1. Pelarut dan kesehatan di lingk. kerja2. Debu penyebab Pneumoconiosis3. Dermatitis industri4. Kebisingan industri5. Konsep dasar keamanan radiasi pengion6. Radiasi non-pengion: laser, microwave, cahaya7. Efek temperatur dan tekanan barometrik ekstrim8. Stres ergonomik
Higiene Industri Inside HI..
1. Fundamental of Industrial Hygiene, Olishifski
2. The Industrial Environment its Evaluation and control,
Powell
3. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Suma’mur
Sejarah perkembangan� Manusia selalu berusaha meningkatkan kesejahteraannya
� Perkembangan produksi: produksi domestik�kerajinan�sistem prabrik modern
� Revolusi industri dimulai dengan adanya mesin uap
- perlu banyak bahan baku
- perlu banyak tenaga kerja
� Data revolusi industri:
- 50% penduduk Inggris meninggal usia 20 th
- usia buruh = 22 th CDR 36/1000, usia kelas sosial ekonomi tinggi = 44 th CDR 22/1000
� Kecelakaan dan penyakit akibat kerja tinggi
ERA INDUSTRIALISASI
MANUSIA
INTER-AKSI
5 P - GAME1. PERTUMBUHAN PENDUDUK (POPULATION)
2. KENAIKAN PRODUKSI (PRODUCTION)
3. PERTAMBAHAN PENGGUNAAN ENERGI (POWER)
4. PERLUASAN PENGGUNAAN LAHAN (PLACE)
5. BERTAMBAHNYA PENCEMARAN (POLLUTION)
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
ILLUSTRATION MODELTECHNOLOGY & SURVIVAL RUN( BRAUN – 1976 )
1900 2000 2023
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Penyakit jabatan� Penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor berbahaya yang ada
didalam lingkungan kerjanya
� Diketahui sejak lama:
- Mesir kuno: kesehatan petani, pekerja pencelup menderita penyakit yang sama
- Yunani & Romawi: keracunan Pb, keracunan Cu pada pekerja tambang, dst.
- Sebelum Ramazinni: Paracelcus � penyakit akibat logam (orang pertama kesehatan industri)
- Ramazinni (1633-1714): Bapak ilmu kesehatan kerja, menulis buku ‘penyakit jabatan dan cara pencegahannya’
- Revolusi industri � aturan kesejahteraan pekerja
Latar belakang mengapa K-3 sangat dibutuhkan dalam kegiatan industri :
1. Bahwa setiap aktifitas industri selalu mengandung bahaya dan resiko keselamatan dan kesehatan
2. Bahwa bahaya dan risiko tersebut akan menimbulkan konsekuensi
3. Apabila K-3 tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan kerugian (Loss)
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
WORRYING TRENDS� Kemajuan dan kecanggihan teknologi ternyata
membawa:���� Masalah baru.���� Risiko tinggi.� Sering kejadian kecelakaan.� Bencana
� Yang memberi efek negative jangka panjang terhadap:� KESEHATAN MASYARAKAT.� KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.� KUALITAS TANAH, AIR, UDARA.
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
PRESSURE ON INDUSTRYTO IMPROVE OF MANAGINGSAFETY, HEALTH, AND ENVIRONMENT
� THE QUALITY OF LIFE
� ADVANCING TECHNOLOGY SAFELY
� DEVELOP HAZARDS IDENTIFICATION
� DEVELOP POSSIBLE CONSEQUENCES
� DEVELOP MITIGATION SYSTEMS
� DEVELOP EMERGENCY ALARM SYSTEMS
HAZARDS
EVALUATION
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
PREVENTING� INJURIES
� ACCIDENTAL DEATHS
� PRODUCTION DELAYS
� WASTE
� HUMAN MISERY
IMPROVINGIMPROVING• MORALE• DAMAGE CONTROL• DISABILITY CONTROL• COST CONTROL• TOTAL PROCESS SAFETY
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Kita sering “UNDER ESTIMATE” terhadap bahaya, risiko, dan konsekuensinya, sehingga lingkungan kerja dan lingkungan hidup berada dalam posisi:
“THE LOWER PRIORITY”Cepat atau lambat, akan memberikan pengaruh:
���� ACCIDENT RATE.���� SEVERITY RATE.����OCCURRENCE OF DANGEROUS,
BERUPA:. INCIDENTS. DISASTERS
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
TUJUAN AKHIR DARI K-3 :
Yang berarti sehat :
�FISIK
�MENTAL
�SOSIAL
�SPIRITUAL
Sehingga mendapatkan tingkat :
yang tinggi.
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
QUALITY OF WORKING LIFE :
�Tidak menderita cacat
�Tidak menderita sakit
�Tidak terjadi “Premature Death”
�Usia harapan hidup tinggi
�Memiliki kapasitas kerja yang tinggi
�Mampu menikmati masa pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun setelah purna karya
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
MENGAPA PERLU HIGIENE INDUSTRI
� Lingkungan kerja tidak akan pernah bebas dari bahaya terhadap kesehatan kerja
� Bahwa pekerja merupakan modal utama dalam suatu perusahaan
� Banyaknya kejadian penyakit maupun injuri akibat kerja
� Perusahaan akan mengalami kerugian yang tidak ternilai jumlahnya jika terjadi peningkatan kejadian penyakit akibat kerja dan meningkatnya ketidakhadiran pekerja karena sakit yang diakibatkan oleh bahaya yang timbul ditempat kerja.
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
• Mulai dikeluarkannya peraturan-peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan pekerjanya
- Undang-undang
- Peraturan (nasional dan internasional)
- Standar-standar
- Regulasi
- ISO
- dll
• Mengabaikan hak pekerja untuk tetap sehat berarti melanggar HAM
• Higene industri merupakan suatu metode yang efektif dalam mengelola lingkungan kerja dan pekerja dalam menekan tingkat kejadin injury dan penyakit akibat kerja
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Peraturan K3� Di luar negeri dimulai dari UU yang membatasi jam kerja dari 79 jam menjadi 40 jam
per minggu
- Usia chimney sweeper dari 10 th menjadi 14 th (1788) dan 21 th (1840)
-1980-1900 terbentuk asosiasi dari pekerja
� Di Indonesia: 1910 aturan perburuhan dari Belanda, berdasarkan survey tenaga ahli ILO 1953 dicabut� diundangkan UU no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja � dibentuk Lembaga K3 dibawah Dep.Perburuhan
- UU kecelakaan 1947-1951 mengatur kompensasi
- 1970 mengatur hak dan kewajiban baik pengusaha dan pekerja
- 1997 NAB
- Jamsostek
- SMK3
- K3 untuk B3
Higiene Industri
Mempelajari, mengevaluasi dan mengontrol pengaruh-pengaruh dari lingkungan kerja yang menyebabkan timbulnya penyakit, gangguan pada kesehatan, kenyamanan bekerja dari pekerja tersebut.
Dilakukan dengan penilaian terhadap faktor-faktor penyebab penyakit dalam lingkungan kerja melalui pengukuran yang hasilnya untuk dipergunakan sebagai dasar tindakan korektif terhadap lingkungan kerja.
Kesehatan Kerja:Bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja
Tujuan Utama:� Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan
tenaga kerja yang setinggi-tingginya.
� Sebagai alat untuk meningkatkan produksi dengan memperhatikan lingkungan kerja yang memenuhi syarat.
Definisi :
ILMU dan SENI yang berperan dalam melaksanakan upaya pegenalan, pengukuran, pemantauan, evaluasi dan pengontrolan BAHAYA di Lingkungan Kerja, yang dapat muncul dari kegiatan operasi industri, yang mana bahaya tersebut dapat mengganggu :
• KESEHATAN• KESELAMATAN• KENYAMANAN• EFESIENSI
dikalangan pekerja dan atau masyarakat disekitar daerah kegiatan operasi tersebut.Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Loss Control
MATERIALS
ENVIRONMENT
PEOPLE
EQUIPMENT
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
INJURY AND ILLNESS
FALL ON SAME LEVEL (Injury/Damage) STRUCK BY (Injury/Damage)
EXPOSURE (Illness)Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
ILO ESTIMATES (ILC-2003) :� 6,000 workers die each day ���� 2,190,000/year as a
result of work –related accidents and illnesses
� 590,000 deaths are caused by 270 million
accidents at work per year.
� 1,600,000 deaths are caused by 160 million work-related diseases
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan formal seperti : • ENGINEERING• CHEMISTRY• PHYSIC• MEDICINE• BIOLOGICAL SCIENCE• RELATED DISCIPLINES
Ditambah dengan pengalaman dan special training yang erat hubungannya dengan HSE.
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
RUANG LINGKUP
RECOGNITION:Mengenal bahaya lingkungan yang
berhubungan dengan pekerjaan ( Work Operation) dan pemahaman dari efek atau akibatnya terhadap para pekerja maupun masyarakat disekitarnya.
EVALUATION:Mengevaluasi faktor bahaya dilingkungan
kerja dengan melakukan pengukuran dan pemantauan kuantitatif untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bahaya tersebut, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan dan kehidupan para pekerja.
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
CONTROL TECHNOLOGY:
Pemilihan cara /metode pengontrolan yang efektif efesien untuk mengurangi atau menghilangkan dampak bahayanya.
PERANAN DAN FUNGSI
Membantu pimpinan secara professional dalam upaya memlihara tenaga kerja yang sehat, serta upaya memelihara/meningkatkan lingkungan kerja yang bersih, nyaman dan aman.
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
� Melakukan inspeksi daerah operasi perusahaan dan lingkungan secara berkala untuk mengenal dan mengukur serta memonitor bahaya yang mungkin akan mengancam kesehatan dan keselamatan.
� Turut aktif mereview aspek HSE terhadap setiap rencana konstruksi, renovasi fasilitas produksi/ operasi agar tetap mematuhi / memenuhi aturan panduan Industrial Hygiene Engineering.
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
� Membuat, merencanakan, menerapkan dan melakukan evaluasi program kegiatan mengenai upaya mengurangi atau menghilangkan bahaya dilingkungan kerja, serta resiko dampaknya.
� Mengkomunikasikan faktor bahaya lingkungan kerja beserta resikonya kepada employees, contractors, atau kelompok beresiko tinggi, melalui :
HAZARD COMMUNICATION PROGRAM (HAZCOM)
� Membantu pelaksanaan program pelatihan Health, Safety and Environment
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
PRIMARY RESPONSIBILITY
A. IN GENERAL :
1. To protect the health of employee
2. To maintain an objective attitude toward :
� RECOGNITION OF HEALTH HAZARDS
� EVALUATION OF HEALTH HAZARDS
� CONTROL & CORRECTIVE MEASURES
� HEALTH AND WELFARE OF WORKERS
3. To counsel employees regarding the health hazards and necessary precaution to avoid adverse health effects.
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
B. TO EMPLOYERS :
� respect confidences
� advise honestly
� report findings
� recommend accurately
2. To act responsibly in the application of healthful working environments of IH principle toward the attainments.
3. To hold responsibilities to the employer or client to the ultimate responsibility to protect the health of employees
1.To :
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Gangguan Kesehatan dan Daya Kerja
Agar pekerja berada dalam keserasian yang sebaik baiknya maka perlu adanya keseimbangan di antara:
� Beban kerja (fisik, mental, sosial)� Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja fisik, kimia, biologi,
fisiologis, mental psikologis� Kapasitas kerja (tergantung ketrampilan, keserasian-fitness,
keadaan gizi, jenis kelamin, usia ukuran tubuh).
Penyakit akibat kerja
Penyebabnya dapat dikelompokkan dalam:
� Golongan Fisik
� Golongan Kimia
� Golongan Infeksi
� Golongan Fisiologi
� Golongan Mental, Psikologi
Penyakit akibat kerja (1)
Penyebabnya dapat dikelompokkan dalam:
� Golongan fisik:� Suara (pekak, tuli)
� Radiasi sinar radioaktif (kulit, susunan darah)
� Radiasi infra merah (katarak pada lensa)
� Suhu (heat stroke, frost bite)
� Sinar (penerangan lemah, kelainan pada mata dan kelelahan, penerangan karena silau, mudah kecelakaan).
� Golongan kimia:� Debu: pneumoconiosis (silicosis, asbestosis)
� Uap: metal fume fever, penyakit kulit, keracunan
� Gas CO: kurang O2 terbentuk carboxy haemoglobine
� Larutan: penyakit kulit
Penyakit akibat kerja (2)
� Golongan infeksi: penyakit kulit yang disebabkan oleh bibit penyakit anthrax & brucella pada pekerja penyamakan kulit.
� Golongan fisiologis: yang diakibatkan oleh peralatan yang tidak anatomis, akan melelahkan dan merubah fisik pekerja.
� Golongan mental, psikologis: yang diakibatkan oleh hubungan kerja yang tidak baik, membosankan (monoton).
Diagnosa
Diagnosa penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan kerja adalah berbeda dengan penyakit umum…..
?
Diagnosa
Diagnosa penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan kerja adalah berbeda dengan penyakit umum…..
?
Pemeriksaan klinis tidak cukup, harus diteliti tempat kerja dan cara kerja, wawancara dan kuesioner untuk mengetahui keadaan sebelum kerja, kebiasaan hidup (merokok dan hal lain yang mendukung).
Langkah-langkah penelitian
� Riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan, diteliti sejak timbul gejala sejak dini dan perkembangan penyakit selanjutnya yang dikaitkan dengan pekerjaan (sejak awal, sebab ada kemungkinan dapat diakibatkan oleh pekerjaan terdahulu, sebelumnya).
� Pemeriksaan klinis, untuk menentukan tanda dan gejala yang sesuai suatu sindrom, contoh: Pneumoconiosis, keracunan Pb (noda timah hitam pada gusi).
� Pemeriksaan lab untuk memastikan dugaan yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, dengan memeriksa darah, air seni, faeces dll, Rontgen, untuk menentukan penyakit paru-paru pneumo-coniosis).
� Pemeriksaan ruang kerja yang ada kaitannya dengan penyebab penyakit dari lingkungan kerja, contoh pneumoconiosis harus diteliti kadar debu yang terkandung dalam udara di daerah pernafasan pekerja (breathing zone) diameter 5-10 micron.
Metoda Pengontrolan
Sumber Lingkungan Kerja Penerima
� Substitusi bahan - pemeliharaan lingkbersih - training, penyuluhan
� Perubahan proses - ventilasi umum - rotasi pekerja
� Menutup proses - perlebar jarak S&P - ruangan khusus (AC)
� Isolasi proses - pemantauan menerus - alat pemantauan film
� Metoda basah - program maintenance badge
� Ventilasi lokal LEV yang menerus - perlindungan individu
- pembatas (respirator)
- pemeliharaan kesehatan
PembahasanBagaimana caranya melakukan pengontrolan
lingkungan kerja selama periode pekerjaan itu berlangsung (dikaitkan dengan risiko yang terjadi apabila penanganannya kurang benar).
Di dalam pengontrolan akan dibahas mengenai potensi dari risiko-risiko yang ditemukan dalam industri terhadap kesehatan pekerja dan usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut sekecil mungkin.
Keahlian yang dituntut� Mampu mengenal faktor-faktor lingkungan kerja
yang memberikan pengaruh kepada: kesehatan pekerja, kenyamanan bekerja.
� Mampu mengevaluasi lingkungan kerja tersebut yaitu dengan melalui pengukuran-pengukuran.
� Menyimpulkan apa yang diperlukan untuk mengurangi/mengontrol pengaruh-pengaruh tersebut.
Bidang pekerjaan
1. Pengenalan lingkungan kerja dan pengaruhnya, yang dapat dikelompokkan dalam 4 kategori.
• Kimia: cair, debu, asap, uap, gas
• Fisika: elektromagnet, radiasi, ionisasi, bising, vibrasi, panas, tekanan
• Biologi: insekta, fungi, bakteri, virus
• Ergonomi: hubungan antara alat yang digunakan pekerja, disesuaikan dengan organ tubuh (bentuk), kerja monoton.
2. Evaluasi dari hasil penelitian lingkungan kerja dan memberikan pendapat usulan perbaikan yang disesuaikan dengan standar yang berlaku.
3. Kontrol/pengawasan terhadap bahaya yang timbul pada lingkungan kerja.
Pelaksanaan pekerjaan� Pengumpulan data primer dan sekunder dari
industri yang bersangkutan
� Analisis data dan rekomendasi dari hasil data yang diperoleh
� Penentuan hal-hal yang perlu dilakukan melalui pengontrolan dan pengukuran
� Tindakan yang perlu diambil sehubungan dengan hasil pengukuran yang dilakukan.
MAN WORKPLACE
MEDICINE HYGIENE SAFETY
PREVENTION OF DESEASES
PREVENTION OF INJURIES
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
BASIC CONCEPT
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
PREVENTION TREATMENT
OCCUPATIONAL HYGIENIST
HAZARDENVIRONMENT
MODES OF ACTION
METABOLISME
CLINICAL SIGNS
HAZARDEFFECTS
PHYSICIAN
WORKER
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
PERSONAL HEALTH SERVICE
PHYSICAL MECHANICALKINETICALELECTRICAL
CHEMICAL
BIOLOGICALPSYCHOSOCIAL
ERGONOMICS
RELEVANT LEGISLATION
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
ANTICIPATION
SURVEILLANCE
ANALYSIS
CONTROL
TREAT
WORKERS
COMPENSATION
YESCONTROL
PREPLACEMENT
EXAMS
OUTCOMEEXPOSURE
PLANNING
HEALTH EFFECTS ?
POSITIVE ?
YES
POSITIVE ?
YES
OCCUPTIONAL
DISEASE ?
EXCESSIVE ?
YES
OUTCOME
MONITORINGEPIDEMIOLOGY
TOXICOLOGY
EXPOSURE
MONITORING
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
HEALTH HAZARD
ENGINEERING
CONTROL
INTERIM PERSO NAL
PROTECT
ENGINEERING
CONTROL
LABEL
• Manufacturing• Legal
• Manufacturing• Purchasing• R & D• Medical
• Employee Relation• EEO• Comp. & Benefits
• Engineering• Manufacturing• Environment Control• Product safety•Training
INDUSTRIAL HYGIENE
PROCESS
FUNCIONAL
INPUT
RECOGNITION EVALUATION CONTROL
MONITOR ENV
INFORM EMP
MEDICAL EXAM
NEGATIVE
ABOVE REGULATED LEVEL
BELOW REGULATED LEVEL
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
� MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN.
� MENCEGAH TIMBULNYA PENYAKIT AKIBAT PEKERJAAN.
� MENCEGAH ATAU MENGURANGI KEMATIAN.
� MENCEGAH ATAU MENGURANGI CACAT TETAP.
� MENGAMANKAN MATERIAL, KONTRUKSI, PEMELIHARAAN BANGUNAN-BANGUNAN, ALAT KERJA, MESIN PESAWAT INSTALASI.
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
� MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA TANPA MEMERAS TENAGA KERJA DAN MENJAMIN KEHIDUPAN PRODUKTIF.
� MENCEGAH PEMBOROSAN TENAGA KERJA, MODAL, ALAT, WAKTU DAN SUMBER PRODUKSI LAINNYA SEWAKTU KERJA, DSB.
� MENJAMIN TEMPAT KERJA YANG SEHAT, BERSIH, NYAMAN DAN AMAN SEHINGGA MENIMBULKAN SEMANGAT & KEGAIRAHAN KERJA.
� MEMPERLANCAR, MENINGKATKAN DAN MENYAMANKAN PRODUKSI INDUSTRI SERTA PEMBANGUNAN INDUSTRI
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
KESEHATAN KERJA/
HIGIENE PERUSAHAAN & KESEHATAN KERJA
� PERENCANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA (PEMERIKSAAN AWAL, BERKALA & KHUSUS).
� PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK).
� PERSYARATAN KONDISI KERJA
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
� PEMBINAAN GIZI KERJA AL :� PEMBERIAN MAKAN SESUAI POLA 4 SEHAT DAN 5
SEMPURNA SERTA PEMENUHAN KALORI YANG DIPERLUKAN.
� PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BERUPA : SUSU MURNI SEGAR /BUBUR KC.HIJAU.
� PENGUKURAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA AL. :
� FAKTOR FISIK : SUHU, KELEMBABAN, BISING, GETARAN, DSB.
� FAKTOR KIMIA : UAP/GAS/FUME, DEBU, DSB.
� FAKTOR BIOLOGI : JAMUR, CACING, KUTU, DSB.
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
� PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA, DENGAN CARA, SBB :
� PEMASANGAN VENTILASI → SUHU PANAS
� PEMASANGAN LOCAL EXHAUST SYSTEM → UAP
� PEMASANGAN BLOWER → UAP/GAS
� PEMASANGAN DUST COLEKTOR →DEBU
� DINDING KEDAP SUARA → BISING
� DLL.
� INVENTARISASI DAN PENELITIAN TERHADAP POTENSI BAHAYA (POTENSIAL HAZARD).
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
LINGKUNGAN HIDUP
� PEMERIKSAAN/PENGUKURAN KUALITAS UDARA (AMBIEN).
� PEMERIKSAAN/PENGUKURAN AIR LIMBAH.
� PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN TINGKAT SOSEKBUD, KEAMANAN, TRANSPORTASI, KEANEKARAGAMAN FLORA.
� PEMANTAUAN FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN KEBISINGAN, CUACA DLL.
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
� PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH B-3
� PENGAWASAN IPAL/WASTE WATER TREATMENT TERMASUK BAK KONTROL.
� BINA LINGKUNGAN : PROGRAM PROKASIH.
� PENATAAN LINGKUNGAN DAN PENGHIJAUAN.
� PELATIHAN-PELATIHAN LINGKUNGAN HIDUP.
� PEST & RODENT CONTROL
� HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN INDUSTRI.
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker