernah menjawab. Terakhir dia meninggalkan rumah
selama delapan hari sebelum akhirnya tertangkap membongkar kuburan.
Keanehan lain Musa adalah kebiasaannya menggigit tangannya sendiri hingga
terluka. Perbuatan itu biasanya dilakukan bila sedang marah.
Menyadari keanehan pada anaknya, Sejahtera dan Maidah tak tinggal diam.
Bahkan mereka telah berupaya mengobati Musa sejak masih kecil. Namun,
faktor ekonomi membuat mereka tak lagi mampu berbuat banyak. Maklum,
kedua orangtua angkat Musa ini hanya berprofesi sebagai buruh tani.
Kendati begitu, kasih sayang Sejahtera dan Maidah kepada Musa tak berbeda
dengan ketiga anak kandung mereka. Sebab itu, Maidah berharap kelak bisa
memasukkan Musa ke panti asuhan untuk mengubah perilakunya
Masa observasi terhadap perilaku pembongkar makam ini dinilai harus
dilakukan setidaknya hingga 20 hari. Tahapan ini harus dilalui untuk
mendapatkan kepastian tentang kondisi kejiwaannya. Nantinya, hasil
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
20/21
pengamatan tersebut diserahkan kepada polisi sebagai acuan untuk proses
hukum selanjutnya.
Menurut Wakil Direktur Bidang Medis RSJ Medan dokter Donald S, perilaku
Musa selama beberapa hari di rumah sakit jiwa menunjukkan kecenderungan
seorang anak yang mengalami keterbelakangan mental. "Taraf
keterbelakangan mental dia itu kira-kira mulai dari taraf sedang sampai yang
berat. Di tengah-tengahnya begitu," ungkap Donald. Secara fisik pun, lanjut
Donald, Musa tak bisa dikategorikan normal seperti layaknya anak yang
beranjak remaja. Soalnya, dia berparas layaknya anak berusia 20 tahun.
Berdasarkan analisa sementara, Musa mengalami retardasi mental. Dalam
kasus Musa, tambah Donald, retardasi mental bisa disebabkan beberapa
faktor. Antara lain riwayat kesehatan, lingkungan, dan keturunan seseorang.
Retardasi mental dapat diartikan sebagai suatu keadaan perkembangan mental
yang terhenti atau tidak lengkap. Ini terutama terlihat selama masa
perkembangan sehingga berpengaruh pada semua tingkat inteligensia, yaitu
kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial. Retardasi mental kadang
disertai gangguan jiwa atau gangguan fisik lain.
Apa pun kondisi kejiwaan Musa, perbuatannya telah menyinggung perasaan
ahli waris atau pihak keluarga yang makamnya dibongkar. Suharti Ginting,
misalnya, yang makam orangtuanya dibongkar Musa. Wanita ini mengaku
berani membunuh untuk membalas perlakuan tersangka Namun demikian,
7/27/2019 Makalah Bhp Mental Retardasi
21/21
Suharti menyadari emosinya tak berarti apa-apa. Apalagi setelah mengetahui
kondisi kejiwaan tersangka.
Kini, sebagian dari sebelas makam yang dibongkar Musa sudah diperbaiki
setelah jasad yang tersisa dimasukkan kembali ke dalamnya. Sementara
sebuah makam dibongkar sendiri oleh pihak ahli waris dan tulang-belulangnya
dipindahkan ke kuburan lain. Sedangkan beberapa makam lainnya masih
tampak berlubang karena pihak keluarga belum mengetahui. Yang pasti,
sebagian kalangan hanya berharap jasad orang yang telah tiada tetap dihormati
seperti saat dirinya masih hidup.
3.2.Pembahasan Kasus