STRATEGI PELAKSANAAN EVALUASI BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA (MENGANALISIS CERITA PENDEK) BERBASIS BLOG
Oleh
Fauzi Rahman (1208056006)
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia – Sekolah Pascasarjana UHAMKA
Jakarta 2014
Abstrak – Artikel ini dibuat untuk menerangkan kepada pembaca salah satu strategi yang
dapat digunakan oleh guru Bahasa Indonesia dalam proses evaluasi belajar. Proses evaluasi
yang dijelaskan dalam karya tulis ini berkenaan dengan materi analisis cerita pendek (cerpen)
yang disajikan oleh guru melalui fasilitas Web Blog. Hasil yang diharapkan dari karya tulis
ini adalah bahwa proses evaluasi belajar dapat dirancang semenarik mungkin dan membuat
siswa lebih terstimulasi dalam proses belajar yang dilakukannya.
Abstract - This paper is made to explain to the reader one of the strategies that can be used
by Indonesian teachers in the evaluation process of learning. The evaluation process
described in this paper with respect to the material analysis of short stories presented by the
teacher through the facilities of the Web Blog. The expected result of this paper is that the
evaluation process of learning can be designed as attractive as possible and make students
more stimulated in the learning process does.
Kata kunci: Ulangan Harian, Cerpen, Web Blog.
1. LATAR BELAKANG
Pendidikan sebagai suatu sistem pencerdasan anak bangsa, dewasa ini dihadapkan pada
berbagai persoalan. Sehubungan dengan situasi yang telah ada, sekaligus juga merupakan
dorongan permasalahan di bidang pendidikan, maka pendidikan hendaknya diarahkan untuk
menyesuaikan terhadap perubahan. Pelaksanaan pendidikan selama ini yang banyak diwarnai
dengan pendekatan negara di masa yang akan datang harus berorientasi pada aspirasi
masyarakat. Pendidikan harus mengenali siapa pelanggannya, dan dari pengenalan ini
pendidikan memahami apa aspirasi dan kebutuhannya. Setelah mengetahui aspirasi dan
kebutuhan mereka, baru ditentukan sistem pendidikan, macam-macam kurikulumnya, model
pembelajarannya, dan persyaratan pengajarannya.
1
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan
anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik lulus dari
sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi.
Dilihat dari masalah pendidikan saat ini, berarti proses pembelajaran hanya berpusat
pada guru. Menurut Mulyasa (2008:36), Guru harus berpacu dalam pembelajaran, dengan
memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan
potensinya secara optimal.1 Guru harus bisa menggunakan metode pembelajaran dengan
kreatif agar pembelajaran tidak monoton dan membosankan bagi peserta didik. Selain itu,
guru juga harus dapat menggunakan model-model pembelajaran dengan tepat agar materi
dapat disampaikan secara efektif dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Model-model pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah kurang mendukung
proses pembelajaran, maupun proses evaluasi belajar. Peserta didik sering mengalami
kejenuhan ketika melakukan pembelajaran di kelas. Guru lebih banyak ceramah daripada
diskusi atau melakukan interaksi bersama peserta didik. Akibatnya peserta didik yang jenuh
tidak dapat lagi konsentrasi apalagi dapat menerima materi pelajaran dengan baik.
Blood (2000:7) menerangkan bahwa Blog merupakan singkatan dari web log adalah
bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada
sebuah halaman web umum.2 Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi
terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya
demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai
dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.
Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam, dari sebuah catatan harian, media
publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program-program media dan
perusahaan-perusahaan. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara
sebagian lainnya oleh beberapa penulis, . Banyak juga weblog yang memiliki fasilitas
interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan buku tamu dan kolom komentar
1 E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional. (Bandung : Rosdakarya, 2008), hlm. 36.2 Rebecca Blood,. Weblogs: A History And Perspective (September 7, 2000).
2
yang dapat memperkenankan para pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari
tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga yang yang sebaliknya atau yang
bersifat non-interaktif.
Dalam karya tulis ini, penggunaan media blog akan diaplikasikan dalam proses belajar
mengajar mata pelajaran Bahasa Indoesia khususnya dalam pemberian evaluasi atau ulangan
harian. Hal ini sehubungan dengan pengalaman dari penulis sendiri ketika menggunakan
media ini dalam mengajar dan memberikan tugas kepada siswa. Hal yang terlihat adalah
bahwa siswa lebih terstimulasi dan lebih bersemangat ketika mereka harus mendownload
tugas mereka dan mengerjakan tugas mereka di blog yang saya miliki.
Tidak hanya itu, di dalam blog juga harus disediakan fasilitas-fasilitas menarik, seperti
backsound music, dowload lagu-lagu remaja, dan hal-hal yang mereka senangi. Hal tersebut
menjadi sebuah keharusan sehingga pada saat mereka berkunjung ke blog milik guru, mereka
tidak hanya mencari tugas, akan tetapi menikmati fasilitas yang disediakan oleh blog itu
sendiri, dan dengan demikian, mereka akan nyaman dalam mengerjakan tugasnya.
Melalui pembelajaran berbasis Web-Blog, diharapkan anak dapat mengembangkan
kemampuan semangat belajarnya, terutama dalam menganalisis cerpen. Hal itu desebabkan,
dalam dunia maya (internet) anak-anak atau siswa cenderung akan lebih tertarik karena dunia
internet terasa lebih dekat dengan mereka dan lebih menyenangkan.
2. TUJUAN PENULISAN ARTIKEL
Penulisan artikel ini bertujuan untuk:
A. Menjelaskan secara singkat teknik pembuatan blog.
B. Menjelaskan kepada pembaca teknik memasukkan data atau artikel yang
diperlukan ke dalam blog.
C. Menjelaskan strategi dalam pelaksanaan tugas harian berbasis blog.
D. Menjelaskan strategi penggunaan blog dalam memberikan evaluasi kepada siswa
terkait materi cerita pendek.
3. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Evaluasi Belajar
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari
evaluasi kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan
3
tertentu telah dicapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang
telah ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai.
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas,
kinerja, atau produktifitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Fokus
evaluasi adalah individu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelompok atau kelas.
Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan apa
yang belum dicapai. Selanjutnya, informasi ini digunakan untuk perbaikan suatu
program, dalam hal ini adalah program pembelajaran mata pelajaran bahasa
Indonesia.
Evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam
menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa. Ada dua aspek
penting dari definisi diatas. Pertama, evaluasi menunjukan pada proses yang
sistematik. Kedua, evaluasi mengasumsikan bahwa tujuan instruksional ditentukan
terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
Selain itu, evaluasi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana
untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Ralph Tyler ( dalam Suharsimi Arikunto, 2012) menyatakan bahwa evaluasi
merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana , dalam
hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.
Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah
suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secara
sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21
dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian,
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai
bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Dalam PP.19/2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian
adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik”.
4
Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan
melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor
atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan
tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment)
dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan
evaluasi.
Antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian terdapat hubungan yang erat yang
tidak dapat dipisahkan. Norman E. Gronlund (1976: 6) melukiskan hubungan
ketiganya sebagai berikut:
1. Evaluasi adalah deskripsi kuantitatif siswa (measurement, pengukuran) yang
ditetapkan dengan penentuan nilai.
2. Evaluasi adalah deskripsi kualitatis siswa (judjement, pertimbangan, penilaian)
yang ditetapkan dengan penentuan nilai.
Wand and Brown (dalam Zainal Arifin, 1991). Hopkins dan Antes (1990)
mengartikan pengukuran sebagai “suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa
angka-angka berdasarkan hasil pengamatan mengenai beberapa ciri (atribute) tentang
suatu objek, orang atau peristiwa”. Dengan demikian, evaluasi dan penilaian
berkenaan dengan kualitas daripada sesuatu, sedangkan pengukuran berkenaan
dengan kuantitas (yang menunjukkan angka-angka) daripada sesuatu. Oleh karena itu,
dalam proses pengukuran diperlukan alat ukur yang standar, baik dalam tes maupun
nontes.
B. Pengertian Cerita Pendek
Cerpen bagian dari prosa yang merupakan kepanjangan dari cerita pendek. Berbeda
halnya dengan novel yang membutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk menyelesaikan
proses membacanya. Edgar Allan Poe mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang
selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam - suatu
hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk sebuah novel (dalam Nurgiyantoro, 2005 :
10).
Ayip Rosidi (dalam Badrun, 1983 : 101-102) mengatakan bahwa cerita pendek
merupakan cerita yang pendek dan merupakan suatu kebulatan ide. Untuk menemukan
sebuah karangan termasuk cerita pendek atau bukan maka ciri-cirinya antara lain :
5
a. Cerita pendek mengandung interprestasi tentang kehidupan, baik secara langsung
atau tidak langsung.
b. Cerita pendek harus menimbulkan suatu efek dalam pikiran pembaca dan juga
harus menarik perhatian.
c. Cerita pendek mengandung detail dan insiden yang dipilih dengan pendapat
menimbulkan pertanyaan dalam pikiran pembaca.
d. Jalan cerita pendek dikuasai oleh sebuah insiden.
e. Dalam cerita pandek harus ada seorang pelaku utama.
f. Cerita pendek menyajikan suatu kesan tunggal dan menyajikan satu emosi saja
g. Cerita pandek tergantung pada situasi dan hanya satu situasi.
h. Bahasa yang digunakan dalam cerita pendek lebih tajam, Sugestif dan padat.
i. Jumlah kata dalam cerita pendek di bawah 10.000 dan tidak lebih dari
33 halaman kuarto spasi rangkap.
a. Unsur-unsur Dalam Cerpen
Karya sastra dibangun oleh unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik
(intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur ekstrinsik
(extrinsic) adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak
langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. (Nurgiyantoro,
2010:23).
i. Unsur Intrinsik
Menurut Mahayana (2006:244), pendekatan intrinsik pada dasarnya sama dengan
analisis struktural. Karya sastra dianggap di dalamnya mempunyai sejumlah elemen atau
peralatan yang saling berkaitan dan masing-masing mempunyai fungsinya sendiri.
Pendekatan intrinsik mencoba menjelaskan fungsi dan keterkaitan elemen (unsur) atau
peralatan itu tanpa menghubungkannya dengan faktor di luar itu, seperti biografi
pengarang, latar belakang penciptaan, atau keadaan dan pengaruh karya sastra kepada
pembacanya.
6
Adapun pendekatan objektif menempatkan karya sasrta yang akan diteliti atau
dianalisis itu sebagai objeknya. Mengingat karya sastra yang menjadi objeknya
mempunyai unsur-unsurnya yang satu dengan lainnya tidak dapat dilepaskan, maka
unsur-unsur itulah yang hendak diuraikan pada pendekatan objektif. Masalah
subjektivitas peneliti, seperti perasaan suka atau tidak suka terhadap pengarangnya,
temanya, atau gaya bahasanya, disisihkan. Lalu apa yang dimaksud dengan unsur-unsur
bahasa itu dan bagaimana melihat fungsinya masing-masing? Dalam puisi, larik, bait,
diksi, atau majas, citraan, dan sarana retorika lain, dianggap sebagai unsur-unsur
pembangunnya. Dalam drama, unsur-unsur itu, antara lain, dialog, latar, tokoh, alur, dan
tema. Unsur novel, antara lain, tokoh, alur, latar, tema, sudut pandang, dan pencerita.
Unsur intrinsik menurut Nurgiyantoro (2005 : 23) adalah unsur-unsur yang
membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra
hadir sebagai karya sastra. Unsur-unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Tokoh dan Penokohan
Peristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-
hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang
mengemban peristiwa mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh atau
pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi
sehingga peristiwa mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Sedangkan
cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan
(Aminuddin 1987 : 79).
Nurgiyantoro (2005: 176-194), menerangkan bahwa peran tokoh-tokoh
cerita dalam sebuah karya fiksi dapat dibedakan kedalam beberapa jenis.
Berdasarkan perbedaan sudut pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat dibedakan
yakni :
1. Segi peranan
a) Tokoh Utama adalah tokoh yang diutamakan penceritanya dalam cerita
pendek yang bersangkutan
b) Tokoh Tambahan adalah yang hanya melengkapi dalam bentuk konflik
7
2. Segi fungsi penampilan tokoh
a) Tokoh Protogonis adalah tokoh yang memerankan prilaku positif
b) Tokoh Antagonis adalah tokoh yang penyebab terjadinya konflik atau pelaku
negatif
3. Segi perwatakannya
a) Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi
atau watak tertentu
b) Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai
kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya.
4. Segi berkembang atau tidaknya perwatakan
a) Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami
perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-
peristiwa yang terjadi
b) Tokoh berkembang adaalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan
perkembangan perwatakan sejalan dengan perkembangan peristiwa dan plot
atau alur yang dikisahkan
5. Segi kemungkinan pencerminan tokoh cerita
a) Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan
individualitasnya, dan lebih banyak ditonjolkan kualitas pekerjaan
b) Tokoh netral adalah tokoh cerita yang beriksistensi demi ceritaa itu sendiri.
Tokoh dalam cerita selalu memiliki watak-watak tertentu. Menurut
Aminuddin (1987 : 80-81), dalam upaya memahami watak pelaku, pembaca dapat
menelaahnya lewat (1) Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya (2)
Gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupannya
maupun caranya berpakaian, (3) Menunjukkan bagaimana perilakunya, (4) Melihat
bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri, (5) Memahami bagaimana
jalan pikirannya, (6) Melihat bagaimana tokoh lain berbincang tentangnya, (7)
8
Melihat bagaimana tokoh yang lain itu memberikan reaksi terhadapnya, dan (8)
Melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lainnya.
b. Plot/Alur
Plot/Alur merupakan unsur cerita fiksi yang penting, bahkan tak sedikit
orang yang menanggapinya sebagai yang terpenting diantara berbagai unsur cerita
fiksi yang lain.
Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 113) mengemukakan bahwa Plot / Alur
adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya
dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau
menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Penampilan peristiwa demi peristiwa yang hanya mendasarkan diri pada
urusan waktu saja belum merupakaan Plot. Agar menjadi sebuah Plot, peristiwa-
peristiwa ini haruslah diolah dan disiasati secara kreatif, sehingga hasil pengolahan
dan penyiasatannya itu sendiri merupakan suatu yang indah dan menarik, khususnya
dalam kaitannya dengan karya fiksi yang bersangkutan secara keseluruhan.
Setiap cerita mempunyai plot yang merupakan satu kesatuan tindak.
Menurut Nurgiyantoro (2005 : 153-163) plot dapat dikategorikan ke dalam beberapa
jenis yang berbeda berdasarkan sudut-sudut tinjauan dan kriteria yaitu :
a) Berdasarkan kriteria urutan waktu
Urutan waktu yang dimaksud adalah waktu terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi yang bersangkutan. Macam-macam
plot berdasarkan urutan waktu yaitu :
1. Plot maju atau lurus
2. Plot sorot balik
3. Plot campuran
b) Berdasarkan kriteria jumlah
Dengan kriteria jumlah dimaksudkan sebagai banyaknya plot cerita yang
terdapat dalam sebuah karya fiksi. Macam-macam plot berdasarkan kriteria
jumlah yaitu :
9
1. Plot tunggal
2. Plot sub-sub plot
c) Berdasarkan kriteria kepadatan
Dengan kepadatan dimaksudkan sebagai padat atau tidaknya
pengembangan dan perkembangan cerita kriteria kedapatan yaitu :
1. Plot padat
2. Plot longgar
d) Berdasarkan kriteria isi
Dengan isi dimaksudkan sebagai sesuatu, masalah kecenderungan
masalah, yang diungkapkan dalam cerita. Jadi, sebenarnya, ia lebih merupakan
isi cerita itu sendiri secara keseluruhan dari pada sekedar urusan plot. Jenis-
jenisnya antara lain:
1. Plot peruntungan
2. Plot tokohan
3. Plot pemikiran
Loban dkk (dalam Aminuddin 1987 : 84 - 85) menggambarkan gerak
tahapan alur cerita seperti halnya gelombang-gelombang itu berawal dari : (1)
ekposisi, (2) komplikasi, atau intrik-intrik awal yang akan berkembang menjadi
konflik hingga menjadi konflik, (3) klimaks, (4) relevasi atau penyikatan tabir suatu
problema, dan (5) denovement atau penyelesaian yang membahagiakan, yang
dibedakan dengan catastrophe, yakni penyelesaian yang menyedihkan ; dan
solution yakni penyelesaian yang masih bersifat terbuka karena pembaca sendirilah
yang dipersilakan menyelesaikan lewat daya imajinasinya.
10
c. Latar / Setting
Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 216) setting atau latar disebut juga
sebagai landas tumpu, mengarah pada pengertian tempat, waktu, dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Unsur latar setting atau dapat dibedakan dalam tiga unsur pokok, yaitu: (1)
Latar tempat adalah menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam sebuah karya fiksi. (2) Latar waktu adalah latar yang berhubungan dengan
masalah “kapan” terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. (3)
Latar sosial adalah latar yang menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya
fiksi (Nurgiyantoro, 2005 : 227-233).
d. Tema
Hartoko dan Rahmanto (dalam Nurgiyantoro, 2005:68), tema merupakan
gagasan dasar yang merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya
sastra dan yang terkandung didalam teks sebagai struktur semantis dan yang
menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Sedangkan menurut
Aminuddin (1987 : 91), untuk memahami tema, pembaca terlebih dahulu harus
memahami unsur-unsur signifikasi yang membangun suatu cerita menyimpulkan
makna yang dikandungnya, serta mampu menghubungkannya dengan tujuan
penciptaan pengarangnya.
Menurut Aminuddin (1987 : 92). Dalam upaya pemahaman tema, pembaca
perlu memperhatikan beberapa langkah-langkah berikut :
1) Memahami setting dalam prosa yang dibaca.
2) Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang
dibaca
3) Memahami satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam
prosa fiksi yang dibaca
4) Memahami plot ataau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca
11
5) Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainnya yang
disimpulkan dari satuan –satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita
6) Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang
ditampilkan
7) Mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya denan bertolak
dari satuan pokok serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang
ditampilkan
8) Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam
satu dua kalimat yang diharapkan ide dasar cerita yang dipaparkan yang
pengarangnya.
e. Gaya
Aminuddin (1987:76) menerangkan bahwa gaya adalah cara seorang
pengarang menyampaikan gagasannya lewat media bahasa yang indah dan harmonis
meliputi aspek-aspek : (1) pengarang, (2) ekspresi, (3) gaya bahasa. Sebab itulah
ada pendapat yang menjelaskan bahwa gaya adalah orangnya atau pengarangnya
karena lewat gaya kita dapat mengenal bagaimana sikap dan endapan pengetahuan,
pengalaman dan gagasan pengarannya. Gaya erat kaitannya dengan ekspresi karena
jika gaya adalah cara dan alat seorang pengarang untuk mewujudkan gagasannya,
maka ekspresi adalah proses atau kegiatan perwujuadan itu sendiri. Sebab itulah
gaya dapat juga disebut sebagai cara, teknik maupun bentuk pengekspresian suatu
gagasan.
f. Sudut Pandang (Point Of View)
Menurut Booth (dalam Nurgiyantoro, 2005:249) sudut pandang (point of
view) merupakan teknik yang dipergunakan pengarang untuk menemukan dan
menyampaikan makna karya artistiknya, untuk dapat sampai dan berhubungan
dengan pembaca. Sedangkan menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005:248)
Point of view adalah cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang
sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang
membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
12
Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan pengarang
sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang
membentuk cerita dalam sebuah karya sastra (Abrams, 1981 : 142). Terdapat
beberapa jenis sudat pandang.
1) Pengarang sebagai tokoh cerita
Pengarang bercerita tentang keseluruhan kejadian atau peristiwa terutama
yang menyangkut diri tokoh. Tokoh utama sebagai pemapar cerita pada umumnya
mempunyai kesempatan yang luas untuk menguraikan dan menjelaskan tentang
dirinya, perasaannya dan pikirannya.
2) Pengarang sebagai tokoh sampingan
Orang yang bercerita dalam hal ini adalah seorang tokoh sampingan yang
mencerikan peristiwa yang bertalian, terutama dengan tokoh utama cerita. Sesekali
peristiwa itu juga menyangkut tentang dirinya sebagai pencerita.
3) Pengarang sebagai orang ketiga (pengamat)
Pengarang sebagai orang ketiga yang berada di luar cerita bertindak sebagai
pengamat sekaligus sebagai narator yang menjelaskan peristiwa yang bersangkutan
serta suasana perasaan dan pikiran para pelaku cerita.
4) Pengarang sebagai pemain dan narator
Pemain yang bertindak sebagai pelaku utama cerita dan sekaligus sebagai
narator yang menceritakan tentang orang lain di samping tentang dirinya, biasanya
keluar masuk cerita, suatu ketika ia terlibat dalam cerita, tetapi ketika yang lain, ia
bertindak sebagai pengamat yang berada di luar cerita.
g. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat
utama harus merujuk pada tema. Pesan moral lainnya dapat ditemukan tersebar
dalam cerita.
13
C. Definisi Blog
Pemanfaatan ICT lebih kepada memberi kemampuan guru dan siswa dalam hal
menulis baik dalam tulisan ilmiah maupun tulisan non-ilmiah. Seperti diketahui bahwa salah
satu titik lemah bagi siswa adalah dalam hal menulis terutama dalam bentuk karya ilmiah.
Sehubungan dengan peningkatan keterampilan menulis, pemanfaatan media internet, dalam
hal ini media blog sangatlah sesuai dengan karakteristik pembelajaran menulis terutama
dalam menulis kreatif (Luthfi 2010). Dengan blog, siswa bisa menulis apapun pada bagian
blog yang telah ada, termasuk memberi tambahan penekanan atau informasi dengan media
lain yang juga telah tersedia, seperti audio, video, atau link ke alamat laman (situs) relevan
lainnya.
Secara teknis, membuat blog tidaklah sulit karena tidak memerlukan pengetahuan
pemrograman dan sintaks yang rumit. Siswa hanya tinggal mengisi slot-slot yang sudah ada,
seperti halnya mengetik, kemudian tinggal dipublikasikan dan blog mereka sudah bisa dilihat
oleh seluruh orang di dunia. Jika ada kesalahan, hal tersebut bisa langsung diperbaiki. Jadi,
membuat blog sangatlah mudah, sepanjang ada koneksi.
Blog sebagai wadah curahan ide dan tulisan siswa akan sangat bermanfaat bagi
mereka karena blog sebagai media online mampu memberikan audiens riil bagi tulisan siswa.
Jika selama ini, guru adalah satu-satunya orang yang membaca tulisan siswa, maka dengan
media blog tulisan mereka dapat dibaca oleh teman-teman, baik yang sekelas maupun di luar
kelas, bahkan di tempat-tempat lain, orang tua, dan mereka yang memiliki akses ke internet.
Tanpa disadari, potensi audiens riil ini memberikan ‘tuntutan’ sekaligus kesempatan bagi
siswa untuk menunjukkan hasil karya mereka yang terbaik. Diharapkan hal ini juga akan
memberikan motivasi yang lebih baik bagi peningkatan kompetensi menulis siswa.
Sesuai dengan beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya, blog dipercaya
akan sangat membantu peningkatan prestasi siswa dalam pembelajaran menulis. Menurut
Lutfhi (dalam Santosa 2005:1) rasional tindakan tersebut adalah
1) siswa akan dibiasakan untuk berkerja melewati proses kegiatan menulis, mulai
dari outline, membuat draft, sampai tulisan final. Hasil tulisan siswa dari
outiline, draft sampai tulisan final yang telah disetujui atau dikoreksi di-
upload di blog mereka sehingga memberi kebanggaan dan dorongan untuk
14
berbuat yang terbaik untuk ditunjukkan ke semua orang yang memiliki akses
ke blog mereka.
2) Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan peer correction, dimana
mereka bisa saling melihat dan memberi komentar pekerjaan temannya untuk
hasil yang lebih baik sebelum dikoreksi oleh guru. Hal ini sudah barang tentu
akan membantu dosen juga mengingat mengoreksi tulisan mahasiswa tidaklah
mudah mengingat jumlah kelas dan mahasiswa yang diajar.
3) Dari awal, standar penilaian yang akan digunakan untuk mengoreksi pekerjaan
siswa diberikan dan dijelaskan sehingga masing-masing pihak paham akan apa
yang semestinya ditekankan atau diperbaiki, dan
4) Untuk memberi kreativitas dan inovasi, media blog akan digunakan. Siswa
akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana membuat blog, kemudian mengisi
tulisan di dalamnya, dan bagaimana memberi komentar atas tulisan teman-
temannya melalui media tersebut. Kemudian, seluruh blog siswa didaftarkan
oleh guru dalam suatu wadah blog baru. Hal ini bertujuan mirip seperti
mailing list (hal yang sama bisa dilakukan dengan media RSS/Rich Summary
Site Feed/Really Simple Syndicate) dimana ketika seseorang yang meng-
upload tulisan, sistem blog itu akan secara otomatis ‘memberitahu’ pemilik
blog lainnya yang sudah tergabung dalam suatu wadah tadi. Ini akan jauh
memudahkan siswa dan guru. Jika tidak, agak sulit tampaknya untuk
mengetahui apakah seseorang sudah menulis sesuatu atau belum kecuali yang
bersangkutan memang sengaja masuk ke blog temannya.
Dalam pembelajaran menulis, siswa juga harus memahami pengetahuan akan elemen-
elemen dasar tulisan, pengetahuan akan komponen-komponen yang membentuk suatu tulisan
yang padu dan koheren, serta kompetensi menulis berdasarkan jenis-jenis tulisan. Dalam hal
ini, siswa dapat menuangkan ide-idenya dan mengekspresikan perasaannya dalam bentuk
tulisan yang baik dan efektif. Baik artinya paragraf tersebut merupakan suatu kesatuan yang
padu dan koheren. Efektif dimaksudkan bahwa tulisan mereka nantinya mampu menarik
perhatian pembaca sekaligus mampu menyampaikan pesan yang ingin dituangkan secara
tepat dan baik. Dengan memanfaatkan blog sebagai media jurnal online dalam pembejaran
menulis, kompetensi menulis siswa dapat dikembangkan.
Rouf dan Sopyan (2007) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis blog, yaitu:
15
1) Blog Tutor.
Blog ini dijalankan oleh guru di kelas. Isi dari blog ini biasanya terbatas pada silabus,
informasi mata kuliah, pekerjaann rumah, dan lainnya. Atau, guru bisa menulis mengenai ide,
perasaan, dan pengalaman dirinya untuk kemudian bisa dibagi dilihat dari berbagai
perspektif, seperti budaya, pemberian informasi, dan hal lainnya. Tipe blog ini membatasi
ruang gerak siswa untuk lebih berkreasi.
2) Blog Kelas.
Blog ini memiliki karakteristik ‘agihan’ (share) dimana guru dan siswa bisa
menyumbangkan ide dan pengalamannya. Blog jenis ini sangat baik digunakan sebagai ruang
diskusi kolaboratif bagi guru dan siswa. Siswa diberikan kebebasan yang lebih untuk menulis
dan berinteraksi dalam blog jenis ini.
3) Blog Siswa.
Blog jenis ini sebenarnya memerlukan lebih banyak waktu dan usaha dari guru untuk
mengatur dan menyusun segala hal yang diperlukan, namun mungkin merupakan yang paling
baik bagi siswa dilihat dari kesempatan yang diberikan untuk menulis, mengekspresikan ide,
perasaan, dan pengalaman mereka. Siswa akan memiliki blog mereka sendiri dan biasanya
mereka akan memerikan yang terbaik bagi milik mereka sendiri.
Terdapat beberapa alasan mengapa blog dimanfaatkan sebagai media pembelajaran
menulis. Wang dan Fang (2006) menyatakan bahwa blog mampu memberikan audiens riil
bagi tulisan siswa. Biasanya, hanya guru yang mengoreksi dan memberi komentar atas tulisan
siswa dan fokus yang diperhatikan adalah biasanya pada bentuk, bukan isi. Dengan blog,
siswa diberikan kesempatan untuk mendapat audiens riil, baik teman sekelas, diluar kelas,
orang tua, atau orang lain di belahan dunia lain yang memiliki akses ke internet.
16
Graham (2005) menambahkan beberapa alasan lain bagi guru untuk
memanfaatkan blog untuk pembelajaran, yaitu:
1) Blog memberikan latihan membaca ekstra bagi siswa.
Bacaan ini bisa diberikan oleh guru, siswa lain dari kelas yang sama, atau luar kelas,
dan jika melalui blog, bisa dari orang-orang di seluruh dunia.
2) Blog bisa sebagai jurnal online siswa yang bisa dibaca oleh teman sekelasnya.
Keuntungan dan jurnal online ini adalah arsip yang secara otomatis dibuatkan oleh
sistem blog yang diikuti. Karena sifatnya yang terbuka, pemanfaatan blog mampu
meningkatkan minat dan jumlah audiens.
3) Blog bisa menuntun siswa ke sumber-sumber belajar lainnya yang tersebar
dalam jumlah yang melimpah di situs-situs lainnya.
Untuk lebih menuntun siswa pada sumber belajar yang tepat dan sesuai dengan
levelnya, guru bisa memberi arahan atau menggunakan blog tutornya sebagai portal
sumber-sumber belajar bagi siswanya.
4) Blog mampu meningkatkan rasa saling percaya, mandiri, dan kerjasama antara
siswa
Adanya aktivitas saling memberi komentar, saling mengisi informasi, dan hal-hal
lainnya yang menarik.
5) Blog mampu memotivasi siswa yang pemalu dan kurang percaya diri untuk
berpartisipasi.
Hal ini sering terjadi dimana siswa pendiam biasanya bisa ‘berani’ untuk
mengungkapkan ide dan perasaannya ketika diberikan kesempatan melalui blog.
6) Blog mampu menstimulasi diskusi di luar kelas.
Blog bisa menjadi media diskusi sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas. Apa
yang siswa tulis juga bisa sebagai bahan diskusi selanjutnya.
17
7) Blog bisa memotivasi siswa untuk menulis melalui sebuah proses.
Karena mereka menulis untuk dipublikasikan ke dunia luar, mereka akan secara
otomatis lebih memikirkan segala aspek tulisannya sehingga secara tidak langsung
akan memberikan latihan menulis bagi siswa ke arah yang lebih baik.
8) Blog bisa menjadi portofolio online bagi tulisan siswa.
Hal ini dimungkinkan karena adanya arsip yang secara otomatis dibuat oleh blog
itu sendiri sehingga kapanpun siswa memerlukan, mereka bisa kembali membuka
tulisan mereka, berikut nilai serta komentar yang diberikan.
2. PEMBAHASAN
A. Contoh Cara membuat Blog
Blog bisa digunakan secara efektif untuk meningkatkan kompetensi menulis siswa.
Sebelum memanfaatkan blog ini, tentunya guru harus membuat dan memiliki blog terlebih
dahulu. Setelah itu, baru memanfaatkan media blog tersebut secara efektif untuk pelaksanaan
evaluasi belajar siswa.
Untuk membuat blog, terdapat beberapa hal yang perlu dimiliki/dilakukan, yaitu:
1) Sebuah e-mail.
Hal ini wajib dimiliki bagi seseorang yang ingin membuat blog.
2) Memilih tipe blog.
Tipe blog tersebut bisa blog tutor, blog kelas, atau blog siswa yang disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran.
3) Memilih penyedia blog yang ada secara online.
Terdapat banyak penyedia, seperti blogger, multiply, blogsome, wordpress, dan
lainnya. Dalam hal ini, penulis akan menjelaskan cara pembuatan blog wordpress.
18
4) Ikuti langkah mudahnya.
Tiap-tiap penyedia blog memiliki langkah yang berbeda, namun semuanya mudah dan
sederhana.
Untuk membuat blog salah satunya dapat melalui website wordpress. Terdapat beberapa
langkah yang harus diikuti yang bisa dijabarkan sebagai berikut:
1) Ketik www.wordpress.com, kemudian klik Get Started untuk mendaftar akun.
2) Isi pada kolom e-mail, alamat e-mail anda yang masih aktif karena akan ada pesan
untuk mengonfirmasi akun anda.
3) Isi username yang akan anda pakai untuk login ke dalam blog anda sebagai admin.
4) Isi password yang akan anda gunakan untuk kerahasiaan akses anda, usahakan hanya
anda saja yang mengetahui password tersebut.
5) Ketikkan alamat link blog anda, misalnya nobita70.wordpress.com. anda hanya perlu
menuliskan nobita70 (sebagai contoh), karena keterangan .worpress.com akan secara
otomatis teraplikasi dengan nobita70.
6) Setelah semua kolom terisi, anda klik icon Create Blog (Free), kemudian penyedia
layanan akan mengirimkan pesan di email anda.
7) Buka email anda, dan buka pesan yang dikirim, kemudian di dalam pesan tersebut ada
petunjuk untuk mengkonfirmasi dengan cara meng-klik “Konfirmasi Akun”.
8) Setelah akun dikonfirmasi, anda akan dibawa pada tab baru untuk menuliskan nama
yang akan anda gunakan untuk blog anda, misalnya “Nobita’s Blog”, dan menuliskan
catatan yang sesuai seperti yang anda inginkan.
9) Anda akan dibawa untuk memilih tema blog, pilih salah satu sesuai keinginan anda.
10) Blog sudah jadi. Mudah sekali! Tinggal diisikan sesuai dengan keperluan.
19
11) Setelah blog dibuat, semua slot yang diberikan tinggal diisikan sesuai dengan
keperluan dan bisa di-update setiap hari. Slot-slot yang ada di blog wordpress adalah
sebagai berikut.
Page.
Ini adalah halaman yang ada di blog anda, anda dapat menambahkan halaman ini
sesuai keinginan, misalnya untuk halaman: Tugas, Artikel, Video, Download
Dokumen, Profil anda, dll.
Category.
Slot ini adalah tempat untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tulisan yang akan anda
buat. Jika tulisan anda tentang bahasa, anda dapat membuat kategori khusus bahasa.
Jika anda membuat tulisan tentang sastra, anda dapat membuat kategori khusus sastra.
Widget.
Slot ini adalah tempat untuk membuat tampilan blog anda lebih menarik. Anda dapat
menambahkan foto, kalender, backsound music. kategori, tulisan terbaru, kolom
komentar, di sekitar tampilan blog anda. Buatlah semenarik mungkin.
Salah satu hal yang paling penting dalam blog adalah memposting tulisan.
Anda dapat memposting tulisan-tulisan yang telah anda buat dengan cara:
- klik new post pada dashboard yang terdapat di sudut kiri atas layar.
- Setelah anda klik, anda akan dibawa pada kolom untuk mengisi halaman dan mengisi
artikel yang akan anda publikasikan di blog.
- Buat judul, kemudian isi artikel anda.
- klik pada kolom kategori jika anda ingin menglasifikasikan tulisan anda.
- Setelah anda yakin dan tulisan sudah selesai, klik icon “Publish”.
- Anda dapat memperbaiki tulisan anda dengan mengklik “Edit this entry” yang
terdapat di sekitar tulisan anda. Setelah perbaikan selesai, anda dapat klik icon
“Update”.
Catatan: Saat anda logout dari akun wordpress dan blog, anda harus login
kembali dengan masuk pada alamat www.wordpress.com, kemudian isi username,
20
password, dan klik “sign in”. Anda tidak langsung masuk ke blog, akan tetapi akan
dibawa ke akun wordpress. Klik my blog, kemudian klik nama blog anda, barulah
anda masuk ke dalam halaman blog anda. Anda dapat membuat lebih dari satu blog
dalam satu akun wordpress.
B. Aplikasi Pelaksanaan Evaluasi Belajar (Menganalisis Cerpen) Berbasis Blog
Dalam pelaksanaan evaluasi belajar menganalisis cerita pendek, guru dapat
menggunakan beberapa metode dan model sesuai dengan keinginan. Metode-metode tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan kertas, ataupun dengan menggunakan media
Teknologi dan Komunikasi.
Dalam artikel ini, penulis akan mengaplikasikan proses evaluasi belajar siswa dalam
materi cerita pendek, dengan menggunakan media blog. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut.
1. Sederhananya, dalam metode ini guru menggunakan media blog sebagai perantara
pemberian tugas
2. Guru menyiapkan materi soal berupa cerita pendek yang diperlukan. Dalam
pembuatan soal ini, tentunya guru menggunakan media ms. Word agar proses
pengetikan dan kerapian soal dapat dengan mudah di akses. Untuk ms. Word, penulis
meyakini bahwa sebagian besar guru telah mampu mengoperasikannya.
3. Di dalam soal yang tentunya berisi cerita pendek, guru juga memasukkan beberapa
hal seperti:
a. Kolom nama siswa
b. Kolom kelas
c. Kolom Mata pelajaran
d. Kolom tanggal pengisian
e. Tata cara pengisian, apa yang harus dilakukan siswa dengan naskah cerpen, dan
bagaimana teknis pengumpulan tugas (hal ini sangat penting karena siswa akan
kesulitan bertanya jika penjelasan mengenai teknik pengerjaan tidak dipaparkan
dengan baik di dalam soal)
f. Naskah cerita pendek
21
g. Kolom untuk jawaban siswa (kolom dibuat agak/cukup panjang karena dalam
menganalisis cerita pendek membutuhkan deskripsi dan argumentasi yang cukup
panjang)
4. Setelah naskah evaluasi siap, guru tinggal mempersiapkan untuk meng-upload
dokumen tersebut ke dalam blog.
5. Cara meng-upload dokumen tersebut ke dalam blog adalah sebagai berikut.
a. Sign in ke blog
b. Sorot menu dashboard di sudut kiri atas layar, pilih baru/new, kemudian pilih
post. Maka anda akan dibawa pada halaman untuk membuat tulisan.
c. Tulis judul sesuai dengan yang anda inginkan, contoh “Tugas Menganalisis
Cerpen Siswa SMA ABC”.
d. Di kolom isi, anda dapat menuliskan instruksi, misalnya,
1) “Download tugas”
2) Untuk mendownload tugas, silakan klik “di sini!” (bisa juga ditambahkan icon
download)
e. Setelah itu, silakan untuk mengupload dokumen dengan klik “Tambahkan
Media”, klik “unggah berkas”, kemudian cari file yang tadi sudah disiapkan (soal
untuk siswa) dan klik “ok”.
f. File secara otomatis akan terunggah.
g. Setelah terunggah, copy link file tersebut yang terdapat di bawah tulisan
“Pengaturan Tampilan Lampiran”. Setelah di-copy, kemudian anda keluar dari
tampilan sisipkan media dengan meng-klik ikon exit.
h. Setelah itu, misalkan anda memilih opsi instruksi “Untuk mendownload tugas,
silakan klik “di sini!” (lihat poin ‘d’ opsi ke 2). Blok pada kata “klik di sini!”
kemudian klik ikon “sisipkan/sunting” yang bergambar seperti rantai pada tab di
atas kolom isi.
i. Pada kolom URL, paste-kan link yang tadi anda copy, kemudian klik “tambahkan
tautan”.
j. Setelah semua selesai dan siap, klik “Publish”.
k. Peng-upload-an dokumen dan persiapan tugas untuk siswa pun selesai.
l. Tampilan di blog anda akan seperti gambar di bawah ini.
22
(Gambar Contoh)
6. Setelah guru mempersiapkan tugas tersebut, dalam pembelajaran di kelas, guru
membawakan materi tentang cerpen, pengertian cerpen, contoh cerpen, perbedaan
cerpen dengan prosa yang lain, dan bagaimana cara menganalisis cerita pendek yang
baik, mulai dari menganalisis tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, kebahasaan, dan
yang terakhir adalah amanat.
7. Setelah pembelajaran selesai dan guru selesai menerangkan masalah cerpen, guru
menginstruksikan siswa agar di rumah membuka blog yang dimiliki guru, dan melihat
tugas yang ditujukan kepada mereka, serta akhirnya mereka akan tahu apa yang harus
mereka lakukan dengan tugas itu karena ada penjelasan yang telah disusun guru
sebelumnya di dalam blog.
8. Dalam pengerjaan dan pengumpulan tugas, ada beberapa hal yang bisa dijadikan opsi
guru.
a. Soal diunduh, dicetak, kemudian jawaban ditulis tangan pada kolom lembar
jawaban yang sudah disediakan, dan kemudian hasilnya dikumpulkan kepada
guru secara manual.
23
b. Soal diunduh, kemudian jawaban diketik pada kolom jawaban yang sudah
disediakan, lalu dicetak, dan kemudian dikumpulkan kepada guru secara
manual setelah dicetak.
c. Soal diunduh, kemudian jawaban diketik pada kolom jawaban yang sudah
disediakan, lalu hasil jawaban tersebut dikirimkan kepada guru melalui email.
Tentunya, dengan strategi semacam ini, siswa dapat lebih terstimulasi dalam kegiatan
belajar. Sesungguhnya adalah bahwa guru hanya perlu menggunakan strategi dan variasi
dalam mengajar, untuk lebih menarik perhatian siswa. Dengan tertariknya siswa dalam
sebuah proses pembelajaran, maka tujuan pembelajaran pun akan dapat disampaikan dan
didapatkan semaksimal mungkin.
4. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Evaluasi belajar merupakan sebuah proses dimana guru menilai sejauh mana
keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran yang diajarkan guru. Dalam proses penilaian
ini, secara konvensional guru memberikan tugas baik berbentuk lembar soal yang difotokopi,
tes lisan, tes portofolio, dan sebagainya.
Seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi di sekitar kita, proses
pembelajaran pun menjadi semakin kaya akan variasi dan teknik-teknik proses belajar dan
proses penilaian. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena dengan adanya TIK di lingkungan
kita, memudahkan kita semua mengakses apa yang dibutuhkan. Dewasa ini, manusia sebagai
brainware (pengguna) komputer yang dalam hal ini adalah guru, tidak hanya berfungsi
sebagai pengguna saja, akan tetapi juga dapat menjadi seorang administrator dalam sebuah
program komputer, contohnya adalah dalam program web blog yang dikendalikan,
digunakan, dan dimanfaatkan oleh pengguna akunnya sendiri.
Dengan menggunakan blog, guru dapat menuliskan materi pelajaran, memberikan
penjelasan mengenai suatu permasalahan dalam materi pelajaran, hingga pada proses
penilaian, semua bisa menggunakan perantara blog. Selain lebih efektif dan efisien, siswa
lebih terpacu motivasi dan minat belajarnya, karena bagaimanapun juga, siswa sangat
menyenangi berselancar di dunia maya.
B. Rekomendasi
24
Tidak hanya terpaku pada program web blog, akan tetapi banyak sekali program di
dalam dunia TIK yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam mengembangkan variasi dan
teknik dalam proses pembelajaran. TIK yang dewasa ini semakin berkembang pesat,
menawarkan berbagai macam kemudahan yang secara langsung ataupun tak langung
ditujukan untuk guru.
Oleh karena itu, di tengah zaman globalisasi dan kemajuan internet di dunia, rasanya
guru sebagai fasilitator dalam mengajar haruslah variatif dan lebih imajinatif dalam
mengembangkan strategi mengajarnya. Pengembangan strategi belajar itu, salah satu cara
yang paling menyenangkan dan paling memungkinkan untuk menstimulasi motivasi siswa
adalah dengan media TIK.
Akhirnya, kita dihadapkan pada permasalahan, mau maju dan berkembang, ataukah
mau berjalan di tempat dan membiarkan zaman meninggalkan kita. Nampaknya tidaklah ada
jalan lain, selain terus maju dan berkembang mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.s
25
Daftar Pustaka
Blood , Rebecca. 2000. Weblogs: A History And Perspective.
Gronlund, Norman E.. 1985. Measurement and Evaluation in Teaching. Fifth Edition. New
York : McMillan Publising.
Luthfi, Ahmad. 2010. Pemanfaatan Teknologi Web sebagai Media Interaktif dan
Pengaruhnya terhadap Minat Belajar bagi Mahasiswa. Palembang: Universitas Bina
Darma. http://blog.binadarma.ac.id/luthfie/?p=3 (Diunduh 22 Januari 2014).
Mahayana, S. Maman. 2006. Bermain Dengan Cerpen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Rosdakarya
Nurgiyantoro, Burhan. 2005, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta. PN. Gajah Mada Press.
Purwanto, Ngalim. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan: Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sujana, Nana. 1990 Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : P.T Remaja
Rosdakarya.
26