LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
ridhaNya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh telah dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015, sebagai bentuk
komitmen nyata Dinas dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Aceh tahun 2015 merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas dalam melaksanakan Kegiatan, Program, Kebijakan,
Sasaran, Tujuan, Misi dan Visi dari Dinas. LAKIP disusun dalam rangka menginformasikan
pencapaian kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh selama tahun 2015 baik itu berupa
keberhasilan ataupun kegagalan.
Penyusunan LAKIP ini menganut prinsip transparansi dan akuntabilitas, namun
disadari belum seluruh materi yang disajikan dalam laporan ini mencapai kesempurnaan, oleh
karena itu sangat diharapkan adanya masukan dan saran. Selanjutnya laporan ini diharapkan
dapat menjadi masukan kepada Pimpinan dalam menentukan strategi dan kebijakan yang akan
diambil untuk meningkatkan kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dalam
melaksanakan tugasnya dimasa mendatang.
Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam menyumbangkan pikiran
sehingga tersusunnya laporan ini diucapkan terima kasih.
Banda Aceh, Februari 2016
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh
PROF. DR. IR. ABUBAKAR KARIM, MS
NIP. 19621010 198811 1 001
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
ii
DAFTAR ISI
Halaman :
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iv
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. vi
IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................ vii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI ................................. 2
C. STRATEGIC ISSUED ....................................................................... 4
D. STRUKTUR ORGANISASI ............................................................... 4
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ........................................ 6
A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2012-2017 .................................... 6
1. VISI dan Misi ............................................................................. 6
2. Tujuan ...................................................................................... 6
3. Sasaran ..................................................................................... 7
4. Kebijakan dan Program ............................................................ 7
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) ............................................... 9
C. PENETAPAN KINERJA ................................................................... 10
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 .............................................. 11
A. PENGUKURAN CAPAIAN IKU ....................................................... 11
B. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015 ......................... 13
C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ......................................................... 13
D. AKUNTABILITAS KEUANGAN ........................................................ 44
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
iii
BAB IV. PENUTUP ............................................................................................ 46
A. KESIMPULAN ................................................................................ 46
B. SARAN .......................................................................................... 49
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh ..............................................................................................10 Tabel 2. Pengukuran Capaian IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh ....11
Tabel 3. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT & JITUT untuk Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2014 dan 2015 ....14 Tabel 4. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan Tahun 2014 & 2015 .........21 Tabel 5. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015..................................................23 Tabel 6. Perkiraan Ketersediaan Pangan Beras Provinsi Aceh Tahun 2015 ....25
Tabel 7. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Jagung Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015..................................................28 Tabel 8. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kedelai Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015..................................................30 Tabel 9. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, & ubi Jalar Provinsi Aceh Tahun 2014 & 2015 ...33 Tabel 10. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Komoditi Hortikultura Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015 .............................40
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
v
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT Tahun 2012- 2015 .............16
Grafik 2. Perkembangan Kegiatan Optimasi Lahan Tahun 2012 - 2015 ..........17
Grafik 3. Perkembangan NTP Tahun 2012 – 2015 ...........................................19
Grafik 4. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2012 - 2015 .............................26
Grafik 5. Perkembangan Produktivitas Padi Tahun 2012 - 2015 ......................27
Grafik 6. Perkembangan Produksi Jagung dan Kedelai Tahun 2012 - 2015 .....31
Grafik 7. Perkembangan Produktivitas Jagung dan Kedelai Tahun 2012 - 2015 .............................................................................32 Grafik 8. Perkembangan Produksi Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 - 2015 ..............................................................34 Grafik 9. Perkembangan Produktivitas Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 - 2015 ..............................................................35 Grafik 10. Perkembangan Produksi Komoditi Hortikultura Tahun 2012-2015 ..42
Grafik 11. Perkembangan Produktivitas Komoditi Hortikultura Tahun 2012-2015 ...............................................................................43
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
vi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. FORMULIR INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) .........................52
LAMPIRAN 2. FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)........................53
LAMPIRAN 3. FORMULIR PENETAPAN KINERJA ...............................................55
LAMPIRAN 4. FORMULIR PENGUKURAN KINERJA ...........................................57
LAMPIRAN 5. STRUKTUR ORGANISASI .............................................................59
LAMPIRAN 6. JUMLAH PNS DAN KONTRAK ....................................................63
LAMPIRAN 7. JUMLAH SDM FUNGSIONAL .....................................................64
LAMPIRAN 8. JUMLAH SDM PADA SKPA DINAS PERTANIAN ..........................65
LAMPIRAN 9. REKAPITULASI PNS BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL ......66
LAMPIRAN 10. KUALIFIKASI PENDIDIKSN PNS PADA SKPA DINAS PERTANIAN
TANAMAN PANGAN ACEH .........................................................67
LAMPIRAN 11. LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN APBA ....................68
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
vii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh Tahun 2015 merupakan dokumen pertanggungjawaban atas pelaksanaan kewenangan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, pengelolaan sumber daya dan sumber dana melalui program dan kegiatan sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan yang ditetapkan.
Untuk menjamin pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan pertanian Aceh, telah ditetapkan 4 (empat) sasaran strategis dan 9 (sembilan) indikator kinerja, guna mengukur tingkat pencapaian target sasaran strategis. Sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Dinas Pertanian adalah; (1) Peningkatan luas lahan pertanian, prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian Tanaman Pangan, (2) Meningkatnya pendapatan petani, (3) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman pangan, dan (4) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman hortikultura.
Realisasi dari sasaran-sasaran strategis secara umum dapat dicapai dengan baik, meskipun tidak semua sasaran dapat mencapai target yang ditetapkan. Untuk sasaran strategis pertama yaitu Peningkatan luas lahan pertanian, prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian Tanaman Pangan, indikator jumlah luas lahan yang dioptimasi dan rehabilitasi/pembangunan JITUT mempunyai pencapaian target 100%, sedangkan untuk indikator rehabilitasi/pembangunan JUT pencapaian target 0% karena anggaran dan pelaksanaan kegiatan tersebut telah dialihkan ke DAK Kabupaten/Kota .
Sasaran strategis meningkatnya pendapatan petani dengan indikator Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan dan hortikultura tidak mencapai target yang telah ditetapkan, namun demikian capaia n NTP Tanaman Hortikultura mempunyai nilai 105,54% atau diatas 100 yang berarti petani masih memperoleh keuntungan dengan usahatani tanaman hortikultura yang diusahakannya, sedangkan NTP tanaman pangan mempunyai nilai 95,92% atau berada di bawah nilai 100 yang berarti biaya produksi yang dikeluarkan petani lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperolehnya.
Untuk sasaran meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman pangan, berdasarkan Angka Sementara 2015, pada indikator peningkatan produksi dan peningkatan produktivitas tanaman pangan, tidak ada kmoditi yang mempunyai realisasi diatas target kecuali Padi dan Ubi Jalar yang mempunyai realisasi produktivitas melebihi target yang ditentukan. Meskipun produksi Padi belum mencapai target, namun produksi tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari 1.820.062 ton tahun 2014 menjadi 2.331.672 ton pada tahun 2015 atau meningkat sekitar 28,11 persen. Sedangkan nilai produktivitas Padi selain melebihi target yang ditetapkan juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan kenaikan sekitar 4,51 persen. Peningkatan produksi dan produktivitas Padi merupakan suatu keberhasilan kerjasama berbagai pihak dalam program UPSUS yang telah mendorong capaian kinerja produksi tahun 2015 khususnya Padi. Hal yang sama juga terjadi pada komoditi Jagung, meski target tahun ini belum tercapai namun
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
viii
jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, baik produksi maupun produktivitas mengalami peningkatan sekitar 1,39 persen pada produksi dan 0,09 persen pada produktivitas. Sedangkan Kedelai selain belum mencapai target, baik produksi maupun produktivitasnya juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014. Target yang belum tercapai serta penurunan produksi dan produktivitas Kedelai disebabkan karena menurunnya luas panen akibat terfokusnya program UPSUS pada kegiatan peningkatan produksi komoditi Padi sehingga sebagian lahan yang digunakan untuk budidaya Kedelai digunakan untuk menanam Padi, ditambah lagi dengan terjadinya puso di beberapa kabupaten yaitu seluas 3.600 Ha selama tahun 2015, serta masih rendahnya minat petani berbudidaya Kedelai akibat rendahnya harga. Komoditi tanaman pangan lainnya yang belum mencapai target produksi mapupun produktivitas adalah Kacang Tanah, Kacang Hijau, dan Ubi Kayu, sedangkan Ubi Jalar nilai produktivitas memiliki pencapaian 102,10 persen namun produksi belum mencapai target yang telah ditetapkan. Indikator ketiga terkait sasaran strategis ini adalah Persentase Luas Lahan Pengendalian OPT Tanaman Pangan, komoditi Padi dan Jagung melebihi dari target yang telah ditetapkan, sedangkan untuk komoditi Kedelai, Kacang Tanah, dan Ubi Kayu persentase luas lahan pengendalian OPT masih dibawah target yang telah ditetapkan.
Sasaran strategis Peningkatan Produksi dan Produktivitas tanaman hortikultura, pada indikator kinerja Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura, komoditi yang melebihi target produksi yang telah ditetapkan adalah Cabe Besar dan Pisang dengan pencapaian produksi 117,00 persen untuk Cabe Besar dan 132,41 persen untuk Pisang. Sedangkan pada indikator kinerja Peningkatan Produktivitas Tanamaman Hortikultura, komoditi yang melebihi target adalah Cabe Besar, Cabe Rawit, dan Pisang. Komoditi hortikultura yang mengalami peningkatan produksi dan produktivitas dibandingkan tahun sebelumnya adalah Cabe Besar, Cabe Rawit, dan Pisang. Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan produksi dan produktivitas dibandingkan tahun sebelumnya adalah Rambutan, Durian, Bawang Merah, Kentang, dan Jeruk Besar. Komoditi Bawang Merah dan Kentang mengalami penurunan terbesar di daerah sentra produksi yaitu Aceh Tengah, Pidie, dan Bener Meriah disebabkan lahan sawah yang biasa digunakan untuk penanaman komoditi ini lebih difokuskan untuk menanam Padi dalam usaha pencapaian target nasional produksi Padi tahun 2015. Sedangkan produksi komoditi Durian, Rambutan, serta Jeruk Besar yang merupakan tanaman tahunan mengalami penurunan dikarenakan siklus tahunan yaitu panen raya yang terjadi tahun lalu menyebabkan produksi tahun ini mengalami penurunan karena rata-rata tahun ini tanaman masih dalam tahap pembentukan bunga dan bakal buah.
Selanjutnya berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningktankan kinerja Dinas antara lain dengan penyediaan sarana dan prasarana pertanian secara optimal dalam mendukung pencapaian produksi dan produktivitas, mengoptimalkan kembali lahan-lahan yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi, mendorong dan memfasilitasi petani agar tetap mempunyai minat tinggi dalam melakukan budidaya komoditi pertanian, dan meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan semua pihak terkait pelaksaaan kegiatan, serta penerapan reward and punishment kepada Kabupaten/Kota yang berhasil ataupun gal dalam usahanya meningkatkan produksi dan produktivitas. Secara keseluruhan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dialokasikan anggaran sebesar Rp. 228.759.000.000,- dengan realisasi Rp. 205.566.294.256,- (89,86%).
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
ridhaNya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh telah dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015, sebagai bentuk
komitmen nyata Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dalam mewujudkan tata kelola
kepemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean
government).
Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan
pengelolaan sumber daya yang dimilki wajib dilakukan oleh instansi dengan cara membuat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang melaporkan hal-hal yang
menjadi lingkup tanggung jawab instansi, mencakup capaian sasaran pembangunan atau
pencapaian sasaran-sasaran strategis di tingkat Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA).
LAKIP ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pemberdayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 53Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Perpres dan Permen PAN & RB ini memberikan tuntutan kepada semua
instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
sebagai bagian integral dari siklus Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Tahun 2015 adalah :
a. Dapat diketahuinya kegiatan yang telah dilaksanakan;
b. Dapat diketahuinya perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan beserta hasil
evaluasi terhadap realisasi kinerja tahun ini dan beberapa tahun terakhir;
c. Sebagai dasar untuk pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya;
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
2
d. Sebagai perwujudan kewajiban Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka mencapai
misi organisasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2015 ini
adalah untuk memberikan informasi tentang hasil pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Belanja Aceh (APBA) melalui DPA APBA Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh.
B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh berkedudukan dibawah Pemerintah Aceh
dan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Pemerintah Aceh melalui Sekretaris
Daerah. Dalam mengemban tugas di bidang pertanian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Aceh berupaya menata dan membangun pertanian serta perekonomian petani di daerah
Provinsi Aceh. Demi mencapai maksud dan tujuan tersebut, berbagai Program/Kegiatan
dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dengan memperhatikan berbagai
potensi yang dimiliki dan menyesuaikan dengan perkembangan daerah sehingga dampak
pembangunan yang dilakukan dapat dirasakan maksimal khususnya oleh masyarakat tani.
Adapun tugas pokok Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah sebagai
berikut :
1. Pelaksaan urusan ketatausahaan Dinas;
2. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;
3. Perumusan kebijakan dan melaksanakan pembinaan teknis di bidang Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura;
4. Penyusunan program di Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura;
5. Pembinaan izin usaha, pelaksanaan pelayanan dan penyuluhan di bidang Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura;
6. Pelaksanaan koordinasi, pemantauan dan pengendalian serta pembinaan;
7. Pengembangan sentra peningkatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
8. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pertanian tanaman pangan dan
hortikultura; dan
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
3
9. Pembinaan Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD).
Agar dapat menjalankan fungsi dan tugas pokok di atas maka Pemerintah
memberikan beberapa kewenangan kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan, yaitu :
1. Menyusun perencanaan dan melakukan pengendalian pembangunan secara makro di
bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura;
2. Menetapkan standar pelayanan minimal dalam bidang Pertanian Tanaman Pangan
yang wajib dilaksanakan olek kabupaten/kota;
3. Menetapkan standar pembibitan/perbenihan Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura;
4. Menyediakan dukungan kerjasama antar Kabupaten/Kota dalam bidang pertanian
tanaman pangan dan hortikuktura;
5. Melakukan promosi ekspor komoditas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikuktura
unggulan daerah provinsi;
6. Mengatur penggunaan benih unggul Pertanian Tanaman Pangan dan hortikultura;
7. Menetapkan kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura terpadu
berdasarkan kesepakatan dengan kabupaten/kota;
8. Melaksanakan penyidikan penyakit di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura lintas kabupaten/kota;
9. Menyediakan dukungan pengendalian eradiksi organisme pengganggu tumbuhan,
hama dan penyakit di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikuktura;
10. Melakukan pengawasan perbenihan, pupuk pestisida alat dan mesin di bidang
pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
11. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia bidang pertanian
tanaman pangan dan hortikultura; dan
12. Melakukan pengendalian mutu dan keamanan pangan serta memberikan pelayanan
teknis administrasi kepadan instansi terkait dalam rangka peningkatan pertanian
tanaman pangan dan hortikultura.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
4
C. STRATEGIC ISSUED
Adapun isu strategis dalam menjalankan agenda pembangunan pada Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah sebagai berikut;
1. Angka produktivitas komoditi unggulan masih dibawah rata-rata Nasional
Angka produktivitas rata-rata komoditi padi dan jagung di Provinsi Aceh masih
dibawah rata-rata nasional yaitu Padi 50,57 Ku/Ha dan Jagung 42,76 Ku/Ha sedangkan
rata-rata Nasional berdasarkan Angka Ramalan I tahun 2015 untuk komoditi Padi
adalah 52,91 Ku/Ha dan Jagung 51,77 Ku/Ha.
2. Optimalisasi sumber daya lahan pertanian masih rendah
3. Masih terbatasnya akses petani terhadap permodalan
4. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani serta kinerja penyuluhan pertanian
5. belum adanya jaminan pemasaran dan pengolahan hasil serta lemahnyab upaya
meningkatkan nilai tambah hasil pertanian.
6. Sarana dan prasarana pertanian yang masih belum optimal
7. Alih fungsi lahan produktif (lahan sawah)
8. Masih rendahnya SDM petani
D. STRUKTUR ORGANISASI
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh bertanggung jawab langsung kepada
Gubernur Aceh melalui Sekretaris Daerah. Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Aceh dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan Sekretaris yang menangani masalah intern
Dinas.
Secara teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh memiliki 4 (empat) Bidang
yaitu : Bidang Produksi Padi, Palawija, dan Hortikultura; Bidang Program dan Pelaporan;
Bidang Usaha Tani dan Pengembangan Lahan; Bidang Perlindungan Tanaman. UPTD ada 5
(lima) yaitu: Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; Balai Pengawasan &
Sertifikasi benih; Balai Benih Hortikultura Saree; Mekanisasi Pertanian dan Balai Benih
Tanaman Pangan. Untuk sekolah pertanian ada 3 (tiga) yaitu SMK-PP Negeri Saree, SMK-PP
Negeri Kutacane, SMK-PP Negeri Bireun.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
5
Sampai dengan akhir tahun 2015 kondisi pegawai Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Provinsi Aceh, jumlah pegawai adalah 547 Berdasarkan kualifikasi golongan,
golongan I berjumlah 6 orang, golongan II berjumlah 95 orang, golongan III berjumlah 388
orang, golongan IV berjumlah 58 orang. Sedangkan berdasarkan jumlah SDM Fungsional
berjumlah 160 orang yang memiliki tugas sebagai penyuluh pertanian, PBT (Pengawas
Benih Tanaman), POPT, Arsiparis, Veteriner, dan Guru. Sedangkan Pejabat struktural Dinas
Pertanian Danaman Pangan adalah berjumlah 387.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
6
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Sebagai perpanjangan tugas pemerintah dibidang pertanian, Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Aceh berusaha melaksanakan segala tugas yang diemban dengan sebaik
mungkin, melalui perencanaan yang terprogram dan mengakomodir harapan semua pihak
terutama masyarakat tani.
A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2012-2017
Berdasarkan Rencana Strategik 5 (lima) tahunan Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Aceh tahun 2012-2017, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala
yang mungkin timbul maka untuk tahun anggaran 2015 Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Aceh menetapkan beberapa sasaran strategis, dimana sasaran-sasaran strategis tersebut
merupakan implementasi dari visi dan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh.
1. Visi dan Misi
Visi : Aceh Sebagai Lumbung Pangan Nasional 2017
Misi : 1. Meningkatkan produksi, produktivitas, dan nilai tambah komoditi tanaman
pangan dan hortikultura
2. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia petani dan petugas
3. Meningkatkan kemitraan usahatani antara swasta dan petani
4. Meningkatkan aksesibilitas modal (koordinatif) dan pasar
5. Melakukan reformasi birokrasi bidang pembangunan pertanian tanaman pangan
dan hortikultura
2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai untuk jangka waktu satu sampai lima tahun adalah :
a. Revitalisasi Perbenihan Daerah
b. Peningkatan Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
7
c. Penguatan Alat Mesin Pertanian dan Kelembagaan UPJA Provinsi
d. Rehabilitasi Prasarana Pertanian dan Penanganan Pasca Panen serta Nilai Tambah
e. Peningkatan Peran Koordinasi Penyuluhan/Tenaga Fungsional dan Kelembagaan
Petani
3. Sasaran
Adapun sasaran dan langkah–langkah strategis yang dirumuskan dalam tahun 2015
yaitu sebagai berikut:
a. Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi
Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian
Tanaman Pangan
b. Meningkatnya Pendapatan Petani
c. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan
d. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura
4. Kebijakan dan Program
Kebijakan Prioritas untuk melaksanakan Visi dan Misi dalam upaya pencapaian tujuan
dan sasaran strategis SKPA Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah :
1. Penyelesaian/penyediaan benih bermutu kepada petani.
2. Pengaturan dan Deminasi Musim Tanam (Kaleder Tanam / Katam).
3. Penanganan Ketersediaan air di lahan kering.
4. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil.
5. Meningkatkan Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman
Kebijakan dalam Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah;
1. Peningkatan fungsi pembinaan manajemen perkantoran, dukungan administrative,
pengawasan fungsional dan sumberdaya manusia
2. Meningkatkan peran sector pertanian dalam menunjang peningkatan perekonomian
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
8
3. Peningkatan ketersediaan, keanekaragaman dan ketahanan bahan pangan serta
meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian sehingga pendapatan dan
kesejahteraan petani akan meningkat dengan menumbuhkembangkan kawasan sentra
agribisnis dan daerah potensial melalui pengembangan intensifikasi tanaman padi,
palawija dan perluasan areal pertanian
4. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian serta peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani dengan menumbuhkembangkan kawasan sentra agribisnis dan
daerah potensial melalui peningkatan sarana dan prasarana teknologi pertanian tepat
guna
5. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian serta peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani dengan menumbuhkembangkan kawasan sentra agribisnis dan
daerah potensial serta tersedianya cadangan benih daerah melalui penyediaan sarana
produksi pertanian
6. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia di bidang Pertanian dengan
Menyelenggarakan Pendidikan Menengah dan Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan Tinggi dibidang Pertanian.
Sesuai dengan Renstra 2012-2017, program dan kegiatan utama yang telah dijabarkan
untuk tahun 2015 diantaranya adalah sebagai berikut :
▪ Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
▪ Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
▪ Program Peningkatan Disiplin Aparatur
▪ Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
▪ Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, dengan kegiatan Perencanaan
Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan
▪ Program Peningkatan Ketahanan Pangan, dengan kegiatan (a) Penanganan Pasca
Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian, (b) Pengembangan Intensifikasi Padi, Palawija
(c) Pengembangan Perbenihan dan (d) Perluasan Areal Pertanian
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
9
▪ Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, dengan kegiatan (a) Pengadaan
Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tepat Guna dan (b) Pelatihan dan
Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian Tepat Guna
▪ Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan kegiatan (a) Penyediaan Sarana
Produksi Pertanian, (b) Pengembangan Bibit Unggul Pertanian, (c) Sertifikasi Bibit
Unggul Pertanian, dan (c) Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Pertanian.
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh
diperlukan sebagai acuan penyusunan dokumen perencanaan jangka menengah,
perencanaan tahunan, penyusunan dokumen penetapan kinerja, pelaporan akuntabilitas
kinerja, rencana kerja dan anggaran, pemantauan dan pengendalian kinerja dan kegiatan,
serta dalam melakukan evaluasi pencapaian kinerja. IKU atau Key Performance Indicators
(KPI) dapat diartikan sebagai ukuran atau indikator yang akan memberikan informasi
sejauh mana suatu instansi telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah
ditetapkan.
IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah serangkaian tujuan yang
terukur yang telah ditetapkan dan dianggap penting dalam mencapai keberhasilan
pembangunan pertanian khususnya di daerah Pemerintah Aceh. Berikut adalah Tabel 1.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh:
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
10
Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SUMBER DATA
1
Meningkatanya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan
1 Peningkatan poduksi tanaman pangan Bidang Produksi Padi Palawija
2 Peningkatan produktivitas tanaman pangan
dan Hortikultura
2
Meningkatnya Produksi dan Prduktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura
1 Peningkatan poduksi tanaman hortikultura
Bidang Produksi Padi Palawija
2
Peningkatan produktivitas tanaman hortikultura
dan Hortikultura
3
Meningkatnya Pendapatan Petani
1 Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan
BPS
2 Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman hortikultura
BPS
C. PENETAPAN KINERJA
Penetapan kinerja pada hakekatnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam
rentang waktu 1 tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada. Tujuan
penetapan kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja
aparatur sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi yaitu menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
pembangunan bidang pertanian tanaman pangan Provinsi Aceh.
Penetapan Kinerja 2015 pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh, sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi Dinas dan mengacu pada Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
tahun 2015 yang telah ditetapkan. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2015 mengalami
perubahan pada nilai target disebabkan oleh adanya APBA-P yang merubah jumlah dana
sehingga nilai target juga mengalami perubahan. Form Penetapan Kinerja dapat dilihat
pada lampiran 3. Dari tiga sasaran/target kinerja utama yang telah dirumuskan pada tahun
2015, tertuang kedalam 3 program utama yaitu (1) Program Peningkatan Ketahanan
Pangan Pertanian/Perkebunan, (2) Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Pertanian/Perkebunan, dan (3) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
11
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015
A. PENGUKURAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Aceh Tahun 2015 secara umum terealisasi dengan baik, berikut adalah tabel 2.
Pengukuran Capaian IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh Tahun 2015:
Tabel 2. Pengukuran Capaian IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh
Tahun 2015
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase
1 2 3 4 5 6
1. Peningkatan Luas Lahan Pertanian, 1. Jumlah Rehabilitasi/ 1. - JUT : 1. - JUT : 1. - JUT :
Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) Pembangunan JUT - JITUT : 13.955 Mtr - JITUT : 13.955 Mtr - JITUT : 100
& Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani & JITUT.
(JITUT) utk mendukung Peningkatan
Produktivitas Pertanian Tan. Pangan 2. Jumlah Luas Lahan 2. Optimasi Lahan : 443 Ha 2. Optimasi Lahan : 425 Ha 2. Optimasi Lahan : 95,94
yang dioptimasi.
2. Meningkatnya Pendapatan Petani 1. Nilai Tukar Petani 1. NTP tan.pangan : 110% 1. NTP tan.pangan: 95,92% 1. NTP tan.pangan: 87,20
(NTP) Tan. Pangan
2. Nilai Tukar Petani 2. NTP tan.hortikuktura : 110% 2. NTP tan.hortikuktura: 105,54% 2. NTP tan.hortikultura: 95,94
(NTP) Tan. Hortikultura
3. Meningkatnya Produksi dan 1. Peningkatan Produksi
1. - Padi : 2.700.000 Ton 1. - Padi : 2.331.672 Ton 1. - Padi : 86,36
Produktivitas Komoditi Tanaman Tanaman Pangan *) - Jagung : 364.346 Ton - Jagung : 205.125 Ton - Jagung : 56,30
Pangan. - Kedelai : 127.208 Ton - Kedelai : 47.910 Ton - Kedelai : 37,66
- Kc. Tanah : 6.136 Ton - Kc. Tanah : 2.527 Ton - Kc. Tanah : 41,18
- Kc. Hijau : 1.872 Ton - Kc. Hijau : 1.600 Ton - Kc. Hijau : 85,47
- Ubi Kayu : 42.619 Ton - Ubi Kayu : 29.106Ton - Ubi Kayu : 68,29
- Ubi Jalar : 14.645 Ton - Ubi Jalar : 8.935 Ton - Ubi Jalar : 61,01
2. Peningkatan Produktivitas
2. - Padi : 50,00 Ku/Ha 2. - Padi : 50,57 Ku/Ha 2. - Padi : 101,14
Tanaman Pangan *) - Jagung : 46,43 Ku/Ha - Jagung : 42,76 Ku/Ha - Jagung : 92,09
- Kedelai : 15,98 Ku/Ha - Kedelai : 14,61 Ku/Ha - Kedelai : 91,43
- Kc. Tanah : 12,68 Ku/Ha - Kc. Tanah : 12,52 Ku/Ha - Kc. Tanah : 98,74
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
12
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase
1 2 3 4 5 6
- Kc. Hijau : 11,16 Ku/Ha - Kc. Hijau : 10,51 Ku/Ha - Kc. Hijau : 94,18
- Ubi Kayu : 135,74 Ku/Ha - Ubi Kayu : 130,87 Ku/Ha - Ubi Kayu : 96,41
- Ubi Jalar : 110,35 Ku/Ha - Ubi Jalar : 112,67 Ku/Ha - Ubi Jalar : 102,10
3. Persentase Luas 3. - Padi : 67 % 3. - Padi : 94,41% 3. - Padi : 140,91
Lahan Pengendalian - Jagung : 50% - Jagung : 90,49% - Jagung : 180,98
OPT Tan. Pangan - Kedelai : 95% - Kedelai : 91,03% - Kedelai : 95,82
- Kc. Tanah : 95% - Kc. Tanah : 87,18% - Kc. Tanah : 91,77
- Ubi Kayu : 95% - Ubi Kayu : 83,68% - Ubi Kayu : 88,08
4. Meningkatnya Produksi dan 1. Peningkatan Produksi Tan.
1. - B. Merah : 9.140 Ton 1. - B. Merah : 5.116,60 Ton 1. - B. Merah : 55,98
Produktivitas Komoditi Hortikultura **) - Kentang : 88.082 Ton - Kentang : 73.104,60 Ton - Kentang : 83,00
Tanaman Hortikultura. - Cb. Besar : 70.454 Ton - Cb. Besar : 82.219,30 Ton - Cb. Besar : 117,00
- Cb. Rawit : 69.145 Ton - Cb. Rawit : 60.704,10 Ton - Cb. Rawit : 87,79
- Pisang : 57.879 Ton - Pisang : 76.638,60 Ton - Pisang : 132,41
- Jeruk Besar : 12.604 Ton - Jeruk Besar : 11.084,20 Ton - Jeruk Besar : 87,94
- Durian : 23.743 Ton - Durian : 14.422,60 Ton - Durian : 60,74
- Rambutan : 34.516 Ton - Rambutan : 10.058,60 Ton - Rambutan : 29,14
2. Peningkatan Produktivitas
2. - B. Merah : 102,40 Ku/Ha 2. - B. Merah : 73,73 Ku/Ha 2. - B. Merah : 72,00
Tan. Hortikultura **) - Kentang : 235,64 Ku/Ha - Kentang : 226,12 Ku/Ha - Kentang : 95,96
- Cb. Besar : 130,63 Ku/Ha - Cb. Besar : 197,69 Ku/Ha - Cb. Besar : 151,33
- Cb. Rawit : 172,75 Ku/Ha - Cb. Rawit : 188,82 Ku/Ha - Cb. Rawit : 109,30
- Pisang : 6,55 Ku/Rumpun - Pisang : 8,16 Ku/Rumpun - Pisang : 124,58
- Jeruk Besar : 377,48 Ku/Ha - Jeruk Besar : 344,23 Ku/Ha - Jeruk Besar : 91,19
- Durian : 172,35 Ku/Ha - Durian : 162,97 Ku/Ha - Durian : 94,56
- Rambutan : 98,86 Ku/Ha - Rambutan : 52,88 Ku/Ha - Rambutan : 53,49
Keterangan :
*) Realisasi (Angka Sementara 2015)
**) Realisasi (Angka Sementara Posisi Desember 2015 berjalan)
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
13
B. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015
Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh pada
tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-
masing indikator kinerja sasaran, serta membandingkan hasil capaian Tahun 2015 dengan
Tahun sebelumnya 2014. Rincian hasil pengukuran kinerja masing-masing indikator
tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel pada lampiran 4.
Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada tahun
2015 secara umum sasaran-sasaran strategis dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh
sudah dapat terealisasi dengan baik meskipun tidak dapat dipungkiri tidak semua sasaran
startegis yang dicapai sesuai dengan target yang diharapkan, beberapa sasaran tidak
mencapai target disebabkan oleh berbagai permasalahan/kendala yang dihadapi baik yang
disebabkan oleh kondisi alam maupun karena kendala teknis.
C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Berikut adalah sasaran-sasaran strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh
serta penjabaran pencapaiannya:
Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT dan JITUT untuk Mendukung
Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan
Sasaran ini dicapai melalui program Peningkatan Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung
keberhasilan sasaran adalah kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
Pertanian, Pengembangan Intensifikasi Padi, Palawija Pengembangan Perbenihan dan
Perluasan Areal Pertanian.
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis
meliputi 2 (dua) indikator, yaitu; (1) jumlah rehabilitasi/pembangunan JUT dan JITUT dan
(2) jumlah luas lahan yang dioptimasi. Pencapaian target masing-masing indikator kinerja
tersebut dapat digambarkan dalam Tabel 3. Realisasi dan Target Sasaran Strategis
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
14
Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT dan JITUT untuk Mendukung
Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2014 dan 2015:
Tabel 3. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT & JITUT untuk Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan
Tahun 2014 dan 2015
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Lebih/
Kurang
Realisasi Lebih/ Kurang
% Capaian Lebih/ Kurang 2014 2015 2014 2015 2014 2015
Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan
1. Jumlah Rehabilitasi /
Pembangunan JUT dan JITUT (M)
- JUT 115.967 - (115.967) 115.365 - (115.365) 99,48 - (99,48)
- JITUT 57.187 13.955 (43.232) 57.187 13.955 (43.232) 100,00 100,00 0,00
2. Jumlah Luas Lahan yang dioptimasi (Ha)
134
443
309
134
425
291 100,00
95,94 (4,06)
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa target dari indikator kinerja Rehabilitasi/Pembangunan
JITUT pencapainya 100 persen, sedangkan untuk Optimasi Lahan pencapaiannya adalah
95,94 persen. Kegiatan JUT tidak dilaksanakan pada tahun 2015 karena telah dialihkan
anggaran dan pelaksanaannya pada DAK Kabupaten/kota.
Infrastruktur pertanian merupakan sarana dan prasarana penunjang utama dalam
keberhasilan peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, kegiatan rehabilitasi JITUT
pada tahun 2015 dilaksanakan sebesar 13.955 M dan terealisasi sebesar 13.955 M (100%).
Jika dibandingkan dengan tahun 2014, kegiatan ini mengalami penurunan 43.232 M
(75,60%), hal ini disebabkan karena adanya kegiatan yang sama yang yang dialokasikan
dalam sumber dana APBN. Rehab JITUT dilakukan guna mengembalikan/meningkatkan
fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula atau menambah luas areal pelayanan. Kegiatan
rehabilitasi JITUT tahun 2015 dilaksanakan di Kabupaten Aceh Utara, Kota Subulussalam,
dan Aceh Singkil.
Dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, maka air
(irigasi) harus diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika tidak maka
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
15
tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada gilirannya akan mempengaruhi
produksi pertanian. Pemberian air dari hulu sampai hilir memerlukan sarana dan prasarana
irigasi yang memadai. Sarana dan prasarana itu bisa berupa bendungan, saluran primer,
saluran sekunder, saluran tersier, box bagi, bangunan-bangunan ukur, dan saluran tingkat
usaha tani.
Untuk mendapatkan fungsi layanan irigasi yang maksimal dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan kinerja Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha
Tani (JITUT). JITUT merupakan jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan
air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kwarter, dan saluran
pembuang, box tersier, box kwarter, serta bangunan pelengkapnya pada jaringan irigasi
pemerintah. Adanya JITUT dapat mengantisipasi terjadinya kekurangan air terutama pada
musim kemarau, mengefisienkan penyediaan air irigasi tingkat usaha tani, serta
meningkatkan Produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura. Dengan
adanya kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan irigasi tingkat Usaha Tani (JITUT)
diharapkan bisa memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan indeks pertanaman
(IP).
Realisasi pembangunan/rehabilitasi JITUT dari tahun 2013 sampai dengan tahun
ini adalah sebesar 222.237 M, jika dibandingkan dengan target jangka menengah tahun
2017 yang telah ditetapkan yaitu sebesar 700.000 M yang merupakan gabungan target dari
kegiatan sumber dana APBA dan APBN, sekitar 31,75 persen telah dilaksanakan dari
sumber dana APBA.
Berikut ini adalah grafik perkembangan kegiatan JUT dan JITUT dari sumber dana
APBA beberapa tahun terakhir.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
16
Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT Tahun 2012 - 2015
Kegiatan Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) dan Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan
Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) tahun 2013 mengalami peningkatan, namun pada tahun
2014 dan 2015 kedua kegiatan tersebut dikurangi pelaksanaannya karena adanya kegiatan
yang sama yang telah dianggarkan pada APBN, agar tidak terjadi tumpang tindih
pelaksanaan kegiatan dan lokasi, maka kegiatan tersebut dikurangi pelaksanaannya dalam
APBA, namun demikian manfaat pelaksanaan kegiatan tersebut tetap dapat dirasakan
masyarakat khususnya petani karena berdasarkan laporan yang diterima pelaksanaan
kegiatan ini dalam APBN juga terlaksana dengan baik dan terealisasi 100%. Sedangkan
untuk kegiatan JUT tahun 2015 telah dialihkan anggaran dan pelaksanaannya pada DAK
Kabupaten/kota.
Selain kegiatan JUT dan JITUT, terdapat kegiatan Optimasi Lahan yang juga
menunjang keberhasilan peningkatan produktivitas pertanian. Optimasi lahan pertanian
merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan usaha tani tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya
dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan usaha tani yang lebih produktif. Kegiatan
optimasi lahan pertanian diarahkan untuk memenuhi kriteria lahan dari aspek teknis,
perbaikan fisik dan kimiawi tanah, serta peningkatan infrastruktur usahatani yang
diperlukan. Kriteria lokasi pelaksanaan kegiatan optimasi lahan adalah lahan yang
71.093
135.877
115.365
-
119.149
151.095
57.187
13.955
2012 2013 2014 2015
JUT
& J
ITU
T (
Me
ter)
PERKEMBANGAN KEGIATAN JUT & JITUT TAHUN 2012 - 2015
JUT JITUT
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
17
sementara tidak diusahakan atau lahan pertanian yang belum diusahakan secara optimal
yang berpotensi untuk ditingkatkan indeks pertanamannya (IP) atau lahan dengan IP
rendah.
Luasan lahan yang dioptimasi pada tahun 2015 mempunyai pencapaian 95,94
persen dari target yang telah ditetapkan, tidak tercapainya target disebabkan oleh adanya
perubahan pada target optimasi lahan pada APBA-P 2015, kegiatan tersebut dialihkan ke
penyediaan saprodi di lokasi yang sama. Dibandingkan tahun 2014, luasan lahan yang
dioptimasi mengalami peningkatan sebesar 217,16 persen, luas lahan yang dioptimasi pada
tahun 2014 adalah seluas 134 Ha dan pada tahun 2015 seluas 425 Ha meningkat 291 Ha.
Berikut ini adalah grafik perkembangan kegiatan optimasi lahan dari sumber dana APBA
beberapa tahun terakhir.
Grafik 2. Perkembangan Kegiatan Optimasi Lahan Tahun 2012 - 2015
Kegiatan Optimasi Lahan terus mengalami penurunan beberapa tahun terakhir,
dari jumlah 2.346 Ha lahan yang dioptimasi tahun 2012 menurun 15,13 persen menjadi
1.991 Ha tahun 2013, tahun 2014 kembali mengalami penurunan sekitar 93,27 persen
menjadi 134 Ha lahan yang dioptimasi. Penurunan yang sangat drastis pada tahun 2014
disebabkan karena adanya kegiatan yang sama yang terdapat dalam kegiatan sumber dana
APBN yang juga dialokasikan di Provinsi Aceh, sehingga kegiatan optimasi lahan yang
2.346
1.991
134
425
2012 2013 2014 2015
Op
tim
asi L
ahan
(H
a)
PERKEMBANGAN KEGIATAN OPTIMASI LAHANTAHUN 2012 - 2015
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
18
dialokasikan pada APBA tidak terlalu besar. Namun pada tahun 2015 terjadi peningkatan
kembali jika dibandingkan dengan luas lahan yang dioptimasi pada tahun 2014. Kegiatan
optimasi lahan tahun 2015 dilaksanakan di beberapa kabupaten seperti Kabupaten Aceh
Tamiang, Gayo Lues, Aceh Utara dan Kota Subulussalam. Mekanisme pelaksanaan fisik
optimasi lahan dilakukan melalui pola padat karya, dengan sebesar-besarnya melibatkan
partisipasi masyarakat/petani setempat. Realisasi Optimasi Lahan dari tahun 2013 sampai
dengan tahun ini adalah sebesar 2.568 Ha dari sumber dana APBA, jika dibandingkan
dengan target jangka menengah tahun 2017 yang telah ditetapkan yaitu sebesar 9.000 Ha,
maka sekitar 28,33 persen telah dilaksanakan dengan menggunakan pembiayaan dari
APBA.
Meningkatnya Pendapatan Petani
Secara umum NTP menghasilkan 3 pengertian :
• NTP > 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu lebih baik dibandingkan dengan NTP
pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih
besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik dan menjadi lebih
besar dari pengeluarannya.
• NTP = 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu sama dengan NTP pada tahun dasar,
dengan kata lain petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya
sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan
petani sama dengan pengeluarannya.
• NTP < 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu menurun dibandingkan NTP pada
tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif
lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan
petani turun dan lebih kecil dari pengeluarannya.
Perbandingan NTP tahun 2015 dengan beberapa tahun sebelumnya dapat dilihat
dari grafik berikut :
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
19
Grafik 3. Perkembangan NTP (Nilai Tukar Petani) Tahun 2012 – 2015
NTP tanaman pangan terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun, tahun
2012 NTP tanaman pangan berada diatas angka 100, yang berarti bahwa rata-rata petani
mempunya daya beli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya produksi
pertaniannya. Rata-rata NTP sub sektor tanaman pangan jauh lebih tinggi dibandingkan sub
sektor lainnya (Hortikultura, Perkebunan, Perikanan) di Provinsi Aceh, sama halnya dengan
NTP sub sektor Hortikultura yang berada diatas angka 100 pada tahun 2012.
Tahun 2013 NTP sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan dari tahun
2012, namun demikian NTP tanaman pangan tetap berada diatas angka 100 dan jauh lebih
tinggi dibandingkan sub sektor lainnya di provinsi Aceh. Sedangkan NTP sub sektor
tanaman hortikultura tahun 2013 berada dibawah angka 100, hal ini menunjukkan bahwa
indeks harga yang diterima petani lebih kecil daripada indeks harga yang dibayar petani.
Tahun 2014 NTP sub sektor tanaman pangan kembali mengalami penurunan dari
tahun 2013, hal ini terjadi karena adanya kenaikan harga BBM dan banjir yang terjadi di
beberapa kabupaten di Provinsi Aceh sehingga indeks harga yang harus dibayar petani
meningkat. Sebaliknya NTP sub sektor tanaman hortikultura mengalami peningkatan dari
tahun 2013 dan menjadi NTP tertinggi diantara sub sektor lainnya.
111,82109,02
97,4895,92
100,0298,07
100,62
105,54
85
90
95
100
105
110
115
2012 2013 2014 2015
PERKEMBANGAN NTP TAHUN2012 - 2015
NTP Tan.Pangan NTP Hortikultura
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
20
Tahun 2015 NTP sub sektor tanaman hortikultura mengalami peningkatan
dikarenakan adanya peningkatan indeks yang diterima petani yang lebih besar dari
peningkatan indeks yang dibayar petani. Peningkatan indeks yang diterima petani
disebabkan karena naiknya indeks kelompok buah-buahan, sayur-sayuran, sedangkan
tanaman obat-obatan turun. Untuk NTP subsektor tanaman pangan tahun 2015 mengalami
penurunan, indeks yang diterima petani mengalami penurunan akibat turunnya indeks
kelompok padi dan kelompok palawija sedangkan konsumsi rumah tangga dan indeks biaya
produksi naik mengakibatkan pengeluaran petani meningkat. Nilai NTP sub sektor tanaman
pangan tahun 2015 sebesar 95,92 masih sangat rendah jika dibandingkan dengan target
jangka menengah tahun 2017 sebesar 142,7, dibutuhkan usaha keras dan kerjasama semua
pihak untuk mencapai target tersebut.
NTP sub sektor tanaman pangan dalam dua tahun terakhir tidak mencapai angka
100, rendahnya NTP berimbas pada berkurangnya tingkat kesejahteraan petani. Padahal,
hasil produksi pertanian Aceh mengalami peningkatan, tapi kondisi ini tidak terlalu
berpengaruh dalam mendongkrak nilai kesejahteraan para petani. Hal ini disebabkan
karena biaya produksi yang dikeluarkan lebih tinggi dibandingkan nilai yang diterima
petani. Tingginya biaya produksi salah satu faktornya dipengaruhi oleh minimnya
infrastruktur yang tersedia, seperti akses jalan ke pasar yang mengalami kerusakan
sehingga petani harus mengeluarkan biaya lebih tinggi dari seharusnya.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
21
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan
Tabel 4. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Meningkatnya Produksi dan Produktivitas
Komoditi Tanaman Pangan Tahun 2014 dan 2015
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Lebih/
Kurang
Realisasi Lebih/ Kurang
% Capaian Lebih/ Kurang
2014 2015 2014 2015 2014 2015
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan
a. Jumlah Produksi Tanaman Pangan (Ton)
- Padi 2.200.000
2.700.000 500.000
1.820.062 2.331.672
511.610 82,73 86,36 3,63
- Jagung 210.000
364.346 154.346
202.319
205.125
2.806 96,34
56,30 -40,04
- Kedelai 121.000
127.208
6.208
63.352
47.910
(15.442) 52,36
37,66 -14,69
- Kacang Tanah 3.920
6.136
2.216
3.861
2.527
(1.334) 98,49
41,18 -57,31
- Kacang Hijau 965
1.872
907
955
1.600
645 98,96
85,47 -13,49
- Ubi Kayu 35.305
42.619
7.314
34.739
29.106
(5.633) 98,40
68,29 -30,10
- Ubi Jalar 11.689
14.645
2.956
11.602
8.935
(2.667) 99,26
61,01 -38,25
b. Jumlah Produktivitas Tanaman Pangan (Ku/Ha)
- Padi 56,15 50,00 (6,15) 48,39
50,57
2,18 86,18 101,14 14,96
- Jagung 43,77
46,43 2,66 42,72
42,76
0,04 97,60 92,10 -5,51
- Kedelai 16,01
15,98 (0,03) 14,81
14,61
(0,20) 92,50 91,43 -1,08
- Kacang Tanah 12,62
12,68 0,06 12,38
12,52
0,14 98,10 98,74 0,64
- Kacang Hijau 10,74
11,16 0,42 10,58
10,51
(0,07) 98,51 94,18 -4,33
- Ubi Kayu 130,04
135,74 5,70 127,48
130,87
3,39 98,03 96,41 -1,62
- Ubi Jalar 108,13
110,35 2,22 106,05
112,67
6,62 98,08 102,10 4,03
c. Persentase Luas Lahan Pengendalian OPT Tanaman Pangan (%)
- Padi 88,00
67,00 (21,00)
64,60
94,41
29,81 73,41 140,91 67,50
- Jagung 83,00
50,00 (33,00)
47,03
90,49
43,46 56,66 180,98 124,32
- Kedelai 88,00
95,00 7,00
99,28
91,03
(8,25) 112,82 95,82 -17,00
- Kacang Tanah 89,00
95,00 6,00
99,00
87,18
(11,82) 111,24 91,77 -19,47
- Ubi Kayu 85,00
95,00 10,00
94,86
83,68
(11,18) 111,60 88,08 -23,52
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
22
Dari tabel tersebut terlihat bahwa target dari indikator kinerja yang ditetapkan
pada tahun 2015 ada yang melebihi target (diatas 100%) dan ada pula yang belum dapat
dicapai 100 persen. Komoditi tanaman padi merupakan komoditi andalan yang
menguntungkan dan harapan hidup masyarakat petani, perkiraan margin keuntungan per
Ha yang dapat diperoleh petani adalah antara Rp.8.000.000,- s.d Rp.12.000.000,- dengan
perkiraan biaya produksi sekitar Rp.11.000.000 per Ha (termasuk sewa lahan) dan harga
jual GKP (Gabah Kering Panen) per kg nya di tingkat petani sebesar Rp. 4.847,-. Ini menjadi
alasan bagi petani untuk tetap menjadikan padi sebagai komoditi prioritas untuk
dibudidayakan.
Berbagai usaha yang dilakukan Dinas Pertanian dalam mencapai target produksi
komoditi Padi yaitu dengan cara memberikan bantuan berupa saprodi seperti benih,
pupuk, obat-obatan, serta alat dan mesin pertanian dan berbagai pelatihan kepada petani,
selain itu hal paling penting dalam usaha pencapaian target produksi adalah adanya
dukungan infrastruktur yang dilakukan melalui kegiatan pembangunan/rehabilitasi
berbagai infrastruktur pertanian.
Target produksi Padi tahun 2015 mengalami penambahan jika dibandingkan target
yang telah ditetapkan dalam RPJM Aceh tahun 2013 – 2017, ini disebabkan adanya
program dari Pemerintah Pusat untuk mencapai target swasembada pangan nasional,
setiap provinsi berkontribusi dalam program tersebut yaitu dengan berusaha mencapai
target yang telah ditetapkan. Target produksi Padi untuk Pemerintah Aceh tahun 2015 yang
telah ditetapkan Pemerintah Pusat adalah sebesar 2.700.000 ton.
Berdasarkan Angka Sementara (ASEM) 2015, realisasi Produksi Padi tahun 2015
adalah sebesar 2.331.672 ton, belum mencapai target yang telah ditentukan atau
pencapaian 86,36 persen dari target produksi yang telah ditetapkan, sebaliknya
produktivitas padi mempunyai pencapaian 101,14 persen dari target yang ditetapkan.
Meskipun target produksi padi belum tercapai, namun produksi Padi Provinsi Aceh tahun
2015 mengalami peningkatan dibandingkan produksi tahun 2014. Berikut adalah tabel 5.
Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi Padi Provinsi Aceh Tahun 2014
dan 2015.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
23
Tabel. 5
Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015
Uraian Satuan Padi Sawah Padi Ladang Padi
Tahun 2014
- Luas Panen Hektar 366.590 9.547 376.137 - Hasil Per Hektar Ku/Ha 48,99 25,10 48,39
- Produksi Ton 1.796.100 23.962 1.820.062
Tahun 2015*)
- Luas Panen Hektar 450.087 10.973 461.060
- Hasil Per Hektar Ku/Ha 51,14 27,15 50,57
- Produksi Ton 2.301.878 29.794 2.331.672
Persentase Perubahan (%)
- Luas Panen % 22,78 14,94 22,58
- Hasil Per Hektar % 4,39 8,17 4,51
- Produksi % 28,16 24,34 28,11 Ket : *) Angka Sementara (ASEM) 2015
Dari tabel diatas dapat dilihat produksi padi tahun 2015 meningkat sekitar 28,11
persen bila dibandingkan dengan produksi tahun 2014. Produksi padi tahun 2014 mencapai
1.820.062 Ton Gabah Kering Giling (GKG), sedangkan pada tahun 2015 mencapai sebesar
2.331.672 Ton atau mengalami peningkatan sebesar 511.610 Ton. Peningkatan produksi
tahun 2015 terjadi karena adanya kenaikan luas panen sebesar 22,58 persen dari luas
panen tahun 2014. Luas panen tahun 2014 mencapai 376.137 Ha, sedangkan tahun 2015
naik menjadi 461.060 Ha atau mengalami peningkatan sebesar 84.923 Ha.
Sejalan dengan luas panen, angka produktivitas padi juga mengalami kenaikan
yaitu dari 48,39 Ku/Ha pada tahun 2014 menjadi 50,57 Ku/Ha pada tahun 2015. Ini
merupakan suatu hal yang sangat menggembirakan dimana dengan adanya Program
UPSUS (Upaya Khusus) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, Kedelai di tahun 2015 telah
menunjukkan suatu keberhasilan yang cukup berarti terlihat dari adanya peningkatan
produksi yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya. Berbagai kegiatan yang mendukung
upaya peningkatan produksi dalam program Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi
Padi, Jagung, Kedelai antara lain adalah adanya pemberian bantuan berupa Alsintan, benih,
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
24
pupuk, jaringan irigasi, serta kerjasama antara PPL (Petugas Penyuluh Lapangan), TNI, BPTP
(Balai Penelitian Tanaman Pangan) Aceh, dan pihak akademisi dari Fakultas Pertanian
Universitas Syiah Kuala Aceh dengan memberikan pendampingan guna pencapaian
peningkatan produksi secara maksimal.
Dari tabel diatas juga dapat dilihat produksi padi sawah tahun 2015 meningkat
sekitar 28,16 persen atau 505.778 Ton dari tahun 2014, sama halnya dengan padi ladang
dimana produksi tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 24,34 persen atau 5.832 Ton
dari tahun 2014, sehingga secara keseluruhan total peningkatan produksi padi tahun 2015
adalah sekitar 28,11 persen atau 511.610 Ton dibandingkan tahun 2014.
Selain mengalami peningkatan produksi yang cukup tinggi dibandingkan produksi
tahun lalu, yang merupakan pencapaian yang cukup menggembirakan, tahun ini
Pemerintah Aceh berhasil meraih Pin Emas dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI atas
keberhasilan mempertahankan produksi Padi secara nasional dan mencapai swasembada
dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir dan termasuk sepuluh besar wilayah yang
mampu menjaga produktivitas dan berkontribusi besar dalam pencapaian target produksi
Padi secara nasional. Untuk tahun ini Aceh swasembada pangan beras dengan surplus
sebesar 738.880 ton, berikut adalah tabel 6. Perkiraan Ketersediaan Pangan Beras Provinsi
Aceh Tahun 2015.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
25
Tabel. 6 Perkiraan Ketersediaan Pangan Beras Provinsi Aceh
Tahun 2015
NO. KONVERSI KETERANGAN NILAI
(DALAM TON)
1 2 3 4 5
1 Produksi Padi (GKG) - ASEM 2015 2.331.672
2 Penggunaan GKG untuk Non Pangan 7,30 % dari rincian 1 170.212
a. Pakan Ternak/Unggas 0,44 10.259
b. Benih/Bibit 0,90 20.985
c. Bahan Baku Industri Non Makanan 0,56 13.057
d. Susut/Tercecer 5,40 125.910
3 GKG yang diolah menjadi beras - rincian 1 - rincian 2 2.161.460
4 Produksi Beras 62,74 % dari rincian 3 1.356.100
(Konversi GKG ke beras)
Susut/Tercecer
5 Penggunaan Beras Untuk Non Pangan 3,33 % dari rincian 4 45.158
a. Pakan Ternak/Unggas 0,17 2.305
b Bahan Baku Industri Non Makanan 0,66 8.950
c Susut/Tercecer 2,50 33.902
6 Produksi Beras Dalam Negeri - rincian 4 - rincian 5 1.310.942
(Untuk Konsumsi Penduduk)
Perkiraan Kebutuhan beras pertahun Perkiraan Sementara Jumlah Penduduk tahun 2015 5.018.086 jiwa
Konsumsi beras per kapita 114 Kg/tahun Kebutuhan beras per tahun 572.061.804 Kg/tahun Atau 572.062 ton Produksi dalam daerah 1.310.942 ton Surplus/minus
738.880 ton
Meskipun telah surplus beras sebesar 738.880 ton dan telah swasembada pangan,
Bulog masih melakukan pembelian beras dari daerah lain disebabkan harga beras Aceh
lebih tinggi dari HPP (Harga Pembelian Pemerintah) sedangkan daerah lain adalah sebesar
HPP. Stok beras tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan beras Raskin, TNI, dan
LAPAS.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
26
Berikut adalah grafik perkembangan produksi padi beberapa tahun terakhir.
Grafik 4. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2012 – 2015
Produksi padi tahun 2013 mengalami peningkatan sekitar 9,40 persen bila
dibandingkan dengan produksi tahun 2012. Produksi padi tahun 2013 mencapai 1.956.939
Ton Gabah Kering Giling (GKG), sedangkan pada tahun 2012 sebesar 1.788.738 Ton atau
mengalami peningkatan sebesar 168.201 Ton. Peningkatan produksi padi tahun 2013 lebih
disebabkan terjadinya kenaikan produksi padi sawah yaitu sebesar 164.908 Ton (9,30%)
dibandingkan tahun 2012, sedangkan kenaikan produksi untuk padi ladang yaitu sebesar
3.293 Ton (20,90%).
Produksi padi tahun 2014 menurun sekitar 6,99 persen bila dibandingkan denga
produksi tahun 2013. Produksi padi tahun 2014 tercatat hanya sebesar 1.820.062 Ton GKG
mengalami penurunan sebesar 136.877 ton jika dibandingkan dengan produksi padi tahun
2013 yang mencapai nilai 1.956.939 ton. Penurunan ini lebih disebabkan karena
melemahnya produksi padi sawah yaitu sebesar 141.790 ton GKG (7,32%) dibandingkan
tahun 2013, sedangkan untuk padi ladang mengalami kenaikan produksi dibandingkan
tahun sebelumnya yaitu sebesar 4.913 ton (4,51%) namun belum mampu berkontribusi
terhadap produksi padi tahun 2014. Selain itu, adanya puso/gagal panen seluas 27.056 Ha
lebih tinggi dari puso tahun 2013 yaitu 9.244 Ha juga ikut andil dalam penurunan produksi
1.788.738 1.956.939
1.820.062
2.331.672
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
2012 2013 2014 2015
Pro
du
ksi (
Ton
)
PERKEMBANGAN PRODUKSI PADITAHUN 2012 - 2015
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
27
tahun 2014. Sedangkan untuk tahun 2015 total peningkatan produksi padi adalah sekitar
28,11 persen atau 511.610 Ton dibandingkan tahun 2014.
Apabila dibandingkan realisasi kinerja produksi Padi sampai dengan tahun ini yaitu
realisasi produksi tahun 2015 sejumlah 2.331.672 ton dengan target jangka menengah
tahun 2017 yaitu 2.372.650 ton, maka dapat dikatakan realisasi tahun ini hampir mencapai
target jangka menengah. Demikian juga dengan nilai produktivitas tahun 2015 sebesar
50,57 Ku/Ha dengan target jangka menengah tahun 2017 sebesar 52,59 Ku/Ha. Dengan
mengevaluasi hasil kinerja tahun ini, menganalisis keberhasilan dan kegagalan berbagai
kegiatan untuk mencapai peningkatan produksi dan produktivitas, besar harapan bahwa
target produksi dan produktivitas Padi jangka menengah tahun 2017 akan dapat dicapai.
Berikut adalah Grafik 5. Perkembangan Produktivitas Padi Tahun 2012 – 2015
Grafik 5. Perkembangan Produtivitas Padi Tahun 2012 – 2015
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa hasil produksi per hektar padi beberapa
tahun terakhir mengalami trend peningkatan, nilai produktivitas padi tahun 2012 adalah
46,12 Ku/Ha meningkat 1,21 persen menjadi 46,68 Ku/Ha di tahun 2013, meningkat lagi
sekitar 3,66 persen menjadi 48,38 Ku/Ha di tahun 2014, dan di tahun 2015 nilai
produktivitas padi kembali mengalami peningkatan sebesar 4,51 persen menjadi 50,57
Ku/Ha. Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2015 rata-rata nilai Produktivitas nasional
adalah 52,91 Ku/Ha, nilai produktivitas Padi Provinsi Aceh berdasarkan Angka Sementara
46,1246,68
48,39
50,57
43
44
45
46
47
48
49
50
51
2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5
Pro
du
ktiv
itas
(K
u/H
a)
PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS PADITAHUN 2012 - 2015
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
28
(ASEM) tahun 2015 adalah 50,57 Ku/Ha masih dibawah rata-rata nilai produktivitas
nasional, namun capaian ini merupakan suatu prestasi yang patut ditingkatkan dalam
usaha peningkatan produksi pada tahun-tahun mendatang.
Produksi dan produktivitas Jagung tahun 2015 belum mencapai target yang telah
ditetapkan. Produksi jagung tahun 2015 adalah sebesar 205.125 Ton atau sekitar 56,30
persen dari target, sedangkan produktivitas jagung tahun 2015 adalah sebesar 42,76 Ku/Ha
atau sekitar 92,09 persen dari target yang telah ditetapkan. Target produksi jagung yang
belum tercapai disebabkan oleh terfokusnya program UPSUS pada peningkatan produksi
padi untuk mengejar target Nasional, sehingga lahan untuk budidaya jagung banyak yang
digunakan untuk menanam padi. Meskipun program UPSUS ini juga tidak
mengesampingkan upaya dalam peningkatan produksi komoditi tanaman pangan utama
lainnya seperti komoditi jagung dan kedele, namun berkurangnya lahan budidaya Jagung
berdampak pada pencapaian target dari komoditi tersebut. Meskipun demikian, produksi
dan produktivitas jagung tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014.
Berikut adalah tabel 7. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi Jagung
Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015.
Tabel 7. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar
dan Produksi Jagung Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015
Uraian Satuan Jagung
Tahun 2014
- Luas Panen Hektar 47.357
- Hasil Per Hektar Ku/Ha 42,72
- Produksi Ton 202.319
Tahun 2015*)
- Luas Panen Hektar 47.967
- Hasil Per Hektar Ku/Ha 42,76
- Produksi Ton 205.125
Persentase Perubahan (%)
- Luas Panen % 1,29
- Hasil Per Hektar % 0,09
- Produksi % 1,39 Ket : *) Angka Sementara (ASEM) 2015
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
29
Produksi jagung tahun 2015 meningkat sekitar 1,39 persen atau sejumlah 2.806
ton dari produksi tahun 2014. Produksi meningkat akibat dari meningkatnya luas panen
dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 1,29 persen atau seluas 610 Ha. Demikian halnya
dengan produktivitas yang juga mengalami peningkatan di tahun 2015 sekitar 0,09 persen
atau sebayak 0,04 Ku/Ha dibandingkan tahun 2014. Berdasarkan Angka Ramalan II tahun
2015 rata-rata nilai Produktivitas Jagung nasional adalah 51,77 Ku/Ha, sedangkan nilai
produktivitas Jagung Provinsi Aceh berdasarkan Angka Sementara (ASEM) tahun 2015
adalah 42,76 Ku/Ha masih dibawah rata-rata nilai produktivitas nasional.
Apabila dibandingkan nilai produktivitas Jagung tahun 2015 sebesar 42,76 Ku/Ha
dengan target jangka menengah tahun 2017 sebesar 45,92 Ku/Ha, maka peningkatan yang
ingin dicapai adalah sebesar 7,39 persen dari capaian tahun 2015, sedangkan untuk target
produksi Jagung jangka menengah tahun 2017 adalah sebesar 223.865 ton dan realisasi
tahun 2015 adalah sebesar 205.125 ton, dibutuhkan peningkatan produksi 9,14 persen dari
capaian produksi tahun 2015. Dengan melanjutkan berbagai program dan kegiatan tahun
ini serta lebih meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait, diharapkan target
produksi dan produktivitas Jagung jangka menengah akan tercapai.
Produksi dan produktivitas Kedelai tahun 2015 belum mencapai target yang telah
ditetapkan. Produksi Kedelai tahun 2015 adalah sebesar 47.910 Ton atau sekitar 37,66
persen dari target, sedangkan produktivitas Kedelai tahun 2015 adalah sebesar 14,61
Ku/Ha atau sekitar 91,43 persen dari target yang telah ditetapkan. Produksi Kedelai tahun
2015 menurun sekitar 24,37 persen atau sebesar 15.442 ton jika dibandingkan dengan
produksi tahun 2014, begitu juga dengan nilai produktivitas Kedelai tahun 2015 yang
mengalami penurunan sekitar 1,35 persen atau sebesar 0,20 Ku/Ha dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2015 rata-rata nilai produktivitas Kedelai nasional
adalah 15,65 Ku/Ha, sedangkan nilai produktivitas Kedelai Provinsi Aceh berdasarkan Angka
Sementara (ASEM) tahun 2015 adalah 14,61 Ku/Ha masih dibawah rata-rata nilai
produktivitas nasional. Jika dibandingkan dengan target produksi dan produktivitas jangka
menengah tahun 2017 yaitu sebesar 65.652 ton dan 16,35 Ku/Ha, maka dibutuhkan kerja
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
30
keras untuk mencapai angka tersebut mengingat komoditi Kedelai kurang diminati petani
karena kurang memberikan keuntungan secara ekonomis akibat harga pasar yang rendah.
Selain itu, kedelai impor memiliki biji yang lebih besar dan harga yang lebih murah
dibandingkan kedelai lokal.
Berikut adalah tabel 8. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi
Kedelai Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015.
Tabel 8. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar
dan Produksi Kedelai Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015
Uraian Satuan Kedele
Tahun 2014
- Luas Panen Hektar 42.784
- Hasil Per Hektar Ku/Ha 14,81
- Produksi Ton 63.352
Tahun 2015*)
- Luas Panen Hektar 32.796
- Hasil Per Hektar Ku/Ha 14,61
- Produksi Ton 47.910
Persentase Perubahan (%)
- Luas Panen % (23,35)
- Hasil Per Hektar % (1,35)
- Produksi % (24,37) Ket : *) Angka Sementara (ASEM) 2015
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah produksi, hasil per hektar, dan
luas panen komoditi Kedelai tahun 2015 semuanya mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2014, Penurunan produksi Kedelai tahun 2015 disebabkan karena terjadinya
penurunan luas panen seluas 9.988 Ha atau sekitar 23,35 persen dari tahun sebelumnya.
Menurunnya luas panen adalah akibat dari terjadinya puso seluas 3.600 Ha, yaitu di
Kabupaten Aceh Tamiang 755 Ha, Aceh timur 1.698 Ha, dan beberapa kabupaten lainnya,
ditambah dengan adanya benih swadaya masyarakat yang tidak bisa tumbuh dengan baik
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
31
yang terjadi di Aceh Timur. Apabila dibandingakan dengan komoditi Padi dan Jagung,
jumlah produksi komoditi Kedelai jauh tertinggal, hal ini terjadi karena berkurangnya minat
petani menanam Kedelai akibat rendahnya harga pasar serta sebagian tanaman kedelai
yang dipanen muda atau belum cukup umur panen, disebabkan harga panen muda
dianggap lebih menguntungkan, membuat produksi tanaman kedelai mempunyai jumlah
produksi lebih rendah dibandingkan komoditi pangan utama lainnya seperti Padi dan
Jagung.
Berikut adalah Grafik 6. Perkembangan Produksi Jagung dan Kedelai tahun 2012 -
2015.
Grafik 6. Perkembangan Produksi Jagung dan Kedelai Tahun 2012 – 2015
Produksi Jagung beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan, tahun
2013 produksi jagung meningkat sebesar 6,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,
tahun 2014 produksi Jagung mengalami peningkatan sebesar 13,76 persen dibandingkan
tahun 2013, tahun 2015 komoditi Jagung kembali mengalami peningkatan sebesar 1,39
persen. Sedangkan komoditi Kedelai tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 12,47
persen dibandingkan tahun sebelumnya, tahun 2014 produksi komoditi ini mengalami
peningkatan sebesar 40,70 persen, dan di tahun 2015 produksi kedelai kembali mengalami
penurunan sebesar 24,37 persen dibandingkan tahun 2014.
167.286 177.841 202.319 205.125
51.439 45.027 63.352
47.910
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
2012 2013 2014 2015
PR
OD
UK
SI (
TON
)
PERKEMBANGAN PRODUKSI JAGUNG & KEDELAI TAHUN 2012 - 2015
JAGUNG KEDELE
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
32
Berikut adalah Grafik 7. Perkembangan Produktivitas Jagung dan Kedelai Tahun
2012 - 2015.
Grafik 7. Perkembangan Produtivitas Jagung dan Kedelai Tahun 2012 – 2015
Sejalan dengan peningkatan produksi, produktivitas Jagung juga megalami
peningkatan beberapa tahun terakhir. Produktivitas tahun 2013 meningkat sebesar 5,30
persen dibandingkan tahun 2012, tahun 2014 produktivitas Jagung meningkat lagi sebesar
5,93 persen dibandingkan tahun 2013, dan kembali mengalami peningkatan tahun 2015
sebesar 0,09 persen jika dibandingkan dengan tahun 2014. Pada komoditi Kedelai,
berbeda dengan produksi yang mengalami penurunan, produktivitas kedelai tahun 2013
justru mengalami peningkatan sebesar 1,87 persen dibandingkan tahun 2012. Pada tahun
2014 selain mengalami peningkatan produksi, nilai produktivitas kedelai juga meningkat
yaitu sebesar 0,61 persen dibandingkan tahun 2013. Sedangkan tahun 2015 sejalan dengan
penurunan produksi, nilai produktivutas kedelai juga mengalami penurunan sebesar 1,35
persen dibandingkan tahun 2014.
Komoditi tanaman pangan lainnya yang tidak mencapai target dan pencapaian
jumlah produksinya lebih rendah dibandingkan tahun lalu adalah komoditi Kacang Tanah,
Ubi Kayu, dan Ubi Jalar. Sedangkan untuk komoditi Kacang Hijau meskipun belum
38,340,33
42,72 42,76
14,45 14,72 14,81 14,61
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2012 2013 2014 2015
Pro
du
ktiv
itas
(K
u/H
a)
PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS JAGUNG & KEDELAI TAHUN 2012 - 2015
JAGUNG KEDELE
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
33
mencapai target yang telah ditetapkan, jumlah produksi tahun 2015 meningkat sejumlah
367 ton atau sekitar 29,76 persen dibandingkan tahun 2014. Berikut adalah Tabel 9.
Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi
Kayu, dan Ubi Jalar Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015.
Tabel 9. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kc. Tanah, Kc. Hijau,
Ubi Kayu, & Ubi Jalar Provinsi Aceh Tahun 2014 & 2015
Uraian Satuan Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
Tahun 2014
- Luas Panen Hektar 2.502 1.151 2.432 903
- Hasil Per Hektar Ku/Ha 12,31 10,71 130,02 107,38
- Produksi Ton 3.080 1.233 31.621 9.696
Tahun 2015 *)
- Luas Panen Hektar 2.019 1.522 2.224 793
- Hasil Per Hektar Ku/Ha 12,52 10,51 130,87 112,67
- Produksi Ton 2.527 1.600 29.106 8.935
Persentase Perubahan (%)
- Luas Panen % (19,30) 32,23 (8,55) (12,18)
- Hasil Per Hektar % 1,71 (1,87) 0,65 4,93
- Produksi % (17,95) 29,76 (7,95) (7,85)
Ket : *) Angka Sementara (ASEM) 2015
Tahun 2015, Kacang tanah mempunyai jumlah produksi sebesar 2.527 ton turun
17,95 persen dari tahun lalu, Ubi Kayu 29.106 ton turun 7,95 persen dari tahun lalu,
sedangkan Ubi Jalar dengan produksi 8.935 ton turun 7,85 persen. Untuk komoditi Kacang
Hijau tahun 2015 meskipun belum mencapai target yaitu 85,47 persen dari target yang
ditetapkan, namun jika dibandingan dengan tahun lalu jumlah produksi Kacang Hijau
meningkat sekitar 29,76 persen, dari 1.233 ton tahun 2014 menjadi 1.600 ton di tahun
2015. Adanya peningkatan produksi tahun 2015 adalah akibat dari adanya peningkatan luas
panen pada tahun 2015 sebesar 371 Ha atau sekitar 32,23 persen dibandingkan tahun
2014. Tapi sebaliknya produktivitas Kacang Hijau menurun sebesar 1,87 persen dari tahun
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
34
sebelumnya. Selanjutnya menurunnya produksi komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan Ubi
Jalar tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 merupakan akibat dari menurunnya
luas panen dari masing-masing komoditi tersebut. Namun sebaliknya ketiga komoditi
tersebut mengalami peningkatan produktivitas di tahun 2015 dibandingkan tahun 2014.
Berikut adalah Grafik 8. Perkembangan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi
Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 – 2015.
Grafik 8. Perkembangan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 – 2015
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa komoditi yang terus mengalami penurunan
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 adalah komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan
Ubi Jalar. Penurunan produksi ketiga komoditi tersebut rata-rata lebih disebabkan karena
menurunnya luas panen dari tahun ke tahun. Sedangkan pada komoditi Kacang Hijau,
penurunan produksi sempat terjadi pada tahun 2013 sebesar 34,23 persen namun
kemudian tahun 2014 produksi Kacang Hijau meningkat sebesar 29,11 persen dan pada
tahun 2015 kembali terjadi peningkatan produksi sebesar 29,76 persen dibandingkan tahun
sebelumnya.
Komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu dan Ubi Jalar merupakan komoditi swadaya
masyarakat. Tidak tercapainya target serta menurunnya jumlah produksi dibandingkan
6.934 3.861 3.080 2.527 1.452 955 1.233 1.600
38.257 34.379
31.621 29.106
13.356 11.592 9.996 8.935
2012 2013 2014 2015
Pro
du
ksi (
Ton
)
PERKEMBANGAN PRODUKSI KC. TANAH, KC. HIJAU, UBI KAYU, DAN UBI JALAR TAHUN 2012 - 2015
KC. TANAH KC. HIJAU UBI KAYU UBI JALAR
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
35
dengan tahun lalu lebih disebabkan karena berfluktuatifnya harga, berkurangnya
permintaan pasar terhadap komoditi tersebut, serta tidak adanya penampung yang
membeli sesuai harga pasar menjadikan masyarakat beranggapan bahwa berbudidaya
komoditi tersebut tidak menguntungkan bagi mereka. Selain itu kurangnya perlakuan
khusus seperti pemberian bantuan seperti halnya komoditi Padi, Jagung, dan Kedelai dari
pemerintah daerah juga turut mempengaruhi penurunan produksi. Khusus untuk komoditi
Ubi Jalar, selain karena komoditi ini bukan komoditi prioritas sehingga tidak ada bantuan
khusus yang diberikan oleh Pemerintah, kurangnya industri pengolahan yang hanya
terdapat di beberapa kabupaten saja seperti Bireun, Aceh Utara, dan Aceh Besar, disinyalir
juga menjadi kendala dalam upaya peningkatan produksi.
Berikut adalah Grafik 9. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah, Kacang Hijau,
Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 – 2015.
Grafik 9. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 – 2015
Dari grafik perkembangan produktivitas diatas terlihat nilai produktivitas untuk semua
komoditi tidak menunjukkan peningkatan ataupun penurunan yang terlalu tinggi. Dari
grafik diketahui komoditi tanaman pangan yang terus mengalami peningkatan
produktivitas adalah Ubi Jalar dengan peningkatan yang tidak signifikan, tahun 2013
12,21 12,39 12,31 12,5210,59 10,53 10,71 10,51
128,64 127,48 130,02 130,87
105,66 106,06 107,38 112,67
2012 2013 2014 2015
Pro
du
ktiv
itas
(K
u/H
a)
PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS KC. TANAH, KC. HIJAU, UBI KAYU, DAN UBI JALAR TAHUN 2012 - 2015
KC. TANAH KC. HIJAU UBI KAYU UBI JALAR
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
36
produktivitas Ubi Jalar meningkat 0,38 persen, tahun 2014 meningkat sebesar 1,24 persen
dari tahun sebelumnya, dan tahun 2015 produktivitas meningkat sebesar 4,93 persen
dibandingkan tahun sebelumnya, namun sebaliknya produksi komoditi tersebut terus
mengalami penurunan beberapa tahun terakhir. Sedangkan nilai produktivitas untuk
komoditi Kacang Tanah, Kacang Hijau, dan Ubi Kayu berfluktuasi beberapa tahun terakhir.
Komoditi Ubi Kayu mengalami penurunan nilai produktivitas tahun 2013 sebesar 0,90
persen dibandingkan tahun 2012, dan meningkat sebesar 1,99 persen tahun 2014, dan
tahun 2015 kembali meningkat sebesar 0,65 persen dibandingkan tahun 2014. Komoditi
Kacang Hijau mengalami penurunan produktivitas tahun 2013 0,57 persen, namun tahun
2014 nilai produktivitas meningkat sebesar 1,71 persen, tahun 2015 kembali menurun
sebesar 1,87 persen dari tahun sebelumnya. Selanjutnya untuk komoditi Kacang Tanah,
nilai produktivitas tahun 2013 meningkat sebesar 1,47 persen dibandingkan tahun 2012,
kemudian turun sebesar 0,65 persen tahun 2014, dan pada tahun 2015 meningkat sebesar
1,71 persen dibandingkan tahun 2014. Dari perkembangan nilai produktivitas tersebut
dapat disimpulkan bahwa menurunnya produksi komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan Ubi
Jalar beberapa tahun terakhir tidak dipengaruhi oleh nilai produktivitas karena rata-rata
nilai peningkatan dan penurunan nilai produktivitas keempat komoditi tersebut beberapa
tahun terakhir tidak menunjukkan angka yang signifikan.
Berbagai upaya peningkatan produksi komoditi pangan terus dilakukan dengan
berbagai cara, yakni melalui peningkatan luas panen maupun perbaikan usaha tani untuk
meningkatkan produktivitasnya. Semua upaya tersebut dilakukan untuk mengatasi kondisi
kritis ketahanan pangan mengingat kian beratnya tantangan penyediaan pangan kedepan.
Selain pertambahan penduduk yang otomatis mengurangi lahan pertanian dan
perkebunan, sementara pada saat yang sama, pertambahan penduduk itu otomatis
membutuhkan tambahan ketersediaan pangan dan juga lahan pertanian, persoalan lainnya
adalah perubahan iklim yang menjadikan usaha untuk meningkatkan produksi terasa
semakin sulit dilakukan. Terkait hal tersebut sudah saatnya kita bijak mengatur pangan,
salah satunya dengan melakukan diversifikasi pangan atau melakukan keragaman konsumsi
pangan untuk mengatasi ketergantungan pada beras dan mencapai ketahanan pangan,
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
37
disamping peningkatan produktivitas lahan. Oleh Sebab itu, ke depan pengembangan
komoditi pangan lainnya perlu diperhatikan dan perlu adanya sosialisasi menyangkut
diversifikasi pangan kepada masyarakat.
Indikator kinerja yang ketiga dari sasaran strategis yaitu Meningkatnya Produksi
dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan adalah Persentase Luas Lahan Pengendalian
OPT Tanaman Pangan. Peran pengendalian OPT sangat besar terutama dalam
mempertahankan produktivitas melalui upaya penekanan kehilangan hasil akibat serangan
OPT dan meningkatkan kualitas hasil yang memiliki daya saing dan aman dikonsumsi
masyarakat. Munculnya serangan OPT dapat mengakibatkan produksi menurun sehingga
ketahanan pangan terganggu dan pendapatan petani menurun. Dalam mendukung sistem
produksi, strategi perlindungan tanaman pangan dilakukan melalui berbagai upaya
kegiatan, antara lain melalui subsistem pengendalian, subsistem penerapan teknologi
pengendalian, dan subsistem penyediaan sarana perlindungan. Subsistem pengendalian
adalah mengembangkan gerakan pengendalian yang didasarkan pada hasil pengamatan,
subsistem penerapan teknologi pengendalian adalah menggali dan mengembangkan
penerapan teknologi pengedalian yang efektif dan efisien sesuai sistem Pengendalian
Hama Terpadu (PHT), subsistem penyediaan sarana perlindungan tanaman adalah
mengembangkan penggunaan sarana perlindungan tanaman yang efektif, efisien, ramah
lingkungan.
Dari tabel diatas, terlihat bahwa pencapaian indikator kinerja yang ditetapkan
pada tahun 2015 untuk komoditi Padi dan Jagung melebihi dari target yang telah
ditetapkan, sedangkan untuk Komoditi Kedelai, Kacang Tanah, dan Ubi Kayu persentase
luas lahan pengendalian OPT masih berada dibawah target.
Pada Komoditi Padi, target yang ditetapkan tahun 2015 adalah 67 persen dengan
jumlah OPT yang dilakukan pendataan adalah sebanyak 5 jenis dengan jumlah serangan
26.579 Ha jauh lebih tinggi daripada tahun sebelumnya yaitu 3.172 Ha dan yang berhasil
dikendalikan dan disembuhkan adalah seluas 25.094 Ha (94,41%) juga mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu seluas 2.049 Ha (64,60%),
sehingga persentase capaian tahun 2015 adalah sebesar 140,91 persen lebih tinggi dari
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
38
capaian tahun sebelumnya. Jenis OPT yang menyerang komoditi padi antara lain tikus,
penggerek batang, penyakit blas, wereng, dll. Dari berbagai jenis OPT, tercatat tikus yang
paling banyak menyerang komoditi padi dengan luas serangan 11.656 Ha, diikuti penggerek
batang 6.143 Ha. Jenis OPT yang didata untuk komoditi Jagung berjumlah 5 jenis.
Persentase luas lahan pengendalian OPT mempunyai target 50 persen luas lahan sembuh
dari luas lahan yang terserang dengan realisasi 90,49 persen, sehingga persentase capaian
sebesar 180,98 persen. Dari luas serangan 2.796 Ha lebih tinggi dari tahun 2014 yaitu 1.044
Ha, sedangkan luas lahan yang bisa dikendalikan dan disembuhkan adalah seluas 2.530 Ha
(90,49%) lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu seluas 491 Ha (47,03%). Jenis OPT yang
menyerang luasan terbanyak adalah penggerek tongkol 987 Ha, disusul Ulat Grayak 872 Ha.
Untuk komoditi kedelai, besarnya luas lahan yang terserang, luas lahan sembuh dan
persentase capaiannya masing-masing adalah 2.0688 Ha, 2.447 Ha, 95,82%. Kacang tanah;
312 Ha, 272 Ha, 91,77%. Ubi Kayu; 285 Ha, 241Ha, 88,08%. Dalam melaksanakan
pengendalian OPT digunakan semua metode atau teknik pengendalian yang sudah umum
dilakukan seperti secara fisik, alami, dan kimiawi. Namun kegiatan perlindungan tanaman
difokuskan pada pengelolaan serangan OPT yang tidak menimbulkan kerugian bagi petani
dengan menerapkan teknik pengendalian yang ramah lingkungan.
Sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu) merupakan bagian yang erat kaitannya
dengan usaha produksi seperti pengelolaan ekosistem, penentuan varietas, penggunaan
benih unggul, penentuan waktu tanam, pemupukan berimbang, pengairan dan teknik
budidaya lainnya yang tidak hanya memperhatikan sasaran jangka pendek tetapi
merupakan pencapaian untuk sasaran jangka panjang untuk menjaga kelestarian produksi
dan pengelolaan lingkungan. Beberapa taktik dasar pengendalian hama terpadu antar lain
pemanfaatan pengendali hayati yang asli dari tempat tersebut, pengelolaan lingkungan
dengan cara bercocok tanam menggunakan pestisida secara selektif termasuk pestisida
fisiologis, ekologis, dan selektivitas melalui perbaikan tehnik aplikasi dan pengetahuan
terhadap sifat dan perilaku hama.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
39
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura
Sasaran ini dicapai melalui program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan sasaran adalah
Penyediaan Sarana Produksi Pertanian, Pengembangan Bibit Unggul Pertanian, Sertifikasi
Bibit Unggul Pertanian, dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Pertanian.
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis
ini meliputi 2 (dua) indikator, yaitu; (1) jumlah produksi tanaman hortikultura, (2) jumlah
produktivitas tanaman hortikultura.
Pada indikator kinerja Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura, Komoditi yang
melebihi target produksi yang telah ditetapkan adalah komoditi Cabe Besar dan Pisang
dengan pencapaian produksi 117,00 persen untuk Cabe Besar dan 132,41 persen untuk
Pisang. Sedangkan pada indikator kinerja Peningkatan Produktivitas Tanaman Hortikultura,
komoditi yang melebihi target produktivitas yang telah ditetapkan adalah komoditi Cabe
Besar, Cabe Rawit, dan Pisang dengan pencapaian produktivitas 151,33 persen untuk Cabe
Besar, 109,30 untuk Cabe Rawit, dan 124,58 persen untuk Pisang. Berikut adalah table 10.
Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi Komoditi Hortikultura Tahun
2014 dan 2015.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
40
Tabel 10. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Komoditi Hortikultura Provinsi Aceh
Tahun 2014 dan 2015
Uraian Satuan Bawang Merah
Kentang Cabe Besar
Cabe Rawit Pisang Jeruk Besar
Durian Rambutan
Tahun 2014
- Luas Panen Hektar 851 3,560
4,840
3,812
842
339
1,280
3,336 - Hasil Per Hektar Ku/Ha
78.81
235.72
103.70
138.69
654.72
358.67
176.66
98.78
- Produksi Ton 6,706.50 83,917.80 50,189.30 52,870.40 55,244.80 12,159.00 22,612.60 32,954.60
Tahun 2015*)
- Luas Panen Hektar
708
3,233
4,261
3,443
995
332
1,512
2,068 - Hasil Per Hektar Ku/Ha
73.73
226.12
197.69
188.82
816.48
344.23
162.97
52.88
- Produksi Ton
5,116.60
73,104.60
82,219.30
60,704.10
76,638.60
11,084.20
14,422.60
10,058.60
Persentase Perubahan (%)
- Luas Panen %
(16.80)
(9.19)
(11.96)
(9.68)
18.17
(2.06)
18.13
(38.01) - Hasil Per Hektar %
(6.45)
(4.07)
90.64
36.15
24.71
(4.03)
(7.75)
(46.47)
- Produksi % (23.71) (12.89) 63.82 14.82 38.73 (8.84) (36.22) (69.48) Ket : *) Data Sementara posisi Desember 2015 berjalan
Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tahun 2015 komoditi hortikultura yang
mengalami kenaikan produksi dari tahun sebelumnya adalah Cabe Besar sebesar 63,82
persen, Cabe Rawit sebesar 14,82 persen, dan Pisang sebesar 38,73 persen. Sejalan dengan
produksi, ketiga komoditi tersebut juga mengalami peningkatan produktivitas di tahun
2015 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan kenaikan sekitar 90,64 persen
untuk Cabe Besar, 36,15 persen untuk Cabe Rawit, dan 24,71 persen untuk Pisang.
Kenaikan produksi tertinggi pada komoditi Cabe Besar dan Cabe Rawit terjadi di Kabupaten
Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah. Peningkatan produksi tahun 2015
dibandingkan tahun 2014 pada komoditi Pisang lebih disebabkan adanya peningkatan
produktivitas dan luas panen yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi
pisang pada tahun ini, jika dibandingkan dengan tahun lalu, peningkatan produksi Pisang
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
41
terjadi di beberapa kabupaten seperti Kabupaten Gayo Lues, Aceh Timur, Aceh Tengah dan
Aceh Selatan. Sedangkan pada komoditi Cabe Besar dan Cabe Rawit meningkatnya
produksi tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya disebabkan oleh meningkatnya
produktivitas.
Komoditi Hortikultura yang mengalami penurunan produksi dan produktivitas
tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya adalah Rambutan, Durian, Bawang Merah,
Kentang, dan Jeruk Besar. Sejalan dengan penurunan produksi dan produktivitas, komoditi-
komoditi tersebut juga mengalami penurunan luas panen jika dibandingkan tahun
sebelumnya kecuali komoditi Durian. Komoditi Bawang Merah dan Kentang mengalami
penurunan terbesar di daerah sentra produksi yaitu Aceh Tengah, Pidie, dan Bener Meriah
disebabkan lahan sawah yang biasa digunakan untuk penanaman komoditi ini lebih
difokuskan untuk penanaman komoditi padi dalam usaha pencapaian target peningkatan
produksi padi tahun 2015 di Provinsi Aceh. Sedangkan Produksi komoditi Durian,
Rambutan, serta Jeruk Besar mengalami penurunan hampir diseluruh kabupaten penghasil
komoditi tersebut dikarenakan siklus tahunan yaitu panen raya yang terjadi tahun lalu
menyebabkan produksi tahun ini menurun karena pembentukan bunga dan bakal buah
untuk tanaman tahunan tersebut membutuhkan waktu yang cenderung lama, sehingga
hanya sebagian tanaman yang berproduksi di tahun 2015 dan sebagiannya lagi banyak
yang sedang masuk masa pembentukan bunga dan bakal buah.
Berikut adalah Grafik 10. Perkembangan Produksi Komoditi Hortikultura tahun
2012 - 2015
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
42
Grafik 10. Perkembangan Produksi Komoditi Hortikultura Tahun 2012 – 2015
Dari grafik diatas terlihat terjadi peningkatan produksi yang sangat tinggi pada komoditi
Kentang tahun 2014 yang mencapai 642 persen dibandingkan tahun 2013, tingginya
produksi tahun 2014 terjadi karena adanya pihak investor dari Malaysia yang melakukan
perjanjian dengan petani Kabupaten Bener Meriah yang merupakan daerah sentra
produksi komoditi Kentang untuk melakukan pembelian komoditi tersebut. Dengan
terjaminnya harga membuat petani antusias menanam Kentang sehingga tahun 2014
terjadi lonjakan produksi yang sangat tinggi. Sedangkan untuk komoditi lainya, terjadi
fluktuasi dari tahun ke tahun. Dibandingkan tahun 2012, tahun 2013 Bawang merah
mengalami penurunan produksi sebesar 15,4 persen, kemudian terjadi peningkatan
produksi sebesar 80,7 persen di tahun 2014, dan kembali mengalami penurunan sebesar
23,7 persen di tahun 2015. Komoditi Cabe Besar turun 17,5 persen di tahun 2013, tahun
2014 naik sebesar 18,3 persen dan kembali mengalami peningkatan yang tinggi di tahun
2015 sebesar 63,8 persen. Sama halnya dengan komoditi Cabe Rawit yang juga mengalami
penurunan produksi pada tahun 2013 sebesar 4,9 persen, tahun 2014 komoditi ini
mengalami peningkatan produksi sebesar 44 persen, dan tahun 2015 kembali meningkat
sebesar 14,8 persen dibandingkan tahun 2014. Komoditi Pisang tahun 2013 mengalami
penurunan sekitar 19,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, kemudian meningkat 9,4
-
20.000,0
40.000,0
60.000,0
80.000,0
100.000,0
2012 2013 2014 2015
Pro
du
ksi (
Ton
)
PERKEMBANGAN PRODUKSI KOMODITI HORTIKULTURA
TAHUN 2012 - 2015
B. MERAH KENTANG CB. BESAR CB. RAWIT
PISANG JERUK BESAR DURIAN RAMBUTAN
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
43
persen tahun 2014, dan kembali mengalami peningkatan 38,7 persen di tahun 2015.
Komoditi Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan yang merupakan tanaman tahunan,
mengalami penurunan produksi tahun 2013 dibandingkan tahun 2012, kemudian tahun
2014 yaitu masuk masa panen raya ketiga komoditi tersebut mengalami peningkatan
produksi, dan tahun 2015 baik komoditi Jeruk Besar, Durian, dan rambutan kembali
mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun 2014.
Berikut adalah Grafik 11. Perkembangan Produktivitas Komoditi Hortikultura tahun
2012 - 2015
Grafik 11. Perkembangan Produktivitas Komoditi Hortikultura Tahun 2012 – 2015
Dari grafik diatas terlihat, produktivitas juga mengalami peningkatan dan penurunan
sejalan dengan perubahan produksi. Pada komoditi Kentang peningkatan produksi yang
terjadi pada tahun 2014 juga diikuti oleh peningkatan produktivitas sebesar 44,23 persen
dibandingkan tahun 2013, kemudian mengalami penurunan sebesar 4,07 persen pada
tahun 2015. Pada komoditi Bawang Merah tahun 2013 mengalami peningkatan
produktivitas sebesar 25,03 persen, namun sebaliknya mengalami penurunan produksi
sebesar 15,4 persen ditahun yang sama. Peningkatan produksi pada komoditi Bawang
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
2012 2013 2014 2015
Pro
du
ktiv
itas
(K
u/H
a)
PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2012 - 2015
B. MERAH KENTANG CB. BESAR CB. RAWIT
PISANG JERUK BESAR DURIAN RAMBUTAN
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
44
Merah yang terjadi di tahun 2014 sejalan dengan peningkatan produktivitas sebesar 16,17
persen, dan pada tahun 2015 selain mengalami penurunan produksi, produktivitas juga
menurun sebesar 6,45 persen. Komoditi Cabe Rawit mengalami penurunan produksi yang
diikuti dengan penurunan produktivitas sebesar 2,38 persen pada tahun 2013, tahun 2014
komoditi ini mengalami peningkatan produksi yang diikuti dengan peningkatan
produktivitas sekitar 17,15 persen, dan tahun 2015 kembali terjadi peningkatan produksi
yang juga diikuti dengan peningkatan produktivitas sekitar 36,15 persen dibandingkan
tahun 2014. Komoditi Pisang tahun 2013 mengalami penurunan produktivitas sekitar 10,75
persen diikuti penurunan produksi dibandingkan tahun sebelumnya, kemudian meningkat
20,15 persen juga disertai dengan peningkatan produksi di tahun 2014, dan tahun 2015
selain mengalami peningkatan produksi juga mengalami peningkatan produktivitas sekitar
24,71 persen. Sama halnya dengan perkembangan produksi yang terjadi pada komoditi
Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan, nilai produktivitas pada komoditi tersebut juga
mengikuti perkembangan produksi, setiap kenaikan dan penurunan produksi juga disertai
dengan kenaikan dan penurunan produktivitas. Pada tahun 2013 terjadi penurunan
produksi disertai penurunan produktivitas, kemudian tahun 2014 yaitu masuk masa panen
raya, ketiga komoditi tersebut mengalami peningkatan baik produksi maupun
produktivitas. Tahun 2015, setelah masa panen raya berakhir baik komoditi Jeruk Besar,
Durian, dan rambutan kembali mengalami penurunan produksi dan produktivitas.
D. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Secara keseluruhan kegiatan yang diembankan oleh pemerintah daerah kepada
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh dapat dilaksanakan dengan baik. Pada
tahun anggaran 2015 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dialokasikan anggaran
Rp.228.759.000.000,- (Dua ratus dua puluh delapan milyar tujuh ratus lima puluh
sembilan juta rupiah), dana tersebut terdiri dari dana konvensional/reguler, Otonomi
Khusus, Migas, dan DAK. Dana konvensional/reguler adalah penerimaan Pemerintah
Aceh dari pendapatan asli daerah. Dana Otonomi Khusus merupakan penerimaan
Pemerintah Aceh dari dana APBN yang dapat dipergunakan selama jangka waktu 20
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
45
(dua puluh) tahun. Dana Minyak dan Gas Bumi adalah penerimaan Pemerintah Aceh
dari pembagian hasil minyak dan gas bumi.
Dari sumber dana di atas Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh melaksanakan
8 (delapan) program/kegiatan yaitu : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran,
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Peningkatan Disiplin
Aparatur, Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, Program Peningkatan
Ketahanan Pangan Pertanian, Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian,
Program Peningkatan Produksi Pertanian, dan Program Perencanaan Pembangunan
Ekonomi, dan telah direalisasikan sebesar Rp. 205.566.294.256,- (89,86%) dengan
realisasi fisik 91,32% dan Rp. 23.192.705.474,- merupakan sisa anggaran. Dari 8
(delapan) program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Aceh, terdapat 3 (tiga) program utama yang menjadi sarana dalam pencapaian sasaran-
sasaran strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh untuk membangun sektor
pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani di Provinsi Aceh. Ketiga
program tersebut adalah Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian, Program
Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, dan Program Peningkatan Produksi
Pertanian dengan jumlah pagu dana sebesar Rp. 151.537.630.657,- dan telah
direalisasikan sebesar Rp. 128.043.511.668,- (84,50%). Adapun realisasi fisik dan
keuangan dana APBA tahun 2015 dapat dilihat di lampiran 11 LAKIP Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Aceh.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
46
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) menyajikan informasi
pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan oleh Pimpinan masing-
masing instansi seperti yang diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh
tahun 2014 memberikan gambaran tentang capaian kinerja dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh dalam
melaksanakan Kegiatan, Program, Kebijakan, Sasaran, Tujuan, Misi, dan Visi Dinas.
Untuk melihat tingkat capaian kinerja dilakukan pengukuran terhadap 4 (empat)
sasaran strategis dan 9 (sembilan) indikator kinerja melalui analisis dengan
membandingkan antara realisasi dan target yang telah ditetapkan serta capaian tahun
ini terhadap capaian tahun lalu dan beberapa tahun terakhir, sehingga diperoleh tingkat
pencapaian yang objektif baik keberhasilan ataupun kegagalan.
Sasaran strategis dan indikator kinerja yang telah direncanakan dan mendapat
alokasi anggaran tahun 2015 secara umum dapat dilaksanakan dengan baik meskipun
terdapat beberapa indikator dengan tingkat pencapaian yang belum optimal disebabkan
adanya kendala/permasalahan dalam proses pencapaian. Sasaran startegis Dinas
menyangkut Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT dan JITUT untuk
Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan, untuk indicator
Jumlah Rehab/Pembangunan JUT mempunyai pencapaian 0% karena kegiatan JUT
dialihkan anggaran dan pelaksanaannya ke Kabupaten/Kota, sedangkan untuk JITUT
100%, dan juga untuk Jumlah Luas Lahan yang dioptimasi mempunyai pencapaian 100%.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
47
Sasaran Strategis dinas yang kedua adalah Meningkatnya Pendapatan Petani yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran kesejahteraan petani melalui kemampuan daya
beli petani di pedesaan di provinsi Aceh, dan gambaran tersebut tercermin dari Nilai
Tukar Petani (NTP) sebagai indikator dari sasaran strategis tersebut. Semakin tinggi NTP,
secara relative semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP Tanaman
Pangan mempunyai nilai 95,92% atau dibawah 100% yang berarti biaya produksi yang
dikeluarkan petani lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperolehnya, sedangkan
NTP tanaman hortikultura mempunyai nilai 105,54% atau berada di atas nilai 100 yang
berarti petani masih memperoleh keuntungan dengan usahatani tanaman hortikultura
yang diusahakannya.
Untuk sasaran startegis peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan,
pada indikator jumlah produksi tanaman pangan dan jumlah produktivitas tanaman
pangan, tidak ada komoditi yang mempunyai realisasi diatas target kecuali komoditi
Padi dan Ubi Jalar yang mempunyai realisasi produktivitas melebihi target yang
ditentukan. Dibandingkan komoditi pangan lainnya capaian produksi tertinggi adalah
komoditi padi yaitu 86,36 persen dari target yang telah ditentukan, diikuti Kacang Hijau
85,47 persen, sedangkan yang terendah pencapaian produksinya adalah komoditi
Kedelai yaitu 37,66 persen dari target yang telah ditentukan. Meskipun produksi
komoditi Padi belum mencapai target, namun produksi tahun ini mengalami kenaikan
yang cukup signifikan yaitu dari 1.820.062 ton tahun 2014 menjadi 2.331.672 ton pada
tahun 2015 atau meningkat sekitar 28,11 persen atau sebesar 511.610 ton. Sedangkan
untuk nilai produktivitas Padi selain melebihi dari target yang ditetapkan, nilai
produktivitas juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan kenaikan
sekitar 4,51 persen. Meningkatanya produksi dan produktivitas komoditi Padi
dibandingkan tahun sebelumnya merupakan suatu keberhasilan kerjasama berbagai
pihak dalam program UPSUS yang telah mendorong capaian kinerja produksi tahun
2015 khususnya Padi.
Tidak tercapainya target pada beberapa komoditi pangan seperti Jagung dan
Kedelai disebabkan antara lain karena terfokusnya Program UPSUS pada peningkatan
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
48
produksi komoditi Padi untuk mengejar target nasional. Pada komoditi Jagung,
meskipun target produksi dan produktivitas belum tercapai, namun dibandingkan tahun
sebelumnya jumlah produksi dan produktivitas tahun 2015 mengalami peningkatan.
Sedangkan untuk komoditi Kedelai, selain tidak mencapai target baik produksi maupun
produktivitas mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014. Hal ini terjadi karena
menurunnya luas panen akibat terjadinya puso di beberapa kabupaten seluas 3.600 Ha,
selain itu minat petani menanam komoditi Kedelai juga rendah karena dianggap
komoditi yang kurang menguntungkanbagi petani. Komoditi tanaman pangan lainya
yang belum mencapai target adalah Kacang Hijau, namun jika dibandingkan tahun 2014
jumlah produksinya meningkat, berbeda dengan nilai produktivitasnya yang mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan Ubi
Jalar selain belum mencapai target produksi yang telah ditetapkan, jumlah produksi
ketiga komoditi tersebut juga mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya
sebagai akibat dari menurunya luas panen di tahun 2015 dan kurangnya perlakuan
khusus seperti pemberian bantuan oleh pemerintah daerah. Berbeda dengan produksi
yang mengalami penurunan, produktivitas dari Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, dan untuk komoditi Ubi
Jalar nilai produktivitasnya melebihi dari target yang telah ditetapkan dengan
pencapaian 102,10 persen.
Indikator ketiga terkait sasaran strategis ini adalah Persentase Luas Lahan
Pengendalian OPT Tanaman Pangan, terkendalinya Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) berperan dalam mendukung program pengembangan tanaman pangan terutama
dalam mempertahankan produktivitas melalui upaya penekanan kehilangan hasil akibat
serangan OPT. Komoditi Padi dan Jagung melebihi dari target yang telah ditetapkan,
sedangkan untuk komoditi Kedelai, Kacang Tanah, dan Ubi Kayu persentase luas lahan
pengendalian OPT masih berada di bawah target.
Untuk sasaran startegis dinas peningkatan produksi dan produktivitas tanaman
hortikultura, Pada indicator kinerja Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura,
Komoditi yang melebihi target produksi yang telah ditetapkan adalah komoditi Cabe
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
49
Besar dan Pisang dengan pencapaian produksi 117,00 persen untuk Cabe Besar dan
132,41 persen untuk Pisang. Sedangkan pada indicator kinerja Peningkatan
Produktivitas Tanaman Hortikultura, komoditi yang melebihi target produktivitas yang
telah ditetapkan adalah komoditi Cabe Besar, Cabe Rawit, dan Pisang. Komoditi
hortikultura yang mengalami kenaikan produksi dari tahun sebelumnya adalah Cabe
Besar, Cabe Rawit, dan Pisang. Sejalan dengan produksi, ketiga komoditi tersebut juga
mengalami peningkatan produktivitas di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Kenaikan produksi tertinggi yaitu komoditi Cabe Besar dan Cabe Rawit
terjadi di Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah.
Komoditi Hortikultura yang mengalami penurunan produksi dan produktivitas
tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya adalah Rambutan, Durian, Bawang Merah,
Kentang, dan Jeruk Besar. Komoditi Bawang Merah dan Kentang mengalami penurunan
terbesar di daerah sentra produksi yaitu Aceh Tengah, Pidie, dan Bener Meriah
disebabkan lahan sawah yang biasa digunakan untuk penanaman komoditi ini lebih
difokuskan untuk penanaman komoditi padi dalam usaha pencapaian target
peningkatan produksi padi tahun 2015 di Provinsi Aceh. Sedangkan Produksi komoditi
Durian, Rambutan, serta Jeruk Besar yang merupakan tanaman tahunan mengalami
penurunan hampir diseluruh kabupaten penghasil komoditi tersebut dikarenakan siklus
tahunan yaitu panen raya yang terjadi tahun lalu menyebabkan produksi tahun ini
mengalami penurunan karena rata-rata tahun ini tanaman masih dalam tahap
pembentukan bunga dan bakal buah.
Dari segi Anggaran, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dialokasikan dana
untuk delapan program sejumlah Rp.228.759.000.000,- dengan realisasi keuangan
secara keseluruhan sebesar Rp. 205.566.294.256,- (89,86%) dan realisasi fisik 91,32%
dan sisa anggaran Rp. 23.192.705.474,-.
B. SARAN
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja Dinas dimasa
mendatang yaitu dengan :
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
50
1. Penyediaan sarana dan prasarana pertanian secara optimal dalam mendukung
pencapaian produksi dan produktivitas seperti yang diharapkan.
2. Mengoptimalkan kembali lahan-lahan kering yang memiliki potensi yang besar
untuk meningkatkan produksi komoditi unggulan pertanian di Provinsi Aceh dengan
cara perbaikan pengairan dan pompanisasi.
3. Melakukan pemberantasan hama penyakit secara optimal dengan tidak merusak
lingkungan
4. Mendorong dan memfasilitasi petani agar tetap mempunyai minat tinggi dalam
melakukan budidaya komoditi pertanian
5. Menggiatkan penyuluhan sebagai sarana petani untuk memperoleh bimbingan dan
ilmu dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas
6. Meningkatkan mutu kualitas data sehingga data yang diperoleh adalah data yang
akurat agar perencanaan dapat tepat sasaran
7. Adanya penerapan reward (penghargaan) dan punishment (sanksi) kepada
Kabupaten/Kota yang berhasil ataupun gagal dalam usahanya meningkatkan
produksi dan produktivitas
8. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan semua pihak terkait
untuk memperlancar proses administrasi dan pelaksanaan kegiatan
9. Kegiatan untuk tahun berikutnya harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan agar
kegiatan dapat terlaksana secara maksimal.
10. Perlu adanya sosialisasi menyangkut diversifikasi/keragaman konsumsi pangan
untuk mengatasi ketergantungan pada beras dan mencapai ketahanan pangan
dengan cara pengembangan komoditi pangan lainnya.
Akhirnya dari laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pimpinan
dalam menentukan strategi dan kebijaksanaan yang akan diambil untuk meningkatkan
kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dalam melaksanakan tugas dimasa
mendatang.
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015
51
1 Nama Unit Organisasi : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh
2 Visi : Aceh Sebagai Lumbung Pangan Nasional 2017
3 Tugas : Menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang tanaman pangan
4 Fungsi :
a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dinas
b. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang
c. Perumusan kebijakan dan melaksanakan pembinaan teknis di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura
d. Penyusunan program di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura
e. Penyiapan izin usaha, pelaksanaan pelayanan dan penyuluhan di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura
f. Pelaksanaan koordinasi, pemantauan dan pengendalian serta pembinaan
h. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura
i. Pembinaan Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD)
5 Indikator Kinerja Utama
No SUMBER DATA
1 4
1 1 Peningkatan poduksi tanaman pangan Bidang Produksi Padi Palawija
2 Peningkatan produktivitas tanaman pangan dan Hortikultura
2 1 Peningkatan poduksi tanaman hortikultura Bidang Produksi Padi Palawija
2 Peningkatan produktivitas tanaman hortikultura dan Hortikultura
3 1 Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan
2 Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman hortikultura
KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN ACEH
Komoditi Tanaman Pangan
Meningkatanya Produksi dan Produktivitas
Komoditi Tanaman Hortikultura
Meningkatnya Pendapatan Petani
g. Pengembangan sentra peningkatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura
Banda Aceh, Oktober 2015
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
2 3
Meningkatanya Produksi dan Produktivitas
Ir. Lukman, M.Si
Pembina Utama Muda
NIP. 19591231 198609 1 005
RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
SKPD : Dinas Pertanian Tananaman Pangan Provinsi/Kabupaten/Kota : Propinsi Aceh Tahun Anggaran : 2015
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 2 3 4
1
2 3
Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan Meningkatnya Pendapatan Petani Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan
1. Jumlah Rehabilitasi/Pembangunan JUT dan
JITUT 2. Jumlah Luas Lahan yang dioptimasi 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan 2. Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman
Hortikultura 1. Peningkatan Produksi Tanaman Pangan 2. Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan
1. - JUT :
- JITUT : 13.955 Mtr 2. Optimasi Lahan : 443 Ha 1. NTP tan.pangan : 110 2. NTP tan.hortikultura : 110 1. - Padi : 2.700.000 Ton - Jagung : 364.346 Ton - Kedelai : 127.208 Ton - K. Tanah : 6.136 Ton - K. Hijau : 1.872 Ton - Ubi Kayu : 42.619 Ton - Ubi Jalar : 14.645 Ton 2. - Padi : 50,00 Ku/Ha - Jagung : 46,43 Ku/Ha - Kedelai : 15,98 Ku/Ha
4
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura
3. Persentase Luas Lahan Pengendalian OPT
Tanaman Pangan 1. Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura
2. Peningkatan Produktivitas Tanaman Hortikultura
- K. Tanah : 12,68 Ku/Ha - K. Hijau : 11,16 Ku/Ha - Ubi Kayu : 135,74 Ku/Ha - Ubi Jalar : 110,35 Ku/Ha
3. - Padi : 67% - Jagung : 50% - Kedelai : 95% - K. Tanah : 95% - Ubi Kayu : 95% 1. - B. Merah : 9.140 Ton - Kentang : 88.082 Ton - Cb. Besar : 70.454 Ton - Cb. Rawit : 69.145 Ton - Pisang : 57.879 Ton - Jeruk Besar : 12.604 Ton - Durian : 23.743 Ton - Rambutan : 34.516 Ton 2. - B. Merah : 102,40 Ku/Ha - Kentang : 235,64 Ku/Ha - Cb. Besar : 138,63 Ku/Ha - Cb. Rawit : 172,75 Ku/Ha - Pisang : 6,55 Ku/Rumpun - Jeruk Besar : 377,48 Ku/Ha - Durian : 172,35 Ku/Ha - Rambutan : 98,86 Ku/Ha
Sumber: Permenpan 29 Tahun 2010 Lamp II/2-3
Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh
Provinsi/Kabupaten/Kota : Provinsi Aceh
Tahun Anggaran : 2015
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase
1 2 3 4 5 6
1. Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana 1. Jumlah Rehabilitasi/ 1. - JUT : 1. - JUT : 1. - JUT :
Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Pembangunan JUT dan - JITUT : 13.955 Mtr - JITUT : 13.955 Mtr - JITUT : 100
Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung JITUT.
Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman
Pangan. 2. Jumlah Luas Lahan yang 2. Optimasi Lahan : 443 Ha 2. Optimasi Lahan : 425 Ha 2. Optimasi Lahan : 95,94
dioptimasi.
2. Meningkatnya Pendapatan 1. Nilai Tukar Petani (NTP) 1. NTP tan.pangan : 110% 1. NTP tan.pangan : 95,92% 1. NTP tan.pangan : 87,2
Petani Tanaman Pangan *)
2. Nilai Tukar Petani (NTP) 2. NTP tan.hortikuktura : 110% 2. NTP tan.hortikuktura : 105,54% 2. NTP tan.hortikultura : 95,94
Tanaman Hortikultura *)
3. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi Tanaman 1. - Padi : 2.700.000 Ton 1. - Padi : 2.331.672 Ton 1. - Padi : 86,36
Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan *) - Jagung : 364.346 Ton - Jagung : 205.125 Ton - Jagung : 56,30
Pangan. - Kedelai : 127.208Ton - Kedelai : 47.910 Ton - Kedelai : 37,66
- Kc. Tanah : 6.136 Ton - Kc. Tanah : 2.527 Ton - Kc. Tanah : 41,18
- Kc. Hijau : 1.872 Ton - Kc. Hijau : 1.600 Ton - Kc. Hijau : 85,47
- Ubi Kayu : 42.619 Ton - Ubi Kayu : 29.106Ton - Ubi Kayu : 68,29
- Ubi Jalar : 14.645 Ton - Ubi Jalar : 8.935 Ton - Ubi Jalar : 61,01
2. Jumlah Produktivitas 2. - Padi : 50,00 Ku/Ha 2. - Padi : 50,57 Ku/Ha 2. - Padi : 101,14
Tanaman Pangan *) - Jagung : 46,43 Ku/Ha - Jagung : 42,76 Ku/Ha - Jagung : 92,09
- Kedelai : 15,98 Ku/Ha - Kedelai : 14,61 Ku/Ha - Kedelai : 91,43
- Kc. Tanah : 12,68 Ku/Ha - Kc. Tanah : 12,52 Ku/Ha - Kc. Tanah : 98,74
- Kc. Hijau : 11,16 Ku/Ha - Kc. Hijau : 10,51 Ku/Ha - Kc. Hijau : 94,18
- Ubi Kayu : 135,74 Ku/Ha - Ubi Kayu : 130,87 Ku/Ha - Ubi Kayu : 96,41
- Ubi Jalar : 110,35 Ku/Ha - Ubi Jalar : 112,67 Ku/Ha - Ubi Jalar : 102,10
3. Persentase Luas Lahan 3. - Padi : 67% 3. - Padi : 94,41% 3. - Padi : 140,91
Pengendalian OPT - Jagung : 50% - Jagung : 90,49% - Jagung : 180,98
Tanaman Pangan - Kedelai : 95% - Kedelai : 91,03% - Kedelai : 95,82
- Kc. Tanah : 95% - Kc. Tanah : 87,18% - Kc. Tanah : 91,77
FORMULIR PENGUKURAN KINERJA
TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase
1 2 3 4 5 6
- Ubi Kayu : 95% - Ubi Kayu : 83,68% - Ubi Kayu : 88,08
4. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi Tanaman 1. - B. Merah : 9.140 Ton 1. - B. Merah : 5.116,60 Ton 1. - B. Merah : 55,98
Produktivitas Komoditi Hortikultura **) - Kentang : 88.082 Ton - Kentang : 73.104,60 Ton - Kentang : 83,00
Tanaman Hortikultura. - Cb. Besar : 70.454 Ton - Cb. Besar : 82.219,30 Ton - Cb. Besar : 117,00
- Cb. Rawit : 69.145 Ton - Cb. Rawit : 60.704,10 Ton - Cb. Rawit : 87,79
- Pisang : 57.879 Ton - Pisang : 76.638,60 Ton - Pisang :132,41
- Jeruk Besar : 12.604 Ton - Jeruk Besar : 11.084,20 Ton - Jeruk Besar : 87,94
- Durian : 23.743 Ton - Durian : 14.422,60 Ton - Durian :60,74
- Rambutan : 34.516 Ton - Rambutan : 10.058,60 Ton - Rambutan : 29,14
2. Jumlah Produktivitas 2. - B. Merah : 102,40 Ku/Ha 2. - B. Merah : 73,73 Ku/Ha 2. - B. Merah : 72,00
Tanaman Hortikultura **) - Kentang : 235,64 Ku/Ha - Kentang : 226,12 Ku/Ha - Kentang : 95,96
- Cb. Besar : 130,63 Ku/Ha - Cb. Besar : 120,03 Ku/Ha - Cb. Besar : 91,88
- Cb. Rawit : 172,75 Ku/Ha - Cb. Rawit : 188,82 Ku/Ha - Cb. Rawit : 109,30
- Pisang : 654,67 Ku/Ha - Pisang : 506,70 Ku/Ha - Pisang : 77,40
- Jeruk Besar : 377,48 Ku/Ha - Jeruk Besar : 344,23 Ku/Ha - Jeruk Besar : 91,19
- Durian : 172,35 Ku/Ha - Durian : 162,97 Ku/Ha - Durian : 94,56
- Rambutan : 98,86 Ku/Ha - Rambutan : 52,88 Ku/Ha - Rambutan : 53,49
Keterangan:
*) Realisasi (Angka Ramalan II 2015)
**) Realisasi (Angka Sementara 2015)
Jumlah APBA Tahun 2015 Rp. 228.759.000.000,-
Pagu AnggaranTahun 2015 yang direncanakan untuk Pencapaian Sasaran Strategis Rp. 151.537.630.657,-
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1 2 3 4
1. Peningkatan Luas Lahan 1. Jumlah Rehabilitasi/ 1. - JUT : -
Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) Pembangunan JUT dan - JITUT : 13.955 Mtr
dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) JITUT.
untuk mendukung Peningkatan Produktivitas
Pertanian Tanaman Pangan. 2. Jumlah Luas Lahan yang 2. Optimasi Lahan : 443 Ha
dioptimasi.
2. Meningkatnya Pendapatan 1. Nilai Tukar Petani (NTP) 1. NTP tan.pangan : 110%
Petani. Tanaman Pangan.
2. Nilai Tukar Petani (NTP) 2. NTP tan.hortikultura : 110%
Tanaman Hortikultura.
3. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi Tanaman 1. - Padi : 2.700.000 Ton*
Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan. - Jagung : 364.346 Ton*
Pangan. - Kedelai : 127.208 Ton*
- Kc. Tanah : 6.136 Ton
- Kc. Hijau : 1.872 Ton
- Ubi Kayu : 42.619 Ton
- Ubi Jalar : 14.645 Ton
2. Jumlah Produktivitas 2. - Padi : 50,00 Ku/Ha
Tanaman Pangan. - Jagung : 46,43 Ku/Ha
- Kedelai : 15,98 Ku/Ha
- Kc. Tanah : 12,68 Ku/Ha
- Kc. Hijau : 11,16 Ku/Ha
- Ubi Kayu : 135,74 Ku/Ha
- Ubi Jalar : 110,35 Ku/Ha
3. Persentase Luas Lahan 3. - Padi : 67%
Pengendalian OPT - Jagung : 50%
Tanaman Pangan - Kedelai : 95%
- Kc. Tanah : 95%
- Ubi Kayu : 95%
4. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi Tanaman 1. - B. Merah : 9.140 Ton
Produktivitas Komoditi Hortikultura. - Kentang : 88.082 Ton
Tanaman Hortikultura. - Cb. Besar : 70.454 Ton
- Cb. Rawit : 69.145 Ton
- Pisang : 57.879 Ton
- Jeruk Besar : 12.604 Ton
- Durian : 23.743 Ton
- Rambutan : 34.516 Ton
2. Jumlah Produktivitas 2. - B. Merah : 102,4 Ku/Ha
Tanaman Hortikultura. - Kentang : 235,64 Ku/Ha
- Cb. Besar : 138,63 Ku/Ha
- Cb. Rawit : 172,75 Ku/Ha
- Pisang : 654,67 Ku/Ha
- Jeruk Besar : 377,48 Ku/Ha
- Durian : 172,35 Ku/Ha
- Rambutan : 98,86 Ku/Ha
Ket :
* Angka Target Kementan 2015
Anggaran
1. Peningkatan Ketahanan Pangan Rp. 16.388.313.910 16.388.313.910
2. Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Rp. 26.347.497.000 26.347.497.000
3. Peningkatan Produksi Pertanian Rp. 109.454.958.410 109.454.958.410 152.190.769.320
Gubernur Aceh,
( dr. H. Zaini Abdullah )
Program
Banda Aceh, ... April 2015
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh,
( Ir. Lukman, M.Si )
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN ACEH