10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Perancangan Visual
1. Perancangan
Perancangan adalah suatu kegiatan untuk merancang atau membuat
dan membentuk pola-pola tertentu sesuai dengan tujuan yang ditetapkan ber-
dasarkan proses perencanaan dan pemikiran yang matang. Jika dikaitkan
dengan pendahuluan, perancangan yang dimaksud adalah proses membuat
media buku panduan menyusui sesuai minat dan selera ibu hamil dan me-
nyusui sebagai target pembaca.
“Perancangan adalah proses merencanakan segala sesuatu lebih dahu-
lu.” (Kamus Bahasa Indonesia, 1988:1164).
Taura dan Nagai (2009:3) mendefinisikan perancangan sebagai proses
penyusunan suatu bentuk atau pola yang diinginkan untuk di masa yang akan
datang. Sedangkan menurut Sardi (2004:27) Perancangan merupakan peng-
gambaran, perencanaan, pembuatan sketsa dari sekumpulan unsur terpisah dan
menjadi satu kesatuan yang utuh dan memiliki fungsi .
2. Perancangan Visual
Kata visual berasal dari kata videre dari bahasa latin yang artinya
melihat yang kemudian dimasukkan ke dalam bahasa inggris visual.
Visual berarti segala sesuatu yang dapat dilihat menggunakan indra
penglihatan atau berdasarkan penglihatan. Memvisualkan berarti menjadikan
suatu konsep dapat dilihat menggunakan indra penglihatan (Kamus Bahasa
Indonesia, 1988:1609).
11
Menurut Kusrianto (2007) seperti dikutip oleh Lestari (2011:15-16)
visual sendiri merupakan hal-hal yang berhubungan dengan dunia penglihatan
dengan kata lain segala sesuatu yang tampak, dapat disaksikan, dan direspon
oleh indra penglihatan.
Ada beberapa unsur yang dapat membantu mewujudkan suatu tampi-
lan visual:
a. Titik, adalah satu unsur visual yang wujudnya relatif kecil, cenderung
ditampilkan dalam variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu.
b. Garis, dianggap sebagai unsur yang banyak berpengaruh terhadap
pembentukan suatu objek sehingga dikenal sebagai goresan atau core-
tan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna.
c. Bidang, memiliki dimensi panjang dan lebar yang bisa dihasilkan
dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu dan
dengan mempertemukan potongan goresan satu garis atau lebih.
d. Ruang, bisa dihasilkan karena adanya bidang dengan pembagian antar
objek dengan unsur: titik, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih
mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dibagi men-
jadi ruang nyata dan ruang semu.
e. Warna, sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang men-
dukung keberadaannya ditentukan jenis pigmen dimana kesan yang
diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya.
f. Tekstur, adalah nilai raba dari sebuah permukaan. Secara fisik dibagi
menjadi tekstur kasar dan halus dengan kesan pantul mengkilap dan
12
kusam. Ditinjau dari efek tampilannya digolongkan menjadi tekstur
nyata dan tekstur semu.
Dilihat dari beberapa tinjauan diatas tentang perancangan dan visual
dari beberapa sumber dapat diartikan bahwa perancangan visual atau desain
visual adalah proses perencanaan dan penyusunan terhadap nilai-nilai visual
baik dari sudut pandangan estetika dan ilmu komunikasi efektif.
Desain visual adalah wujud tata letak dan penggabungan terencana dari
unsur-unsur seni seperti warna, bentuk, dan ilustrasi sehingga menarik dan in-
formatif bagi orang yang melihatnya. Desain visual yang baik berhubungan
dengan emosional manusia di dalam alam bawah sadar dan mampu
mempengaruhi keputusan, mengubah persepsi dan harapan (A. dan Gunarsa,
2011:95).
Pada saat ini perancangan visual menjadi hal yang penting. Dikare-
nakan pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan untuk menilai ling-
kungan mereka berdasarkan isyarat visual atau dari apa yang mereka lihat
dengan mata mereka.
B. Promosi
1. Promosi
Promosi adalah salah satu bagian penting dan merupakan salah satu
bauran dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang dapat berupa pemberian
informasi, membujuk atau mempengaruhi seseorang untuk menggunakan
produk yang ditawarkannya.
“Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang
bertujuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang sebelumnya
13
tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat
produk tersebut.” (Saladin dan Oesman, 2002:123).
Sedangkan pengertian promosi menurut Kurniawan (2014:57) adalah
“Kegiatan yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk mempromosikan,
mengenalkan, mempublikasikan produknya agar dapat diterima oleh masyara-
kat. Tujuan dari promosi adalah masyarakat tertarik pada produk itu, karena
ketertarikan ini maka konsumen berkeinginan untuk membeli produk itu”
Berdasarkan pendapat di atas bisa disimpulkan promosi merupakan media
komunikasi dan penghantar pesan yang dilakukan baik oleh perusahaan mau-
pun perantara dengan maksud untuk menginformasikan mengenai produk,
harga, dan tempat. Informasi tersebut bersifat memberitahukan, membujuk,
dan mengingatkan kembali kepada konsumen, para perantara, dan atau kom-
binasi keduanya. Dalam promosi, terdapat kombinasi dari beberapa unsur
yang dapat menentukan keberhasilan sebuah promosi tersebut yang biasa
disebut bauran promosi.
2. Promosi Kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2012:21) promosi kesehatan dalam arti pen-
didikan, secara umum adalah berbagai cara yang direncanakan untuk
mempengaruhi atau membujuk orang lain, baik individu, kelompok, atau
masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan atau promosi kesehatan.
Pengertian menurut WHO, berdasarkan Ottawa Charter (1986)
mengenai promosi kesehatan sebagai hasil Konferensi Internasional Promosi
Kesehatan di Ottawa Kanada adalah “Health promotion is the process of ena-
14
bling people to control over and improve their health. To reach a state of
complete physical, mental, and social well-being, an individual or group must
be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs, and to change or
cope with or cope with the environment.” Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah suatu cara untuk meningkatkan
kontrol hidup manusia dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang
jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (self empowerment).
Pengertian promosi kesehatan yang dirumuskan oleh Australian Health
Foundation adalah “Health promotion is programs which designed to bring
about change within people, organization, communities, and their environ-
ment.”. Maksudnya adalah promosi kesehatan merupakan program yang
dirancang untuk membawa perbaikan di dalam masyarakat sendiri, maupun
dalam organisasi dan lingkungannya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa promosi
kesehatan berpusat pada kegiatan yang akan dilakukan dan hasil yang ingin
didapatkan. Hasil yang ingin dicapai promosi kesehatan adalah meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Selain itu promosi kesehatan tidak hanya ber-
tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan saja,
namun juga untuk memperbaiki lingkungan dalam rangka menjaga kesehatan
masyarakat.
3. Media Promosi Kesehatan
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk mem-
permudah dalam menyampaikan pesan atau informasi untuk masyarakat, baik
melalui media cetak, elektronik, maupun media luar ruang sehingga sasaran
15
dapat meningkat pengetahuannya yang pada akhirnya diharapkan dapat men-
gubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2012:65).
4. Penggolongan Media Promosi Kesehatan
Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media
itu dibagi menjadi tiga, yaitu media cetak, media elektronik dan media papan.
a. Media Cetak
Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan
sangat bervariasi, antara lain sebagai berikut:
1) Booklet, ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.
2) Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan
kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam
bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi.
3) Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak berlipat.
4) Flip Chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau informasi
kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku
yang tiap halamannya berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya
berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan
gambar tersebut.
5) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang mem-
bahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan.
16
6) Poster, ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi
kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-
tempat umum, atau di kendaraan umum.
7) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.
b. Media Elektronik
Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan atau
informasi kesehatan bereda-beda jenisnya antara lain:
1) Televisi
Penyampaian pesan atau informasi atau kesehatan melalui media tele-
visi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya
jawab sekitar masalah kesehatan, pidato (ceramah), TV Spot, kuis atau
cerdas cermat, dan sebagainya.
2) Radio
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui radio juga
dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain obrolan (tanya jawab),
sandiwara radio, ceramah, radio spot dan sebagainya.
3) Video
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat melalui vid-
eo.
4) Slide
Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informa-
si-informasi kesehatan.
5) Film Strip
17
Film Strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan.
6) Media Papan (Billboard)
Papan (billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi
dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan
di sini juga mencangkup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng
yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi) (No-
toatmodjo, 2012:65-66).
C. Buku Panduan
1. Tinjauan Buku
Buku adalah jendela dunia yang menghubungkan peradaban satu
dengan yang lainnya. Dari sebuah buku kita bisa mengenal sejarah dan ke-
budayaan bangsa lain. Buku juga menjadi tempat penyimpanan dan berkum-
pulnya ilmu pengetahuan dari seluruh dunia dan menjadi saksi bisu dari proses
perjalanan hidup umat manusia. Apa saja dapat kita ketahui dengan membaca
buku.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:229) buku mempunyai
arti yaitu “Lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong.”
Pengertian buku dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan fungsinya. Menurut
bentuknya, buku merupakan kumpulan halaman atau lembaran tertulis yang
dicetak; dihimpun menjadi satu serta mempunyai bentuk tertentu. Menurut
fungsinya, buku merupakan alat penghubung kebudayaan dalam bentuk hasil
tulisan cetakan yang terkumpul menjadi satu atau beberapa bagian (Satriadi:
2010,8-10).
18
Menurut Rustan (2009:122) buku berisi lembaran halaman yang cukup
banyak, sehingga lebih tebal daripada booklet. Berbeda dengan booklet yang
bisa dijilid hanya dengan staples atau bisa juga tidak dijilid karena cuma
terdiri dari beberapa lembar, pada buku penjilidan yang baik merupakan keha-
rusan agar lembar-lembar kertasnya tidak tercerai-berai.
2. Struktur dan Bagian-Bagian Penyusun Buku
Berdasarkan isi tulisan Satriadi (2010:18) dalam sebuah buku, ada be-
berapa elemen yang ikut mendukung terbentuknya sebuah buku secara utuh
dan keseluruhan. Secara garis besar buku tersusun atas beberapa bagian, yaitu
:
a. Halaman Kulit Depan (Cover)
Yaitu kulit bagian depan buku yang biasanya terbuat dari bahan yang
tebal berbeda dengan halaman isi, dan diletakkan pada bagian depan dan
bagian belakang (terakhir) sebuah buku. Pada bagian sampul depan se-
buah buku biasanya terdapat judul (topik) buku, nama pengarang atau
penerbit. Sedang pada sampul bagian belakang tercantum sinopsis buku
dan alamat instansi yang menerbitkan buku tersebut. Jenis penyampulan
ada dua macam, yaitu soft cover dan hard cover.
b. Halaman Pelanggaran Hak Cipta
Halaman ini menerangkan mengenai instansi yang menerbitkan buku,
judul buku, pengarang, pelanggaran hak cipta dan tahun cetakan (berapa
kali buku itu dicetak ulang).
c. Halaman Judul Utama
19
Bagian ini berisi mengenai judul utama dari buku, terdiri atas judul utama,
sub judul, penerbit dan pengarang.
d. Halaman Kata Pengantar
Yaitu tulisan yang berisi paparan alasan yang dibuat pihak yang menge-
luarkan buku, mengapa ia membuat buku tersebut, serta ucapan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyusun buku
tersebut.
e. Halaman Daftar Isi
Bagian ini memuat berbagai pokok isi yang dikandung buku tersebut. Bi-
asanya pada halaman ini dibubuhi dengan sistem penomoran dari awal
sampai akhir, tujuannya untuk memudahkan menemukan bagian-bagian
tertentu dari buku.
f. Halaman Isi (Content)
Yaitu bagian yang membahas buku dan informasi apa yang disampaikan
oleh pembuat buku.
g. Halaman Daftar Kata Asing
Halaman ini berisi mengenai kata-kata asing (istilah) yang sulit di-
mengerti dalam buku dan dicoba dijelaskan.
h. Halaman Indeks
Yaitu berisi mengenai daftar kata atau istilah penting yang terdapat pada
buku yang tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai
halaman atau istilah itu ditemukan.
i. Halaman Daftar Pustaka
20
Halaman ini berisi mengenai referensi mengenai studi pustaka dari
berbagai sumber yang diambil dalam proses penyusunan buku.
j. Halaman Sinopsis
Yaitu berisi mengenai ringkasan dari keseluruhan isi buku, biasanya ter-
letak pada sampul bagian belakang buku.
Selain bagian-bagian yang disebutkan diatas, terdapat bagian pendukung
lainnya yang terdapat dalam sebuah buku. Bagian pendukung terse-
but diantaranya :
a. Nomor Halaman
Urutan dari jumlah halaman atau isi sebuah buku. Biasanya sistem peno-
moran menggunakan angka.
b. Judul Halaman (page tittle)
Tulisan yang mengandung judul buku atau nama pihak yang mengeluar-
kan buku di bagian atas pada setiap halaman buku, atau biasa disebut
bab.
c. Navigasi (sub judul)
Yaitu merupakan kelanjutan dari judul halaman yang kemudian diletakkan
pada bagian atas dan bawah pada setiap halaman.
d. Sidebeld
Yaitu merupakan penghubung antara sampul dengan halaman pertama.
Biasanya berbentuk gambar-gambar yang figuratif dan monochrome,
serta hanya muncul pada sampul hard cover.
e. Footnote (catatan kaki)
21
Yaitu penjelasan bisa berupa referensi atau berasal dari istilah-istilah ten-
tang suatu kata yang terdapat di halaman tersebut.
f. Endnote
Sama seperti catatan kaki hanya saja endnote diletakkan di bagian akhir
buku dan berupa kumpulan-kumpulan footnote yang ada. Biasanya dipakai
bila tidak ada footnote.
g. Glosarium
Penjelasan dan kata-kata istilah asing yang dianggap perlu dijelaskan. Bi-
asanya diletakkan langsung dalam satu halaman bersamaan dengan kata
tersebut, tetapi ada juga yang diletakkan di bagian akhir.
h. Gambar (image)
Tampilan dari suatu gambar (foto, ilustrasi, tabel) yang dapat men-
dukung isi sebuah buku.
3. Sejarah dan Pengertian Buku Panduan
Menurut Satriadi (2010:24) media panduan adalah media yang bersifat
memberikan informasi dan instruksi mengenai ketentuan yang berkaitan
dengan apa yang dipelajari, dituju dan dicapai. Medianya berupa buku pan-
duan, poster, dan lain-lain. Tujuannya adalah menghemat waktu dalam
mempelajari atau mendapatkan informasi tantang suatu hal. Dalam media
panduan, mencakup beberapa hal, menjabarkan informasi mengenai suatu ka-
sus secara singkat tetapi tetap harus lengkap, bahasa yang digunakan mudah
dimengerti dan dipahami, pemakaian tulisan atau huruf yang mudah terbaca,
biasanya ada foto atau ilustrasi sebagai pendukung informasi. Media panduan
22
mempermudah si pengguna media dalam mencerna dan mempelajari hal-hal
yang ingin diketahui.
Menurut Satriadi (2010:24) buku panduan adalah kumpulan kertas atau
bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tu-
lisan atau gambar yang berfungsi sebagai panduan bagi penggunanya. Dan se-
tiap babnya berurutan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Buku panduan
merupakan buku yang digunakan untuk turis atau pelancong yang men-
erangkan lokasi geografi, tempat tujuan turis dan berbagai hal untuk men-
dukung keperluan turis, seperti: telepon-telepon penting, alamat, harga dan
penjelasan mengenai hotel dan tempat tujuan. Buku panduan turis pertama
yang ditemukan oleh Karl Baedeker di Jerman pada tahun 1835 dan John
Murray III di Inggris pada tahun 1836. Buku panduan mungkin bisa saja di-
artikan sama karena manfaat dan fungsinya, atau bisa saja kita anggap sama.
Dua hal yang berbeda namun memiliki fungsi dan manfaat yang sama. Infor-
masi apa saja dalam buku panduan atau buku saku tersebut?
Definisi buku panduan adalah buku yang berisi petunjuk bagaimana
melakukan sesuatu (Badudu, Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1994, Si-
nar Harapan, Jakarta).
D. Layout
Layout bisa diartikan sebagai tata letak elemen-elemen dalam sebuah de-
sain terhadap suatu bidang media tertentu untuk membantu konsep atau pesan
yang disampaikan (Rustan, 2009: 27).
Layout adalah sebuah sketsa kasar awal untuk menggambarkan organisasi
unsur-unsur komunikasi grafis yang akan disertakan (Pujianto, 2005:71). Elemen
23
layout bisa dipisahkan menjadi tiga bagian, yaitu elemen teks, elemen visual, dan
invisible elements (Rustan, 2009: 74).
Sedangkan menurut Book bahwa Layout yang spesifik menunjukkan ru-
ang yang jelas sehingga hasil akhirnya terlihat jelas atau muncul. Adanya indi-
kator khusus di dalam hubungan antara unsur-unsurnya memberikan peluang pada
yang lain untuk membaca, melihat ulang, dan menilai (Book dan schick, 1986:
61).
Menurut Jefkins dalam bukunya “Introduction to marketing, advertising
and public relation” terdapat beberapa hal yang harus dimengerti dan diusahakan
dalam pembuatan sebuah layout yaitu:
1. The law of unity
Umumnya sebuah iklan yang ideal terdiri dari beberapa elemen dalam
komunikasi visual berupa headline, subhead, gambar ( ilustrasi – fotografi ),
body text, logo produk, slogan dan sebagainya yang dibuat dengan memikir-
kan dengan masak agar menghasilkan komposisi yang menarik, baik, dan enak
dilihat.
2. The law of variety
Untuk menghindari citra monoton sebuah iklan dibuat agar terlihat
bervariasi dalam beberapa hal.
3. The law of balance
Dalam iklan media cetak, titik atau garis tengah keseimbangan tidak
selalu tepat di tengah atau pusat tetapi merupakan ruang yang membagi daerah
iklan menjadi kira-kira sepertiga dan dua pertiga bagian .
4. The law of rhythm
24
Saat melihat sebuah iklan, mata pembaca bergerak secara wajar. Jadi
iklan yang ideal harus memiliki alur baca yang jelas dengan urutan headline,
sub head, body text, hingga nama produsen dan alamatnya.
5. The law of harmony
Bagian-bagian tata letak sebaiknya disusun secara harmonis namun
tidak monoton.
6. The law of proportion
Ukuran yang lebih panjang pada salah satu sisi baik secara vertical
maupun horizontal biasanya memberikan nilai lebih terhadap iklan
7. The law of scale
Percampuran warna yang terang dan gelap menginterpretasikan bentuk
visual yang kontras dan lebih menarik. Yang dimaksud untuk memberi aksen
pada bagian tertentu dari iklan. Namun sisi kekontrasan yang terlalu sering
akan menimbulkan aksen membosankan dan akhirnya tidak dapat menampil-
kan apapun ( Jefkins, 1982 : 33 ).
E. Menyusui dan ASI
1. Pengertian Menyusui dan ASI
Definisi menyusui menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
Memberikan air susu untuk diminum (kepada bayi) melalui buah dada atau
payudara (1988:1164).
Menurut Roesli, menyusui artinya memberikan makanan kepada bayi
secara langsung dari payudara ibu itu sendiri. Menyusui adalah proses alami-
ah, walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan
25
hal yang sifatnya alamiah tidaklah selalu mudah untuk dilakukan oleh para ibu
menyusui (2000:2).
Sedangkan ASI sendiri merupakan cairan hidup yang mengandung
sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi seimbang yang sesuai dengan
kebutuhan tumbuh bayi sampai usia 6 bulan dan memiliki zat kekebalan yang
akan melindungi dan menjaga bayi dari ancaman penyakit infeksi bakteri, vi-
rus, parasit, dan jamur (Roesli, 2000:7-8). .
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dan anak yang mengan-
dung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi dan
membantu tumbuh kembang anak secara optimal serta melindungi terhadap
penyakit. ASI mengandung keseimbangan gizi sempurna untuk bayi
(UNICEF, 2010:58).
2. Kandungan ASI
Berdasarkan buku yang ditulis oleh Yuliarti (2010:7) Kandungan yang
terkumpul di dalam ASI, antara lain:
a. ASI memiliki 88,1% air sehingga ASI yang diminum bayi selama pem-
berian ASI eksklusif telah memenuhi kebutuhan bayi dan sesuai dengan
kesehatan bayi. Bayi baru lahir yang hanya memperoleh sedikit ASI pertama
(colostrum/ cairan kental berwarna kekuningan) tidak membutuhkan tambahan
cairan karena bayi dilahirkan dengan jumlah cairan yang cukup di dalam
tubuhnya. ASI yang memiliki kandungan air yang lebih banyak biasanya akan
keluar pada hari ketiga atau keempat.
b. ASI terisi dengan bahan larut yang rendah yang terdiri dari 3,8% lemak,
0,9% protein, 7% laktosa, dan 0,2% bahan-bahan lain. Salah satu keutamaan
26
air adalah untuk menguras kelebihan bahan-bahan larut melalui air seni. Zat-
zat yang bisa dilarutkan (misalnya, sodium, potasium, nitrogen, dan klorida)
disebut sebagai bahan-bahan larut. Ginjal bayi yang pertumbuhannya belum
sempurna hingga usia 2 bulan mampu mengeluarkan kelebihan bahan larut
lewat air seni untuk menjaga keseimbangan kimiawi pada tubuhnya. Karena
ASI berisi sedikit bahan larut maka bayi tidak memerlukan banyak air seperti
layaknya anak-anak atau orang dewasa.
3. Jenis-jenis ASI
a. Colostrum
Jenis ini dibuat pada beberapa hari pertama. Air susu ini sangat kaya
dengan kandungan protein dan antibodi, serta sangat kental. Di awal me-
nyusui, colostrum yang keluar mungkin hanya sebanyak satu sendok teh
saja. Colostrum melapisi usus bayi dan menjaganya dari serangan bakteri
jahat. Produksinya berkurang secara perlahan ketika air susu keluar pada
hari ke 3 sampai 5.
b. Foremilk
Jenis ini disimpan pada saluran penyimpanan dan keluar ketika awal me-
nyusui. ASI dihasilkan sangat berlimpah dan cocok untuk menghilangkan
rasa haus bayi.
c. Hind milk
Jenis ASI ini keluar setelah foremilk habis, saat menyusui hampir selesai.
Sangat kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin mirip dengan hidangan
utama setelah sup pembuka. Bayi memerlukan foremilk dan hind milk
(Chumbley, 2004:13).
27
4. Manfaat Pemberian ASI
Banyak manfaat pemberian ASI yang dapat dirasakan bagi bayi, beri-
kut manfaat utama yang diperoleh oleh bayi menurut Roesli (2000:6):
a. ASI sebagai Nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bagi masing-
masih bayi. Jadi air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk
bayinya sendiri.
b. ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan
jamur. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi
bayi dari penyakit diare.
c. ASI Meningkatkan Kecerdasan
Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara
optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal, dengan kompo-
sisi yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga
mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi agar tum-
buh optimal, antara lain: taurine, laktosa, dan asam lemak ikatan panjang
(DHA, AA, omega-3, omega-6).
d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang
28
Dengan memberikan ASI kepada si buah hati, akan menciptaan suatu
ikatan emosional yang akan semakin mendekatkan si anak terhadap ibun-
ya.
ASI juga memberikan banyak manfaat yang dapat dirasakan bagi sang
ibu, Manfaat pemberian ASI bagi ibu menurut UNICEF (2010:65) antara lain:
a. Terbukti secara ilmiah dapat mengurangi risiko kanker payudara dan
kanker indung telur (ovarium) pada ibu.
b. Cara kontrasepsi alamiah, karena dengan memberikan ASI akan merang-
sang keluarnya hormon prolactin untuk menghasilkan ASI sekaligus
menunda kesuburan sehingga kehamilan tertunda.
c. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan dan mencegah terjadinya ane-
mia.
d. Mengembalikan berat badan seperti sebelum hamil.
e. Lebih ekonomis, praktis, higienis dan hemat waktu.
Ayah dan anggota keluarga yang lain dapat membantu ibu, dengan
menganjurkan ibu beristirahat sambil menyusui bayi. Mereka juga dapat
membantu ibu dengan menyediakan makanan bergizi, menyelesaikan peker-
jaan rumah lainnya atau merawat anak lainnya yang lebih besar.
F. Media Komunikasi Visual
“Media komunikasi merupakan suatu alat atau seperangkat alat yang dapat
digunakan untuk menunjang kelancaran proses komunikasi” (Barata, 2003:108).
Fungsi Media Komunikasi (Ruben dan Stewart, 2013:207) :
29
1. Produksi dan Distribusi Pesan
Produksi informasi merupakan penciptaan terhadap pesan dengan me-
manfaatkan bantuan media komunikasi. Sedangkan distribusi informasi terdiri
dari tiga komponen:
a. Pengiriman: memindahkan pesan.
b. Reproduksi dan penambahan: menyalin, memperkuat atau melipatganda-
kan pesan.
c. Menampilkan: membuat pesan tersedia dalam bentuk fisik begitu mereka
sampai di tempat yang dituju.
Bahasa lisan adalah sarana yang paling penting dalam menciptakan pe-
san vokal. Telepon, CD, MP3, kaset-kaset audio, dan perangkat perekam
lainnya adalah fasilitas memproduksi maupun distribusi pesan. Dalam daftar
panjang dan beragam media visual yang menjadikan dimungkinkannya
pengerjaan produksi dan distribusi pesan, terdapat: abjad huruf, pena dan pen-
sil, komputer, internet, papan reklame, tanda, dan pesan.
2. Penerimaan, Penyimpanan, dan Menemukan kembali Informasi
Media yang ikut menunjang produksi, distribusi, reproduksi, dan atau
amplifikasi juga berperan penting dalam penerimaan sedemikian rupa sehing-
ga pesan dapat diakses. Seperti e-mail aplikasi pesan instan dan berbagai fitur
yang tersedia di era konvergensi media.
Jenis-jenis media komunikasi (Barata, 2003:111) :
1. Berdasarkan Alat yang Digunakannya
Media komunikasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut:
30
a. Media Komunikasi Audio (pendengaran)
Merupakan alat bantu komunikasi yang memancarkan suara sehingga
memungkinkan komunikasi dapat ditangkap melalui saluran pendengaran.
Contohnya: radio dan telepon.
b. Media Komunikasi Visual (penglihatan)
Merupakan alat bantu komunikasi yang memancarkan tulisan dan atau
gambar, sehingga memungkinkan komunikasi dapat ditangkap melalui
saluran penglihatan. Contohnya: brosur, poster, dll.
c. Media Komunikasi Audio-Visual (pendengaran dan penglihatan)
Merupakan alat bantu komunikasi yang memancarkan suara tulisan dan
atau gambar, sehingga memungkinkan komunikasi dapat ditangkap me-
lalui saluran pendengaran dan penglihatan. Contohnya: televisi, video, dan
film.
2. Berdasarkan Sasarannya
a. Media Komunikasi Umum
Adalah alat komunikasi yang dapat ditujukan kepada sasaran tunggal, ke-
lompok atau massa. Contohnya: telepon, telegram dll
b. Media komunikasi massa
Merupakan alat komunikasi yang ditujukan untuk kepentingan massa. Si-
fat dari komunikasi massa adalah komunikasi satu arah, yaitu dari com-
municator kepada khalayak (massa). Contohnya: surat kabar, televisi, dan
poster.