ANALISIS POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA ALAM AIR TERJUN TEROH TEROH DESA RUMAH GALUH KECAMATAN SEI BINGAI, KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA
ANALYSISOF POTENCY AND STRATEGY OF TOURISM OBJECT DEVELOPMENT OF WATERFALL OF TEROH TEROH DESA RUMAH GALUH SUB-DISTRICT OF SEI BINGAI, REGENCY OF LANGKAT, NORTH
SUMATERA Uli Irawati Panjaitana*, Agus Purwokob,Kansih Sri Hartinic
aProgram Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Jl. Tri Dharma Ujung No.1 Kampus USU Medan 20155(*Penulis korespondensi, Email: [email protected] )
bStaff Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155 bStaff Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155
ABSTRACT Indonesia is one of archipelago with famous natural resources either in land or in the sea. One of advantages is
development of natural resources potency especially the forest resources. This research aims : (1) to analyze the potency of waterfall tourism object of Teroh Teroh in Desa Rumah Galuh, sub district of Sei Bingai, regency of Langkat, North Sumatera, (2) to analyze the development strategy of tourism object of waterfall of TerohTeroh in Desa Rumah Galuh, sub district of Sei Bingai, regency of Langkat, North Sumatera. The sample was took by purposive sampling method for the respondent who visit the object and random sampling for the society. The development strategy is formulated by identification of strength, weakness, opportunity and treat in the location of natural tourism object and analyzed by using SWOT Matrix.
The results of research indicates that the natural tourism object of waterfall of Teroh Teroh in Desa Rumah Galuh, sub district of Sei Bingai, regency of Langkat, has natural tourism potency will be developed with the feasibility rate is 67.15 and on the first quadrant in SWOT Analysis. It means that the natural tourism of waterfall of teroh-teroh is in profitable condition with any strength either internal or external.
Keywords : Wildlife Tourism, potency and development, Teroh Teroh waterfall, Rumah Galuh Vilage.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki kekayaan sumber daya alam baik di daratan (khususnya sumber daya hutan) maupun di perairan (laut) yang sangat melimpah. Oleh karena itu, Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi kedua di dunia setelah Brazil (negara megabiodiversity) (Syahadat, 2006).
Sumatera Utara merupakan daerah tujuan wisata yang menawarkan banyak pilihan obyek wisata dengan berbagai karakteristiknya. Salah satu diantaranya adalah Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh yang terletak di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.Kawasan hutan yang memiliki fungsi sebagai daerah resapan air, sumber kayu, dan juga merupakan salah satu sumber daya alam yang berperan dalam menjaga, mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan air dan kesuburan tanah, memiliki potensi wisata yang cukup besar dan patut dikembangkan.
Daya tarik yang dimiliki oleh Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh ini adalah wisata alam, menikmati pemandangan alam, berkemah, mandi air terjun dan lain-lain. Air terjun Teroh Teroh terletak di kawasan hutan rakyat campuran dengan sistem Agroforestri yang didominasi oleh hutan rakyat yang terdiri dari berbagai jenis pohon-pohon yang ditanam secara campuran yang status pengelolaan lahannya oleh masyarakat dan dibudidayakan untuk peningkatan kesejahteraan. Beraneka ragam jenis pohon juga sebagai kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau
satwa yang alami atau bukan alamiyang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui potensi obyek wisata air terjun
Teroh Teroh di Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
2. Untuk menganalisis strategi pengembangan obyek wisata air terjun Teroh Teroh di Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara
Manfaat Penelitian 1. Diharapkan dapat menimbulkan partisipasi yang aktif
dari masyarakat dalam pengembangan obyek wisata air terjun Teroh Teroh di Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten langkat, Sumatera Utara.
2. Sebagai dasar kajian penerapan kebijakan dan peran institusi dalam pengembangan obyek wisata air terjun Teroh Teroh di Desa Rumah Galuh yang diharapkan mendapat kebijakan dan peran aktif dari pemerintah.
3. Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi penelitian lebih lanjut pengembangan obyek wisata air terjun Teroh Teroh di Desa Rumah Galuh serta pengembangannya di masa yang akan datang.
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2015. Lokasi kegiatan penelitian ini dilakukan di Desa Rumah Galuh Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera digital. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembaran kuesioner, peta wilayah administrasi lokasi penelitian, laporan-laporan dan tesis penelitian terdahulu dan berbagai pustaka penunjang sebagai sumber data sekunder untuk membantu melengkapi pengamatan langsung di lapangan.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: 1. Obyek Kegiatan
Kegiatan ini melibatkan pihak yang terkait dengan pengelolaan obyek wisata serta kalangan lain yang ada di wilayah studi dengan objek penelitian :
a. Pengelola, pengunjung, dan aparat desa yang berada disekitar objek wisata.
b. Kawasan obyek wisata.
2. Data Penelitian Data penelitian yang diambil adalah data
sekunder dan data primer. Data primer yang diperoleh dari wawancara dan pengamatan secara langsung di lapangan, sedangkan Data sekunder yang diperoleh dari instansi pemerintah desa atau kecamatan dan hasil penelitian yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
Metode Pengambilan Data 1. Pengambilan Sampel
Responden dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dianggap mengetahui dengan baik tentang proses pengembangan ekowisata tersebut. Pihak yang dimaksud tersebut adalah pengelola obyek wisata air terjun Teroh Teroh, aparat desa, masyarakat, dan pengunjung. Dalam hal ini, pemilihan responden dilakukan dengan purposive sampling. Sementara
pemilihan masyarakat dilakukan dengan random sampling.
Jumlah Sampel Masyarakat. Data jumlah masyarakat di Desa Rumah Galuh Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat Sumatera Utara diperoleh jumlah masyarakat sebesar 2114 orang berdasarkan rumus Slovin yaitu (Kusmadi dan Sugiarto, 2000) sebagai berikut :
𝑛 =N
1 + N(𝑒)2
Keterangan: n = jumlah sampel yang dibutuhkan N = ukuran populasinya e = batas kesalahan yang diperkenalkan 0,1
Teknik Analisis Data 1. Analisis Potensi Obyek
Obyek dan daya tarik yang telah diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria penskoringan pada Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria. Jumlah nilai untuk satu kriteria
S = N x B Keterangan : S = skor/nilai suatu kriteria N = jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria B = bobot nilai
Kriteria daya tarik diberi 6 karena daya tarik merupakan faktor utama alasan seseorang melakukan perjalanan wisata. Aksesibilitas diberi bobot 5 karena merupakan faktor penting yang mendukung wisatawan dapat melakukan kegiatan wisata. Untuk akomodasi serta sarana dan prasarana diberi bobot 3 karena hanya bersifat sebagai penunjang dalam kegiatan wisata. Hasil pengolahan data tersebut kemudian diuraikan secara deskriptif.Kriteria penilaian obyek dan daya tarik wisata alam (Pedoman Analisis Daerah Operasi dan Daya Tarik Wisata, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tahun 2003) .
Tabel 1. Kriteria Penilaian Daya Tarik (Bobot 6).
No Unsur/Sub Unsur Nilai
1. Keunikan sumber daya alam: a. Air Terjun b. Flora c. Fauna d. Adat istiadat/kebudayaan e. Sungai
Ada 5
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
30 25 20 15 10
2. Banyaknya sumberdaya alam yang menonjol: a. Batuan b. Flora c. Fauna d. Air e. Gejala alam
Ada 5
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
30 25 20 15 10
3. Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan: a. Menikmati keindahan alam b. Melihat flora dan fauna c. Trekking d. Penelitian/pendidikan e. Berkemah f. Kegiatan olahraga
≥5 Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
30 25 20 15 10
4. Kebersihan lokasi objek wisata, tidak ada pengaruh dari: a. Industri b. Jalan ramai c. Pemukiman penduduk d. Sampah e. Vandalisme (coret-coret) f. Pencemar lainnya
Ada 6
Ada 5
Ada 3-4
Ada 1-2
Tidak Ada
30 25 20 15 10
5. Keamanan kawasan: a. Tidak ada arus berbahaya b. Tidak ada perambahan dan penebangan liar c. Tidak ada pencurian d. Tidak ada penyakit berbahaya seperti malaria e. Tidak ada kepercayaan yang mengganggu f. Tidak ada tanah longsor
≥5 Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
30 25 20 15 10
6. Kenyamanan: a. Udara yang bersih dan sejuk b. Bebas dari bau yang mengganggu c. Bebas dari kebisingan d. Tidak ada lalu lintas yang mengganggu e. Pelayanan terhadap pengunjung yang baik f. Tersedianya sarana dan prasarana
≥5 Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
30 25 20 15 10
Ket :*Skor total maksimum penilaian daya tarik = bobot daya tarik x nilai unsur = 1080 Tabel 2. Kriteria Penilaian Aksesibilitas (Bobot 5).
No Unsur/Sub Unsur Nilai
1. Kondisi jalan Baik Cukup Sedang Buruk
30 25 20 15
2. Jarak
<5 km 5-10 km 10-15 km >15 km
30 25 20 10
3. Tipe jalan Jalan Aspal >3 m
Jalan aspal lebar <3 m
Jalan batu/ makadam
Jalan tanah
30 25 20 15
4. Waktu tempuh dari pusat kota
1-3 jam 2-3 jam 3-4 jam ≥5 jam
30 25 20 15
Ket :*Skor total maksimum penilaian aksesibilitas = bobot aksesibilitas x nilai unsur aksesibilitas = 600.
Tabel 3. Kriteria Penilaian Akomodasi (Bobot 3).
No Unsur/Sub Unsur Nilai
1. Jumlah akomodasi ≥4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada
30 25 20 15 10
2. Jumlah kamar >100 75-100 30-75 <30 Tidak ada
30 25 20 15 10
Ket :*Skor total maksimum penilaian akomodasi = bobot akomodasi x nilai unsur akomodasi = 180.
Tabel 4. Kriteria Penilaian Sarana dan Prasarana Penunjang (Bobot 3).
No Unsur/Sub Unsur Jumlah
≥4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak Ada
1. Prasarana: kantor pos, jaringan telepon, puskesmas, jaringan listrik, jaringan air minum
50 40 30 20 10
2. Sarana penunjang: rumah makan, pusat perbelanjaan/pasar, bank, toko cinderamata, transportasi.
50 40 30 20 10
Ket :*Skor total maksimum penilaian sarana dan prasarana penunjang = bobot sarana dan prasarana x nilai unsur sarana dan prasarana = 300.
Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skor total suatukriteria apabila setiap sub kriteria memiliki nilai maksimum yaitu 5. Hasil penilaian tersebut adalah sebagai berikut :
Nilai indekskelayakan suatu obyek wisata =A
𝐵100 %
Keterangan : A: Skor kriteria B: Skor Total kriteria
Karsudi dkk (2010) menyatakan setelah dilakukanperbandingan, maka akan diperoleh indeks kelayakan dalam persen. Indeks kelayakan suatu kawasan ekowisata adalah sebagai berikut: - Tingkat kelayakan > 66,6% : layak
dikembangkan - Tingkat kelayakan 33,3% - 66,6% : belum layak
dikembangkan - Tingkat kelayakan < 33,3% : tidak layak
dikembangkan
Analisis Strategi Pengembangan dengan Matriks SWOT Teknik penarikan sampel terhadap pengelola tempat wisata, aparat desa, dan pengunjung dilakukan dengan metode purposive sampling (sampel bertujuan). Sampel purposive adalah sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
Hasil kuisioner kemudian dianalisis dengan memberikan bobot dan rating terhadap masing-masing kriteria. Bobot diberi nilai mulai dari 1 (sangat penting) sampai dengan 0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis ini harus berjumlah 1. Kemudian untuk menghitung rating, untuk masing-masing faktor (peluang dan kekuatan) diberi skala mulai dari 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (tidak baik), dan 1 (sangat baik) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap organisasi. Sementara untuk rating ancaman dan kelemahan diberi nilai -4 sampai dengan -1. Bentuk skoring dan pembobotan faktor internal dan eksternal (Rangkuti, 2006).
Penentuan empat macam strategi pengembangan berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal dengan model sebagai berikut 1. Strategi S – O, dibuat dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar besarnya.
2. Strategi S – T, dibuat dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk mengatasi segala ancaman yang ada.
3. Strategi W – O, dibuat dengan memanfaatkan peluang dan meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi W – T, dibuat untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari Ancaman (Rangkuti, 2006).
Tabel 5. Format Matriks SWOT
Internal Eksternal Strenghts
Susunan Daftar Kekuatan Weakness
Susunan Daftar Kelemahan
Oppurtunities Susunan Daftar Peluang
Strategi SO Strategi WO
Menggunaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Mengurangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Threats Susunan Daftar Ancaman
Strategi ST Strategi WT
Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Memperkecil kelemahan untuk menghindari ancaman
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daya Tarik Daya tarik merupakan faktor yang membuat
orang berkeinginan untuk mengunjungi dan melihat
secara langsung ke tempat yang mempunyai daya tarik tersebut. Pengkajian komponen daya tarik ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bentuk-bentuk kegiatan rekreasi yang sesuai dengan daya tarik dan sumberdaya
yang tersedia. Setiap daya tarik tersebut memiliki nilai masing-masing dan nilai tersebut menunjukkan seberapa
kuat suatu daya tarik bisa menarik minat pengunjungnya.
Hasil penilaian terhadap daya tarik Obyek Wisata Wisata Air Terjun Teroh Teroh dapat dilihat pada Tabel 6 .
Tabel 6. Hasil Penilaian terhadap Komponen Daya Tarik di Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh
Unsur/Sub Unsur Uraian Bobot Nilai Skor Total (ST)
Keunikan sumber daya Alam
Flora yang terdapat pada lokasi obyek wisaya yaitu bunga Bangkai (Amorphophallus titanum). Adat/istiadat, air terjun,dan sungai.
6 25 150
Banyaknya sumber daya alam yang menonjol
Flora yang terdapat pada lokasi obyek wisaya yaitu bunga Bangkai (Amorphophallus titanum). Fauna yang dapat ditemui pada lokasi obyek wisata ini adalahular sanca kembang (Malayopython reticulatus), tringgiling (Manis javanica), kucing hutan/macan akar (Felis bengalensis), ayam hutan (Gallus gallusbanleiva), batuan dan air.
6 25 150
Kegiatan wisata alam yang dapat dinikmati
Menikmati keindahan alam, melihat flora dan fauna, trekking, penelitian/pendidikan, berkemah
6 30 180
Kebersihan lokasi objek wisata
Tidak adanya Industri, jalan ramai, pemukiman penduduk, sampah sampah, vandalisme (coret-coret) dan pencemar lainnya
6 30 180
Keamanan kawasan Tidak ada arus sungai yang berbahaya, Tidak ada perambahan dan penebangan liar, tidak ada pencurian, tidak ada penyakit berbahaya seperti malaria, tidak ada kepercayaan yang mengganggu, dan tidak ada tanah longsor
6 30 180
Kenyamanan Udara yang bersih dan sejuk, bebas dari bau yang mengganggu, bebas dari kebisingan, tidak ada lalu lintas yang mengganggu, dan pelayanan terhadap pengunjung yang baik
6 30 180
Skor Total Daya Tarik 170 1020
(ST) Hasil kali antara bobot dengan nilai.
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa keunikan sumberdaya alam dan banyaknyasumber daya alam yang menonjol, memiliki skor total terendah yaitu 150. sedangkan untuk unsur/sub unsur sepertikegiatan wisata alam yang dinikmati, kebersihan lokasi wisata, keamanan kawasan dan kenyamanan memiliki skor total tertinggi yaitu 180.
1. Keunikan dan Banyaknya Sumber Daya Alam yang
Menonjol Menurut Barus (2015) yang merupakan
pengelola Obyek Wisata Air Terjun Teroh Teroh bunga Bangkai merupakan salah satu flora yang paling menonjol dari Air Terjun Teroh Teroh. Flora ini tumbuh dan
ditemukan satu tunas bunga bangkai setinggi sekitar dua meter dan pada jalur tracking lain ditemukan beberapa tunas dengan ukuran yang lebih kecil. Bunga bangkai yang terdapat di obyek wisata ini merupakan jenis Amorphophallus titanum.
Gambar 1. Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) di
jalur trackking
2. Kegiatan Wisata Alam yang Dapat Dilakukan Kegiatan yang dilakukan di Air Terjun Teroh
Teroh adalah melihat pemandangan alam, tetapi ada juga yang sekedar ingin melihat flora dan fauna. Pengunjung tidak hanya dapat melihat keindahan pemandangan alam tapi juga dapat merasakan dan menikmatinya. Berikut adalah salah satu contoh gambar kegiatan yang dapat dilakukan di Obyek Wisata Air Terjun Teroh Teroh.
Gambar 2. Pengunjung Menikmati Air Terjun Teroh teroh
3. Kebersihan Lokasi Objek Wisata Obyek wisata Air Terjun Teroh Teroh bebas dari
pengaruh industri karena tidak ada industri besar yang terdapat di sekitar kawasan wisata alam Air Terjun Teroh Teroh. Berikut adalah gambar dari kebersihan Obyek Wisata Air Terjun Teroh teroh.
Gambar 3. Kebersihan Lokasi Obyek Wisata
4. Keamanan Kawasan Kawasan Obyek Wisata Air Terjun Teroh Teroh
termasuk dalam kategori aman dari segala ancaman seperti arus berbahaya, penyakit berbahaya dan juga kepercayaan-kepercayaan yang mengganggu. Berikut adalah gambar keamanan dari Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh.
Gambar 4. Keamanan Kawasan Obyek Wisata Alam Air
Terjun Teroh Teroh
5. Kenyamanan Kawasan wisata alam Air Terjun Teroh Teroh
merupakan lokasi wisata yang cukup nyaman dengan udaranya yang bersih dan sejuk, bebas dari bau yang mengganggu, bebas dari kebisingan, serta tidak adanya
lalu lintas yang mengganggu. Berikut adalah gambar kenyamanan Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh.
Gambar 5. Kenyaman Kawasan Obyek Wisata Alam Air
Terjun Teroh Teroh
Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan faktor yang mempermudah pengunjung untuk bepergian dari tempat tinggal pengujung ke lokasi obyek wisata yang akan dikunjunginya. Faktor tersebut sangat penting dalam mendorong potensi pasar suatu obyek. Berikut adalah gambar aksesibilitas Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh
Gambar 6. Kondisi Jalan Obyek Wisata Air Terjun Teroh
Teroh Jarak antara Kota Medan dengan Obyek Wisata
Alam Air Terjun Teroh Teroh yaitu sekitar ±150 km. Akses menuju lokasi Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh teroh adalah Medan–Binjai–Namu ukur pekan-Desa Rumah Galuhdengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.
Penilaian untuk aksesibilitas menuju Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 7. Hasil Penilaian terhadap Komponen Aksesibilitas di Air Terjun Teroh Teroh Unsur/Sub Unsur Uraian Bobot Nilai *Skor Total (ST)
Kondisi jalan Cukup 5 25 125
Jarak dari kota >15 km 5 10 50
Tipe jalan Jalan batuMakadam 5 20 100
Waktu tempuh dari kota 1-3 jam 5 30 150
Skor Total Aksesibilitas 85 425
Berdasarkan Tabel 7. Hasil Penilaian terhadap
komponen aksesibilitas di Air Terjun Teroh Teroh dapat diketahui aksesibilitas menuju ke obyek wisata air terjun ini sudah tergolong cukup dan waktu tempuh dari Desa Rumah Galuh kurang dari 35 km, dengan tipe jalan aspal yang lebarnya lebih dari 3 meter. Kondisi jalan yang cukup itu menghambat aksesibilitas wisatawan yang akan melakukan kegiatan wisata karena tipe jalan yang lebar
aspalnya lebih dari 3 meter.
Akomodasi
MacKinnon dkk (1990) menyatakan bahwa akomodasi merupakan salah satu faktor yang membuat pengunjung tertarik untuk melakukan suatu kunjungan wisata.
Namun, obyek wisata ini tidak menyediakan akomodasi berupa tempat penginapan. Akan tetapi bagi sebagian wisatawan yang ingin menginap di lokasi objek wisata, biasanya membawa perlengkapannya sendiri seperti tenda untuk camping ground di lokasi wisata ini.
Penilaian untuk akomodasi di sekitar kawasan obyek wisata Air Terjun Teroh Teroh dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Penilaian Terhadap Komponen Akomodasi di Air Terjun Teroh Teroh.
No Unsur/sub unsur Bobot Nilai Skor total*
1 Jumlah akomodasi 3 10 30
2 Jumlah kamar 3 10 30
Skor total 20 60
Ket : (ST) Hasil kali antara bobot dengan nilai. Sarana dan Prasarana Penunjang
Prasarana penunjang yang ada di sekitar obyek wisata alam ini adalah klinik, tempat ibadah, jaringan listrik, jaringan telepon dan jaringan air minum. Sedangkan untuk sarana yang terdapat di obyek wisata air terjun Teroh teroh masih minim karena hanya terdapat warung/rumah makan dan transportasi yang melintasi kawasan obyek wisata ini yaitu sepeda motor, bus, mobil pribadi, dan truk. Berikut adalah gambar dari sarana penunjang obyek wisata alam Air Terjun Teroh teroh.
Gambar 7. Angkutan Umum yang digunakan di Desa
Rumah Galuh
Hasil penilaian terhadap sarana dan prasarana penunjang di kawasan obyek wisata Air Terjun Teroh Teroh dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Penilaian terhadap Komponen Sarana dan Prasarana Penunjang di Obyek Wisata Air Terjun Teroh Teroh
Unsur/ SubUnsur Bobot Nilai Skor Total (ST)
Prasarana penunjang - Jaringan telepon - Puskesmas - Jaringan listrik - Jaringan air minum
3 40 120
Sarana Penunjang - Rumah makan - Transportasi
3 30 90
Skor Total Aksesibilitas 70 210
Ket : (ST) Hasil kali antara bobot dengan nilai.
Penilaian Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam di Air Terjun Teroh Teroh
Komponen yang dinilai dari Obyek Wisata Air Terjun Teroh Teroh adalah daya tarik lokasi wisata tersebut, aksesibilitas untuk bisa mencapai lokasi, akomodasi yang ada di sekitar lokasi wisata, dan juga sarana dan prasarana penunjang yang mendukung
perkembangan lokasi wisata. Penilaian terhadap komponen-komponen obyek wisata Air Terjun Teroh Teroh dapat dilihat pada Tabel 10
Tabel 10. Hasil Penilaian Obyek dan Daya Tarik Air Terjun Teroh Teroh.
No Kriteria Bobot Nilai* Skor** Skor max*** Indeks (%)**** Keterangan
1 Daya tarik 6 170 1020 1080 94,44 Layak 2 Aksesibilitas 5 85 425 600 70,83 Layak 3 akomodasi 3 20 60 180 33,33 Belum layak
4 Sarana dan prasarana 3 70 210 300 70 Layak
Tingkat kelayakan 67,15 Layak
Ket : *Hasil penilaian terhadap obyek dan daya tarik wisata **Perkalian antara bobot dengan nilai ***Skor tertinggi untuk setiap kriteria ****Indeks kelayakan: perbandingan skor dengan skor tertinggi dalam %
Hasil perhitungan pada Tabel 10 diketahui bahwa kawasan Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh layak dikembangkan sebagai salah suatu obyek daerah tujuan wisata dengan persentasi sebesar 67,15%. Untuk kriteria daya tarik kawasan ini sudah memiliki daya tarik yang bernilai tinggi sebesar 94,44%. Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik obyek wisata alam tersebut sangat berpotensi dan layak untuk dikembangkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa obyek wisata alam ini
berpeluang untuk dijadikan sebagai sasaran tujuan wisata alam dan memiliki indeks kelayakan yang lebih rendah dibandingkan pengembangan obyek wisata Taman Eden 100 di Kabupaten Toba Samosir karena memiliki indeks persentase 76,36% dimana hasil penilaian aksesibilitas lebih tinggi dibandingkan obyek dan daya tarik air terjun Teroh teroh, sementara daya tarik air terjun teroh teroh lebih tinggi dibandingkan dari pengembangan obyek
wisata Taman Eden 100 di Kabupaten Toba Samosir.
11a. Hasil Tabel Penilaian Obyek dan Daya Tarik Air Terjun Teroh teroh
No Kriteria Bobot Nilai* Skor** Skor max*** Indeks (%)**** Keterangan
1 Daya tarik 6 170 1020 1080 94,44 Layak
2 Aksesibilitas 5 85 425 600 70,83 Layak
3 akomodasi 3 20 60 180 33,33 Belum layak
4 Sarana dan
prasarana
3 70 210 300 70 Layak
Tingkat Kelayakan 67,15 Layak
Tabel 11b. Hasil Penilaian Obyek dan Daya Tarik Kawasan Taman Eden 100.
Strategi Pengembangan Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh
Strategi pengembangan lokasi wisata air terjun ini diperoleh dengan menggunakan Analisis SWOT. Dimana pengembangan adalah upaya memperluas atau
mewujudkan potensi-potensi, membawa suatu keadaan secara bertingkat pada suatu keadaan yang lebih lengkap, lebih besar, lebih baik, dan memajukan sesuatu yang lebih awal kepada yang lebih akhir atau dari yang sederhana kepada yang lebih kompleks. Dari segi
No Kriteria Bobot (B)
Nilai (N)
Skor (S)
Skor max (Sm)
Indeks (%) (I)
Ket
1 2 3 4
Daya tarik Aksesibilitas Akomodasi Sarana dan Prasarana Penunjang
6 5 3 3
140,20 117,79
20 100
841,20 588,95
60 300
1080 600 180 300
77,89 94,23 33,33 300
Layak Layak
BelumLayak Layak
Tingkat Kelayakan 76,36 Layak
kualitatif, pengembangan berfungsi sebagai upaya peningkatan yang meliputi penyempurnaan program ke arah yang lebih baik, dimana hal-hal yang dikembangkan meliputi aktivitas manajemen yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi (Ramly, 2007).
Analisis Faktor Internal dan Eksternal
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung, pihak pengelola wisata, dan juga kepala Desa Rumah Galuh dan juga berdasarkan pengamatan di lapangan maka didapat faktor internal dan juga eksternal yang mempengaruhi perkembangan lokasi obyek wisata Air Terjun Teroh Teroh. Faktor internal dan eksternal Objek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh ini dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Faktor Internal dan Eksternal.
No Kekuatan (Strength) No Kelemahan (Weakness)
1 2 3 4 5
Pengunjung dapat menikmati panorama alam yang indah, sejuk dan masih asli Aliran air yang jernih. Suasana obyek wisata yang memberikan kenyamanan Kebersihan dan kelestarian lingkungan Keanekaragaman flora dan fauna
1 2 3 4
Promosi obyek wisata yang masih kurang Program pengembangan obyek wisata yang masih sederhana
Jalan menuju lokasi masih banyak yang rusak Keterbatasan anggaran untuk biaya sarana dan prasarana obyek wisata Kurangnya tenaga kerja profesional dalam pengelolaan obyek Wisata
No Peluang (Oppotunity) No Ancaman (Threat)
1 2 3
Banyaknya wisatawan yang ingin berkunjung Menjadi obyek kunjungan wisata bagi pelajar Dapat menciptakan kesempatan kerja
1
2
3
Berkembangnya obyek wisata lain yang meningkatkan persaingan Ancaman bencana alam, berupa musim kemarau akan mengakibatkan rawan kebakaran sehingga dikhawatirkan akan mengganggu ekosistem hutan dan rawan banjir Pencemaran lingkungan akibat rendahnya kepedulian pengunjung terhadap lingkungan Rusaknya struktur dan tekstur tanah menuju lokasi
Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui posisi obyek wisata alam air terjun Teroh teroh pada kuadran analisis SWOT dengan perhitungan bobot dan rating
untuk kriteria faktor internal dan eksternal. Penilaian mengenai skoring dan pembobotan yang dilakukan terhadap faktor internal dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13.Skoring dan Pembobotan Faktor Internal
No Kekuatan (Strength) Bobot Rating Skor
1 Pengunjung dapat menikmati panorama alam yangindah,
sejuk dan masih asli
0,25 +4 1
2 Aliran air yang jernih 0,25 +4 1
3 Suasana obyek wisata yang memberikan kenyamanan 0,13 +2 0,26
4 Kebersihan dan kelestarian lingkungan 0,25 +4 1
5 Keanekaragaman flora dan fauna 0,13 +2 0,26
Total kekuatan (Strength) 3,5
No Kelemahan(Weakness) Bobot Rating Skor
1 Pemasaran Wisata belum optimal 0,16 -2 -0,32
2 Program pengembangan obyek wisata yang masih
sederhana
0,25 -3 -0,75
3 Jalan menuju lokasi masih banyak yang rusak - - -
4 Keterbatasan anggaran untuk biaya sarana dan prasarana
obyek wisata
0,33 -4 -1,32
5 Kurangnya tenaga kerja profesional dalam pengelolaan
obyek wisata
0,25 -3 -0,75
Total kelemahan (Weakness) -3,1
S+W = 3,5 + (-3,1) = 0,4
Berdasarkan Tabel 15diatas dapat diketahui bahwa posisi Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh berada pada titik sumbu X dengan cara menjumlahkan antara total kekuatan dengan total kelemahan. Kekuatan memiliki nilai sebesar 3,5 dan kelemahan memiliki nilai sebesar -3,1, maka didapat sebesar 0,4. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh berada pada sumbu X yang positif.
Hal ini berarti bahwa Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh masih bisa menutupi kelemahan-kelemahan yang ada dengan adanya kekuatan yang ditawarkan oleh lokasi wisata. Setelah mengetahui skor dan bobot faktor internal, dilakukan juga perhitungan bobot dan rating untuk faktor eksternal. Perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Skoring dan Pembobotan Faktor Eksternal
Berdasarkan Tabel 14 diatas dapat diketahui
bahwa ketiga kriteria yang diperoleh tersebut masing-masing memiliki peluang yang besar sebagai salah satu faktor pengembangan Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh. Melihat banyaknya wisatawan yang ingin berkunjung, air terjun ini sangat berpeluang untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian dan juga sebagai sarana pendidikan konservasi bagi para pelajardan menjadi lokasi penelitian terkait flora dan fauna berdasarkan kekayaan jenis sumberdaya alamnya.
Pada Tabel 16 juga dapat melihat posisi Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh berada pada titik sumbu Y dengan menghitung jumlah antara peluang dan juga ancaman Air Terjun Teroh Teroh. Peluang yang memiliki nilai 4,1 dijumlahkan dengan ancaman yang memiliki nilai sebesar -3, maka didapat nilainya sebesar 1,1. Maka dapat disimpulkan bahwa Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh berada pada titik positif pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa air terjun Teroh Teroh memang memiliki ancaman dari luar terkait dengan pengembangannya. Namun, melihat peluang yang ada tidak menutup kemungkinan ancaman itu akan terselesaikan apabila peluang yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pihak pengelola obyek wisata air terjun teroh teroh.
Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan maka dapat diketahui bahwa nilai X adalah 0,4 dan nilai Y adalah 1,1. Dengan demikian, dapat
ditentukan Obyek wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh berada pada posisi kuadran analisis SWOT. Gambar 8 menyajikan posisi Air Terjun Teroh Teroh pada kuadran analisis SWOT.
No Peluang (Oppurtunity) Bobot Rating Skor
1 Banyaknya wisatawan yang ingin berkunjung 0,4 +4 1,6
2 Menjadi obyek kunjungan wisata bagi pelajar 0,4 +4 1,6
3 Dapat menciptakan kesempatan kerja 0,3 +3 0,9
Total Peluang (Oppurtunity) 4,1
No Ancaman (Threat) Bobot Rating Skor
1 Berkembangnya obyek wisata lain yang
meningkatkan persaingan
1 -3 -3
2 Ancaman bencana alam, berupa musim
kemarau akan mengakibatkan rawan kebakaran
sehingga dikhawatirkan akan mengganggu
ekosistem hutan dan rawan banjir
- - -
3 Pencemaran lingkungan akibat rendahnya
kepedulian pengunjung terhadap lingkungan
- - -
4 Adanya Perambahan dan penebangan liar - - -
Total Kelemahan (Threat) -3
O+T = 4,1 + (-3) = 1,1
Y
1.1 X 0.4
Gambar 8. Posisi Obyek wisata Air Terjun Teroh Teroh pada Kuadran Analisis SWOT
Gambar 8 dapat dilihat bahwa Obyek Wisata Air Terjun Teroh Teroh. berada pada kuadran I analisis SWOT. Hal ini menunjukkan bahwa air terjun TerohTeroh berada pada situasi yang menguntungkan dimana obyek wisata air terjun teroh teroh memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh memiliki peluang salah satunya yaitu dapat menciptakan
kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar contohnya seperti tour guide untuk mendampingi wisatawan sepanjang jalur trackking, kemudian di bagian akomodasi masyarakat sekitar dapat membuat homestay bagi wisatawan yang ingin menginap yang berasal dari luar daerah, ataupun masyarakat dapat menciptakan souvenir/cendramata yang khas dari daerah obyek wisata tersebut.
Pendekatan Kualitatif Matriks Analisis SWOT Berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal, Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh dapat digabungkan menjadi bentuk analisis strategi untuk melihat keterkaitan diantara kedua faktor tersebut. Analisis ini berguna dalam merencanakan usaha-usaha dalam pengembangan Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh. Dalam perumusan strategi, dibuat dalam sebuah matrik analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Perumusan Strategi dalam Analisis SWOT
Faktor eksternal
Faktor internal
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Pengunjung dapat menikmati panorama alam yang indah, sejuk dan masih asli.
2. Aliran air yang jernih 3. Suasana obyek wisata yang
memberikan kenyamanan. 4. Kebersihan dan kelestarian
lingkungan 5. Keanekaragaman flora dan
fauna
1. Pemasaran wisata yang belum optimal 2. Program pengembangan obyek wisata yang masih
sederhana 3. Jalan menuju lokasi banyak yang rusak 4. Keterbatasan anggaran untuk biaya sarana
dan prasarana obyek wisata. 5. Kekurangan tenaga kerja profesional dalam
pengelolaan obyek wisata.
Peluang (Oppurtunity)
1. Banyaknya wisatawan yang ingin berkunjung
2. Menjadi obyek wisata bagi kunjungan pelajar
3. Dapat menciptakan
Strategi S-O
1. Meningkatkan keamanan diobyek wisata
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Strategi W-O
1. Melakukan pemasaran sebagai langkah promosi melalui media elektronik maupun media non elektronik.
2. Melakukan kerjasama terhadap pemerintah dan masyarakat untuk memperbaiki sarana
kesempatan kerja 3. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap wisatawan
4. Dijadikan sebagai lokasi wisata sambil belajar bagi para pelajar
5. Memberdayakan masyarakat menjadi guide untuk menyusuri jalur track.
6. Meningkatkan pemasaran wisata
7. Memelihara mutu daya tarikwisata.bagi masyrakat setempat.
dan prasarana.
3. Menjalin kerjasama dengan investor guna membantu pengembangan
4. Aksesibilitas yang mudah menuju obyek wisata Air Terjun Teroh-Teroh dapat dicapai dengan perbaikan jalan yang rusak atau pelebaran jalan.
5. banyaknya wisatawan serta perlunya inovasi produk dan atraksi wisata mendorong peningkatan kualitas SDM dalam pengelolaannya.
Ancaman (Threat)
1. Berkembangnya obyek wisata lain yang meningkatkan persaingan
2. Ancaman bencana alam, berupa musim kemarau akan mengakibatkan rawan kebakaran sehingga dikhawatirkan akan mengganggu ekosistem hutan dan rawan banjir.
3. Pencemaran lingkungan akibat rendahnya kepedulian pengunjung terhadap lingkungan
4. Adanya perambahan dan penebangan liar
Strategi S-T
1. Melakukan peninjauan kembali untuk menambah daya tarik wisatawan.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang manfaat obyek wisata bagi mereka
3. Mengajak masyarakat untuk berpatisipasi dalam menjaga kelestarian hutan dan obyek wisata yang ada di dalamnya.
4. Mengoptimalkan potensi alam dan keunikan obyek wisata untuk menghadapi persaingan antar obyek wisata
Strategi W-T
1. Meningkatkan promosi danmemperbaiki program pengembangan dan inowasi yang baru sehingga siap untuk menghadapi persaingan antar obyek wisata
2. Peningkatan kualitas tenaga kerja profesional dalam pengelolaan obyek wisata sehingga mengurangi kerusakan lingkungan
3. Memperbaiki sarana dan prasarana yang sudah ada agar terlihat menarik bagi wisatawan.
4. Menjalin kerjasama dengan pemerintah terkait dengan pengelolaannya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Potensi yang ditawarkan oleh Obyek Wisata Air Terjun Teroh Teroh adalah adanya flora dan fauna, panorama alam yang indah, air terjun,sungai, sumber mata air, dan hutan rakyat campuran. Selain itu lokasi wisata dapat dijadikan tempat penelitian bagi pelajar
2. Dalam analisis SWOT, Obyek Wisata Air Terjun Teroh Teroh berada pada kuadran I yang berarti bahwa obyek wisata ini berada pada situasi yang menguntungkan dimana air terjun memiliki kekuatan dari segi internalnya dan peluang dari segi eksternalnya. Strategi yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan peluang yang ada untuk pengembangannya.
Saran Adapun saran dari penelitian ini adalah:
1. Menjaga kebersihan Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh Teroh agar air terjun tersebut tidak tercemar dan melestarikan alam yang ada di sekitar lokasi obyek wisata dengan tidak menebang pohong sembarangan untuk mengurangi bencana alam.
2. Pengelola dapat melakukan kerjasama dengan masyarakatdan dengan pemerintah Kecamatan Sei Bingai dan Dinas Pariwisata untuk melakukan pemasaran ataupun promosi terkait dengan lokasi wisata baik melalui media massa, lembaga penelitian, internet maupun televisi dan pihak pengelola perlu penambahan fasilitas yang mendukung seperti pembuatan tempat beristirahat, pengadaan tempat makan, tempat
pusat informasi, musholla dan pos-pos jaga.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S.M. 1999. Berjuang Mempertahankan Hutan: Kearifan Tradisional Masyarakat Aceh Melestarikan Ekosistem Leuser. Madani Press. Jakarta.
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi V.
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Astriani, N. 2008.Penerapan Konsep Ekowisata Pada
Taman Nasional Gunung GedePangrango. Jakarta.
Damanik, J dan H. F. Weber. 2006. Perencanaan
Ekowisata. Pusat Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Fandeli, C. 1995. Dasar-Dasar Manajemen
Kepariwisataan Alam.Liberty Offset. Yogyakarta. Fandeli, C dan Mukhlison. 2000. Pengusahaan
Ekowisata.Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Unit KSDA Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pustaka Pelajar.Yogyakarta.
Fandeli.C, 2001.Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan
Alam. Liberty. Yogyakarta. Fandeli, C. 2002. Pengembangan Ekowisata dengan
Paradigma dalam Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Gunawan, M.P. 1995. Laporan Penelitian Pengukuran
Daya Dukung dan Pengelolaan Objek Wisata Alam Tangkuban Perahu dan Ciater. Pusat Penelitian Kepariwisataan. IPB. Bogor.
Hakim, L. 2004.Dasar-dasar Ekowisata.Bayu Media
Publishing. Malang. Jawa Timur. Hamid, E. A. C. 1996. Dasar-dasar Pengetahuan
Pariwisata. Yayasan Bhakti Membangun. Jakarta.
Karsudi, R. Soekmadi, dan H. Kartodiharjo. 2010.Strategi
Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua. JMHT Vol.XVI, (3): 148-154.
Kecamatan Sei Bingai. 2014. Profil Desa Rumah Galuh.
Langkat. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik
Indonesia. 2003. Ekowisata Prinsip dan Kriteria.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia dan Indecon. Jakarta.
Kusmadi dan E. Sugiarto. 2000. Metode Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
MacKinnon, J. dan K. MacKinnon. 1990. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi DiDaerah Tropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Marpaung. H. 2002. Pengantar Kepariwisataan. Alfabeta.
Bandung.
Muttaqin, T, Ris Hadi Purwanto, dan Siti Nurul Rifiqo. 2011. Kajian Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata di Cagar Alam Pulau Sempu Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Volume 6, No. 2, Maret 2011 : 152-161.
Pemerintah Kabupaten Langkat. 2014. Profil Desa Rumah Galuh Kecamatan Sei Bingai. Langkat.
Prayogo, H. 2012. Pemandian Manigom di Desa Tiga
Dolok, Kecamatan Dolok Panribuan. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan.
Ramly,N.2007.PariwisataBerwawasanLingkungan.Grafind
oKhazanahIlmu.Jakarta. Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT. Teknik Membedah
Kasus Bisnis.PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Robby, K.T. 2001. Obyek Wisata Alam: Pedoman
Identifikasi, Pengembangan, Pengelolaan, Pemeliharaan dan Pemasarannya. Yayasan Buana Vista, Cisarua. Bogor.
Saleh, W. 2000. Pengelolaan Perusahaan Bidang Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Suhandi, A. 2001. Rencana Induk Pengembangan
Ekowisata Tangkahan. Pustaka Pelajar Offset.Yogyakarta.
Suwantoro, G. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit
Andi. Yogyakarta. Suwantoro, G. 2002. Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit
Andi. Yogyakarta Syahadat, E. 2006.Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kunjungan Wisatawan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.Jurnal Penelitain Sosial dan Ekonomi Kehutanan.Volume 3.No. 1 Maret 2006. Hal. 1- 16. Bogor.
Undang- Undang No .09 Tahun 1990.Keparawisataan.Republik Indonesia. http//hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_9_1990. [08 November 2014].
Widiyanto, D. Joni Purwo Handoyo, Alia Fajarwati. 2008. Pengembangan Pariwisata Perdesaan (Suatu Usulan Strategi Bagi Desa Wisata Ketingan). Program Studi Pembangunan Wilayah Fakultas Geografi UGM. Jurnal Bumi Lestari, Vol. 8 No. 2, Agustus 2008. Hal. 205-210.
Wiratno, I, Ahmad, S, Ani. 2004. Berkaca di Cermin
Retak: Refleksi Konservasi dan Implikasi Bagi Pengelolaan Taman Nasional. The Gibbon Foundation. Departemen Kehutanan. Forest Press.PILI-NGO Movement. Jakarta
Yoeti, O, A. 2008. Perencanaaan dan Pengembangan
Pariwisata. Pradaya Pratama. Jakarta.