Top Banner
BAB II ZAT CAIR Dalam bab sebelumnya telah dipelajari gas. Di dalam keadaan gas, molekul-molekul gas bergerak secara acak, ruang antar molekul jauh lebi besar dari ukuran molekulnya dan gaya tarik antar molekulnya dapat diabaikan. Berbeda dengan gas, di dalam zat cair molekul-molekulnya saling bersinggungan satu dengan lainnya dan gaya tarik antar molekul cukup kuat untuk menjaga molekul- molekul tersebut tetap bersama. Kesamaan keadaan gas dan cair adalah molekul- molekul yang satu dapat bergerak melewati molekul lainnya melalui ruang yang tersedia antara molekul. Ini berarti molekul-molekul zat cair juga bergerak secara acak. Perbedaannya terletak bahwa pada setiap saat molekul-molekul zat cair dapat membentuk kelompok (cluster) dan meninggalkan ruangan kosong atau lubang ketika kelompok tersebut bergerak menutup lubang lain (lubang ini terbentuk di beberapa bagian lain karena kelompok lain juga bergerak). Oleh karena itu, molekul zat cair dapat dipandang sebagai sekumpulan molekul yang saling bersentuhan satu dengan lainnya dan bergerak secara acak melalui ruangan antar molekul. Model zat cair ini ditunjukkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Model molekul zat cair dengan beberapa lubang antar molekul Sebagian besar sifat-sifat fisik zat cair seperti tekanan uap, tegangan permukaan, viskositas, indeks refraksi dan aktivitas optik dikontrol oleh kekuatan gaya tarik antar molekul. Jadi gaya tarik antar molekul (intermolecular forces) akan dibahas terlebi dahulu sebelum membahas sifat-sifat zat cair tersebut. GAYA TARIK ANTAR MOLEKUL DALAM ZAT CAIR
31

Zat Cair

Nov 06, 2015

Download

Documents

Kimia Fisika - Zat Cair
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • BAB II

    ZAT CAIR

    Dalam bab sebelumnya telah dipelajari gas. Di dalam keadaan gas,

    molekul-molekul gas bergerak secara acak, ruang antar molekul jauh lebi besar

    dari ukuran molekulnya dan gaya tarik antar molekulnya dapat diabaikan. Berbeda

    dengan gas, di dalam zat cair molekul-molekulnya saling bersinggungan satu

    dengan lainnya dan gaya tarik antar molekul cukup kuat untuk menjaga molekul-

    molekul tersebut tetap bersama. Kesamaan keadaan gas dan cair adalah molekul-

    molekul yang satu dapat bergerak melewati molekul lainnya melalui ruang yang

    tersedia antara molekul. Ini berarti molekul-molekul zat cair juga bergerak secara

    acak. Perbedaannya terletak bahwa pada setiap saat molekul-molekul zat cair

    dapat membentuk kelompok (cluster) dan meninggalkan ruangan kosong atau

    lubang ketika kelompok tersebut bergerak menutup lubang lain (lubang ini

    terbentuk di beberapa bagian lain karena kelompok lain juga bergerak). Oleh

    karena itu, molekul zat cair dapat dipandang sebagai sekumpulan molekul yang

    saling bersentuhan satu dengan lainnya dan bergerak secara acak melalui ruangan

    antar molekul. Model zat cair ini ditunjukkan pada Gambar 2.1.

    Gambar 2.1 Model molekul zat cair dengan beberapa lubang antar molekul

    Sebagian besar sifat-sifat fisik zat cair seperti tekanan uap, tegangan permukaan,

    viskositas, indeks refraksi dan aktivitas optik dikontrol oleh kekuatan gaya tarik

    antar molekul. Jadi gaya tarik antar molekul (intermolecular forces) akan dibahas

    terlebi dahulu sebelum membahas sifat-sifat zat cair tersebut.

    GAYA TARIK ANTAR MOLEKUL DALAM ZAT CAIR

  • Gaya tarik antar molekul dalam zat cair secara kolektif disebut gaya van

    der Waals. Gaya van der Waals merupakan gaya elektrik yang dihasilkan

    gaya tarik antar muatan yang berlainan tanda. Pada prinsipnya ada tiga

    jenis gaya tarik intermolekul, yakni:

    (1) Gaya tarik dipol-dipol

    (2) Gaya London

    (3) Ikatan hidrogen

    Kekuatan relatif gaya intermolekul tersebut diperlukan untuk memahami

    pengaruh relatifnya terhadap sifat-sifat zat cair. Kekuatan realtif interaksi

    tersebut ditunjukkan dalam tabel 2.1 berikut.

    Tabel 2.1 Kekuatan Realtif Berbagai Interaksi

    Ikatan kovalen Ikatan hidrogen Gaya tarik dipol-dipol Gaya London

    1680 kJ 50 67 kJ 2 8 kJ < 4 kJ

    Dari tabel tersebut tampak bahwa kekuatan ikatan kovalen hampir 40x ikatan

    hidrogen atau 200x antrakasi dipol-dipol dan hampir 400x kekuatan gaya

    London.

    Gaya tarik dipol-dipol

    Gaya tarik dipol-dipol terjadi antar molekul-molekul yang polar. Interaksi ini

    mensyaratkan adanya ikatan polar dan struktur molekul yang tidak simetris. Di

    dalam molekul yang memenuhi dua syarat tersebut terjadi pemisahan muatan

    positif dan negatif secara permanen. Contohnya adalah molekul HCl. Di dalam

    molekul HCl, ujung H secara permanen bermuatan agak positif dan ujung Cl secara

    permanen bermuatan agak negatif. Atom H dalam molekul pertama akan tertarik

    dengan atom Cl dalam molekul kedua yang berdekatan dengan molekul pertama.

    Walaupun interaksi ini l;emah dibanding ikatan kovalen namun interaksi dipol-

    dipol ini merupakan salah satu inetraksi intermolkeul yang kuat.

  • Gambar 2.2 Gaya tarik dipol-dipol antar molekul HCl

    Gaya London

    Gaya (dispersi) London terjadi antar molekul-molekul non-polar. Gaya ini

    dihasilkan oleh ketidaksetimbangan muatan yang terjadi secara temporer

    (sesaat) dalam suatu molekul non-polar. Muatan temporer tersebut ada karena

    elektron-elektron bergerak secara acak dalam struktur molekul (atau ion). Inti

    salah satu atom menarik elektron dari inti atom tetangganya dan pada saat yang

    sama, elektron dalam salah satu atom menolak elektron atom tetangganya dan

    menciptakan ketidaksetimbangan muatan sesaat (dalam waktu pendek).

    Muatan temporer dalam satu atom atau molekul dapat menarik muatan

    temporer yang berlawana dari atom atau molekul tetangganya. Muatan agak

    positif lokal + dalam satu molekul akan menarik muatan temporer agak negatif

    dari molekul tetangganya.

    Ikatan hidrogen

    Ikatan hidrogen merupakan jenis interaksi intermolekul yang unik. Ada dua

    syarat agar dapat terjadi ikatan hidrogen, yakni

  • (1) Ada ikatan kovalen antara atom H dengan salah satu dari tiga atom F, O

    atau N. ketiga unsur tersebut merupakan unsur paling elektronegatif.

    (2) Interaksi atom H yang berasal dari ikatan kovalen polar tersebut dengan

    pasangan elektron menyendiri (lone pair electron) atom F, O ataui N di

    dekatnya.

    Ikatan hidrogen biasa dipergunakan untuk menjelaskan titik didih normal air

    yang tinggi yakni 100 . Dibandingkan titik didih normal senyawa H2Te, H2Se dan

    H2S, mestinya titik didih normal air sangat rendah sekitar -62. Anomali titik

    didih normal air ini karena ada ikatan hidrogen antar molekul-molekul air. Ikatan

    hidrogen juga merupakan faktor yang menyebabkan volume es (air beku) lebih

    besar dari volume air cair. Molekul-molekul air pada keadaan padat memiliki

    susunan tetrahedral yang dibentuk dari dua lone pair dan dua ikatan tunggal dari

    oksigen. Lone pair pada atom O dapat menarik molekul-mokelu air didekatnya

    melalui ikatan hidrogen menghasilkan struktur seperti sangkar.

  • TEKANAN UAP

    Bila zat cair ditempatkan dalam wadah terbuka maka zat cair tersebut akan

    menguap. Molekul-molekul dalam zat cair bergerak dengan energi kinetik yang

    berbeda-beda. Molekul yang memiliki energi kinetik diatas rata-rata akan dapat

    mengatasi gaya intermolekul yang menjaganya tetap dalam zat cair. Molekul yang

    memiliki cukup energi ini akan lepas dari permukaan zat cair dan berubah jadi uap.

    Proses lepasnya molekul dari fasa cair ke fasa gas (uap) disebut penguapan

    (Vaporisation atau Evaporation). Proses sebaliknya, yakni perbubahan molekul gas

    menjadi molekul cair disebut pengembunan (Condensation).

    Gambar 2.2

    Apabila zat cair ditempatkan dalam wadah tertutup seperti tampak pada gambar

    2.2, molekul-molekul yang memiliki energi kinetik tinggi akan lepas menuju

    ruangan diatas zat cair. Apabila jumlah molekul dalam fasa gas meningkat cukup

    besar, beberapa molekul tersebut akan menumbuk permukaan zat cair dan

    ditangkap kembali (terjadi kondensasi). Pada suatu saat akan tercapai keadaan,

    yakni jumlah molekul yang lepas dari fasa cair sama dengan jumlah molekul yang

    kembali ke fasa cair. Dengan kalimat lain, laju penguapan tepat sama dengan laju

  • pengembunan. Pada saat ini dikatakan telah tercapai kesetimbangan dinamik

    antara zat cair dan uapnya pada suhu tertentu.

    Pada kesetimbangan, konsentrasi uap diatas zat cair tetap atau tidak berubah

    dengan perubahan waktu. Uap tersebut menimbulkan tekanan yang besarnya

    tertentu (tetap) pada kesetimbangan. Tekanan uap zat cair didefinisikan sebagai:

    tekanan yang ditimbulkan oleh uap yang berada dalam kesetimbangan dengan

    zat cairnya pada suhu tertentu.

    Nilai tekanan uap suatu zat cair berbeda dengan tekanan uap zat cair lain.

    Perbedaan tersebut diakibatkan oleh perbedaan gaya intermolekul yang

    terdapat pada zat cair. Misalnya, molekul-molekul etanol membentuk ikatan

    hidrogen yang lebih lemah dibandingkan dengan ikatan hidrogen yang dibentuk

    antara molekul-molekul air sehingga etanol menguap lebih cepat daripada air.

    Oleh karena itu, dapat diprediksi bahwa etanol akan memiliki tekanan uap lebih

    tinggi daripada air pada suhu tertentu. Seperti ditunjukkan pada gambar,

    tekanan uap etanol dan air pada 60 berturut-turut adalah 350 Torr dan 150

    Torr.

    Pengaruh suhu pada tekanan uap

  • Jika suhu suatu zat cair dinaikkan, tekanan uap juga akan meningkat. Naikknya

    tekanan uap ini disebabkan lebih banyak molekul dalam fasa cair yang memiliki

    energi kinetik lebih besar dan mampu terlepas dan permukaan fasa cair. Oleh

    karena itu konsentrasi molekul pada fasa uap akan meningkat sebelum tercapai

    kesetimbangan baru. Demikian juga, pada suhu tinggi, energi kinetik molekul uap

    akan meningkat. Konsentrasi uap dan energi kinetiknya, keduanya sebanding

    dengan suhu. Jadi setiap kenaikan suhu akan mengakibatkan kenaikan tekanan

    uap. Dari grafik diatas tampak bahwa tekanan uap etil alkohol maupun tekanan

    uap air, keduanya meninkat dengan meningkatnya suhu.

    Penentuan Tekanan Uap

    Ada dua metode yang biasa digunakan untuk menentukan tekanan uap zat cair,

    yakni metode statik dan metode dinamik.

    1. Metode statik

    Gambar yang disederhanakan untuk penentuan tekanan uap dengan metode

    statik ditunjukkan dalam gambar di bawah. Sejumlah zat cair (secukupnya)

    yang tekanan uapnya akan ditentukan, ditempatkan dalam wadah (bulb)

    yang terhubung ke manometer merkuri dan pompa vakum. Semua udara

    dalam ampul tersebut dihilangkan dengan menggunakan pompa vakum lalu

    krannya ditutup. Sebagian zat cair dibiarkan menguap, dan sistem

    dipertahankan pada suhu tertentu selama rentang waktu yang cukup hingga

    tercapai kesetimbangan. Perbedaan tingkat merkuri dalam manometer sama

    dengan tekanan uap zat cair. Dengan mengatur termostat pada suhu yang

    berbeda, tekanan zat cair pada suhu yang lain dapat ditentukan. Metode ini

    digunakan zat cair yang memiliki tekanan uap hingga satu atmosfer.

  • 2. Metode dinamik

    Gambar yang disederhanakan untuk penentuan tekanan uap dengan metode

    dinamik ditunjukkan dalam gambar di bawah. Gas inert dilewatkan melalui

    zat cair pada suhu konstan (). Gas inert setelah dijenuhi dengan uap zat cair

    lalu dibiarkan keluar meninggalkan labu pada sisi lain. Jika volume gas yang

    dilewatkan adalah , adalah massa zat cair yang terangkut gas inert, maka

    tekanan uap zat cair tersebut diberikan oleh rumus

    =

    Dalam persamaan tersebut adalah berat molekul zat cair dan adalah

    tetapan gas. Metode dinamik ini sangat cocok untuk zat cair yang tekanan

    uapnya sangat rendah.

    Pengaruh tekanan uap pada titik didih

  • Jika zat cair dipanaskan, maka akan terbentuk gelembung di dalam zat cair.

    Gelembung-gelembung tesebut akan naik ke permukaan cairan dan akhirnya

    pecah. Suhu pada waktu terbentuk gelembung tersebut disebut titik didih zat

    cair. Apabila kita perhatikan gelembung tunggal, ketika gelembung tersebut

    masih berada di dalam zat cair maka tekanan uap dalam gelembung akan

    menjaga bentuk gelembung tetap. Tekanan atmosfer yang mengenai permukaan

    cairan cenderung membuat gelembung tersebut pecah. Ketika gelembung

    tersebut mencapai permukaan, tekanan uap dalam gelembung sama dengan

    tekanan atmosfer. Jadi gelembung tersebut pe cah. Oleh karena itu, titik didih zat

    cair dapat didefinisikan sebagai suhu pada saat tekanan uap zat cair sama

    dengan tekanan atmosfer.

    Tekanan atmosfer berbeda nilainya pada ketinggian atau kondisi yang berbeda

    maka titik didih biasa dilaporkan pada tekanan 1 atm. Jadi titik didih normal zat

    cair adalah suhu pada saat tekanan uap zat cair tersebut sama dengan 1 atm.

    Titik didih normal etanol adalah 78 dan titik didih normal air adalah 100 .

    Titik didih zat cair dapat diturunkan dengan menurunkan tekanan luar

    menggunakan pompa vakum. Jadi tekanan uap zat cair akan sama dengan

    tekanan luar pada suhu yang lebih rendah. Titik didih dapat dinaikkan dengan

    menaikkan tekanan luar sehingga tekanan uap zat cair akan sama dengan

    tekanan luar pada suhu yang lebih tinggi. Alat masak bertekanan bekerja atas

    dasar prinsip ini. Tekanan dalam panci masak dipertahankan diatas 1 atm dan zat

    cair dalamnya akan mendidih pada suhu lebih tinggi dari 100 . Karena makanan

    di masak pada suhu lebih tinggi, maka akan lebih cepat matang.

    TEGANGAN PERMUKAAN

    Tegangan permukaaan (surface tension) merupakan sifat zat cair yang timbul dari

    gaya tarik antar molekul (intermolecular forces). Suatu molekul yang berada di

    bagian dalam suatu zat cair mengalami gaya tarik yang sama besar ke semua arah

    oleh molekul lain yang mengelilinginya. Molekul yang berada pada permukaan

    hanya mengalami kesamping dan kebawah. Gaya-gaya ke samping pada molekul

  • permukaan saling menyeimbangkan semengara gaya ke bawah tidak ada

    menyeimbangkan sehingga molekul pada permukaan cenderung masuk ke bagian

    dalam. Oleh karena itu, permukaan zat cair mengalami tegangan dan cenderung

    menyusut atau mengkerut agar mempunyai luas yang sekecil mungkin supaya

    jumlah molekul di permukaan minimum. Dengan alasan ini, tetes zat cair di udara

    mempunyai bentuk sferis karena bentuk sferis mempunyai luas permukaan paling

    kecil untuk sejumlah volume yang sama.

    Tegangan permukaan () didefinisikan sebagai gaya (dalam dyne) yang

    beraksi sepanjang permukaan zat cair pada sudut tegak lurus ke setiap garis yang

    panjangnya 1 cm. Definsi lain yang mungkin lebih mudah dipahami mendefinsikan

    tegangan permukaan sebagai energi yang dibutuhkan untuk untuk mengulur

    (meregangkan) atau meningkatkan permukaan suatu cairan per satuan luas

    (satuan luas disini bisa 1 cm2 atau 1 m2 atau satuan luas yang lain).

    Tegangan permukaan disebabkan

    gaya tarik ke bawah pada molekul

    permukaan

    Gaya ke dalam pada molekul

    meminimalkan luas permukaan dan

    terbentuk tetes cairan yang sferis.

    Satuan tegangan permukaan

    Seperti dalam definisi di atas, satuan tegangan permukaan dalam sistem cgs

    adalah dyne per sentimeter (dyne cm-1). Dalam sistem SI, satuannya adalah

    Newton per meter (Nm-1). Kedua satuan ini berhubungan karena 1 1 =

    0,001 1.

  • Pengaruh suhu pada tegangan permukaan

    Perubahan suhu mengakibatkan perubahan tegangan permukaan cairan. Bila suhu

    meningkat, energi kinetik molekul zat cair juga meningkat dan gaya antar molekul

    berkurang. Akibatnya tarikan kebawah terhadap molekul permukaan turun dan

    tegangan permukaan turun. Dengan lain kalimat, tegangan permuikaan menurun

    dengan naikknya suhu. Hubungan antara tegangan permukaan zat cair dan suhu

    diberikan oleh W Ramsay dan J Shield sebagai

    2/3( / ) ( 6)cM k t t

    dengan k adalah konstanta (koefisien suhu), ct suhu kritik dan t setiap suihu,

    sedangkan 2/3( / )M mewakili energi permukaan molar zat cair.

    Tegangan permukaan zat cair pada berbagai suhu (dyne/cm-1)

    Zat cair 20 40 60 80

    Air 72,75 69,56 66,18 62,61

    Etil alkohol 22,27 20,60 19,01 --

    Metil alkohol 22,6 20,9 -- --

    Aseton 23,7 21,2 18,6 16,2

    Toluena 28,43 26,13 23,81 21,53

    Benzena 28,9 26,3 23,7 21,3

    Penetuan Tegangan Permukaan

    Metode yang umum digunakan untuk menentukan tegangan permukaan zat cair

    adalah sebagai berikut.

    1. Metode kenaikan kapiler

    Pipa kapiler yang memiliki jejari r dibenamkan secara vertikal dalam suatu zat

    cair. Zat cair akan naik hingga setinggi h dan membentuk permukaan yang

    cekung (concave meniscus). Tegangan permukaan yang beraksi sepanjang

    keliling bagian dalam pipa kapiler tepat sama dengan tinggi kolom zat cair.

  • Menurut definisi, tegangan permukaan adalah gaya per 1 cm yang beraksi

    pada garis singgung ke permukaan meniscus. Jika sudut antara garis singgung

    dan dinding kapiler adalah , maka komponen tegangan permukaan adalah

    cos . Tegangan permukaan total sepanjang garis kontak keliling meniskus

    adalah komponen tegangan permukaan dikalikan 2 r , sehingga

    2 cosGaya keatas r

    Pada rumus diatas, r adalah jejari kapiler. Untuk sebagaian besar zat cair, pada

    umumnya nilai adalah 0 dan cos 1 sehingga gaya keatas dapat

    disederhanakan menjadi 2 r .

    Gaya kebawah pada kolom cairan yang disebabkan oleh tinggi cairan adalah

    massa gaya gravitasi sehingga

    2Gaya kebawah h r dg

    Pada rumus diatas, d adalah densitas zat cair. Oleh karena kesetimbangan

    gaya mekanik mensyaratkan bahwa gaya keatas gaya kebawah maka

    22 r h r dg

    atau

  • 2

    hrdg

    Untuk mengetahui nilai , nilai h dapat dilihat atau ditentukan dengan

    bantuan mikroskop (travelling micrsocope) dan densitas zat cair ditentukan

    dengan alat yang disebut pyknometer.

    Contoh soal 2.1 Tabung kapiler yang mempunyai diameter internal 0,21 mm

    dibenamkan ke dalam zat cair yang densitasnya 0,79 3g cm . Zat cair tersebut

    naik ke kapiler setinggi 6,30 cm. hitunglah tegangan permukaan zat cair

    tersebut. Anggaplah kecepatan gravitasi, 2980g cms .

    Jawab

    Berdasarkan rumus 2

    hrdg maka dengan memasukkan nilai-nilai yang

    diketahui didapatkan

    3 2

    2

    6,30 0,21 1 0,79 980

    2 2 10

    151,2 51,2

    hrdg cm mm cm g cm

    mm cm s

    gcm dyne

    s cm cm

    Perhatikan satuan tegangan permukaan tersebut.

    2. Metode Pembentukan Tetes

    Pada metode ini, tetes zat cair dibiarkan terbentuk pada ujung bawah pipa

    kapiler seperti tampak pada gambar. Tetes zat cair tersebut didorong ke atas

    oleh gaya yang ditimbulkan dari tegangan permukaan yang ada pada keliling

    luar kapiler. Berat tetes zat cair (mg ) menarik tetes tersebut ke bawah. Ketika

    dua gaya tersebut setimbang, tetes zat cair pecah. Jadi tepat pada saat tetes

    zat cair pecah berlaku

    2mg r

    atau

    2

    mg

    r

    Pada persamaan tersebut, m adalah massa tetes zat cair, g adalat gaya

    gravitasi, dan r adalah jejari luar kapiler.

  • Gambar. Stalagmometer dan tetes zat cair yang terbentuk

    Peralatan yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan dengan

    metode pembentukan tetes zat cair disebut Stalagmometer atau Pipet Tetes

    yang ditunjukan pada gambar diatas. Alat tersebut dibersihkan, dikeringkan

    dan diisi dengan zat cair yang akan diuji hingga batas penanda A. Selanjutnya

    tegangan permukaan zat cair ditentukan dengan salah satu dari dua cara

    berikut.

    (a) Metode berat-tetes

    Sebanyak 20 tetes zat cair yang keluar dari pipet tetes ditampung dalam

    botol dan ditimbang. Selanjutnya bobot tiap tetes zat cair dihitung. Pipet

    tetes kemudian dibersihkan dan dikeringkan kemudian diisi dengan zat cair

    kedua yang digunakan sebagai rujukan (misalnya air) dan bobot satu tetes

    zat cair ini juga ditentukan dengan cara yang sama. Berdasarkan

    persamaan sebelumnya, 2mg r maka berlaku

    1 12m g r

    2 22m g r

    Hasil bagi kedua persamaan tersebut adalah

    1 1

    2 2

    m

    m

  • Tegangan permukaan zat cair yang digunakan sebagai rujukan dapat dicari

    pada tabel yang tersedia sehingga tegangan zat cair yang diuji dapat

    dihitung.

    (b) Metode jumlah tetes

    Pipet tetes diisi dengan zat cair yang akan diuji hingga pada batas A. Jumlah

    tetes zat cair yang keluar dihitung hingga meniskus turun dari batas A ke B.

    Pipet tetes dibersihkan dan dikeringkan lalu diisi dengan zat cair rujukan.

    Jumlah tetes zat cair rujukan yang keluar dihitung hingga meniskus turun

    dari batas A ke B. Andaikan 1n dan 2n masing-masing adalah jumlah tetes

    yang dihasilkan oleh kedua zat cair tersebut yang volumenya sama, yakni

    V . Bila masing-masing zat cair memiliki densitas 1d dan 2d maka berlaku

    1 1 1 1 2 1

    2 2 2 2 1 2

    ( / )

    ( / )

    m V n d n d

    m V n d n d

    Nilai 1d dapat ditentukan dengan pyknometer sedangkan 2d dan 2

    dilihat dari tabel.

    Contoh.

    3. Metode Pelepasan Cincin (metode cincin du Nouy)

    Di dalam metode ini, dilakukan pengukuran gaya yang diperlukan untuk

    melepas cincin platina (cincin du Nouy) dari permukaan zat. Gaya ( F ) untuk

    melepas cincin ini tepat sama dengan gaya tarik ke bawah yang ditimbulkan

    oleh tegangan permukaan yang beraksi pada keliling cincin. Dua kali panjang

    keliling lingkaran yakni 2 2 r perlu diperhitungkan karena zat cair

    mengadakan kontak dengan bagian dalam maupun bagian luar cincin du Nouy.

    Jadi

    4F r

    atau

    4

    F

    r

  • Dengan r adalah jejari cincin du Nouy.

    Peralatan yang digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dengan cara

    pelepasan cincin ini disebut Tensiometer du Nouy. Laboratorium Kimia Fisik

    Program Studi Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang mempunyai 4 set

    Tensiometer du Nouy. Tensiometer ini biasanya digunakan pada praktikum

    kimia fisik 2. Gambar peralatan Tensiometer du Nouy ditunjukkan di bawah.

    Pada gambar tersebut ditampakkan salah satu ujung torsi kawat posisinya

    tetap sementara ujung lainnya dihubungkan dengan tombol pointer yang

    dapat diubah-ubah posisinya. Pointer tersebut dapat digerakkan pada skala

    yang tetap posisinya. Skala tersebut sebelumnya dikalibrasi dengan cara

    mengatur posisi kawat penyangga cincin (lengan atau beam) dengan memakai

    berbagai macam beban dan pembacaan skala dilakukan ketika penyangga

    tersebut terangkat dari posisi horisontalnya. Zat cair yang akan ditentukan

    tegangan permukaannya ditempatkan dalam kaca arloji (watch glass)

    sedemikian hingga cincin-Pt hanya menyentuh permukaan zat cair tersebut.

    Selanjutnya tombol torsi kawat diputar perlahan hingga cincin terlepas dari

    permukaan zat cair. Pembacaan yang ditunjukkan oleh pointer pada skala yang

    ada memberikan besarnya gaya F . Tegangan permukaan kemudian dihitung

    dengan menggunakan persamaan / 4F r .

  • 4. Metode tekanan gelembung maksimum

    Di dalam metode ini, udara bertekanan dilewatkan secara perlahan melalui

    pipa kapiler yang dibenamkan dalam zat cair uji seperti ditunjukkan pada

    gambar berikut.

    Akibat udara bertekanan, pada ujung kapiler akan terbentuk gelembung.

    Secara perlahan gelembung tersebut akan tumbuh membesar dan menjadi

    berbentuk bola (hemispherical) dan akhirnya pecah. Pada saat gelembung

    tersebut pecah, tekanan yang ditunjukkan oleh manometer dicatat. Tekanan

    ini merupakan tekanan maksimum yang diperlukan untuk membuat

    gelembung pada ujung kapiler. Pada saat gelembung pecah, gaya karena

    tekanan maksimum P sama dengan tekanan hidrostatik hP yang berlawanan

    ditambah tegangan permukaan pada keliling kapiler. Jadi

    2 2 2hP r P r r

    atau

    2hP P

    r

    atau

    2P hdgr

    VISKOSITAS

  • Zat cair dapat dipandang terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang tersusun satu

    diatas lainnya. Ketika gaya geser dikenakan pada suatu cairan, zat cair tersebut

    mengalir namun gaya gesek antara lapisan zat cair akan menghambat aliran

    tersebut. Viskositas zat cair merupakan ukuran resistensi gaya geseknya.

    Perhatikan zat cair yang mengalir diatas permukaan kaca pada gambar dibawah.

    Lapisan paling atas bergerak paling cepat lalu disusl lapisan dibawahnya dan

    seterusnya hingga lapisan paling bawah gerakannya paling lambat.

    Sekarang perhatikan dua lapisan molekul yang berdekatan seperti gambar

    dibawah. Anggaplah dua lapisan ini terpisah sejauh dx dan memiliki beda

    kecepatan sebesar dv . Gaya gesek ( F ) yang menghambat gerak relatif dua

    lapisan tersebut sebanding dengan luas permukaan lapisan A dan beda

    kecepatan dv , serta berbanding terbalik dengan jarak antara dua lapisan. Jadi

    dvF Adx

    atau

    dv

    F Adx

    atau

    F dx

    A dv

  • Di dalam ledua persamaan diatas (eta) adalah tetapan kesebandingan. Tetapan

    kesebandingan tersebut dikenal sebagai koefisien viskositas atau secara

    sederhana disebut viskositas zat cair. memiliki nilai yang sepesifik untuk suatu

    zat cair pada suhu tertentu. Berdasarkan persamaan tersebut diatas, viskositas

    dapat didefinisikan sebagai resistan gaya per satuan luas untuk

    mempertahankan beda kecepatan antara dua lapisan dari suatu zat cair pada

    satu satuan jarak satu dengan yang lain.

    Kebalikan dari viskositas disebut Fluiditas dan diberi simbol . Jadi

    1

    Satuan viskositas

    Dimensi koefisien viskositas ( ) dapat diturunkan dari persmaan yang

    bersangkutan,

    gaya jarak

    luas kecepatan

    F dx

    A dv

    2

    2

    massa panjang waktu panjang

    (panjang) panjang/waktu

    Atau

    1 1massa panjang waktu

  • Jadi dalam sistem cgs, satuan dinyatakan dalam 1 1g cm s . Satuan ini disebut

    poise (P). Di dalam praktek seringkali digunakan satuan yang lebih kecil yakni

    sentipoise ( 210 poise) dan milipoise ( 310 poise). Satuan SI untuk viskositas

    adalah 1 1kg m s . Satu poise sama dengan sepersepuluh satuan SI, yakni

    1 1 1 11 1 0,1poise g cm s kg m s

    Viskositas beberapa zat cair ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

    Tabel. Koefisien Viskositas zat cair pada 293K

    Zat Cair Viskositas (P), satuan

    cgs

    Viskositas ( 1 1kg m s ),

    satuan SI

    Benzena

    Karbon tetraklorida

    Etanol

    Eter

    Gliserin

    air

    0,00652

    0,0969

    0,01200

    0,00233

    14,9

    0,0101

    0,000652

    0,00969

    0,001200

    0,000233

    1,49

    0,00101

    Pengukuran Viskositas Metode Ostwald

    Viskositas zat cair dapat ditentukan dengan bantuan persmaan Pioseulle.

    Persamaan ini menyatakan aliran zat cair melalui suatu kapiler dengan

    ungkapkan sebagai berikut

    4

    8

    Pr t

    lV

    Di dalam persamaan tersebut V adalah volume zat cair yang melewati kapiler

    dalam waktu t , P adalah tekanan pada ujung kapiler, r adalah jejari pipa kapiler

    dan l adalah panjang kapiler. Secara eksperimen nilai-nilai P , r , l dan V

    sangat sukar diperoleh sehingga persamaan tersebut tidak memungkinkan

    dipakai untuk menentukan koefisien viskositas absolut secara langsung.

  • Pada umumnya, viskositas zat cair ditentukan relatif terhadap viskositas air

    sehingga disebut viskositas relatif. Andaikan 1t dan 2t adalah waktu yang

    diperlukan oleh zat cair untuk mengalir dengan volume tertentu dari dua zat cair

    melalui pipa kapiler yang sama. Ungkapan viskositas relatif ( 1 2/ ) dapat

    diturunkan sebagai berikut.

    4

    1 1 1 1 1

    4

    2 2 2 2 2

    8

    8

    Pr t P tlV

    lV P r t P t

    Karena tekanan pada ujung kapiler sebanding dengan densitas zat cair, maka

    1 1 1

    2 2 2

    d t

    d t

    Dengan substitusi koefisien viskositas air ( 2 ) dalam persamaan tersebut maka

    viskositas absolut zat cair ( 1 ) dapat ditentukan.

    Viskometer Ostwald

    Perlatan yang umum digunakan untuk menentukan visdkositas relatif zat cair

    dikenal sebagai Viskometer Ostwald atau viskometer. Bentuk sederhana

    viskometer ditunjukkan dalam gambar dibawah. Lengan sebelah kiri pada

    dasarnya merupakan pipet yangsudah dikalibrasi dengan tanda A dan B .

    Lengan sebelah kiri ini tersambung dengan lengan sebelah kanan lewat kapiler hingga

    bagian yang mengembung C .

    Sejumlah tertentu zat cair misalkan 25 mL dituang ke dalam tabung C dengan

    menggunakan pipet. Zat cair tersebut kemudian dihisap lewat lengan tabung sebelah kiri

    bagian atas dengan menggunakan tabung karet yang diikatkan padanya. Zat cair

    kemudian dilepaskan atau dibiarkan mengalifr kembali ke dalam tabung C . Waktu yang

    diperlukan ( 1t ) dari A ke B dicatat dengan menggunakan stopwatch. Selanjutnya

    peralatan tersebut dibersihkan dan percobaan diulang dengan menggunakan air dengan

    memakai volume yang sama yakni 25 mL. waktu alir air dari A ke B dicatat. Densitas

  • zat cair (d ) dan densitas air ( wd ) ditentukan dengan pyknometer. Koefisien viskositas

    relatif dihitung dengan rumus

    1

    2w w

    d t

    d t

    Asalkan nilai koefisien viskositas air ( w ) pada suhu percobaan diketahui maka

    koefisien viskositas absolut zat cair ( ) tersebut dapat ditentukan.

    Contoh. Dalam suatu eksperimen dengan menggunakan viskometer Ostwald,

    waktu alir air dan etanol masing-masing adalah 80 detik dan 175 detik pada 20.

    Densitas air dan etanol pada 20 berturut-turut adalah 0,998 3/g cm dan 0,790

    3/g cm . Viskositas air pada 20 adalah 0,01008 poise. Hitunglah viskositas

    etanol.

    Jawab. Dengan substitusi besaran-besaran yang diketahui ke dalam ungkapan

    yang sesuai akan didapatkan

  • 1

    2

    0,790 1750,01008

    0,998 80

    0,01747

    w

    w

    dt

    d t

    poise

    Latihan. Dalam suatu eksperimen dengan viskometer Ostwald, air murni

    memerlukan waktu 1,52 menit untuk mengalir melalui kapiler pada 20. Untuk

    volume yang sama dari zat cair lain yang densitasnya 0,80 3/g cm diperlukan

    waktu alir 2,25 menit. Carilah viskositas relatif zat cair tersebut dan viskositas

    absolutnya dalam sentipoise. Diketahui densitas air pada 20 adalah 0,9982

    3/g cm dan viskositas absolutnya adalah 1,005 centipoise.

    Pengaruh Suhu Pada Viskositas Zat Cair

    Secara umum, viskositas zat cair menurun dengan meningkatnya suhu. Fakta

    juga menunjukkan bahwa pada umumnya viskositas zat cair turun sebesar 2%

    untuk tiap kenaikan suhu satu derajat. Pengaruh suhu pada viskositas zat cair

    dapat dinyatakan dengan persamaan

    /E RTAe

    dengan A dan E adalah tetapan.

    INDEKS REFRAKSI

    Indeks refraksi ( n ) suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan kecepatan

    cahaya dalam vakum atau udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut:

    kecepatancahayadalamzat

    nkecepatancahayadalamudara

    Ketika sinar cahaya melewati dua medium dari udara ke air, maka arah cahaya tersebut

    akan berubah. Perubahan arah ini disebut refraksi. Indeks refraktif suatu zat cair

    terhadap udara dinyatakan oleh hukum Snelle. Menurut hukum Snelle

    sin

    sin

    in

    r

  • dengan i adalah sudut sinar datang dan r adalah sudut refraksi.

    Indeks refraksi suatu zat cair dapat dengan mudah ditentukan hingga derajat keakuratan

    yang tinggi. Indeks refraksi merupakan karakteristik suatu zat cair. Besarnya indeks

    refraksi tergantung pada suhu dan panjang gelombang cahaya yang digunakan.

    Untuk pengukuran indeks refraksi pada umumnya digunakan garis-D dari

    spektrum sinar natrium. Jika indeks refraksi suatu zat cair diukur pada 20 dan

    menggunakan garis-D sinar natrium, maka indeks refraksi tersebut ditulis dengan

    memakai simbol berikut

    Oleh karena indeks refraksi merupakan rasio dua besaran maka indeks refraksi

    tidak mempunyai sartuan.

    Refraksi Spesifik

    Berdasarkan pertimbangan teoritis semata, Lorenz dan Lorenz pada tahun 1880

    telah berhasil menurunkan hubungan antara kekuatan refraksi suatu zat dengan

    indeks refraksinya:

  • 2

    2

    1 1

    2s

    nR

    n d

    Pada persamaan tersebut diatas, sR adalah refraksi spesifik, d adalah densitas

    zat cair dan n adalah indeks refraksi. Nilai sR adalah konstan pada semua suhu.

    Refraksi Molar

    Refraksi molar didefinisikan sebagai hasil kali refraksi spesifik dan massa molar.

    Jadi refraksi molar suatu zat cair adalah diperoleh dengan mengalikan persamaan

    untuk refraksi spesifik dengan massa molar molekul (M ),

    2

    2

    1

    2M

    n MR

    n d

    Nilai refraksi molar merupakan cirikhas suatu zat dan tidak tergantung pada

    suhu. Refraksi molar dapat ditentukan dengan substitusi nilai n , M dan d

    dalam persamaan diatas. Oleh karena nilai refraksi molar tergantung pada pada

    panjang gelombang yang digunakan, maka refraksi molar pada umumnya

    dilaporkan dengan memakai garis-D natrium. Nilai indeks refraksi ( n ) adalah

    besaran tidak bersatuan sehingga MR (indeks refraksi molar) mempunyai satuan

    volume molar, yakni 3 1cm mol .

    Contoh. Indeks refraksi karbon tetraklorida yang ditentukan dengan memakai

    panjang gelombang garis-D natrium adalah sebesar 1,4573. Hitunglah refraksi

    molar CCl4 jika densitasnya dalah 1,595 3/g cm .

    Massa molar adalah 154 sehingga

    2 23 1

    2 2

    1 (1,4573) 1 15426,31

    2 (1,4573) 2 1,595M

    n MR cm mol

    n d

    Penentuan Indeks Refraksi

    Indeks refraksi zat cair dapat ditentukan dengan bantuan alat yang disebut

    Refraktometer Abbe. Laboratorium Kimia Fisik Program Studi Kimia FMIPA

  • Universitas Negeri Malang mempunyai 3 set Refraktometer Abbe. Refraktometer

    Abbe ini biasanya digunakan pada praktikum kimia fisik 2. Gambar sekma

    peralatan Refraktometer Abbe dan fotonya ditunjukkan di bawah.

    Lapisan film tipis suatu zat cair ditempatkan di antara dua gabungan prisma.

    Cahaya dari lampu natrium diarahkan sedemikian rupa menggunakan cermin

    hingga mengenai bagian bawah dari prisma bagian bawah. Permukaan

    hipotenusa dari prisma bagian bawah diputar sehingga semua berkas cahaya

    datang dapat memasuki cairan pada semua sudut datang. Walaupun demikian

    pemutaran tersebut dapat diatur sehingga tidak ada berkas cahaya yang dapat

    memasuki prisma bagian atas dengan sudut refraksi yang lebih besar atau

    berimpit dengan sudut dari sinar datang (yakni pada sudut yang sedikit lebih

    kecil dari 90o. dengan cara demikian maka pandangan yang muncul atau tampak

    pada teleskop terbagi menjadi dua pita, satu terang dan lainnya gelap. Gabungan

    prisma tersebut diputar dengan bantuan tombol samping hingga tanda silang

    dari teleskop berimpit dengan sudut pita yang terang. Indeks refraksi dapat

    dibaca secara langsung pada penunjuk (pointer) yang dihubungkan dengan

    gabungan prisma tersebut menunjukkan indeks refraksi pada skala yang sudah

    terkalibrasi.

  • Refraksi Molar dan Konstituen Kimia

    Refraksi molar ( MR ) adalah sifat aditif yakni refraksi molar suatu molekul adalah

    jumlah refraksi molar atom-atom penyusunnya. Sifat aditif tersebut sangat

    membantu dalam menentukan konstituen suatu senyawa. Nilai refraksi molar

    adalah dihitung untuk berbagai kemungkinan rumus struktur dan rumus senyawa

    yang sesuai dengan refraksi molar terhitung adalah rumus (struktur) senyawa

    yang benar. Nilai refraksi molar untukl beberapa atom dan ikatandiberikan pada

    tabel berikut.

    TABEL. REFRAKSI MOLAR ( 3 1cm mol )

    Carbon C

    Hidrogen H

    Klorin Cl

    Bromin Br

    Iodin I

    Ikatan rangkap

    Ikatan ganda tiga

    2,418

    1,100

    5,967

    8,861

    13,900

    1,733

    2,398

    Cincin 3-anggota

    Cincin 4-anggota

    Cincin 6-anggota

    O dalam gugus

    OH

    O pada gugus C =

    O

    O dalam eter

    0,710

    0,480

    0 0,15

    1,525

    2,211

    1,64

    Contoh. Indeks refraksi etil alkohol (CH3CH2OH) pada 295,5 K yang diukur

    menggunakan garis-D natrium adalah 1,3611 dan densitasnya adalah 0,7885

    3/g cm . Massa molar etil alkohol adalah 46 yakni {( 2 12 ) + (1 6 ) + (1 16 )}.

    Refraksi molar dapat dihitung dengan menggunakan rumus

    2 23 1

    2 2

    1 (1,3611) 1 4612,9105

    2 (1,3611) 2 0,7885M

    n MR cm mol

    n d

    Sekarang indeks refraksi molar tersebut dihitung dengan menggunakan nilai yang ada

    dalam tabel diatas, hasilnya adalah

    Sumbangan 6 atom hidrogen 6 1,100 6,600

    Sumbangan 2 atom karbon 2 2,418 4,836

  • Sumbangan atom O dalam gugus OH 1,525

    Total indeks refraksi molar 3 112,961cm mol

    Nilai ini cukup sesuai dengannilai yang dihitung diatas sebelumnya sehingga struktur etil

    alkohol adalah CH3CH2OH.

    Indeks refraksi molar suatu larutan dapat dihitung dengan rumus

    2

    1 1 2 2

    2

    1

    2M

    x M x MnR

    n d

    Pada persamaan ini 1x dan 2x adalah fraksi mol pelarut dan zat terlarut dengan

    massa molar berturut-turut 1M dan 2M , n adalah indeks refraksi larutan dan d

    adalah densitas larutan.

    AKTIFITAS OPTIK

    Berkas sinar cahaya umumnya terdiri dari gelombang-gelombang elektromagnetik

    yang berosilasi dalam banyak bidang. Apabila berkas sinar tersebut dilewatkan

    melalui polarisator (seperti lensa polaroid), hanya gelombang-gelombang yang

    berosilasi dalam bidang tunggal dapat melewati polarisator. Berkas cahaya

    terkumpul yang hanya berosilasi dalam bidang tunggal disebut cahaya

    terpolarisasi bidang.

    Apabila cahaya terpolarisasi bidang melewati suatu senyawa organik tertentu,

    cahaya terpolarisasi bidang tersebut akan diputar (mengalami rotasi oleh

  • senyawa). Senyawa yang dapat memutar cahaya terpolarisasi bidang disebut

    senyawa aktif optis. Sifat senyawa ini disebut aktivitas optik.

    Senyawa yang memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri (beralwanan arah jarum

    jam) disebut pemutar kiri (levoratatory). Senyawa yang memutar bidang

    polarisasi cahaya ke kanan (searah jarum jam) disebut pemutar kanan

    (dextrorotatory). Menurut perjanjian, rotasi ke kiri diberi tanda minus ( ) dan

    rotasi ke kanandiberi tanda positif ( ). Misalnya, ( )-asam laktat adalah

    pemutar kiri dan ( )-asam laktat berarti pemutar kanan.

    ROTASI SPESIFIK

    Rotasi bidang cahaya terpolarisasi adalah sifat intrinsik molekul yang aktif optik.

    Bila berkas cahaya terpolarisasi dilewatkan melalui larutan senyawa aktif optik,

    bidang tersebut akan berputar dengan sudut putar (sudut rotasi). Rotasi ini

    tergantung pada jumlah molekul yang aktif optik. Olehn karena itu nilai

    sebanding dengan konsentrasi larutan dan juga panjang tanumg yang ditempati

    sampel larutan.

  • Rotasi spesifik yang merupakan karakteristik senyawa aktif optuk, dinyatakan

    sebagai

    l c

    adalah rotasi spesifik dalam derajat

    adalah sidit rotasi teramati dalam derajat

    l adalah panjang larutan sampel dalam dm

    c adalah konsentrasi larutan sampel dalam g/mL.

    Jadi dari persamaan diatas, rotasi spesifik dapat didefinsikan sebagai sudut rotasi

    yang teramati pada konsentrasi 1 g/mL dan panjang 1 dm. menurut perjanjian,

    rotasi spesifik dinyatakan sebagai t

    D , dengan t adalah suhu dan D adalah garis-

    D natrium yang digunakan untuk penentuan.

    Pengukuran Aktivitas Optik

    Aktivitas optik diukur dengan bantuan alat yang disebut polarimeter. Gambar

    polarimeter ditunjukkan dibawah beserta skemanya.

  • Polarimeter pada prinsipnya merupakan sistem polarisator dengan tabung tempat

    sampel yang diletakkan di antara pokarisator. Pertama, medium yang tidak aktif

    optik (air atau pelarut lain) disikan ke dalam tabung sampel dan cahaya lampu

    natrium diarahakn dari polarisator melalui sampel. Analisator diputar untuk

    mendapatkan daerah gelap. Hal ini menunjukkan pembacaan nol pada skala

    lingkar disekitar analisator.

    Selanjutnya senyawa yang aktif optik ditempatkan di dalam tabung sampel. Bidang

    cahaya terpolarisasi dilewatkan dalam sampel tersebut lalu senyawa tersebut

    akan memutar bidang cahaya terpolarisasi yang melewatimya. Analisator diputar

    untuk mencari daerah gelap. Sudut rotasi ( ) yang ditunjukan oleh skala putar

    kemudian dicatat dalam derajat. Rotasi spesifik kemudian dihitung dengan

    menggunakan rumus diatas.

    SOAL-SOAL LATIHAN

    1. Jelaskan atau definsikan apa yang dimaksud dengan masing-masing istilah

    berikut.

    a. Gaya van der Waals b. Ikatan hidrogen

    c. Tekanan uap d. Titik didih

    e. Tegangan permukaan f. Viskositas

    g. Metode Ostwald h. Indeks refraksi

    i. Refraksi spesifik j. Refraksi molar

    k. Aktivitas optik l. Rotasi spesifik

    2.

    3.

    4.