Suasana saat workshop desain teori furnitur. Setelah workshop, mahasiswa telah mampu menghasilkan gambar kerja furnitur yang normatif, lengkap dan cukup detil. Pengabdian Masyarakat VOL. 07 NO. 01 JANUARI 14 I DRPM GAZETTE I 15 Workshop Furniture Kreatif: Kolaborasi Perajin dan Mahasiswa oleh Dalhar Susanto F urnitur memiliki peranan penting dalam perancangan interior. Bukan hanya sebagai elemen estetis, tapi juga sebagai elemen pembentuk ruang itu sendiri. Itulah sebabnya pemahaman akan merancang dan logika konstruksi furnitur menjadi kompetensi yang sangat penting untuk dimiliki mahasiswa Program Studi Arsitektur Interior. Namun, pengetahuan mahasiswa belum maksimal karena selama ini pembelajaran pengetahuan konstruksi furnitur hanya sebatas teori dan gambar kerja. Pengalaman langsung dalam proses pembuatan furnitur masih dirasakan kurang. Selain permasalahan dari pihak mahasiswa, terdapat pula masalah di pihak perajin furnitur. Mayoritas perajin furnitur—terutama di daerah Jabodetabek—masih terbatas pengetahuan desainnya. Furnitur yang mereka ciptakan pun monoton dan cenderung tak mengikuti zaman. Permasalahan tersebut mendorong saya selaku Kepala Program Studi Arsitektur Interior dan Dra. Subandinah Priambodo, M.Sn. untuk mengajukan program pengabdian masyarakat berbasis kompetensi mahasiswa dengan judul “Pengayaan Pengetahuan Desain dan Konstruksi Furnitur” melalui skema Curriculum based. Tujuan dari program ini adalah untuk mempertemukan mahasiswa dan perajin furnitur untuk saling bertukar ilmu— mahasiswa membuka cakrawala perajin akan ragam desain furnitur yang inovatif dan kreatif, sementara perajin memberi ilmu konstruksi dan material kepada mahasiswa. Pengabdian Masyarakat yang dibiayai Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) dimulai dengan workshop teori desain. Dengan menggandeng tiga mitra perajin furnitur—Kinibangun (Ciputat), Griya Anissa (Lebak Bulus), dan UD. Mahmud (Lenteng Agung)—mahasiswa yang mengambil mata kuliah Desain Furnitur Lanjut (sebanyak 27 orang) dan 11 orang perajin diajak untuk mendiskusikan sebuah desain furnitur. Dalam kegiatan ini, mahasiswa dan perajin tidak membuat desain furnitur baru melainkan mengambil contoh dari desain yang sudah ada sehingga mereka lebih fokus dalam mendiskusikan dimensi, konstruksi, material, dan aksesoris furnitur. Desain furnitur yang dipilih cukup kompleks karena bersifat multifungsi— sebagai meja laptop, meja kopi, sekaligus lemari penyimpanan yang portable—sehingga mahasiswa maupun perajin semakin tertantang. Workshop lanjutan dengan format diskusi dan sharing mengenai Metode Merancang dan Praktek Desain Furnitur diadakan dengan menghadirkan dua orang ahli di bidang desain furnitur dan arsitektur interior, Anita Pasaman dan Achmad Hery Fuad, M.Eng. untuk memperkaya wawasan mahasiswa mengenai dunia praktisi furnitur.