KAJIAN EKSPERIMENTAL SLING PUMP KERUCUTMENGGUNAKAN WATER SWIVEL JOINT SEBAGAI PENGGANTI ROTARY SEAL
DENGAN VARIASI KECEPATAN PUTAR
Awet Setiawan 20120130138Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Teknik Mesin, Yogyakarta 55138, Indonesia
AbstractSumber energi terbarukan di Indonesia perlu dioptimalkan, sehingga pemakaian energi fosil yang berlebihan
dapat diminimalisir. Salah satu pemanfaatan energy terbarukan adalah energi air. Aliran air dapat dimanfaatkan sebagai penggerak sling pump, yaitu pompa dengan konstruksi rangka tabung atau kerucut yang memiliki komponen propeller untuk mengkonversi aliran sungai menjadi energi putaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi unjuk kerja sling pump dengan memvariasikan putaran dan mendapatakan hasil yang optimal dengan mengganti water mur dari penelitan terdahulu dengan water swivel joints.
Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium menggunakan selang plastik dengan diameter 3/4” yang dililitkan pada rangka sling pump .Kecepatan putar (rpm) sling pump dibuat variasi yaitu 30, 40, dan 50 rpm, panjang pipa dilevery 6 m dengan ketinggian dilevery adalah 2 m, dan presentase pencelupan konstan 80%, Kemudian sling pump diputar menggunakan motor listrik. Data yang diperoleh adalah dabit air yang keluar dan tekanan, dan perhitungan aliran menggunakan aliran 1 fase.
Pada pengujian ini diperoleh debit air yang dihasilkan oleh sling pump dengan vairiasi kecepatan putar (rpm) menghasilkan debit air optimum yaitu 7 liter/menit. Seta dari hasil pengujian diketahui bahwa, Penggunaan water swivel joint memiliki debit air yang lebih besar dibandingkan sling pump yang menggunakan water mur.
Keywords: Sling pump , water swivel joint, rpm, energi terbarukan.
1. PendahuluanEnergi fosil yang sering kita pakai sehari-hari
semakin lama semakin berkurang atau menipis. Karena banyaknya pemakaian yang tidak terkontrol sehingga menimbulkan kelangkaan atau bahkan habis sama sekali. Untuk itu sekarang perlu dipikirkan adanya energi alternatif untuk pengganti dari energi yang biasanya sering dipakai . Paradigma bahwa manusia sangat tergantung dengan energi listrik dan minyak bumi sudah begitu kuat, sehingga tidak banyak orang tahu kalau pengembangan energi terbarukan sudah banyak dikembangkan dan mulai diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Salah satu pemanfaatan energy terbarukan adalah energi air pada aliran sungai, yang dimanfaatkan sebagai penggerak sling pump, yaitu pompa alternatif energi terbarukan yang kontruksinnya terdiri dari lilitan selang yang melilit pada rangka. Pada bagian depan rangka tersebut terdapat komponen propeller yang berfungsi sebagai pengubah (konversi) energi kinetik aliran sungai menjadi energi putaran. Efek dari putaran propeller, menyebabkan lilitan selang merauk air terus-menerus sehingga timbul gaya tekan dan laju aliran massa air di sepanjang lilitan selang. Akibatnya, air dapat berpindah dari tempat yang elevasinya rendah ke tempat yang elevasinya lebih tinggi melalui sebuah pipa delivery.
Penelitian tentang sling pump terus dilakukan guna memperoleh kinerja optimal. Sebelumnya unjuk kerja sling pump dengan menggunakan variasi Kecepatan Putar sling pump dan variasi persentase pencelupan sling pump 50%, 60%, 70%, 80%, pernah diteliti oleh Kurniawan (2015) pada pengujian ini
diperoleh debit yang dihasilkan semakin bertambah pada kecepatan putar 30 dan 40 rpm. Serta debit optimal pada kecepatan 50 rpm dengan kondisi pencelupan 50% yaitu sebesar 4,71 liter/menit.
Tugas Akhir ini mengembangkan penelitian unjuk kerja sling pump dengan variasi kecepatan putar sling pump dan pengaruh penggunaan water swivel joint sebagai pengganti rotary seal terhadap debit yang dihasilkan . Hal ini dilakukan karena debit yang dihasilkan oleh penelitian sebelumnya masih relatif rendah. Sehingga dengan pergantian rotary seal menggunakan water swivel joint, kecil kemungkinan terjadinya kebocoran, dan diharapkan akan meningkatkan head dan debit yang dihasilkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah:1. Mengevaluasi unjuk kerja sling pump dengan
pergantian rotary seal menggunakan water swivel joint.
2. Mengidentifikasi debit air yang optimal dengan variasi kecepatan putar dengan kondsi pencelupan sling pump konstan.
3. Membandingkan debit yang dihasilkan terhadap penelitian serupa yangpernah dilakukan.
2. Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori2.1. Kajian Pustaka
Penelitian tentang sling pump pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya skala laboratorium tipe kerucut yaitu dengan variasi kecepatan putaran 30, 40, 50 rpm, dan persentase pencelupan .
1
Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil pada sling pump tipe kerucut dengan variasi kecepatan putaran hasil optimal terjadi pada putaran 50 Rpm yaitu dengan debit 2,5 liter/menit (Rakhman, 2009). Kurniawan (2015) prnah melakukan penelitian unjuk kerja sling pump jenis kerucut menggunakan variasi kecepatan putar sling pump 30, 40, dan 50 rpm dengan kondisi pencelupan 50% sampai 90%. Dari hasil penelitian diketahui debit optimal terjadi pada kecepatan 50 rpm dengan kondisi pencelupan 50% yaitu sebesar 4,71 liter/menit.
Pada penelitian yang pernah dilakukan dengan menggunakan water mur sebagai rotary seal, debit dan Head yang di hasilkan kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh kebocoran yang terjadi pada water mur. Rotary seal berfungsi menghubungkan putaran Sling Pump ke Pipa delivery yang tidak berputar. Oleh sebab itu dalam penelitian ini digunakan water swivel joint untuk mengganti penggunaan water mur sebagai roraty seal serta membandingkan pengaruh kecepatan putar sling pump terhadap debit yang dihasilkan dan membandingkan hasil dengan penelitian sebelumnya.2.2. Dasar Teori
Pada kisaran tahun 287–212 SM, seorang yang bernama Archimedes menemukan sebuah piranti untuk memindahkan air dari danau ke saluran irigasi pertanian Syiracuse di Sicily. Alat ini kemudian dikenal dengan sebutan “Archimedean Screw Pumps”. (Wikipedia).
Prinsip kerja Archimedean Screw Pump adalah dengan putaran ujung engkol, maka air akan naik dari daerah yang elevasinya rendah ke daerah yang elevasinya lebih tinggi.
Gambar 2.1. Arhimedean screw pump(Sumber:oliversalt.wordpress.com)
a. Sling PumpBerdasarkan prinsip kerja Arhimedean screw
pump, diperlukan beberapa modifikasi untuk memperoleh suatu pompa yang bersifat non konvensional namun tidak memerlukan energi listrik. Modifikasi ini terfokus pada penggantian ulir pipa pompa dengan lilitan selang yang dililitkan ke rangka pompa dan penggantian poros engkol pompa dengan sebuah propeller. Pompa ini memerlukan energi aliran untuk memutar propellernya. Oleh karena itu, hasil modifikasi pompa ini hanya dapat diaplikasikan pada air yang mengalir sepanjang waktu seperti sungai.
Gambar 2.2. Kerangka sling pump jenis kerucut(Sumber: www.jtminvest.se/slingpump.htm)
Sling pump memiliki beberapa kelebihan yaitu konstruksi sling pump sederhana, mudah perawatan, jumlah komponen sedikit, biaya murah, pengoperasiannya aman dan mampu beroperasi terus menerus selagi ada aliran sungai. Sedangkan kekurangan sling pump yaitu debit yang dihasilkan relatif kecil, debit yang dihasilkan tergantung oleh kecepatan arus sungai, dan relatif digunakan untuk head yang rendah.b. Water Swivel Joint
Pengunaan Water Swivel Joint merupakan komponen penting dalam industry pengeboran. Swivel terletak pada bagian paling atas dari rangkaian pipa bor Alat ini mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Memberikan perpaduan gerak vertikal dengan gerak berputar dapat bekerja bersama-sama.
b. Untuk meneruskan aliran lumpur dari alat yang tidak bergerak ke peralatan yang bergerak pada rangkaian pemboran.
c. Kecepatan AliranKecepetan aliran air didalam pipa dapat
dihitung dengan terlebih dahulu menghitung debit aktual rata-rata dan luas penampangnya, yang dimana rumus debit aktual rata-rata:
Q=∑Q
n
Luas penampang pipa (A) adalah:
A=14×π×d2
Dengan demikian kecepatan aliran (v) air dapat
dihitung menggunakan rumus:v=Q
A
d. Aliran Laminar Dan TurbulenAliran laminar adalah suatu aliran fluida yang
sifat alirannya cenderung stabil. Aliran laminar akan mengalami ketidakstabilan ketika memiliki viskositas dan kecepatan tinggi. Pada kondisi ini, aliran akan cenderung menjadi aliran turbulen.
Re < 2300 = Laminar2300 < Re < 4000 = TransisiRe > 4000 = Turbulen
Red=ρ .v .d
μdengan, - v : Kecepatan aliran (m/s)
2
-ρ : Massa jenis ( kg/m3)-μ : Viskositas dinamik (kg/m.s)- Red : Bilangan Reynolds- d : Diameter dalam pipa (m)
f. Persamaan KontinuitasAliran fluida internal tak mampu mampat atau
incompressible adalah aliran di dalam suatu garis aliran yang penampangnya berupa kurva tertutup dan massa jenis fludia sepanjang medan aliran adalah tetap (tidak berubah). Persamaan disebut dengan persamaan kontiunitas. Dalam bentuk lain persamaan kontiunitas ini dapat ditulis:
A1 . v1=A2 .v2=Qdengan, - Q : Debit (m3/s)
- v : Kecepatan aliran (m/s2)- A : Luas penampang (m2)
g. Prinsip BernoulliPrinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam
mekanika fluida yang menyatakan bahwa jika pada suatu aliran fluida mengalami peningkatan kecepatan dan ketinggian fluida terhadap suatu referensi maka akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut.
P+ρ gz+ 12
ρv2=tetap
dengan, - v : Kecepatan fluida (m/s) - g : Percepatan gravitasi bumi (m/s2)- z : Ketinggian relatif (m) - P : Tekanan fluida (Pa)
Persamaan di atas, disebut dengan persamaan Bernoulli yang digunakan untuk perhitungan aliran fluida ideal atau tanpa gesekan dan tak mampu mampat atau incompressible. Jika persamaan tersebut dikalikan dengan volum jenis (Spesific Volume) dari suatu fluida atau zat, maka persamaan Bernoulli akan menjadi:
P1
ρ+gz1+
12
v12=
P2
ρ+gz2+
12
v22
Selanjutnya, persamaan tersebut kembali dikalikan dengan percepatan gravitasi (1/g), maka bentuk persaman Bernoulli menjadi:P1
γ+z1+
v12
2 g=
P2
γ+z2+
v22
2 gh. Head Loss
Head loss adalah kehilangan energi mekanik persatuan massa fluida. Sehingga satuan head loss adalah satuan panjang yang setara dengan satu satuan energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu satuan massa fluida setinggi satu satuan panjang yang bersesuaian.
Head loss dapat digolongkan menjadi 2 yaitu: Head loss mayor dan Head loss minor. Kerugian major disebut juga kehilangan energi primer atau kehilangan energi akibat gesekan. Sedangkan Kerugian minor disebut kehilangan energi sekunder atau kehilangan energi akibat perubahan penampang dan aksesoris lainnya. Misalnya terjadi pada pembesaran penampang
(expansion), pengecilan penampang (contraction), dan belokan atau tikungan
Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan sejumlah air seperti yang direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi pompa. Head total pompa dapat ditulis sebagai berikut:
H Pump=ΔPγ
+hL+z+(v2
2−v12)
2 gdengan, - HPump: Head total pompa (m)- z :Perbedaan ketinggian antar titik isap dan titik
keluar (m)- ΔP :Perbedaan tekanan statik (m)- γ : Berat jenis air per satuan volume (N/m3)- hL :Kerugian aliran total dimana [hL = hLMY+ hLM]- v2 : Kecepatan di titik isap (m/s)- v1 : Kecepatan di titik keluar (m/s)
3. Metotologi PenelitihanPada Penelitihan ini dilakukan dengan Air dialirkan
sling pump melalui selang 3/4’’ menuju bak penampung dengan variasi kecepatan putar 30, 40 dan 50 rpm pada kondisi pencelupan sling pump 80% di dalam air dan ketinggian delivery 2 m.
3.1 Alat PenelitianDi bawah ini adalah gambar sling pump skala
laboratorium sebagai alat penelitian.
Gambar 3.1 Sling pump skala laboratoriumSling pump di putar oleh motor listrik sehingga air masuk ke dalam lilitan selang. Kemudian air akan mengalir masuk ke sisi inlet pada manifold segaris, lalu air mengalir ke pipa hollow shaft menuju pipa delivery dengan kecepatan aliran air dan tekanan yang berbeda. Air yang mengalir dari pipa delivery akan mengalir keluar lalu di tamping dengan bak penampungan pada ketinggian 2 meter
3
Gambar 3.2. Skema alat uji sling pump
3.2. Diagram Alir Penelitian
4
Ya
Ya
Semua variasi kecepatan
sudah di uji?
Variasi n = 30, 40, 50 rpm
A
Output data :- Tekanan- Debit
Pengataman dan pengambilan data
Ada kebocoran air ?
Uji kebocoran sambungan pipa
Memasang bagian-bagian sling pump dan mengatur kecepatan putaran sling pump
Input data:- Jumlah inlet : 1- Kecepatan putaran : 30
rpm, 40 rpm, 50 rpm- Jumlah lilitan : 16 lilitan- Diameter selang plastik :
3/4 inchi- Kondisi pencelupan sling
pump : 80% - Panjang pipa delivery : 6
meter- Ketinggian output
delivery : 2 m
Mulai
perakitan water swivel dan pemasangan sambungan pipa delivery
Gambar 3.3. Diagram alir3.3. Prosedur Penelitian3.3.1. Tahap Persiapan Tahap persiapan pada peneitian ini meliputi:
1. Pengecekan kondisi alat-alat yang akan digunakan.
2. Mengatur kecepatan putaran konstan pada posisi kecepatan 30 rpm, 40 rpm, dan 50 rpm.
3. Mengatur jumlah inlet dan lilitan selang yang akan digunakan
4. Mengisi air pengujian kedalam bak penampung dengan variasi kondisi pencelupan 80%.
5. Pengoprasian alat.
Air dialirkan sling pump melalui selang 3/4’’ menuju ke bak penampung pada ketinggian 2 m menggunakan variasi kecepatan putaran 30 rpm, 40 rpm, dan 50 rpm dengan kondisi pencelupan sling pump 80% di dalam air.
3.3.2. Tahap Pengambilan Data
Tahapan pengambilan data dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui tekanan dan debit yang dihasilkan sling pump menggunakan variasi kecepatan putaran 30 rpm, 40 rpm, dan 50 rpm. dengan pencelupan 80% dan ketinggian delivery 2 m.
3.4.3 Tahap Analisa DataDalam penganalisaan data yang akan dilakukan diantaranya:
1. Menghitung nilai kecepatan aliran air (v).2. Menghitung nilai head loss mayor sling
pump (hL,mayor). dan head loss minor sling pump (hL,minor).
3. Menghitung nilai tekanan pada inlet selang (P1).
4. Menghitung nilai debit teoritik sling pump ( Qteoritik ).
5. Plot kondisi pencelupan sling pump vs debit aktual.
6. Plot kondisi pencelupan sling pump vs debit teroritis.
7. Plot kondisi pencelupan sling pump vs tekanan masuk.
8. Pembahasan.4.1 Hasil Pengambilan Data
Data hasil penelitian sling pump skala laboratorium dengan pergantian rotary seal dengan water swivel joint disajikan seperti pada Tabel berikut.
Tabel 4.1 Data hasil pengujian sling pump variasi kecepatan putar 30, 40, dan 50 rpm Pada ketinggian delivery 2 meter.
Pengukuran Debit Sling Pump
Kecepatan Putaran
(rpm)
Jumlah
lilitan selang
Kondisi tercelup sling pump (%)
Tekanan
Indikator (bar)
Debit (Q) (liter/meni
t)
Debit (Q) rata-rata
(liter/menit)
30 16
80
0,1
3,5
3.633,6
3,8
40 16 0,2
6,3
6,36,4
6,2
50 16 0,2
6,8
77
7,2
4.2 Perhitungan Kecepatan AliranPerhitungan kecepatan aliran air sling pump dengan kecepatan putar 30 rpm pada ketinggian delivery 2 m dan kondisi pencelupan 80%.
5
Selesai
A
Hasil penelitian dan kesimpulan
Analisis data :- Menghitung v,h1 ( mayor,minor dan
delivery), pin, Qteoritis
- Pembahasan
6
Dengan rumus dan metode seperti di atas, maka kecepatan aliran air pada putaran 30, 40, dan 50 rpm dengan kondisi pencelupan sling pump 80%, didalam air disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.2. Hasil perhitungan kecepatan air pada putaran 30, 40, dan 50 rpm.
Kecepatan Putar (rpm)
Kecepataan Aliran (m/s)
Pipa Deliver
y(3/4”)
Belokan lekuk panjang (1”)
Pipa (3/4”
)
Pipa
(1”)
Pipa Hollo
w shaft(inch)
Selang
(3/4”)
30 0,21 0,16 0,2 0,12 0,41 0,3
40 0,37 0,28 0,36 0,22 0,76 0,55
50 0,41 0,31 0,40 0,24 0,83 0,6
4.3 Perhitungan Head Kerugian (Head Loss)4.3.1 Head Kerugian Gesek Sebagai Rugi Mayor
Head kerugian gesek sebagai rugi mayor pada kecepatan putar 30 rpm dengan persentase pencelupan sling pump 80%.1. Perhitungan head kerugian pada pipa hollow shaftDiketahui:
- Kecepatan aliran air dalam pipa (v) = 0,41m/s- Panjang selang, L = 12cm = 0,12m
- Diameter dalam pipa, di = 1,5cm = 0,015m- ρ = 996,59 Kg/m3 (Lampiran 1)- µ = 0,000852 Kg/m3 (Lampiran 1)
Dihitung:a. Bilangan reynolds (Re)
Re= ρ×v×dμ
Re=996 , 59 Kg /m .3×0 ,41 m /s×0 ,015 m0 , 000852 Kg /m .s
Re=7893 ,69Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa aliran air pada pipa hollow shaft adalah turbulen karena nilai Re > 4000.
b. Angka kekasaran relatif (k)Untuk pipa galvanized iron dari tabel
angka kekasaran diperoleh angka kekasaran ε = 0,15 mm
k= εd
k=0 ,00015 m0 ,015 m
k=0 ,01 mc. Koefesien gesek (f)
Berdasarkan bilangan Reynolds dan angka kekasaran di atas, maka kerugian gesek (f) diketahui dari diagram Moody sehingga diperoleh kerugian gesek f = 0,04483
d. Head kerugian pada pipa hollow shaft (hl)
hl=0 ,04483× 0 ,12 m0 ,015 m
×(0 ,41m / s)2
(2×9 ,81 m /s2)hl=0 ,00307 m
2. Perhitungan head kerugian pada pipa 1’’Diketahui:- Kecepatan aliran air dalam pipa, v =
0,12m/s- Panjang pipa, L = 15cm = 0,15m- Diameter dalam pipa, di = 1” = 2,8cm =
0,028mDihitung:a. Bilangan Reynolds (Re)
Re= ρ×v×dμ
Re=996 , 59 Kg /m3×0 , 12 m /s×0 , 028 m0 ,000852 Kg /m . s
Re=3930 ,21
7
hl=f × Ld
× v2
(2×g )
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa aliran air pada pipa 1’’ adalah transisi
karena nilai 3930 , 21 < Re > 4000
b. Angka kekasaran relatif (k)Diasumsikan material pipa yang
digunakan adalah plastik, sehingga dari tabel angka kekasaran pada lampiran 3 diperoleh angka kekasaran, ε = 0,0015mm (Streeter, 1985).
k= εd
k=0 ,0000015 m0 ,028 m
k=0 ,00005 mc. Koefisien gesek (f)
Berdasarkan bilangan Reynolds dan angka kekasaran diatas, maka kerugian gesek (f) diketahui dari diagram Moody sehingga diperoleh kerugian gesek f = 0,04017
d. Head kerugian pada pipa 1” (hl)
hl=0 , 04017× 0 ,15 m0 ,028 m
×(0 , 12m /s )2
(2×9 ,81 m /s2 )hl=0 , 000157 m
3. Perhitungan head kerugian pada water swivel 3/4”.Diketahui:- Kecepatan aliran air dalam pipa (v) =
0,2m/s- Panjang pipa, L = 0,42m- Diameter dalam pipa, di = 3/4” = 2,2cm =
0,022mDihitung:
a. Bilangan reynold (Re)
Re= ρ×v×dμ
Re=996 , 59 Kg /m3×0,2 m /s×0 , 022 m0 ,000852 Kg /m . s
Re=5146 ., 70
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa aliran air pada water swivel 3/4’’ adalah turbulen karena nilai Re > 4000.
b. Angka kekasaran relatif (k)Diasumsikan material pipa yang
digunakan adalah plastik, sehingga dari tabel angka kekasaran pada lampiran diperoleh angka kekasaran, ε = 0,0015mm
k= εd
k=0 ,0000015 m0 , 022m
k=0 . 00006 m
c. Koefisien gesek (f)Berdasarkan bilangan Reynolds dan
angka kekasaran di atas, maka kerugian gesek (f) diketahui dari diagram Moody sehingga diperoleh kerugian gesek f = 0,03715.
d. Head kerugian pada pipa water swivel (hl)
hl=0 , 03715× 0 , 42 m0 ,022 m
× (0,2 m /s )2
(2×9 , 81 m /s2 )hl=0 , 000144 m
4. Perhitungan head kerugian pada pipa belokan
panjangDiketahui:- Kecepatan aliran air dalam pipa, v = 0,16m/s- Panjang pipa, L = 6m - Diameter dalam pipa, di = 0,025mDihitung:
a. Bilangan reynolds (Re)
Re= ρ×v×dμ
Re=996 , 59 Kg /m3×0 , 16 m /s×0 , 025 m0 , 000852 Kg /m . s
Re=4678 , 82
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa aliran air pada pipa delivery adalah turbulen karena nilai Re > 4000
b. Angka kekasaran relatif (k)Diasumsikan material pipa yang
digunakan adalah plastik, sehingga dari tabel angka kekasaran pada lampiran 3 diperoleh angka kekasaran, ε = 0,0015mm
k= εd
k=0 ,0000015 m0 ,019 m
k=0 . 000078mc. Koefisien gesek (f)
8
hl=f × Ld
× v2
(2×g )
hl=f × Ld
× v2
(2×g )
Berdasarkan bilangan Reynolds dan angka kekasaran di atas, maka kerugian gesek (f) diketahui dari diagram Moody sehingga diperoleh kerugian gesek f = 0,03818.
d. Head kerugian pada pipa selang (hl)
hl=0 , 03818× 0,3 m0 , 025 m
×( 0 ,16 m /s )2
(2×9 , 81 m /s2)hl=0 ,000597 m
5. Perhitungan head kerugian pada pipa deliveryDiketahui:- Kecepatan aliran air dalam pipa, v = 0,21m/s- Panjang pipa, L = 6m - Diameter dalam pipa, di = 0,022mDihitung:
e. Bilangan reynolds (Re)
Re= ρ×v×dμ
Re=996 ,59 Kg /m3×0 , 21m /s×0 ,022 m0 , 000852 Kg /m . s
Re=5404 ,04
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa aliran air pada pipa delivery adalah turbulen karena nilai Re > 4000.
f. Angka kekasaran relatif (k)Diasumsikan material pipa yang
digunakan adalah plastik, sehingga dari tabel angka kekasaran pada lampiran 3 diperoleh angka kekasaran, ε = 0,0015mm
k= εd
k=0 ,0000015 m0 ,019 m
k=0 . 000078m
g. Koefisien gesek (f)Berdasarkan bilangan Reynolds dan
angka kekasaran di atas, maka kerugian gesek (f) diketahui dari diagram Moody sehingga diperoleh kerugian gesek f = 0,03664.
h. Head kerugian pada pipa delivery(hl)
hl=0 , 03664× 6 m0 , 022m
×(0 , 21m /s )2
(2×9 ,81 m /s2 )
hl=0 ,0224 m
9
hl=f × Ld
× v2
(2×g )
hl=f × Ld
× v2
(2×g )
Head loss mayor pada kecepatan putar 30 rpm dengan kondisi sling pump tercelup 80% di dalam air. Dengan menggunakan langkah yang sama seperti di atas, hasil perhitungan untuk variasi kecepatan lainnya disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.3 Head loss mayor pada kecepatan aliran air pada
ketinggian 2 meter dengan kondisi pengecelupan sling
pump 80% di dalam air dan kecepatan putar 30, 40, 50
rpm.
Kecepatan Putar (rpm)
Head Loss Mayor (hl) (m)
Ʃ Head Loss
Minor (m)
Pipa hollow shaft
Pipa 1’’
Pipa 3/4’’ water swivel
Pipa Delivery
30 0,00307 0,000157 0,000144 0,0224 0,02577
40 0,00987 0,000446 0,000398 0,0597 0,07041
50 0,01169 0,000519 0,000478 0,071 0,08369
4.3.2 Head Kerugian Gesek Sebagai Rugi Minor
Gambar 4.1 Rugi-rugi minor pada sling pumpDiketahui:- Diameter lingkaran besar tirus, D1 = 40cm- Diameter lingkaran kecil tirus, D2 = 13,2cm- Diameter rangka, rr = 0,4cm- Diameter selang, di = 2,505cm- Jari-jari selang, ri = 1,2525cm
Dihitung:
1. Diameter lingkaran besar sling pump (Da)
Da=D1+(2×r r )+(2×d1)
Da=40 cm+(2×0,4 cm)+(2×2 ,505 cm)
Da=45 ,81 cm
1. 2.
Diameter lingkaran kecil sling pump (Db)
Da=D2+(2×rr )+(2×d1)Da=13 ,2 cm+(2×0,4 cm)+(2×2 ,505 cm)Da=19 , 01 cm
3. Diameter rata-rata sling pump
Da=Da+ Db
2 Da=
45 , 81cm+19 , 01 cm2
Da=32 ,41cm
4. Jari-jari rata-rata sling pump ( R )
R=D2
R=32, 41cm2
R=16 ,205 cm5. Jari-jari rata-rata lengkung sumbu belokan
pada sling pump (R)D=R−ri
D=16 ,205 cm−1252 cmD=14 ,952 cm
Head loss minor pada putaran 30 rpm dengan kondisi
sling pump tercelup 80% di dalam air.
1) Perhitungan rugi minor pada lilitan selang plastik
Diketahui:-
Kecepatan aliran air pada selang = 0,3m/s-
Diameter selang (di) = 0,0175m-
Jari-jari rata-rata sling pump = 16,205cm
10
Lilitan selang diasumsikan sebagai elbow 900,
dengan bilangan Reynolds adalah:
Re=ρ×v1×D
μ
Re=996 , 59 kg
m3×0,3 m
s×0 , 0175 m
0 , 000852 kgms
Re=6140 , 95
Karena bilangan Re > 4000, maka alirannya
adalah turbulen, sehingga dengan mengasumsikan
selang adalah pipa plastik, dari diagram Moody di
dapat faktor nilai kekasaran (k) selang adalah:
k= εd
k=0 ,0000015 m0 ,0175 m
k=0 . 000085m
Berdasarkan bilangan Reynolds dan
angka kekasaran (k) di atas, maka kerugian gesek
(f) diketahui dari diagram Moody sehingga
dipeoleh kerugian gesek, f = 0,035
Dengan menggunakan gambar (2.16)
panjang ekuivalen didapat harga Le/D adalah:Le
d=16 ,205 cm
1 , 905 cmLe
d=18 ,506 cm
Dari gambar (2.16) perbandingan panjang
ekuivalen selang didapatkan harga Le/D:
Harga koefisien tahanan lilitan selang sebagai fungsi bilangan Reynolds yaitu:
K=fLe
DK=0 , 035×25
K=0 ,875Harga K diatas, adalah K untuk
seperempat lilitan selang. Untuk harga koefisien tahanan seluruh lilitan selang adalah sebagai berikut:
∑ K total=K×N×4
Dimana :Ktotal :Koefisien tahan seluru lilitan selang.K :Koefisien tahanan untuk ¼ lilitan selang.N :Jumlah lilitan selang pada sling pump.
∑ K total=0 , 825×16×4∑ K total=56
Kerugian aliran disepanjang lilitan selang adalah:
hLM=K× v2
(2×g )
hLM=56×(0,3 m/ s )2
(2×9 ,81 m /s2 )hLM=0 ,25 m
2) Perhitungan head kerugian pada belokan permukaanselang.Diketahui:
- Belokan diasumsikan sebagai jenis belokan siku lekuk panjang, dimana menurut tabel koefisien kerugian tinggi-tekan diperoleh nilai K = 2,2 (Streeter, 1985).
- Kecepatan air, v = 0,3m/s.Dihitung :Head kerugian pada belokan permukaan sling pump (hl)
hl=K× v2
2 g
hl=0 , 60×(0,3 m /s )2
(2×9 , 81 m /s2 )hl=0 ,00275 m
11
Le
D=25
3) Perhitungan head kerugian pada belokan didalam sling pump.Diketahui :
- Belokan diasumsikan sebagai jenis belokan balik berdekatan, dimana menurut tabel koefisien kerugian tinggi-tekan diperoleh nilai K = 2,2.
- Kecepatan air, v = 0,3m/s Dihitung :
Head kerugian pada belokan dalam sling pump (hl)
hl=K× v2
2 g hl=2,2× (0,0 m /s )2
(2×9 , 81m /s2 )hl=0 , 01 m
4) Perhitungan kerugian tinggi-tekan akibat penyempitan mendadak (sudden contraction) antara selang dan hollow shaft.Diketahui :
- Diameter pipa selang (di) : d1 = 0,0175m- Diameter hollow shaft (di) : d2 = 0,015m- Kecepatan air pada hollow shaft, v
= 0,67m/sDihitung :a. Luas penampang selang (A1)
A1=14×π×d
12
A1=14×π×(0 , 0175 m)2
A1=0 , 00024 m2
b. Luas penampang hollow shaft (A2)
A2=14×π×d
22
A2=
14×π×( 0 ,015 m)2
A2=0 ,00017 m2
c. Koefisien penyempitan
A2
A1=0 , 00017 m2
0 , 00024 m2
A2
A1=0,7
Maka harga koefisien penyempitan (Cc) untuk air telah ditentukan oleh Weishbach dengan harga 0,775.
d. Head kerugian pada penyempitan selang 3/4” dan Hollow Shaft
hl=( 1Cc
−1)2×( (v )2
(2×g ))
hl=( 10 , 775
−1)2×( (0 , 67 m /s )2
(2×9 , 81m / s2)) hl=0 , 0019m
5) Perhitungan kerugian tinggi-tekan akibat
pembesaran mendadak (sudden expantion) antara
hollow shaft dan pipa 1”Diketahui :- Diameter pipa hollow shaft (di) : d2= 0,015m- Diameter pipa 1” (di) : d3 = 0,028m- Kecepatan air pada pipa 1”: v = 0,12m/sDihitung :
Head kerugian pada pembesaran penampang
hl=( v )2
(2×g )×[1−( d2
d3 )2]
2
hl=(0 , 12m / s )2
(2×9 ,81 m /s2 )×[1−( 0 ,015 m
0 ,028 m )2 ]
2
hl=0 , 000373 m6) Perhitungan kerugian tinggi-tekan akibat
penyempitan mendadak (sudden contraction) antara pipa 1” dengan pipa 3/4”.
Diketahui :- Diameter pipa 3/4” (di) : d4 = 0,022m- Diameter pipa 1” (di) : d3 = 0,028m- Kecepatan air pada pipa 3/4” : v = 0,2m/sDihitung :
a. Luas penampang pipa 1”
A3=14×π×d
32
A3=14×π×(0 ,028 m )2
A3=0 ,00061 m2
b. Luas penampang pipa 3/4”
A4=14×π×d
42
A4=14×π×(0 , 022 m)2
12
A4=0 ,00038 m2
c. Koefisien penyempitan (Cc)A4
A3= 0 ,00038 m2
0 , 00061m2
A4
A3=0,6
Maka dari harga koefisien penyempitan (Cc) untuk air telah ditentukan oleh Weishbach dengan harga 0,712
d. Head kerugian pada penyempitan 2
hl=( 1Cc
−1)2×( (v )2
(2×g ) )hl=( 1
0 , 712−1)
2×( (0,2 m/ s )2
(2×9 ,81 m /s2 ))hl=0 , 00033m
7) Perhitungan kerugian tinggi-tekan akibat pembasaran mendadak (sudden expantion) antara pipa 3/4” dan belokan lekuk panjang 1”.
Diketahui :- Diameter pipa 3/4” (di) : d4 = 0,022m- Diameter lekuk panjang 1” (di) : d5 = 0,025m- Kecepatan air pada selang 1” :v = 0,16m/sDihitung :Head kerugian pada pembesaran penampang
hl=( v )2
(2×g )×[1−( d2
d3 )2]
2
hl=(0 ,16 m/ s )2
(2×9 ,81m /s2 )×[1−( 0 , 022m
0 ,025 m )2 ]
2
hl=0 , 000066 m
8) Perhitungan kerugian belokan pipa delivery Diketahui :
- Kecepatan air pada pipa 3/4” : v = 0,31m/s- Diameter : d = 0,022m- Tinggi delivery : z = 0,5m- Panjang delivery : L = 6m
Dihitung :a. Sudut belokan (θ)
sin θ= zL
Maka :
sin θ= zL
θ=sin−1( 2m6 m)
θ=19 , 47o
b. Koefisien kerugian Berdasarkan sudut belokan di atas dan diketahui permukaaan pipa halus maka kerugian gesek (f) diketahui dari tabel koefisien kerugian belokan pada (lampiran) sehingga diperoleh kerugian gesek: f = 0,056
c. Kerugian belokan pipa delivery (hl)
hl= f × Ld
×( v2
(2×g ))hl=0 ,056× 6 m
0 ,022 m×( (0 , 21 m /s )2
(2×9 ,81 m/ s2 ))hl=0 ,034 m
9) Perhitungan sudden contraction selang belokan 1” dengan pipa delivery
Diketahui:- Diameter belokan lekuk panjang 1” (di): d5 = 0,025m- Diameter pipa delivery (di): d6= 3/4” = 0,022m- Kecepatan aliran pada pipa delivery :v = 0,31m/s
Dihitung: a. Luas penampang selang belokan 1”
A5=14×π×d
52
A5=14×π×(0 ,025 m )2
A4=0 , 00049 m
b. Luas penampang pipa delivery 3/4”
A6=14×π×d
62
A6=14×π×(0 ,022m)2
A6=0 ,00038 mc. Koefisien penyempitan (Cc)A6
A5= 0 ,00038 m2
0 ,00049 m2
A5
A4=0 , 775
Maka dari harga koefisien penyempitan (Cc) untuk air dapat diketahui dari tabel koefisien kontraksi (Cc) dengan harga 0,775.
13
d. Head kerugian pada penyempitan
hl=( 1Cc
−1)2×( (v )2
(2×g ))
hl=( 10 , 775
−1)2×( (0 ,31 m/ s )2
(2×9 , 81m / s2 ))
hl=0 , 00018m
Dengan menggunakan langkah yang sama seperti diatas, maka hasil perhitungan untuk kecepatan putar dan kondisi tercelup sling pump lainnya disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.4. Hasil perhitungan Head Loss Minor
Sling Pump pada kecepatan putar 30, 40, dan 50 rpm dalam
kondisi tercelup sling pump 80%.
14
4.4. Perhitungan Tekanan Masuk dan Debit Teoritis4.4.1. Tekanan Masuk, dan Debit Teoritis Pada
Kecepatan Putaran Sling Pump 30 rpm Dengan Persentase Tercelup Sling Pump 80% Di Dalam Air.
a. Perhitungan tekanan pada saat air masuk (P1)
Gambar 4.2. Tekanan (P) pada sling pumpTerdapat tiga sisi tekanan pada sling
pump yaitu Tekanan P1 pada sisi masuk air terletak di inlet sling pump, Tekanan P2 terletak pada alat pengukur tekanan (Pressure Gauge), dan Tekanan P2 pada sisi keluar terletak di pipa delivery. Tekanan (ΔP) berhubungan dengan head loss (hL) pada sepanjang aliran sling pump.Dimana :
hL, 1. 3=ΔP
ρ×g=
P1−P3
ρ×g=hL,mayor+hL ,min or
P1=ρ×g×[∑n=1
4
f × LD
× v̄2
2×g+∑
n=1
9
K× v̄2×g ]
Diketahui : - P2 = 0,1 bar = 0,1 x 104 pa (g)- Ʃhfmayor = 0.02637 m- Ʃhfminor = 0.2984 m- ρ = 996,59kg/m3, air pada suhu
ruangan 27oC.- g = 9,81m/s2
- P3 = 1 atm Dihitung :P1=ρ×g×(∑ hf mayor+∑ hf minor )P1=996 ,59 kg/m3×9 .81m / s2×( 0.02637 m+0 ,2984 m)P1=3175 ,12 kg /ms2
P1=1 atm+0 , 03175 bar (g )P1=1 ,03175 (abs )
b. Perhitungan Debit TeoritisFluida yang berada pada debit teoritis
diasumsikan sebagai fluida satu fasa yaitu fasa cair dan dihitung antara titik 2 dan titik 3. Kedua titik tersebut diasumsikan hanya pada pipa delivery karena yang lebih dominan.Diketahui :
f = 0.03939, diambil dari rata-rata semua koefisien gesek pada perhitungan head loss mayor.
P2 = 0,1 bar = 10000 Pa
ρ = 996,59kg/m3, diasumsika air pada suhu ruangan = 27oC
g = 9,81m/s2
d = 3/4" = 0,022 m, pipa delivery L = 6 meter
Dihitung :Hubungan ΔP dengan hL
hL,2. 3=ΔP( ρ×g )
hL,2. 3= f . LDi
. v̄2
2. g=
p2− p3
ρ . g
ν−
=√2× p2×dρ×f ×L
ν−
=√2×10000 Pa×0. 022 m996 , 59 kg /m2×0 . 03939×6 m
ν−=1 , 36 m /s
Maka debit teoritis dapat dicari dengan rumus berikut:
QTeoritis=π4
×d2× v̄
QTeoritis=3 ,144
×0 ,0222 m×1 ,36 m / s
QTeoritis=0 ,000516 m3/ s
Dengan menggunakan langkah yang sama
seperti diatas, maka hasil perhitungan untuk tekanan
masuk, dan debit teoritis pada kecepatan putaran sling
pump 30, 40, dan 50 rpm dengan kondisi tercelup 80%
disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.5. Hasil perhitungan tekanan masuk, debit aktual
dan debit teoritis.
Putaran(rpm)
Kondisi tercelup
Sling Pump
Tekanan Indikator P2 (bar)
Tekanan masuk p1
(bar)
Debit Aktual (m3/s)
DebitTeoritis(m3/s)
30
80%
0,1 0,03175 0,0000605 0,000516
40 0,2 0,09383 0,000105 0,00078
15
50 0,2 0,10612 0,000117 0,000795
4.5. Pembahasan Berdasarkan Grafik4.5.1. Debit Aktual
Hasil dari penilitian dapat digambarkan dalam grafik debit yang diperoleh berdasarkan variasi kecepatan putaran sling pump dengan persentase pencelupan seperti pada gambar di bawah ini:
30 40 50012345678
3.63
6.37
Kecepatan Putar (rpm)
Debi
t Akt
ual (
liter
/men
it)
Grafik 4.1. Pengaruh kecepatan putaran sling pump terhadap debit aktualGrafik 4.1. menunjukkan bahwa debit air yang dihasilkan cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya kecepatan putar sling pump. Hal ini dikarenakan meningkatnya volume air yang masuk pada lilitan selang. Semakin tinggi kecepatan putaran sling pump juga menghasilkan debit yang lebih besar. Hal ini terjadi karena kecepatan dari air dan udara yang masuk ke corong pada lilitan selang membuat aliran dalam pipa semakin meningkat. Dari penelitian ini kondisi pencelupan di buat konstan yaitu 80% di dalam air dengan ketinggian 2 m, kondisi pencelupan tersebut dipilih karena dari hasil percobaan dan dari penelitian sebelumnya kondisi debit maksimum berada dalam kedalaman sling pump 80%. Debit air yang dihasilkan pada kecepatan putar 50 rpm tidak menunjukan perbedaan yang signifikan dari kecepatan putar 40 rpm, kecepatan putar 50 rpm dianggagp terlalu besar gaya sentrifugalnya sehingga kondisi ini menyebabkan kerugian, karena air dalam penampungan banyak yang terbuang keluar ketika air masuk pada corong inlet, air tidak sepenuhnya masuk akan tetapi besarnya gaya sentrifugal menyebabkan muntahan air dari inlet.4.5.2. Tekanan MasukTekanan masuk fluida berdasarkan variasi kecepatan putaran sling pump dan persentase pencelupan sling pump ditampilkan pada gambar di bawah ini:
30 40 500
0.020.040.060.08
0.10.12
0.03169
0.093670.10594
Kecepatan Putar (rpm)
Teka
nan
mas
uk (b
ar)
Grafik 4.2. Pengaruh kecepatan putaran sling pump terhadap tekanan masuk.Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa Seiring dengan meningkatnya putaran (rpm), maka tekanan sisi masuk (P1) dan tekanan yang terjadi pada sisi masuk (P2) juga akan semakin besar. Dengan bertambahnya kecepatan aliran air di dalam pipa maka head loss yang terjadi juga semakin besar sehingga untuk mengatasi head loss tekanan yang diperlukan pada sisi masuk akan semakin besar. Tekanan inlet (P1) untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi harus lebih besar dari pada tekanan pada sisi keluaran air (P3), karena harus melawan gaya grafitasi dan head loss (Rakhman, 2009).Tekanan yang terjadi pada sisi masuk (P1) berbeda dengan sisi keluar (P3). Hal ini sesuai dengan persamaan Bernaoulli yang dapat dijelaskan bahwa semakin besar kecepatan fluida, maka tekanan yang terjadi akan semakin kecil. Semakin besar debit yang dialirkan, maka semakin kecil koefisien rugi-ruginya, dikarenakan semakin besar debit maka semakin besar pula kecepatan fluida.4.5.3. Perbandingan Berdasarkan Penelitian
SebelumnyaHasil dari penelitian yang terkait disajikan dalam tabel berikut:Tabel 4.6. Tabel perbandingan Qaktual penelitian sekarang dengan Qaktual yang dihasilkan oleh Kurniawan (2015).
Putaran
(rpm)
Kondisi terecelup sling pump (%)
panjang
pipa delive
ry (Ld) (m)
Ketinggian
delivery (m)
Penelitian ini
Penelitian (
Kurniawan,2015)
Qaktual
(liter/menit)
Qaktual
(liter/menit)
30
80 6 2
3,63 3,68
40 6,3 3,47
50 7 0,73
16
Sebelumnya juga dilakukan penelitian unjuk kerja sling pump oleh Kurniawan (2015) dengan variasi kecepatan dan persentase pencelupan menggunakan water mur dan tinggi delivery 2 m. Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa penggantian water mur dengan water swivel sebagai rotary seal berpengaruh besar pada debit yang dihasilkan, penelitian menggunakan water swivel menghasilkan debit lebih besar hal ini disebabkan pada penelitian ini tidak dapat kebocoran air yang terjadi pada rotary seal, yang mengakibatkan penurunan tekannan dan kecilnya debit air.
5.1. KesimpulanDari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kecepatan putaran sling pump merupakan faktor yang berpengaruh terhadap debit yang dihasilkan. Semakin besar kecepatan putaran sling pump semakin besar pula debit yang dihasilkan.
2. pada penelitian ini tidak dapat kebocoran air yang terjadi pada rotary seal, yang mengakibatkan penurunan tekannan dan kecilnya debit. Sling pump yang menggunakan water swivel joint memiliki debit air yang lebih besar dibandingkan sling pump yang menggunakan water mur pada kecepatan putar 50 rpm dengan ketinggian delivery 2 m debit air mencapai 7 liter/menit.
3. Pada kecepatan putar 50 rpm memiliki gaya sentrifugal yang besar sehingga kondisi ini menyebabkan kerugian, karena air dalam penampungan banyak yang terbuang keluar ketika air masuk pada corong inlet, air tidak sepenuhnya masuk akan tetapi besarnya gaya sentrifugal menyebabkan muntahan air dari inlet, untuk itu kecepatan putar 40 rpm dalah kecepatan yang derekomendasikan.
5.2. SaranPenelitian yang dilakukan masih terdapat
kekurangan yang perlu diperbaiki kembali, oleh karena itu saran untuk pengembangan selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Bila ada penelitian lebih lanjut diharapkan untuk aliran dalam pipa disimulasikan menggunakan software sehingga menggunakan perhitungan 2 fasa.
2. Untuk penelitian lebih lanjut diharapkan dapat di buat ulang versi sling pump untuk aliran sungai sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat yang belum dialiri listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan D. E. 2015, “Kajian Eksperimental Pengaruh Variasi Kecepatan Putar Sling Pump Jenis Kerucut Dan Kondisi Pencelupan Terhadap Unjuk Kerjanya”, UMY, Yogyakarta
Giancoli, D. C. 1996. “Fisika”. Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Giles, R. V., 1997, “Mekanika Fluida Dan Hidarulika”, Jakarta, Erlangga
Ginanjar, E,. 2009, “Analisa pengaruh variasi ketinggian dilevery terhadap unjuk kerja sling pump bentuk kerucut”, UMY, Yogyakarta.
Haryono, 2010, “Analisa pengaruh variasi jumlah inlet dan kecepatan putar terhadap unjuk kerja sling pump jenis kerucut skala laboratorium”, UMY, Yogyakarta.
Hasbullah, R.H., 2010, “Studi pengaruh variasi jumlah lilitan selang plastic dan kecepatan putar terhadap unjuk kerja sling pump jenis kerucut skala laboratorium”, UMY, Yogyakarta.
Hidayat, A.N., 2009, “Analisis pengaruh variasi kecepatan putar terhadap debit air yang dihasilkan sling pump jenis tabung”, UMY, Yogyakarta
King, H.W,. and Brater, E.F., 1963 “Handbook of Hydraulics”, 5th Ed, Mc. Graw–Hill, New York.
Munson, dkk., 2003, “Mekanika Fluida”, Edisi ke-4, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Olson, R.M. dkk. 1990. “Dasar-Dasar Mekanika Fluida Teknik”. Edisi Kelima. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Prabowo, A.A., 2009, “Penelitian pengaruh variasi putaran terhadap unjuk kerja sling pump jenis kerucut skala laboratorium”, UMY, Yogyakarta.
R.S,Ghiptu, J.K., 2002, “Teks Book of Machine Design”, Euarasia Publishing House, New Delhi.
Rahkman, F.A., 2009, “Penelitian pengaruh variasi putaran terhadap unjuk kerja sling pump jenis tirus skala labororatorium”, UMY, Yogyakarta.
Ramli, M.I, Basar,M.F, dan Razik, 2013, “Natural Energy Water Sling Pump”. ISSN 2278-3075 volume-3. IJITEE
Sajani, A., 2009, “Analisa pengaruh ketinggian dilevery terhadap debit air yang dihasilkan sling pump bentuk silinder”, UMY, Yogyakarta.
17
Streeter, V.L, dkk, 1985, “Mekanika Fluida”, Edisi delapan jilid satu, Erlangga, Jakarta.
Sularso, Tahara. H, 2000, “Pompa dan Kompresor”, Cetakan ke-7, Pradnya Paramita, Jakarta
Sularso., Kiyokatsu. S., 1997, “Dasar perencanaan dan penelitianElemen Mesin”, Cetakan ke-9, Pradnya Paramita, Jakarta.
Syamsuddin, 2015, “Studi Eksperimental Unjuk Kerja Sling Pump Jenis Kerucut dengan Variasi Jumlah Lilitan Selang Plastik dan Presentase Pencelupan”, UMY, Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang, 1991. “Mekanika Fluida dan Hidraulika”. Jilid 1
Wahyudi, D., 2009, “Analisis pengaruh variasi diameter selang terhadap debit yang dihasilkan pada sling pump bentuk silinder”, UMY, Yogyakarta.
White, F.M., 1998, “Fluida Mechanics”. 4th ed, Mc. Graw-Hill, New York.
http://oliversalt.wordpress.com/2013/03/06/archimedes-screw-pump/.Diakses tanggal 08-05-2016
http://www.citonline.com//mekanikal/Tikiview_blog_post_Image.php?ImgId=259Diakses tanggal 08-05-2016
http ://www.jtminvest.se/slingpump.htm. Diakses tanggal 08-05-2016
http://www.riferam.com/sling/indek.html. Diakses tanggal 08-05-2016
https://www.renewablesfirst.co.uk/hydropower/hydropower-learning-centre/archimedean-screw-hydro-turbine/. Diakses tanggal 08-05-2016
18