ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DIKECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN
(Skripsi)
Oleh:RIZKI ARISTONI PUTRA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
ABSTRAK
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DIKECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN
Oleh
RIZKI ARISTONI PUTRA
Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran memiliki potensi pariwisata yangcukup besar untuk dikembangkan. Jumlah Wisatawan di Kecematan TelukPandan setiap tahunnya meningkat 6 (enam) persen. Namun akses menuju objekwisata dan daya tarik potensi pariwisata belum cukup memadai dan belummaksimal. Oleh karena itu kerjasama sinergis antara pemerintah, pihak swasta danmasyarakat diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategipengembangan potensi pariwisata di Kecamatan Teluk Pandan KabupatenPesawaran. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Lokasi penelitian berada di Kecamatan Teluk Pandan dengan teknik purposivesampling. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data: wawancara,observasi dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukan bahwa pariwisata di Kecamatan Teluk PandanKabupaten Pesawaran sudah berhasil menyuguhkan daya tarik kepada wisatawan.Pada aspek mudah dicapai sudah terlaksana dengan baik pada bagian informasidan telekomunikasi. Namun, sarana transportasi masih minim dan infrastrukturjalan masih kurang baik sehingga menimbulkan rasa kurang nyaman padawisatawan untuk menjangkau objek wisata yang dituju. Pada aspek fasilitas sudahberjalan dengan baik, namun perlu waktu agar program pemerintah dalam aspekfasilitas bisa berjalan secara optimal. Pada aspek lembaga pengelola sudah cukupberhasil, pemerintah pengelola objek wisata dan investor sudah bersinergi denganbaik dalam melakukan strategi pengembangan potensi pariwisata namun perluditingkatkan lagi sehingga pengembangan sektor pariwisata di Kecamatan TelukPandan Kabupaten Pesawaran dapat menawarkan beragam objek wisata yangmenarik bagi wisatawan.
Kata kunci : Strategi Pengembangan, Potensi, Pariwisata.
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE DEVELOPMENT STRATEGY OF TOURISMPOTENTIALS IN TELUK PANDAN DISTRICT, PESAWARAN
DISTRICT
By
RIZKI ARISTONI PUTRA
Teluk Pandan Subdistrict, Pesawaran Regency have a big potential tourism to bedeveloped. The number of tourists in the Teluk Pandan Sub-district each yearincreases by 6 (six) percent. But access to tourism objects and the attractiveness oftourism potential is not yet sufficient and not maximized. Therefore a synergiccollaboration between the government, the private sector and the community isneeded. The purpose of this study was to determine the potential developmentstrategy of tourism in Teluk Pandan Subdistrict, Pesawaran Regency. This type ofresearch is descriptive with a qualitative approach. The research location was inTeluk Pandan Subdistrict with a purposive sampling technique. This study usesdata collection techniques: interviews, observation and documentation.The results of the study show that tourism in Teluk Pandan Subdistrict, PesawaranRegency has succeeded in providing attraction to tourists. Furthermore, in theaccessible aspect, it has been implemented well in the information section andtelecommunications section. However, transportation facilities are still notmaximal and road infrastructure is still not good, it causing tourists feeluncomfortable to reach the destination. In the aspect of amenitties, it is good, butit takes time so that the government program in the aspect of facilities can runoptimally. Furthermore, the aspect of ancillary has been quite successful, thetourism management government and investors have synergized well in carryingout the tourism potential development strategy but need to be improved so that thedevelopment of the tourism sector in Teluk Pandan District, Pesawaran Regencycan offer a variety of interesting tourists attraction for tourist.
Keywords: Development Strategy, Potential, Tourism.
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DIKECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN
Oleh:
RIZKI ARISTONI PUTRA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapat gelarSARJANA ILMU PEMERINTAHAN
Pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Rizki Aristoni Putra yang dilahirkan di
Kota Bandar Lampung pada tanggal 14 Oktober 1993 dari
pasangan Bapak M. Yamin dan Ibu Sutarniwati.
Jenjang pendidikan penulis dimulai dari tingkat Sekolah
Dasar yaitu SD Al-Kautsar Kota Bandar Lampung pada
tahun 2000 dan lulus di tahun 2006.
Penulis menempuh pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Al-
Kautsar Kota Bandar Lampung pada tahun 2006 dan lulus di tahun 2009.
Selanjutnya, jenjang pendidikan penulis tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA
Negeri 7 Kota Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2012. Selama SMA penulis
aktif dalam organisasi Pramuka di SMA Negeri 7 Kota Bandar Lampung. Penulis
melanjutkan karir Akademik pada tahun 2013 dengan tercatat sebagai mahasiswa
di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Lampung.
MOTTO
“Pahlawan bukanlah orang yang berani meletakkan pedangnya kepundak lawan,
tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya ketika ia
marah”
(Nabi Muhammad SAW)
“Berbuat dan berfikir positif terhadap segala sesuatu, kelak kau akan merasakan
ketenangan dan rasa ikhlas dihatimu”
(Rizki Aristoni Putra)
PERSEMBAHAN
Puji dan syukur atas segala cinta dari Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan ridho sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
Ibunda dan Ayahanda tercinta
M. Yamin dan Sutarniwati
Kakak terkasih
Ferdi Andriansyah Putra
Adik terkasih
Nurmaria Trinata Putri
Sahabat, Teman seperjuangan serta Adik-adik di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik
Almamater yang penulis banggakan dan cintai
Universitas Lampung
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur atas keridhoan Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
tidak lupa penulis sanjungkan pada Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan
yang baik dan pemimpin bagi kaumnya.
Skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Potensi Pariwisata Di
Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran” merupakan syarat bagi
penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan di Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan sebagai
bentuk dari adanya keterbatasan kemampuan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.
Penulis berharap agar skripsi ini mampu bermanfaat untuk kebutuhan akademik
khususnya dalam perkembangan penelitian kajian ilmu sosial dan ilmu politik.
Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dan dukungan berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibunda dan Ayahanda tercinta yaitu Ibu Sutarniwati dan Bapak M. Yamin
atas segala doa, dukungan, kasih sayang, dan perhatian yang tidak akan
mampu penulis balas atas banyaknya kebaikan tersebut. Semoga Allah SWT
selalu memberikan perlindungan dan kasih sayang-Nya, serta balasan atas
segala kebaikan untuk Ibunda dan Ayahanda.
2. Saudara kandung yaitu Ferdi Andriansyah Putra dan Nurmaria Trinata Putri
sebagai penghibur dalam keluarga. Semoga Allah selalu memberikan
kekuatan dan kemudahan untuk bisa membahagiakan dan menjadi anak-anak
kebanggan orang tua.
3. Bapak Drs. Ismono Hadi, M.Si selaku pembimbing utama. Terima kasih atas
bimbingan yang penuh kehangatan, arahan, bantuan dan saran sehingga
penulis memperoleh pengetahuan yang luas dalam penyusunan skripsi.
Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas segala keramahan dan
ilmu yang diberikan semasa perkuliahan yang dapat membuka jendela
pengetahuan penulis atas ilmu yang begitu luas di depan. Semoga atas segala
yang bapak berikan menjadi kebaikan untuk bapak di dunia maupun akhirat.
4. Bapak Budi Harjo, S.sos, M.I.P. selaku pembahas dosen. Terima kasih atas
kritik, saran dan bimbingan sehingga skripsi ini memiliki kemajuan yang
signifikan pada setiap perbaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih
atas segala kebaikan dan ilmu yang bermanfaat selama perkuliahan, yang
menambah khasanah pengetahuan penulis. Semoga segala kebaikan dari
Allah selalu tercurah untuk bapak di dunia dan akhirat.
5. Seluruh Dosen di Jurusan Ilmu Pemerintahan yang telah mendidik,
memberikan ilmu, pengalaman, pembelajaran hidup serta pengetahuan yang
tak pernah tergerus waktu.
6. Pacar tercinta, Nelsi Riyanti Sesaria, terima kasih telah mengisi hari hari
penulis, memberikan banyak bantuan, dukungan, doa, kasih sayang dan
perhatian yang begitu berarti bagi penulis. Terima kasih juga untuk selalu
mendampingi penulis, menghibur dan menjadi kakak yang baik bagi penulis.
Semoga silaturahmi baik kita tetap terjalin.
7. Sahabat kampus tercinta, Rifky, Ibnu, Agung, Bobby, Rendra, Evan, Bima,
Biray dll, terimakasih telah mengisi hari-hari penulis sejak menjadi
mahasiswa baru sampai sekarang memberikan berbagai pelajaran dan kesan
dengan canda-tawa, keluh-kesah, dan tangis haru serta bangga. Terima kasih
untuk kesempatan bisa berbagi keseruan bersama kalian. Persahabatan ini
semoga tidak lekang oleh waktu dan habis ditelan zaman.
8. Sahabat SMP, Mang Firman Arief dan Faqih, sangat beruntung penulis
bersahabat dengan kalian, terimakasih telah memberikan semangat, sahabat
sejak kecil tetap hangat hingga selamanya.
9. Teman-teman KKN tersayang, Mbenk, Gio, Reza, Nafis, Ii dan Uul. Terima
kasih untuk canda, tawa, dukungan dan kebersamaan yang masih terjalin
sampai sekarang.
10. Teman-teman seperjuangan Ilmu Pemerintahan Angkatan 2013. Terima
kasih untuk kebersamaannya. Suatu kebahagiaan bisa bertemu dengan kalian
semua.
Bandar Lampung 18 Februari 2019
Rizki Aristoni Putra
i
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR ISI .................................................................................................. iDAFTAR TABEL ......................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
A. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1B. Rumusan Masalah .......................................................................... 10C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 10D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 11
B. TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Tentang Pariwisata .......................................................... 12B. Tinjauan Tentang Jenis – Jenis Pariwisata ..................................... 14C. Tinjauan Tentang Unsur – unsur Pariwisata ................................. 15D. Tinjauan Tentang Strategi Pengembangan ..................................... 17
1. Strategi ........................................................................................ 172. Pengembangan ......................................................................... 183. Komponen Pengembangan Pariwisata. ...................................... 18
E. Tinjauan Tentang Potensi Pariwisata ............................................. 241. Potensi ....................................................................................... 242. Potensi Pariwisata ...................................................................... 25
F. Kerangka Pikir ................................................................................ 31
C. METODE PENELITIANA. Tipe Penelitian ................................................................................ 34B. Fokus Penelitian. ............................................................................ 36C. Lokasi Penelitian ........................................................................... 38D. Jenis Data ........................................................................................ 39E. Informan ......................................................................................... 40F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 41G. Teknik Pengolahan Data ................................................................. 42H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 42I. Tehnik Keabsahan Data .................................................................. 45
D. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANA. Kabupaten Pesawaran..................................................................... 48B. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran...... 51
ii
1. Visi dan Misi Pada Pengembangan Pariwisata ........................ 522. Tugas dan Fungsi Pada Pengembangan Pariwisata ................. 52
E. HASIL DAN PEMBAHASANA. Daya Tarik (Attraction) .................................................................. 57B. Mudah Dicapai (Accessible)........................................................... 65C. Fasilitas (Amenities) ....................................................................... 71D. Lembaga Pengelola (Ancillary)...................................................... 80
F. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan......................................................................................... 85B. Saran............................................................................................... 88
DAFTAR PUSATAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Jumlah Wisatawan di Provinsi Lampung tahun 2004 – 2013 .................... 52. Jumlah Wisatawan Bahari di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten
Pesawaran 2013 – 2015 .............................................................................. 73. Kondisi jalan di Kabupaten Pesawaran tahun 2013 – 2015 ........................ 84. Potensi Objek Wisata Kecamatan Teluk Pandan ........................................ 515. Triangulasi Data Penelitian ......................................................................... 55
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Kerangka Pikir .......................................................................................... 332. Pantai Mutun Desa Suka Jaya Lempasing ................................................ 603. Pantai Klara Desa Batu Menyan ............................................................... 604. Pantai Sari Ringgung Desa Sidodadi ........................................................ 685. Loket Parkir Pantai Mutun Desa Suka Jaya Lempasing ........................... 736. Kamar Mandi Umum Pantai Sari Ringgung Desa Sidodadi ..................... 737. Pondok Istirahat Pantai Klara .................................................................... 758. Cafe dan Resto Pantai Sari Ringgung ....................................................... 83
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk
memperoleh devisa. Alasan utama pengembangan pariwisata sangat terkait
dengan kemajuan perekonomian, sosial, budaya, suatu kawasan atau negara.
Dengan perkataan lain, pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah
tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi
rakyat banyak.
Menurut laporan World Trade Organization (WTO), secara akumulatif, sektor
pariwisata mampu mempekerjakan sekitar 230 juta lapangan pekerjaan dan
memberikan kontribusi ratusan milyar dollar terhadap perekonomian di
berbagai negara. Kerjasama sinergis antara Pemerintah Daerah, pihak swasta,
dan masyarakat dalam mengembangkan sektor pariwisata di daerah, agar
dapat terwujud manajemen kepariwisataan yang baik pada seluruh bidang
pendukung, sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap
daya tarik wisatawan, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan
asli daerah, pendapatan masyarakat, dan berkontribusi pula terhadap
peningkatan devisa negara.
2
Peran dan kontribusi sektor swasta harus terus didorong dan difasilitasi dalam
pengembangan pariwisata, karena selama ini hampir sebagian besar obyek
pariwisata dikelola oleh Pemerintah Daerah. Di suatu provinsi misalnya, lebih
dari 90% obyek pariwisata dikelola oleh Pemerintah Daerah. Hal ini akan
mengakibatkan tingginya tingkat ketergantungan manajamen obyek wisata
terhadap alokasi dana APBD,
(http://keuda.kemendagri.go.id/artikel/detail/15menggalipotensipariwisata-
untuk-meningkatkan-perekonomian-daerah, diakses pada tanggal l6 september
2016 jam 23:00).
Pembangunan kepariwisataan sebagai bagian dari pembangunan nasional
mempunyai tujuan antara lain memperluas kesempatan berusaha dan lapangan
kerja. Sejalan dengan tahap-tahap pembangunan nasional, pelaksanaan
pembangunan kepariwisataan nasional dilaksanakan secara menyeluruh,
berimbang, bertahap, dan berkesinambungan. Nampak jelas bahwa
pembangunan di bidang kepariwisataan mempunyai tujuan akhir untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Suatu kawasan obyek wisata dapat menjadi daerah tujuan wisata harus
memiliki potensi non fisik maupun fisik dimana kedua potensi ini
dikembangkan akan menjadi kawasan daerah tujuan wisata yang
menguntungkan baik itu di daerah sendiri maupun pemerintah. Dalam rangka
memajukan kepariwisataan itu perlu ditingkatkan langkah-langkah terarah dan
terpadu dalam mengembangkan obyek-obyek wisata dengan maksud untuk
3
mempengaruhi pikiran dan minat wisatawan agar mau datang ke daerah obyek
wisata.
Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dari aktivitas dan fasilitas
yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung
untuk datang kesuatu daerah/ tempat tertentu. Daya tarik yang tidak atau
belum dikembangkan semata-mata hanya merupakan sumberdaya potensial
dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis
pengembangan tertentu, misalnya penyediaan aksesibilitas atau fasilitas, oleh
karena itu suatu daya tarik dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.
Pengembangan pariwisata tidak lepas dari unsur fisik maupun non fisik
(sosial, budaya, dan ekonomi), maka dari itu perlu diperhatikan peranan unsur
tersebut. Faktor geografi adalah merupakan faktor yang penting untuk
pertimbangan perkembangan pariwisata. Perbedaan iklim merupakan salah
satu faktor yang mampu menumbuhkan serta menimbulkan variasi lingkungan
alam dan budaya, sehingga dalam mengembangkan kepariwisataan
karakteristik fisik dan non fisik suatu wilayah perlu diketahui.
Pengembangan pariwisata yang telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun
swasta telah meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan dari satu daerah ke
daerah lain. Kunjungan wisatawan akan merangsang interaksi sosial dengan
penduduk di sekitar tempat wisata dan merangsang tanggapan masyarakat
sekitarnya sesuai dengan kemampuan mereka dalam beradaptasi baik di
bidang perekonomian, kemasyarakatan maupun kebudayaan mereka.
4
Pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam undang undang nomor
2 dan 23 tentang pemerintah daerah tahun 2014-2015, pada hakikatnya
otonomi daerah diberikan kepada rakyat sebagai satu kesatuan masyarakat
hukum yang diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintah yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah dan dalam
pelaksanaannya dilakukan oleh kepala daerah dan DPRD dengan dibantu oleh
perangkat daerah.
Konsekuensi dari negara kesatuan adalah tanggung jawab akhir pemerintahan
ada ditangan presiden. Agak pelaksaaan urusan pemerintah yang diserahkan
ke daerah berjalan sesuai dengan kebijkan nasional maka presiden
berkewajiban untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggara pemerintah daerah, undang-undang RI nomor 2 & 23 tentang
pemerintah daerah tahun 2014 & 2015 (2015:V).
Daerah sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai otonomi
berwenang mengatur dan mengurus daerahnya sesuai aspirasinya dan
kepentingan masyarakatnya sepanjang tidak bertentangan dengan tatanan
hukum nasional dan kepentingan umum. Dalam rangka memberikan ruang
yang lebih luas kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kehidupan
warganya maka pemerintah pusat dalam membentuk kebijakan harus
memperhatikan kearifan lokal dan sebaliknya daerah ketika membentuk
kebijkan daerah baik dalam membentuk perda maupun kebijakan lainnnya
hendaknya juga memperhatikan kepentingan nasional, undang-undang RI
nomor 2 & 23 tentang pemerintah daerah tahun 2014 & 2015 (2015:V).
5
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Lampung selama periode
2004 – 2013 meningkat sangat signifikan baik untuk wisatawan mancanegara
maupun nusantara/domestik. Jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke
Provinsi Lampung tahun 2004 tercatat sebanyak 577 ribu orang dan pada
tahun 2013 jumlahnya mencapai 3,39 juta orang. Secara rata-rata mengalami
kenaikan sekitar 200 persen per tahun.
Untuk wisatawan mancanegara, pada tahun 2004 tercatat sekitar 3.600 orang
asing berkunjung ke Provinsi Lampung dan pada tahun 2013 meningkat
menjadi 75 ribu orang atau mengalami kenaikan rata-rata sekitar 54 persen per
tahun. Perkembangan jumlah wisatawan nusantara dan mancanegara dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Jumlah Wisatawan di Provinsi Lampung tahun 2004 – 2013
Tahun WisatawanNusantara
WisatawanMancanegara
Total Pertumbuhan(%)
2004 577.804 3.626 581.430 -2005 689.112 3.682 692.794 19.152006 843.768 6.893 850.661 22.792007 1.176.581 8.893 1.185.474 39.362008 1.448.059 10.028 1.458.087 23.00
2009 1.982.910 36.942 2.019.852 38.532010 2.136.103 37.503 2.173.606 7.612011 2.285.630 47.103 2.332.733 7.32
2012 2.581.165 58.205 2.639.370 13.142013 3.392.125 75.590 3.467.715 31.38
Sumber : BPS Provinsi Lampung (2016)
Merujuk pada data jumlah wisatawan sejak tahun 2004, jumlah pengunjung
tempat wisata meningkat cukup signifikan setiap tahunnya, dimana rata-
rata peningkatan jumlahnya sebesar 22,48 persen. Bahkan tahun terakhir
2013, wisatawan naik tajam 31,38 persen. Kenaikan ini tidak hanya karena
6
wisatawan nusantara yang meningkat namun juga dari wisatawan
mancanegara.
Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi penambahan 810,96 ribu wisatawan
nusantara yang jika dipersentasekan naik 31,42 persen, sehingga jumlahnya
mencapai 3,39 juta orang tahun 2013. Pada periode yang sama jumlah
wisatawan mancanegara bertambah 17,38 ribu orang, yang persentasenya naik
29,9 persen, sehingga jumlahnya mencapai 75,59 ribu orang tahun 2013.
Jumlah wisatawan yang berkunjung kedaerah wisata Provinsi Lampung
terhitung sebanyak 3,47 juta orang dan 97,82 persennya merupakan
wisatawan nusantara.
Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung
yang berbatasan dengan laut. Hal ini mengakibatkan beberapa pantai di
Kabupaten Pesawaran berpotensi untuk dijadikan tempat hiburan bagi para
wisatawan dari berbagai daerah.
Selama periode 2013-2015, selalu terjadi peningkatan jumlah pengunjung
tempat hiburan yang ada di Kabupaten Pesawaran. Hal ini menandakan
bahwa pantai-pantai di Kabupaten Pesawaran memiliki daya tarik tersendiri
yang tidak kalah menarik dengan pantai-pantai lain di Provinsi Lampung
yang bias dijadikan tempat hiburan komersil. Jumlah wisatawan / pengunjung
objek wisata di Kabupaten Pesawaran tahun 2013 – 2015 dapat dilihat dalam
table sebagai berikut :
7
Tabel 2. Jumlah Wisatawan Bahari di Kecamatan Teluk PandanKabupaten Pesawaran 2013 - 2015
Objek Wisata 2013 2014 2015Pantai Mutun Town Beach 149.832 146.711 177.951Pantai Mutun Hanura Jaya 168.933 179.154 165.293Pantai Quin Arta 22.964 27.764 28.177Pantai Ringgung 2.653 2.891 2.668Pantai Tangkil 61.274 64.333 59.441Pantai Klara 53.876 66.772 74.213Pantai Mutun 3.441 3.277 4.684Jumlah 462.973 490.902 512.427
Sumber : Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab. Pesawaran (2016)
Kabupaten Pesawaran memiliki 11 Kecamatan yaitu adalah : Gedong Tataan,
Way Lima, Kedondong, Negeri katon, Tegineneng, Marga Punduh, Teluk
Pandan, Way Ratai, Punduh Pidada, Way Khilau, dan Kecamatan Padang
Cermin, (http://www.pesawarankab.go.id/halaman-133-kecamatan.html,
diakses pada tanggal 16 september 2016 jam 23:10).
Kecamatan Teluk Pandan memiliki 10 desa dengan luas masing – masing
sebagai berikut : Batu Menyan dengan luas 765Ha, Cilimus dengan luas
675Ha, Gebang dengan luas 1735Ha, Hanura dengan luas 904Ha, Hurun
dengan luas 1286, Munca dengan luas 1500, Sidodadi dengan luas 1400Ha,
Sukajaya Lempasing dengan luas 1379, Talang Mulyo dengan luas 715Ha,
Tanjung Agung dengan luas 1500Ha.
(http://www.pesawarankab.go.id/halaman-123-kecamatan-dan-
kelurahan.html, diakses pada tanggal 16 september 2016 jam 23:10).
8
Isu – isu yang berkaitan dengan potensi pariwisata di Kecamatan Teluk
Pandan adalah sebagai berikut :
1. Sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana masih minim disebagian besar objek wisata yang
berada di Kecamatan Teluk Pandan, yang termasuk sarana dan prasarana
dalam menunjang pariwisata disini adalah infrastruktur jalan, akses
transportasi umum
a. Sulitnya akses menuju objek wisata dalam hal ini adalah sektor
infrastruktur jalan di Kecamatan Teluk Pandan seringkali jadi masalah
yang menghambat dalam pengembangan dan juga pertumbuhan objek
wisata yang berada di Kabupaten Pesawaran. Berikut adalah tabel
kondisi jalan di kabupaten pesawaran :
Tabel 3. Kondisi jalan di Kabupaten Pesawaran tahun 2013 –2015
Panjang Jalan (Km) 2013 2014 2015Baik 443,6 549,5 549,5Sedang 44,6 17,7 17,7Rusak 79,5 17,5 17,5Rusak berat 215,2 198,2 198,2
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan Kab. Pesawaran(2016)
b. Minimnya akses menuju objek pariwisata dalam sektor transportasi
umum, yang dimaksud dalam hal ini adalah angkutan umum untuk
mengakses tempat objek pariwisata di Kecamatan Teluk Pandan
dimana sangat minim adanya.
9
2. Daya tarik potensi pariwisata.
Daya tarik di Kecamatan Teluk Pandan masih sangat minim, daya tarik
yang tersedia belum dikemas secara profesional, rendahnya mutu
pelayanan yang diberikan. Produk wisata yang ditawarkan harus sudah
berbasis teknologi informasi, sebagai upaya meningkatkan pelayanan dan
sekaligus meningkatkan kemampuan pariwisata daerah menembus pasar
internasional. Daerah harus melakukan inovasi, kreasi dan pengembangan
terhadap potensi wisata dengan mencari dan menciptakan peluang baru
terhadap produk pariwisata yang diunggulkan.
Potensi wisata tersebut patut untuk dikembangkan oleh pemerintah daerah
dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran
sebagai leading sector dengan menata sektor – sektor pariwisata yang dimiliki.
Namun kenyataannya beberapa potensi-potensi wisata yang ada belum
dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah daerah dalam hal ini Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran. Belum adanya daya
tarik yang besar dari wisatawan domestik maupun mancanegara, tentunya hal
ini yang menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, swasta maupun
masyarakat.
Diperlukan adanya perhatian yang mendalam dari pemerintah daerah,
khususnya Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran agar
upaya pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan agar bisa memberikan
hasil yang optimal dan menguntungkan bagi masyarakat lokal.
10
Pengembangan potensi objek pariwisata daerah perlu mendapat perhatian
bahwa terkait dengan berbagai faktor yang mau tidak mau berpengaruh dalam
perkembangannya. Oleh karena itu perlu diketahui dan dipahami apa saja
faktor- faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan potensi objek
pariwisata daerah khususnya dalam rangka penerapan otonomi daerah,
sehingga pada akhirnya pengembangan potensi objek pariwisata daerah
diharapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar dan
mendorong program pembangunan daerah.
Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, untuk mengkaji lebih jauh
mengenai pelaksanaan di lapangan serta dinamika yang terjadi, maka judul
penelitian “Analisis Strategi Pengembangan Potensi Pariwisata di
Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah, Bagaimana strategi pengembangan potensi pariwisata di
Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diungkapkan maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan potensi pariwisata di
Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.
11
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Akademis, diharapkan dapat memberikan informasi dan
kontribusi untuk menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan khususnya dalam
pengembangan ilmu pemerintahan yang berkaitan dengan strategi
pengembangan potensi pariwisata.
2. Manfaat Praktis, diharapkan menjadi bahan masukan bagi pemerintah dan
pihak-pihak yang terkait mengenai strategi pengembangan potensi objek
pariwisata di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pariwisata
Secara etimologi kata “pariwisata” diidentikkan dengan kata “travel” dalam
bahasa Inggris yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali – kali
dari satu tempat ke tempat lain. Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan
kondisi saat ini pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan terencana
yang dilakukan secara individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain
dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan (Sinaga,
2010:12).
Istilah kepariwisataan berasal dari akar kata wisata. Dalam kepustakaan
tentang kepariwisataan di Indonesia, seperti halnya yang tercantum dalam UU
NO.10 Tahun 2009, tentang kepariwisataan ; konstruksi pengertian tentang
wisata diberikan batasan sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara (Bambang Sunaryo, 2013:1).
Menurut Keon Meyers, pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan
oleh sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan
alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk
13
memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta
tujuan – tujuan lainnya,
(http://pariwisatablogku.blogspot.co.id/2015/08/pengantarpariwisata.html,
diakses pada tanggal 16 september 2016 jam 23:10).
Secara etimologis istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri
dari dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak berkali-kali atau
lengkap. Sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Kata tersebut
mempunyai persamaan kata dalam bahasa inggris Tourism dan dalam bahasa
belanda tourisme. Maka pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan
yang dilakukan berkali-kali atau berputar dari suatu tempat ke tempat lain
(Purwanto & Hilmi, 1994:9).
E. Guyer Freuler merumuskan, pengertian pariwisata dengan memberikan
batasan sebagai berikut ; Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan
fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan
dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhakan cinta terhadap
keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan
berbagai bangsa dan kelas manusia sebagai hasil dari perkembangan
perniagaan, industri, serta penyempurnaan dari alat–alat pengangkutan
(Irawan, 2010:11).
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi
atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini.
Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan
14
paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi,
merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.
Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani
jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan,
minuman dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan dll.
Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan,
pengalaman baru dan berbeda lainnya.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata, diakses pada tanggal 16 september
2016 jam 23:10).
B. Tinjauan Tentang Jenis – Jenis Pariwisata
Host and Guest mengklasifikasikan jenis – jenis pariwisata yaitu Pariwisata
Etnik, Pariwisata Budaya, Pariwisata Rekreasi, Pariwisata Alama, Pariwisata
Kota, Resort City, Pariwisata Agro (Kusumaningrum 2009:3).
Penjelasan jenis – jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pariwisata Etnik (Etnhic Tourism), yaitu perjalanan untuk mengamati
perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang menarik.
2. Pariwisata Budaya (Culture Tourism), yaitu perjalanan untuk meresapi
atau untuk mengalami gaya hidup yang telah hilang dari ingatan manusia.
3. Pariwisata Rekreasi (Recreation Tourism), yaitu kegiatan pariwisata yang
berkisar pada olahraga, menghilangkan ketegangan dan melakukan kontak
social dengan suasana santai.
4. Pariwisata Alam (Eco Tourism), yaitu perjalanan kesuatu tempat yang
relative masih asli atau belum tercemar, dengan tujuan untuk mepelajari,
15
mengagumi, menikmati pemandangan, tumbuhan, dan binatang liar serta
perwujudan budaya yang ada atau pernah ada di tempat tersebut.
5. Pariwisata Kota (City Tourism), yaitu perjalanan dalam suatu kota untuk
menikmati pemandangan, tumbuhan dan binatang liar serta perwujudan
budaya yang ada atau pernah ada di tempat tersebut.
6. Rersort City, yaitu kota atau perkampungan yang mempunyai tumpuan
kehidupan pada persediaan sarana atau prasarana wisata yaitu penginapan,
restoran, olahraga, hiburan dan persediaan tamasya lainnya.
7. Pariwisata Agro (Agro Tourism yang terdiri dari Rural Tourism atau Farm
Tourism) yaitu merupakan perjalanan untuk meresapi dan mempelajari
kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan. Jenis wisata ini
bertujuan mengajak wisatawan memikirikan alam dan kelestariannya.
C. Tinjauan tentang Unsur – unsur Pariwisata
Unsur-unsur yang terlibat dalam industri pariwisata meliputi hal-hal sebagai
berikut (Pendit, 1994) :
1. Akomodasi, tempat seseorang untuk tinggal sementara, dapat berupa hotel,
losmen, guest house, pondok, cottage inn, perkemahan, caravan, bag
packer dan sebagainya. Saat ini telah berkembang lebih jauh kearah
tuntutan pemenuhan kebutuhan manusia lainnya seperti makan, minum
rekreasi, olah raga, konvensi, pertemuan-pertemuan profesi dan asosiasi
perjamuan-perjamuan pernikahan dan lainnya. Oleh karena itu dengan
kemajuan teknologi dan perkembangan jaman juga dapat mempengaruhi
16
jenis, macam dan banyaknya fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dan harus
disediakan oleh pengusaha pada bidang akomodasi.
2. Jasa Boga dan Restoran, industri jasa di bidang penyelenggaraan makanan
dan minuman yang dikelola secara komersial. Jenis usaha ini dapat
dibedakan dalam manajemennya, yaitu cara pengelolaannya, apakah
dikelola secara mandiri maupun terkait dengan usaha lain. Industri yang
bergerak dalam bidang makanan dan minuman ini merupakan industri
yang paling menjanjikan karena seperti dikatakan banyak orang dalam
berwisata, orang boleh menahan diri untuk tidak membeli pakaian atau
jenis sandang lainnya tetapi tidak ada wisatawan yang dapat menahan
untuk mencicipi makanan dan miunuman. Di samping itu pula industri
makanan dan minuman ini juga banyak dikonsumsi atau dibeli untuk
kenangan sebagai oleh- oleh dan buah tangan menandakan telah
melakukan wisata.
3. Transportasi dan Jasa Angkutan, industri usaha jasa yang bergerak di
bidang angkutan darat, laut dan udara. Pengelolaan dapat dilakukan oleh
Swasta maupun BUMN. Jasa angkutan dan transportasi ini juga sangat
mempengaruhi industri pariwisata, terjadinya kemudahan jasa transportasi
terutama udara, yang memberikan harga yang cukup terjangkau bagi
seluruh kalangan membuat meningkatnya kegiatan berwisata dari satu
tempat ke tempat atau daerah lainnya.
4. Atraksi Wisata, kegiatan wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan
atau pengunjung, dapat berupa pertunjukan tari, musik, upacara adat dll
17
sesuai dengan budaya setempat. Pertunjukan ini dapat dilaksanakan secara
tradisional maupun modern, melalui atraksi wisata ini dapat dilakukan
salah satunya mengangkat keunggulan lokal setempat .
5. Cinderamata (Souvenir), benda yang dijadikan kenang-kenangan untuk
dibawa oleh wistawan pada saat kembali ke tempat asalnya. Cindera mata
ini biasanya berupa benda-benda kerajinan tangan yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga memberikan suatu keindahan seni dan sifatnya
khas untuk tiap daerah.
6. Biro Perjalanan, badan usaha pelayanan semua proses perjalanan dari
berangkat hingga kembali.
D. Tinjauan tentang Strategi Pengembangan
1. Strategi
Strategi pada prinsipnya berkaitan dengan persoalan kebijakan
pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak dicapai, dan penentuan cara –
cara atau metode penggunaan sara prasarana. Strategi selalu berkaitan
dengan 3 hal yaitu : tujuan, sarana, dan cara. Oleh karena itu, strategi juga
harus didukung oleh kemampuan untuk mengantisipasi kesempatan yang
ada. Dalam melaksanakan fungsi dan peranannya dalam pengembangan
pariwisata daerah, pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya
dalam pengembangan sarana dan prasarana pariwisata (Suryono, 2004:80).
18
2. Pengembangan
J.S Badudu dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2007:538)
memberikan arti pengembangan sebagai proses, cara, perbuatan
mengembangkan. Ditambahkan oleh Poerwa Darminta (2002:474) yang
menyatakan bahwa pengembangan adalah suatu proses atau cara
menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna, dan berguna.
Menurut Sunardi, pengembangan adalah suatu proses yang terjadi secara
terus menerus, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap
ancaman yang ada untuk dapat berkembang dalam mencapai tujuan
individu dalam organisasi dan tujuan organisasi secara keseluruhan.
3. Komponen Pengembangan Pariwisata.
Menurut Inskeep ada beberapa komponen dasar pariwisata yang harus
diperhatikan dalam pengembangan pariwisata (M. Liga Suryadana,
2015:33).
Komponen tersebut antara lain:
a. Attraction (daya tarik).
Daya tarik wisata memiliki kekuatan tersendiri sebagai komponen
pariwisata karena dapat memunculkan motivasi bagi wisatawan dan
menarik wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Suatu daerah
dikatakan memiliki daya tarik wisata apabila memiliki sifat-sifat
sebagai berikut: Keunikan, Keaslian; alam atau adat yang melekat pada
kehidupan masyarakat sehari-hari, Kelangkaan; sulit ditemui di daerah
19
atau negaralain, Menumbuhkan semangat dan memberi nilai
wisatawan.
Objek dan Daya Tarik Wisata, Undang-Undang Repulik Indonesia
Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan Pasal 1 mengatakan
bahwa : “Daya tarik wisata adalah sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan”.
Unsur yang terkandung dalam pengertian di atas dapat disimpulkan,
yaitu:
1. setiap daya tarik wisata memiliki keunikan, keindahan;
2. daya tarik dapat berupa alam, budaya, atau hasil karya manusia
yang berseni tinggi dan layak untuk dijadikan suatu produk;
3. yang menjadi sasaran utama adalah wisatawan.
Ada tiga kriteria yang menentukan suatu objek wisata dapat diminati
wisatawan, yakni: “Pertama, Something To See adalah objek wisata
tersebut harus mempunyai sesuatu yang biasa dilihat atau dijadikan
tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain objek tersebut
harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot
minat dari wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.Kedua,
Something To Do adalah agar wisatawan bisa melakukan sesuatu yang
berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax, berupa
fasilitas rekreasi baik arena bermain atau tempat makan, terutama
20
makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat
wisatawan lebih betah tinggal di sana. Ketiga, Something To Buy
adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya
adalah ciri khas atau ikon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan
sebagai ole-ole”.
Objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran
wisatawan ke suatu Daerah Tujuan Wisata. Objek dan daya tarik
wisata merupakan salah satu unsur dalam produk pariwisata yang
harus mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak guna menunjang
perkembangan kepariwisataan. Pengusahaan objek dan daya tarik
wisata dikelompokkan ke dalam:
1. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam.
2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya.
3. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus
Daya tarik wisata harus dirancang dan dibangun secara profesional
sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang. Membangun suatu
objek wisata harus dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria
tertentu. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasarkan pada:
1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman dan bersih.
2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
3. Adanya ciri khusus/ spesifikasi yang bersifat langka.
21
4. Adanya sarana/ prasarana penunjang untuk melayani para
wisatawan yang hadir.
5. Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam
pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.
Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki
nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai
luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada
masa lampau.
Teknologi yang secara populer disebut penerapan ilmu untuk kegunaan
praktis, didefinisikan oleh ahli sejarah – kebudayaan Prof. Lynn white
dari universitas california, sebagai usaha pengubahan terhadap
lingkungan fisis secara sistematis untuk tujuan – tujuan manusiawi.
Adapun menurut Prof. R. J. Forbes, teknologi adalah kegiatan mental
dan fisik pada manusia sendirianataupun berkelompok untuk
mengubah dan memanipulasikan lingkungannya. Dari hal teknologi
terlihat bahwa sektor pariwosata dekat hubungannya, karena teknologi
dapat menunjang kemajuan sektor pariwisata tersebut (Daldjoeni,
1985:23).
Kegiatan Pariwisata, state of the art perkembangan pariwisata, apapun
format dan modus pengelolaannya, merupakan sistem yang lahir dari
interaksi terus menerus antara permintaan, penawaran dan lingkungan.
Perubahan karakteristik psikografik dan demografik wisatawan
merupakan faktor penting pada subsistem permintaan. Dalam hal ini,
22
minat, ekspektasi, preferensi, golongan umur, jenis kelamin wisatawan
sangat mempengaruhi kecenderungan tingkat perkembangan
pariwisata (Hendrie Adji Kusworo & Janianton Damanik, 2002:109)
b. Accessable (mudah dicapai)
Dalam hal ini dimaksudkan agar wisatawan domestik dan
mancanegara dapat dengan mudah mencapai tempat wisata tersebut.
Objek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu objek wisata yang
menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari
sarana dan prasarana objek wisata tersebut. Karena sarana dan
prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan
objek wisata. Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang
memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan
berkembang, sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan
kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam.
Prasarana tersebut antara lain:
1. Perhubungan: jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut,
terminal.
2. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
3. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televisi,
kantor pos, dan lain-lain.
4. Pelayanan kesehatan, baik puskesmas atau rumah sakit.
5. Pelayanan keamanan, baik pos satpam penjaga objek wisata
maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar objek
wisata.
23
6. Pelayanan wisatawan, baik berupa pusat informasi atau kantor
pemandu wisata.
7. Pom bensin.
c. Amenities (fasilitas)
Fasilitas yang tersedia di daerah objek wisata seperti akomodasi dan
restoran. Fasilitas menjadi salah satu syarat Daerah Tujuan Wisata
(DTW). Dengan adanya fasilitas, maka wisatawan dapat tinggal lebih
lama di daerah tersebut.
Sarana pariwisata terbagi menjadi tiga bagian penting, (Febrianti Dwi
Cahya Nurhadi, Mardiyono, Stefanus Pani Renguhalaman 327), yaitu :
1. Sarana pokok pariwisata (main tourism superstructures) adalah
hotel, villa, restoran.
2. Sarana pelengkap pariwisata (suplementing tourisms
superstructures) adalah wisata budaya dan wisata alam.
3. Sarana penunjang pariwisata (supporting tourism superstructures)
seperti pasar seni, kuliner, oleh oleh dan cindera mata kerajinan
khas daerah.
d. Ancillary (lembaga pengelola)
Aspek berikut ini mengacu kepada adanya lembaga atau organisasi
yang mengolah objek wisata tersebut. Wisatawan akan semakin sering
mengunjungi dan mencari DTW (Daerah Tujuan Wisata) apabila di
daerah tersebut wisatawan dapat merasakan kenyamanan (Protection
of Tourism) dan terlindungi baik melaporkan maupun mengajukan
24
suatu kritik dan saran mengenai keberadaan mereka selaku pengunjung
atau orang yang bepergian.
Lembaga atau organisasi yang termasuk disini adalah dari pihak
pemerintah dan pihak swasta. Yang termasuk lembaga atau organisasi
pengelola pariwisata adalah sebagai berikut :
1. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
2. Polisi
3. Jasa Agensi Wisata
4. Satpam
5. Pemandu Wisata
E. Tinjauan Tentang Potensi Pariwisata
1. Potensi
Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan, kekuatan, kesanggupan, daya. Intinya, secara sederhana,
potensi adalah sesuatu yang bisa kita kembangkan (Majdi, 2007).
Potensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih
terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu
kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut (Wiyono, 2006:37)
Potensi bisa disebut sebagai kekuatan, energi, atau kemampuan yang
terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal.Potensi
diri yang dimaksud disini suatu kekuatan yang masih terpendam yang
berupa fisik, karakter, minat, bakat, kecerdasan dan nilai-nilai yang
25
terkandung dalam diri tetapi belum dimanfaatkan dan diolah (Endra K
Pihadhi, 2004:6)
Potensi adalah kemampuan dan kekuatan yang mempunyai kemungkinan
untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik
(Sri Habsari, 2005).
2. Potensi Pariwisata
Menurut Mariotti, Potensi Wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh
daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang - orang mau
datang berkunjung ke tempat tersebut (Yoeti, 1996).
Potensi Wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh suatu daerah
untuk daya tarik wisata dan berguna untuk mengembangkan industri
pariwisata di daerah tersebut (Sukardi, 1998:67).
Menurut Sujali, Potensi wisata sebagai kemampuan dalam suatu wilayah
yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk pembangunan, seperti alam,
manusia serta hasil karya manusia itu sendiri (Amdani, 2008).
Potensi Wisata adalah segala macam bentuk sumber daya yang terdapat di
suatu daerah tertentu yang bisa diramu dan dikembangkan menjadi suatu
aneka atraksi wisata (Pendit, 1999).
Potensi kepariwisataan merupakan suatu hal yang mempunyai kekuatan
dan nilai tambah tersendiri untuk dikembangkan menjadi suatu atraksi
wisata. Potensi pariwisata dapat dibagi tiga yaitu:
26
a. Potensi Alam
Potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah,
bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, dan lain-lain
(keadaan fisik suatu daerah). Kelebihan dan keunikan yang dimiliki
oleh alam jika dikembangkan dengan memperhatikan keadaan
lingkungan sekitarnya niscaya akan menarik wisatawan untuk
berkunjung ke objek tersebut.
b. Potensi Kebudayaan
Potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik
berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan
bersejarah nenek moyang berupa bangunan, monument.
c. Potensi Manusia
Manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya
tarik wisata, lewat pementasan tarian/pertunjukan dan pementasan seni
budaya suatu daerah.
Kebijakan pariwisata dalam pembangunan daerah sejalan dengan
semangat penerapan undang – undang yang berkaitan dengan pelaksanaan
OTDA (UU nomor 22 dan nomor 25 tahun 1999) , maka kewenangan
pemerintah daerah dalam menyusun kebijaksanaan pembangunan daerah
kini lebih besar dari pada era sebelumnya. Namun sesuai peraturan yang
berkaitan dengan OTDA, kewenangan lebih banyak pada daerah tingkat
II. Sedangkan kewenangan dinas pariwisata tingkat I justru makin
berkurang, bahkan terbatas pada membantu daerah dalam pembinaan dan
promosi pariwisata baik didalam maupun luar negeri (Daliyo, 2003:19).
27
Peranan pemerintah dalam membangun pariwisata dalam garis besarnya
adalah menyediakan infrastruktur ( tidak hanya dalam bentuk fisik),
memperluas pelbagai bentuk fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur
pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi umum. Tidak
dapat disangkal bahwa hampir seluruh daerah indonesia terdapat potensi
pariwisata, maka yang diperlu diperhatikan adalah sarana angkutan,
keadaan infrastruktur dan sarana saran pariwisata yang menuju ke dan
terdapat didaerah daerah tersebut. Hal hal inilah yang sesungguhnya
menjadi pokok soal persoalan . mengembang semuanya secara simultan
tidak mungkin karena untuk itu diperlukan biaya yang besar, padahal dana
yang tersedia terbatas, karena itu pengembangan pariwisata haruslah
berdasarkan skala prioritas (DR. James J. Spillane, 1990:133).
Pembangun pada umumnya dapat dipandang sebagai usaha – usaha
terencana untuk mengubah kebudayaan manusia. Yaitu berupa usaha –
usaha terencana untuk meningkatkan macam, kualitas, kuantitas yang
harus dipenuhi bagi pemuasan kebutuhan utama atau primer dalam usaha
– usaha peningkatan kesejahteraan hidup manusia. Dalam penjelasan ini,
pembangunan khususnya sektor pariwisata dapat membawa sebuah
perubahan kebudayaan dalam hal macam, kualitas, maupun kuantitas
demi terwujudnya kesejahteraan (Johan Iskandar, 2009:3).
Kebijakan dalam kepariwisataan adalah berbagai macam aturan, strategi,
dan sasaran pembangunan atau promosi pariwisata yang menjadi
28
pedoman bagi pengambilan keputusan dalam jangka pendek dan panjang
(Basuki Antariksa, 2016:8).
Potensi Pariwisata adalah kemampuan, kesanggupan, kekuatan, dan daya
untuk mengembangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
perjalanan, pelancongan, atau kegiatan pariwisata lainnya dalam hal ini
pengembangan produk objek dan daya tarik wisata.
Pembangunan kepariwisataan berhubungan dengan konsep pemberdayaan
dalam upaya pembangunan kepariwisataan. Bambang Sunaryo
(2013:219), upaya pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan
pada hakekatnya harus diarahkan pada beberapa hal sebagai berikut :
1. Meningkatnya kapasitas, peran dan inisiatif masyarakat sebagai subjek
atau pelaku penting dalam pengembangan kepariwisataan.
2. Meningkatnya posisi dan kualitas keterlibatan/ partisipasi masyarakat
dalam pengembangan kepariwisataan.
3. Meningkatnya nilai manfaat positif pembangunan kepariwisataan bagi
kesejahteraan ekonomi masyarakat, dan
4. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam melakukan perjalan
wisata.
Masyarakat pesisir adalah orang yang tinggal di daerah pesisir dan sumber
kehidupan ekonominya bergantung secara langsung pada peman- faatan
sumberdaya laut dan pesisir (Ridwan Lasabuda, 2013:99).
29
Mereka terdiri dari : nelayan pemilik, buruh nelayan, pembudidaya ikan/
organisme laut lainnya, pedagang ikan, pengolah ikan, supplier faktor
sarana produksi perikanan.
Di bidang non perikanan, terdiri dari : penjual jasa pariwisata
bahari/pesisir, penjual jasa transportasi laut, kelompok masyarakat yang
memanfaatkan sumberdaya non- hayati laut dan pesisir untuk
kehidupannya. Sebagian besar penduduk yang tinggal di wilayah pesisir
merupakan masyarakat miskin.
Kondisi ini disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan,
terbatasnya akses ter- hadap permodalan, teknologi, informasi dan pasar,
serta keterbatasan masya- rakat dalam keterlibatan untuk peng- ambilan
keputusan alokasi sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil.
Kondisi ini kalau dibiarkan, berpotensi untuk meningkatkan eksploitasi
sumberdaya kelautan dan perikanan yang tidak ramah lingkungan.
Untuk itulah dibutuhkan program pemberdayaan bagi masyarakat pesisir,
dengan tujuan sebagai berikut:
1. Tersedia dan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu : sandang,
pangan, papan, kesehatan dan pendidikan
2. Tersedia sarana dan prasarana produksi secara lokal, sehingga
masyarakat dapat memperolehnya dengan harga yang murah dan
berkualitas
3. Meningkatnya peran kelembagaan masyarakat sebagai wadah aksi
kolektif
30
4. Terciptanya kegiatan ekonomi produktif di daerah yang berbasis
sumberdaya lokal (resources based) dan dilakukan secara
berkelanjutan dengan memperhatikan kapasitas sumberdaya
(environmental based).
Kepariwisataan mengandung potensi untuk dikembangkan menjadi atraksi
wisata. Maka untuk menemukan potensi kepariwisataan di suatu daerah,
orang harus berpedoman kepada apa yang dicari oleh wisatawan.
Adapun tujuan dan manfaat perencanaan wilayah, dalam hal ini adalah
sektor pariwisata. Robinson Tarigan (2012:10-11), adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan wilayah haruslah mampu menggambarkan proyeksi dari
berbagai kegiatan ekonomi dan penggunaan lajan diwilayah tersebut
di masa yang akan datang.
2. Dapat membantu atau memandu para pelaku ekonomi untuk memilih
kegiatan apa yang perlu dikembangkan dimasa yang akan datang dan
dimana lokasi kegiatan itu masih diizinkan.
3. Sebagai bahan acuan bagi pemerintah untuk mengendalikan atau
mengawasi arah pertumbuhan kegiatan ekonomi dan arah penggunaan
lahan
4. Sebagai landasan bagi rencana – rencana lainnya yang lebih sempit
tetapi lebih detail.
5. Lokasi itu sendiri dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan,
penetapan kegiatan tertentu.
31
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 disebutkan
bahwa kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu,
berkelanjutan, bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan
terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat,
kelestrarian dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional.
F. Kerangka Pikir
Untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian mengenai Potensi
Pariwisata di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran, maka peneliti
membuat kerangka pikir sebagai panduan sehingga tujuan penelitian ini dapat
tercapai dengan baik.
Melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
dijelaskan pembagian urusan pemerintahan yang bersifat pilihan, yang secara
nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai
kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan antara lain
pertambahan, perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan, serta pariwisata.
Pembagian urusan wajib dan pilihan pemerintah memberikan batasan yang
jelas, sehingga pembangunan daerah dapat disesuaikan dengan karakteristik
masing-masing daerah.
Keberhasilan pembangunan pariwisata akan ditentukan oleh seberapa besar
kesadaran untuk merasa berpartisipasi dan merasa bertanggung-jawab bersama
dari masing-masing sektor pembangunan yang ada. Partisipasi dan tanggung-
32
jawab bersama dari masing-masing unsur terkait dalam membangunan
pariwisata dapat diwujudkan melalui dukungan suatu kebijakan, penyediaan
produk wisata yang bersaing dalam mutu pelayanan, menciptakan persepsi
masyarakat untuk menunjang serta melaksanakan keamanan dan kebersihan,
ketertiban, keindahan, kesejukan, keramah-tamahan dan kenangan yang
disebabkan oleh adanya prasarana yang mendukung terutama akomodasi yang
vital dalam pengembangan objek wisata-objek pariwisata.
Untuk mengetahui keadaan pada objek wisata, peneliti melakukan penelitian.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dideskripsikan dalam bentuk informasi. Strategi pengembangan Potensi
Pariwisata dianalisis menggunakan analisis strategi pengembangan (Inskeep)
terdapat 4 poin yaitu : daya tarik (attraction), mudah dicapai (accessible),
fasilitas (amenities), dan lembaga pengelola (ancillary).
33
Gambar 1. Kerangka Pikir
Potensi Pariwisata di Kecamatan Teluk PandanKabupaten Pesawaran
Analisis StrategiPengembangan (Inskeep) :
1. Daya Tarik (Attraction)
2. Mudah dicapai(Accessible)
3. Fasilitas (Amenities)
4. Lembaga Pengelola(Ancillary)
Daya Tarik(Attraction)
something tosee, something
to do,something to
buy
Mudah dicapai(Accessible)
jalan raya, sistemtelekomunikasi,
transportasi,pelayanan
Fasilitas (Amenities)
fasilitas penginapan(akomodasi),
fasilitas kamarmandi umum,fasilitas parkir
LembagaPengelola(Ancillary)
pihakpemerintah,pihas swasta(investor),masyarakat
Mengetahui StrategiPengembangan Potensi
Pariwisata
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu tipe
deskriptif sedangkan jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif.
Alasan peneliti menggunakan penilitian deskriptif kualitatif adalah, karena
tipe deskriptif dapat menggambarkan fenomena yang terjadi di objek
penelitian, jenis kualitatif dianggap cocok karena peneliti turun langsung ke
objek penelitian untuk mendapatkan data sehingga peneliti sendiri dapat
disebut sebagai instrumen penelitian atau alat pengumpul data, yang mana
dalam mengumpulkan data, jenis kualitatif akan lebih fleksibel karena peneliti
nanti dapat menentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan sendiri (purposive), sehingga nantinya dapat menghasilkan data
yang memuaskan.
Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa, kejadianyang tejadi saat sekarang.penelitian deskriptif
memusatkan perhatian pada masalah aktual sebgai mana adanya pada saat
penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha
mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa
35
memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang
diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu variabel.
Penelitian deskriptif sesuai karakteristiknya memiliki langkah – langkah
tertentu dalam pelaksanaannya. Langkah – langkah ini sebagai berikut :
diawali dengan adanya masalah, menentukan jenis informasi yang diperlukan,
menentukan prosedur pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan,
pengolahan informasi atau data, dan menarik kesimpulan dari penelitian
(Juliansyah Noor, 2015:34).
Penelitian Kualitatf dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dan
data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Oleh karena itu
penelitian ini disebut metode kualitatif. Metode kualitatif lebih didasarkan
pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan (verstehen).
Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa
interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif
peneliti sendiri.
Responden dalam metode kualitatif berkembang terus (snowball) secara
bertujuan (purposive) sampai data yang dikumpulkan dianggap memuaskan.
Alat pengumpul data atau instrumen penelitian dalam metode kualitatif ialah
si peneliti sendiri. Jadi, peneliti merupakan key instrument, dalam
mengumpulkan data si peneliti harus terjun sendiri kelapangan secara aktif.
Teknik pengumpulan data yang sering digunakan ialah observasi partisipasi,
wawancara dan dokumentasi (Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar,
2009:78-79).
36
B. Fokus Penelitian.
Dikutip dari Sugiyono dari buku yang berjudul metode penelitian kuantitatif,
kualitatif, dan R&D (2006:209), empat alternatif untuk mengemukaan fokus
penelitian yaitu :
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan.
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain –domain tertentu organizing
domain.
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek.
4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang tekait dengan teori
teori yang telah ada.
Jika diselaraskan dengan kerangka pikir, maka fokus penelitian disini adalah :
1. Attraction (daya tarik).
Daya tarik wisata memiliki kekuatan tersendiri sebagai komponen
pariwisata karena dapat memunculkan motivasi bagi wisatawan dan
menarik wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata.
Indikatornya adalah :
a. Something To See adalah objek wisata tersebut harus mempunyai
sesuatu yang biasa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung
wisata.
b. Something To Do adalah agar wisatawan bisa melakukan sesuatu
yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax
c. Something To Buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang
pada umumnya adalah ciri khas atau ikon dari daerah tersebut,
37
sehingga bisa dijadikan sebagai ole-ole.
2. Accessable (mudah dicapai).
Dalam hal ini dimaksudkan agar wisatawan domestik dan mancanegara
dapat dengan mudah mencapai tempat wisata tersebut. Objek wisata dapat
dijadikan sebagai salah satu objek wisata yang menarik, maka faktor yang
sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana objek
wisata tersebut.
Indikatornya adalah :
a. Jalan raya.
b. Sistem telekomunikasi.
c. Transportasi.
d. pelayanan (pos penjaga objek wisata, pusat informasi).
3. Amenities (fasilitas).
Fasilitas yang tersedia di daerah objek wisata seperti akomodasi dan
restoran. Fasilitas menjadi salah satu syarat Daerah Tujuan Wisata (DTW).
Dengan adanya fasilitas, maka wisatawan dapat tinggal lebih lama di
daerah tersebut.
Indikatornya adalah :
a. fasilitas penginapan (hotel, villa, pondok, restoran).
b. fasilitas kamar mandi umum.
c. fasilitas parkir.
4. Ancillary (lembaga pengelola).
Aspek berikut ini mengacu kepada adanya lembaga atau organisasi yang
mengolah objek wisata tersebut. Wisatawan akan semakin sering
38
mengunjungi dan mencari DTW (Daerah Tujuan Wisata) apabila di daerah
tersebut wisatawan dapat merasakan kenyamanan (Protection of Tourism)
dan terlindungi baik melaporkan maupun mengajukan suatu kritik dan
saran mengenai keberadaan mereka selaku pengunjung atau orang yang
bepergian.
Indikatornya adalah :
a. Pihak pemerintah.
b. Pihak swasta.
c. Investor.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah (2014:59-60), tempat merupakan lokasi
dimana penelitian dilakukan.
Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten
Pesawaran, Provinsi Lampung yang memiliki potensi wisata yang cukup
beragam dan potensial untuk dikembangkan. Tepatnya pada institusi /
lembaga yang erat kaitannya dengan pengembangan potensi pariwisata di
Kecamatan Teluk Pandan serta objek objek wisata yang berada di Kecamatan
Teluk Pandan.
39
D. Jenis Data
Jenis data yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data pada penelitian
ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Sugiyono (2012:137), Data Primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.
Pengambilan data primer dalam penelitian ini dilakukan melalui
wawancara langsung dengan para informan, yaitu dengan :
a. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran.
b. masyarakat sekitar objek wisata
c. wisatawan selaku stakeholder primer
d. pelaku pelaksana objek wisata selaku stakeholder sekunder
2. Sugiyono (2012:137), Data Sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau melalui dokumen.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui : dokumen -
dokumen yang berkaitan dengan penelitian, catatan – catatan, laporan –
laporan, arsip – arsip resmi yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran.
40
E. Informan
Penulis menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan Informan
sebagai sumber data dalam penelitian ini.
Penentuan teknik ini agar didapati informasi dengan tingkat validitas dan
reabilitas yang tinggi. Tentang teknik purposive sampling, , dalam prosedur
ini sampel diambil berdasarkan tujuan tertentu untuk mempelajari penyesuaian
diri patra transmigran terhadap lingkungannya yang baru, sebagai contoh,
maka perlu diujui reaksi transmigran.
Berdasarkan tujuan ini maka diambil sekelompok transmigran sebagai sampel.
Sampel jenis ini dipilih secara objektif (yaitu suatu cara yang jelas dan tidak
meragukan, sehingga jika diikuti oleh setiap pengambilan sampel, cara ini
akan menghasilkan hasil yang sama, sekurang – kurangnya bersifat sama
sampelnya) tetapi tidak menggunakan teori peluang (Abuzar Asra & Ahmad
Prasetyo, 2015:37).
Informan dalam penelitian ini adalah :
1. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran.
2. masyarakat sekitar objek wisata.
3. Wisatawan.
4. pelaku pelaksana objek wisata.
41
F. Teknik Pengumpulan Data
Memperoleh data adalah persoalan metodologik yang khusus membicarakan
teknik – teknik pengumpulan data. Apakah seseorang penyelidik akan
menggunakan questionnaire, interview, observasi biasa, test eksperimen,
koleksi atau metode lainnya, atau kombinasi daripada beberapa metode itu,
semuanya harus mempunyai dasar – dasar dan alasan (Sutrisno Hadi,
1984:67).
1. Abdurrahmat fathoni (2011:104), observasi adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan
– pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.
Observasi disini adalah melakukan pengamatan atau observasi ke objek
wisata yang berada di Kecamatan Teluk Pandan.
2. Abdurrahmat Fathoni (2011:105), wawancara adalah teknik pengumpulan
data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya
pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan
oleh yang wawancara.
Wawancara disini adalah melakukan tanya jawab satu arah kepada
informan dengan materi mengenai potensi pariwisata di Kecamatan Teluk
Pandan.
42
G. Teknik Pengolahan Data
Abdurrahmat Fathoni (2011:112), adalah sebagai berikut :
1. Editing Data ialah pemeriksaan kembali data hasil penelitian yang
tercantum pada kuisioner untuk mengetahui kelengkapan dan kejelasan isi
jawaban, kesesuaian antara jawaban yang satu dengan yang lainnya,
relevansi jawaban dengan pertanyaan dan keseragaman satuan data.
Kesemuannya dilakukan untuk menghindari kekeliruan dalam proses
analisis data.
2. Koding Data ialah mengklasifikasi data hasil penelitian yang tercantum
dalam kuisioner dalam arti isian/jawaban yang maksudnya sama walaupun
kalimatnya berbeda, diberi kode atau sandi – sandi tertentu yang sama
lazimnya dengan memberikan jawaban yang diannggap sama.
H. Teknik Analisis Data
Mengumpulkan data adalah suatu langkah besar dan panjang dalam suatu
reserch. Demikian juga menganalisa data adalah suatu proses yang cukup
rumit dan memakan waktu yang tidak sedikit. Sedang penyajian data
menjembatani antara pengumpulan dan penganalisaan data tersebut. Itu
semuanya menjadi alasan untuk menggabungkan proses – proses
pengumpulan data , dan analisa data menjadi satu bab yang utuh, tidak bisa
dipisah – pisahkan (Sutrisno Hadi, 1984:33).
Teknik analisa data dalam penelitian Kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam
43
periode tertentu. Selanjutnya dalam menganalisis data yang didapat di
lapangan, peneliti menggunakan model Miles dan Huberman yaitu data
reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification Sugiyono
2016:246).
1. Data Reduction (Reduksi Data).
Sugiyono (2016:247), Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
pokok, dan mefokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data terkait hal-hal penting dan pokok, selanjutnya, dalam
penelitian ini peneliti pada temuan di lapangan untuk melihat manajemen
melalui pihak-pihak terkait yang dianggap dapat memberikan informasi
untuk mencapai tujuan yang peneliti inginkan.
Tahap mereduksi data merupakan proses berfikir yang sensitif serta
memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman seorang peneliti.
Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan tahap reduksi data ini
dilakukan dengan mendiskusikannya dengan teman atau orang yang
dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan
berkembang, sehingga hasil data yang dihasilkan merupakan temuan dan
pengembangan teori yang signifikan. Tahap ini dilakukan peneliti pada
saat proses bimbingan skripsi terhadap dosen pembimbing peneliti
maupun kepada dosen pembahas.
44
2. Data Display (Penyajian Data)
Sugiyono (2016), penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini miles dan
Huberman (1984) menyatakan ‘’ the most frekuent from of Display data
for qualitative research data in the past has been narrative tex’’ yaitu
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah teks naratif.
Terkait dengan penelitian ini, proses penyajian data bisa dilakukan
berdasarkan data telah tekumpul dari semua informan yang sudah peneliti
tetapkan dalam penentuan informan berikutnya. Setelah data terkumpul,
langkah selanjutnya kemudian peneliti menganalisis untuk selanjutnya
dikategorikan mana yang diperlukan dan dan tidak diperlukan. Penyajian
data dilakukan dalam bentuk teks naratif dan tabel yang disajikan dengan
sistematis untuk memberikan gambaran secara jelas kepada pembaca.
Setelah data diperoleh maka data tersebut disajikan dalam bentuk
informasi yang kemudian dikaitkan dengan dokumen yang ada ataupun
kerangka pemikiran yang menjadi panduan serta teori yang digunakan.
Sehingga semua informasi yang ditampilkan mempunyai makna dan arti.
3. Conclusion Drawing/ Verification
Nazir M. (1999), adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Penarikan
kesimpulan dapat diambil setelah melakukan analisis mendalam pada hasil
penelitian. Dengan melakukan verifikasi, dapat terlihat apakah rumusan
masalah penelitian sudah terjawab, dan tujuan penelitian sudah tercapai.
45
Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan untuk menguji kebenaran
serta mencocokkan informasi yang ada mulai dari keterangan pihak
pengelola, keterangan petugas lapangan, keterangan wisatawan serta
keterangan dari dinas dan pemerhati wisata untuk kemudian diperoleh data
yang valid dan jelas.
Selain itu, penarikan kesimpulan dilakukan untuk member deskripsi
singkat dari banyaknya informasi yang diperoleh serta mendapatkan
informasi ahir yang menjadi tujuan penelitian, yaitu tujuan dari evaluasi
yang dilakukan dengan analisis mendalam berdasarkan komponen
pengembangan wisata, sehingga diperoleh informasi mengenai sejauh apa
kesiapan kawasan Kecamatan Teluk Pandan sebagai objek wisata di
Kabupaten Pesawaran yang bertaraf Nasional.
I. Tehnik Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dikatakan valid atau sah apabila
tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Untuk menetapkan keabsahan
data diperlukan teknik pemeriksaan. Uji keabsahan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan triangulasi data. Triangulasi data dilakukan
untuk menguji kebenaran dan keabsahan data.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber yang mana
dilakukan dengan cara mencocokkan data yang didapat melalui teknik
wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Informasi yang didapat melalui
46
wawancara berupa keterangan pihak pengelola objek – objek wisata di
Kecamatan Teluk Pandan yaitu Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kabupaten Pesawaran. Data yang didapat dari hasil wawancara dengan pihak
Dinas Pariwisata tersebut, kemudian dianalisis dan dicocokkan dengan data-
data yang didapat melalui studi dokumentasi. Langkah berikutnya adalah
peneliti mengkonfirmasi kebenaran data dengan cara melakukan observasi di
lapangan guna memperoleh kecocokan dengan data lain.
Data lain yang dimaksud adalah keterangan dari informan penelitian di
lapangan yang meliputi keterangan dari petugas pelaksana di lapangan,
keterangan pengunjung serta keterangan dari masyarakat dan pemerhati
wisata. Melalui Triangulasi sumber, maka diperoleh informasi yang valid dan
jelas mengenai sejauh apa kesiapan kawasan Kecamatan Teluk Pandan
sebagai objek wisata di Kabupaten Pesawaran yang bertaraf nasional. Melalui
hasil triangulasi, dapat terlihat apakah rumusan masalah penelitian sudah
terjawab, dan tujuan penelitian sudah tercapai.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Pada pembahasan sebelumnya, penulis telah memaparkan metode penelitian yang
peneliti gunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian yang peneliti gunakan
adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun argumen
penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu:
Pertama, analisis strategi pengembangan potensi sangat membutuhkan masukan serta
saran yang dapat di wawancarakan. Alasan yang kedua, analisis strategi
pengembangan potensi pariwisata di kecamatan teluk pandan ini membutuhkan
sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan konseptual.
Pada bagian ini peneliti pertama-tama akan memaparkan tentang gambaran umum
Kabupaten Pesawaran dan Kecamatan Teluk Pandan dalam kaitannya dengan potensi
pariwisata. Selanjutnya peneliti juga akan memaparkan tentang gambaran umum
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran, pada bagian ini peneliti
akan memaparkan secara deskripsi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten
Pesawaran. Selanjutnya peneliti mendeskripsikan tentang visi dan misi Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran, fungsi dan tata kerja dari
instansi tersebut.
48
A. Kabupaten Pesawaran
Kabupaten Pesawaran merupakan daerah penyangga Ibukota Provinsi
Lampung. Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah
1.173,77 km2 atau 117.377 Ha dengan Kecamatan Padang Cermin sebagai
kecamatan terluas, yaitu 31.763 Ha. Dari luas keseluruhan Kabupaten
Pesawaran tersebut, 13.121 Ha digunakan sebagai lahan sawah, sedangkan
sisanya yaitu 104.256 Ha merupakan lahan bukan sawah dan lahan bukan
pertanian. Jenis penggunaan lahan sawah yang terbanyak adalah irigasi
tehnis dengan dua kali penanaman padi dalam setahun. Sedangkan jenis
penggunaan lahan bukan sawah yang terbanyak adalah hutan negara.
Kabupaten Pesawaran terdiri atas 37 (tiga puluh tujuh) pulau. Tiga pulau
yang terbesar adalah Pulau Legundi, Pulau Pahawang, dan Pulau Kelagian.
Kabupaten Pesawaran juga mempunyai beberapa gunung yaitu Gunung
Ratai di Kecamatan Padang Cermin dan yang tertinggi adalah Gunung
Pesawaran di Kecamatan Kedondong dengan ketinggian 1.662 m. Sungai
terpanjang di Kabupaten Pesawaran adalah Way Semah, dengan panjang
54 km dan daerah aliran seluas 135,0 km2. Sedangkan aliran sungai-sungai
kecil diantaranya Way Penengahan, Way Kedondong, Way Kuripan, Way
Tahala, Way Tabak, Way Awi, Way Padang Ratu, Way Ratai, dan lain-
lain.
49
Kabupaten Pesawaran merupakan daratan dengan ketinggian dari
permukaan laut yang bervariasi. Di Gedung Tataan sebagai pusat kota,
misalnya, mempunyai tinggi 140,5 m dari permukaan laut.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 tahun 2007 tentang pembentukan
Kabupaten Pesawaran di Provinsi Lampung, maka wilayah administrasi
Kabupaten Pesawaran mempunyai batas-batas sebagai berikut:
1. Utara berbatasan dengan Kecamatan Kalirejo, Kecamatan Bangunrejo,
Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Kecamatan Trimurjo Kabupaten
Lampung Tengah.
2. Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung Kecamatan Kelumbayan dan
Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus.
3. Timur berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan, Kecamatan Kemiling dan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota
Bandar Lampung.
4. Barat berbatasan dengan Kecamatan Adiluwih, Sukoharjo, Gadingrejo,
dan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu.
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk
Kabupaten Pesawaran sementara adalah 397.294 jiwa, yang terdiri atas
204.934 laki-laki dan 192.360 perempuan. Dari hasil Sensus Penduduk
Tahun 2000 (SP2010) tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk
Kabupaten Pesawaran masih bertumpu di Kecamatan Padang Cermin yakni
50
sebesar 22,16 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Gedong Tataan
sebesar 21,57 persen. Kecamatan Punduh Pidada adalah kecamatan dengan
jumlah penduduk terkecil yaitu 25.919 jiwa. Sedangkan Kecamatan Padang
Cermin dan Kecamatan Gedong Tataan merupakan kecamatan yang paling
banyak penduduknya yakni masing-masing sebanyak 88.057 jiwa dan
85.696 jiwa.
Dengan luas wilayah Kabupaten Pesawaran sekitar 1.173,77 km2 yang
didiami oleh 397.294 jiwa maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk
Kabupaten Pesawaran adalah sebanyak 338 jiwa/km2. Kecamatan yang
paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Gedong
Tataan yakni sebanyak 882 jiwa/km2 sedangkan yang paling rendah adalah
Kecamatan Punduh Pidada yakni sebanyak 115 jiwa/km2.
Potensi wisata di Kecamatan Teluk Pandan didominasi oleh obyek wisata
alam terutama Pantai dan air terjun serta budaya, sesuai dengan topografi
dan iklim kawasan. Ada beberapa objek yang dapat diidentifikasi yang
terdiri dari wisata alam, budaya dan buatan. Sebagian besar objek wisata
masih belum dikembangkan, dan tidak tersedia fasilitas yang memadai,
Berikut adalah daftar beberapa potensi objek wisata yang ada di Kecamatan
Teluk Pandan :
51
Tabel 4. Daftar Potensi Objek Wisata Kecamatan Teluk Pandan
No Nama Objek Wisata Lokasi Objek Wisata
1 Pantai Mutun (MS Town Beach) Desa Sukajaya Lempasing2 Pantai Mutun Haruna Jaya Desa Sukajaya Lempasing3 Pantai Queen Arta Desa Sukajaya Lempasing
4 Pantai / Pulau Tangkil Resort Desa Sukajaya Lempasing
5 Teluk Saung Resort Desa Sukajaya Lempasing
6 Pantai Lempasing Desa Sukajaya Lempasing
7 Pantai Mutun Asri Desa Sukajaya Lempasing
8 Pantai Putra Mutun Desa Sukajaya Lempasing
9 Bensor Resort Desa Hurun
10 Pantai Sari Ringgung Desa Sidodadi
11 Pantai Klara Desa Batu Menyan
12 Muncak Teropong Laut Desa MuncakSumber: Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab. Pesawaran Tahun 2016
B. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pesewaran Nomor 4 Tahun 2011
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah
Kabupaten, Sekretariat Dewan Perwakilan Raktar Daerah Kabupaten
Pesawaran dan Staf Ahli Bupati Pesawaran. Tugas adala
menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan kabupaten di bidang
pariwisata dan ekonomi kreatif berdasarkan asas otonomi yang menjadi
kewenangan, tugas dekonsentrasi dan pembantuan serta tugas lain sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
52
1. Visi Dan Misi pada Pengembangan Pariwisata
Visi dan misi pengembangan pariwisata Kabupaten Pesawaran mengacu
kepada visi pembangunan Kabupaten Pesawaran Tahun 2016 – 2021
yaitu: “Bersama Masyarakat Pesawaran Mewujudkan Cita-Cita Luhur,
Mewujudkan Kabupaten Pesawaran Yang Maju, Makmur Dan
Sejahtera” Selain itu, beberapa telah diselaraskan dengan Visi Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pesawaran
tahun 2005 - 2025. Kriteria capaian Visi yang diamanatkan RPJPD
Kabupaten Pesawaran sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun
2011, yaitu : ”Mewujudkan Kabupaten Pesawaran Sejahtera Dan
Berdaya Saing Menuju Bumi Wisata 2025’’ yang dicirikan dengan
pengelolaan sumberdaya yang ada berdaya guna dan berhasil guna,
untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan daya saing daerah.
2. Tugas dan Fungsi pada Pengembangan Pariwisata
Untuk menyelenggarakan tugas Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kabupaten Pesawaran mempunyai fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pariwisata dan ekonomi
kreatif
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan ekonomi kreatif
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang
53
4. Pelaksanaan pengembangan pariwisata, ekonomi kreatif, pembinaan
karakter dan pekerti bangsa
5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
6. Pelaksanaan kebijakan promosi dan standarisasi pariwisata
7. Pelaksanaan rencana induk pengembangan pariwisata dan sumber
daya manusia
8. Pelayanan administratif.
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti
dapat menarik simpulan sebagai berikut:
1. Aspek daya tarik (Attraction), strategi one village one destination
(satu desa satu destinasi) yang dilakukan Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran dan Pelaku Pengelola Objek
wisata sudah cukup baik dalam menyuguhkan daya tarik objek-objek
wisata yang berada di teluk pandan. program ini dapat menunjang
potensi pariwisata yang dimiliki suatu daerah sesuai dengan
kelebihan yang dimiliki daerah tersebut. Daya tarik yang ditawarkan
dinilai sudah mampu menarik perhatian pengunjung atau wisatawan.
2. Aspek mudah dicapai (Accessible), strategi yang dilakukan
pemerintah yaitu : meningkatkan kualitas angkutan umum dari 2017
– 2021, Meningkatkan kuantitas bus wisata pada tahun 2019 dan
2021, Pengembangan prasarana telekomunikasi yaitu pengembangan
jaringan serat optik dan pengembangan jaringan mikro
mempergunakan jaringan kabel bawah laut sepanjang tahun 2017 –
2021.
86
Kegiatan tersebut sudah menunjukkan progres yang cukup baik
membutuhkan waktu untuk terwujud dengan maksimal, kita perlu
mendukung apa yang telah dan yang akan dilakukan pemerintah
kedepannya terkait aspek mudah dicapai.
3. Aspek Fasilitas (Amenitties), Strategi yang dilakukan pemerintah
dalam aspek Fasilitas yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sudah
berjalan dengan baik meskipun butuh waktu untuk mencapai
tujuannya agar mendapatkan hasil yang optimal.
4. Aspek Lembaga Pengelola (Ancillary), strategi pemerintah dalam hal
ini yaitu :
a. Program kerja sama antar lembaga pemerintahan dan lintas
sektor, sudah berhasil. Seperti kegiatan, pengembangan program
pariwisata, penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur,
pengembalian kembali fungsi hutan lindung yang telah menurun
kualitasnya, pengembangan Tahura Wan abdul Rachman,
pengembangan sarana promosi sudah berjalan dengan baik.
b. Program kerja sama antar lembaga pemerintah dan lembaga
swasta maupun masyarakat, sudah berhasil. Seperti kegiatan,
pemberdayaan masyarakat di sekitar objek wisata, pembentukan
paket wisata bersama, pameran dan promosi bersama, sudah
berjalan dengan baik, namun butuh peningkatan lagi dari sisi
kontribusi oleh investor dan pemerintah harus lebih
mempermudah lagi apabila pihak investor ingin berkontribusi.
87
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,
maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya pemerintah daerah khususnya yang Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran terus bersinergi dengan
pengelola objek wisata dan juga investor demi membangun daya tarik
yang sudah cukup kuat di daerah wisata yang berada di Kecamatan
Teluk pandan, pemerintah juga disini lebih memperhatikan akses dari
jalan utama menuju objek wisata agar mempermudah wisatawan
yang akan berkunjung ke daerah wisata, dan apabila tiba hari libur
nasional seperti libur tahun baru atau libur lebaran pemerintah harus
sigap melakukan suatu tindakan dalam menanggulangi kemacetan
yang terjadi khususnya di Kecamatan Teluk Pandan ini. Dalam hal
fasilitas pemerintah harus memperhatikan kembali kesiapan fasilitas
didaerah wisata yang masih sering dikeluhkan oleh wisatawan.
2. Pihak – pihak pengelola objek wisata terus melakukan sinergi
terhadap pemerintah, agar dalam membangun dan mengembangkan
pariwisata di Kecamatan Teluk Pandan tetap terarah dan sesuai pada
jalurnya. Pihak pengelola harus meningkatkan lagi promosi –
promosi objek wisata agar investor banyak melirik dan mau
berkontribusi dalam mengembangkan objek – objek wisata yang
berada di Kecamatan Teluk Pandan.
88
3. Kepada peneliti selanjutnya sebaiknya untuk dapat mengembangkan
penelitian ini pada kajian strategi pengambangan pariwisata dengan
metode-metode yang mutakhir serta teori-teori yang relefan pada
masa penelitian yang akan datang.
89
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Antariksa, basuki. 2016. Kebijakanpembangunan kepariwisataan. Malang :intrans publishing.
Asra, abuzar & achmad prastyo. 2015. Pengambilan sampel dalam penelitiansurvey. Jakarta : raja grafindo persada.
Daliyo. 2003. Kualitas SDM pariwisata era OTDA dan globalisasi. Jakarta :pustaka sinar harapan.
Fathoni, abdurrahmat. 2011. Metodologi penelitian & teknik penyusunan skripsi.Jakarta : rineka cipta.
Habsari, Tri. 2005. Bimbingan dan Konseling SMA Kelas XI. Jakarta : Grasindo.
Hadi, sutrisno. 1984. Bimbingan menulis skripsi thesis 1. Yogyakarta : yayasanpenerbitan fakultas psikologi universitas gadjah mada.
Hadi, sutrisno. 1984. Metodologi reserch. Yogyakarta : yayasan penerbitanfakultas psikologi universitas gadjah mada.
Irawan, Koko. 2010. Potensi Objek Wisata Air Terjun Serdang Sebagai DayaTarik Wisata di Kabupaten Labuhan Batu Utara. Kertas Karya. ProgramPendidikan Non Gelar Pariwisata. Universitas Sumatera Utara.
Iskandar, johan. 2009. Ekologi manusia dan pembangunan berkelanjutan.Bandung : universitas padjajaran.
Kasmadi & nia siti sunariah. 2014. Panduan modern penelitian kuantitatif.Bandung : alfabeta.
Kusumaningrum, Dian. 2009. Persepsi Wisatawan Nusantara Terhadap DayaTarik Wisata di Kota Palembang. Tesis PS. Magister Kajian Pariwisata.Universitas Gadjah Mada.
Madji, Udo Yamin Efendi. 2007. Quranic Quotient. Jakarta : Qultum Media.
Moh., Nazir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.Noor, juliansyah. 2015. Metodologi penelitian skripsi, tesis, disertasi & karya
ilmiah. Jakarta : prenadamedia group.
90
Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti.
Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar. Perdana. Jakarta.
Poerwadarminta. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Prihadi, Endra K. 2004. My Potensi. Jakarta : Elek Media Komputindo.
Sinaga, Supriono. 2010. Potensi dan Pengembangan Objek Wisata di KabupatenTapanuli Tengah. Kertas Karya. Program DIII Pariwisata. UniversitasSumatra Utara.
Spillane, James J. 1990. Ekonomi pariwisata sejarah dan prospeknya. Yogyakarta: kanisius.
Sugiyono. 2016. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung :alfabeta.
Sukardi, Nyoman. 1998. Pengantar Pariwisata. Bali : STP Nusa Dua.
Sunaryo, bambang. 2013. Kebijakan pembangunan destinasi pariwisata konsepdan aplikasinya di indonesia. Yogyakarta : gava media.
Suryadana Liga dan Vanny Oktavia. 2015. Pengantar pemasaran pariwisata.Bandung: Alfabeta.
Suryono, Agus. 2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang : UM Press
Suut, Amdani. 2008. Analisis Potensi Objek Wisata AlamPantai di Kabupaten GunungKidul. Surakarta : Fakultas Geografi UMS.
Tarigan, Robinson. 2012. Perencanaan pembangunan wilayah. Jakarta : bumiaksara.
Usman, husaini & purnomo setiady akbar. 2009. Metode penelitian sosial. Jakarta: bumi aksara.
Wiyono, Slamet. 2006. Managemen Potensi Diri.Jakarta : PT Grasindo.
Yoeti, A. Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.
91
Sumber Dokumen :
Undang – undang RI nomor 2 & 23 tentang pemerintah daerah tahun 2014 –2015. Jakarta : tamita utama.
Rancangan Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) KabupatenPesawaran 2017-2031.
Database Objek Wisata Kabupaten Pesawaran tahun 2017.
Jurnal :
Kusworo, hendrie adji & janianton damanik. 2002. Pengembangan SDMpariwisata daerah : agenda kebijakan dan pembuatan kebijakan. Jurnalilmu sosial & ilmu politik volume 6 nomor 1 halaman 105-120: universitasgadjah mada.
Lasabuda, ridwan. 2013. Pembangunan wilayah pesisir dan lautan dalamperspektif negara kepulauan republik indonesia. Jurnal ilmiah plataxvolume 1-2 halaman 92-101: laboratorium pengelolaan wilayah pesisirterpadu, FPIK UNSRAT.
Nurhadi, febrianti dwi cahya dkk. 2013. Strategi pengembangan pariwisata olehpemerintah daerah terhadap pendapatan asli daerah. Jurnal administrasipublik volume 2 nomor 2 halaman 325-321: universitas brawijaya.
Sumber Lain :
https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata, diakses pada tanggal 16 september 2016jam 23:10).
http://keuda.kemendagri.go.id/artikel/detail/15menggalipotensipariwisata-untuk-meningkatkan-perekonomian-daerah, diakses pada tanggal l6 september2016 jam 23:00).
http://pariwisatablogku.blogspot.co.id/2015/08/pengantar-pariwisata.html, diaksespada tanggal l6 september 2016 jam 23:10.
http://www.pesawarankab.go.id/halaman-123-kecamatan-dan-kelurahan.html,diakses pada tanggal 16 september 2016 jam 23:10.
http://www.pesawarankab.go.id/halaman-133-kecamatan.html, diakses padatanggal 16 september 2016 jam 23:10.
http://www.lampungmediaonline.com/2018/02/musrenbang-bupati-teluk-pandan-akan-menjadi-destinasi-wisata, diakses pada tanggal 3 Mei 2018 jam 19:03.