KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Strategi Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi Antar Budaya Tak
Terhindarkan
Persoalan Global
Perubahan
Transportasi,
Komunikasi,
Ekonomi
Kemiskinan, wabah penyakit, bencana alam, pemanasan global, perang
Dunia menjadi terlipat, terkoneksi satu sama lain, dan saling bergantung
KONDISI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA HARI INI
KAB TAK TERHINDARKAN. LALU?
Baik: menyelesaikan masala
h
Buruk: menam
bah masala
h
Watak Dasar Komunikasi KOMUNIKASI ANTAR
BUDAYA
PENAMBAHAN PERSOALAN
GLOBAL
PENYELESAIAN PERSOALAN
GLOBAL
BAIK BURUK
KOMUNIKASI BURUK: KOMUNIKASI YANG
DISERTAI MASALAH/HAMBATAN
KOMUNIKASI. SOLUSINYA PENYELESAIAN
MASALAH/HAMBATAN KOMUNIKASI
POSISI KITA?1. Ikut aktif dalam menyelesaikan persoalan global.2. Caranya dengan ikut aktif dalam komunikasi antar budaya. 3. Mengapa? Karena persoalan global hanya bisa selesai dengan
adanya tindakan penyelesaian bersama yang dilakukan oleh semua bangsa. Tindakan itu dapat didorong melalui komunikasi antar budaya.
4. Namun, komunikasi antar budaya yang buruk dapat menimbulkan persoalan global baru atau memperparah persoalan global yang lama. Artinya, dibutuhkan komunikasi antar budaya yang baik.
5. Komunikasi antar budaya yang baik dapat ditempuh melalui 2 cara: (a) meningkatkan kompetensi komunikasi antar budaya kita dan (b) mengenali hambatan/masalah komunikasi antar budaya dan mencari solusinya.
Filsafatnya
FILSAFAT PERUBAHAN
Bahasa adalah sistem terbuka
Manusia memiliki kebebasan
memilih
Setiap tindakan komunikasi
memiliki konsekuensi
Kemampuan manusia untuk belajar tidak terbatas. Manusia bukan
robot yang takluk pada keadaan. Manusia bisa memilih untuk merubah keadaan
Setiap tindakan komunikasi diterima dan dimaknai
Komponen Kompetensi KAB
Competence
Skills
Knowledge
Character
Motivation
Kemampuan yang didapat melalui belajar dan berlatih yang diaplikasikan untuk mendapatkan tujuan tertentu
Suatu keinginan untuk berinteraksi dengan orang dari budaya berbeda
Dapat dipercaya, tulus, jujur, terhormat, memiliki niat baik.
Terinformasi dan memahami berbagai hal mengenai budaya-budaya dan komunikasi
Berbagai Potensi Masalah/Hambatan KAB
Seeking Similarities
Withdrawal
Anxiety
Desire to Reduce
UncertaintyStereotyping
Prejudice
Racism
Misuse of Power Ethnocentrism
Culture Shock
Seeking Similarities
• Artinya, orang dengan latar belakang budaya dan agama yang sama cenderung untuk berkumpul menjadi satu kelompok.
• Pada satu sisi, ini baik karena banyak manfaat yang bisa diperoleh anggota kelompok. Namun, ini akan menjadi masalah apabila kelompok itu kemudian mengekslusikan orang yang tidak sama dengan mereka atau tidak mau bergaul dengan orang-orang dari luar kelompoknya.
Withdrawal
• Ada 3 level yaitu: interpersonal, intercultural, international.
• Interpersonal: seseorang menghindari berkomunikasi dengan orang lain.
• Intercultural: sesorang menghindari berkomunikasi dengan orang lain dengan latar belakang budaya berbeda.
• International: suatu negara atau bangsa menutup/mengisolasi diri dari berkomunikasi maupun pengaruh dari negara atau bangsa lain. Misalnya: China, USSR, Korut.
ANXIETY
• Anxiety (kecemasan) adalah perasaan yang muncul ketika manusia berhadapan dengan sesuatu yang tidak diketahuinya sehingga ia merasa tidak aman (lack of securities). Ini adalah suatu fenomena psikologis.
• Anxiety adalah salah satu penyebab seeking similarities, mendorong munculnya uncertainty reduction, dan berakibat pada munculnya KAB yang buruk.
• Anxiety dapat diselesaikan dengan latihan mengontrol anxiety.
Uncertainty Reduction
• Anxiety mendorong munculnya uncertainty.• Uncertainty adalah perasaan tidak menentu
ketika bertemu dengan orang baru. • Uncertainty dihilangkan dengan uncertainty
reduction.• Masalahnya, orang sering tidak tahu bagaimana
uncertainty reduction musti dilakukan agar tidak tercipta kesalahpahaman.
• Umumnya ada 3 strategi: pasif, aktif, interaktif.
Stereotyping• Definisi: suatu generalisasi atas sekelompok orang, objek,
atau peristiwa yang secara luas dianut oleh suatu budaya. • Stereotip dipelajari melalui proses sosialisasi dan pesan-
pesan media massa.• Stereotip dapat membangkitkan kebencian dan rasa takut
terhadap kelompok tertentu.• Stereotip membuat anda memiliki persepsi yang terbatas,
malas, dan keliru atas kelompok yang distereotipasi. • Masalah-masalah stereotip dalam KAB:1. Menjadi filter interaksi2. Generalisasi watak manusia sesuai kelompok3. Gagal berkomunikasi karena gagal mengenali kelompok lain.4. Stereotip susah diubah.
Stereotyping
• Stereotip dapat dihindari dengan mempertanyakan beberapa pertanyaan ini:
1. Siapa targetnya?2. Apa isi stereotipnya?3. Apakah ada alasan bagi saya untuk percaya
stereotip itu?4. Apa/siapa sumber dari stereotip itu?5. Bagaimana kontak atau interaksi aktual saya
dengan target stereotip itu?
Prejudice
• Prejudice (prasangka) : stereotip + sikap!• Karakteristik prejudice:1. Mengarah kepada kelompok sosial tertentu
dan anggota-anggotanya.2. Melibatkan dimensi menghakimi (evaluative
dimension)3. Melibatkan unsur keyakinan (belief)
Prejudice• Fungsinya:1. Ego-Defensive2. Utilitarian3. Value-Expressive4. Knowledge• Ekspresinya1. Melalui antilocution obrolan negatif tentang target prejudice2. Melalui withdrawal/avoidance penghindaran interaksi dengan kelompok
target3. Melalui social exclusion pengucilan dan diskriminasi dalam hal pekerjaan,
hak-hak politik, pendidikan, tempat tinggal, dll. • Penyebab prejudice:1. Hukum, aturan, regulasi2. Mempertahankan identitas sosial3. Pengkambinghitaman (scapegoating)
Prejudice
• Menghindarinya:1. Memanfaatkan sebanyak mungkin kontak
personal.2. Melalui pendidikan multikultural.
Racisme• Definisi: keyakinan palsu bahwa suatu ras tertentu lebih tinggi atau lebih superior
dari ras lain. Oleh sebab itu boleh mendapatkan keistimewaan dari ras lain. Pada dasarnya rasisme membangkang dari keyakinan bahwa setiap manusia itu setara.
• Ekspresi rasisme sulit dikenali karena umumnya orang melakukannya secara tersembunyi. Namun, terkadang ada juga yang melakukannya terang-terangan.
• Rasisme dilakukan secara institusional maupun personal.• Rasisme Personal:1. Intense2. Symbolic3. Tokenism4. Arm’s length• Rasisme Institusional sulit dikenali dan sering berlangsung secara tidak disadari.
Rasisme semacam ini membuat institusi tertentu bertindak diskriminatif terhadap suatu ras.
Racism
• Menghindari rasisme:1. Jujurlah pada dirimu sendiri mengenai berbagai
persoalan bahwa ras bukan penyebabnya.2. Hindari dan proteslah setiap candaan maupun
penghinaan yang mengandung unsur ras.3. Hormatilah kebebasan4. Kenalilah dan sadarilah bahwa akar historis dari
rasisme adalah penindasan/perbudakan yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Power
• Power tend to corrupts, absolute power tend to corrupts absolutely.
• Power: put it simple the ability to control what happens or what will happens the ability to manipulate
• Power dapat menjadi masalah bagi KAB bila orang yang punya power tidak mengerti bagaimana musti ber-KAB dengan baik.
Ethnocentrism
• Definisi: keyakinan bahwa budaya dan agama sendiri adalah kebenaran yang utama dibandingkan dengan budaya dan agama orang lain. Atau, keyakinan bahwa budaya dan agama sendiri adalah pusat dari dunia.
• Karakteristik etnosentrisme:1. berlevel: positif, negatif, sangat negatif.2. Universal3. Membangun identitas• Menghindari etnosentrisme1. Jangan dogmatis2. Selalu berpikiran terbuka
Culture shock• Culture shock (gegar budaya) adalah suatu kondisi di mana seseorang
merasa cemas dan tidak nyaman karena merasakan kehilangan lingkungan budaya seperti simbol-simbol yang familiar dengan dirinya.
• Reaksi atas culture shock:1. Memusuhi lingkungan baru2. Merasa disorientasi3. Merasa ditolak4. Homesick5. Mual dan sakit kepala6. Merasa tidak punya kawan/keluarga7. Merasa direndahkan statusnya dan kehilangan pengaruh8. Menuduh anggota kultur baru ini sebagai tidak peka.9. Menarik diri dari pergaulan.
Culture shock
• Fase culture shock:1. Optimistic2. Cultural problems3. Recovery4. Adjustment• Mengindari cultural shock1. Berteman dengan orang dari budaya bersangkutan2. Pelajari budaya bersangkutan3. Selalu berusaha bersabar4. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kultural
STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Know Yourself
Employ Empathy
Be aware of listening
Encourage feedbackDevelop
communication flexibility
Manage intercultural conflict
Learn cultural adaptation
Know yourself
1. Pahami budayamu sendiri2. Pahami sikap personalmu sendiri3. Pahami gaya komunikasimu: dominan (sering bicara, interuptif,
mengontrol), dramatis (bahasa ekspresif, cenderung melebih-lebihkan dan mengata-atai), kontensius (argumentatif), teranimasi (energetik, ekspresif melalui gestur dan wajah), impresif (menyatakan gagasan dan perasaan melalui cara-cara yang berkesan), santai (tenang, nyaman, tidak gugup), atentif (pendengar yang baik, mendorong orang bicara), terbuka (menunjukkan info personal, emosi, dan perasaan), bersahabat (sering memberi feedback positif dan dorongan semangat)
4. Monitor perilakumu.
EMPATI
• Empati: melihat orang lain dari sudut pandang orang lain.
• Hambatan bagi empati:1. Perbedaan Budaya2. Fokus pada diri sendiri secara berlebihan3. Terlalu fokus pada hal-hal detil yang kecil
mengenai budaya lain4. Stereotip5. Perilaku defensif
Empati
• Meningkatkan empati:1. Perhatian penuh pada orang lain2. Komunikasikan empati3. Hindari sikap yang bertentangan dengan
budaya orang lain.4. Belajar menerima perbedaan.
Aware of listening
• Setiap budaya punya cara mendengar yang berbeda.
• Direct listening: mendengar adalah soal mendapatkan fakta dan informasi, tidak segan bertanya untuk mendapat fakta dan informasi. Contoh: Prancis, Jerman, Amerika Serikat
• Indirect listening: mendengar adalah soal kesopanan. Pendengar memperhatikan pembicara, tidak memotongnya dan bertanya setelah dipersilahkan. Contoh: Jepang, Finlandia, Swedia.
Manage Intercultural Conflicts
1. Berpikiran terbuka2. Mencari kompromi3. Tidak terburu-buru4. Identifikasi isu-isu utama 5. Menyesuaikan diri pada perbedaan-
perbedaan budaya.
Mempelajari adaptasi kultural
Tantangan• Perbedaan bahasa• Disequilibrium• Etnosentrisme
Bagaimana meningkatkan• Memperbanyak
pengetahuan budaya bersangkutan
• Memperbanyak kontak dengan orang dari budaya bersangkutan.