PENDAHULUAN Ointment adalah sediaan semisolid yang ditujukan untuk melindungi kulitatau mukosa membrane tertentu. Ointment biasanya merupakan larutan atau dispersi dari satu atau lebih bahan obat dalam basis non aqua. Sifat basis ointment biasanya greasy, tidak mengandung air (anhydrous), bahan aktifnya terlarut atau terdispersi, dan memiliki sifat occlusive. Biasanya basis sediaan ointment meliputi lemak, minyak dan lilin dari binatang, minyak sayur atau minyak mineral. (The Pharmaceutical Codex 12 th edition page 135). Idealnya, basis sediaan ointment tidak menimbulkan iritasi atau sensitisasi pada kulit dan mampu menyembuhkan atau membungkus luka. Basis tersebut harus halus, inert, tidak berwarna, stabil secara fisika dan kimia, kompatibel dengan kulit maupun dengan bahan aktif. Secara umum basis ointment dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Hydrocarbon Bases 2. Fats and Fixed Oil Bases 3. Silicones 4. Absorption Bases 5. Emulsifying Bases 6. Water Soluble Bases Ointment pada umumnya digunakan sebagai pembawa bahan obat yang ditujukan untuk menghasilkan efek farmakologi, 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAHULUAN
Ointment adalah sediaan semisolid yang ditujukan untuk melindungi kulitatau
mukosa membrane tertentu. Ointment biasanya merupakan larutan atau dispersi dari satu
atau lebih bahan obat dalam basis non aqua. Sifat basis ointment biasanya greasy, tidak
mengandung air (anhydrous), bahan aktifnya terlarut atau terdispersi, dan memiliki sifat
occlusive. Biasanya basis sediaan ointment meliputi lemak, minyak dan lilin dari
binatang, minyak sayur atau minyak mineral. (The Pharmaceutical Codex 12 th edition
page 135).
Idealnya, basis sediaan ointment tidak menimbulkan iritasi atau sensitisasi pada
kulit dan mampu menyembuhkan atau membungkus luka. Basis tersebut harus halus,
inert, tidak berwarna, stabil secara fisika dan kimia, kompatibel dengan kulit maupun
dengan bahan aktif. Secara umum basis ointment dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Hydrocarbon Bases
2. Fats and Fixed Oil Bases
3. Silicones
4. Absorption Bases
5. Emulsifying Bases
6. Water Soluble Bases
Ointment pada umumnya digunakan sebagai pembawa bahan obat yang ditujukan
untuk menghasilkan efek farmakologi, paling tidak daerah penggunaan. Ointment juga
digunakan sebagai emollientdan skin protective.
Dalam praktikum ini akan dibuat sediaan semisolida dengan bahan aktif ZnO.
Karena tujuan yang ingin dicapai adalah sun screne, maka sediaan ointment yang dibuat
menggunakan basis emulsi. Dengan menggunakan basis ini, maka sediaan menjadi tidak
mudah tercuci air sehingga tujuan sebagai sun screne dapat tercapai.
1
BENTUK SEDIAAN TERPILIH
Sediaan terpilih : Ointment Basis Hidrokarbon
Alasan : Tidak mudah tercucikan sehingga diharapkan dapat memberikan efek
terapi lebih lama
Sediaan terpilih : Ointment Basis Serap
Alasan :Menyerap air (hydrophillic) dan menekan kehilangan air transepidermal
(TEWL) sehingga diharapkan sediaan selain memberikan efek terapi
juga dapat melembabkan kulit
Sediaan terpilih : Ointment Basis Emulsi
Alasan : 1. Lebih melekat dikulit diharapkan efek terapi lebih tercapai
2. Dapat becampur dengan keringat
3. Dapat dicuci air dengan mudah
Sediaan terpilih : Ointment Basis Larut air
Alasan : 1. Bercampur dengan keringat
2. Mudah dicuci dengan air tanpa meninggalkan bekas
2
FORMULA BAKU ZnO
I. British Pharmacopeia 1993 Volume II
a. Page 1153 : Zinc Ointment
Definition Zinc ointment contains 15% w/w of zinc oxid in a suitable water -
emulsifying base.
Extemporaneous preparation the following formula and directions apply
Zinc oxide, finely sifted 150 g
Simple ointment 850 g
Triturate the zinc oxide with a portion of the simple ointment until smooth,
gradually add the remainder of the simple ointment and mix thoroughly.
b. Page 1153 : Zinc and Castor Oil Ointment (Zinc and Castor Oil Cream)
Definition
Zinc Oxide, finely sifted 75 g
Castor oil 500 g
Cetostearyl alcohol 20 g
White beeswax 100 g
Arachis oil 305 g
Extemporaneous preparation the following directions apply
Triturate the zinc oxide with a portion of the castor oil until smooth and add
the mixture to the remainder of the ingredients previously melted together.
Stir while cooling until the temperature is about 40o.
c. Page 1120 : Coal Tar and Zinc Ointment
Definition Coal Tar and Zinc Ointment contains 30% w/w of zinc oxide and
10% w/w of strong coal tar solution in a suitable hydrophobic base.
Extemporaneous preparation the following formula and directions apply
Strong coal tar solution 100 g
Zinc oxide, finely sifted 300 g
Yellow soft paraffin 600 g
Mix the zinc oxide with the strong coal tar solution, triturate with a portion of
yellow soft paraffin until smooth, gradually incorporate the remainder of the
yellow soft paraffin and mix.
3
II. USP 23th Edition
Page 1644 : Zinc Oxide Ointment
Zinc oxide ointment contains not less than 18.5 percent and not more than 21.5
percent of ZnO. It may be prepared as folous :
Zinc oxide 200 g
Mineral oil 150 g
White ointment 650 g
To make 1000 g
Levigate the zinc oxide with the mineral oil to a smooth paste, and than
incorporate the white ointment.
4
TINJAUAN BAHAN AKTIF
Bahan Aktif : ZnO
BM : 81,41
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak
berbau, lambat laun menyerap karbondioksida dari udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam asam
encer, asam mineral, ammonia, ammonium carbonat
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas dengan benzylpenicllin. Bereaksi perlahan
dengan asam lemak dalam minyak dan lemak menghasilkan ester
asam lemak. Berubah warna menjadi hitam bila ZnO dalam
glycerol terpapar cahaya.
pH : 6.95 (Amerika), 7.37 (Prancis)
Kegunaan : Sebagai atringent, antiseptic, tropical protectan, ultraviolet
screen
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat yang kedap udara
5
SPESIFIKASI SEDIAAN
JENIS SPESIFIKASI
Bentuk sediaan
Kadar
Warna
pH
Viskositas
Daya sebar
Kemudahan pengolesan
Rasa di kulit
Ointment hidrokarbon
( 15 ± 1 ) %
Putih
5.5 ± 0.5
Seperti Vaseline
Mudah menyebar
Mudah dioleskan
Dingin
Lembut
JENIS SPESIFIKASI
Bentuk sediaan
Kadar
Warna
pH
Viskositas
Daya sebar
Kemudahan pengolesan
Rasa di kulit
Kemudahan dicuci
Ointment basis serap
( 15 ± 1 ) %
Putih
5.5 ± 0.5
Seperti adeps lanae
Mudah menyebar
Mudah dioleskan
Dingin
Lembut
Mudah dicuci
6
JENIS SPESIFIKASI
Bentuk sediaan
Kadar
Warna
pH
Viskositas
Daya sebar
Kemudahan pengolesan
Rasa di kulit
Kemudahan dicuci
Ointment emulsifying base
( 15 ± 1 ) %
Putih
5.5 ± 0.5
Seperti Vaseline
Mudah menyebar
Mudah dioleskan
Dingin
Lembut
Tidak mudah dicuci air
JENIS SPESIFIKASI
Bentuk sediaan
Kadar
Warna
pH
Viskositas
Daya sebar
Kemudahan pengolesan
Rasa di kulit
Kemudahan dicuci
Ointment basis “water soluble”
( 15 ± 1 ) %
Putih
5.5 ± 0.5
Seperti PEG 1500
Mudah menyebar
Mudah dioleskan
Dingin
Mudah dicuci air
7
BAHAN TAMBAHAN
BASIS SALEP
NO. NAMA BAHAN SIFAT FISIKA KIMIA
1. Parafin liquidum
(HPE ed.5 p.471-
472)
Pemerian : transparan, tidak berwarna, cairan kental,
tidak berasa dan tidak berbau. Berfungsi ssebagai emolient,
soluent, lubricant.
Viskositas = 110-230 mpas pada 200C.
Kelarutan : praktis tidak larut dalametanol (95%), gliserin
dan air. Larut dalam aseton, benzen, kloroform, karbon
disulfit, eter dan petroleum eter.
Inkompatibilitas : dengan bahan pengoksidasi kuat
Penggunaan untuk topical ointment (0,1-95)%
2. Cera Alba
(HPE ed.5 p.817-
818)
Pemerian : tidak berasa, berwarna putih atau kuning
terang,Bau mirip yellow wax tapi lebih lemah.
Kelarutan : larut dalam kloroform, eter, fixed oil, volatile
oil, dan karbon disulfida panas, larut sebagian dalam etanol
(95%). Praktis tidak larut dalam air
Stabilitas : bila dipanaskan lebih dari 1500C, esterifikasi
dengan konsekuensi penurunan bilangan asam dan kenaikan
melting point
Inkompatibilitas : dengan bahan pengoksidasi
Density : 0,95-0,96 g/cm3
Melting point : 610-650C
3. Cetostearyl alkohol
(HPE ed.5 p.150-
151)
Pemerian :berwarna putih atau krem. Mempunyai sedikit
aroma manis. Dalam pemanasan terlebur jernih, tidak
berwarna atau kuning pucat. Bebas dari materi suspensi.
Kelarutan : Larut dalam etanol (95%), eter, minyak,
praktis tidak larut air.
Stabilitas : Stabil pada kondisi normal, disimpan dalam
wadah tertutup rapat dan kering.
8
Inkompatibilitas : bahan pengoksidasi kuat dan garam
logam.
4. Wool Fat (lanolin)
(HPE ed.5 p.399-
400)
Biasa digunakan untuk pembawa hidrofobik dan preparative
krim, ointment w/o. Bila dicampur dengan minyak nabati
atau soft paraffin, akan menghsailkan krim dengan efek
emollient yang bisa meningkatkan penetrasi kulit dan
absorbsi bahan aktif
Pemerian : berwarna kuning pucat, sedikit bau lanolin
yang berwarna kuning.
Kelarutan : mudah larut dalam benzena, chloroform, eter,
petroleum spirit. Larut sebagian dalam cold etanol (95%),
lebih larut dalam etanol panas. Praktis tidak larut dalam air.
Stabilitas : bisa mengalami auto oksidasi selama
penyimpanan.
Inkompatibilitas : mengandung prooxidant, dimana
kemungkinan berefek pada stabilitas bahan aktif
Digunakan terutama sebagai eksipien dalm formula topikal
5. White soft parafin
(vaselinum album)
(HPE ed.3 p.362)
Pemerian : massa lembek berwarna putih sampai kuning
pucat, tidak berbau dan tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam aceton, etanol, etanol
95% (dingin/panas), gliserin dan air. Larut dalam benzena,
kloroform, eter, heksan, minyak menguap.
Stabilitas : jika ada pengototr dan paparan cahaya, mudah
teroksidasi dan dihambat dengan pengmabahn antioksidan
seperti BHA, BHT dan α-tocopherol. Sebaiknya tidak
dipanaskan pada suhu lebih dari 700C
9
6. Paraffin Solidum
(HPE ed.5 p.503)
Pemerian : odor less dan taste less, padat, berwarna putih
Density : 0,84-0,89 g/cm3 at 200C
Kelarutan : larut dalam chloroform, eter, volatile oils,
sedikit larut etanol, prkatis tidak laru aseton dan air
Dalam penggunaannya untuk meningkatkan melting point
dan menambahkan stiffness dalam basis cream dan ointment
7 Sodium Lauryl
Sulfat
(HPE ed.5 p.687-
688)
Pemerian : kristal putih atau kuning, serbuk halus,
memiliki rasa pahit kemudian
Density : 1,07g/cm3 at 200C
Kelarutan : mudah larut dalam air, praktis tidak larut
kloroform dan eter
Inkompatibilitas : bereaksi dengan surfaktan kationik yang
dapat menyebabkan aktif basis berkurang sehingga
menyebabkan presipitasi
8 Polyethylenglikol
400 (HPE ed.5)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning
muda. Cairan viskus. Rasa khas dan bau yang khas, rasa
sedikit membakar.
Kelarutan : mudah larut dalam air, larut dalam aseton,
alkohol, benzena, glliserin dan gllikol.
Inkompatibilitas : dengan beberapa zat warna. Dapat
menurunkan aktivitas antimikroba dari methyl/propil
paraben
9 Polyethylenglikol
1500 (HPE ed.5)
Pemerian : Putih atau tidak berwarna, konsistensi dari
pasta sampai waxy flakes, rasa manis.
Inkompatibilitas : dengan beberapa zat warna. Dapat
menurunkan aktivitas antimikroba dari methyl/propil
paraben
10
10 Polyethylenglikol
6000 (HPE ed.5)
Pemerian : serbuk mudah mengalir
Kelarutan : larut dalam aseton,chloromethane, ethanol
95%.
Inkompatibilitas : dengan beberapa zat warna. Dapat
menurunkan aktivitas antimikroba dari methyl/propil
paraben
Bahan terpilih:
Basis Hidrokarbon
1. Parafin Liquidum. Alasan : adanya efek emolient yang diberikan dan dapat berfungsi
sebagai levigating agent
2. Cetostearyl alkohol. Alasan : pada sediaan topikal mampu membantu meningkatkan
viskositas sehingga dapat memperbaiki konsistensi
3. Vaselin alba. Alasan : adanya efek emolien yang diberikan, dipilih yang alba untuk
tujuan estetika
Basis Salep Serap
1. Wool fat. Alasan : bersifat hidrofilik, dengan adanya keringat dari tubuh dapat
meningkatkan kelembaban kulit efek meningkat
2. Parafin solidum. Alasan : Parafin tidak inkompatible dangan bahan lain. Dalam
ointment formulation, dapat meningkatkan melting point sehingga dapat berfungsi
sebagai stiffeners yang dapat meningkatkan kekentalan sediaan
3. Cetostearyl alkohol. Alasan : pada sediaan topikal mampu membantu meningkatkan
viskositas sehingga dapat memperbaiki konsistensi
4. Vaselin alba. Alasan : adanya kombinasi dengan wool fat, efek emolient meningkat
Basis Emulsi
1. Cetostearyl alkohol. Alasan : pada sediaan topikal mampu membantu meningkatkan
viskositas sehingga dapat memperbaiki konsistensi
2. Vaselin alba. Alasan : adanya kombinasi dengan wool fat, efek emolient meningkat
3. Parafin Liquidum. Alasan : adanya efek emolient yang diberikan dan dapat berfungsi
sebagai levigating agent
4. Na-Lauryl Sulfat. Alasan : dapat membentuk konsistensi yang baik jika dikombinasi
dengan cetostearyl alkohol.
11
Basis Water soluble
Macrogol 400,1500, dan 6000. Alasan : diharapkan dengan berbagai konsistensi
diperoleh salep dengan konsistensi yang bagus. Mudah dibersihkan dan dicuci dengan air
serta tidak tidak mengalami penetrasi kedalam kulit.
12
LEVIGATING AGENT
BAHAN SIFAT FISIKO KIMIA
Gliserin Kelarutan : praktis tidak larut dalam benzene, chloroform dan
minyak; larut dalam aseton, etanol, methanol, dan air.
Titik didih : 290oC
Memiliki efek sebagai humectan dan emollient.
Bisa meledak bila bercampur dengan oxidizing agent kuat seperti
chromium trioxide, potassium chlorate dan potassium
permanganate.
Berubah warna menjadi hitam bila kontak dengan ZnO atau
bismuth nitrate.
Parafin
liquidum
(mineral oil)
Cairan kental, transparan, dan tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol, gliserin dan air. Larut
dalam aseton, benzene dan chloroform. Campur dengan minyak
atsiri dan fixed oil.
Titik didih : 7360oC
Inkompatibel dengan oxidizing agent.
Castor oil
(oleum ricini)
Minyak kental tidak berwarna atau kuning pucat, sedikit berbau
dan berasa.
Kelarutan : Campur dengan chloroform, etanol, asam asetat
glacial, methanol. Larut dalam petroleum eter; praktis tidak larut
dalam air, dalam mineral oil kecuali dicampur dengan minyak
tanaman lain.
Titik dididh : 313oC
Inkompatibel dengan oxidizing agent kuat.
13
Propilen glikol Cairan viskus, tidak berwarna, tidak berbau.
Kelarutan : campur dengan aseton, chloroform, etanol, gliserin dan
air. Tidak campur dengan light mineral oil atau fixed oil.
Titik didih : 188oC
Inkompatibel dengan oxidizing agent, misalnya potassium
permanganate.
Olive oil Cairan tidak berwarna atau kuning pucat.
Kelarutan : sedikit larut dalam etanol; campur dengan eter,
chloroform, light petroleum dan carbon disulfide.
Dapat tersaponifikasi oleh alkali hidroksida.
Mudah teroksidasi dan inkompatibel dengan oxidizing agent.
PEG 400 Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning muda, cairan viskus,
rasa khas dan bau yang khas, rasa sedikit membakar.
Kelarutan : mudah larut dalam air, larut dalam alcohol, aseton,
benzene, gliserin dan glikol.
Mungkin dapat inkompatibel dengan beberapa coloring agent.
Dapat menurunkan aktifitas antimikroba dari methy/propyl
paraben.
Bahan terpilih : Propilen glikol, paraffin liquidum, dan PEG 400
Alasan : - Tidak inkompatibel dengan bahan aktif
- Dapat bercampur dengan basis
- Tidak mengiritasi kulit
- Efisien dan dapat berfungsi sebagai basis juga (PEG 400)
14
ANTIOKSIDAN
BAHAN SIFAT FISIKO KIMIA
Alpha Tocopherol
(vitamin E)
Merupakan produk natural yang tersedia dalam bentuk
tidak berbau, jernih, tidak berwarna atau berupa minyak
kental berwarna kuning, kuning hijau, kuning coklat.
Titik didih : 235oC
BM : 430.72
Berat jenis : 0.947 – 0.951 g/cm3
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air; sangat larut dalam
aseton, etanol, eter dan minyak sayur.
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan peroksida dengan
ion-ion logam khususnya besi, tembaga dan perak.
Tocopherol mudah diabsorpsi plastic.
Alpha Tocopherol merupakan senyawa yang sangat lipofil
dan merupakan pelarut yang bagus untuk banyak obat yang
kelarutannya rendah.
Efektifitas antioksidan meningkat dengan penambahan
senyawa sinergisnya seperti lesitin dan ascorbyl palmitat.
Penggunaan jangka panjang dan kontak intensif dengan
kulit dapat menyebabkan erythema dan conduct dermatitis.
Rentang pemakaian : 0.001 – 0.05 % v/v
Butylated
HydroxyAnisole
(BHA)
Serbuk Kristal putih atau hampir putih atau berupa wax
padat putih kekuningan dengan bau aromatis karakteristis
yang samar-samar.
Titik didih : 264oC pada 745 mmHg
Bm : 180.25
Berat jenis : 1.117 g/cm3
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air; larut dalam
methanol, dalam ≥ 50% etanol dalam air, propilen glokol,
oil, glyceryl monooleat, lard dan larutan alkali hidroksida.
Inkompatibilitas : mengalami reaksi karakteristik senyawa
15
fenol. Inkompatibel dengan oxidizing agent dan garam
ferri. Sejumlah kotoran logam dan paparan cahaya
menyebabkan hilangnya warna dan aktivitasnya.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup, terlindungi dari
cahaya, pada tempat kering dan sejuk.
BHA sering digunakan dalam kombinasinya dengan
antioksidan yang lain, khususnya BHT dan alkil gallat serta
dengan sequestrant atau sinergisnya seperti asam sitrar.
Memiliki aktivitas antimikroba, aktivitas terbesar terhadap
bakteri gram (+).
Rentang pemakaian :0.005 – 0.02%
Butylated
HydroxyToluene
(BHT)
Kristal padat putih atau kuning atau berupa serbuk dengan
bau karakteristik yang samar.
Titik didih : 265oC
Titik leleh : 70oC
BM : 220.35
Berat jenis : 1.031 g/cm3
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, glycerin, propilen
glikol, larutan alkali hidroksida dan larutan asam mineral;
larut dalam aseton, benzene, etanol (95%), eter, methanol,
toluene, fixed oil dan mineral oils. Lebih larut dalam
minyak dan lemak dibandingkan BHA.
BHT digunakan sebagai antioksidan pada kosmetik,
makanan dan farmasetikal. Biasa digunakan untuk
menunda / mencegah ranciditas oksidatif dari minyak dan
lemak serta mencegah hilangnya aktivitas vitamin yang
larut lemak.
Inkompatibilitas : mengalami reaksi karakteristik fenol.
Kompatibel dengan oxidizing agent seperti peroxide dan
permanganate. Kontak dengan oxidizing agent
menyebabkan spontaneous combustion. Garam besi
menyebabkan hilangnya warna dan aktivitas. Pemanasan
dengan sejumlah katalitik asam menyebabkan dekomposisi
16
yang cepat dengan pelepasan gas isobutene yang mudah
terbakar.
BHT memiliki aktivitas antiviral dan digunakan untuk
mengobati herpes simplex labiaus.
Direkomendasikan sebagai non irritant dan non sensitizing
pada kadar sebagai antioksidan.
Rentang pemakaian : 0.0075 -0.1%
Asam askorbat
(vitamin C)
Pemerian : praktis tidak berbau, serbuk putih kekuningan
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air; sukar larut dalam
olive oil, peanut oil, sunflower oil; larut dalam eter; mudah
larut dalam aseton, etanol, methanol, propan-2-ol.
Stabilitas : stabil dalam keadaan kering, cahaya dan
kelembaban tinggi menyebabkan teroksidasi dan menjadi
tidak berwarna.
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan oxidizing agents
dalam larutan oksidasi dikatalisis oleh ion besi seperti Cu2+
dan Fe3+
Bahan terpilih : Butylated HydroxyToluene (BHT)
Alasan : - BHT mudah larut dalam fixed oil dan mineral oil disbanding dengan BHA
- Efektif dalam konsentrasi kecil
17
18
19
20
Zinc Oxide
Alasan:
1.Dipilih cetostearyl alcohol pada sediaan topical, dapat membantu meningkatkan viskositas sehingga dapat membentuk konsistensi yang baik
2.Dipilih Na lauryl sulfat yang merupakan emulgator karena Na lauryl sulfat dapat membentuk konsistensi emulsi yang baik bila dikombinasi dengan cetostearyl alcohol
Dibuat sediaan ointment dengan basis emulsifying agent,alasan:
Lebih melekat dikulit sehingga diharapkan efek terapi lebih cepat tercapai
Dapat bercampur dengan keringat
Mudah dicuci dengan air
Perlu bahan basis:
fase minyak
Pilihan:
-cetostearyl alcohol
-cera alba
-vaselin flavum
-vaselin album
-parafin liquidum
-Na lauryl sulfat
Terpilih:
-cetostearyl alcohol
-Na lauryl sulfat
Adanya fase minyak dapat menyebabkan
sediaan mudah teroksidasi
Perlu antioksidan yang
larut fase minyak
Pilihan:
-vitamin E
-BHA
-BHT
-vitamin C
Terpilih: BHT
Alasan:
1.BHT lebih mudah larut dalam fixed oil dan mineral oil disbanding antioksidan lain
2.Dalam konsentrasi kecil antara 0.0075 – 0.001%, BHT sudah dapat berfungsi sebagai antioksidan
ZnO mudah teroksidasi
jika terpapar CO2
Higroskopis dan mudah
menggumpal
ZnO diayak dahulu dengan
ayakan sebelum diformulasi
ZnO praktis tidak larut dalam air
Untuk memudahkan pendispersian ZnO
perlu diperkecil ukuran partikelnya
Perlu Levigating agent
Pilihan:
-Glycerin
-Paraffin Liquidum
-Castor oil
-Propilen glikol
-Olive oil
Terpilih:
Paraffin Liquidum
Selain sebagai basis dan levigating agent,
paraffin liquidum juga memiliki efek
emollient
21
Zinc Oxide
Dibuat sediaan ointment dengan basis water soluble,alasan:
Dapat bercampur dengan keringat
Mudah dicuci / dibersihkan dengan air
Perlu basis sebagai pembawa
Pilihan:
-Parafin Liquidum
-Cera alba
-Cetostearyl alcohol
-PEG / macrogol
-Vaselin alba
-Parffin solidum
Terpilih:
-Macrogol 400
-Macrogol 1500
-Macrogol 6000
Alasan:
1.Diharapkan digunakan macrogol dengan berbagai konsistensi dapat menghasilkan salep dengan konsistensi yang baik
2.Macrogol sangat mudah dibersihkan dan dicuci dengan air serta tidak mengalami penetrasi kedalam kulit
ZnO mudah teroksidasi jika terpapar CO2
Higroskopis dan mudah menggumpal
ZnO diayak dahulu dengan ayakan
sebelum diformulasi
ZnO praktis tidak larut dalam air
Untuk memudahkan pendispersian ZnO perlu
diperkecil ukuran partikelnya
Perlu Levigating agent
Pilihan:
-PEG 400
-Glycerin
-Paraffin Liquidum
-Castor oil
-Propilen glikol
-Olive oil
Terpilih: PEG 400
Selain sebagai levigating agent, PEG 400 juga
berfungsi sebagai basis sehingga lebih efisien
RANCANGAN FORMULA
BAHANRENTANG
PEMAKAIANFUNGSI
FORMULA I FORMULA II
% gram % gram
ZnO 7,5% - 20% Bahan aktif 15 3 15 3
BHT 0,0075% - 0,1% Antioksidan 0,1 0,02 0,1 0,02
Propilen glikol - Levigating agent 15 3 - -
Cetostearil alkohol - Basis 10 2 20 4
Parafin Liquidum 0,1% - 95% Basis - - 15 3
Parafin Solidum - Basis 10 2 - -
Wool fat - Basis 20 4 - -
Vaselin Album Up to 100% Basis 29,90 5,97 45,9 9,18