Keadilan Untuk Semua
Mengapa Mengapa
se-Dunia ?se-Dunia ?ada Hari Perempuan ada Hari Perempuan
Perjuangan Tak Kenal Lelah Cut Nyak Dien*
Hari Perempuan Sedunia: Merayakan Perempuanuntuk Kehidupan yang Berkeadilan
B e r j u a n g T a n p a T e n d e n s i
Tanya JawabKesehatan Reproduksi
Edisi: 30/IV/Maret/2009
Kesehatan Reproduksi
6
Pe
rta
nya
an
:
PAPSMEAR / PAPTEST adalah test hasil usapan mulut rahim guna mendeteksi berbagai penyakit pada rahim perempuan, khususnya kanker mulut rahim (servic). Papsmear dilakukan oleh perempuan yang telah aktif secara seksual. Saat ini, dengan deteksi dini dan penanganan yang benar, kanker leher rahim atau kanker serviks dapat disembuhkan total dengan kemungkinan penyakit timbul kembali nol persen. Biaya papsmear berkisar antara 40.000-50.000 rupiah. Sebelum melakukan tes papsmear, dapat dilakukan tes IVA yang fungsinya sama namun dengan metode lebih sederhana, waktu lebih singkat dan biaya yang jauh lebih murah. Bila ditemukan kelainan pada hasil tes IVA, baru direkomendasikan menjalani tes papsmear. Langkah ini lebih efisien dan ekonomis. Tes IVA dan papsmear dapat dilakukan di rumah sakit atau klinik seperti klinik Adhiwarga-PKBI DIY dengan alamat Jalan Tentara Rakyat Mataram Jt I/705 Yogyakarta dengan nomor telepon 586767. Tes IVA dan papsmear yang teratur yaitu tiap 6 bulan-1 tahun sekali dapat mencegah terjadinya kanker leher rahim.
Kemudian, kanker rahim dapat dideteksi dengan pemeriksaan adanya benjolan di daerah rahim. Resiko kanker rahim dapat dikurangi dengan pola hidup yang sehat, menjauhi rokok dan mewaspadai adanya benjolan di rahim sedini mungkin.
Buletin'Adalah' yang saya cintai. Selama ini saya ingin memeriksakan kesehatan saya, termasuk memeriksakan kanker rahim atau yang dikenal dengan papsmir. Namun, karena mahalnya biaya pemeriksaan dan lain sebagainya, maka saya terpaksa menundanya. Saya ingin bertanya dimana saya bisa mendapatkan pemeriksaan kanker rahim yang murah (terjangkau) atau gratis. Terima kasih. MT.
Jawaban:
Islam Transformatifdan Toleran
Y a y a s a n
Redaksi Susunan
2
Selamat membaca.
Pembaca yang kami muliakan.
Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Sholawat serta salam kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan ummatnya.
Tanggal 08 Maret dikenal sebagai Hari Perempuan se-Dunia. Di hari ini, banyak peringatan-peringatan yang dilakukan oleh beberapa organisasi perempuan di berbagai tempat. Meski demikian, tak semua orang tahu tentang makna dan sejarah dipe-ringatinya Hari Perempuan se-Dunia ini. Bahkan, beberapa kalangan menganggap bahwa peringatan tersebut tidak penting karena tidak berisi ajaran-ajaran Islam.
Apakah benar demikian?
Untuk menjawab dan memberikan gambaran tentang berbagai pertanyaan di atas, redaksi memcoba memberikan pengetahuan seputar Hari Perempuan se-Dunia dengan mencoba menarik ke belakang sejarah perjuangan perempuan pada rubrik kisah. Selain juga memberikan gambaran tentang sejauh mana perempuan Indonesia memahami keistimewaan yang diberikan pada dirinya dengan meng-hadirkan rubrik testimony.
Seperti biasa, selain ketiga rubrik di atas redaksi juga menampilkan rubrik tanya jawab kesehatan reproduksi. Tiada lain, harapan redaktur, sajian pada buletin edisi Hari Perempuan ini akan menghadirkan pencerahan dan khasanah keilmuan baru.
Semoga apa yang kami berikan senantiasa menghad i r kan kemas laha tan dan pencerahan bagi ummat. Amin
1
Penanggungjawab
Ketua Yayasan LKiS
Ketua Sidang Redaksi
Zusiana Elly Triantini
Sidang Redaksi
Mar'atul Uliyah
Hanifah el Adiba
Andi Andrianto
Wafiyatul Muflihah (Magelang)
Maria Ulfa (Solo)
Ibah Muti'ah (Kulon Progo)
Asih Nuryanti (Gunung Kidul)
Setting/Layout
Imam Syahirul Alim
Administrasi
Pusvyta Sari
Nungki Kusetyowati
Reni Dwi Putranti
Dwi Yanti
Iras
Alamat Redaksi
Jl. Pura I/1 Sorowajan Baru,
Banguntapan Bantul
Yogyakarta 55198
Telp/Fax: (0274) 489901.
Hp. 085253775585
Email: [email protected]
Website: www.lkis.or.id
Redaksi Susunan
anyak orang mungkin bertanya
mengapa Hari Perempuan
Sedunia atau biasa disebut Bjuga dengan International Women's
Day (Hari Perempuan Se-Dunia)
penting untuk diperingati pada 8
Maret setiap tahunnya. IWD ada dan
diperingati di banyak negara di seluruh
dunia untuk menandai perayaan
pencapaian gerakan perempuan di
bidang ekonomi, sosial, budaya, dan
politik. IWD penting diperingati untuk
mengingat dan mencatat perjuangan
dan pencapaian-pencapaian yang
telah dilakukan perempuan di masa
silam, kini, dan mendatang, sekaligus
untuk menyusun langkah- langkah
perjuangan ke depan.
Mengapa hari perempuan penting
untuk diperingati?
Menjadi penting karena persoalan
diskriminasi dan ketidakadilan
terhadap perempuan di setiap wilayah
kehidupan adalah masalah kita
bersama, bukan hanya masalah
p e re m p u a n s e g e l i n t i r o ra n g .
Pe rs o a l a n p e re m p u a n a d a l a h
persoalan universal (mendunia),
karena merupakan persoalan keadilan
dan Hak Asasi Manusia. Bahkan, Islam
sendiri datang dengan salah satu
Hari Perempuan Sedunia:
untuk Kehidupan yang Berkeadilan
Hari Perempuan Sedunia: Merayakan Perempuan untuk Kehidupan yang Berkeadilan
Merayakan Perempuan
a g e n d a u t a m a n y a u n t u k
m e n g h e nt i ka n s e ga l a b e nt u k
diskriminasi terhadap perempuan.
N i l a i - n i l a i f u n d a m e n ta l ya n g
mendasari ajaran Islam seperti
perdamaian, pembebasan dan
kesetaraan, termasuk kesetaraan
antara laki-laki dan perempuan, juga
banyak terdapat dalam ayat-ayat al-
Quar'an. Nabi Muhammad SAW. juga
seorang yang menghormati harkat dan
martabat perempuan. Rasul Allah
yang terus menerus memperjuangkan
kehidupan yang lebih adil gender
karena diskriminasi dan reduksi hak-
hak kaum perempuan merupakan
pengingkaran kesamaan derajat
manusia dan Islam tidak menoleransi
pelanggaran hak asasi manusia
semacam itu.
Perempuan, sepanjang sejarah
kemanusiaan mengalami diksriminasi,
dianggap sebagai jenis kelamin dan
penduduk kelas kedua. Walaupun
sebab dan akibatnya dapat berbeda
antara setiap negara, peminggiran
terhadap perempuan terjadi secara
luas. Oleh karena itulah, persoalan
peminggiran terhadap perempuan
menjadi persoalan kita bersama.
Perempuan merupakan golongan
12 13
Ketika Menikah Itu Indah*
mayoritas
dari orang
m i s k i n d i
d u n i a .
M e n u r u t
d a t a
Persatuan
B a n g s a -
bangsa (PBB),
1 / 3 d a r i
penduduk dunia
hidup di bawah garis
kemiskinan, 70 persen
d a r i m e r e k a a d a l a h
perempuan. Perempuan merupakan
mayoritas penyandang buta huruf di
dunia. Perempuan di Asia dan Afrika
setiap minggu bekerja 13 jam lebih
banyak daripada kaum laki-laki dan
sebagian besar tidak mendapat
b a y a r a n . D i s e l u r u h d u n i a
penghasilan perempuan berkisar
antara 30 sampai 40 persen lebih
rendah daripada laki-laki untuk suatu
pekerjaan yang sama. Di seluruh
dunia hanya 10 sampai 20 persen
jabatan manajerial dan administrasi
dipegang oleh perempuan, dan
kurang dari 20 persen untuk jabatan
di pabrik. Kurang dari lima persen
perempuan yang menjadi Kepala
Negara. Pekerjaan perempuan di
rumah dan dalam lingkup keluarga
tidak dibayar.
Karena ketimpangan-ketimpangan
tersebutlah kita perlu terus menerus
memperjuangkan keadilan bagi
perempuan. IWD sebagai peringatan
hari perempuan sedunia adalah
momentum untuk mengingatkan kita
untuk terus melawan segala bentuk
diskriminasi terhadap perempuan,
momentum untuk menyatakan bahwa
hak asasi perempuan adalah hak asasi
manusia. Saya ingin menutup tulisan
ini dengan mengutip kata-kata salah
seorang pemikir wacana perempuan,
sebagai bahan renungan kita bersama
dan bekal bagi kita agar tidak pernah
menyerah dalam memperjuangkan
ke h i d u p a n ya n g b e r ke a d i l a n :
“perjuangan perempuan adalah
perjuangan yang paling sulit dan
paling lama, berbeda dengan
p e r j u a n g a n
k e m e r d e k a a n
a t a u r a s i a l .
Ka re n a m u s u h
p e r e m p u a n
s e r i n g k a l i t i d a k
b e r b e n t u k d a n
b e r s u m b e r d a l a m
kamar-kamar pribadi.
O l e h k a r e n a i t u ,
perjuangan perempuan
m a s i h d i b u t u h k a n ,
mungkin masih berabad-
abad di kemudian hari. Yang jelas
sampai kami berdiri tegap seperti
manusia lainnya yang di ciptakan Tuhan.”
* Penulis adalah staf Divisi Riset dan
Indokpub (Informasi, Dokumentasi, dan
Publikasi) Institut Hak Asasi Perempuan/IHAP
Yogyakarta.
iada kata yang patut saya katakan selain “terkadang saya Tsedih jika melihat keberadaan
perempuan saat ini”. Banyak diantara mereka menjadi korban kekerasan, ketidakadilan dan lain sebagainya. Padahal sedari kecil saya belajar tentang Islam, tak pernah saya dengar sekalipun tentang perbedaan keadilan antara laki-laki dan perempuan. Porsi yang diberikan sama dan setara, tapi pada konteks budaya yang berbeda dengan sekarang ini.
Kegelisahan dan kesedihan saya inilah yang membuat saya semangat berdakwah untuk keadilan bagi perempuan. Banyak yang mengatakan saya da'iyah yang sudah kemakan “gender”. Tapi, saya tetap saya meneruskan memberikan pengertian ke komunitas-komunitas pengajian ibu-ibu untuk menyebarkan ajaran Islam yang baik dan adil. Karena menurut saya, ajaran paling dasar dari ajaran Islam dalam bermuamalah adalah keadilan.
Pernah karena saya katakan “mengajarkan perempuan untuk tidak patuh pada suami” pada ibu-ibu pengajian, saya merasa semakin sedih. Mungkin karena cara penyampaian saya yang salah. Akhirnya beberapa waktu kemudian saya rubah cara s a y a m e n y a m p a i k a n . B a h w a sebenarnya apa yang saya sampaikan bukan hanya untuk perempuan tapi juga untuk laki-laki. Perlahan apa yang saya ajarkan diterima di beberapa
BerjuangBerjuangTanpa TendensiTendensi
komunitas pengajian, bahkan ada salah satu suami yang kebetulan sedang mengantakan istrinya untuk pengajian menemui saya dan mengatakan “memang benar ya bu, kalau diterus-teruskan budaya kita itu memanjakan l a k i - l a k i d a n t i d a k a d i l p a d a perempuan, gimana tidak wong biasanya yang bekerja dari pagi sampai pagi lagi di rumah itu ibu-ibu, tapi mereka tidak permah dapat gaji, dianggap pekerjaan yang remeh dll. Padajhal pernah suatu waktu ketika isteri saya sakit, saya merasa capek sekali mengejakan pekerjaan rumah sendirian”. Saya jadi sadar kalau hidup rumah tangga itu harus saling bantu njeh”.
Lega dan genbira rasanya mendengar penuturas baka ini. Wajah saya tak henti tersenyum ketika mengingatnya. Minimal ada laki-laki yang mau menerima pendapat dan setuju dengan apa yang saya ajarkan pada masyarakat di sekeliling saya. Karena selama ini saya banyak mendapatkan protes dari laki-laki , bukan dari perempuan.
Saya berani mengajarkan kepada masyarakat tentang keadilan, karena saya merasa punya amanah dengan ilmu yang telah saya terima dan telah saya pelajari di berbagai tempat. Jelek-jelek begini saya jugu pernah Nyantri di Jombang, Jawa Timur. Dan ilmu lain juga saya dapatkan ketika ikut organisasi dan mengamati keberadaan perempuan di masyarakat. Ada praktik
15
yang salah atau ada penafsiran yang salah tentang kedudukan perempuan di masyarakat menurut saya. Semua itu saya lakukan dengan ikhlas.
Selain itu, saya berdakwah setelah bekerja sebagai guru. Saya juga mengajar ngaji anak-anak dan juga ibu-ibu. Alhamdulilah suami dan anak-anak saya mendukung penuh kegiatan-kegiatan saya. Bahkan, suami saya bangga punya istreri yang bisa bermanfaat bagi masyarakat, katanya.
Apa yang saya lalui butan tanpa hambatan dan tantangan. Tapi kalau b e r j u a n g h a r u s t e g a r u n t u k menghadapi segala tantangan dan t a n p a m e n y e ra h m e n g h a d a p i hambatan yang ada.
B e r k a i t a n d e n g a n h a r i perempuan se dunia ini saya tidak tahu tentang hari itu, bahkan beberapa hari perempauan saya juga tidak tahu kapan. Karena saya merasa setiap hari
adalah hari saya untuk berjuang dan belajar demi tegaknya keadilan bagi perempuan. Terserah orang mau mempresepsikan perjaunagn saya ini d e n g a n m a c a m - m a c a m . Ya n g terpenting bagi saya adalah hidup saya bisa bermanfaat untuk orang lain. Sebagaimana Rasul berdakwah, banyak cacian dan makian bahkan kekerasan datang ke Rasul, tetapi beliau menghadapinya dengan santun dan bijaksana. Bahkan beliau sangat baik terhadap musuh-musuhnya.
H a ra p a n s aya ke d e p a n keberadaan perempuan menjadi lebih baik dan lebih maju dengan tanpa menghilangkan identitasnya sebagai seorang muslimah.
Ditulis oleh Retno Purwanti dari perbincangan dengan salah seorang ustadzah yang tidak berkenan disebut namanya.
Perjuangan Tak Kenal LelahPerjuangan Tak Kenal Lelah
Cut Nyak Dien* Cut Nyak Dien*ut Nyak Dien merupakan keturunan keluarga bangsawan yang taat beragama di Lampadang, wilayah VI Mukim (kecamatan). Pada tahun 1862, di usianya yang masih Cremaja, Cut Nyak Dien dinikahkan dengan Teuku Cik Ibrahim Lamnga. Pernikahan
mereka dimeriahkan oleh kehadiran penyair terkenal, yaitu Abdul Karim yang membacakan syair-syair bernafaskan agama dan mengagungkan perbuatan-perbuatan heroik, sehingga dapat menggugah semangat patriotik bagi siapa pun yang mendengarkannya, khususnya dalam rangka melawan kaum penindas.
Sepeninggal ayahnya, Cut Nyak Dien menjabat sebagia uleebalang perempuan di daerah VI Mukim. Ia segera menyusun strategi melawan Belanda. Dia dan suaminya
b e r t a n g g u n g j a w a b u n t u k mempertahankan daerah VI Mukim dari cengkraman Belanda. Mereka rela rumah mereka dijadikan markas perjuangan dan harta mereka digunakan untuk bekal peperangan dan persenjataan. Teuku Cik Ibrahim Lamnga sendiri yang memimpin perjuangan rakyat Aceh. Sedagkan, Cut Nyak Dien bersiap siaga mengkoordinir p a s u ka n d a n m eny ia p ka n b eka l perjuangan dari markasnya.
Suatu hari ketika Belanda bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman dan berhasil membakarnya. Cut Nyak Dien yang berada di tempat kejadian dan melihat peristiwa tersebut berteriak marah, “Hai sekalian mukmin yang bernama orang Aceh! Lihatlah! Saksikan sendiri dengan matamu masjid kita dibakarnya! Tempatmu beribadah dibinasakannya. Janganlah lupa akan hal ini! Masih adakah oang Aceh yang suka menjadi budak Belanda?” Segenap rakyat Aceh yang emndengar suara lantang Cut Nyak Dien, berkobar kembali semangat juangnya, sejarah mencatat di April 1873, Kesultanan Aceh dapat memenangkan perang i tu. Namun, pada suatu pertempurna besar di Sela Glee Tarun (29 Juni 1878) Teuku Cik Ibrahim terbunuh. Cut Nyak Dien sangat bersedih dan marah. Ia memutuskan untuk mengangkat senjata berperang melawan Belanda demi mewujudkan cita-cita akan kemerdekaan.
Cut Nyak Dien ikut perang gerilya. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tak jarang, ia dan anaknya kelaparan. Perjuangan yang sangat berat dan panjang ini makin meyakinkan hatinya, bahwa jika kelak ia menikah maka ia hanya menikah dengan orang yang turut membantunya melawan penjajah Belanda.
Akhirnya hadirlah figur Teuku Umar, yang juga pemimpin perjuangan melawan penjajah, menjadi suami Cut
Nyak D ien . Teuku Umar sangat menghormati pilihan Cut Nyak Dien untuk turut bertempur di medan perang. Pernikahan mereka membuat dukungan rakyat semakin kuat. Meski demikian, mereka bedua menyadar i per lu menyusun strategi untuk melumpuhkan penjajah, yakni 'sandiwara besar' dengan melakukan sumpah setia kepada Belanda. Strategi ini berhasil membuat Belanda k e h i l a n g a n b a y a k t e n t a r a d a n p e r l e n g k a p a n p e r a n g . B e l a n d a mengabadikan hal ini dengan menyebut Het verraad van Teukoe Oemar (Pengkhianatan Teuku Umar).
Cut Nyak Dien dan Teuku Umar menjadi target pencarian Belanda dan rumah mereka di bakar oleh Belanda serta mencabut gelar mereka. Sampai suatu saat, Teuku Umar terbunuh karena pengkhianatan dari salah satu Teuku dan atas upaya adu domba Belanda kepada kaum Teuku dan ulama.
Setelah kematian Teuku Umar, Cut Nyak Dien terus memimpin serangan besar-besaran selama 6 tahun sampai suatu ketika ia dikhianati oleh pasukannya sendiri dan dibuang oleh Belanda ke S u m e d a n g , J a w a B a r a t u n t u k memadamkan perawanannya dan perlawanan rakyat Aceh yang marah atas perlakuan ditangkapnya pemimpin perang mereka.
Kisah ini membuktikan bahwa perempuan juga memiliki kekuatan untuk berperang seperti halnya laki-laki. Kemampuan perempuan juga patut diperhitungkan seperti apa yang dilakukan Cut Nyak Dien.
*Disarikan oleh Zulaicha dari berbagai sumber.
6