Top Banner
ZONASI DALAM KAWASAN WISATA
33

Zonasi kawasan wisata

Apr 04, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Zonasi kawasan wisata

ZONASI DALAM KAWASAN WISATA

Page 2: Zonasi kawasan wisata

ZONING LOKASI WISATA• Zoning merupakan sistem pengelompokan unsur-unsur yang mempunyai peranan fungsi yang sama. Sistem ini akan memberikan pengarahan dalam menentukan letak massa bangunan secara fisik. Penetapan zoning selalu berorientasi kepada aktivitas

Page 3: Zonasi kawasan wisata

Peraturan Zonasi untuk kawasan pariwisata harus memperhatikana. Pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan

b. Perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau

c. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan pariwisata

d. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada huruf c

Page 4: Zonasi kawasan wisata

Pengusahaan Pariwisata Alama.Diserahkan kepada pihak ketiga

pengelolannyab.Dilaksanakan pada sebagian kecil areal

blok pemanfaatan, dan tetap memperhatikan pada aspek pelestarian

c.Tidak dibenarkan melakukan perubahan mendasar pada bentang alam dan keaslian habitat

d.Pembangunan sarana-prasarana dalam rangka pengusahaan pariwisata alam harus bercorak pada bentuk asli tradisional dan tidak menghilangkan ciri khas atau etnis setempat

Page 5: Zonasi kawasan wisata

Pengusahaan Pariwisata Alame. Kegiatan perngusahaan pariwisata alam harus melibatkan masyarakat setempat dalam rangka pemberdayaan ekonomi

f. Pengusahaan pariwisata alam harus melaporkan semua aktivitasnya secara berkala untuk memudahkan kegiatan monitoring, pengendalian dan pembinaanya.

Page 6: Zonasi kawasan wisata

Zonasi HutanTidak ada akses jalan masukDan tidak boleh ada fasilitas

Tidak diperbolehkan ada pembangunan jalan kendaraan umum. Diperuntukan jalan Setapak pendakian, olahraga Berkuda, gardu pandang Peruntukan fasilitas tidak Permanen, kemah, memancing,Bersampan, berenang, dll

Peruntukan fasilitas umum, Bangunan permanen, rekreasi, Fasilitas olah raga

Page 7: Zonasi kawasan wisata

Zonasi•Zona inti, merupakan main attraction suatu ODTW ditempatkan dan aktivitas utama harus dilengkapi dengan fasilitas utama•Zona penyangga (buffer zone) berfungsi memisahkan main attraction dengan aktivitas dan fasilitas pendukung•Zona pelayanan , suatu area dimana seluruh aktivitas dan fasilitas pendukung dikelompokan seperti jaringan infrastruktur dasar, akses fasilitas, pelayanan pengunjung dan sebagainya.

Page 8: Zonasi kawasan wisata

Zonasi Hutana.Sanctuary Zone (Zona inti)

dimana masyarakat dilarang sama sekali untuk masuk di dalamnya, karena di zona ini terdapat jenis satwa yang dilindungi atau terdapat ekosistem yang sangat rentan dari pengaruh faktor luar. Luas zona ini tergantung dari perilaku jelajah satwa yang dilindungi

Page 9: Zonasi kawasan wisata

Zonasi Hutanb.Wilderness Zone (zona rimba)

dimana masyarakat dengan jumlah terbatas dan dengan tujuan khusus (pecinta alam, pendaki gunung, petualang alam) diijinkan oleh pengelola hutan untuk masuk ke dalam zona ini dengan aturan khusus agar tidak menimbulkan gangguan terhadap ekosistemnya

Page 10: Zonasi kawasan wisata

Zonasi Hutanc. Buffer zone (zona penyangga)

yang dibuat untuk perlindungan terhadap zona yang perlu secara mutlak dilindungi, yaitu zona inti, dan zona rimba, terutama sebagai jalur pelindung dari kegiatan masyarakat yang mengganggu ekosistem

Page 11: Zonasi kawasan wisata

Zonasi Hutand. Intensive Use Zone (zona

pemanfaatan)yaitu zona dimana dimungkinkan untuk pengembangan kepariwisataan alam bagi para wisatawan. Di dalam zona ini justru dikembangkan fasilitas – fasilitas wisata alam.

Page 12: Zonasi kawasan wisata

Zonasi Pemanfaatan

1.Terdapat pintu gerbang masuk2.Pusat informasi3.Kantor Pengelola4.Fasilitas kemudahan pengunjung;

telekomunikasi, rumah makan, penginapan, MCK5.Fasilitas rekreasi; olahraga, tempat

bermain, shelter perisitirahatan6.Rambu – rambu mengenai lokasi daya tarik,

lokasi berbahaya dan penerangan listrik7.Jalan di dalam kawasan pariwisata alam8.Lokasi berkemah di zona rimba

Page 13: Zonasi kawasan wisata

HUTAN KONSERVASI• Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya

Page 14: Zonasi kawasan wisata

Hutan konservasi terdiri dari• Kawasan hutan Suaka Alam (KSA) berupa Cagar Alam (CA) dan Suaka Margasatwa (SM);

• Kawasan hutan Pelestarian Alam (KPA) berupa Taman Nasional (TN), Taman Hutan Raya (TAHURA) dan Taman Wisata Alam (TWA); dan

• Taman Buru (TB).

Page 15: Zonasi kawasan wisata

Pola pengembangan kawasan hutan untuk wisata

NoKawasan hutan

Kelembagaan Pengusahaan Jenis WisataAtraksi Amenita

sAksesibilitas

1 Dekat dari kota

Ekosistem hutan dan kegiatan pengelolaan hutan

Base camp

Tinggi Perhutani bekerjasama dengan swastaHPHDinas kehutanan

Piknik, berkemah,

2 Jauh dari kota

Ekosistem hutan, kegiatan pengelolaan hutan

Base camp, pondok wisata, rumah penduduk asli

Rendah Perhutani, Dinas kehutanan

Rekreasi, tracking

3 Taman Hutan Raya

Ekosistem hutan, keanekaragaman floran dan fauna

Pondok wisata

Tinggi Pengelolaan taman

Piknik, rekreasi, berkemah, tracking, pendidikkan , penelitian

Page 16: Zonasi kawasan wisata

Pola pengembangan kawasan hutan untuk wisata

NoKawasan hutan

Kelembagaan Pengusahaan Jenis WisataAtraksi Amenita

sAksesibilitas

4 Lindung Ekosistem hutan, keanekaragaman floran dan fauna, sosial budaya masyarakat adat asli

Pondok wisata, rumah jaga, camp, rumah penduduk asli

Rendah Dinas perhutanan tingkat IIDinas kehutanan

Piknik, rekreasi, berkemah, tracking, hiking, adventuring, survival

5 Taman Nasional

Ekosistem hutan, keanekaragaman flora dan fauna, dan mikrobia, gejala alam, sosial budaya masyarakat asli

Camp, pondok wisata, rumah jaga, rumah penduduk asli

Rendah UPT Taman nasional bekerjasama dengan swasta

Wisata minat khusus, animal watching, hiking, adventuring, tracking, pendidkkan dan penelitian

Page 17: Zonasi kawasan wisata

Pola pengembangan kawasan hutan untuk wisata

NoKawasan hutan

Kelembagaan Pengusahaan Jenis WisataAtraksi Amenitas Aksesi

bilitas

6 Taman Wisata

Ekosistem hutan keanekaragaman flora, fauna, gejala dan proses alam, pedesaan, sosial budaya masyarakat asli

Pondok wisata, rumah penduduk asli

Tinggi Dinas kehutanan bekerjasama dengan swasta

Piknik, camping, tracking, adventuring, hiking, pendidikkan dan penelitian

7 Taman Buru

Ekosistim hutan, perilaku satwa

Pondok kerja, rumah jaga

Rendah UPT taman buru bekerjasama dengan swasta

Hunting, wisata minat khusus

Page 18: Zonasi kawasan wisata

Komposisi Hutan Konservasi di Seluruh Indonesia Sampai Dengan Tahun 2002 

Jenis Hutan Konservasi

Konservasi Darat Konservasi Laut

  Unit Luas Unit Luas Cagar Alam 169 2.683.898 8 211.555 Suaka Margasatwa

52 3.526.343 3 65.220

Taman Wisata 84 282.086 18 765.762 Taman Buru 14 225.993 - - Taman Nasional

35 11.291.754 6 3.680.936

Taman Hutan Rakyat

17 334.336 - -

          Total 371 18.344.410 35 4.723.474

Page 19: Zonasi kawasan wisata

AB

CD

E

Keterangan :

A = Hutan konservasi

B = Industri agro

C = PersawahanD = PemukimanE = Kawasan

Pelabuhan & Industri ramah

lingkunganF = TambakG = MangroveH = Perikanan

tangkapI = Pulau Wisata

F

G

H

I

TATA RUANG PESISIR DAN LAUT IDEAL

Page 20: Zonasi kawasan wisata

PEMINTAKATAN RUANG Vertikal

Zone Penunjang

Zone Hunian

Zone Pengikat

Page 21: Zonasi kawasan wisata

PEMINTAKATAN RUANG Horisontal

Zone Ruang Penunjang

Zone Ruang Efektif

Page 22: Zonasi kawasan wisata

DIMENSI DAN BATAS Tapak

Berapa dimensinya

Apa Peruntukannya, Gedung? Tanah

kosong atau yang lain

Page 23: Zonasi kawasan wisata

Telaah Lingkungan StrategisKonteks Global / Nasional / Lokal

Konteks perkembangan global: Globalisasi ekonomi yang diiringi dengan persaingan

antar kota-kota di dunia sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi regional / negara masing-masing. Hal ini ditambah dengan resesi global yang saat ini terjadi—dan diperkirakan akan lama—akan berpengaruh kepada pola pembangunan, setidaknya dalam jangka menengah

Konteks perkembangan nasional: Desentralisasi dan demokratisasi tata pemerintahan

mempengaruhi efektifitas kebijakan nasional, khususnya yang terkait dengan pembangunan skala lokal. Kerja-sama antar kota menjadi penting. Sementara itu peran propinsi perlu diperjelas.

Konteks perkembangan lokal / daerah : Kapasitas daerah dalam pembangunan dan pengelolaan

perkotaan masih terbatas. Diperlukan terobosan dalam hal ini.

Page 24: Zonasi kawasan wisata

Persaingan ekonomi global akan semakin menuntut kota-kota berlomba menjadi kota yang tidak hanya memiliki sarana dan prasarana memadai, tetapi juga: (i) atraktif bagi investasi, (ii) menarik untuk dikunjungi, (iii) aman dan nyaman untuk dihuni, (iv) memiliki “amenities” maupun lingkungan yang kondusif bagi meningkatnya produktifitas dan kreativitas. [Tanpa karakteristik ini, sulit bagi kota-kota kita untuk berperan secara optimal sebagai pendorong pertuimbuhan ekonomi wilayah dan meningkatkan kesejahteraan warga]

Tingginya kesenjangan kondisi ekonomi dan pembangunan fisik baik di tingkat nasional / regional (antara kota-kota) maupun di dalam kota itu sendiri (antara bagian-bagian kota).

Telaah Lingkungan StrategisKonteks Global / Nasional / Lokal

Page 25: Zonasi kawasan wisata

Studi Banding untuk InspirasiKebijakan dan Strategi Perkotaan di China

Ketika China “membuka diri” di bawah Deng Xiao Ping di akhir 1970-an, dihadapi oleh kenyataan terlalu banyak penduduk di pertanian, China menerapkan kebijakan urbanisasi, tetapi melihat skala (penduduk) kota Shanghai dan Beijing sudah terlalu besar

Diterapkan kebijakan secara bertahap dan konsisten dalam kurun waktu lebih dari dua dasawarsa untuk menumbuhkan kota-kota “menengah” dan SEZs yang diprioritaskan menjadi pusat pertumbuhan yang baru (sebagian dengan fungsi-fungsi khusus seperti pusat industri manufaktur, inovasi / high-tech, sektor ekonomi khusus lain)

Diiringi kebijakan kependudukan yang hanya memungkinkan orang desa pindah ke kota-kota menengah, tapi tidak ke kota-kota besar (walau tidak sepenuhnya berhasil)

Diiringi dengan perbaikan sarana dan prasarana bagi masyarakat untuk tinggal (termasuk ruang interaksi komunitas)

Page 26: Zonasi kawasan wisata

Di Brazil, pertumbuhan perkotaan juga terkonsentrasi di sepanjang pantai Timur, membentuk sebuah aglomerasi perkotaan yang sangat besar dari Rio de Janeiro, Sao Paulo, Curitiba hingga Porto Alegre di Selatan. Upaya mengurangi disparitas regional telah lama dilakukan dengan membuat jalan-jalan raya yang masuk ke daerah pedalaman serta membangun ibukota baru Brazilia di pedalaman Amazon…. Namun proses ini kurang berhasil dan berhenti pada tahun 1980-an karena berbagai faktor yang kurang mendukung (lingkungan, ekonomi, budaya dan lain-lain)

Yang kemudian dilakukan adalah mendorong kota-kota menjadi menarik dikunjungi, nyaman ditinggali (dengan sistem transportasi publik yang efisien (meskipun hanya mengandalkan “busway,” misalnya), dan membuka partisipasi warga kota sehingga terwujud kota-kota yang secara ekonomi kompetitif.

Namun hingga kini kota-kota Brazil pun masih tetap ditandai dengan kontras yang cukup tinggi antara permukiman kaya dan miskin

Studi Banding untuk Inspirasi

Kebijakan dan Strategi Perkotaan di Brazil

Page 27: Zonasi kawasan wisata

Keterpaduan antara “land-use planning” dan “transportation planning” serta “urban design” menciptakan kota yang efisien

Kota ini juga terkenal sangat environmental-friendly

Kota Curitiba, Brazil(1,8 juta penduduk)

Studi Banding untuk Inspirasi

Inovasi TOD di Curitiba, Brazil

Page 28: Zonasi kawasan wisata

Vancouver, Canada (pop. 600,000) Menerapkan kebijakan untuk

membuat kota dan sekitarnya menjadi nyaman bagi pejalan kaki melalui pemadatan (densifikasi) pusat kota dan simpul-simpul transportasi dilaksanakan secara konsisten dan terus-menerus oleh setidaknya dua walikota yang berbeda berturut-turut

Studi Banding untuk Inspirasi

“Urban Retrofit” di Vancouver, Canada

Page 29: Zonasi kawasan wisata

Revitalisasi transportasi air (yang terintegrasi dengan perbaikan sistem sanitasi kota dan lain-lain) menimbulkan manfaat ganda menambah pilihan sarana transportasi dan sekaligus daya tarik wisata (pemanfaatan potensi lokal)

Kota Bangkok--dimotori oleh CODI--juga menerapkan berbagai inovasi penyediaan perumahan bagi kaum miskin

Studi Banding untuk Inspirasi

Pemanfaatan Potensi Lokal di Bangkok, Thailand

Page 30: Zonasi kawasan wisata

Perencanaan kota secara “sederhana” : (1) kondisi sekarang, (2) kondisi masa datang yang diinginkan dan (3) bagaimana mencapainya

Proses yang terbuka dipamerkan selama satu bulan sebelum disyahkan. Masyarakat dapat memberi komentar secara rinci pada setiap panel ulasan saat ini, usulan masa datang dan strategi pencapaiannya

Where we are now

Where we want to be

How to get there

Hanoi -- Vietnam

Studi Banding untuk Inspirasi

Perencanaan Kota Hanoi, Vietnam

Page 31: Zonasi kawasan wisata

Solo dan Pekalongan di Jawa Tengah adalah salah satu contoh dari kota-kota yang secara aktif berinisiatif dan menerapkan target untuk memastikan bahwa semua anggota masyarakat mendapat perumahan / permukiman yang layak

Solo juga merupakan contoh dari kota-kota yang banyak melakukan berbagai inisiatif lain bagi perbaikan kota dan masyarakatnya (termasuk dalam penanganan pedagang kaki lima (PKL) / sektor informal

Studi Banding untuk Inspirasi

Perumahan Kaum Miskin di Solo dan Pekalongan

Page 32: Zonasi kawasan wisata

Tarakan, Kaltim, menerapkan prinsip pembangunan yang berimbang antara tujuan ekonomi, sosial (pendidikan, kesehatan, OR, dll) dan lingkungan

Banyak pula terobosan-terobosan lain yang berhasil meningkatkan perekonomian lokal dan kesejahteraan rakyat

Studi Banding untuk Inspirasi

Pembangunan Berimbang di Tarakan, Kaltim

Page 33: Zonasi kawasan wisata

Usulan Visi Pembangungan Kota Terwujudnya kota-kota di Indonesia—termasuk kota-kota Jawa—yang nyaman (livable), berkelanjutan (sustainable), berkeadilan (just) bagi semua golongan masyarakat dan berperan sebagai pendorong (drivers) peningkatan kesejahteraan rakyat maupun pertumbuhan ekonomi regional/nasional