SKENARIOMenggigil disertai demamSeorang laki-laki 35 tahun
datang ke Poliklinik dengan keluhan utama demam sejak satu minggu
lalu. Demam dirasakan setiap dua hari sekali. Setiap kali demam
didahului menggigil dan diakhiri berkeringat. Setelah demam hilang
suhu tubuhnya terasa bugar kembali. Beliau baru kembali dari
melakukan studi lapangan di Sumatera Selatan selama dua minggu.
Setelah melakukan pemeriksaan sediaan hapus darah tepi dokter
mengatakan beliau terinfeksi Plasmodium vivax.
KATA SULIT-PERTANYAAN1) Bagaimana proses dari demam yang diawal
mengigil dan diakhiri berkeringat2) Apa hubungan berpergian ke
Sumatera Selatan menyebabkan terinfeksi Plasmodium?3) Mengapa Demam
terjadi setiap 2 hari sekali?4) Mengapa dokter mengatakan pasien
terinfeksi Plasmodium Vivax saat melihat pemeriksaan sediaan hapus
darah?5) Mengapa darah yang di periksaJAWABAN (BRAINSTORMING)1)
Adanya interaksi dari parasite dan sel imun melepaskan zat pirogen
dan penurunan set point hypothalamus2) Karena Plasmodium Vivax
hidup pada daerah Endemik dan Sumatera merupakan daerah Endemik3)
Karena daur dari skizon membutuhkan waktu 48 jam, setelah 48 jam
baru demam.4) Saat di periksa eritrosit membesar, terdapat titik
schuffner. Warna kuning tengguli (pigmen). Dilihat juga dari
anamnesis demam (2 hari sekali).
HIPOTESA AWALSiklus hidup parasit malaria melibatkan dua host.
Saat sedang memakan darah manusia, nyamuk Anopheles betina yang
terinfeksi malaria menyuntikkan sporozoit ke dalam host manusia.
Sporozit menginfeksi Sel hati. Lalu berkembang menjadi skizon,
setelah itu pecah dan menghasilkan merozoit. Pada saat skizon pecah
membutuhkan waktu 48 jam, manifestasi klinik terjadi seperti demam,
mengigil, dan berkeringat.Merozoit menginfeksi sel darah merah.
Trofozoit tahap cincin tumbuh menjadi skizon, yang pecah melepaskan
merozoit. Beberapa parasit berdiferensiasi menjadi tahap
erythrocytic seksual (gametosit). Gametosit, laki-laki
(microgametocytes) dan perempuan (macrogametocytes), tertelan oleh
nyamuk Anopheles saat makan darah. Penggandaan parasite di nyamuk
dikenal dengan siklus sporogonic. Sementara di perut nyamuk,
mikrogametosis menembus makrogametosis dan menghasilkan zigot.
Zigot berubah jadi ookinetes, berkembang menjadi ookista. Ookista
tumbuh, pecah, dan melepaskan sporozoit, yang membuat jalan mereka
ke kelenjar ludah nyamuk. menyuntikan sporozoit. Menjadi host
manusia baru melangsungkan siklus hidup malaria.
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Menjelaskan Tentang Plasmodium1.1. Memahami dan
Menjelaskan Tentang Klasifikasi Plasmodium1.2. Memahami dan
Menjelaskan Tentang Daur Hidup Plasmodium1.3. Memahami dan
Menjelaskan Tentang Perbedaan Plasmodium
2. Memahami dan Menjelaskan Tentang Vektor Malaria2.1. Memahami
dan Menjelaskan Tentang Morfologi Nyamuk2.2. Memahami dan
Menjelaskan Tentang Siklus Hidup Nyamuk2.3. Memahami dan
Menjelaskan Tentang Perindukan Nyamuk2.4. Memahami dan Menjelaskan
Tentang Cara Penularan
3. Memahami dan Menjelaskan Tentang Malaria3.1. Memahami dan
Menjelaskan Tentang Definisi Malaria3.2. Memahami dan Menjelaskan
Tentang Etiologi Malaria3.3. Memahami dan Menjelaskan Tentang
Patogenesis Malaria3.4. Memahami dan Menjelaskan Tentang
Patofisiologi Malaria3.5. Memahami dan Menjelaskan Tentang
Manifestasi Malaria3.6. Memahami dan Menjelaskan Tentang
Pemeriksaan Malaria3.7. Memahami dan Menjelaskan Tentang Diagnosis
Malaria3.8. Memahami dan Menjelaskan Tentang Diagnosis Banding
Malaria3.9. Memahami dan Menjelaskan Tentang Penatalaksanaan
(Pencegahan & Pengobatan) Malaria3.10. Memahami dan Menjelaskan
Tentang Komplikasi Malaria3.11. Memahami dan Menjelaskan Tentang
Prognosis Malaria
4. Memahami strategi dan kegiatan gerakan berantas kembali
malaria (gebrak malaria) di Indonesia
1. Memahami dan Menjelaskan Tentang Plasmodium1.1. Memahami dan
Menjelaskan Tentang Klasifikasi PlasmodiumKingdom:
ProtistaSubkingdom : ProtozoaPhylum: ApicomplexaClass:
SporozoasidaOrder: EucoccidioridaFamily: PlasmodiidaeGenus:
PlasmodiumSpecies: falciparum, malariae, ovale, vivax(Keas, Brian
E; 1999)
1.2. Memahami dan Menjelaskan Tentang Daur Hidup Plasmodium
1.3. Memahami dan Menjelaskan Tentang Perbedaan Plasmodium
Plasmodium
FalciparumPlasmodiumVivaxPlasmodiumOvalePlasmodiummalariae
Daur praeritrosit5,5 hari8 hari9 hari10-15 hari
Hipnozoit-++-
Jumlah merozoit hati40.00010.00015.00015.000
Skizon hati60 mikron45 mikron70 mikron55 mikron
Daur eritrosit48 jam48 jam50 jam72 jam
Eritrosit yang dihinggapiMuda dan normositRetikulosit dan
normositRetikulosit dan normosit mudaNormosit
Pembesaran eritrosit-+++-
Titik-titik eritrositMaurerSchuffnerSchuffnerZiemann
PigmenHitamKuning tengguliTengguli tuaTengguli hitam
Jumlah merozoit eritrosit8-2412-188-108
Daur dalam nyamuk pada 27oC10 hari8-9 hari12-14 hari26-28
hari
(Widoyono, 2011)
2. Memahami dan Menjelaskan Tentang Vektor Malaria
2.1. Memahami dan Menjelaskan Tentang Morfologi Nyamuk
Telur Anopheles : bundar lonjong, kedua ujung runcing
Larva Anopheles : sifon tidak ada, ada lubang pernapasan dan
lapisan punggung
Anopheles dewasa : skutelum bundar, bulu teratur seperti bulu
mata.
Kepala Anophelini jantan : Antena berambut lebat (plumose),
palpus terdiri atas proboscis dengan ujung agak bulat
Kepala Anophelini betina : Venasi sayap kosta dan subkosta
(Prianto, Juni et. al.; 2006)
2.2. Memahami dan Menjelaskan Tentang Siklus Hidup Nyamuk
Cleopatra.forumotion.comNyamuk anophelini mengalami
metamorphosis sempurna.Telur menetas larva kulitnya
mengelupas/eksoskelet sebanyak 4x pupa nyamuk dewasa jantan dan
betina.Waktu yang dibutuhkan dari telur hingga menjadi dewasa
bervariasi antara 2-5 minggu, tergantung pada spesies, makanan yang
tersedia, dan suhu udara.4 stadium dalam siklus hidup nyamuk:1.
Stadium telurNyamuk bertelur di air. Telur anopheles posisinya
terserak. Dalam suhu tropis yang sesuai , nyamuk bisa hidup sampai
satu bulan, walaupun pada umumnya hanya mencapai 1-2 minggu. Dalam
2-3 hari pada suhu tropis telur akan menetas menjadi larva.2.
Stadium larvaDalam satu atau dua hari telur akan menetas jadi
larva. Karena tidak punya cukup siphon untuk pernapasan, maka
posisi larva Anopheles adalah mengapung sejajar dengan permukaan
air. Makanan tersedia di sekitarnya: ganggang, bakteri dan
mikroorganisme lain. Bila terusik ia akan cepat-cepat berenang kea
rah bawah dengan gerakan menggeliat.3. Stadium pupaPupa berbentuk
seperti koma. Posisi berada dibawah permukaan air, dan berenang
kebawah bila terganggu. Perubahan besar terjadi pada stadium ini
yaitu dari kehidupan di air berubah menjadi nyamuk dewasa yang bisa
terbang. Stadium pupa berlangsung selama kurang lebih 2-3 hari.
Selanjutnya kulit pupa pecah dan lahirlah nyamuk dewasa. 4. Nyamuk
dewasaSecara sederhana kita dapat membedakan nyamuk Anopheles
dewasa dengan nyamuk lainnya dari posisi istirahatnya yang
nungging. Nyamuk jantan murni vegetarian, dia hanya mengisap nectar
atau madu dari tumbuh-tumbuhan, sedangkan nyamuk betina membutuhkan
tambahan darah manusia demi mutu telur-telurnya.2.3. Memahami dan
Menjelaskan Tentang Perindukan Anopheles1. Anopheles
sundaicusSpesies ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa,
Sulawesi dan Bali. Jentiknya ditemukan pada air payau yang biasanya
terdapat tumbuh-tumbuhan enteromorpha, chetomorpha, dengan kadar
garam adalah 1,2 sampai 1,8%. Di Sumatra, jentik ditemukan pada air
tawar seperti Mandailing dengan ketinggian 210 m dari permukaan
laut dan Danau Toba pada ketinggian 1000 m (Hiswani, 2004) .2.
Anopheles aconitusIndonesia nyamuk ini terdapat hampir diseluruh
kepulauan, kecuali Maluku dan Irian. Biasanya dijumpai di daratan
rendah tetapi lebih banyak di daerah kaki gunung dengan ketinggian
400-1000 m dengan persawahan bertingkat. Nyamuk ini merupakan
vektor pada daerah tertentu di Indonesia, terutama di Tapanuli,
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali. Biasanya aktif mengigit pada
waktu malam hari, hampir 80% dari vektor ini bisa dijumpai diluar
rumah penduduk antara jam 18.00 -22.00. Nyamuk jenis Aconitus ini
hanya mencari darah di dalam rumah penduduk. Setelah itu biasanya
langsung keluar. Nyamuk ini biasanya suka hinggap di daerah-daerah
yang lembab. Seperti dipinggir-pinggir parit, tebing sungai, dekat
air yang selalu basah dan lembab (Hiswani, 2004).3. Anopheles
barbirotrisSpesies ini tersebar di seluruh Indonesia, baik di
daratan tinggi maupun di daratan rendah. Jentik biasanya terdapat
dalam air yang jernih, alirannya tidakbegitu cepat, ada
tumbuh-tumbuhan air pada tempat yang agak teduh seperti pada sawah
dan parit. Jenis nyamuk ini di Sumatera dan Jawa jarang dijumpai
menggigit orang tetapi lebih sering dijumpai menggigit binatang
peliharaan. Sedangkan pada daerah Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan
Timor- Timur nyamuk ini lebih sering menggigit manusia daripada
binatang. Jenis nyamuk ini biasanya mencari darah pada waktu malam
hingga dini hari berkisar antara pukul 23.00 -05.00. Frekuensi
mencari darah tiap tiga hari sekali (Hiswani, 2004).4. Anopheles
kochiSpesies ini tersebar di seluruh Indonesia, kecuali Irian.
Jentik biasanya ditemukan pada tempat perindukan terbuka seperti
genangan air, bekas tapak kaki kerbau, kubangan dan sawah siap
ditanami (Hiswani, 2004).5. Anopheles maculatusNyamuk ini
berkembang biak di daerah pegunungan. Dimana tempat perindukan yang
spesifik vektor An. Maculatus adalah di sungai yang kecil dengan
air jernih, mata air yang mendapat sinar matahari langsung. Di
kolam dengan air jemih juga ditemukan jentik nyamuk ini, meskipun
densitasnya rendah. Densitas An. Maculatus tinggi pada musim
kemarau, sedangkan pada musim hujan vektor jenis ini agak berkurang
karena tempat perindukan hanyut terbawa banjir (Hiswani, 2004).6.
Anopheles subpictusJenik ditemukan di daratan rendah, kadang-kadang
ditemukan dalam air payau dengan kadar air tinggi.b) Anopheles
subpictus malayensisSpesies ini ditemukan pada dataran rendah
sampai dataran tinggi. Jentik ditemukan pada air tawar, pada kolam
yang penuh dengan rumput pada selokan parit.7. Anopheles
balabacensisSpesies ini terdapat di Purwakarta, Jawa Barat, Balik
Papan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Jentik ditemukan
pada genangan air bekas tapak binatang, pada kubangan bekas roda,
dan parit yang aliran airnya terhenti.
2.4. Memahami dan Menjelaskan Tentang Cara Penularan
Penyakit malaria dikenal dengan berbagai penularan:1. Penularan
secara alamiah (natural infection) penularan ini terjadi melalui
penularan anopheles.2. Penularan yang tidak alamiaha. Malaria
bawaan(congenital)Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena
ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui tali pusat atau
placenta.b. Secara mekanik Penularan terjadi melalui transfusi
darah atau melalui jarum suntik. Penularan melalui jarum suntik
yang tidak steril lagi. Cara penularan ini pernah dilaporkan
terjadi disalah satu rumah sakit di bandung pada tahun 1981, pada
penderita yang dirawat dan mendapatkan suntikan intra vena dengan
menggunakan alat suntik yang dipergunakan untuk menyuntik beberapa
pasien, dimana alat suntik itu seharusnya dibuang sekali pakai
(disposeble)c. Secara oral (Melalui Mulut)Cara penularan ini adalah
ini pernah dibuktikan pada burung, ayam (P.gallinasium) burung dara
(P.Relection) dan monyet (P.Knowlesi).Pada umumnya sumber infeksi
bagi malaria pada manusia adalah manusia lain yang sakit malaria
baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis. Kecuali bagi
simpanse di Afrika yang dapat terinfeksi oleh penyakit malaria.
Belum diketahui ada hewan lain yang dapat menjadi sumber bagi
plasmodia yang biasanya menyerang manusia. Infeksi malaria pada
waktu yang lalu sengaja dilakukan untuk mengobati penderita
neurosifilis yaitu penderita sifilis yang sudah mengalami kelainan
pada susunan sarafnya, cara ini sekarang tidak pernah lagi
dilakukan.Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penularan
alamiah seperti adanya gametosit pada penderita, umur nyamuk,
kontak antara manusia dengan nyamuk, dll. (Hiswani, 2004)
3. Memahami dan Menjelaskan Tentang Malaria3.1. Memahami dan
Menjelaskan Tentang Definisi Malaria
Malaria adalah penyakit yang berpotensi mengancam nyawa yang
disebabkan oleh infeksi protozoa Plasmodium yang ditularkan oleh
nyamuk Anopheles betina infektif.(V Perez-Jorge, Emilio, 2014)3.2.
Memahami dan Menjelaskan Tentang Etiologi Malaria
Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang selain
menginfeksi manusia juga menginfeksi binatang seperti golongan
burung, reptile dan mamalia. Termasuk genus plasmodium dari famili
plasmodidae. Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit (
sel darah merah ) dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati
dan di eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk yaitu
anopheles betina. Secara keseluruhan ada lebih dari 100 plasmodium
yang menginfeksi binatang ( 82 pada jenis burung dan reptile dan 22
pada binatang primata ).(Widoyono, 2011)3.3. Memahami dan
Menjelaskan Tentang Patogenesis Malaria
Nyamuk yang terinfeksi plasmodium menggigit manusia Sporozoit
Schizont Merozoit - Sel hati akan pecah Merozoit - keluar dari sel
hati - merozoit dapat masuk dan tumbuh lagi dalam sel hati.Merozoit
akan masuk dalam aliran darah - siklus eritrositer - trophozoit
muda (bentuk cincin) - trophozoit tua - schizont dengan merozoit -
Schizont pecah merozoit memasuki eritrosit baru - makrogametosit
dan mikrogametosit. (Ilmu Penyakit Tropik)Setelah melalui jaringan
hati Pl. falciparum melepaskan 18-24 merozoit kedalam sirkulasi.
Merozoit yang dilepaskan akan masuk dalam sel RES di limpa dan
mengalami fagositosis serta filtrasi. Merozoit yang lolos dari
filtrasi dan fagositosis di limpa akan menginvasi eritrosit.
Selanjutnya parasit akan berkembang biak secara aseksual dalam
eritrosit. Bentuk asekseual parasit pada eritrosit inilah yang
bertanggung jawab pada patogenesa terjadinya malaria pada
manusia.Patogenesa falsiparum dipengaruhi oleh faktor parasit
(intensitas transmisi, densitas parasit dan virulensi parasit) dan
faktor penjamu (tingkat endemisitas daerah tempat tinggal, genetik,
usia, status nutrisi, dan status imunologi. Parasit dalam eritrosit
secara garis besar mengalami 2 stadium, yaitu stadium cincin pada
24 jamI dan stadium matur pada 24 jam II. Permukaan EP stadium
cincin akan menampilkan antigen RESA (Ring Erythrocyte Surgace
Antigen) yang menghilang setelah parasit masuk stadium matur.
Permukaan membran EP stadium matur akan mengalami penonjolan dan
membentuk knob dengan Histidin Rich Protein-1 (HRP-1) sebagai
komponen utamanya. Selanjutnya bila EP tersebut mengalami merogoni,
akan dilepaskan toksin malaria berupa GPI yaitu
glikosilfosfatidilinositol yang merangsang pelepasan TNF (IL-1)
dari makrofag.(P. N. Harijanto, 2006 )3.4 Memahami dan Menjelaskan
Tentang Patofisiologi Malaria
1. perubahan hemodinamikEritrisit yang terinfeksi parasit akan
mudah melekat. Eritrosit cenderung melekat pada eritrosit
disekitarnya yang terinfeksi, sel trombosit dan endotel kapiler,
hal tersebut akan menyebabkan pembentukan roset dan gumpalan dalam
pembuluh darah yang memperlambat mikrosirkulasi. Akibatnya secara
klinis dapat terjadi gangguan fungsi ginjal, otak dan syok2.
Perubahan imunologikAntigen parasit akan mengaktifkan sel
mononukleus dalam darah yang akan mengakibatkan timbulnya berbagai
respon imun yang berbeda.3. perubahan metabolika. gangguan sel
membran yang abnormalMenyebabkan gangguan pada pompa natrium
sehingga sel mengalami hiponatremiab. Nutrisi parasitkonsumsi
glukosa oleh parasit menyebabkan terjadinya hipoglikemiac. Hipoksia
jaringankerusakan sel darah merah menyebabkan suplai oksigen
terganggu(Sutanto, I, 2013)3.5. Memahami dan Menjelaskan Tentang
Manifestasi Malaria
1. Masa inkubasi Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari
tergantung dari spesies parasit (terpendek untuk P. falciparum dan
terpanjanga untuk P. malariae), beratnya infeksi dan pada
pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi hospes. Selain
itu juga cara infeksi yang mungkin disebabkan gigitan nyamuk atau
secara induksi (misalnya transfuse darah yang mengandung stadium
aseksual). (Harijanto P.N, 2000) 2. Keluhan-keluhan prodromal
Keluhan-keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam,
berupa: malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri
pada tulang dan otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan
kadang-kadang merasa dingin di punggung. Keluhan prodromal sering
terjadi pada P. vivax dan P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P.
malariae keluhan prodromal tidak jelas. (Harijanto P.N, 2000)
3. Gejala-gejala umum Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya
trias malaria (Malaria proxym) secara berurutan: a. Periode dingin
Dimulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita
sering membungkus dirinya dengan selimut atau sarung pada saat
menggigil, sering seluruh badan gemetar, pucat sampai sianosis
seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung antara 15 menit
sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperature.
b. Periode panas Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan
kering, nadi cepat dan panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai 40o C
atau lebih, penderita membuka selimutnya, respirasi meningkat,
nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah- muntah dan dapat terjadi
syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat
sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
(Harijanto P.N, 2006) c. Periode berkeringat Penderita berkeringan
mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, penderita merasa capek
dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan
dapat melakukan pekerjaan biasa. (Harijanto P.N, 2006) Anemia
merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria, dan
lebih sering ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa
akan terjadi setelah 3 hari dari serangan akut dimana limpa akan
membengkak, nyeri dan hiperemis. (Harijanto P.N, 2006)
3.6. Memahami dan Menjelaskan Tentang Pemeriksaan Malaria
Pemeriksaan tetes darah untuk malaria. Pemeriksaan mikroskopik
darah tepi untuk menemukan aadanya parasit malaria penting untuk
menegakkan diagnosis minimal 3x. Pemeriksaan pada saat demam atau
panas dapat meningkatkan kemungkinan ditemukannya parasit, Tes
antigen. Deteksi untuk antigen vivax sudah beredar di pasaran
dengan meode ICt. Tes sejenis dengan mendeteksi laktat
dehidrogenase dari plasmodium (pLDH) dengan cara
immunochromatographic telah dipasarkan dengan anama tes OPTIMAL.
Sensitivitas sampai 95%. Tes ini di kenal dengan tes cepat (Rapid
test) Tes serologi. Mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap
malaria. Tes ini jrang bermanfaat sebagai alat diagnosik karena
antibody abru terjadi setelah beberapa hari parasitemia. Tes ini
biasanya digunakan untuk penelitian epidemiologi. Pemeriksaan PCR.
Pemeriksaan ini sangat peka dengan teknologi amplifikasi DNA, waktu
cepat dan sensitivitasnya tinggi. Keunggulannya walaupun jumlah
parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil positif. (Sudoyo, Aru
W. et.al.; 2005)
3.7. Memahami dan Menjelaskan Tentang Diagnosis Malaria
Diagnosis malaria ditegakkan berdasarkan gejala klinis,
pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang.1. Gejala
Klinisa) AnamnesisKeluhan utama yang sering kali muncul adalah
demam lebih dari dua hari, menggigil, dan berkeringat (trias
malaria). Demam pada keempat jenis malaria berbeda sesuai dengan
proses skizogoninya. Demam pada malaria falsiparum dapat terjadi
setiap hari. Pada malaria vivax atau ovale demamnya berselang satu
hari. Pada malaria malariae demam berselang dua hari. Sumber
penyakit harus ditelusuri, apakah pernah berpergian dan bermalam
didaerah endemik malaria dalam satu bulan terakhir atau apakah
pernah tinggal didaerah endemik.
b) Pemeriksaan Fisik Pasien mengalami demam 37,5 C 40C anemia
yang dibuktikan dengan konjungtiva palpebra yang pucat. Adanya
pembesaran limpa (splenomegali) dan pembesaran hati (hepatomegali).
Bila terjadi serangan malaria berat, gejala dapat disertai dengan
syok yang ditandai dengan menurunnya tekanan darah, nadi berjalan
cepat dan lemah, serta frekuensi nafas meningkat.2. Pemeriksaan
laboratoriumA. Tetesan preparat darah tebal: Preparat dinyatakan
negative bila setelah diperiksa 200 lapang pandangan dengan
pembesaran kuat 700-1000 kali tidak ditemukan parasite. Hitung
parasite dapat dilakukan pada tetes tebal dengan menghitung jumlah
parasite per 200 leukosit. Bila leukosit 10.000/ul maka hitung
parasitnya ialah jumlah parasite dikalikan 50 merupakan jumlah
parasite per mikro-liter darah.B. Tetesan darah tipis: Bila jumlah
parasite > 100.000/ul darah menandakan infeksi yang berat.C. Tes
Serologi: Titer >1:200 dianggap sebagai infeksi baru; dan test
.1:20 dinyatakan positif(P. N. Harijanto. 2006.)3.8 Diagnosis
BandingManifestasi klinis malaria sangat bervariasi dari gejala
yang ringan sampai berat.1. Malaria tanpa komplikasi harus dapat
dibedakan dengan penyakit infeksi lain sebagai berikut:a. Demam
tifoidDemam lebih dari 7 hari ditambah keluhan sakit kepala, sakit
perut (diare,obstipasi), lidah kotor, bradikardi relatif, roseola,
leukopenia, limfositosis relatif, aneosinofilia, uji widal positif
bermakna, biakan empedu positif.b. Demam dengueDemam tinggi terus
menerus selama 2-7 hari, disertai keluhan sakit kepala, nyeri
tulang, nyeri ulu hati, sering muntah, uji torniquet positif,
penurunan jumlah trombosit dan peninggian hemoglobin dan hematokrit
pada demam berdarah dengue, tes serulogi inhibisi hemaglutinasi,
IgM atau IgG anti dengue positif.c. Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)Batuk, beringus, sakit menelan, sakit kepala, manifestasi
kesukaran bernafas, antara lain: nafas cepat/sesak nafas, tarikan
dinding dada ke dalam adanya stridor.d. Leptospirosis ringan Demam
tinggi, nyeri kepala, malgia, nyeri perut, mual, muntah,
conjunctival injection (kemerahan pada konjungtiva bola mata), dan
nyeri betis yang menyolok. Pemeriksaan serologi Microscopic
Agglutination Test (MAT) atau tes Leptodipstik positif.e. Infeksi
virus akut lainnya.2. Malaria berat atau malaria dengan komplikasi
dibedakan dengna penyakit infeksi lain sebagai berikut:a. Radang
otak (meningitis/ensefalitis): penderita panas dengan riwayat nyeri
kepala yang progresif, hilangnya kesadaran, kaku duduk, kejang dan
gejala neurologis lainnya.b. Stroke (gangguan serebrovaskuler):
Hilangnya atau terjadi gangguan kesadaran, gejala neurologik
lateralisasi (hemiparese atau hemiplegia), tanpa panas, ada
penyakit yang mendasari (hipertensi, diabetes mellitus, dan
lain-lain).c. Tifoid ensefalopati: gejala demam tifoid ditandai
dengan penurunan kesadaran dan tanda tanda demam tifoid lainnya.d.
Hepatitis: Prodormal hepatitis(demam, mual,nyeri pada hepar,
muntah, tidak bisa makan diikuti dengan timbulnya ikterus tanpa
panas), mata atau kulit kuning, urin seperti air teh. Kadar SGOT
dan SGPT meningkat > 5x.e. Leptospirosis berat: Demam dengan
ikterus, nyeri pada betis, nyeri tulang, riwayat pekerjaan yang
menunjang adanya transmisi leptospirosis (pembersihan got,sampah,
dan lain-lain), leukositosis, gagal ginjal dan sembuh dengan
pemberian antibiotika (penisilin)f. Glomerulonefritis akut atau
kronik: gagal ginjal akut akibat malaria umumnya memberikan respon
terhadap pengobatan malaria secara dini dan adekuat. g. Sepsis:
demam dengan fokal infeksi yang jelas, penurunan kesadaran,
gangguan sirkulasi, leukositosis dengan granula-toksik yang
didukung hasil biakan mikrobiologi.h. Demam berdarah dengue atau
dengue shock syndrome: demam tinggi terus menerus selama 2-7
hari,disertai syok atau tanpa syok dengan keluhan sakit kepala,
nyeri tulang, nyeri ulu hati, manifestasi perdarahan
(epistaksis,gusi,petekie,purpura,hematom,hemetemesis dan melena),
sering muntah, uji torniquet positif, penurunan jumlah trombosit
dan peninggian hemoglobin dan hematokrit, tes serologi inhibisi
hemaglutinasi, IgM atau IgG anti dengue positif.(Depkes RI,
2008)3.9. Memahami dan Menjelaskan Tentang Penatalaksanaan
(Pencegahan & Pengobatan) Malaria
a. PencegahanUpaya pencegahan malaria telah dilakuakan
bertahun-tahun dengan cara pencegahan dari dalam yaitu dengan
obat-obatan maupun pencegahan dari luar yaitu dengan menggunakan
kelambu dan sebagainya. Upaya pencegahan malaria dengan menggunakan
obat-obatan umumnya dengan menggunakan jenis obat yang sama dengan
jenis obat yang digunakan untuk mengobati malaria, bahkan
obat-obatan ini bekerja dengan lebih baik sebagai pencegah karena
akan langsung dapat membunuh parasit yang masih sensitif pada saat
baru memasuki sistem tubuh manusia.Obat Klorokuin sangat efektif
untuk mencegah parasit plasmodium falciparum untuk masuk lebih
lanjut ke dalam sistem tubuh manusia. Obat ini digunakan satu kali
seminggu selama dua minggu sebelum tiba di daerah dengan intensitas
malaria tinggi, yang kemudian dilanjutkan dengan pemakaian selama 4
minggu setelah meninggalkan daerah tersebut.Berikut adalah daftar
obat yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit
malaria.1.Atovaquone/Proguanil (Malarone)Alasan yang membuat anda
mungkin memilih obat ini : Obat ini dapat digunakan 1-2 hari
sebelum melakukan perjalanan ke daerah epidemi malaria (dibanding
dengan obat lain yang harus digunakan dalam jangka waktu yang lebih
panjang) Pilihan terbaik untuk waktu perjalanan yang lebih singkat
ke daerah epidemi malaria karena obat ini hanya digunakan dalam
waktu 7 hari setelah perjalanan ke daerah epidemi, dibandingkan
dengan obat lain yang harus digunakan 4 minggu sepulangnya dari
daerah epidemi malaria. Efek samping yang sangat rendah (hampir
tidak ada efek samping) Mudah untuk dibeli di apotek.Alasan yang
membuat anda mungkin tidak memilih obat ini : Tidak dianjurkan
digunakan oleh wanita hamil. Tidak dapat digunakan oleh orang
dengan gangguan ginjal berat. Harga yang lebih mahal.2.
KlorokuinAlasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :
Pilihan yang baik untuk perjalanan yang panjang ke daerah epidemi
malaria karena obat ini digunakan mingguan (satu minggu sekali)
Dapat digunakan oleh wanita hamil. Beberapa orang lebih suka
mengambil dosis mingguan.Alasan yang membuat anda mungkin tidak
memilih obat ini : Tidak dapat digunakan pada daerah dimana
plasmodium telah mengembangkan kekebalan pada obat ini. Obat
digunakan dalam jangka yang cukup panjang yaitu 4 minggu setelah
pulang dari daerah epidemi, dan haru digunakan 2 minggu sebelum
berangkat ke daerah epidemi malaria.3.DoxycyclineAlasan yang
membuat anda mungkin memilih obat ini : Obat ini dapat diambil 1-2
hari sebelum tiba di tempat epidemi malaria. Obat malaria yang
paling murah di pasaran saat ini. Obat ini juga melindungi dari
beberapa infeksi lain sepertiRickettsiae and leptospirosis.Alasan
yang membuat anda mungkin tidak memilih obat ini : Obat ini
bernahaya bagi ibu hamil dan anak-anak. Obat ini harus digunakan
selama 4 minggu setiap hari setelah pulang dari tempat epidemi
malaria. Obat ini dapat meningkatkan rasa sensitif terhadap sinar
matahari. Beberapa orang dapat mengalami gangguan perut dalam
penggunaan obat ini.4.MefloquineAlasan yang membuat anda mungkin
memilih obat ini : Sangat cocok untuk perjalanan panjang dan lama
ke tempat epidemi malaria karena obat ini hanya digunakan seminggu
sekali. Dapat digunakan oleh wanita hamil.Alasan yang membuat anda
mungkin tidak memilih obat ini : Tidak dapat digunakan di daerah
yang mana plasmodium malaria telang mengembangkan kekebalan
terhadap obat ini. Tidak dapat digunakan pada pasien dengan kasus
psikologi tertentu. Tidak dianjurkan untuk pasien sakit jantung
Tidak dapat digunakan pada pasien yang mengalami kejang. Obat ini
harus digunakan 2 minggu sebelum ke tempat epidemi malaria. Obat
ini haru terus digunakan selama 4 minggu setelah kembali dari
daerah epidemi malaria.5. PrimakuinAlasan yang membuat anda mungkin
memilih obat ini : Obat ini sangat efektif menangkal plasmodium
vivax sehingga sangat cocok digunakan di daerah epidemi malaria
vivax. Obat hanya perlu digunakan 7 hari setelah meninggalkan
tempat epidemi. Obat digunakan 1-2 hari sebelum ke tempat epidemi
malaria.Alasan yang membuat anda mungkin tidak memilih obat ini :
Tidak dapat digunakan oleh ibu hamil. Dapat menyebabkan gangguan
perut pada orang tertentu.Pencegahan malaria dapat pula dilakukan
dengan memasang kelambu untuk menangkal gigitan nyamuk pada saat
tidur. Selain itu pemakaian obat nyamuk bakar maupun semprot dapat
mengusir nyamuk dari dalam ruangan, walaupun mempunyai efek jangka
panjang yang kurang baik bagi kesehatan. Pencegahan dengan cara
menyingkirkan genangan air dan membersihkan tempat-tempat yang
menjadi tempat nyamuk berkembang biak lebih disarankan daripada
penggunaan bahan kimia berbahaya.b. PengobatanPenanganan dan
pengobatan malaria umumnya menggunakan beberapa macam obat yaitu
klorokuin, primakuin, dan quinacrine. Obat-obatan ini menyerang
parasit malaria dalam darah dan hati (liver) dapat merusakan sel
hati yang sehat, sehingga kurang baik dan dapat membawa efek
samping yang buruk pada pasien jika digunakan dalam dosis berat
atau dalam waktu yang panjang.Obat malaria yang paling sering
digunakan di Indonesia untuk menagani dan mengobati malaria adalah
primakuin dan klorokuin. Primakuin umumnya digunakan pada pasien
positif malaria vivax atau ovale dengan dosis 1 kali per hari
selama 14 hari berturut-turut, sedangkan klorokuin lebih banyak
digunakan untuk mengatasi malaria falciparum dengan dosis 2,5 gram
yang dibagi selama 3 hari (1 gram penggunaan awal disusul dengan
500mg per 24 jam.Pengobatan dengan menggunakan Kina sering
digunakan untuk mengobati malaria atau juga kombinasi antara 2
parasit misalnya falciparum dan vivax, dengan dosis 650g per hari
selama 7 hari berturut-turut. Efek samping dari Kina adalah
mengganggu pendengaran bahkan dapat merusak
pendengaran.Konsultasikanlah dengan dokter anda untuk memperoleh
informasi pengobatan yang lebih jelas dan lengkap.
3.10. Memahami dan Menjelaskan Tentang Komplikasi Malaria
1. malaria otak, malaria serebral2. anemia berat3. gagal
ginjal4. edema paru5. hipoglikemia6. syok/gangguan sirkulasi
darah7. perdarahan abnormal8. malaria hemaglobinuria9. demam
tinggi10. hiperparasitemia(Sutanto, I, 2013)
3.11 Memahami dan Menjelaskan Tentang Prognosis Malaria
Kebanyakan pasien dengan komplikasi malaria pameran ditandai
perbaikan dalam waktu 48 jam setelah memulai pengobatan dan demam
bebas setelah 96 jam. Infeksi P falciparum membawa prognosis yang
buruk dengan tingkat kematian yang tinggi jika tidak diobati.
Namun, jika infeksi ini didiagnosis dini dan diobati dengan tepat,
prognosis yang sangat baik.(V Perez-Jorge, Emilio. 2014) 4.
Memahami strategi dan kegiatan gerakan berantas kembali malaria
(gebrakmalaria) di Indonesia
Gebrak Malaria (GM)adalah gerakan nasional seluruh komponen
masyarakat untukmemberantas malaria secara intensif melalui
kemitraan antara pemerintah, dunia usaha, lembaga swadaya dan badan
internasional serta penyandang dana.Tahap PemberantasanTujuan utama
pada Tahap Pemberantasan adalah mengurangi tingkat penularan
malaria disatu wilayah minimal kabupaten/kota, sehingga pada akhir
tahap tersebut tercapai SPR < 5 %. Sasaran intervensi kegiatan
dalam Tahap Pemberantasan adalah seluruh lokasi endemis malaria
(masih terjadi penularan) di wilayah yang akan dieliminasi. Untuk
mencapai tujuan Tahap Pemberantasan, perlu dilakukan pokok-pokok
kegiatan sebagai berikut :a. Penemuan dan Tata Laksana Penderita
Meningkatkan cakupan penemuan penderita malaria dengan konfirmasi
laboratorium baik secara mikroskopis maupun RDT.
Mengobati semua penderita malaria (kasus positif) dengan obat
malaria efektif dan aman yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan
RI (saat ini menggunakanArtemisinin Combination Therapy).
Melakukan pemeriksaan ulang sediaan darah, pemantauan kualitas
RDT, dan meningkatkan kemampuan mikroskopis
Memantau efikasi obat malaria.
b.Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
Melakukan survei vektor dan analisis dinamika penularan untuk
menentukan metode pengendalian vektor yang tepat. Mendistribusikan
kelambu berinsektisida secara massal maupun integrasi dengan
program/sektor lain di lokasi endemis malaria. Melakukan
penyemprotan rumah (Indoor ResidualSpraying) atau pengendalian
vektor lain yang sesuai di lokasi potensial atau sedang terjadi
KLB. Memantau efikasi insektisida (termasuk kelambu berinsektisida)
dan resistensi vektor.
Surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah Meningkatkan
kemampuan unit pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta
(Puskesmas, poliklinik, rumah sakit) dalam pelaksanaan SKD-KLB.
Menanggulangi KLB malaria. Meningkatkan cakupan dan kualitas
pencatatan-pelaporan tentang angka kesakitan malaria serta hasil
kegiatan. Melakukan pemetaan daerah endemis malaria dari data rutin
dan hasil survei.
d. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Meningkatkan peran aktif masyarakat antara lain melalui pembentukan
Pos Malaria Desa (Posmaldes) di daerah terpencil. Meningkatan
promosi kesehatan. Menggalang kemitraan dengan berbagai program,
sektor, LSM, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan,
organisasi profesi, organisasi internasional, lembaga donor, dunia
usaha dan seluruh masyarakat. Integrasi dengan program lain dalam
pelayanan masyarakat, seperti pembagian kelambu berinsektisida,
pengobatan penderita. Menyusun Perda atau peraturan perundangan
lainnya untuk mendukung eliminasi malaria.
e. Peningkatan sumber daya manusia Menyelenggarakan pelatihan
tenaga mikroskopisPuskesmas dan rumah sakit pemerintah maupun
unitpelayanan kesehatan swasta serta menjaga kualitas pemeriksaan
sediaan darah. Sosialisasi dan pelatihan tata laksana penderita.
Pelatihan tenaga pengelola malaria dalam bidang teknis dan
manajemen.(KEMENKES, 2009)
Daftar PustakaDepkes RI. 2008. Pedoman Penatalaksanaan Kasus
Malaria di Indonesia. Bakti Husada: JakartaHiswani.2004.Gambaran
Penyakit dan Vektor Malaria di Indonesia.USU digital
library:Sumatera Utara Keas, Brian E. 1999. Taxonomic
Classification. (https://www.msu.edu/course/zol/316/pspptax.htm).
diakses tanggal 13 april 2014]P. N, Harijanto. 2006. Malaria dalam
: Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid III. Jakarta : Departemen
IPD FK UI. Prianto, Juni et. al.; 2006. Atlas Parasitologi
Kedokteran. Jakarta : Gramedia Pustaka UtamaSutanto, I, etc. (2013)
Buku ajar parasitologi kedokteran (edisi 4) badan penerbit FKUIV
Perez-Jorge, Emilio. (2014). Malaria.
http://emedicine.medscape.com/article/221134-overview#aw2aab6b2b1aa.
Diakses tanggal 13 april 2014.Widoyono, 2011,Penyakit Tropis. Edisi
Kedua, Erlangga, Jakarta.
http://penyakitmalaria.com/pengobatan-malaria/http://www.cdc.gov/dpdx/malaria/Cleopatra.forumotion.comhttp://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20293%20ttg%20Eliminasi%20Malaria%20Di%20Indonesia.pdf
1