25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna
jasa keuangan perbankan di Daerah Khusus Ibukota
(DKI) Jakarta. Peneliti memilih populasi pengguna
jasa keuangan di DKI Jakarta, karena selain
merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis
negara Indonesia, pemerintah provinsi DKI Jakarta
telah mengeluarkan regulasi yang mendorong
terwujudnya Cashless Society seperti penggunaan E-
Ticket KAI bagi para penumpang KRL Commuter di
Jabodetabek, E-ticket untuk Transjakarta, dan
pembayaran parkir di 114 area parkir di DKI Jakarta
sebagai contoh intervensi pemerintah untuk
membentuk era non tunai di sektor transportasi.
Sedangkan di sektor bisnis, juga sejalan dengan
menciptakan inklusi keuangan, pemerintah provinsi
DKI mensyaratkan penggunaan system E-Money
untuk mendaftar sebagai pedagang kaki lima.
Predikatnya sebagai pusat bisnis, membuat DKI
Jakarta dipandang memiliki transaksi keuangan yang
kompleks baik di sektor perbelanjaan, kesehatan,
maupun pendidikan.
26
3.2. Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan salah satu teknik
Non-Probability Sampling, yaitu purposive sampling.
Sampel diambil dengan memperhatikan beberapa
kriteria yang sesuai dengan keperluan penelitian.
Melihat dari segi latar belakang pengelolaan
keuangan, kriteria pertama dari sampel adalah
merupakan nasabah bank umum. Nasabah bank
umum dipilih karena sesuai UU No. 10 tahun 1998
tentang perbankan, bank yang diperkenankan
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
adalah bank umum. Kriteria kedua adalah nasabah
tersebut paling tidak memiliki satu produk alat
pembayaran non tunai yang dikeluarkan oleh bank.
Bisa jadi alat pembayawan non tunai tersebut berupa
kartu debit, kartu kredit, atau bentuk e-money
lainnya. Sampel yang akan digunakan adalah sampel
yang memenuhi kriteria pertama dan kedua.
Dikarenakan penelitian ini menggunakan model SEM
dan akan dioleh menggunakan program AMOS, maka
jumlah sampel yang akan digunakan sebanyak 200
sampel.
27
3.3. Pengukuran
Penelitian ini memiliki variabel terikat
(dependent), dan variabel bebas (independent).
Variabel terikat pada penelitian ini adalah minat
(intention) atas penggunaan instrumen pembayaran
non tunai sebagai tanda hadirnya era non tunai di
masyarakat, serta kebiasaan (habits) masyarakat
dalam melakukan transaksi keuangan. Sedangkan
variabel bebas yang terdapat dalam penelitian ini
adalah sikap (attitude), faktor-faktor sosial (social
factors), affect, dan pengalaman dari perilaku
sebelumnya (frequency of past behaviour). Variabel
tersebut akan diukur menggunakan skala interval
mendekati 5 poin Likert (Jogiyanto, 2004). Berikut
adalah alternatif jawaban dari skala interval Likert :
poin 5 untuk jawaban sangat setuju (SS), poin 4 untuk
jawaban setuju (S), poin 3 untuk jawaban netral (N),
poin 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), dan poin 1
untuk jawaban sangat tidak setuju (STS).
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel
N
o
Variabel Definisi Indikator
1. Behaviour
(B)
Tindakan
yang
didasarkan
1. Transaksi non tunai
mendukung
28
pada
harapan
yang akan
diperoleh .
(Darnton,
2008).
profesi/pekerjaan
sehari-hari.
2. Menggunakan alat
pembayaran non tunai
membuat saya merasa
lebih aman.
3. Dengan alat
pembayaran non
tunai, proses
pembayaran yang
saya lakukan menjadi
lebih cepat /
mempersingkat
waktu.
2. Attitude (A) Kepercayaan
/ persepsi
seorang
individu
terhadap
hubungan
antara apa
yang
dilakukannya
, dengan
hasil dari apa
yang sudah
dilakukannya
1. Transaksi non tunai
meningkatkan
kemampuan dalam
mengelola keuangan
pribadi.
2. Penggunaan alat
pembayaran non tunai
mempermudah
pengguna dalam
mengambil keputusan
jual-beli.
3. Penggunaan alat
pembayaran non tunai
29
(Tsang,
2015).
lebih disukai oleh
kerabat/keluarga.
3. Social
Factors
(SF)
Persetujuan
interpersonal
dari seorang
individu
terhadap
komunitas
yang
dianutnya
dalam
sebuah
lingkungan
sosial
tertentu.
(Triandis,
1980).
1. Pemerintah
mengeluarkan
regulasi yang
mendorong
penggunaan transaksi
non tunai.
2. Penggunaan transaksi
non tunai disarankan
oleh
kerabat/keluarga.
3. Penggunaan transaksi
non tunai disarankan
oleh rekan/atasan
tempat saya bekerja.
4. Transaksi non tunai
disarankan oleh
komunitas dimana
saya bergabung.
4. Affect Respon
emosional
secara
langsung
pada sebuah
pemikiran
tentang
perilaku
1. Menggunakan alat
pembayaran non tunai
menimbulkan rasa
praktis.
2. Menggunakan alat
pembayaran non tunai
menimbulkan rasa
tenang karena dapat
30
tertentu
(Triandis,
1980).
mentransfer uang
sewaktu-waktu ke
keluarga/kerabat
pada saat darurat.
3. Menggunakan alat
pembayaran non tunai
tidak menimbulkan
kekhawatiran.
5. Intention (I) Rencana
sadar atau
keputusan
yang diambil
oleh seorang
individu
untuk
menunjukka
n suatu
perilaku
(Shrestha et
al, 2012).
1. Terdapat keinginan
untuk menggunakan
alat pembayaran non
tunai dalam
kehidupan sehari-
hari.
2. Berminat
menggunakan alat
transaksi non tunai
ketika ada pilihan
untuk bertransaksi
non tunai..
3. Berusaha
menggunakan alat
transaksi non tunai
jika ada kebutuhan
yang dimungkinkan
untuk dibayar secara
non tunai.
31
6. Frequency
of Past
Behaviour
(FP)
Perilaku yang
dilakukan
secara
berulang,
yang tidak
disadari
membentuk
sebuah
kebiasaan
(habit)
seorang
individu
(Bamberg &
Schmidt,
2003)
1. Sering menggunakan
alat transaksi non
tunai dalam
kehidupan sehari-
hari.
2. Sering menggunakan
alat transaksi non
tunai ketika ada
pilihan untuk
bertransaksi tunai
atau non tunai.
3. Sering menggunakan
alat pembayaran non
tunai jika ada
kebutuhan yang
dimungkinkan untuk
dibayar secara non
tunai.
7. Habit (H) Perilaku yang
sudah
terotomasi
pada situasi
yang telah
tersedia
(Triandis,
1980).
1. Mengutamakan
penggunaan alat
pembayaran non
tunai (kartu debit,
kredit, e-money, dsb.)
setiap melakukan
pembayaran.
2. Selalu menggunakan
alat pembayaran non
tunai ketika ada
32
pilihan untuk
bertransaksi tunai
atau non tunai.
3. Menyiapkan alat
pembayaran non
tunai (kartru debit,
kredit, e-money, dsb.)
saat menuju tempat
pembayaran/kasir
yang memungkinkan
untuk bertransaksi
non tunai.
8. Facilitating
Conditions
(FC)
Faktor-faktor
objektif
dalam
sebuah
lingkungan
yang dapat
mempermud
ah maupun
mempersulit
sebuah
perilaku
dilakukan,
menurut
penilaian
tiap-tiap
individu
1. Ketersediaan alat
pembayaran non
tunai (kartru debit,
kredit, e-money, dsb.)
dapat ditemui
dilingkungan sekitar.
2. Jaringan komunikasi
yang tersedia stabil
saat transaksi non
tunai dilaksanakan.
3. Alat transaksi non
tunai dapat dimiliki
dengan syarat yang
mudah untuk
dipenuhi. (internal)
33
(Triandis,
1980).
4. Alat transaksi non
tunai mudah
digunakan oleh
pengguna.
5. Jaringan sistem
untuk melakukan
transaksi non tunai
tidak banyak
mengalami gangguan.
Meskipun penelitian ini merupakan penelitian
eksplanatif, namun perlu dilakukan analisis statistik
deskriptif yang -mencakup nilai minimum,
maksimum, mean dan standar deviasi. Analisis
deskriptif perlu dilakukan untuk menggambarkan
variabel-variabel yang diteliti serta mempertajam
pembahasan dan analisis (Supromon & Utami, 2004).
Skala dalam perhitungan rata-rata atau mean
ditentukan dengan rumus interval I = (max-min) / k,
dimana I adalah Interval, max adalah nilai jawaban
tertinggi, min adalah nilai jawaban terendah, dan K
adalah klasifikasi yang hendak dibuat. Penelitian ini
menggunakan 5 klasifikasi dengan nilai tertinggi 5,
dan nilai terendah 1. Maka berdasarkan rumus
tersebut ditemukan nilai interval 0,8 seperti tampak
pada tabel dibawah ini:
34
Tabel 3.2 Interval Kategori Jawaban
Tingkatan
Skala
Interval Kategori Jawaban
1 1,00 – 1,80 Sangat Rendah
2 1,81 – 2,60 Rendah
3 2,61 – 3,40 Sedang
4 3,41 – 4,20 Tinggi
5 4,21 – 5,00 Sangat Tinggi
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer, yakni data yang diperoleh
langsung dari penelitian di lapangan dan diolah
sendiri. Data dikumpulkan dengan melakukan survei
kepada responden pengguna jasa keuangan
perbankan menggunakan media angket. Angket akan
disebarkan secara personal untuk mengetahui
pendapat atau persepsi responden yag menjawab
pertanyaan-pertanyaan terkait dengan variabel-
variabel yang diteliti (Supramono & Utami, 2004).
Angket yang dibagikan terdiri dari dua bagian, yaitu
bagian pertama berupa identitas responden yang juga
mencakup pekerjaan, pendapatan, jumlah layanan
perbankan yang dimiliki, serta lama penggunaan jasa
keuangan perbankan.Kemudian bagian kedua dari
angket, berupa pertanyaan yang berkaitan dengan
35
variabel penelitian. Angket penelitian didistribusikan
langsung ke pengguna jasa keuangan perbankan di
DKI Jakarta. Total keseluruhan angket yang
didisribusikan berjumlah 155 kuesioner.
3.5. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul untuk dilakukan uji
normalitas, terlebih dahulu dilakukan uji kualitas
instrumen. Uji kualitas instrumen terdiri dari dua
bagian yaitu uji validitas, dan uji reliabilitas.
Pengujian validitas yang menurut Sekaran (2003)
bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya, akan dilakukan menggunakan confirmatory
factor analysis (CFA). Bagian kedua dari uji kualitas
instrumen adalah uji reliabilitas. Dalam penelitian ini
uji reliabilitas dilakukan menggunakan metode
cronbach’s alpha dengan menggunakan bantuan
program SPSS. Indikator pengukuran reliabilitas
mengacu pada Sekaran (2003) yang membagi
tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut.
36
Tabel 3.3 Tingkatan Reliabilitas Cronbach’s Alpha
No Nilai
Cronbach’s
Alpha
Tingkat Reliabilitas
1 0,8 – 1,0 Reliabilitas Baik
2 1,81 – 2,60 Reliabilitas Diterima Secara
Moderat
3 2,61 – 3,40 Reliabilitas Kurang Baik
Selanjutnya dilakukan uji normalitas,
mengingat selain karena tulang punggung dari uji
statistik tersebut adalah mean, Struktural Equation
Model (SEM) mempersyaratkan dipenuhinya asumsi
normalitas. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan Amos versi 19.0 terhadap data yang
digunakan dalam analisis model awal secara
keseluruhan. Yaitu dengan melihat kriteria critical
ratio skewness value sebesar ± 2,58 pada tingkat
signifikansi 0,01 atau 1 % (Ghozali, 2005).
Dalam proses pengumpulan data, sangat
dimungkinkan adanya data yang terdistribusi secara
ekstrem. Mengantisipasi hal tersebut maka dilakukan
uji outliers, sehingga dapat diketahui bilamana ada
data yang tidak menghasilkan distribusi normal baik
secara univariate maupun secara multivariate. Uji
outliers dilakukan dengan kriteria Jarak Mahalanobis
pada tingkat p<0,001 (Ghozali, 2005). Jarak
37
Mahalanobis (Mahalanobis Distance) ini dievaluasi
dengan menggunakan pada derajat bebas sebesar
jumlah indikator variabel yang digunakan dalam
penelitian.
Data yang telah melewati uji kualitas
instrumen, normalitas, dan outliers, selanjutnya akan
dianalisis menggunakan analisis Model Persamaan
Struktural atau Struktural Equation Models (SEM)
dibantu dengan program AMOS versi 19.0. Kesesuaian
model akan diuji dengan 8 (delapan) kriteria goodness
of fit indices pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.4 Kriteria Goodness of Fit
No Goodness-of-fit
Indices Cut-off Value
1 chi-square () Mendekati 0
2 Significance Probability (p) ≥ 0,05
3 CMIN/DF ≤ 2,00
4 GFI ≥0,90
5 RMSEA ≤ 0,08
6 AGFI ≥ 0,90
7 TLI ≥0,95
8 CFI ≥ 0,95
Kemudian untuk mengetahui hubungan antar
variable secara langsung, akan dilakukan analisis
kausalitas model. Sehingga pada diharapkan dengan