HAMA UTAMA CABAI MERAH
Disusun oleh :
Ir. Djoko Widodo M.Agr
Widyaiswara Utama
KEMENTERIAN PERTANIAN
BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN
(BBPP) KETINDAN
2017
Bahan Tayang
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) :Setelah berlatih peserta dapat memahami Hama
Utama yang menyerang tanaman cabai merahdengan baik dan benar.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) :Setelah berlatih peserta dapat :
1. Menjelaskan Identifikasi Hama TanamanCabai..
2. Menjelaskan Pengendalian Hama TanamanCabai
Minimal 70% benar.
POKOK BAHASAN dan SUB POKOK BAHASAN :
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
1. Identifikasi
Hama
Tanaman
Cabai.
1.1. Identifikasi Hama
Tanaman Cabai.
2 Pengendalian
Hama
Tanaman
Cabai
2.1. Pengendalian Hama
Tanaman Cabai
PB 1. Identifikasi Hama
Tanaman Cabai Merah.
Metamorfose Serangga
Met.
Sempurna
Telur-Larva-Pupa-
Imago
Met. Tidak
Sempurna
Telur-Nimfa-
Imago
SPB 1. Identifikasi Hama
Tanaman Cabai.
1. Kutu Daun Persik (Myzus persicae).
2. Thrips (Thrips parvispinus).
3. Ulat Buah (Helicoverpa armigera).
4. Wereng Kapas (Empoasca lybica).
5. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis).
6. Ulat Grayak (Spodoptera litura).
7. Tungau Teh Kuning (Polyphagotarsonemus latus).
8. Hama Nematoda (Meloidogyne incognita).
1. Kutu Daun Persik
(Myzus persicae).
a. Morfologi .
• Kutu bersayap (alatae) dan tidak
bersayap (apterae).
• Yg bersayap : hitam. Yg tdk
bersayap bervariasi : merah,
kuning, hijau atau kuning hijau.
• Punya antena sepanjang tubuh,
baik nimfa maupun imago.
1. Kutu Daun Persik
(Myzus persicae).
b. Perkembangan. Scr
parthenogenesis. Periode nimfa 6
hr. Merusak pd msm kemarau.
c. Musuh alami. Parasitoid Aphidius
sp, kumbang macan Menochilus
sp dan larva Ischiodon scutellaris.
Kutu Daun Persik
(Myzus persicae)
2. Thrips (Thrips
parvispinus).
a. Sebaran. Meliputi Jawa,
Sumatera dan Thailand.
Menyerang jg : kopi, ubi jalar,
kacang dan crotalaria.
b. Gejala. Menyerang daun
muda, mula2 tampak noda
perak tdk teratur, lalu berubah
coklat tembaga dan daun
mengeriting ke atas.
2. Thrips (Thrips parvispinus).
c. Morfologi. Telur oval di dlm jaringan
daun. Nimfa putih dan sangat aktif.
Imago kuning coklat hitam, 08-09 mm.
d. Perkembangan. Scr partenogenesis,.
Nimfa 2 instar, diikuti pre pupa dan
pupa. Pupa dlm tanah. Krn tdk dpt
terbang, sebaran dibantu angin.
Populasi tinggi pd msm kemarau. Daur
hidup 7-12 hr.
e. Musuh alami. Kumbang Coccinellidae,
tungau predator, larva Chrysopidae,
kepik Anthocoridae dan kumbang
Staphylinidae.
Thrips parvispinus
3. Ulat Buah
(Helicoverpa armigera).
a. Sebaran. Bersifat sangat polifag,
menyerang jg tomat dan kedelai.
Menyerang tan cabai saat mulai
berbuah.
b. Gejala. Buah berlubang, jika
dibelah ditemukan ulat. Ulat
melubangi buah cabai. Ulat instar
I menyerang buah hijau. Pd msm
hujan ada kontaminasi cendawan.
3. Ulat Buah
(Helicoverpa armigera).
c. Morfologi. Telur bulat, diletakkan
tunggal menyebar pd bag atas tan
inang. Larva berwarna variatif : kuning,
hijau coklat atau hitam. Tubuh ditutupi
rambut2 halus.
d. Perkembangan. Daur hidup 35 hr.
betina bertelur 1.000 butir.
e. Musuh Alami. Antara lain : parasitoid
telur Trichogramma nana, parasitoid
larva Diadegma argenteopilosa,
cendawan Metharrhizium dan nematoda
parasit serangga (entomophagous
nematodes).
Ulat Buah (Helicoverpa
armigera)
4. Wereng Kapas
(Empoasca lybica).
a. Sebaran. Menyerang jg kacang,
rosella, kapas, dadap, kentang,
ubi jalar dan terong.
b. Gejala. Daun berbercak putih, lalu
kuning dan gugur. Serangan berat
pd msm kemarau.
c. Morfologi. Wereng berwarna hijau
kuning dg sayap hijau pucat.
Tubuh panjangnya 2,5 mm.
d. Perkembangan. Daur hidup 18 hr.
Telur 9 hr.
Wereng Kapas
(Empoasca lybica)
5. Lalat Buah
(Bactrocera dorsalis).
a. Sebaran. Tersebar dr India sampai
Filipina, polifag. Selain cabai,
menyerang 20 tanaman lain spt : jeruk,
pisang, blimbing, apel dan mangga.
b. Gejala. Tampak titik hitam pd pangkal
buah. Jika buah dibelah tampak
belatung (larva). Imago betina letakkan
telur di dlm buah pd pangkal buah
muda. Larva dlm buah, shg buah busuk
dan gugur. Serangan berat pd msm
hujan. Ada kontaminasi cendawan.
5. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis).
c. Morfologi. Telur bulat panjang,
ujung lancip. Larva panjang 1 cm,
putih kekuningan, bisa gerak
melenting dan lincah. Pd sayap
lalat ditemukan bercak atau garis.
d. Perkembangan. Lalat ditemukan
siang hr pd daun atau bunga.
Larva 6-8 mm. Buah menjadi
gugur, larva keluar dr buah dan
jadi pupa dlm tnh.
e. Musuh alami. Ditemukan
parasitoid larva dan pupa.
Lalat Buah (Bactrocera
dorsalis).
6. Ulat Grayak
(Spodoptera litura).
a. Sebaran. Bersifat cosmopolitan
dan polifag. Hama pd tembakau,
padi, kacang dan kubis.
b. Gejala. Larva instar 1-2
menyerang daun dan timbul
bercak2 putih menerawang, krn
epidermis bag atas ditinggalkan.
Larva instar lanjut menimbulkan
daun gundul, tinggal tulang daun
atau daun berlubang. Pd
permukaan buah timbul lubang tak
teratur.
6. Ulat Grayak (Spodoptera litura).
c. Morfologi. Telur berkelompok ditutupi rambut
sutra putih coklat. Larva 6 instar. Instar 1
berkepala hitam, instar 1,2 dan 3 (2-15 mm) ada
kalung hitam pd ruas abdomen ke 3. Kalung tsb
berubah bercak hitam pd instar 4,5 dan 6.
Warna larva variatif : hijau hitam, coklat hitam
atau putih hitam.
d. Perkembangan. Ada 350 telur/ kelompok dg
lama stadia 3-5 hr. Larva instar1 berkelompok,
instar terakhir rakus. Bila makanan berkurang
akan kanibal. Serangan mulai senja sampai
malam. Siang sembunyi pd gulma. Pupa dlm
tnh. Daur hidup 22-33 hr.
e. Musuh alami : parasitoid telur Telenomus
spodopterae dan predator kepik buas. Ada pula
SeNPV (Spodoptera exigua Nuclear
Polyhidrosis Virus).
Ulat Grayak
(Spodoptera litura).
7. Tungau Teh Kuning
(Polyphagotarsonemus latus).
a. Sebaran. Tersebar luas dan polifag.
Menyerang jg tomat, karet, kapas, jeruk,
kentang, wijen dan teh. Serangan berat
pd msm kemarau.
b. Gejala. Menyerang daun muda, timbul
warna coklat mengkilat pd permukaan
bwh daun. Daun kaku dan melengkung
ke bwh ( spt sendok terbalik). Gejala
coklat tsb muncul 8-10 hr stlh infeksi,
lalu 4-5 hr lg pucuk spt terbakar dan
gugur.
7. Tungau Teh Kuning
(Polyphagotarsonemus latus).
c. Morfologi. Tungau 0,25 mm.
Tubuh halus, agak transparan,
hijau kekuningan, kaki langsing
utk gerak cepat. Nimfa putih
transparan. Tungau jantan dg kaki
belakang kuat, pegangi betina yg
ganti kulit, serta lakukan kawin.
d. Musuh alami. Tungau predator
Amblyseius sp dan Phytoseiulus
persimilis.
• Hama tungau pada tanaman
cabai adalah tungau kuning
(Polyphagotarsonemus latus)
dan tungau merah
(Tetranychus cinnabarinus).
Tungau Teh Kuning
(Polyphagotarsonemus latus).
Tungau merah
(Tetranychus cinnabarinus).
8. Hama Nematoda(Meloidogyne incognita).
• Serangan nematoda ditandai
adanya daun tanaman cabai
menguning, pertumbuhan tanaman
terhambat, tanaman layu, serta
ujung tanaman mati.
• Apabila tanaman dicabut terdapat
bintil-bintil pada akar tanaman
cabai.
8. Hama Nematoda(Meloidogyne incognita).
• Nematoda merupakan cacing tanah yang berukuran sangat kecil.
• Hama ini adalah cacing parasit, menyerang bagian akar tanaman.
• Bekas gigitan nematoda berpotensi menimbulkan serangan sekunder, spt layu bakteri, layu fusarium, busuk phytophthora atau cendawan lain penyerang akar.
PB 2. Pengendalian Hama
Tanaman Cabai Merah.
SPB 2. Pengendalian Hama
Tanaman Cabai Merah.
1. Pengendalian Kutu Daun Persik (Myzus persicae).
2. Pengendalian Thrips (Thrips parvispinus).
3. Pengendalian Ulat Buah (Helicoverpa armigera).
4. Pengendalian Wereng Kapas (Empoasca lybica).
5. Pengendalian Lalat Buah (Bactrocera dorsalis).
6. Pengendalian Ulat Grayak (Spodoptera litura).
7. Pengendalian Tungau Teh Kuning (Polyphagotarsonemus latus).
8. Pengendalian Hama Nematoda(Meloidogyne incognita).
1. Pengendalian Kutu Daun
Persik (Myzus persicae).
• Menanam tanaman caisim (sawi) sbg
perangkap kutu daun persik di sekitar tan
cabai mrh.
• Juga tumpang sari dg tan bawang2-an
dpt mencegah serangan kutu daun ini.
• Memasang papan/plastik kuning yg diberi
perekat sbg jebakan kutu daun.
• Pengendalian hama ini dg penyemprotan
insektisida berbahan aktif abamektin,
imiakloprid, asetamiprid, klorfenapir,
sipermetrin, lamdasihalotrin dg dosis/
konsentrasi sesuai petunjuk pd
kemasan.
• Pengendalian scr kimia dpt dilakukan
apbl populasi kutudaun persik telah
mencapai ≥ 7 ekor/10 daun.
Tanaman caisim (sawi) :
Sbg perangkap kutu daun persik.
2. Pengendalian Thrips (Thrips
parvispinus).
a. Tidak hanya pengendalian serangan hama, juga bisa mencegah penyebaran penyakit akibat virus yang dibawanya.
b. Kultur teknis dg pergiliran tan atau tidak menanam cabai secara bertahap sepanjang musim.
c. Selain itu dpt menggunakan perangkap kuning yg dilapisi lem.
d. Pengendalian kimia bisa dilakukan dginsektisida Winder 25 WP konsentrasi 0,25 - 0,5 gr /liter atau insektisida cair Winder 100EC konsenstrasi 0.5 - 1 cc/L.
e. Pestisida selektif digunakan apabila kerusakan tanaman cabai telah mencapai ≥ 15%.
3. Pengendalian Ulat Buah
(Helicoverpa armigera).
a. Pengolahan tanah yang baik akan
merusak pupa yang terbentuk dlm
tanah dan dapat mengurangi populasi
H. armigera berikutnya.
b. Musuh alami yg digunakan adl Parasit,
Trchogramma spp sbg parasit telur dan
Eriborus argentiopilosa
(Ichneumonidae) parasit larva muda.
Cendawan, Metarhizium anisopliae.
menginfeksi larva. Bakteri, Bacillus
thuringensis dan Virus Helicoverpa
armigera Nuclear Polyhedrosis Virus
(HaNPV).menginfeksi larva.
Trchogramma spp sbg
parasit telur :
3. Pengendalian Ulat Buah
(Helicoverpa armigera).
c. Pengendalian dpt dilakukan dg cara
penyemprotan insektisida berbahan
aktif sipermetrin, deltametrin,
profenofos, klorfirifos, metomil,
kartophidroklorida atau dimehipo
dengan dosis sesuai petunjuk yang
tertera pada kemasan.
4. Pengendalian Wereng Kapas
(Empoasca lybica).
• Musuh alami hama wereng
kapas yaitu parasitoid telur
Anagrus otomus dan
Aphelopus spp.
5. Pengendalian Lalat Buah
(Bactrocera dorsalis).
a. Penanaman tidak dekat dg tan lain ygmenjadi inang lalat buah.
b. Buah cabai yg terserang sgrdibersihkan dan dimusnahkan utk memutus siklus hidup hama.
c. Memasang perangkap (sex pheromone) yg berbhn aktif methyl eugenol pd bekas botol air mineral.
d. Dpt jg digunakan perangkap kuning sptyg dilakukan pd hama thrips. Karena serangga2 tsb sangat menyukai warna
mencolok.
6. Pengendalian Ulat Grayak
(Spodoptera litura).
Mengatur rotasi tan.
Bertanam serentak.
Kumpulkan ngengat, telur dan larva.
Perangkap feromonoid seks 50 buah/ha
utk menangkap ngengat S. litura
Penggunaan lampu perangkap.
Penggunaan sungkup.
Gunakan musuh alami.
Aplikasi insektisida apbl :
a. intensitas serangan >5%, atau
b. ditemukan minimal 250 ngengat per
mlm per perangkap feromoid seks,
c. ditemukan 10 larva instar ke1 per tan
atau 5 larva instar ke2.
Perangkap
feromonoid seks :
Lampu Perangkap :
Lampu Perangkap :
• Lampu neon (TL 10 watt) dg waktu nyala
mulai pukul 18.00-24.00 paling efisien
dan efektif utk menangkap imago dan
menekan serangan S. litura.
• Daya penekanan thd tingkat kerusakan
mencapai 74 – 81%.
• 1 ha digunakan 30 titik lampu dengan
jarak pemasangan 20 m x 15 m.
• Tinggi pemasangan lampu : 10 – 15 cm
di atas bak perangkap.
• Mulut bak perangkap tidak boleh lebih dr
40 cm di atas pucuk tan cabai merah.
Penggunaan sungkup :
• Dpt menekan populasi telur dan larva
serta intensitas kerusakan tanaman.
• Scr tidak langsung juga mampu
meningkatkan jumlah anakan, tinggi tan,
jumlah daun, dan jumlah umbi bw merah.
• Kelambu kasa plastik tahan 6–8 musim
tanam.
Mengumpulkan kelompok telur
dan larva S. litura lalu
memusnahkannya.
Musuh alami ulat grayak :
1. Parasitoid S. litura :
Eriborus sinicus : 10%, Diadegma sp.,
Chaprops sp., Euplectrus sp.,
Stenomesius japonicus., Microsplitis
similes dan Peribaea sp.
2. Penggunaan SlNPV :
Dpt membunuh S. exigua 110,9 jam
setelah penyemprotan.
SeNPV dpt dicampur dg insektisida
(Klorfluazuron, Betasiflutrin, Fipronil,
Profenofos, Deltametrin, lamda
Sihalotrin, dan Tebufenozida)
memberikan efek sinergistik dan daya
bunuh menjadi 84,4 jam.
Mortalitas 100% terjadi pada hari ke 9
setelah perlakuan.
3. Penggunaan Metarrhizium anisopliae.
Gejala awal (A) dan gejala
lanjut (B) larva S. litura
terinfeksi Sl-NPV
Penggunaan Metarrhizium
anisopliae :
• Penyimpanan spora di kamar mandi dg
suhu 20 – 26 oC dan kelembaban 80 –
90% mrpk tempat penyimpanan suspensi
spora paling baik dibandingkan dg
ruangan dan lemari es.
• Suspensi spora M. anisopliae yang
disimpan sampai 14 hari menyebabkan
kematian larva S. litura paling tinggi, yaitu
mencapai 84.50%.
Aplikasi insektisida :
1. Pestisida nabati (Pestitani).
a. NISELA 866.
b. KISELA 866.
c. BISELA 866.
Pestitani disemprotkan ke
seluruh bagian tanaman pada
sore hari, dengan interval
penyemprotan 4 hari.
2. Pestisida kimia.
Pestisida nabati.
1. NISELA 866. Akronim yaitu NISELA 866
yaitu nimba sebanyak 8 bagian, serai
wangi sebanyak 6 bagian dan laos
sebanyak 6 bagian.
2. KISELA 866. Akronim nama lokal
KISELA 866 yaitu : kipahit sebanyak 8
bagian, serai wangi 6 bagian dan laos 6
bagian.
3. BISELA 866. Akronim nama lokal
BISELA 866 yaitu : kacang babi
sebanyak 8 bagian, serai wangi 6
bagian dan laos 6 bagian.
NISELA 866.
• Untuk 1 ha pertanaman dibutuhkan daun
A. indica (nimba) sebanyak 8 kg, daun C.
nardus (serai wangi) 6 kg dan rimpang
Alpinia galanga (laos) 6 kg.
• AGONAL 866 adalah akronim dari nama
latin tanaman Azadirachta indica
sebanyak 8 bagian, Cymbopogon nardus
sebanyak 6 bagian dan Alpinia galanga
sebanyak 6 bagian. Menggunakan
bahasa/nama lokal, akronim tersebut
adalah NISELA 866.
Nimba
(Azadirachta indica)
Serai Wangi
(Cymbopogon nardus)
Laos (Alpinia galanga)
KISELA 866.
• Untuk 1 ha pertanaman dibutuhkan daun
T. diversifolia (kipahit) sebanyak 8 kg,
daun C. nardus (serai wangi) 6 kg dan
rimpang A. galanga (laos) 6 kg.
• TIGONAL 866 adalah akronim dari nama
latin tanaman Tithonia diversifolia
sebanyak 8 bagian, C. nardus 6 bagian,
A. galanga 6 bagian. Akronim nama lokal
adalah KISELA 866.
Kipahit
(Tithonia diversifolia)
BISELA 866.
PHROGONAL 866 adalah akronim
dari nama latin tanaman Tephrosia
candida sebanyak 8 bagian, C.
nardus 6 bagian, A. galanga 6
bagian.
Akronim nama lokal adalah BISELA
866 yaitu : kacang babi sebanyak 8
bagian, serai wangi 6 bagian dan laos
6 bagian.
Kacang Babi
(Tephrosia candida)
Cara meracik Pestitani :
• Semua bhn dicacah, dicampur & digiling
halus, lalu ditambah 20 l air bersih dan
diaduk 5 menit, diendapkan 24 jam.
• Suspensi disaring, larutan atau ekstrak
diencerkan 30 kali dg cara menambah air
bersih sebanyak 580 l sehingga volume
ekstrak kasar menjadi 600 l.
• Sebagai bahan perata dpt ditambah 0,1 g
sabun atau deterjen per 1 l ekstrak (60 g
per 600 l ekstrak).
7. Pengendalian Tungau Teh Kuning
(Polyphagotarsonemus latus).
• Semua gulma dibersihkan.
• Tanaman yang terserang
parah dicabut dan dibakar.
• Pestisida selektif digunakan
apabila kerusakan tanaman
cabai telah mencapai ≥ 15%.
• Pengendalian scr kimia dpt
dilakukan dg penyemprotan
menggunakan Akarisida
Samite 135 EC. Konsentrasi
yang dianjurkan 0,25 -0,5 ml/L.
8. Pengendalian Hama Nematoda
(Meloidogyne incognita).
• Dilakukan rotasi tanaman.
• Gulma-gulma di sekitar pertanaman dibersihkan karena dapat menjadi inang nematoda.
• Dg insektisida berbahan aktif karbofuran (Furadan 3 G dan Curaterr 3 G) sebanyak 1gram pada lubang tanam.
Tugas Kelompok :
1. Gambarkan gejala serangan
hama pada cabai merah.
2. Gambarkan hama pada cabai
merah.
3. Buatlah diagram siklus hidup
hama pada cabai merah.
4. Buat rekomendasi
pengendalian hama pada
cabai merah.
Setiap kelompok memilih 1
(satu) hama saja.
Pengendalian melalui
Peraturan
1. Peredaran, penggunaan dan penyimpanannya perlu diatur dan dibatasi oleh peraturan perundang-undangan.
2. Regulasi sejak insektisida diproduksi, pendaftaran dan pemberian izin dan penggunaan di lap, sampai ke pengawasan kandungan residu pd bhnpangan dan lingkungan fisik.
3. Thn 1986 FAO mengeluarkan International Code of Conduct on the Distribution and Use of Pesticides.
4. UU No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman pd pasal 20 mengatur tentang PHT.
Terima Kasih