8/16/2019 Wrap Up Skenario 2 Kedkom a-7 (1) http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-skenario-2-kedkom-a-7-1 1/42 SKENARIO 2 Kejadian Penyakit dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada tahun 2011, diterapkan KLB (Kejadian Luar Biasa) Demam Berdarah Dengue di Kota Pekanbaru. Pernyataan resmi ini disampaikan pejabat a!i Kota Pekanbaru sete!ah mendengar !aporan Kepa!a Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru da!am rapat koordinasi. Pada bu!an "ebruari 2010 terdapat sebanyak 202 kasus dan bu!an "ebruari 2011 men#apai $%0 kasus. &a! ini menunjukkan peningkatan sebesar kurang !ebih dua ka!i !ipat dari periode tahun sebe!umnya. ' ('n#iden#e ate) DBD menurut & di 'ndonesia ada!ah sebesar *%0 per 100.000 penduduk dengan +" (+ase "ata!ity ate) 0,2. Kematian yang terjadi pada kasus DBD disebabkan masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap geja!a DBD. ering ka!i pasien dating ke puskesmas da!am stadium !anjut, dimana terdapat pendarahan spontan dan syok. Pada stadium demam terdapat kebiasaan masyarakat yang #enderung untuk mengobati diri sendiri dengan #ara memba!uri badan dengan ba-ang merah yang di#ampur minyak goring ter!ebih dahu!u kemudian membe!i obat penurun panas di -arung atau took obat. asyarakat tidak mengerti ka!au pada saat mu!ai demam harus segera diba-a ke Puskesmas. Karena adanya KLB tersebut, Puskesmas me!akukan penye!idikan epidemio!ogi (P/) ke !apangan untuk mengetahui penyebab terjadinya KLB. Berdasarkan hasi! penye!idikan epidemio!ogi, tersebut Puskesmas me!akukan tindakan yang diper!ukan untuk menanggu!angi KLB. Banyaknya penderita DBD di Puskesmas membutuhkan obatobatan dan #airan inus bagi pasien yang jum!ahnya sangat banyak, sementara persediaan di Puskesmas juga terbatas. ntuk mengatasi ha! tersebut Puskemas me!akukan rujukan kesehatan masyarakat ke Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. Program penanggu!angan DBD yang berja!an seharusnya bukan hanya dikerjakan o!eh Puskesmas sendiri se#ara !intas program, tapi juga dikerjakan se#ara !intas sektora! demi untuk meningkatkan mutu pe!ayanan. Pada saat yang bersamaan, terjadi !edakan kasus +ampak di Puskesmas setempat. 3ernayta #akupan imunisasi +ampak da!am 4 tahun terakhir se!a!u berada pada kisaran * %05. Da!am pertemuan !intas sektora!, tokoh agama juga ter!ibat da!am ikut urun rembuk penye!esaian masa!ah kesehatan di masyarakat. 3okoh agama menyampaikan, bah-a da!am pandangan 's!am men#ipatakan kemas!ahatan insani yang hakiki ada!ah merupakan sa!ah satu tujuan syariat 's!am dan hukum menjaga kesehatan dan berobat ada!ah -ajib. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Kejadian Penyakit dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pada tahun 2011, diterapkan KLB (Kejadian Luar Biasa) Demam Berdarah Dengue di KotaPekanbaru. Pernyataan resmi ini disampaikan pejabat a!i Kota Pekanbaru sete!ah mendengar
!aporan Kepa!a Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru da!am rapat koordinasi. Pada bu!an "ebruari
2010 terdapat sebanyak 202 kasus dan bu!an "ebruari 2011 men#apai $%0 kasus. &a! ini
menunjukkan peningkatan sebesar kurang !ebih dua ka!i !ipat dari periode tahun sebe!umnya. '
('n#iden#e ate) DBD menurut & di 'ndonesia ada!ah sebesar *%0 per 100.000 penduduk
dengan +" (+ase "ata!ity ate) 0,2. Kematian yang terjadi pada kasus DBD disebabkan masih
kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap geja!a DBD. ering ka!i pasien
dating ke puskesmas da!am stadium !anjut, dimana terdapat pendarahan spontan dan syok. Pada
stadium demam terdapat kebiasaan masyarakat yang #enderung untuk mengobati diri sendiri
dengan #ara memba!uri badan dengan ba-ang merah yang di#ampur minyak goring ter!ebih
dahu!u kemudian membe!i obat penurun panas di -arung atau took obat. asyarakat tidak
mengerti ka!au pada saat mu!ai demam harus segera diba-a ke Puskesmas.
Karena adanya KLB tersebut, Puskesmas me!akukan penye!idikan epidemio!ogi (P/) ke
!apangan untuk mengetahui penyebab terjadinya KLB. Berdasarkan hasi! penye!idikan
epidemio!ogi, tersebut Puskesmas me!akukan tindakan yang diper!ukan untuk menanggu!angi
KLB.
Banyaknya penderita DBD di Puskesmas membutuhkan obatobatan dan #airan inus bagi pasien
yang jum!ahnya sangat banyak, sementara persediaan di Puskesmas juga terbatas. ntuk
mengatasi ha! tersebut Puskemas me!akukan rujukan kesehatan masyarakat ke Dinas Kesehatan
Kota Pekanbaru.
Program penanggu!angan DBD yang berja!an seharusnya bukan hanya dikerjakan o!eh
Puskesmas sendiri se#ara !intas program, tapi juga dikerjakan se#ara !intas sektora! demi untuk
meningkatkan mutu pe!ayanan. Pada saat yang bersamaan, terjadi !edakan kasus +ampak di
Puskesmas setempat. 3ernayta #akupan imunisasi +ampak da!am 4 tahun terakhir se!a!u berada
pada kisaran * %05.
Da!am pertemuan !intas sektora!, tokoh agama juga ter!ibat da!am ikut urun rembuk penye!esaian
masa!ah kesehatan di masyarakat. 3okoh agama menyampaikan, bah-a da!am pandangan 's!am
men#ipatakan kemas!ahatan insani yang hakiki ada!ah merupakan sa!ah satu tujuan syariat 's!am
dan hukum menjaga kesehatan dan berobat ada!ah -ajib.
1. 6pa saja aktor yang mempengaruhi peningkatan KLB<2. Bagaimana suatu kejadian dapat ditetapkan sebagai KLB<
4. Bagaimana prosedur penye!idikan epidemio!ogi<
$. Bagaimana sistem rujukan dari puskesmas ke <%. Bagaimana #ara men#egah dan menanggu!angi KLB<
=. 6pa saja yang termasuk !intas sektora!<
>. Bagaimana peran tokoh agama da!a masyarakat<?. Bagaimana strategi puskesmas menangani 2 kasus, DBD dan #ampak<
@. 6pa perbedaan KLB dan -abah<
10. Bagaimana hukum berobat dan menjaga kesehatan da!am is!am<11. Bagaimana #ara menanggu!angi keterbatasan pe!ayan kesehatan masyarakat<
12. 6pa saja yang mempengaruhi peri!aku pen#arian pengobatan di masyarakat<
A66B6:
1. Perubahan !ingkungan, peri!aku kesehatan masyarakat, ben#ana a!am, !ingkungan yang
buru, kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan, kurang tanggapnya pihak tenaga medis, anjuran, sosia! ekonomi, keterbatasan akses ke pe!ayanan.
12. Pengetahuan kesehatan yang kurang, mitos yang beredar dimasyarakat, dan kurangnya
keper#ayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan.
&'P3/'
"aktor peri!aku masyarakat yang tidak sehat, !ingkungan yang buruk, penanganan yang
ter!ambat, kurangnya edukasi dan kurang tanggapnya pihak tenaga medis, anjuran, sosia!
ekonomi, keterbatasan akses ke pe!ayanan kesehatan menyebabkan peningkatan masa!ah 9
kasusnya meningkat 2 !ipat, da!am kurun -aktu 4 berturut turut terjadi penyakit tersebut dan
timbu!nya penyakit menu!ar yang tibatiba ada sehingga terjadi KLB. Kemudian di!akukan
penye!idikan epidemio!ogis yaitu sur8ey, pengumpu!an data, pengo!ahan data, ana!isis data,
pengumpu!an hasi!, penyu!uhan, eedba#k dan e8a!uasi, isi dari penye!idikan epidemio!ogi.
e#ara !intas sektora! dinas kebersihan dan kesehatan, serta tokoh masyarakat, untuk
menghi!angkan sumber penu!aran dengan #ara memutuskan rantai penu!aran, memperbaikikondisi !ingkungan, me!akukan penye!idikan epidemio!ogi dan edukasi dengan penyu!uhan.
Ketika puskesmas tidak memadai da!am kasus KLB maka rujuk ke dinas kesehatan kemudian
rujuk ke rumah sakit daerah. Berobat dan menjaga kesehatan da!am is!am ada!ah -ajib.
inormasi (Ke!sey., 1@?=), Jreg (1@?%) dan Bres (1@?=) mengatakan bah-a persiapan pene!itian
!apangan me!iputi 7
1 Pemantapan (konirmasi) inormasi.
'normasi a-a! yang didapat kadangkadang tidak !engkap, sehingga diper!ukan pemantapan
inormasi untuk me!engkapi inormasi a-a!, yang di!akukan dengan kontak dengan daerah
setempat. 'normasi a-a! yang digunakan sebagai arahan untuk membuat ren#ana kerja (p!an
o a#tion), yang me!iputi inormasi sebagai berikut 7
a 6sa! inormasi adanya KLB. Di 'ndonesia inormasi adanya KLB dapat berasa! dari
asi!itas kesehatan primer (!aporan 1), ana!isis sistem ke-aspadaan dini di daerah
tersebut (!aporan 2), hasi! !aboratorium, !aporan umah sakit (Laporan KD) atau
masyarakat (Laporan 0).
b Jambaran tentang penyakit yang sedang berjangkit, me!iputi geja!a k!inis, pemeriksaan
yang te!ah di!akukan untuk menegakan diagnosis dan hasi! pemeriksaannya, komp!ikasi
yang terjadi (misa! kematian, ke#a#atan. Ke!umpuhan dan !ainnya).) Keadaan geograi dan transportasi yang dapat digunakan di daerah9!okasi KLB.
2 Pembuatan ren#ana kerja
Berdasar inormasi tersebut disusun ren#ana penye!idikan (proposa!), yang minima! berisi 7
a 3ujuan penye!idikan KLB Deinisi kasus a-a!
) &ipotesis a-a! mengenai agent penyebab (penyakit), #ara dan sumber penu!aran
d a#am dan sumber data yang diper!ukane trategi penemuan kasus
f arana dan tenaga yang diper!ukan.
Deinisi kasus 7 deinisi kasus sangat berguna untuk arahan pada pen#arian kasus nantinya.
engingat inormasi yang didapat mungkin hanya merupakan persangkaan penyakit tertentuatau geja!a k!inis yang ditemui, maka deinisi kasus sebaiknya dibuat !onggar, dengan
kemungkinan kasuskasus !ain akan masuk. Perbaikan deinisi kasus akan di!akukan sete!ah
pemastian diagnose, pada !angkah identiikasi kasus dan paparan.
&ipotesis a-a!, hendaknya me!iputi penyakit penyebab KLB, sumber dan #ara penu!aran. ntuk
membuat hipotesis a-a! ini dapat dengan mempe!ajari geja!a k!inis, #iri dan po!a epidemio!ogis
penyakit tersangka. &ipotesis a-a! ini dapat berubah atau !ebih spesiik dan dibuktikan pada
-aktu penye!idikan (Bres, 1@?=).
3ujuan penye!idikan KLB se!a!u dimu!ai dengan tujuan utama mengadakan penanggu!angan dan
pengenda!ian KLB, dengan beberapa tujuan khusus, di antaranya 7
a emastikan diagnosis penyakit
enetapkan KLB
) enentukan sumber dan #ara penu!aran
d engetahui keadaan penyebab KLB
Pada penye!idikan KLB diper!ukan beberapa tujuan tambahan yang berhubungan dengan
penggunaan hasi! penye!idikan. isa!nya untuk mengetahui pe!aksanaan program imunisasi,
Penetapan KLB di!akukan dengan membandingkan insidensi penyakit yang tengah berja!an
dengan insidensi penyakit da!am keadaan biasa (endemik), pada popu!asi yang dianggap
berisiko, pada tempat dan -aktu tertentu. Da!am membandingkan insidensi penyakit berdasarkan
-aktu harus diingat bah-a beberapa penyakit da!am keadaan biasa (endemis) dapat ber8ariasi
menurut -aktu (po!a tempora! penyakit). Penggambaran po!a tempora! penyakit yang penting
untuk penetapan KLB ada!ah, po!a musiman penyakit (periode 12 bu!an) dan ke#enderungan
jangka panjang (periode tahunan po!a maksimum dan minimum penyakit). Dengan demikian
untuk me!ihat kenaikan rekuensi penyakit harus dibandingkan dengan rekuensi penyakit pada
tahun yang sama bu!an berbeda atau bu!an yang sama tahun berbeda (+D+, 1@>@).
KLB tersembunyi, sering terjadi pada penyakit yang be!um dikena! atau penyakit yang tidak
mendapat perhatian karena dampaknya be!um diketahui.
KLB pa!su (pesudoepidemi#), terjadi o!eh karena 7
1 Perubahan #ara mendiagnosis penyakit
2 Perubahan perhatian terhadap penyakit tersebut, atau4 Perubahan organisasi pe!ayanan kesehatan,
$ Perhatian yang ber!ebihan.
ntuk mentetapkan KLB dapat dipakai beberapa deinisi KLB yang te!ah disusun o!eh Depkes.
Pada penyakit yang endemis, maka #ara menentukan KLB bisa menyusun dengan graik Po!a
aksimumminimum % tahunan atau 4 tahunan.
Penan**(lan*an KLBPenanggu!angan KLB dikena! dengan nama istem Ke-aspadaan Dini (KDKLB), yang dapat
diartikan sebagai suatu upaya pen#egahan dan penanggu!angan KLB se#ara dini dengan
me!akukan kegiatan untuk mengantisipasi KLB. Kegiatan yang di!akukan berupa pengamatan
yang sistematis dan terusmenerus yang mendukung sikap tanggap9-aspada yang #epat dan tepatterhadap adanya suatu perubahan status kesehatan masyarakat. Kegiatan yang di!akukan ada!ah
pengumpu!an data kasus baru dari penyakitpenyakit yang berpotensi terjadi KLB se#ara
mingguan sebagai upaya KDKLB. Datadata yang te!ah terkumpu! di!akukan pengo!ahan dan
ana!isis data untuk penyusunan rumusan kegiatan perbaikan o!eh tim epidemio!ogi (Dinkes
Kota urabaya, 2002).
Berdasarkan ndangundang :o. $ tahun 1@?$ tentang -abah penyakit menu!ar serta Peraturan
enteri Kesehatan :o. %=0 tahun 1@?@, maka penyakit DBD harus di!aporkan segera da!am
-aktu kurang dari 2$ jam.
ndangundang :o. $ tahun 1@?$ juga menyebutkan bah-a -abah ada!ah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menu!ar da!am masyarakat, yang jum!ah penderitanya meningkat
se#ara nyata me!ebihi dari keadaan yang !aHim pada -aktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbu!kan ma!apetaka. Da!am rangka mengantisipasi -abah se#ara dini, dikembangkan
isti!ah kejadian !uar biasa (KLB) sebagai pemantauan !ebih dini terhadap kejadian -abah. 3etapi
ke!emahan dari sistem ini ada!ah penentuan penyakit didasarkan atas hasi! pemeriksaan k!inik
!aboratorium sehingga seringka!i KLB ter!ambat diantisipasi (idemen 6., 2004).
Badan Litbangkes berkerja sama dengan :amru 2 te!ah mengembangkan suatu sistem sur8ei!ans
dengan menggunakan tekno!ogi inormasi (#omputeriHe) yang disebut dengan
/ar!y arning utbreak e#ognition ystem (/). / ada!ah suatu sistem jaringan
inormasi yang menggunakan internet yang bertujuan untuk menyampaikan berita adanya
kejadian !uar biasa pada suatu daerah di se!uruh 'ndonesia ke pusat / se#ara #epat (Badan
Litbangkes, Depkes '). e!a!ui sistem ini peningkatan dan penyebaran kasus dapat diketahui
dengan #epat, sehingga tindakan penanggu!angan penyakit dapat di!akukan sedini mungkin.
Da!am masa!ah DBD ka!i ini / te!ah berperan da!am ha! menginormasikan data kasus
DBD dari segi jum!ah, geja!a9karakteristik penyakit, tempat9!okasi, dan -aktu kejadian dari
se!uruh rumah sakit D63' '' di 'ndonesia (idemen 6., 2004)
Pen)e*ahan terjadinya 0aah+KLB
a Pen#egahan tingkat pertama
1 enurunkan aktor penyebab terjadinya -abah serendah mungkin dengan #ara
desineksi, pasteurisasi, steri!isasi yang bertujuan untuk menghi!angkan mikroorganisme penyebab penyakit dan menghi!angkan sumner penu!aran.2 engatasi9modiikasi !ingkungan me!a!ui perbaikan !ingkungan isik seperti peningkatan
air bersih, sanitasi !ingkungan, peningkatan !ingkungan bio!ogis seperti pemberntasan
serangga dan binatang pengerat serta peningkatan !ingkungan sosia! seperti kepadatan
rumah tangga.
4 eningkatkan daya tahan pejamu me!iputi perbaikan status giHi,kua!itas hidup penduduk,
pemberian imunisasi serta peningkatan status psiko!ogis.
b Pen#egahan tingkat kedua
asaran pen#egahan ini terutama ditunjukkan pada mereka yang menderita atau dianggap
menderita (suspek) atau yang teran#am akan menderita (masa tunas) dengan #ara diagnosis
dini dan pengobatan yang tepat agar di#egah me!uasnya penyakit atau untuk men#egah
timbu!nya -abah serta untuk segera men#egah proses penyakit !ebih !anjut serta men#egah
terjadinya komp!ikasi.# Pen#egahan tingkat ketiga
Bertujuan untuk men#egah jangan sampai penderita menga!ami #a#at atau ke!ainan
permanen, men#egah bertambah parahnya suatu penyakit atau men#egah kematian akibat
penyakit tersebut dengan di!akukannya rehabi!itasi.
d trategi pen#egahan penyakit
Di!akukan usaha peningkatan derajad kesehatan indi8idu dan masyarakat, per!indungan
terhadap an#aman dan gangguan kesehatan, peme!iharaan kesehatan, penanganan dan
pengurangan gangguan serta masa!ah kesehatan serta rehabi!itasi !ingkungan.
e. 6ngka pre8a!ensi dipengaruhi o!eh tingginya insidensi dan !amanya sakit. Lamanya sakit
ada!ah suatu periode mu!ai dari didiagnosanya suatu penyakit hingga berakhirnya
penyakit teresebut yaitu sembuh, kronis, atau mati
4. PeP (Periode Pre8a!en#e ate)
PeP yaitu perbandingan antara jum!ah semua kasus yang di#atat dengan jum!ah penduduk se!ama 1 periode
umus7
PePR=( P R )×K P M jum!ah semua kasus yang di#atat
M jum!ah penduduk
k M pada saat tertentu
$. PoP (Point Pre8!ene ate)Point Pre8a!ensi ate ada!ah ni!ai pre8a!ensi pada saat pengamatan yaitu perbandingan
antara jum!ah semua kasus yang di#atat dengan jum!ah penduduk pada saat tetentu. umus7
PoPR=( Po R )×K P M jum!ah semua kasus yang di#a perbandingan antara
jum!ah semua kasus yang di#atat tat
M jum!ah penduduk
k M pada saat tertentu
Point pre8a!ensi meningkat pada Point pre8a!ensi menurun pada
• 'migrasi penderita
• /migrasi orang sehat
• 'migrasi tersangka penderita atau mereka
dengan risiko tinggi untuk menderita• eningkatnya masa sakit
• eningkatnya jum!ah penderita baru
• 'migrasi orang sehat
• /migrasi penderita
• eningkatnya angka
kesembuhan• eningkatnya angka
kematian
• enurunnya jum!ah penderita
baru
• asa sakit jadi pendek
%. 6 (6tta#k ate)6tta#k rate ada!ah anda!a angaka sinsiden yang terjadi da!am -aktu yang singkat (Li!iee!d
1@?0) atau dengan kata !ain jum!ah mereka yang rentan dan terserang penyakit tertentu pada periode tertentu. 6tta#k rate penting pada epidemi progresi yang terjadi pada unit epidemi
yaitu ke!ompok penduduk yang terdapat pada ruang !ingkup terbatas, seperti asrama, barak,
asio ada!ah ni!ai re!ati yang dihasi!kan dari perbandingan dua ni!ai kuantitti yang
pembi!angnya tidak merupakan bagian dari penyebut
+ontoh7 Kejadian Luar Biasa(KLB) diare sebanyak 40 orang di suatu daerah. 10 diantaranya
ada!ah jenis ke!amn pria. aka rasio pria terhadap -anita ada!ah M10920M192
PP'
Proporsi ada!ah perbandingan dua ni!ai kuantitati yang pembi!angnya merupakan bagian dari
penyebut. Penyebaran proporsi ada!ah suatu penyebaran persentasi yang me!iputi proporsi dari
jum!ah peristi-aperisti-a da!am ke!ompok data yang mengenai masingmasing kategori atau
subke!ompok dari ke!ompok itu. Pada #ontoh di atas, proporsi pria terhadap permapuan ada!ah
PM 10940M194
K6: "/3'L'36
1. +rude Birth ate (+B) 6ngka ke!ahiran kasar 6ngka ke!ahiran kasar ada!ah semua ke!ahiran hidup yang di#atat da!am 1 tahun per 1000
jum!ah penduduk pertengahan tahun yang sama. umus7
CBR=( B P )×K B M semua kea!hiaran hidup yang di#ata
P M Aum!ah penduduk pertengahan tahun yang
sama
k M konstanta(1000)
6ngka ke!ahiran kasar ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat erti!itas se#araumum da!am -aktu singkat tetapi kurang sensiti untuk 7 embandingkan tingkat erti!itas
dua -i!ayah engukur perubahan tingkat erti!itas karena perubahan pada tingkat
ke!ahiran akan menimbu!kan perubahan pada jum!ah penduduk
2. 6ge pesii# "erti!ty ate (6") 6ngka erti!itas menurut go!ongan umur
4. 6ngka erti!itas menurut go!ongan umur ada!ah jum!ah ke!ahiran o!eh ibu pada go!ongan
umur tertentu yang di#atat se!am 1 tahun yang di#ata per 1000 penduduk -anita pada
go!ongan umur tertentu apda tahun yang sama. umus7
ASFR=( F
R )×K
" M Ke!ahiran o!eh ibu pada go!ongan umur
tertentu yang di#atat
M Penduduk -anita pada go!ongan umur tertentu
pada tahun yang sama
6ngka erti!itas menurut go!ongan umur ini dimaksudkan untuk mengatasi ke!emahan pada
angka ke!ahiran kasar karena tingkat kesuburan pada setiap go!ongan umur tidak sama
$. 3ota! "erti!ity ate ( 3") 6ngka erti!itas tota!
6ngka erti!itas tota! ada!ah jum!ah angka erti!itas menurut umur yang di#atat sea!ma 1
tahun.umus7
K6: 36L'36
a. +ase "ata!ity ate (+") 6ngka keata!an kasus+" ada!ah perbandingan antara jum!ah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi
da!am 1 tahun dengan jum!ah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama umus7
CFR=( PT )×K P M Aum!ah kematian terhadap penyakit terten
3 M jum!ah penduduk yang menderita penyak
tersebut pada tahun yang sama
Perhitungan ini dapat digu?nakan uutk mengetahui tingakat penyakit dengan tingkat keamtia
yang tinggi. asio ini dapat dispesiikkan menjadi menurut gok!ongan umur, jenis ke!amin,
tingkat pendidikan dan !ain!ain
b. +rude Death ate (+D) 6ngka Kematian Kasar
6ngka keamtian kasar ada!ah jum!ah keamtian ang di#ata se!ama 1 tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena akngka ini dihitung se#atra
menye!uruh tanpa memperhatikan ke!ompokke!ompok tertentu di da!am popu!asi denga
tingkat kematian yang berbedabeda.
umus7
CDR=( D P )×K DM jum!ah keamtian yang di#ata se!ama 1 tahu
PMAum!ah penduduk pada pertengahan tahun yan
sama
anaat +D
• ebagai gambaran status kesehatan masyarakat
• ebagai gambaran tingkat permasa!ahan penyakit da!am masyarakat
#. 6ge pesii# Death ate (6D) angka kematian menurut go!ongan umur
6ngka kematian menurut go!ongan umur ada!ah perbandingan antara jum!ah kematian yang
dia#ata se!ama 1 tahun padas penduduk go!ongan umur dengan jum!ah penduduk go!ongan
umur pada pertengaha n tahun. umus7
ASDR=( dx px )×K d M jum!ah kematian yang di#atat se!ama 1tahun pada go!ongan umur
p M jum!ah penduduk pada go!onga umur pada
pertengahan tahun yang sama
anaat 6D sebagai berikut7
• untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan me!ihat
kematian tertinggi pada go!ongan umur
• untuk membandingkan tara kesehatan masyarakat di bebagai -i!ayah
• untuk menghitung ratarata harapan hidup
• nder "i8e orta!ity ate (") 6ngka kematian Ba!ita
d. 6ngka kematian Ba!ita ada!ah gabungan antara angka kematian bayi dengan angka kematian
anak umur 1$ tahun yaitu jum!ah kematian ba!ita yang di#atat se!am satu tahun per 1000
penduduk ba!ita pada tahun yang sama. umus7
UFR=( R )×K M Aum!ah kematian ba!ita yang di#atat se!ama sat
tahun
M Penduduk ba!ita pada tahun yang sama
6ngka kematian ba!ita sangat penting untuk mengukur tara kesehatan masyarakat karenaangka ini merupakan indikator yang sensiti untuk sataus keseahtan bayi dan anak
e. :eonata! orta!ity ate (:) 6ngka Kematian :eonata!
:eonata! ada!ah bayi yang berumur kurang dari 2? hari. 6ngka Kematian :eonata! ada!ah
jum!ah kematian bayi yang berumur kurang dari 2? hari yang di#atata se!ama 1 tahun per
1000 ke!ahiran hidup pada tahun yang sama. umus7
!R=( diB )×K
di M Aum!ah kematian bayi yang berumur kurang da
2? hari
B M Ke!ahiran hidup pada tahun yang sama
anaat dari angka kematian neonata! ada!ah sebgai berikut
• untuk mengetahuai tinggi rendahnya pera-atan post nata!
R=( " T )×K ' M ada!ah jum!ah kematian ibu akibat komp!ikasi
kehami!an, persa!inan, dan masa nias
3 M Ke!ahiran hidup pada tahun yang sama
3inggi rendahnya angka tergantung kepada7
• osia! ekonomi
• Kesehatan ibu sebe!!um hami!, persa!inan,
dan masa nasa nias
• Pe!ayanan terhadap ibu hami!
• Perto!ongan persa!inan dan pera-atan
masa nias
L' 2. emahami dan enje!askan Peri!aku Kesehatan 'ndi8idu dan asyarakat.
Pen*ertian Perilak(
Dari segi bio!ogis, peri!aku ada!ah suatu kegiatan atau aktiitas organisme (makh!uk hidup) yang
bersangkutan. !eh sebab itu, dari sudut pandang bio!ogis semua makh!uk hidup mu!ai dari
tumbuhtumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperi!aku, karena mereka mempunyai
akti8itas masingmasing. Dari uraian ini dapat disimpu!kan bah-a yang dimaksud peri!aku
(manusia) ada!ah semua kegiatan atau akti8itas manusia, baik yang dapat diamati !angsung
maupun yang tidak dapat diamati o!eh pihak !uar. kiner (1@4?) seorang ah!i psiko!ogis,
merumuskan bah-a peri!aku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimu!us
(rangsangan dari !uar).
Di!ihat dari bentuk respons terhadap stimu!us ini, maka peri!aku dapat dibedakan menjadi dua7
1. Peri!aku tertutup (#o8ert beha8ior)
espon seseorang terhadap stimu!us da!am bentuk terse!ubung atau tertutup (#o8ert).isa!nya 7 seorang ibu hami! tahu pentingnya periksa kehami!an, seorang pemuda tahu
bah-a &'C96'D dapat menu!ar me!a!ui hubungan seks, dan sebagainya.
2. Peri!aku terbuka (o8ert beha8ior)
espon seseorang terhadap stimu!us da!am bentuk tindakan nyata atau terbuka.
isa!nya 7 seorang ibu memeriksa kehami!annya atau memba-a anaknya ke puskesmasuntuk diimunisasi.
Perilak( Kesehatan Indiid(Peri!aku kesehatan indi8idu pada dasarnya ada!ah suatu respons seseorang (organisme) terhadap
stimu!us yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pe!ayanan kesehatan, makanan serta
!ingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respons dan stimu!us atau
perangsangan. espons atau reaksi manusia, baik bersiat pasi (pengetahuan, persepsi, dan
sikap) maupun bersiat akti (tindakan yang nyata atau pra#ti#e). edangkan stimu!us atau
rangsangan terdiri $ unsur pokok, yakni 7 sakit penyakit, sistem pe!ayanan kesehatan,
makanan, dan !ingkungan. Dari batasan ini peri!aku kesehatan dapat dik!asiikasikan menjadi $
ke!ompok 7
1) Peri!aku Peme!iharaan Kesehatan (hea!th maintenan#e) ada!ah peri!aku atau usahausaha
seseorang untuk meme!ihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bi!amana sakit. !eh sebeb itu peri!aku peme!iharaan kesehatan ini terdiri
dari 4 aspek 7
a. Peri!aku pen#egahan penyakit dan penyembuhan penyakit bi!a sakit, serta
pemu!ihan kesehatan bi!amana te!ah sembuh dari penyakit.
b. peri!aku peningkatan kesehatan, apabi!a seseorang da!am keadaan sakit.
#. peri!aku giHi (makanan minuman).
2) Peri!aku Pen#arian atau Penggunaan istem atau "asi!itas Pe!ayanan Kesehatan atau
sering disebut Peri!aku Pen#arian Pengobatan (hea!th seeking beha8ior) ada!ah
menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita dan atau ke#e!akaan.
3indakan atau peri!aku ini dimu!ai dari mengobati sendiri (se! treatment) sampai men#ari
pengobatan ke !uar negeri.
4) Peri!aku terhadap makanan (nutrition beha8ior), yakni respons seseorang terhadap
makanan sebagai kebutuhan 8ita! bagi kehidupan, me!iputi pengetahuan, persepsi, sikap
dan praktek kita terhadap makanan serta unsurunsur yang terkandung di da!amnya9Hat
giHi, penge!o!aan makanan, d!!.
$) Peri!aku Kesehatan Lingkungan ada!ah bagaimana seseorang merespon !ingkungan, baik
!ingkungan isik maupun sosia! budaya dan bagaimana sehingga !ingkungan tersebuttidak mempengaruhi kesehatannya. eorang ah!i !ain (Be#ker, 1@>@) membuat k!asiikasi
tentang peri!aku kesehatan ini.a. Peri!aku hidup sehat ada!ah peri!akuperi!aku yang berkaitan dengan upaya atau
kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
Peri!aku ini men#akup antara !ain 7
a) enu seimbang b) !ahraga teratur
#) 3idak merokok
d) 3idak minumminuman keras dan narkoba
e) 'stirahat yang #ukup) Pengenda!ian stres
g) Peri!aku atau gaya hidup !ain yang positi bagi kesehatan
b. Peri!aku sakit men#akup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit.
Persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan geja!a penyakit,
pengobatan penyakit dan sebagainya, dsb.
#. Peri!aku peran sakit (the si#k ro!e beha8ior) men#akup 7
b) engena!9mengetahu asi!itas atau sasaran pe!ayanan penyembuhan
penyakit yang !ayak.
#) engetahu hak (misa!nya 7 hak mempero!eh pera-atan dan pe!ayanan
kesehatan).
Kosa obertson mengatakan bah-a peri!aku kesehatan indi8idu #enderung dipengaruhio!eh keper#ayaan orang yang bersangkutan terhadap kondisi kesehatan yang diinginkan dan
kurang berdasarkan pada pengetahuan bio!ogi. emang kenyataannya demikian, tiap indi8isumempunyai #ara yang berbeda da!am mengambi! tindakan penyembuhan atau pen#egahan yang
berbeda meskipun gangguan kesehatannya sama. Pada umumnya tindakan yang diambi!
berdasarkan peni!aian indi8idu atau mungkin dibantu o!eh orang !ain terhadap gangguan
tersebut. Peni!aian sema#am ini menunjukkan bah-a gangguan yang dirasakan indi8idumenstimu!asi dimu!ainya suatu proses sosia! psiko!ogis. Proses sema#am ini menggambarkan
berbagai tindakan yang di!akukan si penderita mengenai gangguan yang dia!ami dan merupakan
bagian integra! interaksi sosia! pada umumnya. Proses ini mengikuti suatu keteraturan tertentuyang dapat dik!asiikasikan da!am $ bagian, yakni 7
1) 6danya suatu peni!aian dari orang yang bersangkutan terhadap suatu gangguan atau
an#aman kesehatan. Da!am ha! ini persepsi indi8idu yang bersangkutan atau orang !ain
(anggota ke!uarga) terhadap gangguan tersebut akan berperan. e!anjutnya gangguan
dikomunikasikan kepada orang !ain (anggota ke!uarga) dan mereka yang diberi inormasi
tersebut meni!ai dengan kriteria subjekti.
2) 3imbu!nya ke#emasan karena adanya persepsi terhadap gangguan tersebut. Disadari
bah-a setiap gangguan kesehatan akan menimbu!kan ke#emasan baik bagi yang
bersangkutan maupun bagi anggota ke!uarga !ainnya. Bahkan gangguan tersebut
dikaitkan dengan an#aman adanya kematian. Dari an#amanan#aman ini akan
menimbu!kan berma#amma#am bentuk peri!aku.
4) Penerapan pengetahuan orang yang bersangkutan mengenai ha!ha! yang berhubungan
dengan masa!ah kesehatan, khususnya mengenai gangguan yang dia!aminya. !eh karena
gangguan kesehatan terjadi se#ara teratur di da!am suatu ke!ompok tertentu maka setiap
irang di da!am ke!ompok tersebut dapat menghimpun pengetahuan tentang berbagai
ma#am gangguan kesehatan yang mungkin terjadi. Dari sini seka!igus orang menghimpun
berbagai #ara mengatasi gangguan kesehatan itu baik se#ara tradisiona! maupun modern.
Berbagai #ara penerapan pengetahuan baik da!am menghimpun berbagai ma#am
gangguan maupun #ara#ara mengatasinya tersebut merupakan pen#erminan dari berbagai
bentuk peri!aku.$) Di!akukannya tindakan manipu!ati untuk meniadakan atau menghi!angkan ke#emasan
atau gangguan tersebut. Di da!am ha! ini baik orang a-am maupun tenaga kesehatan
me!akukan manipu!asi tertentu da!am arti me!akukan sesuatu untuk mengatasi gangguan
kesehatan. Dari sini !ahir!ah pranatapranata kesehatan baik tradisiona! maupun modern.
Perilak( Kesehatan Masyarakat dan P'la !en)arian !en*'atan
Peri!aku kesehatan ada!ah suatu respon seseorang terhadap stimu!us yang berkaitan dengan sakit
dan penyakit, system pe!ayanan kesehatan, makanan, serta !ingkungan. Bentuk dari peri!akutersebut ada dua yaitu pasi dan akti. Peri!aku pasi merupakan respon interna! dan hanya dapat
di!ihat o!eh diri sendiri sedangkan peri!aku akti dapat di!ihat o!eh orang !ain. asyarakat
memi!iki beberapa ma#am peri!aku terhadap kesehatan. Peri!aku tersebut umumnya dibagimenjadi dua, yaitu peri!aku sehat dan peri!aku sakit. Peri!aku sehat yang dimaksud yaitu peri!aku
seseorang yang sehat dan meningkatkan kesehatannya tersebut. Peri!aku sehat men#akup
peri!akuperi!aku da!am men#egah atau menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit ataumasa!ah, atau penyebab masa!ah (peri!aku pre8enti). +ontoh dari peri!aku sehat ini antara !ain
makan makanan dengan giHi seimbang, o!ah raga se#ara teratur, dan menggosok gigi sebe!um
tidur.
;ang kedua ada!ah peri!aku sakit. Peri!aku sakit ada!ah peri!aku seseorang yang sakit atau te!ah
terkena masa!ah kesehatan untuk mempero!eh penyembuhan atau peme#ahan masa!ah
kesehatannya. Peri!aku ini disebut peri!aku pen#arian pe!ayanan kesehatan (hea!th seeking
beha8ior). Peri!aku ini men#akup tindakantindakan yang diambi! seseorang bi!a terkena masa!ahkesehatan untuk mempero!eh kesembuhan me!a!ui sarana pe!ayanan kesehatan seperti
puskesmas dan rumah sakit.
e#ara !ebih detai!, Be#ker (1@>@) membagi peri!aku masyarakat yang berhubungan dengan
kesehatan menjadi tiga, yaitu7
1. !erilak( kesehatan 7 ha! yang berkaitan dengan tindakan seseorang da!am meme!iharadan meningkatkan kesehatannya. +ontoh 7 memi!ih makanan yang sehat, tindakantindakan
yang dapat men#egah penyakit.
2. !erilak( sakit 7 sega!a tindakan atau kegiatan yang di!akukan seseorang indi8iduyang
merasa sakit, untuk merasakan dan mengena! keadaan kesehatannya atau rasa sakit. +ontoh pengetahuan indi8idu untuk mempero!eh keuntungan.
4. !erilak( !eran sakit 7 sega!a tindakan atau kegiatan yang di!akukan o!eh indi8idu yangsedang sakit untuk mempero!eh kesehatan.
3erdapat dua paradigma da!am kesehatan yaitu paradigma sakit dan paradigma sehat.Paradigma sakit ada!ah paradigma yang beranggapan bah-a rumah sakit ada!ah tempatnya orang
sakit. &anya di saat sakit, seseorang diantar masuk ke rumah sakit. 'ni ada!ah paradigma yang
sa!ah yang menitikberatkan kepada aspek kurati dan rehabi!itati. edangkan paradigma sehatenitikberatkan pada aspek promoti dan pre8enti, berpandangan bah-a tindakan pen#egahan
itu !ebih baik dan !ebih murah dibandingkan pengobatan.
Peri!aku pen#arian pe!ayanan kesehatan dipengaruhi o!eh tiga aktor besar yaitu7
1. 1akt'r !redis!'sin* ada!ah predisposisi seseorang untuk menggunakan pe!ayanan yaitu
aktor demograi,aktor struktur sosia!, dan aktor keyakinan terhadap kesehatan
2. 1akt'r Enalin* merupakan kemampuan seseorang untuk men#ari pe!ayanan berupa
sumberdaya ke!uarga atau sumber daya masyarakat.
4. 1akt'r need ada!ah kebutuhan seseorang akan pe!ayanan
L' 4. emahami dan enje!askan +akupan utu Pe!ayanan Kesehatan erta 'munitas
&ak(!an Pelayanan Kesehatan
istem terbentuk dari e!emen atau bagian yang sa!ing berhubungan dan sa!ing mempengaruhi.
6pabi!a sa!ah satu bagian atau sub sistem tidak berja!an dengan baik maka akan mempengaruhi
bagian yang !ain. e#ara garis besar, e!emene!emen da!am sistem itu ada!ah sebagai berikut 7
a. 'nput
ubsistem yang akan memberikan sega!a masukan untuk berungsinya sebuah
sistem, seperti sistem pe!ayanan kesehatan7
1. Potensi masyarakat
2. 3enaga kesehatan
4. arana kesehatan
b. Proses
Kegiatan yg berungsi untuk mengubah sebuah masukan menjadi sebuah hasi! yg
diharapkan dari sistem tersebut, yaitu berbagai kegiatan da!am pe!ayanan kesehatan.
#. utput
&asi! yang dipero!eh dari sebuah proses, utput pe!ayanan kesehatan 7 pe!ayananyang berkua!itas, eekti dan eisien serta terjangkau o!eh se!uruh !apisan masyarakat
sehingga pasien sembuh sehat optima!.
d. Dampak
6kibat yang dihasi!kan sebuah hasi! dari sistem, re!ati8e !ama -aktunya. Dampak
sistem Pe!ayanan kesehatan ada!ah masyarakat sehat, angka kesakitan kematian
menurun.
e. mpan ba!ik (eedba#k)
S uatu hasi! yang seka!igus menjadikan masukan dan ini terjadi dari sebuah sistem
yang sa!ing berhubungan dan sa!ing mempengaruhi, berupa kua!itas tenaga kesehatan.
. Lingkungan
emua keadaan di !uar sistem tetapi dapat mempengaruhi pe!ayanan kesehatan.
&a! ini sebagai akibat dari peningkatan pengetahuan dan kesadaran konsumen terhadap
peningkatan kesehatan, pen#egahan penyakit dan upaya pengobatan. sebagai masyarakat
yang memi!iki pengetahuan tentang masa!ah kesehatan yang meningkat, maka mereka
mempunyai kesadaran yang !ebih besar yang berdampak pada gaya hidup terhadap
kesehatan. akibatnya kebutuhan masyarakat akan pe!ayanan kesehatan meningkat.
b Il"( !en*etah(an dan tekn'l'*i ar(%Pengembangan i!mu pengetahuan dan tekno!ogi di sisi !ain dapat meningkatkan
pe!ayanan kesehatan karena adanya pera!atan kedokteran yang !ebih #anggih dan memadai
-a!au di sisi yang !ain juga berdampak pada beberapa ha! seperti meningkatnya biaya
pe!ayanan kesehatan, me!ambungnya biaya kesehatan dan dibutuhkannya tenaga proesiona!
akibat pengetahuan dan pera!atan yang !ebih modern.
# Iss( le*al dan etik%ebagai masyarakat yaang sadar terhadap haknya untuk mendapatkan pe!ayanan
kesehatan dan pengobatan , issu etik dan hukum semakin meningkat ketika mereka menerima pe!ayanan kesehatan. Pemberian pe!ayanan kesehatan yang kurang memadai dan kurang
manusia-i maka persoa!an hukum kerap akan membayanginya.
d Ek'n'"i Pe!ayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan barangka!i hanya dapat dirasakan o!eh
orangorang tertentu yang mempunyai kemampuan untuk mempero!eh asi!itas pe!ayanan
kesehatan yang dibutuhkan, namun bagi k!ien dengan status ekonomi rendah tidak akan
mampu mendapatkan pe!ayanan kesehatan yang paripurna karena tidak dapat menjangkau
biaya pe!ayanan kesehatan.
e P'litikKebijakan pemerintah da!am sistem pe!ayanan kesehatan akan berpengaruh pada
kebijakan tentang bagaimana pe!ayanan kesehatan yang diberikan dan siapa yang
menanggung biaya pe!ayanan kesehatan
Di"ensi M(t( Pelayanan
a Dimensi Kompetensi 3eknis berhubungan dengan bagaimana pemberi !ayanan kesehatan
mengikuti standar !ayanan kesehatan yang te!ah disepakati, yang me!iputi ketepatan,
kepatuhan, kebenaran dan konsistensi. b Dimensi Keterjangkauan artinya !ayanan kesehataan yang diberikan harus dapat di#apai
o!eh masyarakat, baik dari segi geograis, sosia!, ekonomi, organisasi, dan bahasa.# Dimensi /eti8itas !ayanan kesehatan yang diberikan harus mampu mengobati atau
megurangi ke!uhan masyarakat9pasien dan mampu men#egah me!uasnya penyakit yang
d Dimensi /isiensi dengan adanya !ayanan kesehatan yang eisiens maka masyarakat atau
pasien tidak per!u menunggu ter!a!u !ama yang dapat mengakibatkan masyarakat9pasien
tersebut membayar ter!a!u maha!.e Dimensi Kesinambungan masyarakat9pasien di!ayanai se#ara terus menerus sesuai
dengan kebutuhannya, termasuk rujukan yang tidak per!u mengu!angi prosedur.
Dimensi Keamanan !ayanan kesehatan harus aman dari resiko #idera, ineksi, eek samping, atau bahaya !ainnya, sehingga prosedur yang akan menjamin pemberi dan
penerima pe!ayan disusun.
g Dimensi Kenyamanan !ayanan kesehatan yang diberikan akan terasa nyaman bagi
masyarakat9pasien jika dapat mempengaruhi kepuasan dan menimbu!kan keper#ayaan
untuk datang kemba!i.
h Dimensi 'normasi !ayanan kesehatan ini sangat per!u diberikan o!eh petugas puskesmas
dan rumah sakit kepada masyarakat, yang mana dapat mempengaruhi perubahan peri!aku.
i Dimensi Ketepatan aktu !ayanan kesehatan harus di!akukan da!am -aktu dan #ara
yang tepat, o!eh pemberi !ayanan yang tepat, menggunakan pera!atan dan obat yang tepat,
serta biaya yang tepat (eisien). j Dimensi &ubungan 6ntarmanusia hubungan antarmanusia yang baik akan menimbu!kan
keper#ayaan dan kredibi!itas dengan #ara sa!ing menghargai, menjaga rahasia, sa!ing
menghormati, responsi, memberi perhatian, dan !ain!ain.
Syarat !'k'k !elayanan kesehatanuatu pe!ayanan kesehatan dikatakan baik apabi!a7
1 3ersedia (available) dan berkesinambungan (continuous)6rtinya semua jenis pe!ayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak su!it ditemukan,
serta keberadaannya da!am masyarakat ada!ah pada setiap saat yang dibutuhkan.
2 Dapat diterima (acceptable) dan bersiat -ajar (appropriate)6rtinya pe!ayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan keper#ayaan
masyarakat. Pe!ayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan,
keyakinan dan keper#ayaan mesyarakat, serta bersiat tidak -ajar, bukan!ah suatu pe!ayanan
kesehatan yang baik.
4 udah di#apai (accessible)
Keter#apaian yang dimaksud disini terutama dari sudut !okasi. Dengan demikian, untuk dapat
me-ujudkan pe!ayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan
menjadi sangat penting. Pe!ayanan kesehatan yang ter!a!u terkonsentrasi di daerah perkotaan
saja, dan sementara itu tidak ditemukan didaerah pedesaan, bukan!ah pe!ayanan kesehatanyang baik.
$ udah dijangkau (affordable)
Keterjangkauan yang dimaksud ada!ah terutama dari sudut biaya. ntuk dapat me-ujudkan
keadaan yang seperti itu harus dapat diupayakan biaya pe!ayanan kesehatan tersebut sesuai
dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pe!ayanan kesehatan yang maha! hanya mungkin
dinikmati o!eh sebagian ke#i! masyarakat saja bukan!ah kesehatan yang baik.
utu yang dimaksud disini ada!ah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pe!ayanan
kesehatan yang dise!enggarakan, yang disatu pihak tata #ara penye!enggaraannya sesuai
dengan kode etik serta standart yang te!ah ditetapkan.
Prinsi! !elayanan !ri"a di idan* kesehatan
1 engutamakan pe!anggan
Prosedur pe!ayanan disusun demi kemudahan dan kenyamanan pe!anggan, bukan untuk
memeper!an#ar pekerjaan kita sendiri. Aika pe!ayanan kita memi!iki pe!anggan eksterna! dan
interna!, maka harus ada prosedur yang berbeda, dan terpisah untuk keduanya. Aika
pe!ayanan kita juga memi!iki pe!anggan tak !angsung maka harus dipersiapkan jenisjenis
!ayanan yang sesuai untuk keduanya dan utamakan pe!anggan tak !angsung.
2 istem yang eekti Proses pe!ayanan per!u di!ihat sebagai sebuah system yang nyata (hard system), yaitu
tatanan yang memadukan hasi!hasi! kerja dari berbagai unit da!am organisasi. Perpaduan
tersebut harus ter!ihat sebagai sebuah proses pe!ayanan yang ber!angsung dengan tertib dan
!an#ar dimata para pe!anggan.
4 e!ayani dengan hati nurani ( soft system)
Da!am transaksi tatap muka dengan pe!anggan, yang diutamakan keas!ian sikap dan
peri!aku sesuai dengan hati nurani, peri!aku yang dibuatbuat sangat mudah dikena!i
pe!anggan dan memperburuk #itra pribadi pe!ayan. Keas!ian peri!aku hanya dapat mun#u!
pada pribadi yang sudah matang.
$ Perbaikan yang berke!anjutanPe!anggan pada dasarnya juga be!ajar mengena!i kebutuhan dirinya dari proses
pe!ayanan. emakin baik mutu pe!ayanan akan menghasi!kan pe!anggan yang semakin su!it
untuk dipuaskan, karena tuntutannya juga semakin tinggi, kebutuhannya juga semakin
me!uas dan beragam, maka sebagai pemberi jasa harus mengadakan perbaikan terus menerus.
% emberdayakan pe!anggan
ena-arkan jenisjenis !ayanan yang dapat digunakan sebagai sumberdaya atau perangkat tambahan o!eh pe!anggan untuk menye!esaikan persoa!an hidupnya seharihari.
Penataan organisasi menjadi organisasi yang eisien, eekti dengan struktur dan
uraian tugas yang tidak tumpang tindih, dan ja!inan hubungan kerja yang je!as dengan
berpegang pada prinsip organiHation through the un#tion.
2. egu!asi peraturan perundangan
Pengkajian se#ara komprehensi terhadap berbagai peraturan perundangan yang
te!ah ada dan diikuti dengan regu!asi yang mendukung pe!aksanaan kebijakan tersebut di
atas.
4. Pemantapan jejaring
Pengembangan dan pemantapan jejaring dengan pusat unggu!an pe!ayanan dan
sistem rujukannya akan sangat meningkatkan eisiensi dan eektiitas pe!ayanan
kesehatan, sehingga dengan demikian akan meningkatkan mutu pe!ayanan.
$. tandarisasi
tandarisasi merupakan kegiatan penting yang harus di!aksanakan, me!iputi
standar tenaga baik kuantitati maupun kua!itati, sarana dan asi!itas, kemampuan,
metode, pen#atatan dan pe!aporan dan !ain!ain. Luaran yang diharapkan juga harus
distandarisasi.
%. Pengembangan sumber daya manusia
Penye!enggaraan berbagai pendidikan dan pe!atihan se#ara berke!anjutan dan
berkesinambungan untuk menghasi!kan sumber daya manusia yang proesiona!, yangkompeten dan memi!iki mora! dan etika, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreati dan
ino8ati serta bersikap antisipati terhadap berbagai perubahan yang akan terjadi baik
perubahan se#ara !oka! maupun g!oba!.
=. Oua!ity 6ssuran#e
Berbagai komponen kegiatan ua!ity assuran#e harus segera di!aksanakan dengan
diikuti o!eh peren#anaan dan pe!aksanaan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan
untuk men#apai peningkatan mutu pe!ayanan. Data dan inormasi yang dipero!eh
diana!ysis dengan #ermat ( root #ause ana!ysis ) dan di!anjutkan dengan penyusunan
ran#angan tindakan perbaikan yang tepat dengan me!ibatkan semua pihak yang berkepentingan. emuanya ini di!akukan dengan pendekatan Ftai!orQs mode!F dan P!an
Do +ontro! 6#tion (PD+6).
>. Pengembangan i!mu pengetahuan dan tekno!ogi
Pengembangan i!mu pengetahuan dan tekno!ogi di!akukan dengan membangun
kerjasama dan ko!aborasi dengan pusatpusat unggu!an baik yang bertara !oka! atau
dan se! memori terbentuk semakin dini, maka semakin bagus per!indungan yang diberikan
(&adinegoro, 2012).
:amun pada 8aksin tertentu (8aksin mati atau 8aksin komponen, misa!nya hepatitis B atau
D3P), imunisasi dasar saja tidak #ukup memberikan per!indungan da!am jangka panjang
sehingga harus di!akukan booster atau penguat. Kekeba!an yang diberikan imunisasi dasar tidak
ber!angsung seumur hidup dan ditandai dengan titer antibodi yang semakin !ama semakin
menurun. Pemberian booster dimaksudkan membangkitkan kemba!i se! memori untuk
membentuk antibodi agar titer antibodi se!a!u di atas ambang pen#egahan ( protective level )
(&adinegoro, 2012).
Caksin D3P misa!nya yang diberikan usia 2, $, = bu!an per!u diberikan booster pada usia 1?2$
bu!an dan % tahun. Di usia !ima tahun kekeba!an kemba!i turun sehingga per!u booster kedua
bahkan ketiga da!am jangka -aktu setiap %10 tahun. Komponen 3 (tetanus) pada 8aksin D3P
juga harus bisa memberikan per!indungan seumur hidup terhadap tetanus neonatorum (pentinguntuk me!indungi bayi yang di!ahirkan dari ineksi tetanus apabi!a pemotongan ta!i pusat tidak
steri!). Caksin 33 diberikan pada anak usia seko!ah dan ibu hami! (&adinegoro, 2012).
ampai kapan booster diberikan, tergantung data epidemio!ogi dan po!a penyakit dari ke!ompok
usia yang rentan terkena penyakit. isa!nya penyakit diteri, pertusis, dan tetanus yang bisa
di#egah dengan 8aksin D3P bisa mengan#am anakanak maupun de-asa sehingga semua usia
rentan terhadap penu!aran penyakitpenyakit ini (&adinegoro, 2012).
a!aupun jaminan kesehatan dapat membantu banyak orang yang berpenghasi!an rendahda!am mempero!eh pera-atan yang mereka butuhkan, tetapi ada a!asan !ain disamping biaya
pera-atan kesehatan, yaitu adanya #e!ah diantara ke!as sosia! dan budaya da!am penggunaan pe!ayanan kesehatan (araino, 2002). eseorang yang berasa! dari ke!as sosia! menengah ke
ba-ah merasa diri mereka !ebih rentan untuk terkena penyakit dibandingkan dengan mereka
yang berasa! dari ke!as atas. ebagai hasi!nya mereka yang berpenghasi!an rendah !ebih tidak mungkin untuk men#ari pen#egahan penyakit (araino, 2002).
1akt'r S'sial dala" Pen**(naan Pelayanan Kesehatana. +enderung !ebih tinggi pada ke!ompok orang muda dan orang tua
b. +enderung !ebih tinggi pada orang yang berpenghasi!an tinggi dan berpendidikan tinggi#. +enderung !ebih tinggi pada ke!ompok ;ahudi dibandingkan dengan penganut agama
!ain.
d. Persepsi sangat erat hubungannya dengan penggunaan pe!ayanan kesehatan.
1akt'r B(daya dala" Pen**(naan Pelayanan Kesehatan"aktor kebudayaan yang mempengaruhi penggunaan pe!ayanan kesehatan diantaranya ada!ah7
a. endah penggunaan pe!ayanan kesehatan pada suku bangsa terpen#i!.
b. 'katan ke!uarga yang kuat !ebih banyak menggunakan asi!itas pe!ayanan kesehatan.
#. eminta nasehat dari ke!uarga dan temanteman.
d. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit. Dengan asumsi jika pengetahuan tentang sakitmeningkat maka penggunaan pe!ayanan kesehatan juga meningkat.
Pen*ar(h s'sial (daya terhada! kesehatan "asyarakat3antangan berat yang masih dirasakan da!am pembangunan kesehatan di 'ndonesia
ada!ahsebagai berikut.1. Aum!ah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang #ukup tinggi serta penyebaran
penduduk yang tidak merata di se!uruh -i!ayah.
2. 3ingkat pengetahuan masyarakat yang be!um memadai terutama pada go!ongan -anita.
4. Kebiasaan negati yang ber!aku di masyarakat, adat istiadat, dan peri!aku yang kurang
menunjang da!am bidang kesehatan.
L' %. emahami dan enje!askan istem ujukan
istem ujukan ada!ah sistem yang dike!o!a se#ara strategis, pragmatis, merata proakti dankoordinati untuk menjamin pemerataan pe!ayanan kesehatan materna! dan neonata! yang
paripurna dan komprehensi bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama bagi ibu dan bayi
baru !ahir, dimanapun mereka berada dan berasa! dari go!ongan ekonomi manapun, agar dapatdi#apai peningkatan derajat kesehatan ibu hami! dan bayi me!a!ui peningkatan mutu dan
keterjangkauan pe!ayanan kesehatan materna! dan neonata! di -i!ayah mereka berada.
esuai K enteri Kesehatan :omor 24 tahun 1@>2 tentang system rujukan ada!ah suatusystem penye!enggaraan pe!ayanan yang me!aksanakan pe!impahan tanggung ja-ab timba! ba!ik
terhadap suatu kasus penyakit atau masa!ah kesehatan se#ara 8erti#a! da!am arti dari unit yang
berkemampuan kurang kepada unit yang !ebih mampu atau se#ara horiHonta! da!am arti unitunityang setingkat kemampuannya.
(j(an De!kes
eningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu pe!ayanan kesehatan
masyarakat me!a!ui peningkatan dan mekanisme rujukan berjenjang antar puskesmas dengan Dati '', Dati ' dan tingkat pusat dan !abkes da!am suatu system rujukan, sehingga dapat
mendukung upaya mengurangi kematian ibu hami! dan me!ahirkan dan angka kematian bayi.
(*as Siste" R(j(kan
emeratakan pe!ayanan kesehatan me!a!ui system jaringan pe!ayanan kesehatan mu!ai dari Dati
'' sampai pusat karena keterbatasan sumber daya daerah yang seyogyanya bertanggung ja-ab
atas penye!enggaraan pe!ayanan kesehatan bagi masyarakat di -i!ayahnya
enurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari7
• R(j(kan Internal ada!ah rujukan horiHonta! yang terjadi antar unit pe!ayanan di da!am
institusi tersebut. isa!nya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmasinduk.
• R(j(kan Eksternal ada!ah rujukan yang terjadi antar unitunit da!am jenjang pe!ayanan
kesehatan, baik horiHonta! (dari puskesmas ra-at ja!an ke puskesmas ra-at inap)
maupun 8ertika! (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
enurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari7 rujukan medik dan rujukan
kesehatan.
• R(j(kan Medik ada!ah rujukan pe!ayanan yang terutama me!iputi upaya penyembuhan
(kuratif ) dan pemu!ihan (rehabilitatif ). isa!nya, merujuk pasien puskesmas dengan
penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes me!!itus) ke rumah sakit umumdaerah. Aenis rujukan medik7
a. 3ranser o patient. Konsu!tasi penderita untuk keper!uan diagnostik, pengobatan,tindakan operati dan !ain!ain.
b. 3ranser o spe#imen. Pengiriman bahan untuk pemeriksaan !aboratorium yang!ebih !engkap.
#. 3ranser o kno-!edge9persone!. Pengiriman tenaga yang !ebih kompeten atau ah!iuntuk meningkatkan mutu !ayanan pengobatan setempat. Pengiriman tenagatenaga
ah!i ke daerah untuk memberikan pengetahuan dan keterampi!an me!a!ui #eramah,
konsu!tasi penderita, diskusi kasus dan demonstrasi operasi (transer o kno-!edge).Pengiriman petugas pe!ayanan kesehatan daerah untuk menambah pengetahuan dan
keterampi!an mereka ke rumah sakit yang !ebih !engkap atau rumah sakit
pendidikan, juga dengan mengundang tenaga medis da!am kegiatan i!miah yangdise!enggarakan tingkat pro8insi atau institusi pendidikan (transer o persone!).
• R(j(kan Kesehatan ada!ah hubungan da!am pengiriman dan pemeriksaan bahan keasi!itas yang !ebih mampu dan !engkap. ujukan ini umumnya berkaitan denganupaya peningkatan promosi kesehatan ( promotif ) dan pen#egahan ( preventif ).
+ontohnya, merujuk pasien dengan masa!ah giHi ke k!inik konsu!tasi giHi (pojok giHi
puskesmas), atau pasien dengan masa!ah kesehatan kerja ke k!inik sanitasi puskesmas
6gama 's!am harus dibe!a dari an#aman orangorang yang tidak bertanggungja-ab yang hendak merusak aidah, ibadah dan akh!ak umat. 6jaran 's!am memberikan kebebasan untuk memi!ih
agama, seperti ayat 6!Ouran7 “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)…” (O 6!
Baarah S2T7 2%=).
6kan tetapi, untuk terpe!iharanya ajaran 's!am dan ter#iptanya rahmatan !i!Qa!amin, maka 6!!ah
3 te!ah membuat peraturanperaturan, termasuk !arangan berbuat musyrik dan murtad7“Sesungguhnya llah tidak akan mengampuni dosa syirik dan !ia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu" bagi siapa yang dikehendaki#ya$ %arangsiapa yang
mempesekutukan llah" maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar$” (O 6n:isaa S$T7
$?).
Dengan adanya yariat 's!am, maka dosa syirik maupun murtad akan ditumpas.
2% Me"elihara ji0a (Hifzh al-nafsi)6gama 's!am sangat menghargai ji-a seseorang. !eh sebab itu, diber!akukan!ah hukum ishash
yang merupakan suatu bentuk hukum pemba!asan. eseorang yang te!ah membunuh orang !ainakan dibunuh, seseorang yang te!ah men#ederai orang !ain, akan di#ederai, seseorang yang yang
te!ah menyakiti orang !ain, akan disakiti se#ara setimpa!. Dengan demikian seseorang akan takut
me!akukan kejahatan. 6yat 6!Ouran menegaskan7
“&ai orang'orang yang beriman Telah dia*ibkan kepadamu qishash (pembalasan) pada
orang'orang yang dibunuh…” (O 6!Baarah S2T7 1>?).
:amun, ishash tidak diber!akukan jika si pe!aku dimaakan o!eh yang bersangkutan, atau daiat
“%arangsiapa mendapat pemaafan dari saudaranya" hendaklah mengikuti cara yang baik danhendaklah (orang yang diberi maaf) membayar diat kepada yang memberi maaf dengan cara
yang baik (pula)” (O 6!Baarah S2T7 1>?).
Dengan adanya yariat 's!am, maka pembunuhan akan tertanggu!ani karena para #a!on
pembunuh akan berpikir u!ang untuk membunuh karena nya-anya sebagai taruhannya. Dengan
begitu, ji-a orang beriman akan terpe!ihara.
-% Me"elihara akal (Hifzh al-’aqli)
Kedudukan aka! manusia da!am pandangan 's!am amat!ah penting. 6ka! manusia dibutuhkan
untuk memikirkan ayatayat Oau!iyah (6!Ouran) dan kauniah (sunnatu!!ah) menuju manusiakami!. a!ah satu #ara yang pa!ing utama da!am meme!ihara akan ada!ah dengan menghindari
khamar (minuman keras) dan judi. 6yatayat 6!Ouran menje!askan sebagai berikut7
“+ereka bertanya kepadamu (ahai +uhammad) mengenai khamar (minuman keras) dan *udi$
,atakanlah- “.ada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia"
tetapi dosa kedua'duanya lebih besar dari manfaatnya$” (O 6!Baarah S2T7 21@).
yariat 's!am akan meme!ihara umat manusia dari dosa bermabukmabukan dan dosa perjudian.
.% Me"elihara ket(r(nan dan keh'r"atan (Hifzh al-nashli)
's!am se#ara je!as mengatur pernikahan, dan mengharamkan Hina. Dida!am yariat 's!am te!ah je!as ditentukan siapa saja yang bo!eh dinikahi, dan siapa saja yang tidak bo!eh dinikahi. 6!
Ouran te!ah mengatur ha!ha! ini7
“!an *anganlah kamu nikahi anita'anita musyrik" sebelum mereka beriman$ Sesungguhnya
anita budak yang mukmin lebih baik dari anita musyrik" alaupun dia menarik hatimu$” (O
6!Baarah S2T7 221).“.erempuan dan lak'laki yang ber/ina" maka deralah tiap'tiap seorang dari keduanya seratus
kali dera" dan *anganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (men*alankan)
agama llah" *ika kamu beriman kepada llah dan hari akhirat" dan hendaklah (pelaksanaan)
hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang'orang yang beriman$” (O 6n:ur S2$T7 2).
yariat 's!am akan menghukum dengan tegas se#ara isik (dengan #ambuk) dan emosiona!
(dengan disaksikan banyak orang) agar para peHina bertaubat.
1. Me"elihara harta enda (Hifzh al-mal)
Dengan adanya yariat 's!am, maka para pemi!ik harta benda akan merasa !ebih aman, karena
's!am mengena! hukuman &ad, yaitu potong tangan dan9atau kaki. eperti yang tertu!is di da!am
6!Ouran7
“0aki'laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri" potonglah tangan keduanya
(sebagaimana) pembalasan bagi apa yang mereka ker*akan dan sebagai siksaan dari llah$ !an
llah +aha perkasa lagi +aha %i*aksana” (O 6!aidah S%T7 4?).
&ukuman ini bukan diber!akukan dengan semenamena. 6da batasan tertentu dan a!asan yang
sangat kuat sebe!um diputuskan. Aadi bukan berarti orang men#uri dengan serta merta dihukum potong tangan. Di!ihat du!u akar masa!ahnya dan apa yang di#urinya serta kadarnya. Aika ia
men#uri karena !apar dan hanya mengambi! beberapa butir buah untuk mengganja! !aparnya,
tentunya tidak akan dipotong tangan. Berbeda dengan para koruptor yang sengaja memperkayadiri dengan menya!ahgunakan jabatannya, tentunya hukuman berat sudah pasti buatnya. Dengan
demikian yariat 's!am akan menjadi anda!an da!am menjaga suasana tertib masyarakat terhadap
berbagai tindak pen#urian..
KLB Dala" Pandan*an Isla"
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka ada!ah disebabkan o!eh perbuatan tanganmu
sendiri, dan 6!!ah memaakan sebagian besar (dari kesa!ahankesa!ahanmu). (O.s. 6syura7 40)
Da!am sudut pandang -ahyu 6!!ah terakhir, musibah dan ben#ana ada kaitannya dengan dosa
atau maksiat yang di!akukan o!eh manusiamanusia pendurhaka.Ben#ana a!am berupa !etusan
simbo! perbuatan dosa9maksiat, karena suatu perbuatan maksiat me!ibatkan pan#a indera, dan
juga dikenda!ikan dan diprogram sedemikian rupa o!eh otak, kehendak dan ha-a nasu manusia.
aksiat, sebagaimana taat, ada yang bersiat menentang tasyriQ 6!!ah seperti me!anggar perkarayang haram, dan ada yang bersiat menentang tak-in 6!!ah (sunnatu!!ah) seperti me!anggar dan
merusak a!am !ingkungan. Bahkan sebe!um dunia mengena! karantina, :abi uhammad a-.
te!ah menetapkan da!am sa!ah satu sabdanya,
6pabi!a ka!ian mendengar adanya -abah di suatu daerah,jangan!ah mengunjungi daerah itu,
tetapi apabi!a ka!ian berada di daerah itu, jangan!ah meningga!kannya
L' >. emahami dan enje!askan Konsep KLB, &ukum enjaga Kesehatan dan Berobat
Da!am Kesehatan
's!am menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk meme!ihara agama, ji-a, aka!, jasmani,
harta, dan keturunan.etidaknya tiga dari yang disebut berkaitan dengan kesehatan. 3idak heran
jika ditemukan bah-a 's!am amat kaya dengan tuntunan kesehatan.
Pa!ing tidak ada dua isti!ah !iteratur keagamaan yang digunakan untuk menunjuk tentang
pentingnya kesehatan da!am pandangan 's!am.1. Kesehatan, yang terambi! dari kata sehat
2. 6iat.
Keduanya da!am bahasa 'ndonesia, sering menjadi kata majemuk sehat aiat. Da!am KamusBesar Bahasa 'ndonesra, kata VaiatV dipersamakan dengan VsehatV. 6iat diartikan sehat dan
kuat,sedangkan sehat (sendiri) antara !ain diartikan sebagai keadaan baik segenap badan serta
bagianbagiannya (bebas dari sakit).Ka!au sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap
anggota badan, maka agaknya dapat dikatakan bah-a mata yang sehat ada!ah mata yang dapatme!ihat maupun memba#a tanpa menggunakan ka#amata. 3etapi, mata yang aiat ada!ah yang
dapat me!ihat dan memba#a objekobjek yang bermanaat serta menga!ihkan pandangan dariobjekobjek yang ter!arang, karena itu!ah ungsi yang diharapkan dari pen#iptaan mata. Da!am
konteks kesehatan isik, misa!nya ditemukan sabda :abi uhammad a-.7
esungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu.
Demikian :abi a-. menegur beberapa sahabatnya yang bermaksud me!ampaui batas beribadah,
sehingga kebutuhan jasmaniahnya terabaikan dan kesehatannya terganggu.
Pembi#araan !iteratur keagamaan tentang kesehatan isik, dimu!ai dengan me!etakkan prinsip7Pen#egahan !ebih baik daripada pengobatan. Karena itu da!am konteks kesehatan ditemukansekian banyak petunjuk Kitab u#i dan unah :abi a-. yang pada dasarnya mengarah pada
upaya pen#egahan.
a!ah satu siat manusia yang se#ara tegas di#intai 6!!ah ada!ah orang yang menjaga kebersihan.Kebersihan digandengkan dengan taubat da!am surat 6!Baarah (2)7 2227
esungguhnya 6!!ah senang kepada orang yang bertobat,dan senang kepada orang yang
membersihkan diri.
3obat menghasi!kan kesehatan menta!, sedangkan kebersihan !ahiriah menghasi!kan kesehatanisik.ahyu kedua (atau ketiga) yang diterima :abi uhammad a-. ada!ah7 F Dan bersihkan
pakaianmu dan tingga!kan sega!a ma#am kekotoran (O 6!uddatstsir S>$T7 $%)G.
ISLAM MEMERINA8KAN 4MAN3A 4N4K BEROBABerobat pada dasarnya dianjurkan da!am agama is!am sebab berobat termasuk upaya meme!ihara
ji-a dan raga, dan ini termasuk sa!ah satu tujuan syariQat is!am ditegakkan, terdapat banyak hadits da!am ha! ini, diantaranya
1. Dari 6bu Darda berkata, :abi shallallahu 1alaihi a sallam bersabda7
9:;< =: > :??:@ C ? :??:@ F:?G F:G H = HJ ? F:?G =:? F:G =: = : =12Sesungguhnya lloh menurunkan penyakit beserta obatnya" dan !ia *adikan setiap penyakit
ada obatnya" maka berobatlah kalian" tetapi *angan berobat dengan yang haram$22 (&.6bu
Da-ud 4?>$, dan disahihkan o!eh a!6!bani da!am Shahih a !ha2if al'3amiQ 2=$4)
2. Dari samah bin yarik berkata, ada seorang arab badu-i berkata kepada :abi shallallahu1alaihi a sallam7
=: Q @<:? F:G C FTU V = XY ? C F:G XY Z 9 = : = :??:G [ # : Q \ Z?:@ = C : ]^_ ` : Z]^_ ` : Z # T^ 9;b: [ # : Q \ c T? :124ahai 5osululloh" apakah kita berobat6" :abi bersabda "22berobatlah" karena sesungguhnya
lloh tidak menurunkan penyakit" kecuali pasti menurunkan obatnya" kecuali satu penyakit (yang tidak ada obatnya)"22 mereka bertanya"22apa itu22 6 #abi bersabda"22penyakit tua$22
$% Menjadi 0aji dala" eera!a k'ndisi#a. Aika penyakit tersebut diduga kuat mengakibatkan kematian, maka menye!amatkan ji-a
ada!ah -ajib. b. Aika penyakit itu menjadikan penderitanya meningga!kan perkara -ajib padaha! dia
mampu berobat, dan diduga kuat penyakitnya bisa sembuh, berobat sema#am ini ada!ah
untuk perkara -ajib, sehingga dihukumi -ajib.
#. Aika penyakit itu menu!ar kepada yang !ain, mengobati penyakit menu!ar ada!ah -ajibuntuk me-ujudkan kemas!ahatan bersama.
d. Aika penyakit diduga kuat mengakibatkan ke!umpuhan tota!, atau memperburuk
penderitanya, dan tidak akan sembuh jika dibiarkan, !a!u mudhorot yang timbu! !ebih banyak daripada mas!ahatnya seperti berakibat tidak bisa men#ari nakah untuk diri dan
ke!uarga, atau membebani orang !ain da!am pera-atan dan biayanya, maka dia -ajib
berobat untuk kemas!ahatan diri dan orang !ain.
2% Ber'at "enjadi s(nnah+ "(stahaAika tidak berobat berakibat !emahnya badan tetapi tidak sampai membahayakan diri dan orang
!ain, tidak membebani orang !ain, tidak mematikan, dan tidak menu!ar , maka berobat menjadi
-% Ber'at "enjadi "(ah+ 'lehAika sakitnya tergo!ong ringan, tidak me!emahkan badan dan tidak berakibat seperti kondisi
hukum -ajib dan sunnah untuk berobat, maka bo!eh baginya berobat atau tidak berobat.%Ber'at "enjadi "akr(h dala" eera!a k'ndisi
a% Aika penyakitnya termasuk yang su!it disembuhkan, sedangkan obat yang digunakan
diduga kuat tidak bermanaat, maka !ebih baik tidak berobat karena ha! itu diduga kuatakan berbuat sis sia dan membuang harta.
% Aika seorang bersabar dengan penyakit yang diderita, mengharap ba!asan surga dari ujian
ini, maka !ebih utama tidak berobat, dan para u!ama memba-a hadits 'bnu 6bbas da!am
kisah seorang -anita yang bersabar atas penyakitnya kepada masa!ah ini.)% Aika seorang ajir9rusak, dan se!a!u dho!im menjadi sadar dengan penyakit yang diderita,
tetapi jika sembuh ia akan kemba!i menjadi rusak, maka saat itu !ebih baik tidak berobat.
d% eorang yang te!ah jatuh kepada perbuatan maksiyat, !a!u ditimpa suatu penyakit, dandengan penyakit itu dia berharap kepada 6!!oh mengampuni dosanya dengan sebab
kesabarannya.
e% Dan semua kondisi ini disyarat!kan jika penyakitnya tidak mengantarkan kepada
kebinasaan, jika mengantarkan kepada kebinasaan dan dia mampu berobat, maka berobatmenjadi -ajib.
% Ber'at "enjadi haram
Aika berobat dengan sesuatu yang haram atau #ara yang haram maka hukumnya haram, seperti
berobat dengan khomer9minuman keras, atau sesuatu yang haram !ainnya.