Lampiran
TRANSKRIP WAWANCARA WARTAWAN SIBER SUARAMERDEKA.COM
Hari / Tanggal : Kamis, 22 Juni 2017
Waktu : Pukul 14.00 – 16.00 WIB
Informan : Setiawan Hendra Kelana selaku Pimpinan Redaksi Suara Merdeka.com
Koordinator Bidang Pelayanan Perijinan KPID Jawa Tengah Periode 2014-2017 ini lahir pada
tanggal 21 Juni 1975 di Semarang. Lulus S-1 tahun 2000 di Universitas Dian Nuswantoro
Fakultas Teknik Informatika yang sebelumnya adalah STIMIK Dian Niswantoro Semarang.
Selain pernah menjadi Redaktur Nasional Suara Merdeka dan Kepala Biro Kota Suara Merdeka,
saat ini menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Suara Merdeka CyberNews / SuaraMerdeka.com .
Kegiatan jurnalistik yang pernah diikuti antara lain sebagai pembicara pada seminar Manajemen
Media Massa yang digelar oleh KDW Jawa Tengah, Cara Mudah Menulis Berita, Jurnalisme
Online, Pedoman Media Cyber, Mengenal Dinamika Media Online Indonesia serta mengikuti
Konferensi Media Digital di Hongkong. Tulisan yang pernah dimuat antara lain adalah Menjaga
Fitrah Manusia yang terbit di Suara Merdeka dan Mendisiplinkan Pengendara dan Pejalan Kaki.
Selain sebagai Pemimpin Redaksi Suara Merdeka CyberNews, aktivitas lainnya antara lain
sebagai Ketua Komisi Tetap Multimedia dan Penyiaran KADIN Jawa Tengah, Wakil Ketua
KNPI Jawa Tengah, Humas Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah serta Anggota
Kelompok Diskusi Wartawan Jawa Tengah.
Keterangan :
P : Penulis
I : Informan
P : Bisakah Bapak jelaskan Profil media siber SuaraMerdeka.com ?
I : SuaraMerdeka.com berdiri di tahun 1996, para pendirinya mulai membentuk prediksi
bahwa ke depannya , internet itu hadir maka informasi akan melalui media siber semua.
Makanya, tahun 1996 sebelum Portal berita siber nasional yang kini sudah ada dan
dikenal itu, kami sudah ada. Oleh karena itu, SuaraMerdeka.com hadir dengan tujuan
waktu itu tidak semua orang mudah untuk akses internet masih mahal saat itu dan banyak
warga jawa tengah yg di luar jawa tengah tidak mendapatkan sirkulasi cetak Suara
Merdeka. Sehingga, mereka bisa akses melalui SuaraMerdeka.com . Isi
SuaraMerdeka.com dulu hanya memberitakan isi berita aktual media cetak Suara
Merdeka via siber. Kemudian di tahun 2000, SuaraMerdeka.com mulai berkembang
dengan berita aktual , bukan hanya dari media cetak Suara Merdeka namun ada kejadian
yang baru saja terjadi saat itu langsung ditayangkan. Semakin berkembang
SuaraMerdeka.com memiliki E-paper. Akhirnya punya Streaming video yaitu
SuaraMerdekaTV di tahun 2011. Pas dengan ulang tahun SuaraMerdeka tanggal 11
Februari. Kaitannya dengan perkembangan, dulu SuaraMerdeka.com hanya
memberitakan aktual hanya sampai pukul 12 malam, mulai lagi pukul 7 pagi. Saat saya
masuk tahun 2010, nah 2011 saya membuat streaming video , saya berfikir bahwa
SuaraMerdeka.com adalah portal berita non-stop. Akhirnya, saya putuskan bahwa kita
24jam untuk update. Di tahun 2011 juga, kami yang di streaming video itu memecahkan
dan mencatatkan rekor MURI juga. Jadi, ada 2 pameran computer di dua mall lalu kami
bikin streaming live. Sehingga, masyarakat bisa melihat situasi pameran tersebut selama
6 hari. Host satu dan lainnya bisa saling bertukar informasi tentang penjualan mall satu
dengan mall lainnya. Tahun 2015, mendapatkan penghargaan lagi dari Paulus Panka.
SuaraMerdeka.com mendapatkan rekor Koran Online lokal pertama. Kami tetap
konsisten bahwa SuaraMerdeka.com akan saling menguatkan dengan media cetak Suara
Merdeka sehingga kami yakin bahwa media cetak akan tetap memiliki pembacanya.
Kehadiran SuaraMerdeka.com tidak akan menggerogoti pembaca koran.
P : Apa Tujuan yang lebih independen yang dimiliki SuaraMerdeka.com ?
I : Semula, SuaraMerdeka.com menjadi pelengkap untuk menyajikan informasi untuk
masyarakat jawa tengah yang jauh dari jawa tengah dan masyarakat yang mampu
menggunakan computer serta mengakses internet. Namun semakin kesini, media siber
akan menjadi media masa depan maka tujuannya pun ikut berkembang dan direvisi,
bukan lagi memindahkan media cetak ke siber tetapi harus betul-betul siap menjadi
media masa depan. Kita tidak akan tahu sampai kapan media cetak bertahan, namun
ketika mungkin 20-30 tahun lagi masyarakat sudah tidak mau membaca koran dalam
bentuk kertas bahkan pemerintah melarang menebang pohon untuk dijadikan kertas jadi
koran. Maka kita harus siapkan dari sekarang.
P : Apa perbedaan segmen berita yang disajikan SuaraMerdeka.com dengan media
siber lainnya?
I : SuaraMerdeka memang memposisikan sebagai media perekat warga Jawa Tengah . maka
kami lebih menonjolkan segmen berita-berita Jawa Tengah. Meskipun kami tidak
meninggalkan isu-isu nasional dan internasional yang memang sedang besar diberitakan.
Kami memiliki fokus utama yaitu berita jawa tengah. Jika SuaraMerdeka.com memilih
dengan berita berita besar maka kami akan kalah bersaing dengan media siber seperti
detik.com, kompas.com dan sebagainya. Mereka memang buat nasional dengan jaringan
nasional , kelemahan mereka adalah jaringan lokalnya. Maka kami ambil celah disitu.
P : Bagaimana Jobdesk wartawan siber yang diterapkan di media siber
SuaraMerdeka.com ?
I : Jika reporter, tugas utamanya adalah mencari berita hingga menulis. Redaktur tugasnya
meng-edit berita yang tulis reporter. Di media siber, ketika berita sudah sampai di
redaktur maka berita bisa langsung di unggah ke Portal Berita siber. Kembali lagi kami
mengejar kecepatan. Kebetulan, media siber SuaraMerdeka.com uniklah, kami punya
Adip yang bisa merangkap sebagai editor dan wartawan yang bisa mencari berita. Hal ini
berkaitan dengan wartawan madya yang dijabatnya melalui standar kompetensi yang
diselenggarakan PWI. Semua profesi harus professional termasuk wartawan. Uji
kompeten perusahaan media, organisasi kewartawan yang diakui seperti PWI, AJI,IJTV
dan wartawan itu sendiri. Hal ini tidak mudah, layaknya partai yang harus diverifikasi.
Untuk uji kompetensi wartawan, ada 3 yaitu wartawan muda, wartawan madya, dan
wartawan utama. Reporter biasanya wartawan muda, editor wartawan madya, dan
wartawan utama adalah pimpinan redaksi. Saat ini, media siber juga mulai berdiri dan
ingin melakukan verifikasi sehingga akan dibentuk beberapa organisasi serikat media
siber Indonesia , asosiasi media siber Indonesia . organisasi ini berharap diakui oleh
Dewan Pers layaknya PWI, AJI, dan IJTV. Tujuan adanya organisasi yang kompeten ini
akan merambat kepada keanggotaan yang orangnya juga kompeten maka mampu
menyeleksi secara ilmiah media siber yang ada di Indonesia yang abal-abal sampai yang
resmi. Organisasi ini akan memiliki persyaratan yang ketat sehingga dapat diverifikasi
oleh dewan pers sehingga semakin diakui kehadirannya di Indonesia. Jadi, selama ini
belum ada yang menaungi media siber secara spesifik. Keanggotaan ini memang
layaknya turunan dari PWI atau AJI. Disini organisasi siber tidak untuk rivalitas dengan
organisasi yang ada. Memang yang Serikat lebih ke PWI dan Asosiasi lebih ke AJI.
P : Apakah kata Siber sudah resmi digunakan di Indonesia?
I : Saya memang belum ngecek ke KBBI, namun ketika tahun 2012 keluar peraturan
pedoman media siber, penggunaan kata itu menjadi resmi ketika sudah ditanda tangani.
Namun kata online memang belum di terjemahkan ke bahasa Indonesia. Menurut saya
sudah resmi ketika media yang ada sudah mendeklarasikan kata siber itu sudah diadopsi
dan ada dasar hukum.
P : Ketika saya melakukan penelitian dengan 2 wartawan yang ada di
SuaraMerdeka.com yaitu Phutut dan Adip, mereka memiliki perbedaan yaitu
wartawan muda yaitu Phutut dan wartawan madya yaitu Adip. Bagaimana
menurut Bapak ? apakah ada pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan
tersebut?
I : Seharusnya ada dan iya berbeda karna ketika sudah berhasil mendapatkan sertifikat madya
, wartawan tersebut bisa melakukan jobdesk seorang wartawan muda. Untuk meraih
sertifikat madya dan utama memang tidak harus ikut yang muda dahulu. Dari situ, semua
jabatan akan dites ketika wartawan ,reporter,redaktur, editor bahkan pimpinan redaksi
langsung dikelompokan sendiri, sehingga ditingkatan kompetensi sesuai profesinya.
P : Apa saja tanggung jawab yang harus dipegang oleh para wartawan siber
SuaraMerdeka.com ?
I : Sebenarnya , saya menggunakan birokasi yang sederhana saja, siber butuh kecepatan dan
aktualitas. Waktu adalah hal yang sangat penting di media siber. Ketika kami
mendistribusikan tugas sebagai tugas harian. Seorang pimpinan redaksi yang dibawahnya
ada redaktur pelaksana, editor dan wartawan jika ada liputan saya langsung ke redaktur
dan wartawannya. Sehingga semua harus cepat. Kita tidak perlu system yang ribet, yang
mudah saja sesuai jabatan tapi langsung pada yang bersangkutan sehingga berita sangat
cepat diunggah.semua rencana peliputan redaktur yang mengkondisikan.
P : Apa sih kriteria yang harus dipenuhi wartawan siber SuaraMerdeka.com ?
I : Untuk wartawan SuaraMerdeka.com ialah jangan gaptek, mereka mampu untuk
menggunakan media siber dan ponsel cerdas sesuai dengan teknologi masa kini.
Sehingga, ketika melihat peristiwa yang ada segara melaporkan dan meliput dengan cek n
ricek fakta lapangan, konfirmasi yang pasti. Saya suka wartawan siber yang aktif di
sosial media,mereka tahu perkembangan, selain itu, mereka harus mengetahui
perkembangan media siber lainnya. Sehingga, medapatkan banyak informasi yang
mungkin belum diketahui. Kita harus melakukan komparasi dengan media lainnya maka
kita mengetahui keunggulan media lain dan kita tahu kekurangan media yang kita geluti
setiap harinya. Secara umum, wartawan harus paham Kode Etik Jurnalistik, mereka juga
harus responsif. Ponsel cerdas saat ini harus mereka manfaatkan untuk tulis berita. Semua
wartawan SuaraMerdeka.com menggunakan piranti ponsel cerdas untuk liputan.
P : Pembekalan apa saja yang dilakukan oleh SuaraMerdeka.com bagi wartawan
sibernya untuk menjalankan profesi seperti apa?
I : Sebenarnya, embrio organisasi kan belum sampai kesana tetapi orang-orang ini kan
mereka sudah ikut PWI dan AJI, baik wartawan cetak,radio atau siber ketika akan
menjadi anggota PWI pun harus mengikuti orientasi kewartawanan ini, disitu akan ada 3
hal utama yaitu Hukum Pers, Kode Etik Jurnalistik dan tentang konvergensi media.
Konvergensi media adalah salah satu yang paling mendekati perihal media siber yang
kami geluti sehingga, mereka pembekaln yang penting 3 itu. Keterkaitan pedoman siber
juga ada. Meskipun mereka ada yang tidak tahu saya akan sampaikan karena sekarang ini
masyarakat belum tahu betul kehadiran pedoman media siber yang didalamnya berisikan
hal-hal yang harus ditaati media siber itu sendiri.
P : Dasar-dasar pedoman sebagai wartawan seperti Kode Etik Jurnalistik, Hukum Pers
, Konvergensi Media bahkan Pedoman Media Siber apakah sudah diaplikasikan
dalam menjalankan profesi?
I : Saya selalu menyampaikan kepada wartawan, didalam pedoman media siber itu banyak
hal yang mengatur dan membatasi namun memberikan keleluasaan juga dalam
menjalankan profesi sebagai wartawan siber. Misalnya, berita yang aktual dan baru saja
terjadi bisa langsung diunggah ke media bila memang belum ada konfirmasi dari pihak-
pihak yang berwenang berita tersebut bisa naik lagi sebagai berita terkait. Wartawan
sangat dimudahkan dengan hadirnya pedoman media siber tersebut. pedoman ini juga
disusun oleh dewan pers dan para pengelola sehingga tetap menjadi salah satu pegangan
wartawan.
P : Menurut bapak, perlukah wartawan siber SuaraMerdeka.com mengerti dan
memahami Kode Etik secara Menyeluruh dan mengaplikasikan kode etik tersebut
ke media siber SuaraMerdeka.com ?
I : Bicara tentang etika apapun ya, pasti gak mengahafalkan dari satu poin ke poin yang lain.
Semua kembali ke Rasa masing-masing. Sehingga, pantaskah berita ini di unggah atau
tidak? Didalam kode etik jurnalistik kembali ke rasa masing-masing wartawan.
P : Bagaimana UU ITE dijalankan SuaraMerdeka.com ?
I : Untuk wartawan SuaraMerdeka.com sudah berpegangan dengan undang-undang pers,
pedoman media siber dan kode etik jurnallistik. Itu tidak bisa disangkakan pada berita-
berita media online. Ketika ini produk pers maka harus diselesaikan dengan uu pers saja.
Misal hak jawab.
P : Perlukah wartawan siber SuaraMerdeka.com diteliti perihal penerapan Kode Etik
Jurnalistik?
I : Perlu, karna banyak sekali wartawan yang perlu mengisi kembali pengetahuan yang
mendasar sebagai seorang wartawan apalagi yang mbak Stefani lakukan dengan meneliti
personal wartawan siber SuaraMerdeka.com apakah dia sudah memahami
peraturan,kewajiban bahkan haknya. Bisa saja mereka hanya mempergunakan profesi
untuk menguntungkan diri sendiri bukan untuk menyuguhkan berita yang baik dan
menjunjung kebenaran sebagai seorang wartawan.
P : Seorang wartawan bisa saja memiliki sikap independen atau idealis sehingga ada
ketidaksesuain dengan visi misi perusahaan media tersebut. misalnya, bersikukuh
untuk menayangkan berita yang tidak layak diberitakan oleh SuaraMerdeka.com ?
I : Dengan idealisme tinggi, sebenarnya kan media ini sebuah industri dan memiliki sisi kritis
bahkan bertolak belakang. Namun , perlu diketahui bahwa dalam perusahaan media
terdapat sisi sistem hirarkis, ketika misalnya, reporter tulisanya di edit oleh editor tidak
bisa ditawar begitun pula bila sampai redaktur, pimred bahkan pemilik media. Ketika kita
bekerja di perusahaan media maka kita tidak bisa membangkang dengan masukan
ataupun perintah. Jadi paling menthok yang dilakukan wartawan hanya tidak mau meliput
bila tidak sesuai dengan hati nurani mereka dan memberikan kewajiban tersebut ke
wartawan lain.
P : Bagaimana pendapat Bapak tentang , profesi yang dijalankan oleh Phutut sebagai
wartawan Muda?
I : Menurut saya mas Phutut, cukup berpengalaman, relasi yang luas, dia sudah sangat
berpengalaman di bidang ini karna sudah pernah di media lain, pandai menggunakan
ponsel cerdas, dia sangat mempertimbangkan keputusan atau sebuah persoalan yang bisa
dirundingkan dengan saya. Sudah memenuhi kriteria sebagai wartawan siber
SuaraMerdeka.com . dia sangat nyaman dengan ponsel cerdas sehingga berita yang
diunggah memiliki ketepatan waktu yang pas. Berhenti menulis berita sudah diunggah
langsung.
P : Bagaimana pendapat Bapak tentang , profesi yang dijalankan oleh Adib sebagai
wartawan Madya?
I : Mas adib sangat cocok dengan segmen yang dia pegang entertainment dan remaja. Adib
memang sangat paham tentang perkembangan dunia remaja dan anak muda. Dia
komunikatif dan taat dengan kewajibannya ya. Dia tidak punya pemikiran yang dia
paksakan, barang kali usia bertambah dia masih bisa memerankan segmen remaja dengan
baik. Dia juga sering jadi pembicara tentang anak mudah dan bahasanya gaul. Dia sangat
pantas dan menjiwai segmen anak muda. Jadi, saya punya kanal remaja sekitar tahun
2011 , saya dititipi mas adib dan kawan-kawannya untuk menggarap segmen anak muda.
Mereka mampu menjadikan segmen ini menjadi majalah remaja siber. Saya berikan
kebebasan di kanal itu mereka berkreasi . saya berikan keleluasan pada adib dengan
akomodasi kanal yang mereka kembangkan
P : Rintangan apa yang akan hadir di SuaraMerdeka.com menurut bapak?
I : Yang pasti kejar mengejar dengan kemajuan tekonologi yang sangat pesat, investasinya,
aplikasi-aplikasi menarik. Untuk konten, saya rasa gak akan kehabisan. Tantangan
selanjutnya adalah SDM itu sendiri, saya sedang berfikir bagaimana orang-orang yang
cetak bisa memiliki pemikiran bahwa media cetak pasti akan hilang dan menerima
perubahan media siber yaitu sebagai koran masa depan. Hal ini tidak mudah diterima
orang-orang media cetak. Begitu.
Lampiran
TRANSKRIP WAWANCARA WARTAWAN SIBER SUARAMERDEKA.COM
Hari / Tanggal : Selasa, 16 Mei 2017
Waktu : Pukul 14.00 – 16.00 WIB
Informan : Adib Auliawan Herlambang
Data Pribadi
Nama : Adib Auliawan Herlambang
Jenis Kelamin : Pria
Tempat/Tanggal Lahir : Tegal / 4 November 1988
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jalan Pala Barat 4B No. 1346 RT.07 RW.14 - Mejasem, Tegal
Hobi : Olahraga (basket dan lari)
Nomor HP : 0856-4126-4743, 0882-1530-8491
E-Mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
Tahun 1994-2000 SD Negeri Mangkukusuman 7 Tegal
Tahun 2000-2003 SMP Negeri 1 tegal
Tahun 2003-2006 SMA Negeri 4 Tegal
Tahun 2006-2010 Program Studi Diploma (D-3) Jurusan Hubungan Masyarakat / Public
Relations, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Semarang,
Tahun 2010-2012 Program Studi Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi, Sekolah Tinggi Ilmu
Komunikasi (STIKOM) Semarang
Pengalaman Kerja
Tahun 2008 Magang di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang, sebagai
Humas.
Tahun 2010 – 2011 Bekerja di Olga! Magazine Semarang, sebagai Repoter.
Tahun 2011 – Sekarang Bekerja di Suara Merdeka Online (SuaraMerdeka.com ),
sebagai Repoter / Editor.
Keterangan :
P : Penulis
I : Informan
P : Apa jobdesk pekerjaan anda saat ini ?
I : Wartawan liputan konten Remaja dan Travel serta bertanggung jawab dengan redaksi
Suara Remaja yaitu “Ekspresi”. Semua sudah diatur dan disesuaikan jadwal konten yang
ditentukan pimpinan redaksi yang harus diunggah setiap harinya. Misalnya, saya
mengerjakan konten psikologi di setiap hari selasa. Temanya saya pilih sendiri. Artikel
yang saya unggah itu dari tiga sumber atau lebih dari web luar negri lalu saya olah
dengan bahasa saya sendiri. Hari ini saya bahas efek perceraian pada anak.
Liputan yang saya kerjakan biasanya pensi, komunitas, undangan dari hotel saat ada promo.
Saya kan punya tanggung jawab konten khusus yaitu Ekspresi, konten ini khusus anak
muda di semarang dan seluruh Indonesia. Berita disini diunggah dengan bahasa non baku
, harus berita yang menarik minat membaca anak muda dan info yang bermanfaat.
P: Apa yang anda rasakan menjadi seorang wartawan?
I : Saya sudah terbiasa dan menjadi rutinitas dalam kegiatan liputan sampai unggah berita.
Pekerjaan di media cetak jauh lebih santai khususnya, majalah. Kalau di media siber,
deadlinenya lebih rapat dan setiap hari. Banyak hal yang harus diselesaikan. Wartawan
siber hanya bekerja 8 jam. Sangat fleksibel kok.
P : Bagaimana cara anda memperluas wawasan anda sebagai seorang wartawan?
I : saya lebih banyak membaca referensi tentang konten-konten yang sering saya buat. Kalau
saya, tertarik sekali membaca majalah Rolling Stone, Hai, dan sebagainya. Keuntungan
dari sering membaca adalah menambah “ Bank Kata “ untuk kita sendiri. Kosa kata kita
jadi bertambah.
P: Pernahkah anda menulis berita tanpa keakuratan data atau fakta lapangan?
I : Pernah, beberapa kali. Istilahnya ngambang isi artikel hanya sebatas pengetahuan saya
secara pribadi. Akhirnya, berita yang saya unggah malah tidak mudah dicerna pembaca
dan berita berisikan fakta yang nanggung. Contoh kecilnya, jumlah peserta yang tidak
pasti saya akan menulis dengan apa yang saya lihat, ketika tanya panitia mereka juga
tidak memberikan kepastian.seharusnya kan kita mendapatkan fakta yang valid. Apalagi,
kalau telat dating ke event yang diliput tambah susah cari infonya. Tapi, sering kali
dipermudah dengan press release acara.
P: Apa perbedaan wartawan siber tanpa media cetak yang menaungi dengan
wartawan yang berada dibawah naungan media cetak?
I : Langsung contohnya, media siber detik.com mereka ( wartawan) bisa menulis secara
bebas, kalau media siber didalam naungan media cetak harus menyesuaikan konten yang
dimuat media cetak. Secara otomatis, tim wartawan dan editor siber menulis konten yang
sama dengan media cetak setiap harinya. Kami memiliki bank dokumen sendiri antara
media cetak dan siber sehingga berita yang diunggah oleh media siber adalah ringkasan
artikel berita koran.
P: Pengorbanan apa saja yang dilakukan oleh anda selama mencari berita?
I : Kalo kami harus terjun dilapangan dan kebetulan kami belum diketahui identitasnya
sebagai wartawan siber SuaraMerdeka.com . Masih banyak masyarakat yang tidak tahu
bahwa Suara Merdeka memiliki media siber di dunia maya. Sekarang ini lagi marak
dengan kehadiran “wartawan bodrek”, seorang wartawan yang melakukan penipuan
hanya mencari uang dan makan dari sebuah event tanpa dinaungi media apapun lalu
menggunakan identitas palsu. Kalau dikalangan wartawan kami pasti bisa bedakan karna
kami punya komunitas sendiri misalnya, wartawan ekonomi, wartawan entertainment,
wartawan politik, dan sebagainya. Tapi, masyarakat kan tidak tahu atau membedakan
wartawan asli dengan yang palsu.
P : Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengunggah berita siber?
I : Bahasa yang digunakan, kosakata , dan tanda baca. Pimpinan redaksi pasti mantengin
berita unggahan terbaru yang ada di media siber. Koreksi pun dilakukan saat itu juga
sehingga jika ada kesalahan editor siap membenahi berita yang telah diunggah. Soalnya,
semua wartawan online saat dilapangan langsung upload berita ke media siber
SuaraMerdeka.com . Nah, editor yang dikantor siap membenahi dan mengoreksi berita
tersebut.
Tentang Kode Etik jurnalistik
P : Apakah anda mengerti setiap butir kode etik jurnalistik yang diterapkan?
I : Saya mengerti tapi saya gak hafal dan mengerti setiap butirnya. Yang pasti secara umum
saya menjalani dan mempelajari tapi secara tidak sadar saya terapkan seperti hak jawab,
hak koreksi dan lain-lain. Kode etik bagi saya adalah dasar pijakan profesi yang saya
geluti sehingga tetap berjalan sesuai alurnya.
P: Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat,
berimbang, dan tidak beritikad buruk. Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat
tersebut?
I : kalau independen sih sudah tidak karna sudah bercampur dengan kepentingan politik dan
bisnis. Berimbang pasti, saya selalu buat berita dari dua sisi kalau di media siber satu
berita bisa satu narasumber dan narasumber lain bisa di berita terkaitnya, akurat pasti
juga saya jalankan tapi kalau beretikad buruk tidak akan saya lakukan karna liputan dan
berita saya suguhkan untuk masyarakat.
P: Pernahkah anda memberitakan peristiwa atau fakta tidak sesuai dengan suara hati
nurani ,terdapat campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk
pemilik perusahaan pers? Berikan alasannya.
I : saya tidak pernah memiliki pengalaman tersebut. muncul kekecewaan pasti jika seorang
wartawan melakukan liputan tapi tidak dapat dimuat karna kepentingan-kepentingan
tersebut.
P: Seberapa pentingkah akurasi bagi anda saat mengunggah berita?
I : penting banget. Media siber satu langkah lebih maju dari media cetak sehingga jika di
siber saja tidak akurat , bagaimana persepsi orang dengan media cetak kami karna berita
online mampu membentuk opini publik.
P: Apakah anda pernah beretikad buruk dalam memunculkan berita di dunia siber?
I : Kalau ini memang kode etik jurnalistik sekali bahkan menurut saya tidak boleh dilakukan.
P: Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan
tugas jurnalistik. Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : kami disekolahkan lagi untuk pendidikan jurnalistik oleh kantor media Suara Merdeka.
Seminar- seminar untuk para wartawan dengan materi yang sudah ditentukan oleh
mediayang menaungi kami (para wartawan). Ada juga dari PWI ,saya juga ikut
disekolahkan dengan PWI kebetulan saya sudah Wartawan Madya. Nah, ada ujiannya
untuk mendapatkan kartu identitas wartawan. Hal-hal professional inilah yang harus
ditempuh wartawan media siber ataupun media yang lainnya.itu semua dilakukan untuk
meningkatkan mutu wartawan dan kualitasnya serta akreditasi diri wartawan tersebut.
Tanda pengenal ini sangat penting karena narasumber kini tidak akan mau diwawancarai
jika wartawannya tidak memiliki tanda pengenal tersebut.
P: Apakah anda dalam melakukan wawancara dengan narasumber memperlihatkan
identitas diri anda?
I : ID card pasti dipake saat liputan, dan tanda pengenal wartawan juga bermanfaat kalo
ketilang.
P: Apakah anda menghormati hak privasi narasumber? Bagaimana cara yang anda
tempuh dan menyiasati informasi yang bersifat privasi tersebut?
I : saya pasti tidak menulis hal yang bersifat privasi dan off the record untuk menghargai
narasumber.
P: Pernahkah anda disuap hanya untuk mengunggah sebuah berita ke media siber?
I : Tidak pernah. Tapi di beri jamuan makanan pasti dan gak bermasalah.
P: Rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara
dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang.
Pernah kah anda melakukan hal tersebut? Bila tidak, mengapa?berikan alasan
I : saya pernah meliput suatu event di solo, saya menulis artikel berita tersebut tapi saya lupa
ambil foto. Sampai disini, saya ambil foto di google. Namun, saya lupa mencantumkan
sumber dan setiap berita masuk ke siber langsung diunggah di Twitter dan sosmed
SuaraMerdeka.com . nah, si pemilik foto komentar di twitter kenapa SuaraMerdeka.com
mencantumkan foto yang dia miliki tanpa ijin. Lalu saya urus semuanya secara
kekeluargaan , saya telfon lalu saya tawarkan mau berita ini di hapus atau foto yang
diambil dari google di beri sumber atas nama pemilik foto tersebut. Akhirnya, pemilik
foto hanya minta dicantumkan sumbernya.
P: Pernahkah anda melakukan plagiat atas hasil karya jurnalistik anda? Berikan
alasan.
I : saya tidak pernah melakukan plagiat karya jurnalistik. Saya lebih suka mengolah lagi dan
mengkombinasikan sendiri referensi yang saya punya.
P: Pernahkah anda melakukan kegiatan peliputan berita investigasi ceritakan
pengalaman anda?
I : saya pernah melakukan liputan investigasi dengan tema berita “ Prostitusi dikalangan anak
sekolah” disitu saya dalam bentuk tim dengan wartawan lainnya. Kami menggunakan
teknik sebagai pemakai jasa prostitusi tersebut. sangat menegangkan, karna kami harus
banyak menguak informasi dari narasumber secara langsung. Walaupun pada akhirnya
ketahuan , narasumber hanya minta identitasnya disamarkan.
P: Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang,
tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas
praduga tak bersalah. Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : iya itu benar, saya juga menerapkan hal tersebut.
P: Setiap melakukan kegiatan liputan berita dan bertemu dengan narasumber apakah
anda melakukan check and recheck dengan fakta dan informasi yang ada?
I : iya pasti, cara yang saya lakukan adalah sebelum interview aku baca semua berita yang
terkait dengan narasumberku, jadi pertanyaan yang aku siapkan turunan berita
sebelumnya.
P: Memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara
proporsional. Apakah anda memperlakukan hal tersebut?
I : kalau berita pro-kontra pasti saya berimbang memberitakannya
P: Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan
opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.
Apakah anda melakukan hal tersebut? jika tidak, berikan alasan anda.
I : Kalau hal yang terkait dengan opiniku pribadi aku tuang ke blog jurnalis suara merdeka.
Saya gak pernah tuh mencantumka pendapat saya sendiri.
P: Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang. Bagaimana
pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : semisal orang tersebut memang bersalah namun belum diputuskan menjadi tersangka
saya tidak pernah menuliskan hal yang melenceng saya cari kata-kata yang lebih pantas
seperti saksi ata terduga saja. Saya mengecamkan ke diri saya sendiri bahwa jangan
pernah menggiring opini publik hanya karena berita ingin dibaca masyarakat.
P: Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Mengapa demikian? Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : kalau sadis sudah banyak media melakukan hal tersebut yang gak sesuai dengan kode
etik. Mungkin ada media yang seringkali mendokumentasikan peristiwa yang kurang pas
di mata pemirsanya seperti berdarah-darah, atau kecelakaan. Kasarnya, berita tersebut
saya sebut bencana jurnalistik padahal hal tersebut tidak layak di tayangkan. Namun,
wartawan seringkali mempergunakan hal tersebut untuk kepentingan sendiri. Jurnalistik
bencana menjadi hal yang sangat rentan dengan pelanggaran kode etik jurnalistik.
P: Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : Tidak seharusnya dilakukan oleh wartawan.
P: Apakah anda seorang wartawan dengan indenpendensi ? bagaimana pandangan
anda dengan hal tersebut?
I : independensi ,media massa tidak boleh berpihak pada siapapun. Tidak ada kepentingan
pribadi sih yang pasti.
P: Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak
bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan
embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai dengan
kesepakatan.Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : sama halnya dengan investigasi banyak hal yang harus diperhatikan dalam menuangkan
segala informasi yang terkait dengan privasi.
P: Hak tolak adalah hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan
narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya. Pernahkah anda
memiliki pengalaman tersebut?
I : Pernah.
P: Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka
atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit,
agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah,
miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
P: Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : Dalam menyampaikan sebuah berita yang cukup sensitif menyangkut hal tersebut,
menyiasatinya adalah dengan permainan kosakata yang pas.
P: Apa yang anda ketahui tentang ”Prasangka” ?
I : kita sudah menebak duluan itu gak boleh, jadi tulislah sesuai dengan faktanya saja.
P: Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya,
kecuali untuk kepentingan publik. Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat
tersebut?
I : pasti, biasanya itu lebih berlaku di infotaiment.
P: Apakah anda menghargai hak narasumber dan memiliki etika atau sikap menahan
diri dan berhati-hati saat menjalankan liputan? Berikan alasan.
I : aku selalu menargetkan apa yang mau aku ambil tentang narasumberku, aku akan lebih
fokus ke situ. Ketika malah muncul statement menarik. Aku biasakan untuk mencari dulu
kebenaran baru ku tuangkan ke berita terkait atau selanjutnya.
P: Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru
dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar,
dan atau pemirsa. Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : itu harus diberlakukan, salah ya diperbaiki, naraumber berhak mengkoreksi dan hak
jawab juga berhak bagi kami. Semua harus sesuai dengan jalurnya dan diberlakukan
sewajarnya.
P: Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : ini adalah hal yang harus diberlakukan setiap wartawan.
P: Apakah anda bergabung dengan sebuah Organisasi Profesi kewartawanan? Atau
adakah Organisasi untuk kalangan wartawan Siber?
I : saya mengikuti PWI dan akan segera hadir organisasi wartawan siber di Jawa Tengah.
P: Bagaimana pandangan anda tentang Dewan PERS Indonesia, atau organisasi
jurnalistik yang ada?
I : menurutku, belum menunjukan bahwa mereka mengayomi wartawannya. Masih cukup
santai jika terjadi masalah terhadap wartawannya.
Lampiran
TRANSKRIP WAWANCARA WARTAWAN SIBER SUARAMERDEKA.COM
Hari / Tanggal : Minggu, 11 Juni 2017
Waktu : Pukul 14.00 – 16.00 WIB
Informan : Phutut Ami Luhur
Data Pribadi
Nama : Phutut Ami Luhur
Jenis Kelamin : Pria
Tempat/Tanggal Lahir : Semarang / 21 Januari 1980
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Hobi : Nonton Film
Nomor HP : 0821-3375-7824
E-Mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
Tahun 1986-1992 SD Kalibanteng Kidul 1 Semarang
Tahun 1992-1995 SMP Negeri 19 Semarang
Tahun 1995-1998 SMA Negeri 7 Semarang
Tahun 1999-2003 Program Studi Diploma (D-3) Jurusan Hubungan Masyarakat / Public
Relations, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Semarang
Tahun 2005-2010 Program Studi Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Semarang
Pengalaman Kerja
Tahun 2004 Radio channel 99 sebagai Program Officer
Tahun 2009 Wartawan Harian Semarang
Tahun 2009-2014 Wartawan Tribun Jojga dan Tribun Jateng (ikut mendirikan)
Tahun 2014 sampai sekarang Wartawan di media siber SuaraMerdeka.com
Keterangan :
P : Penulis
I : Informan
P : Apa jobdesk pekerjaan anda saat ini ?
I : Mencari dan menulis berita Politik, Pendidikan dan Ekonomi. Secara utuh saya lebih ke
berita Politik berkaitan dengan kebijakan-kebijakan publik, Pilkada, partai politik,
kegiatan di gubernuran,dan sebagainya. Kalau pendidikan aku lebih condong ke seminar
dan acara yang diadakan dan kegiatan kampus. Sedangkan ekonomi lebih ke bisnis sih
khususnya otomotif.
P: Apa yang anda rasakan menjadi seorang wartawan?
I : Mendapatkan banyak pengalaman seperti dihadapkan suatu masalah tentang tulisan kita
yang beresiko juga karna nama kita yang di posting di berita tersebut, Lalu, bertemu
orang baru maupun lama dan memang kebetulan saya sudah banyak kenal teman
wartawan dan narasumber di wilayah sini . Aku merasa dalam menuliskan berita gak ada
kesulitan , gampang-gampang aja. Aku pernah ikut liputan yang segala aspek jadi ya jadi
udah biasa.
P : Bagaimana cara anda memperluas wawasan anda sebagai seorang wartawan?
I : Banyak bertukar pikiran dan membaca berbagai macam buku.
P: Pernahkah anda menulis berita tanpa keakuratan data atau fakta lapangan?
I : Saya tidak pernah melakukan hal tersebut.
P: Apa perbedaan wartawan siber tanpa media cetak yang menaungi dengan
wartawan yang berada dibawah naungan media cetak?
I : saya merasa bekerja sebagai wartawan siber jauh lebih santai karna tidak dipatok target
dan tidak harus di kantor. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengenal
Suara Merdeka memiliki portal berita siber . Kalau di kantor Tribun dulu wartawan cetak
dan wartawan siber kan jadi satu sehingga harus menyiapkan liputan yang keluar di
media siber dan menyiapkan pula berita di cetaknya. Sehingga, narasumber sering
bertanya kok gak keluar di cetak berita tentang saya? Maaf bu, berita tersebut masuk di
portal berita siber karena gak cukup halamannya.
P: Pengorbanan apa saja yang dilakukan oleh anda selama mencari berita?
I : Waktu.
P : Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengunggah berita siber?
I : pastikan bahwa berita yang diunggah sudah akurat.
Tentang Kode Etik jurnalistik
P : Apakah anda mengerti setiap butir kode etik jurnalistik yang diterapkan?
I : Mengerti tapi tidak hafal per butirnya.
P: Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat,
berimbang, dan tidak beritikad buruk. Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat
tersebut?
I : Menurut saya wartawan harus menghasilkan berita yang akurat berimbang, tidak beritikad
buruk dan merugikan satu pihak. wartawan independen? sepertinya di Indonesia belum
bisa diterapkan,terlebih pemilik media mempunyai kuasa penuh atas awak medianya.
P: Pernahkah anda memberitakan peristiwa atau fakta tidak sesuai dengan suara hati
nurani ,terdapat campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk
pemilik perusahaan pers? Berikan alasannya.
I : Belum pernah. Tetap melakukan liputan sesuai dgn fakta2 yg ada biar redaktur yg
mengolahnya.
P: Seberapa pentingkah akurasi bagi anda saat mengunggah berita?
I : Sangat penting karena berita online bisa langsung dikonsumsi masyarakat tanpa melalui
proses yang rumit seperti media cetak.
P : Bagaimana sebuah berita dapat dikatakan berimbang bagi anda?
I : Memenuhi cover both side. harus ada konfirmasi dari pihak-pihak terkait
P: Apakah anda pernah beretikad buruk dalam memunculkan berita di dunia siber?
I : Tidak pernah terbesit pemikiran seperti itu
P: Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan
tugas jurnalistik. Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : Saya kira setiap wartawan yang mendapat pelatihan dan tergabung dalam media resmi
menempuh cara-cara profesional dalam melaksanakan tugas jurnalismenya.
P: Apakah anda dalam melakukan wawancara dengan narasumber memperlihatkan
identitas diri anda?
I : Tidak memperlihatkan tapi memperkenalkan diri jika narasumber belum mengenal saya.
P: Apakah anda menghormati hak privasi narasumber? Bagaimana cara yang anda
tempuh dan menyiasati informasi yang bersifat privasi tersebut?
I : Iya saya sangat menghormati hak privasi narasumber. Jika informasi itu bersifat privasi
dan berhubungan dengan pribadi atau keluarga, saya tdk akan mencari cara. tetapi jika
informasi itu untuk publik,sebisa mungkin mencari celah agar narasumber membeberkan
atau mencoba mendapat informasi yg mengarah ke sana.
P: Pernahkah anda disuap hanya untuk mengunggah sebuah berita ke media siber?
I : saya tidak pernah disuap.
P: Rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara
dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang.
Pernah kah anda melakukan hal tersebut? Bila tidak, mengapa?berikan alasan
I : setuju, memang hal tersebut yang dilakukan oleh seorang wartawan sesuaikan fakta
dilapangan.
P: Pernahkah anda melakukan plagiat atas hasil karya jurnalistik anda? Berikan
alasan.
I : Tidak Pernah. Hal tersebut sangat tidak etis bagi saya.
P: Pernahkah anda melakukan kegiatan peliputan berita investigasi ceritakan
pengalaman anda?
P: Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang,
tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas
praduga tak bersalah. Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : Sangat setuju tetapi terkadang batasan trial by the press dan membeberkan informasi ke
publik tipis. menerapkan asas praduga tak bersalah harus tetapi untuk kasus bkn anak di
bawah umur, identitas si terduga pelaku perlu dibeberkan terlebih kejahatan luar
biasa,perlu dibeberkan.
P: Setiap melakukan kegiatan liputan berita dan bertemu dengan narasumber apakah
anda melakukan check and recheck dengan fakta dan informasi yang ada?
I : Ya terkadang,kalau berita itu dr narasumber yg terpercaya kadang tdk melakukannya.
P: Memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara
proporsional. Apakah anda memperlakukan hal tersebut?
I : Setiap manusia tdk bsa melakukan hal yg benar2 proposional.
P: Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan
opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.
Apakah anda melakukan hal tersebut? jika tidak, berikan alasan anda.
I : Saya tidak melakukan keduanya karena opini tetaplah opini bukan fakta.
P: Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang. Bagaimana
pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : misalnya di berita kriminal, semua ditulis sesuai dengan faktanya, jika memang
tersangka, kami tidak menghakimi dong dan kami pastinya menuliskan nama dan kasus
secara jelas dan detail. Bila kasus tersebut digelar oleh kejaksaan harus nama lengkap.
Saya masih menerapkan hal tersebut.
P: Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Mengapa demikian? Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : Setuju, berita tidak boleh bohong, berisikan fitnah dan cabul. Kadang berita kita bisa saja
dituduh sebagai fitnah padahal kita ada bukti. Kalau tentang sadis, ada beberapa media
malah menjual berita seperti itu. Mempertunjukan kesadisan dan kekejaman. Sehingga
saya tidak melakukan hal tersebut.
P: Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : Secara tidak sengaja dan keadaan terpaksa saat mau liputan , saya ketilang tapi langsung
lolos karna terdesak untuk liputan. Mungkin itu menyalahgunakan profesi saya tanpa
disadari. Jika saat itu memang ditilang saya siap saja mengikuti jalurnya.
P: Apakah anda seorang wartawan dengan indenpendensi ? bagaimana pandangan
anda dengan hal tersebut?
I : kalau Independen gak kali ya, soalnya kami masih dinaungi perusahaan sehingga belum
bisa dikatakan sebagai wartawan yang independen. Hanya saya menulis berita sesuai
kemauan saya. Namun banyak teman wartawan lain yang menuliskan berita tidak sesuai
dengan yang diinginkan karena kambali lagi dengan media yang menaungi. Tekanan
tersebut bisa data ng dari redaktur, pimpinan redaksi bahkan pemilik perusahaan tersebut.
sebisa mungkin kalau ada tekanan demikian, lebih baik ajukan alasan jika sudah ada
liputan lain yang harus dikerjakan.
P: Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak
bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan
embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.
Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : Tentunya, memang harus melindungi narasumber, namun harus ada catatan tentang data
identitas yang kita simpan. Jika sampai bermasalah samapi ke dewan pers kita punya
identitas mereka. Gitu sih. Untuk off the record ya haruslah menghargai privasi
narasumber dan gak ada niatan buat membeberkan sesuatu yang lain dari berita yang mau
diangkat.
P: Hak tolak adalah hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan
narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya. Pernahkah anda
memiliki pengalaman tersebut?
I : Pernah, jadi saya mewawancarai korban pemerkosaan oleh aparat kepolisian saya
mewawancarai keluarga korban dan menginisialkan nama korban yang kebetulan tidak
berada disana.
P: Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka
atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit,
agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah,
miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani. Bagaimana pemikiran anda dengan
kalimat tersebut?
I : Untuk perbedaan suku, agama , ras aku lebih baik tidak menyiarkan dan menghindari hal
tersebut karna hal itu sangat sensitif. Saya sangat menghargai perbedaan. Sedangkan,
para penyandang cacat saya ambil sisi lain yaitu kelebihan atau talentanya. Intinya, hal
itu membuat pembaca bangga dengan para penyandang disabilitas.
P: Apa yang anda ketahui tentang ”Prasangka” ?
I : pertanyaannya mudah tapi sulit dijawab ya. Sesuatu yang belum tentu benar. Ini banyak di
berita hukum dan kriminal.
P: Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya,
kecuali untuk kepentingan publik. Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat
tersebut?
I : Urusan pribadi seseorang yang bersifat privasi tidak perlu dibeberkan.
P: Apakah anda menghargai hak narasumber dan memiliki etika atau sikap menahan
diri dan berhati-hati saat menjalankan liputan? Berikan alasan.
I : iya saya tidak rekam dan tidak ada catatan tentang hal tersebut. kalau sudah kenal saya
langsung sampaikan apa yang ingin kita ketahui. Kalau belum kenal ya aku perkenalkan
diri dan sampaikan materi beritaku jadi teratur.
P: Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru
dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar,
dan atau pemirsa. Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : kalau memang sesuai data dan fakta, menurut saya wartawan tidak harus langsung dicabut
dan ralat. Sebisa mungkin, berita yang sampai di pembaca adalah berita benar sehingga
tidak muncul masalah.
P: Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Bagaimana pemikiran anda dengan kalimat tersebut?
I : Setuju. Saya sangat setuju dengan hak jawab jika memang diperlukan untuk menangani
somasi dan permasalahan lainnya. Saya pernah punya pengalaman meliput berita tentang
kasus cebongan yaitu persidangan mengenai anggota KOPASUS yang dibunuh di kafe
Hugos Jogjakarta. Ada 5 tersangka salah satunya Polisi. Mereka semua di tangkap dan
dititipkan di Lapas. Malamnya dibunuh. Nah, ternyata yang membunuh tersangka adalah
KOPASUS. Lalu, muncul saksi di persidangan bilang tidak mengenal di persidangan
pertama tersebut. saat persidangan kedua, saksi bilang dia mengenali setelah persidangan
pertama. Kata mengenali ini saya kutip dan saya jadikan judul. Berita tidak diganti.
KOPASUSnya, gantian nyari saya. Namun saya merasa saya benar. Saya tidak
memanipulasi. Hal ini bisa dipermasalahkan di Dewan Pers dan mungkin malah
merugikan saya karna tidak ada rekaman dan data bahwa berita itu dapat divalidasi
kebenarannya. Beberapa kali, anggota KOPASUS mencari saya. Saya hanya bilang cari
saja pimpinan redaksi di kantor saya. Begitu.
P: Apakah anda bergabung dengan sebuah Organisasi Profesi kewartawanan? Atau
adakah Organisasi untuk kalangan wartawan Siber?
I : saya tidak ikut organisasi profesi, baik AJI, PWI atau sebagainya. Saya memang berteman
dengan anggota se profesi . saya pernah mengikuti uji kompetensi yang diselenggarakan
PWI. Saya merasa perlu organisasi untuk wartawan siber sendiri.
P: Bagaimana pandangan anda tentang Dewan PERS Indonesia, atau organisasi
jurnalistik yang ada?
I : Bagus kok kinerjanya, tapi dia hanya bisa menyentuh media yang resmi. Sayangnya,
media abal-abal tidak terjamah sehingga banyak hal yang mungkin bisa saja merugikan
pembaca dari media abal-abal tersebut.