-
BAB II
ZAT CAIR
Dalam bab sebelumnya telah dipelajari gas. Di dalam keadaan
gas,
molekul-molekul gas bergerak secara acak, ruang antar molekul
jauh lebi besar
dari ukuran molekulnya dan gaya tarik antar molekulnya dapat
diabaikan. Berbeda
dengan gas, di dalam zat cair molekul-molekulnya saling
bersinggungan satu
dengan lainnya dan gaya tarik antar molekul cukup kuat untuk
menjaga molekul-
molekul tersebut tetap bersama. Kesamaan keadaan gas dan cair
adalah molekul-
molekul yang satu dapat bergerak melewati molekul lainnya
melalui ruang yang
tersedia antara molekul. Ini berarti molekul-molekul zat cair
juga bergerak secara
acak. Perbedaannya terletak bahwa pada setiap saat
molekul-molekul zat cair
dapat membentuk kelompok (cluster) dan meninggalkan ruangan
kosong atau
lubang ketika kelompok tersebut bergerak menutup lubang lain
(lubang ini
terbentuk di beberapa bagian lain karena kelompok lain juga
bergerak). Oleh
karena itu, molekul zat cair dapat dipandang sebagai sekumpulan
molekul yang
saling bersentuhan satu dengan lainnya dan bergerak secara acak
melalui ruangan
antar molekul. Model zat cair ini ditunjukkan pada Gambar
2.1.
Gambar 2.1 Model molekul zat cair dengan beberapa lubang antar
molekul
Sebagian besar sifat-sifat fisik zat cair seperti tekanan uap,
tegangan permukaan,
viskositas, indeks refraksi dan aktivitas optik dikontrol oleh
kekuatan gaya tarik
antar molekul. Jadi gaya tarik antar molekul (intermolecular
forces) akan dibahas
terlebi dahulu sebelum membahas sifat-sifat zat cair
tersebut.
GAYA TARIK ANTAR MOLEKUL DALAM ZAT CAIR
-
Gaya tarik antar molekul dalam zat cair secara kolektif disebut
gaya van
der Waals. Gaya van der Waals merupakan gaya elektrik yang
dihasilkan
gaya tarik antar muatan yang berlainan tanda. Pada prinsipnya
ada tiga
jenis gaya tarik intermolekul, yakni:
(1) Gaya tarik dipol-dipol
(2) Gaya London
(3) Ikatan hidrogen
Kekuatan relatif gaya intermolekul tersebut diperlukan untuk
memahami
pengaruh relatifnya terhadap sifat-sifat zat cair. Kekuatan
realtif interaksi
tersebut ditunjukkan dalam tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Kekuatan Realtif Berbagai Interaksi
Ikatan kovalen Ikatan hidrogen Gaya tarik dipol-dipol Gaya
London
1680 kJ 50 67 kJ 2 8 kJ < 4 kJ
Dari tabel tersebut tampak bahwa kekuatan ikatan kovalen hampir
40x ikatan
hidrogen atau 200x antrakasi dipol-dipol dan hampir 400x
kekuatan gaya
London.
Gaya tarik dipol-dipol
Gaya tarik dipol-dipol terjadi antar molekul-molekul yang polar.
Interaksi ini
mensyaratkan adanya ikatan polar dan struktur molekul yang tidak
simetris. Di
dalam molekul yang memenuhi dua syarat tersebut terjadi
pemisahan muatan
positif dan negatif secara permanen. Contohnya adalah molekul
HCl. Di dalam
molekul HCl, ujung H secara permanen bermuatan agak positif dan
ujung Cl secara
permanen bermuatan agak negatif. Atom H dalam molekul pertama
akan tertarik
dengan atom Cl dalam molekul kedua yang berdekatan dengan
molekul pertama.
Walaupun interaksi ini l;emah dibanding ikatan kovalen namun
interaksi dipol-
dipol ini merupakan salah satu inetraksi intermolkeul yang
kuat.
-
Gambar 2.2 Gaya tarik dipol-dipol antar molekul HCl
Gaya London
Gaya (dispersi) London terjadi antar molekul-molekul non-polar.
Gaya ini
dihasilkan oleh ketidaksetimbangan muatan yang terjadi secara
temporer
(sesaat) dalam suatu molekul non-polar. Muatan temporer tersebut
ada karena
elektron-elektron bergerak secara acak dalam struktur molekul
(atau ion). Inti
salah satu atom menarik elektron dari inti atom tetangganya dan
pada saat yang
sama, elektron dalam salah satu atom menolak elektron atom
tetangganya dan
menciptakan ketidaksetimbangan muatan sesaat (dalam waktu
pendek).
Muatan temporer dalam satu atom atau molekul dapat menarik
muatan
temporer yang berlawana dari atom atau molekul tetangganya.
Muatan agak
positif lokal + dalam satu molekul akan menarik muatan temporer
agak negatif
dari molekul tetangganya.
Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan jenis interaksi intermolekul yang
unik. Ada dua
syarat agar dapat terjadi ikatan hidrogen, yakni
-
(1) Ada ikatan kovalen antara atom H dengan salah satu dari tiga
atom F, O
atau N. ketiga unsur tersebut merupakan unsur paling
elektronegatif.
(2) Interaksi atom H yang berasal dari ikatan kovalen polar
tersebut dengan
pasangan elektron menyendiri (lone pair electron) atom F, O
ataui N di
dekatnya.
Ikatan hidrogen biasa dipergunakan untuk menjelaskan titik didih
normal air
yang tinggi yakni 100 . Dibandingkan titik didih normal senyawa
H2Te, H2Se dan
H2S, mestinya titik didih normal air sangat rendah sekitar -62.
Anomali titik
didih normal air ini karena ada ikatan hidrogen antar
molekul-molekul air. Ikatan
hidrogen juga merupakan faktor yang menyebabkan volume es (air
beku) lebih
besar dari volume air cair. Molekul-molekul air pada keadaan
padat memiliki
susunan tetrahedral yang dibentuk dari dua lone pair dan dua
ikatan tunggal dari
oksigen. Lone pair pada atom O dapat menarik molekul-mokelu air
didekatnya
melalui ikatan hidrogen menghasilkan struktur seperti
sangkar.
-
TEKANAN UAP
Bila zat cair ditempatkan dalam wadah terbuka maka zat cair
tersebut akan
menguap. Molekul-molekul dalam zat cair bergerak dengan energi
kinetik yang
berbeda-beda. Molekul yang memiliki energi kinetik diatas
rata-rata akan dapat
mengatasi gaya intermolekul yang menjaganya tetap dalam zat
cair. Molekul yang
memiliki cukup energi ini akan lepas dari permukaan zat cair dan
berubah jadi uap.
Proses lepasnya molekul dari fasa cair ke fasa gas (uap) disebut
penguapan
(Vaporisation atau Evaporation). Proses sebaliknya, yakni
perbubahan molekul gas
menjadi molekul cair disebut pengembunan (Condensation).
Gambar 2.2
Apabila zat cair ditempatkan dalam wadah tertutup seperti tampak
pada gambar
2.2, molekul-molekul yang memiliki energi kinetik tinggi akan
lepas menuju
ruangan diatas zat cair. Apabila jumlah molekul dalam fasa gas
meningkat cukup
besar, beberapa molekul tersebut akan menumbuk permukaan zat
cair dan
ditangkap kembali (terjadi kondensasi). Pada suatu saat akan
tercapai keadaan,
yakni jumlah molekul yang lepas dari fasa cair sama dengan
jumlah molekul yang
kembali ke fasa cair. Dengan kalimat lain, laju penguapan tepat
sama dengan laju
-
pengembunan. Pada saat ini dikatakan telah tercapai
kesetimbangan dinamik
antara zat cair dan uapnya pada suhu tertentu.
Pada kesetimbangan, konsentrasi uap diatas zat cair tetap atau
tidak berubah
dengan perubahan waktu. Uap tersebut menimbulkan tekanan yang
besarnya
tertentu (tetap) pada kesetimbangan. Tekanan uap zat cair
didefinisikan sebagai:
tekanan yang ditimbulkan oleh uap yang berada dalam
kesetimbangan dengan
zat cairnya pada suhu tertentu.
Nilai tekanan uap suatu zat cair berbeda dengan tekanan uap zat
cair lain.
Perbedaan tersebut diakibatkan oleh perbedaan gaya intermolekul
yang
terdapat pada zat cair. Misalnya, molekul-molekul etanol
membentuk ikatan
hidrogen yang lebih lemah dibandingkan dengan ikatan hidrogen
yang dibentuk
antara molekul-molekul air sehingga etanol menguap lebih cepat
daripada air.
Oleh karena itu, dapat diprediksi bahwa etanol akan memiliki
tekanan uap lebih
tinggi daripada air pada suhu tertentu. Seperti ditunjukkan pada
gambar,
tekanan uap etanol dan air pada 60 berturut-turut adalah 350
Torr dan 150
Torr.
Pengaruh suhu pada tekanan uap
-
Jika suhu suatu zat cair dinaikkan, tekanan uap juga akan
meningkat. Naikknya
tekanan uap ini disebabkan lebih banyak molekul dalam fasa cair
yang memiliki
energi kinetik lebih besar dan mampu terlepas dan permukaan fasa
cair. Oleh
karena itu konsentrasi molekul pada fasa uap akan meningkat
sebelum tercapai
kesetimbangan baru. Demikian juga, pada suhu tinggi, energi
kinetik molekul uap
akan meningkat. Konsentrasi uap dan energi kinetiknya, keduanya
sebanding
dengan suhu. Jadi setiap kenaikan suhu akan mengakibatkan
kenaikan tekanan
uap. Dari grafik diatas tampak bahwa tekanan uap etil alkohol
maupun tekanan
uap air, keduanya meninkat dengan meningkatnya suhu.
Penentuan Tekanan Uap
Ada dua metode yang biasa digunakan untuk menentukan tekanan uap
zat cair,
yakni metode statik dan metode dinamik.
1. Metode statik
Gambar yang disederhanakan untuk penentuan tekanan uap dengan
metode
statik ditunjukkan dalam gambar di bawah. Sejumlah zat cair
(secukupnya)
yang tekanan uapnya akan ditentukan, ditempatkan dalam wadah
(bulb)
yang terhubung ke manometer merkuri dan pompa vakum. Semua
udara
dalam ampul tersebut dihilangkan dengan menggunakan pompa vakum
lalu
krannya ditutup. Sebagian zat cair dibiarkan menguap, dan
sistem
dipertahankan pada suhu tertentu selama rentang waktu yang cukup
hingga
tercapai kesetimbangan. Perbedaan tingkat merkuri dalam
manometer sama
dengan tekanan uap zat cair. Dengan mengatur termostat pada suhu
yang
berbeda, tekanan zat cair pada suhu yang lain dapat ditentukan.
Metode ini
digunakan zat cair yang memiliki tekanan uap hingga satu
atmosfer.
-
2. Metode dinamik
Gambar yang disederhanakan untuk penentuan tekanan uap dengan
metode
dinamik ditunjukkan dalam gambar di bawah. Gas inert dilewatkan
melalui
zat cair pada suhu konstan (). Gas inert setelah dijenuhi dengan
uap zat cair
lalu dibiarkan keluar meninggalkan labu pada sisi lain. Jika
volume gas yang
dilewatkan adalah , adalah massa zat cair yang terangkut gas
inert, maka
tekanan uap zat cair tersebut diberikan oleh rumus
=
Dalam persamaan tersebut adalah berat molekul zat cair dan
adalah
tetapan gas. Metode dinamik ini sangat cocok untuk zat cair yang
tekanan
uapnya sangat rendah.
Pengaruh tekanan uap pada titik didih
-
Jika zat cair dipanaskan, maka akan terbentuk gelembung di dalam
zat cair.
Gelembung-gelembung tesebut akan naik ke permukaan cairan dan
akhirnya
pecah. Suhu pada waktu terbentuk gelembung tersebut disebut
titik didih zat
cair. Apabila kita perhatikan gelembung tunggal, ketika
gelembung tersebut
masih berada di dalam zat cair maka tekanan uap dalam gelembung
akan
menjaga bentuk gelembung tetap. Tekanan atmosfer yang mengenai
permukaan
cairan cenderung membuat gelembung tersebut pecah. Ketika
gelembung
tersebut mencapai permukaan, tekanan uap dalam gelembung sama
dengan
tekanan atmosfer. Jadi gelembung tersebut pe cah. Oleh karena
itu, titik didih zat
cair dapat didefinisikan sebagai suhu pada saat tekanan uap zat
cair sama
dengan tekanan atmosfer.
Tekanan atmosfer berbeda nilainya pada ketinggian atau kondisi
yang berbeda
maka titik didih biasa dilaporkan pada tekanan 1 atm. Jadi titik
didih normal zat
cair adalah suhu pada saat tekanan uap zat cair tersebut sama
dengan 1 atm.
Titik didih normal etanol adalah 78 dan titik didih normal air
adalah 100 .
Titik didih zat cair dapat diturunkan dengan menurunkan tekanan
luar
menggunakan pompa vakum. Jadi tekanan uap zat cair akan sama
dengan
tekanan luar pada suhu yang lebih rendah. Titik didih dapat
dinaikkan dengan
menaikkan tekanan luar sehingga tekanan uap zat cair akan sama
dengan
tekanan luar pada suhu yang lebih tinggi. Alat masak bertekanan
bekerja atas
dasar prinsip ini. Tekanan dalam panci masak dipertahankan
diatas 1 atm dan zat
cair dalamnya akan mendidih pada suhu lebih tinggi dari 100 .
Karena makanan
di masak pada suhu lebih tinggi, maka akan lebih cepat
matang.
TEGANGAN PERMUKAAN
Tegangan permukaaan (surface tension) merupakan sifat zat cair
yang timbul dari
gaya tarik antar molekul (intermolecular forces). Suatu molekul
yang berada di
bagian dalam suatu zat cair mengalami gaya tarik yang sama besar
ke semua arah
oleh molekul lain yang mengelilinginya. Molekul yang berada pada
permukaan
hanya mengalami kesamping dan kebawah. Gaya-gaya ke samping pada
molekul
-
permukaan saling menyeimbangkan semengara gaya ke bawah tidak
ada
menyeimbangkan sehingga molekul pada permukaan cenderung masuk
ke bagian
dalam. Oleh karena itu, permukaan zat cair mengalami tegangan
dan cenderung
menyusut atau mengkerut agar mempunyai luas yang sekecil mungkin
supaya
jumlah molekul di permukaan minimum. Dengan alasan ini, tetes
zat cair di udara
mempunyai bentuk sferis karena bentuk sferis mempunyai luas
permukaan paling
kecil untuk sejumlah volume yang sama.
Tegangan permukaan () didefinisikan sebagai gaya (dalam dyne)
yang
beraksi sepanjang permukaan zat cair pada sudut tegak lurus ke
setiap garis yang
panjangnya 1 cm. Definsi lain yang mungkin lebih mudah dipahami
mendefinsikan
tegangan permukaan sebagai energi yang dibutuhkan untuk untuk
mengulur
(meregangkan) atau meningkatkan permukaan suatu cairan per
satuan luas
(satuan luas disini bisa 1 cm2 atau 1 m2 atau satuan luas yang
lain).
Tegangan permukaan disebabkan
gaya tarik ke bawah pada molekul
permukaan
Gaya ke dalam pada molekul
meminimalkan luas permukaan dan
terbentuk tetes cairan yang sferis.
Satuan tegangan permukaan
Seperti dalam definisi di atas, satuan tegangan permukaan dalam
sistem cgs
adalah dyne per sentimeter (dyne cm-1). Dalam sistem SI,
satuannya adalah
Newton per meter (Nm-1). Kedua satuan ini berhubungan karena 1 1
=
0,001 1.
-
Pengaruh suhu pada tegangan permukaan
Perubahan suhu mengakibatkan perubahan tegangan permukaan
cairan. Bila suhu
meningkat, energi kinetik molekul zat cair juga meningkat dan
gaya antar molekul
berkurang. Akibatnya tarikan kebawah terhadap molekul permukaan
turun dan
tegangan permukaan turun. Dengan lain kalimat, tegangan
permuikaan menurun
dengan naikknya suhu. Hubungan antara tegangan permukaan zat
cair dan suhu
diberikan oleh W Ramsay dan J Shield sebagai
2/3( / ) ( 6)cM k t t
dengan k adalah konstanta (koefisien suhu), ct suhu kritik dan t
setiap suihu,
sedangkan 2/3( / )M mewakili energi permukaan molar zat
cair.
Tegangan permukaan zat cair pada berbagai suhu (dyne/cm-1)
Zat cair 20 40 60 80
Air 72,75 69,56 66,18 62,61
Etil alkohol 22,27 20,60 19,01 --
Metil alkohol 22,6 20,9 -- --
Aseton 23,7 21,2 18,6 16,2
Toluena 28,43 26,13 23,81 21,53
Benzena 28,9 26,3 23,7 21,3
Penetuan Tegangan Permukaan
Metode yang umum digunakan untuk menentukan tegangan permukaan
zat cair
adalah sebagai berikut.
1. Metode kenaikan kapiler
Pipa kapiler yang memiliki jejari r dibenamkan secara vertikal
dalam suatu zat
cair. Zat cair akan naik hingga setinggi h dan membentuk
permukaan yang
cekung (concave meniscus). Tegangan permukaan yang beraksi
sepanjang
keliling bagian dalam pipa kapiler tepat sama dengan tinggi
kolom zat cair.
-
Menurut definisi, tegangan permukaan adalah gaya per 1 cm yang
beraksi
pada garis singgung ke permukaan meniscus. Jika sudut antara
garis singgung
dan dinding kapiler adalah , maka komponen tegangan permukaan
adalah
cos . Tegangan permukaan total sepanjang garis kontak keliling
meniskus
adalah komponen tegangan permukaan dikalikan 2 r , sehingga
2 cosGaya keatas r
Pada rumus diatas, r adalah jejari kapiler. Untuk sebagaian
besar zat cair, pada
umumnya nilai adalah 0 dan cos 1 sehingga gaya keatas dapat
disederhanakan menjadi 2 r .
Gaya kebawah pada kolom cairan yang disebabkan oleh tinggi
cairan adalah
massa gaya gravitasi sehingga
2Gaya kebawah h r dg
Pada rumus diatas, d adalah densitas zat cair. Oleh karena
kesetimbangan
gaya mekanik mensyaratkan bahwa gaya keatas gaya kebawah
maka
22 r h r dg
atau
-
2
hrdg
Untuk mengetahui nilai , nilai h dapat dilihat atau ditentukan
dengan
bantuan mikroskop (travelling micrsocope) dan densitas zat cair
ditentukan
dengan alat yang disebut pyknometer.
Contoh soal 2.1 Tabung kapiler yang mempunyai diameter internal
0,21 mm
dibenamkan ke dalam zat cair yang densitasnya 0,79 3g cm . Zat
cair tersebut
naik ke kapiler setinggi 6,30 cm. hitunglah tegangan permukaan
zat cair
tersebut. Anggaplah kecepatan gravitasi, 2980g cms .
Jawab
Berdasarkan rumus 2
hrdg maka dengan memasukkan nilai-nilai yang
diketahui didapatkan
3 2
2
6,30 0,21 1 0,79 980
2 2 10
151,2 51,2
hrdg cm mm cm g cm
mm cm s
gcm dyne
s cm cm
Perhatikan satuan tegangan permukaan tersebut.
2. Metode Pembentukan Tetes
Pada metode ini, tetes zat cair dibiarkan terbentuk pada ujung
bawah pipa
kapiler seperti tampak pada gambar. Tetes zat cair tersebut
didorong ke atas
oleh gaya yang ditimbulkan dari tegangan permukaan yang ada pada
keliling
luar kapiler. Berat tetes zat cair (mg ) menarik tetes tersebut
ke bawah. Ketika
dua gaya tersebut setimbang, tetes zat cair pecah. Jadi tepat
pada saat tetes
zat cair pecah berlaku
2mg r
atau
2
mg
r
Pada persamaan tersebut, m adalah massa tetes zat cair, g adalat
gaya
gravitasi, dan r adalah jejari luar kapiler.
-
Gambar. Stalagmometer dan tetes zat cair yang terbentuk
Peralatan yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan
dengan
metode pembentukan tetes zat cair disebut Stalagmometer atau
Pipet Tetes
yang ditunjukan pada gambar diatas. Alat tersebut dibersihkan,
dikeringkan
dan diisi dengan zat cair yang akan diuji hingga batas penanda
A. Selanjutnya
tegangan permukaan zat cair ditentukan dengan salah satu dari
dua cara
berikut.
(a) Metode berat-tetes
Sebanyak 20 tetes zat cair yang keluar dari pipet tetes
ditampung dalam
botol dan ditimbang. Selanjutnya bobot tiap tetes zat cair
dihitung. Pipet
tetes kemudian dibersihkan dan dikeringkan kemudian diisi dengan
zat cair
kedua yang digunakan sebagai rujukan (misalnya air) dan bobot
satu tetes
zat cair ini juga ditentukan dengan cara yang sama.
Berdasarkan
persamaan sebelumnya, 2mg r maka berlaku
1 12m g r
2 22m g r
Hasil bagi kedua persamaan tersebut adalah
1 1
2 2
m
m
-
Tegangan permukaan zat cair yang digunakan sebagai rujukan dapat
dicari
pada tabel yang tersedia sehingga tegangan zat cair yang diuji
dapat
dihitung.
(b) Metode jumlah tetes
Pipet tetes diisi dengan zat cair yang akan diuji hingga pada
batas A. Jumlah
tetes zat cair yang keluar dihitung hingga meniskus turun dari
batas A ke B.
Pipet tetes dibersihkan dan dikeringkan lalu diisi dengan zat
cair rujukan.
Jumlah tetes zat cair rujukan yang keluar dihitung hingga
meniskus turun
dari batas A ke B. Andaikan 1n dan 2n masing-masing adalah
jumlah tetes
yang dihasilkan oleh kedua zat cair tersebut yang volumenya
sama, yakni
V . Bila masing-masing zat cair memiliki densitas 1d dan 2d maka
berlaku
1 1 1 1 2 1
2 2 2 2 1 2
( / )
( / )
m V n d n d
m V n d n d
Nilai 1d dapat ditentukan dengan pyknometer sedangkan 2d dan
2
dilihat dari tabel.
Contoh.
3. Metode Pelepasan Cincin (metode cincin du Nouy)
Di dalam metode ini, dilakukan pengukuran gaya yang diperlukan
untuk
melepas cincin platina (cincin du Nouy) dari permukaan zat. Gaya
( F ) untuk
melepas cincin ini tepat sama dengan gaya tarik ke bawah yang
ditimbulkan
oleh tegangan permukaan yang beraksi pada keliling cincin. Dua
kali panjang
keliling lingkaran yakni 2 2 r perlu diperhitungkan karena zat
cair
mengadakan kontak dengan bagian dalam maupun bagian luar cincin
du Nouy.
Jadi
4F r
atau
4
F
r
-
Dengan r adalah jejari cincin du Nouy.
Peralatan yang digunakan untuk mengukur tegangan permukaan
dengan cara
pelepasan cincin ini disebut Tensiometer du Nouy. Laboratorium
Kimia Fisik
Program Studi Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang mempunyai 4
set
Tensiometer du Nouy. Tensiometer ini biasanya digunakan pada
praktikum
kimia fisik 2. Gambar peralatan Tensiometer du Nouy ditunjukkan
di bawah.
Pada gambar tersebut ditampakkan salah satu ujung torsi kawat
posisinya
tetap sementara ujung lainnya dihubungkan dengan tombol pointer
yang
dapat diubah-ubah posisinya. Pointer tersebut dapat digerakkan
pada skala
yang tetap posisinya. Skala tersebut sebelumnya dikalibrasi
dengan cara
mengatur posisi kawat penyangga cincin (lengan atau beam) dengan
memakai
berbagai macam beban dan pembacaan skala dilakukan ketika
penyangga
tersebut terangkat dari posisi horisontalnya. Zat cair yang akan
ditentukan
tegangan permukaannya ditempatkan dalam kaca arloji (watch
glass)
sedemikian hingga cincin-Pt hanya menyentuh permukaan zat cair
tersebut.
Selanjutnya tombol torsi kawat diputar perlahan hingga cincin
terlepas dari
permukaan zat cair. Pembacaan yang ditunjukkan oleh pointer pada
skala yang
ada memberikan besarnya gaya F . Tegangan permukaan kemudian
dihitung
dengan menggunakan persamaan / 4F r .
-
4. Metode tekanan gelembung maksimum
Di dalam metode ini, udara bertekanan dilewatkan secara perlahan
melalui
pipa kapiler yang dibenamkan dalam zat cair uji seperti
ditunjukkan pada
gambar berikut.
Akibat udara bertekanan, pada ujung kapiler akan terbentuk
gelembung.
Secara perlahan gelembung tersebut akan tumbuh membesar dan
menjadi
berbentuk bola (hemispherical) dan akhirnya pecah. Pada saat
gelembung
tersebut pecah, tekanan yang ditunjukkan oleh manometer dicatat.
Tekanan
ini merupakan tekanan maksimum yang diperlukan untuk membuat
gelembung pada ujung kapiler. Pada saat gelembung pecah, gaya
karena
tekanan maksimum P sama dengan tekanan hidrostatik hP yang
berlawanan
ditambah tegangan permukaan pada keliling kapiler. Jadi
2 2 2hP r P r r
atau
2hP P
r
atau
2P hdgr
VISKOSITAS
-
Zat cair dapat dipandang terdiri dari lapisan-lapisan molekul
yang tersusun satu
diatas lainnya. Ketika gaya geser dikenakan pada suatu cairan,
zat cair tersebut
mengalir namun gaya gesek antara lapisan zat cair akan
menghambat aliran
tersebut. Viskositas zat cair merupakan ukuran resistensi gaya
geseknya.
Perhatikan zat cair yang mengalir diatas permukaan kaca pada
gambar dibawah.
Lapisan paling atas bergerak paling cepat lalu disusl lapisan
dibawahnya dan
seterusnya hingga lapisan paling bawah gerakannya paling
lambat.
Sekarang perhatikan dua lapisan molekul yang berdekatan seperti
gambar
dibawah. Anggaplah dua lapisan ini terpisah sejauh dx dan
memiliki beda
kecepatan sebesar dv . Gaya gesek ( F ) yang menghambat gerak
relatif dua
lapisan tersebut sebanding dengan luas permukaan lapisan A dan
beda
kecepatan dv , serta berbanding terbalik dengan jarak antara dua
lapisan. Jadi
dvF Adx
atau
dv
F Adx
atau
F dx
A dv
-
Di dalam ledua persamaan diatas (eta) adalah tetapan
kesebandingan. Tetapan
kesebandingan tersebut dikenal sebagai koefisien viskositas atau
secara
sederhana disebut viskositas zat cair. memiliki nilai yang
sepesifik untuk suatu
zat cair pada suhu tertentu. Berdasarkan persamaan tersebut
diatas, viskositas
dapat didefinisikan sebagai resistan gaya per satuan luas
untuk
mempertahankan beda kecepatan antara dua lapisan dari suatu zat
cair pada
satu satuan jarak satu dengan yang lain.
Kebalikan dari viskositas disebut Fluiditas dan diberi simbol .
Jadi
1
Satuan viskositas
Dimensi koefisien viskositas ( ) dapat diturunkan dari persmaan
yang
bersangkutan,
gaya jarak
luas kecepatan
F dx
A dv
2
2
massa panjang waktu panjang
(panjang) panjang/waktu
Atau
1 1massa panjang waktu
-
Jadi dalam sistem cgs, satuan dinyatakan dalam 1 1g cm s .
Satuan ini disebut
poise (P). Di dalam praktek seringkali digunakan satuan yang
lebih kecil yakni
sentipoise ( 210 poise) dan milipoise ( 310 poise). Satuan SI
untuk viskositas
adalah 1 1kg m s . Satu poise sama dengan sepersepuluh satuan
SI, yakni
1 1 1 11 1 0,1poise g cm s kg m s
Viskositas beberapa zat cair ditunjukkan pada tabel dibawah
ini.
Tabel. Koefisien Viskositas zat cair pada 293K
Zat Cair Viskositas (P), satuan
cgs
Viskositas ( 1 1kg m s ),
satuan SI
Benzena
Karbon tetraklorida
Etanol
Eter
Gliserin
air
0,00652
0,0969
0,01200
0,00233
14,9
0,0101
0,000652
0,00969
0,001200
0,000233
1,49
0,00101
Pengukuran Viskositas Metode Ostwald
Viskositas zat cair dapat ditentukan dengan bantuan persmaan
Pioseulle.
Persamaan ini menyatakan aliran zat cair melalui suatu kapiler
dengan
ungkapkan sebagai berikut
4
8
Pr t
lV
Di dalam persamaan tersebut V adalah volume zat cair yang
melewati kapiler
dalam waktu t , P adalah tekanan pada ujung kapiler, r adalah
jejari pipa kapiler
dan l adalah panjang kapiler. Secara eksperimen nilai-nilai P ,
r , l dan V
sangat sukar diperoleh sehingga persamaan tersebut tidak
memungkinkan
dipakai untuk menentukan koefisien viskositas absolut secara
langsung.
-
Pada umumnya, viskositas zat cair ditentukan relatif terhadap
viskositas air
sehingga disebut viskositas relatif. Andaikan 1t dan 2t adalah
waktu yang
diperlukan oleh zat cair untuk mengalir dengan volume tertentu
dari dua zat cair
melalui pipa kapiler yang sama. Ungkapan viskositas relatif ( 1
2/ ) dapat
diturunkan sebagai berikut.
4
1 1 1 1 1
4
2 2 2 2 2
8
8
Pr t P tlV
lV P r t P t
Karena tekanan pada ujung kapiler sebanding dengan densitas zat
cair, maka
1 1 1
2 2 2
d t
d t
Dengan substitusi koefisien viskositas air ( 2 ) dalam persamaan
tersebut maka
viskositas absolut zat cair ( 1 ) dapat ditentukan.
Viskometer Ostwald
Perlatan yang umum digunakan untuk menentukan visdkositas
relatif zat cair
dikenal sebagai Viskometer Ostwald atau viskometer. Bentuk
sederhana
viskometer ditunjukkan dalam gambar dibawah. Lengan sebelah kiri
pada
dasarnya merupakan pipet yangsudah dikalibrasi dengan tanda A
dan B .
Lengan sebelah kiri ini tersambung dengan lengan sebelah kanan
lewat kapiler hingga
bagian yang mengembung C .
Sejumlah tertentu zat cair misalkan 25 mL dituang ke dalam
tabung C dengan
menggunakan pipet. Zat cair tersebut kemudian dihisap lewat
lengan tabung sebelah kiri
bagian atas dengan menggunakan tabung karet yang diikatkan
padanya. Zat cair
kemudian dilepaskan atau dibiarkan mengalifr kembali ke dalam
tabung C . Waktu yang
diperlukan ( 1t ) dari A ke B dicatat dengan menggunakan
stopwatch. Selanjutnya
peralatan tersebut dibersihkan dan percobaan diulang dengan
menggunakan air dengan
memakai volume yang sama yakni 25 mL. waktu alir air dari A ke B
dicatat. Densitas
-
zat cair (d ) dan densitas air ( wd ) ditentukan dengan
pyknometer. Koefisien viskositas
relatif dihitung dengan rumus
1
2w w
d t
d t
Asalkan nilai koefisien viskositas air ( w ) pada suhu percobaan
diketahui maka
koefisien viskositas absolut zat cair ( ) tersebut dapat
ditentukan.
Contoh. Dalam suatu eksperimen dengan menggunakan viskometer
Ostwald,
waktu alir air dan etanol masing-masing adalah 80 detik dan 175
detik pada 20.
Densitas air dan etanol pada 20 berturut-turut adalah 0,998 3/g
cm dan 0,790
3/g cm . Viskositas air pada 20 adalah 0,01008 poise. Hitunglah
viskositas
etanol.
Jawab. Dengan substitusi besaran-besaran yang diketahui ke dalam
ungkapan
yang sesuai akan didapatkan
-
1
2
0,790 1750,01008
0,998 80
0,01747
w
w
dt
d t
poise
Latihan. Dalam suatu eksperimen dengan viskometer Ostwald, air
murni
memerlukan waktu 1,52 menit untuk mengalir melalui kapiler pada
20. Untuk
volume yang sama dari zat cair lain yang densitasnya 0,80 3/g cm
diperlukan
waktu alir 2,25 menit. Carilah viskositas relatif zat cair
tersebut dan viskositas
absolutnya dalam sentipoise. Diketahui densitas air pada 20
adalah 0,9982
3/g cm dan viskositas absolutnya adalah 1,005 centipoise.
Pengaruh Suhu Pada Viskositas Zat Cair
Secara umum, viskositas zat cair menurun dengan meningkatnya
suhu. Fakta
juga menunjukkan bahwa pada umumnya viskositas zat cair turun
sebesar 2%
untuk tiap kenaikan suhu satu derajat. Pengaruh suhu pada
viskositas zat cair
dapat dinyatakan dengan persamaan
/E RTAe
dengan A dan E adalah tetapan.
INDEKS REFRAKSI
Indeks refraksi ( n ) suatu zat didefinisikan sebagai
perbandingan kecepatan
cahaya dalam vakum atau udara dengan kecepatan cahaya dalam zat
tersebut:
kecepatancahayadalamzat
nkecepatancahayadalamudara
Ketika sinar cahaya melewati dua medium dari udara ke air, maka
arah cahaya tersebut
akan berubah. Perubahan arah ini disebut refraksi. Indeks
refraktif suatu zat cair
terhadap udara dinyatakan oleh hukum Snelle. Menurut hukum
Snelle
sin
sin
in
r
-
dengan i adalah sudut sinar datang dan r adalah sudut
refraksi.
Indeks refraksi suatu zat cair dapat dengan mudah ditentukan
hingga derajat keakuratan
yang tinggi. Indeks refraksi merupakan karakteristik suatu zat
cair. Besarnya indeks
refraksi tergantung pada suhu dan panjang gelombang cahaya yang
digunakan.
Untuk pengukuran indeks refraksi pada umumnya digunakan garis-D
dari
spektrum sinar natrium. Jika indeks refraksi suatu zat cair
diukur pada 20 dan
menggunakan garis-D sinar natrium, maka indeks refraksi tersebut
ditulis dengan
memakai simbol berikut
Oleh karena indeks refraksi merupakan rasio dua besaran maka
indeks refraksi
tidak mempunyai sartuan.
Refraksi Spesifik
Berdasarkan pertimbangan teoritis semata, Lorenz dan Lorenz pada
tahun 1880
telah berhasil menurunkan hubungan antara kekuatan refraksi
suatu zat dengan
indeks refraksinya:
-
2
2
1 1
2s
nR
n d
Pada persamaan tersebut diatas, sR adalah refraksi spesifik, d
adalah densitas
zat cair dan n adalah indeks refraksi. Nilai sR adalah konstan
pada semua suhu.
Refraksi Molar
Refraksi molar didefinisikan sebagai hasil kali refraksi
spesifik dan massa molar.
Jadi refraksi molar suatu zat cair adalah diperoleh dengan
mengalikan persamaan
untuk refraksi spesifik dengan massa molar molekul (M ),
2
2
1
2M
n MR
n d
Nilai refraksi molar merupakan cirikhas suatu zat dan tidak
tergantung pada
suhu. Refraksi molar dapat ditentukan dengan substitusi nilai n
, M dan d
dalam persamaan diatas. Oleh karena nilai refraksi molar
tergantung pada pada
panjang gelombang yang digunakan, maka refraksi molar pada
umumnya
dilaporkan dengan memakai garis-D natrium. Nilai indeks refraksi
( n ) adalah
besaran tidak bersatuan sehingga MR (indeks refraksi molar)
mempunyai satuan
volume molar, yakni 3 1cm mol .
Contoh. Indeks refraksi karbon tetraklorida yang ditentukan
dengan memakai
panjang gelombang garis-D natrium adalah sebesar 1,4573.
Hitunglah refraksi
molar CCl4 jika densitasnya dalah 1,595 3/g cm .
Massa molar adalah 154 sehingga
2 23 1
2 2
1 (1,4573) 1 15426,31
2 (1,4573) 2 1,595M
n MR cm mol
n d
Penentuan Indeks Refraksi
Indeks refraksi zat cair dapat ditentukan dengan bantuan alat
yang disebut
Refraktometer Abbe. Laboratorium Kimia Fisik Program Studi Kimia
FMIPA
-
Universitas Negeri Malang mempunyai 3 set Refraktometer Abbe.
Refraktometer
Abbe ini biasanya digunakan pada praktikum kimia fisik 2. Gambar
sekma
peralatan Refraktometer Abbe dan fotonya ditunjukkan di
bawah.
Lapisan film tipis suatu zat cair ditempatkan di antara dua
gabungan prisma.
Cahaya dari lampu natrium diarahkan sedemikian rupa menggunakan
cermin
hingga mengenai bagian bawah dari prisma bagian bawah.
Permukaan
hipotenusa dari prisma bagian bawah diputar sehingga semua
berkas cahaya
datang dapat memasuki cairan pada semua sudut datang. Walaupun
demikian
pemutaran tersebut dapat diatur sehingga tidak ada berkas cahaya
yang dapat
memasuki prisma bagian atas dengan sudut refraksi yang lebih
besar atau
berimpit dengan sudut dari sinar datang (yakni pada sudut yang
sedikit lebih
kecil dari 90o. dengan cara demikian maka pandangan yang muncul
atau tampak
pada teleskop terbagi menjadi dua pita, satu terang dan lainnya
gelap. Gabungan
prisma tersebut diputar dengan bantuan tombol samping hingga
tanda silang
dari teleskop berimpit dengan sudut pita yang terang. Indeks
refraksi dapat
dibaca secara langsung pada penunjuk (pointer) yang dihubungkan
dengan
gabungan prisma tersebut menunjukkan indeks refraksi pada skala
yang sudah
terkalibrasi.
-
Refraksi Molar dan Konstituen Kimia
Refraksi molar ( MR ) adalah sifat aditif yakni refraksi molar
suatu molekul adalah
jumlah refraksi molar atom-atom penyusunnya. Sifat aditif
tersebut sangat
membantu dalam menentukan konstituen suatu senyawa. Nilai
refraksi molar
adalah dihitung untuk berbagai kemungkinan rumus struktur dan
rumus senyawa
yang sesuai dengan refraksi molar terhitung adalah rumus
(struktur) senyawa
yang benar. Nilai refraksi molar untukl beberapa atom dan
ikatandiberikan pada
tabel berikut.
TABEL. REFRAKSI MOLAR ( 3 1cm mol )
Carbon C
Hidrogen H
Klorin Cl
Bromin Br
Iodin I
Ikatan rangkap
Ikatan ganda tiga
2,418
1,100
5,967
8,861
13,900
1,733
2,398
Cincin 3-anggota
Cincin 4-anggota
Cincin 6-anggota
O dalam gugus
OH
O pada gugus C =
O
O dalam eter
0,710
0,480
0 0,15
1,525
2,211
1,64
Contoh. Indeks refraksi etil alkohol (CH3CH2OH) pada 295,5 K
yang diukur
menggunakan garis-D natrium adalah 1,3611 dan densitasnya adalah
0,7885
3/g cm . Massa molar etil alkohol adalah 46 yakni {( 2 12 ) + (1
6 ) + (1 16 )}.
Refraksi molar dapat dihitung dengan menggunakan rumus
2 23 1
2 2
1 (1,3611) 1 4612,9105
2 (1,3611) 2 0,7885M
n MR cm mol
n d
Sekarang indeks refraksi molar tersebut dihitung dengan
menggunakan nilai yang ada
dalam tabel diatas, hasilnya adalah
Sumbangan 6 atom hidrogen 6 1,100 6,600
Sumbangan 2 atom karbon 2 2,418 4,836
-
Sumbangan atom O dalam gugus OH 1,525
Total indeks refraksi molar 3 112,961cm mol
Nilai ini cukup sesuai dengannilai yang dihitung diatas
sebelumnya sehingga struktur etil
alkohol adalah CH3CH2OH.
Indeks refraksi molar suatu larutan dapat dihitung dengan
rumus
2
1 1 2 2
2
1
2M
x M x MnR
n d
Pada persamaan ini 1x dan 2x adalah fraksi mol pelarut dan zat
terlarut dengan
massa molar berturut-turut 1M dan 2M , n adalah indeks refraksi
larutan dan d
adalah densitas larutan.
AKTIFITAS OPTIK
Berkas sinar cahaya umumnya terdiri dari gelombang-gelombang
elektromagnetik
yang berosilasi dalam banyak bidang. Apabila berkas sinar
tersebut dilewatkan
melalui polarisator (seperti lensa polaroid), hanya
gelombang-gelombang yang
berosilasi dalam bidang tunggal dapat melewati polarisator.
Berkas cahaya
terkumpul yang hanya berosilasi dalam bidang tunggal disebut
cahaya
terpolarisasi bidang.
Apabila cahaya terpolarisasi bidang melewati suatu senyawa
organik tertentu,
cahaya terpolarisasi bidang tersebut akan diputar (mengalami
rotasi oleh
-
senyawa). Senyawa yang dapat memutar cahaya terpolarisasi bidang
disebut
senyawa aktif optis. Sifat senyawa ini disebut aktivitas
optik.
Senyawa yang memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri
(beralwanan arah jarum
jam) disebut pemutar kiri (levoratatory). Senyawa yang memutar
bidang
polarisasi cahaya ke kanan (searah jarum jam) disebut pemutar
kanan
(dextrorotatory). Menurut perjanjian, rotasi ke kiri diberi
tanda minus ( ) dan
rotasi ke kanandiberi tanda positif ( ). Misalnya, ( )-asam
laktat adalah
pemutar kiri dan ( )-asam laktat berarti pemutar kanan.
ROTASI SPESIFIK
Rotasi bidang cahaya terpolarisasi adalah sifat intrinsik
molekul yang aktif optik.
Bila berkas cahaya terpolarisasi dilewatkan melalui larutan
senyawa aktif optik,
bidang tersebut akan berputar dengan sudut putar (sudut rotasi).
Rotasi ini
tergantung pada jumlah molekul yang aktif optik. Olehn karena
itu nilai
sebanding dengan konsentrasi larutan dan juga panjang tanumg
yang ditempati
sampel larutan.
-
Rotasi spesifik yang merupakan karakteristik senyawa aktif
optuk, dinyatakan
sebagai
l c
adalah rotasi spesifik dalam derajat
adalah sidit rotasi teramati dalam derajat
l adalah panjang larutan sampel dalam dm
c adalah konsentrasi larutan sampel dalam g/mL.
Jadi dari persamaan diatas, rotasi spesifik dapat didefinsikan
sebagai sudut rotasi
yang teramati pada konsentrasi 1 g/mL dan panjang 1 dm. menurut
perjanjian,
rotasi spesifik dinyatakan sebagai t
D , dengan t adalah suhu dan D adalah garis-
D natrium yang digunakan untuk penentuan.
Pengukuran Aktivitas Optik
Aktivitas optik diukur dengan bantuan alat yang disebut
polarimeter. Gambar
polarimeter ditunjukkan dibawah beserta skemanya.
-
Polarimeter pada prinsipnya merupakan sistem polarisator dengan
tabung tempat
sampel yang diletakkan di antara pokarisator. Pertama, medium
yang tidak aktif
optik (air atau pelarut lain) disikan ke dalam tabung sampel dan
cahaya lampu
natrium diarahakn dari polarisator melalui sampel. Analisator
diputar untuk
mendapatkan daerah gelap. Hal ini menunjukkan pembacaan nol pada
skala
lingkar disekitar analisator.
Selanjutnya senyawa yang aktif optik ditempatkan di dalam tabung
sampel. Bidang
cahaya terpolarisasi dilewatkan dalam sampel tersebut lalu
senyawa tersebut
akan memutar bidang cahaya terpolarisasi yang melewatimya.
Analisator diputar
untuk mencari daerah gelap. Sudut rotasi ( ) yang ditunjukan
oleh skala putar
kemudian dicatat dalam derajat. Rotasi spesifik kemudian
dihitung dengan
menggunakan rumus diatas.
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Jelaskan atau definsikan apa yang dimaksud dengan
masing-masing istilah
berikut.
a. Gaya van der Waals b. Ikatan hidrogen
c. Tekanan uap d. Titik didih
e. Tegangan permukaan f. Viskositas
g. Metode Ostwald h. Indeks refraksi
i. Refraksi spesifik j. Refraksi molar
k. Aktivitas optik l. Rotasi spesifik
2.
3.
4.