http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 1
SEJARAH PERKEMBANGAN KONSEP DAN PEMIKIRAN ILMU GEOGRAFI
(Sebuah perjalanan dari zaman yunani kuno, kekaisaran romawi hingga era keemasan islam, abad
pertengahan, hingga zaman moderen)
Pengetahuan mengenai suatu wilayah yang meliputi aspek-aspek alamiah dengan insaniahnya, mula-
mula hanya dalam bentuk cerita yang disampaikan oleh seseorang kepada yang lainnya. Terdorong oleh
kebutuhan untuk mempermudah perjalanan berikutnya, secara sederhana pengalaman perjalanan itu
dilukiskan ke dalam bentuk peta (Sumaatmadja, 1988; 13). Bagi kepentingan perjalanan, perdagangan,
peperangan dan pertahanan, peta tersebut sangat membantu dalam memvisualisasikan suatu objek
telaahan.
Zaman Yunani
Pada zaman Yunani kuno, pandangan faham geografi sangat dipengaruhi oleh pandangan filsafat
spekulatif maupun sejarawan, yang berusaha memadukan ilmu pengetahuan geografi dengan sejarah.
Tidak sedikit uraian geografi bersifat sejarah, atau sebaliknya uraian sejarah bersifat
geografi. Herodotus (485-425 S.M) contohnya, seorang sejarawan telah mengemukakan pendapatnya
bahwa betapa eratnya hubungan antara perkembangan masyarakat dengan faktor-faktor geografi di
wilayah yang bersangkutan. Pandangan ini sungguh tidak keliru karena kedua disiplin sosial tersebut
tidak bisa melepaskan diri interaksi antara manusia dengan lingkungannnya maupun keterikatannya
dengan aspek keruangan. Selanjutnya ia menganjurkan adanya penulisan hubungan diantara sejarah dan
geografi (Lucile, 1960: 13). Hanya saja pandangan-pandangan tersebut masih bersifat subjektif dan
cenderung spekulatif. Hal ini terbukti,pada tahun 450 s.M, Herodotus telah membuat peta dunia yang
membaginya dalam tiga bagian, yaitu; Eropa, Asia, dan Libya (Afrika).
Peta karya Herodotus
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 2
Peta karya Herodotus tersebut sangat sederhana jika dibandingkan dengan peta yang kita kenal sekarang.
Pandangan Herodotus demikian yang memusatkan Yunani sebagai poros dunia, tidak lepas sebagai
pandangan tradisional yang bersifat kosmologis. Pandangan ini beranggapan bahwa pada setiap
kelompok etnis maupun bangsa menganggap dirinya terpenting dari segala mahluk dan umat manusia di
dunia. Daerahnya adalah pusat dari kosmos yang diberikan oleh 'pencipta' sebagai tempat ia hidup
(Lapian,1980: 6). Walaupun karya Herodotus perlu disempurnakan, namun demikian pandangannya dan
karyanya tersebut jelas sangat berharga, karena ia telah mampu memberikan kontribusi pemikirannya
yang berani dan memiliki “kebenaran tertinggi” pada masanya. Oleh karena itu wajar jika waktu itu peta
karya Hrodotus tersebut sering menjadi acuan bagi kepentingan pelayaran, perdagangan, maupun
pengembangan pengetahuan bangsa Yunani kuno khususnya.
Lebih-kurang empat abad kemudian, Strabo (63-24 s.M.) seorang sejarawan dan ahli geografi Yunani
kuno, telah menguraikan secara panjang lebar betapa besar pengaruh lingkungan fisik manusia terhadap
pengelompokan kebudayaan dan model-model pemerintahan. Ia mengemukakan bahwa pengaruh
lingkungan tersebut sangat menentukan corak budaya dan pemerintahan. Dari penjelasan tersebut dapat
menyimpulkan bahwa Strabo tergolong environmental determinism atau determinisme
lingkungan (Sumaatmadja, 1988: 15).
Strabo 63-24 s.M
Pada bagian yang lain Strabo telah mengemukakan bahwa geografi berkenaan dengan faktor lokasi,
karakteristik tertentu, dan antar hubungan satu tempat ke tempat lainnya di permukaan bumi secara
keseluruhan. Ide kesatuan tunggal yang dikemukakan Starbo ini, dijelaskansebagai konsep natural
attributes of place (atribut alamiah satu tempat), adalah kerangka relasi suatu tempat dengan tempat
lainnya di permukaan bumi. Pandangan demikian hingga sekarang masih relevan sebagai salah satu
konsep dan prosedur geografi modern hingga sekarang (Dickinson, 1970: 10). Bahkan dalam
perkembangan selanjutnya konsep ini berkembang sebagai konsep regional. Selain itu juga ia telah
membuat peta yang dikenal dengan nama “Peta Strabo”, merupakan penyempurnaan peta Herodotus.
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 3
Peta Strabo, sebagai penyempurnaan Peta Herodotus
Pandangan determinisme lingkungan yang dikemukakan Starbo, jika ditelusuri lebih jauh sebenarnya
berasal dari Julius Caesar (100-44 s.M) dalam tulisannya yang berjudul Gallic Wars. Caesar yang
merupakan tokoh pemerintahan dan ketentaraan Romawi yang terkenal itu, pada tulisannya
mengemukakan faktor geografi terhadap pemerintahannya, serta pengaruh lingkungan alam terhadap
kemenangannya. Semua tokoh yang menguraikan keseluruhan bumi berupa keterangan-keterangan
wilayah di permukaan bumi yang tidak memperhatikan letak yang tepat tersebut serta keadaan
manusianya juga secara tidak tepat (hanya mengemukakan materi secara etnografis serta kurang bersifat
geografi), semuanya dapat dikategorikan dalam kelompok “aliran logoterapi” (Khiam, 1980: 7-8).
Pelajaran geografi tentang bola bumi dengan menggunakan pendekatan dan pengukuran yang matematis,
baru dilakukan oleh Pythagoras. Ketelitian demikian dilanjutkan oleh Plato dan Aristoles,
maupun Eratosthenes. Keterampilan mereka sangat mempengaruhi pendekatan dan pandangannya.
Bentuk bola bumi serta ukurannya di mana pembagian bumi berdasarkan lintang dan bujur, serta
pergeseran matahari yang mempengaruhi daerah iklim, berasal dari pemikiran kelompok “aliran
matematik” (Khiam, 1980: 9).
Dalam istilah geographika hal itu berarti
“deskripsi atau tulisan tentang bumi”. Selain dari itu, ia juga telah menghitung keliling bumi secara
matematik berdasarkan perhitungan jarak Alexandria dengan Seyne (Aswan). Oleh karena itu ia dianggap
sebagai peletak dasar Geografi yang pertama. Jas
pembuatan dan penggunaan peta. Setelah didapatkannya alat pencetak, peta Ptolomaeus dengan diubah
sedikit, dicetak sebagai Atlas Ptolomaeus
Dari penjelasan di atas telah membuktikan bahwa geografi telah berkembang sejak sebelum Masehi di
Yunani khususnya. Aktivitas manusia yang paling banyak menuntut keterampilan geografi adalah
perjalanan yang dilakukan para pedagang maupun tentara dalam peperangan untuk perluasan wilayah.
Di antara perjalanan darat yang terkenal adalah
“Jalan Sutera” antara Tiongkok dengan Timur Tengah pada Abad Petengahan), telah menjadi sumber
materi geografi yang berharga saat itu
Selepas Romawi jatuh, Barat dicengkeram dalam era kegelapan. Perkembangan ilmu pengetahuan justru
mulai berkembang pesat di Timur Tengah. Geografi mulai berkembang pesat pada era
Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Ketika itu,
mereka mendorong para sarjana Muslim untuk menerjemahkan naskah
dalam bahasa Arab. Beberapa naskah penting dari Yunani yang diterjema
lain; Alemagest (sebuah risalah besar astronomi) dan Geographia yang keduanya merupakan
karya Claudius Ptolemaeus.
George Sarton (1884–1956) mengatakan ”Tugas utama kemanusian telah dicapai oleh para ilmuwan
muslim. Filosof terbaik, Al-Farabi adalah seorang muslim. Matematikawan terbaik Abul Kamil dan Ibn
Sina adalah muslim. Ahli geografi (Ilmu Bumi) dan ensklopedia terbaik Al
muslim dan Al-Tabari ahli sejarah terbaik juga seorang muslim". George Sarton melanjutkan apresiasinya
http://jalaluddin-rumi
Jalaluddin Rumi
Eratosthenes
al itu berarti writing about the earth or description of the earth
“deskripsi atau tulisan tentang bumi”. Selain dari itu, ia juga telah menghitung keliling bumi secara
matematik berdasarkan perhitungan jarak Alexandria dengan Seyne (Aswan). Oleh karena itu ia dianggap
sebagai peletak dasar Geografi yang pertama. Jasa Ptolomaeus pada perkembangan geografi yaitu pada
pembuatan dan penggunaan peta. Setelah didapatkannya alat pencetak, peta Ptolomaeus dengan diubah
Atlas Ptolomaeus (Mitchell, 1960: 34).
Dari penjelasan di atas telah membuktikan bahwa geografi telah berkembang sejak sebelum Masehi di
i khususnya. Aktivitas manusia yang paling banyak menuntut keterampilan geografi adalah
perjalanan yang dilakukan para pedagang maupun tentara dalam peperangan untuk perluasan wilayah.
Di antara perjalanan darat yang terkenal adalah “Via Appia” antara Roma dan Capua (350 s.M). serta
” antara Tiongkok dengan Timur Tengah pada Abad Petengahan), telah menjadi sumber
g berharga saat itu.
Era Keemasan Isla
Selepas Romawi jatuh, Barat dicengkeram dalam era kegelapan. Perkembangan ilmu pengetahuan justru
mulai berkembang pesat di Timur Tengah. Geografi mulai berkembang pesat pada era
yang berpusat di Baghdad. Ketika itu, Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Al-
mereka mendorong para sarjana Muslim untuk menerjemahkan naskah-naskah kuno dari Yunani ke
dalam bahasa Arab. Beberapa naskah penting dari Yunani yang diterjema
(sebuah risalah besar astronomi) dan Geographia yang keduanya merupakan
1956) mengatakan ”Tugas utama kemanusian telah dicapai oleh para ilmuwan
Farabi adalah seorang muslim. Matematikawan terbaik Abul Kamil dan Ibn
a adalah muslim. Ahli geografi (Ilmu Bumi) dan ensklopedia terbaik Al-Masudi adalah seorang
Tabari ahli sejarah terbaik juga seorang muslim". George Sarton melanjutkan apresiasinya
rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 4
writing about the earth or description of the earth atau
“deskripsi atau tulisan tentang bumi”. Selain dari itu, ia juga telah menghitung keliling bumi secara
matematik berdasarkan perhitungan jarak Alexandria dengan Seyne (Aswan). Oleh karena itu ia dianggap
pada perkembangan geografi yaitu pada
pembuatan dan penggunaan peta. Setelah didapatkannya alat pencetak, peta Ptolomaeus dengan diubah
Dari penjelasan di atas telah membuktikan bahwa geografi telah berkembang sejak sebelum Masehi di
i khususnya. Aktivitas manusia yang paling banyak menuntut keterampilan geografi adalah
perjalanan yang dilakukan para pedagang maupun tentara dalam peperangan untuk perluasan wilayah.
” antara Roma dan Capua (350 s.M). serta
” antara Tiongkok dengan Timur Tengah pada Abad Petengahan), telah menjadi sumber
Era Keemasan Islam
Selepas Romawi jatuh, Barat dicengkeram dalam era kegelapan. Perkembangan ilmu pengetahuan justru
mulai berkembang pesat di Timur Tengah. Geografi mulai berkembang pesat pada era Kekhalifahan
Mamun berkuasa,
naskah kuno dari Yunani ke
dalam bahasa Arab. Beberapa naskah penting dari Yunani yang diterjemahkan antara
(sebuah risalah besar astronomi) dan Geographia yang keduanya merupakan
1956) mengatakan ”Tugas utama kemanusian telah dicapai oleh para ilmuwan
Farabi adalah seorang muslim. Matematikawan terbaik Abul Kamil dan Ibn
Masudi adalah seorang
Tabari ahli sejarah terbaik juga seorang muslim". George Sarton melanjutkan apresiasinya
kepada ilmuan muslim di bukunya yang berjudul
mengatakan: "It will suffice here to evoke a few glorious names without contemporary equivalents in the
West: Jabir ibn Haiyan, al-Kindi, al
Hunain ibn Ishaq, al-Farabi, Ibrahim ibn Sinan, al
Qasim, Ibn al-Jazzar, al-Biruni, Ibn Sina, Ibn Yunus, al
al-zarqab, Omar Khayyam. A magnificent array of names which it would not be difficult to extend. If
anyone tells you that the Middle Ages were scientifically sterile, just quote these men to him, all of whom
flourished within a short period, 750 to 1100 A.D.
Berkembangnya geografi di dunia Islam dimulai ketika Khalifah Al
hingga 833 M memerintahkan para geografer muslim untuk mengukur kembali jarak bumi. Sejak saat itu
muncullah istilah ‘mil’ untuk mengukur jarak. Sedangkan oran
Umat Islam pun mampu menghitung volume dan keliling bumi. Berbekal keberhasilan itu, Khalifah Al
Mamun memerintahkan para geografer Muslim untuk menciptakan peta bumi yang besar. Adalah Musa
Al-Khawarizmi bersama 70 geografer lainnya mampu membuat peta globe pertama pada tahun 830 M.
Khawarizmi juga berhasil menulis kitab geografi yang berjudul "Surah Al
koreksi terhadap karya Ptolemaeus. Pada abad yang sama, Al
"Keterangan tentang Bumi yang Berpenghuni"
Sejak saat itu, geografi pun berkembang pesat. Sejumlah geografer Muslim berhasil melakukan terobosan
dan penemuan penting. Di awal abad ke
mendirikan sekolah di kota Baghdad yang secara khusus mengkaji dan membuat peta bumi
http://jalaluddin-rumi
Jalaluddin Rumi
kepada ilmuan muslim di bukunya yang berjudul "Introduction to the History of Scienc
"It will suffice here to evoke a few glorious names without contemporary equivalents in the
Kindi, al-Khwarizmi, al-Fargani, al-Razi, Thabit ibn Qurra, al
Farabi, Ibrahim ibn Sinan, al-Masudi, al-Tabari, Abul Wafa, 'Ali ibn Abbas, Abul
Biruni, Ibn Sina, Ibn Yunus, al-Kashi, Ibn al-Haitham, 'Ali Ibn 'Isa al
b, Omar Khayyam. A magnificent array of names which it would not be difficult to extend. If
anyone tells you that the Middle Ages were scientifically sterile, just quote these men to him, all of whom
flourished within a short period, 750 to 1100 A.D."
embangnya geografi di dunia Islam dimulai ketika Khalifah Al-Ma'mun yang berkuasa dari tahun 813
hingga 833 M memerintahkan para geografer muslim untuk mengukur kembali jarak bumi. Sejak saat itu
’ untuk mengukur jarak. Sedangkan orang Yunani menggunakan istilah ‘
Umat Islam pun mampu menghitung volume dan keliling bumi. Berbekal keberhasilan itu, Khalifah Al
Mamun memerintahkan para geografer Muslim untuk menciptakan peta bumi yang besar. Adalah Musa
geografer lainnya mampu membuat peta globe pertama pada tahun 830 M.
Khawarizmi juga berhasil menulis kitab geografi yang berjudul "Surah Al-Ard" (Morfologi Bumi) sebuah
koreksi terhadap karya Ptolemaeus. Pada abad yang sama, Al-Kindi juga menulis sebuah b
"Keterangan tentang Bumi yang Berpenghuni".
Musa Al-Khawarizmi (780-850 M)
Sejak saat itu, geografi pun berkembang pesat. Sejumlah geografer Muslim berhasil melakukan terobosan
dan penemuan penting. Di awal abad ke-10 M, secara khusus, Abu Zayd Al-Balkhi yang berasal dari Balkh
mendirikan sekolah di kota Baghdad yang secara khusus mengkaji dan membuat peta bumi
rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 5
Introduction to the History of Science," dengan
"It will suffice here to evoke a few glorious names without contemporary equivalents in the
Razi, Thabit ibn Qurra, al-Battani,
Tabari, Abul Wafa, 'Ali ibn Abbas, Abul
Haitham, 'Ali Ibn 'Isa al-Ghazali,
b, Omar Khayyam. A magnificent array of names which it would not be difficult to extend. If
anyone tells you that the Middle Ages were scientifically sterile, just quote these men to him, all of whom
Ma'mun yang berkuasa dari tahun 813
hingga 833 M memerintahkan para geografer muslim untuk mengukur kembali jarak bumi. Sejak saat itu
g Yunani menggunakan istilah ‘stadion’.
Umat Islam pun mampu menghitung volume dan keliling bumi. Berbekal keberhasilan itu, Khalifah Al-
Mamun memerintahkan para geografer Muslim untuk menciptakan peta bumi yang besar. Adalah Musa
geografer lainnya mampu membuat peta globe pertama pada tahun 830 M.
Ard" (Morfologi Bumi) sebuah
Kindi juga menulis sebuah buku bertajuk
Sejak saat itu, geografi pun berkembang pesat. Sejumlah geografer Muslim berhasil melakukan terobosan
yang berasal dari Balkh
mendirikan sekolah di kota Baghdad yang secara khusus mengkaji dan membuat peta bumi.
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 6
Di abad ke-11 M, seorang geografer termasyhur dari Spanyol, Abu Ubaid Al- Bakri berhasil menulis kitab
dengan titel “Mu’jamma Ista’jam” merupakan sebuah daftar toponyms (nama-nama tempat) yang
sebagian besar terletak di Jazirah Arab. Sebagai pengantar bukunya, beliau memaparkan setting geografis
Arab zaman dulu secara menarik disertai pemukiman dari masing-masing suku bangsa yang terkenal
waktu itu.
Karya monumental lainnya berjudul “Al Masalik wa Al Mamalik”. Hasil curah gagasannya yang satu ini
terdiri dari beberapa jilid yang secara sendiri-sendiri membahas satu tema pokok. Jilid pengantarnya
terbagi dalam geografi umum, muslim, dan non muslim. Walau tidak diterbitkan secara utuh, tetapi
bagian yang menyangkut muslim barat telah lama diketahui lewat penerbitan dan terjemahan bahasa
Prancis oleh Mac Guckin de Slane.
Masih dalam disiplin geografi, buku lain yang beliau tulis adalah “Itineraries and Kingdoms” atau
“Rencana-rencana Perjalanan dan Kerajaan-kerajaan”. Buku ini tidak hanya memuat keterangan-
keterangan dan faktor-faktor yang bersifat geografis, tetapi juga mencakup uraian komprehensif
mengenai politik, sosial historis, bahkan etnografi (ilmu bangsa-bangsa).
Pada abad ke-12, geografer Muslim, Al-Idrisi berhasil membuat peta dunia. Al-Idrisi yang lahir pada
tahun 1100 di Ceuta Spanyol itu juga menulis kitab geografi berjudul Kitab Nazhah Al- Muslak fi Ikhtira
Al-Falak (Tempat Orang yang Rindu Menembus Cakrawala). Kitab ini begitu berpengaruh sehingga
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Geographia Nubiensis.
Al-Idrisi (1100 – 1165 M)
Seabad kemudian, dua geografer Muslim yakni, Qutubuddin Asy-Syirazi (1236 M - 1311 M) membuat peta
Laut Tengah dan Yaqut Ar-Rumi (1179 M-1229 M) membuat “Kitab Mu'jam al-Boldaan (Encyclopedia of
Lands)" dan “Kitab Mu'jam al-Udaba”, (Encyclopedia of Writers) berhasil melakukan terobosan baru.
Qutubuddin mampu membuat peta Laut Putih/Laut Tengah yang dihadiahkan kepada Raja Persia.
Sedangkan, Yaqut berhasil menulis enam jilid ensiklopedia bertajuk Mu'jam Al
Negeri-negeri).
Penjelajah Muslim asal Maroko, Ibnu Battuta
rute perjalanan baru. Hampir selama 30 tahun, Ibnu Battuta menjelajahi daratan dan mengarungi lautan
untuk berkeliling dunia. ia mengunjungi sebagian besar wilayah dunia Islam serta banyak daratan yang
dikuasai non-muslim, perjalanannya termasuk perjalanan ke Afrika Utara, dengan Horn of Afrika
(Semenanjung Somalia), Afrika Barat, Eropa Selatan dan Eropa Timur di
Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Tenggara dan Cina di Timur, jaraknya melampaui tiga kali lipat
penjelajah kontemporer Marco Polo. Ibnu Battuta dianggap salah satu penjelajah yang terbesar sepanjang
masa. Dia bepergian lebih dari 75.000 mil (121.000 km), seorang tokoh tak tertandingi oleh penjelajahan
berikutnya sampai datangnya Zaman mesin uap sekitar 450 tahun kemudian.
Ibnu Batuta
Penjelajah Muslim lainnya yang mampu mengubah rute perjalanan laut adalah
Tiongkok. Memiliki nama Arab: Haji Mahmud Shams (1371
Tiongkok terkenal yang melakukan beberapa penjelajahan antara tahun 1405 hingga 1433. Majalah Life
menempatkan laksamana Cheng Ho sebagai nomor
beragama Islam, para temannya mengetahui bahwa Cheng Ho sangat ingin melakukan Haji ke Mekkah
seperti yang telah dilakukan oleh almarhum ayahnya, tetapi para arkeolog dan para ahli sejarah belum
mempunyai bukti kuat mengenai hal ini.
http://jalaluddin-rumi
Jalaluddin Rumi
Sedangkan, Yaqut berhasil menulis enam jilid ensiklopedia bertajuk Mu'jam Al-Buldan (Ensiklopedi
Ibnu Battuta di abad ke-14 M memberi sumbangan dalam menemukan
rute perjalanan baru. Hampir selama 30 tahun, Ibnu Battuta menjelajahi daratan dan mengarungi lautan
rkeliling dunia. ia mengunjungi sebagian besar wilayah dunia Islam serta banyak daratan yang
muslim, perjalanannya termasuk perjalanan ke Afrika Utara, dengan Horn of Afrika
(Semenanjung Somalia), Afrika Barat, Eropa Selatan dan Eropa Timur di Barat, dan ke Timur Tengah,
Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Tenggara dan Cina di Timur, jaraknya melampaui tiga kali lipat
penjelajah kontemporer Marco Polo. Ibnu Battuta dianggap salah satu penjelajah yang terbesar sepanjang
i 75.000 mil (121.000 km), seorang tokoh tak tertandingi oleh penjelajahan
berikutnya sampai datangnya Zaman mesin uap sekitar 450 tahun kemudian.
Ibnu Batuta (1304–1368 atau 1369)
Penjelajah Muslim lainnya yang mampu mengubah rute perjalanan laut adalah Laksamana
nama Arab: Haji Mahmud Shams (1371 - 1433), adalah seorang pelaut dan penjelajah
Tiongkok terkenal yang melakukan beberapa penjelajahan antara tahun 1405 hingga 1433. Majalah Life
menempatkan laksamana Cheng Ho sebagai nomor 14 orang terpenting dalam milenium terakhir. Karena
beragama Islam, para temannya mengetahui bahwa Cheng Ho sangat ingin melakukan Haji ke Mekkah
seperti yang telah dilakukan oleh almarhum ayahnya, tetapi para arkeolog dan para ahli sejarah belum
i bukti kuat mengenai hal ini.
rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 7
Buldan (Ensiklopedi
14 M memberi sumbangan dalam menemukan
rute perjalanan baru. Hampir selama 30 tahun, Ibnu Battuta menjelajahi daratan dan mengarungi lautan
rkeliling dunia. ia mengunjungi sebagian besar wilayah dunia Islam serta banyak daratan yang
muslim, perjalanannya termasuk perjalanan ke Afrika Utara, dengan Horn of Afrika
Barat, dan ke Timur Tengah,
Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Tenggara dan Cina di Timur, jaraknya melampaui tiga kali lipat
penjelajah kontemporer Marco Polo. Ibnu Battuta dianggap salah satu penjelajah yang terbesar sepanjang
i 75.000 mil (121.000 km), seorang tokoh tak tertandingi oleh penjelajahan
berikutnya sampai datangnya Zaman mesin uap sekitar 450 tahun kemudian.
Laksamana Cheng Hodari
1433), adalah seorang pelaut dan penjelajah
Tiongkok terkenal yang melakukan beberapa penjelajahan antara tahun 1405 hingga 1433. Majalah Life
14 orang terpenting dalam milenium terakhir. Karena
beragama Islam, para temannya mengetahui bahwa Cheng Ho sangat ingin melakukan Haji ke Mekkah
seperti yang telah dilakukan oleh almarhum ayahnya, tetapi para arkeolog dan para ahli sejarah belum
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 8
Laksamana Cheng Ho (1371 - 1433)
Dia melakukan ekspedisi sebanyak tujuh kali mulai dari tahun 1405 hingga 1433 M. Mereka juga mendata
sebaran obyek tematik yang diamatinya di atas peta. Muncullah antara lain geo-botani (berkembang
menjadi phytogeography), untuk mencatat distribusi dan klasifikasi tumbuhan, atau geo-lingua untuk
mencatat sebaran bahasa dan dialek. Perjalanan Cheng Ho ini menghasilkan Peta Navigasi Cheng Ho
yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam buku ini terdapat 24 peta navigasi
mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan. Cheng Ho adalah penjelajah dengan
armada kapal terbanyak sepanjang sejarah dunia yang pernah tercatat. Juga memiliki kapal kayu terbesar
dan terbanyak sepanjang masa hingga saat ini. Selain itu beliau adalah pemimpin yang arif dan bijaksana,
mengingat dengan armada yang begitu banyaknya beliau dan para anak buahnya tidak pernah menjajah
negara atau wilayah dimanapun tempat para armadanya merapat. Semasa di India termasuk ke Kalkuta,
para anak buah juga membawa seni beladiri lokal yang bernama Kallary Payatt yang mana setelah
dikembangkan di negeri Tiongkok menjadi seni beladiri Kungfu.
Geografer Muslim di Era Keemasan Islam, telah membuat banyak sumbangan pemikiran, konsep, dan
perkembangan di bidang ilmu geografi yang memberi warna bagi perkembangan peradaban hingga saat
ini. Diantara sekian banyak geografer muslim, berikut adalah nama-nama yang paling terkenal:
1. Hisyam Al-Kalbi (abad ke-8 M), Dia adalah ahli ilmu bumi pertama dalam sejarah Islam.
Hisyam begitu populer dengan studinya yang mendalam mengenai kawasan Arab.
2. Musa Al-Khawarizmi (780 M - 850 M), Ahli matematika yang juga geografer itu merevisi
pandangan Ptolemaues mengenai geografi. Bersama-sama 70 puluh geografer, Al-Khawarizmi
membuat peta globe pertama pada tahun 830 M.
3. Al-Ya'qubi (wafat 897 M), Dia menulis buku geografi bertajuk 'Negeri-negeri' yang begitu
populer dengan studi topografisnya.
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 9
4. Ibn Khordadbeh (820 M - 912 M), Dia adalah murid Al-Kindi yang mempelajari jalan-jalan di
berbagai provinsi secara cermat dan menuangkannya ke dalam buku Al- Masalik wa Al-Mamalik
(Jalan dan Kerajaan).
5. Al-Dinawari (828 M - 898 M), Geografer Muslim yang juga banyak memberi kontribusi pada
perkembangan ilmu geografi.
6. Hamdani (893 M - 945 M), Geografer Muslim abad ke-9 M yang mendedikasikan dirinya untuk
mengembangkan geografi.
7. Ali al-Masudi (896 M - 956 M), Nama lengkapnya Abul hasan Ali Al-Ma’sudi. Ia mempelajari
faktorfaktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pembentukan batubatuan di bumi
dengan orisinalitas yang mencengangkan.
8. Ahmad ibn Fadlan (abad ke-10 M), Dia adalah geografer yang menulis ensiklopedia dan kisah
perjalanan ke daerah Volga dan Kaspia.
9. Ahmad ibn Rustah (abad ke-10 M), Ibnu Rustah merupakan geografer yang menulis
ensiklopedia besar mengenai geografi. Al Balkhi Memberikan sumbangan cukup besar dalam
pemetaan dunia. Al Kindi Selain terkenal sebagai ahli oseanografi, dia juga seorang ilmuwan
multitalenta. Sebagai ahli fisika, optik, metalurgi, bahkan filosofi.
10. Al Istakhar II dan Ibnu Hawqal (abad ke-10 M), Memberikan kontribusi besar dalam
pemetaan dunia.
11. Al-Idrisi (1099 M), Ahli geografi kesohor pada zamannya, yang juga dikenal sebagai ahli zoologi.
12. Al Baghdadi (1162 M), Seorang geografer Muslim terkemuka.
13. Abdul-Leteef Mawaffaq (1162 M), Selain pakar geografi, dia juga merupakan ahli pengobatan.
14. Piri Reis (1465-1555 M), Ia memperoleh ketenaran sebagai kartografer ketika sebuah bagian
kecil dari peta dunia pertama (disiapkan pada tahun 1513) ditemukan pada tahun 1929 di Istana
Topkapi di Istanbul. peta dunia-Nya adalah atlas tertua Turki dikenal menunjukkan Dunia Baru,
dan salah satu peta tertua Amerika masih ada di dunia. (Peta tertua Amerika yang masih ada
adalah peta ditarik oleh Juan de la Cosa pada tahun 1500, yang disimpan di Museum Angkatan
Laut (Museo Naval) dari Madrid, Spanyol.) Peta Piri Reis ‘berpusat di Sahara di Tropic of Cancer
lintang.
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 10
Peta Piri Reis
Sebagai bentuk pengakuan dunia terhadap sumbangan peradaban Islam, sebanyak 24 ilmuwan dan
ulama Muslim terkemuka di era kejayaan telah diabadikan menjadi nama kawah bulan. Pemberian nama
ke-24 ilmuwan Muslim itu pun telah mendapat pengakuan dari International Astronomi Union disingkat
IAU atau Organisasi Astronomi Internasional.
Hanya satu nama tokoh Muslim yang tak diakui IAU menjadi nama kawah bulan, yakni Muhammad
Abduh (1849 M-1905 M). Ke-24 tokoh Muslim itu resmi diakui IAU sebagai nama kawah bulan secara
bertahap pada abad ke-20 M, antara tahun 1935, 1961, 1970, dan 1976. Pada awalnya, nama ilmuwan
Muslim yang diabadikan di kawah bulan itu disebut dalam bahasa Latin, seperti Alhazen, Azophi,
Alpetragius, Albataneus, Alfraganus, dan lainnya. Namun, kemudian diberi nama aslinya dalam bahasa
Arab. Berikut nama-nama tokoh dan ilmuwan Muslim yang diabadikan di kawah bulan (klik sumber);
1. Abulfeda. Nama lengkapnya Isma’il Ibn Abu al-Fida. Ia adalah ahli geologi dari Suriah (1273 M-
1331 M).
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 11
2. Abulwafa. Bernama lengkap Abu al-Wafa al-Buzajani. Matematikus dan astronom asal Persia
(940 M-998 M).
3. Al-Bakri. Geografer Muslim asal Andalusia itu bernama Abu `Ubayd Abdallah Ibn `Abd al-Aziz
Ibn Muhammad al-Bakri (1010 M-1094 M).
4. Al-Biruni. Ilmuwan serba bisa yang populer di Afghanistan dan India itu bernama lengkap Abu
ar-Rayhan Muhammad ibn Ahmad al-Biruni. Dia seorang astronom, matematikus, dan geografer
(973 M-1048 M).
5. Al-Khwarizmi. Matematikus dan astronom kelahiran Khwarizmi itu bernama lengkap
Muhammad ibnu Musa al-Khwarizmi.
6. Al-Marrakushi. Abu `Ali al-Hasan Ibn `Ali al-Marrakushi adalah astronom dan matematikus
asal Maroko dan bekerja di Mesir pada abad ke-13 M.
7. Albategnius. Muhammed bin Jaber Al-Battani dikenal di dunia Barat dengan panggilan
Albategnius. Dia seorang astronom dan matematikus yang berasal dari Harran, Mesopotamia.
8. Alfraganus. Abu ‘l-’Abbas Ahmad Ibn Muhammad Ibn Kathir al-Farghani adalah astronom
terkemuka di Baghdad yang berasal dari Iran pada abad ke-9 M.
9. Alhazen. Nama aslinya adalah Abu Ali al-Hasan Ibn al Haytham. Ahli fisika, matematika, dan
astronomi itu mengabdikan hidupnya di Mesir (987 M-1038 M).
10. Almanon. Ini merupakan nama panggilan orang Barat terhadap Abu Ja’far Abdallah al-Ma’mun
ibnu Harun al-Rashid. Khalifah Dinasti Abbasiyah di Baghdad yang berkuasa pada 813 M-833 M.
11. Alpetragius. Astronom asal Andalusia itu bernama Abu Ishaq Nur al-Din Al-Bitruji Al-Ishbili.
12. Arzachel. Nama lengkapnya adalah Abu Ishaq Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash al-Zarqalluh or al-
Zarqali. Matematikus terkemuka ini berasal dari Toledo, Andalusia.
13. Avicenna. Ilmuwan legendaris Muslim itu bernama Abu `Ali al-Hussayn Ibn Sina (980 M-1037
M).
14. Azophi. Nama lengkapnya Abdurrahman Al-Sufi. Dia adalah astronom terkemuka yang menulis
tentang bintang.
15. Geber. Astronom abad ke-12 M asal Andalusia itu sebenarnya bernama Abu Muhammad Jabir
Ibn Aflah al-Ishbili.
16. Ibnu Battuta. Penjelajah dan geografer Muslim asal Maroko itu bernama Abu Abd Allah
Muhammad Ibn `Abd Allah Ibn Battuta.
17. Ibnu Firnas. Orang Barat menyebutnya Armen Firman. Insinyur pencipta kapal terbang itu
bernama lengkap Abbas Ibn Firnas.
18. Ibnu Yunus. Astronom Mesir (950 M-1009) itu bernama Abu al-Hasan bin Ahmad ibnu Yunus
al-Sadafi.
19. Ibnu-Rushd. Dokter dan filsuf Muslim asal Andalusia ini bernama Abu al-Walid Muhammad
Ibn Ahmad Ibn Rushd.
20. Messala. Nama lengkapnya adalah Ma-sha’ Allah ibnu Athari al-Basri. Dia adalah astronom asal
Irak.
21. Nasiruddin. Ilmuwan terkemuka asal kota Tus, Khurasan, ini bernama lengkap Muhammad
ibnu Muhammad ibnu al-Hasan al-Tusi.
22. Omar Khayyam. Dia adalah sastrawan, astronom, dan matematikus terkemuka asal Persia
yang hidup pada abad ke-11 M. Dia juga dikenal dengan panggilan al-Khayyami.
23. Thebit. Ilmuwan asal Irak ini bernama lengkap Thabit Ibn Qurrah al-Sabi’ al-Harrani Thabit Ibn
Qurra. Ia hidup pada abad ke-9 M.
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 12
24. Ulugh Beigh. Dia adalah penguasa Dinasti Timurid yang juga mencintai astronomi serta sempat
membangun observatorium. Nama lengkapnya adalah Mirza Mohammad Taragai bin Shahrukh.
Abad Pertengahan
Selanjutnya pada abad pertengahan, perjalanan-perjalanan yang dilakukan oleh Columbus, Vasco da
Gama, Fernando de Magelhaens dan lain-lain yang terkenal dengan misi 3 G (Gold, Gospel, dan Glory)
telah pula menambah pengetahuan mengenai negeri lain tentang penduduk dan peradabannya.
Pengetahuan ini selain menambah materi geografi, juga telah membukakan kawasan manusia terhadap
perwilayahan di permukaan bumi.
Pada Abad Pertengahan, tokoh-tokoh ilmu pengetahuan seperti Nicolaus Copernicus (yang
mengemukakan tentang teori heliosentris), Galileo Galilei, Johanes Kepler, Gerard Mercator, Wilem
Jansz, dan lain-lainya, memiliki jasa yang sangat besar terhadap perkembanagan Geografi saat itu.
Kemudian Bernard Varen (Varenius) telah menentukan istilah “general geography” atau “geographia
generalis” yang merupakan bagian dari science yang mempelajari bumi secara umum, menguraikan
pembagian dan gejala yang mempengaruhi bumi secara keseluruhan. Hal yang dikemukakannya
merupakan dasar dan hukum umum yang dapat diterapkan pada geografi untuk mempelajari suatu
wilayah atau negara secara khusus. Bagian geografi yang tearkhir ini disebutnya sebagai special
geography atau “geographia specialis” (Harstorne, 1960: 67). Kemudian bagian geografi ini menjadi
geografi regional (regional geography). Varenius juga pernah mempublikasikan studi regional mengenai
Jepang dan Syam, dan uraian ini lebih bersifat matematik campuran (Sumaatmadja, 1988: 18). Tokoh-
tokoh geografi dari Jerman yang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan disiplin geografi,
diantaranya; Karl Ritter, Oscar Peschel, Alexander von Humboldt, Friederich Ratzel, ErnestKapp, Alfred
Hettner.
Bernard Varen (1622–1650)
Pandangan geografi dari tokoh-tokoh tersebut, secara singkat sebagai berikut: Alexander von
Humboldt (1769-1859) dan Karl Ritter (1779-1859), dianggap sebagai peletak dasar “geografi modern”
(Sumaatmadja, 1988: 18). Kedua tokoh ini berjasa dalam meletakkan dasar-dasar ilmu-pengetahuan
empiris (empirical sciences) pada geografi. Prosedur induktif melalui observasi dan penjelajahan
dilakukan untuk menyusun hukum-hukum umum pada studi geografi. Mereka berpegang kepada
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 13
konsep filsafat holisme yang menghormati relevansi bumi dengan manusia. Hal ini dapat kita lihat dari
pernyataan Ritter Hartshorne (1960: 20), “Independent to Man, the earth is also without him, to the
scene of natural phenomena; the law of its formulation cannot proceed from Man. In thescience of the
earth, theearth itself must be asked for its laws”. Bagi Ritter faktor alam menjad penentu bagi gejala
kemanusiaan. Pandangannya tersebut mempengaruhi bagi ajaran Friederich Ratzel, di mana Ritter
memasukkan faktor manusia sebagai faktor penting pada studi geografi. Hal ini bisa dilihat dari seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa ”geography to study the earth as the dwelling place man”,
dan inilah yang membuat Ritter sebagai peletak dasar Geografi Sosial Modern (Sumaatmadja, 1988: 19).
Karl Ritter (1779-1859)
Era Modern
Selanjutnya di era moderen, terdapat Emmanuel Kant (1724-1804) yang mendapat julukan ”Bapak
Geografi Politik”, di samping sebagai peletak dasar Geografi Modern. Kemudian Charles Darwin (1809-
1882) seorang ahli evolusi biologis Inggris dengan konsep natural selection, merupakan konsep yang
terpenting dan berlaku hingga kini, walaupun pernah diselewengkan oleh Hitler dalam berbagai
ekspansinya melalui pengembangan doktrin survival of the fittest yang sebetulnya berasal dari Herbert
Spencer dalam Darwinisme Sosial. (Taylo, 2000: 783). Kemudian Frederich Ratzel (1844-1904) yang
menerbitkan buku Pitsce Geographie (1897), gagasan-gasan kontemporer tentang determinisme
lingkungan diterapkan pada kajian negara. Memfokuskan lokasi strategis pada skala global. Karl
Haushofer (1896-1946) melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen terutama pandangan tentang
lebensraum ( ruang hidup ) dan paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu wilayah suatu
negara semakin banyak sehingga tidak sebanding lagi dengan luas wilayah, maka negara tersebut harus
berupaya memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup bagi warga negara.
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 14
Karl Haushofer (1896-1946 M)
Kemudian pada tahun 1904 Harold Makinder menyuguhkan “daerah poros” (pivot area), belakangan
dinamakan kembali dengan teori “heartland”, yang menjadi landasan kajian kajian-kajian Geografi
(1904) . Titik kulminasi dari geografi lingkungan ini muncul dalam kajaian politik dan landasan pijakan
Dewrent Whittlesey yang subtil dalam The Earth and the State, titik nadirnya adalah legitimasi geopolitik
Jerman terhadap perluasan wilayah Third Reich yang pernah disinggung di atas. Namun perlu diketahui
bahwa geopolitik ini mundur ketika para ahli Geografi pada umumnya mencoba menggabungkan kajian-
kajian mereka dengan perkembangan baru dalam ilmu-ilmu sosial. Kelemahan dalam geografi politik
lingkungan ternyata adalah dalam teori sosial yang tidak memadai. Sebab ide-idenya hanya hanya bisa
bertahan di luar Geografi, ketika para ahli ilmu politik mengacu kepada pengaruh-pengaruh geografi
lingkungan sebagai faktor geografis atau ketika gagasan-gagasan geografi simplistik digunakan untuk
menjustifikasi kebijakan-kebijakan Perang Dingin yang agresif (Taylor, 2000:783).
Harold Mackinder (1861-1947 M)
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 15
Tokoh lain yang juga berfaham determinisme itu adalah Ellsworth Huntington yang menulis The Pulse of
Asia (1907), Palestine Its Transformation (1911) Civilization and Climate (1915). Ia seorang brilian, ahli
geografi Amerika Serikat ini terkesan oleh kontras antara peradaban yang luarbiasa besar dari Asia
Tengah dan Asia Barat Daya (Duverger, 1985: 420), yang secara rinci anda dapat membacanya isi
teorinya tersebut pada teori-teori Geografi. Kemudian von Richthoffen (1833-1905), ia merupakan tokoh
geografer yang berpengaruh. Sebagai seorang ahli Geologi, beliau mengemukakan bahwa pengertian
permukaan bumi yakni bagian luar dari bumi yang terdiri dari geografi dan termasuk segala gejala yang
bersangkutandengannya. Dia-lah yang memberikan batasan eksplisit bahwa “Geography is the study of
the eart surface according to its differences, or the study of different areas of the earth surface in term of
total characteristics” (Harsthorne, 1960: 173). Dia juga yang memperkenalkan “korografi” yang
merupakan studi holistik tentang bumi dan interelsinya secara sistematik.
von Richthoffen (1838-1905)
Sedangkan untuk tokoh Prancis yang berjasa mengembangkan geografi adalah Paul Vidal de la
Blache (1845-1914) dan Jean Brunhes (1869-1930). Blace menulis Principes de geograhie
humanie (1922). Ia berusaha melepaskan visi determinismenya, namun manusia dipandang sebagai
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 16
makhluk yang aktif dalam kehidupannya Oleh karena itu ia digelari sebagai “Bapak Geografi Sosial
Modern” di mana dalam pernyataannya bahwa Geography is the science of places, concerned with
qualities and potentialities of countries (Hartsorne, 1960: 13). Sedangkan Jean Brunhes ia menulis
Geographie humaie, edisi ketiga , 3 jilid (1925), edisi singkat dalam satu jilid tahun 1947 (Duverger, 1985:
411). Dalam buku tersebut Brunches mengeluarkan teori tentang “Konflik antara Suku Bangsa Nomadik
dengan Sedenter”.
Paul Vidal de la Blache (1845-1914)
Adalah James Fairgrive, seorang geograf Inggris yang mengemukakan bahwa geografi memiliki nilai
edukatif, terutama untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab terhadap kehidupan dunia. Manusialah
yang bisa mengubah secara positif lingkungan yang dikehendaki sesuai dengan kepentingan-kepentingan
hidup yang bertanggung jawab. Salah satu bukunya yang terkenal adalah Geography and World Power.
Sedangkan Prestone E. James dengan karyanya yang terkenal American Geography: Inventory and
Prospect, merupakan tulisan yang mengetengahkan pandangannyatentang eratnya hubungan Georafi
dengan sejarah sehingga dianalogikan sebagai ilmu dwi tunggal antara tempat dan waktu. Kata-kata ini
sebenarnya tidak asing, karena sebelumnya pernah menjadi slogan zaman Herodotus. Namun tempat
yang memberikan ruang untuk memahami perubahan berdasarkan waktu, dua-duanya tidak dapat
dipisahkan, mengingat waktu juga yang menunjukkan adanaya perubahan dan kemajuan/kemunduran di
suatu tempat.
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 17
Demikian tentang perkembangan geografi, sejak disiplin ini hanya merupakan suatu cerita sampai
kepada suatu perkembangan disiplin ilmu yang modern dengan pendekatan dan metodenyayang kaya
baik secara kealaman, sosial, maupun humaniora, geografi senantiasa merambah di antaranya. Sebagai
contoh misalnya; Geografi tata ruang ini baru muncul tahun 1960-an dan 1970-an, dan mulai
diperkenalkan di saat terjadinya perkembangan dramatis studi geografi di berbagai universitas,
khususnya di negara-negara yang berbahasa Inggeris. Para “pendobrak kuantitatif dan teoretik” tersebut
dengan demikian dapat memperluas pandangan mengenai disiplin itu dengan bertambahnya jumlah
posisi staf yang tersedia dan riset-risetnya yang memungkinkan dapat mengembangkan disiplin ini.
Geografi adalah disiplin akademis yang luas dan dinamis, yang memiliki akar-akarnya baik dalam ilmu
pasti, alam, sosial, bahkan humaniora. Dalam cakupannya yang begitu luas, terdapat kelompok
kelompok-kelompok yang beringgungan dan beririsan, baik para ahli riset maupun pengajar/pendidik,
yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kita mengenai lingkungan, tata ruang, dan
tempat dengan berbagai strategi dan teknik.
Adanya perbedaan kelompok-kelompok tersebut menyebabkan perdebatan dinamis yang tidak ada putus-
putusnya mengenai alternatif-alternatif tinjauannya. Tetapi di samping itu terdapat juga sekian banyak
riset dan aktivitas akademis yang substansial telah berjasa meningkatkan wawasan kita tentang
bagaiamana lingkungan fisik tersusun sedemikian rupa dan bekerja. Bagaimana kehidupan manusia
diorganisir secara keruangan, serta bagaimana pula tempat-tempat itu dibuat sebagai lokasi kediaman
yang nyaman untuk kepentingan hidup kita.
Pustaka
Dickinson, Robert, E. (1970) Regional Ecology, New York: Jhon Willey & Sons. Inc.
Duverger, Murice (1985) Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakidae, Penyunting dan Pengantar
Alfian, Jakarta: CV Rajawali.
Hartshorne, R. (1960) Perspective on the Nature of Geography, Chicago: Rend McNally &
Company.
Khiam, Kkhoe Soe (___) Ichtisar Perkembangan Ilmu Bumi, Bandung : KPPK-BPG
Lapian, A.B (1980) “Memperluas Cakrawala Melalui Sejarah Lokal”, dalam Prisma, No. 8,
Jakarta: LP3ES, hlm.3-9.
Lucile, Carlson, (1958) Geography and World Politics, Englewood Cliffs, New York: Prentice Hall,
Inc.
Mitchell,J.B. (1960) Historical Geography, London: The English Universities Press Limited.
Taylor, Peter, J. (2000) “Political Geography” dalam Adam Kupper& Jessica Kupper, Ed. Ensiklopedi
Ilmu-ilmu Sosial, Diterjemahkan Haris Munandar dkk. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada., hlmn. 298-
300, hlmn 782-784.
http://jalaluddin-rumi-p.blog.ugm.ac.id/
Jalaluddin Rumi Prasad| 18
Sumaatmadja, Nursid (1988) Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan,
Bandung: Alumni.
Referensi Internet:
http://www.monthly-renaissance.com/issue/content.aspx?id=1126, diakses tanggal 10 desember 2012
http://geoenviron.blogspot.com/2011/07/geograf-islam-zaman-keemasan-islam.html, diakses tanggal 10
desember 2012
http://tonyoke.wordpress.com/2009/06/16/jejak-kejayaan-islam-di-luar-angkasa/, diakses tanggal 10
desember 2012