48
BAB IV
VISUALISASI
Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah, merancang batik dengan
berdasarkan mata pencaharian desa Bakaran, secara umum banyak
menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian, sektor kelautan dan perikanan
sesuai dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani. Pengembangan visual desain batik
mengolah unsur-unsur dari sumber Potensi yang dihasilkan dari Desa Bakaran
seperti Udang, Bandeng, Jagung, Padi. Unsur-unsur tersebut diolah dengan
penggambaran dekoratif. Alasan pemilihan Pati Bumi Mina Tani sebagai sumber
ide visualisasi desain, pertama, Desa Bakaran Merupakan Penghasil Bandeng.
Kedua, pengolahan visual batik Desa Bakaran terbatas hanya bermotif Bunga
Kantil, kupu-kupu, pohon Druju.
Desain pengembangan ini dikelompokkan menjadi dua arah desain, yakni
desain yang menggambarkan Potensi Pertanian menggambarkan pohon padi dan
jagung. Potensi Perikanan menggabarkan udang dan bandeng.
Dari segi pewarnaan yang digunakan yaitu warna-warna yang lebih
beragam untuk memperkaya desain dalam pengembangan, berbeda dengan batik-
batik klasik.
49
Desain 1
Master desain
Skala 1 : 2
Color Ways
Gambar 41. Desain 1
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
50
Pengulangan Penuh
Gambar 42. Desain 1 Pengulangan Penuh
Foto : Anisa Syamsiana,2016
Judul : Udang
Master Desain : 14,35 cm X 20 cm
Skala : 1 : 2
Pengulangan : 1/2 Langkah ke samping
Teknik : Batik tulis
Pewarna : Remasol
Bahan : Katun Primisima
51
Desain ini distrukturkan dari unsur-unsur motif utama Udang, dengan
motif pendukung daun Padi, isen batik cecek dan memanfaatkan remukan. Master
desain ini berukuran 28,7 X 40 cm dengan skala 1:1 . Pengulangan satu langkah
ke samping, yang pada akhirnya dapat membentuk kesan dinamis dan Harmoni
(keselarasan). Repetisi pada kain 2m dilakukan sebanyak empat kali. Warna yang
digunakan ada 5 warna Kuning sebagai warna latar, hijau muda, merah, ungu dan
hitam. Proses produksi desain tersebut yaitu:
1. Proses nyorek (menggambar pada kain) sebelum dilakukan proses
nyanting (pemberian malam pada kain).
2. Pewarnaan pada kain yang sudah selesai di batik dengan menggunakan zat
warna Remasol. Pertama, Motif dicolet terlebih dahulu dengan hitam dan
di remuk.
3. Menutup bagian yang ber warna hitam dengan menggunakan malam
(nembok).
4. Pencoletan motif-motif utama dengan zat warna remasol yaitu warna
merah, ungu, hijau muda.
5. Mengeringkan kain dengan cara diangin-anginkan. dilanjutkan dengan
proses fiksasi menggunakan watter glass selama 1 jam.
6. Pencelupan menggunakan zat warna Remazol kuning untuk latar.
7. Mengeringkan kain dengan cara diangin-anginkan. dilanjutkan dengan
proses fiksasi menggunakan watter glass selama 1 jam.
8. Bilas menggunakan air bersih kemudian di hilangi malamnya
(penglorotan).
52
Produk Jadi
Gambar 43. Produk Jadi Desain 1
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
53
Desain 2
Master desain
Skala 1 : 2
Color Ways
Gambar 44. Desain 2
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
54
Pengulangan Penuh
Gambar 45. Pengulangan Penuh
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
Judul : Bandeng
Master Desain : 14,35 cm X 20 cm
Skala : 1 : 2
Pengulangan : 1/2 Langkah ke samping
Teknik : Batik tulis
Pewarna : Remasol
Bahan : Katun Primisima
55
Desain ini mengolah visual Bandeng yang termasuk potensi perikanan
dengan memanfaatkan efek remukan pada motif. Proses produksi desain tersebut
yaitu:
1. Proses nyorek (menggambar pada kain) sebelum dilakukan proses
nyanting (pemberian malam pada kain).
2. Pewarnaan dengan teknik colet di motif kain yang sudah selesai dibatik
dengan zat warna Remasol .
3. Kain diangin-anginkan sampai kering, dilanjutkan dengan proses fiksasi
menggunakan watter glass selama 1 jam.
4. Menutup bagian yang dikehendaki tetap berwarna dengan malam
(nembok).
5. Proses pemberian malam remuk pada bagian yang dikehendaki untuk
memperoleh hasil remukan pada kain.
6. Pewarnaan dengan teknik celup di seluruh permukaan kain yang sudah
selesai dibatik dengan zat warna remasol.
7. Kain diangin-anginkan sampai kering.
8. Melakukan proses penghilangan malam (nglorod).
56
Produk Jadi
Gambar 46. Produk Jadi Desain 2
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
57
Desain 3
Master desain
Skala 1 : 2
Color Ways
Gambar 47. Desain 3
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
58
Pengulangan Penuh
Gambar 48. Pengulangan Penuh
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
Judul : Padi
Master Desain : 14,35 cm X 20 cm
Skala : 1 : 2
Pengulangan : 1/2 Langkah ke samping
Teknik : Batik tulis
Pewarna : Remasol
Bahan : Katun Primisima
59
Desain ini mengolah visual Padi yang termasuk potensi pertanian dengan
memanfaatkan efek remukan pada motif. Proses produksi desain tersebut yaitu:
1. Proses nyorek (menggambar pada kain) sebelum dilakukan proses
nyanting (pemberian malam pada kain).
2. Pewarnaan dengan teknik colet di motif kain yang sudah selesai dibatik
dengan zat warna Remasol.
3. Kain diangin-anginkan sampai kering, dilanjutkan dengan proses fiksasi
menggunakan watter glass selama 1 jam.
4. Kain diangin-anginkan sampai kering.
5. Melakukan proses penghilangan malam (nglorod).
60
Produk Jadi
Gambar 49. Produk Jadi Desain 3
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
61
Desain 4
Master desain
Skala 1 : 2
Color Ways
Gambar 50. Desain 4
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
62
Pengulangan Penuh
Gambar 51. Pengulangan Penuh
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
Judul : Bandeng
Master Desain : 14,35 cm X 20 cm
Skala : 1 : 2
Pengulangan : 1/2 Langkah ke samping
Teknik : Batik tulis
Pewarna : Remasol
Bahan : Katun Primisima
63
Desain ini mengolah visual Bandeng yang termasuk potensi perikanan.
Proses produksi desain tersebut yaitu:
1. Proses nyorek (menggambar pada kain) sebelum dilakukan proses
nyanting (pemberian malam pada kain).
2. Pewarnaan dengan teknik colet di motif kain yang sudah selesai dibatik
dengan zat warna Remasol.
3. Kain diangin-anginkan sampai kering, dilanjutkan dengan proses fiksasi
menggunakan watter glass selama 1 jam.
4. Kain diangin-anginkan sampai kering.
5. Melakukan proses penghilangan malam (nglorod).
64
Produk Jadi
Gambar 52. Desain 6
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
65
Desain 5
Master Desain
Skala 1 : 2
Color Ways
Gambar 53. Desain 5
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
66
Pengulangan penuh
Gambar 54. Pengulangan Penuh
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
Judul : Udang
Master Desain : 14,35 cm X 20 cm
Skala : 1 : 2
Pengulangan : 1/2 Langkah ke samping
Teknik : Batik tulis
Pewarna : Remasol
Bahan : Katun Primisima
67
Desain ini mengolah visual Udang yang termasuk potensi perikanan. Proses
produksi desain tersebut yaitu:
1. Proses nyorek (menggambar pada kain) sebelum dilakukan proses
nyanting (pemberian malam pada kain).
2. Pewarnaan dengan teknik colet di motif kain yang sudah selesai dibatik
dengan zat warna Remasol.
3. Kain diangin-anginkan sampai kering, dilanjutkan dengan proses fiksasi
menggunakan watter glass selama 1 jam.
4. Kain diangin-anginkan sampai kering.
5. Melakukan proses penghilangan malam (nglorod).
68
Desain 6
Master Desain
Skala 1 : 2
Color Ways
Gambar 55. Desain 6
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
69
Pengulangan penuh
Gambar 56. Pengulangan Penuh
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
Judul : Jagung
Master Desain : 14,35 cm X 20 cm
Skala : 1 : 2
Pengulangan : 1/2 Langkah ke samping
Teknik : Batik tulis
Pewarna : Remasol
Bahan : Katun Primisima
70
Desain ini mengolah visual Jagung yang termasuk potensi perikanan. Proses
produksi desain tersebut yaitu:
1. Proses nyorek (menggambar pada kain) sebelum dilakukan proses
nyanting (pemberian malam pada kain).
2. Pewarnaan dengan teknik colet di motif kain yang sudah selesai dibatik
dengan zat warna Remasol.
3. Kain diangin-anginkan sampai kering, dilanjutkan dengan proses fiksasi
menggunakan watter glass selama 1 jam.
4. Kain diangin-anginkan sampai kering.
5. Melakukan proses penghilangan malam (nglorod).
71
Produk Jadi
Gambar 57. Desain 7
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
72
Desain 7
Master Desain
Skala 1 : 2
Color Ways
Gambar 58 . Desain 7
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
73
Pengulangan penuh
Gambar 59. Pengulangan Penuh
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
Judul : Jagung
Master Desain : 14,35 cm X 20 cm
Skala : 1 : 2
Pengulangan : 1/2 Langkah ke samping
Teknik : Batik tulis
Pewarna : Remasol
Bahan : Katun Primisima
74
Desain ini mengolah visual Jagung yang termasuk potensi pertanian.
Proses produksi desain tersebut yaitu:
1. Proses nyorek (menggambar pada kain) sebelum dilakukan proses
nyanting (pemberian malam pada kain).
2. Pewarnaan dengan teknik colet di motif kain yang sudah selesai dibatik
dengan zat warna Remasol.
3. Kain diangin-anginkan sampai kering, dilanjutkan dengan proses fiksasi
menggunakan watter glass selama 1 jam.
4. Kain diangin-anginkan sampai kering.
5. Melakukan proses penghilangan malam (nglorod).
75
Desain 8
Mater Desain
Skala 1 : 2
Color Ways
Gambar 60. Desain 8
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
76
Pengulangan penuh
Gambar 61. Pengulangan Penuh
Foto : Anisa Syamsiana, 2016
Judul : Bandeng
Master Desain : 14,35 cm X 20 cm
Skala : 1 : 2
Pengulangan : 1/2 Langkah ke samping
Teknik : Batik tulis
Pewarna : Remasol
Bahan : Katun Primisima
77
Desain ini mengolah visual Bandeng yang termasuk potensi perikanan. Proses
produksi desain tersebut yaitu:
1. Proses nyorek (menggambar pada kain) sebelum dilakukan proses
nyanting (pemberian malam pada kain)
2. Pewarnaan dengan teknik colet di motif kain yang sudah selesai dibatik
dengan zat warna Remasol.
3. Kain diangin-anginkan sampai kering, dilanjutkan dengan proses fiksasi
menggunakan watter glass selama 1 jam.
4. Kain diangin-anginkan sampai kering.
5. Melakukan proses penghilangan malam (nglorod).
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan desain Batik Bakaran ini dilandasi oleh satu pertanyaan pokok
yakni bagaimana visualisasi pengembangan desain motif Batik Bakaran dengan
sumber ide Batik Pati Bumi Mina Tani? Dari pertanyaan tersebut dan dari hasil
pengembangan desain Batik Bakaran dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, bandeng, udang, padi dan jagung memiliki gaya visual yang unik
dan memiliki ciri khas yang kuat. Pengembangan desain Batik Bakaran dengan
pertimbangan visual yang memberikan nuansa yang berbeda dalam pengolahan
desain motif batik.
Kedua, potensi visual dari bandeng, udang, padi dan jagung dengan motif
pendukung, isen-isen batik, dan pemakaian efek remukan menghasilkan desain
batik yang inovatif dan mempunyai nilai pembeda yang tinggi dibandingkan
dengan produk lain. Keunikan Batik Bakaran ini bisa menjadi media atau sarana
mengkomunikasikan kehidupan masyarakat desa Bakaran, Kecamatan Juwana
Kabupaten Pati.
B. Saran
Berdasarkan hasil pengembangan yang telah dilakukan maka ada dua saran
sebagai berikut:
1. Beberapa sumber ide seperti kesenian, kebudayaan, dan legenda-legenda
yang ada di masyarakat dapat dijadikan sumber ide dalam perancangan
motif Batik Bakaran guna menambah kekayaan motif batik di desa
Bakaran.
79
2. Proses perancangan dan pengembangan desain motif ini masih dapat
dikembangkan untuk ke arah Fashion, tidak hanya berhenti di tahap
pengembangan motif, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
80
DAFTAR PUSTAKA
AAA, Djelantik. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: MSPI.
Asa, Kusnin. 2014. Mosaic Of Indonesian Batik. Jakarta: PT. Red And White
Publishing.
Asti, Musman & Arini B,Ambar. (2011). Warisan Adiluhung
Nusantara.Yogyakarta: ANDI.
Adi Kusrianto.2013. Batik : Filosofi, motif dan kegunaan. Yogyakarta: C.V Andi
Offset.
Ari Wulandari. 2011. Batik Nusantara: Makna Filosofis, Cara Pembuatan &
Industri Batik. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Asti Musman dan Ambar B. Arini. 2011. Batik: Warisan Adiluhung
Nusantara.Yogyakarta: Andi Offset
Biranul Anas, dkk. 1997. Indonesia Indah Jilid 8: Batik. Jakarta: Yayasan
Harapan Kita dan BP 3 TMII.
Bram Palgunadi. 2007. Desain Produk: Disain, Desainer, dan Proyek Disain.
Bandung: Penerbit ITB.
Harmoko, dkk. 1995. Indonesia Indah: Kain-Kain Non-Tenun Indonesia. Jakarta:
Yayasan Harapan Kita.
Hamzuri. 2000. Batik Klasik. Jakarta: Djembatan.
Herry Lisbiajanto. 2013. Batik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Helen Ishwara,dkk.2011.Batik Pesisir Indonesia.Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia.
E.A.Pamungkas.2010.Batik: mengenal batik dan cara mudah membuat
batik.Yogyakarta : Gita Nagari
Nanang Rizali. 2006. Tinjauan Desain Tekstil. Lembaga Pengembangan
Pendidikan dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Nian. S. Djoemena. 1990. Batik dan Mitra. Jakarta: Djambatan.
Santosa Doellah. 2002. Batik Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Surakarta: Danar
Hadi.
Sewan Susanto. 1980. Seni Kerajian Batik Indonesia. Balai Penelitian Batik dan
Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen
Perindustrian R.I.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
81
Teguh, Suwarto. et al. (1998). Seni Lukis Batik Indonesia, Batik Klasik
sampaiKontemporer. Yogyakarta: IKIP Negeri Yogyakarta.
Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara-Makna Filosofis, Cara Pembuatan, Dan
Industri Batik. Yogyakarta: Andi Publisher.
Yusak Anshori dan Adi Kusrianto. 2011. Keeksotisan Batik Jawa Timur:
Memahami Motif dan Keunikannya. Jakarta Elek Media Komputindo.
Sumber Lain
www.Batik Tulis Bakaran Motif-Motif Klasik.htm diambil pada tanggal 16 mei
2016 Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka
Pamungkas. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Surabaya :
Apollo Lestari
Wawancara dengan beberapa kepala atau staff dari lembaga terkait yaitu :
Darmi, pemilik “Batik Nn” di desa Bakaran.
Hartatik, pemilik “Batik Sekar Arum” di desa Bakaran.
Yuli, pemilik “Batik Yuliati Warno” di desa Bakaran.
Yahyu, pemilik “Batik Yahyu” di desa Bakaran.
82
LAMPIRAN
83
Alat Dan Bahan
`
Canting
Sumber : Foto Penulis
Kuas
Sumber : Foto Penulis
Kompor Malam
Sumber : Foto Penulis
Pewarna Batik
Sumber: Foto Penulis
84
Foto Proses Produksi
Proses ngloyor dengan TRO
Sumber : Foto Penulis
Proses Nyorek
Sumber: Foto Penulis
Proses Cantingan
Sumber: Foto Penulis
85
Proses Cantingan
Sumber: Foto Penulis
Proses Pewarnaan
Sumber: Foto Penulis
86
Gambaran desa Bakaran
Slogam Pati Bumi Mina Tani
Sumber : foto penulis
Batik yuliati warno
Sumber : foto penulis
Tambak yang ada di desa Bakaran
Sumber : foro penulis
87
Tambak yang ada di desa Bakaran
Sumber : foto penulis
Tambak yang ada di desa Bakaran
Sumber : foto penulis
88
89
90