5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 1/24
1
IDENTITAS PASIEN
• Nama Pasien : Ny. E. S
• Tempat tanggal lahir : Ponorogo, 20 November 1978
• Umur : 33 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat lengkap : KP. Tipar RT. 11/5 NO 17
Semper Barat, Jakarta Utara
• Status : Menikah
• Agama : Islam
• MRS : 20 November 2011 Pukul
09.00 wib
ANAMNESIS
• Keluhan utama
Keluar darah dari jalan lahir sejak ± 1 jam SMRS.
• Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengaku hamil 28 minggu, keluar darah dari jalan lahir
berwarna merah segar, pada saat os sedang berjalan. tidak ada gumpalan darah,
darah yg keluar ± sebanyak 10 cc dan tidak disertai rasa nyeri, tidak ada riwayat
trauma sebelumnya, Mules (-), mual (-), muntah (-) disangkal, pusing (+). BAB
Lancar BAK lancar. Tidak pernah dilakukan pemeriksaan dalam sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu / Operasi
Tidak ada riwayat penyakit jantung.
Tidak ada riwayat Hipertensi.
Tidak ada riwayat asma.
Tidak ada riwayat Diabetes Mellitus.
Tidak ada riwayat operasi sebelumnya
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 2/24
2
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat hipertensi di dalam keluarga.
Tidak ada riwayat asma dalam keluarga.
Tidak ada riwayat Diabetes Mellitus dalam keluarga,
Riwayat Perkawinan
Perkawinan 1, masih kawin, lama kawin 6 tahun.
• Riwayat Haid
Menarkhe : 13 tahun
Siklus Haid : 28 hari, lama 5 hari,
Haid teratur, tidak nyeri.
HPHT : 7-April-2011
TP : 14-Januari-2012
• Riwayat Persalinan
1. Oleh bidan, tahun 2006, aterm, spontan, laki laki, berat badan lahir 3000 gr,
sehat
2. Hamil ini
• Riwayat ANC
Pasien rutin melakukan ANC pada bidan.
• Riwayat Operasi
Pasien belum pernah operasi sebelumnya.
• Riwayat Pengobatan
Pasien belum minum obat-obatan untuk mengurangi keluhan yang
dialami.
• Riwayat Alergi
Pasien mengaku tidak mempunyai alergi apapun.• Riwayat Psikososial
Pasien tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol, jarang
berolahraga
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 3/24
3
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Komposmentis
• Tanda Vital :
– Tekanan darah : 120/80 mmHg.
– Nadi : 80 kali per menit.
– Pernapasan : 20 kali per menit.
– Suhu : 36,7oC.
• Berat Badan : 36 kg
• Tinggi Badan : 150 cm
• Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak
mudah rontok.
• Mata :
Mata kanan dan kiri tidak cekung.
Konjungtiva mata kanan dan kiri tidak anemis.
Sklera mata kanan dan kiri tidak ikterus.
Refleks pupil positif pada mata kanan dan kiri.
• Hidung : dalam batas normal.
• Telinga : dalam batas normal.
• Mulut : dalam batas normal.
• Leher :
Tidak ada pembesaran kelanjar getah bening.
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
Paru-paru Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris.
Palpasi : Vokal fremitus sama pada bagian dada kanan dan kiri,
nyeri tekan negatif.
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru.
Auskultasi :Vesikular, ronkhi (negatif/negatif), wheezing
(negatif/negatif).
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 4/24
4
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak.
Palpasi :Iktus kordis teraba di inter costal space (ICS) 5
midklavikula sinistra.
Perkusi :
Batas jantung dekstra linea parasternalis dextra IV.
Batas jantung sinistra linea midclavicularis sinistra V.
Auskultasi : bunyi Jantung 1 dan 2 normal, tidak ada bunyi tambahan,
murmur negatif, gallop negatif.
Abdomen
Inspeksi : Cembung, stria (+), linea nigra (+).
Palpasi : Nyeri tekan negatif.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : peristaltik usus normal
Genitalia : pengeluaran darah dari jalan lahir
Ekstremitas
Ekstremitas atas : refil capillary test (RCT) kurang dari 2 detik.
Ekstremitas bawah : refil capillary test (RCT) kurang dari 2 detik, tidak
ada udem pada kaki kanan dan kiri.
Status Obstetri
• Abdomen : Cembung, membesar sesuai usia kehamilan
• Inspeksi : Linea nigra (+), striae (+)
• Palpasi :
– TFU : 29 cm
– L1 : Bokong – L2 : Punggung kiri
– L3 : Kepala
– L4 : Belum masuk PAP
• DJJ : 132 x/menit
Genitalia : pengeluaran darah dari jalan lahir
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 5/24
5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG Abdomen
Tampak satu janin, letak kepala, Gravid 31 minggu, Plasenta
berinplantasi di Segmen Bawah Rahim kiri bawah.
Kesan : Plasenta Letak Rendah
• Laboratorium
• CTG
Resume
Pasien mengaku hamil 28 minggu, keluar darah dari jalan lahir berwarna
merah segar. tidak disertai rasa nyeri.
Status Obstetri
• Abdomen : Cembung, membesar sesuai usia kehamilan
• Inspeksi : Linea nigra (+), striae (+)
• Palpasi :
– L1 : Bokong, TFU: 29 cm
– L2 : Punggung kiri
– L3 : Kepala
– L4 : Belum masuk PAP
• DJJ : 132 x/menit
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 6/24
6
• Genitalia : Pengeluaran darah dari jalan lahir
USG Abdomen
Tampak satu janin, letak kepala, Gravid 31 minggu, Plasenta
berinplantasi di Segmen Bawah Rahim kiri bawah.
Kesan : Plasenta Letak Rendah
Diagnosis
Ibu : G2P1001 Gravid 31 Minggu HAP e.c Plasenta letak rendah
Bayi : Tunggal, Intrauterin, Hidup, DJJ 132x/menit.
Rencana Penanganan
• Istirahat baring
• Infus D 5% dan elektrolit
• Tokolitik untuk mencegah adanya kontraksi uterus
• Betamethasone 2 x 12 mg i.m dalam 24 jam
Follow up
21-11-2011
S : Perdarahan dari jalan lahir berkurang, pusing (+), mual, muntah disangkal,
mules (-), nyeri pada daerah abdomen disangkal Belum BAB, BAK lancar
O: Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : CM
TD: 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu: 36,7 c
Konjugtiva tidak anemis
RCT < 2detik
Akral HangatA: G2P1001 Gravid 31 minggu HAP e.c Plasenta Letak Rendah
Bayi tunggal, intrauterine, hidup.
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 7/24
7
22-11-2011
S: Perdarahan dari jalan lahir (-) pusing (-), Mual muntah disangkal, BAB Lancar,
BAK lancar
O: Keadaan Umum ; Baik Kesadaran : CM
TD :110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36,5 c
Konjungtiva tidak anemis
RCT < 2 detik, Akra hangat
A: G2P1001 Gravid 31 minggu dengan Plasenta Letak Rendah
Bayi tunggal, intrauterine, Hidup.
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 8/24
8
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi dan Klasifikasi
Plasenta previa adalah suatu kelainan dimana plasenta berimplantasi
pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding
depan, dinding belakang rahim, atau di daerah fundus uteri (Ohio State
University, 2003).
Gambar 1. Implantasi Normal Plasenta
Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan anatomik
melainkan fisiologik. Sehingga klasifikasinya akan berubah setiap waktu.
Umpamanya, plasenta previa total pada pembukaan 4 cm mungkin akan
berubah menjadi plasenta previa pada pembukaan 8 cm. Plasenta previa dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Hanafiah, 2004) :
a. Menurut de Snoo, berdasarkan pembukaan 4-5 cm :
1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm
teraba plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum.
2. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian
pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi 2 :
Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea
bagian belakang.
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 9/24
9
Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea
bagian depan.
3. Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir
ostea yang ditutupi plasenta.
b. Menurut Cunningham (2007) :
1. Plasenta previa totalis, yaitu seluruh ostium uteri internum tertutupi
oleh plasenta
2. Plasenta previa parsialis, yaitu sebagian ostium uteri internum
tertutupi oleh plasenta
3. Plasenta previa marginalis, yaitu bila pinggir plasenta tepat berada
di pinggir ostium uteri internum
4. Low-laying placenta (Plasenta letak rendah), yaitu tepi plasenta
terletak pada 3-4 cm dari tepi ostium uteri internum
Gambar 2. Klasifikasi plasenta previa. A. Implantasi plasenta yang normal
B. Low-laying placenta (Plasenta letak rendah) C. Plasenta previaparsialis D. Plasenta previa totalis
3.2 Epidemiologi
A B C D
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 10/24
10
Plasenta previa terjadi sekitar 1 dalam 200 kelahiran, tetapi hanya 20%
termasuk dalam plasenta previa totalis. Insiden meningkat 20 kali pada grande
multipara. Dari seluruh kasus perdarahan antepartum, plasenta previa
merupakan penyebab yang terbanyak. Oleh karena itu, pada kejadian
perdarahan antepartum, kemungkinan plasenta previa harus dipikirkan lebih
dahulu (Miller, 2009).
3.3 Etiologi
Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang
endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau
kurang baiknya vaskularisasi desidua. Keadaan ini bisa ditemukan pada :
1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek
2. Mioma uteri
3. kuretase yang berulang
4. Umur lanjut
5. Bekas seksio sesarea
6. Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau
pemakai kokain. Hipoksemi yang terjadi akibat karbon monoksida
akan dikompensasi dengan hipertrofi plasenta. Hal ini terjadi terutama
pada perokok berat (lebih dari 20 batang sehari). (Martaadisoebrata,
2005).
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus
tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yangtumbuh meluas akan mendekati atau menutupi ostium uteri internum.
Endometrium yang kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari tempat
implantasi yang lebih baik, yaitu di tempat yang rendah dekat ostium uteri
internum (Martaadisoebrata, 2005).
Ketika plasenta harus tumbuh membesar untuk mengkompensasi
penurunan fungsinya (penurunan untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 11/24
11
lain), ada kemungkinan untuk pertumbuhan plasenta previa. Beberapa contoh
situasi yang membutuhkan fungsi plasenta yang besar dan hasil peningkatan
dari resiko plasenta previa termasuk kehamilan multiple, merokok, dan hidup
di dataran tinggi. Plasenta previa juga dapat terjadi pada plasenta yang besar
dan yang luas, seperti pada eritoblastosis, diabetes melitus atau kehamilan
multipel (Stoppler, 2005).
Menurut Sarwono (2005), plasenta previa tidak selalu terjadi pada
penderita dengan paritas yang tinggi akibat vaskularisasi yang berkurang atau
terjadinya atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau. Plasenta yang
letaknya normal dapat memperluas permukaannya sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum, seperti pada kehamilan kembar.
Plasenta previa berhubungan dengan paritas dan umur penderita. Hal ini dapat
dilihat pada tabel dan grafik 1 tentang hubungan plasenta previa dengan umur
ibu dan paritasnya (Wiknjosastro, 2005).
Tabel 1. Hubungan frekuensi plasenta previa dengan umur ibu dan paritasnya di
RS Dr. Cipto Managunkusumo Jakarta tahun 1971-1975
UMURPRIMIGRAVIDA
(%)
MULTIGRAVIDA
(%)
15-19 1,7 1,6
20-24 2,3 6,9
25-29 2,9 7,9
30-34 1,7 9,7
>35 5,6 9,5
JUMLAH 2,2 7,7
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 12/24
12
Grafik 1. Insiden plasenta previa dan solusio plasenta di Parkland Hospital
dari tahun1988 sampai 1999
3.4 Patofisiologi
Menurut DeCherney dan Nathan (2003), perdarahan pada plasenta
previa mungkin berhubungan dengan beberapa mekanisme sebagai berikut :
a. Pelepasan plasenta dari tempat implantasi selama pembentukan
segmen bawah rahim atau selama terjadi pembukaan ostium uteri
internum atau sebagai akibat dari manipulasi intravagina (Vaginal
Touchae)
b. Infeksi pada plasenta (Plasentitis)
c. Ruptur vena desidua basalis
3.5 Gejala klinik
1. Perdarahan tanpa nyeri
Pasien mungkin berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak
terbangun. Baru waktu ia bangun, ia merasa bahwa kainnya basah.Biasanya perdarahan karena plasenta previa baru timbul setelah bulan
ketujuh dan perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang
tidak berbeda dari abortus (Martaadisoebrata, 2005).
Perdarahan pada plasenta previa disebabkan pergerakan antara
plasenta dan dinding rahim. Setelah bulan ke-4 terjadi regangan pada
dinding rahim karena isi rahim lebih cepat tumbuhnya dari rahim sendiri.
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 13/24
13
Akibatnya ismus uteri tertarik menjadi bagian dinding korpus uteri yang
disebut segmen bawah rahim (Martaadisoebrata, 2005).
Pada plasenta previa, perdarahan tidak mungkin terjadi tanpa
pergeseran antara plasenta dan dinding rahim. Saat perdarahan bergantung
pada kekuatan insersi plasenta dan kekuatan tarikan pada istmus uteri.
Dalam kehamilan tidak perlu ada his untuk menimbulkan perdarahan.
Sementara dalam persalinan, his pembukaan menyebabkan perdarahan
karena bagian plasenta di atas atau dekat ostium akan terlepas dari
dasarnya. Perdarahan pada plasenta previa terjadi karena terlepasnya
plasenta dari dasarnya (Martaadisoebrata, 2005).
Pada plasenta previa, perdarahan bersifat berulang-ulang karena
setelah terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim, regangan
dinding rahim dan tarikan pada serviks berkurang. Namun, dengan
majunya kehamilan regangan bertambah lagi dan menimbulkan
perdarahan baru (Martaadisoebrata, 2005).
Darah yang keluar terutama berasal dari ibu, yakni dari ruangan
intervilosa. Akan tetapi dapat juga berasal dari anak jika jonjot terputus
atau pembuluh darah plasenta yang lebih besar terbuka (Martaadisoebrata,
2005).
2. Bagian terendah anak masih tinggi karena plasenta terletak pada kutub
bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas
panggul (Martaadisoebrata, 2005).
3. Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta
previa lebih sering disertai kelainan letak (Martaadisoebrata, 2005).
4. Perdarahan pasca persalinan
Pada plasenta previa mungkin sekali terjadi perdarahan
pascapersalinan karena kadang-kadang plasenta lebih erat melekat pada
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 14/24
14
dinding rahim (plasenta akreta), daerah perlekatan luas dan kontraksi
segmen bawah rahim kurang sehingga mekanisme penutupan pembuluh
darah pada insersi plasenta tidak baik.
5. Infeksi nifas
Selain itu, kemungkinan infeksi nifas besar karena luka plasenta
lebih dekat pada ostium dan merupakan port d’ entree yang mudah
tercapai. Lagi pula, pasien biasanya anemia karena perdarahan sehingga
daya tahannya lemah.
3.6 Diagnosa
Diagnosa dapat ditegakkan dari anamnesa dan pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang (Wiknjosastro, 2005) :
Anamnesa yang sesuai dengan gajala klinis, yaitu terjadi perdarahan
spontan dan berulang melalui jalan lahir tanpa ada rasa nyeri.
Pemeriksaan fisik :
Inspeksi : Terlihat perdarahan pervaginam berwarna merah segar.
Palpasi abdomen : Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri
masih rendah; Sering disertai kesalahaan letak janin; Bagian bawah
janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih dapat
digoyang atau terapung; Bila pemeriksa sudah cukup pengalaman
dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim, terutama
pada ibu yang kurus.
Inspekulo : Dengan pemeriksaan inspekulo dengan hati-hati dapat
diketahui asal perdarahan, apakah dari dalam uterus, vagina, varises
yang pecah atau lain-lain. Pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan di meja operasi (PDMO /
Pemeriksaan Dalam di Meja Operasi) karena dengan pemeriksaan
dalam, akan menyebabkan perdarahan pervaginam yang lebih deras.
Pemeriksaan penunjang :
Plasenta previa hampir selalu dapat didiagnosa dengan menggunakan
USG abdomen, yang 95% dapat dilakukan tiap saat.
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 15/24
15
3.7 Diagnosa Banding (Hanafiah, 2004)
Gejala dan tanda Faktor
predisposisi
Penyulit lain Diagnosis
* Perdarahan tanpa nyeri,
usia gestasi >22 minggu
* Darah segar atau
kehitaman dengan
bekuan
*Perdarahan dapat terjadi
setelah miksi atau
defekasi, aktivitas fisik,
kontraksi braxton hicks
atau koitus
* multipara
* mioma uteri
* usia lanjut
*kuretase
berulang
* bekas SC
* merokok
* Syok
* perdarahan setelah
koitus
* Tidak ada
kontraksi uterus
* Bagian terendah
janin tidak masuk
PAP
*Bisa terjadi gawat
janin
Plasenta
previa
* Perdarahan dengan
nyeri intermitten atau
menetap
* Warna darah
kehitaman dan cair, tapi
mungkin ada bekuan jika
solusio relatif baru
* Jika ostium terbuka,
terjadi perdarahan
berwarna merah segar.
* Hipertensi
* versi luar
*Trauma
abdomen
* Polihidramnion
* gemelli
* defisiensi gizi
* Syok yang tidak
sesuai dengan
jumlah darah
(tersembunyi)
* anemia berat
* Melemah atau
hilangnya denyut
jantung janin
* gawat janin atau
hilangnya denyut
jantung janin
* Uterus tegang dan
nyeri
Solusio
plasenta
* Perdarahan
intraabdominal dan/atau
vaginal
* Riwayat seksio
sesarea
*Partus lama
*Syok atau
takikardia
*Adanya cairan
Ruptur
uteri
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 16/24
16
* Nyeri hebat sebelum
perdarahan dan syok, yg
kemudian hilang setelah
terjadi regangan hebat
pada perut bawah
(kondisi ini tidak khas)
atau kasep
*Disproporsi
kepala
/fetopelvik
*Kelainan
letak/presentasi
*Persalinan
traumatik
bebas
intraabdominal
*Hilangnya gerak
atau denyut jantung
janin
*Bentuk uterus
abnormal atau
konturnya tidak
jelas.
* Nyeri raba/tekan
dinding perut dan
bagian2 janin mudah
dipalpasi
*Perdarahan berwarna
merah segar.
* Uji pembekuan darah
tidak menunjukkan
adanya bekuan darah
setelah 7 menit
* Rendahnya faktor
pembekuan darah,
fibrinogen, trombosit,
fragmentasi sel darah
* solusio
plasenta
* janin mati
dalam rahim
* eklamsia
* emboli air
ketuban
* perdarahan gusi
* gambaran memar
bawah kulit
* perdarahan dari
tempat suntikan
jarum infus
Gangguan
pembekuan
darah
3.8 Penanganan
Setiap ibu hamil dengan perdarahan antepartum harus segera dirujuk ke
rumah sakit yang memiliki fasilitas transfusi darah dan operasi, tanpa
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 17/24
17
dilakukan pemeriksaan dalam terlebih dahulu. Perdarahan yang pertama kali
jarang mengakibatkan kematian dengan syarat tidak dilakukan pemeriksaan
dalam sebelumnya, sehingga masih cukup waktu untuk mengirimkan
penderita ke rumah sakit. Bila pasien dalam keadaan syok karena perdarahan
yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian
infus atau tranfusi darah (Hanafiah, 2005).
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
Keadaan umum pasien, kadar Hb
Jumlah perdarahan yang terjadi
Umur kehamilan/taksiran BB janin
Jenis placenta previa
Paritas dan kemajuan persalinan (Hanafiah, 2004)
Penanganan pasien dengan plasenta previa ada 2 macam, yaitu:
1. Penanganan Pasif / Ekspektatif
Dahulu ada anggapan bahwa kehamilan dengan plasenta previa
harus segera diakhiri untuk menghindarkan perdarahan yang fatal. Namun
sekarang ternyata terapi ekspektatif dapat dibenarkan dengan alasan
sebagai berikut:
o Perdarahan pertama pada plasenta previa jarang fatal
o Untuk menurunkan kematian bayi karena prematuritas
Kriteria penanganan ekspektatif:
o Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
o
Perdarahan sedikito Belum ada tanda-tanda persalinan
o Keadaan umum baik, kadar Hb 8 % atau lebih
Perdarahan pada plasenta previa pertama kali terjadi biasanya
sebelum paru-paru janin matur sehingga penanganan pasif ditujukan untuk
meningkatkan survival rate dari janin. Langkah awal adalah transfusi
untuk mengganti kehilangan darah dan penggunaan agen tokolitik untuk
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 18/24
18
mencegah persalinan prematur sampai usia kehamilan 36 minggu. Sesudah
usia kehamilan 36 minggu, penambahan maturasi paru-paru janin
dipertimbangkan dengan beratnya resiko perdarahan mayor. Kemungkinan
terjadi perdarahan berulang yang dapat mengakibatkan IUGR harus
dipertimbangkan. Sekitar 75% kasus plasenta previa diterminasi pada
umur kehamilan 36-38 minggu (Hanafi, 2005).
Dalam memilih waktu yang optimum untuk persalinan, dilakukan
tes maturasi janin meliputi penilaian surfaktan cairan amnion dan
pengukuran pertumbuhan janin dengan USG. Penderita dengan umur
kehamilan antara 24-34 minggu diberikan preparat tunggal betamethason
(12 mg im 2x1) untuk meningkatkan maturasi paru janin. Berdasarkan data
evidence based medicine didapatkan pemakaian preparat ganda steroid
sebelum persalinan meningkatkan efek samping yang berbahaya bagi ibu
dan bayi (Hanafi, 2005).
Pada terapi ekspektatif, pasien dirawat di rumah sakit sampai berat
anak ± 2500 gr atau kehamilan sudah sampai 37 minggu. Selama terapi
ekspektatif diusahakan untuk menentukan lokasi plasenta dengan
pemeriksaan USG dan memperbaiki keadaan umum ibu. Penderita
plasenta previa juga harus diberikan antibiotik mengingat kemungkinan
terjadinya infeksi yang besar disebabkan oleh perdarahan dan tindakan-
tindakan intrauterin. Setelah kondisi stabil dan terkontrol, penderita
diperbolehkan pulang dengan pesan segera kembali ke rumah sakit jika
terjadi perdarahan ulang (Nathan, 2003).
2. Penanganan aktif / terminasi kehamilanTerminasi kehamilan dilakukan jika janin yang dikandung telah
matur, IUFD atau terdapat anomali dan kelainan lain yang dapat
mengurangi kelangsungan hidupnya, pada perdarahan aktif dan banyak.
Kriteria penanganan aktif/terminasi kehamilan:
o Umur kehamilan 37 ≥ minggu, BB janin ≥ 2500 gram
o Perdarahan banyak 500 cc atau lebih
o Ada tanda-tanda persalinan
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 19/24
19
o Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr % (Hanafi,
2005)
Jenis persalinan apa yang kita pilih untuk penanganan plasenta
previa dan kapan melaksanakannya bergantung pada faktor-faktor sebagai
berikut :
o Perdarahan banyak atau sedikit
o Keadaan ibu dan anak
o Besarnya pembukaan
o Tingkat plasenta previa
o Paritas
Ada 2 pilihan cara persalinan, yaitu persalinan pervaginam dan
seksio sesarea. Persalinan pervaginam bertujuan agar bagian terbawah
janin menekan bagian plasenta yang berdarah selama persalinan
berlangsung, sehingga perdarahan berhenti. Seksio sesarea bertujuan
mengangkat sumber perdarahan, memberikan kesempatan pada uterus
untuk berkontraksi menghentikan perdarahannya, dan menghindari
perlukaan servik dan segmen bawah uterus yang rapuh apabila dilakukan
persalinan pervaginam (Wiknjosastro, 2005).
Persalinan per vaginam dapat berupa :
Pemecahan ketuban
Versi Braxton Hicks
Cunam Willet-Gauss
Pemecahan selaput ketuban merupakan cara pilihan untuk
melangsungkan persalinan pervaginam, karena (1) bagian terbawah janin
akan menekan plasenta dan bagian plasenta yang berdarah; dan (2) bagian
plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti regangan segmen bawah
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 20/24
20
uterus, sehingga pelepasan plasenta dari segmen bawah uterus lebih lanjut
dapat dihindarkan (Wiknjosastro,2005).
Apabila pemecahan selaput ketuban tidak berhasil menghentikan
perdarahan, maka dapat dilakukan pemasangan cunam Willet dan versi
Braxton-Hicks. Dalam dunia kebidanan kedua cara ini telah ditinggalkan
karena seksio sesaria dinilai lebih aman bagi ibu dan janin. Akan tetapi
pada keadaan darurat cara ini masih dilakukan sebagai pertolongan
pertama untuk mengatasi perdarahan yang banyak atau apabila seksio
sesaria tidak mungkin dilakukan (Wiknjosastro, 2005).
Cara ini mungkin dapat menolong ibu dengan menghentikan
perdarahan, tetapi tidak selalu menolong janinnya. Tekanan yang
ditimbulkan terus menerus pada plasenta dapat mengurangi sirkulasi darah
uteroplasenta, sehingga mengakibatkan anoksia sampai kematian janin.
Oleh karena itu, cara ini biasanya dilakukan pada janin yang telah mati,
janin yang prognosis untuk hidup di luar uterus kurang baik, atau pada
multipara yang persalinannya lebih lancar sehingga tekanan pada plasenta
tidak terlalu lama (Nathan, 2003).
Di rumah sakit yang lengkap, seksio sesarea merupakan cara
persalinan terpilih. Di rumah sakit dr. Cipto Mangunkusumo antara tahun
1971-1975, seksio sesarea dilakukan pada kira-kira 90% dari semua kasus
plasenta previa. Gawat janin bukan merupakan kontraindikasi dilakukan
seksio sesarea demi keselamatan ibu. Akan tetapi, gawat ibu mungkin
terpaksa menunda seksio sesarea sampai keadaannya dapat diperbaiki
misalnya penanganan syok hipovolemik dengan resusitasi cairan intravena
dan darah (Nathan, 2003).
Plasenta previa totalis merupakan indikasi mutlak untuk seksio
sesarea. Plasenta previa parsialis pada primigravida sangat cenderung
untuk seksio sesarea. Perdarahan banyak dan berulang merupakan indikasi
mutlak seksio sesarea karena perdarahan itu biasanya disebabkan oleh
plasenta previa yang lebih tinggi derajatnya dari pada yang ditemukan
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 21/24
21
pada pemeriksaan dalam, atau vaskularisasi yang hebat pada servik dan
segmen bawah uterus. Multigravida dengan plasenta letak rendah, plasenta
previa marginalis atau plasenta previa parsialis pada pembukaan lebih dari
5 cm dapat ditanggulangi dengan pemecahan selaput ketuban. Tetapi jika
dengan pemecahan selaput ketuban tidak mengurangi perdarahan yang
timbul, maka seksio sesaria harus dilakukan (Hanafiah, 2004).
Pada kasus yang terbengkalai dengan anemia berat karena
perdarahan atau infeksi intrauteri, baik persalinan pervaginam maupun
seksio sesaria sama-sama tidak aman bagi ibu dan janin. Akan tetapi
dengan bantuan transfusi darah dan antibiotik yang adekuat, seksio sesaria
masih lebih aman dibanding persalinan pervaginam untuk semua kasus
plasenta previa totalis dan kebanyakan kasus plasenta previa parsialis.
Seksio sesaria pada multigravida yang telah mempunyai anak hidup cukup
banyak dapat dipertimbangkan dilanjutkan dengan histerektomi untuk
menghindari terjadinya perdarahan postpartum yang sangat mungkin akan
terjadi, atau sekurang-kurangnya dipertimbangkan dilanjutkan dengan
sterilisasi untuk menghindari kehamilan berikutnya (Hanafiah 2004).
Persiapan untuk resusitasi janin perlu dilakukan. Kemungkinan
kehilangan darah harus dimonitor sesudah plasenta disayat. Penurunan
hemoglobin 12 mg/dl dalam 3 jam atau sampai 10 mg/dl dalam 24 jam
membutuhkan transfusi segera. Komplikasi post operasi yang paling sering
dijumpai adalah infeksi masa nifas dan anemia (Nathan, 2003).
Tindakan seksio sesarea pada plasenta previa, selain dapat
mengurangi kematian bayi, terutama juga dilakukan untuk kepentingan
ibu. Oleh karena itu, seksio sesarea juga dilakukan pada plasenta previawalaupun anak sudah mati (Nathan, 2003).
3.9 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan plasenta previa,
adalah:
1. Perdarahan antepartum
2. Perdarahan post partum
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 22/24
22
3. Hipovolemik
4. Infeksi
5. Abortus
6. Prolaps plasenta
7. Plasenta melekat, sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu
dibersihkan dengan kerokan
8. Robekan jalan lahir
9. Bayi prematur atau lahir mati (Peedicayil,1992)
3.10 Prognosis
Dengan penanggulangan yang tepat kematian ibu karena plasenta previa
seharusnya dapat ditanggulangi. Sejak dilakukan penanganan pasif pada tahun
1945, kematian perinatal berangsur-angsur dapat diperbaiki. Walaupun demikian,
hingga kini kematian perinatal yang disebabkan prematuritas tetap memegang
peranan utama. Dengan persalinan seksio sesarea, fasilitas transfusi darah, dan
metode anestesi yang benar kematian ibu dapat diturunkan sampai kurang dari
1%. Sedang kematian perinatal yang dihubungkan dengan plasenta previa sekitar
10% (Peedicayil, 1992).
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 23/24
23
KESMPULAN
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada kehamilan berumur di
atas 22 minggu. Terdapat beberapa penyebab perdarahan antepartum seperti
plasenta previa, sulosio plasenta/ plasental abruption, ruptura uteri. Berdasarkan
gejala-gejala pada kasus di atas terjadi perdarahan antepartum kemungkinan di
karenakan plasenta previa.
Plasenta previa adalah implantasi plasenta di sekitar osteum uteri internum
yang dapat berakibat perdarahan pada kehamilan di atas 22 minggu.1
Plasenta
previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia di atas 30
tahun. Juga lebih sering terjadi pada kehamilan ganda daripada kehamilan
tunggal. Uterus bercacat ikut mempertinggi angka kejadiannya. Pada beberapa
Rumah Sakit Umum pemerintah dilaporkan insidennya berkisar 1,7 % sampai
dengan 2,9 %. Di negara maju insidennya lebih rendah yaitu kurang dari 1 %
mungkin disebabkan berkurangnya perempuan hamil paritas tinggi.
Plasenta previa memiliki gejala dan tanda utama yaitu perdarahan tanpa
nyeri dengan usia gestasi di atas 22 minggu, darah segar atau kehitaman dengan
bekuan, perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktifitas fisik,
kontraksi Braxton Hicks, trauma atau koitus. Faktor predisposisi adalah grande
multipara. Penyulit lainnya umumnya tidak ada nyeri, bagian terendah janin tidak
masuk pintu atas panggul (gangguan akomodasi), dan gawat janin.
Untuk mendiagnosis secara pasti diperlukan anamnesis yang lebih
lengkap, dan juga perlu dilakukan pemeriksaan fisik, laboratoriun, dan radiologi
lebih mendalam lagi.
DAFTAR PUSTAKA
5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 24/24
24
Cunningham, F. Gary; Gant, Norman F; Leveno Md. 2001. Williams Obstetrics.
21st Ed. McGraw-Hill Professional
Perdarahan Ante Partum, dr.Bambang Widjanarko, Sp.OG. Diunduh dari
www.reproduksiumj.blogspot.com
Plasenta Previa, dr.Bambang Widjanarko, Sp.OG. Diunduh dari
www.reproduksiumj.blogspot.com
Bagian Obstetri & Ginekologi Fak. Kedokteran Universitas Sumatera Utara/R.S
Dr. Pringadi Medan, Pedoman Diagnosis dan Therapi Obstetri-Ginekologi
R.S. Dr. Pringadi Medan, 1993, halo 6-10,