Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 2011
TUTORIAL APLIKASI GIS
DESKTOP : GVSIG
Oleh :
Affath Firdausi
Agung Pratama
Desiree Jane
Nestor Sar Naru
Tutorial gvSIG Page 2
gvSIG adalah aplikasi GIS (geographic information system) berbasis desktop yang bisa digunakan untuk melakukan
visualisasi, digitasi, dan analisa data raster. Berikut adalah beberapa langkah dalam penggunaan aplikasi ini yang akan
membantu Anda melakukan proses-proses terhadap file raster mulai dari proses visualisasi hingga pengaplikasian
analisa terhadap file raster Anda.
Memulai gvSIG dan membuka view
1. Ketika gvSIG sudah terbuka, secara default akan muncul dialog box untuk memulai project baru dengan 3
pilihan dokumen, yaitu View, Table, dan Map.
2. Pilih View dan klik button New. Anda bisa melakukan rename terhadap project baru Anda
Tutorial gvSIG Page 3
Visualisasi
1. Setelah itu sebuah kanvas baru untuk project akan terbuka
2. Piih View pada menu bar, dan kemudian pilih Add Layer. Kemudian akan muncul sebuah dialog box
baru Add Layer
3. Pilih tab File dan kemudian klik button Add pada sebelah kanan
Tutorial gvSIG Page 4
4. Pilih tipe file gvSig Raster Driver, kemudian klik open dan pilih ok. Tipe file ini bisa membuka
berbagai file raster dengan tipe JPG, PNG, dan lain sebagainya.
5. File raster Anda akan ditampilkan di kanvas project anda
Tutorial gvSIG Page 5
Digitasi
1. Setelah membuka file raster, kita akan memulai proses digitasi. Untuk melakukan proses digitasi,
kita akan membuat beberapa layer untuk membuat shape file. Pada menu bar, pilih View -> New
Layer -> New SHP maka akan terbuka dialog box seperti di bawah ini
2. Beri nama untuk layer Anda untuk mempermudah dalam melakukan proses digitasi dan pilih tipe
geometri yang sesuai. Terdapat 4 pilihan yaitu Point (titik), Multipoint (banyak titik), Line
(garis), dan Polygon (poligon). Dalam contoh kali ini, akan dibuat layer Gedung dengan tipe
Polygon. Setelah memilih, klik tombol Next
3. Setelah itu, Anda akan diminta untuk mengisi field. Untuk membuat field baru, klik Add Field.
Anda bisa
mengubah-ubah
nama field, tipe,
dan panjangnya.
Setelah selesai, klik
tombol Next
Tutorial gvSIG Page 6
4. Setelah itu, Anda akan diminta untuk memilih file path yang diinginkan untuk menjadi tempat
meletakkan SHP file Anda tersebut dan menamainya. Untuk kemudahan, Anda bisa menyimpan
SHP file Anda di folder yang sama dengan project yang telah Anda buat
5. Setelah itu, layer baru Anda akan terbentuk. Anda bisa melihat daftar seluruh layer yang telah Anda
buat di sebelah kiri atas.
Tutorial gvSIG Page 7
6. Untuk memulai digitasi, Anda bisa memilih shape yang akan Anda buat pada toolbox. Anda bisa
memilih beberapa bentuk seperti lingkaran, kotak, garis, atau polygon. Sebelum memilih, Anda bisa
memulai proses editing untuk layer tersebut dengan klik kanan pada nama layer yang diinginkan
kemudian pilih Start editing
7. Setelelah melakukan Start editing, kita akan mencoba membuat digitasi danau pada file raster.
Digunakan tipe bentuk Autocomplete Polygon . Aplikasikan polygon tersebut pada danau sehingga
didapat bentuk yang sesuai.
Tutorial gvSIG Page 8
8. Anda bisa melakukan formatting terhadap polygon yang diinginkan dengan cara mengklik dua kali
baris di bawah layer Gedung (yang ada bentuk kotak warna biru). Anda bisa memilih warna,
transparansi, ketebalan, satuan dari polygon (dalam contoh di atas berupa pixels)
9. Setelah selesai melakukan proses editing terhadap satu layer, klik kanan nama layer tersebut dan
pilih Finish editing. Di bawah adalah contoh dari bentuk digitasi dengan menggunakan berbagai
bentuk. Anda bisa melakukan digitasi terhadap gedung, danau, sungai, hutan dan jalan dengan
menggunakan bentuk-bentuk yang telah disediakan.
Tutorial gvSIG Page 9
Analisa
Setelah melakukan proses visualisasi dan digitasi, berikutnya kita akan melakukan proses analisa. Berikut akan
diberikan langkah-langkah dalam melakukan proses analisa terhadap file raster yang telah dibuat. Analisa yang akan
diterapkan di sini adalah analisa untuk Measure Area, Menghitung Jarak, dan Buffering.
Measure Area
Untuk menghitung luas area dari suatu poligon, pada gvSIG telah disediakan tools, yaitu Measure Area. Contoh kasus
penggunaan tools ini adalah untuk menghitung luas area dari suatu provinsi, kabupaten, lapangan, dsb. Bayangkan jika
seandainya tidak ada tools terotomatisasi seperti ini, maka kita harus menghitung secara manual dengan mengukur
luasan daerah yang biasanya berbentuk tidak teratur (yang dapat didekati sebagai suatu poligon).
Terdapat 2 contoh kasus dalam penggunaan tools Measure Area. Kasus pertama adalah menghitung luas suatu area yang
belum terdapat pada shape file dan yang terakhir adalah menghitung luas daerah poligon yang telah terdefinisi dalam
suatu shape file.
Untuk menghitung suatu area yang belum terdapat dalam shape file, pilih menu “View” pada menubar, lalu pilih “Query”
-> “Measure Area”.
Selanjutnya, arahkan kursor ke bagian view dari layer. Lalu bentuklah sebuah poligon dari area yang ingin dihitung luas
daerahnya. Pada gambar di bawah telah dibentuk sebuah poligon untuk menghitung luas sebuah gedung (yang
ditunjuki oleh garis panah merah). Luas daerah akan tampil pada bagian bawah kanan dari view. Satuan luas yang
dipakai biasanya memakai ukuran meter persegi.
Tutorial gvSIG Page 10
Selanjutnya adalah menghitung luas daerah dari poligon yang telah terdapat pada sebuah shape file. Setelah meng-import
sebuah .shp file ke dalam project gvSIG dan memastikan terdapat poligon yang akan dihitung luas daerahnya, pilih menu
“Layer” dari menubar, dan pilih item “Add geometry info”.
Tutorial gvSIG Page 11
Setelah itu akan tampil sebuah window seperti di bawah. Pada pilihan “Layer”, pilihlah layer yang bertipe Poligon. Lalu
pada kolom “Select geometry information”, terdapat 2 buah jenis atribut, yaitu Area dan Perimeter. Atribut Area
untuk mengetahui luas daerah dari suatu poligon, sedangkan atribut Perimeter untuk mengetahui keliling dari suatu
poligon.
Jika memang terdapat kebutuhan untuk mengetahui luas serta keliling dari suatu daerah, maka tekan tombol dengan
arah panah kanan (yang dilingkari dengan warna merah) seperti pada gambar di atas. Pilih “Ok” untuk melanjutkan dan
sesaat kemudian akan tampil progress bar yang menandakan aplikasi sedang bekerja menghitung area serta perimeter dari
semua poligon yang terdapat pada layer yang dipilih tadi.
Tutorial gvSIG Page 12
Tampilan luas dan keliling dari poligon tidak ditampilkan secara langsung. Untuk melihatnya, pilih menu “View” ->
“Query”-> “Information”. Arahkan kursor ke dalam view dan klik pada poligon untuk menampilkan data-data
atributnya. Pada gambar di bawah, poligon dari “Danau UI-I” di klik dan muncul sebuah window yang menampilkan
atribut-atribut yang dimilikinya, termasuk atribut Area dan Perimeter. Pada awalnya, atribut dari layer “Danau” ini hanya
berisi atribut “nama” saja. Namun dengan langkah-langkah yang dilakukan sebelumnya, kita telah menambahkan
atribut Area dan Perimeter ke dalam atribut field dari layer “Danau” tersebut. Aplikasi gvSIG akan secara otomatis
menghitung luas dan keliling dari area poligon tersebut.
Tutorial gvSIG Page 13
Menghitung Jarak
Cara 1: Menghitung jarak melalui LINE(S) yang tersedia.
- Pilihlah layer LINE yang ingin diketahui panjang setiap segmennya.
Tutorial gvSIG Page 14
- Pada menu View, pilih Add Geometric Info
- Lalu akan muncul sebuah window seperti di bawah ini. Pilih Geometric Info Length pada daftar yang ada
di kiri dan pindahkan ke bagian kanan dengan menekan tombol panah ke kanan. Klik OK
- Maka sekarang layer jenis LINE tersebut telah memiliki field Length untuk setiap elemen garis di dalamnya.
Untuk mengetahui panjang suatu elemen garis, klik icon Information pada menu bar
, lalu hover ke garis yang ingin diketahui panjangnya.
Tutorial gvSIG Page 15
- Pada peta di atas, diketahui bahwa segmen garis yang berwarna kuning memiliki panjang 3125,69 meter.
Cara 2: Menghitung jarak melalui ruler.
- Pilih Measure Distance pada menu bar
- Lalu tarik garis dengan mengeklik dua area pada peta yang ingin diketahui jaraknya secara garis lurus, atau
bisa juga dengan mengeklik titik-titik lainnya pada peta untuk membentuk polyline sehingga hasil
penghitungan jarak lebih presisi. Untuk mengakhiri penambahan garis baru pada polyline, klik dua kali pada
tempat akhir yang ingin diketahui jaraknya dengan tempat awal pada peta. Untuk membandingkan tingkat
akurasi, maka pada cara 2 ini akan diukur segmen garis yang sama seperti cara 1.
Tutorial gvSIG Page 16
- Hasil penghitungan jarak akan muncul di status bar di bagian bawah dengan atribut Total
- Terlihat bahwa dengan cara 2, banyak kemungkinan terjadinya error ketika menambah point yang akan
membentuk polyline, seperti ketika melalui bagian yang membentuk arc dan sebagainya.
Tutorial gvSIG Page 17
Buffering
Buffering merupakan salah satu tool yang tersedia pada gvSIG. Tool ini digunakan untuk menganalisis besar area yang
“terpengaruh” disekitar elemen vector (point, line, polygon) dengan membentuk sebuah layer polygon baru. Tool ini
bisa dipergunakan untuk mengukur kerusakan gempa, ledakan, banjir, dll.
Untuk menggunakan tool ini, yang pertama-tama dilakukan adalah pilih “View” pada menubar, lalu pilih
“Geoprocessing” sehingga muncul Geoprocess toolbox.
Selanjutnya, pada toolbox tersebut pilih “Geoprocesses” diikuti dengan “Analisis”, lalu “Proximity”.
Tutorial gvSIG Page 18
Kemudian pilih “Buffer” dan klik tombol “Open Geoprocess”. Selanjutnya terlihat sebuah form yang terbagi
sebagai berikut:
Menentukan layer yang digunakan sebagai input. Pada bagian ini, bila menekan field text box yang berada di
sebelah kanan, maka akan muncul drop down box yang berisi layer-layer akan akan digunakan sebagai acuan
saat melakukan buffering.
Menentukan jarak buffer. Bagian ini terdapat 2 pilihan. Pada pilihan “Buffer defined by distance” kita
bisa menentukan seberapa jauh jarak buffer dari ujung elemen layer acuan. Pada pilihan “Buffer defined by
field”, jarak buffer setiap elemen pada layer tersebut ditentukan secara berbeda (melibatkan table pada layer
tersebut).
Tutorial gvSIG Page 19
Menentukan setting pada buffer. Pada bagian “Dissolve entities” menentukan apakah elemen buffer yang
saling bertabrakan akan disatukan atau tidak. Bagian “Rectangle end cap” menentukan apakah elemen
buffer yang dihasilkan akan menghasilkan sudut lancip atau tidak . Bagian “Create Buffer…” menentukan
posisi elemen buffer apakah berada di dalam, di luar, atau keduanya dari elemen acuan. Bagian “Number of
radial buffers” menentukan jumlah daerah ring yang dihasilkan (masimal 3). Terakhir, bagian ”Output
cover” menentukan tempat menyimpan dari layer baru yang dihasilkan.
Terakhir, setelah menekan tombol “Ok” pada form tersebut, maka akan terbentuk sebuah layer baru yang
berhubungan dengan “layer input”.
Tutorial gvSIG Page 20
Kelompok gvSIG :
1. Affath Firdausi (0806357846) kontribusi : 25%
Melakukan analisa pengukuran jarak
2. Agung Pratama (0806316285) kontribusi : 25%
Melakukan analisa measure area
3. Desiree Jane (0806457552) kontribusi : 25%
Melakukan visualisasi dan digitas
4. Nestor Sar Naru (0806457754) kontribusi : 25%
Melakukan analisa buffering