ANALISIS KALIMAT DALAM TEKS DESKRIPSI
KARYA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SEPATAN
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
Nama Mahasiswa : Siti Nurdiah
NIM : 1688201116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Siti Nurdiah
Nomor Pokok Mahasiswa : 1688201116
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Analisis Kalimat dalam Teks Deskripsi Karya
Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sepatan
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Sidang Proposal
Skripsi.
Tangerang, 10 April 2020
Tim Pembimbing:
Tanda Tangan:
Pembimbing I,
Ariyana, M.Pd.
NBM. 013 073
………………………………
Pembimbing II,
Nori Anggraini, S.Pd., MA.
NBM. 114 6136
………………………………
Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Blewuk S. Nugroho, M.Pd.
NBM. 109 4914
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Nurdiah
Nomor Induk Mahasiswa : 1688201116
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Universitas Muhammdiyah Tangerang
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Analisis Kalimat dalam Teks
Deskripsi Karya Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sepatan” beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat
dari karya orang lain karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam
kaidah keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi
yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ternyata terdapat
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya ini.
Tangerang, 10 April 2020
Siti Nurdiah
NIM. 1688201116
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat, petunjuk, dan
berkah-Nya yang selalu berlimpah atas terselesaikannya penyusunan proposal
skripsi ini dengan judul “Analisis Kalimat dalam Teks Deskripsi Karya Siswa
Kelas VII SMP Negeri 2 Sepatan”. Sholawat serta salam selalu tercurahkan
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para
pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Tak lupa penulis ucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu yang telah mempercayai dan membimbing dalam
membuat proposal skripsi ini.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana dalam bidang studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas
Muhammadiyah Tangerang. Disusunnya penelitian ini semoga apa yang penulis
harapkan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya ilmu yang bermanfaat untuk
makhluk hidup di muka bumi.
Selama proses penyusunan proposal skripsi ini berlangsung, penulis banyak
mendapatkan bantuan berupa petunjuk, bimbingan, arahan, maupun nasihat dari
beberapa pihak. Berkenaan dengan hal tersebut, dengan ketulusan hati dan
tersenyum manis peneliti mengungkapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang.
iv
2. Dr. Enawar, S.Pd., M.M., MOS., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.
3. Sumiyani, M.Pd., selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.
4. Dr. Asep Suhendar, M.Pd., selaku Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.
5. Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
6. Ariyana, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan waktu,
arahan, dan bimbingan terbaiknya dalam penyusunan proposal skripsi ini.
7. Nori Anggraini, S.Pd., MA.,., selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
memberikan waktu, arahan, dan bimbingan terbaiknya dalam penyusunan
proposal skripsi ini.
8. Kedua orang tua tercinta Bapak Busro dan Ibu Titi beserta kaka-kaka
tersayang yang telah memberikan doa, semangat, dan motivasi yang luar
biasa.
9. Ukhti (Nisa, Dewi, Erika dan Gamma) teman-teman A1 Prodi Bahasa dan
Sastra Indonesia yang sudah memberikan semangat dan motivasi dalam
penyusuan skripsi ini.
10. Pihak-pihak lain yang sudah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah Swt., senantiasa melimpahkan barokah-Nya sebagai balasan
atas semua kebaikan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa proposal
v
skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan proposal skripsi ini.
Tangerang, 10 April 2020
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI ................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
F. Penjelasan Istilah dan Singkat ................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori ........................................................................................ 8
1. Pengertian Kalimat ............................................................................ 8
a. Kalimat Majemuk Setara ............................................................ 9
b. Jenis Kalimat majemuk setara ................................................... 10
c. Kalimat Majemuk Campur ......................................................... 12
d. Jenis Kalimat Majemuk Campur ............................................... 13
vii
e. Kalimat Majemuk Bertingkat ..................................................... 13
f. Jenis Kalimat Majemuk Bertingkat ........................................... 15
3. Teks Deskripsi ................................................................................. 17
a. Pengertian Teks Deskripsi ........................................................ 17
b. Ciri-ciri Teks Deskripsi ............................................................. 19
c. Langkah-langkah Menyusun Teks Deskripsi ........................... 20
d. Jenis-jenis Teks Deskripsi ......................................................... 21
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................................. 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 26
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian .......................................................... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 27
E. Instrumen Penelitian............................................................................... 28
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 30
G. Keabsahan Data ...................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 35
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian............................................................................... 26
Tabel 3.2 Analisis Kalimat Majemuk Bertingkat ............................................. 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan
manusia. Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan ide atau gagasan
kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulis. Hal ini terlihat dalam
kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, dalam kegiatan sehari-hari
manusia selalu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Salah satunya
komunikasi secara tidak langsung menggunakan salah satu media seperti
menulis teks deskripsi yang di dalamnya menggambarkan keadaan yang
dialami oleh penulis agar pembaca dapat merasakan apa yang disampaikan
oleh penulis melalui teks deskripsi. Teks deskripsi dapat ditulis oleh setiap
orang termasuk siswa. Teks deskripsi merupakan keterampilan menulis yang
di dalamnya mengungkapkan ide-ide dan gagasan-gagasan.
Menulis atau mengarang merupakan keterampilan berbahasa.
Keterampilan ini dapat dikuasai oleh seseorang apabila ia telah menguasai tiga
keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Karena
keempat keterampilan tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Di
sekolah siswa akan memperoleh empat keterampilan berbahasa ini secara
berurutan dan teratur disesuaikan dengan tingkat pembelajarannya.
2
Pembelajaran menulis dalam kebahasaan terbagi menjadi menulis
argumentasi, narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan laporan. Pada
penelitian ini penulis membahasa menulis teks deskripsi. teks deskripsi adalah
melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa yang di alami
oleh penulis sehingga pembaca dapat merasakan apa yang dideskripsikan oleh
penulis melalui tulisan. Pembelajaran menulis memerlukan pengetahuan yang
luas dan pola pikir yang logis. Pengetahuan yang luas tidak terlepas dari
kegiatan membaca, maka kegiatan menulis harus diimbangi dengan kegiatan
membaca. Kegiatan tersebut menjadi kendala dan hambatan bagi siswa untuk
melakasanakan tulis-menulis secara maksimal. Bahasa yang digunakan dalam
tulisan harus jelas, mudah dipahami, dan menggunakan kalimat yang teratur.
Penggunaan bahasa yang jelas dan teratur akan menentukan keberhasilan
dalam membuat teks. Jenis kalimat yang digunakan dalam teks pun beragam
jenisnya.
Pembelajaran pokok menulis bahasa dalam teks pada dasarnya dibagi
menjadi dua pokok bahasa, yaitu menulis teks rekaan (fiksi) dan menulis teks
bukan rekaan. Teks rekaan terdiri dari narasi, cerpen, novel, dan drama.
Sedangkan menulis bukan rekaan terdiri, menulis teks deskripsi, argumentasi,
eksposisi, persuasi, dan laporan. Teks rekaan berbeda dengan teks bukan
rekaan. teks bukan rekaan isinya lebih bersifat memberi penjelasan. Pokok
pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca teks. Sedangkan dalam
teks rekaan bersifat khayalan (imajinasi) walaupun disertai pula dengan
pemaparan.
3
Pemakaian kalimat dalam teks deskripsi sudah dikemas dalam bentuk
yang menarik dan memiliki karakter sehingga pembaca tidak akan merasa
jenuh ketika membaca teks deskripsi. Selain pada bentuk kalimat dan
kebahasaan yang menarik, di dalam teks ini pembaca pun harus merasakan
apa yang telah di deskripsikan penulis melalui tulisan. Menulis teks deskripsi
yang digambarkan pun bisa berupa peristiwa yang dialami penulis atau
menggambarkan suatu objek dalam bentuk teks, dan pembaca dapat
merasakan apa yang digambarkan dalam teks deskripsi.
Kegiatan menulis teks deskripsi, siswa dituntut mampu menyusun
kalimat. Kalimat yang baik untuk menyampaikan gagasanya sehingga
menghasilkan sebuah teks deskripsi yang padu. Teks yang padu terdiri dari
paragraf-paragraf yang di dalamnya mengandung kalimat-kalimat. Agar
gagasan tersebut dapat dipahami maka kalimat yang dibuat harus jelas. Oleh
karena itu dalam membuat teks harus memperhatikan unsur kalimat dan kata
hubung, agar kalimat yang dibuat teratur dan mudah dipahami.
Bahasa Indonesia memiliki banyak jenis kalimat yang harus diketahui
peserta didik, dengan mengenal beberapa ciri kalimat berdasarkan fungsi serta
cara pengucapan atau penulisannya. Salah satu jenis kalimat yang harus siswa
ketahui ketika belajar bahasa Indonesia kalimat majemuk bertingkat. Dalam
sebuah tulisan tentu siswa lebih memperhatikan penggunaan kalimat yang
tepat. Dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada kalimat majemuk
bertingkat, hal ini dikarenakan siswa terkadang belum bisa mengidentifikasi
klausa yang terdapat dalam suatu kalimat. Keahlian ini sangat penting bagi
4
siswa jika ingin menciptakan kalimat yang efektif dalam teks serta
menyunting suatu kalimat hingga teks agar, suatu kalimat menjadi kalimat
yang ideal dalam penulisan dengan baik dan tepat kepada para pembaca dan
pendengar. Dengan belajar kalimat majemuk, siswa dapat menggunakan
kalimat dalam bentuk yang sederhana, tanpa kehilangan inti, dan dapat
dipahami oleh semua orang.
Penelitian ini, penulis ingin menganalisis kalimat dalam teks deskripsi
siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sepatan tahun ajaran 2019/2020, khususnya
dalam teks deskripsi. seberapa banyak gabungan klausa dan dihubungkan
dengan kata penghubung (konjungsi) sehingga membentuk pola baru. Oleh
karena itu, penulis mencoba menganalisis kalimat-kalimat dalam teks
deskripsi siswa, khususnya kalimat majemuk bertingkat. Maka, penulis
merasa tertarik untuk menganalisis kalimat yang terdapat dalam teks deskripsi
karya siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengambil judul
“Analisis Kalimat dalam Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2
Sepatan.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, fokus penelitiannya adalah
analisis kalimat majemuk bertingkat pada teks deskripsi pada teks deskripsi
karya siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sepatan.
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas, penulis merumuskan masalah
yang ditemukan yaitu bagaimanakah penggunaan kalimat majemuk bertingkat
dalam teks deskripsi karya siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sepatan Tahun
Pembelajaran 2019/2020?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan unsur pembentukan kalimat dan penggunaan
kata hubung (konjungsi) dalam teks deskripsi karya siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Sepatan Tahun Pelajaran 2019/2020.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelaitian di atas, maka manfaat penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang didapat ialah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dari salah satu materi pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu
berkaiatan dengan kalimat. Sehingga siswa dapat mengetahui kalimat
majemuk.
6
2. Manfaat Praktis
Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, sehingga bisa
menjadi bahan pembelajaran kelak menjadi guru yang profesiaonal.
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
terkait analisis kalimat dalam teks deskripsi karya siswa kelas
VII SMP Negeri 2 Sepatan.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan pembelajaran
dengan melibatkan siswa dalam menggunakan kalimat yang
efektif dan guru juga akan mendapatkan pengetahuan baru
untuk disampaikan kepada siswa melalui pembelajaran.
c. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat menjadikan bahan evaluasi siswa
untuk mengetahui penulisan teks deskripsi. dengan demikian
siswa memiliki keinginan untuk mengembangkan kemampuan
menulisnya, terutama dalam teks berita.
7
F. Penjelasan Istilah dan Singkat
1. Teks Deskripsi
Teks deskripsi adalah melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau
persistiwa yang di alami oleh penulis sehingga pembaca dapat merasakan
apa yang dideskripsikan oleh penulis.
2. Menulis
Menulis adalah kegiatan menyampaikan gagasan atau ide menggunakan
bahasa melalui tulisan, dengan maksud dan pertimbangan tertentu untuk
mencapai sesuatu yang dikehendaki.
3. Kalimat Majemuk bertingkat adalah penggabungan antara dua klausa
atau lebih di mana kedudukannya merupakan yang bertingkat.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Kalimat
Dalam berbahasa baik secara lisan maupun tulisan sebenernya tidak
menggunakan kata-kata secara lepas. Kata-kata terangkai mengikuti aturan
atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata tersebut
dinamakkan kalimat.
Menurut Finoza (2018) mengungkapkan kalimat merupakan bagian
ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat
(P) dan intonasi finalnya menunjukan bagian ujaran/tulisan itu sudah
lengkap dengan makna (bernada berita, tanya atau perintah) (h.161).
Maksud Finoza, kalimat merupakan suatu ujaran yang di dalam kalimatnya
memiliki struktur seperti subjek (S) predikat (P) dan intonasi final yang
berupa perubahan nada pembicara ataupun tanda baca.
Menurut Ramlan (2005) kalimat adalah satuan gramatikal yang
dibatasi oleh jeda panjang yang disertai dengan intonasi akhir naik atau
turun (h.23). Maksud Ramlan, Kalimat ini dibatasi oleh jeda, sehingga
kalimat tersebut dapat dikatakan kalimat sempurna artinya memiliki jeda
yang teratur sehingga dalam pengucapan maupun tulisan, tidak
membingum ngkan para pembaca atau pendengar.
9
Menurut Chaer (2015) kalimat adalah satuan sintaksis yang
konstituen dasar yang biasaanya berupa klausa, dilengkapi dengan
konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final (h. 44). Jadi,
kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung unsur klausa, yaitu subjek
dan predikat dan intonasi final, di dalam tulisan diakhiri tanda titik (.),
tanda tanya (?), tanda seru (!).
Dari pendapat para ahli di atas, penulis mengambil kesimpulan
bahwa kalimat adalah satuan bahasa baik lisan ataupun tulisan yang terdiri
dari subjek (S), predikat (P) dan dalam lisan memiliki intonasi final,
sedangkan dalam tulisan diawali dengan huruf kapital dan di akhiri dengan
tanda baca seperti tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!) agar
pembaca dapat memahami suatu kalimat.
a. Kalimat Majemuk Setara
Menyusun teks deskripsi siswa dapat menyusun kata menjadi
kalimat agar teks deskripsi yang dibuat oleh siswa menarik, dan
pembaca dapat merasakaan apa yang ditulis oleh siswa dalam teks
deskripsi.
Menurut Suhardi (2013) “Kalimat majemuk setara adalah kalimat
yang dibangun atas dua kalimat tunggal. kedua kalimat tersebut
memiliki predikat yang kedudukannya sejajar (setara) di dalam
kalimat”(h.73). Maksud, Suhardi kalimat majemuk setara terdiri dari
10
dua klausa yang ditandai dengan konjung si seperti dan, lalu, lagi, pula,
tetapi, dan sebagainya.
Menurut Finoza (2018) “Kalimat majemuk setara mempunyai ciri
(1) terbentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal, (2) kedudukan tiap
kalimat sederajat” (h.177). Maksud, Finoza kalimat majemuk setara
adalah gabungan dua kalimat atau lebih yang kedudukan kalimatnya
sederajat.
Menurut Kurniasari (2015) “Kalimat majemuk setara adalah
kalimat yang hubungan antara kedua pola di dalam kalimat sederajat”
(h.173). Maksud Kurniasari, kalimat majemuk setara adalah kedudukan
pola dalam kalimat majemuk setara sama tinggi jika dibandingkan
dengan pola yang lain. Kalimat majemuk setara dikelompokan menjadi
4 yaitu: (1) kalimat majemuk setara menggabungkan, (2) kalimat
majemuk setara pemilihan, (3) kalimat majemuk perlawanan, (4) dan
kalimat majemuk berurutan.
Dari beberapa pengertian menurut para ahli, maka kalimat
majemuk setara adalah kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih
yang pola kalimtnya sejajar (setara) dengan kalimat lain.
b. Jenis Kalimat Majemuk Setara
Berdasarkan dengan kata hubung yang digunakan di dalamnya,
kalimat majemuk setara di bagi menjadi beberapa macam. Adapun
11
macam-macam kalimat majemuk setara Menurut Kurniasari (2015),
kalimat majemuk setara terbagi menjadi beberapa yakni:
a. Kalimat Majemuk Setara Menggabungkan
Kalimat majemuk setara menggabungkan adalah kalimat
majemuk yang didapat dari merangkaikan dua kalimat tunggal
yang mempunyai kedudukan yang sama. Adapun ciri dari kalimat
majemuk setara penggabungan yaitu dan, lagi, sesudah itu, karena
itu, serta, dan lagi, lagupula, di samping, baik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kalimat majemuk setara
menggabungkan adalah dua kalimat tunggal yang disusun dan
mempunyai kedudukan yang sama.
b. Kalimat Majemuk Setara Pemilihan
Kalimat majemuk setara pemilihan adalah kalimat majemuk
yang menggunakan kata tugas dan menyatakan hubungan
pemilihan. Kata hubung yang digunakan pada kalimat majemuk ini
adalah atau.
Jadi, kalimat majemuk setara pemilihan adalah kalimat yang
menyatakan pemilihan yang ditandai dengan kata hubung atau.
c. Kalimat Majemuk Setara Perlawanan
Kalimat majemuk setara perlawanan adalah kalimat majemuk
yang bisa dikenali dengan menggunakan konjungsi sebagai berikut
namun, sedangkan, hanya, melainkan, tetapi.
d. Kalimat Majemuk Setara Berurutan
12
Kalimat majemuk setara berurutan dapat dikenali dengan
penggunaan konjungsi lalu, kemudian, lantas.
c. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campur dikenal sebagai kaliamt luas campuran
yaitu gabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat. Kalimat majemuk campur biasanya terdiri dari tiga klausa
atau lebih.
Menurut Suhardi (2013) “bahwa kalimat majemuk campur ialah
kaliamat yang dibangun atas campuran beberapa kalimat majemuk
(setara dan bertingkat)”(h.76). Maksud, Suhardi kalimat majemuk
campuran adalah kalimat yang terdiri dari gabungan kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Menurut Keraf (2000) “Kalimat majemuk campuran adalah
kalimat yang terdiri atas sebuah pola atasan dan sekuang-kurangnya dua
pola bawahan, atau sekurang-kurangnya dua pola atasan dan satu atau
lebih pola bawahan” (Putrayasa, 2012, h.72). maksud, Putrayasa
kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang memiliki pola atasan
dan pola bawahan.
Menurut Kurniasari (2015) “Kalimat campuran adalah kalimat
majemuk yang minimal terdiri dari dua klausa atau dua pola” (h,187).
Maksud, Kurniasari kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang
13
memiliki dua kalusa, yang terdiri dari dua anak kalimat dan satu induk
kalimat.
Dapat disimpulkan menurut para ahli di atas bahwa, kalimat
campuran adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau dua pola
dengan campuran beberapa kalimat majemuk (setara dan bertingkat).
d. Jenis Kalimat Majemuk Campur
Kalimat majemuk campur merupakan gabungan dari kalimat
majemuk setara dan kalimat mejemuk bertingkat. Menurut Kurniasari
(2015) kalimat majemuk campur minimal terdiri dari dua anak kalimat
dan satu induk kalimat, yang memiliki jenis kalimat mejemuk sebagai
berikut, (a) Kalimat majemuk campur dengan satu pola atasan (induk
kalimat) dan dua pola bawahan (anak kalimat), dan (b) Kalimat
majemuk campuran dengan satu pola atasan (induk kalimat) dan satu
pola bawahan (anak kalimat) (h.187). Jadi, dari pernyataan Kurniasari
adalah kalimat yang memiliki dua kalusa, yang terdiri dari dua anak
kalimat dan satu induk kalimat.
e. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat atau dikenal dengan kalimat luas
bertingkat ialah kalimat yang terdiri dari dua klausa yang hubungan
pola-polanya tidak sederajat atau setara. Artinya, terdiri dari dua
bagian yang disebut dengan induk kalimat dan anak kalimat.
14
Menurut Suhardi (2013) “ Kalimat majemuk bertingkat adalah
kalimat majemuk yang dibangun atas dua kalimat tunggal. kedua
kalimat tunggal tersebut memiliki kedudukan yang berbeda. Biasanya
dibangun atas dua, yakni anak kalimat dan induk kalimat” (h.74). Jadi,
dalam menentukan kalimat majemuk bertingkat dapat dilihat dari
kedudukan dua klausa yang di dalamnya terdiri dari anak kalimat dan
induk kalimat.
Menurut Putrayasa (2012) “Kalimat majemuk bertingkat adalah
kalimat yang hubungan pola-polanya tidak sederajat, salah satu pada
bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat,
sedangkan yang lebih rendah kedudukannya disebut dengan anak
kalimat” (h.59). Jadi, kalimat yang hubungan polanya polanya tidak
sederajat, pada bagian yang lebih tinggi kedudukannya seperti induk
kalimat, dan anak kalimat lebih rendah kedudukannya.
Menurut Kurniasari (2015) “Kalimat majemuk bertingkat adalah
kalimat majemuk yang mempunyai pola tidak sederajat. Salah satu
pola atau klausa menduduki kalimat yang lain. Kalimat majemuk
bertingkat dikenal penggunaan istilah anak kalimat (klausa bukan inti)
dan induk kalimat (klausa inti)” (h.175). Jadi, kalimat majemuk
bertingkat kalimat yang mempunyai pola kalimat yang tidak sederajat,
salah satu pola atau klausanya mendudukin kalimat yang lain. Kalimat
majemuk bertingkat dikenal penggunaan istilah anak kalimat yaitu
klausa bukan inti dan induk kalimat adalah klausa inti.
15
Dari pendapat para ahli di atas, penulis mengambil kesimpulan
bahwa kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki dua
klausa yang hubungan polanya tidak setara. Kalimat mejemuk
bertingkat mempunyai dua bagian yaitu anak kalimat dan induk
kalimat.
f. Jenis kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat memiliki beberapa jenis kalimat
Menurut Kurniasari (2015) menyatakan bahwa terdapat 14 jenis
kalimat majemuk bertingkat, maka penulis memfokuskan pada kalimat
majemuk bertingkat makna hubungan waktu, kalimat majemuk
bertingkat makna hubungan sebab, kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan penerang, dan kalimat majemuk makna hubungan kegunaan.
a. Kalimat majemuk bertingkat makna hubungan waktu
Kalimat majemuk bertingkat makna hubungan waktu adalah
kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan waktu. Waktu
tersebut yang meyatakan kejadian, tengah, permulaan, atau waktu
akhir yang ada dalam induk kalimat.
Konjungsi yang digunakan di dalam kalimat majemuk
bertingkat makna hubungan waktu yaitu ketika, tatkala, tengah,
sedang, waktu, sewaktu, selagi, semasa, sementara, begitu, selama,
setiap, setiap kali, acap kali,seringkali, setelah, sesudah, sehabis,
sejak, semenjak, sedari, sehingga, hingga, dan sampai.
16
Jadi, kalimat majemuk bertingkat makna hubungan waktu
adalah kalimat yang menyatakan waktu kejadian, tengah, dan
waktu permulaan.
b. Kalimat majemuk bertingkat makna hubungan sebab
Kalimat majemuk bertingkat makna hubungan sebab adalah
kalimat majemuk yang anak kalimatnya berupa sebab atau alasan
terhadap induk kalimat. Konjungsi yang biasa digunakan di dalam
kalimat majemuk bertingkagt makna hubungan sebab, yaitu
karena, sebab, oleh sebab, lantaran, berhubung, dan akibat.
Jadi, kalimat majemuk bertingkat makna hubungan sebab
adalah anak kalimat berupa alasan terhadap induk kalimat.
c. Kalimat majemuk bertingkat makna hubungan penerang
Kalimat majemuk bertingkat makna hubungan penerang adalah
kalimat majemuk dengan anak kalimat menerangkan apa yang
dinyatakan oleh induk kalimat. Konjungsi yang digunakan dalam
kalimat majemuk bertingkat makna hubungan penerang adalah
yang, dan tempat.
d. Kalimat majemuk bertingkat makna hubungan kegunaan
Kalimat majemuk bertingkat makna hubungan kegunaan
adalah kalimat majemuk dengan anak kalimat merupakan
hubungan kegunaan dari apa yang dinyatakan oleh induk kalimat.
Konjungsi yang digunakan di dalam kalimat ini yakni untuk, guna,
dan buat. (h.175-186)
17
Jadi, kalimat majemuk bertingkat makna hubungan kegunaan
adalah anak kalimatnya merupakan hubunga kegunaan dari yang
dinyatakan induk kalimat.
2. Teks Deskripsi
a. Pengertian Teks Deskripsi
Deskripsi merupakan isi gambaran tentang suatu objek atau
keadaan tertentu yang dijelaskan seolah-olah objek tersebut terlihat.
Deskripsi pengarang mengajak untuk mencitrai, dalam hal ini
pembaca dibuat seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan
peristiwa yang diuraikan pengarang.
Teks deskripsi bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang
sesuatu, dengan sifat dan gerak-geriknya, atau sesuatu yang lain
kepada pembaca. Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa ahli,
diantaranya.
Menurut Kosasih (2019) “ Teks deskripsi adalah teks yang
menggambarkan suatu objek atau keadaan tertentu dengan serinci-
rincinya berdasarkan sudut pandang pribadi penulisnya”(h.16). Jadi
dapat dijelaskan bahwa teks deskripsi adalah menggambarkan apa
yang dilihat penulis dengan serinci-rincinya.
Menurut Mulyati (2019), “Karangan deskripsi adalah bentuk
wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal
sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada didepan mata
18
pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek
itu”(h.108). Jadi, Sangat jelas bahwa karangan deskripsi
menggambarkan keadaan yang sebenarnya tidak dapat direkayasa,
semua yang diceritakan harus sesuai dengan apa yang dirasakan
pengarang, sehingga timbul kepercayaan dari pembaca dan kepuasan
tersendiri bagi pembaca.
Sedangkan Finoza (2018), “Karangan deskripsi adalah bentuk
tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman
pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya”
(h.258). Dapat dijelaskan bahwa karangan deskripsi bentuk tulisan
yang memperluas pengetahuan agar pembaca dapat menggambarkan
kejadian yang sebenarnya.
Dari beberapa pengertian menurut para ahli, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa teks deskripsi adalah tulisan yang
memberikan gambaran detail tentang objek. Ragam wacana yang
menggambarkan atau melukiskan sesuatu berdasarkan kesan-kesan
dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan sehingga dapat memberi
pengaruh pada pembaca atau pendengar, bagaikan mereka ikut
melihat, mendengar, merasakan, atau bahkan mengalami langsung
objek tersebut.
19
b. Ciri-ciri Deskripsi
Deskripsi merupakan teks yang menyangkut semua pancaindera.
Karangan deskripsi disajikan secara detail dan terperinci tentang suatu
objek yang ditulis. Adapun ciri- ciri deskripsi Menurut Dalman
(2018), karangan deskripsi mempunyai ciri-ciri khas, yaitu sebagai
berikut.
1) Deskripsi lebih memperlihatkan detail atau perincian tentang
objek.
2) Deskripsi bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan
membentuk imajinasi pembaca.
3) Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan
pilihan kata yang menggugah.
4) Deskripsi memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar,
dilihat, dan dirasakan. Misalnya: benda, alam, warna, dan
manusia. (h.94).
Maksud, Dalman ciri-ciri deskripsi yaitu memperlihatkan
sesuatu yang dapat dilihat, didengar dan dirasakan secara detail atau
terperinci.
Adapun ciri-ciri deskripsi Menurut Semi (2007)
1) Memperlihatkan detail atau rincian tentang objek,
2) Bersifat mempengaruhi emosi dan membentuk imajinasi
pembaca,
20
3) Menyangkut objek yang dapat diindera oleh pancaindera.
objek pada umumnya benda, alam, warna, dan manusia.
4) Penyampaian dengan gaya memikat dan dengan pilihan
kata yang menggugah,
5) Cara penyajiannya lebih umum menggunakan susunan
ruang.(Samosir, 2016, h.12)
Maksud, Semi ciri-ciri deskripsi adalah memperlihatkan objek
secara detail yang membentuk imajinasi pembaca dengan pemilihan
kata yang menggugah pembaca.
Dapat disimpulkan menurut para ahli di atas bahwa, ciri-ciri
deskripsi yaitu memperlihatkan objek secara detail yang dapat dilihat,
didengar, dan dirasakan yang membentuk imajinasi pembaca dengan
pemilhan kata yang menggugah pembaca.
c. Langkah-langkah Menyusun Deskripsi
Karangan deskripsi mempunyai Langkah-langkag menyusun
deskripsi dalam penulisannya. Sebagaimana Dalman (2018) menyatakan
bahwa menyusun karangan deskripsi sebagai berikut:
1) Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
2) Tentukan tujuan
21
3) Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan
dideskripsikan
4) Menyususn data tersebut ke dalam urutan yang baik (sisitematis)
atau membuat kerangka karangan
5) Menguraikan atau mengembangkan kerangka karangan menjadi
karangan deskripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan.
Jadi, dari pernyataan dalman dapat penulis simpulkan bahwa
langkah-langkah menyusun sangat membantu penulis dalam membuat
suatu karangan deskripsi, agar hasil pengamatan tentang objek yang
didapat diuraikan secara jelas dan teratur.
Lain halnya dengan pendapat Kosasih (2003) menyarankan bahwa
langkah-langkah menyusun karangan deskripsi sebagai berikut:
a) Menentukan topik, tema, dan tujuan karangan
b) Merumuskan judul karangan
c) Menyusun kerangka karangan
d) Mengumpulkan bahan atau data
e) Mengembangkan kerangka karangan
f) Membuat cara mengakhiri dan menyimpulkan tulisan
g) Menyempurnakan karangan (Dalman, 2018, h.100).
Dari pendapat Kosasih jelas bahwa langkah-langkah tersebut dapat
memudahkan penulis sehingga penulis tidak mengalami kesulitan dalam
membuat karangan deskripsi.
22
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan
bahwa dengan adanya langkah-langkah dalam mengarang, seorang penulis
dengan mudah menuangkan pikirannya secara teratur dan terperinci di atas
kertas. Agar pembahasan dalam topik yang ditulis sampai kepada pembaca
dengan baik.
d. Jenis-jenis Deskripsi
Dalman (2018) Berdasarkan teknik pendekatannya karangan
deskripsi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Deskripsi Ekpositoris
Deskripsi Ekpositoris merupakan adalah deskripsi yang sangat
logis, yang isinya berupa daftar, rincian, semuanya, atau yang menurut
penulisnnya hal yang penting-penting saja, yang disusun menurut
sistem dan urutan-urutan logis objek yang diamati itu. Deskripsi ini
dipergunakan pendekatan secara realistik artinya penulis berusaha
agar deskripsi yang dibuatnya terhadap objek yang tengah diamati itu,
harus dapat dituliskan subjektif objektifnya sesuai dengan keadaan
nyata yang dilihatnya. Perincian-perincian perbandingan antara satu
dengan bagian lain, harus dipaparkan sedemikian rupa sehingga
tampak seperti dipotret. Pendekatan yang realitas dapat dinamakan
dengan kerjanya sebuah alat kamera yang dihadapkan dengan sebuah
keadaan sebenarnya.
23
2) Deskripsi Impresionistis
Deskripsi Impresionistis atau deskripsi simulatif adalah
deskripsi yang menggambarkan inspirasi penulisnya, atau untuk
menstimulasi pembacanya. Deskripsi impresionistis ini merupakan
pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif.
Pendekatan ini dapat diumpamakan atau dibandingkan dengan gambar
yang dibuat oleh para pelukis. Para pelukis bebas menginterpretasi
bagian-bagian yang dilihatnya. Uraian teori di atas bahwa,
berdasarkan teknik pendekatannya karangan deskripsi dapaty
dibedakan dua macam, yaitu: deskripsi ekspositoris, dan deksripsi
impresionistis (h.97-98).
B. Penelitian Relavan
Hasil penelitian yang relavan dengan studi yang akan dilakukan,
antara lain:
1. Ratnawati, Reni Universitas Muhammadiyah Prof. dr. Hamka
(2010) dengan judul “Analisis Kalimat Tunggal berdasarkan
Fungsi Sintaksis pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas XI SMA
Darul Ma’ Arif Jakarta Selatan. Penelitian ini memiliki persamaan
dengan penelitian yang akan dilakukan pada penelitian kualitatif
dengan penggunaan objek yaitu karangan deskripsi. penelitian ini
menjadi berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan karena
penelitian yang digunakan karangan deskripsi SMP Kelas VII,
24
sedangkan penelitian ini menggunakan karangan deskripsi SMA
Kelas XI. Selain itu, yang menjadi pembeda adalah penelitian yang
akan digunakan menggunakan kalimat majemuk bertingkat,
sedangkan penelitian ini menganalisis kalimat tunggal berdasarkan
fungsi sintaksis.
2. Djafar, Hamsiah Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
(2017) dengan judul “Penggunaan Kalimat Majemuk dalam Karya
Tulis Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan keguruan UIN Alauddin
Makassar”. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian
yang akan dilakukan pada penelitian kualitatif dengan penggunaan
kalimat majemuk. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan yaitu penelitian yang akan digunakan yaitu meneliti
teks deskripsi karya siswa, sedangkan penelitian ini menggunakan
karya tulis mahasiswa fakultas tarbiyah dan keguruan.
3. Hanifah, Putri Eka Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta (2016) dengan judul “Struktur Kalimat dalam Karangan
Deksripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tangerang”.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan
dilakukan pada penelitian kualitatif dengan penggunaan objek yaitu
karangan deskripsi karya siswa kelas VII. Selain itu, yang menjadi
pembeda adalah penelitian yang akan digunakan menggunakan
kalimat majemuk bertingkat, sedangkan penelitian ini menganalisis
struktur kalimat.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2017), dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi atau konsep, analisis ini
berupa analisis deskriptif. Penelitian deskriptif tidak diperlukan administrasi
dan pengontrolan terhadap perlakuan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan
untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya
tentang satu variable, gejala atau keadaan pada saat penelitian dilakukan
untuk mengumpulkan informasi (h.8).
Metode deskriptif menurut Meleong (2013) adalah metode yang di
dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan
menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi. Dalam hal ini penulis akan
mendeskripsikan beragam kalimat kalimat majemuk bertingkat dan kata
hubung yang digunakan oleh siswa yang berlatar belakang bahasa Indonesia.
Pengklasifikasian dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis
lakukan.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis ini adalah:
1. Memilih dan menentukan tema teks
2. Membaca terlebih dahulu teks deskripsi karya siswa secara
keseluruhan.
26
3. Menandai ciri –ciri kalimat majemuk bertingkat karya siswa
pada teks deskripsi
4. Menganalisi teks deskripsi karya siswa dari table yang sudah
disediakan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Sepatan dalam
penelitian terhadap “Analisis Kalimat dalam Teks Deskripsi Karya Siswa
VII SMP Negeri 2 Sepatan”.
2. Jadwal Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari pengajuan judul proposal sampai pada
skripsi. Penulis dianjurkan membuat jadwal penelitian sebagaimana contoh
berikut.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No. Kegiatan
Waktu
Desember
2019
Januari
2020
Februari
2020
Maret
2020
April
2020
1. Pengajuan Judul
2. Sidang Judul
3. Bimbingan Proposal
4. Seminar Proposal
Skripsi
27
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian
Pada bagian ini dilaporkan sumber dan jenis data penelitian. Dalam hal
ini sumber dan penelitiannya yaitu teks deskripsi karya siswa. Jenis data
penelitian kualitatif bahasa dan sastra dapat dikelompokan menjadi data primer
dan data sekunder, yaitu sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung dari sumber
utama itu sendiri atau bisa juga dikatakan sumber yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data yang dimaksud adalah
data dalam teks deskripsi karya siswa.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data-data yang sudah tersedia di tempat yang
akan diteliti, sumbernya tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2017) menyatakan bahwa melakukan analisis
adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras (h.243). pada teknik
analisis data ini menggunakan content analysis atau di sini dinamakan kajian
isi. Mendefinisikan kajian isi sebagai teknik penelitian untuk keperluan
mendeskripsikan secara objektif.
28
Teknik kajian isi ini digunakan ketika menganalisis data dari sumber
data yang menjadi fokus penelitian. Untuk menganalisis data dibutuhkan
langkah-langkah yang akan dilakukan oleh penulis yaitu sebagai berikut:
a. Penulis memberikan materi mengenai pengertian teks deskripsi, ciri-ciri
deskripsi, langkah-langkah menyusun deskripsi, dan jenis-jenis
deskripsi, dan penulis memberikan materi mengenai jenis-jenis kalimat
majemuk dan kata penghubung (konjungsi).
b. Penulis memberikan tes menulis teks deskripsi kepada siswa kelas VII
SMP Negeri 2 Sepatan tahun ajaran 2019/2020.
c. Penulis mengumpulkan hasil teks deskripsi.
d. Penulis membaca kalimat hasil teks deskripsi karya siswa.
e. Penulis memberikan garis bawah untuk menandai di kertas, dalam teks
deskripsi karya siswa.
f. Penulis memberikan kode yang telah penulis tentukan, kode tersebut
penulis gunakan untuk menandai masing-masing data kalimat.
g. Dilanjutkan dengan klasifikasi
Penulis mencatat data dalam word laptop.
E. Instrumen Penelitian
Instrument dalam melakukan penelitian ini adalah penulis sendiri. Hal
tersebut dapat dipahami melalui pendapat Basrowi dan Suwardi (2008)
instrument adalah pencari tahu alamiah dalam mengumpulkan data lebih
banyak bergantung pada dirinya sendiri sebagai alat pengumpul data (h.34).
29
jadi, penulis berperan penting dalam melakukan penelitian deskriptif
kualitatif.
Menurut Moleong (2013) kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif
sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsiran data dan
pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya (h.168). Penulis di sini
berperan sangat penting mengingat penulis sebagai orang yang melakukan
dan melaporkan hasil penelitiannya. Penulis dalam melaksanakan penelitian
memerlukan bantuan. Penulis membutuhkan alat bantuan yakni, instrumen tes
berupa uraian, yakni tes subjektif yang digunakan untuk mengumpulkan
bahan dalam penelitian berupa teks deskripsi karya siswa.
Menurut Arikunto (2012) Teks subjektif adalah teks yang berbentuk
esai (uraian) untuk mengetahui kemajuan belajar yang memerlukan jawaban
yang sifatnya pembahasan atau uraian kata-kata (h.177). Penulis
menggunakan tes subjektif untuk meminta siswa membuat teks deskripsi
yang akan digunakan sebagai bahan dalam penelitian ini.
Instrument penelitian yang digunakan oleh penulis sendiri dibantu oleh
tabel analisis teks deskripsi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Instrument adalah alat untuk memperoleh informasi dan sumber data.
Instrumen penelitian ini dibuat oleh penulis sendiri untuk mencatat data
berupa jenis kalimat yang terdapat pada teks deskripsi menggunakan kalimat
majemuk karya siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sepatan, seperti contoh berikut
30
Tabel 3.2
Analisis Kalimat Majemuk Bertingkat
No
Kalimat
Kalimat Majemuk Bertingkat
Ket. Waktu Sebab Penerang Kegunaan
F. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2017) memberikan penjelasan mengenai analisis data bahwa
analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperloleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari lalu membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri serta orang lain (h.244).
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi
dan mengelompokkan data. Pada tahap ini dilakukan upaya mengelompokkan,
menyamakan data yang sama dan membedakan data yang memang berbeda,
serta menyisihkan untuk kelompok lain data yang serupa, tetapi tidak sama.
Dalam rangka pengklasifikasian dan pengelompokan data tentu harus
didasarkan pada apa yang menjadi tujuan penelitian. Analisis data adalah
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan kesalahan dan dapat
31
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Secara garis
besar proses analiisis data adalah:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
1. Reduksi Data
Setelah data-data penelitian dikumpulkan, maka tahap selanjutnya
yaitu mereduksi data tersebut. Reduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambbaran yang lebih jelas serta mempermudah
penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan
mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2011, h.247). Pada tahap ini
penulis menganalisis kalimat majemuk dan penggunaan kata hubung
(konjungsi) dalam teks deskripsi karya siswa.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan
sejenisnya. Pada langkah ini penulis menyususn data secara teratur dan
terperinci sehingga mudah dipahami. Data-data yang digunakan
dianalisis secara teliti untuk menunjukan jawaban yang diharapkan.
Kegiatan analisis dapat dilakukan dengan cara membaca teks deskripsi
karya siswa, kemudian dianalisis kalimat majemuk dan penggunaan
32
kata hubung (konjungsi) dalam teks deskripsi. penulis melakukan
penyajian data berupa table untuk menunjukan jenis-jenis kalimat
majemuk dan penggunaan kata hubung (konjungsi) yang dilakukan oleh
siswa pada teks deskripsi tersebut.
3. Mengambil kesimpulan/ Verifikasi
`Langkah akhir dalam analisis data adalah tahap penarikan
simpulan. Pada tahap ini, peneliti melakukan penarikan simpulan
berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada tahap selanjutnya.
Pada langkah ini penulis sudah memasuki tahap membuat simpulan dari
data yang sudah diperoleh sejak awal penelitian. Simpulan ini masih
bersifat sementara, untuk adanya verifikasi selama penelitian
berlangsung. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan dan dilakukan
secara terus menerus mulai dari awal, saat penelitian berlangsung,
sampai akhir (h.244-253).
G. Keabsahan Data
Sugiyono (2011) mengemukakan bahwa, untuk meyakinkan keakuratan
data, maka peneliti akan melakukan keabsahan data. Data yang salah akan
menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah, demikian pula sebaliknya
data yang sah akan menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang benar.
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan (h.268).
pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu, yaitu:
33
1. Objektivitas (Confirmability)
Penelitian kulitatif, uji objektivitas mirip dengan uji keterandalan,
sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji
objektivitas berarti menguji hasil penelitian kemudian dikaitkan dengan
proses yang dilakukan. Biola hasil penelitian merupakan fungsi dari proses
penelitian yang dilakukan, maka peneliti terseubut telah memenuhi standar
objektivitas. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasil
ada.
2. Kesahihan Internal (Credibility)
Validitas internal (kredibilitas) membicarakan seberapa jauh hasil
penelitian dapat dipercaya, untuk mencapai keprcayaan melakukan,
penelitian bahasa dan sastra harus memenuhi kriteria keabsahan data
sebagai berikut:
a. Observasi
Melakukan pengamatan secara lebih cermat. Dengan cara itu maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti
dan sistematis. Peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat
dan sistematis tentang apa yang diamati.
b. Memberchech
Memberchech adalah proses pengecekan data yang diperoleh penulis
kepada pemberian data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh
para pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin
dipercaya.
34
3. Kesahihan eksternal (Transferability)
Menurut Sugiyono (2011) dalam penelitian ini, ada kemungkinan
untuk menerapkan hasil penelitian. Maka penulis dapat membuat laporan
secara rinci, jelas, sistematis, dan dan dapat dipercaya. Dengan demikian,
maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian. Sehingga dapat
memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian.
Bila, pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian
jelasnya suatu hasil penelitian diberlakukan (transferability), maka laporan
tersebut memenuhi standar transferbilitas (h.276).
35
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan: Edisi
Kedua. Jakarta : Bumi Aksara
Basrowi, & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta :
Rineka Cipta
Chaer, Abdul. 2015. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Dalman. 2018. Keterampilan Menulis. Depok : PT. Raja Grafindo
Persada
Finoza, Lamuddin. 2018. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi
Kosasih. 2019. Jenis-jenis Teks. Bandung. Yrama Widya
Kurniasari, Nurlaila Anna. 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Moleong, L.J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Mulyati. 2019. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta : Prenadamedia
Group
Ramlan. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta : C.V.
Karyono
Ratna, Reni 2010. Analisis Kalimata Tunggal Berdasarkan Fungsi
Sintaksis pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas XI SMA Darul
Ma’Arif Jakarta Selatan. Jakarta. Universitas Muhammadiyah Prof.
Hamka.
Samosir, & Haryanti. 2016. Menulis. Tangerang : PT Pustaka Mandiri
Suhardi. 2013. Dasar-dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia.
Yogyakarta : Ar-ruzz Media
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Putrayasa, Bagus Ida. 2012. Jenis-Jenis Kalimat dalam Bahasa
Indonesia. Bandung : PT Refika Aditama
Jurnal online
Djafar, Hamsiah. 2017. “Penggunaan Kalimat Majemuk dalam Karya
Tulis Mahasiswa Fakultas Trabiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makasar. Edisi IX.
http://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jo
urnal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/klm/article/download/4488/4105ved=2ah
UKEwjLSf_n3NXoAhWKXSsKHZgBAIEQFjAMegQIBBABusg
=AOvVaw2aW5-SMoLzF9WL8PFzLyQR
Hanifa, Putri Eka. 2016. Struktur Kalimat dalam Karangan Deskripsi
Siswa Kelas VII SMP 13 Kota Tangerang. Jakarta. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.