Laporan Lengkap Kesetimbangan Kimia
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Keadaan setimbang merupakan suatu keadaan dimana konsentrasi seluruh zat
tidak lagi mengalami perubahan, sebab zat-zat diruas kanan terbentuk dan terurai
kembali dengan kecepatan yang sama.
Pengetahuan mengenai kesetimbangan kimia ini sangat diperlukan dibidang
farmasi (obat-obatan), misalnya banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH
yang stabil atau setimbang.
Pergeseran kesetimbangan akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut
berkurang atau dengan kata lain hilang sama sekali. Sebagai contoh untuk obat suntik,
pH obat-obatan tersebut harus sesuai dengan pH cairan tubuh. Obat suntik harus
disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada
darah. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan kesetimbangan kimia.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan I.2.1 Maksud Percobaan
Menentukan tetapan kesetimbangan asam lemah CH3COOH.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan kesetimbangan ini adalah:
1. Menentukan pH larutan asam lemah dengan menguunakan indikator kertas pH
universal/ pH meter.
2. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH larutan asam lemah.
3. Menentukan tetapan kesetimbangan ionisasi asam lemah.
4. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai tetapan kesetimbangan ionisasi
asam lemah.
5. Menentukan derajat asam lemah berdasarkan nilai pH-nya.
6. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai derajat ionisasi asam lemah.
7. Menentukan tetapan ionisasi asam lemah dari grafik pH vs log (HA).
I.3 Prinsip Percobaan
Dalam penentuan tetapan kesetimbangan serta derajat ionisasi asam lemah yaitu
dengan mengencerkan CH3COOH dengan konsentrasi 2M ke konsentrasi 0,1 M, 0,01
M, 0,001 M, 0,0001 M, 0,00001 M dengan cara dilarutkan dalam pelarut aquadest lalu
mengukur suhu dengan termometer dan pH-nya dengan kertas pH universal atau pH
meter.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
II.1.1 Definisi Kesetimbangan
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang
teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu reaksi kimia telah mencapai
keadaan kesetimbangan, maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan
sehingga tidak ada perubahan yang teramati dalam sistem. Meskipun demikian,
aktivitas molekul tetap berjalan, molekul-molekul reaktan berubah menjadi produk
secara terus-menerus sambil molekul – molekul produk berubah menjadi reaktan
kembali dengan kecepatan yang sama. (6)
Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adalah
reaksi dapat balik (reversible) pada awal suatu reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke
arah pembentukan produk. Sesaat setelah produk terbentuk, pembentukan reaktan dari
produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan reaksi maju dan reaksi balik adalah sama,
dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah tercapai. Harus diingat bahwa
kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan dan
produk. (6)
Persamaan reaksi kesetimbangan ditulis dengan menggunakan tanda panah dua
arah ( ). Reaksi kesetimbangan disebut reaksi bolak-balik (reversible)
kesetimbangan dapat dimanipulasi dengan menggunakan prinsip Le Chatelier.
Seorang kimiawan berkebangsaan Perancis, Henri Le Chatelier, menemukan
bahwa jika reaksi kimia yang setimbang menerima perubahaan keadaan
(menerima aksi dari luar), reaksi tersebut akan menuju pada kesetimbangan baru
dengan suatu pergeserantertentu untuk mengatasi perubahan yang diterima
(melakukanreaksi sebagai respon terhadap perubahan yang diterima). Hal ini
disebut Prinsip Le Chatelier.
Jika gas H2 dan gas I2 dimasukkan ke dalam wadah tertutup, maka kedua gas
tersebut sebagian bereaksi membentuk asam iodida, seperti persamaan reaksi berikut :
H2 + I2 2HI ……….(5)
Jika gas HI dimaksudkan ke dalam wadah tertutup, maka sebagian gas HI
akan terurai membentuk gas H2 dan gas I2 seperti persamaan berikut :
2HI H2 + I2 ………….(5)
Jika kedua pengandaian di atas disebutkan, maka akan tampak warna bahwa jika
ada reaksi antara gas H2 dan I2 membentuk HI(g) dan HI(g) yang terbentuk sebagian ada
yang terurai kembali menjadi H2(g) dan I2(g). Laju reaksi pembentukan H2(g) lebih cepat
dibandingkan dengan laju HI(g) tersebut, dengan demikian ada hasil reaksinya. Akan
tetapi pada suatu saat, ada beberapa jenis reaksi, di mana reaksi penguraian dan
reaksi pembentukan laju reaksinya persis sama. (5)
Reaksi semacam ini disebut reaksi yang dapat di mana laju pembentukan dan laju
penguraian persis sama, keadaan demikian disebut sebagai keadaan kesetimbangan
yang ditulis dengan dua anak panah yang arahnya berlawanan. (5)
II.2 Uraian Bahan
A. Asam Asetat (3)
Nama resmi : ACIDUM ACETICUM
Sinonim : Asam asetat, cuka
RM/BM : CH3COOH- / 60
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; bau menusuk; rasa asam; tajam.
Kelarutan : Dapat dicampur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan gliserol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
B. Air Suling (3)
Nama Resmi : Aqua Destilata
Nama Lain : Air Suling,Aquades
Rm/Bm : H₂O / 18,02
Pemberian : Cairan Jernih,tidak berwarna,tidak berbau,tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Penyimpanan : Didalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Adapun alat - alat yang digunakan dalam percobaan kesetimbangan antara lain,
tabung reaksi, pipet volume 10 ml, pipet skala 5 ml, labu ukur 100 ml, labu ukur 50 ml,
termometer, rak tabung, botol semprot, kertas pH universal dan botol semprot.
III.1.2 Bahan
Bahan – bahan yang diperlukan pada saat percobaan kesetimbangan yaitu larutan
asam asetat (CH3COOH) 2 M, Aquadest, Tissue.
III.2 Cara Kerja
1. Untuk membuat larutan CH3COOH 0,1 M diambil 5 ml CH3COOH 2 M, dimasukkan
dalam labu takar 100 ml ditambahkan aquadest sampai batas miniskus atas, kocok ad
homogen, kemudian ukur pH dan suhunya.
2. Untuk membuat larutan CH3COOH 0,01 M diambil 10 ml CH3COOH 0,01 M yang sudah
diencerkan dari 0,1 M, dimasukkan dalam labu takar 100 ml ditambahkan aquadest
sampai batas miniskus atas, kocok ad homogen, diambil larutan CH3COOH dan
dimasukkan tabung reaksi, kemudian ukur pH dan suhunya.
3. Untuk membuat larutan CH3COOH 0,001 M diambil 5 ml CH3COOH 0,001 M yang
sudah diencerkan dari 0,01 M, dimasukkan dalam labu takar 50 ml ditambahkan
aquadest sampai batas miniskus atas, kocok ad homogen, diambil larutan CH3COOH
dan dimasukkan tabung reaksi, kemudian ukur pH dan suhunya.
4. Untuk membuat larutan CH3COOH 0,0001 M diambil 10 ml CH3COOH 0,0001 M yang
sudah diencerkan dari 0,001 M, dimasukkan dalam labu takar 100 ml ditambahkan
aquadest sampai batas miniskus atas, kocok ad homogen, diambil larutan CH3COOH
dan dimasukkan tabung reaksi, kemudian ukur pH dan suhunya.
5. Untuk membuat larutan CH3COOH 0,00001 M iambil 5 ml CH3COOH 0,00001 M yang
sudah diencerkan dari 0,0001 M, dimasukkan dalam labu takar 50 ml ditambahkan
aquadest sampai batas miniskus atas, kocok ad homogen, diambil larutan CH3COOH
dan dimasukkan tabung reaksi, kemudian ukur pH dan suhunya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV. 1 Data pengamatan
No Konsentrasi pH Suhu
1 0,1 M 3 29o C
2 0,01 M 4 28o C
3 0,001 M 5 26o C
4 0,0001 M 7 28o C
5 0,00001 M 7 31o C
IV. 2 Perhitungan
a. Pengenceran I (Larutan yang digunakan 2 M)
CH3COOH 0,1 M 100 ml
V1. M1 = V2. M2
V1 x 2 = 100 x 0,1
V1 =
V1 = 5 ml
b. Pengenceran II (Larutan yang digunakan 0,1 M)
CH3COOH 0,01 M 50 ml
V1. M1 = V2. M2
V1 x 0,1 = 50 x 0,01
V1 =
V1 = 5 ml
c. Pengenceran III (Larutan yang digunakan 0,01 M)
CH3COOH 0,001 M 100 ml
V1. M1 = V2. M2
V1 x 0,01 = 100 x 0,001
V1 =
V1 = 10 ml
d. Pengenceran IV (Larutan yang digunakan 0,001 M)
CH3COOH 0,0001 M 50 ml
V1. M1 = V2. M2
V1 x 0,001 = 50 x 0,0001
V1 =
V1 = 5 ml
e. Pengenceran V (Larutan yang digunakan 0,0001 M)
CH3COOH 0,00001 M 100 ml
V1. M1 = V2. M2
V1 x 0,0001 = 0,00001 x 100
V1 =
V1 = 10 ml
Kesetimbangan Asam
CH3COOH 0,1 M
Ka =
=
= 10-5
CH3COOH 0,01 M
Ka =
=
= 10-6
CH3COOH 0,001 M
Ka =
=
= 10-7
CH3COOH 0,0001 M
Ka =
=
= 10-10
CH3COOH 0,0001 M
Ka =
=
= 10-9
Derajat Ionisasi
CH3COOH 0,1 M
α = x 100%
= x 100%
= 10-3 %
CH3COOH 0,01 M
α = x 100%
= x 100%
= 10-4 %
CH3COOH 0,001 M
α = x 100%
= x 100%
= 10-5%
CH3COOH 0,0001 Mα =
= x 100%
= 10-8 %
CH3COOH 0,00001 M
α =
= x 100%
= 10-7 %
IV.4 Reaksi
CH3COOH + H2O H3O+ + CH3COO-
IV.3 Pembahasan
Pada percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa pengenceran asam lemah
larutannya semakin bersifat netral atau semakin mendekati pH 7 artinya semakin encer
suatu larutan asam lemah pHnya akan semakin tinggi. Dengan demikian terjadi
perbedaan pH karena disebabkan karena perbedaan konsentrasi. Pengenceran
terhadap asam menghasilkan kesetimbangan asam demikian pula pada senyawa basa
akan menghasilkan kesetimbangan basa. Pengenceran dilakukan berbeda-beda ,hal ini
menjelaskan bahwa pengenceran dapat menyebabkan terjadinya perubahan suhu.
Semakin encer suatu larutan maka semakin rendah suhunya ,dari teori ini menunjukkan
bahwa data yang diperoleh bertolak-belakang dengan teori yang ada. Setelah
pengamatan suhu yang diperoleh mengalami perubahan naik turun. Hal ini mungkin
diakibatkan oleh adanya kesalahan pada saat praktikum. Adapun faktor-faktor yang
menyebabkan kurang akuratnya atau kurang tepatnya data yang diperoleh,yaitu:
6. pembacaan nilai skala pada termometer yang kurang tepat
7. kesalahan dalam pemipetan
8. penggunaan termometer yang keliru
9. alat yang digunakan kurang baik
Nilai Ka dari konsep teoritis ialah jika konsentrasi berubah harga Ka tetap,
namun yang terjadi pada pengamatan ialah kebalikannya, konsentrasi berubah harga
Ka juga berubah. Nilai Ka akan semakin kecil jika larutan semakin diencerkan
Perubahan derajat ionisasi akan semakin kecil jika larutan makin encer. Ini
dibuktikan dalam percobaan yang telah dilakukan dalam hal ini sesuai dengan
pernyataan “Hukum Pengenceran Ostwald”
“Bila larutan berisi elektrolit lemah diencerkan volumenya, maka derajat ionisasi
elektrolit akan mengecil” (7)
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan antara lain :
1. Perubahan konsentrasi
jika dalam sistem kesetimbangan ditambahkan lebih banyak reaktan atau
produk, reaksi akan bergeser ke sisi lain untuk menghabiskannya. Sebaliknya, jika
sebagian reaktan atau produk diambil, reaksi akan bergeser ke sisinya untuk
menggantikannya.
2. Perubahan suhu
Secara umum, memanaskan suatu reaksi menyebabkan reaksi tersebut
bergeser ke sisi endotermis. Sebaliknya, mendinginkan campuran reaksi
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke sisi eksotermis. Temperatur berubah maka
harga Kc berubah
3. Perubahan tekanan dan volume
Pada pengaruh tekanan atau volume, jika tekanan atau volume dikurangi, reaksi
kesetimbangan bergeser ke arah zat yang memiliki jumlah koefisien lebih kecil
sedangkan jika tekanan diturunkan atau volume diperbesar, reaksi kesetimbangan
bergeser ke arah zat yang memiliki jumlah koefisien lebih besar.
4. Peranan Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tapi tidak ikut bereaksi.
Sesuai dengan fungsinya mempercepat reaksi maka akan mempercepar tercapainya
proses kesetimbangan, dengan cara mempercepat reaksi maju dan reaksi balik sama
besar. Fungsi katalisator pada awal reaksi (sebelum kesetimbangan tercapai). Jika
kecepatan reaksi maju = kecepatan reaksi balik maka katalis berhenti berfungsi.
Macam-macam indikator pH ialah :
1. Indiktor pH universal adalah indikator yang terdiri atas berbagai macam indikator yang
memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1 – 14. Indikator universal ada yang
berupa larutan larutan dan ada juga yang berupa kertas. Paket indikator universal
tersebut selalu dilengkapi dengan warna standar untuk pH 1 – 14
2. Indikator bahan alam sebagai bahan tambahan yang berwarna dapat digunakan
sebagai indikator asam basa, misalnya daun mahkota bunga, kembang sepatu,
bougenvil, mawar, dan lain-lain, kunyit dan bit.Ekstra bahwa bahan tersebut memberi
warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa. Contoh daun mahkota bunga
mawar, untuk larutan asam berwarna merah dan larutan basa berwarna biru.
3. Indikator kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan
menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun
basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya, untuk larutan
asam, jika diuji dengan kertas lakmus merah maka warnanya akan tetap, sedangkan
diuji dengan kertas lakmus biru maka warna akan berubah menjadi warna merah. Untuk
larutan basa, jika diuji dengan kertas lakmus merah maka warna akan berubah jadi
warna biru, sedangkan diuji dengan kertas lakmus biru maka warnanya akan tetap.
4. pH meter mempunyai electrode yang di celupkan kedalam larutan yang akan diukur pH-
nya, nilai pH dapat langsung diketahui melalui tampilan layar digital pada alat tersebut.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat diperoleh kesimpulan yaitu :
1. Semakin encer suatu larutan asam lemah pHnya akan semakin tinggi.
2. Derajat ionisasi asam lemah semakin kecil jika larutan diencerkan artinya derajat
ionisasi asam lemah berbanding lurus dengan faktor pengenceran.
3. Pengaruh pengenceran terhadap nilai Ka asam lemah yaitu nilai Ka akan semakin kecil
jika larutan semakin diencerkan.
4. Pengaruh pengenceran terhadap suhu yaitu semakin encer suatu larutan maka
semakin rendah suhunya
5. Nilai Ka pada percobaan diatas yaitu10-5, 10-6, 10-7, 10-10,10-9
6. Nilai α pada percobaan diatas yaitu 10-3 %, 10-4 %, 10-5%,10-8 %,10-7 %
V.2 Saran
Sebelum masuk laboratorium, koordinator bahan harus menyiapkan bahan yang
akan dipakai sebelum praktikum dimulai.
LAMPIRAN
LAPORAN SKEMA KERJA
CH3COOH CH3COOH 2M
5 ml
CH3COOH 0,1 M 100 ml
5 ml
5 ml Labu takar Tabung Reaksi
CH3COOH 0,01 M 50 ml
10 ml
10 ml Labu takar Tabung Reaksi
CH3COOH 0,001 M 100 ml
5 ml
5 ml Labu takar Tabung Reaksi
CH3COOH 0,0001 M 50 ml
10 ml ( Gelas kimia )
10 ml Labu takar Tabung Reaksi
CH3COOH 0,00001 M 100 ml
( Gelas Kimia )
DAFTAR PUSTAKA
1. Andy. 2009. Pre-College Chemistry. Indonesia
2. Chang, Raymond. 2007. Chemistry Ninth Edition. New York: Mc Graw Hill
3. Dirjen POM, 1979 Farmakope Indonesia, Edisi Ke-III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
4. Moore, John T. 2003. Kimia For Dummies. Indonesia:Pakar Raya
5. Tim Asisten, 2011. Penuntun Kimia Dasar. Makassar: STIFA Kebangsaan.
6. Tim Dosen, 2010. Kimia Dasar. Makassar: Universitas Hasanuddin
7. Zulkarnaen, Abdul Karim dkk, 2004. Ilmu Kimia Jilid II. Jakarta : Departmen Kesehatan RI