KEKASARAN PERMUKAAN LEMPENG AKRILIK
HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM
LARUTAN TABLET EFFERVESCENT PEMBERSIH
GIGITIRUAN DENGAN WAKTU YANG BERBEDA
SKRIPSI
Oleh :
LISDAWITA HARAHAP
NIM : 080600005
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Material
dan
Teknologi Kedokteran Gigi
Tahun 2013
Lisdawita Harahap
Kekasaran Permukaaan Lempeng Akrilik Heat Cured Setelah Direndam
Dalam Larutan Tablet Effervescent Pembersih Gigitiruan Dengan Waktu yang
Berbeda
xi + 44 halaman
Resin akrilik heat cured yang sering digunakan sebagai basis
gigitiruan adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus
strukturnya dan polimerisasinya diaktivasi oleh panas. Larutan tablet effervescent
pembersih gigitiruan merupakan suatu bentuk sediaan yang menghasilkan
gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan dan mengandung sodium
bikarbonat yang bersifat abrasif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat
apakah ada perbedaan kekasaran permukaan lempeng akrilik heat cured setelah
direndam dalam larutan effervescent pembersih gigitiruan dengan pengulangan
yang berbeda (15, 30 dan 45 kali). Jenis penelitian ini adalah eksperimental
laboratorium dengan desain time series. Sampel pada penelitian ini adalah resin
akrilik heat cured berbentuk persegi dengan ukuran panjang dan lebar 12 mm
serta tebal 2 mm. Besar sampel adalah 10 buah dengan perlakuan frekwensi
perendaman selama 5 menit sebanyak 15 kali, 30 kali dan 45 kali. Kekasaran
permukaan sampel sebelum dan sesudah perlakuan diukur dengan menggunakan
alat uji kekasaran profilometer. Analisis data yang digunakan adalah one way
anova. Hasil penelitian ini didapatkan kekasaran permukaan sampel sebelum
perendaman sebesar 0.17200 µm, setelah frekwensi perendaman 15 kali sebesar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
0.18100 µm, frekwensi 30 kali sebesar 0.23100 µm dan frekwensi 45 kali sebesar
0.28000µm. Dari uji one way anova didapatkan perbedaan dan nilai kekasaran
permukaan yang bermakna (p<0.05) antara kelompok sebelum dengan sesudah
perendaman selama 15 kali, 30 kali dan 45 kali. Dapat disimpulkan bahwa
perendaman dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan dapat
meningkatkan kekasaran permukaan resin akrilik dan peningkatan tersebut
semakin besar seiring dengan lamanya perendaman.
Daftar Rujukan : 24 (1997 – 2012)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji skripsi
Medan, Oktober 2013
Pembimbing I Tanda
tangan
Hj.Lasminda Syafiar, drg., M.Kes
.......................
NIP: 19540803 198003 2 001
Pembimbing II
Astrid Yudhit, drg, M.Si
.......................
NIP: 19781130 200501 2 001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji
pada tanggal Oktober 2013
TIM PENGUJI
KETUA : Hj.Lasminda Syafiar, drg., M.Kes
ANGGOTA : 1. Sumadhi S, drg., Ph.D
2. Rusfian, drg., M.Kes
3. Astrid Yudhit, drg., M.Si
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan
pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Prof. Nazruddin, drg., Sp.Ort., Ph. D selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Gigi
Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik penulis yang telah
membimbing penulis selama menjalani masa studi di perkuliahan.
2. Hj. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes selaku ketua Departemen Ilm Material
dan
Teknologi Kedokteran Gigi Sumatera Utara dan dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan petunjuk dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Astrid Yudhit, drg., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan serta
saran dalam penulisan skripsi ini.
4. Seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Material dan Teknologi
Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara.
5. Ayahanda Pardamean Harahap S.Pd dan ibunda Emmi wati Lubis S.Pd
tercinta yang telah membesarkan saya dengan penuh rasa kasih sayang.
6. Drs. M. Agus Zaenuri, MT selaku instruktur laboratorium Teknik Mesin
Politeknik Medan yang telah memberi izin, bantuan, dan bimbingan yang begitu
besar dalam penelitian.
7. Maya Fitria, SKM, M.Kes selaku dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat
yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
telah membantu mengolah data spss dalam penelitian ini.
8. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Miftahuddin Hasibuan, Nita, Lili, Indah
dan teman-teman angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah memberikan dukungan dan semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan
skripsi ini dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menghasilkan karya yang lebih baik lagi di kemudin hari.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan
sumbangan fikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan
masyarakat.
Medan, Oktober 2013
Penulis,
(Lisdawita Harahap)
NIM : 080600005
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...........................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 2
1.4 Hipotesis Penelitian ................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Resin Akrilik ......................................................................... 4
2.1.1 Resin Akrilik sebagai Basis Gigitiruan ................................. 4
2.1.2 Klasifikasi Resin Akrilik ........................................................ 5
2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas ........................................... 5
2.2.1 Komposisi Resin Akrilik Polimerisasi Panas ........................ 5
2.2.2 Manipulasi .............................................................................. 6
2.2.3 Sifat-sifat ................................................................................ 7
2.3 Kekasaran Permukaan ............................................................ 8
2.4 Mekanisme Pembersih Gigitiruan .......................................... 9
2.4.1 Tablet Effervescent sebagai Pembersih Gigitiruan ................ 9
2.4.2 Komposisi bahan Pembersih .................................................. 10
2.5 Kerangka Teori ...................................................................... 12
2.6 Kerangka Konsep ................................................................... 13
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................... 14
3.2 Desain Penelitian .................................................................. 14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 14
3.4 Sampel dan Besar Sampel ..................................................... 14
3.4.1 Sampel Penelitian ................................................................... 14
3.4.2 Besar Sampel ........................................................................ 14
3.5 Variabel Penelitian ................................................................ 15
3.5.1 Variabel Bebas ....................................................................... 15
3.5.2 Variabel Tergantung ............................................................. 15
3.5.3 Variabel Terkendali .............................................................. 15
3.5.4 Variabel Takterkendali ........................................................... 16
3.6 Kriteria Sampel ...................................................................... 16
3.6.1 Kriteria Inklusi ....................................................................... 16
3.6.2 Kriteria Eklusi ........................................................................ 16
3.7 Defenisi Operasional ............................................................. 16
3.8 Alat dan Bahan Penelitian ..................................................... 17
3.8.1 Alat Penelitian ....................................................................... 17
3.8.2 Bahan Penelitian .................................................................. 20
3.9 Prosedur penelitian ............................................................... 22
3.9.1 Pembuatan Sampel Penelitian .............................................. 22
3.9.2 Penyelesaian Akhir dan Pemolisan ...................................... 25
3.9.4 Perendaman Sampel .............................................................. 26
4.0 Analisis Data ........................................................................ 27
BAB 4 HASIL PENELITIAN ........................................................................ 28
BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................. 32
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 35
LAMPIRAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel
1 Komposisi Bahan Penelitian.......................................................... 21
2 Rerata Perhitungan Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Heat
Cured (µm) Sebelum dan Sesudah Perendaman Dalam Larutan
Polident.............................................................................................. 28
3 Analisis Statistik Uji One Way Anova Sesudah Direndam Dalam
Larutan Pembersih Ggitiruan Selama 15, 30 dan 45 Kali Siklus
Perendaman........................................................................................ 29
4 Analisis Statistik Uji Least Significance Difference Antar
Kelompok Perendaman..................................................................... 29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1 Ukuran Sampel ......................................................................................... 14
2 Master Logam .......................................................................................... 17
3 Profilometer .............................................................................................. 17
4 Rubber Bowl dan Spatula ........................................................................ 17
5 Pot Akrilik ................................................................................................. 18
6 Glass plastik .............................................................................................. 18
7 Kuvet ......................................................................................................... 18
8 Stopwatch .................................................................................................. 18
9 Mikromotor ............................................................................................. 19
10 Kertas Pasir ............................................................................................... 19
11 Waterbath .................................................................................................. 19
12 Pinset dan Lekron ..................................................................................... 19
13 Inkubator ................................................................................................... 20
14 Cellophan Sheat ........................................................................................ 20
15 Polident ..................................................................................................... 20
16 Resin Akrilik ............................................................................................. 21
17 Could Moul Seal dan Vaselin ................................................................... 21
18 Logam yang diolesi vaselin dan Penanaman Logam ................................ 22
19 Proses penggodokan dalam Waterbath ..................................................... 24
20 Grafik Perbandingan Rata-Rata Kekasaran Permukaan Sebelum dan
Sesudah Perendaman .............................................................................. 31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Alur penelitian
2. Lembar persetujuan izin penelitian di Departemen Ilmu Material dan
Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi USU
3. Lembar persetujuan izin penelitian di Laboratorium Teknik Mesin Politeknik
Medan
4. Lembar persetujuan izin penelitian di Laboratorium Ilmu Dasar ( LIDA )
FMIPA USU
5. Surat pernyataan telah melakukan pengolahan data spss di Fakultas Kesehatan
Masyarakat USU
6. Analisa data One way Anova
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akrilik merupakan salah satu bahan dasar yang digunakan untuk membuat
basis gigitiruan lepasan (GTSL). Bahan dasar basis gigitiruan lepasan (GTSL)
yang sering dipakai adalah resin akrilik polimetil metakrilat jenis heat cured.
Resin akrilik dipakai sebagai basis gigitiruan lepasan oleh karena bahan ini
memiliki sifat tidak toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetis,
mudah dimanipulasi, reparasinya mudah dan perubahan dimensinya kecil.
Kekurangan dari resin akrilik yaitu mudah patah bila jatuh pada permukaaan yang
keras atau akibat kelelahan (fatigue), dan perubahan warna akibat pemakaian yang
lama di dalam mulut.1,2,3,4
Ismiyati (2006) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pemakaian
GTSL mempunyai potensi dalam mengakibatkan perubahan-perubahan patologik
dalam mulut, seperti bertambahnya akumulasi plak, meningkatnya insidensi
karies, memburuknya kebersihan mulut, inflamasi gingiva dan goyangnya gigi
dapat terjadi sebagai akibat pemakaian gigitiruan. Perlu dijelaskan kepada pasien
bahwa memakai gigitiruan menyebabkan rongga mulut lebih rentan terhadap
karies dan penyakit periodontal sehingga diperlukan standar kebersihan mulut.5
Standar kebersihan mulut pada pasien yang memakai GTSL salah satunya
didapat dengan melakukan pembersihan gigitiruan lepasan. Pembersihan
gigitiruan lepasan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara mekanis
dan kimia. Pembersihan mekanis dilakukan dengan sikat gigi atau alat ultrasonik,
sedangkan pembersih kimia dilakukan dengan merendam gigitiruan ke dalam
larutan pembersih.6
Dijumpai berbagai bentuk pembersih kimia gigitiruan yang beredar
dipasaran seperti pasta, tablet, cairan dan lain-lain.3 Biasanya larutan pembersih
kimia tersebut mengandung senyawa asam sitrat, deterjen dan sodium
bicarbonate. Salah satu contoh pembersih gigitiruan lepasan adalah tablet polident
fresh active yang merupakan tablet effervescent.7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Health Science Research Center (2011) pembersih yang
mengandung bahan abrasif antara lain dicalcium phosphate, sodium bicarbonate,
dan calcium carbonate dapat melepaskan stain pada gigitiruan.8
Kortrakulkij Khronghatai (2008) mengungkapkan bahwa sodium
bicarbonate sebagai pembersih dapat melepaskan stain yang melekat pada
gigitiruan, sedangkan sodium carbonate efektif menghilangkan stain alkohol.9
Salah satu sifat fisik resin akrilik sebagai basis gigitiruan yang penting
adalah kekasaran permukaan. Kondisi kasar atau halus dari permukaan akan
mempengaruhi penumpukan plak.10,11
Oleh karena itu peneliti ingin mengevaluasi mengenai kekasaran
permukaan resin akrilik heat cured sebagai basis gigitiruan lepasan setelah
direndam dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan.
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian diatas timbul permasalahan apakah ada perbedaan kekasaran
permukaan lempeng resin akrilik heat cured setelah direndam dalam larutan tablet
effervescent pembersih gigitiruan dengan perulangan yang berbeda (15, 30 dan 45
kali).
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk melihat apakah ada perbedaan kekasaran
permukaan lempeng resin akrilik heat cured setelah direndam dalam larutan tablet
effervescent pembersih gigitiruan dengan perulangan yang berbeda (15, 30 dan 45
kali).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.4 Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh waktu perendaman dalam larutan pembersih gigitiruan yang
bersifat abrasif terhadap kekasaran permukaan resin akrilik heat cured.
1.5 Manfaat Penelitian
1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada
masyarakat khususnya yang menggunakan gigitiruan lepasan akan
pentingnya menjaga kebersihan gigitiruan.
2 Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang
ilmu material dan teknologi kedokteran gigi.
3 Sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Resin Akrilik
Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam
rumus strukturnya. Resin akrilik yang dipakai di kedokteran gigi adalah jenis ester
yang terdiri dari asam akrilik (CH2 + CHOOH) dan asam metakrilat (CH2=
C(CH3)COOH. Polimetil metakrilat (PMMA) merupakan material dasar dari resin
akrilik dibidang kedokteran gigi. Resin akrilik digunakan sebagai basis gigitiruan
semenjak pertengahan tahun 1940-an.1,2,4
2.1.1 Resin akrilik sebagai basis gigitiruan
Bahan untuk basis gigitiruan lepasan idealnya harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :1,3,12,13
a. Tidak beracun, tidak mengiritasi dan tidak terpengaruh lingkungan
mulut sehingga tidak larut atau mengabsorbsi cairan mulut.
b. Mempunyai kekuatan mekanis yang cukup.
c. Mempunyai pemuaian termal yang sesuai dengan bahan gigi
d. Tidak berubah bentuk pada saat pembuatan dan pemakaian.
e. Mudah pembuatan dengan biaya yang ekonomis.
f. Mudah dimanipulasi
g. Mudah dibersihkan
h. Warna sesuai dengan warna jaringan sekitarnya
i. Reline atau rebase.
Sampai saat ini resin akrilik masih digunakan sebagai bahan basis
gigitiruan di bidang kedokteran gigi karena resin akrilik mempunyai sifat estetik
dan kekuatan relatif baik serta mudah dimanipulasi tetapi kekurangannya, resin
akrilik mempunyai sifat porus.3,4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.2 Klasifikasi Resin Akrilik
Berdasarkan proses polimerisasinya resin akrilik terbagi atas : 12
a. Resin akrilik polimerisasi panas (heat cured resin acrylic) adalah tipe
resin akrilik yang proses polimerisasinya terjadi setelah pemanasan pada
temperatur tertentu. Disebut juga dengan resin akrilik polimerisasi panas.
b. Resin akrilik polimerisasi kimia (self/cold cured resin acrylic) adalah
tipe resin akrilik yang tidak memerlukan pemanasan dalam proses
polimerisasinya.
c. Resin akrilik polimerisasi sinar (light cured resin acrylic) adalah tipe
resin akrilik yang proses polimerisasinya menggunakan sinar tampak.
2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas
Resin akrilik polimerisasi panas adalah resin jenis poli (metil) metakrilat
yang polimerisasinya dengan pemanasan. Energi termal yang diperlukan untuk
polimerisasi bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan
pemanasan air. Resin akrilik polimerisasi panas digunakan untuk bahan
pembuatan anasir gigitiruan, basis gigitiruan, bahan reparasi gigitiruan, bahan
obturator, dan pembuatan sendok cetak fisiologis. Resin akrilik polimerisasi panas
dengan pemanasan air dilakukan dengan dua cara, yaitu pemanasan air
menggunakan kompor atau waterbath.12
2.2.1 Komposisi
Biasanya, komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri atas : 1,2,12
a. Bubuk mengandung Polimer (polimetilmetakrilat) sebagai unsur utama,
benzoil peroksida sebagai inisiator (0,2-0,5%), opacifiers (Titanium dioxide),
Pewarna dalam partikel polimer yang dapat disesuaikan dengan jaringan mulut
1%, Fiber (menyerupai serabut-serabut pembuluh darah kecil).
b. Cairan mengandung monomer (methyl methacrylate) berupa cairan
jernih yang mudah menguap, Stabilisator (0,006 % inhibitor hidrokuinon sebagai
penghalang polimerisasi selama penyimpanan), Cross linking agent (2 % ethylen
glycol dimetacrylate) bermanfaat membantu penyambungan dua molekul polimer
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sehingga rantai menjadi panjang dan untuk meningkatkan kekuatan dan kekerasan
resin akrilik.
2.2.2 Manipulasi
Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet
dengan menggunakan teknik compression-molding. Perbandingan polimer dan
monomer biasanya 3:1 berdasarkan volume atau 2:1 berdasarkan berat. Pada saat
pencampuran, bahan akan melalui fase (stage) sebagai berikut : 13
a. Wet sand stage adalah tahap terbentuknya campuran yang menyerupai
pasir basah.
b. Sticky stage adalah tahap lengket berserat selama polimer larut dalam
monomer.
c. Dough stage / gel stage adalah tahap lembut seperti adonan, sesuai
untuk diisi ke dalam mold.
d. Rubberry stage adalah tahap kaku, seperti karet. Setelah pembuangan
malam, adonan resin akrilik yang telah mencapai dough stage dimasukkan ke
dalam mold gips.4
Kuvet ditempatkan di bawah tekanan ke dalam waterbath dengan waktu
dan suhu terkontrol untuk memulai polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas.
Waterbath unit diisi dengan air, kemudian suhu dan waktu diatur. Pemanasan
dimulai pada suhu kamar dan dinaikkan terus hingga suhu 700C selama 30 menit,
kemudian suhu dinaikkan menjadi 1000C dan dipertahankan selama 90 menit.
Setelah itu kuvet dikeluarkan dari alat waterbath dan dibiarkan dingin pada suhu
kamar.
Setelah prosedur polimerisasi, kuvet dibiarkan dingin secara perlahan
hingga mencapai suhu kamar untuk memungkinkan pelepasan internal stress yang
cukup sehingga meminimalkan perubahan bentuk basis.2 Selanjutnya dilakukan
pemisahan kuvet dan harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah fraktur
atau distorsi gigitiruan. Setelah dikeluarkan dari kuvet, basis gigitiruan akrilik siap
untuk diproses akhir dan dipoles.6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.3 Sifat-Sifat
Beberapa sifat – sifat resin akrilik polimerisasi panas adalah :
a. Berat molekul
Resin akrilik polimerisasi panas memiliki berat molekul polimer yang
tinggi yaitu 500.000 – 1.000.000 mol dan berat molekul monomernya yaitu 100.
Berat molekul polimer ini akan bertambah hingga mencapai angka 1.200.000 mol
setelah berpolimerisasi dengan benar. Rantai polimer dihubungkan antara satu
dengan lainnya oleh gaya Van der Waals dan ikatan antar rantai molekul. Bahan
yang memiliki berat molekul tinggi mempunyai ikatan rantai molekul yang lebih
banyak dan mempunyai kekakuan yang besar dibandingkan polimer yang
memiliki berat molekul yang lebih rendah.15
b. Densitas
Resin akrilik memliki densitas yang relatif rendah yaitu sekitar 1,15-1,19
g/cm3. Hal ini disebabkan resin akrilik terdiri dari kumpulan atom-atom ringan,
seperti karbon, oksigen, dan hidrogen.15
c. Konduktivitas termal
Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa
baik panas dihantarkan melalui suatu bahan. Basis resin memiliki konduktivitas
termal yang rendah yaitu 0,00006 (0C/cm).12
d. Penyerapan air
Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-
lahan dalam jangka waktu tertentu.3
e.Solubilitas
Meskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut, basis resin
umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.13
f. Porositas
Adanya gelembung / porositas dipermukaan dan di bawah permukaan
dapat mempengaruhi sifat fisis, estetik dan kebersihan basis gigitiruan. Porositas
cenderung terjadi pada bagian basis gigitiruan yang lebih tebal.2 Porositas
disebabkan oleh penguapan monomer yang tidak bereaksi dan berat molekul
polimer yang rendah, disertai dengan temperatur resin yang mencapai atau
melebihi titik didih bahan tersebut. 16,17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Porositas juga dapat berasal dari pengadukan komponen bubuk dan cairan
yang tidak tepat.6 Timbulnya porositas juga dapat diminimalkan dengan
pengadukan adonan resin akrilik hingga homogen, penggunaan perbandingan
polimer dan monomer yang tepat, prosedur pengadukan yang terkontrol dengan
baik, serta waktu pengisian bahan ke dalam mold yang tepat. 17
2.3 Kekasaran Permukaan
Kekasaran permukaan (Ra: roughness average) adalah karakteristik suatu
permukaan benda yang bergelombang (tidak teratur). Kekasaran permukaan
dihitung sebagai penyimpangan rata-rata aritmetik terhadap lembah/dasar
permukaan dan puncak permukaan.18
Uji sampel kekasaran permukaan diukur dengan menggunakan suatu alat
bernama profilometer dimana sebuah jarum (stylus) melintasi lapisan permukaan
dan sebuah penguat jiplakan dari profil/gambar digunakan. Pengukuran kekasaran
permukaan langsung didapatkan dari sampel material yang tidak terlalu tipis dan
tidak mudah distorsi.19,20
Dilaporkan bahwa efek dari prosedur perendaman resin akrilik didalam
larutan sodium perborat dapat mengakibatkan kekasaran permukaan yang
bervariasi diantara bahan material tersebut. Dinyatakan juga bahwa kekasaran
permukaan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis resin yang dipakai,
tekhnik polimerisasi, dan lamanya prosedur desinfeksi.17,21
Kekasaran permukaan secara positif dihubungkan dengan tingkat kolonisasi
bakteri pada biomaterial. Hal ini secara langsung mempengaruhi perlekatan awal
mikroorganisme, perkembangan biofilm, dan kolonisasi bakteri. Hal ini terjadi
karena permukaan dapat bertindak sebagai reservoir, dengan ketidakteraturan
permukaan, dan pembentukan celah yang menyediakan kesempatan bagi retensi
mikroorganisme dan perlindungan terhadap kekuatan pelepasan, bahkan sewaktu
pembersih bahan basis gigitiruan berbasis resin akrilik.19,21
Perlekatan mikroba pada permukaan biomaterial tergantung pada struktur
permukaan dan komposisi biomaterial.9 Permukaan yang halus dan terpoles
dengan baik adalah penting sepenuhnya tidak hanya bagi kenyamanan pasien
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tetapi juga keawetan gigitiruan/restorasi, hasil estetik yang baik, kesehatan rongga
mulut, dan retensi plak yang rendah.17,20
2.4 Mekanisme Pembersihan Gigitiruan
Ada dua cara yang sering dilakukan untuk pembersihan gigitiruan yaitu :
6,11,17
1. Cara mekanik
Pembersihan secara mekanik dilakukan dengan sikat gigi atau alat ultrasonic
cleaner, pembersihan dengan cara mekanik menggunakan sikat gigi dengan atau
tanpa bahan abrasif bersifat efektif dalam menghilangkan plak, tetapi jika
dilakukan berulang-ulang dapat menyebabkan keausan pada plat resin akrilik
yang nantinya dapat menyebabkan gigitiruan menjadi tidak retentif.
2. Cara kimia
Pembersihan secara kimia dilakukan dengan cara merendam gigitiruan
dengan larutan pembersih. Dilaporkan bahwa perlakuan penyikatan yang diikuti
dengan perendaman cukup efektif dan efisien untuk membunuh bakteri dan jamur.
2.4.1 Tablet Effervescent Sebagai Pembersih Gigitiruan
Tablet effervescent merupakan suatu bentuk sediaan yang menghasilkan
gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan. Gas yang dihasilkan
umumnya adalah karbondioksida (CO2). Tablet effervescent terdiri dari campuran
antara natrium bikarbonat dengan asam sitrat atau asam tartat yang apabila
dicelupkan kedalam air maka akan berbuih atau membentuk gas CO2. Standard
pemakaian tablet effervescent sebagai pembersih gigitiruan lepasan adalah selama
5 menit. Salah satu contoh tablet effervescent pembersih gigitiruan lepasan adalah
polident fresh active.7,22
2.4.2 Komposisi Bahan Pembersih 7,23
Salah satu contoh tablet effervescent adalah polident yang mengandung
sodium bicarbonate,citrid acid, pottasium monopersulfate, sodium perborate,
sodium hexametaphosphate, sodium benzoate, sodium lauryl sulfoacetate, dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sodium stearate, yang umumnya mengandung sedikit larutan pemutih dan bersifat
mengoksidasi dan abrasif.
a. Sodium bicarbonate
Sodium bicarbonate adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3,
disebut juga dengan nama sodium hidrogenkarbonate, sodium bicar, baking soda,
bread soda, cooking soda, bicard soda atau soda bikarbonat. Larut dalam air,
berbentuk putih kental yang berbentuk kristal, bersifat abrasif dan dapat
melepaskan stain pada gigitiruan.
b. Citrid acid
Citrid acid disebut juga hidrogen sitrat, mempunyai rumus kimia C6H8O7,
adalah asam organik lemah yang ditemukan dalam buah jeruk. Sifat buffer dari
asam ini digunakan untuk mengontrol pH pada pembersih alat rumah tangga dan
pada obat-obatan. Bahan ini juga dapat menguraikan logam sehingga dapat
digunakan dalam pembuatan sabun dan deterjen pembersih pakaian.
c. Sodium carbonate
Dikenal juga dengan nama soda pembersih atau abu soda, mempunyai
rumus kimia Na2CO3. Merupakan garam sodium dari asam karbonik, digunakan
sebagai pelembut pada pembersih pakaian. Sodium karbonat membentuk ikatan
dengan ion magnesium dan kalsium pada air, disebut juga soda pembersih yang
efektif menghilangkan minyak, lemak dan stain alkohol.
d. Sodium Perborate
Berwarna putih dan dapat larut pada air, dikenal dengan rumus kimia
NaBO3. Sodium perborat mengalami hidrolisis ketika berkontak dengan air,
memproduksi hidrogen peroksida dan borat. Sodium perborat juga mempunyai
komponen oksigen aktif pada detergen bahan pembersih dan pemutih gigi.
Mempunyai efek antiseptik dan dapat bertindak sebagai desinfektan. Sodium
perborat merupakan pemutih yang kurang kuat dibandingkan dengan sodium
hipoklorit sehingga menyebabkan lebih sedikit kerusakan pada bahan berwarna
dan tekstil, dan mempunyai sedikit sifat oksidasi yang dapat memutihkan. Sodium
perborat melepaskan oksigen secara cepat pada temperatur 600C dan bekerja
secara aktif pada temperatur 40-600C.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
e. Sodium Hexametaphosphate
Mempunyai rumus kimia NaPO3, berwarna putih, tidak berbau dan
berbentuk bubuk kristal, merupakan campuran dari polimerik metafosfat dan
sodium heksametaposfat yang digunakan sebagai salah satu kandungan detergen.
f. Sodium Benzoate
Digunakan sebagai bahan pengawet, sangat efektif membunuh jamur dan
bakteri.
g. Sodium stearate
Merupakan bahan kimia yang didapat dari hasil reaksi antara sodium
dengan asam streate, dengan rumus kimia C17H35COON, berbentuk bubuk
berwarna putih dan digunakan pada obat-obatan dan pasta gigi.
h. Sodium Lauryl sulfoacetate
Merupakan derivat dari kelapa dan minyak sawit, bersifat sebagai agen
surfaktan (bahan pembentuk busa) yang umum digunakan dan aman untuk kulit.
Karena berasal dari bahan alami, menghasilkan agen surfaktan yang sangat efektif
menghilangkan bakteri,permukaan yang berminyak dan kotor. Serta bersifat
hidrofilik yang berarti menarik air sehingga memungkinkan untuk lebih mudah
dilarutkan dalam air.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
2. 4 Kerangka Teori
s Resin Akrilik Heat Cured
Komposisi Sifat Fisik
Powder Liquid
Polimetilmetakrilat Titanium
dioxide Fiber Metilmetakrilat Cross lingking
agent Inhibitor
hydroquin
one
Kelarutan Penyerapan air
Tablet Effervescent
Komposisi Sifat
Sodium bicarbonate
Citrid acid
Sodium perborate
Sodium lauryl
sulfoacetate
Kekerasan Abrasif
Kekasaran
Permukaan Resin
Akrilik Heat Cured
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
2.5 Kerangka Konsep
Perendaman dengan
larutan Pembersih
Resin Akrilik
Penyerapan air dan kelarutan
Kekerasan Polident fresh
active
Sodium bicarbonate
Bersifat abrasif
Kekasaran Permukaan
Resin Akrilik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN : Eksperimental laboratorium
3.2 DESAIN PENELITIAN : Time series design
3.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Tempat : 1. Departemen Ilmu Material dan Teknologi Fakultas
Kedokteran Gigi USU
2. Laboratorium Mesin Politeknik Medan
3. Laboratorium Ilmu Dasar (LIDA) FMIPA USU
Waktu : Mei – September 2013
3.4 SAMPEL DAN BESAR SAMPEL
3.4.1 Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini menggunakan resin akrilik heat cured
berbentuk persegi dengan ukuran panjang dan lebar 12 mm dan tebal 2 mm.21
12mm
Tebal 2mm
Gambar 1. Ukuran Sampel
3.4.2 Besar Sampel :
Jumlah sampel penelitian berdasarkan rumus sebagai berikut :24
(t-1) (r-1) ≥ 15
Keterangan :
t : jumlah perlakuan
r : jumlah ulangan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dalam penelitian ini akan diberikan perlakuan pada resin akrilik dengan
lama perendaman 15, 30, dan 45 kali, sehingga t = 3. Berdasarkan rumus diatas,
maka jumlah sampel ( n ) kelompok dapat ditentukan sebagai berikut :
(3-1) (r-1)≥15)
(2) (r-1)≥15
r ≥ 7.5
= 8
Dari rumus didapat bahwa besar sampel minimal adalah 8. Namun besar
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 10 buah untuk seluruh
perlakuan.
3.5 VARIABEL PENELITIAN
3.5.1 Variabel Bebas
Siklus perendaman 15, 30, dan 45 kali perendaman.
3.5.2 Variabel Tergantung
Kekasaran permukaan resin akrilik heat cured
3.5.3 Variabel Terkendali
1. P/W ratio: - Polimer dan monomer resin akrilik heat cured (9gr :3,6ml)
- Plaster of paris ( 100 gr : 30 ml ).
2. Ukuran sampel (12 x 12 x 2 mm)
3. Metode penggodokan
4. Waktu pengadukan ( Mixing Time ) :- Resin Akrilik (dough stage)
- Plaster of paris
5. Pengepresan
6. Suhu penggodokan
7. Suhu Perendaman (37oC)
8.Waktu Perendaman (5 menit)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.5.4 Variabel Tak Terkendali
1. Kecepatan pengadukan resin akrilik
2. Kecepatan pengadukan plaster of paris
3.6 KRITERIA SAMPEL
3.6.1 Kriteria Inklusi
1. Tidak ada poreus dipermukaan
2. Sampel berbentuk persegi dengan ukuran 12x12x2mm.
3.6.2 Kriteria Ekslusi
1. Sampel memiliki poreus
2. Sampel kotor atau terkontaminasi dengan bahan lain.
3.7 DEFENISI OPERASIONAL
1. Kekasaran permukaan adalah karakteristik suatu permukaan benda yang
bergelombang (tidak teratur) dan satuan µm. Pengukuran kekasaran dengan
profilometer (Mitutoya SJ-201, Jepang) dengan ketelitian sebesar 0,01µm.
2. Waktu perendaman adalah lamanya waktu sampel resin akrilik
direndam dalam larutan pembersih selama 15, 30 dan 45 kali perendaman.
3. Jenis Resin akrilik adalah resin akrilik polimerisasi panas dengan proses
polimerisasinya terjadi setelah pemanasan pada temperatur tertentu.
4. Larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan adalah suatu bentuk
sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam
larutan. Pembersih gigitiruan yang digunakan polident fresh active.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.8 ALAT DAN BAHAN PENELITIAN
3.8.1 Alat Penelitian
1. Master logam berukuran 12 x 12 x 2 mm
Gambar 2. Master Logam
2. Profilometer ( Mitutoya SJ-201, Jepang )
Gambar 3. Profilometer
3. Rubber bowl dan spatula pengaduk
Gambar 4. Rubber bowl dan spatula
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Pot akrilik
Gambar 5. Pot Akrilik
5. Glass plastik
Gambar 6. Glass Plastik
6. Hidrolik press (OL 57 Manfedy,italy)
7. Kuvet (Smic, China)
Gambar 7. Kuvet
8. Stopwatch (Digitimer China)
Gambar 8. Stop watch
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9.Mikromotor (Marathon 4, Korea)
Gambar 9. Mikromotor
10. Frasser
11. Kertas pasir waterproof (No.1200,2000,2400,Taiyo)
Gambar 10. Kertas Pasir
12. Emery
13. waterbath ( Merek Schutzart DIN 40050- IP 20, Jerman )
Gambar 11. Waterbath
14. Pinset dan Lekron
Gambar 12. (a) Pinset dan (b) Lekron
A
B
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15. Inkubator
Gambar 13. Inkubator
16. Cellophan sheat
Gambar 14. Cellophan sheat
3.8.2 Bahan Penelitian
1. Pembersih polident fresh active, komposisi lihat tabel 1
Gambar 15. Polident
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Resin Akrilik, komposisi lihat tabel 1
Gambar 16.(a) Powder dan (b) Liquid
3. Could mould seal dan Vaselin
Gambar 17. (a) Could mould seal dan (b) Vaselin
4. Aquadest
Tabel 1. Komposisi Bahan Penelitian
No Bahan Komposisi Produksi
1 Resin
Akrilik
Heat cured
- Polimetilmetakrilat
- Titanium dioxide
- Fiber
- Methyl methacrylate
- Inhibitor hidrokuinon
- Ethylen glycol dimetacrylate
Vertex
Dental B.V
Netherlands
2 Polident
Fresh
Active
- Sodium bicarbonate
- Citric acid
- Sodium carbonate
- Pottasium monopersulfate
- Sodium perborate
- Sodium polyphosphate
- Sodiun hexametaphosphate
- Sodium benzoat
- Polyethylene glicol ( peg 8000)
- Sodium lauryl sulfoacetate
GSK
Australia
A B
A B
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- PVP/VA S630
- Flavour
- Sodium stearate
- C173015
- C 142090
- CI 19140
3 Cold Mould
Seal
Vertex
Dental B.V
Netherlands
4
4
Vaselin
5 Aquadest - H2O
3.9 PROSEDUR PENELITIAN
3.9.1 Pembuatan Sampel Penelitian
1. Pembuatan lempeng master logam dengan ukuran 12x12x2 mm
sebanyak 10 buah.
2. Pembuatan sampel lempeng akrilik :
a. Membuat adonan gips dan air 100 gr : 30 ml (sesuai petunjuk pabrik).
b. Adonan gips diaduk dengan spatula selama 60 detik hingga homogen
lalu diisi ke kuvet bawah.
c. Seluruh permukaan lempeng logam yang sudah diolesi vaselin
ditanamkan ke kuvet bawah sampai permukaan atas sejajar pinggir kuvet dan
gips.
Gambar 18. (a) Logam yang di olesi vaselin (b) Penanaman logam
A B
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Tunggu keras, setelah keras olesi vaselin seluruh permukaan gips.
e. Kuvet atas disatukan dengan kuvet bawah dan diisi adonan gips.
f. Setelah gips mengeras, kemudian kuvet dibuka dan logam dikeluarkan
dari dalam kuvet.
g. Olesi dengan cold mould seal.
3. Pengisian Resin Akrilik Heat Cured pada Mould
a. Polimer dan monomer diaduk dalam pot akrilik dengan perbandingan
9 gr : 3,6 ml ( sesuai petunjuk pabrik ) sehingga adonan mencapai
dough stage.
b. Mould yang telah diolesi separator ( cold mould seal ) diisi penuh
dengan adonan resin akrilik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Cellophan Sheat diletakkan antara kuvet atas dan bawah, lalu ditutup
dan ditekan perlahan dengan pengepresan. Lakukan proof press.
d. Kuvet dibuka kembali dan akrilik yang berlebih dipotong dengan
menggunakan lekron, kemudian kuvet ditutup kembali, dilakukan pengepresan,
pemberian tekanan dilanjutkan sampai kuvet berkontak rapat satu sama lain lalu
baut dipasang dan diketatkan.
4. Proses Penggodokan
Penggodokan dilakukan dengan cara memasukkan kuvet kedalam
waterbath. Waterbath unit diisi dengan air, kemudian suhu dan waktu diatur.
Pemanasan dimulai pada suhu kamar dan dinaikkan terus hingga suhu 700C
selama 30 menit, kemudian suhu dinaikkan menjadi 1000C dan dipertahankan
selama 90 menit. Setelah itu kuvet dikeluarkan dari alat waterbath dan dibiarkan
dingin pada suhu kamar.
Gambar 19. Proses penggodokan dalam Waterbath
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.9.2 Penyelesaian Akhir dan Pemolisan
1. Sampel dikeluarkan dari kuvet lalu dirapikan dengan menggunakan bur
frasser untuk menghilangkan bagian yang tajam dan dihaluskan permukaannya
dengan menggunakan rotary grinder dan kertas pasir dari ukuran No.1200,2000
dan 2400.
2. Pemolisan sampel dilakukan dengan emery sampai diperoleh
permukaan yang mengkilat.
3. Setelah itu semua sampel dicuci dengan air untuk menghilangkan
kotoran lalu dikeringkan diatas kertas tissue.
4. Pemberian nomor pada sampel dari No. 1 – 10 pada bagian bawah
sampel.
3.9.3 Pengukuran Kekasaran Permukaan Awal Sampel
1.Setiap sampel dibuat 3 titik pengukuran (± 1 mm dari tepi sampel)
menggunakan spidol.
Gambar Skema daerah yang diukur
2. Sampel diletakkan dibidang datar dan operator meletakkan stylus pada
titik pertama dipermukaan sampel, kemudian alat diaktifkan lalu stylus bergerak
menelusuri satu garis lurus (horizontal) sepanjang permukaan sampai ± 0 – 8 mm
dan kembali lagi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Monitor / layar alat uji akan menunjukkan nilai kekasaran permukaan
sampel yang diukur. Pengukuran dilakukan 3 kali pada masing- masing titik yang
telah ditandai sebelumnya.
4. Ketiga hasil pengukuran yang didapat dirata - ratakan.
3.9.4 Perendaman Sampel dan Pengukuran Kekasaran
1. Isi wadah dengan air 200 ml kemudian masukkan ke dalam inkubator
dengan suhu 370C.
2. Masukkan 10 sampel ke dalam wadah.
3. Kemudian masukkan 1 tablet polident dan biarkan selama 5 menit.
4. Keluarkan sampel, cuci dan keringkan diatas kertas tissue.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Rendam di dalam aquades selama 5 menit, keluarkan dan keringkan
(siklus I selesai).
6. Kemudian siklus perendaman dilanjutkan sampai 15 kali.
7. Lakukan pengukuran kekasaran permukaan setelah perendaman dengan
cara yang sama seperti pengukuran kekasaran permukaan awal.
8. Kemudian lanjutkan siklus perendaman sampai 30 kali dan kemudian
dilakukan pengukuran kekasaran permukaan.
9. Setelah itu dilanjutkan siklus perendaman sampai 45 kali dan dilakukan
pengukuran kekasaran permukaan.
4. ANALISIS DATA
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji one way anova
untuk melihat kekasaran permukaan antar kelompok perlakuan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 10 buah untuk seluruh
perlakuan. Hasil pengukuran kekasaran permukaan sebelum dan sesudah
dilakukan perendaman dalam larutan Polident fresh active dapat dilihat pada tabel
2.
Tabel 2. Rerata Perhitungan Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Heat Cured µm)
Sebelum dan Sesudah Perendaman Dalam Larutan Polident Fresh Active
Tiap Kelompok Perendaman.
Perendaman
Sampel Sebelum
Perendaman
15 Kali Siklus
Perendaman
30 Kali Siklus
Perendaman
45 Kali Siklus
Perendaman
1 0.17 0.18 0.22 0.26
2 0.17 0.18 0.21 0.28
3 0.17 0.18 0.23 0.29
4 0.18 0.19 0.25 0.30
5 0.16 0.17 0.23 0.28
6 0.18 0.19 0.25 0.28
7 0.18 0.19 0.23 0.29
8 0.16 0.17 0.23 0.29
9 0.16 0.17 0.24 0.30
10 0.18 0.19 0.23 0.27
Rerata 0.17200 0.18100 0.23100 0.28000
SD 0.0084 0.0095 0.0121 0.0099
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2 Analisis Hasil Penelitian
Hasil analisa statistik uji one way anova pada kelompok perlakuan dapat
dilihat pada tabel 3. Dimana, terlihat bahwa adanya perbedaan kekasaran yang
bermakna antar kelompok perlakuan (p<0.05).
Tabel 3. Analisis statistik Uji One Way Anova Sesudah Direndam Dalam Larutan
Pembersih Gigitiruan Selama 15, 30 dan 45 Kali Perendaman
Kelompok n Rerata SD P
Sebelum Perendaman 10 0.17200 0.0084
I ( 15 kali ) 10 0.18100 0.0095 0.000*
II ( 30 kali ) 10 0.23100 0.0121
III ( 45 kali ) 10 0.28000 0.0099
Keterangan : * menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0.05)
uji one way Anova
Sementara untuk melihat perbedaaan kekasaran tiap kelompok perlakuan
dilakukan uji LSD.
Tabel 4. Analisis Statistik Uji Least Significance Difference ( LSD ) Antar
Kelompok
Perendaman
Perbandingan Antar
Kelompok Perlakuan
Mean Difference
( I – J )
P
I – II 0.0091 0.000*
I – III 0.0591 0.000*
I – IV 0.1081 0.000*
II – III 0.0500 0.000*
II – IV 0.0990 0.000*
III - IV 0.0490 0.000*
Keterangan : * menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0.05)
Dari tabel 4 terlihat bahwa adanya perbedaan rata–rata antara kelompok I
(sebelum perendaman) dan II (15 kali) sebesar 0.0091 dengan (p<0.05). Dari hasil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
analisis statistik uji Least Significance Difference didapatkan perbedaan rata–rata
antara kelompok I (sebelum perendaman) dan III (30 kali) sebesar 0.0591 dengan
(p<0.05). Dari hasil analisis statistik uji Least Significance Difference didapatkan
perbedaan rata–rata antara kelompok I (sebelum perendaman) dan IV (45 kali)
sebesar 0.1081 dengan (p<0.05). Dari hasil analisis statistik uji Least Significance
Difference didapatkan perbedaan rata–rata antara kelompok II (15 kali) dan III (30
kali) sebesar 0.0500 dengan (p<0.05).
Dari hasil analisis statistik uji Least Significance Difference didapatkan
perbedaan rata–rata antara kelompok II (15 kali) dan IV (45 kali) sebesar 0.0990
dengan (p<0.05). Dari hasil analisis statistik uji Least Significance Difference
didapatkan perbedaan rata–rata antara kelompok III (30 kali) dan IV (45 kali)
sebesar 0.0490 dengan (p<0.05).
Hasil analisis statistik uji Least Significance Difference menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan antara masing–masing kelompok perendaman
(p<0.05). (Tabel 4)
Grafik perbandingan rata-rata kekasaran permukaan resin akrilik heat
cured sebelum dan sesudah perendaman dalam larutan pembersih gigitiruan
dengan siklus yang berbeda dapat dilihat pada gambar 20.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 20. Grafik Perbandingan Rata-Rata Kekasaran Permukaan
Sebelum dan Sesudah Perendaman
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 5
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian diperoleh perbedaan kekasaran permukaan sesudah
direndam untuk masing–masing kelompok sampel dengan peningkatan sebesar
0.0091 µm untuk 15 kali siklus perendaman, 0.0591 µm untuk 30 kali siklus
perendaman, dan 0.1081 µm untuk 45 kali siklus perendaman. Hasil ini
menunjukkan adanya peningkatan kekasaran permukaan sesudah perendaman
larutan polident fresh active
Dari uji hasil post hoc test dengan LSD dapat dilihat kekasaran antara
sebelum perendaman dengan perendaman 15 kali bermakna, dengan nilai
perbedaan sebesar 0.0091 µm dan (p<0.05), sebelum perendaman dengan 30 kali
dengan perbedaan kekasaran 0.0591 µm (p<0.05) begitu juga pada perendaman
sebelum perendaman dengan 45 kali perendaman bermakna, dengan nilai
perbedaan sebesar 0.1081 µm dan (p<0.05). Perbedaan kekasaran yang paling
besar terdapat pada perendaman 45 kali dengan perubahan sebesar 0.1081 µm.
Hasil uji tersebut menunjukkan waktu perendaman resin akrilik heat cured
dalam larutan pembersih gigitiruan mempengaruhi kekasaran permukaan bahan.
Dari hasil uji ini, dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu perendaman
maka nilai kekasaran permukaan semakin meningkat karena semakin lama
terpapar dengan bahan abrasif.
Pada penelitian ini terlihat peningkatan kekasaran permukaan pada setiap
kelompok. Pada penelitian yang dilakukan Kortrakulkij (2008), terlihat perubahan
kekasaran permukaan resin akrilik heat cured setelah dilakukan perendaman
dengan larutan polident.9
Penelitian Campos, dkk (2009) melaporkan bahwa efek dari prosedur
perendaman resin akrilik di dalam larutan sodium perborat dapat mengakibatkan
kekasaran permukaan yang bervariasi.17
Dinyatakan juga bahwa kekasaran permukaan resin akrilik dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti jenis resin yang dipakai, teknik polimerisasi dan
lamanya prosedur desinfeksi.21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penelitian Kusumaningtyas (2010) membandingkan bahan pembersih yang
mengandung bahan abrasif dengan pembersih yang tidak mengandung bahan
abrasif. Kekasaran lempeng resin akrilik akibat penyikatan memakai pasta gigi
lebih besar dibandingkan penyikatan memakai sabun cair. Hal ini karena pasta
gigi mengandung bahan abrasif sedangkan sabun cair tidak mengandung bahan
abrasif.10
Polident fresh active merupakan salah satu jenis pembersih gigitiruan yang
mengandung sodium bikarbonat yang bersifat abrasif dan juga terdiri dari
kumpulan asam lemah. Bahan yang memiliki sifat abrasif dalam jangka waktu
yang lama dapat mempengaruhi sifat fisik dari suatu bahan. Hal ini menunjukkan
hasil yang sesuai dengan penelitian ini, dimana terlihat adanya peningkatan
kekasaran permukaan yang signifikan dari resin akrilik heat cured setelah
dilakukan perendaman dalam larutan polident.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan yang bermakna antara kekasaran permukaaan
sesudah perendaman dalam larutan pembersih gigitiruan polident fresh active
selama 15 kali, 30 kali dan 45 kali siklus perendaman.
2. Semakin lama resin akrilik heat cured direndam dalam larutan
pembersih gigitiruan polident fresh active maka semakin besar peningkatan
kekasaran permukaannya.
6.2 Saran
1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk
penelitian lebih lanjut.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih
banyak agar diperoleh validitas yang tinggi, sehingga perubahan yang terjadi
setelah dilakukan perendaman dalam larutan pembersih gigitiruan polident fresh
active dapat dilihat dengan lebih jelas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
1. Craig RG, Powers JM. Restorative dental materials. 11th ed. St. Louis : CV
Mosby Company, 2002;636-640.
2. Anusavice KJ. Philips science of dental materials. 10 th ed. Missouri :
Saunders, 2003;174-189.
3. David, Munadziroh E. Perubahan warna lempeng resin akrilik yang
direndam dalam larutan desinfektan sodium hipoklorit dan klorhexidin.
Dent.J, Vol.38,2005;36-40.
4. Nirwana I. Kekuatan transversa resin akrilik hybrid setelah penambahan
glass fiber dengan metode berbeda. Dent.J, Vol.38,2005;16-19.
5. Ismiyati T. Pengaruh perendaman khlorheksidin sebagai bahan pembersih
terhadap kekuatan tranversa basis gigitiruan lengkap resin akrilik dengan
soft liner. Majalah Kedokteran Gigi FKG Gajah Mada Yogyakarta,
2006;13(2):146-149.
6. Wulandari F, Rostiny, Soekobagiono. The effect of immersion duration of
heat cured acrylic resin in eugenol of cinnamon oil toward the transverse
strenght. Journal of Prosthodontics, Vol.3, 2012;1-5.
7. Miller S, Ltd, Dungarvan, Co. Waterford. Denture cleansing tablet
polident fresh active. GSK : Australia Pembersih gigitiruan.
8. Health Science Research Center Indiana University. Abrasion, polishing,
and stain removal characteristicsof various commercial dentifrices in vitro.
J Clin Dent 2011; 22: 11-18.
9. Kortrakulkij K. Effect of denture cleanser on color stability and flexural
strenght of denture base materials. Tesis kedokteran gigi FKG Air langga,
2008; 1-73.
10. Kusumaningtyas E. Pengaruh bahan pembersih dan lama penyikatan
terhadap kehalusan permukaan lempeng resin akrilik. Majalah Kedokteran
Gigi FKG Air langga, Jakarta: 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11. Hendrijantini N. Pengaruh konsentrasi larutan sodium hipoklorid sebagai
desinfektan gigi tiruan resin akrilik terhadap candida albicans. Majalah
Kedokteran Gigi FKG Unair Surabaya, 1997; 30 (2): 73-76.
12. Richard VN. Introduction to dental materials. 3 th ed . St. Louis : Mosby,
2007; 216-226.
13. Manappallil JO. Basic dental materials. 2nd ed. New Delhi: Jaypee
Brothers Medical Publishers (P),1998;98-137.
14. Dhuru VB. Contemporary dental materials. 11th ed, Newyork: Oxford
University Press, 2004: 48-51, 53.
15. Combe EC. Sari dental material. Alih Bahasa. Selamat Tarigan. Jakarta:
Balai Pustaka, 1992: 270-5.
16. Gladwin M, Bagby M. Clinical aspects of dental materials. 3th . Wolters :
Philadelphia, 2009; 146-150.
17. Campos MAP, Konchenborger C, Silvia DFF, Shinkai RSA. Effect of
refeated microwave deinfection on surface roughness and baseplate
adaptation of denture resins polymerized by different techniques. Rev
odonto cienc, 2009;24(1):41-3.
18. Pereira-Cenci T, Delbelcury AA, Crielaard W, Ten cate JM. Development
of candida-associated denture stomatitis. J Appl Oral Sci,2008;16(2):87-1.
19. Sousa C, Teixeira P, Oliveira R. Influence of surface properties on the
adhesion of stapylococcus epidermidis to acrylic and silicone. Int J
Biomaterial 2009; 1-2: 5-7.
20. Tari BF, Nalbant D, Dogruman F, Kustimur S. Surface rougness and
adherence of candida albicans on soft lining materials as influenced by
accelerated aging. J Contemp Dent Pract 2007; 8(5):2-4:7.
21. Machado AL, Breeding LC, Vergani CE, da Cruz Peres LE. Hardness and
surface rougness of reline and denture base acrylic resins after refeated
disinfection procedures. J Prost Dent 2009; 115-22.
22. Amela, N.J., Technological Contribution to Effervescent Tablets with
Ascorbic Acid. Dissertation, Health Sciences, Pharmacy, De Barcelona
University.1997
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23. Livestrong.Ingridientsin denture cleansers. <
http://www.livestrong.com/article/121826 - ingredients-denture-cleaners /
> (12 Mei 2010).
24. Hanafiah IKA. Rancangan percobaan aplikatif. Edisi ke-1. Jakarta:
Rajawali Pers, 2005:12.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
Lampiran 1. Alur Penelitian
Uji Kekasaran Awal
Uji Kekasaran
Analisis Data
Rendam Larutan Polident
5 Menit ke dalam
Inkubator dengan Suhu
370C
Cuci dan Keringkan
Rendam dalam Aquadest
5 Menit
15 Kali
30 Kali
45 Kali
Sampel Resin Akrilik Heat Cured
Uk. 12 x 12 x 2 mm
Siklus Perendaman
Sampel
Satu Kali Siklus
Perendaman
Uji Kekasaran
Uji Kekasaran
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 2. Output Uji Normalitas Data Kekasaran Permukaan Resin
Akrilik Heat Cured Sebelum dan Sesudah Perendaman
Dalam Larutan Pembersih Gigitiruan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
mean1 .162 10 .200* .914 10 .312
mean15 .196 10 .200* .911 10 .291
mean30 .161 10 .200* .967 10 .857
mean45 .169 10 .200* .943 10 .582
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 3. Output Uji One Way Anova Kekasaran Permukaan Resin
Akrilik Heat Cured Sesudah Perendaman Dalam Larutan
Pembersih Gigitiruan
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
mean
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.252 3 36 .859
ANOVA
mean
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .075 3 .025 243.237 .000
Within Groups .004 36 .000
Total .079 39
Descriptives
mean
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval
for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
Mean 15 10 .18100 .009565 .003025 .17416 .18784 .167 .193
Mean 30 10 .23100 .012177 .003851 .22229 .23971 .210 .250
Mean 45 10 .28000 .009938 .003143 .27289 .28711 .263 .293
Sebelum Perendaman 10 .17190 .008491 .002685 .16583 .17797 .160 .183
Total 40 .21597 .044894 .007098 .20162 .23033 .160 .293
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
mean
LSD
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Mean 15 Mean 30 -.050000* .004531 .000 -.05919 -.04081
Mean 45 -.099000* .004531 .000 -.10819 -.08981
Sebelum Perendaman .009100 .004531 .052 -.00009 .01829
Mean 30 Mean 15 .050000* .004531 .000 .04081 .05919
Mean 45 -.049000* .004531 .000 -.05819 -.03981
Sebelum Perendaman .059100* .004531 .000 .04991 .06829
Mean 45 Mean 15 .099000* .004531 .000 .08981 .10819
Mean 30 .049000* .004531 .000 .03981 .05819
Sebelum Perendaman .108100* .004531 .000 .09891 .11729
Sebelum Perendaman Mean 15 -.009100 .004531 .052 -.01829 .00009
Mean 30 -.059100* .004531 .000 -.06829 -.04991
Mean 45 -.108100* .004531 .000 -.11729 -.09891
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4. Tabel Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan Resin Akrilik
Heat Cured Sebelum Perendaman
NO. I II III Rata – rata
1 0.16 0.17 0.18 0.17
2 0.18 0.16 0.18 0.173333
3 0.17 0.16 0.19 0.173333
4 0.16 0.20 0.18 0.18
5 0.16 0.16 0.16 0.16
6 0.18 0.17 0.18 0.176666
7 0.16 0.19 0.19 0.18
8 0.16 0.17 0.16 0.163333
9 0.16 0.16 0.16 0.16
10 0.18 0.20 0.17 0.183333
0.171999
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 5. Tabel Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan Resin Akrilik
Heat Cured Sesudah Perendaman
1. Kelompok I ( 15 kali perendaman )
NO. I II III Rata – rata
1 0.17 0.18 0.18 0.176666
2 0.20 0.17 0.18 0.183333
3 0.18 0.18 0.19 0.1783333
4 0.18 0.20 0.18 0.186666
5 0.17 0.16 0.18 0.17
6 0.20 0.18 0.20 0.193333
7 0.18 0.20 0.19 0.19
8 0.17 0.17 0.17 0.17
9 0.17 0.17 0.16 0.173333
10 0.19 0.20 0.18 0.19
2. Kelompok II ( 30 kali
perendaman )
NO. I II III Rata – rata
1 0.21 0.24 0.20 0.216666
2 0.24 0.19 0.20 0.21
3 0.25 0.20 0.25 0.233333
4 0.23 0.27 0.24 0.246666
5 0.19 0.25 0.25 0.23
6 0.26 0.24 0.25 0.25
7 0.23 0.22 0.25 0.233333
8 0.25 0.23 0.20 0.226666
9 0.19 0.27 0.25 0.236666
10 0.20 0.25 0.23 0.226666
0.180999
0.230999
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Kelompok III ( 45 kali
perendaman )
NO. I II III Rata – rata
1 0.29 0.27 0.23 0.263333
2 0.29 0.25 0.29 0.276666
3 0.30 0.26 0.30 0.286666
4 0.29 0.31 0.28 0.293333
5 0.28 0.29 0.27 0.28
6 0.29 0.26 0.28 0.276666
7 0.26 0.28 0.31 0.283333
8 0.29 0.25 0.30 0.28
9 0.28 0.29 0.31 0.293333
10 0.29 0.26 0.25 0.266666
0.279999
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA