Top Banner

of 43

Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

Aug 08, 2018

Download

Documents

Yayu Puji
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    1/43

    BLOK NEOPLASIA

    SKENARIO 1: Benjolan Di Payudara

    Kelompok : B5

    Ketua : Nadya Hasnanda (1102010201)

    Sekretaris : Tamimiah Aini (1102010277)

    1. Malen Saga Imartha (1102009164)

    2. Mauliadanti Rizdana (1102010157)

    3. Melyanti Lestari (1102010163)

    4. Muhammad Adam Eldi (1102010169)

    5. Muhammad Iqbal Ramadhan (1102010182)

    6. Nabila (1102010197)

    7. Nawar Najla Mastura (1102010204)

    8. Yayu Puji Astuti (1102010295)

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS YARSI

    2012/2013

    1

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    2/43

    SKENARIO 1

    BENJOLAN DI PAYUDARA

    Seorang perempuan berumur 55 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik bedah karena

    adanya benjolan di payudara sebelah kanan sudah setahun ini. Mula-mula sebesar biji rambutan,kemudian sekarang sebesar bola tenis. Tidak terasa sakit, hanya kadang terasa pegal. Pasien merasa

    berat badannya menurun drastis dalam empat bulan terakhir ini. Pada keluarga terdapat riwayat

    penderita tumor ganas payudara, yaitu bibi pasien (adik kandung dari ibu pasien). Bibi pasien

    meninggal karena penyakitnya ini. Pasien tidak mempunyai anak. Sebulan ini timbul luka koreng

    berbau di kulit di atas benjolan payudara. Pasien juga merasa sesak sebulan terakhir yang

    bertambah dengan aktifitas tapi sesak tidak berkurang dengan istirahat.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, BB 40 kg, vital sign lain dalam

    batas normal. Status lokalis pada payudara kanan didapatkan massa oval lebih kurang 8x7x7 cm3 di

    kwadran medial atas, keras, berbenjol, melekat ke dinding dada, peau de orange, ulkus, retraksi

    papilla mamae, dan nipple discharge. Teraba limfonodi aksilla 2 buah, ukuran 1 cm, saling melekat

    satu dengan yang lain. Pada pemeriksaan Rontgen thoraks didapatkan coin lesions di lobus superior

    paru kanan disertai efusi pleura. USG abdomen tidak didapatkan nodul. Biopsi insisi memastikan

    pasien menderita kanker payudara (stadium terminal) kemudian menjalani operasi simple

    mastectomy dilanjutkan kemoterapi dan radioterapi. Bagaimana seharusnya pasien menghadapi

    penyakit berat dan terminal yang dideritanya dari sisi agama Islam?

    2

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    3/43

    Kata - Kata Sulit

    1. Peau de orange : Keadaan kulit berlubang-lubang seperti kulit jeruk. (Dorland 2009)

    2. Nipple discharge : Substansi yang terekskresi atau terevakuasi dari papilla mammae.

    (Dorland 2009)

    3. Coin lesion : Diskontinuitas jaringan yang patologis berbentuk koin. (Dorland 2009)

    4. Simple mastectomy : Eksisi payudara. (Dorland 2009)

    5. Nodul : Penonjolan pada kulit berbatas tegas, letaknya dalam, diameter >1cm. (Ilmu Penyakit

    Kulit dan kelamin UI 2010)

    6. Kemoterapi : Pengobatan dengan menggunakan unsur kimia. (Dorland 2009)

    Pertanyaan Berdasarkan Skenario

    1. Apakah hubungan kanker payudara yang diderita pasien dengan penurunan berat badan yang

    drastis?

    2. Apakah ada hubungannya riwayat keluarga dengan kejadian kanker yang diderita pasien?

    3. Mengapa benjolannya tidak nyeri padahal diameter masaanya sebesar bola tenis?

    4. Apakah ada hubungannya antara kanker yang diderita dengan pasien yang tidak memiliki

    keturunan?

    5. Apakah ada hubungannya antara sesak dengan kanker yang diderita?

    6. Apa yang menyebabkan luka koreng berbau dikulit di atas benjolan payudara pasien?

    7. Mengapa limfonodi melekat satu dengan yang lain?

    8. Mengapa bisa terjadi retraksi papilla mamae?

    9. Mengapa ditemukan coin lession pada paru?

    10. Bagaimana prognosis penyakit jika setelah operasi tidak diberi kemoterapi dan radioterapi?

    3

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    4/43

    Menjawab Pertanyaan SecaraBrainstorming

    1. Keganasan memicu pengluaran TNF dan IL-1 yang menekan nafsu makan dan menghambat

    kerja lipoproteinlipase yang menghambat penglepasan asam lemak bebas dari lipoprotein

    sehingga menyebabkan terurainya otot rangka.

    2. Menurut penelitian, jika saudara primer wanita menderita karsinoma mammae, probabilitas

    akan meningkat 2 3 kali lipat. Gen pertama yang terkait adalah BRCA-1 dan BRCA-2.

    3. Benjolan massa tidak nyeri karena bukan lagi peradangan yang akut atau masa akutnya sudah

    terlewati.

    4. Pengaruh estrogen yang lebih tinggi pada wanita yang tidak memiliki keturunan.

    5. Oleh karena faktor ekspansi massa yang ada di payudara, massa tumor yang telah

    bermetastasis ke paru sehingga menyebabkan efusi pleura.

    6. Invasi kanker yang menyebabkan iskemik pada daerah papilla mammae sehingga lama

    kelamaan terjadi nekrosis dan ulserasi.

    7. Karena terjadi infiltrasi pada jaringan sekitar termasuk jaringan limfonodi.

    8. Karena massa tumor menginvasi jaringan subpapillar sehingga menyebabkan retraksi papilla

    mammae.

    9. Karena terjadi metastasis ke paru.

    10. Kemungkinannya buruk.

    4

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    5/43

    Membuat Hipotesis Berdasarkan Skenario

    Wanita 55 tahun, riwayat keluarga menderita tumor ganas di payudara. Pada pemeriksaan

    fisik, didapatkan: keadaan umum baik, BB 40 kg, massa di payudara 8x7x7 cm3, keras, berbenjol,

    peau dorange, ulkus, retraksi papilla mammae, nipple discharge, teraba limfonodi aksilla 2 buah (1

    cm) saling melekat satu sama lain. Pada pemeriksaan penunjang, dilakukan Rontgen terdapat coin

    lession di lobus superior paru kanan disertai efusi pleura. Pada USG tidak didapatkan nodul di

    abdomen dan pada biopsi insisi memastikan pasien menderita kanker payudara stadium terminal.

    5

    Wanita 55 tahun, riwayat keluarga menderita tumor ganas di

    payudara

    Keluhan: benjolan di payudara sebelah kanan, BB , luka koreng

    berbau diatas benjolan, sesak.

    Pemeriksaan

    Fisik: KU baik, BB 40 kg, massa

    di payudara 8x7x7 cm3, keras,

    berbenjol, peau dorange, ulkus,

    retraksi papilla mammae, nipple

    discharge, teraba limfonodiaksilla 2 buah (1 cm) saling

    melekat satu sama lain.

    Rontgen: terdapat coin lession di

    lobus superior paru kanan disertai

    efusi pleura. USG: tidak ada noduldi abdomen. Biopsi insisi

    Ca Mammae (stadium terminal)

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    6/43

    SASARAN BELAJAR

    1. Memahami dan Menjelaskan Karsinoma Mammae

    1.1. Definisi Karsinoma Mammae

    1.2. Epidemiologi Karsinoma Mammae

    1.3. Etiologi Karsinoma Mammae

    1.4. Klasifikasi dan Stadium Karsinoma Mammae1.5. Patofisiologi Karsinoma Mammae

    1.6. Manifestasi Klinik Karsinoma Mammae

    1.7. Diagnosis dan Diagnosis Banding Karsinoma Mammae

    1.8. Komplikasi Karsinoma Mammae

    1.9. Penatalaksanaan Karsinoma Mammae

    1.10. Pencegahan Karsinoma Mammae

    1.11. Prognosis Karsinoma Mammae

    2. Memahami dan Menjelaskan Cara Menghadapi Penyakit Berat dan Terminal Menurut

    Ajaran Agama Islam dengan Tobat dan Tawakal

    6

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    7/43

    PENJELASAN SASARAN BELAJAR

    1. Memahami dan Menjelaskan Karsinoma Mammae

    1.1 Definisi

    Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh

    berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan itu tidakdibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.

    Metastase dapat terjadi pada kerlenjar getah bening (limfe) aksilla ataupun di atas tulang belikat

    (clavicula). Selain itu, sel-sel kanker dapat pula bersarang di tulang, paru, hati, kulit dan bawah

    kulit. Kanker payudara adalah salah satu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvasi

    jaringan disekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat jauh.

    1.2 Epidemiologi

    Jumlah penderita kanker payudara di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik pada

    daerah dengan insiden tinggi di negara barat maupun pada insiden rendah seperti di banyak daerah

    di Asia. Angka insiden tertinggi dapat ditemukan pada beberapa daerah di Amerika Serikat (di atas

    100/100.000). Angka di bawah itu terlihat pada beberapa negara Eropa Barat (Swiss 73,5/100.000).Untuk Asia, masih berkisar antara (10-20/100.000). Yang menarik, angka ini ternyata akan berubah

    bila populasi dari daerah dengan insiden rendah melakukan migrasi ke daerah yang insidennya lebih

    tinggi, suatu bukti adanya peran faktor lingkungan pada proses terjadinya kanker payudara. Faktor

    insiden usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun.

    Berdasarkan penelitian (Haagensen) kanker payudara lebih sering terjadi di kuadran lateral

    atas, kemudian sentral (subareolar) dan payudara kiri lebih sering terkena dibandingkan dengan

    payudara kanan.

    Gambar.1.Epidemiologi Karsinoma Mammae di Dunia

    7

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    8/43

    American Cancer Society memperkirakan sekitar 1,4 juta kasus baru kanker payudara di tahun

    2008. Insidens kanker payudara pada wanita bervariasi secara global dengan peningkatan sebesar

    2,5 kali. Kisarannya antara 3,9 kasus per 100.000 di Mozambique sampai 101,1 kasus per 100.000

    di Amerika Serikat. Dalam jangka waktu 25 tahun terakhir, insidens kanker payudara meningkat

    secara global dengan peningkatan tertinggi terjadi pada Negara-negara barat. Hal ini terjadi

    diakibatkan terjadinya perubahan pada pola reproduksi, peningkatan skrining, perubahan pola

    makan dan penurunan aktivitas. Walaupun insidensnya cenderung meningkat secara global,mortalitasnya cenderung menurun, terutama pada Negara maju.

    Di Amerika Serikat, diperkirakan 192.370 kasus baru dari kanker payudara invasive akan

    terjadi pada wanita ditahun 2009. Setelah dua decade terakhirterjadi peningkatan insidens kanker

    payudara, justru dari tahun 1999 sampai ke 2005 terjadi penurunan kasus kanker payudara baru

    pada wanita sebesar 2,2% per tahun. Hal ini terjadi akibat menurunnya penggunaan hormone

    replacement therapy (HRT) yang dipublikasikan oleh Womens Health Initiative pada tahun 2002.

    Diperkirakan akan terjadi 62.280 kasus baru berupa kanker payudara in situ pada wanita di tahun

    2009. Diperkirakan 85% kasus yang terjadi merupakan ductal carcinoma in situ.

    1.3 Etiologi

    Penyebab spesifik dari kanker payudara sampai saat ini masih belum diketahui. Kuat dugaanhal ini terkait dengan multifaktorial. Faktor yang berpengaruh besar dalam insiden carcinoma

    mamae adalah genetik (gen BRCA1 dan BRCA2) dan hormonal (estrogen). Meskipun demikian,

    pada penelitian mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu

    tertentu, yang meliputi:

    a. Jenis kelamin

    Wanita lebih sering terkena dibandingkan laki-laki. Di Amerika serikat, kanker payudara

    berjumlah 30% dari semua kanker invansive pada wanita dan kurang dari 1% dari kanker

    yang ditemukan pada pria.

    b. UsiaSebagian besar kanker mammae ditemukan pada wanita berusia 40 tahun keatas, namun

    lebih banyak ditemukan pada wanita setelah berusia 50 tahun.

    c. Riwayat kanker sebelumnya, terutama kanker payudara atau tumor payudara

    Wanita yang mempunyai tumor payudara yang disertai perubahan epitel proliferatif

    mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara.Sedangkan pada wanita

    mempunyai riwayat kanker mammae beresiko terjadi kanker mammae pada payudara di

    sebelahnya sebanyak 2 kali-4 kali kemungkinan terkena kanker.

    d. Riwayat keluarga dengan kanker mammae dan genetik

    Resiko meningkat 2 kali- 4 kali. Jika salah satu anggota keluarga dekat kanker. Resiko akan

    meningkat > 4 kali jika ada 2 orang anggota keluarga dekat yang mengidap kanker.

    e. Riwayat menstruasi

    Resiko payudara meningkat pada wanita yang mengalami menarche sebelum usia 12 tahun

    dan mengalami menopause setelah 50 tahun.Hal ini dapat dikarenakan total waktu dimana

    seseorang terekspose estrogen dan progesteron pada payudaranya disertai dengan

    perkembangan sel dan perubahan jaringan payudara pada setiap siklus ovulasi.

    8

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    9/43

    f. Riwayat reproduksi

    Keaadaan dimana anak pertama lahir setelah ibu berusia 30 tahun dapat menjadi faktor

    resiko terjadi kanker payudara. Beberapa studi juga menyebutkan bahwa lamanya ibu

    memberikan ASI pada anaknya dapat menurunkan resiko kanker payudara. Wanita yang

    tidak mempunyai anak juga beresiko untuk terkena kanker payudara (Nulliparity).

    g. Obesitas dan diet tinggi lemakObesitas juga menunjukan peningkatan resiko kanker payudara pada wanita post

    menopause. Diperkirakan wanita dengan obesitas mengalami peningkatan sirkulasi estrogen

    yang dapat mengakibatkan sel kanker mengalami ketergantungan hormon.Selain itu,

    obesitas dapat menghambat diagnosa dari penyakit kanker payudara sehingga diagnosa pada

    wanita dengan obesitas cenderung lebih lambat.

    h. Paparan radiasi

    Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah pubertas dan sebelum usia 30 tahun beresiko

    meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara sampai 2 kali lipat.

    Pada saat berusia 10-14 tahun, jaringan-jaringan pada payudara sangat sensitif sehinga efek

    pengrusakan dari radiasi meningkat.

    i. Penggunaan hormon dari luar tubuh

    Hal ini meliputi penggunaan kontrasepsi oral maupun penggunaan therapi pengganti hormon

    estrogen. Hal ini turut di pengaruhi oleh usia saat mulai menggunakan therapi, lama

    penggunaan dan dosis yang digunakan. Beberapa studi menunjukan bahwa ada peningkatan

    resiko terhadap kanker payudara saat hormon progestin diberi tambahan hormon estrogen

    maupun saat seseorang menggunakan therapi jangkan panjang (lebih dari 5 tahun).

    1.4Klasifikasi dan Stadium

    9

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    10/43

    Klasifikasi

    A) Non invasive carcinoma

    1) Ductal carcinoma in situ

    Ductal carcinoma in situ, juga disebut intraductal cancer, merujuk pada sel kanker yang

    telah terbentuk dalam saluran dan belum menyebar. Saluran menjadi tersumbat dan

    membesar seiring bertambahnya sel kanker di dalamnya. Kalsium cenderung terkumpuldalam saluran yang tersumbat dan terlihat dalam mamografi sebagai kalsifikasi terkluster

    atau tak beraturan (clustered or irregular calcifications) atau disebut kalsifikasi mikro

    (microcalcifications) pada hasil mammogram seorang wanita tanpa gejala kanker.

    DCIS dapat menyebabkan keluarnya cairan puting atau munculnya massa yang secara jelas

    terlihat atau dirasakan, dan terlihat pada mammografi. DCIS kadang ditemukan dengan

    tidak sengaja saat dokter melakukan biopsy tumor jinak. Sekitar 20%-30% kejadian kanker

    payudara ditemukan saat dilakukan mamografi. Jika diabaikan dan tidak ditangani, DCIS

    dapat menjadi kanker invasif dengan potensi penyebaran ke seluruh tubuh.

    DCIS muncul dengan dua tipe sel yang berbeda, dimana salah satu sel cenderung lebih

    invasif dari tipe satunya. Tipe pertama, dengan perkembangan lebih lambat, terlihat lebih

    kecil dibandingkan sel normal. Sel ini disebut solid, papillary atau cribiform. Tipe kedua,disebut comedeonecrosis, sering bersifat progresif di awal perkembangannya, terlihat

    sebagai sel yang lebih besar dengan bentuk tak beraturan.

    10

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    11/43

    A

    B

    Gambar 1.12 Ductal Carcinoma in situ (A) dan Sel-sel kanker menyebar keluar dari ductus,

    menginvasi jaringan sekitar dalam mammae (B)

    2) Lobular carcinoma in situ

    Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan sebagai tipe

    kanker payudara non-invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi tidak

    berkembang melewati dinding lobulus. Mengacu pada National Cancer Institute, AmerikaSerikat, seorang wanita dengan LCIS memiliki peluang 25% munculnya kanker invasive

    (lobular atau lebih umum sebagai infiltrating ductal carcinoma) sepanjang hidupnya.

    Gambar : Lobular carcinoma in situ

    B) Invasive carcinoma

    1) Pagets disease dari papilla mammae

    Pagets disease dari papilla mammae pertama kali dikemukakan pada tahun 1974. Seringnya

    muncul sebagai erupsi eksim kronik dari papilla mammae, dapat berupa lesi bertangkai, ulserasi,

    atau halus. Paget's disease biasanya berhubungan dengan DCIS (Ductal Carcinoma in situ) yang

    luas dan mungkin berhubungan dengan kanker invasif. Biopsi papilla mammae akan menunjukkan

    suatu populasi sel yang identik (gambaran atau perubahan pagetoid). Patognomonis dari kanker ini

    adalah terdapatnya sel besar pucat dan bervakuola (Paget's cells) dalam deretan epitel. Terapi

    pembedahan untuk Paget's disease meliputi lumpectomy, mastectomy, atau modified radical

    mastectomy, tergantung penyebaran tumor dan adanya kanker invasif.

    11

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    12/43

    2) Invasive ductal carcinoma

    a. Adenocarcinoma with productive fibrosis (scirrhous, simplex, NST) (80%)

    Kanker ini ditemukan sekitar 80% dari kanker payudara dan pada 60% kasus kanker ini

    mengadakan metastasis (baik mikro maupun makroskopik) ke KGB aksila. Kanker ini biasanya

    terdapat pada wanita perimenopause or postmenopause dekade kelima sampai keenam, sebagai

    massa soliter dan keras. Batasnya kurang tegas dan pada potongan meilntang, tampak

    permukaannya membentuk konfigurasi bintang di bagian tengah dengan garis berwarna putih kapuratau kuning menyebar ke sekeliling jaringan payudara. Sel-sel kanker sering berkumpul dalam

    kelompok kecil, dengan gambaran histologi yang bervariasi.

    b. Medullary carcinoma (4%)

    Medullary carcinoma adalah tipe khusus dari kanker payudara, berkisar 4% dari seluruh kanker

    payudara yang invasif dan merupakan kanker payudara herediter yang berhubungan dengan BRCA-

    1. Peningkatan ukuran yang cepat dapat terjadi sekunder terhadap nekrosis dan perdarahan. 20%

    kasus ditemukan bilateral. Karakterisitik mikroskopik dari medullary carcinoma berupa (1) infiltrat

    limforetikular yang padat terutama terdiri dari sel limfosit dan plasma; (2) inti pleomorfik besar

    yang berdiferensiasi buruk dan mitosis aktif; (3) pola pertumbuhan seperti rantai, dengan minimal

    atau tidak ada diferensiasi duktus atau alveolar. Sekitar 50% kanker ini berhubungan dengan DCISdengan karakteristik terdapatnya kanker perifer, dan kurang dari 10% menunjukkan reseptor

    hormon. Wanita dengan kanker ini mempunyai 5-year survival rate yang lebih baik dibandingkan

    NST atau invasive lobular carcinoma.

    c. Mucinous (colloid) carcinoma (2%)

    Mucinous carcinoma (colloid carcinoma), merupakan tipe khusus lain dari kanker payudara, sekitar

    2% dari semua kanker payudara yang invasif, biasanya muncul sebagai massa tumor yang besar dan

    ditemukan pada wanita yang lebih tua. Karena komponen musinnya, sel-sel kanker ini dapat tidak

    terlihat pada pemeriksaan mikroskopik.

    d. Papillary carcinoma (2%)

    Papillary carcinoma merupakan tipe khusus dari kanker payudara sekitar 2% dari semua kanker

    payudara yang invasif. Biasanya ditemukan pada wanita dekade ketujuh dan sering menyerang

    wanita non kulit putih. Ukurannya kecil dan jarang mencapai diameter 3 cm. McDivitt dan kawan-

    kawan menunjukkan frekuensi metastasis ke KGB aksila yang rendah dan 5- and 10-year survival

    rate mirip mucinous dan tubular carcinoma.

    e. Tubular carcinoma (2%)

    Tubular carcinoma merupakan tipe khusus lain dari kanker payudara sekitar 2% dari semua kanker

    payudara yang invasif. Biasanya ditemukan pada wanita perimenopause dan pada periode awal

    menopause. Long-term survival mendekati 100%.

    3) Invasive lobular carcinoma (10%)

    Invasive lobular carcinoma sekitar 10% dari kanker payudara. Gambaran histopatologi meliputi sel-

    sel kecil dengan inti yang bulat, nucleoli tidak jelas, dan sedikit sitoplasma. Pewarnaan khusus

    dapat mengkonfirmasi adanya musin dalam sitoplasma, yang dapat menggantikan inti (signet-ring

    cell carcinoma). Seringnya multifokal, multisentrik, dan bilateral. Karena pertumbuhannya yang

    tersembunyi sehingga sulit untuk dideteksi.

    4) Kanker yang jarang (adenoid cystic, squamous cell, apocrine)

    12

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    13/43

    Tabel 1.2. Distribusi lokasi tumor menurut histologisnya pada semua pasien 1

    Location Lobular (%) Ductal (%) Combination (%)

    Nipple 2.2 1.7 1.9

    Central 6.0 5.3 6.1

    Upper inner 7.3 9.2 8.3

    Lower inner 3.8 4.7 3.9

    Upper outer 37.0 36.9 37.1

    Lower outer 5.8 6.4 5.7

    Axillary tail 0.8 0.8 0.6

    Overlapping* 18.6 18.2 19.9

    NOS (not otherwise specified) 18.6 16.8 16.5

    *Lesions overlap between two quadrants within the breast.

    Stadium

    Stadium T N M 5 year survival rate

    0 Tis (LCIS/DCIS) - -

    I T1 N0 M0 93%

    IIA T1

    T2

    N1

    N0

    M0

    M0

    72%

    IIB T2

    T3

    N1

    N0

    M0

    M0

    72%

    IIIA T1/T2

    T3

    N2

    N1/N2

    M0

    M0

    41%

    IIIB T4 Any N M0 41%

    IV Any T Any N M1 18%

    Keterangan:

    TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai

    Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma)

    T1 : Tumor diameter 2 cm

    T2 : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cmT3 : Tumor diameter > 5 cm

    T4 : Tumor ukuran apapun invasi ke daerah sekitar (otot, kulit)

    Nx : Penyebaran pada KGB tidak dapat dinilai

    N0 : KGB tidak terlibat

    N1 : Metastasis KGB ipsilateral aksila dapat digerakkan

    N2 : Metastasis KGB ipsilateral terfiksasi dengan jaringan sekitar

    N3 : Metastasis KGB ipsilatral KGB mammae atau ipsilateral KGB supraklavikuler

    Mx : Metastasis tidak dapat dinilaiM0 : Tidak ada metastasis

    M1 : Metastasis pada organ - organ lainnya13

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    14/43

    Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran

    luas.

    Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh.

    Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN

    Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm

    tanpa keterlibatan LN Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan

    LN terkena, tidak ada penyebaran jauh

    Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua

    tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.

    Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

    Perkembangan Kanker

    Stadium I (Stadium Dini)

    Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase) pada kelenjar

    getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70 %.Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di

    laboratorium.

    Stadium II

    14

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    15/43

    Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah bening di

    ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30-40 % tergantung dari luasnya

    penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel

    kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk

    memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.

    Stadium III

    Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk

    sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan

    hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker).

    Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah.

    Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk

    meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin.

    15

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    16/43

    Stadium IV

    Sudah mengalami metastase jauh, seperti pada paru, tulang, hati ataupun otak.

    1.5 Patofisiologi

    Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri proliferasi

    sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.

    Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak

    terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinyadengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi

    perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu

    sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di

    antar sel-sel normal.

    Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal.

    Mula mula terjadi hiperplasia sel sel dengan perkembangan sel sel atipik. Sel sel ini akan

    berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun

    untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira

    kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira kira seperempat dari carsinoma mammae telah

    bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan

    sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.

    16

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    17/43

    Pada keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, banyak perempuan memiliki

    mutasi dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom 17q21.3). Pola keturunan

    adalah dominan autosomal dan dapat diturunkan melalui garis maternal maupun paternal. Sindrom

    kanker payudara familial lainnya berkaitan dengan gen pada kromosom 13, yang disebut BRCA-2

    (di kromosom 13q12-13). Kedua gen ini diperkirakan berperan penting dalam perbaikan DNA.

    Keduanya bekerja sebagai gen penekan tumor, karena kanker muncul jika kedua alel inaktif atau

    cacat pertama disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh sel somatik berikutnya.Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal (noninvasif) dan

    kanker yang sudah menembus membran basal (invasif).

    Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:

    Fase induksi: 15-30 tahun

    Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan

    mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.

    Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa

    merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah,

    dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya

    terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan danindividu.

    Fase in situ: 1-5 tahun

    Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa

    ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih,

    kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.

    Fase invasi

    Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke

    jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai

    beberapa tahun.

    Fase diseminasi: 1-5 tahun

    Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain

    bertambah.

    Patofisiologi Karsinoma Mammae

    A) Pengaturan Replikasi Sel

    Dalam kondisi fisiologis normal, mekanisme sinyal sel yang memulai proliferasi sel dapat

    dibagi menjadi langkah-langkah sebagai berikut: (1) satu molekul, sering sebagai satu faktorpertumbuhan, terikat pada reseptor khusus pada permukaan sel; (2) reseptor faktor

    pertumbuhan diaktifkan yang sebaliknya mengaktifkan beberapa protein transduser; (3)

    sinyal ditansmisikan melewati sitosol melalui second messenger menuju inti sel; (4)faktor

    transkri psi inti yang memulai pengaktifan transkripsi asam deoksiribonukleat (DNA).

    17

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    18/43

    Ketika keadaan menguntungkan untuk pertumbuhan sel, sel terus melalui fase siklus

    replikasi sel(Gbr. 812). Siklus sd dapat ditetapkan sebagai duplikasi komponenintraseluler yang lebih awal, termasuk sel genom (DNA), diikuti dengan pembelahan sel

    menjadi dua. Siklus sel tersebut dibagi menjadi empat fase: Gl (gap 1), S (sintesis), G2 (gap

    2) dan M (mitosis). Sel tidak aktif yang terdapat dalam keadaan tidak membelah disebut Go.

    Beberapa sel sering membelah (set labil, seperti sel epidermal kulit dan usus); sel yang lain

    jarang membelah (Sel seperti sel parenkim organ glandula), sedang permanen tidak pernah

    membelah sejak terbentuk (misalnya, neuron CNS atau otot jantung). siklus sel G1,

    disintesis enzim dan zat untuk replikasi DNA.

    Selama siklus sel fase S, terjadi sintesis menghasilkan kromosom yang telah

    bereplikasi.Peristiwa ini dipicu oleh sel-sel yang bersangkutan, yang kelihatannya kadang-

    kadang untuk mengevaluasi sel-sel itu sendiri dalam fase Gl (titk restriksi G1) dan untukmenentukan apakah sel-sel tersebut memiiki sumber untuk membelah. Sekali dimulai,proses

    pembelahan ini tidak dapat mundur; sel sudah mulai membelah. Sintesis asam ribonukleat

    (RNA) dan protein dibutuhkan untuk terjanya mitosis selama fase G2 bersiap untuk mitosis.

    18

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    19/43

    B) Protoonkogen dan Onkogen

    Protoonkogen adalah gen selular yang berfungsi untuk mendorong dan rneningkatkan

    pertumbuhan normal dan pembelahan sel. Gen tersebut ditunjukkan oleh huruf seperti c-rn

    yc atau erb-B1. Sel yang memperlihatkan bentuk mutasi dan gen ini disebut onkogen dan

    memiliki kemungkinan yang besar untuk berkembang menjadi ganas setelah pembelahan sel

    dalam jumlah yang terbatas. Kira-kira diketahui 100 onkogen yang telah dikenali. Ketikabermutasi menjadi onkogen karsinogenik, protoonkogen normal menjadi aktif dan

    mengakibatkan multiplikasi sel yang berlebihan. lstilah onkogen berasal dan bahasa Yunani

    oncos yang berarti tumor.

    Kode protoonkogen untuk protein terlibat dalam proliferasi yang diaktifkan oleh reseptor

    dan jalur diferensiasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, termasuk juga faktor

    pertumbuhan, reseptor faktor pertumbuhan, protein yang terlibat dalam sinyal transduksi,

    protein pengaturan inti dan pengaturan siklus sel. Protoonkogen yang mengkode berbagai

    komponen dalam aliran tersebut dapat bermutasi menjadi onkogen (menghasilkan

    onkoprotein yang abnormal) yang tetap mengaktifkan jalur itu secara terus-menerus ketika

    sebaliknya alirannya berhenti. Onkoprotein abnormal, yang menyerupai prothik onkogen

    normal tanpa elemen pengaturan penting dan produksinya tidak bergantung pada faktorpertumbuhan atau sinyal eksternal lain. Dapat mengakibatkan produksi yang berlebihan dari

    faktor pertumbuhan, membanjiri sel tersebut dengan sinyal replikasi, stimulasi jalur

    intermedial yang tidak terkontrol, atau menggerakkan faktor pertumbuhan yang tidak

    terkendali dengan meningkatkan kadar faktor transkripsi.

    Selain itu, mutasi siklin dan kinase bergantung siklin (CDK), yang secara normal

    berkembang melalui siklus replikasi sel dapat menyebabkan disregulasi. Protoonkogen dapat

    diubah menjadi onkogen dengan empat mekanisme dasar: mutasi point, amplifikasi gen,

    pengaturan kembali kromosom, dan insersi genom virus. Mutasi ini menyebabkan

    perubahan struktur gen, menyebabkan sintesis produksi gen abnormal (onkoprotein) dengan

    fungsi yang berbeda, atau perubahan dalam pengaturan ekspresi gen, menyebabkan sekresi

    yang tidak adekuat atau peningkatan protein yang meningkatkan pertumbuhan normal secara

    struktural.

    Mutasi poin. Mekanisme ini melibatkan substitusi berdasar tunggal dalam rantai DNA yang

    mengakibatkan kesalahan mengkode protein yang memiliki satu asam amino substitusi

    untuk yang lain. Mutasi poin telah terdapat dalam proporsi tumor pembawa gen ras yang

    besar, termasuk karsinoma kolon, pankreas, dan tiroid. Protein ras normal terlibat dalam

    pengaturan jalur transduksi sinyal sitosol dan dalam pengaturan sikius sel.

    Amplifikasi gen. Mekanisme ini menyebabkan sel memerlukan peningkatan jumlah salinan

    protoonkogen yang menyebabkan ekspresi berlebihan dan hasil produksinya. Dua contohyang menarik adalah neuroblastoma yaitu sel-sel tumor yang berisi banyak salinan gen N-

    myc dan pada beberapa kanker payudara dengan banyak salinan gen c-erb-B2. Lebih banyak

    salinan gen yang terdapat dalam sel, lebih ganas tumornya dan lebih buruk prognosisnya.

    Pengaturan kembali kromosomal. Translokasi satu fragmen kromosom ke kromosom

    lainnya, atau penghapusan satu fragmen kromosom, mnenyebabkan jukstaposisi gen yang

    normalnya berjauhan satu dengan yang lain.

    Insersi genom virus. Insersi genom virus ke dalam genom sel hospes menyebabkan

    kekacauan struktur kromosom normal dan disregulasi genetik. Banyak virus telah diketahui

    bersifat onkogenik pada hewan. Beberapa jenis virus, kebanyakan dalam bentuk virus DNA

    telah terlibat menyebabkan kanker pada manusia. HPV khususnya tipe 16 dan 18 yang

    ditularkan melalui hubungan seksual memiliki hubungan kanker serviks uterus. Hepatitis Bdan C (HBV dan HCV) memiliki hubungan dengan karsinoma hepatoselular.

    19

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    20/43

    Virus Epstein-Barr (EBV) terlibat dalam patogenesis empat jenis kanker: linfoma Burkitt,

    limfoma sel-B, karsinoma nasofaringeal dan beberapa kasus limfoma Hodgkin. Hanya satu

    tipe virus RNA yaitu virus leukemia T-sel manusia tipe 1 (HTLV-1) yang benar-benar

    sering terlibat dalam menyebabkan bentuk limfoma atau leukimia sel-T di Jepang.

    C) Gen- gen Supresor Tumor

    Gen- gen Supresor Tumor, berfungsi untuk menghambat atau "mengambil kerusakan" padapertumbuhan sel dan siklus pembelahan. Mutasi pada gen supresor tumor menyebabkan sel

    mengabaikan satu atau lebih komponen jaringan sinyal penghambat, memindahkan

    kerusakan dari siklus sel dan menyebabkan angka yang tinggi dari pertumbuhan yang tidak

    terkontrolkanker. Neoplasia adalah akibat dari hilangnya fungsi kedua gen supresor tumor.

    Gen supresor tumor Rb yang menyandi protein pRb penting untuk mengontrol siklus sel

    (master brake) pada titik pemeriksaan G1-S, sedangkan gen TP53 (yang mengkode untuk

    protein p53) adalah emergency brake di titik pemeriksaan G1-S namun biasanya tidak dalam

    perjalanan replikasi normal. Tapi bila terjadi kerusakan DNA, p53 akan memengaruhi

    transkripsi untuk menghentikan siklus sel (melalui ekspresi p21). Jika kerusakan terlalu

    berat, maka p53 merangsang apoptosis. Contoh lain gen supresor tumor adalah BRCA1 dan

    BRCA2 yang berkaitan dengan kanker payudara dan ovarium.

    D) Gen- gen yang Mengatur Apoptosis

    Gen- gen yang Mengatur Apoptosis. Kerja gen ini mengatur apoptosis, dengan menghambat

    apoptosis, mirip dengan gen bcl-2, sedangkan yang lain meningkatkan apoptosis (seperti

    sebagai badatau bax).

    E) Gen- gen Perbaikan DNA

    Gen - gen Perbaikan DNA. Mutasi dalam gen perbaikan DNA dapat menyebabkan

    kegagalan perbaikan DNA, yang pada gilirannya memungkinkan mutasi selanjutnya pada

    gen supresor tumor dan protoonkogen untuk menumpuk.

    (Price dan Wilson, 2006)

    20

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    21/43

    1.6 Manifestasi Klinis

    a. Nyeri

    Berubah dengan daur haid : penyebab fisiologis, misalnya pada tegangan

    pramenstruasi atau penyakit fibrokistik.

    Tidak tergantung daur haid : tumor jinak, tumor ganas, atau infeksi haid.

    21

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    22/43

    b. Benjolan di payudara

    Keras : permukaan licin pada fibroadenoma atau kista.

    permukaan kasar, berbenjol, atau melekat pada kanker atau

    inflamasi non-infektif.

    Kenyal : kelainan fibrokistik.

    Lunak : lipoma.

    c. Perubahan kulit

    Bercawak : mengarah ke karsinoma.

    Kelihatan benjolan : kista, karsinoma, fibroadenoma besar.

    Peau de orange : tanda khas kanker.

    Hiperemis : infeksi (jika terasa panas).

    Ulkus : kanker lama (terutama pada pasien geriatri).

    d. Kelainan puting/areola

    Retraksi : fibrosis karena kanker.

    Inversi baru : retraksi fibrosis karena kanker.

    (kadang fibrosis karena pelebaran duktus).

    Eksema : unilateral penyakit paget (tanda khas kanker).

    e. Nipple discharge

    Putih susu : kehamilan atau laktasi.

    Jernih : normal.

    Hijau : (peri)menopause, pelebaran duktus, kelainan fibrokistik.

    Hemoragik : karsinoma, papiloma intraduktus.

    Massa tumor

    Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa mammae yang tidak nyeri.Sering kaliditemukan secara tidak sengaja.Lokasi bias di kuadran mana saja dengan konsistensi agak

    keras,batas tidak tegas,permukaan tidak licin,mobilitas kurang.

    22

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    23/43

    Perubahan kulit

    a. Tanda lesung : ketika tumor mengenai ligament glandula mammae,ligament itu

    memendek hingga kulit setempat menjadi cekung disebut tanda cekung

    b. Perubahan kulit jeruk (peau dorange) : ketika vasa limfatik subkutis tersumbat sel

    kanker,hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit,folikel rambut tenggelam ke

    bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk.

    c. Nodul satelit kulit : ketika sel kanker didalam vasa limfatik subkutis masing masing

    membentuk nodul metastasis,disekitar lesi primer dapat muncul banyak nodul

    tersebar,secara klinis disebut tanda satelit.

    d. Invasi,ulserasi kulit : ketika tumor menginvasi kulit,yerlihat tanda berwarna kemerahan

    atau gelap.lokasi dapat berubah menjadi iskemik,ulserasi membentuk bunga terbalik.

    e. Perubahan inflamatorik : tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna merah

    bengkak,mirip peradangan,dapat disebut juga tanda peradangan.Tipe ini sering padakanker mammae waktu hamil atau laktasi.

    Perubahan papilla mammae

    a. Retraksi,distorsi papilla mammae : umumnya akibat tumor menginvasi jaringan sub

    papilar

    b. Secret papilar : sering karna karsinoma dalam duktus besar atau tumor mengenai duktus

    besar.

    c. Perubahan eksematoid : merupakan manifestasi spesifik (paget) klinis tampak

    aerola,papilla mammae tererosi,berkusta,secret,deskuamasi sangat mirip eksim.

    Perubahan kelenjar limfe regional

    Pembesaran kelenjar limf yg biasa disebut sebagai karsinoma mammae tipe tersembunyi.

    Gambar : Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah.

    23

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    24/43

    Gambar : Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu.

    Gambar : Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk.

    Gambar : Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam (retraksi).

    1.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding

    A. Anamnesis

    Riwayat keluarga

    Adakah faktor-faktor resiko dan faktor-faktor etiolgi

    Keluhan-keluhan, gejala klinis

    B. Pemeriksaan fisik

    Tujuannya adalah untuk mencari benjolan, dilakukan pada kurang lebih 1 minggu dari siklus

    menstruasi

    a) Inspeksi

    Sebaiknya dilakukan pada posisi duduk

    Perhatikan tanda-tanda perubahan pada kulit seperti retraksi dan warna

    24

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    25/43

    Ada atau tidaknya retraksi papil, skin dimpling (tarikan berupa cekungan kulit akibat

    terperangkapnya ligamentum Cooper segmental), peau dorange (terjadinya oenyumbatan

    aliran limf sehingga kulit menjadi smebab dan menebal) kemerahan, ulser.

    Gambar : Gambaran Kondisi Payudara pada Karsinoma Payudara

    (http://thewitchprogramme.co.uk/tlc/, 2011)

    Gambar : Skin Dimpling pada Payudara (WHO-IARC, 2012)

    b) Palpasi mamae

    Dilakukan pada posisi berbaring

    Menggunakan falang medial dan distal jari II.III. IV

    Dipalpasi 3 macam tekanan sesuai dengan kedalaman (superfisial, tengah dan profunda)

    Dilakukan dengan vertikal (dari kranial iga 2 sampai distal iga 6) atau sirkuler (dari

    papilla ke puncak axilla atau sebaliknya)

    Gambar : Palpasi Vertikal pada Payudara (WHO-IARC, 2012)

    25

    http://thewitchprogramme.co.uk/tlc/http://thewitchprogramme.co.uk/tlc/http://thewitchprogramme.co.uk/tlc/
  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    26/43

    Gambar : Palpasi sirkular pada payudara (oxford, 2010)

    c) Palpasi KGB

    Dilakukan pada posisi duduk

    Tangan pasien dilemaskan, disanggah oleh tangan yang sama pada tangan pemeriksa dan

    dipalpasi oleh jari tangan yang satunya

    Gambar : Palpasi Limfonodus pada Puncak Axilla (Oxfrd, 2010)

    d) Lokalisasi benjolan

    Gambar : Pembagian Kuadran Payudara

    26

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    27/43

    Menurut Haagensen (2002), lokalisasi benjolan karsinoma payudara kebanyakan terdapat pada

    upper outer quadrant / lateral atas.

    Pemeriksaan Penunjang

    Laboratorium meliputi:

    o Morfologi sel darah

    o Laju endap darah

    o Tes faal hati

    o Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma

    o Pemeriksaan sitologik

    Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar spontan

    dari puting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi.

    Ada beberapa pemeriksaan penunjang. Namun secara umum terbagi dua yaitu noninvasive dan

    invasive.

    Non-

    Invasif

    1. Mammografi Dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun.

    Prediksi malignansi dapat dipermudah dengan

    menerapkan kategori BI-RADS (Breast Imaging

    Reporting and Data system). Adapun kategori BI-

    RADS, yaitu :

    1. Kategori 0 : diperlukan pemeriksaan tambahan

    2. Kategori 1 : tidak tampak kelainan

    3. Kategori 2 : lesi benigna

    4. Kategori 3 : kemungkinan lesi benigna, diperlukanfollow up 6 bulan

    5. Kategori 4 : kemungkinan maligna

    6. Kategori 5 : sangat dicurigai maligna atau maligna

    Lesi ganas memperlihatkan gambaran stelata dan batas

    irreguler, kelompok mikrokalsifikasi yang berspikula,distorsi parenkim disekitar lesi. Lesi jinak mempunyai

    batas tegas dan bulat, bila ada kalsifikasi berbentuk

    27

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    28/43

    bulat dan jarang berkelompok.

    Faktor yang mempengaruhi gambaran mammografi :

    1. Usia

    Bila usia < 30 tahun, struktur fibroglandular yang

    padat akan memberikan gambaran densitas yangtinggi sehingga sulit mendeteksi mikrokalsifikasi

    atau distorsi parenkim. Dengan meningkatnya

    usia, struktur fibroglandular akan berkurang

    kepadatannya sehingga gambaran mammografi

    lebih lusen dan memudahkan untuk mendeteksi

    kelainan pada payudara.

    2. Siklus haid/laktasi

    Kompresi pada payudara akan memberikan rasa

    tidak nyaman bahkan nyeri pada payudara. Olehkarena itu pemeriksaan mammografi dianjurkan

    dilakukan setelah haid dan sekaligus memastikan

    tidak ada kehamilan.

    Indikasi mammografi :

    Evaluasi benjolan yang diragukan atau perubahan

    samar dipayudara

    Mamma kontralateral jika (pernah) ada kanker

    payudara

    Mencari karsinoma primer jika ada metastasis

    sedangkan sumbernya tidak diketahui

    Penapisan karsinoma mamma pada resiko tinggi

    Penapisan sebelum tindak bedah plastik atau

    kosmetik

    2. Ultrasound Untuk mengevaluasi densitas payudara dan dalam

    membedakan antara kista dengan massa padat.

    Tidak dapat divisualisasi untuk massa yang lebih kecil

    antara 5-10 mm

    Massa pada jaringan lemak payudara sulit dievaluasi.

    Keuntungannya adalah tidak ada radiasi dan tidak

    nyeri.

    28

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    29/43

    3. Computed

    Tomography

    dan Magnetic

    Resonannce

    Imaging

    Scans

    Untuk mengevaluasi aksila, mediastinum dan area

    supraklavikula untuk adenopati dan membantu dalam

    melakukan staging pada proses keganasan.

    Publikasi terkini menyatakan bahwa MRI dapat

    mengidentifikasi secara tepat antara tumor primer atau

    residual dan secara akurat memprediksi ekstensipenyakit pada pasien dengan diagnosis kanker

    payudara.

    Invasif 1. Sitologi

    Aspirasi

    Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus

    (ukuran 20 atau lebih kecil) dengan spuit untuk

    mengaspirasi sel pada area yang dicurigai, lalu

    dismear di atas slide dan difiksasi segera dan diwarnai

    untuk evaluasi sitologi. Jika specimen diambil secara

    tepat, prosedur ini sangat akurat.

    Tidak dapat untuk memeriksa gambaran histopatologi

    jaringan sebab pemeriksaan ini tidak mampu

    mengambil struktur jaringan sekitarnya.

    Kelemahan : ketidakmampuan untuk menentukan

    secara akurat reseptor esterogen dan progesteron pada

    specimen yag sangat kecil.

    2. Core Needle

    Biopsy

    (CNB)

    Biopsi jarum menggunakan jarum bor yang besar

    sering dilakukan. Hal tersebut lebih invasive

    dibandingkan dengan aspirasi jarun.

    Lebih akurat dan bisa digunakan untuk menentukan

    reseptor esterogen dan progesteron serta bisa

    dilakukan untuk memeriksa gambaran histopatologi.

    Bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan

    bantuan ultrasound.

    3. Biopsi

    Terbuka

    a. Biopsi

    eksisi

    Mengangkat seluruh masa yang terlihat

    dan biasanya dengan sedikit batas

    jaringan yang sehat.

    b. Biopsi insisi Untuk lesi yang besar dan sulit untuk

    dilakukan biopsy eksisi biasanya

    dilakukan biopsy insisi dengan hanya

    mengambil sedikit jaringan.

    a. Needle-

    GuidedBiopsy

    (NGB)

    Tehnik ini dilakukan atas dasar prinsip

    menghilangkan lesi secara presisi tanpamengorbankan jaringan sehat

    sekitarnya.

    29

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    30/43

    a. Ultrasound-

    Guided

    Biopsy(UGB)

    Untuk lesi yang tidak teraba namun,

    terlihat gambarannya melalui

    ultrasound. Bisa dilakukan biopsy

    dengan bantuan ultrasound.

    UGB dilakukan dengan pasien pada

    posisi supine, dan payudara discanmenggunakan transducer. Lalu

    kulitnya ditandai dengan pensil;

    lalu dilakukan biopsy secara

    standard. Aspirasi kista juga bisa

    dilakukan dengan bantuan

    ultrasound

    a. Nipple

    Discharge

    Smear

    (NDS)

    Setelah menekan daerah putting maka

    akan keluar cairan. Cairan yang keluar

    bisa diusap pada gelas kaca difiksasi

    dan dilihat untuk dievaluasi secarasitologi.

    a. Nipple

    Biopsy

    Perubahan epithelium dari putting

    sering terkait dengan gatal atau

    nipple discharge biasa

    diperbolehkan untuk dilakukan

    biopsi puting.

    Sebuah potongan nipple/areola

    complex bisa dieksisi dalam local

    anstesia dengan tepi yang minimal.

    30

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    31/43

    Diagnosis Banding

    31

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    32/43

    1.8 Komplikasi

    Metastasis di parenkim paru pada rontgenologis memperlihatkan gambaran coin lesion yang

    multiple dengan ukuran yang bermacam-macam. Metastasis ini seperti pula mengenai pleura yang

    dapat mengakibatkan pleural effusion. Metastasis ke tulang vertebra akan terlihat pada gambaran

    rontgen sebagai gambaran osteolitik atau destruksi yang dapat pula menimbulkan fraktur patologis

    berupa fraktur kompresi.

    Metastasis tumor ganas payudara dapat terjadi melalui dua jalan :

    A. Metastasis melalui sistem vena

    Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem vena akan menyebabkan terjadinya

    metastasis ke paru-paru dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat pula terjadi metastasis

    ke vertebra secara langsung melalui vena-vena kecil yang bermuara ke v. Interkostalis

    dimana v. Interkostalis ini akan bermuara ke dalam v. Vertebralis. V. Mammaria

    interna merupakan jalan utama metastasis tumor ganas payudara ke paru-paru melalui

    sistem vena,

    B. Metastasis melalui sistem limfe

    Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem limfe adalah ke kelenjar getah bening

    aksila. Pada stadium tertentu, biasanya hanya kelenjar aksila inilah yang terkena.

    Metastasi ke kelenjar getah bening sentral. Kelenjar getah bening sentral ini

    merupakan kelenjar getah bening yang tersering terkena metastasis. Menurut

    beberapa penyelidikan hampir 90% metastasis ke kelenjar aksila adalah ke kelenjar

    getah bening sentral.

    Metastasis ke kelenjar getah bening interpektoral.

    Metastasis ke kelenjar getah bening subklavicula.

    Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria eksterna. Metastasis ini adalah

    paling jarang terjadi dibanding dengan kelenjar-kelenjar getah bening aksila

    lainnya.

    Metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral. Jalan metastase ke kelenjar

    getah bening kontralateral sampai saat ini masih belum jelas. Bila metastase

    tersebut melalui saluran limfe kulit, sebelum sampai ke aksila akan mengenai

    payudara kontralateral terlebih dahulu. Padahal pernah ditemukan kasus dengan

    metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral tanpa metastasis ke

    payudara kontralateral. Diduga jalan metastasis tersebut melalui deep lymphatic

    fascial plexus di bawah payudara kontralateral melalui kolateral limfatik.

    Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavicula. Bila metastasis karsinoma

    mammae telah sampai ke kelnjar getah bening subklavicula, ini berarti bahw

    metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik terminus yang terletak dekat

    pertemuan v. Subklavicula dan v. Jugularis interna. Bila sentinel nodes yang

    terletak di sekitar grand central limfatik terminus telah terkena metastasis, dapat

    terjadi stasis aliran limfe. Sehingga bisa terjadi aliran membalik, menuju ke kelenjar

    getah bening supraklavicula dan terjadi metastasis ke kelenjar tersebut. Penyebaran

    ini disebut sebagai penyebaran tidak langsung. Dapat pula terjadi penyebaran ke

    kelanjar supraklavicula secara langsung dari kelenjar subklavicula tanpa melalui

    sentinel nodes.

    32

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    33/43

    Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ternyata lebih sering dari

    yang diduga. Biasanya terjadi pada karsinoma mamma di sentral dan kuadran

    medial. Dan biasanya terjadi setelah metastasis ke aksila.

    Metastasis ke hepar. Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi metastasis

    karsinoma mammae ke hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini terjadi bila tumor

    primer terletak di tepi medial bagian bawah payudara. Metastasis melalui sistem

    limfe yang jalan bersama-sama vasa epigastrika superior. Bila terjadi metastasis ke

    kelenjar preperikardial akan terjadi stasis aliran limfe dan bisa terjadi aliran balik

    limfe ke hepar dan terjadi metastasis hepar.

    1.9 Penatalaksanaan

    Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap

    kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi. Pengobatannya terdiri dari

    pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon. Terapi penyinaran

    digunakan membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya,

    termasuk kelenjar getah bening. Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang

    berkembanganbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat

    hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker)

    digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.

    Pengobatan untuk kanker payudara yang terlokalisir

    Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir selalu meliputi

    pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan) untuk mengangkat sebanyak

    mungkin tumor. Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah mastektomi

    (pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan breast-conserving (hanya mengangkat tumor

    dan jaringan normal di sekitarnya).

    Pembedahan

    Pembedahan breast-conserving

    Lumpektomi : pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di

    sekitarnya

    Eksisi luas atau mastektomi parsial: pengangkatan tumor dan jaringan normal di

    sekitarnyayang lebih banyak

    Kuadrantektomi : pengangkatan seperempat bagian payudara.

    Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan peluang

    terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker. Keuntungan utama dari pembedahan

    breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah kosmetik. Biasanya efek sampingdari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan berlangsung tidak lama. Kulit tampak

    merah atau melepuh.

    33

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    34/43

    Mastektomi

    Mastektomi radikal

    Reaksinya mencakup kulit berjarak minimal 3cm dari tumor, seluruh kelenjar

    mammae, m. pektoralis mayor dan minor dan jaringan limfatik, lemak subskapular.

    Mastektomi radikal modifikasi

    Lingkup reseksi sama dengan tekhnik radikal, tapi mempertahankan m. pektoralis

    mayor dan minor.

    Mastektomi total

    Hanyamembuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar limfe.

    Model operasi ini terutama untuk karsinoma insitu atau pada pasien lanjut usia.

    Mastektomi segmental

    Diseksi kelenjar limfe aksilar. Secara umum disebut dengan operasi konversi

    mammae. Biasanya dibuat insisi dua terpisah di mammae normal dan aksila.

    Bartujuan mereseksi sebagian jaringan kelenjar mammae normal di tepi tumor.

    Terapi penyinaran

    Terapi penyinaran yang dilakukan setelah pembedahan, akan sangat mengurangi resiko

    kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada kelenjar getah bening di sekitarnya. Ukuran tumor

    dan adanya sel-sel tumor di dalam kelenjar getah bening mempengaruhi pemakaian kemoterapi dan

    obat penghambat hormon. Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang garis tengahnya lebih kecil dari1,3 cm bisa diatasi dengan pembedahan saja. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 5 cm, setelah

    pembedahan biasanya diberikan kemoterapi. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 7,6 cm,

    kemoterapi biasanya diberikan sebelum pembedahan.

    Penderita karsinoma lobuler in situ bisa tetap berada dalam pengawasan ketat dan tidak

    menjalani pengobatan atau segera menjalani mastektomi bilateral(pengangkatan kedua payudara).

    Hanya 25% karsinoma lobuler yang berkembang menjadi kanker invasif sehingga banyak penderita

    yang memilih untuk tidak menjalani pengobatan. Jika penderita memilih untuk menjalani

    pengobatan, maka dilakukan mastektomi bilateral karena kanker tidak selalu tumbuh pada payudara

    yang sama dengan karsinoma lobuler. Jika penderita menginginkan pengobatan selain mastektomi,

    maka diberikan obat penghambat hormon yaitu tamoxifen.

    Setelah menjalani mastektomi simplek, kebanyakan penderita karsinoma duktal in situ tidakpernah mengalami kekambuhan. Banyak juga penderita yang menjalani lumpektomi, kadang

    dikombinasi dengan terapi penyinaran.

    Kanker payudara inflamatoir adalah kanker yang sangat serius meskipun jarang terjadi.

    Payudaratampak seperti terinfeksi, teraba hangat, merah dan membengkak. Pengobatannya terdiri

    dari kemoterapi dan terapi penyinaran.

    Radioterapi

    Radioterapi murni kuratif

    Radioterapi murni terhadap kanker mammae terutama digunakan untuk pasien dengan

    kontraindikasi atau menolak operasi.

    Radioterapi adjuvan

    34

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    35/43

    Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi radioterapi praoperasi dan

    pasca operasi. Radioterapi praoperasi terutama untuk pasien stadium lanjut lokalisasi,

    dapat membuat sebagian kanker mammae non-operabel menjadi operabel. Radioterapi

    pasca operasi adalah radioterapi seluruh mammae pasca operasi konservasi mammae.

    Radioterapi paliatif

    Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi dan metastasis.

    Rekonstrusi payudara

    Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau salin maupun jaringan yang

    diambil dari bagian tubuh lainnya. Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi ataubisa juga dilakukan di kemudian hari. Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon telah

    dipertanyakan. Silikon kadang merembes dari kantongnya sehingga implan menjadi keras,

    menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah. Selain itu, silikon kadang masuk ke dalam laliran

    darah.

    Kemoterapi & Obat Penghambat Hormon

    Kemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali diberikan segera setelah pembedahan

    dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun. Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan

    memperpanjang angka harapan hidup penderita. Pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih efektif

    dibandingkan dengan kemoterapi tunggal. Tetapi tanpa pembedahan maupun penyinara, obat-obattersebut tidak dapat menyembuhkan kanker payudara.

    Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terbuka di mulut yang

    menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya sementara. Pada saat ini muntah relatif

    jarang terjadi karena adanya obat ondansetron. Tanpa ondansetron, penderita akan muntah sebanyak

    1-6 kali selama 1-3 hari setelah kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi, tergantung

    kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita. Selama beberapa bulan, penderita juga

    menjadi lebih peka terhadap infeksi dan perdarahan. Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut

    akan menghilang.

    Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan sebagai terapi lanjutan

    setelah pembedahan. Tamoxifen secara kimia berhubungan dengan esrogen dan memiliki beberapa

    efek yang sama dengan terapisulih hormon (misalnya mengurangi resiko terjadinya osteoporosis

    dan penyakit jantung serta meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi tamoxifen tidak

    mengurangi hotflashes ataupun merubah kekeringan vagina akibat menopause.

    Kemoterapi

    Kemoterapi pra-operasi

    Terutama kemoterapi sistemik, bila perlu dapat dilakukan kemoterapi intra-arterial.

    Kemoterapi adjuvant pasca operasi

    Dewasa ini indikasi kemoterapi adjuvant pasca operasi relative luas, terhadap semua

    pasien karsinoma invasif dengan diametr terbesar tumor lebih besar atau sama dengan

    1 cm harus dipikirkan kemoterapi adjuvant.

    35

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    36/43

    Kemoterapi terhadap kanker mammae stadium lanjut atau rekuren dan metastatik

    Kemoterapi adjuvant karsinoma mammae selain sebaian kecil masih memakai regimen

    CMF, semakin banyak yang memakai kemoterapi kombinasi berbasis golongan

    antrasiklin.

    Terapi Hormonal Obat Antiesterogen

    Tamoksifen. Merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya adalah

    berikatan dengan reseptor esterogen secara kompetitif. Efek samping trombosis vena

    dalam, karsinoma endometrium.

    Inhibitor Aromatase

    Menghambat kerja enzim aromatase, sehingga menghambat atau mengurangi atau

    mengurang perubahan androgen menjadi esterogen.

    Golongan obat : anastrozol, Letrozol, dan golongan steroid.

    Obat sejenis progestrogen

    Medroksiprogesterogen asetat dan megosterol. Mekanisme obat ini adalah melalui

    umpan balik hormon progestin menyebabkan inhibisi aksis hipotalamus-hipofisis-

    adrenal, andrgen menurun, sehingga mengurangi sumber perubahan manjadi estrogen

    dengan hasil turunya kadar estrogen.

    Pengobatan kanker payudara yang telah menyebar

    Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Bagian tubuh yang paling sering

    diserang adalah paru-paru, hati, tulang, kelenjar getah bening, otak dan kulit. Kanker muncul pada

    bagian tubuh tersebut dalam waktu bertahun-tahun atau bahkan berpuluh-puluh tahun setelah

    kanker terdiagnosis dan diobati. Penderita kanker payudara yang telah menyebar tetapi tidakmenunjukkan gejala biasanya tidak akan memperoleh keuntungan dari pengobatan. Akibatnya

    pengobatan seringkali ditunda sampai timbul gejala (misalnya nyeri) atau kanker mulai memburuk.

    Jika penderita merasakan nyeri, diberikan obat penghambat hormon atau kemoterapi untuk

    menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh. Tetapi jika kanker hanya ditemukan di tulang,

    maka dilakukan terapi penyinaran. Terapi penyinaran merupakan pengobatan yang paling efektif

    untuk kanker tulang dan kanker yang telah menyebar ke otak.

    Obat penghambat hormon lebih sering diberikan kepada:

    kanker yang didukung oleh estrogen

    penderita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker selama lebih dari 2 tahun setelah

    terdiagnosis - kanker yang tidak terlalu mengancam jiwa penderita.

    Obat tersebut sangat efektif jika diberikan kepada penderita yang berusia 40 tahun dan

    masih mengalami menstruasi serta menghasilkan estrogen dalam jumlah besar atau kepada

    penderita yang 5 tahun lalu mengalami menopause. Tamoxifen memiliki sedikit efek samping

    sehngga merupakan obat pilihan pertama. Selain itu, untuk menghentikan pembentukan estrogen

    bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat ovarium (indung telur) atau terapi penyinaran untuk

    menghancurkan ovarium.

    Jika kanker mulai menyebar kembali berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pemberian

    obat penghambat hormon, maka digunakan obat penghambat hormon yang lain. Aminoglutetimid

    adalah obat penghambat hormon yang banyak digunakan untuk mengatasi rasa nyeri akibat kanker

    di dalam tulang. Hydrocortisone (suatu hormon steroid) biasanya diberikan pada saat yangbersamaan, karena aminoglutetimid menekan pembentukan hydrocortisone alami oleh tubuh.

    36

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    37/43

    Kemoterapi yang paling efektif adalah cyclophosphamide, doxorubicin, paclitaxel,

    dosetaxel, vinorelbin dan mitomycin C. Obat-obat ini seringkali digunakan sebagai tambahan pada

    pemberian obat penghambat hormon.

    1.10 Pencegahan

    Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu

    pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakatbahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi

    kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan

    antara lain berupa:

    A. Pencegahan primerPencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan

    karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari

    keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan

    primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang

    dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.

    B. Pencegahan sekunder

    Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena

    kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan

    populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan

    deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining

    melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker

    payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat

    merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining

    dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:

    Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk

    assessement survey.

    Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi

    setiap tahun.

    Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia

    50 tahun.Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit

    pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

    dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker

    payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas

    mendeteksi secara dini menjadi 75%.

    C. Pencegahan tertier

    Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker

    payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya

    akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.

    Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita sertamencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat

    berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita.

    37

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    38/43

    Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika.

    Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan

    dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

    1.11 Prognosis

    Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :

    a. Staging (TNM)

    Semakin dini semakin baik prognosisnya

    Stadium I : 5-10 thn 90-80%

    Stadium II : 70-50%

    Stadium III : 20-11%

    Stadium IV : 0%

    Stadium 0 / in situ : 96,2%

    b. Jenis histopatologi keganasan

    Karsinoma in situ mempunyai prognosis yang baik dibandingkan dengan karsinomayang sudah invasif.

    Suatu kanker payudara yang disertai oleh gambaran peradangan yang dinamakan

    mastitis karsinomatosa ini mempunyai prognosis yang sangat buruk. Harapan hidup

    kurang lebih 2 tahun hanya 5%. Tepat tidaknya tindakan terapi yang diambil

    berdasarkan staging sangat mempengaruhi prognosis.

    2. Memahami dan Menjelaskan Cara Menghadapi Penyakit Berat dan Terminal Menurut

    Ajaran Agama Islam dengan Tobat dan Tawakal

    Setiap manusia pasti tidak luput dari dosa dan kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak. Karena

    itulah kita disyariatkan untuk selalu memohon ampunan kepada Allah, dan segera bertobat bila

    melakukan kesalahan. Allah Subhaanahu wa TaAla berfirman :

    2:222 Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang

    menyucikan diri(QS.Al-Baqarah:222)

    38

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    39/43

    Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu

    berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sesungguhnya Dia-

    lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Az-Zumar:53)

    Demikianlah, Allah Subhaanahu wa TaAla membukakan pintu ampunan dengan seluas-luasnya

    bagi seluruh orang yang berdosa dan melakukan kesalahan. Meskipun dosa mereka setinggi langit

    sekalipun. Sebagaimana sabda Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam :

    Jika kalian melakukan kesalahan-kesalahan(dosa) hingga kesalahan kalian itu sampai ke langit,

    kemudian kalian bertobat, niscaya Allah akan memberikan tobat pada kalian.(Riwayat Ibnu

    Majah).

    Diantara keutamaan orang-orang yang bertobat adalah Allah Subhaanahu wa TaAla menugaskan

    para malaikat muqarrabin untuk beristigfar bagi mereka serta berdoa kepada Allah Subhaanahu wa

    TaAla agar Dia menyelamatkan mereka dari azab neraka dan memasukkan mereka ke dalam surga,

    serta menyelamatkan mereka dari keburukan.

    Allah Subhaanahu wa TaAla berfirman:

    (Malaikat-malaikat) yang memikul arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih

    memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya, serta memintakan ampun bagi orang-orang

    yang beriman (seraya mengucapkan), Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala

    sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan-Mu dan

    peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.

    Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada

    mereka dan orang-orang yang shalih diantara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan

    keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,

    dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari

    (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat

    kepadanya, dan itulah kemenangan yang besar (QS.Ghafir:7-9)

    Makna Dan Hakekat TawakalDari segi bahasa, tawakal berasal dari kata tawakala yang memiliki arti; menyerahkan,

    mempercayakan dan mewakilkan. (Munawir, 1984 : 1687). Seseorang yang bertawakal adalah

    seseorang yang menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya hanya kepada

    Allah SWT. Sebagian ulama salafuna shaleh lainnya memberikan komentar beragam mengenai

    pernak pernik tawakal, diantaranya adalah ungkapan : Jika dikatakan bahwa Dinul Islam secara

    umum meliputi dua aspek; yaitu al-istianah (meminta pertolongan Allah) dan al-inabah (taubat

    kepada Allah), maka tawakal merupakan setengah dari komponen Dinul Islam. Karena tawakal

    merupakan repleksi dari al-istianah (meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT) : Seseorang

    yang hanya meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah, menyandarkan dirinya hanya

    kepada-Nya, maka pada hakekatnya ia bertawakal kepada Allah.

    1. Tawakal merupakan perintah Allah SWT.

    Allah berfirman dalam Al-Quran (QS. 8 : 61)

    39

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    40/43

    Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha

    Mengetahui.

    Lihat juga QS.11:123, 25:58, 26:217, 27:79, 33:3, 33:48,

    2. Larangan bertawakal selain kepada Allah (menjadikan selain Allah sebagai penolong)

    Allah berfirman (QS. 17:2) Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi

    Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,

    3. Orang yang beriman; hanya kepada Allah lah ia bertawakal.

    Allah berfirman (QS. 3 : 122) : Dan hanya kepada Allahlah, hendaknya orang-orang mumin bertawakal.

    Lihat juga QS.3:160, 5:11, 5:23, 7:89, 8:2, 9:51, 58:10, 64:13.

    4. Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam (baca; keingingan/ ambisi positif yang kuat)Allah berfirman (QS. 3 : 159) Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.

    Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

    5. Allah sebaik-baik tempat untuk menggantungkan tawakal (pelindung)

    Allah berfirman (QS. 3: 173) Dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik

    Pelindung."

    Lihat juga QS.4:81, 4:109, 4:132, 4:171.

    6. Akan mendapatkan perlindungan, pertolongan dan anugrah dari Allah.

    Allah berfirman (QS. 8 : 49): "Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha

    Bijaksana".

    Lihat juga QS.17:65.

    7. Mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat (surga)

    Allah berfirman (QS. 16: 41-42): * Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan

    memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat

    adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada

    Tuhan saja mereka bertawakkal.

    Lihat juga QS.29:58-59.

    8. Allah akan mencukupkan orang yang bertawakal kepada-Nya.

    Allah berfirman (QS. 65:3):

    Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yangbertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah

    40

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    41/43

    melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan

    bagi tiap-tiap sesuatu.

    41

  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    42/43

    DAFTAR PUSTAKA

    Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC.

    Mansjoer, Arif.2008.Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II.Jakarta:Media Aesculapius FKUI

    Tim Penanggulangan & Pelayanan Kanker Payudara Terpadu Paripurna R.S KankerDharmais.2003.Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini Edisi 1.Jakarta:Pustaka Obor

    Cotran RS, Kumar V, Robbin SL.2008.Dasar Patologis Penyakit Edisi 7.Jakarta:EGC

    Cotran RS, Kumar V, Robbin SL.2007.Buku Ajar Patologi. Edisi 7.Jakarta:EGC

    Price SA, Wilson LM. 2005.Patofisiologi.Jakarta:EGC

    DeVita, Vincent T., Hellman, Samuel, Rosenberg, Steven A.2005.Cancer: Principles & Practice of

    Oncology, 7th Edition.Lippincott Williams & Wilkins

    Cotran RS, Kumar V, Robbin SL.2008.Dasar Patologis Penyakit Edisi 7. EGC. Jakarta

    Michaelson JS, Satija S, Kopans D, et al.2003. Gauging the impact of breast carcinoma screening

    in terms of tumor size and death rate. Cancer

    WHO-IARC (International Agency for Research on Cancer). 2012. Breast Cancer/ Breast Self

    Examination. Diakses pada 29 Maret 2012 melalui http://screening

    .iarc.fr/breastselfexamination.php

    Ho, Evelyn. Yeoh, Ernest. Breast Cancer Signs What does it look like? diakses pada 29 Maret

    2012 melalui http://www.radiologymalaysia.org/breasthealth/sbe/sbe_breast cancersigns.htm

    Brashers, Valentina L. 2008 Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen Jakarta :

    EGC

    Muchlis, Ramli. Umbas, Rainy. 2002. Deteksi Dini Kanker. Jakarta : FKUI

    Fauci, Anthony S. Braunwald, Eugene. et all. 2009. Harrisons Manual of Medicine. 17th

    edition. America : Mc Graw Hill

    Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu Bedah.Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Halaman:108-114.

    Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit.

    Jakarta: EGC.

    Umar, Ummu.2009.Saat Tepat Memulai Tobat. Diakses pada 28 Maret 2012 melalui

    http://jilbab.or.id/archives/689-saat-tepat-memulai-tobat/

    Maulan, Rikza.2009.Makna Tawakal. Diakses pada 28 Maret 2012 melalui

    http://www.eramuslim.com/syariah/tafsir-hadits/makna-tawakal.htm

    Setiati, Eni, 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET.

    42

    http://www.radiologymalaysia.org/breasthealth/sbe/sbe_breast%20cancersigns.htmhttp://jilbab.or.id/archives/689-saat-tepat-memulai-tobat/http://www.eramuslim.com/syariah/tafsir-hadits/makna-tawakal.htmhttp://www.radiologymalaysia.org/breasthealth/sbe/sbe_breast%20cancersigns.htmhttp://jilbab.or.id/archives/689-saat-tepat-memulai-tobat/http://www.eramuslim.com/syariah/tafsir-hadits/makna-tawakal.htm
  • 8/22/2019 Wrap Up Sk 1 Neoplasia b5

    43/43

    Primary Care Guide to Managing a Breast Mass : Triple Diagnosis for Management of the Solid Breast

    Mass. Diakses melalui http://www.medscape.com/viewarticle/443381_12 pada 1 April 2012

    Mayer, Mark et all. 2011 Breast Disorders and Breast Cancer Screening. Diakses melalui

    http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-health/breast-

    disorders-and-cancer-screening/pada 1 April 2012

    http://www.medscape.com/viewarticle/443381_12http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-health/breast-disorders-and-cancer-screening/http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-health/breast-disorders-and-cancer-screening/http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-health/breast-disorders-and-cancer-screening/http://www.medscape.com/viewarticle/443381_12http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-health/breast-disorders-and-cancer-screening/http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-health/breast-disorders-and-cancer-screening/