Pemeriksaan Hormon dan Interpretasinya
E.M. Hidayat
Dept. Patologi klinik
Pendahuluan
• HORMON : substansi yang diproduksi kelenjar endokrin , disekresi ke sirkulasi darah menuju organ target, dimana ia berikatan dengan reseptor spesifik dan meregulasi fungsi jaringan/organ target tersebut.
TIPE-2 KERJA HORMON
• ENDOKRIN : hormon yang disintesa di sel organ tertentu dan dilepaskan ke plasma, berikatan dengan reseptor spesifik di sel organ target yang jauh.
• contoh : TSH dari hipofisis anterior kelenjar tiroid
TIPE KERJA HORMON
• NEUROENDOKRIN : hormon yang disintesis di ujung saraf (nerve ending) dan dilepaskan ke ruang ekstrasel, berikatan dengan sel reseptor yang jauh.
Contoh : norepinephrine di ujung saraf splanknikus sel otot jantung • NEUROKRIN : hormon disintesis di ujung saraf,
dilepaskan ke ruang ekstrasel dan berikatan dengan sel reseptor di organ itu dan mempengaruhi fungsi organ.
Contoh : kerja norepinephrine yang disintesis di ujung saraf di jantung.
Types of hormone action
• PARAKRIN : hormon yang disintesis sel endokrin, dilepaskan di ruang ekstrasel, berikatan dengan reseptor spesifik di organ tersebut.
Contoh : somatostatin dari islet D-cells
- & -cell di the pancreatic islet.• EKSOKRIN : hormon disintesis di sel
endokrin dilepaskan ke dalam lumen usus.
Contoh : gastrin oleh sel mukosa di lambung dilepaskan ke lumen usus.
PENGELOMPOKAN HORMON, BERDASARKAN KOMPOSISI
BIOKIMIANYA :
• Steroids ( cortisol, estrogen, androgen, aldosteron, testosteron )
• Polypeptide /protein ( ACTH, GH, hCG,
insulin, Glukagon, PRL, TRH, TSH, ACTH, ADH, Calcitonin, Gastrin, dsb)
• Amine –derivat asam amino (thyroxine,
catecholamine )
HORMON STEROID
• precursor : cholesterol• 4 organ : kelenjar adrenal,
ovarium, testes, plasenta• water insoluble bound to a
carrier protein• half life panjang : 60 – 100
menit
HORMON PROTEIN
• peptida : insulin, glukagon, PTH, GH, PRL.
• glikoprotein : FSH, LH, TSH, hCG
• water soluble tidak memerlukan carrier protein.
• half-life pendek : 5’ – 60’
Amine (berasal dari derivat asam
amino)• Epinefrin, nor epinefrin : water
soluble tidak memerlukan carrier protein, half-life pendek, mekanisme kerja serupa dengan hormon protein.
• Tiroksin dan triiodotironin : terikat pada protein carrier, half-life panjang, mekanisme kerja seperti hormon steroid
Organ yg memproduksi hormon
• Hipothalamus Ovarium• Hipofisis anterior Testis• Hipofisis posterior Pankreas• Thyroid Ginjal • Parathyroid Plasenta• Cortex adrenal• Medulla adrenal
Hipotalamus
• Thyrotropin-releasing hormone (TRH)• Gonadotropin releasing hormone
(GnRH)• Corticotropin-releasing hormone
(CRH)• Growth hormone-releasing hormone
(GHRH)• Prolactin-releasing factor (PRF)• Prolactin-inhibiting factor (PIF)
Hipofisis anterior
• Thyropropin /thyroid-stimulating hormone (TSH)
• Follicle-stimulating hormone (FSH)• Luteinizing hormone (LH)• Prolactin (PRL)• Growth hormone (GH)• Adrenocorticotropin (ACTH)
Hipofisis posterior
• Vasopressin / antidiuretic hormone (ADH)
• Oxytocyn
Thyroid
• Thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3)
• Calcitonin
Parathyroid • Parathyroid hormone (PTH)
Kel tiroid & paratiroid
Kelenjar adrenal
Cortex adrenalz.fasciculata dan
z.retikularis :• Cortisol • Androgenz.glomerulosa :• aldosteron
Medulla adrenal (Catecholamine)• Norepinephrine• Epineprine
medulla adrenal• sintesis catecholamine melalui proses
uptake precursor amine & carboxylasi diawali L-tyrosine tyrosine hydoxylase L-Dopa Dopamine (D) L-norepinefrine (NE) epinephrine (E)
• Dopamine (D) , Epinephrine (E) , norepinephrin (NE) dioksidasi oleh MAO (monoamine oksidase)
VMA (vanillyl mandelic acid)• Implikasi klinik• VMA urin meningkat :• Pheochromocytoma (tinggi)• Neuroblastoma (slight/moderate)
Kadar catecholamine urin meningkat
• Pheochromocytoma Norepinephrine > 170 mg/urin 24
jam Epinephrine > 35 mg/urin 24 jam• Neuroblastoma• Ganglioneuroma• IMA
VMA & catecholamine meningkat juga pada
• Hipoglikemia• Caffein• Vanilla• Buah, terutama pisang• Obat : reserpine, methyl dopa, MOI• Kerja fisik, stres, merokok, alkohol
Ovarium • Estrogen• Progesteron
• Testis• testosterone
Plasenta• Estrogen• Progesteron• Human chorionic gonadotropin
(hCG)
Pankreas
• Insulin• Glucagon• Pancreatic polypeptide (PP)
Ginjal• 1,25-(OH)2 vit-D• erythropoitin
Kerja Hormon
• Ada 2 cara kerja hormon :• Kerja hormon yang larut dalam air
(water-soluble) peptida, protein, catecholamin
• Kerja hormon lipids soluble hormones, seperti steroids, 1,25-(OH)2 vitamin D dan iodothyronine
Hormon protein & catecholamine
• Molekul protein terlalu besar untuk dapat melewati pori membran lipoprotein, bekerja dengan berikatan pada reseptor di permukaan sel membran.
• Ikatan dengan reseptornya aktifasi adenylate cyclase, mengkatalisis pembentukan cAMP dari ATP.
• cAMP berdifusi ke dalam sel dan aktivasi enzim cAMP-dependent protein kinase
Hormon protein &catecholamine (lanjutan)
• Enzim kinase ini melakukan phosphorilasi protein & enzim2 lain intrasel efek : aktivasi atau inaktivasi enzim atau protein intrasel tersebut
• Efek dini : ion transport, metabolisme karbohidrat, steroidogenesis.
• Efek lanjut : sintesis protein & RNA, pertumbuhan sel, sintesis DNA, pembelahan sel.
Ringkasan
• Hormon berikatan dengan reseptor aktivasi adenylate cyclase
• Aktivasi oleh adenylate cyclase mengubah ATP menjadi cAMP.
• cAMP mengaktifkan protein kinase, phosphorilasi enzim dan berbagai protein menimbulkan efek (dini dan lanjut)
Lipid-soluble hormones• Bekerja dengan meregulasi ekspresi gen,
termasuk sintesis beberapa protein spesifik atau enzim tertentu di organ target.
• Secara pasif hormon melewati membran sel.• Berikatan dengan reseptor di sitoplasma –
kompleks hormon-reseptor sitoplasma (Rc)• Komplex reseptor-hormon masuk ke nukleus
melalui membran nukleus nuclear receptor complex (Rn) menginduksi transkripsi gen membentuk mRNA.
• mRNA ditranslasi di ribosom sitoplasma mensintesis protein baru
Kontrol sekresi hormon
• Melalui :• Feed back regulation (Positive/negative
feedback)• Sekresi hormon (A) akan mempengaruhi
sekresi hormon lain (B). Bila sekresi (A) meningkat menyebabkan sekresi (B) meningkat : positive feedback.
• Bila sekresi (A) menyebabkan sekresi (B) menurun : negative feedback
• Kontrol sistem saraf pusat
Kontrol sistem saraf pusat terhadap sekresi hormon
• Hormon yang disekresi oleh neurohypophysis ( seperti : oxytocin, vasopressin (ADH) dan medulla adrenal (seperti epinefrin) dikontrol oleh sistem saraf pusat.
• Otak memberi signal ke nukleus hipotalamus, salah satunya meregulasi hormon hipofisis yang mengesampingkan mekanisme kontrol lainnya. Contoh : respon hormon terhadap stres
Cara pemeriksaan hormon
• Kadar hormon yang bersirkulasi sangat kecil, sehingga perlu metoda pemeriksaan yang sangat sensitif dan spesifik.
• Salah satu metoda pemeriksaan hormon adalah teknik immunoassay radioimmunoassay.
Prinsip radioimmunoassay (RIA)
• Antigen /antibodi spesifik yang tidak dilabel yang difiksasi pada permukaan padat (dinding tabung/bead)
• Kemudian dicampur dengan antibodi /antigen yang diukur, selanjutnya ditambahkan antigen/antibodi yang dilabel dengan isotop radioaktif.
• Memerlukan alat detektor radioaaktif• Hanya dilakukan pada institusi tertentu.
Prinsip kromatografi
• Pemisahan zat melalui stationary phase dan mobile phase.
• Suatu zat dapat melewati bahan stationary phase bila molekul afinitas zat lebih kecil dari bahan stationary phase. Zat berafinitas tinggi dan molekul lebih besar akan tertahan terjadi pemisahan zat.
Teknik kromatografi
• Berdasarkan ciri dari phase mobile dan phase stationer, dikenal bermacam2 teknik kromatografi.
• Liquid kromatografi, gas-liquid kromatografi, liquid-liqiud kromatografi, ion exchange kromatografi, dsb.
Hormon Kelenjar Adrenal
• Kelenjar Kortex Adrenal :• Cortisol : hipersekresi sindrom Cushing Hipofungsi primer defisiensi cortisol &
aldosteron : 1) Addison’s disease 2) Congenital adrenal hiperplasia• Hipofungsi sekunder thd defisiensi ACTH : defisiensi cortisol saja.• Aldosteron : hiperfungsi sindrom Conn’s• Androgen
Regulasi sekresi cortisol
• CRH (corticothropin Releasing hormone) yg disintesis oleh hipothalamus.
• Sekresi ACTH (Adrenocorticotrophic hormone) yg disekresi hipofisis anterior.
• Cortisol disekresi oleh korteks adrenal, memberikan negative feed back ke hipothalamus dan hipofisis melalui hypothalamus – pituitary-adrenal axis.
ACTH organ target korteks adrenal
Hipothalamus (CRH) cortisol
Hipofise (ACTH) cortisol
Corteks adrenal
Sekresi/ kadar ACTH & cortisol dipengaruhi :
• Variasi diurnal dalam sekresi ACTH & cortisol (max: pk 06 – 08), dipengaruhi sleep-wake habit.
• Trauma dan stres (pyrogen, hipoglikemia, suntikan histamin, anxietas akut
• Penetapan kadar cortisol secara tunggal kurang bermakna
Hypercortisolism
• Hiperfungsi kel. kortek adrenal • Ectopic ACTH syndrome (tumor
menghasilkan ACTH)• Tumor adrenal menghasilkan
cortisol
Penyakit Cushing
Hipothalamus CRH
Hipofise ACTH cortisol Cortex adrenal
Ectopic ACTH syndrome
Hipothalamus
HipofiseTumor (di hipofise)
ACTH Cortisol
Kortex adrenal
Tumor adrenal
Hipothalamus
• Hipofise
cortisol
• Tumor kortek adrenal(di korteks adrenal)
Test untuk diagnosis Cushing disease
• Skrining test :• 24 hour urinary free cortisol (fungsi
glomerulus harus baik, GFR > 30 ml/menit)
• The overnight dexamethasone suppression test
Test konfirmasi untuk diagnosis Cushing disease
• a midnight plasma cortisol atau low dose DST
• Test untk menetapkan penyebab• Mengukur plasma ACTH atau • High dose DST atau CRH
stimulation test
Pemeriksaan laboratorium fungsi adrenal
• Penetapan kadar ACTH serum• Penetapan kadar cortisol serum• Penetapan kadar cortisol urin• Dexametasone suppression test• ACTH stimulation tests
• Diagnosis :• Dexamethasone suppresion test.• Vasopressin test : hiperplasia
adrenal menunjukkan respons stimuli peningkatan kadar cortisol,
• pasien dengan tumor hipofisis, adrenal adenoma, respons stimuli (-)
Overnight dexamethasone test
• Dexamethasone : cortisol analog, menekan produksi cortisol pada orang normal, tetapi tidak demikian pada Cushing’s syndrome.
• 1.0 mg dexa per oral jam 23.00, jam 07.00 darah diambil untuk ditetapkan kadar cortisol.
• Interpretasi : N < 5 ug/dL, > 5 ug/dL pada sindroma Cushing, stres.
Low-dose dexamethasone suppression test
• Orang normal : kadar cortisol plasma & cortisol urin < pada test ini.
• Penderita hipercortisolism kadar cortisol plasma & urin tetap tinggi.
• kumpulkan urin 24 jam selama 4 hari, dexa 0.5 mg /6jam 8 dosis.
• Cortisol urin < 50% nilai normal
High-dose dexamethasone suppression test
• Penderita penyakit Cushing akibat adenoma hipofisis yg memproduksi ACTH akan menunjukkan supresi cortisol dengan high dose dexamethasone.
• Penderita sindroma Cushing oleh sebab lain (adenoma adrenal, ectopic ACTH production) tidak menunjukkan supresi.
ACTH Stimulation Test
• Ambil darah sebelum disuntik 250ug Cosyntropin iv/im
• 30-60 menit pasca suntik Cosymtropin ambil darah lagi
• Normal : cortsol > 20 ug/dL• Respons (-) : addison’s disease,
hipopituitarism
Defisiensi Glukokortikoid (Addison’s disease)
• Etiologi : • kerusakan kel. Adrenal oleh : autoimun,
infeksi ( TBC, mycotic infection, amyloidosis), neoplasma (metastasis dari Ca bronchialis)
• Insufisiensi adrenal primer menunjukkan defisiensi glukocorticoid dan defisiensi mineralokortikoid
• Insufisiensi adrenal sekunder hanya menunjukkan insufisiensi glukokortikoid
Insufisiensi Adrenal
• Test stimulasi ACTH sintetis pada insufisiensi adrenal primer tidak ada respons sekresi cortisol pada insufisiensi adrenal sekunder respons terjadi setelah pemberian 2-3 hari. • Diberikan 500 ug cosyntropin (ACTH
sintetis) i.v. selama 6 jam, diukur kadar cortisol
Growth hormone
• Growth hormone excess :• 10% penderita acromegali GH normal
tetapi menunjukkan respons terhadap pembebanan glukosa abnormal
• Somatomedin C meningkat (6.8 U/L) pada orang normal (1.5 U/L)
• Pada hypopituitary children < 0.10 U/L
Prosedur pemeriksaan supresi glukosa terhadap GH
• Penderita puasa semalam, dan berbaring di tempat tidur (bed rest)
• Ambil darah untuk diperiksa kadar GH.
• Penderita diberi minum glukosa 100 g secara oral.
• 1 jam kemudian ambil darah sampel dan diperiksa kadar GH
Glucose suppression of growth hormone
• Orang normal menunjukkan supresi GH pasca pemberian glukosa oral.
• Penderita acromegali tidak menunjukkan supresi
Interpretasi : • GH orang normal turun < 1 ng/mL. • Penderita acromegali tidak turun
bahkan menunjukkan peningkatan.
Defisiensi GH
• Exercise test for GH.• Latihan fisik berat selama 20 menit
(paling baik dilakukan pada pagi hari).• Segera ambil darah sampel, periksa GH
Interpretasi : • bila GH > 6 ng/mL GH defisensi• GH 3-6 ng/mL : suspek GH defisiensi
• Insulin Tolerance Test• Stress insulin menginduksi
hipoglikemia memicu sekresi GH & ACTH pada orang normal
Interpretasi :• Cortisol harus meningkat > 7
ug/dL, ke nilai tertinggi > 20 ug/dL• GH harus meningkat ke 20 ng/mL• GH defisiensi atau lesi
hipothalamus gagal merespons
Hormon insulin• Hormon protein disintesis oleh sel
Langerhans pankreas.
Sekresi distimulasi oleh • glukosa, asam amino, • Hormon pankreas : glukagon,
gastrin, pankreozim, gastrin, sekretin• Obat : sulfonil urea, adrenergic
stimulator : isoproterenol
Hormon insulin
Dihambat oleh : • Hipoglikemia• Stomatostatin (sel pankreas), Obat : adrenergic stimulator,• adrenergic blocking agents, • diazoxide, • phenothyazine, • nicotinic acid.
Hormon Reproduksi Pria
• hipothalamus – pituitari – testis axis• hipothalamus androgen ICHRH FSHRHPituitari anterior ICSH FSHTestis sel Leydig tubulus seminalis androgen sperma
Nilai rujukan testosteron
• Male : prepubertal 10 - 20 ng/dL• Adult 300 – 1000• Female :• Prepubertal 10 – 20 • Adult 20 – 75• Pregnant 3-4 X adult
level• Postmenopausal 8 – 35
• GnRH sinitesis dan disekresi oleh sel neuroendokrin hipotalamus
• GnRH berikatan dg reseptor membran di pituitari anterior hipofisis mensekresi FSH dan LH
• FSH menstimulasi sel Sertoli untuk mensekresi androgen binding protein di lumen tubulus seminiferus untuk mempertahankan testosteron tetap tinggi
• LH menstimuli sel Leydig mensintesis testosteron. Sebagian testosteron masuk sirkulasi darah ke berbagai organ target anabolik efek, kehipotalamus dan hipofise (umpan balik (-), ke sel Sertoli
Regulasi hormon reproduksi wanita
• Hipotalamus GnRH, menstimuli hipofisis anterior mensekresi FSH dan LH.
• Berbeda dgn pada pria, regulasi di wanita bersifat siklik berkaitan dgn siklus menstruasi.
• Siklus diawali dengan menstruasi atau lepasnya endometrium.
• FSH menstimulasi ovarium (folikel) untuk tumbuh (stadium folikular). Folikel mensintesis estradiol. Estradiol menstimulasi pertumbuhan endometrium.
• Estradiol memberi umpan balik (-) ke hipofise dan hipotalamus menghambat sekresi FSH ke folikel.
• Pada saat kadar estradiol tertinggi, memberi umpan balik (+) [penyebab tidak diketahui]
• Umpan balik (+) menimbulkan produksi GnRH, FSH dan terutama LH meningkat dan beralkhir dengan ovulasi. Folikel berubah jadi corpus luteum, mulailah dengan fase luteal.
• Corpus luteum mensintesis estradiol dan progesteron, menyiapkan endometrium untuk implant ovum yg dibuahi.
• Tdk dibuahi LH menurun, corpus luteum mengalami regresi progesteron dan estradiol (-) pertumbuhan endometrium terganggu kerusakan endometrium menstruasi
Analisa sperma, testosteron, FSH, LH
• Oligozoospermia/azoospermia, testosteron (<), FSH (>), LH (>) kegagalan gonad primer analisis kromosom
• Oligo/ azoospermia, testostron (<), FSH dan LH (n /<) kelainan di hipotalamus-hipofisis
• Oligo/azoospermia, testosteron, FSH, LH (n) test seminal fluid fruktose (-) kelainan tubulus seminiferus
(+) biopsi testis.• Oligospermia, testosteron, LH (n),
FSH (>) tubulus seminiferus (-)
Follicle stimulating hormone (FSH)
• FSH & LH hormon hipofise yang disimpan di hipofise anterior.
• Regulasinya diatur oleh axis hipothalamus – hipofisis - ovarium/testes
• Hipothalamus mensekresi GnRH menstimulasi hipofisis memproduksi FSH, LH stimulasi ovarium/testes.
FSH, LH
• Pada pria FSH & LH diperlukan untuk spermatogenesis dan pematangan
• Pada wanita FSH & LH diperlukan untuk pertumbuhan follikel, ovulasi, pematangan follikel
• Pengukuran FSH dan LH dapat membantu menetapkan adanya defisiensi primer atau defisiensi sekunder hormon hipofisis.
• Pada kegagalan ovarium primer atau testis, kadar FSH meningkat
• Amenorrhoe primer : mens tidak terjadi menjelang umur 16,5 tahun : FSH & LH tinggi : pada disgenesis gonad, kelainan kromosom
• Amenorrhoe sekunder : mens berhenti selama 3 bulan atau lebih pada seorang wanita (tidak hamil) yang sebelumnya telah mengalami mens secara periodik
Amenorrhoe sekunder
Kemungkinan penyebab :• Gangguan fungsi ovarium (tumor
ovarium), • gangguan hipofisis (adenoma), • gangguan axis hipotalamus-
hipofisis-gonad (anoreksia nervosa, latihan fisik berat, tumor, androgen excess, dsb.
Perdarahan pasca progesteron withdrawal
• Serum LH tinggi• Serum FSH normal atau rendah• Kemungkinan : sindrom ovari polikistik
• Serum LH normal/rendah• Serum FSH normal/rendah• Kemungkinan : disfungsi hipotalamus
(termasuk psikogen)
Tidak ada perdarahan pasca progesteron withdrawal
• Serum LH rendah• Serum FSH rendah• Kemungkinan : kegagalan
hipotalamus, hipofisis, uterine failure
Bila :• Serum LH tinggi• Serum FSH tinggi• Kemungkinan : kegagalan ovarium
Sinthesis hormon tiroid
Hal-hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan hormon tiroid
• Sedang mengkonsumsi obat : – Corticosteroids, estrogen, progesterone, or
birth control pills.– Obat antikoagulan seperti aspirin, heparin
, or warfarin (Coumadin).– Obat anti kejang seperti Dilantin or
Tegretol.– Obat jantung seperti amiodarone or
propranolol.– Lithium.
• Pemeriksaan X-ray menggunakan kontrasl. • Sedang hamil.
Struktur molekul T4, T3, rT3
Pemeriksaan Fungsi Tiroid
T4 kadar tiroksin dalam darah
T3 Triiodotironin dalam darah
rT3 Reverse T3 dalam darah
TSH Tiroid stimulating hormon dalam darah
Rumus molekul hormon tiroid
I I NH2
HO O CH2 – CH – COOH (T4) I I
I I NH2HO O CH2 – CH – COOH (T3) I
I I NH2HO O CH2 – CH – COOH (rT3) I
Pemeriksaan Fungsi Tiroid
T3U T3 uptake (binding protein)
TBG Thyroxine binding globulin (binding protein)
FT4 Free T4 level
FT3 Free T3 level
FT4I Free Thyroxine Index (T4 x T3U)
FT3I Free T3 Index
T3 up take (T3U)
• Prinsip : serum diinkubasi dengan 125I-T3 (T3 yg dilabel) dan resin. TBG bebas akan berikatan dgn 125I-T3 dan sebagian 125I-T3 lain berikatan dgn resin. Bila TBG bebas banyak, sisa 125I-T3 tinggal sedikit. Sebaliknya bila TBG bebas sedikit, 125I-T3 yang berikatan dengan resin lebih banyak
• Pada hipertiroid jumlah TBG bebas sedikit (sudah terikat T3), 125I-T3 yang terikat resin banyak T3uptake tinggi
• Pada hipotiroid sebaliknya TBG bebas banyak, 125I-T3 yg di uptake resin sedikit T3uptake rendah.
Kadar TBG
TBG meningkat pada :• Pengguna kontrasepsi oral, pemberian
estrogen,Kehamilan, bayi baru lahir, hipotiroidismeHepatitis akut
TBG menurun pada :• Terapi Anabolik• Penyakit ginjal sindroma nefrotik,
akromegali.• Penyakit hati lanjut, sakit berat,• Defek genetik dari TBG, tirotoksikosis• Pemakaian obat : phenytoin,
phenylbutazone, salisilat
FT4I (Free Thyroxine Index)
• kadar T4 total tidak sepenuhnya dapat menunjukkan adanya gangguan fungsi tiroid, karena 99.97% dari total T4 terikat pada TBG.
• FT4I pengukuran FT4 secara tidak langsung, berdasarkan keseimbangan antara T4 dan FT4, dengan formula : FT4I = total T4 (ug/dL) x T3U (%)
Contoh
• T4 total : 12 mg/dL• T3U 25% (normal 30%), • ratio T3U = 25/30 = 0.83• FT4I = 12 x 0.83 = 10• (referesi nilai FT4I : 4.5 – 12)
reverse T3 (rT3)
• rT3 secara metabolik tidak aktif, diukur dengan immunoassay.
• rT3 dapat meningkat pada :• penderita penyakit non tiroid,
dimana T3 menurun disebabkan degradasi rT3 T2 berkurang
• Pemakaian obat propanolol
rT3 (reverse T3)
• metabolite T4.• Menggambarkan penggunaan T4 oleh
jaringan• 35% T4 di mono-deiodinated T3• Sisa T4 diubah jadi rT3, kemudian
diubah jadi T2• Kadar : 10 – 50 ng/dL
TSH
• Bila perlu diperiksa bersama FT4 (dan FT3)
• TSH tinggi hipothyroidism• TSH rendah hiperthyroidism• TSH normal euthyroid
Penetapan TSH + FT4 + FT3
• TSH rendah, periksa FT4 FT4 tinggi : hiperthyroidism FT4 normal, periksa FT3 : FT3 tinggi : hyperthyroidism FT3 normal : subclinical hyperthyroidism• TSH tinggi, periksa FT4 : FT4 rendah hypothyroidism FT4 normal subclinical hypothyroidism
Penetapan TSH, FT4
TSH rendah, • FT4 rendah : hypothyroidism sekunder• FT4 tinggi : hyperthyroidism• FT4 normal, FT3 tinggi : hipertiroidTSH tinggi, • FT4 tinggi : pituitary adenoma
resistence to thyroid hormone• FT4 rendah : hipotiroidism• FT4 normal : hipotiroid subklinis
Pemeriksaan Penyaring untuk deteksi hypothyroidism pada
Neonatus• 15% infant dengan kelainan tiroid
primer menderita hipotiroid yang terkompensasi : T4 dalam batas normal dan peningkatan TSH.
• Strategi di Canada & US : mula-mula periksa T4, diikuti TSH jika T4 di bawah atau sama nilai normal rendah
• Di Eropa & Jepang : TSH diperiksa, kemudian T4
Pemeriksaan laboratorium hipotiroidisme kongenital
• Sampel darah : darah umbilikus atau darah kapiler dari tumit (heel prick)
• Sampel diambil pada hari ke 3-5 postpartum.
• Tetesan darah diteteskan pada kertas saring Scheicher & Schuell # 903 TM
• Biarkan kering 4 jam kirim per pos ke Pusat Pemeriksaan
• Mayoritas : kadar TSH > 80 uIU/mL
Pemeriksaan kadar T4 dan TSH
• kadar T4 rendah dan TSH tinggi : presumptive hipotiroidisme primer
• Kadar T4 rendah, TSH normal., test diulang, bila hasil tetap : presumptive hipotiroidisme non primer
Penyakit non thyroid
Penyakit akut dan kronik mempengaruhi deiodination T4 :
T3 menurun reverse T3 meningkatUmumnya : T3 rendah, FT3I rendah,
TBG rendahPada penyakit akut biasanya FT4
agak meningkat, dan menurun pada penyakit kronik
Euthyroid Sick Syndrome
• Hasil test fungsi tiroid mirip dengan hipotiroidisme, pada penderita dengan fungsi kelenjar tiroid normal yang sedang menderita penyakit non tiroid yang berat.
• Kadar T3 & T4 rendah, r T3 meningkat, TSH normal.
hormon yg meregulasi transportasi Kalsium dan
phosphate inorganik
• Hormon paratiroid• Hormon Calcitonin• 1,25-(OH)3D , (vit D)
Kerja Hormon Paratiroid
• Menstimulasi osteoklas memobilisasi Ca dari tulang. Memerlukan kerjasama dengan vit D
• Meningkatkan reabsorpsi Ca di tubulus ginjal
• Menghambat reabsorpsi P inorganik di tubulus proksimalis ginjal
• Menghambat reabsorpsi HCO3, Na, K, H2O dan asam amino di tubulus proksimalis
Kerja hormon paratiroid (2)
• Menstimulasi hidroksilasi 25-(OH)D 1,25-(OH)3D dengan meningkatkan sintesis 1-hidroksilase ginjal
• Secara tidak langsung meningkatkan absorpsi Ca di usus dengan stimulasi sintesis 1,25-(OH)3D. PTH tidak bekerja langsung untuk meningkatkan absorpsi Ca di usus.
PTH mempengaruhi komposisi plasma dan urin dengan :
• Meningkatkan kadar plasma Ca total dan Ca ion
• Mengurangi kadar P inorganik• Meningkatkan kecepatan ekskresi Ca
di urin, karena PTH meningkatkan Ca plasma
• Meningkatkan bersihan fosfat di ginjal
• Meningkatkan ekskresi cAMP di urin
Metabolisme Kalsium & P
Ca plasma & ECF diet kalsitonin
PTH
1,25(OH)2D kalsitonin
menghambat
usus 1,25(OH)2D PTH ginjalCa unabsorbed tulang urin Ca
Kalsium
Hormon lain ikut berperan dalam keseimbangan Ca :
• Calcitonin (diproduksi oleh sel C kelenjar tiroid) : mengabsorpsi Ca darah masuk ke tulang.
• Vit D3 (diproduksi di kulit), dihidroksilasi menjadi 1.25(OH)2D3 di liver, ginjal
• Kerjasama ketiga hormon : PTH, kalsitonin, 1,25(OH)2D keseimbangan metabolisme Ca dan P
Mekanisme kontrol oleh PTH, calcitonin, vit D3
hormon Efek di darah
Dikontrol oleh (distimulasi)
PTH Ca >, P < Ca <
Calcitonin Ca < , P < Ca > , gastrin
Vit D3 Ca > , P > P <, PTH >
Efek PTH, calcitonin & vit D3 thd organ
PTH calcitonin
Vit D3
Tulang
Mobilisasi Ca & P >
Mobilisasi Ca & P <
Transport Ca >
Ginjal Reabsorpsi Ca >, ekskresi P >
reabsorpi Ca & P <
reabsorpsi Ca <
Usus halus
Absorpsi Ca & P >
Absorpsi Ca & P >
Hiperparatiroid primer
• Produksi PTH meningkat, menstimulasi osteoklas tulang osteolisis fraktur patologis. (Ca dalam darah >)
• Laboratorium : Ca darah >, Ca di urin berkurang, kadar P di plasma <, P di urin meningkat, alkalifosfatase >, kadar PTH meningkat.
Hiperparatiroid sekunder : umumnya disebabkan gagal
ginjal kronik• Gagal ginjal kronik : Ca di darah <
stimulasi PTH, decalcifikasi tulang
• Hipoparatiroid : akibat tiroidectomi atau kongenital.
Hipoparatiroid & pseudohipoparatiroidism
• Hipoparatiroidism : akibat defisiensi sekresi PTH
• Penyebab : autoimun, terangkat pada tiroidektomi, kongenital aplasia
• Pseudohipoparatiroidism : akibat berkurangnya respons organ target terhadap PTH.
• Penyebab : kelainan herediter
Laboratorium hipoparatiroidism
• Plasma P meningkat• Alkalifosfatase menurun atau
normal• PTH menurun• 1,25-(OH)3D : menurun
Laboratorium pseudohipoparatiroidism
• Plasma P meningkat• Alkalifosfatase normal• PTH : bisa meningkat atau normal• 1,25-(OH)3D : menurun
Regulasi Hormon Reproduksi Laki
• Gonadotropin releasing hormone (GnRH) (hipothalamus) (+) hipofisis anterior : mensekresi FSH & LH
• FSH (+) sel Sertoli di testis , untuk mensekresi androgen binding protein ke tubulus seminiferous untuk mempertahankan kadar testosteron (spermatogenesis normal)
• FSH sekresi inhibin (-) hipofisis anterior
• LH (+) sel Leydig mensintesis testosteron, sebagian ke sirkulasi umum (+) organ target, lainnya ke (-) hipothalamus & hipofisis anterior
Regulasi hormon reproduksi wanita
• FSH & LH (+) ovarium , bentuk folikel untuk proses pematangan korpus luteum.
• Folikel mensekresi estradiol dan korpus uteum mensekresi estradiol dan progesteron.
• Estradiol dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan endometrium
Kadar hormon reproduksi pada beberapa penyakit
klasifikasi
Contoh FSH LH Testo
Def. primer
Sindroma Kleinfelter
high high
low
Def. sekunder
panhipopituarism
low low low
Excess primer
Tumor testis low Low high
Excess sekunder
Precocious puberty
high high
high
Kadar hormon reproduksi pada beberapa penyakit
klasifikasi contoh FSH LH Estr
Defisiensi primer
menopause high high
low
Defisiensi sekunder
Sindroma Sheehan
low low Low
Excess primer
Feminizing ovarian tumor
low low High
Excess sekunder
Tumor memproduksi gonadotropin
high high
high