1
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN KELUARGA BINAAN
“TUBERCULOSIS PARU”
Oleh
Puji Nurhidayati
H1A 010 034
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
PUSKESMAS KEDIRI
2015
2
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat. TB adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri
berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis dan
ditularkan melalui perantara droplet udara (Hiswani, 2004).
Mycobacterium tuberkulosis telah menginfeksi sepertiga pendudiuk
dunia. Pada Tahun 1993, WHO mencanangkan kedaruratan global
penyakit TB karena pada sebagian besar negara di dunia. Penyakit TB
tidak terkendali, ini disebabkan banyaknya penderita yang tidak berhasil
disembuhkan, terutama penderita menular / BTA (+). Pada tahun 1995
diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita baru TBC dengan
kematian 3 juta orang. Jumlah penderita TB diperkirakan akan meningkat
seiring dengan munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia (Depkes RI, 2002;
Kemenkes RI, 2011).
Tahun 1999, WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000
kasus baru TB dengan kematian karena TB sekitar 140.000. Secara kasar
diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita
baru TB paru BTA (+) (Depkes RI, 2002; Girsang, 2002; Permatasari,
2005). Seorang penderita TB aktif dapat menularkan basil TB kepada 10
orang di sekitarnya dalam kurun waktu 1 tahun. (Girsang, 2002;
Permatasari, 2005). Pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat
yang tidak lengkap diduga telah menimbulkan kekebalan ganda kuman
TB terhadap obat Anti–tuberkulosis (OAT) atau Multi Drug Resistance
(MDR) (Depkes RI, 2002; Hiswani, 2004; Kemenkes RI, 2011).
Kasus baru penyakit TB paru BTA (+) di Kecamatan Kediri yang terdeteksi pada
awal tahun 2015 bulan januari-september mengalami peningkatan pada bulan agustus yakni
sebanyak 13 pasien. Pada triwulan ketiga tahun 2015 ditemukan angka paling tinggi suspek
TB sebanyak 156 pasien.
Berdasarkan data-data tersebut di atas, maka perlu ditelaah lebih lanjut mengenai
aspek yang menyebabkan mengapa angka kejadian TB paru masih saja tinggi dan faktor-
faktor yang memungkinkan penularannya sehingga dapat dilakukan pencegahan dan angka
3
kejadian penyakit ini pun dapat ditekan. Maka dari studi kasus ini, diharapkan untuk dapat
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit TB tersebut.
4
BAB II
LAPORAN KELUARGA BINAAN
I. Identitas Keluarga Binaan
Data pasien keluarga Binaan
Pasien Keterangan
Nama Tn. Tuhur Suami ny, Sapinah
Umur / tgl. Lahir 70 tahun/
Alamat Perumahan Pondok Pesantren
Nurul Hakim, Sedayu tengah.
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status perkawinan Menikah
Telah diobati sebelumnya
-
Alergi obat -
II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga . Tn. Tuhur. Tn. Tuhur
merupakan suami dari ny. Sapinah. Keluarga inti dari Tn. Tuhur terdiri dari istri, anak,
menantu dan cucu. Tn. Tuhur tinggal bersama dengan keluarganya dalam satu rumah di
salah satu perumahan Pondok Pesantren Nurul Hakim. Dalam keluarga binaan ini terdapat 6
orang anggota keluarga lainnya. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh
pada saat kunjungan pertama yang tinggal serumah dengan Tn. Tuhur.
Data Anggota Keluarga:
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Ny.Sapinah Istri Tn. Tuhur
Umur 65 Tahun
Alamat Perumahan Pondok Pesantren Nurul
Hakim, Sedayu tengah.
5
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan -
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn. Saprudin Anak Tn. Tuhur
Umur 40 tahun
Alamat Perumahan Pondok Pesantren Nurul
Hakim, Sedayu tengah.
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Penjaga di Ponpes Nurul Hakim
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Ny. mariani Menantu Tn. Tuhur
Umur 38 tahun
Alamat Perumahan Pondok Pesantren Nurul
Hakim, Sedayu tengah.
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan IRT
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama An. Fatimah Cucu Tn. Tuhur
Umur 10 tahun
Alamat Perumahan Pondok Pesantren Nurul
Hakim, Sedayu tengah.
Agama Islam
Pendidikan MI
Pekerjaan Pelajar
Status Belum menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama An. Ahmad Cucu Tn. Tuhur
6
Umur 18 Bulan
Alamat Perumahan Pondok Pesantren Nurul
Hakim, Sedayu tengah.
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status Belum menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama An. Ahmad Cucu Tn. Tuhur
Umur 18 Bulan
Alamat Perumahan Pondok Pesantren Nurul
Hakim, Sedayu tengah.
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status Belum menikah
7
Keluarga Tn. Zauzi secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga sebagai berikut:
Sdr.I Tn. T (meninggal)
Ibu Tn Tuhur (meninggal)
Bapak Tn. Tuhur (meninggal)
Ny. Riadah (65 thn)Tn. Tuhur (70 thn)Sdr.II Tn. T
(meninggal)
Anak I (meninggal)
Tn. Saprudin (40 thn)
Anak I (8 thn)
Anak II (2 thn)
Anak III (8 bln)
Ny. Mariani (38 thn)
8
III. DATA STATUS KESEHATAN KELURGA
Status Kesehatan dalam laporan ini dinilai berdasarkan Berat Badan (BB), Tinggi
Badan (TB), Tekanan Darah (TD), Frekuensi Nadi (N), Respirasi (RR) dan Suhu (T). Data
kesehatan awal, diambil saat pertemuan pertama dengan masing-masing anggota keluarga
binaan.
Aspek
Pemeriksaan
suami
Tn.T, 70th
Istri
Ny.R, 65th
Anak
Tn.S, 40
th
Menantu
Ny. M, 38
th
Cucu 1
An. F, 8 th
Cucu II
An. F, 2 th
CucuIII
An.A, 8
bulan
BB 48 kg 45 kg 58 kg 50 kg 20 kg 10 kg 7 kg
TB 160 cm 154 cm 160cm 156cm 135cm 100cm 76 cm
TD 100/50 700/110 130/80 120/80 - - -
N 88x/mnt 84x/mnt 104x/mnt 100x/mnt 124x/mnt 120x/mnt 130x/mnt
RR 28x/mnt 24x/mnt 22x/mnt 20x/mnt 28x/mnt 30x/mnt 30x/mnt
T 36,7 36,6 36,5 36,4 36,7 35,9 36,7
IV. Identitas pasien
Nama Pasien : Tn. T.
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan terakhir : Tidak sekolah
Alamat : Sedayu tengah RT 01, Desa Kediri Selatan
V. Anamnesis (20-10-2015)
9
Keluhan utama: Sesak
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluh sesak sejak seminggu sebelum datang ke Puskesmas. Sesak
dirasakan terus menerus dan semakin memberat sejak 1 hari terakhir. Sesak tidak membaik
dengan perubahan posisi, lingkungan, serta konsumsi makanan. Sesak juga tidak disertai
dengan adanya bunyi ‘ngik’. Awalnya pasien mengeluhkan adanya batuk berdahak yang
hilang timbul sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Batuk yang dirasakan tidak terlalu berat
dan mengganggu pasien sehingga pasien jarang berobat. Batuk berdahak dengan dahak
berwarna kuning kehijauan, batuk darah (-). Riwayat demam (-). Pasien juga mengeluhkan
nyeri ulu hati. Mual (+), Muntah (-). Menurut keluarga pasien, badan pasien tampak semain
kurus, serta nafsu makan yang semakin menurun. Berkeringat malam sejak batuk mulai
dirasakan. BAB (+) lancar 1x/hari konsistensi lunak,warna kuning, darah (-). BAK (+) lancar
4-5 kali /hari warna kuning, darah, batu (-).
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat penyakit jantung (-), hipertensi (-), DM (-), riwayat operasi (-), riwayat
minum OAT (-), asma (-), bronkitis (-).
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.
Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku bahwa ia biasanya mengkonsumsi obat batuk yang dijual di warung
untuk mengatasi batuk yang dialaminya, namun keluhan batuk sulit mereda.
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan:
o Riwayat Pribadi : pasien memliki riwayat merokok sejak saat masih muda
hingga beberapa bulan sebelum sakit ini, sehari merokok sebanyak ≥10 batang.
o Pekerjaan : Pasien saat ini tidak bekerja.Sebelumnya pasien merupakan penjaga
di Pondok Pesantren Nurul Hakim.
o Nutrisi : pasien mengaku nafsu makan menurun selama sakit, sehingga pasien
sangat jarang makan dan sesekali dapat mengonsumsi hanya setengah dari porsi
biasanya.
10
VI. Pemeriksaan Fisik
Keadaaan umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 100/50 mmHg
Frek. Nadi : 88 x/menit
Frek. Nafas : 28 x/menit
Suhu : 36,7 º C
Berat Badan : 48 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Status Gizi : Kurang
Status Generalis
Kepala-Leher
Kepala : Deformitas (-)
Rambut : Putih, gelombang, lebat
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung (-)
Telinga : Liang telinga lapang, serumen (-)
Hidung : Deformitas (-), sekret (-)
Tenggorok : Uvula di tengah, arkus faring simetris, tonsil T1-T1, detritus (-)
Gigi dan mulut: Karies dentis (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Paru
Inspeksi:
1. Bentuk & ukuran : bentuk dada kiri dan kanan simetris, barrel chest (-), pergerakan
dinding dada simetris.
2. Permukaan dada : papula (-), petechiae (-), purpura (-), ekimpasienis (-), spider
naevi(-) ,vena kolateral (-), massa (-).
3. Penggunaan otot bantu nafas : SCM aktif, tidak tampak hipertrofi SCM, otot bantu
abdomen aktif dan hipertrofi (-).
4. Iga dan sela iga : pelebaran ICS (-).
5. Tipe pernapasan : torako-abdominal.
Palpasi:
Tidak ada deviasi trakea, iktus kordis teraba di ICS V linea parasternal sinistra.
11
Nyeri tekan (-), massa (-), edema (-), krepitasi (-).
Gerakan dinding dada: simetris kiri dan kanan.
Fremitus vocal: simetris kiri dan kanan.
Perkusi:
Sonor seluruh lapang paru.
Batas paru-hepar Inspirasi: ICS VI, Ekspirasi: ICS IV; Ekskursi: 2 ICS.
Batas paru-jantung:
Kanan: ICS II linea parasternalis dekstra
Kiri: ICS IV linea mid clavicula sinistra
Auskultasi:
Cor: S1 S2 tunggal regular, mur-mur (-), gallop (-).
Pulmo:
Vesikuler (+) pada seluruh lapang paru .
Rhonki (-/-).
Wheezing (-/-).
Abdomen
Inspeksi:
Bentuk : simetris
Umbilicus : masuk merata
Permukaan kulit: tanda-tanda inflamasi (-), ikterik (-), massa (-), vena kolateral (-),
caput meducae (-), papula (-), petekie (-), purpura (-), ekimpasienis (-), spider nevy (-)
Distensi (-)
Ascites (-)
Auskultasi:
Bising usus (+) normal
Metallic sound (-)
Bising aorta (-)
Perkusi:
Timpani pada seluruh lapang abdomen (+)
Nyeri ketok (-)
Nyeri ketok CVA (-/-)
Palpasi:
Nyeri tekan epigastrium (-)
12
Massa (-)
Hepar/lien/ren: tidak teraba
Tes Undulasi (-)
Shifting dullness (-)
Ekstremitas
Inguinal-genitalia-anus : tidak diperiksa
Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan sputum hasil BTA (-) (di puskesmas)
- Foto rontgen dada (di RS Gerung)
Diagnosis Kerja
TB paru aktif BTA (-) Rontgen (+)
VII. Penatalaksanaan
- Terapi OAT Kategori 1 FDC 1x2 tablet
- Ambroxol 3 x 1 tablet
- Vitamin B complex, 1 x 1 tablet
VIII.Prognosis
Dubia at Bonam
IX. Konseling
13
Penyakit yang diderita adalah penyakit TB yang menular dan bisa menyerang
siapa saja.
Menjelaskan kepada pasien tentang gejala-gejala pada penyakit TB dan cara
penularannya.
Membuang dahak pada wadah tertutup yang berisi pasir dan air sabun, diganti
minimal 1x sehari, kemudian menguburnya di tempat yang jarang dilewati
orang.
Menjelaskan kepada anggota keluarga pasien yang tinggal serumah dengan
pasien untuk memeriksakan dahaknya di laboratorium, untuk memastikan
adanya anggota keluarga yang lain yang mengidap penyakit TB seperti pasien
atau tidak.
Menjelaskan kepada pasien agar tekun meminum obat dan rutin memeriksakan
dirinya sampai dinyatakan sembuh untuk evaluasi perkembangan penyakit TB di
Puskemas Kediri, meskipun pasien sudah merasa sehat sebelum dinyatakan
sembuh.
Jagalah kebersihan rumah dan pencahayaan di dalamnya, buka jendela setiap
hari pagi dan siang hari.
Menganjurkan pasien mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN
BUDAYA KELUARGA
V.1. Keadaan Lingkungan
Keluarga Tn.Tuhur tinggal di Dusun Sedayu Tengah, RT 01, Kediri. Tempat
tinggal tersebut berada pada lingkungan Pondok Pesantren Nurul Hakim terkait
dengan pekerjaan pasien sebagai penjaga di Pondok Pesantren tersebut. Pasien dan
keluarganya sudah tinggal di sana sejak 30 tahun yang lalu..
Luas bangunan ± 10x15 m, yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tengah dan
teras yang digunakan sebagai tempat berjualan yang dijadikan juga sebagai dapur. .
Rumah pasien ini beratap genteng, langit-langit rumah terbuat dari pagar, dan dinding
terbuat dari semen. Terdapat 1 pintu pada bagian depan rumah, tanpa ada jendela,
Rumah ini berlantai keramik. Untuk keperluan tidur, pasien dan keluarga memakai
kasur. Dapur terletak di depan rumah yang bersamaan dengan tempat berjualan di
14
teras pasien. Dapur ini berukuran ± 2x2 meter, berdinding tembok serta beratapkan
genteng. Di dalam dapur tampak perlatan masak yang tersusun di atas tempat
pengatur barang. Pada ruangan ini tidak terdapat ventilasi. Udara dan cahaya masuk
melalui pintu. Tempat pembuangan sampah ada di gang menuju rumah pasien,
berjarak sekitar 10 meter dari rumah pasien.
Untuk kebutuhan minum sehari-hari keluarga pasien mengambil air bersih dari
sumur gali disamping rumahnya dan air PDAM. Air tersebut kadang langsung
dikonsumsi dan kadang juga dimasak terlebih dahulu. Untuk lingkungan, rumah
pasien berseblahan disamping kanan dan kiri dengan asrama putri Pondok Pesantren
Nurul Hakim yang berjarak masing-masing ½ meter dengan tembok rumah pasien.
Halaman belakang rumah pasien berseblahan dengan tembok perumahan lain yang
berjarak ½ dari tembok rumah pasien.
V.2. Sosial Ekonomi
Penghasilan dalam keluarga Tn. Tuhur diperoleh dari anaknya yang bekerja sebagai
penjaga Pondok, sedangkan Tn Tuhur sendiri tidak bekerja. Penghasilan perhari keluarga ini
tidak menentu, anak pasien mengatakan rata-rata penghasilan yang didapatkannya adalah
Rp.1.000.000 - Rp.2.000.000,-
15
Gambar 2.1. Denah Rumah Pasien.
Keterangan :
: Pintu
: Jendela
Serambi tempat berjualan dan dapur
Dapur 2 Kamar tidur pasien
Kamar mandi Dapur 1
Gudang
Tempat jualan
Kandang ayam
LORONG Ruang tamu
hh
LORONG
LORONG
16
Dokumentasi Rumah Pasien
Halaman depan rumah pasien
17
18
I. MASALAH KESEHATAN KEDOKTERAN KELUARGA
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama (25 Oktober
2015) terhadap Kedokteran Keluarga yang akan dibina, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah kesehatan di dalam keluarga tn tuhur beserta dengan kemungkinan
penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:
NoAnggota
Keluarga
Masalah
Kesehatan
Kemungkinan Penyebab
Masalah KesehatanKeterangan
1 Tn. tuhur TB Paru Kontak dengan banyak pasien yang penyakitnya tidak jelas, beberapa di antaranya mengeluh batuk
Keadaan rumah yang tidak sehat dengan ventilasi dan pencahayaan kurang
Higienitas rumah kurang
Masalah diketahui saat kunjungan pertama ke rumah pasien
2. Istri Tn Tuhur
ISPA +Hipertensi - Kontak dengan suaminya sebagai penderita TB
- Keadaan rumah yang tidak sehat dengan ventilasi dan pencahayaan kurang
- Sering memakan makanan asin
Masalah dikatakan saat kunjungan ke-2
3. Anak Tn Tuhur
- - Saat kunjungan rumah tidak ada masalah kesehatan.
4. Menantu Tn Tuhur
- - Saat kunjungan rumah tidak ada masalah kesehatan.
5 Cucu I Tn Tuhur
- - Saat kunjungan rumah tidak ada masalah kesehatan.
6 Cucu II Tn Tuhur
- -
7 Cucu III Tn Tuhur
ISPA Lingkungan rumah dimana bapaknya dan pamannya yang merupakan seorang perokok.
Jarang dibuka jendela di kamar tidur sehingga ventilasi dan pertukaran udara kurang.
kakeknya yang sedang menjalankan pengobatan TB
Masalah dikatakan saat kunjungan ke-2
a. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga
19
Dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan yang
dialami oleh anggota keluarga Tn Tuhur tersebut di atas terkait dengan determinan kesehatan
yang ada yaitu aspek biologis, aspek lingkungan, aspek perilaku dan aspek pelayanan
kesehatan, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tn Tuhur :TB Paru
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada terutama disebabkan
oleh faktor perilaku, faktor lingkungan, dan faktor biologis.
2. Istri Tn. Tuhur
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama
disebabkan oleh faktor biologis, faktor perilaku, dan faktor lingkungan.
3. Cucu Tn. Tuhur
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama
disebabkan oleh faktor biologis, faktor perilaku, dan faktor lingkungan.
b. Rencana Upaya Intervensi Yang Akan Dilakukan
No Anggota Keluarga
Masalah Kesehatan
Rencana Upaya Intervensi Ket
1 Tn Tuhur TB Paru Menjelaskan mengenai penyakit TBC dan lama pengobatannya serta efek-efek yang timbul setelah minum obat.
Menjelaskan efek jika pasien tidak minum obat secara teratur atau putus obat.
Menjelaskan mengenai PHBS. Menyarankan untuk menutup mulut bila
bersin atau batuk, dan tidak berludah pada sembarang tempat.
Memberikan informasi mengenai pentingnya ventilasi serta pencahayaan di dalam rumah.
Menyarankan untuk rutin memeriksakan kesehatan.
Menjelaskan cara penularan TBC dan cara mencegah penularannya
2. Istri tn tuhur
ISPA + Hipertensi
Penjelasan ke orangtua mengenai : Menjelaskan mengenai penyakit ISPA, faktor
resiko, dan pencegahannya. Menjelaskan mengenai PHBS. Menjelaskan cara penularan TBC dan cara
mencegah penularannya Menghindari makanan yang dapat
meningkatkan tekanan darah Memberikan informasi mengenai pentingnya
ventilasi serta pencahayaan di dalam rumah
20
Cucu III tn Tuhur
ISPA Penjelasan ke orangtua mengenai : Menjelaskan mengenai penyakit ISPA, faktor
resiko, dan pencegahannya. Menjelaskan mengenai PHBS. Memberikan informasi mengenai pentingnya
ventilasi serta pencahayaan di dalam rumah
c. Upaya Kesehatan Yang Telah Dilakukan Keluarga
Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Tn. Tuhur bila terdapat anggota
keluarga yang mengalami sakit adalah mencari pengobatan ahli pengobatan tradisional
dimana pasien mendapat informasi mengenai pengobatan tradisional dari tetangga pasien.
Namun bila keluhan tidak dirasa mengganggu, TN Tuhur dan keluarga biasanya tidak ke
petugas kesehatan, biasanya hanya membeli obat sendiri di warung. Namun bila keluhan
semakin memberat baru Puskesmas Kediri. Istri Tn Tuhur dan Cucu ke III Tn tuhur belum
pernah dibawa untuk diperiksa di pelayanan kesehatan.
II. PENGKAJIAN PENGARUH KELUARGA DALAM KESEHATAN PASIEN
a. Nilai stress nilai stress dalam keluarga ini cukup tinggi, hal ini terlihat dari efek akibat
sakitnya Tn. Tuhur, istri , anak, dan menantu nya harus telatan merawat Tn. Tuhur dan
pergi bergantian bersama Tn. Tuhur ke PKM untuk mengambil obat di PKM serta
mengingatkan untuk meminum obat.
Selama sakitnya ini Tn tuhur tidak bisa beraktifitas seperti biasanya sebagai penjaga
pondok karena sejak sakit Tn Tuhur mengeluh lemas dan sering sakit kepala. Namun
dengan adanya kartu BPJS kesehatan Tn Tuhur cukup membantu dalam penanganan
penyakit Tn Tuhur.
b. Nilai fungsi keluarga Tn Tuhur merupakan keluarga yang fungsional, karena nampak
dari aktivitas memelihara dan merawat anggota keluarga yang sakit dapat dijalankan
dengan baik, dengan saling mengingatkan satu sama lain. Anak pasien dan anggota
keluarga yang lain memperhatikan kondisi pasien dan mengontrol konsumsi obat Tn
tuhur.
c. Lingkungan lingkungan tempat tinggal pasien saat ini dianggap memiliki pengaruh
cukup besar terhadap kondisi kesehatan pasien maupun resiko penularan terhadap
anggota keluarga lainnya. Rumah pasien yang memiliki luas + 10 x 15 meter2 dianggap
21
sempit untuk ditinggali oleh 7 orang. Namun pencahayaan yang kurang ditambah
kebiasaan keluarga yang tidak rutin membuka jendela atau pintu di pagi hari, menjadi
faktor tidak sehatnya lingkungan rumah. Hal ini akan membuat koloni Mycobacterium
tuberculosis yang sangat mungkin keluar melalui droplet pasien akan berkembang biak
dengan baik karena suasana yang gelap dan lembab tersebut, sehingga menghambat
perbaikan kondisi pasien dan juga berbahaya bagi keluarga yang tinggal serumah maupun
orang yang berkunjung.
Kebiasaan anak pasien yang merupakan perokok aktif dan masih merokok di dalam
lingkungan rumah memiliki pengaruh bagi kesehatan keluarganya, karena memiliki
kebiasaan merokok dalam rumah. Selain itu, pasien dan keluarganya masih
menggunakan tungku dan kayu bakar untuk memasak, kemungkinan hal ini juga
memperburuk sirkulasi udara didalam rumah pasien.
d. Pemecahan Masalah penilaian terhadap coping index menunjukkan bahwa keluarga
Tn tuhur tidak terlalu mandiri dalam memecahkan masalah kesehatan yang ada, dan
masih membutuhkan bantuan dari tenaga kesehatan berupa konseling terkait beberapa
poin kesehatan keluarga. Hal ini dapat dilihat dari sangat kurangnya penanggulangan
aspek higienitas, kompetensi emosional, serta lingkungan fisik tempat tinggal oleh
keluarga pasien. Selain itu beberapa masalah terkait kompetensi emosional dan hubungan
interpersonal antar anggota keluarga dianggap memiliki kontribusi terhadap kondisi
kesehatan keluarga ini, khususnya Tn Tuhur.
e. Sumber-sumber yang dimiliki keluarga tidak seluruh anggota keluarga Tn tuhur
memiliki kesadaran dan potensi yang cukup baik untuk meningkatkan kondisi kesehatan
keluarga, namun hampir seluruh anggota keluarga memberikan dukungan secara moril
maupun materiil untuk kesembuhan Tn tuhur saat ini.
f. Perilaku kesehatan keluarga pada keluarga Tn tuhur nampak beberapa aktivitas
yang bertentangan dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat, yaitu adanya anggota keluarga
yang merokok di dalam rumah, tidak adanya kebiasaan cuci tangan pakai sabun setelah
buang air atau sebelum dan sesudah makan, serta pola diet yang suka mengkonsumsi
kandungan garam tinggi dan kurangnya asupan buah dalam diet sehari-hari.
g. Nilai Keluarga terhadap Pelayanan Kesehatan care seeking behavior keluarga Tn
tuhur dapat dikatakan kurang baik, karena Tn tuhur dan anggota keluarga lainnya baru
mendatangi pusat layanan kesehatan ketika keluhan sudah memberat. Hal ini diakibatkan
22
pemahaman yang kurang akan kondisi penyakitnya serta kurangnya kesadaran akan
pentingnya berobat secara teratur.
III. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
a. Determinan Masalah Kesehatan
Tuberkulosis Paru
BIOLOGIS DAN GENETIK
Biologis: usia pasien 70 tahun, resiko penyakit infeksi >
Mycobacterium tuberculosis dapat tumbuh dengan baik di lingkungan rumah pasien.
PERILAKU LINGKUNGAN
Rumah sehat (-) pencahayaan lingkungan rumah yang kurang dan keadaan rumah yang Lembab
Akses ke Yankes terjangkau, namun kesadaran akan pentingnya berobat ke pelayanan kesehatan kurang
Kebiasaan merokok Tingkat pengetahuan serta
pendidikan yang kurang mengenai TB dan PHBS
Keluarga pasien yang masih merokok di dalam rumah
Jendela rumah tidak rajin dibuka
Tidak menutup mulut saat batuk
PELAYANAN KESEHATAN
Man tenaga kesehatan terlatih (+), namun jumlah terbatas
Money dana program yang terbatas
Material baik, penyuluhan mengenai TB telah dilakukan
Method kegiatan kontak serumah belum dilaksanakan, monitoring setelah mulai terapi OAT (+)
Machine baik, fasilitas laboratorium PKM Kediri untuk pemeriksaan dahak tersedia
23
b. Diagnostik Holistik
- Aspek Personal
Pasien datang ke Poli Dewasa Puskesmas Kediri dengan keluhan sesak sejak seminggu
terakhir, batuk berdahak sejak 2 minggu terakhir, badan terasa lemah, nafsu makan
menurun dan berat badan menurun. Pasien juga mengeluhkan sering pusing kepala
disertai rasa leher yang agak kaku.
- Aspek Klinis
Tuberkulosis Paru BTA (-) Rontgen (+)
- Aspek Risiko Internal
Pasien merupakan laki-laki berumur 70 tahun, yang mana ia rentan terkena penyakit
infeksi akibat daya tahan yang sudah menurun dan telah terjadi perubahan degeneratif
terutama pada saluran napas. Keadaan rumah pasien yang lembab juga meningkatkan
resiko infeksi TB karena merupakan lingkungan yang baik untuk Mycobacterium
tuberculosis tumbuh.
- Aspek Psikososial Keluarga
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit tuberculosis, sehingga tidak
seluruh anggota keluarga aware terkait penularan penyakit ini. anak, dan cucu pasien
yang tinggal serumah kurang memahami dengan baik pentingnya keteraturan konsumsi
OAT maupun menjaga lingkungan rumah agar sirkulasi udara dan cahaya tetap baik.
- Derajat fungsional: 2
24
c. Rencana Penatalaksanaan Pasien
No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
1. Aspek personal
Evaluasi: Keluhan, harapan, dan
kekhawatiran pasienIntervensi: Edukasi kepada pasien
mengenai TB, gejalanya, penularannya, dan pengobatannya serta bahaya yang di timbulkan
Memberikan informasi tentang rumah sehat
Serta mengedukasi pasien untuk rutin mengkontrol tekanan darah ke puskesmas setiap seminggu sekali dan rutin konsumsi obat hipertensi
Pasien dan keluarga pasien
1 minggu
Pasien dan keluarga memahami kondisi kesehatan pasien saat ini
2. Aspek klinikTuberculosis
Evaluasi:- Pemantauan perbaikan
kondisi klinis pasien- Keteraturan dalam
mengkonsumsi obat TBC dan hipertensi
- Evaluasi efek samping obatIntervensi: Non Farmakologis:
- Menghindarkan dari faktor resiko
- Menjaga kebersihan lingkungan
Farmakologis : OAT KIE :
Menjelaskan tentang TBC (bagaimana penularannya, apa bahayanya bila tidak diobati serta cara pencegahannya) & pentingnya terapi non farmakologi
Pasien dan keluarga
1 minggu
Perbaikan kondisi klinis pasien
Teratur dan disiplin dalam pemberian obat pasien
Dapat mencegah komplikasi
Dilakukan kontrol kesehatan secara teratur
Pasien dan keluarga benar-benar berupaya untuk pencegahan penularan penyakit pasien ke anggota keluarga lainnya
25
3. Aspek resiko internal
Edukasi: Mengenai keadaan
kesehatan pasien Pentingnya menghindarkan
faktor resiko Aspek perilaku pasien
keluarga (PHBS) /serta aspek lingkungan memiliki peranan penting terhadap terjadinya penyakit
Pasien dan keluarga
1 minggu
Pasien dan keluarga mengerti bahwa merokok merupakan faktor resiko yang rentan menyebabkan terjadinya penyakit saluran napas seperti TBC
4. Aspek psikososial Kurangnya
pengetahuan mengenai TBC.
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai rumah sehat, dan prilaku hidup bersih dan sehat
Edukasi: Mengenai TBC, faktor
resiko TBC, pencegahan serta tatalaksana dan bahaya TBC
Edukasi mengenai pentingnya PHBS
Pasien dan keluarga
1 minggu
Pasien dan keluarga pasien mengerti dan mampu memahami mengenai TBC
Pasien dan keluarga pasien dapat menerapkan PHBS di rumah
Pada pasien di kasus ini, yang awalnya bertindak sebagai PMO adalah anak pasien
yaitu Tn. Saprudin , yang cukup baik dalam merawat pasien dan mengawasi minum obat
pasien.. Menurut pengamatan pembina, jumlah obat yang tersisa sesuai dengan jumlah obat
yang dikonsumsi sejak awal pengobatan, sehingga dapat disimpulkan Tn tuhur mengonsumsi
obat secara teratur. s
26
d. Tindak Lanjut dan Hasil Intervensi Pasien
Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya
Kunjungan
Pertama :
25 Oktober
2015
Evaluasi Apa saja keluhan yang ada pada pasien dan anggota keluarga pasien, serta status kesehatan keluarga secara umum
Melakukan evaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien, keteraturan meminum obat yang diberikan, bagaimana PHBS keluarga pasien, serta faktor resiko terjadinya TBC pada pasien
Hasil : Kedokteran Keluarga : Mengenai prilaku hidup bersih dan sehat keluarga pasien :
- Keluarga pasien jarang atau hampir tidak pernah membuka pintu dan jendela setiap pagi untuk sirkulasi udara dan pencahayaan yang memadai.
- Dapur pasien terdiri dari kamar dapur yg menggunakan tungku didepan rumah pasien, dan dapur yang menggunakan kompor berada di belakang rumah pasien. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun (-)
- Kebiasaan tidak menutup mulut saat batuk- Sumber air minum adalah air PAM yang terkadang
langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu Keluarga pasien masih belum mengetahui mengenai penyakit
TBC, faktor resiko, pencegahan, dan mengenali tanda bahaya penyakit tersebut.
Anggota Kedokteran Keluarga : Tn Tuhur : TB Paru
Keluhan sesak, batuk berdahak,badan lemas, nafsu makan menurun. Pasien telah minum obat TB dari PKM Kediri selama ± 2 bulan dan diminum secara teratur.
Istri Tn Tuhur : pusing, tidak bertenaga, 1 minggu terakhir mengeluh batuk namun jarang.
Anak Tn tuhur : -. Menantu Tn tuhur : -. Cucu I Tn Tuhur :- Cucu II Tn Tuhur :- Cucu III Tn Tuhur : ISPA
Batuk dan pilek. Pasien tidak pernah diperiksakan ke puskesmas.
Kunjungan
Kedua :
31 Oktober
2015
Evaluasi Evaluasi kondisi klinis pasien dan anggota lain dalam Kedokteran Keluarga
Evaluasi ulang PHBS Kedokteran Keluarga dan mencari faktor resiko terhadap penyakit-penyakit yang timbul dalam Kedokteran Keluarga
Melakukan intervensi terhadap PHBS Kedokteran KeluargaHasil Kedokteran Keluarga :
Evaluasi PHBS :- Keluarga pasien jarang membersihkan rumahnya, terutama
27
kamar tidur.- Keluarga pasien sudah membuka pintu rumah setiap pagi hari,
namun jendela kamar dan ruang tamu tetap jarang dibuka.- Pasien mulai mebiasakan menutup mulut saat batuk dan sudah
tidak membuang dahak sembarangan.- Sumber air minum adalah air PAM dan selalu dimasak
Anggota Kedokteran Keluarga : Tn Tuhur : TB Paru
Keluhan sesa berkurang , batuk berdahak,badan lemas, nafsu makan menurun. Pasien telah minum obat TB dari PKM Kediri selama ± 3 minggu dan diminum secara teratur.
Istri Tn Tuhur : ISPA +hipertensi pusing berkurang, nafsu makan mulai membaik, Keluhan batuk masih.
Anak Tn tuhur : -. Menantu Tn tuhur : -. Cucu I Tn Tuhur :- Cucu II Tn Tuhur :- Cucu III Tn Tuhur : ISPA
Keluhan batuk pilek mulai berkurangIntervensi Melakukan edukasi mengenai :
Kedisiplinan minum obat TB Tn. Tuhur yang harus diminum setiap hari dan diawasi Anak pasien yang merupakan PMO Tn. Tuhur
Melakukan pemeriksaan sputum di laboratorium Puskesmas Kediri untuk seluruh anggota keluarga lain terkait pencegahan penularan penyakit.
Edukasi tentang pemanfaatan dan pentingnya ventilasi rumah, jendela rumah harus rajin dibuka 2x dalam sehari
Menjelaskan bahwa pasien harus tetap mengontrol konsumsi garam dan rutin konsumsi buah, sehingga pasien harus mengupayakan banyak makan terutama konsumsi sayur dan buah.
Menjelaskan kepada Tn. Tuhur agar tettap memeriksakan diri dan mengonsumsi obat penurun tekanan darah secara teratur. Serta menjelaskan resiko yang bisa dialami apabila tekanan darah tidak rutin dikontrol
Menyarankan untuk membawa istri tn tuhur dan cucu ke III tn tuhur ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan.
Memberikan edukasi mengenai PHBS mencuci tangan sebelum makan, memasak sumber air minum sebelum diminum, dan jangan menumpuk baju dan barang di kamar.
Kunjungan
Ketiga :
05 November
2015
Evaluasi Evaluasi kondisi klinis pasien dan anggota lain dalam Kedokteran Keluarga
Evaluasi ulang PHBS Kedokteran Keluarga dan mencari faktor resiko terhadap penyakit-penyakit yang timbul dalam Kedokteran Keluarga
Evaluasi hasil intervensi sebelumnya dan melakukan intervensi yang lebih lanjut
Hasil Evaluasi PHBS :- Anggota Keluarga masih menumpuk beberapa barang-barang
28
di gudang dan menjadi berdebu- Keluarga pasien sudah membuka pintu rumah, jendela kamar
dan ruang tamu setiap pagi- Seluruh anggota keluarga pasien dibawa untuk diperiksa ke
Puskesmas Kediri sekaligus melakukan pemeriksaan dahak ke laboratorium Puskesmas Kediri.
- Sumber air minum adalah air yang sudah dimasak sebelum diminum.
Anggota Kedokteran Keluarga : Tn Tuhur : TB Paru
Keluhan sesa berkurang , batuk berdahak,badan lemas, nafsu makan menurun. Pasien telah minum obat TB dari PKM Kediri selama ± 4 minggu dan diminum secara teratur.
Istri Tn Tuhur : ISPA +hipertensi pusing berkurang, nafsu makan mulai membaik, Keluhan batuk masih.
Anak Tn tuhur : -. Menantu Tn tuhur : -. Cucu I Tn Tuhur :- Cucu II Tn Tuhur :- Cucu III Tn Tuhur : ISPAKeluhan batuk pilek mulai berkurang
Intervensi Melakukan edukasi mengenai : Kedisiplinan minum obat TB Tn. Tuhur yang harus diminum
setiap hari dan diawasi anak pasien yang merupakan PMO Tn. Tuhur
Melakukan pemeriksaan sputum di laboratorium Puskesmas Kediri untuk seluruh anggota keluarga lain terkait pencegahan penularan penyakit.
Mengambil obat TB di Puskesmas Kediri terkait mencegah putus obat
Memberikan edukasi mengenai PHBS mencuci tangan sebelum makan
Rumah sudah di bersihkan dan lebih tertata rapi, namun kesan gelap masih terasa karena minimnya sumber pencahayaan kamar tidur.
29
KESIMPULAN
Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Kedokteran Keluarga
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien:
1. Baiknya kesadaran pasien untuk minum obat secara teratur
2. Dukungan dari seluruh anggota keluarga untuk pengontrolan teratur demi kesembuhan
pasien
3. Komitmen pasien untuk benar-benar memperbaiki perilaku hidup tidak sehat
Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien:
1. Kondisi fisik rumah yang memang tidak memiliki cukup ventilasi, sehingga usaha
perbaikan lingkungan tidak bisa berjalan maksimal
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:
1. Edukasi untuk tetap teratur mengonsumsi OAT hingga 6 bulan, dan saat sudah 2 bulan
konsumsi obat pasien harus melakukan pemeriksaan dahak ulang untuk melihat respon
penyakitnya terhadap obat tesebut
2. Menyarankan anggota keluarga yang tinggal serumah untuk rutin setiap bulan
memeriksakan dahaknya ke pelayanan kesehatan, serta anggota keluarga lainnya yang
pernah kontak erat dengan pasien, termasuk cucu pasien.
3. Menganjurkan pada Tn. Tuhur agar senantiasa rutin mengonsumsi obat penurun tekanan
darah dan kontrol tekanan darah ke Puskesmas
4. Melakukan perbaikan ringan pada lingkungan bangunan rumah, jangka pendek dengan
memaksimalkan fungsi jendela, pintu dan ventilasi yang sudah ada; dan jangka panjang
dengan menambah jumlah jendela atau lubang ventilasi yang searah dengan jalan
masuknya cahaya.
5. Menganjurkan pada pasien dan keluarganya untuk mempertahankan perilaku hidup bersih
dan sehat yang sudah bisa dicapai & terus meningkatkannya dari hari ke hari.