Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Aris Solikhah
Editor : Siti Zulaedah, Rio Fatahillah CP Reporter : Dedeh H, Awaluddin Fotografer: Cecep AW, Bambang A
Layout : Dimas R Alamat Redaksi: Biro Komunikasi IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Dramaga
Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]
@ipbuniversity@ipbofficial @ipbofficial @ipbuniversity www.ipb.ac.id
IPBTodayVolume 273 Tahun 2019
Kementan: Saya Butuh IPB
ementerian Pertanian (Kementan) berkolaborasi
Kdengan IPB University untuk membangun
pertanian 4.0. Dalam kunjungannya, Rektor IPB
University beserta tim diterima langsung oleh Menteri
Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo untuk
membicarakan tentang kerjasama yang akan dilakukan
antara IPB University dengan Kementan dalam waktu
dekat.
Mentan mengungkapkan bahwa kementerian sangat
membutuhkan peran serta kampus dalam memberikan
saran untuk perkembangan pertanian ke depannya. “Saya
butuh bapak rektor, saya butuh teman teman dari IPB
University semua. Jangan tinggalkan saya sendiri di sini.
Pak Rektor dan teman teman IPB University tentu lebih
tahu secara akademik perihal pertanian dari yang saya
pahami. Saya mau kerja Pak, tentu saya harus punya
sandaran,” ungkap Syahrul saat menerima Tim IPB
University sewaktu berkunjung ke Kantor Pusat
Kementan, Senin (11/11).
Mentan juga mengungkapkan perasaan senangnya
melihat kedatangan langsung Rektor IPB University
beserta Tim yang tujuannya untuk membicarakan
kolaborasi program Kementan yang bisa disinergikan
dengan program IPB University.
“Saya besar hati hari ini karena ternyata saya tidak
sendiri, ada IPB University. Jadi selama ada IPB University
bersama saya, kalau andaikata Kementerian Pertanian
salah berarti IPB University yang salah. Kita bisa
2
senantiasa bersama-sama. Saya 25 tahun jadi kepala.
Selalu perguruan tinggi yang jadi sandaran saya, karena
memang biasa saya kombinasikan antara teori yang ideal
yang hitungannya biasanya mahal dengan kondisi seperti
yang kami temui dilapangan seperti itu. Saya tidak biasa
jalan sendiri, pasti ada perguruan tinggi di belakang saya,”
tutur Syahrul.
Mentan mengakui jika saat ini hasil di lapangan akan
menjadi skala prioritas yang penting. Hasil yang
didapatkan di lapangan dari kinerja yang dilakukan juga
harus cepat apalagi di era revolusi industi 4.0 ini. “Saya
orang lapangan dan seperti apa implementasi dan
kelemahannya, saya ingin cepat lihat hasilnya. Jadi tidak
bisa kita hanya komitmen tapi tidak tau kondisi
lapangannya seperti apa,” tambahnya.
Syahrul juga meminta seluruh jajarannya untuk selalu
belajar melihat kondisi lapangan negara maju saat ini. Ia
juga meminta untuk memperhatikan kondisi pertanian di
negara tersebut sehingga Kementan bisa mengejar
ketertinggalan dari negara-negara maju.
“Kita sudah di level mana nih dan itu yang harus dikejar.
Saya butuh kampus untuk mem-backup saya. Kita kejar
ketertinggalan kita. Mulai dari supporting mekanisasi yang
baik, juga bijaksana melihat demografi kita yang juga
sangat besar,” ungkapnya.
Dalam waktu yang sama, Rektor IPB University, Prof Dr
Arif Satria mengatakan Mentan sangat luar biasa dalam
menyambut kedatangannya bersama rombongan.
Menurutnya karena Mentan punya keinginan besar agar
data-data ke depan yang ditampilkan oleh Kementan
memiliki basis saintifik yang demikian kuat.
“Oleh karena itu, IPB University akan berusaha men-
support data-data dan program pemerintah. Tadi sudah
saya sampaikan juga bahwa era ke depan adalah era
dimana data itu menjadi kekuatan dan kebetulan ini
sinergis dengan apa yang dilakukan Pak Menteri bahwa
kita sama sama bicara akurasi data yang penting untuk
mengambil keputusan yang tepat,” ungkap Prof Arif.
Dosen IPB University dari Fakultas Ekologi Manusia ini
mengungkapkan akan terus menggali data dan
memperkuat data yang sudah ada. Termasuk di dalamnya
perihal perkembangan regenerasi petani yang saat ini
petani Indonesia rata-rata sudah berumur 47 tahun
keatas.
“Petani di Indonesia akan terjadi krisis 10 tahun lagi
sampai 15 tahun lagi. Apabila tidak diantisipasi maka
akan benar benar krisis. Kementan dan IPB University
memiliki program membangun petani milenial untuk
memperkuat ketahanan pangan dari sisi hulu dan pelaku
usaha di lapangan,” tambahnya.
Di samping itu, Prof Arif mengatakan saat ini IPB memiliki
program untuk mencetak technopreneur serta mencetak
sociopreneur secara terstruktur dan terarah sehingga
lulusannya dapat terjamin.
“Technopreneur adalah pelaku usaha, sosiopreneur adalah
orang-orang yang memanfaatkan inovasi untuk
pendampingan masyarakat, apalagi di era revolusi industri
4.0 yang menggunakan teknologi berbasis artificial
intelligence dan blockchain. Nah ini akan kita perkuat dan
semoga akselerasi penerapan industri 4.0 ini akan bisa
kita lakukan pada saat yang sama sehingga kita akan
lakukan proses percepatan transformasi masyarakat di
pedesaan supaya masyarakat benar-benar siap dengan
teknologi baru ini,” kata Prof Arif.
Ia juga mengungkapkan bahwa IPB University dalam
waktu dekat akan men-support warroom yang akan
segera dibentuk oleh Kementan. “Dalam waktu dekat ini
IPB University akan men-support Warroom jadi pusat
pengendalian data pertanian nasional dan Pak menteri
meminta agar penguatan teknologi informasi dan
penguatan substansi aspek digitalisasi,” imbuhnya.
Prof Arif juga mengatakan bahwa dalam waktu dekat
Mentan beserta jajarannya akan datang ke IPB untuk
mendiskusikan lebih jauh perihal kerjasama untuk
menyongsong 2020.
“Yang harus disinergikan itu risetnya, dan saya sampaikan
juga bahwa saatnya Litbang Kementan dengan IPB
University ini harus makin kuat sinerginya. Jadinya seperti
yang terjadi di Belanda dan Jepang dimana perguruan
tinggi besar punya sinergi kuat untuk riset dengan
pemerintahan. Dan di sana tidak ada dualisme lagi namun
sudah menyatu. Kita berharap sinergitas ini saling
menguntungkan, saling memberikan manfaat , saling
membesarkan dan lebih terarah dan teratur karena fokus
pada hal yang bisa kita lakukan bersama," pungkasnya.
(*/RA)
3
IPB University Adakan Workshop Penyusunan Akreditasi Program Studi Menggunakan IAPS 4.0
IPB University kembali mengadakan workshop
penyusunan akreditasi program studi (prodi)
menggunakan IAPS 4.0 untuk kedua kalinya.
Sebelumnya, tahap pertama kegiatan ini telah
dilaksanakan pada bulan Mei silam. Workshop ini
diselenggarakan oleh Kantor Manajemen Mutu,
Manajemen Risiko dan Audit Internal (KM3RAI) bertempat
di Auditorium Common Class Room (CCR) pada 11-12/11.
Pada workshop ini dijelaskan instrumen-instrumen
lanjutan dalam instrumen akreditasi program studi (IAPS)
4.0 oleh pemateri dari Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Kepala KM3RAI IPB University, Dr Ibnul Qoyim berharap
dengan adanya instrumen baru ini dapat memudahkan
program studi dalam pengajuan akreditasi.
“Saat ini ada dua program studi di IPB University yang
belum bisa mengeluarkan ijazah karena akreditasinya
berakhir, karena hal seperti itulah workshop akreditasi ini
menjadi sangat penting,” ungkap Ibnul Qoyim.
Menurutnya, akreditasi merupakan sebuah jaminan
seluruh elemen yang ada dalam program studi telah
melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Ia juga
berharap dengan menggunakan sistem IAPS 4.0 dapat
memunculkan lembaga akreditasi lain yang dapat
memudahkan perguruan tinggi.
“BAN-PT memiliki tugas yang sangat berat karena
banyaknya program studi yang mengajukan proses
akreditasi. Apalagi instrumen yang dipakai adalah
instrumen lama dan instrumen baru,” ungkapnya.
Salah satu pemateri dari BAN-PT, Prof Dr Ir Lilis Nuraida,
MSc menyampaikan IAPS 4.0 ini memiliki perubahan yang
sangat jauh dari instrumen yang lama. Dalam instrumen
yang terdahulu, satu matriks berlaku untuk semua,
sedangkan instrumen yang baru ini memiliki komponen
penilaian yang berbeda-beda untuk setiap program.
“Prosedurnya tidak berbeda tapi prosesnya lama karena
cara akreditasi program studinya berbeda. Instrumen yang
lama lebih banyak bekerja pada input, kalau pada
instrumen yang sekarang lebih pada proses,” papar Prof
Lilis.
Ia menjelaskan, akreditasi yang saat ini bertujuan untuk
melihat hasil kerja penjaminan mutu. Ia berharap jangan
sampai nilai hasil akreditasi tidak mencukupi syarat
terakreditasi maka hasil akreditasi tidak akan keluar.
Turut hadir sebagai narasumber pada acara ini Prof
Sudarsono, MSc dari BAN-PT. Acara ini diikuti oleh para
dekan fakultas/sekolah, ketua departemen, ketua
program studi lingkungan IPB University. (LR/RA)
4
Pekan Apresiasi IPB University 2019, Ajang Apresiasi Civitas Akademika
Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan
Karir IPB University dan Badan Eksekutif
Mahasiwa (BEM) KM IPB University
menyelenggarakan Malam Puncak Pekan Apresiasi IPB
University (Papresi) di Gedung Grha Widya Wisuda
Kampus IPB University Dramaga, Bogor (09/11). Apresiasi
tersebut diberikan kepada mahasiswa yang telah
menorehkan prestasinya bagi IPB University.
Dalam sambutannya, Rektor IPB University Prof Dr Arif
Satria menyampaikan bahwa prestasi merupakan ciri khas
civitas akademika IPB University. Tahun ini, IPB University
telah mendapat Peringkat 2 Nasional dalam Pekan Ilmiah
Mahasiswa Nasional (Pimnas) dan juara umum
kewirausahaan. Di tahun yang sama, Sekolah Vokasi IPB
University berhasil meraih juara umum Pagelaran
Olimpiade Vokasi Indonesia ke-4 .
“Top of achievement adalah modal sebuah bangsa untuk
maju. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki
kebutuhan berprestasi tinggi. Melalui inovasi-inovasi,
karya, maupun prestasi yang ditorehkan maka bangsa
tersebut akan terus maju. Kalau semua warga Indonesia
melakukan inspirasi, Indonesia akan menjadi bangsa yang
maju karena semua orang Indonesia berprestasi,” papar
Dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB University.
Rektor IPB University itu merasa bangga karena
mahasiswa IPB University memiliki kreativitas yang tinggi.
Di sisi lain, adanya sinergi antara organisasi
kemahasiswaan dengan IPB University dapat membantu
para mahasiswa supaya terus berprestasi.
“Sinergi adalah modal yang sangat penting untuk terus
mempertahankan prestasi yang telah didapat. Mari kita
sama-sama mempertahankan prestasi tersebut dan terus
berusaha meraih prestasi lain melalui inovasi-inovasi
baru,” pungkas Prof Arif Satria.
Apresiasi kali ini diberikan kepada mahasiswa berprestasi
dengan Indeks Kumulatif Prestasi 4.00, mahasiswa
teraktivis bidang lingkungan, sosial dan pengabdian
kepada masyarakat, mahasiswa inspiratif, mahasiswa
wirausahawan terbaik, mahasiswa berprestasi di bidang
olahraga, seni, dan penalaran, serta apresiasi terhadap
kinerja organisasi kemahasiswaan. (Ghina/RA)
5
Mengulik Peran Agroekologi melalui Jambore Perlindungan Tanaman Indonesia
impunan Mahasiswa Departemen Proteksi
HTanaman (Himasita) IPB University kembali
menggelar Jambore Perlindungan Tanaman
Indonesia (JPTI) untuk kedelapan kalinya. Kegiatan yang
digelar pada tanggal 6-11 November 2019 di Kampus IPB
University tersebut sedikitnya diikuti 42 mahasiswa dari
Universitas Brawijaya, Universitas Gadjah Mada,
Universitas Padjajaran, Universitas Jember, dan
Universitas Sriwijaya.
“Kegiatan kali ini mengangkat tema tentang isu
agroekologi pada sistem pertanian. Kami mengangkat isu
ini karena sistem pertanian kita saat ini masih berorientasi
pada produksi, belum mempertimbangkan kestabilan dan
berkelanjutan agroekosistem,” ungkap Ketua Pelaksana
JPTI, Muhammad Darnando R.R.
Mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman IPB University
itu mengatakan kegiatan JPTI digelar sebagai wadah untuk
meningkatkan daya kritis terhadap pertanian dan
mengkampanyekan tentang pentingnya perlindungan
tanaman yang ramah lingkungan.
Rangkaian kegiatan JPTI tahun 2019 meliputi lomba foto,
poster, pentas seni, pelatihan budidaya maggot, focus
group discussion, expo, seminar nasional dan one day trip
ke Museum Pertanian.
“Kegiatan one day trip ini bertujuan mengenalkan
òpertanian berbasis agroekologi kepada mahasiswa.
Selain itu, supaya mahasiswa tergerak untuk ikut andil
dalam implementasi pertanian dengan prinsip
keberlanjutan agroekologi,” paparnya.
Ia menambahkan, pada kesempatan ini mahasiswa juga
dikenalkan mengenai maggot atau larva lalat tentara
hitam. Saat ini maggot dinilai berpotensi sebagai
pengganti protein hewani yang dapat dikonsumsi oleh
masyarakat. Pasalnya, maggot dapat diolah menjadi
makanan siap konsumsi seperti kue, wafer, dan makanan
ringan lainnya.
“Karena kandungan protein yang tinggi, maggot juga
dapat digunakan sebagai alternatif pakan ternak, bisa
digunakan untuk pakan ikan, ayam, maupun hewan
peliharaan lainnya,” pungkas Nando. (*/RA)
6
IPB University Kampanyekan Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip
Unit Arsip IPB University menyelenggarakan
Seminar dan Pameran Kearsipan “Manajemen
Kearsipan Modern dalam Mendukung Gerakan
Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA) di Era Revolusi
Industri 4.0”. Kepala Unit Arsip IPB University, Drs B
Mustafa, MLib mengemukakan tujuan kegiatan ini untuk
mensosialisasikan Peraturan Kepala Arsip Nasional
Republik Indonesia (ANRI) No.7 Tahun 2017 tentang
GNSTA dan pencanangan Komitmen GNSTA di lingkungan
fakultas dan departemen IPB University.
“Dengan kegiatan ini diharapkan pengetahuan dan
pemahaman peserta tentang pentingnya arsiparis
meningkat. Karena arsip merupakan pusat ingatan setiap
organisasi. Tata kelola arsip yang kurang baik akan
mempengaruhi tingkat reputasi suatu organisasi,” ujar
Mustafa, Sabtu (30/10), di Kampus IPB University.
Dalam kesempatan itu, dilakukan penandatanganan
pencanangan komitmen GNSTA di lingkungan Kampus IPB
University oleh seluruh kepala tata usaha fakultas dan
departemen yang ada di IPB University. Isi komitmen itu
berisi pelaksanaan pengelolaan arsip dengan baik sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
mewujudkan tertib arsip sebagai program prioritas pada
unit kerja, melakukan pengawasan, monitoring, evaluasi
dan pelaporan terhadap pelaksanaan pengelolaan arsip,
membangun kesadaran, kesamaan persepsi, komitmen
serta keterlibatan seluruh pegawai pada unit kerja
terhadap nilai guna dan manfaat arsip. Selain itu, taat
mengikuti Pedoman Naskah Dinas dan Kearsipan berupa
Tata Naskah Dinas (TND), Kode Klasifikasi Arsip (KKA),
Jadwal Retensi Arsip (JRA), dan Sistem Klasifikasi
Keamanan Akses Arsip (SKKAA) IPB University.
“Masing-masing departemen di Kampus IPB University
melaksanakan pemindahan arsip inaktif secara berkala ke
Record Center fakultas dan melaksanakan pemusnahan
arsip yang telah habis masa retensi sesuai peraturan
perundang-undangan. Saya juga berharap mereka
melaksanakan penyerahan arsip statis sesuai peraturan
perundang-undangan dari fakultas ke Unit Arsip IPB
University sebagai Lembaga Kearsipan IPB University,” ujar
Mustafa.
Melalui penyelenggaraan kegiatan ini, Mustafa juga
berharap semakin bertambah sumberdaya manusia yang
termotivasi untuk membangun Sadar Tertib Arsip di
lingkungan kerjanya masing-masing. Hal ini dapat
mendukung proses reformasi birokrasi menuju terciptanya
tata kelola organisasi yang bersih, efektif, demokratis,
terpercaya, akuntabel dan transparan. (*/RA)
7
Potensi Kopi di Gunung Puntang Tinggi, CARE IPB Beri Pelatihan Barista
unung Puntang adalah salah satu objek wisata
Galam yang berada di selatan Kabupaten Bandung.
Salah satu potensi yang sangat terkenal dari
Gunung Puntang adalah Kopi Puntang. Kopi arabika yang
dihasilkan di wilayah ini terkenal dengan cita rasa yang
sangat disukai oleh para pencita kopi di seluruh Indonesia
dan mancanegara.
Namun potensi yang sangat menarik ini belum
sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat
yang berada di wilayah tersebut. Oleh karena itu, Center
for Alternative Dispute Resolution (CARE) Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB
University bekerja sama dengan PT Pertamina EP Asset 3
Subang Field, Perhutani dan Yayasan Owa Jawa
memberikan pelatihan Barista bagi masyarakat sekitar.
Peserta pelatihan merupakan masyarakat sekitar Gunung
Puntang yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat
Desa Hutan (LMDH) Bukit Amanah.
Pelatihan yang digelar beberapa waktu lalu itu
menghadirkan Barista dari Kopi Soldadu Premium.
Kegiatan pelatihan tersebut diikuti oleh 13 orang peserta
dari anggota LMDH Bukit Amanah dan Yayasan Owa Jawa.
Pelatihan dasar barista dilakukan bertujuan untuk
memberikan ilmu dan keterampilan kepada para
perwakilan anggota LMDH Bukit Amanah tentang tata
cara menjadi seorang Barista yang baik dan benar.
Owner Kopi Soldadu Premium, Mahendra Kusuma
mengatakan, Kopi Gunung Puntang memiliki cita rasa
yang sangat disukai pecinta kopi, maka dari itu harus
didukung dengan cara penyajian yang baik dan benar.
Pelatihan diselenggarakan selama dua hari berturut-turut
dengan materi tentang macam-macam cara penyeduhan
kopi sekaligus praktiknya. Para peserta sangat antusias
mengikuti kegiatan ini.
“Sebagian besar masyarakat sekitar Gunung Puntang
dulunya berprofesi sebagai pemburu di hutan, saat ini
dengan adanya pemberdayaan masyarakat, mereka
beralih profesi menjadi petani dan penggiat kopi. Kami
sangat berterima kasih kepada Pertamina EP, Perhutani,
Yayasan Owa Jawa dan CARE IPB yang telah peduli kepada
kami,” papar Abah Onil, salah satu peserta pelatihan.
(au/af/RA)
8
Bantu Orangtua Kontrol Gadget Anak, Mahasiswa IPB University Ciptakan Aplikasi Sahabat Quran
Dua mahasiswa IPB University yaitu Ajwar Anas
(Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan) dan Muhammad Fatahudin
(Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan) menggagas
Aplikasi Sahabat Quran. Sahabat Quran merupakan
aplikasi pemantauan baca Al-Quran pada gadget anak
yang berusia Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Aplikasi ini memiliki kerja
utama sebagai pengunci gadget anak ketika anak belum
melaksanakan sholat dan membaca Al Quran.
“Yang menginspirasi kami dalam pembuatan gagasan
aplikasi ini adalah maraknya anak-anak usia sekolah yang
memegang gadget. Salah satu contohnya di daerah
tempat tinggal saya, dimana anak yang sudah lulus
sekolah SD keluar dari Taman Pendidikan Al Quran (TPA)
karena kecanduan bermain gadget,” ujar Fatahudin.
Sementara itu, dalam penjelasannya Anas mengatakan
bahwa aplikasi yang dirancang ini digunakan oleh dua
pengguna. Yang pertama adalah orangtua sebagai
pengontrol dan yang kedua adalah anak sebagai media
kontrol.
Orangtua memiliki akses yang penuh untuk mengatur
segala bentuk penugasan membaca Al-Quran anak serta
amalan yaumiyah (harian) yang lainnya. Dengan ini tugas
bacaan Quran dan amalan lainnya bisa disesuaikan sesuai
dengan aktivitas dan kemampuan anak. Aplikasi ini juga
bisa berguna sebagai bahan peninjau dan evaluasi bacaan
anak ketika orangtua dan anak bertatap muka secara
langsung.
“Adanya pemantauan kegiatan keislaman oleh orang tua,
mulai dari sholat, baca Qur'an, dan amalan yaumiyah
lainnya dapat memberikan keunikan tersendiri untuk
aplikasi ini yang membedakannya dengan aplikasi baca Al-
Quran yang lain,” terangnya.
Melalui karyanya, Anas dan Fatahudin meraih Juara 1
dalam Islamic Paper Competition yang diselenggrakan 31
Oktober - 03 November 2019 di Universitas Negeri
Padang. Lomba ini merupakan salah satu rangkaian
Semarak Universitas Negeri Padang Islamic Fair yang
dipimpin oleh Unit Kegiatan Kerohanian Kampus. Anas dan
Fatahudin merupakan satu tim diantara 16 finalis dari
seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
Aplikasi Sahabat Quran saat ini masih berupa gagasan
yang juga disertai dengan prototype aplikasi. Ke depannya,
pengembangan terhadap aplikasi tersebut akan coba
untuk dilaksanakan. ”Untuk langkah konkretnya, kami
akan bekerja sama dengan Direktorat Kemahasiswaan dan
Pengembangan Karir untuk membantu dalam pendanaan,
kemudian bekerja sama dengan mahasiswa dari
Departemen Ilmu Komputer IPB University sebagai
pembuat program dari aplikasi,” tambah Fatahudin.
Mereka berharap agar aplikasi Sahabat Quran tersebut
dapat segera direalisasikan dan digunakan oleh
masyarakat luas, baik di tingkat nasional maupun
international. “Kami berharap ada donatur atau sponsor
untuk sama-sama menciptakan aplikasi ini, yang
kebermanfaatannya bisa didapatkan baik di dunia maupun
di akhirat. Dan hal yang paling penting adalah kami
berharap aplikasi ini bisa menjadi solusi bagi pengawasan
penggunaan gadget anak oleh orang tua. Terutama dalam
hal membaca Al Quran dan melaksanakan ibadah-ibadah
yang lainnya,” tutup Anas. (SMH/Zul)
9
Mahasiswa IPB University Jadikan Buah Lerak Sebagai Pestisida dan Raih Juara II Kompetisi Nasional
erak, nama buah yang satu ini tidak asing bagi
Lorang jaman dulu. Namun masih terdengar asing
bagi generasi milenial. Lerak merupakan salah satu
tanaman yang tumbuh subur di Pulau Jawa namun belum
menjadi tanaman yang dibudidayakan khusus. Padahal
potensi yang dimiliki oleh lerak dapat digunakan sebagai
biopestisida alami sehingga dapat mengurangi
penggunaan pestisida kimia.
Hal ini mendorong tiga mahasiswa IPB University dari
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian (Faperta) untuk melakukan studi literatur dan
mendapatkan manfaat lerak. Mereka adalah Novita Niken
Putri Ulayyah, Dinar Nabila Rusydah, Lailatul Qodriyah
Agne Verawati.
Para mahasiswa IPB University ini menemukan bahwa
buah lerak memiliki kandungan saponin sebagai metabolit
sekunder yang berfungsi untuk mengurangi populasi
keong emas yang banyak dikeluhkan oleh petani padi.
Inovasi ini berhasil menjadi Juara II dan best paper dalam
Future Plan Competition, Indonesian Student Summit
2019 yang diselenggarakan Universitas Brawijaya, Malang
(30/10-3/11).
"Kami awalnya tidak menyangka jika akan memenangkan
kompetisi ini, karena ketika melihat judul-judul dari tim
yang lain sangat bagus dan keren. Inovasi ini terinspirasi
dari Mata Kuliah Tanaman Obat dan Aromatik (Tabotik).
Pada mata kuliah itu saya belajar bahwa saponin mampu
menjadi metabolit sekunder yang dapat digunakan
sebagai sabun cuci. Berawal dari sana jadi semakin
penasaran dengan buah lerak. Setelah melakukan studi
literatur ternyata saponin berpotensi untuk membunuh
hewan berdarah dingin. Jadi yang langsung teringat adalah
keong mas,” ujar Niken.
Dalam riset ini, dilakukan proses pemisahan antara daging
dan kulit buah. Kemudian, daging buahnya diblender.
“Kalaupun dibuat menjadi bubuk bisa dibuat seperti
simplisia, tapi aplikasinya harus tetap dalam larutan,”
tambah Vera.
Sementara itu, Dinar salah satu anggota tim
menyampaikan harapannya agar inovasinya tersebut
dapat diaplikasikan di lapang sehingga terdapat data
untuk dipublikasikan. "Kami berharap setelah generasi
milenial diperkenalkan kembali dengan buah lerak ini,
maka buah leraknya juga dimanfaatkan tidak hanya untuk
detergent saja, namun juga dimanfaatkan untuk menekan
pertumbuhan hama keong emas yang murah, serta
menjadi salah satu peluang untuk dikomersialkan,”
tutupnya. (SMH/Zul)
10
Kodeta, Desain Baju Daur Ulang dari Plastik Karya Mahasiswa IPB University Ini Raih Juara 1 Kompetisi Nasional
iga mahasiswa IPB University yaitu Holidin
T(Departemen Agronomi dan Hortikultura), Akhmad
Kusairi (Departemen Ilmu Keluarga dan
Konsumen) dan Rahmat Zuhair (Departemen Ilmu
Ekonomi) raih Juara I dalam Lomba Ecodiction Index 2019
di IPB University, Bogor, belum lama ini. Dalam lomba
yang diikuti mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ini,
mereka mendesain kostum yang diberi nama Keindahan
Ekologi dengan Aksi Nyata (Kodeta). Kodeta dirancang
sebagai upaya mengelola atau mendaur ulang barang
bekas sebaik mungkin sehingga dapat menciptakan
keindahan lingkungan, bahkan dapat bernilai jual.
“Kostum yang kami rancang menggambarkan keindahan
lingkungan alam yang diaplikasikan ke dalam fashion yang
tetap kekinian, stylish, dan ramah lingkungan,” terang
Holidin sebagai Ketua Tim.
Ide membuat Kodeta muncul karena keresahan terhadap
perilaku manusia yang kebanyakan masih tidak sadar
terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Masih banyak
orang yang tidak memanfaatkan plastik bekas serta
minimnya pengetahuan atau keahlian dalam mendaur
ulang bekas secara manual hingga menggunakan mesin.
“Kami senang sekali bisa memenangkan kompetisi ini,
dikarenakan lomba ini menantang kami sebagai generasi
muda untuk lebih kreatif dan peduli terhadap lingkungan
terutama masalah plastik. Para pemuda diharapkan
mampu memberi solusi dengan membuat karya-karya
terbaik dari plastik sehingga plastik mempunyai nilai lebih
bukan sekedar sampah,” ungkap Holidin.
Dalam mengikuti lomba tersebut, Holidin menyampaikan
terdapat tantangan-tantangan yang perlu dihadapi oleh
mereka, terlebih dalam tim tersebut semuanya adalah
laki-laki. Mereka sedikit terkendala dalam masalah
mendesain pakaian itu sendiri. Mereka membutuhkan
banyak sampah plastik, memilih yang terbaik dan cocok
dengan desain yang diinginkan.
“Kami berharap dengan adanya karya ini, kita pun semakin
peduli terhadap lingkungan dan berusaha mengurangi
sampah dalam kehidupan sehari-hari. Berawal dari hal
kecil yaitu membuang sampah pada tempatnya karena itu
mempunyai pengaruh yang besar terhadap lingkungan,”
tutup Holidin. (SMH/Zul)