i
ANALISIS SIFAT MEKANIS GEOMEMBRANE HDPE
YANG TELAH DIGUNAKAN SEBAGAI RUMAH BIOGAS
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin
Diajukan oleh:
IGNATIUS RIO CHRISTY BAGASKARA
NIM: 125214077
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
THE ANALYSIS OF MECHANICAL CHARACTER OF
GEOMEMBRANE HDPE
USED AS BIOGAS HOUSE
THESIS
As Partical fulfillment of the requirements
to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering
Proposed by:
IGNATIUS RIO CHRISTY BAGASKARA
NIM: 125214077
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
INTISARI
Masyarakat pada umumnya menggunakan beton sebagai rumah biogas
(digester) yang relatif mahal serta kurang praktis. Salah satu solusi alternatif
pembuatan rumah biogas yaitu menggantinya dengan polimer plastik yang
disebut geomembrane HDPE. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1)
mengetahui penurunan kekuatan mekanis geomembrane HDPE dalam variabel
umur ketika digunakan sebagai digester. 2) Mengetahui dampak dari
biodegradasi, fotodegradasi, dan kombinasi antara biodegradasi dan
fotodegradasi terhadap kekuatan digester geomembrane HDPE.
Pada penelitian ini, geomembrane HDPE diberi perlakuan dijemur, direndam
dan kombinasi antara dijemur dan direndam. Selanjutnya geoembran akan diuji
setiap bulan sekali selama empat bulan dan dibandingkan hasilnya antara
geomembrane HDPE keadaan mula-mula dengan geomembrane HDPE yang
telah diberi perlakuan. Dalam pengujian geomembrane HDPE dipotong dengan
gunting menjadi spesimen-spesimen sesuai aturan JIS 2201 yang telah
dimodifikasi ukurannya.
Dari hasil penelitian dalam rentan waktu empat bulan, Secara garis besar
selama empat bulan penelitian, kekuatan tarik dari geomembrane HDPE tanpa
perlakuan adalah sebesar 26,56 MPa, lalu untuk geomembrane HDPE dengan
perlakuan dijemur adalah sebesar 26,15 MPa, geomembrane HDPE dengan
perlakuan direndam adalah sebesar 25,53 MPa dan untuk geomembrane HDPE
dengan perlakuan kombinasi dijemur dan direndam adalah sebesar 25,87 MPa.
Penurunan yang terjadi adalah sebesar 1,57% untuk variasi dijemur dari kondisi
awal dan 2,60% untuk variasi kombinasi dijemur dan direndam dari kondisi awal.
Dapat disimpulkan geomembrane HDPE aman dan sangat cocok digunakan
sebagai bahan rumah biogas (digester dalam tanah). Dampak dari fotodegradasi
belum tampak dalam rentan waktu empat bulan. Hal ini dibuktikan dengan belum
terjadi perubahan warna pada sampel geomembrane HDPE yang diberi perlakuan
dijemur dan penurunan kekuatan tariknya pun tidak signifikan bahkan hampir
tidak terlihat perbedaannya dari bulan ke bulan. Kekuatan tarik ini hampir tidak
terlihat perbedaannya karena arah aliran dari geomembrane HDPE tersebut
ternyata acak dan menyebabkan data dari penelitian ini menjadi tidak stabil.
Selain itu dampak dari biodegradasi juga dapat menurunkan kekuatan tarik dari
geomembrane HDPE namun dengan catatan jika geomembrane HDPE tersebut
mengalami fotodegradsi terlebih dahulu. Ini dibuktikan dengan data kekuatan
tarik geomembrane HDPE dengan variasi perlakuan kombinasi dijemur dan
direndam dalam rentan waktu empat bulan
Kata kunci: geomembrane HDPE, polimer, biogas, fotodegradasi, biodegradasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
People in general used concrete as a house of biogas (digester) which
relatively expensive and impractical. One of the alternatives solutions of biogas
house making was using polymer plastic called as HDPE geomembrane. The
goals of this research were 1) to find out the reduction of mechanical strength of
HDPE geomembrane in age variable when it was used as digester, 2) to find out
the effect of biodegradation, photodegradation, and combination of
biodegradation and photodegradation toward the strength of digester of HDPE
geomembrane.
In this research, the geomembrane was given treatments of drying, soaking,
and combination of drying and soaking. Subsequently, the geomembrane would
be tested monthly for four months and its results were compared between the
initial condition and the condition after the treatments. In the testing, the HDPE
geomembrane was cut using scissors into specimens according to JIS 2201 with
modified size.
From the result of the research for four months, in general, the tensile
strength of geomembrane without treatment was of 26.56 MPa. Then, for
geomembrane with drying treatment was of 26.15 MPa. The geomembrane with
soaking treatment was of 25.53 MPa and for geomembrane with combination
treatment of drying and soaking is of 25.87 MPa. The reduction was of 1.57% for
variation of drying from the initial condition, and 2.60% for variation of
combination between drying and soaking from the initial condition. It could be
concluded that during the four month treatment, the geomembrane was safe to be
used as a house of biogas (underground digester). The effect of photodegradation
had not been seen during for months of treatment. This was proven by the absent
of color change on the sample of HDPE geomembrane with drying treatment and
the reduction of its tensile strength was insignificant, even it was almost invisible
of its difference from month to month. There was almost no difference on the
tensile strength because the stream direction from HDPE geomembrane was in
fact random and caused data from the research was unstable. Beside, the effect
of biodegradation can also reduce the tensile strength of the HDPE
geomembrane, but in condition that the HDPE geomembrane experience
photodegradation first. This was proven by the data of tensile strength of the
HDPE geomembrane with variation of treatments of combination between drying
and soaking for four months.
Key words: hdpe geomembrane, polymer, biogas, photodegradation,
biodegradation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karuniaNya yang diberikan, sehingga penyusunan skripsi dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
Atas berkat, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Sudi Mungkasi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing Akademik.
3. Budi Setyahandana, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas
arahan, pengertian, dan motivasi yang diberikan.
4. Dosen Program Studi Teknik Mesin yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Seluruh Staf Sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi.
6. Martana Dwiyaning Nugroho, selaku laboran laboratorium ilmu logam.
7. Kristianto Budi Pranyoto dan Setya Hety Kurnijati, selaku orang tua dari
penulis yang telah memeberikan dukungan baik moril maupun materi.
8. Yosep Setya Adi Nugroho, Sylvia Julita P, selaku keluarga penulis selama di
Yogyakarta, terima kasih atas dukungan selama penulis berkuliah.
9. Benedicta Kusuma Wardhani yang selalu memotivasi.
10. Teman-teman Teknik Mesin angkatan 2011 dan angkatan 2012 yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian dan penulisan skripsi
ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan, kritik, dan
saran yang membangun dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakannya.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun
pembaca.
Yogyakarta, 20 Juli 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
TITLE PAGE ............................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................... v
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................... vi
INTISARI ................................................................................................... vii
ABSTRACT ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 2
1.4 Batasan-batasan Masalah ................................................................ 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ........................ 4
2.1 Dasar Teori ...................................................................................... 4
2.1.1 Biogas ....................................................................................... 4
2.1.2 Biodegradasi dan Fotodegradasi .............................................. 5
2.1.3 Geomembrane .......................................................................... 6
2.1.4 Bahan Polimer .......................................................................... 10
2.1.5 Sifat-Sifat Mekanis Polimer ..................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 25
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 25
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 25
3.2.1 Bahan Penelitian....................................................................... 25
3.2.2 Alat Penelitian .......................................................................... 26
3.3 Diagram Alur Penelitian .................................................................. 28
3.4 Prosedur Penelitian .......................................................................... 29
3.4.1 Persiapan Kegiatan ................................................................... 29
3.4.2 Pemasangan Geomembrane HDPE.......................................... 29
3.4.3 Pengambilan Sampel ................................................................ 29
3.4.4 Pengujian Sampel ..................................................................... 30
3.4.5 Pengumpulan Data Sampel dan Pembahasan .......................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3.4.6 Pembuatan Laporan .................................................................. 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 32
4.1 Hasil Pengujian ................................................................................ 32
4.2 Hasil Pengujian Benda Uji Geomembrane HDPE .......................... 32
4.3 Pembahasan ..................................................................................... 43
BAB V PENUTUP ................................................................................... 56
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 56
5.2 Saran ................................................................................................ 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Polimer Alami ................................................................. 12
Tabel 2.2 Sifat Polietilen Menurut Massa Jenis ................................................ 16
Tabel 4.1 Dimensi, Kekuatan Tarik dan Regangan Geomembrane HDPE
Tanpa Perlakuan dari Bulan ke Bulan ............................................... 34
Table 4.2 Dimensi, Kekuatan Tarik dan Regangan Geomembrane HDPE
dengan Perlakuan Dijemur dari Bulan ke Bulan. .............................. 35
Table 4.3 Dimensi, Kekuatan Tarik dan Regangan Geomembrane HDPE
dengan Perlakuan Direndam dari Bulan ke Bulan. ............................ 36
Table 4.4 Dimensi, Kekuatan Tarik dan Regangan Geomembrane HDPE
dengan Perlakuan Direndam dan Dijemur dari Bulan ke Bulan ....... 37
Tabel 4.5 Persentase Simpangan Kekuatan Tarik dari Kondisi Awal. ............. 51
Tabel 4.6 Persentase Simpangan Regangan dari Kondisi Awal ....................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hasil Pengujian Tarik Geomembrane ..................................... 10
Gambar 2.2 Susunan Rantai Termoset ........................................................ 13
Gambar 2.3 Susunan Rantai Termoplastik................................................. 15
Gambar 2.4 Polimerisasi Etilene ................................................................ 18
Gambar 2.5 Kelakuan tarikan bahan polimer ............................................ 20
Gambar 2.6 Kelakuan Mulur dalam Kurva Tegang-Regangan ................. 20
Gambar 2.7 Alat Uji Tarik ......................................................................... 23
Gambar 2.8 Grafik Hubungan Tegangan dan Regangan .......................... 23
Gambar 3.1 Geomembrane HDPE ............................................................ 25
Gambar 3.2 Limbah Tahu ......................................................................... 26
Gambar 3.3 Alat Potong ............................................................................. 26
Gambar 3.4 Alat Uji Tarik ......................................................................... 27
Gambar 3.5 Digester Mini Ember Plastik .................................................. 27
Gambar 3.6 Digester Mini Kaca ................................................................ 27
Gambar 3.7 Diagram Alir Penelitian ......................................................... 28
Gambar 3.8 Dimensi Spesimen Menurut JIS 2201 .................................... 30
Gambar 3.9 Dimensi Modifikasi ................................................................ 31
Gambar 4.1 Kekuatan Tarik Rata-Rata Geomembrane HDPE
Dengan Variasi Perlakuan Bulan Pertama ............................. 38
Gambar 4.2 Regangan Rata-Rata Geomembrane HDPE
dengan Variasi Perlakuan Bulan Pertama .............................. 38
Gambar 4.3 Kekuatan Tarik Rata-Rata Geomembrane HDPE
Dengan Variasi Perlakuan Bulan Kedua ................................ 39
Gambar 4.4 Regangan Rata-Rata Geomembrane HDPE
dengan Variasi Perlakuan Bulan Kedua ................................. 39
Gambar 4.5 Kekuatan Tarik Rata-Rata Geomembrane HDPE
Dengan Variasi Perlakuan Bulan Ketiga................................ 40
Gambar 4.6 Regangan Rata-Rata Geomembrane HDPE
dengan Variasi Perlakuan Bulan Ketiga ................................ 40
Gambar 4.7 Kekuatan Tarik Rata-Rata Geomembrane HDPE
Dengan Variasi Perlakuan Bulan Keempat ............................ 41
Gambar 4.8 Regangan Rata-Rata Geomembrane HDPE
dengan Variasi Perlakuan Bulan Keempat ............................. 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 4.9 Kekukatan Tarik Rata-Rata Geomembrane HDPE
Setiap Perlakuan dari Bulan ke Bulan .................................... 42
Gambar 4.10 Regangan Rata-Rata Geomembrane HDPE
Setiap Perlakuan dari Bulan ke Bulan .................................... 43
Gambar 4.11 Geomembrane HDPE pada Bulan Pertama ........................... 46
Gambar 4.12 Geomembrane HDPE pada Bulan Kedua .............................. 46
Gambar 4.13 Geomembrane HDPE pada Bulan Ketiga .............................. 46
Gambar 4.14 Geomembrane HDPE pada Bulan Keempat .......................... 46
Gambar 4.15 Geomembrane HDPE pada Bulan Pertama ........................... 47
Gambar 4.16 Geomembrane HDPE pada Bulan Kedua .............................. 47
Gambar 4.17 Geomembrane HDPE pada Bulan Ketiga .............................. 47
Gambar 4.18 Geomembrane HDPE pada Bulan Keempat .......................... 47
Gambar 4.19 Geomembrane HDPE pada Bulan Pertama ........................... 48
Gambar 4.20 Geomembrane HDPE pada Bulan Kedua .............................. 48
Gambar 4.21 Geomembrane HDPE pada Bulan Ketiga .............................. 48
Gambar 4.22 Geomembrane HDPE pada Bulan Keempat .......................... 48
Gambar 4.23 Perbedaan Kontur Permukaan ................................................ 49
Gambar 4.24 Macam-macam Arah Aliran Serat Pada Geomembrane HDPE 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak industri pembuatan tahu. Industri-industri ini
menghasilkan limbah, baik limbah cair maupun limbah padat. Banyak di antara
industri tersebut membuang limbah tanpa diolah terlebih dahulu. Pembuangan
limbah ini cukup mengganggu masyarakat dan lingkungan sekitar. Selain aromanya
yang kurang enak, pembuangan limbah ini juga dapat menjadi tempat munculnya
berbagai bibit penyakit, pengaruh efek rumah kaca, merusak keindahan lingkungan
dan akibat-akibat lainnya. (Coniwanti, 2009)
Limbah tahu berpotensi dijadikan sumber biogas. Melihat dari banyaknya
industri tahu di Indonesia, maka potensi energi yang dibangkitkan cukup besar.
Pada Mei 2010, tercatat jumlah industri tahu di Indonesia mencapai 84.000 unit
usaha, dengan produksi lebih dari 2,56 juta ton per hari. Penyebaran industri tahu,
sekitar 80 % terdapat di pulau Jawa, sehingga limbah yang dihasilkan diperkirakan
80% lebih tinggi dibandingkan industri tahu di luar pulau Jawa (Sadzali, 2010).
Saat ini telah banyak bermunculan gagasan untuk mengolah limbah tahu
menjadi biogas. Dalam pembuatan biogas, masyarakat pada umumnya
menggunakan beton sebagai rumah biogas (digester dalam tanah). Metode ini relatif
mahal serta kurang praktis dalam pengerjaannya. Salah satu solusi alternatif agar
pembuatan rumah biogas menjadi murah, cepat, dan lebih praktis adalah mengganti
dinding beton dengan polimer plastik yang disebut geomembrane HDPE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pemanfaatan geomembrane HDPE untuk kebutuhan biogas ini belum cukup
maksimal di Indonesia. Secara logika, penggunaan geomembrane HDPE sebagai
rumah biogas lebih menguntungkan daripada beton. geomembrane HDPE dapat
meminimalisir keluarnya gas yang ditampung dalam rumah biogas sehingga gas
yang dihasilkan lebih maksimal. Selain itu pemasangannya lebih praktis dan dari
sisi biaya lebih ekonomis.
Pembuatan rumah biogas dengan geomembrane HDPE ini dilakukan dengan
cara menggali tanah yang akan dijadikan sebagai rumah biogas, lalu melapisinya
dengan geomembrane HDPE tersebut. Setelah itu rumah biogas tersebut ditutup
kembali menggunakan geomembrane HDPE juga. Jadi pembuatan rumah biogas
dengan metode geomembrane HDPE ini lebih praktis dan cepat.
1.2 Rumusan Masalah
Di samping keuntungan yang telah dipaparkan, ada permasalahan yang
muncul terkait penggunaan geomembrane HDPE, yaitu seberapa kuat
geomembrane HDPE ini bertahan digunakan dalam jangka waktu tertentu,
termasuk kerusakan karena radiasi ultraviolet yang pada umumnya menyerang
semua jenis polimer.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
a. Mengetahui penurunan kekuatan mekanis geomembrane HDPE dalam
variabel umur ketika digunakan sebagai digester dalam tanag.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
b. Mengetahui dampak dari biodegradasi, fotodegradasi, dan kombinasi antara
biodegradasi dan fotodegradasi terhadap kekuatan digester geomembrane
HDPE.
Data ini akan berguna sebagai pertimbangan para pengusaha tahu untuk
menggunakan geomembrane HDPE sebagai bahan rumah biogas mereka.
1.4 Batasan-batasan Masalah
Batasan-batasan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu empat bulan.
b. Geomembrane HDPE yang digunakan memiliki ketebalan 1 mm.
c. Penelitian dilakukan dengan membuat digester buatan dengan skala kecil.
d. Menggunakan alat uji tarik untuk mengetahui karakteristik geomembrane
HDPE yang diteliti.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah
a. Hasil dari penelitian dapat dijadikan artikel ilmiah, yang dapat digunakan
untuk penelitian selanjutnya atau dapat digunakan sebagai pertimbangan
dalam menggunakan geomembrane HDPE.
b. Dapat menambah kasanah ilmu pengetahuan tentang polimer khususnya
geomembrane HDPE untuk ditempatkan di perpustakaan.
c. Mengetahui karakteristik dari geomembrane HDPE setelah diberikan
perlakuan dalam rangkaian penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biogas dapat
dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah
industri, komersial, domestik atau pertanian (Coniwanti, 2009). Salah satu cara
pembuatan biogas adalah dengan cara fermentasi limbah basah, di antaranya adalah
limbah tahu. Limbah tahu dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu limbah cair dan
limbah padat. Limbah padat sebagian besar di dapat dari proses penyaringan bubur
kedelai. Pada umumnya limbah padat ini digunakan untuk membuat tempe gembus.
Sedangkan limbah cair di dapat dari proses pencucian kedelai, penyaringan dan
pengepresan/pencetakan tahu. Limbah cair ini mengandung kadar protein yang
tinggi dan dapat segera terurai. Limbah ini sering dibuang secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau busuk dan mencemari
lingkungan (Kaswinarni, 2007).
Limbah cair pabrik tahu memiliki kandungan senyawa organik tinggi yang
memiliki potensi untuk menghasilkan biogas melalui proses an-aerobik. Pada
umumnya, biogas mengandung 50-80% metana, CO2, H2S dan sedikit air, yang bisa
dijadikan sebagai pengganti minyak tanah atau LPG. Biogas sebenarnya adalah gas
metana (CH4). Gas metana bersifat tidak berbau, tidak berwarna dan sangat mudah
terbakar. Pada umumnya di alam tidak berbentuk sebagai gas murni namun
campuran gas lain yaitu metana sebesar 65%, karbondioksida 30%, hidrogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
disulfida sebanyak 1% dan gas-gas lain dalam jumlah yang sangat kecil. (Oliver,
2010)
2.1.2 Biodegradasi dan Fotodegradasi
Bahan polimer yang dilepaskan ke lingkungan dapat mengalami degradasi
fisik, kimiawi atau kombinasinya karena kemunculan kelembaban, udara,
temperatur, cahaya, radiasi energi yang tinggi atau mikroorganisme. Tingkat
degradasi kimiawi dan fisik adalah lebih tinggi ketika dibandingkan dengan
biodegradasi. Juga, degradasi fisik dan kimiawi memfasilitasi degradasi mikroba
dan mineralisasi lengkap dari polimer terjadi karena biodegradasi yang pada
umumnya merupakan langkah akhir.
Degradasi fisik (foto degradasi) atau degradasi kimia memicu terjadinya
penyisipan hidrofilik pada permukaan polimer, sehingga membuatnya lebih
hidrofilik. Jika permukaan polimer hidrofilik, maka mikroorganisme dapat
menempel pada permukaan polimer sehingga terciptalah biodegradasi.
Mikrooganisme tersebut akan terus tumbuh dengan menggunakan polimer sebagai
sumber karbon. Mikroorganisme anaerobik adalah salah contoh mikroorganisme
yang dapat mendegradasi polimer (Arutchelvi, 2008).
Biodegradasi sangat berhubungan dengan fotodegradasi. Dapat dikatakan
biodegradasi adalah efek lebih lanjut akibat adanya fotodegradasi. Pengertian dari
fotodegradasi itu sendiri adalah penurunan sifat material akibat dari penyerapan
cahaya, jadi memaparkan polimer di tempat terbuka dapat menimbulkan
fotodegradasi akibat dari radiasai sinar ultraviolet. Selain itu limbah tahu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
ditampung di dalam digester berpeluang untuk menyumbang dampak dari
biodegradsi tersebut.
2.1.3 Geomembrane
Geomembrane adalah sebuah lapisan tipis yang terbuat dari lembaran-
lembaran polimer tipis, namun bisa dibuat dari pengisian geotekstil dengan aspal
atau semprotan karet (elastomer) atau geokomposit. Susunan polimer
geomembrane tidak benar-benar tidak dapat ditembus, namun relatif tidak dapat
ditembus ketika dibandingkan dengan geotekstil atau tanah, bahkan untuk tanah
liat. Nilai-nilai permeabilitas geomembrane yang diukur dengan tes transmisi air-
gas ada dalam interval 1 x 10-12 hingga 1 x 10-15 m/s yang adalah tiga hingga enam
tingkat besaran lebih rendah daripada tanah liat, sehingga fungsi utama dari
geomembran adalah sebagai wadah atau penghalang untuk air atau gas.
Banyak geomembran merupakan lembaran tipis dengan bahan polimerik
termoplastik yang fleksibel. Geomembrane yang paling sering digunakan adalah
geomembrane yang terbuat dari High Density Polyethilene (HDPE), Linear Low
Density Polyethilene (LLDPE) dan Polyvinyl Chloride (PVC).
2.1.3.1 Sifat Fisik Geomebrane
Geomembrane memiliki beberapa sifat-sifat fisik, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Ketebalan
Ketebalan suatu geomembrane tergantung pada tipe geomembrane tersebut.
Ada tiga tipe ketebalan: (1) ketebalan lembaran halus, (2) ketebalan inti dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
lembaran bertekstur, dan (3) ketebalan (atau ketinggian) kekasaran lembaran
bertekstur.
b. Lembaran Halus
Penentuan ketebalan dari geomembran halus dilakukan dengan pengukuran
langsung. Pengujian menggunakan mikrometer dengan daerah yang diperluas
dalam satu tekanan khusus yang memberikan hasil dalam nilai yang diinginkan.
ASTM D5199 dan ISO 09863 adalah metode pengukuran yang umumnya
digunakan untuk mengukur ketebalan geomembran. Tekanan yang diberikan oleh
mikrometer dibuat 20 kPa. Sejumlah pengukuran dilakukan dalam lebar roll dan
diperoleh nilai rata-rata. Ketika mengukur ketebalan dari geomembran halus, ada
sedikit ambigu dalam prosedurnya.
Ketika mengukur materia-material dengan penguat bahan kapas atau
membran-membran tua yang telah bergelombang harus dilakukan dengan sangat
hati-hati, khususnya dalam persiapan spesimen pengujian dan dalam aplikasi
tekana. Kondisi-kondisi pengujian dan tekanan yang dipakai harus selalu diberikan
bersama dengan nilai-nilai aktual. Geomembran dengan penguat lembut dibuat dari
berbagai lapisan yang ketika disatukan akan menghasilkan geomembran dengan
ketebalan dari 0,91 hinggal 1,5 mm.
c. Lembaran Bertekstur
Permukaan yang kasar dari satu geomembran yang bertekstur memberikan
hasil dalam peningkatan yang signifikan dalam gesekan permukaan dengan bahan-
bahan yang berdekatan versus geomembrane yang sama dengan permukaan yang
halus. Ketebalan dari lembaran-lembaran bertekstur semacam ini diukur dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
standar ketebalan inti minimum antara puncak-puncak kekasaran. Untuk mengukur
ketebalan inti, direkomendasikan untuk menggunakan satu mikrometer dengan
ujung yang runcing untuk mengukur benang. Dimensi-dimensi dengan ujung
runcing per ASTM D5994 adalah sebuah sudut sebesar 600 dengan ujung ekstrim
pada diameter 0.08. muatan normal pada ujung runcing adalah 0,56 N.
Untuk lembaran bertekstur satu muka, diperlukan hanya satu ujung runcing,
saat lembaran bertekstur dengan dua muka memerlukan satu mikrometer dengan
dua ujung runcing yang saling berhadapan. Dalam satu daerah yang terbatas,
ketebalan inti minimul dalam skala lokal akan diperoleh 10 pengukuran dalam lebar
rol dibawa dan rata-rata ketebalan inti dihitung dan dibandingkan dengan nilai
spesifikasi.
d. Densitas
Densitas dari satu geomembrane tergantung pada dasar material
pembuatanya. Ada perbedaan bahkan dalam polimer generik yang sama. Sebagai
contoh, polyethylene muncul dalam berbagai macam bentuk: kepadatan yang
sangat rendah, kepadatan rendah, kepadatan rendah linier, kepadatan menengah,
dan kepadatan tinggi. Cakupan interval untuk semua polimer geomembran ada
dalam batas umum sebesar 0,85 hingga 1,5 mg/l. Metode-metode pengujian yang
relevan adalah ASTM D792 daerah ISO R1183. Metode pengujian ini didasarkan
pada prinsip dasar Archimedes untuk gravitasi, dimana berat obyek diudara dibagi
dengan beratnya dalam air.
Satu metode yang lebih akurat ditemukan dalam ASTM D1505, “Penentuan
Kepadatan dengan Tabung Kepadatan”. Disini digunakan satu tabung gelas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berisi cairan dengan berbagai tingkat kepadatan dari kepadatan tinggi di dasar
hingga kepadatan rendah di atas. Sebagai contoh, isopropanol dengan air sering
digunakan untuk mengukur kepadatan yang kurag dari 1,0, sedagkan sodium
bromida dengan air digunaka untuk kepadatan lebih dari 1,0. Dalam pemasangan,
ruang-ruang dengan kepadatan yang diketahui direndam dalam tabung ini untuk
memacu kurva kalibrasi. Sebagian kecil dari spesimen pengujian polimer kemudian
dimasukkan ke dalam tabung. Tingkat keseimbangan dalam tabung digunakan
dengan kurva kalibrasi untuk menemuan kepadatan spesimen. Akurasinya sangat
baik dalam 0,002 mg/l ketika dilakukan dengan sangat hati-hati.
2.1.3.2 Sifat Mekanik Geomembrane
Ada sejumlah pengujian mekanis yang telah dikembangkan untuk
menentukan kekuatan material lembaran polimer. Banyak telah dipakai untuk
digunakan dalam mengevaluasi geomembran salah satunya adalah pengujian tarik.
Banyak pengujian tarik yang dilakukan pada spesimen geomembrane yang
memiliki ukuran cukup kecil dan digunakan secara rutin untuk kontrol kualitas dan
pemastian kualitas dari geomembrane yang dibuat. Prosedur-prosedur pengujian
yang umum digunakan ada dalam ASTM D6693 atau ISO 527-3 dan juga ASTM
D6392, D882, D751, dan D413.
Hasil-hasil untuk beberapa geomembran ini disajikkan dalam Gambar 2.1.
Geomembran CSPE-R tipis yang diperkuat memberikan hasil kekuatan paling besar
tapi gagal ketika seratnya putus. Bagaimanapun juga, responnya tidak menurun
hingga nol karena lapisan-lapisan geomembran dikedua sisi dari lapisan linen masih
tersambung sampai akhirnya kegagalan muncul. Ini adalah biasa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
geomembran dengan serat. Geomembran HDPE memberikan respon dalam satu
karakteristik dengan menunjukkan hasil yang besar, dengan 10% hingga 15%
untaian, yang sedikit menurun daerah kemudian melebarkan untaian hingga kira-
kira 1000% ketika terjadi kegagalan. Geomembran PVC memberikan respon yang
relatif halus yang secara bertahap meningkat dalam kekuatanya sampai akhirnya
gagal pada sekitar 480% untaian. Geomembran LLDE juga memberikan respon
yang relatif halus, tapi lebih rendah sampai akhirnya gagal pada untaian sebesar
700%.
2.1.4 Bahan Polimer
Polimer adalah molekul besar (makromolekul) yang tersusun dari satuan–
satuan kimia sederhana yang disebut monomer. Polimer memiliki sifat-sifat yang
khas, sebagai contohmya:
a. Mampu cetaknya baik. Pada suhu yang rendah polimer dapat diproses dengan
menggunaka beberapa metode pencetakan seperti penyuntikan, penekanan
Gambar 2.1 Hasil pengujian tarik geomembrane.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dan lain-lain, sehingga ongkos pembuatannya lebih rendah disbanding
dengan logam.
b. Produk yang ringan dan kuat dapat dibuat. Berat enis polimer lebih ringan
dari pada logam dan keramik, yaitu sebesar 1,0-1,7 , yang memungkinkan
membentuk barang kuat dan ringan.
c. Baik dalam ketahanan air dan zat kimia. Contoh Politetrafluoroetilen.
d. Umumnya bahan polimer lebih murah.
e. Kurang tahan terhaadap panas.
f. Kekerasan permukaan kurang. Bahan polimer yang keras ada, namun
kekerasannya masih dibawah logam.
g. Kurang tahan terhadap pelarut.
h. Beberapa bahan tahan abrasi, atau mempunyai koefisien gesek yang kecil.
(Surdia, 2005)
Polimer secara umum terbagi menjadi dua macam, yaitu polimer alami dan
polimer sintesis.
2.1.4.1 Polimer Alami
Polimer alami adalah polimer yang secara alami tersedia dialam atau di dalam
tubuh makhluk hidup, sehingga polimer alami tersebut tidak membutuhkan proses
manufaktur untuk memnbuatnya. Tabel 2.1 menunjukkan beberapa macam polimer
yang tersedia dialam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tabel 2.1 Contoh Polimer Alami
2.1.4.2 Polimer Sintetis
Polimer sintesis adalah polimer yang memerlukan proses manufaktur untuk
membuatnya. Campur tangan manusia dalam proses pembuatannya sangat
diperlukan. Polimer sintetis ini dibedakan menjadi tiga kategori utama berdasarkan
struktur rantai dan sifat-sifatnya, yaitu
1) Thermoset,
2) Thermoplastic, dan
3) Elastomer.
Sifat–sifat polimer tergantung pada struktur geometri dari polimer itu sendiri.
Diantaranya, poliner dengan rantai kimia linear dan polimer dengan rantai
No. Polimer Monomer Polimerisasi Terdapat pada
1. Amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian,akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, kayu, kapas
3. Protein
Asam
amino
Kondensasi
Susu,daging,telur,
wol, sutera
4. Asam
nukleat
Nukleotida Kondensasi Molekul DNA, RNA
5.
Karet
alam
Isoprene Adisi Getah karet alam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
bercabang. Polimer linear memiliki sifat (makrostruktur) yang cukup teratur
sehingga polimer ini dapat bersifat Kristal (mengalami kristalisasi) atau mengeras
bila dipanaskan, polimer linear biasanya berupa termoplastik. (Hariyana, 2008).
Sedangkan polimer yang memiliki rantai bercabang berupa thermoset.
2.1.4.2.1 Thermoset (Termoset)
Polimer thermoset adalah jenis polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap
panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat
dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak
pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat
disambung atau diperbaiki lagi. Polimer termoset memiliki struktur rantai yang
bercabang. Gambar 2.1 menunjukkan susunan rantai dari polimer termoset.
Gambar 2.2 Susunan rantai termoset.
Termoset mempunyai beberapa sifat yang khas. Sifat-sifat dari polimer
termoset adalah sebagai berikut:
a. Keras dan kaku (tidak fleksibel).
b. Jika dipanaskan akan mengeras.
c. Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).
d. Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
e. Tahan terhadap asam dan basa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
f. Mempunyai ikatan silang antar molekul.
Jenis polimer termoset ini sangat beragam, berikut akan dijelaskan jenis-
jenis dari polimer.
a) Resin Fenol
Fenol-fenol seperti fenol, kreso, ksilenol dikondensasikan dengan
formadehida untuk menghasilkan resin termoset. Resin fenol memiliki beberapa
sifat. Sifat dari resin fenol tersebut adalah:
a. Mudah dibentuk.
b. Unggul dalam sifat isolasi listrik.
c. Relatif tahan panas dan dapat padam sendiri.
d. Umggul dalam ketahanan asam.
e. Kurang tahan terhadap alkali.
f. Ketahanan busur listriknya jelek.
b) Resin Urea
Resin urea adalah resin termoset yamg didapat lewat reaksi urea dan formalin,
dimana urea dan 37% formalin bereaksi dalam alkali netral dan lunak. Resin urea
ini memiliki beberapa sifat, yaitu:
a. Ketahanan air lebih jelek daripada resin fenol.
b. Kestabilan dimensi dan ketahanan penuaan kurang.
Untuk memperbaiki sifat tersebut beberapa bahan diproses menjadi kopolimer
dengan fenol. Adapun penggunaan resin urea tersebut sebagai berikut:
a. Sebagai pelindung cahaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Bahan pembuatan soket
c. Alat-alat listrik
d. Kancing
e. Tutup wadah
c) Resin Epoksi
Resin ini mempunyai kegunaan yang luas dalam industri teknik kimia, listril
mekanik dan sipil sebagai perekat, cat pelapis dan benda benda cetakan. Pada saat
ini produknya kebanyakan merupakan kondensat dari bisfenol A dan epikloridin.
2.1.4.2.2 Thermoplastic (Termoplastik)
Polimer termoplastik merupakan polimer yang mempunyai sifat tidak tahan
terhadap panas. Polimer jenis ini jika dipanaskan akan menjadi lunak dan ketika
didinginkan akan menjadi keras. Polimer termoplastik memiliki susunan rantai
yang linear. Gambar 2.4 menyajikkan susunan rantai termoplastik.
Gambar 2.3 Susunan rantai termoplastik.
a. Polimer jenis ini memiliki sifat:
b. Tidak tahan panas
c. Mudah untuk diregangkan
d. Fleksibel
e. Titik leleh rendah
f. Rantai ikatannya linear.
Polimer termoplastik terdiri dari berbagai macam jenis, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a) Polipropilen
Bahan baku polipropilen didapat dengan menguraikan petroleum (naftan)
dengan cara yang sama seperti pada etilen. Menurut proses yang serupa dengan
metoda tekanan rendah untuk polietilen, mempergunakan katalis Zieger – Natta,
polipropilen dengan keteraturan ruang dapat diperoleh dari propilen.
Sifat – sifat polipropilen serupa dengan sifat – sifat polietilen. Massa jenisnya
rendah (0,90 – 0,92). Titik lunaknya tinggi sekali (176°C, Tm), kekuatan tarik,
kekuatan lentur dan kekakuannya lebih tinggi, tetapi ketahanan impaknya rendah
terutama padasuhu rendah. Sifat tembus cahayanya pada pencetakan lebih baik
daripada polietilen dengan permukaan yang mengkilap, penyusutannya pada
pencetakan kecil.
Polipropilen mempunyai sifat mampu cetak yang baik seperti halnya
polietilen. Seperti telah diutarakan di atas polipropilen mempunyai faktor
penyusutan cetakan yang lebih kecil dibandingkan dengan polietilen yang bermassa
jenis tinggi, pada kondisi optimal dapat diperoleh produk dengan ketelitian
dimensinya baik dan tegangan sisa yang kecil.
Popliropilen banyak diguanakan sebagai bahan dalam produksi peralatan
meja makan, keranjang, peralatan kamar mandi, keperluan rumah tangga, mainan,
peralatan listrik, barang – barang kecil, komponen mobil.
b) Polistiren
Polistiren dibentuk dengan menggunakan cara, monomer stiren dibuat dari
benzene dan etilen dipolimerisasikan oleh panas, cahaya dan katalis. Sifat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
polistiren ini adalah tidak bewarna, massa jenis lebih rendah dari polietilen, sifat
listrik yang baik, kestabilan panas baik, dan ketahanan radiasi baik.
Polimer termoplastik jenis ini biasanya dimanfaatkan sebagai bahan
pembutan radio TV, refrigerator dan peralatan listrik lainnya. Selain itu polimer
jenis ini juga dapat digunakan untuk bahan pembuatan peti kemas dam barang
rumah tangga.
c) Polivinil Klorida
Polivinil Klorida (PVC) dihasilkan dari dua jenis bahan baku utama: minyak
bumi dan garam dapur (NaCl). Minyak bumi diolah melalui proses pemecahan
molekul yang disebut cracking menjadi berbagai macam zat, termasuk etilena (
C2H4 ), sementara garam dapur diolah melalui proses elektrolisa menjadi natrium
hidroksida (NaOH) dan gas klor (Cl2). Etilena kemudian direaksikan dengan gas
klor menghasilkan etilena diklorida (CH2Cl-CH2Cl). Proses cracking/pemecahan
molekul etilena diklorida menghasilkan gas vinil klorida (CHCl=CH2) dan asam
klorida (HCl).
Akhirnya, melalui proses polimerisasi (penggabungan molekul yang
disebut monomer, dalam hal ini vinil klorida) dihasilkan molekul raksasa dengan
rantai panjang (polimer): polivinil klorida (PVC), yang berupa bubuk halus
berwarna putih. Masih diperlukan satu langkah lagi untuk mengubah resin PVC
menjadi berbagai produk akhir yang bermanfaat.
Adapun sifat-sifat dari polivinil klorida tersebut, yaitu baik dalam ketahanan
air, asam, alkali, lalu polivinil klorida tidak bersifat racun, tidak menyala, dan
memiliki isolasi listrik yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari polivinil klorida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
banyak digunakan sebagai pipa air, lapisan kabel listrik, bungkus makanan, botol
detergen, dan sarung tangan tahan air.
d) Polietilen
Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah geomembrane HDPE.
Geomembrane HDPE merupakan salah satu contoh bahan yang termasuk polimer
linear. Lebih spesifik lagi geomembrane HDPE tersebut termasuk kedalam jenis
polyethylene (PE).
Polietilena (PE) juga dikenal sebagai polietene atau poli (metilene), adalah
salah satu jenis polimer termoplastik. Polietilen dibuat dengan cara polimerisasi gas
etilen yang dapat diperoleh dengan memberi hydrogen gas petroleum pada
pemecahan minyak (nafta), gas alam atau asetilen. Polimerisasi etilen ditunjukkan
pada Gambar 2.6.
Gambar 2.4 Polimerisasi etilene.
Polietilen digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu polietilen massa jenis rendah
(LDPE) dengan massa jenis 0,910-0,926; polietilen massa jenis medium (MDPE)
dengan massa jenis 0,926-0,940; dan polietilen massa jenis tinggi (HDPE) dengan
massa jenis 0,941-0,965. (Surdia, 2005).
Berdasarkan massa jenisnya, polietilen memiliki beberapa sifat-sifat mekanis
seperti tersaji dalam Tabel 2.2 (Askeland, 2006). Sifat polietilene cukup
dipengaruhi oleh perubahan massa jenis. Sifat-sifat mekanik dan mampu olahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
berbeda menurut ukuran molekul. Karena berat molekul kecil, kecairannya pada
waktu cair lebih baik, sedangkan ketahanan akan zat pelarut dan kekuatannya
menurun. Umumnya indeks cair (MI) dipergunakan untuk menyatakan berat
molekul.
2.1.4.2.3 Elastomer
Elastomer adalah jenis ketiga dari polimer sintetis yang memiliki sifat seperti
karet. Material ini memiliki keunggulan dapat kembali pada bentuk semula ketika
pembebanan dihilangkan. Elastomer memiliki pertambahan panjang setidaknya
200% pada pengujian tarik dan akan kembali lagi pada bentuk semula ketika
pembebanan dihilangkan. Dalam pengertian lain elastomer adalah bahan polimer
yang memiliki skala pertambahan panjang lebih dari 100% dan kemampuan untuk
memulihkan dari defleksi plastis (Budinski, 1996).
Berbagai macam elastomer ada dilingkungan sekitar kita, sebgaia contoh
adalah:
a. Karet alam,
b. Karet polisulfida dan,
c. Karet uretan.
2.1.5 Sifat-Sifat Mekanis Polimer
Seperti halnya logam, bahan polimer juga memiliki sifat-sifat mekanik. Sifat
mekanik bahan polimertergantung pada viskoelastiknya. Sifat-sifat viskoelastik
pada dasarnya berhubungan dengan faktor elastic dan faktor viskositasnya. Berikut
akan dijelaskan tentang berbagai macam sifat mekanis dari bahan polimer.
a) Kekuatan Tarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan. Hubungan tegangan
dan regangan pada tarikan memberikan nilai yang cukup berubah tergantung pada
laju tegangan, temperature, lembaban dan sebagainya. Gambar 2.7 menunjukkan.
Kelakuan tarikan dari bahan polimer dalam bentuk kurva tegangan-regangan
menurut kekhasannya lunak atau besar, lemah atau kuat, dan getas atau liat.
Dilihat dari kelakuan ulurnya ada tiga jenis kurva tegangan-regangan seperti
yang ditunjukkan Gambar 2.8.
.
Gambar 2.5. Kelakuan tarikan bahan
Polimer.
Gambar 2.6 Kelakuan mulur dalam kurva
tegangan-regangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2116
21
Jenis/
Parameter sifat Kekuatan Tarik (psi) Perpanjangan (%)
Modulus Elastisitas
(psi)
Densitas
(gr/cm3)
Kekuatan
Impak (Izod
ditakik) (ft lb/in)
Massa Jenis Rendah
(LDPE) 3000 800 40000 0.92 9
Massa Jenis Tinggi
(HDPE) 5500 130 180000 0.96 4
Ultrahigh
Molecular Weight 7000 350 100000 0.934 30
Tabel 2.2. Sifat polietilen menurut massa jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Bahan-bahan yang termasuk kelompok (a) adalah fenol, urea, melamin,
polyester tak jenuh, dan resin stiren yang bersifat jenuh. Selanjutnya bahan-bahan
yang ternasuk dalam kelompok (c) adalah polietilen, polipropilen, poliasetal, dan
lainnya yang terdiri dari molekul rantai. Kelompok (b) berada diantara kelompok
(a) dan (c), bahan-bahan yang termasuk kelompok ini adalah resin ABS, asetat,
resin fluoro dan sebagainya. Kelakuan bahan-bahan yang ditunjukkan kurva
tersebut berlaku pada temperature kamar (200C). Kelakuan tersebut akan berubah
banyak apabila temperature berubah.
b) Kekuatan impak
Kekuatan impak adalah suatu kriteria penting untuk mengetahui kegetasan
bahan polimer. Pengujian impak Charphy, dan Izod dalam hal ini umum dipakai.
Untuk melihat pengaruh takikan ada cara pengujian dengan takikan pada batang uji.
Umumnya kekuatan impak bahan polimer lebih kecil dari pada kekuatan
impak logam. Jika ikayan antar molekul kuat, atau berat molekul besar, kekuatan
impak biasanya besar. Namun tidak seperti itu yang terjadi pada bahan
sesungguhnya. Sebagai contoh, polietilen, yang berkristal dan mempunyai tarik
menarik lemah antar molekulnya tidak patah pada pengujian impak, hanya sekedar
bengkok. Oleh karena itu perlu memilih cara pengujian yang tepat agar memenuhi
maksud pengujian yang diharapkan.
2.1.5 Alat Uji Tarik
Pengujian tarik adalah salah satu pengujian mekanik yang paling terkenal
sangat sederhana tidak mahal dan sudah mendapatkan standarisasi di seluruh dunia,
misalnya di Amerika dengan ASTEMED dan Jepang dengan JIS. Besaran-besaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
atau data yang di dapatkan dari pengujian ini adalah modulus elastisitas, kekuatan
tarik, kekuatan mulur, kekuatan patah, ketangguhan, dan renggangan. Gambar dari
mesin uji Tarik tersebut tersaji dalam Gambar 2.9. Dari pengujiaan ini di dapat
suatu kurva hubungan beban tarik (F), terhadap perpanjangan specimen (∆L) seperti
yang di sajikan dalam Gambar 2.10.
c z9
Gambar 2.7 Alat uji tarik.
Gambar 2.8 Grafik hubungan tegangan dan
regangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2.2 Tinjauan Pustaka
Menurut Rusdi Rafli (2008), umumnya polietilena bersifat resisten terhadap
zat kimia. Pada suhu kamar polietilena tidak larut dalam pelarut organik dan
anorganik. Polietilena dapat teroksidasi di udara pada temperatur tinggi dengan
sinar ultra violet. HDPE memiliki kecendrungan tidak tahan terhadap perubahan
cahaya sehingga mudah berubah warna oleh pengaruh cahaya matahari.
Menurut Vicky Fadliansah Sihombing dkk, pemaparan produk komposit
plastik terhadap sinar matahari dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan
degradasi komponen kayu dan plastik. Secara khusus, radiasi UV bertanggung
jawab dalam proses fotodegradasi yang umumnya menghasilkan putusnya rantai
polimer dan menghasilkan kerusakan sifat fisik, perubahan warna atau kerusakan
pada bagian permukaan.
Menurut Fady Mohamed Badran Mohamed Abdelaal, Efek penuaan pada
kekuatan luluh dan regangan terbatas. Ada peningkatan kekuatan luluh pada waktu
awal karena penuaan fisik geomembrane HDPE dan kemudian stabil selama sisa
waktu seperti yang dilaporkan dalam penelitian sebelumnya (misalnya , Rowe et al
2008; . Rowe et al 2009; . Rowe et al . 2010a).
Menurut J Arutchelvi, M Sudhakar dkk, bahan-bahan polimer yang
dilepaskan ke lingkungan dapat menjalani degrdasi fisik, kimiawi, dan biologis atau
kombinasinya karena kemunculan kelembaban, udara, temperatur, cahaya (foto
degradasi), radiasi energi yang tinggi (UV, radiasi ) atau mikroorganisme (bakteri
atau jamur). Tingkat degradasi kimiawi dan fisik adalah lebih tinggi ketika
dibandingkan dengan biodegradasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini direncanakan selama lima bulan yang dimulai dari
Februari sampai dengan Juli 2016. Tempat dilaksanakannya penelitian adalah di Jl.
Kemiri II no 731, Salatiga, Jawa Tengah dimana digester biogas berada. Untuk
pengujian tarik akan dilakukan di Laboratorium Ilmu Logam pada Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Geomembrane HDPE
Dalam penelitian ini digunakan geomembrane HDPE dengan ketebalan satu
millimeter. geomembrane HDPE ini sangat mudah ditemukan di pasaran. Gambar
3.1 memperlihatkan geomembrane HDPE.
Gambar 3.1 Geomembrane HDPE tebal 1mm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2) Limbah Tahu
Limbah tahu digunakan sebagai sumber biogas dalam penelitian ini.
Limbah tahu diambil dari pabrik tahu yang berada di Salatiga. Limbah tahu tersebut
dimasukkan ke dalam digester yang telah dibuat. Limbah tahu yang dimaksud
tersaji dalam Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Limbah tahu.
3.2.2 Alat Penelitian
Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1) Alat Potong geomembrane HDPE
Alat potong yang digunakan adalah cutter. Gambar 3.3 meperlihatkan alat
potong geomembrane HDPE tersebut..
Gambar 3.3 Alat potong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2) Alat Uji Tarik
Alat uji Tarik yang digunakan adalah Alat Uji Tarik yang berada pada lab
logam Universitas Sanata Dharma. Gambar 3.4 menunjukkan gambar dari alat uji
Tarik tersebut. Seri dari alat uji Tarik tersebut adalah GOTECH KT-7010A2
TAIWAN,R.O.C.
3) Digester Mini
Terdapat dua digester mini yang digunakan dalam penelitian ini. Digester
terbuat dari ember plastik dan kaca. Gambar 3.5 dan Gambar 3.6 menyajikkan
gambar dari kedua digester mini tersebut.
Gambar 3.4 Alat uji tarik.
Gambar 3.5 Digester mini ember
plastik.
Gambar 3.6 Digester mini kaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3.3 Diagram Alur Penelitian
Berikut ini merupakan diagram alir penelitian seperti pada Gambar 3.5
Gambar 3.7 Diagram alir penelitian
PERSIAPAN
KEGIATAN
PEMASANGAN
GEOMEMBRANE
HDPE
PEMBUATAN LAPORAN
PENGUMPULAN
DATA SAMPEL
PEMBAHASAN
PENGUJIAN
SAMPEL
GEOMEMBRANE
HDPE TERPAPAR
SINAR MATAHARI
TIDAK
TERENDAM
LIMBAH
GEOMEMBRANE
HDPE
TERPAPAR
SINAR
MATAHARI
TERENDAM
LIMBAH
GEOMEMBRANE
HDPE TIDAK
TERPAPAR
SINAR
MATAHARI
TERENDAM
LIMBAH
PENGAMBILAN
SAMPEL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Persiapan Kegiatan
Pada tahap persiapan kegiatan, langkah pertama adalah pengumpulan alat dan
bahan yang akan digunakan pada penelitian ini, serta melakukan survei tempat
penyedia limbah tahu yang akan digunakan dalam penelitian. Pada tahap persiapan
ini polymer (geomembrane HDPE) yang berukuran 100 m2 akan dipotong sesuai
kebutuhan penelitian. Penggunaan geomembrane HDPE sebagai rumah biogas
dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok yang terpapar sinar matahari tidak
terendam limbah, terpapar sinar matahari terendam limbah dan kelompok yang
tidak terpapar sinar matahari terendam limbah.
3.4.2 Pemasangan Geomembrane HDPE
Pemasangan geomembrane HDPE dibedakan menjadi tiga kelompok dalam
penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian pertama geomembrane HDPE
diletakkan di ruang terbuka dimana paparan sinar matahari sangat kuat namun tidak
di rendam dalam limbah. Pada penelitian kedua geomembrane HDPE diletakkan di
bejana tertutup (ember) yang berisi limbah dan di simpan ditempat yang teduh agar
tidak terpapar sinar matahri. Pada penelitian ketiga geomombran diletakkan di
bejana tertutup terbuat dari kaca yang berisi limbah dan di letakan di ruang terbuka
agar geomembrane HDPE juga terpapar sinar matahari. Ketiga kelompok
geomembrane HDPE dibiarkan di tempat tersebut hingga lima bulan.
3.4.3 Pengambilan Sampel
Dalam kurun waktu empat bulan tersebut, setiap satu bulan akan diambil tiga
sampel geomembrane HDPE dari masing-masing kelompok untuk diuji kekuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tariknya. Dengan demikian, 60 sampel geomembrane HDPE tersebut akan selesai
diuji pada bulan keempat.
3.4.4 Pengujian Sampel
Sampel yang diambil setiap dua minggu sekali dalam kurun waktu empat
bulan akan diuji di laboratorium dengan menggunakan mesin uji tarik. Pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan tarik geomembrane HDPE setelah
digunakan sebagai rumah biogas. Pengujian menggunakan Alat Uji Tarik dan
dilakukan di Laboratorium Ilmu Logam Universitas Sanata Dharma. Sebelum diuji,
sampel perlu dibuat dalam ukuran dan bentuk tertentu, dengan mengikuti standard
JIS 2201. Gambar 3.6 menyajikkan dimensi sampel sesuai dengan standard JIS
2201. Alat Uji Tarik dengan seri GOTECH KT-7010A2 TAIWAN,R.O.C pada
laboratorium Universitas Sanata Dharma memiliki keterbatasan skala, sehingga
tidak memungkinkan untuk melakukan pengetesan dengan ukuran sampel sesuai
JIS 2201, untuk itu ukuran sampel JIS 2201 perlu dimodifikasi. Gambar 3.7
menyajikkan dimensi sampel yang telah di modifikasi.
Gambar 3.8 Dimensi spesimen menurut JIS 2201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Berikut adalah langkah-langkah dalam pengujian tarik:
1. Benda uji dibentuk sesuai standar JIS 2201 yang telah di modifikasi.
2. Benda uji ditarik menggunakan alat uji tarik dengan seri GOTECH KT-
7010A2 TAIWAN,R.O.C.
3. Setelah data beban dan pertambahan panjang didapat, maka kekuatan tarik
dan regangan dari setiap spesimen dapat dihitung.
3.4.5 Pengumpulan Data Sampel dan Pembahasan
Data yang diperoleh dari pengujian sampel berupa kekuatan tarik dan
regangan. Data-data ini kemudian diolah dalam tabel dan grafik, untuk kemudian
dilakukan analisis. Berdasarkan ketersediaan data ini, diharapkan dapat diambil
simpulan karakteristik kekuatan/keawetan geomembrane HDPE, mulai dari
keadaan awal sampai kondisi akhir (empat bulan).
3.4.6 Pembuatan Laporan
Setelah serangkaian penelitian ini berakhir, data-data yang didapat akan
dikemas kembali untuk disajikan dalam sebuah laporan. Laporan tersebut akan
digunakan untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat sarjana S-1
Teknik Mesin.
Gambar 3.9 Dimensi modifikasi
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengujian
Hasil pengujian tarik yang dilakukan terhadap benda uji geomembrane HDPE
berupa grafik hubungan beban - pertambahan panjang. Data-data beban dan
pertambahan panjang diolah untuk mencari nilai tegangan dan regangannya,
selanjutnya dibuat grafik tegangan - regangan.
4.2 Hasil Pengujian Benda Uji Geomembrane HDPE
Pengujian tarik pada benda uji geomembrane HDPE dilakukan pada
spesimen geomembrane HDPE dengan variasi perlakuan direndam, dijemur, dan
kombinasi rendam jemur serta geomembrane HDPE yang disimpan pada suhu
kamar. Data yang diperoleh dalam pengujian ini berupa print out grafik hubungan
antara beban - pertambahan panjang. Dari data tersebut dapat dicari berapa nilai
tegangan dan regangan masing-masing benda uji pada setiap variasi perlakuan.
Setelah melakukan pengujian tarik didapat data beban maksimal dan pertambahan
panjang, maka kekuatan tarik dari setiap spesimen dapat dihitung menggunakan
rumus:
A
P ,
dengan P adalah beban (kg) dan A adalah luas penampang (mm2)
2mm 20
kg 8,58 2mm
kg94,2 MPa 83,28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Nilai regangan juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
%100Lo
L
,
%1005
72,46 %934
Data hasil pengujian tarik geomembrane HDPE tiap perlakuan variasi
disajikan dalam Tabel 4.1-4.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
34
Tabel 4.1 Dimensi, kekuatan tarik dan regangan geomsembrane HDPE tanpa perlakuan dari bulan ke bulan.
Waktu No
Sampel l (mm) t (mm)
A
(mm2)
Beban
(kg)
Kekuatan
Tarik
(kg/mm2)
Kekuatan
Tarik
(MPa)
L
(mm)
Lo
(mm) L (mm)
Bulan 1 1 20 1 20 58.8 2.94 28.83 46.72 5 51.72 934
2 20 1 20 50.5 2.53 24.76 43.69 5 48.69 874
Bulan 2
1 20 1 20 49.2 2.46 24.12 48.99 5 53.99 980
2 20 1 20 57.9 2.9 28.39 48.48 5 53.48 970
3 20 1 20 53.1 2.66 26.04 53.03 5 58.03 1061
Bulan 3 1 20 1 20 53.5 2.68 26.23 49.24 5 54.24 985
2 20 1 20 53.8 2.69 26.38 54.29 5 59.29 1086
Bulan 4 1 20 1 20 60 3.00 29.42 43.94 5 48.94 879
2 20 1 20 50 2.50 24.52 43.43 5 48.43 869
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
35
Tabel 4.2 Dimensi, kekuatan tarik dan regangan geomembrane HDPE dengan perlakuan dijemur dari bulan ke bulan.
Waktu No
Sampel l (mm) t (mm)
A
(mm2)
Beban
(kg)
Kekuatan
Tarik
(kg/mm2)
Kekuatan
Tarik
(Mpa)
L
(mm)
Lo
(mm) L (mm)
Bulan 1
1 20 1 20 53.9 2.7 26.43 38.13 5 43.13 763
2 20 1 20 57.6 2.88 28.24 44.44 5 49.44 889
3 20 1 20 49.1 2.46 24.08 42.17 5 47.17 843
4 20 1 20 61 3.05 29.91 44.44 5 49.44 889
5 20 1 20 49.6 2.48 24.32 46.72 5 51.72 934
6 20 1 20 51 2.55 25.01 47.73 5 52.73 955
Bulan 2
1 20 1 20 51.1 2.56 25.06 43.94 5 48.94 879
2 20 1 20 56.3 2.82 27.61 60.86 5 65.86 1217
3 20 1 20 42.8 2.14 20.99 37.63 5 42.63 753
4 20 1 20 57.6 2.88 28.24 32.83 5 37.83 657
5 20 1 20 49.7 2.49 24.37 43.69 5 48.69 874
6 20 1 20 55.4 2.77 27.16 34.85 5 39.85 697
Bulan 3
1 20 1 20 47 2.35 23.05 63.13 5 68.13 1263
2 20 1 20 59.2 2.96 29.03 42.93 5 47.93 859
3 20 1 20 47.4 2.37 23.24 31.82 5 36.82 636
4 20 1 20 50.8 2.54 24.91 38.13 5 43.13 763
5 20 1 20 56.6 2.83 27.75 44.44 5 49.44 889
Bulan 4
1 20 1 20 57 2.87 28.10 47.22 5 52.22 944
2 20 1 20 52.7 2.64 25.84 49.49 5 54.49 990
3 20 1 20 52.7 2.64 25.84 44.70 5 49.70 894
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
36
Tabel 4.3 Dimensi, kekuatan tarik dan regangan geomembrane HDPE dengan perlakuan direndam dari bulan ke bulan.
Waktu No
Sampel l (mm) t (mm)
A
(mm2)
Beban
(kg)
Kekuatan
Tarik
(kg/mm2)
Kekuatan
Tarik
(Mpa)
L
(mm)
Lo
(mm) L (mm)
Bulan 1 1 20 1 20 52.9 2.65 25.94 42.42 5 47.42 848
2 20 1 20 49.2 2.46 24.12 38.38 5 43.38 768
Bulan 2 1 20 1 20 55.0 2.75 26.97 41.16 5 46.16 823
2 20 1 20 52.2 2.61 25.6 35.1 5 40.1 702
Bulan 3 1 20 1 20 45.9 2.3 22.51 37.37 5 42.37 747
2 20 1 20 57.0 2.85 27.95 41.67 5 46.67 833
Bulan 4
1 20 1 20 49 2.45 24.03 38.89 5 43.89 778
2 20 1 20 57.3 2.87 28.10 41.41 5 46.41 828
3 20 1 20 50.3 2.52 24.66 40.91 5 45.91 818
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
37
Tabel 4.4 Dimensi, kekuatan tarik dan regangan geomembrane HDPE dengan perlakuan direndam dan dijemur dari bulan ke bulan.
Waktu No
Sampel l (mm) t (mm)
A
(mm2)
Beban
(kg)
Kekuatan
Tarik
(kg/mm2)
Kekuatan
Tarik
(Mpa)
L
(mm)
Lo
(mm) L (mm)
Bulan 1
1 20 1 20 60.9 3.05 29.86 46.21 5 51.21 924
2 20 1 20 45.9 2.3 22.51 38.13 5 43.13 763
3 20 1 20 53.2 2.66 26.09 45.96 5 50.96 919
Bulan 2 1 20 1 20 48.4 2.42 23.73 37.12 5 42.12 742
2 20 1 20 56.7 2.84 27.8 31.82 5 36.82 636
Bulan 3
1 20 1 20 56.1 2.81 27.51 34.09 5 39.09 682
2 20 1 20 44.1 2.21 21.62 60.61 5 65.61 1212
3 20 1 20 46.3 2.32 22.7 38.38 5 43.38 768
Bulan 4 1 20 1 20 55.7 2.79 27.31 41.67 5 46.67 833
2 20 1 20 57.0 2.85 27.95 42.42 5 47.42 848
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
26.80 26.3325.03
26.15
0
5
10
15
20
25
30
Tanpa perlakuan Jemur Rendam Rendam dan Jemur
Kek
uat
an T
arik
(M
pa)
Grafik kekuatan tarik rata-rata dan regangan rata-rata geomembrane
HDPE dengan setiap variasi perlakuan perlakuan pada bulan pertama tersaji
dalam Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Gambar 4.1 Kekuatan tarik rata-rata geomembrane hdpe dengan variasi
perlakuan bulan pertama.
Gambar 4.2 Regangan rata-rata geomembrane hdpe dengan variasi
perlakuan bulan pertama.
904 879
808869
0
200
400
600
800
1000
Tanpa perlakuan Jemur Rendam Rendam dan Jemur
Reg
anga
n (
%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Grafik kekuatan tarik rata-rata dan regangan rata-rata geomembrane
HDPE dengan variasi perlakuan pada bulan kedua tersaji dalam Gambar 4.3 dan
Gambar 4.4.
Gambar 4.3 Kekuatan tarik rata-rata geomembrane hdpe dengan variasi
perlakuan bulan kedua.
Gambar 4.4 Regangan rata-rata geomembrane hdpe dengan variasi
perlakuan bulan kedua.
26.18 25.57 26.28 25.77
0
5
10
15
20
25
30
Tanpa perlakuan Jemur Rendam Rendam dan Jemur
Kek
uat
an T
arik
(M
pa)
972
846
763689
0
200
400
600
800
1000
Tanpa perlakuan Jemur Rendam Rendam dan Jemur
Reg
anga
n (
%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Grafik kekuatan tarik rata-rata dan regangan rata-rata geomembrane
HDPE dengan variasi perlakuan pada bulan ketiga tersaji dalam Gambar 4.5 dan
Gambar 4.6.
Gambar 4.5 Kekuatan tarik rata-rata geomembrane hdpe dengan variasi
perlakuan bulan ketiga.
Gambar 4.6 Regangan rata-rata geomembrane hdpe dengan variasi
perlakuan bulan ketiga.
26.31 25.7224.34 23.94
0
5
10
15
20
25
30
Tanpa perlakuan Jemur Rendam Rendam dan Jemur
Kek
uat
an T
arik
(M
pa)
1035
872
732
887
0
200
400
600
800
1000
1200
Tanpa perlakuan Jemur Rendam Rendam dan Jemur
Reg
angan
(%
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Grafik kekuatan tarik rata-rata dan regangan rata-rata geomembrane HDPE
dengan variasi perlakuan pada bulan keempat tersaji dalam Gambar 4.7 dan
Gambar 4.8.
Gambar 4.7 Kekuatan tarik rata-rata geomembrane hdpe dengan variasi
perlakuan bulan keempat.
Gambar 4.8 Regangan rata-rata geomembrane hdpe dengan variasi perlakuan
bulan keempat.
26.97 26.9725.60
27.63
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
Tanpa perlakuan Jemur Rendam Rendam dan Jemur
Kek
uat
an T
arik
(M
pa)
874
943
808838
0
200
400
600
800
1000
Tanpa perlakuan Jemur Rendam Rendam dan Jemur
Reg
angan
(%
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 4.9 Kekuatan tarik rata-rata geomembrane hdpe setiap perlakuan dari bulan
ke bulan.
Grafik perbandingan kekuatan tarik rata-rata dan regangan rata-rata dari
benda uji geomembrane HDPE tanpa perlakuan dengan benda uji geomembrane
HDPE yang di beri variasi perlakuan di jemur, di rendam, serta kombinasi dari di
rendam dan di jemur tersaji dalam Gambar 4.7 dan Gambar 4.8.
26.8026.18 26.31 26.97
26.33 25.57 25.72
26.97
25.0326.28
25.23 25.60
26.15 25.77
23.9427.63
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
Kek
uat
an T
arik
(M
pa)
Waktu
Tanpa Perlakuan
Jemur
Rendam
Rendam dan Jemur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 4.10 Regangan rata-rata geomembrane hdpe setiap perlakuan dari bulan
ke bulan.
4.3 Pembahasan
Dari Gambar 4.1 kekuatan tarik rata-rata dari setiap variasi perlakuan
geomembrane HDPE dalam bulan pertama relatif sama. Kekuatan tarik rata-rata
terbesar pada geomembrane HDPE tanpa perlakuan sebesar 26,8 MPa. Pada
geomembrane HDPE dengan perlakuan di rendam memiliki kekuatan tarik rata-rata
yang terendah sebesar 25,03 MPa.
Dari Gambar 4.2 presentase regangan rata-rata dari setiap variasi perlakuan
geomembrane HDPE dalam bulan pertama pun relatif sama juga. Akibat dari
fotodegradasi dan biodegradasi pada bulan pertama belum terlalu kelihatan
perubahannya.
Dari Gambar 4.3 kekuatan tarik rata-rata pada bulan kedua akibat dari
fotodegradasi dan biodegradasi mulai tampak walaupun hanya memberikan
904
972
1035
874
879
846872
943
808763
790 808
869
689
887838
0
200
400
600
800
1000
1200
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
Reg
angan
(%
)
Waktu
Tanpa Perlakuan
Jemur
Rendam
Rendam Jemur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
perubahan yang kecil. Dalam hal ini geomembrane HDPE yang terkena dampak
fotodegradasi adalah geomembrane HDPE yang diberi perlakuan di jemur.
Geomembrane HDPE yang terkena dampak biodegradasi adala Geomembrane
HDPE yang diberi perlakuan kombinasi antara direndam dan dijemur.
Dari Gambar 4.4 terlihat persentase regangan rata-rata dari setiap perlakuan
geomembrane HDPE pada bulan kedua berbeda-beda. Variasi perlakuan kombinasi
dijemur dan direndam memiliki persentase regangan rata-rata terendah sebesar
689%. Pada bulan kedua ini mulai terlihat perbedaannya pada variabel regangan
rata-rata.
Dari Gambar 4.5 kekuatan tarik rata-rata geomembrane HDPE pada bulan
ketiga semakin nampak perbedaannya dari setiap variasi perlakuannya. Kekuatan
tarik rata-rata terendah terdapat pada variasi perlakuan kombinasi direndam dan
dijemur sebesar 23,94 MPa.
Dari Gambar 4.6 persentase regangan rata-rata geomembrane HDPE dengan
variasi perlakuan direndam memiliki nilai terendah sebesar 732%.
Dari Gambar 4.7 geomembrane HDPE dengan perlakuan direndam memiliki
kekuatan tarik rata-rata terendah, yaitu sebesar 25,60 MPa.
Dari Gambar 4.8 presentase regangan rata-rata dengan variasi perlakuan
direndam memiliki nilai terendah juga pada bulan keempat, yaitu sebesar 808%.
Dari Gambar 4.9 kekuatan tarik rata-rata terbesar pada geomembrane HDPE
variasi tanpa perlakuan selama rentang waktu penelitian empat bulan adalah sebesar
28,20 MPa, lalu untuk geomembrane HDPE dengan variasi dijemur memiliki
kekuatan tarik rata-rata terbesar sebesar 26,97 Mpa. Dan pada geomembrane HDPE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dengan variasi perlakuan direndam melikiki kekuatan tarik rata-rata terbesar
sebesar 26,28 MPa, pada variasi perlakuan yang terakhir yaitu kombinasi dijemur
dan direndam memiliki kekuatan tarik rata-rata terbesar sebesar 27,63 MPa.
Dalam rentan waktu empat bulan kekuatan tarik rata-rata geomembrane
HDPE setiap variasi perlakuan mengalami perubahan walaupun belum terlalu
signifikan. Geomembrane HDPE dengan variasi tanpa perlakuan (disimpan di suhu
ruangan) memiliki kekuatan tarik rata-rata yang relatif konstan sebesar 26 MPa,
sehingga menyimpan geomembrane HDPE pada suhu ruangan tidak memberikan
efek sama sekali terhadap kekuatan tarik rata-ratanya. Dengan kata lain tidak
memerlukan tempat khusus untuk menyimpan geomembrane HDPE agar kekuatan
tarik rata-ratanya konstan.
Pada variasi perlakuan direndam, grafik kekuatan tarik rata-rata mengalami
peningkatan pada bulan kedua dan pada bulan ketiga baru mengalami perubahan,
namun perubahannya tersebut tidak terlalu signifikan, sehingga nilai dari kekuatan
tarik rata-rata untuk variasi perlakuan direndam hampir sama dengan nilai kekuatan
tarik rata-rata pada geomembrane HDPE tanpa perlakuan. Dari data ini dapat
disimpulkan bahwa dengan melakukan perendaman terhadap geomembrane HDPE
tidak memberikan efek yang terlalu signifikan, karena nilai kekuatan tarik rata-rata
hanya sekitar 25 MPa setiap bulannya. Kodisi fisik dari geomembrane HDPE dalam
variasi perlakuan dari bukan ke bulan tidak mengalami perubahan sama sekali
dengan warna dan bentuknya. Gambar 4.11 – Gambar 4.14 menyajikan kondisi
fisik geomembrane HDPE dari bulan ke bulan pada variasi perlakuan direndam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 4.11 Geomembrane hdpe
pada bulan pertama.
Gambar 4.12 Geomembrane hdpe
pada bulan kedua.
Gambar 4.13 Geomembrane hdpe
pada bulan ketiga.
Gambar 4.14 Geomembrane hdpe
pada bulan keempat.
Pada variasi perlakuan dijemur kekuatan tarik rata-rata geomembrane HDPE
mengalami perubahan pada bulan kedua dari 26,33 MPa pada bulan pertama
menjadi 25,57 MPa. Pada bulan ketiga kekuatan tarik rata-ratanya relatif konstan
yaitu sebesar 25,72 MPa. Perubahan kekuatan tarik rata-rata ini disebabkan oleh
adanya proses fotodegradasi yang disebabkan oleh sinar matahari. Dengan
seiringnya perubahan kekuatan tarik rata-rata, kondisi fisik dari geomembrane
HDPE tidak mengalami perubahan bentuk dan perubahan warna selama penelitian
ini dilakukan. Gambar 4.15 – Gambar 4.18 menyajikkan kondisi fisik
geomembrane HDPE dari bulan ke bulan pada variasi perlakuan dijemur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 4.15 Geomembrane HDPE
pada Bulan Pertama.
Gambar 4.16 Geomembrane HDPE
pada Bulan Kedua.
Gambar 4.17 Geomembrane HDPE
pada Bulan Ketiga.
Gambar 4.18 Geomembrane HDPE
pada Bulan Keempat.
Geomembrane HDPE dengan variasi perlakuan kombinasi direndam dan
dijemur dalam rentan waktu empat bulan kekuatan tarik rata-ratanya mengalami
perubahan namun belum terlalu signifikan. Terlihat pada bulan ketiga kekuatan
tarik rata-ratanya menjadi 23,94 MPa yang awalnya sebesar 26,15 MPa pada bulan
pertama. Dalam kasus ini proses fotodegradasi dan biodegradasi terjadi.
Fotodegradasi tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh sinar matahari. Dan
biodegradasi ini merupakan efek dari adanya fotodegradasi. Kondisi fisik
geomembrane HDPE pun juga tidak mengalami perubahan warna dan bentuk dari
bulan ke bulan dalam variasi perlakuan ini. Gambar 4.19 – Gambar 4.22
menyajikkan kondisi fisik geomembrane HDPE dari bulan ke bulan pada variasi
perlakuan kombinasi direndam dan dijemur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 4.19 Geomembrane HDPE
bulan pertama.
Gambar 4.20 Geomembrane HDPE
bulan kedua.
Gambar 4.21 Geomembrane HDPE
bulan ketiga.
Gambar 4.22 Geomembrane HDPE
bulan keempat.
Secara kasat mata kodisi fisik antara geomembrane HDPE tanpa perlakuan
dan geomembrane HDPE dengan perlakuan kombinasi direndam dan dijemur
selama empat bulan tidak terjadi perubahan. Kedua geomembrane HDPE memiliki
warna yang sama pula, namun setelah dilihat permukaannya dengan bantuan alat
kamera terjadi perbedaan kontur permukaan dari geomembrane HDPE tanpa
perlakuan dengan geomembrane HDPE dengan perlakuan kombinasi dijemur dan
direndam. Perbedaan tersebut terjadi akibat adanya proses biodegradasi pada
geomembrane HDPE dengan perlakuan kombinasi dijemur dan direndam. Gambar
4.23 menunjukkan perbedaan kontur permukaan anatara geomembrane HDPE
tanpa perlakuan dan egomembrane HDPE dengan perlakuan kombinasi dijemur
dan direndam. Disamoing itu perbedaan kontur tersebut dapat mempengaruhi
kekuatan tariknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 4.23 Perbedaan kontur permukaan.
Pada Gambar 4.9 dapat dilihat nilai kekuatan tarik rata-rata pada setiap variasi
perlakuan geomembrane HDPE relatif konstan dibandingkan dengan nilai kekuatan
tartik rata-ratanya pada bulan sebelumnya. Namun pada geomembrane HDPE
dengan variasi perlakuan dijemur dan kombinasi dijemur-direndam pada bulan
keempat mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu banyak. Hal ini bisa
disebabkan karena kurangnya homogen dari struktur mikro geomembrane HDPE
dengan kata lain arah aliran serat geomembrane HDPE berbeda-beda dalam satu
lembar geomembrane HDPE. Berawal dari kurangnya homogen struktur mikro,
maka penyaluran gaya ketika dilakukan pengujian tarik pada benda uji
geomembrane HDPE tidak merata sehingga menyebabkan kekuatan tarik yang
dihasilkan sedikit berbeda namun tidak terlalu banyak selisihnya. Disamping itu
pemuluran yang terjadi pada benda uji geomembrane HDPE ketika dilakukan
pengujian tarik menjadi kurang seragam walaupun benda uji tersebut berasal dari
lembaran yang sama. Gambar 4.23 menyajikkan macam-macam arah aliran serat
yang menyebabkan perbedaan kekuatan tarik rata-rata dan regangannya.
Perlakuan direndam
& dijemur Tanpa Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 4.24 Macam-macam arah aliran serat Geomembrane HDPE.
Dari Gambar 4.24 arah aliran serat ditunjukkan dengan garis putih, dengan variasi
perlakuan dan waktu yang sama arah aliran serat yang ditunjukkan berbeda-beda.
Dapat disimpulkan bahwa benda uji geomembrane HDPE dari awal sudah tidak
homogen, sehingga kekuatan tarik yang terjadi menjadi acak.
Dengan mengambil contoh dari sampel diberi variasi perlakuan direndam
pada waktu empat bulan seperti yang disajikan Gambar 4.24, terlihat ada dua
macam arah aliran serat yang terjadi. Dalam Gambar 4.20, B dan C memiliki arah
aliran yang hampir sama sementara A memiliki arah aliran serat yang berbeda.
Setelah melihat nilai kekuatan tarik yang didapat dan membandingkan gambar dari
arah aliran serat, dapat ditarik kesimpulan bahwa geomembrane HDPE dengan arah
aliran serat seperti yang ditunjukkan B dan C memiliki kekuatan tarik yang lebih
besar daripada geomembrane HDPE yang memiliki arah aliran serat seperti yang
ditunjukkan oleh A sebesar 28,10 MPa dan 24,66 MPa. Geomembrane HDPE
dengan arah aliran serat seperti A hanya meliki keuatan tarik sebesar 24,03 MPa.
Tidak hanya di sektor kekuatan tariknya saja yang mengalami perbedaan,
peresentase regangan yang terjadi pun juga berbeda antara arah aliran serat B dan
C dengan arah aliran serat A. Arah aliran serat B dan C memiliki persentase
A B C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
regangan lebih besar daripada arah aliran serat A, yaitu sebesar 828% dan 818%.
Sedangkan arah aliran serat A hanya memiliki persentase regangan sebesar 778%.
Dari analisa ini ketidak stabilan dari angka-angka kekuatan tarik maupun persentase
regangannya dapat terjawab.
Setelah mengamati hasil uji tarik terjadi perbedaan hasil. Perbedaan dapat
disebabkan karena jenis arah aliran serat yang bermacam-macam. Perbedaan hasil
tersebut bernilai sebesar kurang dari 10% pada kekuatan tarik dan kurang dari 30%
pada persentase regangan dari kondisi awalnya. Tabel 4.5-4.6 menyajikkan
persentase perbedaan yang terjadi dalam kekukatan tarik dan presentase
regangannya
Tabel 4.5 Persentase simpangan kekuatan tarik dari kondisi awal.
Bulan 1
Perlakuan No
Tegangan
Tarik
(Mpa)
Selisih %
Biasa 1 26.80 0.00 0
Jemur 2 26.33 0.47 1.75
Rendam 3 26.15 0.65 2.43
Rendam-
Jemur 4 25.03 1.77 6.60
Bulan 2
Perlakuan No
Tegangan
Tarik
(Mpa)
Selisih %
Biasa 1 26.18 0.00 0
Jemur 2 25.57 0.61 2.33
Rendam 3 26.28 -0.10 -0.38
Rendam-
Jemur 4 25.77 0.41 1.57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Bulan 3
Perlakuan No
Tegangan
Tarik
(Mpa)
Selisih %
Biasa 1 26.31 0.00 0
Jemur 2 25.72 0.59 2.24
Rendam 3 25.23 1.08 4.10
Rendam-
Jemur 4 23.94 2.37 9.01
Bulan 4
Perlakuan No
Tegangan
Tarik
(Mpa)
Selisih %
Biasa 1 26.97 0.00 0
Jemur 2 26.97 0.00 0.00
Rendam 3 25.60 1.37 5.08
Rendam-
Jemur 4 27.63 -0.66 -2.45
Tabel 4.6 Persentase simpangan regangan dari kondisi awal.
Bulan 1
Perlakuan No Regangan
(%) Selisih %
Biasa 1 904 0.00 0
Jemur 2 879 25.00 2.77
Rendam 3 808 96.00 10.62
Rendam-
Jemur 4 869 35.00 3.87
Bulan 2
Perlakuan No Regangan
(%) Selisih %
Biasa 1 972 0.00 0
Jemur 2 846 126.00 12.96
Rendam 3 763 209.00 21.50
Rendam-
Jemur 4 689 283.00 29.12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Bulan 3
Perlakuan No Regangan
(%) Selisih %
Biasa 1 1035 0.00 0
Jemur 2 872 163.00 15.75
Rendam 3 790 245.00 23.67
Rendam-
Jemur 4 887 148.00 14.30
Bulan 4
Perlakuan No Regangan
(%) Selisih %
Biasa 1 874 0.00 0
Jemur 2 943 -69.00 -7.89
Rendam 3 808 66.00 7.55
Rendam-
Jemur 4 838 36.00 4.12
Dari Tabel 4.5 untuk kondisi variasi perlakuan dijemur, direndam dan tanpa
perlakuan, simpangan atau ketidak stabilan yang terjadi tidak terlalu besar dan relatf
konstan. Berawal dari lembaran dan arah potongan yang sama pada variasi
perlakuan direndam dan dijemur memiliki pola simpangan yang berbeda, pada
variasi ini simpangan yang terjadi sangat fluktuatif dan sangat terlihat tidak stabil.
Melihat kondisi seperti ini dapat disimpulkan dampak dari fotodegradasi dan
biodegradasi mulai menunjukkan efeknya.
Jika di tarik secara garis besar selama empat bulan penelitian, kekuatan tarik
dari geomembrane HDPE tanpa perlakuan adalah sebesar 26,56 MPa, lalu untuk
geomembrane HDPE dengan perlakuan dijemur adalah sebesar 26,15 MPa,
geomembrane HDPE dengan perlakuan direndam adalah sebesar 25,53 MPa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
unutk geomembrane HDPE dengan perlakuan kombinasi dijemur dan direndam
adalah sebesar 25,87 MPa.
Dari Gambar 4.10 nilai regangan dari masing-masing geomembrane HDPE
yang diberi variasi perlakuan mengalami perubahan dari setiap bulannya. Pada
geomembrane HDPE tanpa diberi perlakuan mengalami peningkatan nilai
regangannya, sedangankan geomembrane HDPE yang diberi variasi perlakuan
dijemur mengalami penurunan nilai regangan pada bulan kedua dan pada bulan
ketiga mengalami peningkatan kembali. Pada geomembrane HDPE yang diberi
variasi perlakuan di rendam juga memiliki pola perubahan nilai regangan yang
sama dengan geomembrane HDPE yang diberi perlakuan dijemur, dan sama halnya
geomembrane HDPE dengan perlakuan kombinasi dijemur dan direndam.
Dari hasil pengamatan tersebut terjadi variasi nilai regangannya atau dapat
dikatakan nilai regangannya tidak stabil. Hal ini dapat terjadi karena dua hal.
Pertama disebabkan karena pemuluran benda uji ketika dilakukan pengujian tidak
seragam. Dengan arah potongan yang sama ternyata pemuluran yang terjadi pada
benda uji tidak seragam seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.23. Ini dapat
terjadi akibat dari proses produksi yang telah dilewati sebelumnya oleh
geomembrane HDPE tersebut. Kedua adalah kurangnya tingkat kepresisian dalam
menempatkan ekstensometer ketika melakukan pengujian tarik. Mengingat
regangan yang terjadi pada geomembrane HDPE tersebut dapat mencapai angka
lebih dari 200%, maka kedua faktor tersebut dapat berdampak besar dalam
menentukkan nilai regangan yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Jika ditarik secara garis besar nilai regangan pada geomembrane HDPE tanpa
perlakuan adalah sebesar 946%, lalu untuk geomembrane HDPE dengan perlakuan
dijemur adalah sebesar 885%, geomembrane HDPE dengan perlakuan direndam
adalah sebesar 792% dan unutk geomembrane HDPE dengan perlakuan kombinasi
dijemur dan direndam adalah sebesar 821%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
56
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian, pengolahan, perhitungan dan pengamatan data, dapat
ditarik beberapa kesimpulan. Beberapa kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pada empat bulan pertama kekuatan tarik geomembran HDPE ketika
digunakan sebagai digester hanya mengalami penurunan yang tidak terlalu
signifikan bahkan hampir tidak tampak. Secara garis besar selama empat
bulan penelitian, kekuatan tarik dari geomembran HDPE tanpa perlakuan
adalah sebesar 26,56 MPa, lalu untuk geomembran HDPE dengan perlakuan
dijemur adalah sebesar 26,15 MPa, geomembran HDPE dengan perlakuan
direndam adalah sebesar 25,53 MPa dan untuk geomembran HDPE dengan
perlakuan kombinasi dijemur dan direndam adalah sebesar 25,87 MPa.
Penurunan yang terjadi adalah sebesar 1,57% untuk variasi dijemur dari
kondisi awal dan 2,60% untuk variasi kombinasi dijemur dan direndam dari
kondisi awal. Dapat disimpulkan bahwa geomembran HDPE aman dan
sangat cocok digunakan sebagai bahan rumah biogas (digester dalam tanah).
2. Dampak dari fotodegradasi belum tampak dalam rentan waktu empat bulan.
Hal ini dibuktikan dengan belum terjadi perubahan warna pada sampel
geomembrane HDPE yang diberi perlakuan dijemur dan penurunan kekuatan
tariknya pun tidak signifikan bahkan hampir tidak terlihat perbedaannya dari
bulan ke bulan. Kekuatan tarik ini hampir tidak terlihat perbedaannya karena
arah aliran dari geomembrane HDPE tersebut ternyata acak dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
menyebabkan data dari penelitian ini menjadi tidak stabil. Selain itu dampak
dari biodegradasi juga dapat menurunkan kekuatan tarik dari geomembrane
HDPE namun dengan catatan jika geomembrane HDPE tersebut mengalami
fotodegradsi terlebih dahulu. Ini dibuktikan dengan data kekuatan tarik
geomembrane HDPE dengan variasi perlakuan kombinasi dijemur dan
direndam dalam rentan waktu empat bulan.
5.2 Saran
Dalam penelitian yang telah dilaksanakan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan. Untuk menyempurnakan dalam penelitian selanjutnya
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Persiapan alat dan bahan sebelum penelitian harus sangat diperhatikan, agar
tidak banyak membuang waktu.
2. Perlu melakukan uji coba ukuran sampel untuk pengujian tarik sebelum
melakukan pengujian tarik, karena alat pengujian tarik pada Lab Logam
Universitas Sanata Dharma memiliki kemampuan yang terbatas.
3. Lama penelitian sebaiknya ditambah agar efek-efek yang ditimbulkaan dari
pemebrian variasi perlakuan terlihat sangat jelas.
4. Penjempitan ekstensometer pada mesin uji tarik perlu di beri lem agar
penjepitan tepat pada panjang ukur. Ini diperlukan karena regangan yang
dihasilkan sangat besar, jadi ketika menjempit ekstensometer meleset sedikit
akan memberikan dampak yang cukup besar pada data regangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
5. Agar data yang dihasilkan lebih presisi, dapat dilakukan pengujian diluar
Universitas Sanata Dharma yang memiliki kemampuan mesin yang lebih
baik.
6. Pemotongan benda uji geomembrane HDPE dilakukan dengan hati-hati dan
presisi untuk menghindari kerusakan awal yang dapat memicu benda uji putus
pada tempat yang tidak diharapkan dan supaya dimensi benda uji seragam.
7. Perlu diperhatikan arah potongan benda uji. Usahakan arah potongan benda
uji seragam agar data yang dihasilkan seragam pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdelaal, F. M. (2013). Durability of HDPE GEomembranes fro Municipal Solid
Waste Landfill Applications. Canada.
Arutchelvi, J. (2008). Biodegradation of Polyethylenen and Polypropylene. Indian
Journal of Biotechnology.
Askeland, D. R. (2006). The Science and Engenieering of Materials. Canada:
Thomson.
Association, J. S. (1973). JIS Hand Book Non-Ferrous Metals and Metallurgy.
Japan.
Budinski, K. G. (1996). Engenieering Material. United States: Prentice-Hall.
Coniwanti, P. (2009). Pembuatan Biogas dari Ampas Tahu.
Hariyana, M. A. (2008). Studi Karakteristik Agregat HDPE. Jakarta: Fakultas
Teknik Iniversitas Indonesia.
Kaswinarni, F. (2007). Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair
Industri Tahu. Semarang.
Koerner, R. M. (2005). Designing with Geosynthetic. United States of America:
Pearson Education.
Oliver, T. (2010). Pengolahan Limbah Tahu Menjadi Biogas.
Rafli, R. (2008). Karakterisitik Matriks Termoplastik Polietilena Terplastisasi
Poligliserol Asetat. Medan: USU e-Repository.
Sadzali, I. (2010). Potensi Limbah Tahu.
Sihombing, V. F. (n.d.). Pengaruh Cuaca terhadap Perubahan Warna Fiber Plastic
Composite Dari KErtas KArdus dan Polietilena (PE) dengan Penambahan
Maleat Nhidrida (MAH) dan Benzoil Peroksida. 38.
Surdia, T. (2005). Pengetahuan Bahan Teknik . Jakarta: Pradnya Paramita.
Zadzali, I. (2010, Desember). Retrieved from
https://uiuntukbangsa.files.wordpress.com/2011/06/potensi-limbah-tahu-
sebagai-biogas-imam-sadzali.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
LAMPIRAN
Geomembrane HDPE Tanpa Perlakuan:
0.25
Bulan Pertama
0.25
Bulan Kedua
0.25
Bulan Ketiga
0.25
Bulan Keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Geomembrane HDPE dengan Perlakuan Dijemur:
0.25
Bulan Pertama
0.25
Bulan Kedua
0.25
Bulan Kedua
0.25
Bulan Keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Geomembrane HDPE dengan Perlakuaan Direndam:
0.25
Bulan Pertama
0.25
Bulan Kedua
0.25
Bulan Kedua
0.25
Bulan Keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Geomembrane HDPE dengan Perlakuan Kombinasi antara Dijemur dan Direndam:
0.25
Bulan Pertama
0.25
Bulan Kedua
0.25
Bulan Ketiga
0.25
Bulan Keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Patahan yang Terjadi Selama Pengujian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Standard JIS Z2201:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI