EFEKTIVITAS PENDAYAGUNAAN DANA (ZIS) ZAKAT, INFAK DAN
SEDEKAH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK
DI KECAMATAN PULOGADUNG JAKARTA TIMUR
(Studi pada Program Mandiri Terdepan LAZ Baitul Maal Hidayatullah)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
SALIM WATON
NIM. 1113046000050
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017 M
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Salim Waton
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 21 April 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Barkah No. 11 RT/RW 003/005 Ciganjur
Jagakarsa Jakarta Selatan
Status : Belum Menikah
Telepon : 085891782495
E-mail : [email protected]
B. PENDIDIKAN FORMAL
1. MI Sirojul Athfal (2001-2007)
2. MTsN Rejoso 1 Peterongan Jombang (2007-2010)
3. MA Unggulan STEP-2 IDB Jombang (2010-2013)
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-2014)
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1. MPK MA Unggulan STEP-2 IDB, Divisi Bahasa
2. Language Community (LC) MA Unggulan MA Unggulan STEP-2 IDB
3. Ketua OSIS MA Unggulan STEP-2 IDB
4. Wakil Ketua OSIS Pondok Pesantren Darul „Ulum Jombang Jawa Timur
vi
ABSTRACT
SALIM WATON, NIM 1113046000050. "Effectiveness of Utilization of Fund
(ZIS) Zakat, Infak and Sedekah In Improving Prosperity in Mustahik District
Pulogadung (Study at: Mandiri Terdepan Program LAZ Baitul Maal
Hidayatullah)", Skripsi. Sharia Economics Study Program, Ziswaf Management
Concentration, Faculty of Economics and Business, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta, 1438 H / 2017 M. Number of pages 68 + Appendix 16
pages.
This study aims to explain the effectiveness of the utilization of zakat funds,
infak and sedekah in LAZ Baitul Maal Hidayatullah in the program Mandiri
Terdepan. This program has long been not done for the coverage of DKI Jakarta
area which is still a lot of mustahik in Jakarta needs capital assistance business, so
with these problems the authors want to examine how effective this program runs
for the improvement of mustahik welfare in this case that has micro businesses
located around the District Pulogadung East Jakarta according to the location of
this program is implemented.
The research is descriptive qualitative research, because this method
according to the authors match and relevant to the object of research. In this study
the data used are qualitative data that is sourced from the primary and secondary
data which are then formulated and interpreted so that arranged into one. Data
collection was done by observation, interview, documentation and literature study.
All these instruments are mutually supportive and complete so that the data
obtained complete and accurate.
The results show that LAZ Baitul Maal Hidayatullah has succeeded in
utilizing zakat, infak and sedekah funds in improving the mustahik welfare by the
number of 10 mustahik successfully empowered in the Mandiri Terdepan
program. The Advanced Mandiri Terdepan Program has been effectively
implemented proven from the level of income perceived as mustahik before and
after receiving assistance from the program Mandiri Terdepan and improvement
in the spiritual aspect of the mustahik in accordance with the objectives of the
Mandiri Program Leading is to improve in terms of rupiah and ruhaniyah
recipients of venture capital assistance (mustahik).
Keywords : Effectiveness, Utilization of ZIS Fund, Mandiri Terdepan,
LAZ Baitul Maal Hidayatullah
Advisor : Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A
References : 1990-2017
vii
ABSTRAK
SALIM WATON, NIM 1113046000050. “Efektivitas Pendayagunaan Dana
(ZIS) Zakat, Infak dan Sedekah Dalam Peningkatan Kesejahteraan Mustahik Di
Kecamatan Pulogadung (Studi pada Program Mandiri Terdepan LAZ Baitul Maal
Hidayatullah)”, Skripsi. Program Studi Ekonomi Syariah, Konsentrasi Manajemen
Ziswaf, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1438 H/2017 M. Jumlah halaman 68 + Lampiran 16
halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan efektivitas pendayagunaan dana
zakat, infak dan sedekah yang ada di LAZ Baitul Maal Hidayatullah pada program
Mandiri Terdepan. Program ini sudah lama tidak dilakukan untuk cakupan daerah
DKI Jakarta yang mana masih banyak mustahik di Jakarta membutuhkan bantuan
modal usaha, maka dengan permasalahan tersebut penulis ingin meneliti seberapa
efektif program ini berjalan untuk peningkatan kesejahteraan mustahik dalam hal
ini yang memiliki usaha mikro yang berada di sekitar Kecamatan Pulogadung
Jakarta Timur sesuai lokasi program ini dilaksanakan.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif, karena
metode ini menurut penulis cocok dan relevan dengan objek penelitian. Dalam
penelitian ini data-data yang digunakan ialah data kualitatif yaitu yang bersumber
dari data primer dan sekunder yang kemudian diformulasikan dan
diintreprestasikan sehingga tersusun menjadi satu. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Kesemua
instrumen tersebut saling menunjang dan melengkapi sehingga diperoleh data
yang lengkap dan akurat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa LAZ Baitul Maal Hidayatullah telah
berhasil mendayagunakan dana zakat, infak dan sedekah dalam peningkatan
kesejahteraan mustahik dengan jumlah 10 mustahik yang berhasil diberdayakan
pada program Mandiri Terdepan. Program Mandiri Terdepan telah berjalan
dengan efektif dibuktikan dari tingkat pendapatan yang dirasakan mustahik
sebelum dan sesudah menerima bantuan dari program Mandiri Terdepan serta
peningkatan dalam segi spiritual para mustahik yang sesuai dengan tujuan
program Mandiri Terdepan yakni meningkatkan dari segi rupiah dan ruhaniyah
para penerima bantuan modal usaha (mustahik).
Kata kunci : Efektivitas, Pendayagunaan Dana ZIS, Mandiri Terdepan,
LAZ Baitul Maal Hidayatullah
Pembimbing : Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A
Daftar Pustaka : 1990-2017
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta‟ala karena
atas petunjuk, rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dalam rangak memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi
(S.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat Islam Nabi
Muhammad Shallallahu „Alayhi wa Sallam, beserta segenap keluarga, sahabat
dan seluruh umatnya, yang Insyaallah kita termasuk didalamnya. Serta didorong
oleh rasa semangat, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Efektivitas Pendayagunaan Dana (ZIS) Zakat, Infak dan Sedekah Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Mustahik Di Kecamatan Pulogadung Jakarta
Timur (Studi pada Program Mandiri Terdepan LAZ Baitul Maal
Hidayatullah)”
Selanjutnya, penulis pun menyadari bahwa selesainya skripsi ini banyak
dibantu dan didukung oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus
sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah meluagkan waktu, tenaga
ix
dan pikirannya untuk memberikan ilmu, bimbingan serta motivasi
kepada penulis dalam membantu penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A Ketua Program Studi Muamalat, Bapak Dr.
H. Abdurrauf, Lc, M.A Sekretaris Program Studi Muamalat, sekaligus
sebagai Tim Task Force Passing Out Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah, Ibu Endra Kasni Laila, M.Si Sekretaris Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Kepada seluruh dosen dan karyawan akademik Fakultas Syariah dan
Hukum dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan dan
bantuannya kepada penulis. Serta para pengurus perpustakaan yang
senantiasa memberikan pelayanan terbaik kepada para mahasiswa baik
itu perpustakaan fakultas dan perputakaan utama.
6. Kepada Pimpinan Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah yang
telah memberikan izin penelitian kepada peneliti serta terima kasih juga
untuk Bapak Muhammad Nashir, Bapak Bati, Bapak Mahmuddin,
Bapak Rahmat Kimo, Bapak Eko dan Bapak Ismail yang telah bersedia
x
meluangkan waktu dan memberikan arahan informasi serta dukungan
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan semangat, doa serta
tenaga dalam mencari nafkah untuk kesuksesan dan kelancaran kuliah
hingga sampai skripsi ini selesai.
8. Kepada rekan dan sahabat seperjuangan dari Jurusan Manajemen Ziswaf
2013 yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skrispsi ini.
Serta rekan-rekan lainnya yang tidak penulis sebutkan namun tidak
mengurangi rasa hormat dan terima kasih kepada kalian semua atas
bantuan yang diberikan.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas segalanya dan mohon
maaf bila ada kata dan perbuatan yang penulis lakukan, baik sengaja maupun
tidak. Penulis sangat sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini,
karena penulis bukanlah manusia yang sempurna. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca
Jakarta, 30 Mei 2017
Penulis
Salim Waton
NIM. 1113046000050
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ v
ABSTRACT ...................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah..................................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 8
E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) ............................................. 9
F. Kerangka Konsep ................................................................................. 11
G. Metode Penelitian ................................................................................. 11
1. Metode Penelitian ........................................................................... 11
2. Sumber Data ................................................................................... 12
3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 13
4. Teknik Analisis Data ...................................................................... 14
5. Teknik Penulisan Laporan .............................................................. 14
H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 16
A. Teori Efektivitas ................................................................................... 16
1. Pengertian Efektivitas .................................................................... 16
2. Tolak Ukur Efektivitas ................................................................... 17
B. Konsep Pendayagunaan ....................................................................... 17
1. Pengertian Pendayagunaan............................................................. 17
2. Jenis-jenis (pola) Pendayagunaan .................................................. 18
xii
C. Teori Kesejahteraan ............................................................................. 19
1. Pengertian Kesejahteraan ............................................................... 19
2. Kriteria Kesejahteraan .................................................................... 20
D. Teori Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS).................................................. 20
1. Pengertian Zakat............................................................................. 20
2. Pengertian Muzakki dan Mustahik ................................................ 21
3. Pengertian Infak ............................................................................. 24
4. a. Pengertian Sedekah ................................................................. 25
b. Jenis-jenis Sedekah .................................................................. 25
E. Dasar Hukum Zakat ............................................................................. 26
F. Jenis-jenis Zakat ................................................................................... 29
G. Tujuan Zakat ........................................................................................ 30
H. Perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS).......................................... 32
I. Regulasi tentang Zakat ......................................................................... 33
BAB III OBJEK PENELITIAN ................................................................... 34
A. Profil LAZ Baitul Maal Hidayatullah .................................................. 34
1. Sejarah Berdirinya .......................................................................... 34
2. Legal Formal .................................................................................. 36
3. Visi dan Misi ................................................................................. 37
4. Struktur Organisasi ........................................................................ 37
5. Program-program ........................................................................... 38
6. Layanan Berdonasi ......................................................................... 45
7. Mitra Kerjasama ............................................................................. 46
B. Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat, Infak dan Sedekah ........ 47
1. Penerimaan dan Penyaluran Dana Zakat........................................ 47
2. Penghimpunan dan Pendayagunaan Dana Infak dan Sedekah ....... 50
BAB IV PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK MELALUI
DANA ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH (ZIS) ..................... 53
1. Fokus pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) LAZ BMH .. 53
2. Model program mandiri terdepan LAZ BMH ...................................... 55
3. Efektifitas program mandiri terdepan LAZ BMH ............................... 56
a. Mekanisme Program Mandiri Terdepan LAZ BMH .................... 56
b. Cara menyelesaikan masalah ......................................................... 58
c. Hasil Program Mandiri Terdepan................................................... 59
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 66
A. Kesimpulan .......................................................................................... 66
B. Saran ..................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
LAMPIRAN .................................................................................................... 70
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu..................................................................... 9
Tabel 2.1 Perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) ..................................... 32
Tabel 3.1 Legal Formal LAZ Baitul Maal Hidayatullah.................................. 36
Tabel 3.2 Struktur Organisasi .......................................................................... 37
Tabel 3.3 Layanan Berdonasi ........................................................................... 45
Tabel 3.4 Mitra Kerjasama ............................................................................... 46
Tabel 3.5 Total Penghimpunan Dana Zakat .................................................... 47
Tabel 3.6 Total Penyaluran Dana Zakat ........................................................... 47
Tabel 3.7 Total Penyaluran Dana Zakat Per Ashnaf ........................................ 48
Tabel 3.8 Total Penghimpunan Dana Infak/Sedekah ....................................... 50
Tabel 3.9 Total Penyaluran Dana Infak/Sedekah ............................................. 50
Tabel 3.10 Total Penyaluran Dana Infak/Sedekah Per Program...................... 51
Tabel 4.1 Tolak Ukur Efektivitas Program ...................................................... 59
Tabel 4.2 Daftar Mustahik Program Mandiri Terdepan Kecamatan Pulogadung
.......................................................................................................................... 60
Tabel 4.3 Hasil Peningkatan Pendapatan Mustahik Program Mandiri Terdepan
.......................................................................................................................... 65
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah kesejahteraan sosial hingga kini masih terus menjadi pekerjaan
rumah bagi negara-negara yang ada di dunia, terutama yang terjadi di Indonesia.
Masalah kesejahteraan sosial dari tahun ke tahun masih tetap bermasalah dalam
hal menciptakan kesejahteraan sosial bagi masyarakatnya. Hal ini terjadi karena
disebabkan beberapa faktor, diantaranya faktor ekonomi serta faktor-faktor lain
yaitu pembagunan yang belum merata di setiap daerah-daerah di Indonesia, baik
itu pembagunan sarana pendidikan dan pembagunan-pembangunan lainnya.
Dalam ekonomi Islam, pendistribusian kesejahteraan kepada seluruh umat
manusia salah satunya dapat melalui zakat, infak dan sedekah. Zakat, infak dan
sedekah merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam dalam
memberdayakan umatnya dan mengandung asas keadilan didalamnya.1
Zakat, infak dan sedekah juga memiliki beberapa fungsi lainnya:2 fungsi
yang Pertama adalah tanggung jawab sosial (dalam hal penanggulangan
kemiskinan, pemenuhan kebutuhan fisik minimum, penyediaan lapangan kerja,
dan juga bantuan dalam hal adanya bencana alam, dan lain-lain). Kedua,
perekonomian, yaitu dengan mengalihkan harta yang tersimpan dan tidak
produktif di kalangan masyarakat. Ketiga, tegaknya jiwa umat, yaitu melalui tiga
prinsip: menyempurnakan kemerdekaan setiap individu, membangkitkan
semangat beramal shaleh yang bermanfaat bagi masyarakat luas, serta memelihara
dan mempertahankan akidah.
1 Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang (Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy,
1995), h. 64 2 Majalah BAZNAS edisi September Tahun 2016
2
Selain itu juga zakat, infak dan sedekah memiliki beberapa tujuan dan
hikmah, yaitu:3
1. Sebagai perwujudan keimanan dan rasa syukur kepada Allah Subhanahu
wa Ta‟ala.
2. Sebagai salah satu upaya untuk membantu para mustahik agar mencapai
kehidupan yang lebih sejahtera.
3. Meningkatkan dana bagi pembangunan peningkatan kualitas umat,
seperti pendidikan, kebudayaan, kesehatan dan ekonomi.
4. Untuk memasyarakatkan etika berusaha dan bekerja.
5. Untuk melakukan kegiatan pemerataan pendapatan.
Maka dengan beberapa fungsi dana zakat, infak dan sedekah. Dana-dana
tersebut harus dikelola pada suatu lembaga yang memang memiliki kapabilitas
untuk mengelolanya. Hal ini dijelaskan pada Undang-Undang Zakat No. 11 Tahun
2011 Tentang Pengelolaan Zakat pada huruf d “bahwa dalam rangka
meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat, infak dan sedekah harus dikelola
secara melembaga sesuai dengan syariat Islam.4
Dalam hal ini peran lembaga amil zakat, infak, dan sedekah baik itu BAZ
atau LAZ swasta dan LAZ perusahaan BUMN berfungsi untuk memberdayakan
para mustahik serta mengelola dana ZIS yang ada di Indonesia dengan maksimal.
Menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) bahwa
kriteria dasar pemberdayaan masyarakat yang Pertama adalah adanya partisipasi
3 Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah dan Bertambah, (Jakarta: Gema Insani Press, 2007),
h. 15 4 Undang-Undang Zakat No.11 Tahun 2011
3
kelompok masyarakat dalam penyelenggaraan program. Kedua, ditandai oleh
penyediaan alokasi dana secara langsung ke masyarakat dan; Ketiga,
penyelenggaraan program yang ditandai oleh sistem yang transparan dan diawasi
oleh pendamping serta masyarakat.5
Organisasi pengelolaan zakat, infak dan sedekah dalam pengembangan dan
pembangunan masyarakat diwujudkan dalam bentuk pendekatan yang digunakan.
Secara garis besar bentuk-bentuk pendekatan yang ada adalah:
Karikatif : bentuk pendekatan pengembangan masyarakat yang didasari
oleh anggapan bahwa masyarakat adalah miskin, menderita dan tidak mampu
memecahkan masalahnya. Masyarakat dianggap tak mampu menolong dirinya
sendiri. Mereka perlu ditolong dan diberi bantuan sumbagan dan dikasihani.
Ekonomis : suatu bentuk pendekatan pengembangan masyarakat didasarkan
pada anggapan, bahwa bila pendapatan masyarakat di tingkatkan, atau bila
kebutuhan ekonominya terpenuhi, persoalan yang lainnya dengan sendirinya akan
terpecahkan.
Reformis : pendekatan ini lebih spesifik lagi, sebab biasanya dilakukan
secara aksidental tanpa suatu tindak lanjut. Maksud dari pendekatan ini adalah
hanya sekedar untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Misalnya dilakukan
pada masyarakat yang mengalami bencana alam, bencana kelaparan, atau
bencana-bencana lainnya.
Transformis : pendekatan yang mendasarkan diri pada keyakinan bahwa
pengembangan dan pembangunan masyarakat pada dasarnya adalah upaya
5Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, ZAKAT COMMUNITY DEVELOPMENT
Model Pengembangan Zakat, (Jakarta: CV. Sinergy Mutlisarana, 2013), h. 97
4
perubahan sikap, tingkah laku, dan budaya, yang mengarah pada keswadayaan
dalam mengenal masalah, merencanakan pemecahan, melaksanakan pemecahan
dan mengevaluasinya.6
Dari beberapa pendekatan pengembangan dan pembangunan masyarakat di
atas tidak ada yang lebih baik dari yang lain. Strategis atau tidak strategis, baik
dan buruknya masing-masing pendekatan, hanya bisa diuji melalui kebenaran
analisis situasi atau masalah spesifiknya.
Kenyataan yang ada menunjukkan, tidak ada suatu lembaga yang benar dan
murni hanya melakukan salah satu model pendekatan. Model pendekatan yang
digunakan, umumnya merupakan pendekatan campuran. Hanya saja, setiap
lembaga pasti mempunyai penekanan pada aspek-aspek tertentu.
Pendekatan di atas memang benar terjadi di lingkungan lembaga amil zakat,
infak dan sedekah di Indonesia yang mana lembaga-lembaga amil zakat
mempunyai beberapa pendekatan baik itu pendekatan karikatif, ekonomis,
reformis dan transformis. Meskipun lembaga amil zakat, infak dan sedekah
menggunakan pendekatan campuran tetap tujuannya adalah untuk
memberdayakan dan membangun para mustahik dalam hal ini meningkatkan
kesejahteraan dan meminimalisir ketimpangan sosial yang mereka rasakan selama
ini namun dengan menggunakan cara yang berbeda-beda. Seperti yang dilakukan
oleh Dompet Dhuafa, PKPU, YBM BRI, dan LAZ Baitul Maal Hidayatullah.
Lembaga zakat Dompet Dhuafa memiliki program LKC (Layanan
Kesehatan Cuma-Cuma), Rumah SehatTerpadu bagi mustahik, serta lembaga-
6Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Model Pengelolaan Zakat, (Jakarta: CV.
Sinergy Mutlisarana, 2012), h. 54-55.
5
lembaga pendidikan dibawah naungan Dompet Dhuafa seperti Smart Ekselensia
Indonesia dan Universitas Dompet Dhuafa, terlihat program kesehatan dan
pendidikan adalah program unggulan dari lembaga Dompet Dhuafa. Sedangkan
untuk Yayasan Baitul Maal Bank BRI program pada sektor ekonomi adalah
program yang diunggulkan, dibuktikan dengan bantuan modal usaha serta
gerobak-gerobak (gerobak bersemangat) bagi para mustahik yang tersebar di
seluruh Indonesia.
Untuk lembaga amil zakat PKPU sama halnya dengan lembaga ACT (Aksi
Cepat Tanggap) lebih mengarah pada pendekatan reformis yakni dalam bentuk
pemberian bantuan kepada para mustahik yang terkena musibah. Sedangkan untuk
lembaga amil zakat yang penulis teliti yakni Baitul Maal Hidayatullah lebih
memfokuskan pemberdayaan mustahik pada segi pendidikan dan dakwah.
Kehadiran dari organisasi atau lembaga filantropi Islam yakni lembaga amil
zakat, infak dan sedekah setidaknya menjawab kejumudan pemerintah dalam
mengatasi persoalan di masyarakat dalam hal pemberdayaan bagi mereka, dan
memberikan suatu harapan bagi para mustahik yang selama ini mengalami
kesulitan dapat terbantu dengan adanya lembaga amil zakat, infak dan sedekah.7
Maka peran dari lembaga amil zakat seperti LAZ Baitul Maal Hidayatullah
dan lembaga zakat, infak dan sedekah lainnya yang bertugas sebagai fasilitator
para mustahik sangat krusial baik itu dalam pengelolaan dan pendayagunaan
zakat, infak dan sedekah demi untuk meningkatkan kesejahteraan para mustahik
7 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Model Pengelolaan Zakat, (Jakarta: CV.
Sinergy Mutlisarana, 2012), h.56.
6
baik dari segi ekonomi, sosial dan spiritual. Sehingga ketimpangan kesejahteraan
sosial yang selama ini dirasakan oleh para mustahik dapat diminimalisir.
Berdasarkan penjelasan yang penulis paparkan pada latar belakang masalah
di atas, penulis ingin mengkaji dan meneliti seberapa efektif dana zakat, infak dan
sedekah (ZIS) LAZ Baitul Maal Hidayatullah dalam meningkatkan kesejahteraan
mustahik pada program ekonomi yakni program mandiri terdepan, dalam sebuah
tulisan berbentuk skripsi dengan judul: “EEFEKTIVITAS
PENDAYAGUNAAN DANA (ZIS) ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH
DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK DI
KECAMATAN PULOGADUNG JAKARTA TIMUR (STUDI PADA
PROGRAM MANDIRI TERDEPAN LAZ BAITUL MAAL
HIDAYATULLAH)”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mendapatkan identifikasi
masalah dari beberapa permasalahan yang ada diantaranya:
1. Bagaimana potensi dana zakat, infak dan sedekah di Indonesia.
2. Bagaimana fokus pengelolaan dana (ZIS) zakat, infak dan sedekah di
LAZ Baitul Maal Hidayatullah.
3. Bagaimana model program mandiri terdepan.
4. Bagaimana efektifitas program mandiri terdepan.
7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Mengingat sangat luasnya pembahasan masalah, maka penulis mencoba
mengarah persoalan hanya pada segi fokus pengelolaan dana (ZIS) zakat, infak
dan sedekah, model program mandiri terdepan, serta efektivitas dari program
mandiri terdepan.
Efektivitas dibatasi pada keterangan yang artinya ukuran hasil tugas atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan.8 Pendayagunaan dibatasi dengan cara atau
usaha dalam mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar serta lebih baik.9
Maka pendayagunaan dana ZIS bertujuan untuk meningkatkan potensi dana ZIS
untuk kemaslahatan ummat dalam hal ini mustahik.
Mustahik dibatasi pada orang atau golongan yang berhak menerima dana
zakat, infak dan sedekah10
sesuai dengan apa yang dijelaskan di dalam Al-Quran
pada surat At-Taubah:60. Program mandiri terdepan adalah program produktif
LAZ Baitul Maal Hidayatullah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
para mustahik yang memiliki usaha kecil dan menengah dari segi pendapatan dan
nilai-nilai spiritual para penerima bantuan modal usaha.
Data yang diteliti dibatasi pada tahun 2016, karena program ini baru
dilaksanakan pada tahun tersebut, terakhir dilaksanakan pada tahun 2013 di
daerah tebet dan pasar minggu dan perihal data tersebut penulis tidak memperoleh
data dikarenakan masalah internal lembaga. Dengan harapan agar pembahasan ini
tidak terlalu melebar dan meluas.
8 Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1990), cet. Ke-8, h. 207.
9 Nourmalinda, “PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK PROGRAM BANTUAN BIAYA
TUNGGAKAN SEKOLAH DI BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 15 10
Undang-Undang Zakat No. 23 Tahun 2011Bab 1 Pasal 1 Ayat 6
8
Maka dari itu pembahasan di atas penulis mendapatkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana fokus pengelolaan dana (ZIS) zakat, infak dan sedekah di
LAZ Baitul Maal Hidayatullah?
2. Bagaimana model program mandiri terdepan?
3. Bagaimana efektifitas program mandiri terdepan?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjelaskan fokus pengelolaan dana ZIS (zakat, infak dan
sedekah) yang dilakukan oleh LAZ Baitul Maal Hidayatullah.
b. Untuk mengidentifikasi model pelaksanaan program mandiri terdepan
di LAZ Baitul Maal Hidayatullah.
c. Untuk mendeskripsikan efektifitas program mandiri terdepan dalam
peningkatan kesejahteraan mustahik.
2. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara teoritis, manfaat dari penelitian yaitu agar menambah wawasan
ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi Islam, khususnya keilmuan
dalam bidang pendayagunaan dana (ZIS) zakat, infak dan sedekah.
b. Secara praktis, manfaat dari penelitian ini diharapkan agar bermanfaat
bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi lainnya dan khususya untuk
para pelaku ekonomi Islam.
c. Secara kebijakan, manfaat dari penelitian ini diharapakan bisa memberi
manfaat bagi pihak LAZ Baitul Maal Hidayatullah dalam
memaksimalkan dana zakat, infak dan sedekah yang berhasil dihimpun
untuk meningkatkan kesejahteraan para mustahik.
9
E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)
Tabel 1.1
Review Studi Terdahulu
No.
Nama Penulis/Judul
/Skripsi, Tesis,
Jurnal/Tahun
Subtansi Perbedaan dengan
pembahasan penulis
1. Dini Nurani/Strategi
Pendayagunaan Dana
Zakat BMH Jakarta Timur
Melalui Program Kuliah
Da‟i
Mandiri/Skripsi/Fakultas
Ilmu Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta/2008
Skripsi ini
membahas
mengenai strategi
LAZ Baitu Maal
Hidayatullah
Jakarta Timur
dalam
mendayagunaan
dana zakat para
program Kuliah
Da‟i Mandiri
Peneliti meneliti
dalam segi keefektifan
program yang sudah
dicanangkan oleh
pihak LAZ Baitul
Maal Hidayatullah
dalam
mendayagunakan
dana zakat, infak dan
sedekah yang berhasil
dihimpun untuk
meningkatkan
kesejahteraan
mustahik yakni pada
program mapan.
2. Achmad
Fathullah/Efektivitas
Pendayagunaan Dana ZIS
Pada Program Pembuatan
SIM (Studi Kasus Tukang
Ojek dan Supir Angkutan
Kota) BAZIS Kota
Administrasi Jakarta
Barat/Skripsi/Fakultas
Skripsi ini
membahas
keefektifan dana
ZIS yang berhasil
dihimpun oleh
BAZIS Sub Unit
Jakarta Barat
dalam program
pembuatan SIM
Peneliti meneliti
dalam segi keefektifan
program yang sudah
dicanangkan oleh
pihak LAZ Baitul
Maal Hidayatullah
dalam
mendayagunakan
dana zakat, infak dan
10
Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta/2015
sedekah yang berhasil
dihimpun untuk
meningkatkan
kesejahteraan
mustahik yakni pada
program mandiri
terdepan.
3. Dini Fakhriah/Efektivitas
Penyaluran Dana Zakat di
BAZNAS Kota Bekasi
Dalam Peningkatan
Pendidikan Melalui
Program Bekasi
Cerdas/Skripsi/Fakultas
Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta/2016
Skripsi ini
membahas
mengenai
keefektifan
penyaluran dana
zakat yang
berhasil dihimpun
oleh BAZNAS
Kota Bekasi
dalam
meningkatkan
mutu pendidikan
yang ada di Kota
Bekasi.
Peneliti meneliti
dalam segi keefektifan
program yang sudah
dicanangkan oleh
pihak LAZ Baitul
Maal Hidayatullah
dalam
mendayagunakan
dana zakat, infak dan
sedekah yang berhasil
dihimpun untuk
meningkatkan
kesejahteraan
mustahik yakni pada
program mandiri
terdepan.
11
F. Kerangka Konsep
Untuk mengukur seberapa efektifitasnya suatu program maka diperlukan
beberapa tolak ukur yang harus dipenuhi. Dalam hal ini penulis menggunakan
tolak ukur efektivitas program menurut pendapat Ni Wayan Budiani. Penulis
paparkan pada:
Gambar 1.1 Kerangka Konsep Penelitian:
G. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode deskriptif11
, yaitu
metode yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi
11
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1998), h. 11
Efektivitas Pendayagunaan Dana (ZIS) Zakat, Infak dan Sedekah Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Mustahik di Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur
Mandiri Terdepan
Indikator efektivitas program
menurut teori Ni Wayan Budiani
Pemantauan
Program
Tujuan
Program
Sosialisasi
Program
Ketepatan
Sasaran
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
12
yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam. Penelitian desktriptif
yaitu mencatat secara teliti segala gejala-gejala yang dilihat, didengar dan
dibacanya (via wawancara, foto, video, dokumen pribadi, dan lain-lainnya) dan
peneliti juga membanding-bandingkan, mengkombinasikan dan menarik
kesimpulan.12
2. Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data,
yaitu:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari hasil
wawancara. Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan
data sepihak yang dikerjakan secara sistematis berlandaskan pada tujuan
penelitian. Di mana data ini tertuang dalam beberapa pertanyaan yang
dihasilkan dari wawancara dengan responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung dan pelengkap penelitian.
Data tersebut diperoleh dari buku, jurnal, surat kabar, artikel, dan
internet. Selain itu juga diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan dan
sumber lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi ini.
12
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009),
h. 8
13
3. Teknik Pengumpulan Data
Ada 2 (dua) cara yang ditempuh untuk kepentingan pengumpulan data
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Riset Lapangan (Field Research)
Dalam riset lapangan ini, peneliti mencoba mendapatkan data primer
dengan mengunakan 2 (dua) metode, yaitu:
a) Wawancara, cara ini merupakan teknik untuk memperoleh dan
menggali data dengan menggunakan tanya jawab kepada pihak LAZ
Baitul Maal Hidayatullah serta para mustahik terkait dengan
pembahasan yang ada di skripsi ini.
b) Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung di LAZ Baitul Maal Hidayatullah, terutama
yang berkaitan dengan program mandiri terdepan.
2. Riset Kepustakaan (Library Research)
Dalam riset kepustakaan ini peneliti membaca, meneliti, dan
mempelajari bahan-bahan tertulis seperti majalah, buku-buku, artikel,
jurnal, dan informasi tertulis lainnya. khususnya yang berhubungan
dengan pendayagunaan zakat, infak, dan sedekah. Melalui riset ini akan
didapatkan teori, dan definisi-definisi yang akan penulis pergunakan
sebagai landasan berpikir dan analisa melalui proses penulisan. Data
yang diperoleh melalui data ini merupakan data sekunder.
14
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang peneliti pergunakan adalah metode analisis
kualitatif deskriptif. Setelah data diperoleh dari kegiatan wawancara dan
observasi, maka langkah selanjutnya adalah analisa dan pengolahan data.
Analisa data merupakan pencandraan (description) dan penyusunan
transkrip interview.
5. Teknik Penulisan Laporan
Teknik penulisan yang digunakan dalam penyusunan Skripsi ini dengan
berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Tahun 2017 yang
diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
I. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini disusun dengan sistematika secara beruntun
yang terdiri dari lima bab yang disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, review
studi terdahulu, kerangka konsep, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan dan menjelaskan tentang
teori efektivitas, teori pendayagunaan, teori kesejahteraan,
teori tentang zakat, infak dan sedekah, muzakki dan mustahik, dasar
hukum zakat, jenis-jenis zakat, tujuan zakat, dan perbedaan antara
zakat, infak dan sedekah.
15
BAB III OBJEK PENELITIAN
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan gambaran umum dari LAZ
Baitul Maal Hidayatullah yang meliputi: sejarah berdirinya, legal
formal, visi dan misi, struktur, program-program, layanan berdonasi,
mitra kerjasama serta jumlah dana zakat, infak dan sedekah yang
berhasil dihimpun dan disalurkan oleh LAZ Baitul Maal Hidayatullah.
BAB IV EFEKTIVITAS PENDAYAGUNAAN DANA ZIS DALAM
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan tentang bagaiaman fokus
pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) di LAZ Baitul Maal
Hidayatullah, model dari program mandiri terdepan, dan efektivitas
program mandiri terdepan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan yang mencakup
kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan
dalam penulisan skripsi ini.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mana mempunyai beberapa arti,
antara lain:
1. Ada efeknya (akibatnya, pengaruh, dan kesan),
2. Manjur atau mujarrab,
3. Membawa hasil, berhasil guna (usaha tindakan) dan mulai berlaku
Maka dari arti-arti tersebut muncul kata keefektifan yang diartikan dengan
keadaan, berpengaruh, hal terkesan, kemanjuran, dan keberhasilan.13
Efektif menurut etimologi adalah kata serapan yang diambil dari bahasa
Inggris yaitu effective kemudian dikembangkan lagi menjadi efektivitas.
Efektivitas juga bisa diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai
dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.14
Sedangkan efektivitas menurut ensiklopedia umum ialah menunjukkan taraf
tercapainya tujuan. Usaha dikatakan efektif jika, usaha tersebut mencapai
tujuannya secara ideal.15
13
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2007), h. 284. 14
Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) h. 126 15
A.B. Pridodgdo Hasan Shadily, Ensiklopedia Umum, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), cet. Ke-8,
h. 196
17
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa efektivitas adalah penyelesaian
pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Artinya pada pelaksanaannya
dinilai baik atau tidak bergantung pada cara tugas tersebut dapat diselesaikan,
terutama dapat menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan dan berapa
biaya yang diperlukan.16
2. Tolak Ukur Efektivitas Program
Dalam hal ini penuli mengacu kepada pendapat dari Ni Wayan Budiani pada
karya ilmiah beliau mengenai tolak ukur efektivitasnya, yakni:
a. Ketepatan sasaran
b. Sosisalisasi program
c. Tujuan program
d. Pemantauan (monitoring)
Kesemua tolak ukur ini saling bersinambungan untuk melihat seberapa
efetktiv program mandiri terdepan dalam meningkatkan kesejahteraan mustahik.
B. Teori Pendayagunaan
1. Pengertian Pendayagunaan
Pendayagunaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat, atau suatu pekerjaan
yang memberi pengaruh serta dapa mendatangkan perubahan yang berarti.17
16
Sondang P. Siagian, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, (Jakarta: CV Haji
Mas Agung, 1990), cet. Ke - 5, h. 149. 17
Muhammad Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), cet.
Ke - 1, h. 116.
18
Sedangkan untuk pengertian pendayagunaan zakat adalah bentuk
pemanfaatan dana zakat secara maksimum tanpa mengurangi nilai dan
kegunaannya, sehingga berdayaguna untuk mencapai kemaslahatan umat.18
2. Jenis-jenis (pola) pendayagunaan
Untuk pola pendayagunaan zakat terdapat 4 cara, yakni sebagai berikut:19
a) Konsumtif Tradisional
Zakat dibagikan kepada mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung
untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, seperti pembagian zakat fitrah berupa
beras dan uang kepada fakir miskin setiap idul fitri atau pembagian zakat maal
kepada korban bencana alam.
b) Konsumtif Kreatif
Zakat diwujudkan dalam bentuk lain dari barang semula, seperti pemberian
alat-alat sekolah dan beasiswa untuk para pelajar, atau bantuan sarana ibadah
seperti sarung, mukena dan sarana ibadah lainnya.
c) Produktif Tradisional
Zakat pada kategori ini diberikan dalam bentuk barang-barang produktif,
seperti pemberian bantuan ternak kambing, sapi baik itu sapi perah dan sapi
biasa, alat-alat pertanian yang diperuntukkan untuk membajak sawah maupun
berupa bibit-bibit dan pupuk, alat pertukangan, dan mesin jahit.
18
Ridwan Mas‟ud & Muhamad, Zakat & Kemiskinan: Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat,
(Yogyakarta: UII Press, 2005), h. 103-104. 19
M. Arief Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: Kencana, 2012), cet. Ke - 3,
h. 153
19
Pemberian seperti ini akan mampu menciptakan suatu usaha dan membuka
lapangan pekerjaan bagi para mustahik atau orang yang membutuhkan
pekerjaan.
d) Produktif Kreatif
Selanjutnya pendayagunaan (pentasharrufan) zakat tahap terakhir adalah
zakat diwujudkan dalam bentuk pemberian modal, baik untuk membangun
proyek sosial atau menambah modal usaha kecil, seperti pembangunan
sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah maupun sebagai modal usaha
untuk pengembangan usaha para pedagang kecil.
C. Teori Kesejahteraan
1. Pengertian Kesejahteraan
Definisi dari kesejahteraan ialah meliputi keamanan, keselamatan, dan
kemakmuran. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 11 Tahun 2009
dijelaskan pada Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 1:
“Suatu kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang
diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin,
yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang
sebaik-baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan
menjungjung tinggi hak-hak asasi kewajiban manusia sesuai dengan
Pancasila”
20
2. Kriteria Kesejahteraan
Kriteria kesejahteraan yang dapat dilihat dari terbentuknya Undang-Undang
mengenai kesejahteraan sosial, yakni: terpenuhinya kemampuan masyarakat
dalam hal penghidupan sosial, peningkatan spiritual, dan material yang mana itu
semua bertujuan agar hak asasi masyarakat (mustahik) terpenuhi secara merata
dan sama dengan masyarakat lainnya.
D. Teori Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS)
1. Pengertian Zakat
Zakat ditinjau dari segi bahasa mempunyai beberapa arti, yaitu: keberkahan,
pertumbuhan dan berkembang, kesucian, keberesan.20
Pada Al-Quran Surat At-
Taubah ayat 103 dijelaskan bahwa zakat itu mensucikan serta membersihkan harta
kita.
خز ى ن سك تك صه إ ى عهي صم ثب ى ي تضك تطشى صذقخ ى ن أي ٱي يعلل س
١عهيىArtinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S At-Taubah:103)
Zakat disebut (haq), karena memang zakat itu merupakan ketetapan bersifat
pasti dari Allah SWT yagn harus diberikan kepada mereka yang berhak
menerimanya (mustahik)21
.
Pengertian zakat menurut beberapa pakar ekonomi Islam adalah:22
20
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern (Jakarta: Gema Insani, 2002), h. 7 21
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Grasindo:Jakarta, 2006), h. 3
21
Zakat menurut AM. Saefuddin ialah zakat memainkan peran penting dan
signifikan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan dan berpengaruh nyata pada
tingkah laku konsumsi, zakat dapat berpengaruh pula terhadap pilihan konsumen
dalam hal mengalokasikan pendapatannya untuk tabungan dan investasi dan
konsumsi.
Pengaruh-pengaruh baik dari zakat ini, yang mana pada aspek sosial
ekonomi memberikan dampak terciptanya kemananan masyarakat dan
menghilangkan pertentangan kelas karena ketajamannya perbedaan pendapatan.
Pelaksana zakat oleh negara atau pun pemerintah provinsi dan pemerintah daerah
akan menunjang terbentuknya keadaan ekonomi yang growth with equity.
Zakat menurut Muhammad Abdul Mannan adalah dalam bidang moral,
zakat akan mengikis habis ketamakan dan keserakahan orang kaya. Dalam bidang
sosial, zakat bertindak sebagai alat khas yang diberikan oleh agama Islam untuk
menghapus kemiskinan dari masyarakat dengan menyadarkan orang kaya akan
tanggung jawab sosial yang mereka miliki dalam bidang ekonomi.
2. Pengertian Muzakki dan Mustahik
a. Muzakki
Pengertian muzakki menurut Undang-Undang Zakat pada Bab 1 Pasal 1
ayat 5 ialah seorang muslim atau badan usaha dalam hal ini badan usaha yang
dimiliki oleh orang muslim dan menjalankan usaha yang sesuai dengan syariah
dan berkewajiban menunaikan zakat. Kewajiban membayar zakat ini dibatasi
22
Anwar Abbas, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Fakultas Syariah dan Hukum : Jakarta, 2009),
h. 88
22
kepada seorang muslim yang merdeka, dewasa yang berakal, yang memiliki
kekayaan dalam jumlah tertentu dengan syarat tertentu.23
b. Mustahik
Mustahik ialah orang yang berhak menerima dana zakat.24
sedangkan
mustahik dibagi kedalam 8 golongan (ashnaf), diantaranya:25
- Fakir
Orang-orang yang tidak berharta dan tidak pula mempunyai pekerjaan
atau usaha tetap guna mencukupi kebutuhan hidupnya (nafkah), sedangkan
orang yang menanggungnya (menjamin hidupnya) tidak ada.
- Miskin
Orang-orang yang tidak dapat mencukupi hidupnya, meskipun ia
mempunyai pekerjaan atau usaha tetap, tetapi hasil usahanya belum
mencukupi kebutuhannya dan orang yang menanggungnya tidak ada
Untuk memperimbangkan kedua kelompok itu agar dapat menerima zakat
tidak cukup hanya dengan melihat atau didasarkan kebutuhan primer tetapi juga
kebutuhan sekunder seperti pengobatan (kesehatan) dan pendidikan.
- Amil
Mereka (panitia atau organisasi) yang diangkat oleh pihak berwenang yang
akan melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, baik mengumpulkan
(fundrising), mendistribusikan (kepada para mustahik), maupun
mengelolanya secara profesional.
23
Isnawati Rais, Muzakki dan Kriterianya Dalam Tinjauan Fikih Zakat, (Majelis Ulama Indonesia
Pusat), Jurnal Al-Iqtishad, Vol. 1, No. 1, Januari 2009, h. 99 24
Undang-Undang Zakat No. 23 Tahun 2011 Bab 1 Pasal Ayat 6 25
Elsi Kartika Sari, Pengatar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grasindo, 2006), h. 37-42
23
- Muallaf
Orang yang dibujuk atau dilunakkan harinya. Orang yang baru masuk
islam dan imannya masih lemah, mereka diberikan zakat sebagai bantuan
untuk meningkatkan imannya.
- Gharimin
Orang-orang yang tersangkut (mempunyai) utang karena kegiatanya dalam
urusan kepentingan umum, antara lain mendamaikan perselisihan anatar
keluarga, memelihara persatuan umat Islam, melayani kegiatan dakwah
Islam dan sebagainya.
- Riqab (budak atau hamba sahaya)
- Fii Sabilillah (di jalan Allah Subhanahu wa Ta‟ala)
Segala jalan yang akan mengantarkan umat kepada keridhaan Allah
Subhanahu wa Ta‟ala berupa segala amalan yang diizinkan Allah untuk
memuliakan agama-Nya. Contohnya seperti: menuntut ilmu dan bekerja.
- Ibnu Sabil (orang yagn sedang dalam perjalanan)
Orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan dan tidak dapat
mendatangkan tersebut dengan cara apa pun atau orang yang hendak
melaksanakan perjalanan (musafir) yang sangat penting (darurat).
Mustahik-mustahik ini pun memiliki beberapa etika yang harus dijaga dan
dipatuhi, antara lain:26
a) Bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala
26
Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Pemberdayaan Zakat, Panduan Zakat Praktis (Jakarta:
CV. Sinergy Mutlisarana, 2013), h. 70-71
24
Pemberian bantuan dana zakat, infak dan sedekah kepada para mustahik
merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang harus disyukuri
oleh penerimanya. Agar dana zakat, infak dan sedekah itu bertambah
barokah dan bermanfaat.
b) Mempergunakan dana zakat, infak dan sedekah seefektif mungkin,
terutama untuk keperluan yang paling utama dan mendesak.
c) Jujur dan tidak memanipulasi dana zakat, infak dan sedekah yang sudah
diterima, dan tidak menempatkan pada dua atau lebih posisi mustahik
sehingga mendapatkan dua porsi atau lebih.
d) Mendoakan para muzakki dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah
Shallallahu „Alayhi wa Sallam “Semoga Allah Subhanahu wa Ta‟ala,
memberikan ganjaran pahal kepadamu sebagai imbalan pemberianmu
itu sebagai pembersih dirimu dan semoga Allah Subhanahu wa Ta‟ala
akan memberkati hartamu yang masih ada”.
e) Tidak menunjukkan kebencian atau ketidak senangan kepada pengelola
ketika tidak atau belum mendapatkan bagian dana zakat, infak dan
sedekah.
3. Pengertian Infak
Secara bahasa, infaq berasa dari kata anfaqa (إفبقب يفقـ yang berarti(أفقـ
mengeluarkan sesuatu untuk kepentingan sesuatu. Sementara menurut syariat,
infaq berarti mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan agama islam.
25
Jika zakat ada nisabnya maka infak dan sedekah terbebas dari nisab. Infak
bisa dilakukan oleh siapapun, baik yang berpenghasilan rendah maupun sempit27
.
4. Sedekah
a. Pengertian sedekah
Secara bahasa, shadaqah berasal dari kata sadaqa yang berarti benar. Orang
yang sering bersedekah dapat diartikan sebagai orang yang benar pengakuan
imannya. Sementara secara istilah atau terminologi syariat, sedekah sama dengan
infaq, yakni mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan oleh agama. Begitu juga sedekah merupakan
pemberian yang dikeluarkan secara sukarela kepada siapa saja, tanpa nisab, dan
tanpa adanya aturan waktu yang mengikat. Hanya saja, infaq lebih pada
pemberian yang bersifat material, sedangkan shadaqah mempunyai makna yang
lebih luas baik dalam bentuk pemberian yang bersifat materi dan non materi.28
b. Jenis-jenis sedekah
Sedekah sendiri memiliki pengertian yang luas, di mana terbagi menjadi 2
(dua) yang bersifat materil dan fisik (tangible) serta yang bersifat non fisik
(intangible).29
Sedekah tangible terbagi menjadi fardhul wajib dan sunnah:
1. Fardhu a‟in/wajib, terdiri dari:
a. Fardhu ain/diri adalah zkat yang terdiri dari zakat fitrah (zakat yang
diperuntukkann atas diri atau jiwa) dan zakat maal (zakat yang berlaku
atas harta manusia)
27
Elsi Kartika Sari, Pengatar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grasindo, 2006), h. 10 28
Muhammad Sanusi, The Power of Sedekah (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), h. 12 29
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), h. 4
26
b. Fardhu kifayah ialah infaq
2. Sunnah adalah sedekah
Sedekah yang intangible:
1. Tasbih, tasmid, tahlil dan takbir
2. Senyum, tenaga untuk bekerja, membuang duri dari jalan, dan lain-lain
3. Menolong atau membantu orang yang kesusahan dan memerlukan bantuan
4. Menyuruh kepada kebaikan atau kebijakan (berbuat makruf)
5. Menahan diri dari kejahatan atau merusak
E. Dasar Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam, sekaligus menjadi salah satu
unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh karenanya hukum zakat adalah
wajib bagi setiap umat muslim yang telah memenehui persyaratan dari ketentutan
berzakat untuk mengeluarkan hak dari sebagian harta mereka untuk para mustahik
atau orang yang membutuhkan sesuai dengan apa yang dimaktubkan di dalam
al-Quran yang berjumlah 8 golongan (ashnaf).
ول س ر عت م :س ال اق م نه يهللاع ض ابر ط ربنالخ م هللابنع بد نع حم الر بد يع ب نأ ع
ن أ هللاو ل هإ ل إ نل أ ة اد ه :ش مس خ لى ع م سل ال ني ب ”عليهوسلميقول:ىهللا ل هللاص
ي ار خ الب اه و ر ان ض م ر وم ص ،و يت الب ج ح اة،و ك الز اء يت إ ة،و ل الص ام ق إ هللا،و ول س ار د م ح م
“ مسل و م
Artinya: Dari Abu Abdur Rohman Abdullah bin Umar bin Khoththob
Rodhiya allahu anhuma Ia berkata: Saya telah mendengar Rosulullahi Shollallhu
alaihi wa sallam bersabda: ” Islam didirikan di atas lima perkara: Pertama:
Tiada Tuhan yang berhak di sembah melainkan Allah dan sesungguhnya
Muhammad utusan Allah, kedua: Mendirikan Sholat, ketiga: Membayar Zakat,
27
keempat: Menunaikan haji di baitullah [Makkah], kelima: Berpuasa di bulan
Romadhon. [HR Buhkori dan Muslim]
1. al-Quran surat Al-Baqarah: 110
ا أقي حٱ ه ءاتانص ح ٱ ك شتجذعذنض خي يالفسكىي يبتقذ ٱ لل ٱإ لل ه بتع ث
ثصيش
Artinya :“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa
saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya
pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan”
2. al-Quran surat Al-Baqarah: 195
أفقا ٱفيسجيم إنىلل ذيكى قاثأي لته هكخٱ نت إ ا س أح ٱ لل ٱيحت سي ح ٩١ن
Artinya :“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.
3. al-Quran surat At-Taubah:60
Menjelaskan golongan-golongan yang berhak untuk menerima zakat
ب تٱ۞إ ذق نص فقشاء ٱنه كي س ٱن هي ع ن ب ؤنفخٱعهي ن في قبةٱقهثى ٱنش شيي غ ن
فيسجيم ٱ ٱلل جيمٱث نس ٱفشيضخي ٱلل ٠عهيىحكيىلل
Artinya :“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
4. al-Quran surat adz-Dzariyat:19
28
في بئم نهس حق ى ن شوٱأي ح ٩ن
Artinya :“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”.
5. al-Quran surat at-Taubah:71
ي كش ٱن ع ي شف ع ثٱن يش يأ ض ثع نيبء أ ضى تثع ي ؤ ٱن ي ؤ ٱن قي
ىٱلل ح ئكسيش ن أ سسنۥ ٱلل يطيع ح ك ٱنض ت يؤ ح ه عضيضحكيىٱنص ٱلل ١إ
Artinya :“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.
Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana”.
6. al-Quran surat al-Bayyinah: 5
يب جذا نيع إل ا ٱأيش نلل هصي ٱيخ ي نذ ا يقي حٱحفبء ه نص تا يؤ ح ٱ ك نض نكدي ر خٱ قي١ن
Artinya :“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus”
7. al-Quran surat Ar-Rum : 39
يب ل افيأي ث ثبنيش س تىي ثاعذنبطٱءاتي ٱفليش لل ج حتشيذ صك تىي يبءاتي ٱ ئكىلل
ن ٱفأ عف ض ١٩ن
29
Artinya :”Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.
Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat
gandakan (pahalanya)”
F. Jenis-jenis Zakat
Harta atau jenis zakat yang dapat dikeluarkan atau disalurkan oleh muzakki
terdapat bebarapa jenis dan kesemua jenis zakat ini diperuntukkan untuk para
mustahik (orang yang berhak menerima zakat) dan juga sebagai pembersih harta
para muzakki, diantaranya:
- Zakat Fitrah - Zakat Emas dan Perak
- Zakat Maal - Zakat Perniagaan
- Zakat Pertenakan - Zakat Rikaz (barang temuan)
- Zakat Tanaman dan Buah-buahan - Zakat Pertambangan
Sumber-sumber zakat dalam perekonomian modern sesuai dengan apa
yang dituangkan dalam buku “Zakat dalam Perekonomian Modern”karangan
Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc. selaku mantan Ketua Umum BAZNAS
periode tahun 2004-2011 meluaskan jenis-jenis harta yang bisa dikeluarkan
zakatnya. Perluasan zakat ini tak lepas dari perkembangan zaman dan
ekonomi di era globalisasi, diantaranya adalah:
- Zakat Profesi - Zakat Perusahaan
- Zakat Surat-surat Berharga - Zakat Investasi Syariah
30
- Zakat Perdagangan Mata Uang - Zakat Asuransi Syariah
- Zakat Sektor Rumah Tangga Modern30
G. Tujuan Zakat
Tujuan dari zakat menurut ulama Muhammad Said Wahbah zakat
mempunyai beberapa tujuan yang sangat mulia, sebagai berikut:
1. Menggalang jiwa dan semangat saling menunjang dan solidaritas di
kalangan masyarakat Islam.
2. Merapatkan dan mendekatkan jarak dan kesenjangan sosial dekonomi
dalam masyarakat.
3. Menanggulangi pembiayaan yang mugkin timbul akibat berbagai bencana,
seperti bencana alam maupun bencana lainnya.
4. Menutup biaya-biaya yang timbul akibat terjadinya konflik, persengketaan
dan berbagai bentuk kekerasan dalam masyarakat.
5. Menyediakan suatu dana taktis dan khusus untuk penanggulangan biaya
hidup para gelandangan, para pengangguran, dan para tunasosial lainnya,
termasuk dana untuk membantu orang-orang yang hendak menikah tetapi
tidak memiliki dan untuk itu.31
30
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani, 2002), h. 91 31
Ibid, h. 55
31
Sedangkan menurut pendapat ulama kontemporer lainnya yaitu Yusuf
Qardhawi tujuan zakat dibagi menjadi menjadi tiga yaitu:32
1. Tujuan bagi pihak muzakki
2. Tujuan bagi mustahik
3. Tujuan bagi kepentingan sosial
Tujuan pertama untuk pihak muzakki antara lain adalah:
- Untuk mensucikan dirinya dari sifat kikir, rakus, egoistis, dan sejenisnya.
- Melatih jiwa untuk bersikap terpuji seperti bersyukur atas nikmat Allah
Subhanahu wa Ta‟ala.
- Mengobati batin dari sikap berlebihan mencitai harta itu sendiri dari unsur
noda dan cacat.
- Melatih diri jadi pemurah dan berakhlak seperti akhlak Tuhan Yang Maha
Pemurah.
- Menumbuhkembangkan harta itu sendiri sehingga memberi keberkahan
bagi pemiliknya.
Tujuan kedua untuk pihak mustahik antara lain adalah:
- Memenuhi kebutuhan hidup terutama kebutuhan primer sehari-hari
- Tersucikannya hati dari rasa dengki dan kebencian yang sering
menyelimuti hati melihat orang kaya yang bakhil.
- Selanjutnya akan muncul di dalam jiwa rasa simpatik, hormat, serta rasa
bertanggung jawab untuk ikut mengamankan dan mendoakan keselamatan
dan pengembangan harta orang-orang yang dermawan.
32
Nuruddin Mhd. Ali, Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2006), h. 32
32
Tujuan ketiga untuk kepentingan sosial antara lain adalah:
- Zakat bernilai ekonomis
- Merealisasikan fungsi harta sebagai alat perjuangan untuk menegakkan
agama Allah Subhanahu wa Ta‟ala
- Mewujudkan keadilan sosial ekonomi masyarakat pada umumnya.
H. Perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS)
Tabel 2.1
Perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah
Zakat Infak Sedekah
Wajib Sunnah (sukarela) Sunnah (sukarela)
Kadar pengeluarannya
serta waktunya
ditentukan
Kadar pengeluaran dan
waktu tidak ditentukan
Kadar pengeluaran dan
waktu tidak ditentukan
Didistribusikan untuk 8
golongan, yaitu:
- Fakir
- Miskin
- Amil
- Muallaf
- Riqab
- Gharimin
- Fii Sabilillah
- Ibnu Sabil
Bisa didistribusikan ke
siapa saja.
Bisa didistribusikan ke
siapa saja.
Bersifat materi Bersifat materi Bersifat materi dan non
materi
Dananya bersifat terikat Tidak terikat Tidak terikat
Jenis harta yang dapat
dizakatkan ada beberapa
jenis.
Tidak ada pembagian
jenis harta.
Tidak ada pembagian
jenis harta.
33
I. Regulasi tentang Zakat
No. Tahun
1. Al-Quran dan Hadits - -
2. Undang-Undang Zakat No. 38 1999
3. Undang-Undang Zakat No. 23 2011
4. Peraturan Pemerintah No. 14 2014
5. Instruksi Presiden No. 3 2014
6. Peraturan Menteri Agama No. 52 2014
7. Keputusan Menteri Agama No. 118 2014
8. Peraturan BAZNAS No. 01 2014
9. Peraturan BAZNAS No. 02 2014
10. Keputusan Menteri Agama No. 333 2015
11. Peraturan BAZNAS No. 01 2016
12. Peraturan BAZNAS No. 02 2016
Keterangan : inilah daftar regulasi atau peraturan mengenai zakat di
Indonesia yang membahas mengenai pengelolaan, penghimpunan dan
pendistribusian zakat serta beberapa ketetapan yang harus dimiliki oleh Lembaga
Amil Zakat (swasta dan pemerintah) baik itu ketika ingin mendapatkan izin untuk
pembentukan lembaga dan juga juga aturan agar menjadi Lembaga Amil Zakat
yang profesional, transparan, akuntabilitas dan terpecaya baik untuk muzakki dan
mustahik.
34
BAB III
OBJEK PENELITIAN
A. Profil LAZ Baitul Maal Hidayatullah
1. Sejarah Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
Baitul Maal Hidayatullah, merupakan organisasi non profit yang tak lepas dari
akar sejarah pendirian Pondok Pesantren Hidayatullah di Kota Balikpapan
Provinsi Kalimantan Timur. Berkhidmat memberdayakan masyarakat miskin
melalui pengelolaan dana sosial masyarakat yang berupa Zakat, Infak, Sedekah,
dan Wakaf (ZISWAF) serta dana lain yang halal dan sesuai hukum dari
perseorangan, lembaga, dan perusahaan.
Pada tanggal 7 Januari tahun 1973 Pondok Pesantren Hidayatullah awal
didirikan dalam bentuk yayasan atau organisasi sosial (Orsos) oleh Almarhum
Ustad Abdullah Said di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur. Lalu
yayasan ini semakin berkembang dan membentuk berbagai amal usaha di bidang
sosial, bidang pendidikan, bidang dakwah, dan bidang ekonomi. Diantaranya
adalah membentuk lembaga amal usaha dalam bidang penghimpunan
(fundraising), pengelolaan, dan pendayagunaan atau penyaluran (pentasharrufan)
dana Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF) yang diberi nama Baitul Maal
Hidayatullah atau yang biasa disingkat dan lebih terkenal dengan sebutan BMH.
Lalu pada tanggal 9 sampai tanggal 13 Juli tahun 2000 melalui Musyawarah
Nasional (Musyarnas) 1 (pertama) di Kota Balikpapan, Hidayatullah
bermetamorfosis menjadi Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan memposisikan
35
diri sebagai “Jama‟atul Min Jama‟atil Muslimin” )ي سه ان عخ يج عتم )ج . Kini,
Hidayatullah dengan beranggotakan sekitar 12 juta orang atau jama‟ah (tahun
2008) telah menjadi Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) terbesar ke-3 di
Indonesia setelah Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dengan jaringan
kerja di 5.400 kecamatan dan 489 kabupaten atau kota di 33 provinsi seluruh
Indonesia.
Barulah pada tanggal 15 Februari tahun 2001, buah upaya dari ikhtiar yang
dilakukan dalam mengelola dana masyarakat, pada tahun 2001 BMH (Baitul Maal
Hidayatullah) resmi dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional
(LAZNAS) dengan SK Menteri Agama No. 538 tahun 2001.33
Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) merupakan
lembaga amil zakat yang bergerak dalam penghimpunan dana zakat, infak,
sedekah, wakaf, dan hibah berikut dana sosial kemanusiaan dan Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan, dan melakukan pendistribusian atau
pentasharufan melalui program pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan, dan
ekonomi secara nasional.
Kantor perwakilan BMH hadir di 30 provinsi dibantu 70 gerai penghimpunan
zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF) se-Indonesia. Kami mewujudkan
semua sebagai komitmen untuk menjadi perantara kebaikan, memberi kemudahan
bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF)
menuju Indonesia yang lebih bermartabat. Kiprah program BMH dari hasil
33
Wawancara dengan Bapak Muhammad Nashir selaku Manajer Program dan Pendayagunaan di
kantor pusat BMH Kalibata Office Park Jakarta, pada tanggal 13 April 2017.
36
pengelolaan zakat telah melintasi berbagai daerah di Indonesia, setidaknya 287
pondok pesantren telah eksis dan berkiprah, 5.213 da‟i tangguh telah menyebar
seantero nusantara, ribuan keluarga dhuafa telah terbedayakan dan mandiri, ribuan
anak usia sekolah mendapatkan pendidikan yang layak.
Semua dedikasi dan kiprah Baitul Maal Hidayatullah (BMH) tersebut
merupakan mahakarya dukungan semua pihak yang telah mempercayakan zakat,
infak, dan sedekahnya melalui Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Tak heran jika
bulan Desember tahun 2015, BMH resmi dikukuhkan kembali sebagai LAZ
(Lembaga Amil Zakat Nasional) oleh Kementerian Agama Republik Indonesia
dengan SK. 425 Tahun 2015 dan sesuai ketentuan UU Zakat No. 23 tahun 2011.34
2. Legal Formal
Tabel. 3.1
Legal Formal LAZ Baitul Maal Hidayatullah (BMH)35
No Legal Formal LAZ BMH
1 SK Menteri Agama Np. 538 Tahun 2011 sebagai LAZ
2 SK Menteri Agama No. 425 Tahun 2015 sesuai perubahan UU Zakat
No. 23 Tahun 2011
3 Akte Notaris Lilik Kristiwati, SH tanggal 26 Februari 2001
4 Keputusan Menkumham AHU-AH.01.08-210 tanggal 15 April 2011
5 NPWP 2.028.581.3-002
6 Izin domisili 018/SRHJ/IV/2011
7 Surat Izin Operasional 011.12510.13/1.848 B
34
Majalah Company Profile Baitul Maal Hidayatullah tahun 2017 35
Majalah Company Profile Baitul Maal Hidayatullah tahun 2017
37
3. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi lembaga amil zakat yang terdepan dan terpercaya
b. Misi
Menjadi lembaga zakat yang terdepan dalam penghimpunan dan fokus
dalam pendayagunaan. Melaksanakan pengelolaan zakat, infak dan sedekah
sesuai dengan manajemen modern yang transparan dan profesional.
Melakukan pemberdayaan umat dengan meningkatkan kuantitas dan
kualitas pendidikan dan dakwah.36
4. Struktur Organisasi LAZ Baitul Maal Hidayatullah
Tabel. 3.2
Struktur Pengurus LAZ Baitul Maal Hidayatullah37
Jabatan Nama
Ketua Dewan Pembina KH. Nasirul Haq, Lc. M.A
Anggota Dewan Pembina Drs. Wahyu Rahman
Anggota Dewan Pembina Ir. Abu A‟la Abdullah, M. Hi
Ketua Dewan Pengawas Asih Subagyo, S.Kom
Anggota Dewan Pengawas Nasfi Arsyad, Lc
Anggota Dewan Pengawas Abdul Kholiq, Lc, M.A
Ketua Dewan Pengurus Marwan Mujahidin, S.E
Sekretaris Dewan Pengurus Suspendi, S.Kom
Bendahara Dewan Pengurus Firman Zainal Abidin
Internal Audit dan Sek. Lembaga Bati Andolo
Keuangan Teuku Lukman Fitriansyah
36
Majalah Company Profile Baitul Maal Hidayatullah tahun 2017 37
www.bmh.co.id diakses pada tanggal 30 Maret 2017.
38
SDM dan Organisasi Suwito Fatah
Direktur Prodaya Dede Heri Bachtiar
Manajer Prodaya Muhammad Nashir, S. Hi
Wakil Manajer Mahmuddin
Anggota Prodaya Rahmat Kimo
Manajer Pendistribusian Faiz Abdurrahman
Marcom Rama Wijaya
Operasional Ade Syariful Allam
5. Program LAZ Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
1. Dakwah
“Menghantar Hidayah untuk Mengokohkan Ketaatan”
Da‟i Tangguh
Sekilas tentang program da‟i tangguh, para penda‟i berdakwah tanpa
pamrih, jauh dari pempublikasian media. Dengan tekad yang kuat mereka
meninggalkan mimpi-mimpi kehidupan gemerlap dan memilih jalan hidup
sebagai perantara hidayah Allah Subhanahu Wa Ta‟ala, menerangi kehidupan
umat, mencerdaskan dan memerangi kemiskinan di pedesaan-pedesaan.
Para da‟i tersebut telah memberikan hidupnya untuk membina masyarakat.
Menjadi seorang da‟i, menjadi penyeru yang mencerahkan masyarakat adalah
suatu perbuatan mulia, dan apa yang disampaikan oleh seorang da‟i akan menjadi
tabungan jangka panjang bagi mereka di akhirat nanti.
Para da‟i yang tidak pernah lelah untuk mencerahkan masyarakat, da‟i yang
diharapkan membawa banyak perubahan bagi masyarakat di Indonesia. Beratnya
39
tantangan, minimnya fasilitas dan sedikitnya tenaga da‟i yang siap terjun
menjadikan Da‟i Tangguh harapan sekaligus tumpuan untuk mencerahkan dan
membina masyarakat dari pedalaman hingga ke ujung negeri perbatasan.
Da‟i Tangguh adalah mereka yang merelakan jiwa dan raganya guna
membina dan memberdayakan masyarakat pedalaman untuk perubahan. Melalui
dana zakat, infaq, dan sedekah anda. Program da‟i tangguh dapat terlaksana
dengan maksimal dan juga turut membantu keberlangsungan pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat pedalaman.38
Sasaran dari program da‟i tangguh:
- Sebanyak 50 da‟i tangguh yang tersebar di pelosok dan pedalaman
- Aktivitas dakwah dari perbatasan
- Warga masyarakat binaan da‟i tangguh perbatasan
- Anak-anak/santri/siswa dari binaan da‟i tangguh perbatasan
- Variasi program dari tangguh di perbatasan
Bentuk program
- Tunjangan da‟i tangguh: tunjangan hidup untuk para da‟i yang telah
berdakwah dipelosok dan pedalaman
- Pelatihan da‟i tangguh. Lokasi pelosok dan pedalaman merupakan
medan yang berat untuk berdakwah, sehingga perlu ada solusi untuk
memberikan jaminan kesehatan para da‟i yang telah berdakwah di
pelosok dan pedalaman dalam bentuk asuransi kesehatan untuk para da‟i
tangguh tersebut
38
www.bmh.or.id diakses pada tanggal 30 Maret 2017.
40
- Peduli da‟i. Bantuan alat transportasi berupa motor untuk da‟i
- Da‟i berdaya. Program pemberdayaan bagi da‟i dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan da‟i
- Umrah untuk da‟i adalah bentuk apresiasi atas kesabaran dan ketabahan
da‟i dalam berdakwah di pelosok dan pedalaman
- Wakaf Sejuta Qur‟an. Penyebaran mushaf al-Quran untuk masyarakat.
2. Pendidikan
Senyum Anak Indonesia
Diskriminasi pembangunan sarana pendidikan di Indonesia membuat timpang
tindih khususnya dalam proses pembelajaran. Infrastruktur yang tidak memadai,
membuat situasi yang sulit untuk anak bangsa dapat mengenyam pendidikan
secara layak, baik itu akses menuju ke sekolah serta kondisi tempat mereka
mencari ilmu. Kondisi geografi Indonesia yang terdiri dari kepulauan, membuat
pulau-pulau luar dan jauh (perbatasan) kurang mendapatkan perhatian dan skala
prioritas dalam pembangunan sumber daya manusia dan pembagunan sarana
pendidikan. Pada akhirnya mereka laksana anak tiri di ibu pertiwi.
Keprihatinan atas sebagian wajah pendidikan di Indonesia harus diikuti
langkah perbaikan yang merupakan tanggung jawab kita semua, tidak hanya
pemerintah, tapi seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga kekuatan masyarakat
turut peduli dan membantu anak bangsa untuk bangkit menatap masa depan yang
indah. Melalui program Senyum Anak Indonesia, bagian dari ikhtiar untuk
mewujudkan masa depan generasi bangsa yang lebih baik. Keterbatasan sarana
pendidikan yang menjadi kendala besar kebanyakan anak negeri dalam menikmati
41
pendidikan lebih layak. Melalui program senyum anak Indonesia, dana zakat,
infaq, dan sedekah anda menjadi solusi atas kendala yang mereka hadapi.
Sasaran Program Senyum Anak Indonesia
- Pendidikan untuk anak pulau misalnya seperti anak-anak yang adan di
pulau Mentawai, Siberut, Saga, Kera, Sangiha, Talaud, Pulau Seribu,
Pulau Derawan dan anak-anak dari kepulauan lainnya.
- Pendidikan untuk anak yatim dhuafa yang hidup dengan serba
kekurangan.
- Pendidikan untuk anak pedesaan atau pedalaman: anak yang hidup
dipedesaan yang minoritas sumber daya dan akses pendidikan
(ketertinggalan).
- Pendidikan untuk anak perbatasan (antar negara) seperti perbatasan
Indonesia-Malaysia, Indonesai-Timor Leste, Indonesa-Papua Nugini,
dan Indonesai-Philipina.
Bentuk Program
- Beasiswa Anak Indonesia untuk 10.000 siswa
- Bantuan 10.000 paket peralatan sekolah
- Pelatihan Guru Pedalaman
- Pembagunan sarana pendikan39
Seperti yang sudah dilakukan oleh LAZ Baitul Maal Hidayatullah hingga
tahun 2016 telah membangun 5 perguruan tinggi, membangun 270 sekolah Islam,
39
www.bmh.or.id diakses pada tanggal 30 Maret 2017.
42
dan 287 pesantren tahfidz40
. Hal ini demi meningkatkan kualitas pendidikan para
mustahik agar tidak tertinggal dengan masyarakat lainnya.
3. Ekonomi
Program Mandiri Terdepan
Beranjak dari permasalahan susahnya untuk mengajukan pembiayaan
kepada pihak bank dengan persyaratan yang sangat menyulitkan para mustahik
seperti jaminan berupa sertifikat dan surat berharga lainnya dan ditambah juga
adanya bunga ketika meminjam modal usaha ke pihak bank maka akan
mempersulit para mustahik untuk mendapatkan modal tersebut. Selain
permasalahan susahnya dalam mendapatkan pinajaman untuk pengembangan
usaha para mustahik, tingkat kemiskinan kian hari semakin meningkat dan
ketimpangan tingkat pendapatan juga semakin tinggi.
Dengan permasalahan di atas, maka LAZ Baitul Maal Hidayatullah dengan
program Mapan (Mandiri Terdepan) dengan tujuan menopang dan sekaligus
membantu mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan pendapatan mustahik
melalui dukungan pembiayaan bagi pelaku ekonomi lemah (dhuafa) sekaligus
melakukan pembinaan baik aspek moral dan majerial bagi para mustahik.
Manfaat Program
1. Penerapan sistem Islam dalam perekonomian
2. Memberdayakan Mustahik
40
www.bmh.or.id diakses pada tanggal 20 Mei 2017.
43
3. Membangun nilai-nilai kebersamaan dalam membangun ekonomi
ummat
4. Menekan angka kemiskinan
5. Mengurangi jumlah dan dampak pengangguran
Tujuan Program
1. Melaksanakan prinsip-prinsip syariah
2. Menajdi solusi alternatif
3. Membuka dan memprluas lapangan kerja untuk mengurangi angka
kemiskinan dan pengangguran
4. Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan para pedagang kecil dan
ekonomi lemah
5. Memasyarakatkan etika bisnis yang berdasarkan syariah
6. Menyantuni kaum dhuafa lainnya dari keuntungan yang didapat
7. Melakukan pembinaan kepada para pedagang kecil dan ekonomi lemah
Target
- Para pedangan kecil dan ekonomi lemah
Bentuk Program
Bentuk program yang didedikasikan kepada para pedangan kecil dan
ekonomi lemah dirancang sesuai dengan visi dan misi LAZ Baitul Maal
Hidayatullah. Oleh karena itu bentuk program dibagi kedalam empat bagian,
yakni:
44
1. Pembiayaan modal kerja dengan sistem dana pinjaman
2. Pembinaan spiritual
3. Pembinaan skill usaha
4. Pembinaan kewirausahaan41
4. Sosial
Untuk program sosial LAZ Baitul Maal Hidayatullah memiliki beberapa
program yakni:
- Pusat Pendidikan Anak Sholeh - Bantuan Peralatan Sekolah
- Santri Sehat - Tunjangan Pengasuh
- Sedekah Makan Santri - Khitana Masal
5. Kemanusiaan
Untuk program kemanusiaan LAZ Baitul Maal Hidayatullah memiliki
beberapa program yakni
- Peduli Bencana Nusantara
- Layanan Kesehatan Masyarakat
- Solidaritas Muslim Internasional
- Aksi Tanggap Bencana
1. Evakuasi Korban
2. Trauma Healing
3. Simulasi, Games, Training
4. Sekolah Darurat Bagi Pengungsi (TPA dan PAUD)
41
www.bmh.or.id diakses pada tanggal 30 Maret 2017
45
5. Pemberian Logistik berupa sembako dan bantuan gizi untuk
pengunsi.
6. Pengadaan sarana dan prasarana ibadah seperti al-Quran dan
perlengkapan ibadah lainnya.
- Recovery Program
1. Renovasi tempat ibadah dan sekolah
2. Pengembangan program pendidikan
3. Pemulihan ekonomi masyarakat korban bencana
6. Layanan Berdonasi
Tabel. 3.3
Layanan Berdonasi LAZ Baitul Maal Hidayatullah
No. Keterangan No. Keterangan
1. Website 8. Autodebet (Khusus Infaq)
2. E-channeling 9. Layanan Jemput Zakat 24 Jam
3. CrowdFunding BMH 10. Via Transfer
4. Via Kantor Pos 11. Layanan Donasi B-Maal
5. SMS Donasi 12. Gerai Zakat
6. Tukar Point Pulsa 13. Counter Zakat
7. Payment Gatway 14. E-Commarce : Tokopedia,
Bukalapak, Lazada, Elevania
(Sedekah)
(Sumber: Majalah Company Profile LAZ BMH Tahun 2017)
46
7. Mitra Kerjasama LAZ Baitul Maal Hidayatullah42
Tabel. 3.4
Mitra Kerjasama LAZ Baitul Maal Hidayatullah
No Keterangan No Keterangan
1. Universitas Islam Indonesia 16. Telkomsel
2. Harian Amanah 17. Pemkot Balikpapan
3. Islamic Medical Service (IMS) 18. Pemda Banten
4. LAZIS Babussalam 19. PT Indosat Medan
5. LAZIS PT SIS 20. PT Excelcomindo
6. ACT 21. PT Premier Oil
7. Permata Syariah 22. PT Chevron Oil
8. BNI Syariah 23. Suara Hidayatullah
9. BRI Syariah 24. Rakyat Merdeka
10. YBM BRI 25. Kaltimpost
11. PT Medco Energi 26. Republika
12. PT Exxon Mobile Indonesia 27. TV One Radi Dakta
13. PT Jasamarga 28. BAZNAS
`14. PT Tuger Pertama 29. BAMUIS BNI
15. MER-C 30 Mercy Malaysia
42
Wawancara dengan Bapak Bati Andolo selaku bagian Satuan Internal Audit dan Kesekretariatan
di kantor pusat BMH Kalibata Office Park Jakarta, pada tanggal 24 Maret 2017
47
B. Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat, Infak dan Sedekah
LAZ Baitul Maal Hidayatullah
1. Penerimaan dan Penyaluran Dana Zakat LAZ Baitul Maal
Hidayatullah
Tabel. 3.5
Total Penghimpunan Dana Zakat LAZ Baitul Maal Hidayatullah
Tahun 2011-2015
(Sumber: Laporan Keuangan LAZ BMH)
Tabel. 3.6
Total Penyaluran Dana Zakat LAZ Baitul Maal Hidayatullah
Tahun 2011-2015
Keterangan Jumlah (Miliar)
Perolehan Zakat Tahun 2011 Rp 12.837.474.496
Perolehan Zakat Tahun 2012 Rp 17.565.491.448
Perolehan Zakat Tahun 2013 Rp 17.795.633.377
Perolehan Zakat Tahun 2014 Rp 22.052.492.137
Perolehan Zakat Tahun 2015 Rp 25.418.329.582
Keterangan Jumlah (Miliar)
Penyaluran Zakat Tahun 2011 Rp 13.043.048.081
Penyaluran Zakat Tahun 2012 Rp 17.531.818.497
Penyaluran Zakat Tahun 2013 Rp 13.953.389.955
Penyaluran Zakat Tahun 2014 Rp 20.457.236.501
Penyaluran Zakat Tahun 2015 Rp 23.580.558.835
48
Keterangan: perolehan dana zakat pada tahun 2011 dengan penyaluran yang
selisih tersebut ditutupi dengan sisa dana penyaluran dana zakat pada
tahun sebelumnya yakni sida dana zakat pada tahun 2010 sebesar
Rp 1.952.309.153
Tabel. 3.7
Total Penyaluran Dana Zakat Per Ashnaf Dari Tahun 2011-2015
LAZ Baitul Maal Hidayatullah
Keterangan Jumlah
Penyaluran Dana Zakat Tahun 2011
1. Amil
2. Fakir Miskin
3. Muallaf
4. Gharimin
5. Fisabilillah
6. Ibnu Sabil
Jumlah
Rp 1.726.514.221,-
Rp 4.363.102.041,-
Rp 8.375.000,-
Rp 200.000,-
Rp 6.835.778.819
Rp 109.078.000,-
(Rp 13.043.048.081)
Penyaluran Dana Zakat Tahun 2012
1. Amil
2. Fakir Miskin
3. Muallaf
4. Gharimin
5. Fisabilillah
6. Ibnu Sabil
7. Lain-lain
Jumlah
Rp 2.195.686.431,-
Rp 6.566.740.125,-
Rp 2.173.640.200,-
Rp 2.084.000,-
Rp 6.310.069.941,-
Rp 104.929.800,-
Rp 178.668.000,-
(Rp 17.531.818.497)
Penyaluran Dana Zakat Tahun 2013
1. Amil
2. Fakir Miskin
Rp 2.224.454.172,-
Rp 4.228.482.838,-
49
3. Muallaf
4. Gharimin
5. Fisabilillah
6. Ibnu Sabil
7. Lain-lain
Jumlah
Rp 2.163.321.840,-
Rp 13.929.000,-
Rp 5.307.936.179,-
Rp 14.559.000,-
Rp 706.926-,
(Rp 13.953.389.955)
Penyaluran Dana Zakat Tahun 2014
1. Amil
2. Fakir Miskin
3. Muallaf
4. Gharimin
5. Fisabilillah
6. Ibnu Sabil
7. Lain-lain
Jumlah
Rp 2.522.503.620,-
Rp 6.200.032.850,-
Rp 1.461.456.021,-
Rp 24.751.000,-
Rp 10.099.140.811,-
Rp 149.259.698,-
Rp 92.500,-
(Rp 20.457.236.501)
Penyaluran Dana Zakat Tahun 2015
1. Amil
2. Fakir Miskin
3. Muallaf
4. Gharimin
5. Fisabilillah
6. Ibnu Sabil
7. Lain-lain
Jumlah
Rp 3.176.658.010,-
Rp 5.732.612.691,-
Rp 705.052.600,-
Rp 55.023.100,-
Rp 13.713.255.645,-
Rp 197.956.789,-
Rp ----------------------
(Rp 23.580.558.835)
(Sumber: :Laporan Keuangan LAZ BMH)
50
2. Penerimaan dan Penyaluran Dana Infak/Sedekah LAZ Baitul Maal
Hidayatullah
Tabel. 3.8
Total Penghimpunan Dana Infak/Sedekah LAZ Baitul Maal Hidayatullah
Tahun 2011-2015
(Sumber: Laporan Keuangan LAZ BMH)
Tabel. 3.9
Total Penyaluran Dana Infak/Sedekah LAZ Baitul Maal Hidayatullah
Tahun 2011 - 2015
Keterangan: perolehan dana infak/sedekah pada tahun 2012 dengan penyaluran
yang selisih tersebut ditutupi dengan sisa dana penyaluran dana
infak/sedekah pada tahun sebelumnya yakni sisa dana infak/sedekah
pada tahun 2011 dan tahun 2010 yang ditambahkan, pada tahun 2010
sisa dana penyaluran infak/sedekah sebesar Rp 2.678.488.132 dan
ditambahkan dengan sisa tahun 2011 yang berjumlah Rp 3.228.537
lalu digunakan untuk menutupi selisih tersebut.
Keterangan Jumlah (Miliar)
Perolehan Infak/SedekahTahun 2011 Rp 16.836.943.096,-
Perolehan Infak/Sedekah Tahun 2012 Rp 26.667.529.307,-
Perolehan Infak/Sedekah Tahun 2013 Rp36.202.432.504,-
Perolehan Infak/Sedekah Tahun 2014 Rp 45.810.166.487,-
Perolehan Infak/SedekahTahun 2015 Rp 55.787.746.733,-
Keterangan Jumlah (Miliar)
Penyaluran Infak/SedekahTahun 2011 Rp 16.833.714.559,-
Penyaluran Infak/SedekahTahun 2012 Rp 28.918.066.067,-
Penyaluran Infak/SedekahTahun 2013 Rp 35.017.468.075,-
Penyaluran Infak/SedekahTahun 2014 Rp 46.492.227.600,-
Penyaluran Infak/SedekahTahun 2015 Rp 56.696.350.569,-
51
Untuk dana infak/sedekah pihak LAZ Baitul Maal Hidayatullah telah
membagi porsi dananya untuk beberapa program, seperti program dakwah,
pendidikan, sosial dan kemanusiaan, dan ekonomi, yang akan penulis paparkan
pada tabel. 3.10
Tabel. 3.10
Total Penyaluran atau Pendayagunaan Dana Infak/Sedekah LAZ Baitul
Maal Hidayatullah Per Program Tahun 2011-2015
Keterangan Jumlah
Penyaluran Infak/SedekahTahun 2011
1. Fakir Miskin
2. Pendidikan
3. Sosial dan Kemanusiaan
4. Dakwah
5. Ekonomi
Jumlah
Rp 3.010.270.307,-
Rp 2.104.829.201,-
Rp 6.395.036.971,-
Rp 2.785.893.263,-
Rp 351.754.845,-
(Rp 14.647.784.587)
Penyaluran IInfak/SedekahTahun 2012
1. Fakir Miskin
2. Pendidikan
3. Sosial dan Kemanusiaan
4. Dakwah
5. Ekonomi
Jumlah
Rp 1.645.608.022
Rp 4.648.971.390
Rp 9.491.406.076
Rp 6.575.791.225
Rp 766.710.008
(Rp 22.361.777.040)
52
Penyaluran Infak/SedekahTahun 2013
1. Fakir Miskin
2. Pendidikan
3. Sosial dan Kemanusiaan
4. Dakwah
5. Ekonomi
Jumlah
Rp 1.221.657.687,-
Rp 7.633.416.705,-
Rp 14.080.375.294,-
Rp 5.373.440.479,-
Rp 305.623.627,-
(Rp 28.614.513.792)
Penyaluran Infak/SedekahTahun 2014
1. Pendidikan
2. Sosial dan Kemanusiaan
3. Dakwah
4. Ekonomi
Jumlah
Rp 4.876.093.335,-
Rp 16.313.303.800.-
Rp 11.462.248.255
Rp 263.136.000,-
(Rp 32.914.781.390)
Penyaluran Infak/SedekahTahun 2015
1. Pendidikan
2. Sosial dan Kemanusiaan
3. Dakwah
4. Ekonomi
Jumlah
Rp 7.950.181.209,-
Rp 15.824.519.122,-
Rp 14.585.866.339,-
Rp 426.550.915,-
(Rp 38.787.117.585)
53
BAB IV
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK MELALUI DANA
ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH (ZIS)
Pendayagunaan dana zis (zakat, infak dan sedekah) di LAZ Baitul Maal
Hidayatullah sangat efektif, karena telah berhasil meningkatkan kesejahteraan
mustahik, yakni dalam peningkatan pendapatan dan pengembangan usaha para
mustahik. Jumlah mustahik yang berhasil dibantu oleh LAZ Baitul Maal
Hidayatullah sebanyak 10 mustahik yang mana penulis paparkan pada sub
perumusan masalah “efektivitas program mandiri terdepan”. Sebelumnya penulis
akan menjelaskan perumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Fokus pengelolaan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) di LAZ Baitul
Maal Hidayatullah
Sistem pengelolaan dana zakat pada lembaga amil zakat Baitul Maal
Hidayatullah telah sesuai dengan apa yang penulis paparkan pada bab 3. Hasil
wawancara dengan Manajer Program dan Pendayagunaan Bapak Muhammad
Nashir menjelaskan bahwa dana zakat hanya dikelola dalam hal konsumtif,
dikarenakan dengan berlandaskan di dalam Al-Quran dan Undang-Undang Zakat
bahwa lembaga zakat harus memenuhi kebutuhan primer para mustahik terlebih
dahulu seperti kebutuhan sehari-hari, kebutuhan dana pendidikan, kebutuhan
kesehatan dan bantuan bagi para mustahik yang terkena musibah.
Sementara dana infak dan sedekah disalurkan dalam beberapa program
bersifat konsumtif dan produktif.
54
Mengacu pada pendapat dari M. Arief Mufraini bahwa zakat di
distribusikan dengan beberapa cara, diantaranya:43
1. Konsumtif Tradisional
2. Konsumtif Kreatif
Pendistribusian zakat secara konsumtif tradisional ialah dana zakat yang
dibagikan secara langsung untuk kebutuhan sehari-hari dan bantuan bagi para
mustahik yang terkena musibah. Sedangkan untuk pendistribusian zakat secara
konsumtif kreatif ialah dana zakat dikelola dalam bentuk pemberian alat-alat
sekolah, beasiswa, bantuan sarana ibadah, dan bantuan-bantuan yang bersifat
konsumtif.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa LAZ Baitul Maal
Hidayatullah lebih memfokuskan dalam sudut pandang zakat disalurkan untuk
kebutuhan para mustahik, baik secara tradisional dan kreatif. Sedangkan untuk
pendekatan dalam pembagunan dan pemberdayaan masyarakat lembaga ini
menggunakan pendekatan karikatif dan transformis.
Sedangkan jika dikaitkan dengan pendekatan maqashdi al-syariah LAZ
Baitul Maal Hidayatullah sangat mengedepankan kebutuhan yang bersifat
dharuriyat (primer) yakni memenuhi kebutuhan sehari-hari para mustahik antara
lain: makanan, tempat tinggal, pendidikan dan kesehatan. Sesuai dengan misi
lembaga yakni ingin memberdayakan umat dengan meningkatkan kuantitas dan
kualitas pendidikan dan dakwah. Bisa dikatakan bahwa pengelolaan dana zakat,
infak dan sedekah (ZIS) LAZ Baitul Maal Hidayatullah mengedepankan hifz al-
din (memelihara agama) dan hifz al-nafs (memelihara jiwa)
43
M. Arief Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: Kencana, 2012), Cet.3, Hlm, 153.
55
2. Model program mandiri terdepan
Model pelaksanaan pada program mandiri terdepan, dari dana infak dan
sedekah dalam pelaksanaan programnya, yang merujuk pada bab 3 yaitu program
yang membantu para mustahik terjerat dari hutang, riba dan kesulitan dalam
mendapatkan bantuan modal usaha, untuk mengembangkan usaha mereka dan
meningkatkan pendapatan mereka. Dalam pelaksanaan program mandiri terdepan
pihak Baitul Maal Hidayatullah menggunakan sistem dana pinjaman dengan akad
qardhul hasan.
“Dana yang diberikan kepada mustahik dalam program Mandiri Terdepan
adalah dana pinjaman dengan akad qardhul hasan, maksudnya dana yang
diberikan kepada mustahik adalah dana bergulir yang harus di kembalikan
oleh mustahik, tapi bersifat lunak (tidak memaksa). Jika mustahik merasa
tidak mampu untuk mengembalikan, maka dana atau modal tersebut akan
dianggap lunas”44
Selain memberikan bantuan modal kepada para mustahik, pihak LAZ
Baitul Maal Hidayatullah juga memberikan beberapa pembinaan, diantaranya:45
a) Pembinaan yang pertama adalah pembinaan skill usaha
Pembinaan skill usaha dilakukan dengan melakukan diskusi dan pelatihan
mengenai manajemen dan strategi pengembangan usaha. Di samping itu, yang
tidak kalah pentingnya adalah pelatihan life skill untuk menambah wawasan dan
44
Wawancara dengan Bapak Muhammad Nashir selaku Manajer Program dan Pendayagunaan
di kantor pusat BMH Kalibata Office Park Jakarta pada tanggal 13 April 2017. 45
Wawancara dengan Bapak Muhammad Nashir selaku Manajer Program dan Pendayagunaan
di kantor pusat BMH Kalibata Office Park Jakarta pada tanggal 13 April 2017.
56
keterampilan tentang alternatif usaha yang bisa menjadi pilihan dalam menunjang
perekonomian keluarga.
b) Pembinaan yang kedua adalah pembinaan spiritual
Pembinaan spiritual dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang nilai-
nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu juga untuk memberikan
motivasi tentang indahnya pengamalan agama dalam bingkai rahmatan lil‟álamin.
Dengan demikian diharapkan mereka (mustahik) mampu membangun
kesepahaman dalam melakukan muamalah dan pergaulan sesama antar ummat
beragama.
Pembinaan tersebut dimaksudkan agar mustahik tidak hanya sekedar
menerima bantuan, melainkan mendapatkan ilmu tambahan baik itu dalam hal
berwirausaha dan ilmu tentang agama Islam.
3. Efektivitas program mandiri terdepan
Pada pembahasan sub rumusan masalah ini, sebelum memaparkan
keefektifan dari program mandiri terdepan. Penulis terlebih dahulu akan
memaparkan beberapa bahasan didalamnya, yakni:
a. Mengenai mekanisme dari program mandiri terdepan
b. Cara menyelesaikan masalah.
c. Hasil program mandiri terdepan (efektif atau tidaknya)
a. Mekanisme program mandiri terdepan
Mekanisme merupakan sebuah cara atau tahapan yang dilakukan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan, kaitannya dengan mekanisme
pendayagunaan dana infak dan sedekah. Maka dana infak dan sedekah yang telah
57
terhimpun dari para donatur langsung disalurkan kepada mustahik sesuai dengan
peruntukan dari program mandiri terdepan.
Ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh LAZ Baitul Maal Hidayatullah
sebelum pendayagunaan dana infak dan sedekah pada program mandiri terdepan
dilaksanakan, diantaranya:46
1. Maping wilayah
Maping wilayah ini berguna agar program dapat berjalan dengan semana
mestinya dan penyaluran dana infak dan sedekah benar-benar tepat sasaran dan
tepat guna. Maping juga berutujuan agar wilayah yang dituju untuk pelaksanaan
dari program mandiri terdepan memang layak untuk diadakan program tersebut.
2. Survei Mustahik
Tahapan kedua ini bertujuan untuk mengukur berapa besaran dana yang
dapat disalurkan, dan mengetahui jenis usaha yang dilakukan oleh mustahik dan
bagaimana kondisi dari mustahik.
3. Verifikasi Hasil dari Maping dan Survei
Pihak lembaga akan mengadakan rapat, rapat ini diperuntukkan untuk
mengevaluasi hasil maping dan survei. Tahapan ini bertujuan apakah mustahik
tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pihak lembaga dan memang
layak untuk diberikan bantuan modal usaha. Tujuan lainnya adalah dana infak dan
sedekah pada program mandiri terdepan sangatlah minim, maka harus seefektif
mungkin dana itu dapat disalurkan dan dimanfaatkan oleh mustahik.
46
Wawancara dengan Bapak Muhammad Nashir selaku Manajer Program dan Pendayagunaan
di kantor pusat BMH Kalibata Office Park Jakarta pada tanggal 13 April 2017.
58
4. Pengarahan dan Pemberian Bantuan Modal Usaha
Setelah ketiga tahapan selesai dilakukan, dan mustahik dinyatakan berhak
menerima bantuan modal usaha. Mustahik akan diberikan pengarahan mengenai
program mandiri terdepan, skema dana bantuan yang diberikan, selanjutnya akan
diserahkan bantuan modal usaha sesuai dengan jenis usahanya.
5. Monitoring
Tahapan terakhir Baitul Maal Hidayatullah dan LAZIS Babussalam selaku
mitra kerja sama akan melakukan pengawasan yang bertujuan mengetahui
bagaimana perkembangan usaha dan peningkatan pendapatan mustahik.
Semua tahapan ini sangat berperan penting agar program berjalan dengan
baik dan dana yang ada dapat disalurkan secara efektif sesuai dengan
peruntukannya.
b. Cara menyelesaikan masalah
Cara yang dilakukan oleh LAZ Baitul Maal Hidayatullah dalam menghadapi
masalah dalam pelaksanaan program mandiri terdepan adalah melakukan promosi
(penawaran) kepada para donatur atau mitra yang bersedia membantu
terlaksananya program mandiri terdepan (baik bantuan dalam segi dana dan
bantuan dari segi tenaga).47
Hal tersebut dilakukan karena minimnya dana untuk program mandiri
terdepan. Maka dilakukanlah promosi (penawaran) program kepada para donatur
atau mitra untuk membantu dalam mensukseskan program mandiri terdepan.
47
Wawancara dengan Bapak Muhammad Nashir selaku Manajer Program dan Pendayagunaan
di kantor pusat BMH Kalibata Office Park Jakarta pada tanggal 13 April 2017.
59
c. Hasil program mandiri terdepan
Dari analisis program mandiri terdepan bahwa tingkat efektivitasnya dalam
kesejahteraan para mustahik sangat baik, hal ini ditemukan dengan menggunakan
beberapa tolak ukur efektivitas yang mengacu pada teori Ni Wayan Budiani yang
terbagi dalam 4 aspek atau variabel, yakni:
1. Ketepatan Sasaran
2. Sosialiasi Program
3. Tujuan Program
4. Pemantauan (Monitoring)
Tabel. 4.1
Tolak Ukur Efektivitas Program
Ketepatan
Sasaran
Sosialisasi
Program
Tujuan Program Pemantauan
Target
Mustahik :
Memberdayakan
10 mustahik
(pedagang) di
Kecamatan
Pulogadung
sesuai dengan
mitra LAZ
BMH berada.48
Hasil :
LAZ BMH dan
Sosialisasi
program yang
dilakukan oleh
LAZ BMH
sangat baik
sekaligus juga
ditunjang dengan
dana untuk
sosialiasi
program yang
memadai.
Hasilnya dengan
Mensejahterahkan
mustahik dengan cara
mengangkat
perekonomian
keluarga,
menguatkan sisi
mental-spiritual, dan
manajerial. Serta
mampu menjadi
pelaku usaha yang
mandiri, sejahtera
lahir dan batin,
Pihak LAZ
BMH selama 1
bulan sekali
akan memantau
perkembangan
usaha dan
peningkatan
pendapatan dari
para mustahik
penerima
bantuan modal
usaha.50
48
Wawancara dengan Bapak Muhammad Nashir selaku Manajer Program dan Pendayagunaan
di kantor pusat BMH Kalibata Office Park Jakarta pada tanggal 13 April 2017. 50
Wawancara dengan Bapak Muhammad Nashir selaku Manajer Program dan Pendayagunaan
di kantor pusat BMH Kalibata Office Park Jakarta pada tanggal 13 April 2017.
60
mitra
kerjasamanya
LAZIS
Babussalam
berhasil
memberdayakan
10 mustahik
(pedagang).
sosialisasi yang
terus
digencarkan
sampai tahun
2016 sekitar
1.000 mustahik
berhasil
diberdayakan
melalui program
mandiri
terdepan.49
secara “rupiah”
maupun “ruhaniyah”.
Hasilnya: bersumber
dari wawancara
dengan mustahik.
Perekonomian
keluarga serta aspek
spiritual mereka
mengalami
peningkatan.
Penulis akan memaparkan jumlah mustahik di Kecamatan Pulogadung yang
berhasil diberdayakan melaui program mandiri terdepan beserta jumlah dana
bantuan modal usaha yang diberikan, pada tabel 4.2:
Tabel. 4.2
Daftar Mustahik Penerima Bantuan Modal Usaha Program Mandiri di
Kecamatan Pulogadung
No Nama Alamat KTP Tempat
Usaha
Jenis
Usaha
Besar
Bantuan
1 Subhan Gang Kana
RT/RW
006/015
Pisangan
Timur
Pulogadung
Jakarta
Rawamangun
dan sekitarnya
Rujak
Keliling
Rp 1.500.000
2 Ismat/Lilis Kampung
Kebon Karet
RT 001/002
Cinangka
Ciampea
Bogor
Depan Apotik
Rawamangun
Soto Mie
Bogor
Rp 1.500.000
3 Aminah Kp Warung
Jengkol RT
003/002
Terminal
Pulogadung
Kopi
Keliling
Rp 1.500.000
49
Wawancara dengan Bapak Muhammad Nashir selaku Manajer Program dan Pendayagunaan
di kantor pusat BMH Kalibata Office Park Jakarta pada tanggal 13 April 2017.
61
Rawa Terate
Cakung
Jakarta
Timur
4 Wahono Kp
Rowogatel
RT 01/02,
Begajah,
Sukoharjo
Jawa Tengah
Rawamangun
dan sekitarnya
Bakso
Keliling
Rp 1.000.000
5 Sujono Jl Perikani III
RT 013/003
Cipinang
Pulogadung
Jakarta
Timur
Jl Cipinang
Baru Timur
Soto
Ayam
Surabaya
Rp 1.500.000
6 Ina
Apriyanti
Jatinegara
Kaum RT
002/003
Jatinegara
Kaum
Pulogadung
Jakarta
Timur
Sesuai KTP Risol
Beku
Rp 1.500.000
7 Alimah Jl
Persahabatan
Timur III
Cipinang
Pulogadung
Sesuai KTP Nasi Uduk Rp 1.500.000
8 Mintarsih Cipinang
Baru RT
012/018
Cipinang
Pulogadung
Sesuai KTP Kue dan
Gorengan
Rp 1.500.000
9 Sarmi Jl Ikan Mas
Gg. Buntu
No.2 RT
003/010 Jati
Pulogadung
Jaktim
Sesuai KTP Warung
Kelontong
Rp 1.500.000
62
10 Tariah Jl
Bumiputera
Raya No.2
Pulogadung
Jakarta
Timur
Komplek
Bumiputera
Warung
Nasi
Rp 1.500.000
Wawancara Mustahik
Dari pemaparan atau efektivitas program mandiri terdepan, beberapa
temuan dilapangan bahwa mustahik telah merasakan dampaknya, salah satunya
hasil wawancara dengan Ibu Tariah selaku penerima dana bantuan modal usaha:51
1. Sebelumnya ibu sudah pernah medapatkan bantuan dari LAZ Baitul Maal
Hidayatullah?
“belum, ini yang pertama kalinya”
2. Manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah mendapatkan dana bantuan dari
pihak LAZ Baitul Maal Hidayatullah?
“Alhamdulillah manfaat yang saya rasakan, usaha warung nasi saya
terbantu, yang biasanya cuman bisa masak beberapa lauk untuk dijual,
setelah mendapatkan bantuan saya bisa menambah lauk-pauk, bukan itu aja,
dana bantuan ini sedikit membantu saya untuk membayar hutang tetangga,
dan saya sangat senang sekali mendapatkan bantuan modal usaha ini”
51
Wawancara dengan Ibu Tariah penerima bantuan modal usaha program Mandiri Terdepan
sekitar Masjid Babussalam Kecamatan Pulogadung pada tanggal 15 April 2017.
63
3. Selain pendapatan bapk/ibu meningkat, apalagi yang bapak/ibu rasakan
setelah menjadi bagian program mandiri terdepan?
“Selain pendapatan saya meningkat, aspek religius juga saya rasakan ikut
meningkat. Itu dikarenakan adanya pembinaan spriritual yang diberikan oleh
lembaga kepada kami. Awalnya saya cuman tahu Islam begitu-begitu saja,
setelah mendapatkan pembinaan spiritual (pengajian, majelis taklim, dan
lainnya) saya lebih mengenal Islam lebih dalam lagi. Setelah mendapatkan
pembinaan ini saya jadi rajin jama‟ah dan ikut pengajian”
4. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang LAZ Baitul Maal Hidayatullah?
“Menurut saya lembaga ini sangat bagus sekali ya, karena dapat
membantu para pedagang-pedangang kecil disekitarnya”
5. Bagaiamana perbedaan pedapatan setelah mendapatkan bantuan modal
usaha dari LAZ Baitul Maal Hidayatullah?
“perbedaan yang saya rasakan, jenis lauk pauk saya bertambah, terus
pendapatan saya naik, yang dulunya saya cuman bisa dapet Rp 300.000 -
Rp 400.000 nah setelah saya dapet bantuan dari LAZ Baitul Maal
Hidayatullah pendapatan saya naik sekitar Rp 500.000 – Rp 600.000”
6. Mengenai program mandiri terdepan menurut bapak/ibu apakah sudah
berjalan efektif dari sudut pandang bapak/ibu selaku penerima dana
bantuan modal usaha?
64
“Tentu program ini sudah berjalan sangat efektif karena telah membantu
kami para pedagang kecil, pendapatan saya meningkat dan usaha saya juga ikut
berkembang”
7. Apa harapan bapak/ibu kedepannya untuk program mandiri terdepan ini?
“Harapan saya, kalau bisa saya diberikan dana bantuan lagi dan dengan
jumlah yang agak dinaikkan sedikit. Misalnya 1 orang dapet dana bantuan Rp
2.500.000 gitu, kalau bisa”
Wawancara selanjutnya dengan Bapak Wahono, Bapak Sujono, Ibu Mintarsih,
dan Bapak Ismat52
Pada hasil wawancara ini sama halnya dengan apa yang diutarakan oleh Ibu
Tariah, baik itu Bapak Wahono, Bapak Sujono, Bapak Ismat, dan Ibu Mintarsih
sama-sama merasakan bahwa program mandiri terdepan sangat membantu mereka
dalam memperoleh bantuan modal usaha. Selain itu pendapatan mereka setelah
memperoleh bantuan modal usaha mengalami peningkatan, yang dapat dilihat
pada tabel 4.3. Para mustahik juga berharap agar tahun selanjutnya diberikan
bantuan kembali dengan jumlah bantuan yang lebih besar.
52
Wawancara dengan Bapak Wahono, Bapak Sujono, Ibu Mintarsih, dan Bapak Ismat penerima
bantuan modal usaha program Mandiri Terdepan sekitar Masjid Babussalam Kecamatan
Pulogadung pada tanggal 15 April 2017.
65
Tabel. 4.3
Hasil Peningkatan Pendapatan Mustahik Program Mandiri Terdepan
No Nama Musathik Program
Mandiri Terdepan
Pendapatan Sebelum Pendapatan Sesudah
1. Ibu Tariah (Warung Nasi) Rp 300.000 sampai
Rp 400.000
Rp 500.000 sampai
Rp 600.000
2. Ibu Mitarsih (Kue dan
Gorengan)
Rp 150.000 sampai
Rp 200.000
Rp 250.000 sampai
Rp 400.000
3. Bapak Sujono (Soto Ayam
Surabaya)
Rp 300.000 sampai
Rp 500.000,-
Rp 600.000 sampai
Rp 750.000
4. Bapak Wahono (Bakso
Keliling)
Rp 450.000 sampai
Rp 500.000
Rp 650.000 sampai
Rp 800.000
5 Bapak Ismat (Soto Mie
Bogor)
Rp 300.000 sampai
Rp 400.000
Rp 500.000 sampai
Rp 650.000
(Sumber: Wawancara Pribadi Dengan Mustahik Program Mapan LAZ BMH)
Pada progam ini para mustahik selain pendapatannya meningkat, sisi
religiusnya pun ikut meningkat. Karena mendapatkan pembinaan spiritual oleh
pihak LAZ Baitul Maal Hidayatullah dan LAZIS Babussalam, dan pembinaan ini
wajib diikuti para penerima bantuan modal usaha.
66
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan dana zakat pada LAZ Baitul Maal Hidayatullah lebih
difokuskan pada hal komsumtif. Sedangkan untuk dana infak dan sedekah
disalurkan dalam beberapa program yakni program dakwah, sosial dan
kemanusian, pendidikan dan ekonomi atau lebih banyak dan beragam
pendistribusiannya dikarenakan penerimaan dana infak dan sedekah lebih
besar daripada dana zakat.
2. Model yang dilakukan pada program mandiri terdepan ialah memberikan
dana bantuan modal usaha, yang bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan dan meningkatkan sisi spiritual para mustahik . Dengan skema
pemberian dana bantuan qardhul hasan yakni pinjaman yang berjangka
waktu, bantuan ini hanya dilakukan sekali tidak terus-menerus seperti pada
bantuan program lainnya dan juga diberikan pembinaan mengenai agama
bagi para mustahik dan bersifat wajib diikuti.
3. Program mandiri terdepan berjalan dengan efektif, karena telah berhasil
meningkatkan kesejahteraan para mustahik. Dengan dibuktikannya
pendapatan mustahik meningkat dan usaha dari para mustahik mampu
berkembang. Sedangkan dalam mengatasi kendala pelaksanaan program
mandiri terdepan, pihak lembaga melakukan promosi (penawaran) kepada
67
para donatur baik itu individu, perusahaan dan lembaga-lembaga keuangan
seperti bank dan lainnya. Salah satunya melakukan kerjasama dengan
LAZIS Babussalam (dalam segi tenaga) sedangkan dana tetap berasal dari
LAZ Baitul Maal Hidayatullah
B. SARAN
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis harus memberikan beberapa
saran untuk pihak LAZ Baitul Maal Hidayatullah, sebagai berikut:
1. LAZ Baitul Maal Hidayatullah, diharapkan memberikan sedikit kontribusi
dari perolehan dana zakat untuk diproduktifkan. Seperti halnya pada dana
infak dan sedekah yang disalurkan pada segi konsumtif dan produktif.
2. Dana bantuan modal usaha untuk para mustahik, tahun selanjutnya lebih
ditingkatkan lagi. Sesuai dengan harapan para mustahik penerima bantuan
modal usaha melalui program mandiri terdepan di Kecamatan Pulogadung.
3. Untuk menambah jumlah mitra kerjasama di DKI Jakarta dalam
pendayagunaan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang bersifat
produktif.
68
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran al-Karim.
Abbas, Anwar, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Fakultas Syariah dan Hukum :
Jakarta, 2009.
Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, Jakarta: Yayasan
Swarna Bhumy, 1995.
Ali, Muhammad, Kamus Besar Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka
Amani, 2005.
Ali, Nuruddin Mhd., Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal, Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2006.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2007.
Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Pemberdayaan Zakat, Panduan Zakat
Praktis, Jakarta: CV. Sinergy Mutlisarana, 2013.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Model Pengelolaan Zakat,
Jakarta: CV. Sinergy Mutlisarana, 2012.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Model Pengelolaan Zakat,
Jakarta: CV. Sinergy Mutlisarana, 2012.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, ZAKAT COMMUNITY
DEVELOPMENT Model Pengembangan Zakat, Jakarta: CV. Sinergy
Mutlisarana, 2013.
Drajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Hafidhuddin, Didin, Agar Harta Berkah dan Bertambah, Jakarta: Gema Insani
Press, 2007.
____________, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002.
Majalah BAZNAS edisi September Tahun 2016.
Majalah Company Profile Baitul Maal Hidayatullah tahun 2017.
Mufraini, M. Arief, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Jakarta: Kencana, 2012.
Muhamad & Ridwan Mas‟ud, Zakat & Kemiskinan: Instrumen Pemberdayaan
Ekonomi Umat, Yogyakarta: UII Press, 2005.
69
Nourmalinda, “PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK PROGRAM
BANTUAN BIAYA TUNGGAKAN SEKOLAH DI BAZIS PROVINSI DKI
JAKARTA”, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Rais, Isnawati, Muzakki dan Kriterianya Dalam Tinjauan Fikih Zakat, Majelis
Ulama Indonesia Pusat, Jurnal Al-Iqtishad, Vol. 1, No. 1, Januari 2009.
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1998.
Sanusi, Muhammad, The Power of Sedekah, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2009.
Sari, Elsi Kartika, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta: Grasindo, 2006.
Shadily, A.B. Pridodgdo Hasan, Ensiklopedia Umum, Yogyakarta: Kanisius,
1990.
Shadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1990.
Sondang P. Siagian, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi,
Jakarta: CV Haji Mas Agung, 1990.
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: CV.
Alfabeta, 2009.
Undang-Undang No. 11 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.
Wawancara dengan Bapak Bati Andolo selaku bagian Satuan Internal Audit dan
Kesekretariatan di kantor pusat BMH Kalibata Office Park Jakarta, pada
tanggal 24 Maret 2017.
Wawancara dengan Bapak Muhammad Nashir selaku Manajer Program dan
Pendayagunaan di kantor pusat BMH Kalibata Office Park Jakarta, pada
tanggal 13 April 2017.
Wawancara dengan Bapak Wahono, Bapak Sujono, Ibu Mintarsih, dan Bapak
Ismat penerima bantuan modal usaha program Mandiri Terdepan sekitar
Masjid Babussalam Kecamatan Pulogadung pada tanggal 15 April 2017.
Wawancara dengan Ibu Tariah penerima bantuan modal usaha program Mandiri
Terdepan sekitar Masjid Babussalam Kecamatan Pulogadung pada tanggal
15 April 2017
www.bmh.co.id diakses pada tanggal 30 Maret 2017
70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
71
Pedoman Wawancara Narasumber LAZ Baitul Maal Hidayatullah
Nama : Salim Waton
NIM : 1113046000050
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Ekonomi Syariah
Narasumber : Muhammad Nashir, S. HI
Jabatan : Manajer Program dan Pendayagunaan Periode 2016 s.d 2017
Tempat : Kantor LAZ Baitul Maal Hidayatullah (Kalibata Office Park)
Alamat : Jl. Raya Pasar Minggu No. 21 Kalibata Jakarta Selatan
Tanggal : 13 April 2017
Waktu : 09.30 – 10.00 WIB
1. Bagaimana fokus pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah
di LAZ Baitul Maal Hidayatullah?
Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah dalam mengelola dana
zakat lebih terfokuskan dan didistribusikan dalam segi konsumtif
semata, berbeda dengan dana infak dan sedekah yang mana
didistribusikan kedalam beberapa program seperti program pendidikan,
dakwah, sosial dan kemanusiaan dan ekonomi hal ini dikarenakan
jumlah penerimaan dana infak dan sedekah dari tahun ketahun yang
lebih besar ketimbang dana zakat
2. Kenapa dana zakat didistribusikan secara konsumtif tidak
diproduktifkan?
Alasan kami dalam hal ini LAZ Baitul Maal Hidayatullah
mendistribusikan dana zakat secara konsumtif karena di Al-Quran
sendiri dana zakat diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari para mustahik dan juga di dalam Undang-Undang Zakat dijelaskan
untuk memenuhi kebutuhan primer dalam hal ini kebutuhan sehari-hari,
namun LAZ Baitul Maal Hidayatullah pada tahun 2017 akan
72
menyalurkan dana zakat pada segi dana produktif pada program baru
yakni Cluster Mustahik dalam hal ini pemberdayaan mustahik melalui
usaha pertenakan dan juga menggalakkan program da‟i preneur.
3. Program unggulan dari LAZ Baitul Maal Hidayatullah itu apa?
Program yang paling diunggulkan oleh BMH ialah program Dakwah
dan Pendidikan, program ini menjadi unggulan karena LAZ Baitul Maal
Hidayatullah terbentuk dari lingkungan pesantren dan berbasis
organisasi masyarakatIslam dan juga melihat kondisi pendidikan di
Indonesia yang kurang maka dari itu kedua program ini menjadi
program unggulan.
4. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program mandiri terdepan?
Mekanisme yang dilakukan oleh LAZ Baitul Maal Hidayatullah dalam
pelaksanaan program mandiri terdepan ini melalui beberapa tahapan,
diantaranya: maping wilayah pelaksanaan program, survei mustahik,
evaluasi hasil survei, pengarahan dan penyerahan modal bantuan
kemudian evaluasi monitoring. Ke semua tahapan-tahapan ini dilakukan
agar dana yang ada dapat tersalurkan dengan baik dan efektif sesuai
dengan tujuan dari program mandiri terdepan itu sendiri.
5. Program mandiri terdepan ini dijalankan di wilayah mana saja
untuk di DKI Jakarta?
Program ini terakhir dilaksanakan di wilayah sekitar pasar minggu dan
tebet pada tahun 2013 dan pada tahun 2016 program ini kembali
berjalan di sekitar Kecamatan Pulogadung. Hal ini dikarenakan ada
salah satu LAZIS yang bekerja sama dengan kami pada tahun 2015
yakni LAZIS Babussalam, maka dari itu LAZ BMH sekalian
menggalakkan kembali program mandiri terdepan dengan jumlah
mustahik sebanyak 10 mustahik. Dikarenakan masih pada tahap
pemulihan karena sudah lama tidak dilakukan program ini untuk di
Jakarta maka dari itu kami hanya menberdayakan mustahik dengan
jumlah 10 orang dengan jenis usaha yang berbeda-beda.
73
6. Syarat untuk mengajukan bantuan modal usaha pada program
mandiri terdepan itu apa saja?
Syarat administrasinya adalah fotocopy ktp, fotocopy kartu keluarga
serta surat keterangan tidak mampu. Setelah ini pihak lembaga akan
mensurvei lokasi dan jenis usaha mustahik. Jika lulus survei maka
mustahik tersebut akan diberikan bantuan modal usaha yang jumlahnya
sebesar Rp 1.000.000 s.d Rp 2.000.000 jumlah bantuan modal usaha ini
tergantung dari jenis usaha dan kemapuan mustahik untuk
mengembalikkan dana pinjaman ini. Dikarenakan pada program mandiri
terdepan menggunakan sistem akad Qardhul Hasan. Namun jika
ditengah perjalanan mustahik terdapat kendala untuk mengembalikkan
dana tersebut maka mustahik akan dihapus beban dan akan diberikan
bantuan kembali sesuai dengan bantuan yang dibutuhkan oleh mustahik.
7. Tujuan dari program mandiri terdepan ini apa?
Tujuan dari program mandiri terdepan ini adalah meningkatkan
pendapatan dari para mustahik dan juga meningkatkan dalam segi
spiritual mereka. Jadi tingkat pendapatan mustahik meningkat (rupiah)
dan tingkat segi spiritual baik itu akidah dan akhlak mustahik meningkat
pula (ruhuniyah)
8. Selain di pulogadung dimana saja program ini dijalankan?
ada di daerah Luwuk, Banggai (Sulteng), Pondok Ranji Tang-sel,
Soreang Bandung, Denpasar, Depok dan Bogor, Pulogadung (Jak-Tim),
Balikpapan (bantuan peralatan hidroponik serta mendatangkan pelatih
atau instruktor dalam perawatan dan penggunaan alat hidriponik sebagai
alat bantu bercocok tanam warga, Makassar bantuan modal usaha jahit
sebesar 2,5 juta.
9. Kenapa dana untuk program mandiri terdepan di Pulogadung
sangat sedikit disalurkannya?
Dikarenakan program ini juga sudah dilaksanakan ditempat yang lain
sesuai apa yang sudah saya beritahukan ke mas daerah-daerah mana saja
74
dan juga program ini baru digalakkan kembali untuk cakupan Jakarta
maka lembaga baru menyalurkan dana sebesar itu dan jumlah mustahik
hanya 10. Jika memang sangat terbantu dan berhasil maka tahun depan
akan kami adakan kembali apalagi sekarang kami sudah memiliki mitra
kerjasama di sana. Jadi lebih memudahkan kami (LAZ BMH) dalam
menjaring dan mendistribusikan dana baik itu zakat dan infak untuk
program mandiri terdepan.
10. Bagaimana cara menyelesaikan masalah atau kendala dalam
pelaksanaan program mandiri terdepan?
Dalam menyelesaikan masalah dari pelaksanaan program mandiri
terdepan, pihak lembaga melakukan sebuah promosi (penawaran)
kepada para donatur baik itu individu, perusahaan, lembaga keuangan
serta lembaga zakat atau lembaga sosial lainnya yang ingin
berpartisipasi dalam mensukseskan program mandiri terdepan. Namun
yang paling berkontribusi adalah para donatur sedangkan mitra (member
of bmh) hanya sebatas menjaring atau mencari mustahik yang sesuai
dengan kriteria dan peraturan yang sudah dibuat oleh LAZ Baitul Maal
Hidayatullah. Para mustahik tersebut memang layak untuk diberdayakan
baik dari segi rupiah dan ruhuniyahnya
75
Pedoman Wawancara Mustahik Program Mandiri Terdepan
Nama : Salim Waton
NIM : 1113046000050
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Ekonomi Syariah
Mustahik : Ibu Tariah
Jenis Usaha : Warung Nasi
Tempat : Sekitar Masjid Babussalam Rawamangun Kec. Pulogadung
Tanggal : 15 April 2017
Waktu : 10.30 – 10.45 WIB
1. Sebelumnya ibu pernah mendapatkan bantuan dari LAZ Baitul
Maal Hidayatullah?
Belum pernah mas, ini saya yang pertama kali mendapatkan bantuan
dari LAZ Baitul Maal Hidayatullah
2. Selain mendapatkan bantuan dari LAZ Baitul Maal Hidayatullah
sebelumnya-sebelumnya ibu pernah mendapatkan bantuan dari
lembaga zakat lain?
Alhamdulillah pernah mas, kalau tidak salah tahun kemaren saya dapet
bantuan dari Rumah Zakat untuk dana pendidikan anak saya mas.
Lumayan bantuannya cukup untuk biaya dan peralatan untuk sekolah
mas
3. Manfaat yang ibu rasakan setelah mendapatkan dana bantuan
usaha dari LAZ Baitul Maal Hidayatullah itu seperti apa?
Alhamdulillah manfaat yang saya rasakan itu, usaha warung nasi saya
terbantu, yang biasanya cuman bisa masak beberapa lauk untuk dijual
setelah mendapatkan dana bantuan modal dari LAZ Baitul Maal
Hidayatullah saya bisa menambah lauk-pauk untuk dijual. Bukan itu
saja dana bantuan ini juga membantu saya dalam melunasi hutang ke
76
tetangga dan juga membantu dalam membayar kontrakan. Saya sangat
senang mendapatkan bantuan ini.
4. Bagaimana menurut ibu mengenai LAZ Baitul Maal Hidayatullah?
Menurut saya lembaga ini sangat bagus sekali saya, meskipun saya
masih kurang begitu mengenal lembaga zakat ini, karena dalam
membantu para pedagang kecil ini dengan maksimal yakni diberikan
pembinaan usaha diberikan pembinaan mengenai agama juga jadi
komplit dan bagus dah. Maju terus LAZ Baitul Maal Hidayatullah
5. Bagaiaman perbedan pendapatan setelah
Perbedaan yang cukup saya rasakan adalah pendapatan saya meningkat
yang biasanya saya cuman dapet sekitar Rp 300.000 – Rp 400.000
setelah dapat bantuan dari BMH pendapatan saya naik jadi sekitar Rp
500.000 – Rp 600.000 alhamdulillah dengan naiknya pendapatan saya
itu, bisa membantu semua keperluan biaya sehari-hari saya, baik biaya
untuk uang kontrakan, uang sekolah anak dan uang jajan anak dan untuk
nutup hutang ke tetangga.
6. Selain pendapatan ibu meningkat, apa yang ibu rasakan setelah
menjadi bagian dari program mandiri terdepan?
Selain pendapatan saya naik, nilai spiritual dan sosial saya ikut naik
juga, karena saya dana para penerima bantuan modal yang lain diberikan
pembinaan spiritual dari LAZ Baitul Maal Hidayatullah, yang mna
binaan itu dilakukan selama 1 bulan sekali di Masjid Babussalam
dengan narasumber yang berbeda-beda tiap bulannya dan dengan tema-
tema yang bervariasi, dan proses pembinaan ini bersifat wajib. Saya dan
rekan-rekan yang lain tidak merasa keberatan atau terbebani karena
pembinaan tersebut adalah baik untuk kami juga kedepannya. Di dalam
pembinaan ini kami diajarkan serta diberikan arahan serta nasihat
mengenai agama Islam secara lebih luas dan mudah dipahami. Jadi kami
sangat menikmatinya. Dengan sering mengikuti pengajian atau
pembinaan ini saya semakin rajin untuk beribadah baik itu sholat
77
berjamaah dan juga mengerjakan ibadah-ibadah sunnah, dan hal ini juga
tak lepas dari pengawasan dari pihak lembaga yang sangat baik dan
perhatian akan perkembangan aspek religi para mustahiknya.
7. Menurut ibu apakah program mandiri terdepan sudah berjalan
dengan efektif?
Menurut ibu sih program ini sudah berjalan dengan baik dan efektif
pastinya, karena sudah bisa membantu ekonomi keluarga saya dan
ekonomi penerima bantuan yang lain. Selain itu juga pengawasan dan
sikap yang ramah dari pihak lembaga memberikan nilai tambah bagi
kami.
8. Harapan ibu kedepannya mengenai program mandiri terdepan itu
apa?
Harapan saya semoga tahun-tahun selanjutnya saya bisa dibantu lagi
baik bantuan modal usaha atau bantuan lainnya dengan jumlah yang
lebih dinaikkan lagi. Misalnya satu orang mendapatkan bantuan dana
sebesar Rp 2.500.000 gitu, kalau bisa. Kalau bisa alhamdulillah kalau
tidak bukan rejeki.
9. Mengenai pengembalian dana bantuan ini, itu bagaimana bu?
(karena dana bantuan inikan bersifat pinjaman lunak, itu
skemanya bagaimana ya bu?)
Oh mengenai hal itu, pihak lembaga sangat membebaskan kami dalam
masalah pengembalian dana pinjaman tersebut, alias semampu kita dan
seadanya rejeki kita. Pihak lembaga tidak terlalu memaksa harus ini dan
itu, pihak lembaga lebih mengedepankan tentang perkembangan usaha
dan kesejahteraan kami. Jadi gitu mas.
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88