JUITE ilTNITT. STPIL
BNAL ISSN t4tZ-548X
JURUSAI{ TEKNIK SIPIL, FAKULTAS TEKNIK" UNIVERSITAS SYI{H KUALA, BANDAACEH
Volume5 | TahunV
No. 2, September 2O06
STRUKTUR
GEOTEKNIK
HIDROTEKNIK
TRAI.{SPORTASI
MANAJEMED{ REI(AYASA KONSTRUKSI
JURNALTEKNIK SIPIL
ISSN: 1412-548X
ffiAN TEI<I.ItK stptL, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSlrAs sYIAH KUALA, BANDA AcEH
Volume5 I TahunV
No. 2, September 2006
Daftar Isi
JURNAL TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TERAKREDITASI BERDASARKAN SK DIRJEN DIKTINOMOR 23A,DIKTIIKEP /2OO 4
Jurnal Teknlk SipilUniversitas Syiah Kuala
KATA PENGANTAR
as-.,!t,t "--./t nt .,,,r
A s salawu' a I aikum I{r llb.
Puji dan syukur kehadirat Allah,SWl, arena dengan eudrah dan Hidayah-Nya,Jumal reknik sipil terah dapar menerbitkan "aisr
pertamaiintuiiui ""
ti-s.'ili"*", 0""Salam tidak tupa senantiasa kami sanjungkan kep"d" j"d;";;;';i;; fibi B"ru,Muhammad SAW.
. Jumal 'Ieknik. Sipil Volume 5, Tahun V Nomor 2 ini berisikan 6 artikel dari stafqengajar/peneliti dari Universiras Syiah Kuala aun p"nguju.ip"i;iiti
"# 'rlnin"rsiru"
Tadulako palu. Anikel rersebut disarikan bedasarkan_iiasii pen!i,i*',"Jiiiii uio*gtnnsportasi, geoteknik,hidroteknik dan manajemen mekayasa mo"ilill. '.. ' '
_ Bercamaan dengan ierbitnya edisi kali ini,rekan-rekan staf pengajar/peneliti dan para praktisi,proses menggali kreatifitas dan turut sertapengembangan bidang ilmu teknik siDil.
, Se.moga ilmu yang disajikan pada rangkaian Jurnal Teknik Sipil dap4t bergunabagi pembaca. Dewan Redaksi iuei tetap mengundang kritik dan ia.un y"ng o"putmemberikan kesempurnaan di masi meniatang."B;;i";;;; -r,"*i
,nediii"i a"p",memenuhi tujuannya dan memberikan manfaat kepaaa po.a p"Li""u- -' "**- '
dewan redaksi kembali menghimbauuntuk dapat bangkit kembali dalam
menyumbangkan pemikiran untuk
Il/asslamu' alaikam wr wb.
DEWAN REDAKSI
Volume 5, Tahun V No.Z SepGmter IOoG
Penasehat:Dekon Fokultos Teknik Universilos Syioh Kuolo
Penanggung Jawab:Keluo Juruson Ieknik Sipil Universilos Syioh Kuolo
Pemimpin Redaksi:Dr. lr. Agussolim. M. Sc
Penyunting Pelaksana:Suryo Bermonsyoh, ST. MT.
Noro Abdulloh, ST. M.Eng- SC.Muborok, ST. MT,
Penyunting ahli:Dr. lr. Alfionsyoh Yulionur BC.
Dr. k. Agussolim, M. sc.Dr. lr. Toufiq soidi. M. Eng.
Dr. k. Abdulloh, M. Sc.Dr. lr. Munirwonsyoh, M.Sck. Thonlhowi Jouhori, M.Sc.
lr. Sofyon M. Soleh, M. Sc. Eng.lr. Buchori RA, M. Eng.
lr. Mochommod Afifuddin, M. Eng.lr. Moimun Rizolihodi, M.Sc. Eng.
k. Soiful Husin, MT.k. M. lsyo, MT.k. Tripoli. MT.
Mitra Bestari:Dr. Ing. lr. Dwito Sutjiningsih, M.Dipl. H.E (Ul)
Prof. Dr. lr. Nur Yuwono, Dipl. HE. IUGMIk. Ade Sjofruddin. M.Sc., Ph.D (lTB)
lr. Biemo W. Soemordi, M.Sc., Ph.D (lTBllr. Mosyhur lrsom, MSE.. Ph.D {lTB}
Alamat Sekretariat/Redaksi:Ju rusan Tekn ik s ip i l un i ve rs i t as Sy iah Kua la
. t l . syech Abdur rau f No . 7Darussa fam, Banda Aceh 2 3111
E-na i1 : j u rna f t s @yahoo ' con
" Te l p , / f ax I 0651 -7552018
JurnalTeknik Sipi lUniversitas Syiah Kuala
1. Pendahuluan
llmu manajemen rekayasa konstruksi (MRK)
tidak saja mencakuP kajian rekayasa lapijuga kajianmanajemen. Khususnya kajian manajemen dalam
rana kajian MRK yg termasuk dalam bidang ilmu
teknik sipil, umumnya berhubungan €rat dengan ilmuilmu sosial (rdc'.4/ rcie,cer) termasuk d;dalamnvailmu manajemen, ekonomi, sosial, psikologi atau
ilmu ilmu sosial lainnya Sehingga penelit;an ilmumanai€men konstruksi memerlukan pendekatan multi
disiniin, atau bidang ilmu rekavasa atar teknik perlu
disinergikan dengan ilnu ilmu sosial.
Karena ilmu manajemen konstruksi termasukbaru dalam khasanah bidang ilmu teknik sipil. teori
dan konsep yang diguoakan masih banyak
meneeunakan alau meminjam leori dan lonsep ilmuitmu sosial. klususnva petnbahasan pada aspck
manaiernen. Sehingga berbicara tentang prosespenelitian aspek manajemen, peneliti perlu
lnemahami konsep dasar penelitiafl ilmu ilmu sosial'
sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjrwabkan secara ilmiah.
sebagaimana telah dik€tahui secara omum
bahwa ilmu pengetdhuat dapat dipertanggungiarvabkan secara ilrniah hdruslah dapat dibuktikan
secara bersamaan berdasarkan penalaran logis dalam
bentuk konsep dan teori (conceptual-theofilicaD
sena penganatan dan pengalaman empiris
I obsenat ionalanpiricat) (Frankforr-Nachmias and
itachmias lq96). bengan lara lain. penelilian dalam
ilmu ilmu sosial d-dpat dikatakan melalui dua tahap
DASAR-DASAR KONSE?TUAL PENELITIAN
DonnY M. MangitungJurusan Teknik Sipil, F-ak ltas Teknik, Universitas Tadulako I'alu
llmu pengetahuan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah haruslah dapat dibuktikan secara
bersamaan berdasarkan penalarafl logis dalam bentuk konsep dan leori (conceptual theoritical) sertapengamatan dan pengalaman empiris (observalional-emp;ical) Kajian manajemen dalam rana kajian
Liding ilmu manajemen rekayasa konsrruksi (MRK) berhubunsan erat densan ilmu ilmu ilmr sosial
termasuk didalannya ilmu manajemen, ekonomi, sosial. psikologi atau ilnu ilmu sosial lainnva
Sehingga penelitian bidang ilmu MRK m€merlukan pendekatan rn lti disiplin, atau bidang ilmu
rekayasa atau teknik p€rlu disinergikafl dengan ilmu ilmu sosial Pen€liti memerlukan pemahaman
konseptualisasi yang mencakup hubungan konsep, proposisi. definisi dan teori, sehingga perumusan
dan pingsintesaan kajian pustaka dapat lebih terarah dan hasil penelitian dapat diterima secara ilmiah
Selain itu, aahm tahap empirisasi peneliti perlu menrahami op€rasionalisasi konsep dalam b€niuk
definisi operasional, perumusan hipotesis, penentuan indikator atar variabel Dalam paper ini
oeneenian dasar tentang level konsep, definisi dan leori dalam penelitian emp;ris akan dibahas dan
dib;i conloh Demakaian yane diambil dari khazanah ilmu MRK
KNts Kunci : konsep dan Penelitian
rssN 1412-548Xpp. 54 64
yaitu tahap teorisasi dan empirisasi (Effendi 1995).Sehingga semakin kuat dan tinggi hubungan konsepdan teori melukiskan fealilas, s€makin tinggi dankual validitas dan reliabitas abstraksi'realitas dalambentuk konsep dan teori.
Lebih lanjut dalam proses formulasi fenom€narealitas yang ada, perlu proses penelitian yangmerujuk ke prosedur yang baku. Prosedur yang bakuini haruslah sistematik, aninya informasi yangdjdapatkari prosesnya mempunyai tatanan dan sistemyang telah ditetapkan alau d'sepakati sebelumnvaKemudian informasi yang didapat m€lalui prcsesyang sistimatis (systerrdrtc) dapat digambarkan ataudikomunikasikan kepada orang lain dengan lebihjelas (connunicati|er- Proses mendapatkaninformasi tersebut dapat diulangi Qeplicable) alandapat diperikla sehingga mendapatkan infomasibaru untuk meningkatkan validitas dan r€liabilitasinformasi baru tersebut (Meyer and Greenwoodr995).
Sekalipun bidaflg ilmu manajemen atau ilmuilmu sosial lainnya iidak akan sama dengan ilmuilmu pasti, terutama dalam pengukuran indikator danvariabel lebih kental nuansa subjektifitasnya' sepertloeneukuran oerasaan, emosi, sikap alaupun persep<iiugi teter"ttilan sampel yang s'rlil didapar.terutama dalam penelitian survai.
Kemudian, ciri ciri penelitian t€tap hdrus
memenuhi kiteria kejelasan tujuan (Pr'los,ve"esr)'
ketepatan dalam p€rancangan dan penggunaan teknik
Denelitian (/tso'f), sifat dapat diuji (ert46iiry)'
dapat diulang arau dirir\t (replicabilitv\. dapat
VotLrme t tahrn V No2, September 2005 -54
digenerafisasi Generclisobility\, objektifitas(objeciv$, ketelitian (p'ecirrbr) dan keyakinan(contrden.e) semaksir.al mungkin, keseimbanganbiaya dan hasil (paninony) (sekaran 2003)
Informasi yang didapat dalam proses penelilianyang baku akan menambah, memperbaiki ata!nemperkaya khazanah ilmu pengetahuan (boat o/Ioowledge) secaa t€rus menerus. Oleh kar€na itu,p€mahama[ teorisasi mencakup konsep. teori,proposisi, definisi diperlukan oleh peneliti dalarnmerumuskan ataLr mensinlesa hubungan hubunganteori dan konsep dengan lebih baik. Juga dalamtahap empirisasi termasuk didalamnya, penelili perlumemahami operasionalisasi konsep dalam bentukdefi nisi opemsional, perumusan hipotesis, penentuanindikator atau variabel (Bryman and Cramer 2001;Etrendi 1995). Dalam paper ini pengenian dasartentang level kons€p teori dalam penelilian empirisakan dibahas dan diberi contoh contoh pemakaian
dalam khazanah ilmu manajemen rekayasakonstruksi.
2. Konsep
Menurut Efendi (1995), konsep ncrupakanpenaambaran secara abstrak kejadian. leadaanietompol atau individu kedalam benruk rrr i lah dand€finisi. Sementara definisi konsep tnenurut (Mey€r
and Greenwood 1995) adalah ide ide atau bangunanmenhl mengenar dunia nyata. Suaru konsep juga
dikalakan oleh (Frankfon-Nachnias and Nachmias1996) sebagai berikut:
A concept is an abstroction reprcsehting ahobject, a prope y of ah objec4 or a cetldinphehonekon.
Sttuktur konsep dibangun oleh 3 {tiga) bagian(lihat Gambat l), yaitu ide, simbol dan acuan lde
adalah bayangan mental yang dimiliki oleh
seseonng mengenai suatu g€jala dari suatu objek
Acuan adalah g€jala nyata kemana ide ;tu m€ngacu'
semenlara istilah atau simbol adalah ide ide yang
dapat dikomunikasikan kepada orang lain Sehingga
su;u konsep daPat dikatakan suatu ide yang dijalin
ke dalam suatu acuan d€ngan menggunakan suatu
istitah (Meyer and Gteenwood 1995)
Dalam ilmu ilmu sosial tetmasuk ilmu
manaiem€n, menurut Frankfort-Nachmias and
Nach;ias (1996) mempunvai 4 (empat) fungsi
konsep.
P€nama, konsep bertungsi sebagai fondasi
komunikasi. Unluk mengkomunikasikan suatu
gejaltf€nomena @henonenon), suatu gejala perlu
diaUstraksi melalui rasa dan kesan menggunaksn
ind€ra dalam bentuk ide dengan menggunakan suatu
simbol sehingga rnemb€ntuk suatu persepsi Tetali
JurnalTeknik SiPi lUniversi tas SYiah Kuala
konsep brkanlah suatu geiala itu sendiri tetapi sualu
simbol dari gejala.
lst i lah
G^mbar t . Bangunan stroklur kons€p (Me!€r.nd Greenwood 199s)
Kedua, konsep berfungsi bagaimana melihalfenomena dengan memb€ntuk p€rspeklif atau
Sanbaran yang dapat disepakati atas suatu
seiala/fenomena. Dengan lara lain. pcrsepeklif yane
terbentuk akan mendapatkan konsensus secara um rn
artidari suatu gejala dianlara para saintis
Ketiga. konsep berfungsi untuk mengklasifikasldan mengenefalisasihal hal esensi dari atribut atribur
suatu gejala empiris A(inya' konselnrengkategorisasi, m€ngorganisasi' mengurut dar
mengeneralisasi pengalaman dan obeservasi Namtrrdemikian. dengan rnengeneralkal dat
mengklasifikasikan sesuatu kemungkinan akar
mengurangi atribut atribut penling.
lbrakhir, konsep bertungsi rnembenluk da'
membuat kandungan Suatu teori sehingga teori dapa
dieksplanasi dan diPrediksi. Fungsi ke€mPat ters€b!dapat juga dikatakan berfungsi sebagapengkonstruksian teoti (theory co^$ructrcn)Keempat fungsi konsep dalam penggunaanny
meruiakan sualu proses konseptualisasi s€bagaiman
terlihat pada Cambar 2
Pers€psi
,,,;33'Lu"n
Gsmbar 2 Proses konsePtoxlisasi(Meyer and Greenwood l99s)
Proses konsePtualisasi, sebagaimana terlihl
pada Gambar 2, sangat penting dalam perancanga
oenetilian. Kemamp an konseptualisasi yang bar
dapat menghasilkan peromusan tuj uan ̂peneliti:)ang ielas dan temrah (Mever and ur€enwo'
55 - Volume t Tahun V, No.2' September 2006
JurnalTeknik SiPi luniversi tas Syiah Kuala
1995). D€ngan melakukan proses konseptulisasi,abltraksi (Dody of cohcepls) y6ng dibahgun akandsp6l l6bih jelas dan lebih tepat, lerutalna setelahnelalui pros€s pendefinisian konsep (Fra*fort-Nachmias and Nachmias 1996).
Rangsangan indera yang dihasilkan ol€h acuanatau benda benda di d nia nyata akan menghasilkanperlepsi persepsi. Proses ini merupakan awal dariproses konseptualisasi. Kemudian otak memprosesdan mengingat persepsi persepsi yang tnempunnyaikarakteristik yang umumnya relatif serupa datrnengabaikan persepsi persepsi yang relatif ti.lakserupa. Persepsi persepsi yang diingat adalah prosesmental yang menghasilkan ide atar abstraksi (Meyer
and Creenwood 1995).
Prosess koseptualisasi dapat diiltrstrasikansecira sederhana sePerti berikut ini, bila seseorangmedasuki kartor surat kabar yang sedang sibuk dandipenuhi ol€h pegawai pegawai yang sedangm€ngetik. Di lobi s€sorang dapat menemukan lavarTV tlpis besar dan di dalam niang ada ruang TVke.il mod€l lama (tde), di ruang kerja ditemukanpara pega\{al sedang meng€tik dala dan merekasedang rnellhat ke be6agai uklran layar komputer,ada yang tipis (LCD, Liq'id Ctystal Displdv, danada fayar rnodef lama (CRT, Cathode Rq' Tuhe)'serta ada pegawai yang rne0geiik didepan komputerlaptop. Yang menjadi hal menarik, semua layar akanmemeperlihatkan gambar gambdr dan/atau t'rlisantulisan yang berwama dan layar berbentuk empatpersegi. Dalam pros€s abstraksi t€rsebut, fungsipertama dari konsep, yakni sebagai simbol unlukkomunikasi tlan tungsi kedua dari konsep' vakniunttk m€mpe*enal percpektifatau ciri vang rn€l€katpada bentuk layar komputer yang dapar dimengediol€h setiap orang.
Ide mengenai layar lersebut segera akan muncul
dalam pikiran s€seorang yang melihatnya.Berdasarkan p€ngalaman atau persepsi, orang
tebebut akan mengambarkan dalam alamp€rspektifnya benda benda tersebol adalafi layaryang menghasilkan gambar. Hanva saja lavarkompri(er akan didapat mempunyai ciri umum yakn'
didepannnya akan terdapal paPan k]Jnci (kevboad)
Sifat yang umum yang dimiliki ol€h lavar komputerdibedakan dengan layar Tv sekalip n bentuknyaseiupa dalam benhrk fisik, dan juga akan terlihat
berbeda dalam rangkaian kelengkapan peralalan
vane ada didekat layar' Dimana gambar la)ar TV
i.ntu t.uit' tonyal menyajikan gdmbar bergerak(vider). Sehinggd sifat dental seseorafg dalam alam
oikirannva metnbedakan mana layar komputer dan
mana liyar TY Pros€s abstraksi ini merupakan
fungsi ketig8 konseP.
Kem dian orang tersebut inencoba
merumuskan ide ide'benda yang dimaksud dan
peruinusdn tersebut adalah proses teorisasi idc.Kemudian alal leffebflt diop€rasikan urtukdefibuktikan bahwa benai ying dimaksud adalahlayar komputer. Proses ini merupakan prosesverifikasi ide ydng srdah dirumuskan (teori) yangada dalah pikiran orahg ters€but. Proses inimerupakan futrgsi keehpat konsep.
Empat fungsi loitiep dapat dilihal dalamcontoh proses konscptualisssi, yaitu fungsi pertdiiiasebagai alat komunikasi dengan btilah layarkompute nempunyai ciri sebagaimana terlihat padalayar yang memancarkan gambdr atau teks dedganvariasi wama dan ada papan kunci untuk mengetik{tungsi kedra konseF). Fungsi ketiga konsep dapatdilihal bahwa layar komprler diklasifikasikan dalamjeris s€p€rti LCD, CR'l dan bentuk bentuk dari layardibang n dari be'bagai ukuran dan berfungsi secaramum ufltuk luaran hisil dad proses ketja komputer
Kemudian dari semua itu, ide yang dibanBun metaluilayar yang dilihat terBctJlt adalsh layal kotnpu€ryahg berfungsi sebag6l 8lsten pengolahan datrs€cara cepirt dan otonatls (i'rngsi keempat darikonsep, mentpakan bagian bang nan teori teiltanBpengo'ahan data ftodetn).
Proses digambErkan sebeluftnya adalah prosesob€rvasi pendekatan deduktif, yaitu seseorang yangsudah mempunyai pengetahuan atau persepsi t€ntanglayar komputer (teori), kartlodian orang tertebrtyang melihat seperangkst benda b€nda betupa layarar^n screen akan terjadi proses otrservasi ataupenelitian singkat. Selanjutnya orang tersebutmensuii untuk mentbedakan melalui uji hipotesisuntuk inembedakan mrtna layar komputer dan mahalayar TV berdasarkan citi ciri (v,ariabel) yang umum,yang dimiliki daii masing masing ienis layartersebut. Dari hasil uji ters€bti benda dapatdiidentifikasi yang mana layar komputer' Kadangdalatn proses pengamatan dltemukan keunikrn baru(va.iabel baru) akibdt da.i kemrjuan teknologi,dimana layar dapat berluhgsi sebagai layar komputerdan TV Jadi kadahg keduanya dapat dianggap samakarena mempunyai fungsi yang s6ma sehinggakonsep mengenai lay,| fttngsl tunggal dapat ber0bahlagi. Perubahan dalam menganikan konsep layat
- yang tunggal henjadi tidak tunggal s€ring tidakdapat dihindari. Padd prinsipnya konsep bersifstdinamis, konsep dalam a|tiati proses konsepludl atauabstraksi dapat digundkan kembali, diperbaharuiataupun dibuang lergahtung konteks dimana kosept€Nebut disunakan b?ik dalam suatu proposisi,
definisi atarpunleori.
Sebaliknya, anak anak sedang belajar mendehalbenda benda akan memulai s€cata perlahan
menemukan keunikan benda benda terseblt'kemudian benda benda yang diacu ters€buldisimbotkan dengan suatu nama, berikut ciri .irinya
seruPa dafl terus pencrflan
sampai didapatkbn suattr cid ciri onik yang umumdilem kan di benda te$obut. Proses ini ddpatdikat€gorikar! ppses obeservssi pendekatan induktif.
Contoh dua paragraf sebelumnya tefinasukdalam konsep yang jelas, dimana hubongan antarahonsep dan fakta yang diwakilinya dekat dan m ahdiklarifikasi, Dengan kata ldin, definsiop€r.sionalnya lebih mudah dijelaskan dandirumoskan. Sebaliknya, konsep yang lebih abstrakata{ lebih kablr hubungan antara konsep dan .luniafakta y6ng diwakili perlu didefinsikan secarabenlngkat tingkat. Untuk itu, dimensi konsep perlulebih dahulu dltentukan. kemudian indikalornya,sehingga konsep dapal didefinisikan lebihopr6sional. Hal tersebut nenjadikan interpre6lasikonsep yang kedua untuk dioperasionalkan akanlebih terbuka dibanding kosep kategori yangper|ana.
Contoh konsep yang abstrak seperti konseppower, altthotily, legltinacy yang membentuk danmenrpakan ktndungan dari teori gowtnahce (tala
kelold). Contoh dslan bidang manajelhen lonstruksiyailu konsep cotfipetenc! yang merupakan bagianpenling bangunan teoti prciect ru.c?rr Contohl.innya, teknik pengambilan data. teknik analhkdat4 tin kerja, krit€ria seleksi merupakan konsepkonsep yahg membangun teori kesuksesan proyeksehubungan penerapan sistem prakualifikasikontraktor. Ringkasnya, pros€s yang m€nhubungkanatau m€mbuat kerangka yang logis dan Ierstrukturantara satu konsep dan koosep lainnya akan dapatmembangun suatu leofl
3. Definlsi
Sudah umum htilah, yang membangun maknasuat! konsep, akan dapat bermasalah Penggunaarkat kata dapat bermakna ganda (anbigltous\, kabnr(\'aguer, Iidak tepat (inPrccise\' Konsep, sepertikinerj' Qtetfornance\, konperensi (cohlpetehcv).
kepuasan (satisfaction, dalam k€perluanpengenbangan ilmtl pengetahuan perlu didefinsikan'karena dalam kont€ksnya alau interpretasi antarpeneliti dapal berbeda makna. Sehingga unlu|(mengtindari makna ganda, kekaburan alau k€tidak
tepatan makna, konsep perlu dideUnsikan.
P€ncapajan tingkat k€jelasan alaupun ket€patntpenggunaan lonsep dapat dicapai melalni ptosespendefinisian yang lepat dan I'onleksludl Terdapaldua jenis definsi yang penling dalam ilmu ilmu
sosial, yaitu definisi kotseptual atau .l.finisi
konolalif dat definisi operasional atau definsidenotatif (Frankfod-Nachmias and Nacbmias I 996;Meyer and Greenwood 1995).
Defi8i yang Pertama adalah untukmeringkatkan makna ydng tepat s0atu konsep yang
lurhalTeknik SlPi lUniversi tas SYi6h Kuala
ldbih abstrak kadarnyi d€ngdn nienggunakdn kotuepyahg lebih opcrasional at8u kodsep y6ng kuBngabstrak. sedangl'an definiciLedua adalah pmses arauprosedrr unruk membanguh ntalnn kehadiidn lebihnlala (ehtpirlcal e!s,€nea) sl6u lncningkatkanmaknn k.hadhan sualu gelnla (./?gfP? o/ ?.li.trerceol a phehokenoh\ datl sudtr lons€p (Frankforl'Nachnlias and Nachmias l996).
tau dengan kala lain, proses dimana konseppada level ide yang lbslrak \abstrlct idea\diturunkan ke level realitas yarq tlydta (.ohctete/2"/t4'), s€hiflgga gejala ydng diacu dapd dikenalde'rga jelas (Meyer and Creen\tood 1995). Olehkarena itu, fungsi definisi opehtional adalah ntnjadijembatan level teoritis-konseplusl dan empirikal-oheservasi tfrankforl Nachrnias and Nachmiasr996).
Conloh definsi kotrseptufll dalarn ilmumanajemen konslnlksi seperli konsep phkualifikasikontraktor dapat dilihal pada Tabel l. Dengdnrendefinsikan kala praktlalilikdsl nkan dapalmemberikan hakna l6bih j€las apt yRng dinaksudprakualifi kasi kontraktot Dengafl m€nBeksirdksi kataklnci ditrana kata kunci ini merupakan kons€pkonsep yang dipdkai untlk menguldngi levelabstraksi konsep prakualifl(asi kontraklor dengannengunakan konsep konsep yang lebih operasionalatau level abstraksinya yahg lebih rendah darko sep yang didefinisikan. Dari l0 definisi yan8
dirujirk. memerlukan 4 sanrpai '0 konsep yanl
digunakan untuk mendefinisika prakualilkaskonlraktor (lihat Tabel 2).
Konsep €valuasi dan sclek.i menjadi dominardalam pengdefinsian prakmlifikasi konttaktordisampiog kata kontraktor ilu sendiri Selain attkonsep konsep yang lebifi operasional sifalnyrsehubungan dengan krileria yrng digunaftan jugt
nrenerangkan mnkna praktalifikasi seperti konsetkemampuan keuangan, pengala'fian. krn€rjakemampLran leknh, kemamp{irn manajerial darkepatuhan terhadap regolasi.
S€lain itr terlihat bahwa prakualifikaslobtraklor didefinisikan dertgan berbagai macanyang dises aikan dengan tuiuan prakualifikts
seperti ungkapan konseP kepuasan. t€pal waktu
sesuai anggafan dan sesuai mulu ydng disyaralkanJuga sifat dati kontraktor juga didefinsikan dengatkonsep kemampuan, kompelensi. inl€gritas dar{anggung jawab. Jadi prosos definsi terlihal dimanirdalam konscptualisasi makna sualu lonsep dapamenJelaskan lenlang ltriuan. harapan alau svar.tl
5? --volume 5, ?hun V, No,2, september 2006
Nor nisi Rafereiftl
I
Prakualifikasi koniraktor adalah sualu proses seleksi kontraktor utamasebagaimana yang d'syaratkan peraluran untuk proyek proyekpemeriniah sebelum pengambilafl dokumen pelelangan atau pengaiuan
(Clough 1986)
2.
prakualifGsi kontrflktor adalah suatu proses penyaringan kontraktoroleh pemilik proyek, melalui evaluasi yang didasarkan pada kriteriaseperti kemampuan keuangan, pengalaman kerJa. kemampuan sumberdayq organisasi yang jelas, yang bertujuan unntuk menentukankompetensi kontraktor sehubungan kemampuan menyelesaikan proyek
bila ditunjuk sebagai pemenang lelang
(Russell 1996; Russelland Skibniewski 1988)
3 .
Prakuali{ikasi kontraktor adalah suatu proses penilaian kontraktor
utama yang bertujuan untuk mendapatkan sejumlah kontraktor yang
kompetitif, rasional, dan mudah dievaluasi penawaran mer€kaberdasarkan kesetaman dan pengalaman, stabilitas keuangan'k€mampuan manaierial, organisasi yang terstruklur' k€mampuanteknis dan k€rja proy€k sebelumnya yang sesuai dengan provek
sekamng
(Merna and Smithr990)
4.
pot*lif**i totrt.&tot adalah suatu teknik penyafingan kontraklor
untuk menentukan reputasi, keahlian dan kemamprran keuangan
sebelum m€ngeluarkan dokum€n pelelangan
(aarrie aod Boyd 1992)
5 .
pritualint*i kont-kor adalah suatu ptoses penvelidikan dan
kualifikasi peseda lelang yang dapat dilerima sebagai kontmktor vangmempunyai keahlian, integritas dan tanggung iawab sebelumpenentuao pemenang lelang
(Bobshait and Al-Cobali 1996)
6.
ptutuifif*^l tconttuttor adalah suatu proses pra-lelang yang
bertujuan untrk menyelidiki dan mengakses kemampuan kontraktor
dalam hal kemampuan pelaksanaan konstruksi dengan hasil vangmemuaskan berdasarkan k€mampuan keuangan, teknis' nanajerial'program perlindungan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja dan
reputasi konkaktor
(Hatush and Skitmore1997a; Hatush andSkitmore | 997b)
7 .
8.
F."ku"tifikasl k ntt"kttr ad"t"h suatu proses €valuasi kontraktor
sehubungan dengan kemamPuan penyelesaian proyek tepat waktu,
sesuai angga.an dan sesuai kualitas yangdisyaratkan
(Holt t997; Holt et al.1994)
F."k*ltl,k*l k"tr"l1., "dalah
suatu proses untuk memastikanpeserta lelang yang dicari melalui pemeriksaan persvaratan
sumberdaya, kemampuan teknis dan keuangan yang sesuar dengar
p€kerjaan yang tersedia secam memuaskan
(Ng add Skitmore 1995:Ng el al. 1999)
9.
P.k*llftk*t k""t-kt.t ;dalah suatu proses evaluasi sekelompok
kodtraktor untuk dimasukkan dalam dafiar kontraklor yang sesual
dengan pike4aan berdasarkan kin€rja sebelumnya' pengalaman'
manajerial, teknis dan keuangan
(Wong er al. 1999)
I0.
Pt"dtf'k""i Lttt."kt-idolah suat r ptos"" identifikasi vang dapat
dipertanggung jawabkan dan mengklasilikasikan mer€ka menur t
temampuan ieuangan. teknis. o€anisasi dan manajerial lrek rekor
sehubu;gan dengan kinerja. perlindungan kcsehalan dan teselamatan
renaga k;rja dan perhalian Lerhadap isu lingkungan dan sil'ap lerhadap
klaim
(Palaneeswaran andKumaraswamy 2001)
lurnalTeknik SiPi lUniversitas Syiah Kuala
Tabcl l. D€linsi prakualifikasi kontrrktor (Mengitong 2005)
Volume5,TahunVNo.2,September'2006 - 58
Menwut Frahkfort-Nachrnias andNachmias (1996). beb€rapa hal yang perhdiperhatikan dalam membangun defi nsi konseptualantsra lain:j D€fidsi harus memperllhatkan chi ciri unik,
dimana selengkap mungkin makna kons€ppendukung dimlsukkan pada kons€p yangdidefinisikani kelua*an sebanyak mungkinkonsep yang tidak relevan terhadap konsepyanB didefinisikan. Seperti prakualifikasi6d^lah pros?t seleksi kontaktor dalan tahappelelangan, yang seharusnya prorer sele/r.rikontraktor &ian tohap pru-pelelangan;karem pmkualifikasi s€lalu dilaksanakansebel$m tahap pelelangan.
' DefiNi sebaiknya tidak bermakna sirkular,yaitu tidak mengandung makna yang samadengan istilah dari konsep yang didefinisikan.Sebagai contoh prakualilikasi adalah sliatuFoses kwlilikasi kontruktor kompetensi.Mdknn Falualifkasi bersifat sirkular dengankualifikasi;
. ftefinsi sebaiknya dinyalakan dalam kalimatpositif. Contoh makna definsi negatif yaitu,
Fakualifr*ati adalah ptose: uhtuknengelininasi kontruktor yang tidak*onpeten'ehubunsan p"takaadan rc *crjaotdan pen elesaian ployek. Sebaiknya
lurnalTeknik Sipi llJnivercitas Syiah Kuala
didefinisikan sebagai berikur, prakl'alilikdsiadalah proses nt k tne/rysrtng kontruktoryang nenpunyai konpetensi sehubungakpelaLronaan p"lc4aan dah p?nyelesaian
. Definisi s€baiknya menggunakan istilah yangjelas. Contohnya, sepeni istilah 'seleksi
kontaktot pendukung, |ri.aUra pendukungmenjadi tidak jelas artioya karcna jarangdigunakan yang lebih tepat istilah
K€mudian definisi opersional dapatdiidentifikasi dengan ciri ciri sebagai berikut(Fiankfort-Nachmias and Nachmias 1996):
. Memberikan stimulus (srr'r.//rr) pada objek-Sebagai contoh, salah satu dimensi konsepk' iteria prakualifi kasi adalah p€nBalaman kerjadapat diukur dengan penanyaan berapa lamapengalaman kerja kontraktor;
. Menghasilkan rcaksi (reaction\ sec*akonsisten. Jawaban dari penrnya|n di atasakan memberikan reaksi terukur, misalnya 5tahun pengalaman kerja;
. Memifiki ciri dan hasil yanE ielas (prope y\.Selaojutnya properti dari jawaban diatasadalah lama kerja dalam beniuk tahufl.
Tabel2. Konsep sebsgai p€ndokong definhi konseptual prakualifikasi kontraktor (Mangitung 2005)
B I2.. 5 t6 ' , t? l0Evaku4ei dan seleksi (penyaringan, kualifikasi,id€ntifikasi. Denilaian. Denyelidikan)KontnktorKontraktor utanaholek DemerintahPra-DelelansdnKonbakDaItrr kontraktorPenvelesaian DrovekKineria DrovekKeDua$nKomoetensiK6mamDuanKaDasitasInt€qrilas dan tanagungKemamDuan kelanqanPensalamao keriaKineria sebelumnyaK€mamDuan teknis dan manaierialKeDaruhan terhadaD resulasi
59 - Volume 5, Tahun V No.2, September 2006
JurnalTeknik SiPi lURiversitas Syiah Kuala
Sebagaimana telah dibahas tentang definisikonsepruai dan definisi ope'asional )angmerupakan dua hal yang penting digunakan dalamtahapan proses perumusan penelitian sehub'rngandengan pembangunan jembatan dunia abstraksi(konsep) dan dunia realitas (empiris) yangmembawa ke pengemba gafl verifikasi teor;.
Sehubungan dengan penelitian ilmumanajemen, lingkat absfaksi kons€p culup lingglhal ini memerlukan beberapa tahapan untukmergtrahsfomasi konsep yang bersifat abstrak kevariabel )ad8 bersifat operasional. sebagaimanalerlihat dalam Gambar 3, konsep yang tingkatsbstrak tinggi dikuradgi dengan menguraikankonsep dalam beberapa dimensi melalui proseskonseptualisasi seperti telah diuraikan sebelumnya.Dalam pros$ ini, komplekitas makna konseP dapatditangkap untuk dapat dirumuskan menjadiindikalor yang lebih mudah dalam Pengukurannvadi level operasional penelitian.
Sebagaimana yang terlihat pada Gambar 3,contoh pmses tramsfomasi dari level abstrak kel.vel opemsional dari suatu konsep kompetensi
kontraktor dalam sistem prakualifikasi dapat terlihatlebih jelas. Untuk mengurangi kompleks;tas maknadari kompetensi kontraktor konsep ini p€rludiuraikan dalam beberapa dimensi yang menjadidasar konsep kompetens; kontraktor, yang umumdikenal sebagai kriteria utama untuk mengevaluasikemampuan kontraktor.
Unluk conloh dalam Cambd' 1, dimenrikompetensi kontraklor digunakan dinrensi dari(Mangituns and Einsley 2002). M€reka membagikompelensi lonlrakor dalam \ dimensi dan masinCmasing dimensi dapal diuraikan dalam beberapaindikator yarg dapat diukur sesuai dengan konteksdalam teori sisiem seleksi kontraktor Dalamcambar 3. terlihat bahwa sekalipun level abstraksidalam bentuk dimensi konsep kompetensikontmktor sudah berkurang, namun bila diberikalimat tanya bagaimanakah card nengukurkenanpuan keuahgan kontraktor? Perrcliti akansulit menjawab unit atau skala yang dapat dipakaidalam mengukur konsep tersebut. Unluk itulah,peneliti perlu mencari indikator atau variable darisetiap dimensi yang sudah diidentifikasi.
&GE@
K E | i A | | P U A I | [ A N A J E R | ^ L
s i 3 r6h M .n . l .m .n P .oy . k
K o m p t . n s I k o n t r a k t o r
x .n :mFurn nrn l .d . r d . r r . * i r .
Gambar3.Mo.le|dancontohhlbungandef insikonsept|reldand€f insioperssional(Mdng|tung2005)
Votunre t fanun V No2, September 2006 -60
]urndlTeknik Sipi lUniversi tas Syiah Kuala
Sebagai contoh bagaimana indikator dapatdiukur atau dioperasionalkan dalam Penelilian \urv€i.jika peneliti wmbuat kalimat tanya berapa bestkohtrak tahunah yang dihasilkah dalan hwun satutah n (ontual turnover)'l Dengan mudah akanterjawab kalimat tanya tersebut. Tahap terkahiradalah pemilihan unit yang dipakai untuk mengukurvariablc yang dimakud. Dengan mudah penelilidapat merancaog unil untuk annual tumover dapaldigunakan besaran ordinal (e.9. kecil, sedang, besar)
4. Teori
Teori dalam ilmu pengetahuan atau sairrsadalsh serangkaian huhngan yang dibangun me'ahiproposfui, koNep, deftisi atau asumsi model ataupullsistem yang rneneraagkan atau memprediksi suatufenomena emDiris secara sistematis, sehingga dapatdigunaktn dalam pengambilan keptfusan praktisdengan w.wasan intelektual (Effendi 19951Frankfort-Nachmias and Nachmias 1996; Meyer andcr€enwood 1995). Jadi p€ngdefinsian danpenggunaoan koos€p untuk interptetasi fenomenamelalui proses konseptualisasi dapat dikatakan samadengan proses teorisasi yang menuju kep€ngembangan atau penajaman teofi
Definisi teori adalah bangunan Proposisi yangdiuji melalui pros€s empirisasi proposisi k€ leveloperasional, yang dapat menghasilkan Seneralisasi€mpiris yang bersifat menjelaskan dan memprediksi.Pros€s membangun t€ori merupakan proses sikltlsdimana teori yan8 telah dibanBun akan daPatmelahi*an hipotesis yang dapal menguji teoriters€b yang beraklir dengan generalisasi empirisbafl. Proses sikl'rs ini berlangsung teros mengingatteoi dalam disiplin apapun bersifalk€tidaklengkapan, persaingan dan penggantian yang
dinamis. Dengan ciri ini teori tidak tepll dikatakansuatu tcoti salah atau b€nar melainkan dapatdikrlakan leori lidak tepat tlau lepal unlukmenjelaskan fenomena. Sehingga teori dibtrktikandengan pengerlian logika (abstraksi) alau dapaldikatakan proses perumusan (teorisasi), sedangkangeneralisasi ernpiris yang bersifat menjelaskandidaDal melalui pengujian hipotesis berdasarkankondisi faktua! (€mprisasi) (EfTendi 1995; Meyerand Gr€€n*ood | 995).
T€ori dikatakan tepa! alau c€rmat bila
memenuhi 4 (empat) krileria sebagai berikut (Mey€r
and Creemvood 1995):
K€dalaman yang arlinla leori dibangun darr
banyak generalisasi empiris yang danalmenielalkan fenomena;Konsislensi ifltemal yakni pemyataanp€myataan penj€lasan dalam teori konsistensatu sama lain ata! adakah teori yang
ya[g sa|lng
. Konsiste|l erternal yakni lcori yang dibangonkonsisten leori tain yang berlailan i dan
. lraisifiabililas (kepalsuan) yakni apakahhipotesis yang iidak konsislen perludikernbangkan.
Kriteria terakhir rierupakan adopsi yangdikemukakan Popper dimana pengujian yang sahih(valid) lidak cukup suatu prcposisi kosisten den86nfatla fatta 'ang diobservasi. proposisi lersebul jug,harus dibandingkan dengan peristiwa perhtiw8sccara potcnsril datrl rncmalsukan proposistersebut (Meyer and Greenwood 1995).
Lebih lanjut, penelitian €mpiris. yang dilakukalmelalui observasi atau pengujian, berfungsi untulnrngembangkan ata nempettajam teori. Kemudiartcori digunakan untuk meningkatkan ilm!pengclahuan atau sains. Dengon d€mikian, teornrerupakan dasar dasar konseptual untulpengembangan dan penajaman ilmu pengetshualyang handal (Frankfort-Nachmias 6nd Nachnial1996).
'leori juga dapat didefinisikan berdasarkatlevelnya sebagaimana yang diklasifikasikan olelPa$ons and shils (1962) yang dikutip darFrankfon'Nachmias and Nachmias (1996), dimanlteori dibagi bcrdasarkan 4 (cmpat) level dari yanlpaling rendah ke paling tihggi yailn ad hoclastilicatot), syttcnt, tdxonomy, concePtttaj anewotk dan theotitii:al sYten.
4.1 Ad hoL <Iltssilicntotr ststem
Ad hoc classilicatory svsr€r, merupakan lev(teori tang paling rendah. leori l€rsebul diban$lunluk mengklasifikasikafl secara kas6r ha.sobservasi ke dalam bentuk organisasi dan ringk.sasederhtna. Sebagai contoh dalam jawaban kuisiontmenghasilkan "PendaPat Para konlruhlor yanmehgutokan bohwa prekualifikasi ddalah sualhagian utothtt pnses uhtuk tnendaPatkan konltakl.yuas konperen" dibagi ke dalatn 4 kategori yaik
sahgat tet4u, setuj", tidak setuiu, sangat tidare/,ir yang menentukan dd hoc classilicatory svste)
'leori levei kedua ini dibangun berdasarkaL rg,ri yang lchih lepal ke arah obs€rvasi empirsrhrnFga hrrhungan anlala lntc8ori dapat dtelaskadan masiig masing ketegori dapat didetinsikan ptadiuraikait lebih jclas. Namun teori level ini tidEdapal mcnjelaskan dan rnemprediksi fenomena.
IncnBahsi lkan hipotcsisbert€rrtangan;
6t - VotLrme 5, tahun V No.2, September 2006
lurnal Teknlk SipilUniversitas Syiah Kuala
Fungsi dari teori ini adalah sebagai berikul:
. Mendefinisikan dengan tepat unit unit realitaseFpirh (deskipsi) atau membuat unit unit
' realitas empiris dalam bentuk indikator indikaioryang mudah dianalisiq dan
. Mengkategorisasi unit unit dan keterkaitan satosama lain (analisis) atau meoguraikan fenomena.mpiris dengan sistem kategorisas;.
Contoh taxonomy dapat dilihat pada Gambar 4yan8 rnengkategorisasi sistem prakualifikasikontraktor. Kategorisasi tersebut akan memudahkanidentifikasi, pengambaran dan pengdefinisian sistemprakoalifikasi yang praktekkan dalam dunia industrikonstruksi. Dengat latonony hi konsepprekualifikasi dapat diuraikan jenis dan definisiseeara umum (Mangitung 2005).
1.1 Co ceptuilftafiewotk
Teori lev€l ketiga ini, lebih tinggi daritaxonomy dikarenakan teori ini dibangunberdasarlan .ingkaran proposisi hasil observasicebelunrnya yang sudah diuji sehingga mempunyaikemampuan penjelasan dan prediksi dan m€mbentuksuato kerangka konsep baru yang b€lum teruji.Sehingga teori ini baru da,am bentuk kerangkakonsep yang te.batas kamanpmn penjelasan danprediksi.
Sebagai contoh adalah keraogka konsepkarakreristrk pralualifikasi sebagaimanadiulistrasikan dalam Garnbar 5. Kerangka konsep inidibangun melalui beberapa hasil riset dari ropiks€hubungan densan prakualifi kasi. Dengan kerangkakonsep tersebul akan memudahkan dalam m€mahamikarakteristik prakualifikasi sebagai dasar pijakanuntuk m€lakukan riset dengan topik prakualifikasiuniuk mengisi cela atau meningkatkan pemahamantentang sistem prakualifikasi (Mangitung 2005)
4.4 Theoillcal sJ)slenl
T€ori ini dibangun berdasarkan gabungan darilaronomy dut conceptual franewo* dankemampuan penguraian, p€njelasan dan prediksisecara sistemalik. Dalam slruklur leori inimempunyaiciri dan fungsiantara lainr
.. Menjelaskan dan prediksi gejala gejala empirisi. Membual slruhlr konsep yang terinlergrasi
dalam satu sistem teori yang didalamnyadefinisi, proposisi, konsep, hipotesis dalam levelde.scriptit'e ptupe ies (conceptual, I)],alJprnl€vel operative propefiies (operasional); dan
. Memverifikasi hubungan hub$gan proposisi.pemyataan yang terdapat dalam sttuktur atsusistem teori baik dalam bentuk model ata! teori.
Irffil
' Cont"atoa 'gnq atfilca0onl ]
'{mI o,,r**r.
Gambrr C. Tlxonomy ofcortractorprequrtncadons (Mangitung 2005)
csmb{r 5 Conceptuxl framework of prequalification chartcterisfi€s (Mrngitung 2005)
Volume5,TahunVNo.2,September 2006 -62
4.1 Theo llcol svstem
Teori ini diban$m berdasarkao gabungan daritatononry dan conceptual franework dankemarhpuan penguraian, p€njelasan dan prediksise€tla sbtematik- Dalam stnrktur t€ori rnrmempunyai ciri d6n fungsi antam lain:r Menjelaskan dan prediksi gejala gejala empkis;. Membuat strdktur konsep yang terintergrasi
dalah sao sistem t€ori yang didatanmyadefoisi, prpposisi, konsep, hipotesis dalam leveldesoiptirie prcpertie: (conceptual) mavpunlevel operative properties (op€rasional); dar
. Memverifikasi hubungan hubungar proposisi.pehyalaan yang terdapat dalam struktur alausistem tcoribaik dalam bentuk modelatau teori.
JurnatTeknik Sipi lUniversi tas Syiah Kuala
Salah \alu jenil Leofl Ini adalah 'ad€I yansdidefinisikan sebagai abslrakri dari reatitas dengaicara membuat gambaran yang ln€lrakili sifat sifatyang esensial dan mempunyai k€terkaitan dcnsanaspek aspek yang relevan dengan masalah masalahyang sedang diselidiki.
Sebagai contoh, nodel yang masuk dalamtheotitical syslen adalah hubungan antara kiteriakompetensi kontrakror (kiteria prakuatifikasi) dansumber faktor variasi kin€rja s€bagai prediktordengan kinerja waktu kontrakto. sebagai faktor yangdipengaruhi seperti pada Gambar 6- Modet tercebursudah diverifikasi melalui penelitian survei denganmenggunakan sampel yang berasat dati UK localouthorities yang menyelenggarakafl nengadaan jasakonstruksi (Mangitung 2005).
oxpodenc0. The number ofpreviously completed .onrracts simile
rc Inrs Drored value md t\De. The nuhFr ofpreviosli complet€d conrm.rs similar
rc mls lfoted &'oe. The nim6er oT y€ars of the fims exDerience wirh
regard lo pr€viously completed conrrrac simitar rornrs projsr vaiue 5nd t,?e
. The number, suitabilitv and comDeience ot rhe list oftade/ work wilh subconiracto.s includ;ngsubcontractor s€lecrion synem. Derfo,man(evalualion and,/or regissarion in a sp€cific
. Availabilii of rainin€ and developmenr sysrem foremproyees.r any tevel
Past
uI
iJlahagerlal and technical strength *--4
I l. Additionat worvcosr due to unforcs€en!l crrcurnsknces
| . Desisr'/contract/ specification chsge
Neither parq
| . Unfo.eseen circumstances-l. Inclement weather
Grnbtr6. Modcl of periodic pr€quatification factors influecing project time performanc€
(Mangitung 2005)
5, KeslmpulanKons€D. definisi dan teori telah didiskusikan
secara sistematik dan kompefiensif termasukkarakteristik dan definisinya serta penyajian dengancontoh yang diambil dalam bidang ilrnu manajemenrakayasa konstruksi, serta saling kete*aitan dari
didhkusikan menjadi p€nting untuk perumusar danp€nulisan tinjauan pustaka dalam proses penelitianguna mendapatkan hasil penelitian yang lebih t€rarahdan logis, sehingga dapat dipertanggung jawabkansecara ilmiah terutama aspek manajemennya.
63 - Volume 5, Tahun V No.2, September 2006
. lurnalTeknik Sipi lUniversi tas Syiah Kuala
6. Daftrr Pusaaka
Brynan, A., and Ctamer, D. (200lr. Quantitativedatd analysis with SPS\ Retease t0 Iorln /oyr, Routledge, Hove, Easr Sussex, UK.
Bubshaii, A. A., and Al-cobali, K. H. (1996).''Contractor prequalification in Saudi Arabia..'Jownol of Managenent ih Engnperms.t2(2), 50,54 .
Clough, R. H. (1986). Construction contracting.John Wiley and Sons, New york, USA.
Etrendi, S. (1995). "Unsur unsur penetitian survai."Metode penelitian survai, M. Singarimbunand S. Etrendi, eds., LP3ES, Jakaarta. 116-134.
Frarkfort-Nachmias, C., and Nachmias, D. (1996).Reseqrch nethods in the social sciences,HodderAmold, London.
Hatush, Z-, and Skitmore, M. (1997a). "Criteria forcontractor selection." ConstruclionManagenent and Econo,nicr, 15, 19-38.
Hatush, 2., nnd Skitmore, M. (1997b). "Evalualingcontractor p.equalification data: selectioncrif€ a and projecl success factors."Cohstnrction Matlagenent ahd Econon6,t5,129-147.
Holt, G D. (1997). "Classirying constructioncontractors: A case strdy using clusteratalysis." Bltilding Research and Infornation,2s(6), 374-382.
Holt, G D., Olomolaiye, P O., and Harris, F. C.(1994). "Evaluating performance potential inthe selection of construction contractors,"Engineering, Constructioh and ArchitecturalManagene nt, | (l\, 29 -50.
Mangitun& D. M. (2005). "Modelling the influenceof periodic prequalification criteria on projectperfornance," Unpublished PhD thesis,School of Mechanical, Aerospace and CivilEngineering, The University of Manchesler,
. Manchester, England, UK.
Mangirung, D. M., and tmsle). M. W Decisioncriteria for periodic prequalification in theUK conshiation i^duisEy." ConttructionBuiAing Raearch Confercnce (COBRA)2002, School of Property & Construction.Th€ Nottinghan Trent University, England,uK,273-285.
Meyer. R, R., and Creenwood, E. (1995).Rancangan penelitian kebijakan sosial,Rajawali, Jakarta.
Ng, S. T., and Skitmore, R. M. (t99J). "Case,basedreasoning for contractor piequalification _ afeasibility study." Deyelopments in A i.licialInte igen e for Civit qnd StructurdtEngiheering,6t-66.
Ng, S. T., Skitmore, R. M., and Smirh, N. J_ (1999)"Decision-makers, perceptions in tneformulation of prequatification critena.EngiheeinK, Const,lt.tion ahd ArchitecturcrMan age h' e nt, 6(2), | 5 5 - | 6 5.
Palaneeswaran, 8.. and Kumaraswamy, M. (2001)."Recent advances and Foposedtmprovemenrs In contracror prequalificaiionmethodologies." Building and Ewnonnen436,',t3-87.
Pa$ons, T., and Shils, E. A. (1962). Towa ao/aetion general lr€oD,, Harper & Row, NewYork, USA.
Russefl, J. S. (t996\. Constuctor p.equatilication:Choosing the best conbactor and avoidingconstntctor failwe, ASCE press, New yorK.
Russell, J. S., and Skibniewski, M. J. (t988)."Decision crit€ria in contractorprequalification." Jomal of Managenent inEnqineering, 4, | 4a-l 64.
Sekaran, U. (2003). Research nethods for bnsin?:s:Askill buildillg apprcach, John Witey & Sons,
Wong, C. H., Holt, c D., and Hanis, p .UKconstniction clients'! opinion of the contrac@rselection process." Proceedings of theJifteeflh Annual ARCOM Cotference 1999,Liverpool John Moores UniveNity, 695-703.
VolumeS,TahunVNo.2,September 2006 -64