ii
IMPLEMENTASI MANAJEMEN PESERTA DIDIK
DI MADRASAH ALIYAH MATHLA’UL ANWAR
KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah
OLEH
HERNANDO HAPIT NPM : 1611030207
Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1441H/2020 M
iii
IMPLEMENTASI MANAJEMEN PESERTA DIDIK
DI MADRASAH ALIYAH MATHLA’UL ANWAR
KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
OLEH
HERNANDO HAPIT NPM : 1611030207
Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam
Pembimbing 1 : Dr. Umi Hijriyah, M.Pd
Pembimbing II : Dr. Hj. Eti Hadiati, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN
LAMPUNG
1441H/2020 M
iv
ABSTRAK
Manajemen peserta didik merupakan pengelolaan seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik mulai dari awal masuk (bahkan sebelum masuk)
hingga akhir (tamat) dari sebuah lembaga pendidikan. Manajemen peserta didik
bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan
pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur serta mampu mencapai
tujuan pendidikan sekolah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi
pelaksanaan manajemen perencanaan peserta didik baru yang meliputi analisis
kebutuhan peserta didik, rekruitmen peserta didik dan seleksi peserta didik baru yang
ada di Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar kecamatan Gisting kabupaten Tanggamus.
Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi manajemen peserta didik
di MA Mathla’ul Anwar, didapatkan bahwa pelaksanaan manajemen sudah berjalan
dengan baik dan sesuai dengan harapan serta tujuan yang didinginkan. Pelaksanaan
perencanaan peserta didik baru meliputi kegiatan analisis kebutuhan peserta didik,
rekruitmen peserta didik dan seleksi peserta didik. Adapun yang telah dilakukan oleh
MA Mathla’ul Anwar dalam menganalisis kebutuhan peserta didk adalah dengan
cara penentuan daya tampung sekolah dan evaluasi jumlah kelulusan peserta didik
tahun sebelumnya. Kegiatan tersebut dilakukan dengan rapat antara kepala
Madrasah, wakil kepala madrasah, guru dan staff yang ada mengenai penyusunan
kebutuhan peserta didik baru. Sementara manajemen rekruitmen penerimaan peserta
didik baru dilakukan dengan membentuk panitia PDB terlebih dahulu. Setelah panitia
terbentuk, maka selanjutnya membuat dan menyebarkan pengumuman PDB berupa
brosur dan banner, serta melakukan presentasi di SMP/MTs. Brosur disebarkan ke
SMP/MTs yang di sekitaran kecamatan Gisting, begitupun dengan presentasi dan
banner dipasang di depan sekolah dan tempat publik. Pendaftaran peserta didik
dibuka menjadi dua cara yaitu melalui tes dan jalur prestasi. Sedangkan seleksi
peserta didik melalui jalur tes dilakukan dengan seleksi tertulis, seleksi berkas dan
seleksi wawancara. Setelah semua proses selesai, calon peserta didik menunggu
pengumuman dari pihak sekolah tentang peserta didik baru yang dinyatakan
diterima. Untuk peserta didik jalur prestasi langsung melakukan pemberkasan saja
tanpa ada tes tulis dan wawancara.
Kata Kunci : Manajemen Peserta didik, MA Mathla’ul Anwar
v
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Hernando Hapit
NPM : 1611030207
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas : Tarbiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Impelementasi Manajemen Peserta Didik di
Madrasah Aliyah Mathlaul Anwar Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus” adalah
benar-benar merupakan hasil karya penyusun sendiri, bukan duplikasi ataupun saduran dari
karya orang lain kecuali pada bagian yang telah dirujuk dan disebut dalam footnote atau
daftar pustaka. Apabila dilain waktu terbukti adanya penyimpangan dari karya ini, maka
tanggungjawab sepenuhnya ada pada penyusun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.
Bandar Lampung, ................. 2020
Penulis,
Hernando Hapit
NPM. 1611030207
vi
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat: Jl, Letkol. H. Endero Suratmin Sukarame 1 Bandar Lampung. Telp (0721) 7034030
PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Implementasi Manajemen Peserta Didik di Madrasah Aliyah
Mathlaul Anwar Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus
Nama : Hernando Hapit
NPM : 1611030207
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
MENYETUJUI
Untuk dimunaqasyahkan dan dipertahankan dalam Sidang Munaqasyah
Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Raden Intan Lampung
Pembimbing I,
Dr. Umi Hijriyah, M.Pd
NIP. 19720215199703 2 004
Pembimbing II,
Dr. Hj. Eti Hadiati, M.Pd
NIP. 19640711199103 2 003
Mengetahui
Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Dr. Hj. Eti Hadiati, M.Pd
vii
NIP. 19640711199103 2 003
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat: Jl, Letkol. H. Endero Suratmin Sukarame 1 Bandar Lampung. Telp (0721) 7034030
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul : Impelementasi Manajemen Peserta Didik di Madrasah
Aliyah Mathlaul Anwar Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus disusun
oleh : HERNANDO HAPIT, NPM : 1611030207, Jurusan : Manajemen
Pendidikan Islam, telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan pada hari/tanggal: Rabu, 24 Juni 2020.
TIM MUNAQASYAH
Ketua Sidang : Dr. H. Subandi, MM (……………)
Sekretaris : Sri Purwanti Nasution, M.Pd (……………)
Pembahas Utama : Dr. H. Amirudin, M.Pd.I (……………)
Penguji Pendamping I : Dr. Umi Hijriyah, M.Pd (……………)
Penguji Pendamping II : Dr. Hj. Eti Hadiati (……………)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd
viii
NIP. 19640826198803 2 002
MOTTO
Artinya : “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap”.1 (Q.S. Al-Insyirah 6-8)
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung : Jabal. 2010), h.596
ix
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT dan dari hati yang
terdalam, penulisan skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku, bapak Andri dan ibu Elyana yang sangat aku hormati dan
aku cintai yang selalu menguatkanku dengan sepenuh hati merawatku,
memotivasiku dengan nasehat-nasehat yang luar biasa dan selalu mendoakanku
agar terus berada dijalannya. Semoga selalu berada dalam lindungan Allah SWT
dan mendapatkan keberkahan dalam setiap langkahnya.
2. Adik-adikku tersayang Perhanda Havit, Miranti Susan Wijaya, terima kasih atas
doanya serta dukungan yang begitu berharga bagi hidupku.
3. Keponakanku Haikal dan Ozzi yang selalu menghiburku dan menjadi
penyemangat di setiap hari-hariku terus menjadi anak yang pintar, soleh dan
berbakti kepada orang tua.
4. Kepada sahabat-sahabatku Edo, Ade, Rizki, Dewi, hipa terimakasih telah
menjadi keluarga dan penyemangat dalam hidupku.
5. Almamater tercinta angkatan 2016.
x
RIWAYAT PENDIDIK
Penulis dianugerahi nama Hernando Hapit oleh bapak Andri dan ibuku
Elyanana tercinta yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Dilahirkan
pada tanggal 28 april 1996 di Pangkal Pinang Bangka Belitung. Riwayat pendidikan
penulis adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan pertama di SDN 1 Pangkal pinang dan diselesaikan pada tahun 2010.
2. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan di MTs N 1 Tanggamus dan
diselesaikan pada tahun 2013.
3. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan di MA Mathlaul Anwar
Gisting diselesaikan pada tahun 2016.
4. Pada tahun yang sama 2016 penulis melanjutkan pendidikan pada Perguruan
Tinggi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung pada Fakultas
Tarbiyah dan keguruan jurusan Manajemen Pendidikan Islam.
5. Selama menjadi mahasiswa, penulis akif di kegiatan intra kampus Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) sampai dengan sekarang
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Impelementasi
Manajemen Peserta Didik di Madrasah Aliyah Mathlaul Anwar Kecamatan Gisting
Kabupaten Tanggamus. Skripsi ini ditulis merupakan bagian dan persyaratan untuk
menyelesaikan studi pendidikan program Strata Satu (S1) di fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung guna memperoleh Sarjana Pendidikan (S.Pd).
Penyusun menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan,
bantuan, saran dan kerjasama dari berbagai pihak, untuk itu penyusun berusaha
semaksimal mungkin untuk menyempurnakan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati dan rasa hormat, penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
2. Dr. Hj. Eti Hadiati, M.Pd selaku ketua jurusan Manajemen Pendidikan Islam
yang selalu memberi dukungan dan arahannya.
3. Dr. Umi Hijriyah, M.Pd, Selaku Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Dr. Hj. Eti Hadiati, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah banyak memberi
arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
xii
5. Dr. Hj. Eti Hadiati, M.Pd selaku ketua jurusan Manajemen Pendidikan Islam
yang selalu memberi dukungan dan arahannya.
6. Para dosen pengajar di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberi
wawasan kepada penulis.
7. Kepala Madrasah yang telah memberikan izin, informasi dan kerjasama
dalam terlaksananya penelitian ini.
8. Sahabat-Sahabatku almamater angkatan tahun 2016 yang selama ini menjadi
teman yang baik dalam bertukar informasi, berbagi keluh kesah serta
keceriaan.
Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya, penulis
mengucapkan terimakasih banyak semoga apa yang telah diberikan menjadi amal
yang soleh dari Allah swt. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi para akademisis
dan pembaca. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan
penulis dalam skripsi ini. Untuk itu kepada para pembaca kiranya dapat memberikan
masukan dan saran-saran guna melengkapi hasil penelitian ini.
Akhirnya, penulis berharap hasil penelitian ini akan menjadi sumbangan yang
berarti dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keIslaman di
abad modern ini.
Bandar Lampung, ................. 2020
Penulis,
Hernando Hapit
NPM. 1611030207
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iv
PENGESAHAN ............................................................................................ v
MOTTO ........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii
RIWAYAT PENDIDIK ............................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul .......................................................................... 1
B. Alasan Memilih Judul ................................................................... 2
C. Latar belakang masalah ................................................................. 3
D. Fokus masalah ............................................................................... 14
E. Rumusan masalah ........................................................................ 15
F. Tujuan penelitian ......................................................................... 15
G. Manfaat penelitian ...................................................................... 15
H. Metode Penelitian .......................................................................... 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen peserta didik ............................................................ 22
1. Pengertian Manajemen ........................................................... 22
2. Pengertian Peserta didik .......................................................... 25
3. Pengertian Manajemn Peserta didik ........................................ 28
B. Tujuan manajemen peserta didik ................................................... 30
C. Fungsi manajemen peserta didik .................................................. 32
D. Ruang lingkup manajemen peserta didik ...................................... 33
E. Penelitian yang relevan ................................................................. 49
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Temuan Umum Penelitian .......................................................... 51
1. Profil Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar ............................ 51
2. Visi dan misi ........................................................................... 52
xiv
3. Keadaan peserta didik ........................................................... 53
4. Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan ......................... 54
5. Keadaan sarana dan prasarana .............................................. 55
B. Manajemen Peserta didik di MA Mathla’ul Anwar ................... 55
1. Analisis Kebutuhan peserta didik ......................................... 55
2. Rekruitmen peserta didik ...................................................... 57
3. Seleksi manajemen peserta didik .......................................... 59
BAB IV ANALISIS PENELITIAN .............................................................. 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 70
B. Rekomendasi ............................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xv
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. 1991, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta,
Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2007, Jakarta, Raja Grafindo
Persada
Departemen Agama RI, 2010, Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung, Penerbit Jabal
Imron Ali, 2011, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta, Bumi
Aksara
M Amrin Tatang, 2010, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta, UNY Press
M. Karebet Widjajakusuma dan M. Ismail Yusanto, 2002, Pengantar Manajemen
Syariat, Jakarta, Khairul Bayan
Mulyana Dedy, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja
Rosdakarya
Mulyasa, 2004, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi,
Bandung, Rosda Karya
Mulyono, 2008, Manajemen Adminstrasi dan Organisasi Pendidikan, Yogyakarta,
Ar-Ruzz Media
Nawawi Hadari, 1996, Penelitian Terapan, Yogyakarta, Gajah Mada University
Press
Nurdin, Syafruddin. 2016, Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada
Prayitna, 2001, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan Konseling di Sekolah,
Jakarta, Rieneka Cipta
Prihatin Eka, 2011, Manajemen Peserta Didik, Bandung, Alfabeta
Priansa Donni Juni, 2015, Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran.
Bandung, Alfabeta
Qomar Mujamil, 2010, Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta, Erlangga
Rohiat, 2009. Manajemen Sekolah-Teori Dasar dan Praktik, Bandung, Refika
Aditama
Salim dan Syahrum, 2012, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung, Ciptapustaka
Media.
xvi
Sudrajat, A. (2010). Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik.
(https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-manajemen peserta
didik/) di akses 10 Maret 2020
Sugiyono, 2015, Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung,
Alfabeta
Suhardan Dadang, 2009, Manajemen Pendidikan, Bandung, Alfabeta
Sulistyorini, 2009, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan Aplikasi,
Yogyakarta,Teras
Syafaruddin, 2005 Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta, Ciputat Pers
Tim Dosen Administrasi Pendidikan, 2010, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: FIP
UPI
Tim Dosen Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, Manajemen
Pendidikan, Bandung, Alfabeta
Tim, UU RI no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2006, Bandung,
Fokusmedia
Usman Husaini, 2006, Manajemen: Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, Jakarta,
Bumi Aksara
Sudrajat, A. (2010). Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik.
(https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/1 4/konsep-dasar-manajemen-
peserta-didik/) di akses 10 Maret 2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Untuk menghindari salah pengertian penggunaan istilah dalam judul
skripsi ini, maka dipandang perlu penulis untuk menjelaskan secara singkat
pengertian judul skripsi “ Implementasi manajemen peserta didik di MA
Mathla’ul Anwar”, perlu dijelaskan terlebih dahulu pengertian masing-masing
istilah tersebut sebagai berikut :
Implementasi menurut Nurdin Usman, adalah : “aktivitas, aksi, tindakan
atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi
suatu kegiatan yang terencana untuk mencapai tujuan kegiatan”. 1 Sedangkan
menurut Syafruddin Nurdin, implementasi adalah : “pelaksanaan, penerapan”.2
Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa kata implementasi
merupakan mekanisme atau suatu sistem suatu kegiatan yang terencana, sebagai
aktifitas yang dilakukan secara sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan kegiatan.
Manajemen Peserta didik adalah : seluruh proses kegiatan yang sudah
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan pembinaan dilakukan secara
terus menerus terhadap seluruh peserta didik dalam lembaga yang bersangkutan
agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien.3
1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta : Grasindo, 2002),
h. 70 2 Syafruddin Nurdin. Kurikulum dan pembelajaran. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2016). h. 64 3 Badrudin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta : Indeks, 2014) h. 20
2
Madrasah Aliyah adalah sekolah berciri kah Islam. Madrasah Aliyah
Mathla’ul Anwar merupakan sekolah setara tingkat menengah atas yang berstatus
swasta. Madrasah ini berstatus yayasan milik perorangan, yang juga
menyelenggarakan jenjang pendidikan mulai dari Madrasah Ibtidaiyah (setingkat
SD), Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) dan Madrasah Aliyah (setingkat
SMA) berlokasi di wilayah Kecamatan Gisting kabupaten Tanggamus.
B. Alasan Memilih Judul
Adapun alasan penulis memilih judul ini sebagai berikut :
1. Manajemen peserta didik merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dipelajari dan dipahami dalam sebuah organisasi terutama di sekolah
ataupun madrasah. Keberadaan Manajemen peserta didik sangat
bepengaruh terhadap visi dan misi dari madrasah atau sekolah yang
menyelenggarakan proses pembelajaran.
2. Pokok bahasan ini sangat relevan dengan disiplin ilmu yang penulis
pelajari di fakultas Tarbiyah Dan Keguruaan Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam (MPI) literatur dan bahan-bahan yang mendukung dalam
penelitian lapangan ini banyak tersedia. Selain itu lokasi yang terjangkau
oleh penulis dalam melakukan penelitian akan mempermudah penulis
dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk menyelesaikan
skripsi ini.
3
C. Latar Belakang Masalah
Kualitas sumber daya manusia suatu negara merupakan hal pokok yang
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Pada zaman ini termasuk
Indonesia, perubahan di berbagai bidang merupakan dampak nyata yang dirasakan
oleh seluruh masyarakat. Pengaruh dari adanya globalisasi, perkembangan
teknologi dan informasi menuntut masyarakatnya untuk selalu dapat berfikir kritis
dan tanggap dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai langkah dalam mencapai
pemikiran manusia yang kritis dan rasional, maka aspek pendidikan merupakan
faktor penting yang harus diperhatikan. Pendidikan merupakan usaha nyata dalam
memperoleh pengetahuan yang diperlukan bagi seluruh warga negara. Melalui
pendidikan, setiap warga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
mengembangkan seluruh potensi yang ada di dalam dirinya, sehingga pada
akhirnya nantinya dapat dimanfaatkan untuk mencapai pembangunan nasional dan
kemajuan bangsa untuk menciptakan kesejahteraan warga negaranya.
Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi, tanpa
pendidikan suatu kelompok tidak dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-
citanya untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup
mereka. Pendidikan dapat diperoleh dimana saja, baik di lingkungan keluarga,
masyarakat, maupun sekolah. Pendidikan merupakan salah satu usaha
meningkatkan kualitas pengembangan hidup manusia melalui pengembangan
potensi yang mereka miliki. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu sistem
dari keseluruhan yang terpadu dari satuan kegiatan proses belajar mengajar yang
berkaitan dengan satu sama lainnya dalam mencapai tujuan. Pengertian lain
4
tentang pendidikan disebutkan dalam Undang-Undang SISDIKNAS No 20 tahun
2003 pasal 1 ayat 1 yang menjelaskan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan
negara”.4
Dengan demikian, pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap
masyarakat yang dilakukan dalam keadaan sadar dan terencana, karena hal
tersebut menyangkut masa depan suatu bangsa. Oleh karena itu kemajuan dalam
bangsa terletak dari kualitas sumber daya manusianya serta peningkatan pada
kualitas manusianya hanya bisa dibina melalui proses pendidikan. Kualitas
sumber daya manusia yang terdidik tentu akan berbeda dengan yang tidak
terdidik, firman Allah SWT :
Artinya : “ (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan
berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan
rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran”.5 (Q.S. Az-Zumar : 9)
4 Pasal 1 ayat (1) UU RI no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2006,
(Bandung : Fokusmedia, 2006), h. 2 5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung : Jabal. 2010), h. 459
5
Sekolah merupakan tempat untuk melaksanakan pendidikan secara formal.
Pada zaman modern seperti sekarang ini, peran sekolah menjadi sangat penting
dalam mencetak generasi muda yang memiliki kepribadian yang baik serta
kompetensi yang mampu bersaing secara global. Selain itu peran lain dari sekolah
adalah mencetak lulusan yang siap melakukan proses pembangunan di
masyarakat. Sedangkan pembangunan di Indonesia sendiri lebih menekankan
pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada. Dan salah satu cara untuk
meningkatkan SDM adalah melalui pendidikan, yang dimana salah satunya
didapatkan di sekolah. Hal ini merupakan kesinambungan dan saling berkaitan
satu sama lain. Melalui pendidikan diharapkan peserta didik nantinya menjadi
masyarakat yang mempunyai kemampuan akademik yang baik, sikap profesional
dan kepemimpinan, serta kemampuan kompetensi yang mumpuni sehingga dapat
Melaksanakan pembangunan di Indonesia.
Mengingat bahwa peserta didik merupakan salah satu elemen penting
dalam pendidikan dan merupakan sasaran utama dalam peningkatan kualitas
pendidikan yang nantinya akan berkontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas
hidup bagi masyarakat suatu bangsa melalui peningkatan kualitas sumber daya
manusia serta peningkatan derajat sosial masyarakat bangsa, maka peserta didik
perlu dikelola, diatur, ditata, dikembangkan dan diberdayakan agar dapat menjadi
produk pendidikan yang bermutu, baik ketika peserta didik itu masih berada
dalam lingkungan madrasah, maupun setelah berada dalam lingkungan
masyarakat. Untuk itulah diperlukan adanya manajemen kepeserta didikan.
6
Islam merupakan agama yang sangat konsen untuk memotivasi umatnya
untuk menimba ilmu/belajar bukan hanya bekerja dan berjihad saja. Hal ini
tergambar lewat firman Allah Swt. dalam Alquran Surat At-Taubah/9: 122 yang
berbunyi:
Artinya : “tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”6.
Dengan demikian ayat ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu merupakan
keniscayaan, dan seandainya bila terjadi sebuah peperangan disebuah Negara
maka para pelajar dianjurkan untuk tetap melanjutkan pendidikannya dengan baik.
Selanjutnya bagi orang-orang yang telahmenyelesaikan pendidikannya dengan
baik, dianjurkan untuk berjihad di medan perang atau berjihad di medan
pendidikan lewat perannya sebagai pengajar/pendidik.
Selanjutnya manajemen kepeserta didikan merupakan pengelolaan
kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari awal masuk (bahkan
sebelum masuk) hingga akhir (tamat) dari lembaga pendidikan.7 Manajemen
6
7 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 141.
7
kepeserta didikan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kepeserta didikan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar,
tertib, teratur serta mampu mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Untuk melaksanakan pendidikan formal yang berbentuk persekolahan
tidak terlepas dari adanya pengelolaan sekolah di dalamnya. Pengelolaan sekolah
adalah mengatur agar seluruh potensi sekolah berfungsi secara optimal dalam
mendukung tercapainya tujuan sekolah. Pengaturan yang dilakukan yaitu mulai
dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.
Rangkaian pengaturan tersebut diterapkan pada semua bidang garapan manajemen
sekolah. Pengelolaan sekolah meliputi beberapa bidang garapan, yaitu manajemen
kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen pendidik dan tenaga
kependidikan, manajemen sarana dan prasarana pendidikan, manajemen tata
laksana sekolah, manajemen pembiayaan, pengorganisasian sekolah, serta
hubungan sekolah dengan masyarakat.
Manajemen peserta didik menduduki posisi strategis karena sentral
layanan pendidikan tertuju kepada peserta didik. Manajemen peserta didik yang
baik akan menghasilkan out put yang berkualitas. Maka dari itu lembaga
pendidikan hendaknya mengatur dan mengelola peserta didik dengan baik agar
peserta didik dapat belajar dengan efektif dan efisien sehingga menghasilkan
lulusan yang berkualitas dan dapat memenuhi tujuan pendidikan serta relevan
dengan tujuan pendidikan.
Manajemen merupakan sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
8
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lain secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan. Manajemen merupakan sebuah proses kerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Walaupun Alquran secara khusus tidak menyebutkan istilah
manajemen, akan tetapi menyinggung istilah manajemen dengan menggunakan
kalimat yudabbiru, mengandung arti mengarahkan, melaksanakan, menjalankan,
mengendalikan, mengatur, mengurus dengan baik, mengkoordinasikan, membuat
rencana yang telah ditetapkan.8
Perencanan dalam organisasi sangat esensial, karena dalam kenyataannya
perencanaan memegang peranan lebih dibanding fungsi manajemen lainnya.
Planning atau sering kita sebut perencanaan merupakan tindakan memilih dan
menghubung-menghubungkan kenyataan yang dibayangkan serta merumuskan
tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Firman Allah SWT :
8 M. Karebet Widjajakusuma dan M. Ismail Yusanto, Pengantar Manajemen Syariat
(Jakarta: Khairul Bayan, 2002), h. 15.
9
Artinya: “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu”9 (Q.S. As-Sajdah : 5)
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah
pengatur alam (al-Mudabbir/manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti
kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang
diciptakan Allah Swt telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus
mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah
mengatur alam raya ini. Bila memperhatikan pengertian manajemen di atas maka
dapatlah dipahami bahwa manajemen merupakan sebuah proses pemanfaatan
semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya, agar
tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efesien, dan produktif.
Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam meningkatkan mutu
pendidikan adalah dengan melakukaan pengelolaan yang baik pada peserta didik
agar sesuai dengan harapan masyarakat yaitu menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas. Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan
(sekolah) akan sangat bergantung kepada manajemen dan komponen-komponen
pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan,
tenaga pelaksana, dan sarana prasarana. Manajemen merupakan komponen
integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan,
tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara
optimal, efektif dan efisien.
9 Departemen Agama RI, Op.,Cit. h. 415
10
Komponen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa
pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subyek
sekaligus obyek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu, keberadaan peserta didik tidak
hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian
dari kebermutuan pelembagaan pendidikan (sekolah). Artinya, bahwa dibutuhkan
manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu
sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta
didik.
Manajemen peserta didik menurut Mulyono merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan
secara berkesinambungan terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti
proses belajar mengajar (PBM) dengan efektif dan efisien.10
Menurut Tim Dosen
Administrasi pendidikan, kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan dirinya
tentu saja beragam dalam hal pemrioritasan, seperti disatu sisi para peserta didik
ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan teman sebayanya.11
Bahkan ada juga
peserta didik yang ingin sukses dalam segala hal. Oleh karena itu, diperlukan
layanan bagi peserta didik yang dikelola dengan baik. Manajemen peserta didik
berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut, mulai dari peserta
didik tersebut menyelesaikan studi di sekolah tersebut.
10
Mulyono, Manajemen Adminstrasi dan Organisasi Pendidikan, ( Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media, 2008), h. 178 11
Tim Dosen Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 204.
11
Ahmadi berpendapat bahwa peserta didik adalah sosok manusia sebagai
individu/pribadi.12
Individu diartikan seseorang yang tidak tergantung dari orang
lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan
tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri. Kebutuhan
peserta didik dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal
pemrioritasan, seperti disatu sisi para peserta didik ingin sukses dalam hal
prestasi akademiknya, disisi lain juga ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan
teman sebayanya. Bahkan ada juga peserta didik yang ingin sukses dalam segala
hal. Oleh karena itu, diperlukan layanan bagi peserta didik yang dikelola dengan
baik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang
baik, mulai dari peserta didik tersebut mendaftarkan diri ke sekolah sampai
peserta didik tersebut menyelesaikan studi di sekolah tersebut.
Kesadaran tentang mutu pendidikan dewasa ini semakin meningkat. Hal
ini dapat dilihat dari keseriusan berbagai institusi pendidikan untuk semakin
meningkatkan daya saing, efektivitas, mengoptimalisasikan peluang kolaborasi,
pelayanan, akuntabilitas, dan transparasinya. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan jika peningkatan mutu telah banyak mendapat kepedulian dan
perhatian yang serius dari pemerintah maupun pihak yang berkepentingan dalam
dunia pendidikan pada khususnya Madrasah Aliyah (MA).
Kecenderungan masyarakat terhadap pendidikan madrasah, umumnya
masih didominasi oleh masyarakat menengah ke bawah belum secara menyeluruh
menyentuh masyarakat yang secara ekonomi mampu (menengah keatas).
12
Rohiat, Manajemen Sekolah-Teori Dasar dan Praktik (Bandung: Refika Aditama,
2009), h. 205.
12
Penyebabnya adalah madrasah di pandang sebagai lembaga pendidikan yang
kurang berkualitas atau bermutu bila dibandingkan dengan sekolah umum lainnya.
Akan tetapi, anggapan itu tidak semuanya benar. Banyak diantara madrasah yang
berhasil mengembangkan lembaganya bahkan lebih unggul dan sederajat dengan
sekolah-sekolah unggul lainnya seperti MA Mathaul Anwar yang berada di
kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.
Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar merupakan satu-satunya madrasah
setingkat sekolah menengah atas yang ada di wilayah kecamatan Gisting. Sebagai
sebuah yayasan, Mathla’ul Awar telah menyelenggarakan pendidikan dari tingkat
Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Namun
demikian, di wilayah kecamatan Gisting pula telah ada pendidikan menengah atas
lainnya seperti, SMK Muhammadiyah, SMA Xaverius, SMA Bhakti dan lain
sebagainya. Sebagai satu-satunya Madrasah Aliyah setingkat sekolah menengah
atas, MA Mathla’ul Anwar mengalami perkembangan yang cukup pesat dari
tahun ketahun, baik dari segi pertambahan jumlah peserta didiknya maupun
sarana gedung pembelajaran yang dimilikinya.
Dari data awal yang penulis dapatkan, dapat diketahui bahwa secara
umum mengenai manajemen peserta didik telah dilaksanakan dan di evaluasi
setiap tahunnya. Dalam hal perencanaan peserta didik misalnya, pihak madrasah
selalu berkoordinasi dengan pihak yayasan, baik mengenai jumlah peserta didik
baru yang akan diterima, maupun kriteria apa saja yang harus dipenuhi oleh calon
peserta didik baru tersebut. Tindakan ini dilakukan, dikarenakan jumlah peserta
13
didik baru tersebut harus sesuai dengan daya tampung jumlah ruang kelas yang
dimiliki oleh madrasah.13
Lain dari pada itu senada dengan yang disampaikan oleh bapak Totong
selaku waka kepeserta didikan menjelaskan bahwa pihak madrasah dan yayasan
selalu melakukan koordiansi disetiap penerimaan peserta didik baru, pihak
yayasan selalu berupaya melakukan penambahan ruang kelas disetiap tahunnya
untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran.14
Proses kegiatan belajar
mengajar dilakukan pada pagi hari dimulai pukul 07.15 wib sampai dengan pukul
14.00.
Dari latar belakang diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian di
Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar karena melihat dari perkembangannya,
madrasah ini telah mengalami perkembangan yang cukup bagus dalam kurun
waktu beberapa tahun belakangan ini, baik mengenai jumlah peserta didiknya
maupun keadaan fasilitas-fasilitas pendukung yang dimilikinya. Hal inilah yang
melatar belakangi peningkatan pendidikan yaitu dengan adanya pelaksanaan
sistem dari manajemen peserta didik yang baik di MA Mathaul Anwar ini juga
melakukan pembenahan-pembenahan dalam sistem manajemen, khususnya di
bidang manajemen peserta didik sehingga dalam penelitian ini penulis terfokus
untuk mengetahui lebih lanjut tentang pelaksanaan manajemen peserta didik di
MA Mathla’ul Anwar mulai dari sistem penerimaan peserta didik baru,
13
Wawancara, Fahruri, Kepala Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar, Tanggal 20
Desember 2019. 14
Wawancara, Totong, Wakil kepala Kesiswaan Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar,
Tanggal 20 Desember 2019.
14
pembinaan peserta didik, hingga peserta didik menyelesaikan studi dan
meninggalkan madrasah.
D. Fokus Masalah
Agar permasalahan dapat dikaji secara mendalam, dan agar tidak terjadi
perluasan permasalahan serta untuk mempertajam dan mempermudah dalam
menganalisis data, maka masalah dalam penelitian ini perlu memiliki batasan-
batasan yang jelas sehingga dapat memfokuskan perhatian secara seksama pada
permasalahan yang hendak diteliti. Adapun masalah yang berkaitan dengan
manajemen peserta didik adalah : perencanaan peserta didik baru, penerimaan dan
pembinaan.15
Dikarenakan banyaknya hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
manajemen pserta didik, maka penulis hanya membahas mengenai perencanaan
peserta didik baru saja.
Fokus penelitian adalah pemusatan konsentrasi pada tujuan dari penelitian
yang akan dilakukan. Adapun fokus penelitian ini adalah manajemen peserta didik
yang ada di Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar kecamatan Gisting kabupaten
Tanggamus. Adapun sub fokus dalam penelitian ini hanya terbatas pada
manajemen perencanaan peserta didik baru saja, yang meliputi :
1. Analisis kebutuhan peserta didik.
2. Rekruitmen peserta didik.
3. Seleksi peserta didik.16
15
Desi Eri Kusumaningrum dkk, Manajemen Peserta Didik, (Depok : Rajawali Pers :
2019) h. 5 16
Dadang Suhardan, Manajemen Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 209
15
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana implementasi pelaksanaan perencanaan peserta didik di MA
Mathla’ul Anwar Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus”?
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen perencanaan peserta didik yang
meliputi analisis kebutuhan peserta didik, rekruitmen dan seleksi peserta
didik baru yang ada di MA Mathla’ul Anwar kecamatan Gisting kabupaten
Tanggamus.
2. Untuk mengetahui implementasi dari manajemen perencanaan peserta
didik baru yang ada di MA Mathla’ul Anwar kecamatan Gisting kabupaten
Tanggamus.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun
praktis. Dalam melakukan suatu penelitian yang dilakukan pasti akan memberikan
manfaat bagi yang melakukan penelitian dan bagi juga orang terlibat dalam
penelitian itu. Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Untuk mengembangkan pengetahuan dan keilmuan dalam manajemen
pendidikan, sehingga akan bermanfaat bagi program studi Manajemen
16
Pendidikan, khususnya dalam mengembangkan wawasan dan materi
dalam bidang manajemen.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengetahuan,
dan pengalaman terkait ilmu tentang bagaimana mengatur kelas dan
peserta didik.
b. Bagi sekolah MA Mathla’ul Anwar kecamatan Gisting kabupaten
Tanggamus, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
efektivitas pelaksanaan manajemen peserta didik pada masa yang akan
datang.
c. Bagi prodi Manajemen Pendidikan Islam, dari hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah masukan atau input dan dapat digunakan
sebagai pendukung refrensi bagi perpustakaan dan pihak (mahapeserta
didik) yang ingin mengadakan penelitian.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian dengan menggunakan model pendekatan
penelitian kualitatif. Sebagaimana dijelaskan oleh Burhan Bungin, penelitian
kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi,
situasi, atau variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi suatu objek
17
penelitian, kemudian menarik kepermukaan sebagai suatu ciri atau gambaran
tentang kondisi, situasi atau variabel tertentu.17
Peneliti akan berusaha untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai
kondisi dan situasi yang berkaiatan. Sedangkan apabila ditinjau dari objek yang
akan diteliti, penelitian ini termasuk kepada penelitian lapangan (field research),18
dimana peneliti akan turun secara langsung untuk melakukan penelitian mengenai
implementasi manajemen peserta didik di madrasah aliyah Mathla’ul Anwar
kecamatan Gisting kabupaten Tanggamus. Dengan cara ini diharapkan hasil dari
penelitian langsung ini mendapatkan gambaran yang valid dengan keadaan yang
sebenarnya.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang berupa hasil wawancara dengan
kepala madrasah, wakil kepala kepeserta didikan, kepala TU dan guru
dalam melakukan observasi dan dokumentasi di madrasah aliyah
Mathla’ul Anwar kecamatan Gisting kabupaten Tanggamus. Untuk itu
yang menjadi data primer dalam penelitan ini adalah data yang berupa
catatan lapangan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi yang secara
langsung dilakukan oleh peneliti terhadap objek dan subjek penelitian
dimaksud.
17
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007), h. 48. 18
Penelitian lapangan (field research) adalah salah satu jenis penelitian terapan yang
memfokuskan diri berada langsung pada obyeknya, terutama dalam usaha mengumpulkan data
dan berbagai informasi. Lihat Hadari Nawawi dkk, Penelitian Terapan (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1996), h. 24.
18
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya. Data sekunder yang penulis maksud dalam penelitian ini data
yang terdapat dalam madrasah aliyah Mathla’ul Anwar kecamatan Gisting
kabupaten Tanggamus, seperti data guru, keadaan sarana pendidikan dan
lain-lain.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara/Interview
Interview adalah komunikasi antara dua orang, dengan melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan
tertentu.19
Jenis wawancara yang digunakan yaitu wawancara tak
berstruktur. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang sifatnya
bebas, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data yang
diperlukan. Pedoman yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.20
Metode wawancara penulis
pergunakan untuk mengetahui serta memperoleh data-data yang
dibutuhkan terkait status lembaga pendidikan tersebut, struktur organisasi
yang ada di dalamnya, maupun pertanyaan-pertanyaan seputar rumusan
masalah dalam penelelitian ini mengenai implementasi manajemen peserta
19
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2004), h. 180. 20
Sugiyono, Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2015), h.235
19
didik yang ada di madrasah aliyah Mathla’ul Anwar kecamatan Gisting
kabupaten Tanggamus.
b. Observasi
Nasution dalam Sugiyono mengatakan bahwa, observasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi.21
Metode ini digunakan untuk mengamati secara
langsung tentang implementasi manajemen perencanaan peserta didik baru
di madrasah aliyah Mathla’ul Anwar kecamatan Gisting kabupaten
Tanggamus.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya sesaat dari
seseorang.22
Dokumentasi digunakan untuk melengkapi dan mengoreksi
data yang diperoleh dari interview dan observasi agar tidak diragukan
validasinya.
4. Analisa Data
Setelah data informasi yang diperlukan terkumpul selanjutnya dianalisis
dalam rangka menemukan hasil penelitian. Analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengumpulkan data dalam pola, kategori dan satuan urian
21
Ibid, hlm. 226 22
Ibid, hlm.240
20
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotes kerja seperti
yang disarankan oleh data.
Salim dan Syahrum mengutip dari Bogdan dan Biklend menjelaskan
bahwa analisis data adalah proses dan mencari, mengatur secara sistematis
transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan lain yang telah dikumpulkan
untuk menambah pemahaman sendiri memungkinkan temuan tersebut dilaporkan
kepada pihak lain. Data yang telah diorganisasikan kedalam suatu pola dan
membuat kategorinya. Maka data diolah menggunakan analisis data model Miles
dan Huberman.23
a. Reduksi Data: Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data
“kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi
data berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung.
b. Penyajian Data : Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi
tersususn yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data
berbentuk teks naratif diubah menjadi berbagai brntuk jenis matriks,
grafiks, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih
sehingga peneliti dapat mengetahui apa yang terjadi untuk menarik
kesimpulan.
23
Salim dan Syahrum, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Cipta Pustaka Media,
2012) h. 147-150.
21
c. Menarik Kesimpulan/verfikasi: Setelah data disajikan yang juga dalam
rangkaian analisis data, maka proses selanjutnya adalah penarikan
kesimpulan atau verfikasi data. Dalam tahap analisis data, kesimpulan
pada tahap pertama besrsifat longgar, tetap terbuka dan belum jelas
kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar lebih kokoh
seiring bertambahnya data sehingga kesimpulan menjadi suatu konfigurasi
yang utuh. Kesimpulan final akan didapatkan seiring bertambahnya data
sehingga kesimpulan menjadi suatu konfigurasi yang utuh
Gambar. 01
Tahapan Alur Penelitian
Pengumpulan
Data
Reduksi Data
Display
Data
Kesimpulan/Verifikasi
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Peserta Didik
1. Pengertian Manajemen
Secara etimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari
management. Kata management sendiri berasal dari kata manage atau
magiare yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dalam
pengertian manajemen, terkandung dua kegiatan ialah kegiatan berpikir
(mind) dan kegiatan tingkahlaku (action).1
Manajemen dalam kamus besar bahasa Indonesia, diartikan proses
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
Penggunaan manajemen dalam praktek tidak lepas dari istilah
administrasi, sehingga manajemen sangat berkaitan dengan administrasi.
Dalam istilah manajemen terdapat tiga pandangan yang berbeda berkaitan
dengan administrasi: pertama, mengartikan administrasi lebih luas dari
pada manajemen (manajemen merupakan inti dari administrasi). Kedua,
melihat manajemen lebih luas dari pada administrasi, dan yang ketiga
adalah pandangan yang beranggapan bahwa manajemen identik dengan
administrasi.2
1 Donni Juni Priansa. Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran. (Bandung:
Alfabeta. 2015). h: 30 2 Ahmad Muthohar, AR, Ideologi Pendidikan Pesantren, (Semarang, Pustaka Rizki Putra,
2002), h. 19
23
Thoha berpendapat bahwa manajemen diartikan sebagai suatu
proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha orang lain.3 Nawawi juga
berpendapat bahwa manajemen adalah kegiatan yang memerlukan kerja
sama orang lain untuk mencapai suatu tujuan. 4Dengan demikian dalam
manajemen tidak dikenal kerja sendiri, tetapi kerja sebuah tim walaupun
diketuai oleh seorang pemimpin.
Sementara itu menurut Siagian manajemen adalah suatu
keterampilan atau kemampuan untuk mendapatkan hasil dalam rangka
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.5 Manajemen merupakan
kemampuan untuk mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan
dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber daya lain.
Manajemen adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan.6 Dari pendapat tersebut dapat
dijelaskan bahwa manajemen merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
yang dilakukan oleh sekelompok orang yang didasarkan atas aturan
tertentu dalam rangka mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa manajemen merupakan
suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
didasarkan atas aturan tertentu dalam rangka mencapai tujuan tertentu
secara efektif dan efisien.
3 Miftah Thoha, Kemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta : Raja Grafindo Parsada,
1995), h. 8. 4 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan (Jakarta : Jahi Masagung, 1993), h.13
5 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta : Bumi Aksara,
2011), h. 4. 6 Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktek dan Riset Pendidikan (Jakarta : Bumi
Aksara, 2006), h. 6
24
Alquran dijadikan sebagai sumber pendidikan Islam maupun ilmu-
ilmu lainnya termasuk manajemen pendidikan Islam disebabkan karena
Alquran memiliki nilai absolut yang diturunkan dari Allah Swt. Allah Swt.
yang menciptakan manusia dan dia pulalah yang mendidik manusia,
sehingga kandungan mengenai pendidikan telah termaktub dalam wahyu-
wahyu-Nya. Tidak ada satu pun persoalan, termasuk persoalan manajemen
pendidikan Islam yang luput dari jangkauan Alquran. Allah Swt.
berfirman dalam Surat Al-An’am/6 ayat 38 yang berbunyi :
Artinya :”dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-
burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat
(juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam
Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”.7
Selanjutnya Allah Swt. berfirman dalam Surat An-Nahl/16 ayat 89
yang berbunyi:
7 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung : Jabal. 2010), h.132
25
Artinya : “(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-
tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan
Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh
umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran)
untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan
kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”.8
Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa pendidikan Islam cukup digali
dari sumber autentik Islam yaitu Alquran. Nilai esensi dalam Alquran
selamanya abadi dan selalu relevan pada setiap waktu dan zaman, tanpa
ada perubahan sama sekali. Perubahan dimungkinkan hanya menyangkut
masalah interpertasi mengenai nilai-nilai instrumental dan menyangkut
masalah teknik perasional. Pendidikan Islam yang ideal harus sepenuhnya
mengacu pada nilai dasar Alquran, tanpa menghindarinya.
2. Pengertian Peserta didik
Peserta didik menurut ketentuan umum undang-undang RI No 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui peroses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu. Peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk
menempuh ilmu cita-cita dan harapan masa depan.9
Oemar Hamalik mendefinisikan peserta didik sebagai suatu
komponen masukan dalam sistem pendidikan yang selanjutnya diproses
8 Ibid. h. 277
9 Ali Imron, Op.,Cit, h. 5
26
dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 10
Abu Ahmadi berpendapat
bahwa peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu/ pribadi.
Individu diartikan orang seorang tidak tergantung dari orang lain, dalam
arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri atau tidak
dipaksa dari luar, serta memiliki sifat-sifat dan keinginan sendiri.11
Sementara itu, peserta didik dalam pemaknaan regulasi
kependidikan adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.12
Peserta didik dalam bahasa Inggris
dinamakan dengan istilah “Student”. A student is a person who is learning
to fulfill and to find ways of using them in the service of mankind. 13
Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar yang perlu
dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis
sehingga bermanfaat untuk kehidupan manusia. Menurut Oemar Hamalik,
peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem
pendidikan yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan sehingga
menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.14
10
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. Alfabeta.
(Bandung: 2014). h. 205 11
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 4 12
Pasal 1 ayat (4) UU RI no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2006,
(Bandung: Fokusmedia, 2006), h. 3 13
Library of Congress Cataloging-in-Publication Data, The World Book Dictionary,
(Chicago: World Book, Inc, 2006). E-book (diakses 28 Desember 2019) 14
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 5
27
Kata siswa dapat disebut juga dengan peserta didik. Abu Ahmadi
menjelaskan bahwa peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang
memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa,
guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat
manusia, sebagai warga Negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai
suatu pribadi atau individu.15
Dalam pendidikan Islam peserta didik disebut dengan istilah
muta’allim, mutarabbi dan muta’addib. Muta’allim adalah orang yang
sedang diajar atau orang yang sedang belajar. Muta’allim erat kaitannya
dengan mua’allim karena mua’allim adalah orang yang mengajar,
sedangkan muta’allim adalah orang yang diajar. Mutarabbi adalah orang
yang dididik dan orang yang diasuh dan orang yang dipelihara. Sedangkan
Muta’addib adalah orang yang diberi tata cara sopan santun atau orang
yang dididik untuk menjadi orang baik dan berbudi
Dari pengertian-pengertian diatas, bisa dikatakan bahwa peserta
didik adalah orang/individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya agar tumbuh dan
berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima
pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya. Peserta didik mempunyai
sebutan yang berbeda-beda pada masing-masing jenjang. Pada taman
kanak-kanak biasa disebut dengan anak didik. Pada jenjang pendidikan
dasar menengah disebut siswa. Sedangkan pada jenjang pendidikan tinggi
15
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991),
h. 26.
28
disebut mahasiswa. Disamping sebutan tersebut masih ada sebutan lain
bagi peserta didik yaitu : murid, santri, dan sebagaianya.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
peserta didik merupakan anggota masyarakat yang mendapatkan
pelayanan pendidikan menurut minat, bakat, keahlian dan kemampuannya
sehingga tumbuh menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional, dan berkembang sesuai dengan potensi yang ada
dalam dirinya meliputi aspek afektif, koognitif, dan psikomotoriknya.
Sebutan “peserta didik” tersebut diberikan kepada :
a. Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dengan satuan pendidikan
yang meliputi SD, MI atau bentuk lain yang sederajat serta pendidikan
dasar lanjutan yang berbentuk SMP dan MTs atau bentuk lain yang
sederajat;
b. Peserta didik pada jenjang pendidikan menengah, dengan satuan
pendidikan meliputi SMA, SMK, MA, dan MAK atau bentuk lain
yang sederajat.
3. Pengertian manajemen peserta didik
Dengan menggabungkan dua kata dasar yaitu “manajemen dan
peserta didik” tersebut, maka manajemen peserta didik dapat dirumuskan
sebagai penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan
peserta didik mulai dari masuk sampai keluarnya peserta didik tersebut
29
dari suatu lembaga pendidikan (sekolah).16
Pengaturan itu dimaksudkan
untuk memberikan layanan sebaik-baiknya bagi peserta didik agar mereka
merasa nyaman dan betah mengikuti seluruh program sekolah.
Manajemen peserta didik diartikan sebagai usaha pengaturan
terhadap peserta didik mulai dari peserta didik masuk sekolah sampai
dengan mereka lulus sekolah. Knezevich (1961) mengartikan manajemen
peserta didik atau pupil personnel administration sebagai suatu layanan
yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan
siswa di kelas dan di luar kelas seperti : pengenalan, pendaftaran, layanan
individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat,
kebutuhan sampai ia matang di sekolah.17
Sedangkan menurut Mulyasa menyebutkan bahwa manajemen
peserta didik adalah : penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik mulai masuk sampai mereka lulus dari
suatu sekolah.18
Sukarti Nasihin dan Sururi menjelaskan, manajemen
peserta didik juga dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap
peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai
dengan mereka lulus.19
16
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi (Bandung
: Rosda Karya, 2004), h. 46. 17
Sudrajat, A. (2010). Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik.
(https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/1 4/konsep-dasar-manajemen-peserta-didik/) di
akses 10 Maret 2020 18
Mulyasa, Op.,Cit, h. 45-46. 19
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan ( Bandung:
Alfabeta, 2012), h.205.
30
Manajemen peserta didik menurut Mulyono merupakan seluruh
proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta
pembinaan secara berkesinambungan terhadap seluruh peserta didik agar
dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) dengan efektif dan
efisien.20
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa manajemen peserta didik
adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja, mulai dari pengaturan, pengawasan, pembinaan secara
berkelanjutan terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan
yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan
efektif dan efisien dari mulai masuk sampai mereka lulus dari lembaga
pendidikan tersebut.
B. Tujuan Manajemen Peserta Didik
Secara umum tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur berbagai
masalah dan kegiatan dalam bidang peserta didik, agar kegiatan pembelajaran di
sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur serta dapat mencapai
tujuan yang ditargetkan sekolah. Adapun tujuan manajemen peserta didik menurut
Burhanuddin dimaksudkan untuk memberikan pengertian kepada seluruh civitas
pendidikan yang terdiri dari peserta didik atau pendidik dan karyawan terhadap
hak dan kewajiban masing-masing.21
20
Mulyono, Manajemen Adminstrasi dan Organisasi Pendidikan ( Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008), h. 178 21
Ali Imron, Op.,Cit, h. 11
31
Oleh karena adanya pemahaman terhadap hak dan kewajiban tersebut,
maka administrator pendidikan harus menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan manajemen pesera didik seperti lembaran
presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik, tabel kegiatan peserta didik
untuk memantaui kegiatan peserta didik, buku kasus untuk memantau kedisiplinan
peserta didik dan sebagainya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah
untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang baik serta agar peserta didik
dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran yang efektif dan
efisien. Dengan adanya manajemen peserta didik, dapat menata dan mengatur
kegiatan peserta didik yang menunjang proses belajar mengajar sehingga dapat
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Ada tiga tugas utama dalam bidang
manajemen peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut yaitu penerimaan peserta
didik, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan disiplin.
Adapun tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut :
1. Peningkatkan pengetahuan dan psikomotor peserta didik.
2. Penyaluran dan pengembangan kemampuan umum (kecerdasan), bakat
dan minat peserta didik.
3. Penyaluran aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
Dengan terpenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup dan lebih lanjut dapat belajar dengan
baik sehingga tercapai cita-cita mereka.
32
C. Fungsi Manajemen Peserta Didik
Secara umum fungsi manajemen peserta didik sebagai wahana bagi
peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang
berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, sosial, aspirasi, kebutuhan dan
segi-segi potensi lainnya. Dengan memahami fungsi manajemen secara umum,
maka akan terlihat bahwa manajemen tidak saja hanya mengatur hal-hal yang
berkenaan urusan intern organisasi, akan tetapi urusan ekstern juga menjadi
medan kerja manajemen. Lembaga pendidikan mempunyai stakeholders tidak
hanya peserta didik dan guru saja. Akan tetapi orang tua murid, masyarakat adalah
stakeholders yang harus diperhatikan kepentingan-kepentingannya. Oleh karena
itu, manajemen berfungsi untuk menghubungkan kepentingan-kepentingan yang
terdapat pada masing-masing stakeholders tersebut.
Sedangkan fungsi khusus dari manajemen peserta didik adalah yang
berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, berkenaan
dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik, berkenaan dengan
penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, dan berkenaan dengan
pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik.22
Sedangkan fungsi
khusus dari manajemen peserta didik menurut Eka Prihatian dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pengembangan individualitas peserta didik, dimaksudkan agar mereka
dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya. Potensi bawaan
22
Ibid, h.12-13
33
tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus
dan kemampuan lainnya.
2. Pengembangan fungsi sosial peserta didik, agar peerta didik dapat
melakukan sosialisasi dengan teman sebayanya, dengan orang tua,
keluarga, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial
masyarakat. Fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai
makhluk sosial.
3. Penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, agar peserta didik
tersalurkan hobinya, kesenangan dan minatnya karena hal itu dapat
menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan
4. Pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik, hal itu sangat
penting karena kemungkinan dia akan memikirkan pula kesejahteraan
teman sebayanya.23
D. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik
Berbagai macam kegiatan yang terdapat di sekolah bertujuan untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada pada
dirinya. Manajemen peserta didik tidak hanya melakukan pencatatan data peserta
didik saja, melainkan meliputi akses lain yang lebih luas sifatnya secara
operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran kegiatan yang terkait
dengan peserta didik dalam mengembangkan berbagai potensinya melalui proses
pendidikan di sekolah.
23
Eka Prihatin, Op.,Cit, h. 9.
34
Adapun ruang lingkup dari manajemen peserta didik meliputi beberapa
kegiatan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengawasan. Penjabaran dari beberapa
kegiatan diatas sebagai berikut :
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan merupakan kegiatan awal yang sangat penting dalam
manajemen peserta didik. Merencanakan adalah suatu proses memikirkan dan
menetapkan secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji
berbagai sumber daya dan metode atau teknik yang tepat.24
perencanaan
diharapkan agar segala kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan aturan
serta memiliki manfaat. Khusus perencanaan peserta didik akan langsung
berhubungan dengan kegiatan penerimaan dan proses pencatatan data pribadi
peserta didik yang tidak dapat lepas kaitannya dengan pencatatan hasil belajar
serta aspek-aspek dalam kegiatan kurikuler dan ko-kurikuler.
Ali Imron mengemukakan bahwa perencanaan peserta didik
merupakan suatu kegiatan perencanaan tentang hal-hal yang harus dilakukan
berkaitan dengan peserta didik di sekolah, baik sejak peserta didik akan
memasuki sekolah maupun akan lulus dari sekolah. Hal-hal yang
direncanakan berkaitan dengan penerimaan peserta didik sampai dengan
kelulusan peserta didik. Adapun langkah-langkah dalam perencanaan terhadap
peserta didik meliputi perkiraan (forcasting), perumusan tujuan (objective),
kebijakan (policy), pemrograman (programming), menyusun langkah-langkah
24
Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan (Bandung: FIP UPI,
2010), h. 92
35
(procedure), penjadwalan (schedule), dan pembiayaan (budgetting).
Penjelasan dari masing-masing langkah dalam perencanaan sebagai berikut :
a. Perkiraan (Forcasting)
Eka Prihatin, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan perkiraan
(forcasting) adalah: menyusun suatu suatu perkiraan kasar dengan
mengantisipasi ke depan, yang dipengaruhi oleh tiga dimensi yaitu
dimensi masa lampau, sekarang, dan masa yang akan datang. Masa
lampau berkenaan dengan pengalaman-pengalaman masa lampau tentang
kesuksesan dan kegagalan penanganan peserta didik. Hal tersebut
dilakukan agar perencanaan akan mempunyai landasan berpijak dalam
pemikiran penanganan peserta didik. Masa kini berkaitan erat dengan
faktor kondisional dan situasional peserta didik, artinya segala data dan
informasi dikumpulkan untuk dijadikan pijakan dalam melakukan kegiatan
dan mengetahui konsekuensi dari kegiatan tersebut. Sedangkan masa
depan berkenaan dengan antisipasi ke depan peserta didik, yaitu berupa
hal-hal yang diidealkan dari peserta didik di masa depan, sehingga out put
sekolah akan sesuai dengan tuntutan masa depan.
Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan
yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan
dikerjakan di masa depan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagaimana Al-Qur’an
menjelasi di Surah Al-Hasyr (59) ayat 18
36
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan’.25
b. Perumusan tujuan (objective)
Perumusan tujuan merupakan penjabaran atau langkah dari tujuan yang
ingin dicapai. Supaya dapat dicapai, umumnya tujuan tersebut dijabarkan
ke dalam bentuk target-target. Umumnya target dirumuskan secara jelas,
dapat diukur pencapainnya. Tujuan itu sendiri ada tujuan jangka panjang,
menengah dan pendek, juga ada tujuan yang bersifat khusus maupun
umum dan ada juga tujuan akhir yang dijabarkan dalam tujuan sementara.
Tujuan itu sendiri akan menjadi arah yang dituju bersama dari semua
personil sekolah, baik dari civitas akademika maupun dari peserta didik
serta masyarakat yaitu orang tua murid.
c. Kebijakan (policy)
Yang dimaksud dengan kebijakan disini adalah mengidentifikasikan
aktivitas-aktivisitas yang dapat digunakan untuk mencapai target atau
tujuan diatas. Biasanya satu tujuan membutuhkan banyak kegiatan, dan
sebaliknya beberapa tujuan atau target membutuhkan satu kegiatan.
25
Departemen Agama RI, Op.,Cit, h.548
37
Kegiatan tersebut diidentifikasi sebanyak mungkin kegiatan sehingga
tujuan yang ingin dicapai tepat sesuai yang diharapkan.
d. Penyusunan program (programming)
Ali Imron mengemukakan bahwa penyusunan program adalah
suatu aktivitas yang bermaksud memilih kegiatan-kegiatan yang sudah
diidentifikasi sesuai dengan langkah kebijakan.26
Pemilihan tersebut harus
dilakukan karena tidak semua kegiatan yang diidentifikasi tersebut
nantinya dapat dilaksanakan. Dengan kata lain, penyusunan program
berarti seleksi atas kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifikasi dalam
kebijakan. Ada beberapa pertimbangan yang harus dipenuhi dalam seleksi
kegiatan inni anta lain: seberapa besar kontribusi kegiatan tersebut
terhadap pencapaian target, memungkinkan kegiatan dilaksanakan dengan
melihat sumber daya yang ada, apakah kegiatan tersebut dapat
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang dimiliki, apakah yang menjadi
penghambat kegiatan tersebut dan antisipasi atas hambatan tersebut.
e. Langkah-langkah (Procedure)
Menurut Eka Prihatin, langkah-langkah (procedure) yaitu
merumuskan tahapan kegiatan dengan melakukan skala prioritas, yaitu
mengurutkan setiap langkah atau tahapan agar terhindar dari inefektif dan
inefisien.27
Yang dimaksud dengan pembuatan skala prioritas adalah
menetapkan rumusan. Pembuatan langkah-langkah diperlukan, agar
personalia sekolah dan atau tenaga kependidikan di sekolah tersebut
26
Ali Imron, Op.,Cit, h. 26 27
Eka Prihatin, Op.,Cit, h.19.
38
mengetahui apa yang harus dilakukan terlebih dahulu, dan apa yang boleh
dilakukan kemudian.
f. Penjadwalan (Schedule)
Eka Prihatin menyebutkan bahwa penjadwalan adalah kegiatan
yang telah ditetapkan prioritasnya, urutan dan langkahnya perlu
dijadwalkan kegiatannya sehingga maksud pelaksanaan kegiatan tersebut
sesuai dengan yang diharapkan.28
Adapun yang tercantum dalam jadwal
adalah jenis-jenis kegiatannya secara urut, kapan dilaksanakannya, siapa
yang bertanggung jawab untuk melaksanakan, bahkan dimana kegiatan
tersebut akan dilaksanakan.
g. Pembiayaan (Budgetting)
Ali imron menyatakan ada dua hal yang harus dilakukan dalam
pembiayaan yaitu mengalokasikan biaya dan menentukan sumber biaya.29
Yang dimaksud mengalokasikan biaya adalah merinci biaya yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Sedangkan menentukan
sumber biaya yaitu dari sumber biaya primer atau sekunder. Jika langkah
ini diimplementasikan di sekolah, maka hal pertama yang harus dilakukan
adalah mengalokasikan anggaran berdasarkan rumusan-rumusan kegiatan
yang ada pada langkah penjadwalan. Alokasi anggaran ini hendaknya
dibuat serealistis mungkin, dengan mempertimbangkan angka inflasi serta
apresiasi rupiah terhadap barang-barang yang ada di pasaran. Ini sangat
28
Ibid 29
Ali Imron, Op.,Cit, h.29-31
39
penting, karena perencanaan yang demikian ini dibuat tahunan pada tahun
anggaran.
2. Pelaksanaan
Dalam Pelaksanaan manajemen peserta didik meliputi pengaturan
aktivitas-aktivitas peserta didik dalam sistem pendidikan di sekolah yang
mengubah input peserta didik menjadi output yang berkualitas. Secara lebih
rinci Ali Imron menjabarkan ruang lingkup manajemen peserta didik sebagai
berikut: perencanaan peserta didik, penerimaan peserta didik, orientasi
peserta didik baru, mengatur kehadiran dan ketidak hadiran peserta didik di
sekolah, mengatur pengelompokkan peserta didik, pembinaan dan
pengembangan peserta didik, serta pencatatan dan pelaporan.30
Penjabaran
dari hal diatas tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan Peserta Didik
Perencanaan peserta didik merupakan aktivitas yang sangat
penting dalam manajemen peserta didik. Hal ini disebabkan karena dalam
kegiatan perencanaan akan diperoleh suatu kebijakan yang berkaitan erat
dengan strategi penerimaan peserta didik baru baik berkaitan dengan
kualitas yang diharapkan, alat tes yang digunakan, dan jumlah peserta
didik yang diterima atau daya tampung madrasah. 31
Dengan perencanaan
diharapkan agar segala kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan aturan
serta memiliki manfaat. Khusus perencanaan peserta didik akan langsung
30
Ibid, h. 18 31
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan Aplikasi
(Yogyakarta: Teras, 2009), h. 105-106
40
berhubungan dengan kegiatan penerimaan dan proses pencatatan data
pribadi siswa yang tidak dapat lepas kaitannya dengan pencatatan hasil
belajar dan aspekaspek dalam kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler. Hal-
hal yang direncanakan berkaitan dengan penerimaan peserta didik sampai
kelulusan peserta didik. Adapun langkah-langkah dalam perencanaan
terhadap peserta didik meliputi :
1) Analisis kebutuhan peserta didik
analisis kebutuhan peserta didik merupakan penetapan peserta didik
yang dibutuhkan oleh suatu lembaga pendidikan yang meliputi:
a) Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima dengan
daya tampung kelas yang tersedia, artinya jumlah yang akan
diterima disesuaikan dengan fasilitas terutama gedung yang akan
ditempati ketika peserta didik telah diterima di sekolah tersebut.
Jumlah peserta didik dalam satu kelas (ukuran kelas) berdasarkan
kebijakan pemerintah berkisar antara 40-45 orang. Sedangkan
ukuran kelas yang ideal secara teoritik berjumlah 25-30 orang
persatu kelas. Dan menyusun rasio peserta didik dengan guru.
b) Menyusun program kegiatan kesiswaan, didasarkan pada: visi misi
lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan, minat dan bakat
peserta didik, sarana dan prasarana yang ada, anggaran yang
tersedia, dan tenaga kependidikan yang tersedia.32
32
Tatang M Amrin, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2010), h.51
41
2) Rekruitmen peserta didik
Rekruitmen peserta didik merupakan pencarian dalam menentukan
peserta didik yang akan menjadi peserta didik pada satuan pendidikan
yang bersangkutan. Langkah-langkah dalam kegiatan rekruitmen
peserta didik meliputi:
a) Membentuk panitia penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang
meliputi dari semua unsur guru, tenaga TU dan komite sekolah;
b) Pengumuman penerimaan peserta didik baru, yang dilakukan
secara terbuka. Informasi yang terdapat pada pengumuman tersebut
meliputi gambaran lembaga, cara pendaftaran tempat, waktu, biaya,
dan pengumuman hasil seleksi penerimaan peserta didik.
Panitia penerimaan peserta didik baru bertugas membantu kepala
sekolah dalam segala urusan yang berkenaan dengan proses
penerimaan peserta didik baru yang meliputi kuota, kriteria,
prosedur, dan menyiapkan perangkat tes untuk menyaring peserta
didik baru.33
3) Seleksi peserta didik
Seleksi peserta didik merupakan kegiatan pemilihan peserta didik
untuk diterima atau tidaknya pada sebuah lembaga pendidikan.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan menurut Dadang
Suhardan, meliputi :
33
Ali Imron, Op.,Cit, h. 41
42
a) Melalui Tes atau Ujian. Adapun tes ini meliputi psikotest, tes
jasmani, tes kesehatan, tes akademik atau tes keterampilan.
b) Melalui Penelusuran Bakat Kemampuan. Penelusuran ini
biasanya didasarkan pada prestasi yang diraih oleh calon
peserta didik dalam bidang olahraga atau kesenian.
c) Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN.34
b. Penerimaan Peserta Didik
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya salah satu kegiatan yang
sangat penting, karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di
sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur. Kebijakan
operasional penerimaan peserta didik memuat aturan-aturan mengenai
jumlah peserta didik yang dapat diterima, sistem pendaftaran dan seleksi,
waktu pendaftaran, dan personalia yang terlibat. Ada dua sistem
penerimaan peserta didik yaitu sistem promosi dan sistem seleksi. Yang
dimaksud dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta didik tanpa
menggunakan seleksi. Sedangkan sistem seleksi dibagi menjadi tiga
macam yaitu:
1) Seleksi berdasarkan Daftar Nilai Ebta Murni (DANEM)
2) Penelusuran Minat Dan Kemampuan (PMDK)
3) Seleksi berdasarkan hasil tes masuk.35
34 Dadang Suhardan, Manajemen Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 209
35 Ali Imron, Op.,Cit, h.43
43
Setelah dilakukannya tahap seleksi, kemudian peserta didik
diterima. Ada tiga macam kriteria penerimaan peserta didik yaitu kriteria
acuan patokan, kriteria acuan norma, dan kriteria yang didasarkan pada
daya tampung sekolah. Kriteria acuan patokan adalah kriteria penerimaan
peserta didik berdasarkan patokan-patokan yang telah ditentukan
sebelumnya. Sedangkan kriteria acuan norma adalah penerimaan calon
peserta didik didasarkan atas keseluruhan prestasi calon peserta didik yang
mengikuti seleksi.
Adapun prosedur penerimaan peserta didik baru adalah
pembentukan panitia PPDB, rapat penentuan PPDB, pembuatan,
pemasangan pengumuman, pendaftaran, seleksi, rapat penentuan
penerimaan, pengumuman penerimaan, dan pendaftaran ulang peserta bagi
didik baru.
c. Orientasi Peserta Didik
Orientasi dilakukan dengan mengelompokkan peserta didik
berdasarkan kelas masing-masing, untuk mempersiapkan peserta didik
secara fisik, mental, dan emosional dalam mengikuti pendidikan di
sekolah. Maksud dari orientasi tersebut adalah untuk memberikan arahan
pada peserta didik agar mereka mampu beradaptasi dan berinteraksi
dengan lingkungan belajar yang baru.36
Orientasi peserta didik merupakan
36
Prayitna M, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan Konseling di Sekolah,
(Jakarta: Rieneka Cipta, 2001), h. 82.
44
suatu kegiatan pengenalan situasi, kondisi, dan kultur sekolah yang
diwajibkan kepada peserta didik yang telah diterima pada suatu sekolah.
d. Mengatur kehadiran dan ketidak hadiran peserta didik di Sekolah
Kehadiran peserta didik di sekolah sangatlah penting, karena jika
peserta didik tidak hadir di sekolah, tentu aktivitas belajar mengajar di
sekolah tidak dapat dilaksanakan. Kehadiran peserta didik di sekolah
adalah kehadiran dan keikutsertaan peserta didik secara fisik dan mental
terhadap aktivitas sekolah pada jam-jam efektif di sekolah. Sedangkan
ketidakhadiran adalah ketiadaan partisipasi peserta didik secara fisik
terhadap kegiatan sekolah. Sebab-sebab ketidakhadiran peserta didik di
sekolah antara lain bersumber dari lingkungan keluarga (masalh keluarga,
pindah rumah, musibah, anggota keluarga sakit, dsb), peserta didik itu
sendiri (malas, sakit, suka membolos dan sebagainya), bersumber dari
sekolah (lokasinya tidak menyenangkan, biaya mahal, san sebagainya),
serta dari faktor masyarakat atau lingkungan.37
e. Mengatur Pengelompokkan Peserta Didik
Penempatan atau pengelompokkan peserta didik didasarkan atas
pandangan bahwa di samping peserta didik mempunyai kesamaan, juga
mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada setiap
individu peserta didik, menuntut pengelola pendidikan untuk membuat
kelompok-kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran. Kelompok-
37
Ali Imron, Op.,Cit, h.82-83
45
kelompok tersebut biasanya disebut dengan rombongan belajar yang
dilakukan dengan sistem kelas, bidang studi, dan berdasarkan minat,
bakat dan kemampuannya.
Menurut Hendyat Soetopo, dasar-dasar pengelompokkan peserta
didik terdiri dari 5 (lima) macam, yaitu :
1) Friendship Grouping yaitu : pengelompokkan peserta didik didasarkan
pada kesukaan di dalam memilih teman antar peserta didik sendiri.
Jadi dalam hal ini, peserta didik mempunyai kebebasan dalam
memilih teman untuk dijadikan sebagai anggota kelompoknya.
2) Achievement Grouping, yaitu : pengelompokkan peserta didik yang
didasarkan pada prestasi dicapai oleh peserta didik. Dalam
pengelompokkan ini biasanya diadakan percampuran antara peserta
didik yang berprestasi tinggi dengan peserta didik yang berprestasi
rendah.
3) Aptitude Grouping, yaitu : pengelompokkan peserta didik yang
didasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan apa yang
dimiliki peserta didik itu sendiri.
4) Attention or Interest Grouping, yaitu : pengelompokkan peserta didik
didasarkan atas perhatian atau minat yang didasari kesenangan
peserta didik itu sendiri.
46
5) Intelligence Grouping, yaitu : pengelompokkan peserta didik
didasarkan atas hasil tes intelegensi yang diberikan kepada peserta
didik itu sendiri. 38
f. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
Pengembangan bakat, pengetahuan, serta keterampilan peserta
didik dapat dilakukan melalui pembinaan. Pembinaan kesiswaan
merupakan bagian yang sangat penting dalam terselenggaranya
pelaksanaan pendidikan. Artinya, penyelenggaraan pendidikan tidak
lepas dari proses pembinaan kepada peserta didik, agar peserta didik
dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia Indonesia seutuhnya
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dapat dilakukan
melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler adalah
seluruh kegiatan yang telah ditetapkan di dalam kurikulum yang
pelaksanaannya dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler
dalam bentuk proses belajar mengajar di kelas dan setiap peserta didik
wajib mengikuti kegiatan tersebut.39
g. Pencatatan dan Pelaporan Peserta Didik
Setelah peserta didik diterima di suatu sekolah, kegiatan
selanjutnya yang dilakukan sekolah adalah mencatat data atau
38
Dadang Suhardan, dkk, Manajemen Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 211.
http://eprints.uny.ac.id/13930/1/HEGA%20RAKA%20ARDANA_10101244024_MP.pdf (diakses
28 Desember 2019) 39
Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Op.,Cit. h. 212.
47
informasi mengenai peserta didik. Sementara itu, Tatang M. Amirin, dkk
menyatakan bahwa pencatatan dan pelaporan peserta didik dilakukan
sejak peserta didik diterima di sekolah sampai dengan tamat atau
meninggalkan sekolah.40
Pencatatan perkembangan peserta didik
meliputi;
1) Buku induk siswa yang berisi tentang data lengkap peserta didik
secara keseluruhan yang masuk di sekolah tersebut;
2) Buku klapper, yang berisi data lengkap peserta didik pada satu tahun
pelajaran berdasarkan huruf abjad;
3) Daftar presensi siswa digunakan unuk mengetahui kehadiran
peserta didik di sekolah;
4) Daftar catatan pribadi yang berisi tentang data setiap peserta
didik;
5) Daftar mutasi digunakan untuk mengetahui keluar dan masuknya
peserta didik;
6) Daftar nilai untuk mencatat hasil tes setiap peserta didik;
7) Buku legger merupakan kumpulan nilai dari seluruh bidang studi
setiap peserta didik;
8) Buku raport untuk melaporkan prestasi belajar pesrta didik kepada
orang tua.41
40
Tatang M Amrin, Op.,Cit. h. 53 41
Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Op.,Cit. h. 213-214
48
3. Pengawasan Manajemen Peserta Didik
pengawasan merupakan proses pemantauan, penilaian dan pelaporan
rencana atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif
guna penyempurnaan lebih lanjut.42
Bentuk-bentuk dari pengawasan itu
sendiri antara lain sebagai berikut:
a. Pengawasan melekat (Waskat), adalah serangkaian kegiatan yang bersifat
sebagai pengendalian yang terus menerus, dilakukan langsung terhadap
bawahannya secara preventif dan represif agar tugasnya dapat berjalan
dengan efektif dan efisien.
b. Pengawasan Fungsional (Wasnal), adalah setiap upaya pengawasan yang
dilakukan oleh aparat yang ditunjuk khusus untuk melakukan audit secara
bebas terhadap objek yang diawasinya.
c. Pengawasan Internal, adalah suatu penilaian yang objektif dan sistematis
atas pelaksanaan dan pengendalian organisasi.
d. Pengawasan Eksternal, adalah pengawasan dengan maksud untuk
meningkatkan kredibilitas keberhasilan dan kemajuan organisasi.
e. Pengawasan Masyarakat (Wasmas), adalah pengawasan yang dilakukan
oleh masyarakat atas penyelenggaraan suatu kegiatan.
f. Pengawasan Legislatif merupakan pengawasan terhadap tata cara
penyelenggaraan pemerintahan dan keuangan negara.
Adapun ruang lingkup pengawasan meliputi pemantauan, penilaian
dan pelaporan. Pemantauan dan penilaian di lingkungan pendidikan sering
42
Husaini Usman, Op.,Cit.h. 534
49
disebut monev yaitu singkatan dari monitoring dan evaluasi. Monev dalam
lembaga sekolah terdiri atas pengawasan internal dan eksternal. Monev
terhadap peserta didik perlu dilakukan agar diketahui bagaimana
perkembangan mereka dari waktu ke waktu.
E. Penelitian Yang Relevan
Berkenaan dengan tema penelitian yang dilakukan oleh penulis, ada
beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya yang memiliki relevansi atau
berkaitan langsung dengan tema penelitian yang dilakukan oleh penulis saat ini
yaitu tentang Implementasi Manajemen Peserta Didik. Beberapa penelitian
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Penelitian berupa tesis karya Nanik Istiroah dengan judul “Manajemen
Peserta Didik di Sekolah Menengah Atas Patria Bantul“. Dalam tesis
Nanik Istiroah lebih menitikberatkan pada hambatan manajemen peserta
didik di SMA Patria Bantul. Adapun hambatan yang dialami adalah kuota
yang disediakan jarang terpenuhi, pencatatan buku induk tidak berjalan,
tidak mempunyai tenaga pengampu dan sarana untuk menyelenggarakan
kegiatan ekstrakurikuler,layanan perpustakaan, kantin, dan UKS tidak
berjalan maksimal, rendahnya motivasi peserta didik dalam memperbaiki
nilai yang belum tuntas, dan terjadi penundaan kenaikan kelas untuk
peserta didik yang belum menuntaskan nilainya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rifqi Adha Sumantri tahun 2014 dengan
judul “Implementasi Manajemen Peserta Didik Dalam Pembentukan
Karakter Peserta Didik di SD Muhamadiayah Condongcatur Sleman
50
Yogyakarta”. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa keberhasilan
manajemen peserta didik dalam membentuk karakter terbukti dengan
berjalannya kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, prestasi akademik dan
non akademik. Dan untuk proses pembentukkan karakter melalui tiga
langkah yaitu pemahaman karakter yang baik, penyadaran, dan kebebasan
untuk melakukan atau tidak melakukan.
Dari kajian pustaka berupa hasil penelitian-penelitian terdahulu tentang
manajemen peserta didik memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan
oleh penulis. Penelitian tersebut dilakukan di sekolah-sekolah umum dibawah
naungan Dinas Pendidikan (Diknas), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
penulis di madrasah, yang merupakan naungan dibawah Kemeterian Agama
(Kemenag) yang tentunya memiliki perbedaan dari pola manajemennya. Selain itu
penelitian yang dilakukan oleh penulis lebih dititikberatkan pada impelementasi
perencanaan manajemen peserta didik baru saja yaitu ditingkat madrasah Aliyah.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. 1991, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka
Cipta,
Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2007, Jakarta, Raja Grafindo
Persada
Departemen Agama RI, 2010, Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung, Penerbit Jabal
Imron Ali, 2011, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta, Bumi
Aksara
M Amrin Tatang, 2010, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta, UNY Press
M. Karebet Widjajakusuma dan M. Ismail Yusanto, 2002, Pengantar Manajemen
Syariat, Jakarta, Khairul Bayan
Mulyana Dedy, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja
Rosdakarya
Mulyasa, 2004, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan
Implementasi, Bandung, Rosda Karya
Mulyono, 2008, Manajemen Adminstrasi dan Organisasi Pendidikan,
Yogyakarta, Ar-Ruzz Media
Nawawi Hadari, 1996, Penelitian Terapan, Yogyakarta, Gajah Mada University
Press
Nurdin, Syafruddin. 2016, Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada
Prayitna, 2001, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan Konseling di Sekolah,
Jakarta, Rieneka Cipta
Prihatin Eka, 2011, Manajemen Peserta Didik, Bandung, Alfabeta
Priansa Donni Juni, 2015, Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran.
Bandung, Alfabeta
Qomar Mujamil, 2010, Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta, Erlangga
Rohiat, 2009. Manajemen Sekolah-Teori Dasar dan Praktik, Bandung, Refika
Aditama
Salim dan Syahrum, 2012, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung,
Ciptapustaka Media.
Sugiyono, 2015, Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung,
Alfabeta
Suhardan Dadang, 2009, Manajemen Pendidikan, Bandung, Alfabeta
Sulistyorini, 2009, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan Aplikasi,
Yogyakarta,Teras
Syafaruddin, 2005 Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta, Ciputat Pers
Tim Dosen Administrasi Pendidikan, 2010, Pengelolaan Pendidikan, Bandung:
FIP UPI
Tim Dosen Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, Manajemen
Pendidikan, Bandung, Alfabeta
Tim, UU RI no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2006,
Bandung, Fokusmedia
Usman Husaini, 2006, Manajemen: Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, Jakarta,
Bumi Aksara