WRAP UP SKENARIO 2BLOK NEOPLASIANYERI PERUT KANAN ATAS
KELOMPOK A4
KETUA: Dita Evita Hersafitri1102012069SEKRETARIS: Azando Rizki
Putra1102012038ANGGOTA: Helena Azhar Ainun1102012111 Adek Prima
Rahmi1102012004 Deza Harati Zulfikar 1102012060 Dian Suciaty Annisa
1102012064 Frastio Saputra1102012094 Harya Hermawan1102012109
Hendri Prasetyo1102012113
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI2014/2015SKENARIO 2 :
NYERI PERUT KANAN ATAS
Seorang karyawan berumur 54 tahun, berobat ke poli penyakit
dalam. Pasien mengeluhkan nyeri pada perut kanan atas yang dialami
sejak 6 bulan yang lalu, hilang timbul namun dua bulan terakhir
nyeri semakin sering. Merasa mual dan selera makan berkurang sejak
4 bulan yang lalu sehingga berat badan berkurang 15 kg. Dari
anamnesis diketahui pasien pernah terkena hepatitis 15 tahun yang
lalu dan sering mengkonsumsi alkohol. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan BB 45 kg dengan TB 165 cm. Tekanan darah dan tanda vital
lainnya normal. Pemeriksaan abdomen Hepatomegali, dengan permukaan
hati bernodul, tepi tumpul dan nyeri tekanan (+). Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan serum transaminase SGPT dan
SGOT dengan bilirubin normal, Alfafetoprotein (AFP) 1000 U/L
(normal: 10 U/L), anti HCV positif. Setelah diberikan analgesik dan
hepatoprotektor nyeri mereda. Setelah dilakukan USG dan biopsy hati
pasien didiagnosis karsinoma hepatoseluler. Pasien dianjurkan untuk
menjalani transplantasi hati. Pasien meminta waktu untuk
berkonsultasi dengan seorang ulama
Kata Sulit :
Hepatoprotektor :Senyawa obat yang memiliki efek terapetik yang
berfungsi untuk melindungi sel hati.Alfafetoprotein : Protein serum
normal yang disintesis oleh sel hati yang akan meningkat pada
penyakit karsinoma hati.KarsinomaHepatoseluler :Keganasan pada sel
hati, dimana stem cell pada hati berkembang menjadi maligna akibat
sebuah proses peradangan yang kronik.Anti Hcv :Kekebalan antigen
terhadap virus hepatitis c.
Pertanyaan1. Apa hubungannnya riwayat hepatitis dengan karsinoma
hepatoseluler?2. Apa saja virus penyebab HCC selain HCV?3. Mengapa
SGPT dan SGOT meningkat?4. Mengapa pasien sering merasa mual?5. Apa
hukum transplantasi organ?6. Mengapa terjadi hepatomegali?7. Apakah
hubungan HCC dengan mengkonsumsi alkohol?8. Pemeriksaan apa saja
yang dapa menguatkan diagnosis HCC?
Jawaban1. Hepatitis merupakan faktor resiko terjadnya HCC. Jikan
peradangan terus terjadi hingga kronik kemudian bisa berkembang
menjadi sirosis hepatis dan berakhir pada HCC.2. Virus hepatitis
B.3. Karena terjadi peradangan pada sel hati.4. Akibat tertekannya
lambung pasien yang dibebabkan oleh pembesaran hati.5.
Diperbolehkan jika memenuhi syarat yang ditetapkan.6. Karena kerja
hati yang semakin berat sehingga pada saat over hati mengalami
hepatomegali.7. Alkohol merupakan faktor resiko terjadinya
hepatitis. Jika pasien masih mengkonsumsi alkohol maka peradangan
akan semakin parah dan mampu berkembang menjadi HCC.8. Pemeriksaan
laboratorium (SGOT,SGPT,HB) kemudian pemeriksaan biopsi hati lalu
pemeriksaan radiologi (CT SCAN,MRI,USG).
Hipotesis
Sasaran Belajar :
LI 1. Memahami dan menjelaskan Karsinoma hepatoseluler 1.1
Definisi 1.2 Epidemiologi 1.3 Etiologi 1.4 Klasifikasi1.5
Patofisiologi1.6 Manifestasi Klinis.1.7 Diagnosis dan Diagnosis
banding1.8 Tatalaksana 1.9 Komplikasi 1.10 Prognosis 1.11
Pencegahan
LI 2. Memahami dan menjelaskan transplantasi menurut padangan
islam
LI 1. Memahami dan menjelaskan karsinoma hepatoseluler
1.1 Definisi
Kanker hati (hepatocellular carcinoma) adalah suatu kanker yang
timbul dari hati. Ia juga dikenal sebagai kanker hati primer atau
hepatoma. Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang berbeda
(contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh-pembuluh darah, dan
sel-sel penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati (hepatocytes)
membentuk sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas dari
kanker-kanker hati primer (lebih dari 90 sampai 95%) timbul dari
sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular (hepatocellular
cancer) atau Karsinoma (carcinoma).Menurut National Cancer
Institute karsinoma hepatoseluler adalah sebuah jenis
adenokarsinoma, dan merupakan tipe yang paling umum dari tumor
hati.
1.2 Epidemiologi
Insidensi Liver cancer penyebab kematian karena kanker urutan
ke-4 di dunia dan urutan ke- 3 pada pria. Insidensi berbeda secara
geografis. Indonesia termasuk negara dengan insidensi intermediate
untuk Hepatitis B.Kanker hati adalah kanker kelima yang paling umum
di dunia. Suatu kanker yang mematikan, kanker hati akan membunuh
hampir semua pasien-pasien yang menderitanya dalam waktu satu
tahun. Pada tahun 1990, organisasi kesehatan dunia (WHO)
memperkirakan bahwa ada kira-kira 430,000 kasus-kasus baru dari
kanker hati diseluruh dunia, dan suatu jumlah yang serupa dari
pasien-pasien yang meninggal sebagai suatu akibat dari penyakit
ini. Sekitar tiga per empat kasus-kasus kanker hati ditemukan di
Asia Tenggara (China, Hong Kong, Taiwan, Korea, dan Japan). Kanker
hati juga adalah sangat umum di Afrika Sub-Sahara (Mozambique dan
Afrika Selatan). Frekwensi kanker hati di Asia Tenggara dan Afrika
Sub-Sahara adalah lebih besar dari 20 kasus-kasus per 100,000
populasi. Berlawanan dengannya, frekwensi kanker hati di Amerika
Utara dan Eropa Barat adalah jauh lebih rendah, kurang dari lima
per 100,000 populasi. Bagaimanapun, frekwensi kanker hati diantara
pribumi Alaska sebanding dengan yang dapat ditemui pada Asia
Tenggara. Lebih jauh, data terakhir menunjukan bahwa frekwensi
kanker hati di Amerika secara keseluruhannya meningkat. Peningkatan
ini disebabkan terutama oleh hepatitis C kronis, suatu infeksi hati
yang menyebabkan kanker hati. Di Amerika frekwensi kanker hati yang
paling tinggi terjadi pada imigran-imigran dari negara-negara Asia,
dimana kanker hati adalah umum. Frekwensi kanker hati diantara
orang-orang kulit putih (Caucasians) adalah yang paling rendah,
sedangkan diantara orang-orang Amerika keturunan Afrika dan
Hispanics, ia ada diantaranya. Frekwensi kanker hati adalah tinggi
diantara orang-orang Asia karena kanker hati dihubungkan sangat
dekat dengan infeksi hepatitis B kronis. Ini terutama begitu pada
individu-individu yang telah terinfeksi dengan hepatitis B kronis
untuk kebanyakan dari hidup-hidupnya.Di Indonesia (khususnya
Jakarta) HCC ditemukan antara 50 dan 60 tahun, dengan predominasi
pada laki-laki. Rasio antara kasus laki-laki dan perempuan berkisar
antara 2-6 : 1.
Tabel. Angka Insidensi Penyakit Karsinoma Hepatoseluler
Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Wilayah Geografis
100.000 Orang Per Tahun
NegaraLaki-LakiPerempuan
Argentina62.5
Brazil, Recife9.28.3
Brazil, Sao Paulo3.82.6
Mozambique112.930.8
South Africa, Cape: Black26.38.4
South Africa, Cape: White1.20.6
Senegal25.69
Nigeria15.43.2
Gambia33.112.6
Burma25.58.8
Japan7.22.2
Korea13.83.2
China, Shanghai34.411.6
India, Bombay4.92.5
India, Madras2.10.7
Great Britain1.60.8
France6.91.2
Italy, Varese7.12.7
Norway1.81.1
Spain, Navarra7.94.7
Epidemiologi Berdasarkan Penyebab
Europe and United StatesJapanAfrica and Asia
EstimateRangeEstimateRangeEstimateRange
HBV224-582018-446040-90
HCV6012-726348-94209-56
Alcohol458-572015-33-11-41
Tobacco120-14409-5122-
OCPs-10-50--8-
AflatoxinLimited exposure
Other< 5---< 5-
1.3 Etiologi
A. Infeksi Hepatitis B Peran infeksi virus hepatitis B (HBV)
dalam menyebabkan kanker hati telah ditegakkan dengan baik.
Beberapa bukti menunjukkan hubungan yang kuat. Seperti dicatat
lebih awal, frekwensi kanker hati berhubungan dengan (berkorelasi
dengan) frekwensi infeksi virus hepatitis B kronis. Sebagai
tambahan, pasien-pasien dengan virus hepatitis B yang berada pada
risiko yang paling tinggi untuk kanker hati adalah pria-pria dengan
sirosis, virus hepatitis B dan riwayat kanker hati keluarga.
Mungkin bukti yang paling meyakinkan, bagaimanapun, datang dari
suatu studi prospektif yang dilakukan pada tahun 1970 di Taiwan
yang melibatkan pegawai-pegawai pemerintah pria yang berumur lebih
dari 40 tahun. Pada studi-studi ini, penyelidik-penyelidik
menemukan bahwa risiko mengembangkan kanker hati adalah 200 kali
lebih tinggi diantara pegawai-pegawai yang mempunyai virus
hepatitis B kronis dibandingkan dengan pegawai-pegawai tanpa virus
hepatitis B kronis.Pada pasien-pasien dengan keduanya virus
hepatitis B kronis dan kanker hati, material genetik dari virus
hepatitis B seringkali ditemukan menjadi bagian dari material
genetik sel-sel kanker. Diperkirakan, oleh karenanya, bahwa
daerah-daerah tertentu dari genom virus hepatitis B (kode genetik)
masuk ke material genetik dari sel-sel hati. Material genetik virus
hepatitis B ini mungkin kemudian mengacaukan/mengganggu material
genetik yang normal dalam sel-sel hati, dengan demikian menyebabkan
sel-sel hati menjadi bersifat kanker(4).
B. Infeksi Hepatitis C Infeksi virus hepatitis C (HCV) juga
dihubungkan dengan perkembangan kanker hati. Di Jepang, virus
hepatitis C hadir pada sampai dengan 75% dari kasus-kasus kanker
hati. Seperti dengan virus hepatitis B, kebanyakan dari
pasien-pasien virus hepatitis C dengan kanker hati mempunyai
sirosis yang berkaitan dengannya. Pada beberapa studi-studi
retrospektif-retrospektif (melihat kebelakang dan kedepan dalam
waktu) dari sejarah alami hepatitis C, waktu rata-rata untuk
mengembangkan kanker hati setelah paparan pada virus hepatitis C
adalah kira-kira 28 tahun. Kanker hati terjadi kira-kira 8 sampai
10 tahun setelah perkembangan sirosis pada pasien-pasien ini dengan
hepatitis C. Beberapa studi-studi prospektif Eropa melaporkan bahwa
kejadian tahunan kanker hati pada pasien-pasien virus hepatitis C
yang ber-sirosis berkisar dari 1.4 sampai 2.5% per tahun. Pada
pasien-pasien cirus hepatitis C, faktor-faktor risiko mengembangkan
kanker hati termasuk kehadiran sirosis, umur yang lebih tua, jenis
kelamin laki, kenaikkan tingkat dasar alpha-fetoprotein (suatu
penanda tumor darah), penggunaan alkohol, dan infeksi berbarengan
dengan virus hepatitis B. Beberapa studi-studi yang lebih awal
menyarankan bahwa genotype 1b (suatu genotype yang umum di Amerika)
virus hepatitis C mungkin adalah suatu faktor risiko, namun
studi-studi yang lebih akhir ini tidak mendukung penemuan ini.
Caranya virus hepatitis C menyebabkan kanker hati tidak dimengerti
dengan baik. Tidak seperti virus hepatitis B, material genetik
virus hepatitis C tidak dimasukkan secara langsung kedalam material
genetik sel-sel hati. Diketahui, bagaimanapun, bahwa sirosis dari
segala penyebab adalah suatu faktor risiko mengembangkan kanker
hati. Telah diargumentasikan, oleh karenanya, bahwa virus hepatitis
C, yang menyebabkan sirosis hati, adalah suatu penyebab yang tidak
langsung dari kanker hati. Pada sisi lain, ada beberapa
individu-individu yang terinfeksi virus hepatitis C kronis yang
menderita kanker hati tanpa sirosis. Jadi, telah disarankan bahwa
protein inti (pusat) dari virus hepatitis C adalah tertuduh pada
pengembangan kanker hati. Protein inti sendiri (suatu bagian dari
virus hepatitis C) diperkirakan menghalangi proses alami kematian
sel atau mengganggu fungsi dari suatu gen (gen p53) penekan tumor
yang normal. Akibat dari aksi-aksi ini adalah bahwa sel-sel hati
terus berlanjut hidup dan reproduksi tanpa
pengendalian-pengendalian normal, yang adalah apa yang terjadi pada
kanker(4).
C. Alkohol Sirosis yang disebabkan oleh konsumsi alkohol yang
kronis adalah hubungan yang paling umum dari kanker hati di dunia
(negara-negara) yang telah berkembang. Tatacara yang biasa adalah
suatu individu dengan sirosis akhoholik yang telah menghentikan
minum untuk waktu 10 tahun, dan kemudian mengembangkan kanker hati.
Itu agaknya tidak umum untuk pecandu minuman alkohol yang minum
secara aktif untuk mengembangkan kanker hati. Yang terjadi adalah
bahwa ketika minum alkohol dihentikan, sel-sel hati mencoba untuk
sembuh dengan regenerasi/reproduksi. Adalah selama regenerasi yang
aktif ini bahwa suatu perubahan genetik (mutasi) yang menghasilkan
kanker dapat terjadi, yang menerangkan kejadian kanker hati setelah
minum alkohol dihentikan. Pasien-pasien yang minum secara aktif
adalah lebih mungkin untuk meninggal dari komplikasi-komplikasi
yang tidak berhubungan dengan kanker dari penyakit hati alkoholik
(contohnya gagal hati). Tentu saja, pasien-pasien dengan sirosis
alkoholik yang meninggal dari kanker hati adalah kira-kira 10 tahun
lebih tua daripada pasien-pasien yang meninggal dari
penyebab-penyebab yang bukan kanker. Akhirnya, seperti dicatat
diatas, alkohol menambah pada risiko mengembangkan kanker hati pada
pasien-pasien dengan infeksi-infeksi virus hepatitis C atau virus
hepatitis B yang kronis. D. Aflatoxin B1 Aflatoxin B1 adalah kimia
yang diketahui paling berpotensi membentuk kanker hati. Ia adalah
suatu produk dari suatu jamur yang disebut Aspergillus flavus, yang
ditemukan dalam makanan yang telah tersimpan dalam suatu lingkungan
yang panas dan lembab. Jamur ini ditemukan pada makanan seperti
kacang-kacang tanah, beras, kacang-kacang kedelai, jagung, dan
gandum. Aflatoxin B1 telah dilibatkan pada perkembangan kanker hati
di China Selatan dan Afrika Sub-Sahara. Ia diperkirakan menyebabkan
kanker dengan menghasilkan perubahan-perubahan (mutasi-mutasi) pada
gen p53. Mutasi-mutasi ini bekerja dengan mengganggu fungsi-fungsi
penekan tumor yang penting dari gen. E. Obat-Obat Terlarang,
Obat-Obatan, dan Kimia-Kimia Tidak ada obat-obat yang menyebabkan
kanker hati, namun hormon-hormon wanita (estrogens) dan
steroid-steroid pembentuk protein (anabolic) dihubungkan dengan
pengembangan hepatic adenomas. Ini adalah tumor-tumor hati yang
ramah/jinak yang mungkin mempunyai potensi untuk menjadi ganas
(bersifat kanker). Jadi, pada beberapa individu-individu, hepatic
adenoma dapat berkembang menjadi kanker. Kimia-kimia tertentu
dikaitkan dengan tipe-tipe lain dari kanker yang ditemukan pada
hati. Contohnya, thorotrast, suatu agen kontras yang dahulu
digunakan untuk pencitraan (imaging), menyebabkan suatu kanker dari
pembuluh-pembuluh darah dalam hati yang disebut hepatic
angiosarcoma. Juga, vinyl chloride, suatu senyawa yang digunakan
dalam industri plastik, dapat menyebabkan hepatic angiosarcomas
yang tampak beberapa tahun setelah paparan.
F. SirosisIndividu-individu dengan kebanyakan tipe-tipe sirosis
hati berada pada risiko yang meningkat mengembangkan kanker hati.
Sebagai tambahan pada kondisi-kondisi yang digambarkan diatas
(hepatitis B, hepatitis C, alkohol, dan hemochromatosis),
kekurangan alpha 1 anti-trypsin, suatu kondisi yang
diturunkan/diwariskan yang dapat menyebabkan emphysema dan sirosis,
mungkin menjurus pada kanker hati. Kanker hati juga dihubungkan
sangat erat dengan tyrosinemia keturunan, suatu kelainan biokimia
pada masa kanak-kanak yang berakibat pada sirosis dini.
Penyebab-penyebab tertentu dari sirosis lebih jarang dikaitkan
dengan kanker hati daripada penyebab-penyebab lainnya. Contohnya,
kanker hati jarang terlihat dengan sirosis pada penyakit Wilson
(metabolisme tembaga yang abnormal) atau primary sclerosing
cholangitis (luka parut dan penyempitan pembuluh-pembuluh empedu
yang kronis). Begitu juga biasanya diperkirakan bahwa kanker hati
adalah jarang ditemukan pada primary biliary cirrhosis (PBC).
Studi-studi akhir ini, bagaimanapun, menunjukan bahwa frekwensi
kanker hati pada PBC adalah sebanding dengan yang pada
bentuk-bentuk lain sirosis.
G. Faktor risiko lainBahan atau kondisi lain yang merupakan
faktor risiko hepatoma namun lebih jarang ditemukan, antara lain:
Penyakti hati autoimun : hepatitis autoimun, PBS/sirosis bilier
primer Penyakit hati metabolik : hemokromatosis genetik, defisiensi
antiripsin-alfa1, Wilson disease Kontrasepsi oral Senyawa kimia :
thorotrast, vinil klorida, nitrosamine, insektisida organoklorin,
asam tanik
1.4 Klasifikasi
Berdasarkan Klasifikasi TNM :
Klasifikasi Cancer of the Liver Italian Program (CLIP)Points
Variables012
i. Jumlah Tumor SingleMultiple
Ukuran tumor pada Hepar yang menggantikan hepar normal (%)a