“PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI
KEUANGAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN AUDIT
TENURE TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN”
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)
SKRIPSI
Oleh:
SHANIA
20160100200
JURUSAN AKUNTANSI
KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
“PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI
KEUANGAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN AUDIT
TENURE TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN”
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang
Jenjang Pendidikan Strata 1
Oleh:
SHANIA
20160100200
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
i
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN,
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN AUDIT TENURE TERHADAP
OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)
ABSTRAK
Opini going concern yang diterima oleh sebuah perusahaan menunjukkan
adanya kondisi dan peristiwa yang menimbulkan keraguan auditor akan
kelangsungan hidup perusahaan. Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap opini audit going concern. Namun, hasil
penelitian tersebut masih menunjukkan ketidakkonsistenan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali faktor-faktor yang
mempengaruhi opini audit going concern. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian
ini adalah ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan
audit tenure.
Penelitian ini menggunakan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016-2018 sebagai sampel penelitian.
Berdasarkan hasil metode purposive sampling, diperoleh sebanyak 31 perusahaan
manufaktur yang memenuhi kriteria sampel. Pengujian hipotesis dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan variabel ukuran perusahaan dan kondisi
keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern.
Ukuran perusahaan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,050 dan kondisi keuangan
dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan
dan audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.
Pertumbuhan perusahaan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,647 dan audit tenure
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,962.
Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Kondisi Keuangan, Pertumbuhan
Perusahaan, Audit Tenure, Opini Audit Going Concern.
ii
THE EFFECT OF COMPANY SIZE, FINANCIAL
CONDITIONS,COMPANY GROWTH, AND TENURE AUDIT OF GOING
CONCERN AUDIT OPINION
(Empirical Study on Manufactur Sector Companies Listed on the Indonesia
Stock Exchange in 2016-2018)
ABSTRACT
The going concern opinion received by a company indicates the existence
of conditions and events that raise the auditor’s doubts about the survival of the
company.
This study aims to examine several factors that are used in accepting the
going concern audit opinion. The factors tested in this study are company size,
financial conditions, company growth, and tenure audit.
This research uses companies in the manufactur sector listed on the
Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2016-2018. Based on the results of the
purposive sampling method, obtained a sample of 31 companies that fulfill the
criteria. Testing the hypothesis in this study was conducted using the method of
logistic regression analysis.
The results of hypothesis testing indicate that company size and financial
conditions variables significantly influence of going concern audit opinion. The
company size with a significance level of 0,050 and financial conditions with a
significance level 0,000. While the company growth and tenure audit variables does
not significantly influence of the going concern audit opinion. The company growth
with a significance level of 0,647 and tenure audit with significance of 0,962.
Keywords: Company Size, Financial Conditions, Company Growth, Tenure
Audit, Going Concern Audit Opinion.
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan berkat yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dan kepada kedua orang tua
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kondisi Keuangan, Pertumbuhan
Perusahaan dan Audit Tenure Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris
Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2016–2018)”
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mencapai gelar Sarjana Akuntansi pada program S1 Akuntansi pada Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma.
Banyak rintangan dan hambatan yang ditemui oleh penulis selama
menyusun dan membuat proposal ini. Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat
berjalan dengan baik tanpa bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis ingin mengucapkan rasa
hormat dan terima kasih kepada pihak yang telah membantu khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M, CPMA, selaku Rektor Universitas Buddhi
Dharma.
2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas
Buddhi Dharma.
3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma.
iv
4. Bapak Peng Wi, S.E., M.Akt., selaku dosen pembimbing skripsi yang
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan,
bimbingan, serta masukan berupa kritik dan saran yang membangun sehingga
penulisan skripsi ini dapat selesai.
5. Seluruh Dosen Universitas Buddhi Dharma, yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa kuliah.
6. Kokoh, Cici dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan membantu
baik dalam doa, materiil, dan jasa yang tak pernah putus kepada penulis.
7. Kepada Apriyanto yang telah membantu dan mendukung dalam bentuk apapun
dan dalam keadaan apapun kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat dari Kantor dan teman - teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu yang telah memberikan support.
9. Seluruh Dosen dan Staff Universitas Buddhi Dharma yang telah membantu
secara langsung maupun tidak langsung.
10. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari skripai ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
penulis dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam perbaikan dimasa mendatang.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan pihak yang membutuhkan.
Tangerang, 28 Agustus 2019
Shania
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL LUAR
JUDUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 9
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 10
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 10
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 11
1. Manfaat Teoritis ............................................................................ 11
2. Manfaat Praktis ............................................................................. 11
F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 12
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 14
A. Gambaran Umum Teori ..................................................................... 14
1. Auditing ........................................................................................ 14
2. Laporan Keuangan ........................................................................ 19
3. Opini Audit ................................................................................... 21
4. Opini Audit Going Concern .......................................................... 22
5. Ukuran Perusahaan ....................................................................... 25
6. Kondisi Keuangan ......................................................................... 26
7. Pertumbuhan Perusahaan ............................................................... 28
vii
8. Audit Tenure ................................................................................. 28
B. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 29
C. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 35
D. Perumusan Hipotesa .......................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 39
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 39
B. Objek Penelitian ................................................................................ 39
C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 40
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 41
E. Populasi dan Sampel ......................................................................... 41
1. Populasi ........................................................................................ 41
2. Sampel .......................................................................................... 42
F. Variabel Penelitian ............................................................................ 44
1. Variabel Independen ..................................................................... 44
2. Variabel Dependen ........................................................................ 47
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 48
1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................... 48
2. Regresi Logistik ............................................................................ 49
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 54
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ......................................................... 54
B. Analisis Hasil Penelitian ................................................................... 56
1. Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 56
2. Analisis Rehgresi Logistik ............................................................ 62
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 70
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 76
A. Kesimpulan ....................................................................................... 76
B. Implikasi ........................................................................................... 76
C. Saran ................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN RISET
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 29
Tabel III.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2016 – 2018 ........................ 43
Tabel III.2 Variabel Penelitian .......................................................................... 47
Tabel IV.1 Proses Seleksi Sampel ..................................................................... 54
Tabel IV.2 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2016 – 2018 ........................ 55
Tabel IV.3 Deskripsi Sampel Berdasarkan Opini Audit ..................................... 57
Tabel IV.4 Ringkasan Penerimaan Opini Audit ................................................. 59
Tabel IV.5 Descriptive Statistics ....................................................................... 60
Tabel IV.6 Iteration History 0 ........................................................................... 62
Tabel IV.7 Iteration History 1 ........................................................................... 63
Tabel IV.8 Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir ........................... 63
Tabel IV.9 Menguji Kelayakan Model Regresi .................................................. 65
Tabel IV.10 Model Summary ............................................................................ 65
Tabel IV.11 Classification Table ....................................................................... 66
Tabel IV.12 Variables in The Equation .............................................................. 67
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Pertimbangan Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going
Concern ........................................................................................ 24
Gambar II.2 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 35
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perusahaan yang Dijadikan Sampel
Lampiran 2 Data Ukuran Perusahaan Dari Perusahaan yang Dijadikan Sampel
Lampiran 3 Data Kondisi Keuangan Dari Perusahaan yang Dijadikan Sampel
Lampiran 4 Data Pertumbuhan Perusahaan Dari Perusahaan yang Dijadikan
Sampel
Lampiran 5 Data Audit Tenure Dari Perusahaan yang Dijadikan Sampel
Lampiran 6 Data Opini Audit Going Concern Dari Perusahaan yang dijadikan
Sampel
Lampiran 7 Data Olah SPSS dari Variabel Ukuran Perusahaan, Kondisi
Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Audit Tenure
Lampiran 8 Hasil Output SPSS Ver. 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya dapat
dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal perusahaan. Faktor eksternal
perusahaan salah satu nya adalah kondisi lingkungan dari perusahaan tersebut
yang dapat juga meliputi kondisi perekonomian suatu negara. Kinerja suatu
perusahaan dapat semakin membaik apabila didorong pula dengan kondisi
perekonomian negara yang baik juga. Apabila kondisi perekonomian negara
kurang baik dapat menghambat perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya.
Kondisi perekonomian adalah suatu hal yang tidak dapat dipastikan, dapat
menjadi semakin membaik ataupun sebaliknya. Ketika kondisi perekonomian
negara semakin memburuk, hal ini dapat berpengaruh pada kelangsungan hidup
suatu perusahaan di negara tersebut. Dengan adanya hal ketidakpastian ini, para
investor memerlukan suatu lembaga ataupun seorang ahli untuk dapat
membantunya dalam hal melakukan investasi pada suatu perusahaan. Suatu
lembaga yang dimaksud adalah Kantor Akuntan Publik yang menaungi seorang
auditor.
Seorang auditor mempunyai peranan yang cukup penting dalam hal
menjembatani berbagai pihak antara lain keperluan investor, keperluan
perusahaan serta publik. Keperluan investor dalam hal sebagai pengguna laporan
keuangan, keperluan perusahaan dalam hal sebagai penyedia laporan keuangan
2
dan keperluan publik dalam hal sebagai pengamat laporan keuangan untuk hal
tertentu. Oleh karena hal tersebut, auditor sangat diperlukan dalam memberikan
informasi dan menyajikan laporan keuangan yang baik untuk keperluan semua
pihak.
Menurut Standar Auditing (SA) seksi 341 menyatakan bahwa auditor
memiliki tanggungjawab untuk memberi nilai apakah terdapat kesangisan besar
terhadap kemampuan perusahaan dalam mepertahankan kelangsungan hidup
usahanya dalam periode tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit.
(Paramitha et al., 2016)
Jika seorang auditor telah melakukan pemeriksaan, penilaian dan
pengevaluasian atas kinerja suatu perusahaan yang tertuang pada laporan
keuangan perusahaan maka seorang auditor memiliki peranan untuk
memberikan opini atas penilaiannya terhadap laporan keuangan tersebut.
Adapun opini yang dapat diberikan dari seorang auditor pada hasil penilaiannya
terhadap laporan keuangan perusahaan yaitu opini audit non going concern dan
opini audit going concern. Opini audit non going concern diberikan oleh seorang
auditor apabila tidak terdapat kesangsian besar dalam kemampuan perusahaan
mempertahankan kelangsungan hidupnya sedangkan opini audit going concern
diberikan apabila seorang auditor meragukan perusahaan mengenai
kemampuannya dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.
Laporan keuangan yang telah diaudit oleh seorang auditor akan lebih
dipercaya oleh para investor dan pihak lainnya dibandingkan laporan keuangan
yang belum diaudit oleh seorang auditor, ini dikarenakan apabila laporan sudah
3
diaudit oleh seorang auditor, laporan tersebut dapat memberikan cerminan
kinerja dan kondisi perusahaan sesungguhnya. Laporan keuangan perusahaan
yang baik akan mendapatkan pernyataan wajar melalui opini audit. Tidak hanya
untuk kepentingan investor, dengan adanya analisis pada laporan keuangan
perusahaan, pemimpin perusahaan juga dapat mengetahui kondisi serta
perkembangan finansial perusahaan juga pencapaian di masa sebelumnya dan di
masa yang sedang berjalan selain itu dapat diketahui juga letak kelemahan
perusahaan dan hasil yang telah dianggap sudah cukup baik.
Going concern merupakan suatu kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan hidup kegiatan usahanya tersebut di masa depan
dalam jangka waktu panjang. Kelangsungan hidup suatu perusahaan sering
dikaitkan dengan peranan manajemen dalam melakukan pengelolaan perusahaan
tersebut agar dapat selalu bertahan. (Sari, 2017).
Opini audit going concern merupakan sebuah asumsi atau pendapat dalam
hal pelaporan keuangan entitas sehingga apabila suatu entitas mengalami kondisi
yang berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup usaha, dalam entitas
tersebut diperlukan pemeriksaan karena kemungkinan entitas tersebut memiliki
sejumlah masalah (Alichia, 2013). Pengeluaran opini audit going concern dari
seorang auditor adalah hal yang tidak diinginkan bagi perusahaan karena opini
audit going concern memberikan tanda negatif bagi kelangsungan hidup
perusahaan sedangkan opini audit non going concern memberikan tanda positif
bagi perusahaan. Adanya opini audit going concern ini memberikan dampak
negatif untuk perusahaan seperti menurunnya harga saham, perusahaan sulit
4
untuk mendapatkan pinjaman, serta ketidakpercayaan investor, pelanggan, dan
karyawan terhadap manajemen perusahaan. Pemberian status going concern
terhadap suatu entitas tidaklah mudah karena menyangkut dengan reputasi
seorang auditor (Krissindiastuti et al., 2016).
Selain kondisi lingkungan yang dapat meliputi kondisi perekonomian
negara, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi suatu opini audit going
concern yaitu dapat berupa ukuran suatu perusahaan, pertumbuhan perusahaan,
opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan, opinion shopping, audit tenure,
kualitas audit, dan hal lainnya. Dalam hal ini lebih difokuskan kepada 4 (empat)
faktor yang akan dijelaskan yaitu ukuran perusahaan, kondisi keuangan,
pertumbuhan perusahaan, dan audit tenure.
Ukuran perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai besar atau
kecilnya suatu perusahaan yang biasanya dinilai dari total aset yang terdapat
pada perusahaan tersebut. Dengan besar kecilnya suatu perusahaan dapat
mempengaruhi penilaian auditor dalam memberikan opini audit going concern.
Jika suatu perusahaan termasuk dalam kategori kecil akan lebih sering
mendapatkan opini audit going concern dari seorang auditor yang dikarenakan
auditor lebih percaya kepada perusahaan dalam kategori besar yang dapat
menyelesaikan berbagai kesulitan yang sedang dihadapi oleh perusahaannya
dibandingkan dengan perusahaan berkategori kecil (Amalia, 2016).
Kondisi keuangan perusahaan merupakan sebuah hal mengenai gambaran
kinerja perusahaan serta kondisi kesehatan sebuah perusahaan, maksudnya
adalah apakah perusahaan tersebut dalam keadaan sehat atau sebaliknya.
5
Seorang auditor cenderung akan lebih sering memberikan opini audit going
concern terhadap perusahaan yang kondisi keuangannya sedang tidak sehat
bahkan kemungkinan akan segera mengalami kebangkrutan karena semakin
perusahaan mengalami kesulitan atau kondisi keuangan terganggu, semakin
besar juga kemungkinan perusahaan tersebut mendapatkan opini audit going
concern karena seorang auditor merasa ragu kepada perusahaan tersebut, apakah
perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya atau
tidak (Yanuariska et al., 2018).
Pertumbuhan perusahaan juga dapat memberikan tanda apakah perusahaan
berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.
Pertumbuhan perusahaan dapat diukur melalui pertumbuhan penjualan suatu
perusahaan, apabila pertumbuhan penjualan suatu perusahaan terus meningkat
dan memengaruhi pada laba perusahaan, maka perusahaan dianggap mampu
dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, namun sebaliknya
apabila pertumbuhan penjualan suatu perusahaan menurun dan memengaruhi
laba perusahan yang semakin menurun juga atau bahkan sampai mengalami
kerugian, maka perusahaan dianggap memiliki keraguan akan keberlangsungan
hidup usahanya dimasa depan sehingga semakin menurunnya pertumbuhan
perusahaan, maka kemungkinan seorang auditor memberikan opini audit going
concern terhadap perusahaan tersebut semakin besar dan sebaliknya (Iriawan,
2015).
Audit tenure merupakan suatu jangka waktu lamanya jalinan hubungan
antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan auditee yang sama. Perikatan yang
6
sudah berlangsung lama antara auditor dengan klien dapat mempengaruhi
independensi seorang auditor tersebut. Auditor independen tersebut akan
memandang bahwa kliennya tersebut sebagai sumber penghasilannya maka
independensi auditor kemungkinan akan terganggu sehingga seorang auditor
akan semakin rendah pengungkapan umtuk memberikan opini audit going
concern terhadap kliennya tersebut dikarenakan takut akan kehilangan kliennya
tersebut (Makien, 2016). Dalam jurnal peneliti Anisa et al., (2018) menyatakan
pengukuran untuk audit tenure ini melalui menghitung tahun dimana Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang sama melakukan perikatan dengan auditee dalam
batas waktu regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Beberapa kasus yang pernah terjadi terhadap perusahaan mengenai opini
audit yaitu mengenai kasus Enron Corporation yang merupakan sebuah
perusahaan energi yang berada di Amerika Serikat. Perusahaan ini melakukan
kerja sama dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen. Mereka
bekerja sama dalam hal manipulasi laporan keuangan agar laba perusahaan
menjadi naik dengan cara mengubah neraca laba/ruginya. Perusahaan Enron ini
menyembunyikan kerugian serta hutangnya, serta hal penipuan hal lainnya
mengenai penggelapan dana perusahaan yang dilakukan oleh eksekutif Enron.
KAP Arthur Andersen mendapatkan fee audit sampai dengan $25 juta yang
belum termasuk dengan fee konsultan senilai $27 juta. Kemudian Kantor
Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen ini dinyatakan bersalah dalam kasus
Enron ini sehingga bisnis mereka dijual kepada rekan-rekan mereka di Big Five
yang sekarang menjadi Big Four (KPMG, Ernst & Young, Deloitte Touche
7
Tohmatsu dan Price Waterhouse Coopers). Hal ini dilakukan agar laporan
keuangan terlihat sehat sehingga akan mendapatkan opini audit wajar tanpa
pengecualian yang akan menarik minat investor untuk melakukan investasi pada
perusahaan nya tersebut (www.tirto.id)
Selain itu seiring berjalannya waktu, terdapat kasus jual beli opini yang
melibatkan para staff BPK. Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkapkan
kurun waktu 2005 sampai dengan 2017 terdapat 6 kasus mengenai penyuapan
untuk mendapatkan opini audit diantaranya yaitu penyuapan untuk mendapatkan
opini Wajar Tanpa Pengecualian sebanyak 3 kasus, penyuapan untuk
mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) sejumlah 1 kasus,
penyuapan untuk pengubahan hasil temuan BPK sejumlah 1 kasus, dan
penyuapan untuk melancarkan proses audit BPK sebanyak 1 kasus
(www.kompas.com)
Dengan beberapa kasus seperti ini tentu saja tingkat kepercayaan
masyarakat menjadi terkikis terhadap auditor atau lembaga yang memiliki
wewenang untuk melakukan proses pemeriksaan terhadap sejumlah entitas serta
minimbulkan juga rasa curiga terhadap entitas yang mendapatkan opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP), apakah entitas tersebut benar-benar layak untuk
mendapatkan opini tersebut karena banyak nya rekayasa dalam hal pemberian
opini audit.
Karena begitu banyak nya faktor yang dapat mempengaruhi opini audit
going concern dari seorang auditor, maka dalam penelitian ini digunakan
beberapa faktor yaitu ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan
8
perusahaan, dan audit tenure dan untuk sampelnya adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 sampai
dengan 2018 sebagai objek penelitian. Perusahaan manufaktur merupakan sektor
yang memiliki pengaruh penting terhadap perindustrian negara dan
pembangunan perekonomian negara. Di Indonesia, perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki jumlah
perusahaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Dengan
jumlah perusahaan yang lebih banyak, perusahaan dengan sektor manufaktur ini
memiliki pengaruh industri serta fluktuasi saham pada Bursa Efek Indonesia.
Oleh karena itu, informasi mengenai perusahaan manufaktur akan dapat berguna
untuk para investor.
Berdasarkan ketidakkonsitenan hasil dari penelitian terdahulu yang telah
diuraikan di atas, maka penelitian ini ingin meneliti kembali faktor-faktor yang
memperngaruhi opini audit going concern. Penelitian ini mengambil judul
“Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kondisi Keuangan, dan Pertumbuhan
Perusahaan dan Audit Tenure Terhadap Opini Audit Going Concern: Studi
Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2016-2018”.
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diketahui
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Banyak perusahaan yang mengalami keterpurukan dan tidak dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Perusahaan yang tergolong besar memiliki kecenderungan gagal yang kecil
untuk melanjutkan keberlangsungan hidup perusahaannya. Namun
sebaliknya perusahaan kecil kemungkinan besar dapat gagal dalam
melanjutkan usahanya, karena modal yang dimiliki kurang mencukupi. Oleh
karena itu, perusahaan tergolong kecil semakin mungkin mendapat opini
audit going concern.
3. Perusahaan yang kondisi keuangannya sehat (baik) memiliki
kecenderungan lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya
dibandingkan perusahaan yang kondisi keuangan yang tidak sehat (buruk)
karena dengan kondisi keuangan yang tidak sehat (buruk) dapat
memungkinkan suatu perusahaan mengalami kebangkrutan sehingga akan
mendapatkan opini audit going concern.
4. Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang meningkat mempunyai
kemungkinan lebih tinggi untuk dapat mempertahankan kelangsungan
hidup usahanya. Sebaliknya jika pertumbuhan penjualan perusahaan yang
menurun (melemah) dikhawatirkan sulit untuk mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya dan memungkinkan mendapatkan opini audit
going concern.
10
5. Audit tenure sering kali dikaitkan dengan independensi seorang auditor.
Semakin lama hubungan antara seorang auditor dengan kliennya dapat
mempengaruhi seorang auditor dalam pemberian opini audit going concern
untuk perusahaan kliennya.
6. Adanya ketidakkonsistenan hasil dari penelitan terdahulu mengenai faktor-
faktor yang menyebabkan pengeluaran opini audit going concern.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going
concern?
2. Apakah kondisi keuangan berpengaruh terhadap opini audit going concern?
3. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going
concern?
4. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap opini audit going concern?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan Penulis dalam penelitian ini:
1. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini
audit going concern
2. Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan berpengaruh terhadap opini
audit going concern
11
3. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap
opini audit going concern
4. Untuk mengetahui apakah audit tenure berpengaruh terhadap opini audit
going concern
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi untuk menambah
informasi dan tambahan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh
Ukuran Perusahaan, Kondisi Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan dan
Audit Tenure terhadap Opini Audit Going Concern.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti tentang
faktor-faktor yang berkaitan dengan opini audit going concern. Selain
itu, diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir
peneliti dalam hal penyelesaian masalah, dan dapat
mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa
perkuliahan.
12
b. Manfaat bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan sehubungan dengan
investasi saham yang telah atau akan ditanamkan pada suatu perusahaan.
c. Manfaat Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait
pengeluaran opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor,
juga memudahkan pihak manajemen dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan manfaat ekonomi dan pengembangan usaha untuk masa
yang akan dating.
d. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
bagi pembaca. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi
masyarakat sebagai dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta dapat dijadikan sebagai referensi atau
bahan acuan bagi peneliti lain jika mengangkat tema yang serupa namun
dalam sudut pandang yang berbeda.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan
masing – masing bab akan diuraikan mengenai hal – hal sebagai berikut:
13
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Menjelaskan pokok landasan teori yang relevan dengan penelitian,
meliputi teori utama, teori pendukung, definisi, kerangka berpikir,
model penelitian dan hipotesis konseptual penelitian ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Menjelaskan jenis dan sumber data penelitian, variabel
penelitian, definisi operasional variabel, populasi, sampel,
metode pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Membahas gambaran umum objek penelitian, analisis data yaitu
analisis deskriptif dan pembahasan tentang pengujian hipotesis
menggunakan analisis tertentu.
BAB V : PENUTUP
Berisi simpulan hasil analisis deskriptif dan uji hipotesis, yang
merupakan jawaban atas pokok permasalahan penelitian ini,
kemudian berdasarkan hasil penelitian, pada bab ini penulis
memberikan saran – saran bagi subyek penelitian juga saran
untuk penelitian selanjutnya.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Teori
1. Auditing
a. Definisi Auditing
Pendidikan pengauditan internasional dimulai dari pemahaman secara
menyeluruh tentang apa yang dimaksud dengan audit. Pada hakikatnya, tidak
terdapat definisi audit dalam Standar Pengauditan Internasional (International
Standards on Auditing-ISA).
Pengertian auditing menurut Sukrisno Agoes pada tahun 2017 halaman
4 dalam buku Auditing adalah:
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistimatis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut.”
Adapun pengertian auditing menurut Hery pada tahun 2017 halaman 10
dalam buku Auditing dan Asurans adalah:
“suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
(secara obyektif) bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan –
tindakan dan kejadian ekonomi, dalam rangka menentukan tingkat kepatuhan
antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan.”
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:100.1) auditing
merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan
15
seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan.
Maka dari beberapa pengertian mengenai audit seperti diatas, dapat
disimpulkan bahwa auditing merupakan suatu proses pengumpulan,
pemeriksaan, dan pengevaluasian bahan bukti yang dilakukan secara kritis
dan sistematis oleh pihak independen terhadap suatu entitas untuk
menentukan apakah informasi yang ada sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan dan pada akhir pemeriksaan diberikan pendapat mengenai
hasilnya tersebut.
b. Jenis – Jenis Audit
Menurut Sukrisno Agoes (2017:13-16), audit ditinjau dari luasnya
pemeriksaan adalah meliputi :
1. General Audit (Pemeriksaan Umum)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
KAP independen dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan
tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan
Publik dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Aturan Etika
KAP yang telah disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia serta Standar
Pengendalian Mutu.
16
2. Special Audit (Pemeriksaan Khusus)
Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang
dilakukan oleh KAP yang independen, yang diakhir pemeriksaannya
auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan hanya terbatas
pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang
dilakukan juga terbatas.
Jika ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit dapat dibedakan atas:
1. Management Audit (Operational Audit)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk
kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh
manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah
dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.
2. Compliance Audit (Pemeriksaan Ketaatan)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah
mentaati berbagai peraturan – peraturan dan kebijakan – kebijakan yang
diberlakukan, baik yang berlakukan oleh intern perusahaan (manajemen,
komisaris) maupun pihak ekstern (Pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia,
Direktorat Jenderal Pajak, dan lain – lain). Pemeriksaan dilakukan baik
oleh KAP maupun Bagian Internal Audit.
3. Internal Audit (Pemeriksaan Intern)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik
terhadap laporan keuangan serta catatan akuntansi perusahaan, ataupun
17
ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan. Laporan
internal auditor berisi temuan pemeriksaan (audit findings) mengenai
penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian
intern, beserta saran perbaikannya (recommendations).
4. Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP kepada perusahaan yang data akuntansinya
diproses dengan menggunakan EDP (Electronic Data Processing) system.
c. Standar Audit
Menurut PSA No. 01 (SA Seksi 150) dalam buku Agoes (2017: 56)
standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. Prosedur berkaitan
dengan tindakan yang harus dilaksanakan sedangkan standar berkaitan
dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan
dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut.
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia dalam Agoes (2017: 57) terdiri dari sepuluh standar yang
dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan tehnis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan auditor.
18
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan, jika terdapat ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
19
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
2. Laporan Keuangan
a. Definisi Laporan Keuangan
Laporan keuangan sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan,
karena dengan adanya laporan keuangan dapat dilihat berbagai kondisi
yang ada di suatu perusahaan tersebut.
Menurut Kasmir pada tahun 2018 halaman 7 dalam buku Analisis
Laporan Keuangan, laporan keuangan adalah:
“suatu laporan yang menujukan kondisi keuangan perusahaan pada
saat ini atau dalam suatu periode tertentu.”
Menurut Bahri pada tahun 2016 halaman 134 dalam buku Pengantar
Akuntansi, laporan keuangan adalah:
“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari satu proses
pencatatan transaksi – transaksi keuangan yang terjadi selama periode
pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang
dibebankan kepadanya oleh pihak pemilik perusahaan.”
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan merupakan sebuah laporan yang menyajikan angka-angka dari
20
adanya suatu proses pencatatan transaksi yang dapat digunakan untuk
menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode dan
digunakan oleh perusahaan sebagai suatu informasi keuangan
perusahaannya yang dapat digunakan untuk kepentingan perusahaan itu
sendiri, investor maupun publik.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Adapun tujuan laporan keuangan menurut Kasmir pada tahun 2018
halaman 11 yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan – perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan – catatan atas laporan keuangan.
21
8. Informasi keuangan lainnya.
3. Opini Audit
Opini audit merupakan suatu bagian dari laporan audit yang didalamnya
berisikan pendapat seorang auditor mengenai kondisi laporan keuangan suatu
perusahaan yang telah dilakukan pengauditan.
Menurut Sukrisno (2000) dalam (Indriani et al., 2018) Opini audit
adalah opini yang dikeluarkan dari seorang auditor setelah audit atas laporan
keuangan. Dalam melakukan sebuah penugasan umum, auditor mempunyai
tugas untuk memberikan opini terhadap laporan keuangan perusahaan. Opini
audit tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam laporan audit.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 508
(PSA No. 29), opini audit terdiri dari lima jenis yaitu:
a. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Adalah suatu pendapat yang diberikan seorang auditor ketika audit telah
dilaksanakan sesuai Standar Auditing (SPAP), dan auditor tidak
menemukan kesalahan material secara keseluruhan dalam laporan
keuangan.
b. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modif
Unqualified Opinion)
Adalah suatu pendapat yang diberikan seorang auditor ketika suatu
keadaan tertentu yang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pendapat wajar.
22
c. Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Adalah suatu pendapat yang diberikan seorang auditor ketika laporan
keuangan dikatakan wajar dalam hal yang material, tetapi terdapat sesuatu
mengenai adanya penyimpangan atau kurang lengkap pada pos tertentu,
sehingga memerlukan pengecualian.
d. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Adalah suatu pendapat yang diberikan seorang auditor ketika laporan
secara keseluruhan harus diberikan tambahan paragraf untuk menjelaskan
ketidakwajaran atas laporan keuangan, dan disertai dengan dampak dari
ketidakwajaran tersebut pada laporan auditnya.
e. Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Adalah suatu pendapat yang diberikan seorang auditor ketika ruang
lingkup pemeriksaan yang dilakukan dibatasi oleh pihak auditee, sehingga
auditor tidak dapat melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar
auditing yang telah ditetapkan IAI.
4. Opini Audit Going Concern
Setelah melakukan pemeriksaan laporan keuangan oleh aditor, auditor
pasti akan memberikan pendapatnya berdasarkan dari hasil pemeriksaan yang
dilakukannya.
23
Pengertian Going Concern menurut Sari (2017) merupakan:
“kemampuan usaha untuk dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya selama periode waktu tertentu yang tidak lebih dari satu tahun sejak
tanggal laporan keuangan.”
Pengertian Going Concern menurut Petronela (2004) dalam Kurnia et
al., (2018) adalah:
“kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam
pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami
kondisi sebaliknya, entitas tersebut menjadi bermasalah.”
Adapun pengertian opini audit going concern menurut Yani et al.,
(2018) adalah:
“opini audit merupakan suatu modifikasi yang dalam pertimbangan
seorang auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas
kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya.”
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa opini audit
going concern adalah pendapat yang dikeluarkan oleh seorang auditor dalam
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya
dimasa yang akan datang.
24
Gambar II.1
Pertimbangan Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern
Tidak
Ya
Ya Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Sumber: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2011: SA Seksi 341)
Apakah ada
rencana
manajemen?
Apakah ada
kondisi/peristiwa
yang berdampak
terhadap
kelangsungan
hidup entitas?
Apakah auditor
sangsi atas
kelangsungan
hidup entitas?
Pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian
SA Seksi 508
(PSA No. 29)
Apakah rencana
manajemen dapat
dilaksanakan?
Apakah cukup
pengungkapan?
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
dengan Paragraf Penjelasan
Berkaitan dengan Kelangsungan
Hidup Entitas atau Penekanan atas
Suatu Hal (Emphasis of a Matter)
Tidak Memberikan
Pendapat
Tidak Memberikan
Pendapat
Pendapat Wajar dengan Pengecualian atau
Pendapat Tidak Wajar
25
Ukuran perusahaan adalah suatu skala terhadap perusahaan yang
didalamnya dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut
berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-
lain. Secara umum biasanya suatu ukuran perusahaan diproksikan dengan
total aset. Total aset dipilih sebagai proksi atas ukuran perusahaan dengan
mempertimbangkan bahwa kestabilan nilai aktiva lebih baik dibandingkan
dengan nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam
Alichia, 2013). Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk
mengukur tingkat ukuran perusahaan menggunakan total aset.
Menurut Badan Standarisasi Nasional dalam Sulistiono (2010), ukuran
perusahaan dibagi mejadi 3 kategori yaitu:
1. Perusahaan Kecil
Apabila kekayaan bersih lebih dari 50.000.000,- dengan paling banyak
500.000.000,- tidak termasuk bangunan tempat usaha
2. Perusahaan Menengah
Apabila kekayaan bersih lebih dari 500.000.000,- sampai dengan paling
banyak 10.000.000.000,- tidak termasuk bangunan tempat usaha
3. Perusahaan Besar
Apabila kekayaan bersih lebih dari 10.000.000.000,- tidak termasuk
bangunan tempat usaha
26
Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus:
Sumber: Ruroh et al., 2018
Mutchler (1985) dalam Ginting & Suryana (2014) menyatakan bahwa
auditor lebih cenderung sering mengeluarkan opini going concern kepada
perusahaan dengan total aset yang lebih kecil daripada kepada perusahaan
dengan total aset lebih besar.
6. Kondisi Keuangan
Kondisi keuangan perusahaan adalah suatu gambaran atau suatu
keadaan secara utuh atas suatu keuangan perusahaan selama periode atau
kurun waktu tertentu (Solikah, 2007 dalam Putra, 2016). Kondisi keuangan
yang diproksikan dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan revised
Altman, yang dikenal dengan istilah Z Score yang merupakan suatu formula
yang Altman kembangkan untuk melakukan deteksi terhadap kebangkrutan
perusahaan pada beberapa periode sebelumnya terjadi kebangkrutan
(Wardhani, 2017).
Adapun formulanya adalah sebagai berikut:
Z’ = 0,717Z1 + 0,847Z2 + 3,107Z3 + 0,42Z4 + 0,998Z5
Sumber :Prihadi (2008, 181)
Ukuran Perusahaan = Ln dari Total Aset
27
Dimana:
Z1 = Modal Kerja / Total Aktiva (Working Capital / Total Assets)
Z2 = Laba Ditahan / Total Aktiva (Retained Earning / Total Assets)
Z3 = EBIT / Total Aktiva (Earning Before Interest and Taxes / Total
Assets)
Z4 = Nilai Buku Ekuitas / Nilai Buku Utang (Book Value of Equity / Book
Value of Debt)
Z5 = Penjualan / Total Aktiva (Sales / Total Assets)
Penelitian yang dilakukan Altman untuk perusahaan yang bangkrut dan
tidak bangkrut menunjukan nilai tertentu. Untuk melihat kriteria mengenai
prediksi kebangkrutan perusahaan dapat menggunakan nilai Z pada tabel zone
of ignorance yang kategori nya sebagai berikut:
Kriteria Titik Cut-off Model Z Score
Kriteria Nilai Z
Tidak bangkrut / sehat >2.90
Daerah Rawan Bangkrut 1,23 – 2,90
Bangkrut < 1,23
Sumber : Prihadi (2008, 181)
28
7. Pertumbuhan Perusahaan
Menurut Rahman dan Siregar dalam Iriawan et al., (2015) menyatakan
bahwa pertumbuhan perusahaan dapat mengindikasikan seberapa baik
perusahaan menjalankan aktivitas operasinya sehingga dapat
mempertahankan posisi keuangannya dan kelangsungan hidupnya.
Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan pertumbuhan penjualan jika
pertumbuhan penjualan mengalami penurunan dan mengakibatkan
penurunan laba ataupun megalami kerugian, maka perusahaan akan dianggap
adanya keraguan tentang kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
Pertumbuhan perusahaan diukur dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Iriawan, 2015
Keterangan :
PP = Pertumbuhan Perusahaan
PBt = Penjualan Bersih tahun sekarang
PBt-1 = Penjualan Bersih satu tahun sebelumnya
8. Audit Tenure
Menurut Ardiani dkk., (2012) dalam Nainggolan (2016) Audit Tenure
adalah lamanya hubungan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang
sama. Tenure KAP diukur menggunakan perhitungan tahun dimana KAP
PP = PBt – PBt-1
PBt-1
29
yang sama telah melakukan perikatan dengan auditee sesuai batas regulasi
yang telah ditentukan oleh pemerintah. Masa perikatan audit dapat dibagi
menjadi kedalam tiga kategori. Kategori yang pertama adalah pendek, yaitu
dua sampai tiga tahun, kategori yang kedua adalah medium atau sedang yang
masa perikatannya empat sampai delapan tahun. Kategori yang ketiga adalah
panjang, yaitu lebih dari delapan tahun (Johnson et al., 2002) dalam
Nainggolan (2016).
Menurut Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 17/PMK.01/2008
pasal 3 ayat (1) yaitu pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan
dilakukan oleh KAP paling lama 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh
seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
(Paputungan et al., 2018).
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Keinginan peneliti untuk melakukan penelitian ini didorong oleh adanya
penelitian terdahulu, yaitu:
Tabel II.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel
Penelitian
Hasil
Penelitian
1. Krisna Ayu
Amalia
(2016)
“Pengaruh Auditor
Client Tenure,
Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan
Variabel
Independen:
Auditor Client
Tenure, Ukuran
Ukuran
Perusahaan
berpengaruh
signifikan
30
Perusahaan,
Reputasi Auditor,
Leverage, Dan
Financial Distress
Terhadap Opini
Audit Going
Concern (Studi
Empiris pada
Perusahaan
Manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
tahun 2010 -2014).”
Perusahaan,
Pertumbuhan
Perusahaan,
Reputasi Auditor,
Leverage, dan
Financial
Distress
Variabel
Dependen:
Opini Audit
Going Concern
pada Perusahaan
Manufaktur yang
terdaftar di BEI
tahun 2010 -2014
terhadap
Opini Audit
Going
Concern
Pertumbuhan
Perusahaan
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
Opini Audit
Going
Concern.
2. Rizki Azizah
dan Indah
Anisyukurillah
(2014)
“Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Debt
Default, dan
Kondisi Keuangan
Terhadap
Penerimaan Opini
Audit Going
Concern.”
Variabel
Independen:
Ukuran
Perusahaan, Debt
Default, Kondisi
Keuangan
Variabel
Dependen:
Opini Audit
Going Concern
Ukuran
Perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
Opini Audit
Going
Concern
Kondisi
Keuangan
berpengaruh
terhdapap
Opini Audit
Going
Concern
3. Lina Wulan
Sari
(2017)
“Pengaruh Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Likuiditas, dan
Pertumbuhan
Perusahaan
Terhadap
Kecenderungan
Variabel
Independen:
Ukuran
Perusahaan,
Likuiditas,
Pertumbuhan
Perusahaan
Ukuran
Perusahaan
dan
Pertumbuhan
Perusahaan
secara parsial
berpengaruh
signifikan
31
Penerimaan Opini
Audit Going
Concern Pada
Perusahaan
Makanan Dan
Minuman Di BEI
Periode 2010 –
2014.”
Variabel
Dependen:
Opini Audit
Going Concern
Pada Perusahaan
Makanan Dan
Minuman Di BEI
Periode 2010 –
2014
terhadap
Opini Audit
Going
Concern.
4. Diah
Febriyanti
Wardhani
(2017)
“Pengaruh Prediksi
Kebangkrutan,
Pertumbuhan
Perusahaan Dan
Kualitas Audit
Terhadap
Penerimaan Opini
Audit Going
Concern (Studi
Empiris Pada
Perusahaan Garmen
dan Tekstil yang
Listing di BEI
Periode 2010 –
2015).”
Variabel
Independen:
Predikis
Kebangkrutan,
Pertumbuhan
Perusahaan, dan
Kualitas Audit
Variabel
Dependen:
Opini Audit
Going Concern
pada perusahaan
Garmen dan
Tekstil yang
listing di BEI
Periode 2010 –
2015.
Pertumbuhan
Perusahaan
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
penerimaan
Opini Audit
Going
Concern.
5. Poppy Indriani
dan Rolia
Wahasusmiah
(2018)
“Pengaruh Kondisi
Keuangan, Rasio
Keuangan, Debt
Default, Kualitas
Audit Dan Opini
Audit Tahun
Sebelumnya
Terhadap Opini
Audit Going
Concern.”
Variabel
Independen:
Kondisi
Keuangan, Rasio
Keuangan, Debt
Default, Kualitas
Audit, dan Opini
Audit Tahun
Sebelumnya
Kondisi
Keuangan
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
Opini Audit
Going
Concern.
32
Variabel
Dependen:
Opini Audit
Going Concern
6. Danang
Anugrah
Putra, Ach.
Syaiful
Hidayat
Anwar, dan
Thoufan Nur
(2016)
“Pengaruh
Pertumbuhan
Perusahaan,
Kondisi Keuangan
Perusahaan, dan
Opini Audit Tahun
Sebelumnya
Terhadap Opini
Audit Going
Concern.”
Variabel
Independen:
Pertumbuhan
Perusahaan,
Kondisi
Keuangan
Perusahaan, dan
Opini Audit
Tahun
Sebelumnya
Variabel
Dependen:
Opini Audit
Going Concern
Pertumbuhan
Perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
Opini Audit
Going
Concern
Kondisi
Keuangan
Perusahaan
berpengaruh
terhadap
Opini Audit
Going
Concern.
7. Oktaviani
Rizqi Khusnul
Khotimah
(2015)
”Pengaruh Kualitas
Audit, Kondisi
Keuangan
Perusahaan, Opini
Audit Tahun
Sebelumnya, Dan
Pertumbuhan
Perusahaan
Terhadap Opini
Audit Going
Concern (Studi
Pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Tahun 2011 –
2013).”
Variabel
Independen:
Kualitas Audit,
Kondisi
Keuangan
Perusahaan,
Opini Audit
Tahun
Sebelumnya, Dan
Pertumbuhan
Perusahaan
Variabel
Dependen:
Opini Audit
Going Concern
Kondisi
Keuangan
Perusahaan
dan
Pertumbuhan
Perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
Opini Audit
Going
Concern
33
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI
Tahun 2011 –
2013
8. Emi Ardianti
(2018)
“Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Opini
Audit Tahun
Sebelumnya,
Leverage, Dan
Pertumbuhan
Perusahaan
Terhadap Opini
Audit Going
Concern (Studi
Pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI
Tahun 2012 –
2016).”
Variabel
Independen:
Ukuran
Perusahaan,
Opini Audit
Tahun
Sebelumnya,
Leverage, dan
Pertumbuhan
Perusahaan
Variabel
Dependen:
Opini Audit
Going Concern
Pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI
Tahun 2012 –
2016
Ukuran
Perusahaan
berpengaruh
terhadap
Opini Audit
Going
Concern
Pertumbuhan
Perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
penerimaan
Opini Audit
Going
Concern.
9. Piter
Nainggolan
(2016)
“Analisis Pengaruh
Audit Tenure,
Ukuran Perusahaan,
Opini Audit Tahun
Sebelumnya,
Kualitas Audit
Terhadap
Penerimaan Opini
Auidt Going
Concern Pada
Perusahaan
Manufaktur.”
Variabel
Independen:
Audit Tenure,
Ukuran
Perusahaan,
Opini Audit
Tahun
Sebelumnya,
Kualitas Audit
Variabel
Dependen:
Opini Audit
Going Concern
Audit Tenure
dan Ukuran
Perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
penerimaan
opini audit
going concern
34
Pada Perusahaan
Manufaktur
10. Jehan Anisa,
Magnaz
Lestira
Oktaroza, Mey
Maemunah
(2018)
“Pengaruh Audit
Tenure dan
Reputasi Kantor
Akuntan Publik
(KAP) Terhadap
Opini Audit Going
Concern (Survei
Pada Perusahaan
Sektor Industri
Dasar dan Kimia
yang Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia Tahun
2012 – 2016).”
Variabel
Independen:
Audit Tenure,
Reputasi Kantor
Akuntan Publik
(KAP)
Variabel
Dependen:
Opini Audit
Going Concern
Pada Perusahaan
Sektor Industri
Dasar dan Kimia
yang Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia Tahun
2012 – 2016
Audit Tenure
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
opini audit
going concern
11. Fauzan
Syahputra, M.
Rizal Yahya
(2017)
“Pengaruh Audit
Tenure, Audit
Delay, Opini Audit
Tahun Sebelumnya
dan Opinion
Shopping Terhadap
Penerimaan Opini
Audit Going
Concern Pada
Perusahaan
Manufaktur Yang
Tedaftar di Bursa
Efek Indonesia
Tahun 2013 –
2015.”
Variabel
Independen:
Audit Tenure,
Audit Delay,
Opini Audit
Tahun
Sebelumnya dan
OpinionShopping
Variabel
Dependen:
Opini Audit
Going Concern
Pada Perusahaan
Audit Tenure
berpengaruh
positif
terhadap
penerimaan
Opini Audit
Going
Concern
35
Manufaktur
Yang Tedaftar di
Bursa Efek
Indonesia Tahun
2013 – 2015
Sumber: Penelitian terdahulu yang diolah
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian diatas kerangka yang menjadi dasar penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H1
H2
H3
H3H3
H4
Sumber : Diolah Penulis
Gambar II.2
Kerangka Pemikiran
D. Perumusan Hipotesa
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan aset positif dan diikuti
peningkatan hasil operasi akan menambah kepercayaan terhadap
perusahaan dan memberikan suatu tanda bahwa perusahaan tersebut jauh
Ukuran Perusahaan
X1
Kondisi Keuangan
X2
Pertumbuhan Perusahaan
X3
Audit Tenure
X4
Opini Audit Going Concern
( Y )
36
dari kemungkinan mengalami kebangkrutan. Jika total aset perusahaan
semakin tinggi, perusahaan masuk kedalam kategori perusahaan yang
besar dan mampu menjaga kelangsungan hidup usahanya sehingga kecil
kemungkinan menerima opini audit going concern, hal ini sesuai dengan
peneliti Alichia (2013) dan Pradika (2017) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap opini audit going concern.
Namun peneliti Amalia (2016) menyatakan sebaliknya. Maka dari uraian
diatas dapat diberikan suatu kesimpulan hipotesis pada penelitian ini yaitu:
H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Opini Audit Going
Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Pengaruh Kondisi Keuangan Terhadap Opini Audit Going Concern
Kondisi keuangan perusahaan adalah suatu gambaran atau suatu
keadaan secara utuh atas suatu keuangan perusahaan selama periode atau
atau kurun waktu terntetu (Solikah, 2007 dalam Putra, 2016). Kondisi
keuangan perusahaan merupakan suatu tingkat kesehatan perusahaan yang
sesungguhnya. Apabila banyak ditemukan masalah going concern pada
suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki kondisi
keuangan yang buruk.Tingkat kesehatan suatu perusahaan dapat dilihat
dari kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kondisi
keuangan yang sehat (baik) maka opini audit going concern tidak akan
dikeluarkan oleh seorang auditor. Hal ini sama seperti peneliti Putra et al.,
37
(2016), Azizah dan Anisyukurilah (2014), serta Kusumawardhani (2018)
yang menyatakan bahwa kondisi keuangan memiliki pengaruh terhadap
opini audit going concern, namun peneliti Rahayuningsih (2014)
menyatakan sebaliknya. Maka dari uraian diatas dapat diberikan suatu
kesimpulan hipotesis pada penelitian ini yaitu:
H2: Kondisi Keuangan berpengaruh terhadap Opini Audit Going
Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going
Concern
Rasio pertumbuhan penjualan dapat mengambarkan keadaan
perusahaan. Jumlah penjualan yang diperoleh dengan teratur atau adanya
peningkatan merupakan faktor yang penting bagi perusahaan untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sedangkan, perusahaan dengan
pertumbuhan penjualan yang negatif berpotensi untuk mengalami
kebangkrutan, karena penjualan seharusnya merupakan sumber dana
utama bagi perusahaan untuk beroperasi. Maka dari itu jika pertumbuhan
perusahaan positif, maka auditor cenderung tidak mengeluarkan opini
audit going concern. Hal ini sama seperti yang dilakukan oleh peneliti
Iriawan et al., (2015), dan Amaliyah et al., (2018) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh terhadap opini audit going
concern namun peneliti Kurnia et al., (2018) menyatakan sebaliknya.
38
Maka dari uraian diatas dapat diberikan suatu kesimpulan hipotesis pada
penelitian ini yaitu:
H3: Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Opini Audit
Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
4. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Opini Audit Going Concern
Audit tenure dapat diartikan sebagai jangka waktu hubungan Kantor
Akuntan Publik (KAP) dan klien dalam hal pemeriksaan laporan
keuangan. Semakin lama perikatan auditor dengan klien maka dapat
menyebabkan berkurangnya independensi KAP, dan apabila independensi
auditor berkurang maka opini yang dikeluarkan oleh auditor merupakan
opini yang menyesatkan dan akan merugikan berbagai pihak. Peneliti
Syahputra et al., (2017) dan Nurmeidita (2018) menyatakan bahwa audit
tenure memiliki pengaruh terhadap opini audit going concern, sedangkan
peneliti Anisa et al., (2018) menolak hasil tersebut. Maka dari uraian diatas
dapat diberikan suatu kesimpulan hipotesis pada penelitian ini yaitu:
H4: Audit Tenure berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kausal-komparatif yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Menurut Suryabrata (2014) secara harfiah, tujuan
penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki suatu kemungkinan
hubungan sebab-akibat dengan berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat
yang ada, dicari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data
tertentu. Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan telah berlangsung
(lewat).
Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”)
dan data tersebut di uji dengan melakukan penelusuran kembali ke masa lampau
untuk mencari sebab-sebab, saling keterhubungan, dan maknanya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif karena data yang disajikan berupa angka.
B. Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan unit analisis badan usaha yang bergerak di
industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2018.
Data yang diambil yaitu total aset, modal kerja, laba ditahan, laba sebelum pajak,
nilai buku ekuitas, nilai buku utang, penjualan dan lamanya KAP yang
40
mengaudit badan usaha yang bersangkutan. Objek penelitian difokuskan kepada
sektor manufaktur disebabkan karena industri manufaktur mempunyai
karakteristik padat modal, dan merupakan sektor ekonomi yang jumlahnya
paling banyak menyerap dana dari masyarakat, pemegang peranan penting
dalam pertumbuhan ekonomi dan dianggap sebagai sektor pemimpin (leading
sector) bagi sektor lainnya dan selalu berkembang seiring dengan pemenuhan
kebutuhan masyarakat sehingga memiliki kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang pesat terutama dalam hal investasi.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dari penelitian ini adalah data sekunder. Waktu penelitian bulan
Agustus – Desember tahun 2019, lokasi penelitian adalah Bursa Efek Indonesia
yang menyediakan informasi laporan keuangan perusahaam dengan mengakses
situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Penelitian ini mengambil
data pada laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2016 – 2018 berupa pengambilan data pada neraca yang berupa
total aset, modal kerja, laba ditahan, laba sebelum pajak, nilai buku ekuitas, nilai
buku utang, penjualan dan lamanya KAP yang mengaudit badan usaha yang
bersangkutan, hal ini dilakukan berhubungan dengan variabel yang penulis
ambil yaitu ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan
audit tenure.
41
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis peneliti menggunakan
data sekunder dikarenakan data sekunder dapat diperoleh dengan lebih mudah,
relatif lebih murah dalam hal biaya, sudah terdapat penelitian sebelumnya serta
keabsahan datanya dapat lebih dipercaya karena untuk sumber laporan keuangan
yang diambil telah diaudit oleh akuntan publik. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, jurnal, majalah dan sebagainya. Data yang dicari yaitu total
aset, modal kerja, laba ditahan, laba sebelum pajak, nilai buku ekuitas, nilai buku
utang, penjualan dan lamanya KAP yang mengaudit badan usaha yang
bersangkutan pada tahun 2016 – 2018. Secara teknis pengumpulan data
menggunakan dokumentasi ini dilakukan dengan pencarian data melalui website
www.idx.co.id dalam rangka mengumpulkan data seluruh variabel penelitian.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2017:119). Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
keseluruhan unit, nilai maupun individu yang menjadi objek penelitian.
42
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 sampai 2018.
2. Sampel
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasinya besar, peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena ada dana,
tenaga dan waktu yang dimilki terbatas, maka peneliti akan mengambil
sampel dari populasi itu. Hal yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu perusahaan manufaktur yang
dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 (tiga puluh satu),
sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representative
(Sugiyono, 2017:120).
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Metode ini dilakukan untuk memilih target
tertentu yang dapat memberikan informasi sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan oleh peneliti. Adapun kriteria yang telah ditetapkan sebagai sampel
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen
selama tahun 2016-2018
2. Menggunakan laporan keuangan dengan periode mulai dari 1 Januari
sampai dengan 31 Desember
3. Menggunakan mata uang IDR
43
4. Perusahaan yang memiliki laba bersih setelah pajak bernilai negatif
sekurang-kurangnya satu (1) periode laporan keuangan. Hal ini
dikarenakan auditor hampir tidak pernah mengeluarkan opini audit going
concern pada perusahaan yang memiliki laba bersih setelah pajak yang
positif.
Berikut ini disajikan tabel mengenai daftar sampel pada pada penelitian ini,
yaitu :
Tabel III.1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2016 – 2018
No. Nama Perusahaan
1. ALMI ( Alumindo Light Metal Industry Tbk )
2. APLI ( Asiaplast Industries Tbk )
3. BAJA ( Saranacentral Bajatama Tbk )
4. BRNA ( Berlina Tbk )
5. BTON ( Betonjaya Manunggal Tbk )
6. CPRO ( Central Proteina Prima Tbk )
7. GDST ( Gunawan Dianjaya Steel Tbk )
8. JKSW ( Jakarta Kyoei Steel Works Tbk )
9. YPAS ( Yanaprima Hastapersada Tbk )
10. SIPD ( Sierad Produce Tbk )
11. TIRT ( Tirta Mahakam Resources Tbk )
12. KBRI ( Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk )
13. KRAH ( Grand Kartech Tbk )
14. GJTL ( Gajah Tunggal Tbk )
15. IMAS ( Indomobil Sukses Internasional Tbk )
16. LPIN ( Multi Prima Sejahtera Tbk )
44
17. PRAS ( Prima Alloy Steel Universal Tbk )
18. HDTX ( Panasia Indo Resources Tbk )
19. MYTX ( Asia Pacific Investama Tbk )
20. SSTM ( Sunson Textile Manufacturer Tbk )
21. ALTO ( Tri Banyan Tirta Tbk )
22. PSDN ( Prasidha Aneka Niaga Tbk )
23. RMBA ( Bentoel Internasional Investama Tbk )
24. INAF ( Indofarma Tbk)
25. MBTO ( Martina Berto Tbk )
26. MRAT ( Mustika Ratu Tbk )
27 KICI ( Kedaung Indah Can Tbk )
28. LMPI ( Langgeng Makmuk Industri Tbk )
29. BTEK ( Bumi Teknokultura Unggul Tbk )
30. MGNA ( PT Magna Investama Mandiri Tbk )
31. IKAI ( Intikeramik Alamasri Industri Tbk )
Sumber : Bursa Efek Indonesia
G. Variabel Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian, variabel – variabel yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen
a. Ukuran Perusahaan
Menurut Warnida (2012) dalam Azizah (2014) mengatakan ukuran
perusahaan merupakan besar atau luasnya suatu perusahaan dan
merupakan suatu indikator yang dapat menunjukan kondisi atau
karakteristik suatu perusahaan. Dalam hal ini ukuran perusahaan
diproksikan dengan mengambil nilai dari total aset perusahaan.
45
Rumus Menghitung Ukuran Perusahaan = Ln dari Total Asset (Ruroh,
2018).
b. Kondisi Keuangan
Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan kinerja sebuah
perusahaan. Dalam hal ini rasio yang digunakan dalam menilai kondisi
keuangan antara lain rasio profitabilitas, rasio likuiditas dan rasio aktivitas.
Kondisi keuangan diukur dengan menggunakan model prediksi
kebangkrutan revised Altman, yang terkenal dengan istilah Z score
(Azizah 2014)
Rumus menghitung kondisi keuangan:
Z’ = 0,717Z1 + 0,847Z2 + 3,107Z3 + 0,42Z4 + 0,998Z5
Sumber : Prihadi (2008, 180)
Dimana:
Z1 = Modal Kerja / Total Aktiva (Working Capital / Total Assets)
Z2 = Laba Ditahan / Total Aktiva (Retained Earning / Total Assets)
Z3 = EBIT / Total Aktiva (Earning Before Interest and Taxes / Total
Assets)
Z4 = Nilai Buku Ekuitas / Nilai Buku Utang (Book Value of Equity /
Book Value of Debt)
Z5 = Penjualan / Total Aktiva (Sales / Total Asset)
46
c. Pertumbuhan Perusahaan
Menurut penelitian Setyarno (2006) dalam Khotimah (2015) pertumbuhan
aset perusahaan menunjukkan pertumbuhan kekuatan perusahaan dalam
industri dan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya.
Auditee yang mempunyai rasio pertumbuhan penjualan yang tinggi berarti
auditee tersebut dapat mempertahankan posisi ekonominya dan lebih
dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.
Rumus menghitung pertumbuhan perusahaan:
Pertumbuhan Perusahaan = Penjualan Bersiht – Penjualan Bersiht-1
Penjualan Bersiht-1
(Sumber: Iriawan, 2015)
d. Audit Tenure
Audit tenure dapat diartikan sebagai jangka waktu hubungan Kantor
Akuntan Publik (KAP) dan klien dalam hal pemeriksaan laporan
keuangan. Ketika auditor memiliki jangka waktu hubungan yang cukup
lama dengan kliennya, hal ini dapat memungkinkan mendorongnya
pemahaman yang lebih atas kondisi keuangan klien dan oleh karena itu
auditor akan cenderung dapat untuk mendeteksi masalah going concern
(Anisa et al., 2018).
Audit tenure diukur dengan menghitung tahun dimana KAP yang sama
telah melakukan perikatan dengan auditee. Tahun pertama perikatan
47
dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk tahun-tahun
berikutnya (Syahputra et al., 2018).
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen (Y) dalam penelitian ini adalah opini audit going concern.
Opini audit going concern ini adalah variabel yang akan dipengaruhi atau
dihasilkan dari variabel independen.
Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan auditee pada tahun –
tahun penelitian, dapat diketahui jenis – jenis opini yang diterima masing –
masing perusahaan selama rentang periode penelitian. Opini tersebut
kemudian digolongkan menjadi dua jenis opini audit, yaitu opini audit going
concern atau Going Concern Audit Opinion (GCAO) dan opini audit non
going concern atau Non Going Concern Audit Opinion (NGCAO).
Tabel III.2
Variabel Penelitian
Variabel Rumus Skala
Ukuran Perusahaan Ln dari Total Asset Rasio
Kondisi Keuangan Z’ = 0,717Z1 + 0,847Z2 + 3,107Z3 + 0,42Z4 +
0,998Z5
Rasio
Pertumbuhan
Perusahaan
Penjualan Bersiht – PenjualanBersiht-1
Penjualan Bersiht-1
Rasio
Audit Tenure Tahun pertama perikatan dimulai
dengan angka 1 dan ditambah
Interval
48
dengan satu untuk tahun-tahun
berikutnya
Opini Audit Going
Concern
Variabel ini diukur dengan variabel
dummy
0 = Jika tidak diungkapkan opini
audit going concern dalam
laporan keuangan.
1 = Jika diungkapkan opini audit
going concern.
Nominal
Sumber : Diolah Oleh Penulis
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
analisis data kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah
ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan dan audit tenure
berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Dalam melakukan
penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah software SPSS (Statistical
Package for the Social Scene) versi 25 dan Microsoft Excel. Metode analisis
statistik yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, uji regresi logisitik,
dan uji hipotesis.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan metode untuk mendeskripsikan dan
memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi variabel – variabel dalam
penelitian, nilai maksimum, minimum, rata – rata (mean), serta standar
deviasi.
49
2. Regresi Logistik
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
analisis multivariate dengan menggunakan regresi logistik (logistic
regression). Variabel independen dalam regresi logistik merupakan
campuran antara variabel metrik dan non metrik. Pada teknik analisis regresi
logistik tidak memerlukan lagi asumsi normalitas data pada variabel
independennya (Ghozali, 2016). Model regresi logistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis adalah sebagai berikut:
OAGC = a + β1UKP + β2KK + β3PP + β4AT + ε
Keterangan :
OAGC = Opini Audit Going Concern ( variabel dummy, 1 untuk
auditee dengan opini audit going concern (GCAO) dan 0
untuk auditee dengan opini audit non going concern
(NGCAO)
α = Konstanta
βi = Koefisien Regresi
UKP = Ukuran Perusahaan
KK = Kondisi Keuangan
PP = Pertumbuhan Perusahaan
AT = Audit Tenure
ε = Kesalahan Residual
50
a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data.
Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk
menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak H0 agar model fit
dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi
Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model
yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis
nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan
likelihood (-2LogL) menunjukan model regresi yang lebih baik atau
dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Menurut
Ghozali pada tahun 2016 halaman 328 dalam buku Aplikasi Analisis
Multivariete, dengan program SPSS, menyatakan:
“Statistik -2LogL atau rasio X2 statistics, dimana X2 distribusi
dengan degree of freedom n-q, q adalah jumlah parameter dalam
model. Output SPSS memberikan 2 (dua) nilai -2logl yaitu 1 (satu)
untuk model yang hanya memasukkan konstanta dan yang kedua
untuk model dengan konstanta dan variabel bebas.”
Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal (initial -2LogL Function)
dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukan bahwa model
yang dihipotesiskan fit dengan data. Log Likehood pada regresi logistik
51
mirip dengan pengertian “Sum of Square error” pada model regresi,
sehingga penurunan Log Likehood menunjukan model regresi semakin
baik.
b. Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)
Pengujian kelayakan model regresi logistik dinilai dengan
menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang diukur
dengan nilai Chi-square. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model
(tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat
dikatakan fit). Menurut Ghozali pada tahun 2016 halaman 329 dalam buku
Aplikasi Analisis Multivariete, dengan program SPSS adalah seperti
berikut hasilnya:
a. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test sama
dengan atau kurang ( = / < ) dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang
berarti terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya sehingga Goodness Fit Model tidak baik karena model
tidak dapat memprediksi nilai observasinya.
b. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test lebih
besar dari (>) 0,05, maka hipotesis nol diterima dan berarti model
mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model
dapat diterima karena cocok dengan data.
52
c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Koefisien determinasi dalam regresi logistik biner ditunjukkan
dengan nilai Nagelkerke R Square. Nagelkerke R Square merupakan
modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya
bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara
membuat nilai Cox dan Snell’s R² dengan nilai maksimumnya. Nilai
Nagelkerke’s R² dapat diintrepretasikan seperti nilai R² dalam regresi
berganda (multiple regression), yaitu mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.
d. Tabel Klasifikasi
Tabel klasifikasi menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan
salah (incorrect). Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan
berada pada diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%. Jika
model logistik mempunyai homoskedastisitas, maka prosentase yang
benar (correct) akan sama untuk kedua baris (Ghozali, 2013:342). Tabel
ini menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan penerimaan variabel dependen, yaitu penerimaan opini audit
going concern.
53
e. Uji Hipotesis / Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Estimasi parameter dapat dilihat melalui pengujian dengan model
regresi logistik dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari tiap
variabel yang diuji dan menunjukkan bentuk hubungan antara variabel
yang satu dengan yang lainnya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara
membandingkan antara nilai probabilitas dengan tingkat signifikasi. Pada
penelitian ini, tingkat signifikasi (sig) yang digunakan adalah sebesar 5%
atau 0,05. Apabila terlihat angka signifikan lebih kecil dari 0,05 maka
variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
Kriteria pengujian dijelaskan sebagai berikut:
1. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf
signifikansi 5% (α = 0,05).
2. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada
signifikansi p-value. Jika taraf signifikansi < 0,05 maka H0 diterima,
jika taraf signifikansi > 0,05 maka H0 ditolak.
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2016 – 2018.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Metode ini dilakukan untuk memilih target tertentu yang dapat
memberikan informasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Penentuan sampel dengan menggunakan purposive sampling pada penelitian ini
akan digambarkan pada tabel berikut:
Tabel IV.1
Proses Seleksi Sampel
Keterangan Perusahaan Data
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-
turut di BEI Tahun 2016-2018
143 429
Tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah di
audit oleh auditor independen selama tahun 2016-2018
(11) (33)
Tidak menggunakan laporan keuangan dengan periode
mulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Januari
(0) (0)
Menggunakan mata uang selain IDR (26) (78)
Perusahaan yang memiliki laba bersih setelah pajak
bernilai positif selama tahun 2016-2018
(75) (225)
Jumlah Sampel 31 93
55
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sesuai diatas, maka diperoleh sebanyak
31 (tiga puluh satu) perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel selama
tiga periode pengamatan (2016-2018) dalam penelitian ini. Sampel yang diperoleh
oleh peneliti berdasarkan purposive sampling tersebut dapat digambarkan dalam
tabel IV.2 yang tertera sebagai berikut:
Tabel IV.2
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2016 – 2018
No. Nama Perusahaan
1. ALMI ( Alumindo Light Metal Industry Tbk )
2. APLI ( Asiaplast Industries Tbk )
3. BAJA ( Saranacentral Bajatama Tbk )
4. BRNA ( Berlina Tbk )
5. BTON ( Betonjaya Manunggal Tbk )
6. CPRO ( Central Proteina Prima Tbk )
7. GDST ( Gunawan Dianjaya Steel Tbk )
8. JKSW ( Jakarta Kyoei Steel Works Tbk )
9. YPAS ( Yanaprima Hastapersada Tbk )
10. SIPD ( Sierad Produce Tbk )
11. TIRT ( Tirta Mahakam Resources Tbk )
12. KBRI ( Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk )
13. KRAH ( Grand Kartech Tbk )
14. GJTL ( Gajah Tunggal Tbk )
15. IMAS ( Indomobil Sukses Internasional Tbk )
16. LPIN ( Multi Prima Sejahtera Tbk )
17. PRAS ( Prima Alloy Steel Universal Tbk )
18. HDTX ( Panasia Indo Resources Tbk )
19. MYTX ( Asia Pacific Investama Tbk )
56
20. SSTM ( Sunson Textile Manufacturer Tbk )
21. ALTO ( Tri Banyan Tirta Tbk )
22. PSDN ( Prasidha Aneka Niaga Tbk )
23. RMBA ( Bentoel Internasional Investama Tbk )
24. INAF ( Indofarma Tbk)
25. MBTO ( Martina Berto Tbk )
26. MRAT ( Mustika Ratu Tbk )
27 KICI ( Kedaung Indah Can Tbk )
28. LMPI ( Langgeng Makmuk Industri Tbk )
29. BTEK ( Bumi Teknokultura Unggul Tbk )
30. MGNA ( PT Magna Investama Mandiri Tbk )
31. IKAI ( Intikeramik Alamasri Industri Tbk )
Sumber : Bursa Efek Indonesia
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menampilkan deskripsi dari data penelitian berupa
nilai minimum (min), nilai maksimum (max), nilai rata-rata (mean), dan
standar deviasi masing-masing variabel. Pada penelitian ini, statistik
deskriptif menampilkan deskripsi variabel dependen, yaitu opini audit going
concern dan deskripsi variabel independen, yaitu ukuran perusahaan, kondisi
keuangan, pertumbuhan perusahaan dan audit tenure.
a. Deskripsi Variabel Dependen
Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan auditee pada tahun-
tahun penelitian, dapat diketahui jenis-jenis opini yang diterima masing-
masing perusahaan selama rentang periode penelitian. Opini tersebut
kemudian digolongkan menjadi dua jenis opini audit, yaitu opini audit
57
going concern (GCAO) dan opini audit non going concern (NGCAO).
Hasil analisis terhadap opini audit perusahaan yang dijadikan sampel akan
digambarkan pada tabel berikut:
Tabel IV.3
Deskripsi Sampel Berdasarkan Opini Audit
No. Perusahaan Tahun
2016 2017 2018
1. ALMI NGCAO NGCAO NGCAO
2. APLI NGCAO NGCAO NGCAO
3. BAJA NGCAO NGCAO NGCAO
4. BRNA NGCAO NGCAO NGCAO
5. BTON NGCAO NGCAO NGCAO
6. CPRO GCAO GCAO GCAO
7. GDST NGCAO NGCAO NGCAO
8. JKSW GCAO GCAO GCAO
9. YPAS NGCAO NGCAO NGCAO
10. SIPD NGCAO NGCAO NGCAO
11. TIRT NGCAO NGCAO NGCAO
12. KBRI GCAO GCAO GCAO
13. KRAH NGCAO NGCAO NGCAO
14. GJTL NGCAO NGCAO NGCAO
15. IMAS NGCAO NGCAO NGCAO
58
16. LPIN NGCAO NGCAO NGCAO
17. PRAS NGCAO NGCAO NGCAO
18. HDTX GCAO GCAO GCAO
19. MYTX GCAO GCAO GCAO
20. SSTM GCAO GCAO GCAO
21. ALTO NGCAO NGCAO NGCAO
22. PSDN NGCAO NGCAO NGCAO
23. RMBA NGCAO NGCAO NGCAO
24. INAF NGCAO NGCAO NGCAO
25. MBTO NGCAO NGCAO NGCAO
26. MRAT NGCAO NGCAO NGCAO
27. KICI NGCAO NGCAO NGCAO
28. LMPI NGCAO GCAO GCAO
29. BTEK NGCAO NGCAO NGCAO
30. MGNA NGCAO NGCAO NGCAO
31. IKAI NGCAO GCAO GCAO
Sumber: Diolah Oleh Penulis
Secara ringkas, gambaran sampel perusahaan yang memperoleh opini audit
going concern (GCAO) dan yang memperoleh opini audit non going concern
(NGCAO) akan disajikan pada tabel berikut:
59
Tabel IV.4
Ringkasan Penerimaan Opini Audit
2016 2017 2018 Jumlah
GCAO 6 19,35% 8 25,81% 8 25,81% 22
NGCAO 25 80,65% 23 74,19% 23 74,19% 71
Jumlah 31 100% 31 100% 31 100% 93
Sumber: Data diolah Penulis
Sesuai dengan data pada tabel IV.4, pada tahun 2016 perusahaan yang
mendapatkan opini audit going concern sebanyak 6 (enam) perusahaan dari
31 (tiga puluh satu) perusahaan. Pada tahun 2017, perusahaan yang
mendapatkan opini audit going concern adalah sebanyak 8 (delapan)
perusahaan dari 31 (tiga puluh satu) perusahaan. Dan pada tahun 2018,
perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern sama seperti pada
tahun 2017 yaitu sebanyak 8 (delapan) perusahaan dari 31 (tiga puluh satu)
perusahaan. Perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern
dikarenakan pengaruh dari peningkatan jumlah liabilitas perusahaan yang
melebihi total asset lancar perusahaan dan juga karena perusahaan telah
mengalami kerugian yang berulang-ulang sehingga mengakibatkan saldo
defisit.
Selama tahun yang bersangkutan tersebut, pihak manajemen perusahaan terus
berusaha melakukan perbaikan terhadap kegiatan usahanya, seperti misalnya
dengan mendapatkan fasilitas pinjaman baru dengan bunga yang lebih
rendah, mengefisiensikan semua biaya-biaya dari setiap divisi, meningkatkan
60
penjualan produk, serta melakukan negosiasi atas sebagian utang yang akan
jatuh tempo.
b. Deskripsi Variabel Independen
Berikut ini adalah gambaran analisis statistik deskriptif perusahaan sampel
secara keseluruhan:
Tabel IV.5
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
UKP 93 14.30 31.34 24.8973 4.61354 21.285
KK 93 -3.72 5.96 .9527 1.59419 2.541
PP 93 -1.00 1.89 .0157 .38989 .152
AT 93 1.00 3.00 1.6882 .76583 .586
OP 93 .00 1.00 .2366 .42727 .183
Valid N (listwise) 93
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 25.0
Variabel Ukuran Perusahaan (UKP) menunjukan nilai minimum 14,30,
nilai maksimum 31,34, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 24,8973, dan
standar deviasi sebesar 4,61354. Variabel ukuran perusahaan ini diukur dengan
menggunakan total asset yang dijadikan dalam bentuk logaritma natural. Untuk
menentukan apakah perusahaan masuk kedalam perusahaan dengan total aktiva
besar atau total aktiva kecil dapat dilihat dari nilai median. Nilai median
diperoleh dari nilai minimum 14,30 ditambah dengan nilai maksimum 31,34
lalu dibagi 2 menjadi 22,82. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui
bahwa nilai rata-rata lebih besar dari nilai median yaitu 24,8973 > 22,82. Hal
61
ini menunjukan perusahaan sampel penelitian termasuk kedalam perusahaan
dengan total aktiva yang besar.
Variabel Kondisi Keuangan (KK) menunjukkan nilai minimum -3,72, nilai
maksimum 5,96, dengan nilai rata-rata (mean) 0,9527, dan standar deviasi
sebesar 1,59419. Variabel kondisi keuangan ini diukur dengan menggunakan
teori revised Altman. Berdasarkan 93 data yang diolah nilai rata-rata Z Score
adalah 0,9527 yang mengindikasikan bahwa rata-rata perusahaan sampel
penelitian berada pada area kebangkrutan sehingga perlu dilakukannya
perbaikan kondisi keuangan.
Variabel Pertumbuhan Perusahaan (PP) menunjukkan nilai minimum -
1,00, nilai maksimum 1,89, dengan nilai rata-rata (mean) 0,0157, dan standar
deviasi sebesar 0,38989. Nilai rata-rata dari 93 data penelitian adalah 0,0157
yang mengindikasikan rata-rata perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan
yang positif.
Variabel Audit Tenure (AT) menunjukkan nilai minimum 1,00, nilai
maksimum 3,00, dengan nilai rata-rata (mean) 1,6882, dan standar deviasi
0,76583. Nilai rata-rata (mean) sebesar 1,6882 menunjukkan bahwa perusahaan
sampel memiliki rata-rata perikatan dengan KAP selama 1,6882 tahun. Nilai
maksimum sebesar 3 menunjukkan bahwa ada perusahaan sampel yang diaudit
oleh KAP yang sama selama 3 tahun.
62
2. Analisis Regresi Logistik
a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)
Pengujian ini merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
apakah model fit terhadap data baik sebelum atau sesudah variabel bebas
dimasukkan ke dalam model regresi. Pengujian overall model fit dilakukan
dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood pada awal (Block
Number=0) dengan -2 Log Likelihood akhir (Block Number=1). Adanya
pengurangan nilai antara -2LogL awal (initial -2LogL Function) dengan
nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukan bahwa model yang di
hipotesiskan fit dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Berdasarkan hipotesis ini, maka H0 harus diterima dan Ha harus ditolak
agar model fit dengan data.
Tabel IV.6
Iteration History 0
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPS
Iteration History (Block Number=0)
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 101.995 -1.054
2 101.757 -1.168
3 101.757 -1.172
4 101.757 -1.172
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 101.757
63
Tabel IV.7
Iteration History 1
Iteration History(Block Number=1)
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant UKP KK PP AT
Step
1
1 70.272 1.416 -.077 -.569 -.186 -.001
2 60.863 2.239 -.108 -1.079 .281 -.020
3 59.417 2.687 -.126 -1.375 .397 .008
4 59.353 2.796 -.130 -1.454 .397 .021
5 59.353 2.802 -.131 -1.459 .395 .022
6 59.353 2.802 -.131 -1.459 .395 .022
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 101.757
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed
by less than .001.
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 25.0
Tabel IV.8
Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir
Block Number = 0 Block Number = 1 Penurunan / Kenaikan
101,757 59,353 Penurunan
Sumber: Diolah Penulis
Berdasarkan tabel IV.7 dapat dilihat bahwa nilai -2 Log Likelihood awal
pada block number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta
memperoleh nilai sebesar 101,757. Kemudian pada tabel 4.8 dapat dilihat
bahwa nilai -2 Log Likelihood akhir dengan block number = 1 nilai -2 Log
Likelihood mengalami perubahan setelah masuknya beberapa variabel
independen pada model penelitian, akibatnya nilai -2 Log Likelihood akhir
menunjukkan nilai 59,353. Berdasarkan hasil output tersebut, terjadi
penurunan nilai sebesar 42,404.
64
Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL function) dengan
nilai -2LL akhir menunjukkan bahwa H0 dapat diterima dan Ha ditolak
yang artinya model yang dihipotesiskan fit dengan data. Penurunan nilai
-2 Log Likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini merupakan
model regresi yang baik karena model regresi yang dihipotesiskan fit
dengan data, artinya penambahan-penambahan variabel bebas yaitu
ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan audit
tenure kedalam model penelitian akan memperbaiki model fit penelitian
ini.
b. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)
Untuk menilai kelayakan dari model regresi dapat dilakukan dengan
menggunakan Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-Square
pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow’s. Nilai signifikansi yang
tertera kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%
(Ghozali, 2016:329). Hipotesis yang digunakan untuk menilai kelayakan
model regresi ini adalah:
H0 : Tidak ada perbedaan antara model dengan data
Ha : Ada perbedaan antara model dengan data
65
Tabel IV.9
Menguji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 9.360 8 .313
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 25.0
Pada tabel IV.9 menunjukkan hasil pengujian Hosmer and Lemeshow’s
Test. Pengujian menunjukkan bahwa nilai Chi-Square sebesar 9,360
dengan signifikansi sebesar 0,313. Berdasarkan hasil tersebut, nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,313 > 0,05 yang berarti hipotesis
nol (H0) tidak dapat ditolak (diterima). Hal ini dapat disimpulkan bahwa
model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya.
c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Dalam regresi logistik, dapat digunakan statistik Nagelkerke R Square.
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan atau menerangkan variabel dependen.
Koefisien determinasi dalam regresi logistik dapat ditunjukkan dengan
nilai Nagelkerke R Square.
Tabel IV.10
Model Summary
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 25.0
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 59.353a .366 .550
66
Berdasarkan Tabel IV.10, nilai Nagelkerke R Square sebesar 55%. Hal ini
artinya bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
independen sebesar 55%, sedangkan sisanya sebesar 45% dijelaskan oleh
variabel – variabel lain diluar model penelitian.
d. Tabel Klasifikasi
Menurut Ghozali (2016:334) tabel klasifikasi berguna untuk menjelaskan
nilai estimasi yang benar (correct) dan yang salah (incorect). Matriks
klasifikasi menunjukkan prediksi dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan.
Berikut ini adalah tabel klasifikasi untuk penelitian ini:
Tabel IV.11
Classification Table
Observed
Predicted
OP
Percentage Correct
NGCAO GCAO
Step 1 OP NGCAO 69 2 97.2
GCAO 8 14 63.6
Overall Percentage 89.2
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 25.0
Berdasarkan Tabel IV.11 menunjukkan kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going
concern dan opini audit non going concern. Dari hasil model regresi dapat
dilihat kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern
adalah sebesar 63,6%. Hal ini berarti dengan menggunakan model regresi
tersebut terdapat 14 perusahaan (63,6%) yang diprediksi akan menerima
opini audit going concern dari awal 22 perusahaan yang menerima opini
67
audit going concern. Sedangkan, kekuatan prediksi model untuk penerima
opini audit non going concern adalah sebesar 97,2%. Hal ini berarti bahwa
terdapat 69 perusahaan (97,2%) yang diprediksi akan menerima opini
audit non going concern (NGCAO) dari total 71 perusahaan yang
menerima opini audit non going concern. Sedangkan untuk keseluruhan
kekuatan prediksi dari model regresi dalam penelitian ini adalah sebesar
89,2%.
e. Estimasi Parameter dan Interpretasinya
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh ukuran
perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan audit tenure
terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur. Pada
tabel Variables in the Equation, kolom Significant (Sig) dibandingkan
dengan tingkat alpha (α) 0,05 (5%). Apabilai nilai signifikansi dibawah
0,05 (5%) maka hipotesis (Ha) diterima.
Tabel IV.12
Variables in The Equation
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step 1a UKP -.131 .067 3.855 1 .050 .878
KK -1.459 .369 15.612 1 .000 .232
PP .395 .861 .210 1 .647 1.484
AT .022 .463 .002 1 .962 1.022
Constant 2.802 1.928 2.113 1 .146 16.482
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 25.0
68
Berdasarkan Tabel IV.12, model regresi yang terbentuk berdasarkan nilai
estimasi parameter dalam Variables in The Equation adalah sebagai
berikut ini:
OAGC = 2,802 – 0,131 UKP – 1,459 KK + 0,395 PP + 0,022 AT + ε
Berikut ini disajikan penjelasan dari model regresi yang telah terbentuk:
1. Variabel opini audit going concern tanpa dipengaruhi variabel ukuran
perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan audit
tenure, nilai opini audit going concern adalah tetap sebesar 2,802 atau
jika nilai variabel ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan
perusahaan, dan audit tenure adalah sebesar 0 (nol) maka nilai opini
audit going concern adalah tetap yaitu sebesar 2,802.
2. Jika variabel ukuran perusahaan naik sebesar satu satuan, maka nilai
opini audit going concern akan menurun sebesar 0,131.
3. Jika variabel kondisi keuangan naik sebesar satu satuan, maka nilai opini
audit going concern akan menurun sebesar 1,459.
4. Jika variabel pertumbuhan perusahaan naik sebesar satu satuan, maka
nilai opini audit going concern akan mengalami kenaikan sebesar
0,395.
5. Jika variabel audit tenure naik sebesar satu satuan, maka nilai opini audit
going concern akan mengalami kenaikan sebesar 0,022.
69
Dari Tabel IV.12 juga dapat dilihat hasil pengujian estimasi parameter dan
interpretasinya yang dilihat dari nilai koefisien regresi dan signifikansi
untuk setiap variabel independen dengan timgkat signifikansi (0,05) yang
digunakan untuk menjawab hipotesis sebagai berikut:
H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Opini Audit Going
Concern
Variabel ukuran perusahaan (UKP) yang diproksikan dengan total asset
perusahaan pada tabel IV.12 menunjukkan koefisien sebesar -0,131
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 yang berarti H1 diterima. Maka,
ukuran perusahaan (UKP) berpengaruh signifikan terhadap opini audit
going concern yang dikarenakan semakin besar total aset perusahaan maka
perusahaan semakin mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya
sehingga kemungkinan menerima opini audit going concern akan semakin
kecil.
H2: Kondisi Keuangan berpengaruh terhadap Opini Audit Going
Concern
Variabel kondisi keuangan (KK) yang diukur dengan menggunakan teori
revised Altman pada tabel IV.12 menunjukkan koefisien sebesar -1,459
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti H2 diterima.
Maka, kondisi keuangan (KK) berpengaruh signifikan terhadap opini audit
going concern yang dikarenakan semakin baik kondisi keuangan
perusahaan maka akan semakin kecil juga kemungkinan penerimaan opini
going concern dari seorang auditor.
70
H3: Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Opini Audit
Going Concern
Variabel pertumbuhan perusahaan (PP) yang diproksikan dengan
pertumbuhan penjualan. Pada Tabel IV.12 menunjukkan koefisien sebesar
0,395 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,647 > 0,05 yang berarti H3
ditolak. Maka, pertumbuhan perusahaan (PP) tidak berpengaruh signifikan
terhadap opini audit going concern. Hal ini dikarenakan pertumbuhan
perusahaan tidak hanya dapat diukur dengan pertumbuhan penjualan saja
tetapi dapat diukur menggunakan beberapa rumus pertumbuhan.
H4: Audit Tenure berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern
Variabel audit tenure (AT) yang diukur dengan menggunakan masa
perikatan KAP dengan perusahaan. Pada Tabel IV.12 menunjukkan
koefisien sebesar 0,022 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,962 < 0,05
yang berarti H4 ditolak. Maka, audit tenure tidak berpengaruh signifikan
terhadap opini audit going concern. Hal ini dikarenakan independensi
auditor tidak terganggu dengan lamanya perikatan yang terjadi antara klien
dengan KAP.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan studi mengenai pengeluaran opini audit going concern
oleh seorang auditor kepada perusahaan yang diaudit (auditee). Penelitian ini
menggunakan variabel independen (ukuran perusahaan, kondisi keuangan,
pertumbuhan perusahaan, dan audit tenure) untuk menguji faktor-faktor yang
71
dapat mempengaruhi opini audit going concern. Penelitian ini dilakukan
terhadap 93 perusahaan sampel sektor manufaktur pada periode 2016-2018
yang telah dipilih menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil
penelitian, sebesar 22 perusahaan mendapat opini audit going concern dan
sisanya sebesar 71 perusahaan tidak memperoleh opini audit going concern.
Dari penelitian ini terdapat ringkasan hasil pengujian ke empat hipotesis yaitu
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi ukuran
perusahaan sebesar 0,050 sehingga dapat diberi kesimpulan bahwa ukuran
perusahaan yang diukur dengan logaritma natural total aset perusahaan
berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hasil tersebut mendukung
hipotesis pertama dari penelitian ini. Penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian dari Alichia (2013) dan Pradika (2017) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap opini audit going
concern, namun tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Amalia (2016)
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
opini audit going concern.
Sesuai dengan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan
dapat berpengaruh terhadap opini audit going concern karena semakin
tinggi total aset yang perusahaan miliki, maka perusahaan dianggap sebagai
perusahaan yang tergolong besar dan lebih mampu mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya, selain itu perusahaan yang tergolong besar
72
biasanya memiliki manajemen yang baik dalam setiap pengelolaan sistem
aspek perusahaan, juga jika perusahaan tergolong besar akan lebih mudah
mendapatkan pinjaman dari para penyedia peminjaman jika perusahaan
memerlukan pinjaman. Maka dari itu perusahaan yang tergolong besar akan
semakin kecil potensinya untuk mendapatkan opini audit going concern.
b. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi kondisi
keuangan adalah sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat diberi kesimpulan
bahwa kondisi keuangan yang diukur dengan menggunakan teori
kebangkrutan revised Altman berpengaruh signifikan terhadap opini audit
going concern. Hasil hipotesis ini mendukung hipotesis kedua dari
penelitian ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Putra et
al., (2016), Azizah dan Anisyukurilah (2014), serta Kusumawardhani
(2018) yang menyatakan bahwa kondisi keuangan berpengaruh terhadap
opini audit going concern, namun tidak mendukung penelitian dari
Rahayuningsih (2014) yang menyatakan sebaliknya. Hal ini dikarenakan
dalam memberikan opini audit going concern, seorang auditor akan
memperhatikan kondisi keuangan perusahaan melalui laporan
keuangannya. Apabila laporan keuangan tidak memiliki permasalahan
keuangan yang serius, seperti tidak mengalami likuiditas, laba yang
dihasilkan meningkat meskipun sedikit, mempunyai modal kerja cukup,
tidak mengalami defisit maka tidak akan menerima opini audit going
concern, namun jika perusahaan yang memiliki permasalahan keuangan
serta kerugian terus menerus akan berpeluang mendapatkan opini audit
73
going concern berarti semakin buruk kondisi keuangan perusahaan semakin
besar profitabilitas perusahaan menerima opini audit going concern.
c. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi pertumbuhan
perusahaan adalah sebesar 0,647 > 0,05 sehingga dapat diberi kesimpulan
bahwa pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan
penjualan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hasil
hipotesis ini tidak mendukung hipotesis ketiga dari penelitian ini, namun
hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kurnia et al., (2018) yang
menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap
opini audit going concern dan tidak sejalan dengan hasil penelitian dari
Iriawan et al., (2015), dan Amaliyah et al., (2018) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh terhadap opini audit going
concern. Hal ini dikarenakan pertumbuhan perusahaan dapat diukur
menggunakan beberapa rumus pertumbuhan, yaitu pertumbuhan aktiva
lancar, pertumbuhan aset perusahaan, dan pertumbuhan laba. Banyaknya
cara mengukur pertumbuhan perusahaan menyebabkan penggunaan
pertumbuhan penjualan saja belum dapat mencerminkan seberapa baik
perusahaan dalam menjalakan aktivitas operasinya. Maka auditor tidak
hanya melihat pertumbuhan perusahaan yang diukur menggunakan
penjualan saja dalam memberikan opini audit going concern, tetapi akan
melihat pertumbuhan perusahaan secara menyeluruh. Meskipun penjualan
suatu perusahaan meningkat atau menurun tidak menjamin perusahaan
tersebut akan mendapatkan opini audit going concern atau tidak, hal ini
74
karenakan jika perusahaan mengalami kenaikan penjualan namun tidak
diikuti dengan kemampuan auditee untuk menghasilkan laba serta
meningkatkan saldo labanya sama saja seperti penurunan penjualan yang
menurun dan tidak selalu membuat penurunan laba. Juga jika semakin tinggi
penjualan memungkinkan juga terjadinya peningkatan beban operasional
sehingga perusahaan tidak dapat menaikkan saldo labanya. Maka dari itu
seorang auditor akan lebih mempertimbangkan pertumbuhan perusahaan
secara keseluruhan dalam hal untuk memberikan opini audit going concern
kepada suatu perusahaan.
d. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi audit tenure
adalah sebesar 0,962 < 0,05 sehingga dapat diberi kesimpulan bahwa audit
tenure yang diukur dengan menggunakan masa perikatan antara KAP dengan
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.
Hasil hipotesis ini tidak mendukung hipotesis keempat dari penelitian ini.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Anisa et al., (2018) yang
menyatakan bahwa audit tenure tidak berpengaruh terhadap opini audit
going concern, namun tidak sejalan terhadap penelitian dari Syahputra et al.,
(2017) dan Nurmeidita (2018) menyatakan bahwa audit tenure memiliki
pengaruh terhadap opini audit going concern. Hal ini dikarenakan
independensi seorang auditor tidak mengalami gangguan dengan lamanya
perikatan yang terjadi antara klien dengan KAP melainkan lebih kepada
kualitas seorang auditor selama mengaudit perusahaan klien yang dimana
seorang auditor harus dapat memprediksi kemampuan perusahaan untuk
75
mempertahankan kelangsungan usahanya tanpa memperdulikan lama waktu
perikatan yang akan diterima dimasa depan karena kehilangan klien.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan mengacu pada perumusan serta
tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Opini
Audit Going Concern.
2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan
bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap
Opini Audit Going Concern.
3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan
bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Opini Audit Going Concern.
4. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan
bahwa audit tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Opini Audit
Going Concern.
B. Implikasi Penelitian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), implikasi adalah keterlibatan
antar suatu hal. Jadi dalam penelitian ini, implikasi dapat diartikan sebagai
77
sebuah keterlibatan dari hasil temuan atas suatu penelitian. Adapun implikasi
dalam penelitian ini yaitu:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, teori yang digunakan untuk menjelaskan masing-masing
variabel pada penelitian ini sudah jelas, dengan menggunakan sumber-sumber
baik melalui buku ataupun dari peneliti sebelumnya yang dapat
dipertanggungjawabkan dan telah sesuai dengan kriteria.
2. Secara Metodologi
Secara metodologi, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan
metode deskriptif. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang
menggunakan studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka dilakukan
dengan membaca buku dan jurnal, mengolah data, dan melalui situs internet
yang berkaitan dan dapat dijadikan referensi dalam penelitian. Dokumentasi
dilakukan dengan mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder
yang berhubungan dengan variabel yang diteliti pada Bursa Efek Indonesia
dan kemudian diolah pada Program SPSS 25 dengan menggunakan teknik
analisis data berupa uji statistik deskriptif dan uji regresi logistik sesuai
dengan penelitian sebelumnya.
3. Secara Manajerial
Secara Manajerial, penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi kinerja
perusahaan serta mendeteksi segala permasalahan yang ada di perusahaan
sehingga dengan diketahuinya hal tersebut, pihak perusahaan dapat berusaha
untuk meningkatkan serta memperbaiki kinerjanya.
78
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat diajukan
adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya:
a. Sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan variabel independen
lainnya yang belum ada dalam penelitian ini, dan menggunakan lebih dari
empat variabel independen sehingga hasil penelitian akan semakin
berkembang dalam mengidentifikasikan penerimaan opini audit going
concern.
b. Sebaiknya periode tahun pengamatan lebih diperpanjang, sehingga dapat
melihat kecenderungan (trend) penerimaan opini audit going concern
secara lebih akurat.
c. Sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan sektor lain didalam BEI
seperti perbankan dan keuangan, real estate, dan pertambangan sehingga
dapat melihat kecenderungan (trend) penerimaan opini audit going
concern secara lebih luas.
2. Bagi Investor:
Tidak hanya menggunakan ukuran perusahaan, kondisi keuangan,
pertumbuhan perusahaan, dan audit tenure sebagai dasar pengambilan
keputusan, tetapi juga memperhatikan hal-hal lain yang berhubungan dengan
opini audit going concern.
79
3. Bagi Perusahaan
Mengoptimalkan kinerjanya sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan
yang baik dan juga pihak perusahaan atau pihak manajemen dapat
memperbaiki berbagai masalah yang ada pada perusahaannya sehingga dapat
terus melanjutkan kelangsungan hidup usahanya
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing. Edisi kelima. Jakarta: Salemba Empat.
Alichia, Yashinta Putri. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit
Going Concern (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia). Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Anisa. Jehan, Magnaz Lestira Oktaroza, Mey Maemunah. 2018. Pengaruh Audit
Tenure dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Opini Audit
Going Concern (Survei pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016). Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung.
Amalia, Krisna Ayu. 2016. Pengaruh Auditor Client Tenure, Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan Perusahaan, Reputasi Auditor, Leverage dan Financial
Distress Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2010-2014). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Bahri, Syaiful. 2016. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Andi.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ginting, Suriani dan Linda Suryana. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Vol. 4, No. 2.
Hery. 2017. Auditing dan Asurans. Jakarta: PT Grasindo.
Indriani. Poppy, Rolia Wahasusmiah. 2018. Pengaruh Kondisi Keuangan, Rasio
Keuangan, Debt Default, Kualitas Audit dan Opini Audit Tahun
Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Bina Darma Palembang.
Institut Akuntansi Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat.
Iriawan. Wisnu Putra, Leny Suzan. 2015. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan,
Opinion Shopping, Dan Prior Opinion Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern (Studi Pada Perusahaan Property and Real Estate yang
Listing di BEI Tahun 2009-2013). E-Proceeding of Management. Vol. 2.
No. 2: 1683.
Kasmir. 2018. Analisis Laporan Keuangan. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.
Khotimah, Oktaviani Rizqi Khusnul. 2015. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi
Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya Dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-
2013). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Krissindiastuti. Monica, Ni Ketut Rasmini. 2016. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Opini Audit Going Concern. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol. 14. No. 1: 451-481
Kurnia. Pipin, Nanda Fito Mella. 2018. Opini Audit Going Concern: Kajian
Berdasarkan Kualitas Audit, Kondisi Keuangan, Audit Tenure, Ukuran
Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya
pada Perusahaan yang Mengalami Financial Distress pada Perusahaan
Manufaktur (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2010-2015). Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan.
Vol. 6. No. 1.
Kusumawardhani, Indra. 2018. Pengaruh Kondisi Keuangan, Financial Distres,
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going
Concern. Buletin Ekonomi. Vol.16. No. 1: 1-136.
Makien, Ahmad. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return On Asset, Audit
Tenure, Audit Lag, Dan Proporsi Komisaris Independen Terhadap Opini
Audit Going Concern (Studi Pada Perusahaan Sektor Jasa yang Terdaftar di
BEI dan Menerima Opini Going Concern Periode 2010-2014). Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Nainggolan, Piter. 2016. Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Perusahaan,
Opini Audit Tahun Sebelumnya, Kualitas Audit Terhadap Penerimaan
Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Lentera
Akuntansi. Vol. 2. No 2.
Nurmeidita, Reza. 2018. Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Opini Audit
Tahun Sebelumnya dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini
Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan
Property yang terdaftar di BEI tahun 2013–2017). Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Paramitha. Indriani Khanza, Hendra Gunawan, Pupung Purnamasari. 2016.
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap
PenerimaanOpini Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011–2015).
Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung.
Paputungan. Rahmita Dwinesia, David Kaluge. 2018. Pengaruh Masa Perikatan
Audit dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit. Jurnal
Reviu Akuntansi dan Keuangan. Vol. 8. No. 1.
Prihadi, Toto. 2008. Analisis Rasio Keuangan. Jakarta: PPM.
Putra. Danang Anugrah, Ach. Syaiful Hidayat Anwar, Thoufan Nur. 2016.
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Kondisi Keuangan Perusahaan, Dan
Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern.
Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan. Vol. 6. No. 1.
Rahayuningsih, Anita. 2014. Pengaruh Kondisi Keuangan, Reputasi Auditor,
Disclosure, Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Pada Pengungkapan Opini
Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol. 11. No. 1: 25 –
37.
Ruroh. Ivon Nurmas, Sri Wahjuni Latifah. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Leverage,
Ukuran Perusahaan Dan Risk Minimization Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (Studi Empiris Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2016). Jurnal Akademi
Akuntansi. Vol. 1. No. 1.
Sari, Lina Wulan. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kecenderungan Penerimaan Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI
Periode 2010-2014. Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara Persatuan
Guru Republik Indonesia Kediri.
Suryabrata, Sumadi. 2014. Metode Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi. Bandung:
Alfabeta.
Sulistiono. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI
Tahun 2006-2008. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
Syahputra. Fauzan, M. Rizal Yahya. 2017. Pengaruh Audit Tenure, Audit Delay,
Opini Audit Tahun Sebelumnya Dan Opinion Shopping Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Syiah Kuala.
Yani. Meria, Rina Asmeri, Nurul Andini. 2018. Analisis Pengaruh Profitabilitas,
Cash Flow, Dan Kebijakan Manajemen Terhadap Opini Audit Going
Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Indovisi. Vol. 1. No. 1: 18 – 33.
Yanuariska. Maria Dini, Aloysia Yanti Ardiati. 2018. Pengaruh Kondisi Keuangan,
Audit Tenure, dan Ukuran KAP terhadap Opini Audit Going Concern pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2016. Jurnal
Maksipreneur. Vol. 7. No. 2: 117–128.
www.idx.co.id
www.kompas.com
www.tirto.id
LAMPIRAN
110
111