8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
1/16
TulisankuUntuk
Desaku[wanasaba]buku kecil
CATATAN WARGAf Wanasaba Hari Ini
Ekspresi Alternatif Kreatif
si l ent movement
8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
2/16
Assalamualaikum..
Ini merupakan kumpulan tulisan teman-teman wanasaba, yangdikumpulkan melalui lomba tulis yang diadakan lewat media socialfacebook, yaitu grup facebook WANASABA HARI INI. Yang bertema
MENULIS IDE BUAT PERPUSTAKAAN DESA WANASABA. Selamatmembaca untuk kita semua. Sekian terimakasih wassalam TimPenyelenggara Lomba Grup Facebook.
1 30
Kata Pengantar
Daftar Isi:Andaikan Perpustakaan Desaku Punya Jaringan WiFi-2
Perpustakaan, Pustakawan, Burung Hantu Dan Pemustaka-4
Lihatlah Kami-7
Perpustakaan Warung Baca-9
Part-1: Mengelola Perpustakaan Desa Dengan Manajemen Swasta (Dekun)-11
Part-2: Mengelola Perpustakaan Desa Dengan Manajemen Swasta (Dekun)-14Perpustakaan Impian-20
Perpustakaan Desa Menurutku-25
Perpustakaan Bukan Bangunan Biasa-27
Dan pada akhirnya ketiga pendapat di atas mungkin akan terkendala
teknis dan biaya. Permasalahan yang cukup urgent dalam pemerintahan
desa. Yuk mari langkahkan kaki ke perpustakaan, jadikan tiap langkah
kecilmu bermakna besar untuk kehidupanmu. Sebuah kutipan dari
gedung sekolah yang didirikan Belanda untuk salah satu desa di utara
sana
Dengan ILMU hidup menjadi mudah, dengan SENI hidup menjadi
indah, dengan AGAMA hidup menjadi terarah dan bermakna.
Jadikan perpustakaan bukan bangunan biasa !!! hehehe.
layout
ZinesDoel ank
0878-3916-7768
8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
3/16
-->>Oleh: Coka Syaoka
Agenda Lomba Tulis Grup facebook Wanasaba Hari Ini:23 februari-6
maret 2014)
Assalamualaikum Wr. Wb.
Ini ada Sedikit coretan dari ane buat desa kita tercinta yang sampai saat
ini masih tertidur dengan pulasnya. Setelah beberapa tahun ane amati
keadaan desa Wanasaba, ternyata memang benar perkembangan yang
terjadi bisa dikatakan sangat memperihatinkan kalau dilihat dari umur
desa kita ini,
Mungkin sekarang sudah saatnya kita para pemuda desa Wanasaba
mengubah cara berpikir masyarakat bagaimana cara membangun desa
kita tercinta ini supaya tidak dikatakan desa tertinggal oleh semua
hanya dari segi bangunan namun juga dari isi dan pelayanan. Selain
bangunan atau tempat yang nyaman, perpustakaan juga harus
memperhatikan koleksi buku yang tersedia. Karena masyarakat desa
terdiri dari berbagai macam kalangan maka buku yang disediakanpun
diharapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa. Tak kalah
penting pula yaitu pelayanan dari seorang librarianatau pustakawan
yang memang ahli mengelola perpustakaan. Sehingga pengunjung
betah dan nyaman di perpustakaan. Langkah konkretnya adalahmemberi masukan untuk kemudian ditindak lanjuti oleh aparatur desa.
Kedua. Mengubah pola pikir. Menimba ilmu sampai liang lahat bukan
hanya sekedar syair belaka. Jika kita benar benar meresapinya maka
dengan sendirinya akan timbul keinginan untuk terus menggali ilmu
Allah yang Maha Luas.Tak terbatas pada usia. Langkah konkretnya
bahwa kita sebagai pemuda melakukan sosialisasi kepada masyarakat
akan pentingnya membaca salah satunya dengan memanfaatkan
perpustakaan desa.
Ketiga. Perpustakaan berjalan. Sesekali mengadakan taman bacaan
keliling untuk menjangkau masyarakat yang letaknya jauh dariperpustakaan sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa faktor waktu yang paling berperan.
Terutama masyarakat usia produktif akan beranggapan bahwa
membaca ke perpustakaan akan
menyita waktunya untuk memenuhi
pundi pundi Rupiah. Tak bisa kita
salahkan juga. Begitupun dengan
para remaja yang akan berkelut
bahwa perpustakaan hanya untuk
anak anak kutu buku. Sementaraanak gaul mainnya di Warnet.
Meskipun benar pula bahwa
internet pun menyediakan berjuta
informasi yang dapat membuka
wawasan namun tetap kalau tidak
dapat menyaring informasi cepat
atau lambat dapat merusak pola
pikir generasi muda.
229
ndaikan PerpustakaanDesakuPunyaJaringan WIFI
f
8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
4/16
orang, ane yakin kita pasti bisa
ngelakuin itu walaupun sedikit demi
sedikit. Seperti gerakan yang sudah
dilakukan teman-teman kita yang
b e r a d a d i J o g j a s a n a s u d a h
me ny u mba ngka n bu ku u nt u k
perpuskaan desa kita, jadi pantaslah
kita layangkan ucapan terimakasihbuat mereka.
B e b e r a p a k a l i m e n g u n j u n g i
perpustakaan besar, ane l iat
pengunjungnya selalu ramai setiap
harinya. Mmmm ane jadi kepikiran
tentang perpustakaan desa kita yang
sejak dibuka sampe saat ini sangat
minim sekali pengunjung atau bisa
dikatakan nihil pengunjung. Kenapa
kenapa kenapa..??? itu yang selalu ada dipikiran ane selama ini. Apa iyakita tidak bisa baca?, apa iya kita harus dipaksa?, apa iya kita akan
membiarkan aset yang sangat berharga itu dimakan rayap dan berdebu
tebal?.
Okelah asumsi sementara kita yang namanya perpustkaan itu adalah
suatu tempat yang ngebosenin, kaku, bisu dan tidak bebas, tempat para
kutu buku, pokoknya begitulah,. Ane mau kasih ide sedikit buat para
pembesar desa atau orang-orang yang ngelola desa kita saat ini
(pemerintah desa), bagaimana kalau perpustakaan desa Wanasaba
dipasangkan jaringan WIFI . mungkin sekilas terdengar agak muluk-
muluk sih, mungkin para parat desa akan berpikir dua kali karena akan
menambah pengeluaran desa, tapi itu tidak seberapa karena dampak
positif yang akan kita dapatkan kedepannya sangat besar dan bisa juga
memikat para pengunjung untuk datang walaupun awalnya mereka
datang untuk hotspotan. tapi apa iya selama mereka disana tidak
melihat sekililingnya?, pasti mereka akan berpikir setelahnya masak
saya cuma kesini facebookan, malu dong ama orang-orang. Kan
otomatis tu mreka akan melihat koleksi buku-buku dan kemudian
membacanya.
jarang pulang sehingga tak banyak waktu untuk menengok koleksi
koleksi buku perpustakaan desa. Akan tetapi usut demi usut ternyata
bukan hanya saya yang kurang bahkan belum sama sekali merasakan
manfaat keberadaan perpustakaan desa. Sebagian besar masyarakat
Wanasaba nyatanya memang belum menikmati fasilitas desa yang satu
ini. Lantas apa kendalanya sehingga perpustakaan yang seharusnya
menjadi tempat masyarakat desa yang haus akan ilmu dan rasa ingin
tahu menjawab permasalahan sehari hari tak hanya menjadibangunan pelengkap desa ? Ini adalah tugas bersama tak hanya aparat
desa namun semua elemen desa yang memang menginginkan
perubahan menuju kehidupan yang lebih cerdas. Tak mudah memang
tapi, bukankah jika dilakukan bersama sedikit tidak akan terasa lebih
mudah?
Menurut hemat kami ada beberapa yang mungkin bisa kita lirik untuk
mencari solusi dari (salah satu) permasalahan desa kita.
Pertama. Perpustakaan yang tersedia dimaksimalkan. Artinya tidak
3 28
8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
5/16
Oleh:
(Agenda Lomba Tulis Grup facebook Wanasaba Hari Ini:23februari-6 maret 2014)
Assalamu'alaikum,,, ne ta milu malik
Buku adalah jendela dunia begitu istilah yang tidak asing lagi di
telinga. Secara eksplisit mengandung arti bahwa dengan membaca kita
bisa mengintip bahkan menjelajahi dunia. Semakin banyak membaca
maka akan semakin banyak pengetahuan baru yang bisa membuka
pikiran dan wawasan kita. Buku tidak hanya konsumsi anak sekolahan
tapi (seharusnya) konsumsi semua kalangan. sehingga buku pun dapat
kita temukan dibeberapa tempat salah satunya adalah perpustakaan.
Tidak hanya di sekolah, desa pun menyediakan perpustakaan bagi
masyarakat desa. Salah satunya Desa Wanasaba baik Wanasaba Lauq
maupun Wanasaba Daya. Desa Wanasaba Lauq dan Wanasaba Daya
yang merupakan desa pemekaran Wanasaba menyediakan
perpustakaan desa di masing masing kantor desanya.
Namun sampai sekarang saya belum pernah berkunjung dan merasakan
manfaatnya. Saya juga bertanya dan berpikir mungkin karena saya
Baiq Hijjatul Khaer Fitrianinggih
Kira-kira sistemnya seperti ini, siapa yang mempunyai kartu anggota
perpustakaan itulah yang berhak menikmati internet gratis. Jadi orang-
orang pasti akan berbondong-bondong untuk daftar menjadi anggota
terutama ni ya para tubajang and dedara. Nah kalo begitu ceritanya kan
ane yakin pasti perpustakaan desa kita tidak bakalan sepi pengunjung
lagi.
Karena kita sekarang ini hidup dizaman modern dan internet sudah
menjadi kebutuhan pokok kita.
Mungkin sekian dulu sedikit opini dari ane dan ahir kata
Thanks for attention
Berbicara tentang perpustakaan hmmm gimana yaa?. Pasti kebanyakan
dari orang awam menganggap perpustakaan hanyalah sebuah gedung
tetapi mungkin bukan gedung melainkan sebuah kamar atau ruangan
yang sumpek, gerah, berdebu, bau, pokoknya tidak terawat deh tempat
menyimpan koleksi-koleksi seperti buku yang hampir terlupakan, tidak
pernah dibaca bahkan tidak pernah dipegang oleh pengguna.
Terkadang ada yang beranggapan bahwa perpustakaan tidaklah penting
Oleh: Irma TazkiraAgenda Lomba Tulis Grup facebook Wanasaba Hari Ini:23 februari-6
maret 2014)
427
wassalamwassalam
Perpustakaan, Pustakawan,Burung Hantu Dan Pemustaka
PerpustkaanBukan
BangunanBiasa
8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
6/16
meskipun di setiap sekolah mempunyai perpustakaannya sendiri,
namun itu hanyalah sebagai pelengkap untuk sekolah tersebut.
Bagaimana tidak?, banyak kita lihat sekolah-sekolah yang bagus, bersih,
rapi, tetapi sayangnya mereka menaruh perpustakaan di tempat-tempat
yang kurang strategis misalnya saja di dekat gudang bahkan dekat
dengan WC sehingga tidak heran jika pengguna enggan masuk atau
sekedar berkunjung ke sana. Padahal logikanya, perpustakaan itu
sangatlah penting bagi kitasemua karena perpustakaan
merupakan tempat untuk temu
kembali informasi atau bisa
dibilang gudangnya ilmu.
N g o m o n g - n g o m o n g s o a l
m a s y a r a k a t : b a g a i m a n a
caranya menumbuhkan minat
baca yang sangat kurang pada
masyarakat agar perpustakaan
r a m a i d i k u n j u n g i o l e h
pemustaka setiap harinya?.
Saya mempunyai konsep
perpustakaan impian sendiri
untuk itu, namun di sini saya
akan memaparkan bagaimana konsep perpustakaan impian teman saya
yang agak unik karena saya juga tertarik akan konsep yang dibuat
tersebut.
Perpustakaan impian dan idaman teman saya ini sangat terinspirasi dari
film-film animasi negara barat yakni perpustakaan yang mempunyai
konsep klasik, mulai dari ruangan berlantai dua atau tiga yang terbuat
dari bahan-bahan kayu misalnya? Bagian dinding, lantai, tangga, meja,
kursi dan rak tempat menaruh koleksi-koleksinya pokoknya semua
terbuat dari bahan kayu deh. Di luar gedung perpustakaan terdapat
sebuah taman yang bersih dan rapi tempat para pemustaka membaca
koleksi-koleksi yang ada (biar nyaman gitu looh).
Di dalam sebuah perpustakaan terdapat komponen yang paling penting
selain koleksi yakni pustakawannya. Pustakawan merupakan orang
yang ahli dalam bidang perpustakaan yang mengatur semua tentang
mempunyai wawasan yg luas.
Maka dari itulah perlu dibangun perpustakaan di setiap desa, bahkan
saya mendukung jika perpustakaan dibangun disetiap dusun. Dan
harapan saya semua dusun memiliki perpustakaan karna saya rasa
sangat mudah di jangkau oleh semua kalangan masarakat.
Adapun sedikit kulasan saya tentang berbagai fungsi dari perpustakaan
diantaranya:
fungsi penyimpanan yaitu sebagai tempat kita menyimpan koleksi
atopun imformasi.
Fungsi imformasi yaitu perpustakaan sebagai wadah kita untuk
menydiakan imformasi untuk masarakat.
Fungsi pendidikan yaitu perpustakaan menjadi tempat dan sarana
untuk belajar baik dilingkungan formal atopun non formal.
Fungsi rekreasi kultural yaitu perpustakaan berfungsi untuk mendidik
dan mengembangkan apresiasi budaya masarakat melalui berbagai
aktifitas seperti pameran, pertujukan, bedah buku, mendongeng,
seminar dan lain sebaginya.
Fungsi rekreasi yaitu masarakat dapat menikmati rekreasi kultural
dengan membaca dan mengangkses berbagai sumber imformasi
hiburan seperti novel, cerita rakyat, dongeng, komik, puisi dan banyak
yang lainnya.
5 26
wassalam
8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
7/16
Oleh:
(Agenda Lomba Tulis Grup facebook Wanasaba Hari Ini:23
februari-6 maret)
Perpustakaan desa menurutku, suatu ajang curhat masalah desa yang
belum kita temukan solusinya.Marak misal masalah kita bertani, sebenarnya sudah ada di buku
bagemana tata cara kita bertani agar memdapat hasil yg memuaskan,
tapi kebanyakan masarakat yang sagak alias abot makanya para petani
belum juga merubah pola pikirnya sehingga mereka kadang banyak
kendala dalam mengatasinya, hal ini terjadi dikarenakan kurang
imformasi. Oleh sebab itu kita harus bersyukur jika ada perpustakaan di
desa untuk bahan panduan kita supaya pola pikir kita meningkat dan
Bajank Antiks
koleksi mulai dari pengadaan koleksi, seleksi, weeding (penyiangan),
mengatur koleksi sirkulasi, referensi, mengatur buku dan masih banyak
yang lainnya sehingga bisa di temu kembalikan oleh pemustaka.
Kenyamanan pemustaka juga terkait dengan pustakawannya, kesan
pertama yang diberikan pustakawan akan melekat di hati pemustaka
baik itu kesan buruk ataupun kesan yang baik. Salah satu penyebab
pemustaka jarang berkunjung ke perpustakaan adalah rumor tentang
pustakawan-pustakawan yang biasanya menyeramkan, kurang senyum,suka marah-marah (korban film Upin & Ipin), judesnya minta ampun
dan lain-lain. Padahal tidak semua pustakawan bersikap seperti itu.
Jadi untuk meningkatkan minat masyarakat khususnya anak-anak
untuk masuk perpustakaan dan menggunakan koleksinya salah satunya
dengan menghilangkan rumor tersebut. Misalnya, semua pustakawan
yang ada kalau bisa menggunakan kostum burung Hantu agar terkesan
lucu
dan unik. Pasti muncul pertanyaan dibenak kalian mengapa
kostum burung Hantu bukan kostum hewan atau burung yang lain?,
karena tokoh burung Hantu di dalam film-film animasi negara barat
biasanya menjadi sosok pustakawan yang pintar, berkacamata dan
sering dikunjungi orang yang membutuhkan informasi. So, pustakawan
juga harus ramah melayani pemustaka agar kesan atau rumor yang
beredar tentang pustakawan jadi hilang.
Sekarang masalah koleksi: Naaah!!! biasanya koleksi di pearpustakaan
sebagian besar didominasi oleh koleksi-koleksi non fiksi misalnya yang
paling banyak adalah buku pelajaran dan buku yang tidak bergambar,
sehingga para pemustaka tidak jarang merasa bosan dengan koleksi
yang ada. Seharusnya koleksi perpustakaan juga dilengkapi dengan
buku-buku fiksi misalnya novel, buku cerita anak, kisah 25 Nabi dan
buku bergambar untuk variasi dan bisa memberikan peningkatan
pengunjung bagi perpustakaan, karena fungsi perpustakaan tidak
hanya untuk menemukan informasi tetapi perpustakaan juga berfungsi
sebagai tempat rekreasi, sehingga para pemustaka tidak akan bosan
berkunjung ke perpustakaan.
Sekian! Wassalam...
25
PerpustakaanDesaMenurutku
8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
8/16
Oleh: Aguz Sanday
(Agenda Lomba Tulis Grup facebook Wanasaba Hari Ini:23 februari-6
maret 2014)
Lihatlah kami wahai para tetua-tetua yang berpangkat sarjana. kami
masih haus dengan pendidikan yang belum sepenuhnya kami dapat.
pendidikan yang masih kurang cukup membuat kami kesulitan
menyongsong masa depan. Dimana kami mencari buku yang
seharusnya kami baca dengan penuh ketekunan. bagaimana pengelola
pendidikan didesa ini. kalian sebagai pendidik punya banyak mata tapi
buta, tidak pernah melihat pelajar yang masih membutuh sumber
pengetahuan.
Dulunya memang ada perpustakaan yang bertempat dikartor desa kita
dinamika dan sering kali tidak dapat diramalkan. Kerjasama ini
merupakan suatu cara untuk memperoleh ketrampilan, sumber daya
dan dana serta pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi semua
tantangan.
7 24
LihatlahKami
wassalam
[LOMBA][LOMBA]
[LOMBA]
t ul iswanasabadi gr up facebook
8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
9/16
budaya baca-tulis menggantikan (paling tidak melengkapi) budaya
dengar-tonton-cakap dan saling sebut (dalam bahasa wanasabanya
ngerumpi') yang masih mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat
wanasaba saat ini.
( K e d e l a p a n )
Memanfaatkan jaringan kerjasama/kemitraan (Partnership). Untuk
menghadapi tantangan pada saat ini perpustakaan harus unjuk gigi dan
berani tampil beda, tidak hanya konsentrasi pada pelayanan sirkulasisaja. Perpustakaan harus berani menampilkan beberapa terobosan-
terobosan baru dalam upaya pengembangan dan pemasaran
perpustakaan, diantaranya adalah dengan menyelanggarakan jaringan
kerjasama atau kemitraan dengan berbagai pihak. Perpustakaan dan
pustakawan harus mempunyai agenda, hendak kemana dan bagaimana
perpustakaan dan pustakawan melangkah.
Kerjasama ini bisa dilakukan antar perpustakaan ataupun dengan
lembaga-lembaga selain perpustakaan seperti; kerjasama dengan
sekolah-sekolah SD, SMP, SMA yang ada di daerah dan para pemuda-
pemuda daerah. Yang sudah sering dilakukan oleh kebanyakanperpustakaan adalah kerjasama antar perpustakaan satu dengan
perpustakaan lainnya, dan sebagai pengembangannya suatu
perpustakaan bisa bekerja sama dengan siapa saja, asalkan bisa saling
memberikan kontribusi pada masing-masing dan yang utama adalah
bisa untuk mengembangkan sayap perpustakaan dalam beberapa hal,
misalnya dianggap sebagai promosi dan pemasaran perpustakaan
ataupun bisa memberikan impak positif bagi perpustakaan.
Kemitraan adalah salah satu cara yang paling cepat dan paling murah
untuk mengembangkan strategi global. Kemitraan dan aliansi strategis
global membuka kesempatan bagi setiap institusi untuk berkembangdan mampu berkompetisi dalam persaingan global. Kekurangan modal
bukan lagi alasan untuk berdiam diri karena dengan kemitraan suatu
institusi masih dapat mengembangkan diri dengan mengedepankan
keunggulan komperatif (comperative advantages) yang ada.
Antara alasan mendasar mengapa suatu institusi perlu mengadakan
kerjasama atau kemitraan adalah untuk mengatasi tantangan saat
mengembangkan diri dalam lingkungan yang kompleks, penuh
ini. Itu cuma 1, bagaimana dengan pelosok desa yang ingin meminjam
sumber pengetahuan yang ada diperpuskaan kartor desa ini. setelah
sekian lama beroprasi akhirnya ditutup. anak-anak desa ini tidak tau
entah kemana mencari sumber pengetahuan yang perpustakaan satu-
satunya telah ditutup. jangan biarkan kami lemah menuntut ilmu karena
tekat kami memajukan bangsa ini.
Banyak anak-anak desa ini putus sekolah karena kekurangan buku yang
dibaca saat menjadi pelajar. mereka mengeluh dengan tidak adanyaperpustakaan didesa ini. Ekonomi mereka sangat lemah untuk membeli
buku dipakai untuk belajar. mereka malu mengemis-ngemis dipinggir
jalan karena mereka tidak mau merusak nama desa ini. mereka berpikir
lebih baik putus sekolah dari
pada mengemis dipinggir
jalan untuk membeli buku.
W a h a i p a r a
t e t u a - t e t u a
p e n d i d i k .
b u k a l a h m a t ak a l i a n , j a n g a n
u t a m a k a n d i r i
k a l i a n s e n d i r i ,
kalian sudah enak-
enak menerima gaji
d a r i p e m e r i n t a h .
s e d a n g k a n k a m i
masih sangat membutuhkan uluran
tangan kalian yang ikhlas menyisipkan keinginan kalian agar kami layak
sebagai pelajar. Uluran tangan kalian sangat berharga bagi kami yang
masih belum seperti kalian. cita-cita kami ingin melebihi kalian sebagai
pendidik, Namun cita-cita itu akan pupus apa bila kalian tidak pernah
ikhlas memberi kami.
Gk na wh tao Q
Wassalam...
823
8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
10/16
Oleh:
(Agenda Lomba Tulis Grup facebook Wanasaba Hari Ini:23 februari-6maret 2014)
Asalamualaikom warah matullah hiwabara katuh..
Salam sejahtera bagi kita semua..
Om suastiastu.. semoga tuhan memberikan kita umur yg panjang
amin.
Ini sedikit corat coret dari saya ya mungkin judulnya sangat katrok,
gila,jogank,nyanyuk, sedeng, yaitu warung perpustakaan/ warung
baca/ caf perpus/ bahasa gaul nya cangkruan perpus.
Mungkin ini sangat gilanya kelihatan nya dan jarang kita temukan,
masak warung punya perpus..gkgkgkgkgkg, sedeng browww.
Kalau warung gerambol,warung domino, remi, catur sudah banyak yg
kita lihat.
Di mn warung ini punya perpus, biar para adek2 kita orang tua kita
bisa membaca sambil ngopi, ngejos, ngerokok, mangan,,,,,,,,
Dan para plajar / anak kuliahan jg bisa belajar dan mencari refrensi
untuk skiripsinya.
Sekian dari saya mungkin ada manfaatnya, dan saya minta maaf
mungkin tulisan saya sulit di mengerti/ kecolak calik kata2 mohon di
maklumi lg belajar
Ton Ogank Nak Vengkolan
Memanfaatkan dan mengalokasikan sumber daya perpustakaan secara
efektif dan proporsional. Perpustakaan janganlah dijadikan sebagai
tempat parkir nya orang-orang yang dianggap kurang mempunyai
kompetensi dalam suatu organisasi.
( K e e m p a t )
Meningkatkan keterampilan, keahlian, kualitas, dan kompetensi tenaga
perpustakaan (pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan) melalui
kegiatan pelatihan, workshop, seminar, dan sebagainya. Untukmeningkatkan keterampilan, keahlian dan kompetensi tersebut dapat
dilakukan melalui penerapan manajemen Sumber Daya Manusia
Strategis yang merupakan hubungan antara manajemen sumber daya
manusia dengan peran strategis dan tujuan dalam rangka
meningkatkan kinerja institusi dengan mengembangkan budaya
organisasi yang dapat mendorong inovasi dan fleksibilitas. Asset
sumber daya manusia yang handal dapat menjadi sumber keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan karena asset-asset manusia tersebut
mempunyai pengetahuan dan kompleksitas sosial yang sulit untuk
ditiru oleh pesaing.
( K e l i m a )
Promosi tiada henti, yaitu untuk mengenalkan perpustakaan kepada
pemustaka (pengguna) yang dimulai dari kalangan internal, kemudian
kepada masyarakat luas sehingga menimbulkan kesadaran akan
besarnya manfaat yang dapat diperoleh atas keberadaan perpustakaan.
( K e e n a m )
Menampilkan citra atau image (Brand Image) yang baik dan positif di
tengah masyarakat pemakainya. Sehubungan dengan itu, maka
bangunan, koleksi, serta fasilitas perpustakaan hendaknya
representatif, memenuhi syarat atau paling tidak mendekati kriteriaperpustakaan ideal masa depan. Dengan demikian pelayanan akan serta
merta menjadi lebih baik dan lebih luas/bervariasi.
( K e t u j u h )
Meningkatkan pelayanan, karena dengan meningkatnya pelayanan yang
didapat oleh pemustaka, maka akan menimbulkan dan mempertinggi
minat baca masyarakat dan apresiasi terhadap buku, pengarang, dan
penulis sehingga akan mendorong seseorang untuk membiasakan
9 22
PerpustakaanWarungBaca
https://www.facebook.com/yahya.endahhttps://www.facebook.com/yahya.endah8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
11/16
maupun luar daerah, melakukan upaya-upaya pengembangan dan
pembinaan perpustakaan terus menerus dari segi sistem menajemen
dan teknis operasional.
[ L a n g k a h d a n S t r a t e g i ]
Berdasarkan analisis terhadap evaluasi perpustakaan yang telah
dibahas pada point diatas, dalam tulisan ini diusulkan beberapa langkah
dan strategi yang diharapkan dapat mendukung pengembangan
perpustakaan di masa yang akan datang, yaitu ;
( P e r t a m a )
Melakukan reorientasi dan revitalisasi peran dan fungsi perpustakaan
dalam masyarakat sehingga seluruh stake holder perpustakaan
memiliki persepsi positif, apresiatif, dan memiliki paradigma baru
terhadap perpustakaan. Untuk itu, diperlukan komitmen dari semua
pihak untuk mengembangkan dan memberdayakan perpustakaan. Kita
harus memahami dan memberi pemahaman kepada seluruh
masyarakat bahwa perpustakaan adalah bagian integral dari seluruh
sistem keorganisasian suatu institusi, bukan merupakan bagian yang
terpisah apalagi sebagai pelengkap. Menghapus paradigma lama yangberanggapan bahwa belanja untuk menambah koleksi, membeli buku,
melengkapi fasilitas adalah tindakan konsumtif. Sebab perpustakaan
bukanlah lembaga untuk mendapatkan keuntungan material, bukan
lembaga bisnis (profit oriented). Perpustakaan adalah lembaga
investasi intelektual atau dapat disebut juga sebagai lembaga yang
bersifat revenue oriented. Revenue yang didapat adalah kecerdasan
masyarakat wanasaba yang mampu menghasilkan produktivitas yang
tinggi dan mampu bersaing dengan desa lain di lombok, NTB, Indonesia
dan dunia.
( K e d u a )Membentuk, menata ulang, merenovasi, dan memodifikasi
penyelenggaraan perpustakaan di masing-masing unit dengan
merancang model perpustakaan masa depan yang ideal dengan
menerapkan teknologi informasi dan komunikasi perpustakaan namun
tetap menyesuaikan dengan kemampuan dan potensi serta
memperhatikan kebutuhan pemustaka (pengguna).
( K e t i g a )
1021
kspresiltern tifkre tif
kspresilterntifretif
8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
12/16
Part I: Mengelola Perpustakaan Desadengan Manajemen Swasta (dekun..)
Oleh:
Agen da Lo mba Tu lis Gr up face bookWanasaba Hari Ini:23 februari-6 maret 2014)
Ikut (LOMBA) juga nih..daripada ribut di grup,
mending baca tulisan ane aja gan (PROMO DUNIA
AKHERAT) Wew..
Judulna doang berat, Laguk isina ah-deang uhuhuhu
Seperti ditulis diatas, tulisan ini dibuat dengan sederhana saja, hanya
saja judulnya sengaja dibuat lebih 'seram' duluan untuk menutupi
kesederhanaannya. Ada dua hal mengapa tulisan ini biasa-biasa saja,
PERTAMA saya bukan tipe penulis yang 'akan bahagia' jika melihat ada
semacam aturan nulis yang harus diikuti oleh penulis misalnya lombatulis ini harus membahas perpustakaan dengan kaum terpelajar. Saya
lebih menyukai tulisan yang bebas misalnya membahas perpustakaan
dengan apa saja tanpa harus terikat dengan apapun karena saya pribadi
sepertinya sudah ditakdirkan untuk menjadi bebas sejak lahir, bebas
kemana-mana, kelep keto-kete, jenggit ahmele-meleKEDUA, saya
bingung mau menulis apa sebenarnya ( udah habis ide nih..hiks help
meh ), inilah masalahnya hahah.. tulisan-tulisan peserta lomba
sebelumnya wah pada bagus-bagus bahkan ada yang idenya itu original
alias ASELI keren Be Ge Te DeH dan tinggallah saya disini sendiri seperti
seonggok dedaunan kering yang ditiup oleh angin. Appa sih ..HehSerius! Oh iyaampuun..Hu'uh hu'uhiya neh udah mau mulai kok gan
Oh iya, tulisan ini akan 'menyerobot' ide teman-teman peserta lomba
yang sudah ada sebelumnya, ga enak juga sih..tapi yaa..mohon mangap
lah gaan ide lagi kering nih, terlebih tulisan ini dibuat di tengah-tengah
medan tempur, tapi karena udah janji mau nulis, harus ditepati dong
ya..heuheu..
Okay, let's start! Wew..
Lalu Fadli Gillardino Rahman Oleh:
(Agenda Lomba Tulis Grup facebook Wanasaba Hari Ini:23februari-6 maret 2014)
Saat ini, perkembangan teknologi informasi berlangsung setiap saat dan
tanpa batas. Oleh karena itu, agar perpustakaan tidak ter-eleminir oleh
dinamika tersebut diperlukan perubahan mind-set dari seluruh stake
holder yang terlibat untuk menjadikan perpustakaan sebagai suatu
kebutuhan sehingga menjadi suatu institusi primadona dari masyarakat
dalam memperoleh informasi.
Dengan adanya perubahan pemikiran dan peranjakan paradigma
tersebut, tentunya akan terpacu para pengelola perpustakaan untuk
memberikan yang terbaik bagi institusinya. Hal ini akan tercapai apabila
pengelola perpustakaan mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap
berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi atau mungkin akan
dihadapi di masa yang akan datang. Apabila tingkat sensitivitas ini
berkembang dengan baik maka akan mendorong sumber daya
pengelola perpustakaan untuk lebih kreatif dan inovatif dengan
mencari berbagai langkah dan kebijakan untuk mengantisipasi
tantangan tersebut. Langkah dan kebijakan yang sesuai mestilah
muncul dari introspeksi atau evaluasi diri yaitu dengan
mengidentifikasi berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) perpustakaan.
Perpustakaan yang ideal di era globalisasi ini haruslah memenuhi
beberapa kriteria penting antara lain lokasi, tata ruang, administrasi,
pelayanan terhadap anggotanya dan koleksi buku-buku perpustakaan
serta peran pustakawan yang berani memantapkan keberadaan
lembaga perpustakaan sesuai dengan jenisnya, selalu meningkatkan
mutu melalui pelatihan-pelatihan bagi tenaga pustakawan, melakukan
promosi dan menyelenggarakan jaringan kerja sama baik dalam daerah
Aspal Panas
11 20
Per pust ak aanImpian
12
8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
13/16
Ada beberapa ide yang menarik dari beberapa penulis lomba, menurut
hemat penulis, tulisan mereka terbagi menjadi dua, pertama tulisan
dengan tema besar dan lebih abstrak misalnya karya saudara
. Kemudian tulisan yang lebih spesifik dengan menembak
langsung solusi dari masalah bisa ditemukan dalam karya saudara
yang ingin menarik minat pengunjung perpustakaan dengan
pengadaan jaringan wi-fi, ada juga yang memiliki
ide warung yang memiliki perpustakaan yang idenya bertolak belakangdengan Universitas Harvard di Amerika, dimana justru
perpustakaannya yang memiliki warung (tepatnya cafetaria) yang
menurut cerita temen saya, cafetaria tersebut dibuka 24 jam agar
pengunjung betah, tidak perlu pulang karena bisa membeli makanan
langsung disana. Tapi diantara sekian ide tulisan para peserta, saya lebih
tertarik untuk mengembangkan ide yang menurut
saya..di balik karya sederhanyany yang ingin memindahkan lokasi
perpustakaan desa ke Pengkolan, justru tersimpan mahligai karya
nusantara yang tiada duanya (Appa lagi siih..fokus fokuus
)maksudnyaa sebenarnya ada logika yang menarik lho dibalik
tulisan sederhanyanya tersebut tapi tentu saja dengan versi sentuhanyang berbeda. Tulisan saya selanjutnya tidak lupa pula menghaturkan
terima kasih yang sebesar-besarnya (Surat undangan kalii..) kepada
karya saudari yang turut juga menginspirasi tulisan ini
dengan ide perlunya perubahan paradigma dalam mengelola sebuah
perpustakaan.
Bagaimana bentuk kolaborasi ide kedua penulis tersebut, tunggu
ya..saya mau ngetik dulu, berusaha mengumpulkan sisa energi yang
tercecer di tengah rasa kantuk yang luar dari biasanya. Zzzz..
Aspal
Panas
Coka
Syaoka
Yahya Nyanyuk Endah
Rafi Naxc Rosita
Irma Tazkira
BERSAMBUNG
1219
Wassalam
13 18
https://www.facebook.com/laluzainhttps://www.facebook.com/laluzainhttps://www.facebook.com/coka.syaoqahttps://www.facebook.com/coka.syaoqahttps://www.facebook.com/laluzainhttps://www.facebook.com/laluzainhttps://www.facebook.com/coka.syaoqahttps://www.facebook.com/coka.syaoqahttps://www.facebook.com/yahya.endahhttps://www.facebook.com/fe.inkhttps://www.facebook.com/imeabaiqhttp://www.wanasaba.com/part-ii-mengelola-perpustakaan-dengan-manajemen-swasta/http://www.wanasaba.com/part-ii-mengelola-perpustakaan-dengan-manajemen-swasta/https://www.facebook.com/imeabaiqhttps://www.facebook.com/fe.inkhttps://www.facebook.com/yahya.endahhttps://www.facebook.com/coka.syaoqahttps://www.facebook.com/laluzain8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
14/16
13 18mengembangkan perpustakaan desa sangatlah potensial dalam
memasyarakatkan budaya membaca buku kepada masyarakat baik
kalangan terdidik maupun umum. Setelah perpustakaan memiliki
prospek kedepan dengan semakin banyaknya pengunjung, barulah
mungkin kalau ada anggaran atau donatur yang peduli, Perpustakaan
desa lebih memanjakan pengunjung lagi dengan tambahan koleksi buku
secara gradual (bertahap) seperti ide saudari Irma Tazkira, pengadaan
jaringan Wi-Fi untuk berselancar di dunia maya seperti ide saudara, dan mencoba membalik tawaran ide dari saudara
yang justru perpustakaan desa lah yang menjual
makanan dan minuman agar pengunjung tidak perlu keluar jika lapar
ataupun haus.
Setelah manajemen intenal kuat, barulah perpustakaan desa tersebut
dapat mengembangkan sayapnya untuk mencapai target pembaca yang
lebih luas seperti kerjasama dengan sekolah-sekolah (formal maupun
informal) dengan program-program tertentu seperti ide dari saudari
. Bahkan lebih jauh dan visioner, perpustakaan desa
wanasaba bisa mengembangkan jaringannya sampai dunia global
dengan bekerjasama misalnya saja dengan lembaga donor internasional
dalam memberi bantuan finasial misalnya untuk pengembangan fisik
serta penambahan koleksi buku perpustakaan desa sebagaimana cita-
cita dan angan-angan dari tulisan sudara . Siapa sangka, dari
desa kecil kita, perpustakaan kita justru dijadikan model dan
percontohan yang membagakan kita semua kelak di kemudian hari.
Coka Syaoka Yahya
Nyanyuk Endah
NaNa Chanoet
Aspal Panas
Sekarang mari segera tidur, bangun, dan semua menjadi kenyataan.Amin..
wassalam
1417
https://www.facebook.com/yahya.endahhttps://www.facebook.com/yahya.endahhttps://www.facebook.com/yahya.endahhttps://www.facebook.com/yahya.endahhttps://www.facebook.com/nana.yuliana.1420https://www.facebook.com/laluzainhttps://www.facebook.com/laluzainhttps://www.facebook.com/nana.yuliana.1420https://www.facebook.com/yahya.endahhttps://www.facebook.com/coka.syaoqa8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
15/16
PART II: Mengelola Perpustakaan denganManajemen Swasta
Oleh:
(Agenda Lomba Tulis Grup facebookWanasaba Hari Ini:23 februari-6 maret 2014)
Seperti yang telah diutarakan pada tulisan bagian
pertama, sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita melakukan
'flasback' terhadap dua ide tulisan yang menjadi dasar pengembangan
dari tulisan saya berikut ini:
TULISAN PERTAMA oleh
kalo di pengkolan tempat perpustakaannya insya Allah rame dengan
gin berkunjung.
Jika ditelisik lebih dalam lagi, tulisan diatas merupakan ide yang
mengadopsi logika swasta ketika menjalankan roda bisnisnya. Poinnya
adalah, pemilihan lokasi yang strategis merupakan suatu keharusan
ketika seseorang akan memulai sebuah usaha atau bisnis baru dalam
berwiraswasta untuk mendapatkan banyak pembeli. Misalnya saja
tidak mengherankan banyak lokasi bisnis kecil (small enterprises) yang
strategis seperti di perempatan dan di pinggir jalan di desa Wanasaba
seperti kios dan warung-warung yang tetap eksis atau paling tidak lama
sekali eksistensinya. Dalam tulisan saya ini, Perpustakaan desa tidak
akan dipindah di pengkolan tentunya, hanya saja meminjam logika
swasta di atas dengan memindahkan lokasi perpustakaan ke lokasiyang' lebih dekat' dengan masyarakat yang akan dibahas secara detail
pada nantinya.
TULISAN KEDUA oleh
bagaimana tidak?, banyak kita lihat sekolah-sekolah yang bagus,
bersih, rapi, tetapi sayangnya mereka menaruh perpustakaan di tempat-
tempat yang kurang strategis misalnya saja di dekat gudang bahkan
dekat dengan WC sehingga tidak heran jika pengguna enggan masuk
Lalu Fadli Gillardino Rahman
Rafi Naxc Rosita
Irma Tazkira
1417'terangsang' untuk masuk ke perpustakaan, karena dengan melihat, bisa
saja mereka jadi tertarik, terlebih bisa saja ada teman karib mereka di
dalam yang mereka lihat dari luar. Tidak kalah penting adalah,
bagaimana pelayanan perpustakaan harus memanjakan pengunjung
seperti di toko-toko baju atau sepatu. Petugasnya harus jenggit dalam
artian lebih aktif untuk dalam membantu pengunjung yang ingin
mencari buku yang ingin dibacanya. Murah senyum dan seragam yang
menarik dan enak dipandang mata seperti pelayan toko bisa menjadidaya tarik tersendiri.
Sekarang mari kita membayangkan lokasi strategis dan nyaman
perpustakaan desa akan mudah menyedot pembaca yang banyak
berlalu lalang di perempatan seperti adek-adek yang berangkat ke
sekolah. Sangat mungkin ketika melihat perpustakaan ketika berangkat
ke sekolah, meraka akan tertarik untuk mampir ketika pulang sekolah
dan tentu saja membaca. Inaq-inaq sementara nunggo montor lalo
meken, sang mele ida maca buku yang berhubungan dengan tata cara
berniaga sesuai tuntutan Islam antekna barokah hasil usahanda. Amaq-
amaq ojek perempatan sementara nunggu pelanggan, daripada ngantok
narak da gawek, bisa saja ke perpustakaan membaca koran agar lebih
update mengenai tarif ojek internasional..misalnya lho heuheu. Saya
juga membayangkan petugas yang jenggit tadi aktif di depan
perpustakaan sambil melempar senyum kepada orang yang lewat
sambil mengatakan:
Selamat datang kakakkami memiliki koleksi terbaru lho..ayo..dipilih
bukunya..siapa tahu ada yang menarik kak..lagian gratis kok
Setelah pengunjung pergi sehabis membaca, misalnya papuq-papuq.. si
petugas jenggit' tadi langsung tampil sambil mengatakan:
Terima kasih papuq..semoga panjang umur..selamat membaca kembali
Pernah belanja di Indomaret/Alfamart? Silahkan dibayangkan, kira-kira
begitu lah ya kurang lebih. Heuheu >_
8/12/2019 Buku Kecil Wanasaba
16/16
lomba, namun tulisan ini lebih menyoroti apa yang harus DILAKUKAN
PERTAMA KALI oleh pemerintah desa Wanasaba agar perpustakaan
desa kita lebih memasyarakat tidak hanya bagi kalangan terdidik akan
tetapi juga untuk kalangan umum (Maaf, agak selangkah di depan dari
ketentuan lomba ). Pemerintah desa bisa mengadopsi logika swasta
dalam menempatkan letak lokasi perpustakaan itu sendiri. Jika kios-
kios atau warung-warung berjejeran di tepi jalan demi mendapatkan
banyak segmen pembeli, Perpustakaan desa sudah semestinya jangan
mau kalah dengan menempatkan perpustakaan desa di tepi jalan untuk
mendapatkan lebih banyak segmen pembaca.
Secara teknis, lokasi perpustakaan itu bisa dimana saja, namun dengan
alasan efisiensi dan sebuah opsi, pemerintah desa tidak perlu membeli
lahan baru, cukup dengan menutup atas parit depan kantor desa dengan
beton dan mendirikan perpustakaan diatasnya dengan lokasi
memanjang seperti bentuk parit tersebut. Desain perpustakaan pun
harus di buat dengan lebih kreatif misalnya dengan menggunakan
penutup kaca sepanjang muka (depan) perpustakaan seperti etalase di
sebuah toko baju dan sepatu. Bedanya, jika toko akan memajang barang
yang akan dijualnya, perpustakaan kita harus memajang buku-buku
andalannya sebagai bentuk promosi untuk 'memancing' calon pembaca
untuk mau masuk ke dalam peerpustakaan. Lebih kreatif lagi, bisa saja
di perpustakaan tersebut memajang koleksi buku
baru dengan tulisan New Arrival sama seperti
di toko-toko untuk menawarkan barang
edisi terbaru mereka.
K e m u d i a n t a t a r u a n g ( i n t e r i o r )
perpustakaan harus di kelola dengan baik
antara letak koleksi buku dengan tempat
duduk pembaca yang harus bisa dilihatoleh orang luar dan tidak saling
m e n u t u p i .
H a l i n i
dimaksudka
n agar orang-
orang diluar
l e b i h
15 16atau sekedar berkunjung ke sana. Padahal logikanya, perpustakaan itu
sangatlah penting bagi kita semua karena perpustakaan merupakan
tempat untuk temu kembali informasi atau bisa dibilang gudangnya
ilmu.
Tulisan di atas ingin menyampaikan sebuah pesan yakni sudah
saatnya cara pandang kita terhadap perpustakaan dirubah.
Perpustakaan di Indonesia rata-rata selalu berada di lokasi belakang
sebuah gedung, bahkan ada yang berdekatan dengan WC yang identikselalu berada di belakang dan tentu saja tidak layak keberadaannya
untuk disejajarkan. Untuk itu, marilah kita lebih 'memuliakan'
perpustakaan sebagaimana layaknya sebuah tempat yang berisi ilmu-
ilmu yang bermanfaat dalam kehidupan manusia itu sendiri.
Setelah kita menggabungkan kedua ide dalam
tulisan di atas, maka akan diperoleh kesimpulan
jika perlunya merubah paradigma terhadap
perpustakaan selama ini dengan penempatan
lokasi perpustakaan Desa Wanasaba yang lebihstrategis seperti logika swasta berikut
manajemen pengelolaanya. Tapi sebelum itu,
marilah kita membahas dan menyamakan
persepsi terlebih dahulu mengenai kedudukan
perpustakaan Desa itu sendiri. Sebagai sebuah
perpustakaan yang dikelola oleh desa,
perpustakaan Desa Wanasaba sudah menjadi bagian
dari bentuk pelayanan publik (public service) kepada
masyarakat desa dengan sasaran terutama kaum terdidik
dengan tujuan meningkatkan pengetahuan mereka. Mari kita samakanpersepsi dan menyepakati bahwa pelayanan publik secara teoritis
merupakan tugas negara dalam hal ini adalah desa sebagai
perwakilannya. Kesimpulannya adalah, pemerintah desa Wanasaba lah
yang harus bertanggung jawab terhadap pengelolaan perpustakaan
yang berimplikasi terhadap maju atau tidaknya perpustakaan tersebut
di desa kita tercinta.
Sudah banyak ide-ide yang telah disampaikan oleh beberapa peserta
KOLABORASI IDE DENGAN PENDEKATAN YANG LEBIH REALISTIS